• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan - Proyeksi Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Kabupaten Karo pada Tahun 2012-2015 dengan Metode Rata-Rata Bergerak Ganda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan - Proyeksi Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Kabupaten Karo pada Tahun 2012-2015 dengan Metode Rata-Rata Bergerak Ganda"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian Peramalan

Peramalan adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan

terjadi di masa yang akan datang dalam waktu yang relatif lama, peramalan tidak

dibutuhkan untuk waktu tenggang yang singkat. Sedangkan ramalan adalah suatu

situasi atau kondisi yang diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang.

Ramalan tersebut dapat didasarkan atas bermacam-macam cara, yaitu Metode

Pemulusan Eksponensial atau Rata-rata Bergerak, Metode Box Jenkis dan Metode

Regresi, Semua itu dikenal dengan metode peramalan. Pada umumnya kegunaan

peramalan adalah sebagai berikut :

1. Sebagai alat bantu dalam perencanaan yang efektif dan efisien

2. Untuk menentukan kebutuhan sumber daya di masa mendatang

3. Untuk membuat keputusan yang tepat

Baik tidaknya suatu peramalan disusun, disamping ditentukan oleh metode

yang digunakan, juga ditentukan oleh baik tidaknya data yang digunakan. Selama data

yang digunakan tidak dapat meyakinkan, maka hasil peramalan juga akan sukar

(2)

2.2 Kegunaan dan Peran Peramalan

Peramalan diperlukan karena adanya perbedaan (kesenjangan) waktu (timelag) antara

kesadaran akan peristiwa atau kebutuhan mendatang dengan waktu peristiwa itu

sendiri. Apabila perbedaan waktu tersebut panjang maka peramalan akan menjadi

penting dan sangat dibutuhkan, terutama dalam penentuan suatu peristiwa yang akan

timbul sehingga dapat dipersiapkan hal-hal ataupun tindakan-tindakan yang

diperlukan guna mengantisipasi keadaan tersebut.

Kegunaan peramalan juga terlihat pada saat pengambilan keputusan. Setiap

orang selalu dihadapkan pada masalah pengambilan keputusan. Keputusan yang baik

adalah keputusan yang didasarkan atas pertimbangan apa yang akan terjadi pada

waktu keputusan itu dilaksanakan. Apabila peramalan yang dilakukan kurang tepat

maka semakin kurang baik pula keputusan yang diambil. Oleh karena masalah

pengambilan keputusan merupakan masalah yang selalu kita hadapi, maka masalah

peramalan juga merupakan masalah yang kita hadapi. Dalam suatu perusahaan,

ramalan dibutuhkan untuk memberikan informasi kepada pimpinan sebagai dasar

untuk membuat suatu keputusan dalam berbagai kegiatan, seperti penjualan,

permintaan, persediaan keuangan dan sebagainya.

Dari uraian di atas kita mendapat gambaran bahwa peranan peramalan sangat

penting, baik dalam penelitian, perencanaan maupun dalam pengambilan keputusan.

Baik tidaknya hasil suatu penelitian dalam suatu kegiatan sangat ditentukan oleh

ketepatan peramalan yang dibuat. Oleh karena itu, ketepatan dari peramalan tersebut

merupakan hal yang sangat penting. Walaupun demikian perlu disadari bahwa suatu

(3)

penting diperhatikan adalah usaha untuk memperkecil kemungkinan kesalahannya

tersebut. Keberhasilan dari sutau peramalan sangat ditentukan oleh:

a. Pengetahuan teknik tentang pengumpulan informasi (data) masa lalu, data tersebut

bersifat kuantitatif.

b. Teknik dan metoda yang tepat dan sesuai dengan pola data yang dikumpulkan.

2.3 Jenis-Jenis Peramalan

Peramalan dapat dibedakan dari beberapa segi, tergantung dari cara melihatnya.

Apabila dilihat dari sifatnya maka peramalan dapat dibedakan menjadi dua jenis

peramalan, yaitu:

1. Peramalan subjektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan atau intuisi

dari orang yang menyusunnya. Dalam hal ini pandangan dari orang yang

menyusunnya sangat menentukan baik tidaknya hasil ramalan tersebut.

2. Peramalan objektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data yang relevan

pada masa lalu, dengan menggunakan teknik-teknik dan metode-metode dalam

penganalisaan data tersebut.

Berdasarkan sifat ramalan yang telah disusun, maka ramalan dapat dibedakan

menjadi dua jenis peramalan, yaitu:

1. Peramalan kualitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kualitatif yaitu

data masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada orang

(4)

a. Model Eksplanatoris

Model ini dimulai dengan masa lalu dan masa kini sebagai titik awalnya

dan bergerak kearah masa depan dengan melihat semua kemungkinan yang

ada.

b. Model Normatif

Model ini dimulai dengan menetapkan sasaran dan tujuan yang akan datang,

kemudian bekerja mundur untuk melihat apakah hal ini dapat dicapai,

berdasarkan kendala, sumber daya dan teknologi yang tersedia.

2. Peramalan Kuantitatif, yaitu peramalan yang sangat beracuan pada data historis

yang dimiliki. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada metode

yang dipergunakan dalam peramalan tersebut. Dengan metode yang berbeda

akan diperoleh hasil peramalan yang berbeda, adapun yang perlu ddiperhatikan

dari penggunaan metode-metode tersebut, adalah baik tidaknya metode yang

dipergunakan, yang sangat ditentukan oleh perbedaan atau penyimpangan

antara hasil ramalan dengan kenyataan yang terjadi.

Metode kuantitatif dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Model Deret Berkala (Time Series)

Pada model ini, pendugaan masa depan dilakukan berdasarkan nilai masa

lalu dari suatu variabel dan atau kesalahan masa lalu. Tujuannya adalah

menemukan pola dalam deret data historis dan mengekstrapolasikan pola

dalam deret data historis tersebut ke masa depan. Metode-metode

(5)

1. Metode Smoothing

2. Metode Box-Jenkis

3. Metode Perkiraan Trend dengan Regresi

b. Model Kausalitas

Model ini mengasumsikan bahwa faktor yang diramalkan menunjukkan

suatu hubungan sebab-akibat dengan satu atau lebih variabel bebas.

Metode-metode peramalan dengan model kausalitas, yaitu:

1. Metode Regresi

2. Metode Ekonoketrika

3. Metode Analisis Input-Output.

2.4 Pengertian Metode Peramalan

Metode peramalan adalah suatu cara memperkirakan atau mengestimasi secara

kuantitatif maupun kualitatif apa yang akan terjadi pada masa depan, berdasarkan data

yang relevan pada masa lalu. Metode peramalan ini digunakan dalam peramalan yang

objektif, sedangkan kegunaan metode peramalan adalah untuk memperkirakan secara

sistematis dan pragmatis atas dasar data yang relevan pada masa lalu, dengan

demikian peramalan diharapkan dapat memberikan objektivitas yang lebih besar.

Metode peramalan juga memberikan urutan pengerjaan dan pemecahan atas

pendekatan suatu masalah dalam peramalan, sehingga bila digunakan pendekatan

yang sama atas permasalahan, maka akan didapat dasar pemikiran dan pemecahan

(6)

Metode peramalan dapat memberikan cara pengerjaan yang teratur dan terarah,

sehingga dengan demikian dapat dimungkinkannya penggunaan teknik-teknik

penganalisaan yang lebih maju. Dengan menggunakan teknik-teknik tersebut, maka

diharapkan dapat memberikan tingkat kepercayaan atau keyakinan yang lebih besar,

karena dapat diuji dan dibuktikan penyimpangan atau deviasi yang terjadi secara

ilmiah.

2.5 Metode Peramalan yang Digunakan

Untuk mendapatkan suatu hasil yang baik dan tepat maka haruslah diketahui dan

digunakan metode peramalan yang tepat. Untuk meramalkan jumlah wisatawan yang

datang ke Kabupaten Karo, penulis menggunakan metode smoothing rata-rata

bergerak ganda.

Metode pemulusan (smoothing) adalah metode peramalan dengan mengadakan

penghalusan atau pemulusan terhadap data masa lalu, yaitu dengan mengambil

rata-rata dari nilai beberapa tahun untuk menafsir nilai pada tahun yang akan datang.

Salah satu cara untuk mengubah pengaruh data masa lalu terhadap nilai tengah

sebagai ramalan adalah dengan menentukan sejak awal berapa nilai observasi masa

lalu yang akan dimasukkan untuk menghitung nilai tengah. Untuk menggambarkan

prosedur ini digunakan istilah rata-rata bergerak (moving average), karena setiap

muncul nilai observasi baru, nilai rata-rata yang baru dapat dihitung dengan

membuang nilai observasi yang paling lama dan memasukkan nilai yang terbaru.

Hal yang dilakukan pada masing-masing langkah sebenarnya hanyalah

(7)

pengamatan yang terjadi pada M periode sebelumnya, maka rumus rata-rata bergerak

dapat dituliskan dalam bentuk berikut ini:

Tabel 2.1 Rata-rata Bergerak dalam Peramalan Deret Berkala

Waktu Rata-rata Bergerak Ramalan

T

=

T+1

=

T+2

=

Karena seorang peramal harus memilih jumlah periode (T) dalam rata-rata

bergerak, maka ada baiknya beberapa aspek dari pemilihan ini dikemukakan:

1. MA (1) : yaitu rata-rata bergerak dengan ordo 1

2. : yaitu nilai data terakhir yang diketahui yang digunakan

sebagai ramalan untuk periode berikutnya.

Prosedur peramalan rata-rata bergerak linier meliputi 3 aspek, yaitu:

1. Penggunaan rata-rata bergerak tunggal pada waktu t (ditulis )

2. Penyesuaian yang merupakan perbedaan antara rata-rata bergerak tunggal

(8)

3. Penyesuaian untuk kecenderungan dari periode t ke periode t+1 (atau ke

periode t+m juika ingin meramalkan m periode ke depan)

Secara umum penyesuaian prosedur rata-rata bergerak linier dapat diterangkan

melalui persamaan berikut ini:

=

...(2-1)

=

...(2-2)

= ...(2-3) = ...(2-4)

= m ...(2.5)

Dimana:

= Rata-rata bergerak tunggal pada waktu t

= Rata-rata bergerak ganda pada waktu t

N = Banyaknya nilai masa lalu

= Konstanta untuk m periode ke muka

= Komponen kecenderungan

m = Jumlah periode ke muka yang diramalkan

= Nilai ramalan untuk 1+m waktu ke depan

Untuk menghitung nilai kesalahan (error) ramalan tersebut, dapat digunakan

rumus di bawah ini:

e = ...(2-6)

(9)

Bilamana deret data menunjukkan trend, maka MA tunggal akan mrnghasilkan

sesuatu yang menyerupai kesalahan sistematik dan kesalahan sistematis ini dapat

dikurangi dengan menggunakan perbedaan antara nilai rata-rata bergerak tunggal dan

nilai rata-rata bergerak ganda.

Persamaan (2-1) mempunyai keterangan bahwa saat periode waktu t

mempunyai nilai masa lalu sebanyak N. Nilai MA (N) tunggal ditulis dengan .

Persamaan (2-2) menganggap bahwa semua rata-rata bergerak tunggal ( ) telah

dihitung. Dengan persamaan (2-2) itu kita menghitung rata-rata bergerak N periode

dari nilai-nilai tersebut. Rata-rata bergerak ganda dituliskan sebagai . Persamaan

(2-3) mengacu terhadap penyesuaian MA tunggal dengan perbedaan dan

persamaan (2-4) menentukan tafsiran kecenderungan dari periode waktu yang satu ke

periode berikutnya. Persamaan (2-5) menunjukkan bagaimana memperoleh ramalan

untuk m periode ke muka dari t. Ramalan untuk m periode kemuka adalah dimana

merupakan nilai rata-rata yang disesuaikan untuk periode t ditambah m kali komponen

kecenderungan .

Bila semua hasil perhitungan telah didapat, maka semua data yang telah

(10)
(11)

Perlu dipahami bahwa tidak ada sesuatu metode terbaik untuk suatu

peramalan. Metode yang memberikan hasil ramalan secara tepat belum tentu tepat

belum tentu tepat utuk meramalkan data yang lain. Dalam peramalan time series,

metode peramalan terbaik adalah metode yang memenuhi kriteria ketetapan ramalan.

Hasil peramalan yang akurat adalah peramalan yang bisa meminimalkan

kesalahan ramalan. Karena itu dalam menghitung kesalahan meramal digunakan:

1. Mean Absolute Error (MAE)

Mean Absolute Error adalah rata-rata absolute dari kesalahan meramal,

tanpa menghiraukan tanda positif atau tanda negatif.

MAE = ...(2-8)

2. Mean Squared Error (MSE)

Mean Squared Error adalah rata-rata kesalahan meramal yang dikuadratkan.

MSE = ...(2-9)

3. Mean Absolute Percentage Error (MAPE)

Mean Absolute Percentage Error merupakan nilai tengah kesalahan

persentase absolute dari suatu peramalan.

...(2-10)

PE = Percentage Error

(12)

4. Mean Absolute Error (MAE)

Mean Absolute Error adalah merupakan nilai tengah deviasi absolute.

MAE = ...(2-12)

Metode pwramalan yang paling sesuai umumnya adalah metode yang

memiliki kesalahan rata-rata (MSE) dan kesalahan persentase absolute (MAPE) yang

paling kecil. Agar setiap pendekatan peramalan dapat realistis dan secara praktis

relevan, maka ada dua masalah utama yang harus dihindari dalam memilih sebuah

metode yaitu:

a. Pemilihan didasari oleh sampai sejauh mana sebuah metode sesuai dengan

data yang tersedia untuk ramalan satu periode kemuka.

b. Pola data hubungannya selalu diasumsikan bersifat konstan.

Karakteristik yang diinginkan dalam sebuah pendekatan baru mungkin tampak

sebagai suatu kontradiksi. Misalnya, setiap periode deret waktu harus didasari oleh

data masa lalu, sedangkan dalam saat yang bersamaan kondisi data di masa

mendatang belum tentu sama dengan masa lalu. Oleh karena itu akurasi peramalan

tidak hanya diukur smpai sejauh mana metode yang digunakan sesuai dengan data

historis, tetapi juga diukur dari sampai sejauh mana metode yang digunakan tersebut

mampu untuk memprediksi kondisi 1, 2, 3, ..., m periode ke depan (Makridakis dan

Wheelwright).

Menurut Hibon dan Makridakis (1979) langkah awal dalam membuat ramalan

masa mendatang adalah menentukan apakah akan digunakan metode peramalan

(13)

menyatakan dengan tegas bahwa pada kondisi data yang senantiasa berulang, metode

kuantitatif atau metode peramalan formal lebih baik daripada prosedur informal.

2.6 Metode Proyeksi Trend dengan Regresi

Pada dasarnya analisis regresi diinterpretasikan sebagai suatu analisis yang berkaitan

dengan studi ketergantungan (hubungan kausal) dari suatu variabel tak bebas

(dependent variabels) dengan satu atau lebih variabel bebas (independent variabels)

dengan maksud untuk memperkirakan nilai rata-rata populasi atau nilai-nilai tertentu

dari variabel bebas atau variabel penjelas.

Metode proyeksi trend dengan regresi, merupakan dasar garis trend untuk

suatu persamaan matematis, sehingga dengan dasar persamaan tersebut dapat

diproyeksikan hal yang teliti untuk masa depan. Untuk peramalan jangka pendek

maupun peramalan jangka panjang, ketetapan peramalan dengan metode peramalan

ini adalah data tahunan, dan makin banyak data yang dipunyai maka makin baik, serta

minimum data tahunan yang harus ada adalah lima tahun.

2.7 Pengertian Pariwisata dan Wisatawan

Akhir-akhir ini sudah banyak diperbincangkan tentang dunia kepariwisataan, dimana

orang mempunyai pandangan yang berbeda-beda, boleh dikatakan bertentangan satu

sama lain, lebih-lebih menyangkut adat-istiadat, budaya dan lingkungan hidup

kelompok masyarakat yang langsung terlibat dalam arus lalulintas kegiatan industri

(14)

Kata Pariwisata sesungguhnya baru populer di Indonesia setelah

diselenggarakan Musyawarah Nasional Tourism ke II di Tretes, Jawa Timur (12 s/d

14 Juni 1458). Pari berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap, sedangkan

wisata berarti perjalanan. Jadi pariwisata bisa diartikan sebagai perjalanan yang

dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ketempat lain yang dalam

bahasa Inggris disebut dengan kata tour, sedang untuk pengertian jamak

kepariwisataan dapat digunakan kata tourisme atau tourism.

Pariwisata merupakan salah satu jenis industri yang mampu mempercepat

pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan,

standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya, sebagai

sektor yang kompleks ia juga merealisasikan industri-industri klasik seperti industri

kerajinan tangan dan cinderamata. Penginapan dan transportasi secara ekonomis juga

dipandang sebagai industri.

Kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan langsung terhadap

kemajuan-kemajuan pembangunan atau perbaikan pelabuhan-pelabuhan(laut atau

udara), jalan-jalan raya, pengangkutan setempat, program-program kebersihan atau

kesehatan, kelestarian lingkungan, yang kesemuanya dapat memberikan keuntungan

dan kesenangan baik bagi masyarakat dalam lingkungan daerah wilayah yang

bersangkutan maupun bagi wisatawan yang berkunjung. Kepariwisataan juga dapat

memberikan dorongan dan sumbangan terhadap pelaksanaan pembangunan

proyek-proyek berbagai sektor bagi negara-negara yang telah berkembang atau maju

perekonomiannya, dimana pada gilirannya industri pariwisata merupakan suatu

kenyataan ditengah-tengah industri lainnya.

Pengertian pariwisata dalam arti modern adalah merupakan gejala zaman

(15)

penilaian yang sadar dan menumbuh terhadap keindahan alam, kesenangan dan

kenikmatan alam semesta dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya

pergaulan berbagai bangsa dan kelas dalam masyarakat sebagai hasil perkembangan

perniagaan, industri dan perdagangan serta penyempurnaan alat-alat pengangkutan.

Menurut F. W. Ogilvie, wisatawan adalah semua orang yang memenuhi syarat

yaitu pertama, bahwa mereka meninggalkan rumah kediamannya untuk jangka waktu

kurang dari satu tahun dan kedua, bahwa sementara mereka bepergian mereka

mengeluarkan uang di tempat yang mereka kunjungi tanpa dengan maksud mencari

nafkah di tempat itu.

Namun secara umum wisatawan adalah setiap pengunjung yang mengunjungi

suatu tempat di luar tempat tinggalnya, didorong oleh satu atau beberapa keperluan

tanpa bermaksud memperoleh penghasilan di tempat yang dikunjunginya dan lamanya

kunjungan tersebut tidak lebih dari satu tahun dan paling sedikit 24 jam, dengan

maksud antara lain berlibur, berrekreasi, olah raga, bisnis, mengikuti pertemanan,

study dan kunjungan dengan alasan kesehatan.

Batasan pariwisata dan defenisi wisatawan dewasa ini untuk memungkinkan

suatu negara mendapatkan gambaran yang nyata atas volume pendapatan nasional

yang dihasilkan dari industri pariwisatanya. Apapun dan dimanapun konsep dan

defenisi yang dipergunakan oleh suatu negara dalam melakukan kebijakan industri

pariwisatanya yang jelas adalah adanya suatu pegangan yang dapat dipergunakannya.

Pegangan inilah yang terpenting dan adanya pegangan ini suatu sistem statistik

perpajakan pariwisata mudah dapat dirumuskan, dan hasil perkiraan tiap tahunnya

(16)

Setelah mengetahui pengertian pariwisata dan wisatawan, maka perlu juga

dibicarakan tentang bentuk-bentuk wisatawan, bentuk-bentuk ini dapat dibagi menurut

kategori di bawah ini:

1. Menurut asal wisatawan

Pertama perlu kita ketahui apakah wisatawan itu berasa dari dalam atau luar

negeri. Kalau asalnya dari dalam negri berarti wisatawam hanya pindah

tempat sementara di dalam lingkungan wilayah negerinya sendiri dan

selama ia mengadakan perjalanan, maka disebut pariwisata domestik,

sedangkan kalau ia datang dari luar negeri disebut pariwisata mancanegara.

2. Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran

Kedatangan wisatawan dari luar negeri adalah membawa mata uang asing.

Pemasukan valuta asing ini berarti memberi dampak positif terhadap neraca

pembayaran luar negeri suatu negara yang dikunjunginya, yang ini disebut

pariwisata aktif, sedangkan kepergian seorang warganegara keluar negeri

memberi dampak negatif terhadap neraca pembayaran luar negerinya,

disebut pariwisata pasif.

3. Menurut jangka waktu

Kedatangan seorang wisatawan di suatu tempat atau negara diperhitungkan

pula menurut waktu lamanya ia tinggal di tempat atau negara yang

bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah-isilah pariwisata jangka pendek

dan pariwisata jangka panjang, yang mana tergantung kepada

(17)

4. Menurut jumlah wisatawan

Perbedaan ini dihitung atas jumlah wisatawan yang datang, apakah

wisatawan datang sendiri atau rombongan. Maka timbullah istilah-istilah

pariwisata tunggal dan pariwisata rombongan.

5. Menurut alat angkut yang dipergunakan

Dilihat dari segi penggunaan alat pengangkutan yang dipergunakan oleh

wisatawan, maka kategori ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara,

pariwisata laut, pariwisata kereta api dan pariwisata mobil, tergantung

Gambar

Tabel 2.1 Rata-rata Bergerak dalam Peramalan Deret Berkala
Tabel 2.2 Rata-rata Bergerak Ganda 4 Bulanan

Referensi

Dokumen terkait

BAGI WAJIB PAJAK YANG DIIZINKAN MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN DALAM MATA UANG DOLLAR AMERIKA SERIKAT. DAFTAR PENYUSUTAN DAN

Kesimpulan dari tulisan ini adalah Penggunaan ICBM dilarang menurut Den Haag Convention IV 1907 dan Hukum Humaniter Internasional karena memiliki efek

Ciri-ciri tersebut dapat diterlihat di kelas antara lain dengan: mengikuti pembelajaran dengan tertib ketika pembelajaran sudah dimulai, menjawab pertanyaan yang

Hal ini sejalan dengan apa yang penulis lihat terhadap beberapa hal pada kerjasama yang terjalin antara BEM FISIP dengan aliansi melawan asap, hal pertama seperti bidang dari

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dalam penentuan nilai estimasi kedalaman dengan menggunakan Model Mogi pada Gunungapi Sinabung, maka dapat ditarik

[r]

Bagan

Gagasan pela-gandong dan “katong samua basudara” sebagai kekuatan budaya masyarakat Maluku dapat dijadikan sebagai etika yang fundamental oleh seluruh pengguna media sosial