• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. Perilaku Responden A. Pengetahuan Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang kamu pilih ! - Pengaruh Promosi Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Ceramah Dan Permainan Ular Tangga Terhadap Peningkatan Perilaku

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "II. Perilaku Responden A. Pengetahuan Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang kamu pilih ! - Pengaruh Promosi Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Ceramah Dan Permainan Ular Tangga Terhadap Peningkatan Perilaku "

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran I

Pengaruh Promosi Kesehatan dengan Menggunakan Metode Ceramah dan Permainan Ular Tangga Terhadap Peningkatan Perilaku Murid

Kelas V Tentang Konsumsi Makanan Jajanan di SD Negeri Kecamatan Medan Petisah

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang kamu pilih !

1. Makanan jajanan merupakan ?

a. Makanan dan minuman yang dijual di kedai atau warung dan kaki lima.

b. Makanan dan minuman yang dijual oleh pedagang.

c. Makanan dan minuman yang langsung dijual di kedai atau warung, pinggir jalan, kaki lima, terminal, swalayan, pasar dan tempat umum lainnya.

2. Menurut kamu, kenapa kita harus jajan?

a. Karena kepengen, di ajak teman dan rasa makanan/minumannya enak.

b. Untuk mengatasi perut lapar.

c. Untuk memberi tambahan tenaga (energi) ketika belajar dan mengatasi perut lapar.

3. Makanan jajanan seperti apa yang baik untuk tubuh kita ?

a. Makanan dan minuman yang bergizi, bersih, enak dan tidak tercemar debu/kuman serta tidak mengandung zat kimia yang berbahaya. b. Makanan dan minuman yang dijual enak.

c. Makanan dan minuman yang bersih, murah, rasanya enak dan bergizi.

4. Makanan jajanan yang aman adalah ? a. Bebas formalin dan boraks.

(2)

c. Makanan dan minuman yang bersih, terbungkus dalam kemasan, tidak mengandung bahan tambahan makanan yang tidak dibenarkan seperti: zat pewarna pakaian/tekstil, borak, formalin dan pemanis buatan.

5. Makanan jajanan yang berbahaya bagi kesehatan adalah?

a. Makanan dan minuman yang kadarluarsa, basi dan berwarna mencolok.

b. Makanan dan minuman yang warnanya mencolok, rasanya sangat manis, kenyal, berjamur, sudar kadarluarsa, dan basi.

c. Makanan dan minuman yang masih mentah.

6. Formalin adalah?

a. Zat kimia yang ada dalam makanan dan minuman yang berbahaya bagi kesehatan kita.

b. Zat kimia yang digunakan sebagai pengawet untuk mengawetkan makhluk hidup yang telah mati agar tidak membusuk, barang-barang rumah seperti: lemari, cat.dan berbahaya bagi kesehatan tubuh kita. c. Zat untuk pengenyal bakso.

7. Menurut kamu, ciri-ciri makanan jajanan yang mengandung pewarna berbahaya bagi kesehatan adalah?

a. Makanan dan minuman yang ditambah sirup.

b. Makanan dan minuman yang warnanya menarik, teksturnya kenyal dan kental..

c. Makanan dan minuman yang mengandung warna yang mencolok/terang, pekat dan menarik, seperti warna: merah dan kuning.

8. Makanan siap saji (fastfood) itu seperti apa? a. Makanan yang dijual direstoran.

b. Makanan yang cepat dimasak, rasanya enak dan mengandung lemak yang banyak.

c. Makanan yang dimasak dengan cepat dan berasal dari luar negeri seperti: pizza, burger.

9. Makanan jajanan yang tidak sehat dan tidak aman dapat menyebabkan? a. Keracunan.

b. Thypus, gatal-gatal dan kekurangan darah.

c. Sakit perut, muntah mencret (munmen), keracunan dan sakit gigi.

10. Makanan jajanan tradisional yang kamu ketahui adalah? a. Makanan jajanan yang dijual di pasar (pajak).

(3)

c. Makanan jajanan yang dijual keliling menggunakan sepeda seperti: mie pecal dan bakso.

11. Yang tidak boleh ditambahkan kedalam makanan jajanan adalah? a. Formalin dan boraks.

b. Bahan tambahan makanan yang tidak dibenarkan.

c. Bahan tanbahan makanan yang tidak dibenarkan dan dilarang seperti: Formalin, boraks, metanil yellow, pemanis buatan.

12. Minuman yang baik untuk dikonsumsi oleh tubuh kita adalah? a. Susu, teh manis, kopi dan air mineral.

b. Minuman bersoda seperti: poccari sweet, pulpy, coca-cola, sprite. c. Air mineral/air putih.

13. Makanan jajanan yang panas dan dikemas dalam plastik atau kertas koran dapat menyebabkan ?

a. Bahan-bahan yang berbahaya pada plastik atau kertas koran dapat terurai kedalam makanan atau minuman sehingga dapat menimbulkan penyakit didalam tubuh kita.

b. Plastik akan meleleh/ lonyot dan tulisan dikoran akan pudar. c. Panas di plastik atau di kertas koran.

14. Makanan jajanan yang kotor dan tidak layak konsumsi merupakan? a. Makanan dan minuman yang sudah jatuh di tanah atau lantai dan

terkena debu.

b. Makanan dan minuman yang pahit dan basi .

c. Makanan dan minuman yang ada potongan rambut, kuku, debu, batu kerikil, basi dan jatuh di tanah atau lantai.

15. Terlalu sering makan makanan jajanan sembarangan dapat menyebabkan?

a. Demam, batuk, flu/influenza dan keracunan. b. Timbulnya penyakit di dalam tubuh kita.

(4)

B. Sikap

Baca dan simaklah pernyataan dibawah ini dengan baik. Kemudian berilah tanda centang (√) pada pernyataan yang kamu anggap benar dengan memilih setuju atau tidak setuju.

No. Pernyataan Setuju Tidak Setuju

1. Makanan jajanan dapat memberikan tenaga (energi) bagi tubuh kita

2. Makanan yang murah dan warnanya terang (mencolok) adalah makanan yang sehat 3. Makanan jajanan yang dijual terbuka di

pinggir jalan adalah makanan yang baik 4. Makanan barat (fastfood) sepert: sosis

goreng, fried chicken, burger lebih bergizi dari pada makanan yang dirumah

5. Makanan jajanan yang sehat adalah makanan yang warnanya tidak mencolok, dibungkus rapi, bersih, tidak terkena debu dan tidak mengandung kuman

6. Selalu mencuci tangan sebelum akan menimbulkan penyakit pada tubuh kita

10. Makanan jajanan yang harganya murah dicurigai tidak aman dan tidak sehat

11. Jajanan hanya melihat teman dan tertarik melihat makanan yang dijual

12. Sarapan pagi sebelum pergi sekolah lebih baik dari pada jajanan sembarangan disekolah

13. Makanan snack seperti: wafer, kerupuk, permen, chitato baik dikonsumsi setiap hari 14. Makanan jajanan yang warnanya mencolok

dan murah tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya didalam tubuh kita

(5)

C. Tindakan

Berilah tanda centang (√) pada pernyataan dibawah ini! Jawaban harus sesuai dengan kehidupan sehari-hari.

