• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanaman Hias - seharusnya menggunakan huruf kapital pada setiap awal kata penulisan judul (5)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tanaman Hias - seharusnya menggunakan huruf kapital pada setiap awal kata penulisan judul (5)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

NO

Gambar Tanaman

Nama

Tanaman

Keterangan

1. Lidah Buaya

(Aleo Vera) Tumbuhan yang digunakan sebagipenyubur rambut,penyembuh luka,dan mulai di kembangkaan sebagai alat kosmetik ternyata mampu menyerap polutan,lidah buaya mampu menetralisir racun

enzene,formalin,dan gas berbahaya lainnya.

2. SPIDER PLANT

(chlorophytum comosum)

tanaman ini berasal dari afrika dan kini tersebar di setiap penjuru dunia ini mempunyai tinggi mencapai 60cm,sebagai tanaman hias , tanaman ini dapat di tanam dalam pot dalam ruangan sebagai pembersih udara dalm ruangan mampu menyerap

benzena,formaldehida

,karbonmonoksida,bahan kimia pada industri kulit,karet

3. GERBER DAISY

(gerbera jamesonll) lebih di kenal sebagai herbras,tumbuhan berasal dari afrika selatan ini mempunyai bunga warna warni dan kerap dijadikan bunga potong bersama bunga mawar,anyelir,seruni,dan tulip,dapat tumbuh baik dalam pot di dalam ruangan efektif

menghilangkan trichloroethylene cocok diletkan di kamar mandi ruang cuci atau kamar tidur.

4. LIDAH MERTUA

(SANSEVIERIA TRIFASCIATA)

(2)

5. SIRIH GADING (epipremnum aureum)

disebut juga goden photos atau devils ivy adlah tnmn bung jenis Araceae berasal dari australia,malenesia juga indonesia,meskipun tanaman epipit dan semi merambat namun baik menjadi pembersih udara dan menyerap racun

6. DRAGON TREE

(dracaena marginata) adalah tanaman dari family Asparagaceae,tanaman berasal dari madagascar dan auritius termasuk tumbuhan semak yang

(3)

9. RHODODENDRON

(rhododendron simsii) merupakan tanaman semak yang mampu menyerap polutan formaldehida dari sumber seperti plywood atau insulasi busa.

10. ENGLISH IVY (hedera

helix) tanaman ini mampu membersihkan udara dalam ruangan dari prtikel pengotor udara

11. WARNECK

DRACAENA (draco deremensis)

merupakan tanaman semak yang mampu tumbuh tinggi (15 m) namun banyk di budi dayakan sebgai tanaman hias dalam pot.didalam ruangan mampu

menghilangkan polutan yang di akibatkan oleh pernis dan minyak

12. EVERGREEN CHINA

(4)

13. PALEM BAMBU (chamaedorea seifrizii)

merupakan jenis tanaman palem yang dapat di budidayakan dalam pot atau dalam ruangan

sekalipun,mempunyai kemampuan yang sangat tinggi untuk menyerap racun di udara

14. HEARTLEAF

PHILODENDRON (philodendron oxycardium)

adalah tanaman tropis yang banyk di jumpai di indonesia,mempunyai kemampun dalam membersihkan udara dari polutan,meskipun daunnya beracun namun tanaman ini mampu menyerap semua jenis polutan di udara yang tidak diragukan lagi

15. PEACE LILY

(spathiphyllum)

(5)

Nama : Jeremy

XII-MIPA-1

Sejarah Pertempuran Ambarawa – Magelang

Pertempuran di Ambarawa terjadi pada tanggal 20 November 1945 dan berakhir pada tanggal 15 Desember 1945. Pertempuran itu terjadi antara pasukan TKR bersama rakyat Indonesia melawan pasukkan sekutu Inggris.

