• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Defenisi Pengetahuan - Gambaran Pengetahuan Perokok Tentang Bahaya Merokok Terhadap Kesehatan Di Kecamatan DolokSanggul Kabupaten Humbang Hasundutan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Defenisi Pengetahuan - Gambaran Pengetahuan Perokok Tentang Bahaya Merokok Terhadap Kesehatan Di Kecamatan DolokSanggul Kabupaten Humbang Hasundutan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu setelah orang melakukan

penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu, yaitu melalui pengindraan yang

terjadi melalui penginderaan manusia yaitu: penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

pendidikan, pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain, media massa

dan lingkungan ( Notoatmodjo, 2003 ).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Dari pengalaman dan penelitian dibuktikan bahwa perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng

dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Sebelum orang

mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan

yakni : Awareness, Interest, Evaluation, Trial, Adoption (Notoatmodjo, 2003). Perubahan perilaku subjek terhadap rokok dimulai dari subjek mengenal

dan mengetahui tentang bahaya merokok terhadap kasehatan terlebih dahulu

(Awareness), selanjutnya subjek mulai tertarik terhadap rokok (Interest), setelah itu subjek mulai menimbang keuntungan dan kerugian dari rokok terhadap dirinya

(2)

dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap bahaya merokok dan

penyakit kanker baru (Adoption).

2. Gambaran Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo, 2007 pengetahuan mempunyai krireria yaitu tahu

(know), Memahami (comprehension), Aplikasi (application), Analisa (analysis)

dan Sintesis (synthesis). Tahu diartikan sebagai pengingat suatu maten yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap spesiflk dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, ini merupakan tingkatan yang rendah.

Memahami merupakan kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat meginterprestasikan materi tersebut secara

benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap obyek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus

makan makanan yang bergizi.

Aplikasi sebagai kemampuan untuk menggunakan suatu materi yang telah

dipelajari pada situasi akan kondisi real (sebelumnya) ialah mampu menggunakan

hukum-hukum, rumus, metode prinsip dan sebagainya. Dalam situasi yang lain

misalnya dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah kesehatan

dari kasus yang diberikan, analisa kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek di dalam struktur organisasi tersebut dan masalah ada kaitannya satu

(3)

seperti menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan dan sebagainya.

Sedangkan Sintesis mewujudkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru,

atau untuk menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada dan

evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu

materi atau objek, penilaian-penilaian berdasarkan kriteria yang ditentukan sendiri

atau menggunakan. kriteria-kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan

dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi

materi yang ingin diukur dengan wawancara atau angket yang menanyakan

tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penetitian atau responden (

Notoatmodjo, 2003).

3. Gambaran Pengetahuan Perokok

Perokok adalah kebiasaan menghisap tembakau. Pengetahuan perokok

akan dampak buruk merokok umumnya rendah, dengan dibuktikan sebagian besar

perokok tidak dapat mengingat secara rinci bahaya merokok terhadap kesehatan,

beranggapan orang lain yang merokok akan terkena resiko lebih berat

dibandingkan dirinya sendiri.

Ada lain beranggapan bahkan perokok yang mengerti akan bahaya

merokok meremehkan dampak buruknya terhadap kesehatan, cenderung kurang

menyadari akan bahaya asap rokoknya pada orang lain dan pemahaman

menyeluruh akan bahaya rokok merupakan faktor penting yang memotivasi

(4)

Orang yang memiliki kebiasaan merokok pada awalnya akibat dari

ketertarikan untuk mencoba rokok yang didorong oleh sifat-sifat positif alami

manusia yaitu perasaan ingin tahu, perasaan ingin diakui lebih berani oleh

lingkungannya, ingin dianggap lebih hebat dari pada orang yang tidak merokok,

perasaan setia, senasib sepenanggungan dengan menerima ajakan unutuk merokok

( Partodiharjo, 2007).

