PENGARUH ANTARA AKTIVA LANCAR TERHADAP PAJAK
JACQUELINE THE
ATMA JAYA MAKASSAR UNIVERSITY
Nathaliajacqueline20@gmail.com
I. PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Aktiva tetap adalah aktiva tetap berwujud yang mempunyai nilai guna
ekonomis jangka panjang, dimiliki perusahaan untuk menjalankan operasi guna menunjang perusahaan dalam mencapai tujuan dan dimiliki perusahaan tidak untuk dijual kembali agar diperoleh laba atas penjualan tesebut.
Dengan demikian segala yang berhubungan dengan akuntansi aktiva tetap haruslah ditangani sebaik - baiknya. Menurut PSAK No. 16 masalah utama dalam akuntansi aktiva tetap adalah penentuan harga perolehan, penyusutan, perlakuan terhadap pengeluaran setelah masa perolehan, penghapusan dan penarikan aktiva tetap serta penyajian aktiva tetap di dalam laporan keuangan perusahaan. Kesalahan perlakuan akuntansi aktiva tetap secara langsung akan
mempengaruhi neraca dan perhitungan laba rugi. Sudah menjadi kelaziman bahwa setiap aktiva tetap yang digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan akan mengalami penurunan nilai aktiva. Oleh karena itu dalam setiap penyusutan laporan keuangan, perlu dialokasikan besaran nilai aktiva tetap sebagai beban operasi periodic pengeluaran. Aktiva tetap yang digunakan perlu dilakukan penyusutan terhadap nilai perolehan. Penyusutan merupakan suatu proses alokasi sebagian harga perolehan aktiva menjadi biaya ( cost allocation ), sehingga biaya tersebut mengurangi laba usaha, dan penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat
penyusutan adalah salah satu jenis biaya yang dapat dikurangkan terhadap penghasilan Wajib Pajak.
Pajak sendiri merupakan kewajiban dari wajib pajak (perusahaan) kepada pemerintah yang harus segela dibayarkan. Akan tetapi, tidak seluruh bagian yang terdapat dalam aset lancer merupakan hal yang dikenakan nilai pajak. Beberapa hal yang merupakan bagian dari aset lancar yang dapat dikenakan tarif pajak salah satunya adalah investasi dan pituang, serta masih banyak hal lainnya. Guna pajak yang dibayarkan oleh perusahaan disini merupakan konstribusi dari perusahaan terhadap negara.
Oleh sebab itu, dengan adanya keterkaitan yang cukup vital antara pajak dan aktiva lancar, maka penulis tertarik untuk menulis makalah yang berhubungan dengan masalah ini yang berjudul ”PENGARUH ANTARA AKTIVA LANCAR TERHADAP PAJAK” .
I.II Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat disimpulkan bahwa rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Apa pengaruh Aset Lancar terhadap Pajak di dalam perusahaan.
I.III Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diberikan, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengaruh aset lancar terhadap pajak di dalam perusahaan.
I.IV Kegunaan Penelitian
I.IV.II Kegunaan Teoritis
Penelitian ini bertitik tolak dengan meragukan suatu teori tertentu atau yang disebut dengan penelitian verifikatif. Adanya keraguan terhadap teori itu muncul apabila yang terlibat tidak dapat lagi menjelaskan kejadian-kejadian aktual yang tengah dihadapi. Dilakukannya pengujian atas teori tersebut bisa melalui penelitian secara empiris serta hasilnya dapat menolak ataupun mengukuhkan serta merevisi teori yang berhubungan.
Di lain sisi, penelitian juga berguna untuk memecahkan permasalahan praktis. Semua lembaga yang bisa kita jumpai di masyarakat, seperti lembaga pemerintahan ataupun lembaga swasta, sadar akan manfaat tersebut dengan menempatkan suatu penelitian dan juga pengembangan sebagai bagian dari integral organisasi merek.
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.I Aktiva Lancar
Aktiva (assets) adalah harta kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Harta
kekayaan ini harus dapat diukur dengan jelas dengan satu satuan uang dan diurutkan berdasarkan kecepatan perubahannya kembali menjadi uang kas. Dalam pengertian yang lain, aktiva adalah sumber daya yang dimiliki oleh entitas bisnis atau usaha. Sumber daya ini dapat berbentuk fisik ataupun hak yang mempunyai nilai ekonomis. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahan sebagai akibat dan peristiwa masa lalu dan dan mana manfaat ekonomi masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan. Manfaat ekonomi yang terwujud dan aktiva adalah potensinya baik secara langsung maupun tidak langsung. berbentuk produktif dan merupakan bagian dan aktivitas operasi perusahaan atau kemampuannya mengurangi pengeluaran kas.