Sejarah Pertempuran Ambarawa – Magelang

Peristiwa itu berlatar belakang insiden di Magelang sesudah mendaratnya Brigade Artileri dari divisi India ke-23 di Semarang pada atanggal 20 Oktober 1945. Pihak Republik Indonesia memperkenankan mereka masuk ke wilayah RI untuk mengurus masalah tawanan perang bangsa Belanda yang berada di penjara Ambarwa dan Magelang. Akan tetapi kedatangan pasukan sekutu Inggris diikuti oleh orang-orang NICA yang kemudian mempersenjatai bekas tawanan itu. Pada tanggal 26 Oktober 1945 terjadi insiden di kota Magelang yang berkembang menjadi

pertempuran pasukan TKR dengan pasukan gabungan sekutu Inggris dan NICA. Insiden itu berhenti setelah presiden Soekarno dan Brigadir Jendral Bethell datang ke Magelang tanggal 2 November 1945. Mereka mengadakan gencatan senjata dan memperoleh kata sepakat yang dituangkan dalam 12 pasal. Naskah persetujuan itu diantaranya berisi:

Pihak sekutu tetap akan menempatkan pasukannya di Magelang untuk melindungi dan mengurus evakuasi APWI (Allied Prisoners War And Interneers atau tawanan perang dan interniran

sekutu). Jumlah pasukan sekutu dibatasi sesuai dengan keperluan itu.

Jalan Ambarawa – Magelang terbuka sebagai jalur lalu lintas Indonesia – Sekutu

Sekutu tidak akan mengakui aktivitas NICA dalam badan-badan yang berada di bawahnya.

Pihak sekutu ternyata mengingkari janjinya. Pada tanggal 20 November 1945 di Ambarawa pecah pertempuran antara pasukan TKR dibawah pimpinan Mayor Sumarto dan tentara Sekutu. Pada tanggal 21 November 1945, pasukan sekutu yang berada di Magelang ditarik ke

Ambarawa. Namun, tanggal 22 November 1945 pertempuran berkobar didalam kota dan pasukan sekutu melakukan pengeboman terhadap kampung-kampung yang berada di sekitar Ambarawa.

Pasukan TKR bersama dengan pasukan pemuda dari Boyolali, Salatiga, Kartsura bertahan di kuburan Belanda, sehingga membentuk garis medan sepanjang rel kereta api dan membelah kota Ambarawa. Sementara itu, dari arah Magelang pasukan TKR dari divisi V/Purwokerto dibawah pimpinan Imam Androngi melakukan serangan fajar pada tanggal 21 November 1945 dan berhasil menduduki desa Pingit dan merebut desa-desa sekitarnya yang sebelumnya diduduki sekutu.

(6)

Batalyon Imam Androngi meneruskan gerakan pengejarannya disusul 3 batalyon dari

Yogyakarta, yaitu Batalyon 10 Divisi III dibawah pimpinan mayor Soeharto, Batalyon 8 dibawah pimpinan Mayor Sardjono dan Batalyon Sugeng. Musuh akhirnya terkepung. Walaupun

demikian, pasukan musuh mencoba mematahkan pengepungan dengan mengancam kedudukan pasukan dari belakang dengan tank-tanknya. Untuk menghindari jatuhnya korban, pasukan mundur ke Bendano. Dengan bantuan resimen kedua yang dipimpin oleh M Sarbini, Batalyon dari Yogyakarta, gerakan musuh berhasil ditahan di desa Jambu.

Para komandan pasukan kemudian mengadakan rapat koordinasi yang dipimpin oleh Kolonel Holland Iskandar. Rapat itu menghasilkan pembentukan komando yang disebut Markas

Pimpinan Pertempuran dan bertempat di Magelang. Sejak saat itu, Ambarawa dibagi atas empat sektor, yaitu sektor utara, sektor selatan, sektor barat, dan sektor timur. Pada tanggal 26

November 1945, pimpinan pasukan TKR dari Purwokerto yaitu Letnan Kolonel Isdimin gugur dan digantikan oleh Kolonel Soedirman. Situasi pertempuran menguntungkan pasukan TKR. Pasukan sekutu Inggris terusir dari Banyubiru pada tanggal 5 Desember 1945, yang merupakan garis pertahanan terdepan.