4. Definisi Rokok

Rokok adalah silinder dari kertas yang berisi daun-daun tembakau yang

telah diacah, dan berukuran panjang antara 70 milimeter hingga 120 milimeter,

dan mempunyai diameter sekitar 10 milimeter (ukuran ini bervariasi tergantung

negara). Rokok dibakar pada salah satu hujungnya, dan dibiarkan membara agar

asapnya dapat dihirup lewat mulut pada hujung yang lainnya (Robicsek &

Francis, 2007).

Asap utama adalah asap rokok yang terhisap langsung masuk ke paru-paru

lalu dihembuskan kembali, manakala asap sampingan adalah asap rokok yang

dihasilkan oleh ujung rokok yang terbakar, dan juga dari hembusan perokok .

Asap sampingan adalah lebih berbahaya kepada kesehatan berbanding dengan

asap utama (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004).

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga

(5)

5. Kandungan Rokok

Beberapa zat kandungan rokok dikenal mempunyai kandungan yaitu sianida, benzene, cadmium, metanol (alkohol kayu), setilena, amonia,

formaldehida, hidrogen sianida dan arsenik (Aditama, 2011). Sianida merupakan

senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano, benzene juga dikenal sebagai

bensol atau senyawa kimia organik yang mudah terbakar dan cairan tidak

berwarna, cadmium sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif yang

ditemukan baterai.

Metanol (alkohol kayu) adalah alkohol yang paling sederhana yang juga

dikenal sebagai metal alcohol, setilena (bahan bakar yang digunakan dalam obor

las) merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan hidrokarbon

alkuna yang paling sederhana. Selain kandungan itu ada lagi kandungan lain

seperti amonia ditemukan di mana-mana di lingkungan tetapi sangat beracun

dalam kombinasi dengan unsur-unsur tertentu, formaldehida cairan yang sangat

beracun yang digunakan untuk mengawetkan mayat, hidrogen sianida adalah

racun yang digunakan sebagai fumigan untuk membunuh semut. Zat ini juga

digunakan sebagai zat pembuat plastik dan pestisida dan arsenik adalah bahan

yang terdapat dalam racun tikus.

Sedangkan asap yang dihasilkan rokok mengandung tar. Tar itu sendiri

mengandung banyak bahan beracun ke dalam tubuh. Ini adalah substansi, tebal

lengket, dan ketika menghirup itu melekat pada rambut-rambut kecil di paru-paru.

(6)

organ ini tidak dapat melakukan fungsinya. Tar juga melapisi dinding sistem

respirasi secara keseluruhan, mempersempit tabung yang transportasi udara

(bronchiolus) dan mengurangi elastisitas paru-paru yang pada akhirnya

menyebabkan kanker paru-paru dan penyakit pernafasan kronis.

Selain itu asap ini juga mengandung karbon monoksida. Karbon

monoksida adalah bahan kimia beracun ditemukan dalam asap buangan mobil.

Hal inilah yang kemudian bisa menurunkan jumlah oksigen dalam darah dan

menghalangi semua kinerja organ pensuplai oksigen di dalam tubuh. Karena

tubuh kurang oksigen membuat jantung mengalami penebalan dan bekerja lebih

keras memompa darah. Inilah penyebab utama seorang perokok bisa mengalami

serangan jantung secara mendadak. Nikotin terdapat juga didalam asap rokok dan

akan merangsang hormon adrenalin yang dapat menyebabkan jantung berdebar –

debar, tekanan dan kadar kolestrol didalam darah akan meningkat yang erat

hubunganya dengan serangan jantung (S. Ronald, 2008).

6. Bahaya Merokok Terhadap Kesehatan

Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang lazim ditemui dalam

kehidupan sehari-hari. Di mana-mana, mudah menemui orang merokok, lelaki-

wanita, anak kecil-tua rentang, kaya-miskin; tidak ada terkecuali. Merokok

merupakan bagian hidup masyarakat. Dari segi kesehatan, tidak ada satu titik yang

menyetujui atau melihat manfaat yang dikandungnya. Namun tidak mudah untuk

(7)

sebagai suatu masalah kesehatan, minimal dianggap sebagai faktor resiko dari

berbagai macam penyakit.