No. Pernyataan Ya Tidak

1. Sarapan Pagi di rumah

2. Bawa bekal atau bontot dari rumah

3. Membeli makanan jajanan tradisional seperti kue lapis, onde-onde, dan goreng, mie ayam, sate.

6. Membeli snack seperti oreo, wafer, chitato, dan lain-lain

7. Membeli siomay, sosis, telur goreng dengan saus berwarna merah terang

8. Bawa air minum dari rumah

9. Membeli minuman bersoda dan berwarna sangat mencolok atau terang .

10. Membeli jajan di kantin sekolah

11. Membeli jajan di luar pagar sekolah

12. Membeli makanan jajanan yang dikemas atau dibungkus

13. Memperhatikan kebersihan tempat jajanan dan penjual/pedagang sebelum membeli makanan jajanan. 14. Membeli makanan jajanan yang

warnanya menarik dan harganya murah.

15. Mencuci tangan sebelum

(6)

Lampiran 2

Materi Penelitian

METODE CERAMAH DAN PERMAINAN ULAR TANGGA

DALAM PENINGKATAN PERILAKU TENTANG MAKANAN JAJANAN DI SD NEGERI KECAMATAN MEDAN PETISAH

TAHUN 2015

1. PENGENALAN MENGENAI MAKANAN JAJANAN DAN JENIS MAKANAN JAJANAN

1.1 Yang Perlu Diketahui Siswa Mengenai Makan Jajanan A. Makanan Jajanan dan Jenisnya

Makanan jajanan merupakan makanan dan minuman yang diolah oleh pedagang yang biasanya dapat dijual dipinggir jalan, warung, kedai, kantin sekolah, restoran yang dijajakan dalam berbagai bentuk warna, rasa serta ukuran dan dengan harga yang dapat kita jangkau sehingga menarik minat dan perhatian kita untuk membelinya.

Gbr 1. Contoh makanan jajanan yang dijual dipinggir jalan

Jenis makanan jajanan digolongkan menjadi 3 (tiga) menurut Widyakarya

Nasional Pangan dan Gizi tahun 2004, yaitu:

4. Makanan jajanan yang berbentuk panganan, misalnya kue-kue kecil,

(7)

Gbr 2. Makanan jajanan yang berbentuk panganan

5. Makanan jajanan yang diporsikan (menu utama), seperti mi bakso, nasi

goreng, mi goreng, mi rebus, pecal, dan sebagainya.

Gbr 3. Makanan jajanan yang diporsikan

6. Makanan jajanan yang berbentuk minuman, seperti es krim, es campur, jus

(8)

Gbr 4. Makanan jajanan yang berbentuk minuman

2. MAKANAN JAJANAN AMAN, SEHAT DAN BERGIZI

Jaminan atas keamanan, sehat dan Bergizi pada makanan jajanan

mempunyai kontribusi besar pada pembentukan kualitas sumber daya

manusia suatu bangsa, yang akan memengaruhi daya saing bangsa ditingkat

global. Oleh karena itu, pengawasan pangan perlu mendapat prioritas karena

secara langsung dapat melindungi kesehatan masyarakat khususnya anak usia

sekolah dasar terutama dari pangan yang tidak memenuhi syarat keamanan,

sehat dan Bergizi.

2.1 Makanan Jajanan Aman

Keamanan pangan didefenisikan sebagai kondisi dan upaya yang

diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis,

kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan

membahayakan kesehatan manusia (Undang- undang RI no.7 tentang Pangan

Tahun1996).

Kemungkinan potensi bahaya yang timbul dalam makanan jajanan untuk

(9)

terhadap kesehatan antara lain bahaya fisik, bahaya kimia, dan bahaya

biologis.

A. Bahaya Fisik

Bahaya fisik tersebut merupakan benda asing seperti rambut, kuku,

perhiasan, serangga mati, batu atau kerikil, potongan kayu atau ranting,

pecahan kaca atau gelas dan lain sebagainya bisa masuk kedalam makanan

apabila makanan dijual di tempat terbuka dan tidak disimpan dalam wadah

tertutup yang dapat mencederai konsumen.

B. Bahaya Kimia

Untuk bahaya kimia dapat terjadi karena penggunaan bahan berbahaya

yang memang tidak boleh digunakan pada makanan, yang hingga saat ini

masih kerap terjadi. Seperti penggunaan boraks dan formalin sebagai

pengawet makanan, penggunaan pewarna tekstil, rhodamin (merah) dan

methanil yellow (kuning) agar makanan menjadi lebih menarik. Selain itu

masih ditemukannya penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) yang

melebihi batas yang diijinkan. Penggunaan bahan-bahan tersebut masih sering

dilakukan oleh pedagang-pedagang kecil yang memang mereka belumtahu

atau sudah tahu bahayanya namun lebih memilih yang harganya lebih murah.

Penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) dalam proses produksi pangan

perlu diwaspadai bersama, baik oleh produsen maupun oleh konsumen.

Dampak penggunaannya dapat berakibat positif maupun negatif bagi

masyarakat. Penyimpangan dalam penggunaannya akan membahayakan kita

(10)

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 772/Menkes/Per/IX/88 No.

1168/Menkes/PER/X/1999 bahan tambahan pangan (BTP) secara umum

merupakan bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan

biasanya bukan merupakan komponen khas makanan, mempunyai atau tiadak

mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan ke dalam makanan

untuk maksud teknologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan,

pengepakan, pengemasan dan penyimpanan.

Di Indonesia telah disusun peraturan tentang bahan tambahan pangan

(BTP) yang diizinkan ditambah dan yang dilarang oleh departemen

kesehatan. Golongan bahan tambahan yang diizinkan sesuai dengan Peraturan

Menteri Kesehatan RI No. 722/MenKes/Per/IX/88, yaitu:

12. Antioksidan (antioxidant)

Digunakan untuk mencegah terjadinya proses oksidasi. Contoh: asam

askorbat dan garamnya untuk produk daging, ikan, dan buah-buahan

kaleng.

13. Antikempal (anticaking agent)

Untuk mencegah atau mengurangi kecepatan pengempalan atau

menggumpalnya makanan yang mempunyai sifat higroskopis, yang biasa

ditambah antikempal misalnya susu, krim, dan kaldu bubuk.

14. Pengatur keasaman (acidity regulator)

Dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat

keasaman makanan. Contoh: Asam laktat dan malat yang digunakan pada

jeli.

(11)

Menyebabkan rasa manis pada makanan yang tidak atau hampir tidak

mempunyai nilai gizi. Contoh: Aspartam, Siklamat, dan Sakarin.

16. Pemutih dan pematang telur (flour treatment agent)

Mempercepat proses pemutihan dan atau pematangan telur hingga dapat

memperbaiki mutu penanganan.

17. Pengemulsi, pemantap dan pengental (emulsifier, stabilizer,

thickener)

Membantu terbentuknya atau memantapkan sistem dispersi yang

homogen pada makanan yang biasanya mengandung air atau minyak.

Contoh: gelatin pemantap dan pengental untuk sediaan keju.

18. Pengawet (preservative)

Mencegah fermentasi dan pengasaman/ penguraian oleh

mikroorganisme. Contoh: asam benzoat dan garamnya untuk produk buah,

kecap, dan keju.

19. Pengeras (firming agent)

Memperkeras atau mencegah lunaknya makanan. Contoh: Al sulfat, Al

Na sulfat untuk pengeras acar ketimun dalam botol.

20. Pewarna (colour)

Memperbaiki atau memberi warna. Contoh: green S warna hijau,

kurkumin warna kuning, dan karamel warna coklat.

21. Penyedap rasa dan aroma serta penguat rasa (flavor, flavor enhancer)

Dapat memberikan, mempertegas rasa dan aroma. Contoh: Asam

guanilat, Asam inosinat, dan monosodium glutamate (MSG) pada produk

(12)

22. Sekuestran (sequestrant)

Mencegah terjadinya oksidasi penyebab perubahan warna dan aroma,

biasa ditambahkan pada daging dan ikan. Contoh: asam folat dan

garamnya.

Selain BTP yang tercantum dalam peraturan menteri tersebut masih ada

beberapa BTP lainnya yang biasanya digunakan dalam pangan (Cahyadi,

2008), yaitu:

4. Enzim, yaitu BTP yang berasal dari hewan, tanaman atau mikroba yang

dapat menguraikan zat secara enzimatis, misalnya membuat pangan

menjadi lebih empuk, lebih larut dan lain-lain.

5. Penambah gizi, yaitu bahan tambahan berupa asam amino, mineral atau

vitamin, baik tunggal maupun campuran, yang dapat meningkatkan nilai

gizi pangan.

6. Humektan, yaitu BTP yang dapat menyerap lembab (uap air) sehingga

mempertahankan kadar air pangan.

Beberapa bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam makanan,

menurut Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 dan No.

1168/Menkes/PER/X/1999 sebagai berikut :

9. Natrium tetraborat (boraks)

10. Formalin (formaldehyd)

11. Minyak nabati yang dibrominasi (brominanted vegetable oils)

12. Kloramfenikol (chlorampenicol)

13. Kalium klorat (potassium chlorate)

(13)

15. P-Phenetilkarbamida (p-phenethycarbamide, dulcin,

4-ethoxypheny)

16. Asam Salisilat dan garamnya (salicylic acid and its salt)

Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

1168/Menkes/PER/X/1999, selain bahan tambahan diatas masih ada

tambahan kimia yang dilarang tetapi sering digunakan oleh produsen

makanan, seperti rhodamin B (pewrna merah), methanyl yellow (pewarna

kuning), dulsin (pemanis sintetis) dan potassium bromat (pengeras).

Menurut Cahyadi (2008) tujuan bahan tambahan pangan (BTP) adalah

dapat meningkatkan atau mempertahankan nilai gizi dan kualitas daya

simpan, membuat bahan tambahan pangan lebih mudah dihidangkan, serta

mempermudah preparasi bahan pangan. Bahan tambahan pangan yang

digunakan hanya dapat dibenarkan apabila :

5. Dimaksudkan untuk mencapai masing-masing tujuan penggunaan dalam

pengolahan

6. Tidak digunakan untuk menyembunyikan penggunaan bahan yang salah

atau yang tidak memenuhi persyaratan

7. Tidak digunakan untuk menyembunyikan cara kerja yang bertentangan

dengan cara produksi yang baik untuk pangan

8. Tidak digunakan untuk menyembunyikan kerusakan bahan pangan.

C. Bahaya Biologi

Bahaya biologi dapat disebabkan oleh bakteri (akibat kesalahan saat

pemasakan, penyimpanan) atau binatang. Makanan tersebut sangat mungkin

(14)

disebut penyakit bawaan makanan. Anak-anak sering menjadi korban

penyakit tersebut. Hal ini umumnya disebabkan oleh belum diterapkannya

praktik higiene dan sanitasi yang memadai (Agustina,dkk, 2009).

Kontaminasi yang terjadi pada makanan dan minuman dapat menyebabkan

makanan tersebut dapat menjadi media bagi suatu penyakit. Penyakit yang

ditimbulkan oleh makanan yang terkontaminasi disebut penyakit bawaan

makanan (food-borned diseases) (Susanna, 2003).

Menurut Anwar (2004) dalam Andrita (2012), Jajanan sering

terkontaminasi oleh mikroorganisme ataupun bahan-bahan kimiawi (Anwar,

2004).

Gbr 5. Pencemaran pada Makanan Jajanan

2.2 Makanan Jajanan Sehat

Pemilihan jajanan sehat yang direkomendasikan untuk anak sekolah dasar

yaitu :

1. Makanan yang tertutup rapat, tidak berbau/berasa asam, dan tidak

berlendir.

2. Makanan yang berwarna tidak mencolok karena dikhawatirkan

mengandung bahan pewarna bukan untuk makanan.

bakteri Salmonell

a Paratyphi

A

Biologi

(15)

3. Makanan gorengan yang berwarna gelap dan bertekstur keras adalah salah

satu ciri bahwa gorengan sudah digoreng berulang kali atau menggunakan

minyak berulang dan hal ini berbahaya untuk anak.

4. Makanan gorengan yang tidak berwarna putih karena itu merupakan ciri

gorengan yang digoreng dengan plastik dan biasanya gorengan tersebut

tetap renyah sampai keesokan hari.

5. Makanan tidak boleh berbungkus kertas koran atau kertas dengan tinta

pada bagian dalam bungkus karena zat kimia pada tinta koran/kertas dapat

meracuni makanan.

6. Makanan yang panas lebih baik di bungkus dengan plastik putih daripada

dengan plastik kresek atau bahan beling.

7. Makanan yang di kemas dengan menggunakan staples sangat perlu

diperhatikan karena staples dikhawatirkan akan tertelan bersama makanan.

8. Kandungan gizi dan tanggal kedaluwarsa perlu diperhatikan pada makanan

kemasan (Dedeh, dkk, 2010).

2.3 Makanan Jajanan Bergizi

Makanan Bergizi adalah makanan yang memiliki kandungan – kandungan

atau unsur ikatan kimia yang dapat membantu seluruh pertumbuhan pada

tubuh, mulai dari pertumbuhan badan hingga pertumbuhan otak.

Pengelompokkan bahan makanan, yaitu didasarkan pada tiga fungsi utama zat

– zat gizi yaitu sebagai (1) sumber energi/tenaga; (2) sumber zat pembangun;

(3) sumber zat pengatur.

Sumber energi diperoleh dari karbohidrat, lemak dan protein yang ada di

(16)

bahan makanan menentukan nilai energinya. Secara umum, fungsi utama zat

gizi dalam makanan bagi tubuh dapat dibedakan menjadi 3 (macam) yaitu:

1. Sebagai sumber energi

Zat gizi yang termasuk sumber energi adalah karbohidrat, lemak dan

protein. Zat-zat gizi tersebut merupakan penghasil energi yang dapat

dimanfaatkan untuk gerak dan aktifitas fisit serta aktifitas metabolisme di

dalam tubuh. Zat gizi yang dapat menghasilkan energi terbesar dari ketiga

zat gizi tersebut adalah lemak. Contoh bahan pangan/makanan yang

berfungsi sebagai sumber energi antara lain:

d. Nasi, jagung, talas, singkong, ubi, gandum yang merupakan sumber

karbohidrat;

e. Margarine dan mentega merupakan sumber lemak;

f. Kacang-kacangan, ikan, daging, telur dan sebagainya merupakan sumber

protein.

Gbr 6. Contoh sumber Energi

2. Sebagai sumber zat pembangun

Zat gizi yang termasuk dalam kelompok ini adalah protein, lemak,

mineral dan vitamin. Namun demikian, zat gigi yang memiliki peranan

dominan dalam proses pertumbuhan adalah protein. Protein memiliki

(17)

kekurangan mengonsumsi protein maka pertumbuhan dan perkembangan

manusia terhambat. Selain itu, protein juga berfungsi untuk menggantikan

sel-sel tubuh yang rusak dan mempertahankan fungsi organ tubuh.

Gbr 7. Contoh sumber zat pembangun

3. Sebagai sumber zat pengatur

Proses metabolisme di dalam tubuh perlu pengaturan agar terjadi

keseimbangan. Zat gizi yang berfungsi untuk mengatur proses

metabolisme di dalam tubuh adalah mineral, vitamin, air dan protein.

Namun yang memilki fungsi utama sebagai zat pengatur adalah mineral

dan vitamin.

(18)

3. PENGARUH MAKANAN JAJANAN BAGI TUBUH

Makanan Jajanan yang dikomsumsi, mempunyai pengaruh didalam tubuh.

Makanan jajanan mempunyai keuntungan dan kerugian bagi kita khususnya

bagi anak usia sekolah. Menurut Khomsan (2003) kebiasaan anak

mengkonsumsi jajanan mempunyai keuntungan atau manfaat, yaitu:

9. Memenuhi kebutuhan energi.

10. Mengenalkan diversifikasi (keanekaragaman) jenis makanan.

11. Meningkatkan gengsi dengan teman-teman.

Sedangkan menurut Irianto (2007), jika anak usia sekolah terlalu sering

dan menjadikan makanan jajanan menjadi kebiasaaan dalam kehidupan.

Maka akan berakibat negatif untuk kesehatannya. Dampak negatif yang

timbul yaitu :

6. Nafsu makan menurun.

7. Makanan yang tidak higienis akan menimbulkan berbagai penyakit.

8. Salah satu penyebab terjadinya obesitas pada anak.

9. Kurang gizi sebab kandungan gizi pada jajanan tidak terjamin.

10. Pemborosan

4. MASALAH GIZI ANAK SEKOLAH

Masa periode ini, yang umumnya mulai membandingkan segala sesuatu

antara di rumah dan di luar rumah, juga mempunyai masalah gizi yang sering

timbul menurut Adriani,dkk (2012), yaitu :

6. Anemia Defisiensi Gizi

Anak usia sekolah yang lebih mengenal makanan jajanan akan

(19)

sehingga anak pada usia ini akan lebih rentan mengalami anemia. Keadaan

ini terjadi kerena terlalu sedikit kandungan zat besi dalam makanan yang

dikonsumsi.

Untuk mengatasi masalah ini, maka diperlukan bahan makanan yang

mengadung zat besi yang berkualitas. Menurut Dinatia (2011) daging, hati,

ikan dan ayam merupakan makanan yang mengandung zat besi yang

berkualitas tinggi, artinya mudah dicerna. Zat besi juga dapat diperoleh

dari pangan nabati seperti kacang kedelai, serelia, sayur-sayuran, dan

buah-buahan tapi tidak mudah diabsorbsi oleh pencernaan. Makan bahan

makanan yang mengandung vitamin C mempermudah penyerapan zat besi.

Jadi, menu makanan di rumah yang terdiri dari lauk, sayur-sayuran, dan

buah-buahan yang mengandung zat besi sangat bermanfaat mencegah

anemia gizi besi.

7. Defisiensi Yodium

Kekurangan yodium merupakan pembesaran kelenjar gondok yang

sering disebut orang awam yaitu penyakit gondok atau nama ilmiahnya

struma simplex. Pembesaran kelenjar gondok menurut Adriani,dkk (2012)

terdapat lebih dari 30 % diantara anak sekolah.

8. Karies Gigi

Masalah karies gigi pada anak sekolah tidak pernah selesai

diperbincangkan, hal ini dikarena pada anak usia ini terlalu sering makan

cemilan yang lengket dan banyak mengandung gula. Adriani, dkk (2012)

(20)

namun kejadian ini biasanya berlanjut sampai anak memasuki usia remaja,

bahkan sampai dewasa.

Pada prinsipnya, makanan apapun dapat menimbulkan karies jika

sesudah makan anak tidak dibiasakan menggosok gigi. Upaya mencegah

karies pada anak usia sekolah selain tidak mengonsumsi makanan yang

manis dan lengket yaitu menggosok gigi dengan pasta gigi berfluorida dan

sebaiknya sesudah makan.

9. Berat Badan Berlebih (Obesitas)

Kelebihan berat badan anak karena ketidakseimbangan antara energi

yang masuk dan keluar. Berat badan yang berlebih harus menjadi

perhatian yang serius, hal ini dikarenakan akan menimbulkan penyakit

pada si anak. Aktifitas yang kurang dan jajanan makanan yang

mengandung kadar lemak yang tidak terkontrol merupakan faktor pencetus

terjadinya berat badan lebih. Jika anak sudah mengalami berat badan yang

berlebihan sebaiknya laju pertumbuhan bertanyanya dihentikan atau

diperlambat sampai proporsi berat terhadap tinggi badan kembali

mencapai normal. Dan perlu diperhatikan ketika menghentikan atau

memperlambat berat badan anak yaitu asupan atau angka kecukupan gizi

anak dan mendorong anak untuk melakukan aktifitas fisik.

10. Berat Badan Kurang

Tidak hanya berat badan berlebih saja yang harus menjadi perhatian

publik tetapi berat badan kurang juga menjadi perhatian bersama. Kondisi

(21)

dapat memilih makanan yang disukainya dan gemar bermain. Dan

biasanya makanan yang disukai jauh dari nilai Bergizi.

5. HYGIEN DAN SANITASI MAKANAN JAJANAN

Makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok bagi manusia untuk

mendukung kesehatan. Makanan yang dibutuhkan tentunya harus bernilai gizi

baik. Selain nilai gizi, hal lain juga akan diperhatikan, seperti cara mengolah,

kebersihan penjamah makanan, dan bagaimana makanan tersebut disajikan.

Berbagai pilihan makanan dan minuman tersedia di berbagai tempat dengan

kualitas yang bervariasi. Dapat dipastikan, dimana ada aktivitas manusia,

pada tempat tersebut ditemukan penjual makanan.

Peluang terjadinya kontaminasi makanan dapat terjadi pada setiap tahap

pengolahan makanan. Berdasarkan hal ini, higiene sanitasi makanan yang

merupakan konsep dasar pengelolaan makanan sudah seharusnya

dilaksanakan. Enam prinsip higiene sanitasi tersebut adalah (DepKes, 2000):

1. Pemilihan bahan makanan

Bahan makanan yang dipilih harus mempertimbangkan beberapa hal,

seperti batas kadaluarsa, terdaftar pada Depkes, dan bahan tersebut

diizinkan pemakaiannya untuk makanan,

2. Penyimpanan bahan makanan

Penyimpanan bahan makanan bertujuan untuk mencegah bahan

makanan agar tidak cepat rusak,

3. Pengolahan makanan

Pengolahan makanan meliputi 3 hal, yaitu peralatan, penjamah

(22)

4. Penyimpanan makanan matang

Makanan matang yang disimpan sebaiknya pada suhu rendah, agar

pertumbuhan mikroorganisme yang dapat merusak makanan dapat ditahan,

5. Pengangkutan makanan

Cara pengangkutan makanan yang diinginkan adalah dengan wadah tertutup,

6. Penyajian makanan

Makanan disajikan dengan segera, jika makanan dihias maka bahan

yang digunakan merupakan bahan yang dapat dimakan.

Higiene sanitasi makanan minuman yang baik perlu ditunjang oleh kondisi

lingkungan dan sarana sanitasi yang baik pula. Sarana tersebut antara lain:

1. Tersedianya air bersih yang mencukupi, baik dari segi kuantitas maupun

kualitas,

2. Pembuangan air limbah yang tertata dengan baik agar tidak menjadi

sumber pencemar,

3. Tempat pembuangan sampah yang terbuat dari bahan kedap air, mudah

dibersihkan, dan mempunyai tutup.

Higiene sanitasi adalah suatu upaya untuk menghindarkan diri dari

penyakit. Secara defenisi higiene adalah usaha kesehatan preventif yang

menitikberatkan pada kegiatan kebersihan individu dan kesehatan pribadi

(Sihite, 2000). Sedangkan sanitasi adalah pencegahan penyakit dengan cara

mengatur faktor lingkungan yang berkaitan dengan transmisi penyakit

(Anonimous, 2003). Higiene sanitasi makanan minuman diperlukan untuk

melindungi makanan dari kontaminasi maupun mikroorganisme penular

(23)

Tindakan saniter ditujukan pada semua tingkatan pengelolaan makanan minuman. Pengelolaan makanan minuman yangtidak higienis dan saniter dapat mengakibatkan adanya bahan-bahan di dalam makanan minuman yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada konsumen. Makanan minuman yang dikonsumsi dapat menimbulkan penyakitdisebabkan 2 hal, yaitu makanan minuman tersebut mungkin mengandung komponen beracun, seperti logam berat, dan bahan kimia beracun. Hal yang kedua, makanan terkontaminasi mikroorganisme pathogen dalam jumlah cukup untuk menimbulkan sakit. Mikroorganisme tersebut dapat berasal dari proses pembusukan makanan, atau terdapat dalam makanan karena dibawa serangga seperti lalat, kecoa, dan tikus (Depkes RI, 1997). Beberapa penyebab penyakit tersebut antara lain: Salmonella thyposa, Shigella dysentriae, virus hepatitis, toksin dari bakteri seperti Clostridium botulinum, berbagai jamur, pewarna makanan, dan pengawet makanan (Depkes RI, 2000). Gangguan kesehatan yang terjadi berupa gangguan pada saluran pencernaan, dengan gejala mual, perut mulas, muntah, dan diare.

(24)

Lampiran 3

PANDUAN PELATIHAN FASILITATOR DEFINISI FASILITATOR DAN PERSYARATAN

Siapakah Fasilitator itu ?

Fasilitator adalah orang yang menjadi narasumber untuk membantu dalam

menyampaikan atau mengajarkan materi tentang makanan kepada peserta didik

atau siswa sekolah dasar. Mereka adalah orang yang dapat membimbing

anak-anak untuk dapat memberikan pemahaman yang baik dan buruk di lingkungannya

yang sesuai dengan usia mereka, misalnya wali kelas, guru olah raga, guru agama,

guru bimbingan konseling, pemerhati anak, dll. Dalam hal ini fasilitator yang

digunakan adalah guru bimbingan konseling untuk 2 (dua) sekolah yaitu SD N

No. 060834 dan 060830.

GAMBAR 1. FASILITATOR HARUS RAMAH Mengapa Fasilitator diperlukan?

1. Karena Fasilitator lebih mudah mengenali jiwa-jiwa anak sehingga memudahkan anak untuk mendapatkan informasi yang akan diberikan. 2. Pesan-pesan dapat disampaikan seperti layaknya belajar mengajar. 3. Mencegah agar tidak timbul penilaian subjektif pada peneliti.

Apakah syarat-syarat menjadi Fasilitator?

1. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang topik yang menjadi pembahasan;

(25)

Pengetahuan apa saja yang perlu dimiliki Fasilitator?

Yang perlu dimiliki terutama adalah :

1. Pengetahuan Makanan Jajanan, mencakup: Jenis dan fungsinya, makanan

jajanan yang aman, sehat dan bergizi, masalah yang dihadapi pada

makanan jajanan.

2. Pengetahuan mengenai hygiene dan sanitasi makanan jajanan.

Dimana pelatihan dilakukan?

Pelatihan akan dilakukan disekolah SD Negeri No. 060834 dan 060830. Dimana

sekolah tersebut adalah kelompok yang diberi perlakukan dengan metode ceramah

danpermainanulartangga.

Bagaimana mekanisme pelatihan?

1. Memahamkan fasilitator untuk tugas pokok dan fungsinya.

2. Memahamkan fasilitator tentang topik atau materi yang akan diberikan

kepada peserta didik.

3. Memahamkan 2 (dua) metode yang akan dijalankan oleh masing-masing

fasilitator.

4. Menyiapkan alat bantu sesuai topik yang akan dibicarakan, misalnya

gambar, contoh-contoh kasus, dan lain-lain

Dalam proses penyampaian materi, yang harus diperhatikan oleh Fasilitator?

Sebelum penyuluhan, seorang Fasilitator harus memperhatikan hal-hal sebagai

berikut:

1. Kesiapan Pribadi

o Membaca materi yang akan disampaikan;

(26)

o Bahasa dan alat bantu yang akan digunakan perlu disesuaikan

dengan keadaan peserta penyuluhan;

o Rencanakan skenario alokasi waktu.

2. Pengaturan Tempat

o Untuk metode ceramah dilakukan di SD N 060830. Kegiatan ini

dilakukan didalam ruang kelas V.

o Metode permainan ular tangga dilakukan di SD N 060834. Metode

ini membutuhkan ruang gerak yang lebih besar, karena konsep

kegiatan ini dengan cara bermain sambil belajar. Jadi dibutuhkan

gerak fisk dan keaktifan peserta, maka ini dilakukan di luar

ruangan (out door)/ halaman sekolah.

3. Alat Bantu

o Pastikan ketersediaan fasilitas alat bantu, misalnya: Laptop,

in-focus, pengeras suara (microphone), listrik, dan sebagainya.

Perhatikan apakah alat-alat tersebut dapat berfungsi dengan baik.

o Pastikan bahwa alat bantu (termasuk gambar) yang digunakan

dapat dilihat oleh semua peserta dengan mudah.

Pada saat penyuluhan, seorang Fasilitator harus memperhatikan sebagai berikut:

1. Perkenalkan diri sebelum memulai penyuluhan.

2. Secara singkat, jelaskan tujuan dari topik yang akan disampaikan.

3. Sampaikan informasi secara menarik, berbicara singkat dan mudah dimengerti. Sisipkan humor-humor segar.

(27)

5. Kemukakan hal-hal yang penting terlebih dahulu. 6. Tekankan hal-hal yang perlu diingat.

7. Hindari istilah medis atau istilah asing, misalnya: diare, E.coli, dll.

8. Pada awal penyampaian dan setiap pergantian topik, jangan lupa gali pengetahuan peserta dengan cara memberikan 1 - 2 pertanyaan terkait. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya komunikasi satu arah. 9. Usahakan tidak menetap pada satu posisi atau tempat, berdiri di belakang

mimbar atau duduk di belakang meja.

10. Jangan memandang pada satu arah atau beberapa peserta saja. Bagi perhatian secara merata.

11. Perhatikan bahasa tubuh peserta. Jika peserta terlihat tidak mengerti atau tidak tertarik (terlihat mengantuk atau berbicara dengan peserta lain), pancing dengan pertanyaan yang dapat mengungkapkan pengetahuan, pemahaman peserta.

12. Beri kesempatan peserta untuk bertanya. Sekali-kali, lempar pertanyaan peserta untuk dijawab oleh peserta lain. Beri pujian kepada peserta yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar.

13. Alokasi waktu untuk setiap penyuluhan/ceramah, tidak lebih dari dua jam dengan pembagian waktu penyampaian materi dan diskusi 50% : 50%. 14. Kira-kira 10 menit terakhir, buat rangkuman dari seluruh pembicaraan dan

hasil diskusi.

15. Akan lebih baik jika Fasilitator dapat menekankan inti dari materi yang disampaikan kepada peserta di akhir ceramah.

(28)

Petunjuk Teknis Pelaksanaan METODE CERAMAH

DALAM PENINGKATAN PERILAKU TENTANG MAKANAN JAJANAN DI SD NEGERI KECAMATAN MEDAN PETISAH

TAHUN 2015

8. METODE CERAMAH

Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui

penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa.

Metode dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran atau pelatihan

dalam konteks wawasan kesehatan terhadap makanan jajanan. Melalui cara penggalian pendapat dari pelajar SD N 060830, fasilitaor sesuai jadwal tentatif kegiatan melontarkan suatu topik permasalahan seputar makanan jajanan kepada peserta (pelajar).

Peserta diminta mengemukakan pendapat tentang makanan jajanan yang mereka pahami sebelumnya, hal ini dilakukan untuk memudahkan fasilitator untuk menguatkan materi yang akan disampaikan kepada peserta didik.gasan, atau sasaran untuk menyelesaikan masalah yang dilontarkan untuk kemudian dirumuskan oleh fasilitator. Ada dua prinsip yang diterapkan dalam metode ini yaitu, yang pertama pentingnya memperoleh gagasan sebanyak mungkin dan yang kedua menunda, atau tidak langsung memberi penilaian terhadap gagasan yang diutarakan.

9. TUJUAN

9. Mendorong Terjadinya penyampaian ide atau pengalaman Siswa SD N 060830 yang akan sangat membantu memaksimalkan pemahaman dan ingatan.

(29)

permasalahan yang dilontarkan.

11. Membina peserta dalam mengkomunikasikan dan mengembangkan kreatifitas berfikir dengan cara melibatkan siswa.

12. Merangsang partisipasi peserta.

13. Memberikan pertanyaan yang memotivasi siswa untuk memiliki rasa ingin tahu.

14. Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar.

15. Melatih peserta untuk mengekspresikan gagasan baru menurut daya imajinasi.

16. Melatih daya kreatifitas berfikir peserta.

10. PROSES PELAKSANAAN METODE CERAMAH Persiapan Umum

Untuk mempersiapkan penggunaan metode ceramah, fasilitator perlu : Mempersiapkan masalah yang akan dilontarkan kepada pembelajar untuk mendapatkan tanggapan dari pembelajar.

3. Menentukan dan mempersiapkan alat peraga yang akan digunakan. 4. Mempersiapkan jawaban yang benar tentang permasalahan yang dibahas.

Materi pokok Ceramah

Secara umum materi yang dibawakan dalam metode ceramah ini : 6. Pengenalan makanan jajanan dan jenisnya.

7. Makanan jajanan aman, sehat dan bergizi 8. Fungsi maknan jajanan bagi tubuh 9. Masalah utama makanan jajanan 10. Hygien dan sanitasi makanan jajanan

11. ALAT PERAGA

(30)

12. WAKTU

Hari/Tanggal : -

Pukul : 09.00 – 11.00 wib

Tempat : Ruang Kelas V SD N 060830

13. PELAKSANAAN

Mekanisme pelaksanaan metode ceramah adalah :

9. Fasilitator Memaparkan suatu masalah tentang keracunan yang pernah terjadi disekolah. (15 menit)

10. Setiap tanggapan atau ide yang disampaikan peserta dicatat secar ringkas di witheboard atau kertas filpchart. (20 menit)

11. Fasilitator jangan memberikan tanggapan atau kritik evaluasi atas pendapat /ide peserta sampai semua peserta mengutarakan pendapatnya dan tidak dapat lagi memberikan pendapatnya.

12. Fasilitator berperan sebagai narasumber dan memberikan materi tentang makanan jajanan kepada peserta dengan menggunakan Laptop dan LCD dalam bentuk power point. (30 menit)

13. Fasilitator memutar vidio tentang makanan jajanan kepada peserta. (15 menit)

14. Memberikan sesi tanya jawab. (20 menit)

15. Mengulas kembali dan memberikan point-point penting tentang materi yang disampaikan. (15 menit)

16. Salam penutup. (5 menit)

14. EVALUASI

(31)

Petunjuk Teknis Pelaksanaan

METODE PERMAINAN ULAR TANGGA

DALAM PENINGKATAN PERILAKU TENTANG MAKANAN JAJANAN DI SD NEGERI KECAMATAN MEDAN PETISAH

TAHUN 2015

15. METODE PERMAINAN ULAR TANGGA

Permainan ular tangga adalah kegiatan pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa SD N 060834 Medan yang berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu yang berkaitan dengan materi makanan jajanan. Materi tersebut merupakan jabaran dari satuan pembelajaran yang telah disusun sesuai kebutuhan.

16. TUJUAN

10. Tersusun secara relevan sehingga tergaja dalam ingatan.

11. Meningkatkan akselarasi pemikiran dan perasaan dengan sikap dan psikomotorik peserta, kemampuan peserta ditingkatkan dalam keterampilan berkomunikasi sederhana dan kepekaan terhadap aksi orang lain agar tebentuk sikap peduli terhadap lingkungan sekitarnya.

12. Menghayati berbagai masalah yang mungkin dihadapi oleh peran yang dimainkan

13. Dapat menciptakan suasana pembelanjaran yang fun atau menyenangkan. 14. Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual

maupun kelompok.

15. Mengembangkan kreativitas berfikir siswa dengan metode berlajar sambil bermain.

(32)

18. Struktur kognisi yang diperoleh siswa sebagai hasil dari proses belajar bermakna akan stabil.

17. PROSES PELAKSANAAN METODE PERMAINAN ULAR TANGGA Persiapan Umum

Untuk mempersiapkan penggunaan metode ini, fasilitator perlu :

4. Mempersiapkan suatu model ular tangga yang menggambarkan materi dan menjadi muatan permainan tersebut.

5. Menyiapkan alat-alat atau fasilitas yang dibutuhkan dalam permainan.

Menyiapkan prosedur tetap pengunaan alat-alat, urutan dan waktu untuk setiap kegiatan.

Materi Permainan Ular Tangga

Secara umum materi yang dibawakan dalam metode ini : 6. Pengenalan makanan jajanan dan jenisnya.

7. Makanan jajanan aman, sehat dan bergizi 8. Fungsi maknan jajanan bagi tubuh 9. Masalah utama makanan jajanan 10. Hygien dan sanitasi makanan jajanan

18. ALAT PERAGA

Materi tentang makanan jajanan disajikan kedalam papan permainan ular

tangga, Dadu, Laptop, LCD dan speaker.

19. WAKTU

Hari/Tanggal : -

Pukul : 09.00 – 11.00 wib

(33)

20. PELAKSANAAN

Mekanisme pelaksanaan metode permainan ular tangga adalah :

17. Pembagian kelompok dilakukan diawal dan berdasarkan urutan absen. Hal ini lebih difokuskan kepada pemainan dan waktu. Satu kelompok terdiri dari lima orang.

18. Fasilitator memaparkan dan menjelaskan mekanisme permainan kepada siswa. Penjelasan dilakukan didalam ruang kelas V SD N 060834 dengan menggunakan LCD dan laptop. Penjelasan diruangan dialkukan agar pesan peraturan yang disampaikan kepada peserta/siswa lebih jelas dan terarah. (15 menit)

19. Fasilitator mempersilahkan membuka pertanyaan seputar mekanisme permainan. (5 menit)

20. Fasilitator mengarahkan peserta untuk berada di kelompoknya masing-masing dan berada di area peralatan permainan yang sudah dipersiapkan. 21. Fasilitator memberikan aba-aba bahwa permainan sudah dimulai.

22. Fasilitator berperan sebagai pengamat ketika permainan yang dimainkan oleh peserta berjalan. (100 menit)

23. Fasilitator mengingatkan peserta pembatasan waktu ketika bermain ular tangga. (15 dan 5 menit sebelum waktu permainan berakhir)

24. Salam penutup.

21. PERATURAN PERMAINAN

Setiap permainan harus mempunyai peraturan yang jelas untuk setiap pemainnya, hal ini dimaksudkan agar pemain mudah dan memahami setiap perjalanan permainan. Peraturan yang akan dilakukan untuk permainan ular tangga adalah sebagai berikut:

12. Permainan ini dimainkan oleh kelompok eksperimen yaitu anak SD Negeri 060834 sebanyak 30 (tiga puluh) orang dan berkelompok.

13. Setiap 1 (satu) kelompok berisikan 5 (lima) orang, maka ada 6 (enam) kelompok. Pemilihan orang (siswa) dalam satu kelompok berdasarkan urutan dari absen murid kelas V.

(34)

tempat pelaksanaan berada di lapangan sekolah (outdoor). Waktu pelaksanaan dilakukan secara bersama-sama.

15. Murid digunakan sebagai bidaknya.

16. Sebelum bermain murid diharapkan melakukan hom pim pa dan suit

dengan tujuan agar permainan dilakukan secara bergiliran dan pemilihan lebih objektif agar mereka mampu memecahkan masalah. Ini dilakukan pada setiap kelompok.

17. Apabila pemain sudah ditentukan atau gilirannya sudah ditetapkan maka, setiap pemain mulai dengan bidaknya di kotak pertama (biasanya kotak di sudut kiri bawah) dan secara bergiliran melemparkan dadu.

18. Bila pemain mendarat di ujung sebuah tangga, mereka dapat langsung pergi ke ujung tangga yang lain.

19. Bila mendarat di kotak dengan adanya ekor ular, mereka harus turun ke kotak sampai berada di bagian kepala ular.

20. Apabila pada saat pemain melemparkan dadu muncul angka (bulatan) berjumlah 6 (enam) maka pemain tersebut boleh melemparkan dadunya kembali setelah pemain tersebut maju atau berjalan sebanyak enam kotak, apabila mendarat di sebuah ujung tangga maka langsung naik dan melempar dadu kembali dan apabila mendarat di kotak dengan ekor ular maka harus turun dan melempar dadu kembali. Dan apabila dalam pengulangan mendapatkan angka (bulatan) berjumlah 6 (enam) terjadi lebih dari 3 (tiga) kali, maka pemain dilanjutkan kepada giliran setelahnya dan masih mengikuti permainannya kembali.

21. Apabila pada saat pemain melempar dadu muncul angka (bulatan) berjumlah 6 (enam) dan selanjutnya mendapatkan angka dibawah angka tersebut maka, dilanjutkan kepada giliran setelahnya.

22. Setiap pemain harus melihat, membaca dan memahami pesan-pesan yang ada pada permainan tersebut.

(35)

pesan-pesan dapat tersampaikan. Apabila satu pemain tidak kunjung menyelesaikan di kotak terakhir maka permainan di anggap selesai.

22. EVALUASI

(36)

Lampiran 6

Pre-test Kelompok Perlakuan Metode Permainan Ular Tangga

Post-test Kelompok Perlakuan Metode Permainan Ular Tangga

Pengarahah

Metode Permainan Ular Tangga

Pengarahah

Metode Permainan Ular Tangga

(37)

Pre-test Kelompok Kontrol Metode Permainan Ular Tangga

Post-test Kelompok Kontrol Metode Permainan Ular Tangga

Pre-test Kelompok Kontrol Metode Ceramah

(38)

Pre-test Kelompok Perlakuan Metode Ceramah

Post-test Kelompok Perlakuan Metode Ceramah

(39)

KELOMPOK ULAR TANGGA

UNIVARIAT Frequencies

Frequency Table

pengetahuan ular tangga setelah intervensi total kategorik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 28 93,3 93,3 93,3

Sedang 2 6,7 6,7 100,0

Total 30 100,0 100,0

Sikap ular tangga setelah intervensi total kategorik

Frequency Percent Valid Percent

(40)

Tindakan ular tangga setelah intervensi total kategorik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 25 83,3 83,3 83,3

Sedang 3 10,0 10,0 16,7

Kurang 2 6,7 6,7 100,0

Total 30 100,0 100,0

Pengetahuan ular tangga sebelum intervensi total kategorik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Kurang 30 100,0 100,0 100,0

Sikap ular tangga sebelum intervensi total kategorik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sedang 23 76,7 76,7 76,7

Kurang 7 23,3 23,3 100,0

Total 30 100,0 100,0

Tindakan ular tangga sebelum intervensi total kategorik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sedang 4 13,3 13,3 13,3

Kurang 26 86,7 86,7 100,0

(41)

Pre test ular tangga kelompok kontrol pengetahuan total kategorik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sedang 2 6,7 6,7 6,7

Kurang 28 93,3 93,3 100,0

Total 30 100,0 100,0

Pre test ular tangga kontrol sikap total kategorik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sedang 18 60,0 60,0 60,0

Kurang 12 40,0 40,0 100,0

Total 30 100,0 100,0

Pre test ular tangga kontrol tindakan total kategorik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sedang 13 43,3 43,3 43,3

Kurang 17 56,7 56,7 100,0

Total 30 100,0 100,0

Post test ular tangga kelompok kontrol pengetahuan total kategorik

Frequency Percent Valid Percent

(42)

Pos test ular tangga kontrol sikap total kategorik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Post test ular tangga kelompok kontrol tindakan total kategorik

Frequency Percent Valid Percent

(43)

BIVARAT

INDEPENDENT T TEST (KELAS YANG BERBEDA)

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Ular tanggal pengetahuan total eksperiment 30 24,40 1,499 ,274

kontrol 30 10,27 1,617 ,295

Equality of Variances t-test for Equality of Means

(44)

KELOMPOK CERAMAH

ceramah eksperiment after pengetahuan total kategorik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 23 76,7 76,7 76,7

Sedang 7 23,3 23,3 100,0

Total 30 100,0 100,0

Ceramah eksperiment after sikap total kategorik

Frequency Percent Valid Percent

(45)

ceramah eksperiment after tindakan total kategorik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 24 80,0 80,0 80,0

Sedang 3 10,0 10,0 20,0

Kurang 3 10,0 10,0 100,0

Total 30 100,0 100,0

ceramah eksperiment sebelum pengetahuan total kategorik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang 30 100,0 100,0 100,0

ceramah eksperiment sebelum sikap total kategorik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sedang 10 33,3 33,3 33,3

Kurang 20 66,7 66,7 100,0

Total 30 100,0 100,0

ceramah eksperiment sebelum tindakan total kategorik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sedang 7 23,3 23,3 23,3

Kurang 23 76,7 76,7 100,0

(46)

Pre test ceramah kontrol pengetahuan total kategorik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sedang 3 10,0 10,0 10,0

Kurang 27 90,0 90,0 100,0

Total 30 100,0 100,0

Pre test ceramah kontrol sikap total kategorik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sedang 12 40,0 40,0 40,0

Kurang 18 60,0 60,0 100,0

Total 30 100,0 100,0

Pre test ceramah kontrol sikap total kategorik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sedang 14 46,7 46,7 46,7

Kurang 16 53,3 53,3 100,0

Total 30 100,0 100,0

Post test ceramah kontrol pengetahuan total kategorik

Frequency Percent Valid Percent

(47)

Post test ceramah kontrol sikap total kategorik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Pre test ceramah kontrol sikap total kategorik

Frequency Percent Valid Percent

(48)

BIVARIAT

INDEPENDENT T TEST (KELAS YANG BERBEDA)

Group Statistics

kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

ceramah pengetahuan total eksperiment 30 23,83 2,102 ,384

kontrol 30 8,67 2,218 ,405

Equality of Variances t-test for Equality of Means

(49)

GABUNGAN (KELOMPOK CERAMAH DAN ULAR TANGGA)

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Gambar

GAMBAR 1. FASILITATOR HARUS RAMAH

Referensi

Dokumen terkait

Nantinya, penerbitan obligasi tersebut merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) Rp 12 triliun, dimana sebelumnya telah diterbitkan sebesar Rp 7 triliun pada tahap

pervolumenya sama dengan kualitas DNA yang di hasilkan oleh darah,.. sehingga DNA saliva dapat digunakan dalam

Masalah yang dihadapi petani tidak hanya berhenti sampai disini, liberalisasi berarti terbukanya suatu negara terhadap aliran modal asing, yang akan membutuhkan lahan

Hasil visualisasi aliran Taylor-Couette pada putaran silinder bagian dalam rendah dengan bilangan Reynolds Rr79 polaaliran beib€nt.tk couette lominar yaill.t aliran

Maka dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai kinerja pemasaran yang tinggi dilihat dari variabel orientasi pasar yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap

– untuk itu harus dibirikan perlindungan hukum oleh pemerintah utamanaya pemerintah daerah dalam era otonomi daerah, instrumen perlindungan hukum anak jalanan tidak

Baik bunga jantan maupun betina yang dihasilkan tanaman kepel daerah dataran tinggi maupun daerah rendah memiliki lebar mahkota hampir sama sedangkan pada

Pupuh tidak hanya sebatas kata, tetapi sebuah bentuk karya sastra yang bisa memberikan nilai-nilai kehidupan bagi anak/siswa, pupuh pun tidak hanya sekadar kumpulan