Pada tanggal 11 Desember 1945, Kolonel Soedirman mengambil prakarsa untuk mengumpulkan masing-masing komandan sektor. Akhirnya colonel Soedirman mengambil suatu kesimpulan bahwa pasukan musuh telah terjepit dan untuk itu perlu dilaksanakan serangan terakhir. Serangan direncanakan pada tanggal 12 Desember 1945 pukul 04.30 dipimpin oleh masing-masing

komandan yang akan melakukan serangan secara mendadak dari semua sektor. Adapun keberadaan badan-badan perjuangan dapat menjadi tenaga cadangan.

Pada tanggal 12 Desember 1945 dini hari, pasukan TKR bergerak menuju sasaran masing-masing. Dalam waktu setngah jam pasukan TKR berhasil mengepung musuh didalam kota. Pertahanan musuh yang terkuat diperkirakan berada di Benteng Willem yang terletak di tengah-tengah kota Ambawara. Kota Ambarawa dikepung selama empat hari empat malam. Pada tanggal 15 Desember 1945, musuh meninggalkan Ambarawa dan mundur ke Semarang. Pertempuran di Ambarawa ini mempunyai arti penting karena letaknya yang sangat strategis. Apabila musuh menguasai Ambarawa mereka dapat mengancam tiga kota utama di Jawa Tengah yaitu Surakarta, Magelang, dan terutama Yogyakarta yang menjadi pusat kedudukan markas tertinggi TKR.

(7)

NAMA : Nurul Izza XII-MIPA-1

Biografi Kapitan Pattimura - Pahlawan Nasional Maluku

RIRI NHURI

Pattimura, memiliki nama asli Thomas Matulessy (lahir di Hualoy, Hualoy, Seram Selatan, Maluku, 8 Juni 1783 – meninggal di Ambon, Maluku, 16 Desember 1817 pada umur 34 tahun).Ia adalah putra Frans Matulesi dengan Fransina Silahoi. Adapun dalam buku biografi Pattimura versi pemerintah yang pertama kali terbit, M Sapija menulis, "Bahwa pahlawan Pattimura tergolong turunan bangsawan dan berasal dari Nusa Ina (Seram). Ayah beliau yang bernama Antoni Mattulessy adalah anak dari Kasimiliali Pattimura Mattulessy. Yang terakhir ini adalah putra raja Sahulau. Sahulau merupakan nama orang di negeri yang terletak dalam sebuah teluk di Seram Selatan".

Dari sejarah tentang Pattimura yang ditulis M Sapija, gelar kapitan adalah pemberian Belanda. Padahal tidak. Menurut Sejarawan Mansyur Suryanegara, leluhur bangsa ini, dari sudut sejarah dan antropologi, adalah homo religiosa (makhluk agamis). Keyakinan mereka terhadap sesuatu kekuatan di luar jangkauan akal pikiran mereka, menimbulkan tafsiran yang sulit dicerna rasio modern. Oleh sebab itu, tingkah laku sosialnya dikendalikan kekuatan-kekuatan alam yang mereka takuti.

Jiwa mereka bersatu dengan kekuatan-kekuatan alam, kesaktian-kesaktian khusus yang dimiliki seseorang. Kesaktian itu kemudian diterima sebagai sesuatu peristiwa yang mulia dan suci. Bila ia melekat pada seseorang, maka orang itu adalah lambang dari kekuatan mereka. Dia adalah pemimpin yang dianggap memiliki kharisma. Sifat-sifat itu melekat dan berproses turun-temurun. Walaupun kemudian mereka sudah memeluk agama, namun secara

genealogis/silsilah/keturunan adalah turunan pemimpin atau kapitan. Dari sinilah sebenarnya sebutan "kapitan" yang melekat pada diri Pattimura itu bermula.