Pada penyakit yang disebabkan oleh rokok sebagian dapat ditangani

dengan baik, tetapi pada sebagian besar lainnya masih belum dapat diobati dengan

baik, dan bahkan bukan tidak mungkin dapat berakibat fatal pada penderitanya.

Karena itu, yang paling penting tentu adalah upaya pencegahan. Dengan kata lain,

jangan merokok, atau berhentilah merokok dengan segera sebelum

penyakit-penyakit datang menyerang kita semua seperti kanker paru, kanker mulut, kanker

rahim, penyakit jantung, gangguan kehamilan dan janin serta penyakit paru.

Kanker paru sering dihubungkan dengan kebiasaan merokok sebagai

penyebab utamanya. Hal ini telah dibuktikan pada berbagai penelitian di dalam

dan di luar negeri. Faktor lain yang mungkin dapat menambah risiko timbulnya

kanker paru adalah pencemaran udara dalam industri atau pertambangan.

Beberapa bahan pencemar yang dihubungkan dengan kemungkinan meningkatnya

risiko kanker paru adalah asbes, arsen, berilium, cadmium, gas mustard,

chromium, uranium dan nikel. Tetapi, peranan bahan pencemar ini sebagai

penyebab terjadinya kanker paru tidaklah cukup besar, hanya sekitar 10% sampai

20%, dan kebanyakan pada mereka yang bekerja di lingkungan pertambangan

atau industri tertentu. Jadi, faktor penyebab utama kanker paru adalah kebiasaan

merokok.

Para ahli membagi kanker secara umum dalam tiga golongan besar.

(8)

kanker yang dapat ditemukan dalam stadium dini dan golongan ketiga adalah

kanker yang dapat diobati dengan tuntas. Dalam hal ini kanker paru termasuk

golongan yang pertama, kanker yang dapat dicegah dengan menghindarkan diri

dari kebiasaan merokok. Para ahli bahkan menyatakan bahwa bila kebiasaan

merokok di dunia ini tidak dikendalikan maka bukan mustahil akan timbul

epidemi kanker paru di tahun 2020 mendatang. Seorang perokok mempunyai

kemungkinan 4 sampai 14 kali lebih tinggi untuk mendapatkan kanker paru bila

dibandingkan dengan bukan perokok.

Bila kita menghubungkan semua kanker pada pria dan wanita maka

dewasa ini kanker paru merupakan kanker nomor dua yang paling sering

ditemukan di dunia. Salah satu bahan di dalam rokok yang merupakan penyebab

kanker paru adalah tar. Bila seseorang mengisap rokok dalam jangka lama maka

di dalam parunya akan terjadi berbagai perubahan akibat asap rokok itu. Proses

kanker di paru dimulai dengan apa yang disebut masa "prakanker". Perubahan

pertama yang terjadi pada masa ini disebut sebagai "metaplasia skuamosa'' yang

ditandai dengan perubahan bentuk sel epitel pada permukaan saluran napas dan

rusaknya silia atau bulu getar yang ada pada permukaan saluran napas di paru.

Bila rangsangan asap rokok berlangsung terus maka metaplasia skuamosa ini

dapat berubah menjadi displasia, karsinoma in situ, dan akhirnya menjadi kanker

paru.

Bila seseorang berhenti merokok pada masa prakanker yang awal maka

prosesnya tidak akan berlanjut menjadi kanker, tetapi bila sudah terlambat maka

(9)

yang diisap, lamanya merokok, jenis rokok yang diisap dan bahkan berhubungan

juga dengan dalam tidaknya isapan yang dilakukan. Artinya, makin banyak rokok

yang diisap, makin lama punya kebiasaan merokok, makin tinggi kadar tar rokok

yang diisap dan makin dalam seseorang mengisap rokoknya akan makin tinggi

pula kemungkinannya ia mendapat kanker paru.