Aktiva lancar (current assets): adalah bentuk aktiva yang dalam waktu singkat (kurang dan satu tahun) dapat diubah menjadi uang kas. Aktiva lancar meliputi kas (cash), investasi jangka pendek (temporary investment), wesel tagih (notes receivable), piutang dagang (accounts receivable), penghasilan yang masih akan diterima (accrued receivable), persediaan
(inventories), biaya yang dibayar di muka (prepaid expenses).
Menurut Djarwanto (2001:15), aktiva merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan, bentuk-bentuknya dapat berupa harta kekayaan atau hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Soemarso (2009:44), aktiva adalah bentuk kekayaan yang dimiliki perusahaan dan merupakan sumber daya (resources) bagi perusahaan untuk melakukan usaha. Sumber pembelanjaan menunjukkan siapa yang membelanjakan kekayaan, maka aktiva harus selalu sama dengan sumber pembelanjaannya. Pihak yang menyediakan sumber pembelanjaan mempunyai hak klaim terhadap aktiva perusahaan.
Menurut Baridwan (2004:271), aktiva atau harta adalah benda baik yang memiliki wujud maupun yang semu dan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan diperoleh manfaat ekonomisnya.
Menurut Sugiri (2009:137), aktiva adalah kekayaan yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan pada pihak lain, atau untuk tujuan administratif, diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
Aktiva lancar ialah aktiva yang dapat diubah menjadi uang tunai atau dipakai dalam waktu jangka pendek.
Macam-Macam Aktiva Lancar 1. Kas (Cash)
Kas ialah uang tunai yang ada diperusahaan yang dialokasikan untuk cadangan. 2. Surat-Surat Berharga ( Marketable Securities )
Surat-Surat Berharga ialah saham atau obligasi yang dapat dijual kembali. 3. Piutang Usaha ( Account Receivable )
Piutang Usaha ialah Tagihan perusahaan kepada pihak lain yang jangka pelunasannya kurang dari satu tahun.
4. Wesel Tagih ( Note Receivable )
Wesel Tagih ialah tagihan perusahaan kepada pihak lain. 5. Perlengkapan ( Supplres )
Perlengkapan ialah Aktiva perusahaan untuk menyelenggarakan usaha suatu perusahaan. 6. Pendapatan Yang Masih Harus Diterima ( Accrvedincome )
7. Persediaan Barang Dagang ( Invektury )
Barang-Barang yang akhir priode penyusunan neraca yang masih tersimpan. 8. Beban dibayar dimuka ( Prepaid expenses )
Beban dibayar dimuka ialah Beban yang dikeluarkan untuk beberapa priode kedepan dan belum dimanfaatkan.
9. Cadangan kerugian piutang
Cadangan kerugian piutang ialah cadangan kas yang digunakan untu menutupi piutang yang tidak dapat tertgih.
10. Kas Kecil (Defty cash )
Kas kecil ialah kas yang digunkan perusahaan untuk membayar pengeluaran yang relatif kecil.
II.II Pajak
Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umun berhubung dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan.
Tax is Compulsary Contribution from the person, to the government to depray the expenses incurred in the common interest of all, without reference to Special benefit Cnperred”. Dari definisi tersebut terlihat adanya kontribusi seseorang yang ditujukan kepada negara tanpa adanya manfaat yang ditujukan secara khusus kepada seseorang.
Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada pengusaha (menurut norma-norma yang ditetapkan secara umum), tanpa adanya kontra prestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum.
Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum dan yang dapat dipaksakannya, tanpa adanya kontra prestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual, dimaksudkan untuk membiayai pengeluaran pemerintah.
Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh pengasa
Pajak adalah iuran kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbale (kontraprestasi), yang langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Pajak adalah iuran dari rakyat untuk kas negara berdasarkan undang-undang tanpa mendapat jasa-jasa timbal balik dari negara, yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayar menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat balasan kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum yang berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
Pajak adalah bantuan yang baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam hal ini dipaksakan oleh kekuasaan publik dari penduduk atau dari barang untuk menutupi biaya pembelanjaan pemerintah.