Sebelum melakukan perlawanan terhadap VOC ia pernah berkarier dalam militer sebagai mantan sersan Militer Inggris. Kata "Maluku" berasal dari bahasa Arab Al Mulk atau Al Malik yang berarti Tanah Raja-Raja. mengingat pada masa itu banyaknya kerajaan

Pada tahun 1816 pihak Inggris menyerahkan kekuasaannya kepada pihak Belanda dan kemudian Belanda menetrapkan kebijakan politik monopoli, pajak atas tanah (landrente), pemindahan penduduk serta pelayaran Hongi (Hongi Tochten), serta mengabaikan Traktat London I antara lain dalam pasal 11 memuat ketentuan bahwa Residen Inggris di Ambon harus merundingkan dahulu pemindahan koprs Ambon dengan Gubenur dan dalam perjanjian tersebut juga

(8)

serdadu-serdadu Ambon harus dibebaskan dalam artian berhak untuk memilih untuk memasuki dinas militer pemerintah baru atau keluar dari dinas militer, akan tetapi dalam pratiknya

pemindahn dinas militer ini dipaksakan Kedatangan kembali kolonial Belanda pada tahun 1817 mendapat tantangan keras dari rakyat.

Hal ini disebabkan karena kondisi politik, ekonomi, dan hubungan kemasyarakatan yang buruk selama dua abad. Rakyat Maluku akhirnya bangkit mengangkat senjata di bawah pimpinan Kapitan Pattimura Maka pada waktu pecah perang melawan penjajah Belanda tahun 1817, Raja-raja Patih, Para Kapitan, Tua-tua Adat dan rakyat mengangkatnya sebagai pemimpin dan

panglima perang karena berpengalaman dan memiliki sifat-sfat kesatria (kabaressi). Sebagai panglima perang, Kapitan Pattimura mengatur strategi perang bersama pembantunya.

Sebagai pemimpin dia berhasil mengkoordinir Raja-raja Patih dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, memimpin rakyat, mengatur pendidikan, menyediakan pangan dan membangun benteng-benteng pertahanan. Kewibawaannya dalam kepemimpinan diakui luas oleh para Raja Patih maupun rakyat biasa. Dalam perjuangan menentang Belanda ia juga menggalang persatuan dengan kerajaan Ternate dan Tidore, raja-raja di Bali, Sulawesi dan Jawa. Perang Pattimura yang berskala nasional itu dihadapi Belanda dengan kekuatan militer yang besar dan kuat dengan mengirimkan sendiri Laksamana Buykes, salah seorang Komisaris Jenderal untuk menghadapi Patimura.

Pertempuran-pertempuran yang hebat melawan angkatan perang Belanda di darat

dan di laut dikoordinir Kapitan Pattimura yang dibantu oleh para penglimanya antara lain Melchior Kesaulya, Anthoni Rebhok, Philip Latumahina dan Ulupaha. Pertempuran yang menghancurkan pasukan Belanda tercatat seperti perebutan benteng Belanda Duurstede,

pertempuran di pantai Waisisil dan jasirah Hatawano, Ouw- Ullath, Jasirah Hitu di Pulau Ambon dan Seram Selatan. Perang Pattimura hanya dapat dihentikan dengan politik adu domba, tipu muslihat dan bumi hangus oleh Belanda. Para tokoh pejuang akhirnya dapat ditangkap dan mengakhiri pengabdiannya di tiang gantungan pada tanggal 16 Desember 1817 di kota Ambon. Untuk jasa dan pengorbanannya itu, Kapitan Pattimura dikukuhkan sebagai “PAHLAWAN PERJUANGAN KEMERDEKAAN” oleh pemerintah Republik Indonesia... Pahlawan Nasional Indonesia. Ketuhanan yang maha esa Kemanusiaan yang adil dan beradab Persatuan Indonesia Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan kemerdekaan bagi seluruh rakyat indonesia.

Patung Pattimura

(9)

Tokoh Muslim ini sebenarnya bernama Ahmad Lussy, tetapi dia lebih dikenal dengan Thomas Mattulessy yang identik Kristen. Inilah Salah satu contoh deislamisasi dan penghianatan kaum minor atas sejarah pejuang Muslim di Maluku dan/atau Indonesia umumnya.

(Saya katakan kepada kamu sekalian (bahwa) saya adalah beringin besar dan setiap beringin besar akan tumbang tapi beringin lain akan menggantinya (demikian pula) saya katakan kepada kamu sekalian (bahwa) saya adalah batu besar dan setiap batu besar akan terguling tapi batu lain akan

menggantinya).