Berat ringannya kanker paru ditentukan oleh jenis tumor dan stadium

penyakitnya. Ada empat jenis kanker paru yang dikenal, yaitu yang disebut (1)

karsinoma epidermoid; (2) adenokarsinoma; (3) karsinoma sel besar; dan (4)

karsinoma sel kecil. Jenis yang terakhir adalah jenis yang paling ganas dan paling

cepat menyebar ke alat tubuh lain di luar paru. Di pihak lain, stadium penyakit

yang paling ringan adalah Stadium I dan yang paling berat digolongkan dalam

Stadium IV. Sebelum pengobatan dimulai harus ditentukan dulu jenis kanker dan

stadiumnya. Kalau stadiumnya sudah lanjut dan/atau kankernya tergolong amat

ganas maka sangat buruklah harapannya.

Pengobatan kanker paru terdiri dari pembedahan, penyinaran atau

radioterapi, dan pemberian obat-obat sitostatika. Kadang-kadang dilakukan

beberapa jenis pengobatan sekaligus, misalnya pembedahan yang kemudian

diikuti dengan radioterapi. Cara pengobatan terbaik adalah pembedahan yang

biasanya hanya dikerjakan pada stadium-stadium awal. Sayangnya banyak pasien

yang datang sudah terlambat sehingga tidak dapat dibedah lagi dan

(10)

Kebiasaan merokok juga dihubungkan dengan berbagai kanker lain, mulai

dari kanker mulut sampai ke kanker leher rahim. Resiko bagi laki-laki perokok

yang terkena kanker mulut adalah kira-kira lima kali lebih banyak daripada bukan

perokok. Risiko untuk kanker tenggorokan se'mbilan kali lebih tinggi dan risiko

untuk kanker kandung kemih 2-3 kali lebih tinggi daripada bukan perokok.

Seorang penyanyi tenar dunia asal Amerika, yang juga se-orang perokok berat

ternyata kemudian meninggal akibat kanker tenggorokan. Kanker bibir, kanker

lidah dan kanker kerongkongan (esofagus) juga meningkat pada para perokok.

Kebiasaan merokok memang dihubungkan juga dengan kanker dari

alat-alat tubuh yang tidak berhubungan langsung dengan asap rokok, misalnya

kandung kemih, ginjal, leher rahim dan kelenjar pankreas di dalara perut . Diduga

kanker akibat diserapnya bahan-bahan karsinogen sampai ke alat-alat tubuh di

atas. Sedangkan alat tubuh yang berhubungan dengan asap rokok yaitu mulut,

tenggorokan, pita suara dan esophagus rokok dapat menyebabkan kanker,

penyakit gusi, pilek dan kerongkongan kering. Lebih dari 90% penderita kanker

mulut adalah perokok dan tingkat kematian penderita kanker mulut pada perokok

lebih besar 20 sampai dengan 30 kali dibandingkan dengan penderita kanker

mulut yang bukan perokok (Suryo.S. 2007).

Penyakit jantung bisa dikategorikan penyebab merokok. Seorang tokoh

masyarakat dikabarkan meninggal dunia mendadak akibat serangan jantung.

Ternyata, serangan jantung ini bukan yang pertama kali baginya. Sebelumnya ia

pernah menghadapi serangan serupa yang lebih ringan sifatnya, dan ia masih

(11)

berhenti merokok, karena kebiasaan merokok yang telah puluhan tahun

dijalaninya merupakan salah satu faktor dan risiko terjadinya serangan jantung,

baik serangan yang pertama maupun kemungkinan serangan berikutnya. Tetapi,

dalam kesibukannya sehari-hari, pasien ini kembali merokok lagi, kemudian

mendapat serangan jantung kembali yang akhirnya tidak dapat ditolong lagi.