Pajak adalah iuran wajib berupa barang atau uang, yang dipungut oleh penguasa
(pemerintah) berdasarkan norma-norma hukum, yang digunakan untuk menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum. Pajak merupakan aset pemerintah dalam menghimpun dana untuk pembelajaan keperluan negara.
Pajak adalah prestasi kepada pemerintah oleh yang terutang melalui norma-norma hukum dan prestasi ini dapat dipaksakan, dimaksudkan untuk membiayai pengeluaran pemerintah
Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak kepada terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkan), tanpa adanya kontraprestasi dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum.
Pajak adalah iuran yang dipaksakan oleh Penguasa (Pemerintah) kepada wajib pajak (Yang telah ditentukan undang-undang), digunakan untuk membiayai keperluan perbelanjaan pemerintah.
Jenis – Jenis Pajak :
Berdasarkan Sistem Pemungutannya
Pajak langsung adalah pajak yang harus dibayar sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain atau orang lain
Contoh Pajak Langsung :
1. Pajak Penghasilan (PPh)
2. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) 3. Pajak Tidak Langsung
Pajak tidak Langsung adalah pajak yang pembayarannya bisa dilimpahkan kepada pihak lain.
Contoh Pajak Tidak langsung:
1. Pajak Penjualan atas Barang Mewah 2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 3. Bea Materai
4. Cukai 5. Bea Impor 6. Ekspor
Berdasarkan Lembaga Pemungutan
1. Pajak Pusat
Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat yang pemungutan didaerah dilakukan oleh kantor pelayanan pajak.
Pajak yang termasuk pajak Pusat;
1. Pajak Penghasilan (PPh)
2. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) 3. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 4. Bea Materai
6. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan 7. Pajak Migas
8. Pajak Ekspor 9. Pajak Daerah
Pajak daerah adalah pajak yang kewenangan pemungutan dilakukan pemerintah daerah.
Contoh Pajak Daerah:
1. Pajak Kendaraan Bermotor 2. Pajak Reklame
3. Pajak Tontonan 4. Pajak Radio 5. Pajak Hiburan 6. Pajak Hotel 7. Bea Balik nama
Menurut Subjek Pajak
1. Pajak Perseorangan, yaitu pajak yang harus diabayar oleh diri wajib pajak. Misalnya Pajak Penghasilan (PPh)
2. Pajak Badan, yaitu pajak yang harus dibayar oleh badan atau organisasi. Contohnya pajak atas laba perusahaan.
Menurut Asalnya
1. Pajak Dalam Negeri
Pajak yang dipungut terhadap wajib pajak (setiap warga Negara Indonesia) yang tinggal di Indonesia
2. Pajak Luar Negeri
III METODE PENELITIAN
III.I Populasi, Sampel, dan Teknik Pengumpulan Data
Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2015. Pemilihan sampel berdasarkan metode purposive sampling dengan tujuan mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Kriteria perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah :termasuk dalam jenis perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2015, menerbitkan laporan
keuangan untuk periode yang berakhir 31 Desember selama periode pengamatan 2010 – 2015.
III.II Variabel
III.II.I Variabel Independen : Aktiva Lancar
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Aktiva Lancar.
III.II.II Variabel Dependen : Pajak
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Pajak.
Variables Entered/Removeda
Model
Variables Entered
Variables
Removed Method 1 Current Assersb . Enter
a. Dependent Variable: Tax b. All requested variables entered.
III.III Metode Analisis Data
dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.
Rumus regresi linear sederhana sebagi berikut: Y’ = a + bX
Keterangan:
Y’ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan) X = Variabel independen
a = Konstanta (nilai Y’ apabila X = 0)
III.IV Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir yang terdapat diatas, ada beberapa hipotesis yang dapat kami sampaikan.