Ucapan-ucapan puitis yang penuh tamsil itu diucapkan oleh Kapitan Ahmad Lussy atau dikenal dengan sebutan Pattimura, pahlawan dari Maluku. Saat itu, 16 Desember 1817, tali hukuman gantung telah terlilit di lehernya. Dari ucapan-ucapannya, tampak bahwa Ahmad Lussy seorang patriot yang berjiwa besar. Dia tidak takut ancaman maut. Wataknya teguh, memiliki kepribadian dan harga diri di hadapan musuh. Ahmad Lussy juga tampak optimis. Namun keberanian dan patriotisme Pattimura itu terdistorsi oleh penulisan sejarah versi pemerintah. M Sapija, sejarawan yang pertama kali menulis buku tentang Pattimura, mengartikan ucapan di ujung maut itu dengan “Pattimura-Pattimura tua boleh dihancurkan, tetapi kelak Pattimura-Pattimura

muda akan bangkit”

Namun menurut M Nour Tawainella, juga seorang sejarawan, penafsiran Sapija itu tidak pas karena warna tata bahasa Indonesianya terlalu modern dan berbeda dengan konteks budaya zaman itu. Di bagian lain, Sapija menafsirkan,

“Selamat tinggal saudara-saudara”, atau “Selamat tinggal tuang-tuang”

Inipun disanggah Tawainella. Sebab, ucapan seperti itu bukanlah tipikal Pattimura yang patriotik dan optimis. Puncak kontroversi tentang siapa Pattimura adalah penyebutan Ahmad Lussy dengan nama Thomas Mattulessy, dari nama seorang Muslim menjadi seorang Kristen. Hebatnya, masyarakat lebih percaya kepada predikat Kristen itu, karena Maluku sering diidentikkan dengan Kristen. inilah yang menjadi perdebatan sejarah hingga sekarang ini.

Referensi :

- http://id.wikipedia.org/wiki/Pattimura

(10)

Nama : Seruni Diva XII-MIPA-1

Sejarah Psikologi Perkembangan

Selama berabad-abad lamanya psikologi hanya merupakan hasil introspeksi dan bagian dari filsafat. Pada abad ke-4 SM, sekitar tahun 387 SM, Plato mendirikan sekolah filsafat bernama Akademi. Plato berpendapat bahwa jiwa manusia terbagi atas jiwa badaniyah dan jiwa

rohaniyah. Jiwa badaniyah akan mati jika jasad pun mati, sedangkan jiwa rohaniah tidak pernah berakhir.

Pada awalnya, “Psikologi perkembangan hanya fokus pada usia dan tahapan-tahapan. (Siegel dalam Hurlock, 1980). Sebagian riset dipusatkan pada anak-anak dan usia prasekolah, usia sekolah dan remaja. Plato adalah salah seorang filosof yang banyak mempengaruhi pandangan masyarakat tentang kehidupan anak. Plao juga mengungkapkan bahwa perbedaan setiap individu ditentukan oleh faktor keturunan. Artinya; sejak lahir anak telah memiliki bakat-bakat atau benih-benih kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pengasuhan dan

pendidikan. Kemudian, riset tersebut diperluas hingga pada pembahsan mengenai usia dewasa dan lanjut usia.

Ada dua alasan mengapa terjadi perbedaan penekanan pada psikolgi perkembangan. Pertama, penelitian terhadap periode tertentu dalam pola perkembangan sangat dipengaruhi oleh keinginan untuk memecahkan masalah-masalah praktis dan masalah-masalah yang berkaitan dengan periode yang diteliti. Sebagai contoh: Penelitian pada usia pertengahan dikembangkan dari realisasi bahwa penyesuaian diri, baik terhadap perubahan-perubahan fisik maupun psikologis yang pada umumnya terjadi pada usia pertengahan. Alasan kedua adalah lebih sulit mempelajari manusia pada beberapa tahap kehidupan tertentu daripada tahap-tahap kehidupan yang lain.

Tokoh-Tokoh Psikologi Perkembangan A. Zaman Filsafat

1. Plato

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa plato adalah adalah salah satu filsof yang mengerti tentang perkembangan anak. Pandangan-pandangannya dalam bidang ini banyak berpengaruh dan mengubah pandangan masyarakat tentang kehidupan anak.

2. J.A Comenius

Teori yang diungkapnya adalah bagaimana memberikan penanganan dan metode pembelajaran yang tepat bagi anak-anak, agar anak-anak dapat tertarik untuk mengikuti apa yang diajarkan padanya. J.A Comenius berpendapat bahwa anak-anak bukanlah orang dewasa yang

terperangkap dalam tubuh kecil.

3. John Locke

(11)

perkembangan anak. Anak ketika baru dilahirkan adalah ibarat secarik kertas putih. Perkembangan dan pertumbuhannya nanti tergantungbagaimana cara mengisi kertas

tersebut.Tujuan dari teori “tabula rasa (blank slate) untuk mengungkapkan pentingnya pengaruh pengalaman pengalaman dan lingkungan hidup terhadap perkembangan anak.

4. Jean Jacques Rousseau

Jean Jacques Rousseau adalah seorang filosof perancis abad ke-18. Teori yang dikemukakannya menentang teori Locke. Menurut Rousseau, manusia adalah makhluk yang aktif, dapat

bereksplorasi bersemenjak di lahirkan, artinya setiap anak telah memiliki bakat bawaan dari lahir. Potensi-potensi tersebut seharusnya dapat berkembang baik secara alami. Akan tetapi jika dikemudian hari timbul perilaku yang buruk, hal itu karena pengaruh lingkungan.

Teori yang diungkapkan Rousseau, yang lebih mementingkan kemampuan bawaan (innate knowledge) dikenal dengan aliran “nativisme”. Teori Locke yang lebih mementingkan faktor lingkungan (pengalaman & pendidikan) dikenal dengan aliran “empirisme” atau

“environmentalisme”. KemudianLocke dan Rousseau disebut sebagai pelopor

(12)

Nama : Muhammad Arif Sutrasno XII-MIPA-1

Sejarah Perang Paderi (Padri 1821-1837)|Perang Paderi atau Padri memiliki penyebab/Latar belakang terjadinya Perang padri,Perang Padri merupakan perang yang Panjang dari tahun 1821-1837 sekitar 26 tahun lamanya berlangsungnya Perang Padri, Dalam Peperangan tersebut memiliki berbagai Perjanjian-perjanjian, dan Perang Padri berasal dari Perjuangan rakyat di daerah Sumatera Barat (Minangkabau), Nama Perang Padri diambil dari Kota yang ada di Sumatera barat dan berbagai bahasa-bahasa Asing sehingga terbentuk nama Perang Paderi (Padri), Dalam Peperangan ini memiliki tahap-tahap yang membuat Perang Padri sangat panjang, Dalam Perang Padri terkenal seorang nama yang sangat terkenal karena keberaniannya menegakkan kebenaran dan meluruskan ke jalan agama yang merupakan seorang tokoh yang sangat penting dalam peperangan tersebut. Untuk Mengetahu lebih jelas Sejarah Perang Paderi (Paderi) dan berbagai macam yang menyangkut Perang Padri , Mari kita lihat pembahasannya dibawah ini

PERANG PADERI (PADRI) TAHUN 1821 - 1837

Perjuangan rakyat di daerah Sumatera Barat (Minangkabau) melawan pihak Belanda sering disebut dengan nama Perang Padri yang berlangsung dan tahun 1821 - 1837.

Adapun asal-usul nama Padri terdapat dua pendapat yaitu :

a Pedir atau Pideri yaitu sebuah kota kecil di pantai Barat Sumatera Utara tempat dimana mereka berangkat dan pulang dan naik haji.

b. Berasal dari bahasa Portugis. Padre atau dalam bahasa Belanda Vader yang berarti “Ayah” atau “Pendeta”. Jadi dengan demikian kaum Padri adalah kaum pendeta.

Perang Padri ini dapat dibagi atau berlangsung tiga tahap yaitu:

a. Kaum Padrii melawan kaum adat.

b. Kaum Padri melawan kaum adat dan Belanda c. Kaum Padri dan kaum adat melawan Belanda.

(13)

Di daerah Minangkabau terdapat beberapa orang Haji yang kembali dari Mekah dan akan mengadakan pelaksanaan hidup yang sesuai menurut ajaran agama slam secara murni. Mereka yang baru pulang dari naik haji itu ialah Haji Miskin, Haji Sumanik dan Haji Piabang, mereka beraliran Wahabi Menurut ajaran agama banyak adat istiadat daerah Sumatera Barat (Minangkabau) yang harus ditinggalkan seperti: minum-minuman keras,.(minum tuak), menyambung ayam, berjudi, dan lain -lain.

Maksud kaum Padri untuk mengajarkan agama Islam secara murni dengan menghilangkan adat-istiadat yang jelek itu telah mendapat tantangan yang sangat hebat dan pemimpin-pemimpin kaum adat dan juga para bangsawan. Oleh sebab itu terjadinya peperangan antara kaum Padri dengan kaum adat tidak dapat dielakkan. Di dalam peperangan tersebut kaum Padri mengenakan pakaian serba putih (disebut kaum putth) dan kaum adat mengenakan pakaian serba hitam (kaum hitam).

Di dalam peperangan itu pada awalnya kaum Padri mendapat kemenangan dimana-mana, sehingga kedudukan kau adat terdesak dengan hebat. Karena adat-adat terdesak dengan hebat maka pimpinan-pimpinan kaum adat yaitu Tuanku Suroso memerintahkan meminta batuan kepada pihak Belanda di Padang. Permintaan ini sangat menyewakan pihak Belanda, sebab dengan demikian Belanda dapat meluaskan kekuasaannya ke daerah minangkabau.

Pada tahun 1824, Belanda dan kaum Padri mengadakan perdamaian di masang (perjanjian masang) yang isinya : .

Isi Perjanjian Masang :

1. Penetapan batas daerah kedua belah pihak.

2. Kaum Padri harus mengadakan perdagangan hanya dengan pihak belanda.

Tetapi ternyata pihak belanda tidak dapat menetapi perjanjiannya yang telah dibuatnya itu, sehingga peperangan tidak dapat dihindari lagi/berkobar lagi. Masyarakat Minangkabau dengan sangat giginya melawan serangan Belanda yang menggunakan senjata modern

(14)

untuk menolongnya, melainkan hendak menjajah seluruh daerah Minangkabau (Sumatera Barat). Hal ini dibuktikan dengan tindakan pihak Belanda seperti tersebut di bawah ini:

Tindakan-tindakan Belanda :

a. Rakyat Minangkabau dipaksa bekerja demi kepentingan pihak Belanda tanpa diberi upah. b. Rakyat Minangkabau diharuskan membayar Cukai Pasar dan cukai mengadu ayam.

Setelah kaum adat menyadari kekeliruannya maka kaum adat kemudian bersekutu/bergabung dengan pihak kaum padre guna melawan pihak Belanda. Dengan bersatunya kaum adat dan kaum padri maka peperangan melawan Belanda semakin menjadi hebat dan mencakup seluruh daerah Minang.Akibatnya pihak Belanda mengalami kerugian yang sangat besar. Kemudian setelah pihak Belanda berhasil menyelesaikan perang Diponegoro, maka seluruh pasukannya dikirim ke Sumatera Barat untuk menghadapi perlawanan rakyat Sumatera Barat.

Karena mendapat bantuan dari Pulau Jawa maka pihak Belanda berhasil menduduki daerah pertahanan rakyat Minangkabau (Sumatera Barat). Bahkan pada tahun 1837 pusat perjuangan kaum Padri di daerah Bonjol berhasil dikuasai oleh pihak Belanda. Tetapi Tuanku Imam Bonjolbersama-sama para pengikutnya berhasil meloloskan diri dari penangkapan pihak Belanda dan melanjutkan perjuangannya.

Tetapi pada tahun itu juga Tuanku Iman Bonjol berhasil ditangkap oleh Belanda dan diasingkan ke Cianjur, kemudian ke Ambon lalu ke Minahasa dan meninggal pada tahun 1855. Dengan demikian berakhirlah perang Padri dan daerah Minangkabau (Sumatera Barat) jatuh ke tangan pihak Belanda.

Gambar

Gambar Tanaman

Referensi

Dokumen terkait