Kebiasaan merokok memang merupakan salah satu faktor resiko penting

sampai terjadinya penyakit jantung koroner, di samping faktor risiko lain seperti

tekanan darah tinggi, tingginya kadar lipid atau lemak dalam darah, kegemukan

dan lain-lain.

Penyakit jantung koroner berhubungan dengan penyempitan atau

tersumbatnya pembuluh darah koroner, yaitu pembuluh darah yang berfungsi

memberikan aliran darah bagi jaringan jantung. Penyakit inilah yang sering

dikenal sebagai penyebab serangan jantung yang mendadak. Dua bahan terpenting

dalam asap rokok yang berkaitan dengan penyakit jantung adalah nikotin dan gas

CO. Asap rokok mengandung sekitar 0,5% sampai 3% nikotin, dan kalau diisap

maka kadar nikotin dalam darah akan berkisar antara 40-50 mg/ml. Nikotin dapat

mengganggu jantung, membuat irama jantung menjadi tidak teratur, mempercepat

aliran darah, menimbulkan kerusakan lapisan dalam dari pembuluh darah dan

menimbulkan penggumpalan darah.

Kebiasaan merokok juga diketahui meningkatkan kadar kolesterol dan

asam lemak bebas. Nikotin memang mempengaruhi metabolisme lemak dan

(12)

hampir serupa dapat juga terjadi pada pembuluh darah di otak dengan akibat

serangan stroke yang dapat mengakibatkan kelumpuhan. Di pihak lain, gas CO

(karbon monooksida) akan mengganggu kemampuan darah kita untuk berikatan

dengan oksigen. Gas CO mempunyai kemampuan mengikat zat hemoglobin di

dalam darah 200 kali lebih kuat dari pada oksigen. Akibatnya, hemoglobin tidak

akan mengikat oksigen dan tubuh kita pun jadi kekurangan oksigen yang

merupakan suatu bahan utama bagi kehidupan manusia. Setiap batang rokok

mengandung 3% sampai 6% gas CO. Kadar CO dalam darah perokok berat sekitar

5%.

Secara umum, kebiasaan merokok berpengaruh pada jantung dan

pembuluh darah melalui mekanisme aterosklerotik, gangguan metabolisme lemak,

gangguan sistem hemostatik, gangguan irama jantung serta penurunan

kemampuan untuk oksigenisa-si. Kaitan antara penyakit jantung dan pembuluh

darah dengan rokok juga berhubungan dengan jumlah rokok yang diisap dan

lamanya kebiasaan merokok.

Perokok akan mengalami serangan jantung tiga kali lebih sering

dibandingkan dengan bukan perokok. Kebiasaan merokok juga meningkatkan

kematian menjadi dua kali lebih tinggi pada perokok yang sebelumnya pernah

mendapat serangan jantung. Jika merokok dimulai dari usia muda maka risiko

mendapatkan penyakit jantung koroner adalah dua kali lebih sering dibandingkan

bukan perokok, dan banyak yang mendapat serangan jantung sebelum usia 50

(13)

tinggi serta meningkatkan kemungkinan mendapat penyakit jantung koroner pada

kaum wanita yang meminum pil KB (kontrasepsi oral).

Pengaruh rokok pada janin dalam kandungan memang sering mendapat

sorotan masyarakat umum dan juga kalangan kesehatan. Kebiasaan merokok para

calon ibu ternyata membawa akibat buruk pada anak yang akan dilahirkannya.

Wanita hamil yang merokok lebih banyak melahirkan bayi yang meninggal bila

dibandingkan dengan wanita hamil yang bukan perokok. Seandainya bayi itu lahir

normal, maka bayi wanita perokok lebih sering meninggal pada bulan-bulan

pertama kehidupannya.

Berat badan bayi ibu perokok pada umumnya kurang dan mudah menjadi

sakit. Berat badan bayi tersebut lebih rendah 40 sampai 400 gram dibandingkan

dengan bayi yang lahir dari ibu bukan perokok. Sekitar 7% dari ibu-ibu hamil

yang merokok satu bungkus sehari mungkin akan melahirkan anak yang beratnya

kurang dari 2500 gram, dan persentase ini meningkat mcnjadi 12% pada ibu-ibu

hamil yang menghabiskan dua bungkus rokok seharinya. Penurunan berat badan

bayi ini dapat terjadi karena beberapa hal. Rokok yang diisap si ibu akan

mengganggu oksi-genisasi di tubuh janin karena ikut masuknya karbon

monooksida ke peredaran darah janin dan adanya gangguan enzim-enzim

pernapasan janin dalam kandungan. Selain itu, gizi ibu perokok meraang biasanya

lebih buruk dari yang tidak merokok karena kebiasaan merokok telah diketahui

menekan nafsu makan. Selanjutnya, nikotin juga merupakan zat vasokonstriktor

(14)

berkembang, serta nikotin dapat menyebabkan jantung janin berdenyut lebih

lambat dan menimbulkan gangguan pada sistem saraf.

Kelainan bawaan pada bayi yang baru lahir, misalnya kelainan katup

jantung, ternyata juga lebih sering ditemukan pada bayi-bayi yang dilahirkan oleh

ibu perokok dibandingkan dengan yang tidak merokok. Kejadian abortus juga

lebih sering terjadi pada wanita-wanita perokok. Para ahli belakangan ini juga

mulai mendeteksi adanya kecenderungan gangguan tumbuh-kembang anak-anak

dari ibu perokok, baik dari sudut fisik, emosi maupun kecerdasan. Semua keadaan

di atas terjadi karena pengaruh bahan-bahan dalam asap rokok seperti gas CO,

sianida, tiosianat, nikotin dan karbonik anhidrase, yang selain mengganggu

kesehatan ibu juga dapat rnenembus plasenta atau ari-ari dan mengganggu

ke-sehatan janin di daiam kandungan.

Paru seorang perokok merupakan suatu alat tubuh yang langsung

berhubungan dengan asap rokok. Kebiasaan ini sering menimbulkan keluhan

batuk serta dahak yang banyak. Saluran napas yang kecil menjadi meradang dan

menyempit. Serangan asma akan menjadi lebih sering dan lebih berat dirasakan,

dan infeksi paru akan lebih sering terjadi. Selain itu, kebiasaan merokok secara

nyata menurunkan ke-mampuan paru seseorang untuk bernapas dengan baik.

Pemeriksaan kemampuan pernapasan, yang disebut tes "faal" paru dengan

menggunakan alat spirometer dengan jelas menunjukkan penurunan kemampuan

(15)

Penurunan salah satu parameter penting untuk menilai kemampuan

pernapasan yaitu volume ekspirasi paksa detik 1 (VEP 1) per tahun adalah 28,7

ml, 38,4 ml dan 41,7 ml, masing-masing untuk nonperokok, bekas perokok dan

perokok aktif. Penelitan lain menunjukkan bahwa penurunan VEP 1 pertahun

untuk mereka yang tidak merokok berkisar antara 20-30 ml, pada bekas perokok

25-50 ml dan pada perokok sebesar 25-80 ml/tahun. Survei membuktikan bahwa

secara umum penurunan VEP 1 per tahun pada perokok ssekitar 10-20 ml lebih

banyak daripada bukan perokok. Selain penurunan faal paru, maka berbagai

keluhan pernapasan juga akan lebih sering terjadi pada perokok.

Pengaruh asap rokok di paru dapat berupa peradangan kronik dari saluran

napas. Jumlah sel radang akan meningkat dua sampai empat kali. Oksidan yang

dikeluarkan asap rokok dapat juga secara langsung menimbulkan kerusakan pada

jaringan paru. Asap rokok juga dapat menimbulkan efek sitotoksik pada makrofag

di dalam paru. Asap rokok tercatat mempengaruhi sel neuroendokrin. Asap rokok

juga dikenal dapat mengganggu fungsi rambut getar dalam paru sehingga

mengganggu proses pembersihan paru dan saluran napas. Pada perokok dapat

terjadi perubahan epitel saluran napas ke arah timbulnya kanker di paru. Dua

penyakit pada paru selain kanker yang banyak dihubungkan dengan kebiasaan

merokok adalah bronkitis kronik dan emfisema paru.

Bronkitis kronik ditandai dengan keiuhan batuk berdahak yang

berkepanjangan, dan terjadinya karcna ada kerusakan selaput lendir serta silia

yang ada pada saluran napas. Emfisema terutama ditandai oleh keluhan sesak

(16)

Kedua penyakit ini tidak jarang terjadi bersama-sama, dan disebut PPOK

(Penyakit Paru Obstruktif Kronik). Penderita PPOK akan mengeluh karena batuk

berdahak dan juga sesak napas. Sulitnya, kclainan pada PPOK bersifat

irreversible, artinya luiak dapat kembali normal lagi. Upaya yang dapat dilakukan

adalah menjaga supaya kelainan tidak makin memburuk dan sedikit banyak

mengusahakan perbaikan kemampuan bernapas. Kematian akibat Penyakit Paru

Obstruktif Kronik (PPOK) pada mereka yang merokok adalah sepuluh kali lebih

tinggi dari yang tidak merokok. Penelitian di Spanyol dan Cina menemukan

bahwa tuberkulosis paru juga lebih sering terjadi pada perokok dibandingkan

bukan pe-rokok. Selain PPOK, kebiasaan merokok juga dilaporkan dapat

memperburuk terjadinya berbagai penyakit paru akibat kerja, seperti halnya

silikosis pada para pekerja yang berhubungan dengan debu silika bebas dan

asbestosis pada mereka yang bekerja di lingkungan debu asbes. Dapat juga terjadi

pembentukan jaringan ikat (fibrosis) paru akibat paparan alumunium dan radon.

Pengaruh asap rokok dapat lebih besar daripada pengaruh debu tambang

Penelitian menunjukkan bahwa pengaruh buruk debu batubara hanya sekitar

sepertiga dari pengaruh buruk rokok. Penelitian lain menunjukkan perbandingan

terjadinya kematian akibat kanker paru pada mereka yang tidak merokok dan

tidak terkena paparan asbes deiigan mereka yang terkena paparan asbes adalah I

banding 5,17. Tetapi, pada mereka yang merokok clan juga terkena paparan asbes

angkanya menjadi mclonjak menjadi 53,3 Asap rokok sendiri memang dapat

menimbulkan kanker. Selain itu, gangguan pembersihan paru pada perokok akan

(17)

dinding dalam paru. Di pihak lain, partikel asap rokok diduga mengabsorbsi bahan

penyebab kanker di asbes dan membawanya ke saluran napas, sementara serat

asbes sendiri akan merusak sel dan mengakibatkan masuknya bahan penyebab

kanker yang dibawa oleh asap rokok.

Salah satu keluhan pernapasan yang perlu dapat perhatian adalah keluhan

batuk. Para perokok berat memang biasanya batuk-batuk, terutama di pagi hari.

Karena seringnya batuk ini maka tidak jarang orang menyebutnya sebagai "batuk

biasa". Pendapat itu adalah salah. Perlu tegaskan di sini bahwa tidak ada batuk

yang "biasa". Semua batuk adalah "luar biasa" karena orang yang sepenuhnya

sehat tidak akan batuk. Jadi, kalau ada batuk-batuk itu berarti ada yang terganggu.

Asap rokok yang terus-menerus diisap itu mengiritasi selaput lendir pada saluran

napas, membuat dahak banyak terkumpul dan menye-babkan batuk. Lama

kelamaan bukan tidak mungkin akan timbul penyakit yang serius seperti bronkitis

kronik atau kanker paru. Karena itu kalau seorang perokok batuk-batuk,

waspadalah. Keluhan batuk itu sebenarnya merupakan mekanisme peringatan

(warning) yang menyatakan sudah ada gangguan di paru dan saluran napas.

Asap rokok telah secara nyata berhubungan dengan makin seringnya dan

makin beratnya serangan asma. Kebiasaan merokok merupakan faktor penting

yang dapat mencetuskan serangan asma, memperberat serangan dan memperburuk

kemampuan pernapasan. Selain itu, beberapa penelitian lain juga menunjukkan

bahwa "bronchial hyperresponsiveness" juga makin meningkat pada mereka yang

terkena asap rokok, artinya kemungkinan terjadinya serangan asma menjadi

(18)

ternyata lebih sering datang berobat ke bagian gawat darurat dan lebih banyak

membutuhkan obat-obatan dari anak-anak yang ibunya tidak pernah merokok.

Efek asap rokok terhadap asma dapat berupa efek penyempitan saluran

napas ("simple bronchospastic effect") yang terjadi segera setelah paparan asap dan penyembuhannya menjadi lebih sulit selama mereka tetap merokok. Tidak

jarang kita temui pasien sakit maag yang telah berobat berulang kali, telah makan

berbagai macam obat, telah menghindari berbagai-jenis makanan yang akan

merangsang timbulnya keluhan sakit maag, tetapi tetap saja mengeluh perih ulu

hatinya dan berbagai keluhan perut lainnya. Dalam wawancara yang mendalam,

ternyata pasien tersebut adalah perokok berat. Akhirnya, dengan penjelasan yang

diberikan, pasien itu mau menghentikan kebiasaan merokoknya, dan keluhan sakit

maagnya menjadi lebih mudah dikontrol.

Di pihak lain, keadaan alergi dan penurunan daya tahan tubuh juga lebih

mudah terjadi pada perokok. Penderita kencing manis (diabetes melitus) pada

seorang perokok ternyata punya kemungkinan lebih sering mendapat serangan

jantung, penyakit pembuluh darah perifer dan bahkan ada laporan yang

menghubungkan kebiasaan merokok pada penderita diabetes mellitus dengan

terjadinya kebusukan jaringan (gangren). Tar pada rokok juga kini dikaitkan

dengan kerusakan kromosom pada manusia. Penelitian pada binatang percobaan

menemukan bahwa asap rokok menyebabkan perubahan genetik, gangguan

Referensi

Dokumen terkait

(1) Ketentuan mengenai perizinan dan nonperizinan, tata ruang, penyediaan tanah, komponen dalam negeri, jaminan Pemerintah, pengadaan barang dan jasa, serta

10 Transposisi dengan suatu perangkat tekstual penanda fokus dalam BSu yang dinyatakan dengan konstruksi gramatikal dalam BSa+Modulasi bebas ditandai dengan bentuk positif dalam

Karakteristik briket yang dibuat dari cangkang kelapa sawit menggunakan ukuran partikel 60 mesh dengan perekat pati singkong telah memenuhi persyaratan kualitas SNI

Data yang diperoleh melalui lembar kegiatan atau lembar evaluasi yang merupakan hasil komunikasi guru dan anak setiap pertemuan pembelajaran dalam setiap siklus lalu

Kekayaan jenis burung tertinggi terdapat pada habitat tepian sungai yaitu 27, diikuti sekitar jalan hutan 21 jenis, tepian rumah memiliki 26 jenis, sedangkan daerah interior

Sementara untuk tujuan makalah ini adalah merancang Sinkronisasi dan CS pada audio watermarking, menganalisis kualitas audio yang sudah disisipkan watermark dibandingkan

Secara mendalam, fokus penelitian ini memberikan gambaran bahwa permasalahan pokok yang perlu diteliti adalah : Bagaimanakah Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Melalui

У јуну 2005 године, Google је званично представио Google Maps API , који је омогућио да се користе и комбинују Googlе-ови подаци са просторним