Berikut adalah hipotesis yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah :
H1 : Ada pengaruh antara Aktiva Lancar dan Pajak
IV. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa Aktiva Lancar memiliki pengaruh terhadap Pajak di dalam suatu perusahaan dan telah diuji berdasarkan program IBM, dan
diperoleh hasil sebagai berikut :
Model Summary
.998a .995 .995 939654190.3
43 a. Predictors: (Constant), Current Assers
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 9680055085796541
b. Predictors: (Constant), Current Assers
Jika Sig. > 0,5 maka tidak ada pengaruh antara Aktiva Lancar dan Pajak perusahaan. Jika Sig. < 0,5 maka ada pengaruh antara Aktiva Lancar dan Pajak perusahaan. Data di atas
menunjukkan bahwa Sig. = 0,00 < 0,5 dimana ini berarti bahwa Aktiva Lancar memiliki pengaruh terhadap Pajak perusahaan.
Coefficientsa
1 (Constant) -374295571.818 386699439.291 -.968 .378 Current Assers .059 .002 .998 33.111 .000 a. Dependent Variable: Tax
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa Aktiva Lancar dan Pajak di dalam suatu perusahaan itu saling berhubungan, jadi berdasarkan hipotesis maka kesimpulannya adalah H1 diterima dan H0 ditolak.
Karena Aktiva Lancar dan Pajak merupakan hal yang saling berhubungan dalam peruashaan, maka Aktiva lancar yang terbagi kedalam masing – masing bagiannya memiliki ketentuan pajak yang berbeda – beda sesuai dengan kategori yang telah di tentukan oleh negara mengenai tarif pengenaan pajaknya.
Pada Kas dan Bank terdapat terdapat bunga rekening giro yang memiliki tarif pajak bersih 15% dan tidak boleh digabungkan dengan penghasilan yang lainnya. Pada invetasi jangka pendek, perusahaan mendapatkan 15% per tahun untuk pembayaran suku bunganya.
Piutang usaha juga memiliki tarif pajak dengan tujuan PPH adalah saat pencatatan penjualan mengikuti praktek akuntansi komersial. Untuk tujuan PPn : dapat berbeda dengan akuntansi komersial dan PPh. Pengusaha diminta untuk menerbitkan faktur pajak selambatnya 30 hari setelah penyerahan barang dari penjualan atau bersama-sama pada akhir bulan. Untuk tujuan perpajakan : pembukuan penyisihan untuk potongan tunai dan retur penjualan tidak
diperkenankan, tetapi memberlakukan metode penghapusan piutang langsung.
Jadi, aktiva lancar dan pajak merupakan hal yang saling berhubungan karena dengan adanya aktiva lancar maka akan terjadi siklus perputaran pendapatan. Dan dari siklus tersebut, pemungutan biaya yang diketahui dengan sebutan pajak akan muncul. Oleh sebab itu pajak dan aktiva lancar merupakan satu keterikatan yang sudah pasti.
Himayati. 2007. Belajar Sendiri Zahir Accounting. Jakarta: Elex Media Komputindo. Rangkuti, Freddy. 2006. Business plan: teknik membuat perencanaan bisnis dan analisis
kasus. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standart Akuntansi Keuangan 2004. Jakarta: Salemba Empat.
Djarwanto PS. 2001. Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Kedelapan. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Djarwanto PS. 2004. Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan, Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Soemarso, S.R. 2009. Akuntansi Suatu Pengantar Buku ke 2. Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting, Edisi Kedelapan. Yogyakarta: BPFE. Sugiri, Slamet. 2009. Akuntansi Suatu Pengantar 2, Edisi Kelima. Yogjakarta: UPP
STIM YKPN.
Wild, John J. 2003. Financial Statement Analysis. Jakarta: Salemba Empat. Marselinus Asri. Pengaruh Konservatisme Akuntansi Terhadap Kualitas Laba di
Moderasi Good Corporate Governace. Makassar
Prof. Dr. P.J.A. Andriani. 1991. yang telah ditejemahkan oleh R. Santoso Brotodiharjo, S.H. dalam buku “Pengantar Ilmu Hukum Pajak”
Prof. Edwin R.A. Seligman dalam buku Essay in Taxation yang diterbitkan di Amerika Serikat
Mr. Dr. N.J. Feldmann dalam buku De over heidsmiddelen Van Indonesia
Dr. M.J.H. Smeets dalam buku De Economische betekenis belastingen
Dr. Soeparman Soemahamidjaja dari disertasinya yang berjudul Pajak Berdasarkan Azas Gotong Royong
Prof. D. Rachmat Soemitro, S.H. dalam bukunya Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan