• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN MENGGAMBAR BENTUK MENGGUNAKAN PENSIL WARNA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MAKASSAR SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMAMPUAN MENGGAMBAR BENTUK MENGGUNAKAN PENSIL WARNA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MAKASSAR SKRIPSI"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat memperoleh Gelar Sarjana (S1) Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar

Oleh:

AGRARIA

105410041110

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

(2)
(3)
(4)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Dr. A. Sukri Syamsuri, M. Hum. A. Baetal Mukaddas, S.Pd.,M.Sn.

NBM. 858 610 NBM. 431 879

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : AGRARIA NIM : 1054100 411 10 Program Studi : Pendidikan Seni Rupa

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul skripsi : Kemampuan Menggambar Bentuk Menggunakan Pensil Warna Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 21 Makassar

Setelah diperiksa dan diteliti, maka skripsi ini telah memenuhi persyaratan dan layak untuk diujiankan.

Makassar, Mei, 2015

Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Muhammad Rapi, M.Pd Drs. Bennny Subiantoro, M.Sn

NIP: 19521231 197602 1 006 NIP: 19540525 198203 1 002

Diketahui:

Dekan FKIP Ketua Prodi

Unismuh Makassar Pendidikan Seni Rupa

(5)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

NBM. 858 625 NBM. 431879

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : AGRARIA

NIM : 1054100 411 10 Jurusan : Pendidikan Seni Rupa

Judul Skripsi : Kemampuan Menggambar Bentuk Menggunakan Pensil Warna Pada Kelas VIII SMP Negeri 21 Makassar

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan didepan tim penguji adalah asli hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Juni 2015 Yang Membuat Pernyataan

(6)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

SURAT PERJANJIAN

Saya Yang Beertanda tangan di bawah ini: Nama : AGRARIA

NIM : 105410041110

Jurusan : Pendidikan Seni Rupa

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai dengan selesainya skripsi saya, saya akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapa pun).

2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh Pimpinan Fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam menyusun skripsi saya.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Juni 2015 Yang Membuat Perjanjian

(7)

Ketika kehidupan memberi kita seribu pilihan untuk menginginkan

sesuatu

Maka Allah mempunyai sejuta hal akan kebutuhan kita

Karena Allah punya segala hal yang tidak kita punya

Jika Ada Allah Segala Sesuatunya

Pasti Akan Mudah.

Percayalah bahwa Tuhan tidak akan

merubah nasib umatnya sebelum Ia merubah

nasibnya sendiri.

Karya ini kupersembahkan untuk Ayah dan Ibu

Serta saudara dan saudariku yang senantiasa mengiringi

perjalanan hidup Ananda dalam doa yang tiada henti.

Semoga Allah Meridhai setiap langkah yang kita.

Orang yang luar biasa itu adalah sederhana dalam

ucapan

(8)

Yang Maha Penyayang lagi Maha dermawan, Tuhan Semesta Alam. Shalawat dan salam tetap terlantun bagi kekasih-Nya Muhammad SAW serta keluarga yang mulia, sahabatnya tercinta, dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman memberi rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga skripsi, yang berjudul “:Kemampuan Menggambar Bentuk Menggunakan Pensil Warna Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 21 Makassar” dapat diselesaikan dengan baik. Tulisan ini diajukan sebagai syarat yang harus dipenuhi guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua seiring sujud dan terima kasih, kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Hemon’ dan Ibunda tersayang Eha yang tidak pernah sedikitpun melewatkan hidupnya untuk mencurahkan pikiran, semangat, kasih sayang dan do’anya yang begitu tulus selama ini hingga selesainya studi. Serta yang sangat berjasa dalam kehidupan penulis yang tidak dapat diuraikan satu persatu dan senantiasa menyertai dengan do’a.

Sepenuhya penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat

bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang tulus dan ikhlas memberi motivasi kendala namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan

berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi dengan baik

Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Dr. Irwan Akib, M.Pd., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum, Selaku Dekan Fakultas Keguruan Universitas Muhammadiyah Makassar.

(9)

Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar..

5. Bapak Drs. Muhammad Rapi, M.Pd Selaku Pembimbing I. 6. Bapak Drs. Benny Subiantoro, M.Sn Selaku Pembimbing II.

7. Bapak Drs. Bahar Sukkara M.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 21 Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian serta keluarga besar SMP Negeri 21 Makassar yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama penulis melakukan penelitian hingga selesai.

8. Saudara kandung tercinta, M.Amin, Umar, Miskah, dan Nurul Hasanah terima kasih atas do’a dan dukungannya.

9. Keluarga besar yang selama ini menyayangi, mendukung dan memotifasi saya untuk menjadi yang terbaik dan jadi kebanggaan keluarga.

10. Teman- teman seperjuangan angkatan 2010 Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Muh. Syakir, Agus, Adnan dan yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu terima kasih atas kebersamaanya serta saran dan sumbangsinya semoga persaudaraan kita tetap terajut untuk selamanya.

(10)

dalam tulisan ini dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang sempat membacanya.

Wahai Rab, terimalah segala usaha Hamba engkaulah Maha mendengar dan Maha mengetahui. Semoga Allah SWT membalas dengan pahala yang belipat ganda kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tulsan ini.

Makassar,… Mei 2015

(11)

Gambar. 1 Teknik Arsir... 13

Gambar. 2 Teknik Garis... 14

Gambar. 3 ` Teknik Pointilis... 15

Gambar. 4 Teknik Plakat... 15

Gambar. 5 Teknik Dusel... 16

Gambar .6 Teknik Aquarel... 16

Gambar. 7 Skema Kerangka Pikir... 23

Gambar. 8 Skema desain penelitian... 25

Gambar. 9 Kegiatan Siswa... 39

Gambar.10 Kegiatan Siswa... 40

Gambar. 11 Kegiatan Siswa... 41

Gambar. 12 Gambar Siswa... 44

(12)

Tabel. 1 Keadaan Sampel Penelitian... 28

Tabel. 2 Kategori skor hasil belajar... 35

Tabel. 3 Rekapitulasi Tingkat Kemampuan Siswa VIII.A... 43

Tabel. 4 Rekapitulasi Tingkat Kemampuan SiswaVIII.B... 45

Tabel. 5 Aktivitas Guru Pada Proses Pembelajaran... 47

Tabel. 6 Aktivitas Siswa Pada Proses Pembelajaran... 48

(13)
(14)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... ... vi

ABSTRAK ... ... vii

KATA PENGANTAR ... ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR SKEMA ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... ... xiv

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR ... 8

A. Tinjauan Pustaka ... 8

(15)

2. Pengertian Keterampilan ... 9

3. Pengertian Menggambar ... 9

4. Alat dan Bahan Dalam Menggambar Bentuk ... 13

5. Konsep Menggambar Bentuk ... 14

6. Prinsip-Prinsip Menggambar Bentuk ... 15

7.Tehnik Menggambar Bentuk ... 15

8. Prosedur Menggambar Bentuk ... 19

9. Cara-Cara Mempublikasikan Karya Gambar Bentuk ... 19

B.Tinjauan Umum Tentang Tingkat Kemampuan Dalam Menggambar Bentuk ... 20

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Menggambar Bentuk ... 22

D. Kerangka Pikir... 24

BAB III METODE PENELITIAN... 26

A. Jenis dan Lokasi Penelitian ... 26

B. Subjek Penelitian dan Sumber Data ... 26

C. Variabel dan Desain Penelitian ... 26

D. Definisi Operasional Variabel ... 28

E. Populasi dan Sampel ... 29

F. Instrumen Penelitian ... 31

G. Tehnik Pengumpulan Data ... 31

H. Tehnik Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... ... 39

A. Hasil Penelitian ... ... 39

(16)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... ... A. Kesimpulan ... ... 72 B. Saran ... ... 73 DAFTAR PUSTAKA ... 74 LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(17)

1. Gambar 1. Arsir ... 16 2. Gambar 2. Garis ... 16 3. Gambar 3. Pointilis ... 17 4. Gambar 4. Plakat... ... 17 5. Gambar 5. Dusel ... 18 6. Gambar 6. Aquarel ... 18

7. Gambar 7. Kegiatan Siswa ... 42

8. Gambar 8. Kegiatan Siswa ... 43

9. Gambar 9. Kegiatan Siswa... 44

10. Gambar 10. Hasil Karya Siswa ... 46

11. Gambar 11. Hasil Karya Siswa ... 47

12. Gambar 12. Hasil Karya Siswa ... 48

(18)

No. Hal

1. Skema kerangka pikir 2. Skema desain penelitian

... ...

25 28

(19)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan mutu dan kualitas pendidikan telah banyak dilakukan oleh pemerintah dengan jalan melengkapi sarana dan prasarana, meningkatkan kualitas tenaga pengajar serta pengembangan dan perbaikan kurikulum. Pendidikan sesungguhnya merupakan proses yang berjalan secara kontinyu. Salah satu program pendidikan nasional dan rencana strategis pendidikan dasar menengah dibidang pendidikan nasional. Peningkatan kualitas serta mutu pendidikan sangat erat kaitannya dengan pengembangan Sumber Daya Alam (SDA), maka dari itu upaya peningkatan mutu pendidikan terutama dari aspek sumber daya manusianya adalah sebuah keniscayaan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa pengaruh yang besar terhadap kehidupan manusia diberbagai sektor seperti ekonomi, sosial budaya, pengetahuan, dan keamanan serta bidang pendidikan.

Di era globalisasi ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni semakin pesat, sementara persaingan dibutuhkan kemampuan yang memadai, seperti; kreatif, inovatif dan produktif serta memiliki kepribadian yang tangguh. Alternatif yang dapat menampung inspirasi ini adalah melalui jalur pendidikan, karena dalam proses pendidikan selalu terkait dengan pembentukan manusia yang seutuhnya seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sebagai berikut:

(20)

Pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dengan demikian tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan sangat relevan dengan upaya pembentukan sumber daya manusia seperti yang disebutkan di atas. Oleh sebab itu perlu diupayakan pemerataan pendidikan secara serentak dan berkesinambungan.

Peningkatan pendidikan nasional diarahkan pada penciptaan nilai-nilai yang mencerminkan kepribadian yang mampu bersaing dalam peningkatan mutu pendidikan disetiap pembangunan bangsa secara menyeluruh. Pendidikan yang dimaksud adalah usaha pembentukan karakter bangsa Indonesia yang benar-benar menunjukkan nilai-nilai hidup dan makna kesusilaan yang dijiwai Pancasila secara umum, sedangkan peningkatan mutu/kualitas merupakan penghayatan nilai-nilai yang luhur sehingga tidak dipisahkan dari manusia itu sendiri.

Pendidikan di Indonesia diharapkan tumbuh dan berkembang sebagai usaha peningkatan kualitas ilmu pengetahuan yang dapat memberikan jawaban positif bagi perkembangan teknologi pada zaman modern ini, dan merupakan suatu kebanggaan seluruh bangsa Indonesia akan nilai pendidikan yang tinggi. Jika dihubungkan pendidikan dan ilmu pengetahuan maka gambar bentuk secara umum memiliki keterikatan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena alat serta bahan yang digunakan maupun konsep-konsep dalam penerapan gambar bentuk selalu berdasar pada pemahaman yang telah ditentukan.

(21)

Pendidikan seni memiliki tujuan untuk mengembangkan peserta didik. Hal ini sejalan dengan pendapat Soeharjo, 2005: 2 (Soebandi, 2008: 45) bahwa,

Pendidikan seni adalah usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran dan atau latihan agar menguasai kemampuan kesenian sesuai dengan peran yang harus dimainkan. Selanjutnya, dari pengertian tersebut memiliki implikasi bahwa pendidikan seni diharapkan akan menghasilkan kemampuan peserta didik dalam dua hal: Pertama, kemampuan melakukan kegiatan seni seperti mampu meniru (imitasi) dan berekspresi. Kedua, agar siswa memiliki kemampuan untuk menghargai buah fikiran (dalam bentuk karya) serta menghargai karya orang lain dalam bentuk dan jenis karya seni rupa.

Pelajaran seni rupa merupakan bagian dari pendidikan sejak dulu hingga sekarang yang secara formal diberikan kepada siswa secara berkesinambungan mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi.

Pembelajaran seni rupa siswa terlebih dahulu memahami sebelumnya serta memahami konsep yang merupakan pendukung dalam memahami materi yang akan dipelajarinya dan juga siswa harus dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Usaha-usaha guru dalam membelajarkan siswa merupakan bagian yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan. Oleh karena itu, pemilihan berbagai metode, strategi, pendekatan, serta teknik pembelajaran merupakan suatu hal yang utama. Menggambar adalah keterampilan yang bisa dipelajari oleh setiap orang terutama yang mempunyai minat untuk belajar.

Menggambar bentuk merupakan suatu proses perekaman objek di atas bidang-bidang dua dimensi melalui media dengan ketentuan ketepatan atau kemiripan, bentuk dan warna, dengan memperhatikan perspektif, proporsi, komposisi, gelap terang serta bayang-bayangnya. Dalam kegiatan menggambar objek sering kali disebut juga benda

(22)

atau model. Objek gambar bentuk adalah benda dengan berbagai macam bentuk, sehingga menggambar bentuk sering disebut menggambar alam benda (still life).

Dalam menggambar ada beberapa bagian yang harus diperhatikan sehingga bisa dikategorikan menggambar dengan benar, aspek-aspek tersebut terutama dalam hal ketepatan bentuk yang meliputi: proporsi, perspektif, gelap terang, pemberian warna, dan teknik yang diterapkan, sehingga di dalam proses pembelajaran, siswa harus di arahkan untuk memperhatikan aspek-aspek tersebut.

Dengan demikian tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan sangat relevan dengan upaya pembentukan sumber daya manusia seperti yang disebutkan di atas, Oleh sebab itu perlu diupayakan pemerataan pendidikan secara serentak dan berkesinambungan. Peningkatan pendidikan nasional diarahkan pada penciptaan nilai-nilai yang mencerminkan kepribadian yang mampu bersaing dalam peningkatan mutu pendidikan disetiap pembangunan bangsa secara menyeluruh. Pendidikan yang dimaksud adalah usaha pembentukan karakter bangsa Indonesia yang benar-benar menunjukkan nilai-nilai hidup dan makna kesusilaan yang dijiwai Pancasila secara umum, sedangkan peningkatan mutu/kualitas merupakan penghayatan nilai-nilai yang luhur sehingga tidak dipisahkan dari manusia itu sendiri.

Dengan kurikulum 2013 pendidikan seni pada SMP sudah semakin ditingkatkan misalnya kemampuan siswa dalam menggambar bentuk, dalam memberikan kemampuan siswa dalam menggambar bentuk perlu dipersiapkan perlengkapan yang memadai, seperti: menyiapkan buku gambar dan berbagai bentuk pensil yang bisa digunakan dalam menggambar bentuk.

(23)

SMP Negeri 21 Makassar merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang memberikan pembelajaran kepada siswa pada kompetensi kemampuan menggambar bentuk dengan menggunakan pensil hitam putih (2B). Alasan utama bagi peneliti dalam memberikan pembelajaran menggambar bentuk menggunakan pensil warna pada siswa SMP Negeri 21 Makassar adalah selain bahan dan peralatan yang relatif mudah diperoleh dan SMP ini belum pernah diajarkan pembelajaran menggambar bentuk menggunakan pensil warna, juga dapat menghasilkan karya seni gambar bentuk yang baik apabila dipelajari dengan baik terlebih dahulu. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam menggambar bentuk bukan merupakan hal yang mudah, karena pelajaran seni budaya pada umumnya kurang mendapatkan perhatian dari sebagian peserta didik sebagaimana pada pelajaran lainnya.

Memperhatikan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran menggambar bentuk cukup besar dan cukup sulit, baik dari segi persediaan bahan dan alat persiapan objek yang akan digambar maupun metode pembelajaran yang digunakan oleh pendidik dalam menyajikan materi gambar bentuk.

Berdasarkan kenyataan yang dijelaskan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti masalah yang berkaitan dengan kemampuan menggambar bentuk Siswa SMP Negeri 21 Makassar. Di samping masalah tersebut, penulis sebelumnya telah mengajar dan mendidik siswa tersebut, sehingga penulis dapat melihat adanya kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam menggambar bentuk.

B. Rumusan Masalah

Siswa SMP Negeri 21 Makassar berbeda antara satu dengan yang lainnya di dalam menggambar bentuk. Tetapi belum diketahui seberapa jauh kemampuan

(24)

menggambar yang dimilikinya. Oleh karena belum diketahuinya tingkat kemampuan menggambar bentuk yang dimilikinya, maka akan diteliti khususnya kelas VIII SMP Negeri 21 Makassar dari uraian di atas, maka dirumuskan masalah yang dikemukakan dalam penelitian sebagai berikut :

1. Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran menggambar bentuk di kelas VIII SMP Negeri 21 Makassar ?

2. Bagaimana tingkat kemampuan menggambar bentuk siswa kelas VIII SMP Negeri 21 Makassar ?

3. Faktor-faktor apa yang menjadi penghambat pembelajaran menggambar bentuk di kelas VIII SMP Negeri 21 Makassar ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang benar, lengkap dari masalah pokok yang dirumuskan di atas tentang :

1. Untuk mengetahui metode pembelajaran menggambar bentuk di kelas VIII SMP Negeri 21 Makassar.

2. Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menggambar bentuk

kelas VIII SMP Negeri 21 Makassar.

3. Untuk mengetahui faktor penghambat pembelajaran menggambar bentuk di kelas VIII SMP Negeri 21 Makassar dalam menggambar bentuk.

(25)

D. Manfaat Penelitian

Dari Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi hal-hal sebagai berikut :

1. Dapat memahami bentuk pembelajaran menggambar bentuk di kelas VIII SMP Negeri 21 Makassar.

2. Dapat memahami tingkat kemampuan siswa di dalam menggambar bentuk siswa kelas VIII SMP Negeri 21 Makassar.

3. Dapat mengetahui faktor-faktor penghambat siswa dalam menggambar bentuk pada pelajaran seni budaya siswa kelas VIII SMP Negeri 21 Makassar.

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Kemampuan

Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan (Sugiono, 2010: 909). Selanjutnya (Depdiknas, 2004: 2) kemampuan yang dimaksud adalah meliputi tiga aspek, yaitu pengetahuan (kognitif), kemampuan (psikomotorik), dan sikap (afektif).

Kemampuan kognitif adalah kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan pengenalan, pemahaman, analisis dan evaluasi. Kemampuan kognitif berhubungan dengan emosi, perasaan dan sikap hati yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu.

Kemampuan psikomotor yang dimaksudkan adalah kemampuan yang berkaitan dengan gerakan anggota tubuh yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otak yang meliputi kemampuan meniru dan naturalisasi.

Kemampuan (ability) adalah daya tangkap, pemahaman, penghayatan, dan keterampilan yang diperhatikan dalam melaksanakan segala sesuatu, (Santoso, 1997: 24). Kemampun adalah suatu yang abstrak yang menunjukkan bahwa seseorang itu mampu atau tidak dalam melakukan sesuatu. Kemampuan afektif berkaitan dengan penerimaan, pemberian respons, penghargaan terhadap nilai dan pengalaman.

(27)

Dalam pengertian tersebut di atas, maka dapat dipahami bahwa kemampuan adalah kompetensi yang dapat dilakukan seseorang yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Sidin, (1978:4) mengemukakan, kemampuan menggambar adalah kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan melakukan suatu perbuatan salah satu bentuk pendidikan seni yang dimaknai untuk membentuk dan mengembangkan kepribadian anak agar logika dan emosinya bertumbuh seimbang serta mengungkapkan gagasan, emosinya, apa yang dipikir dan dirasa dalam suatu bentuk yang ada pada gambarnya, juga sebagai proses pendidikan membina aspek kognitif, membina aspek afektif agar memiliki sensivitas, apresiasi pengalaman estetis serta aspek psikomotoris yang melatih keterampilan menggunakan media dan teknik gambar sederhana yang dikuasai anak.

2. Pengertian Keterampilan

Di dalam Kamus Bahasa Indonesia, (Alwi, 2002: 1180) keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Keterampilan adalah kemampuan untuk menggunakan akal, pikiran, ide dan kreativitas dalam mengerjakan, mengubah ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut. Keterampilan/kemampuan pada dasarnya akan lebih baik bila terus diasah dan dilatih untuk menaikkan kemampuan sehingga akan menjadi ahli atau menguasai dari salah satu bidang keterampilan yang ada.

3. Pengertian Menggambar

Dalam ilmu bahasa kata menggambar, kata ini terjadi dari bentuk asal gambar yang mendapat imbuhan awalan me-, dengan kata asalnya akan menimbulkan peristiwa persengauan atau mengalami proses nasalisasi, sejalan dengan itu, maka dapat dipahami bahwa kata menggambar dan kata gambar memiliki pengertian yang berbeda. Menggambar yang artinya kegiatan manusia membuat gambar, sedangkan yang dimaksud dengan gambar ialah hasil tiruan benda mati atau hidup.

(28)

http://mbagiilmu.blogspot.com/2012/03/Menggambar-Bentuk.html, Diakses 14 Januari 2014

Apriyatno, (2013: 3) mengemukakan “Menggambar adalah unsur rupa paling mendasar dalam seni rupa dan merupakan bahasa paling universal yang sudah ada sebelum manusia menemukan bahasa tulisan”. Menggambar adalah induk dari segala seni rupa, baik seni rupa murni maupun seni rupa terapan.

Menggambar pada dasarnya adalah keterampilan yang bisa dipelajari oleh setiap orang, terutama bagi yang punya minat untuk belajar. Menggambar adalah sebuah proses kreasi yang harus dilakukan secara intensif dan terus menerus. Menggambar merupakan wujud pengeksplorasian teknik dan gaya, penggalian gagasan dan kreativitas, bahkan bisa menjadi sebuah ekspresi dan aktualisasi diri. Hal ini karena selain memiliki fungsi praktis, menggambar juga memiliki fungsi terapi secara psikologis.

Selanjutnya menurut Muhdy, (2011: 4) ”Menggambar adalah proses perekaman atau tiruan dari penampakan bentuk sebuah atau sekelompok benda (manusia, binatang, tumbuhan, dan wujud material lainnya) yang ditransfer lewat media pensil atau sejenisnya di atas kertas gambar atau bidang dua dimensi dengan ketentuan ketepatan dan kemiripan bentuk/karakter benda aslinya (still life) yang menjadi objek pemindai”.

Berpatokan pada batasan di atas, nampaknya menggambar lebih mementingkan konsep tutur yang objektif yaitu terikat pada ketepatan penggambaran dari suatu objek yang digambarkan sehingga tidak mengandung penafsiran yang berlainan dengan objek yang digambarkan. Berdasarkan pengertian menggambar yang telah dikemukakan di atas, maka pengertian menggambar dalam penelitian ini adalah suatu kegiatan berkarya seni rupa untuk memindahkan objek ke dalam gambar secara objektif dan artistik melalui pengamatan.

(29)

Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia, menggambar adalah kegiatan membentuk imajinasi dengan menggunakan banyak pilihan teknik dan alat. Bisa pula berarti membuat tanda-tanda tertentu di atas permukaan dengan mengolah goresan dari benda yang digambar. Pelakunya populer dengan sebutan penggambar/juru gambar (draftsman) yang merupakan salah satu bagian pekerjaan dari perupa. Menggambar sedikit dibedakan dengan kegiatan melukis, melukis bisa disebut sebagai tahap penyelesaian sebuah gambar dengan menerangkan pigmen yang diberi medium cair dan diaplikasikan dengan kuas. Sementara menggambar lebih menitik beratkan penggunaan garis dan bagaimana dengan terapan warna.

Menggambar merupakan pola kelakuan manusia atau kegiatan yang melibatkan kemampuan penglihatan dan kemahiran tangan. Koordinasi antara kemampuan penglihatan dan kemahiran tangan yang baik dapat mewujudkan gambar yang baik pula. Menggambar sebagai bagian dari pola kelakuan seni rupa dapat juga diartikan sebagai media pengungkapan gagasan. Pemahaman ini sesuai dengan konsep yang mengatakan bahwa seni rupa adalah gagasan garis, bidang, bentuk, warna, model tekstur, gelap terang yang ditata dengan prinsip tertentu sehingga menghasilkan karya estetis yang bermakna.

Media permukaan yang sering digunakan adalah kertas, meskipun tidak menutup kemungkinan pula digunakannya media lain seperti kain, permukaan kayu, dinding, dan bentuk-bentuk lainnya.

Sebagai peralatan pendukung digunakan pula penyerut pensil, kertas, pasir, penghapus khusus, penggaris, larutan fixatif, dan selotip khusus menggambar untuk

(30)

membuat efek-efek tertentu. Meja gambar digunakan untuk mengurangi distorsi dan kesalahan perspektif akibat ketidaknormalan posisi mata saat menggambar.

Setelah melihat pengertian tentang menggambar di atas maka selanjutnya akan dijelaskan, pengertian menggambar bentuk sebagai berikut ;

Menggambar bentuk adalah kegiatan menggambar suatu benda dengan cara menangkap bentuk fisik benda tersebut. Menggambar bentuk dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a. Menggambar dengan model

Menggambar dengan model, yaitu kegiatan menggambar dimana kita harus berada di depan objek yang akan digambar. Menggambar dengan model ini memiliki kelebihan-kelebihan, di antaranya:

1. Objek gambar lebih jelas;

2. Ketepatan sudut atau lekuk-lekuk gambar lebih terjamin; 3. Tidak perlu bingun mencari objek gambar; dan

4. Orang yang menggambar dapat sesering mungkin mengontrol gambar terhadap modelnya.

b. Menggambar tanpa model

Suwandi dkk, (2007: 48). “Menggambar tanpa model, yaitu kegiatan menggambar bentuk di mana kita hanya menggunakan pemahaman terhadap bentuk dasar suatu benda.”

Menggambar bentuk tanpa model banyak kekurangannya terutama bagi siswa yang masih belajar menggambar. Bagi yang belum mahir, model diperlukan untuk

(31)

menghasilkan gambar yang baik, sebab tuntutan keberhasilan dalam menggambar bentuk adalah ketepatan gambar dengan objek yang digambar.

Pengetahuan ini berdasarkan pengalaman atau diambil dari teori yang relevan

4. Alat dan Media Dalam Menggambar Bentuk

a. Bidang gambar

Bidang gambar / kertas gambar merupakan bahan utama untuk menggambar bentuk. Kertas ini terdiri atas beragam jenis sesuai dengan keperluan dan kepentingan masing-masing. Namun, lazimnya menggunakan kertas gambar putih seperti karton putih atau kertas tipis seperti kertas HVS. Kertas gambar untuk keperluan menggambar bentuk sebaiknya bertekstur kasar dan tidak licin. Selain kertas dan bidang gambar, ada juga papan tulis dan plastik trasparan. Kedua benda tersebut bisa menjadi alternatif dari kertas gambar.

b. Pensil

Pensil yang dapat digunakan dalam menggambar bentuk adalah pensil yang memiliki isi berupa grafis berwarna hitam. Pensil ini terbagi menjadi tiga jenis. Pertama, jenis pensil yang yang betanda H (Hard) atau pensil keras yang biasanya digunakan untuk menggambar teknik bagi para perancang bangunan (arsitek) atau bisa juga seperti pensil untuk menggambar bentuk. Mulai dari H, 2H, 3H, 4H, 5H dan seterusnya. Ukuran tersebut berarti semakin banyak H- nya pensil akan semakin keras. Kedua, jenis pensil sedang yaitu jenis pensil yang betanda HB dan F. Ketiga, yaitu jenis pensil yang betanda B, 2B, 3B, 4B, 5B dan seterusnya . huruf B berasal dari kata ”bold” atau warnanya hitam/ pekat. Semakin banyak angka pengikutnya maka semakin lunak. Pensil jenis inilah yang tepat untuk menggambar bentuk.

(32)

c. Penghapus

Penghapus digunakan jika terjadi adanya kesalahan dalam membuat gambar, selain menghapus bagian yang salah, penghapus ternyata bisa digunakan untuk membuat efek tertentu pada gambar benda. Biasanya memberi efek cahaya atau memberi bentuk luar pada benda yang digambar. Gunakanlah penghapus karet lembut agar kertas gambar tidak rusak saat ada bagian gambar yang dihapus.

5. Konsep Menggambar Bentuk

Menggambar bentuk merupakan kegiatan yang diawali dengan menentukan objek bentuk yang akan digambar. Objek gambar bentuk dapat berupa hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, dan kumpulan benda-benda yang disusun sesuai dengan komposisi, proporsi, keseimbangan, dan irama yang baik sehingga gambar memiliki satu kesatuan yang utuh. Kita akan mempelajari gambar bentuk dengan objek alam benda yang biasa disebut dengan gambar bentuk, dilakukan dengan cara mengamati langsung objek gambar sehingga dapat diketahui struktur bentuk dan bidang gambarnya.

Objek gambar alam benda memiliki strukur bentuk dan bidang dasar yang berbeda-beda antara yang satu dengan lainnya. Bentuk-bentuk tersebut antara lain seperti bola, kubus, bujur sangkar, kerucut, dan tabung. Struktur bidang gambar bentuk (alam benda) dapat berupa bidang datar, melingkar, maupun mengerucut. Struktur bentuk dan bidang tersebut memiliki kesan yang tidak sama apabila terkena sinar. bentuk alam benda yang terkena sinar akan menghasilkan bayangan dengan intensitas cahaya yang berbeda-beda. Efek bayangan yang ditimbulkan dari pencahayaan memberikan kesan ruang pada bentuk sehingga gambar tampak seperti

(33)

gambar tiga dimensi. Menggambar bentuk (alam benda) menuntut ketepatan bentuk dan karakter objek yang akan digambar. bentuk gambar sebaiknya diletakkan sesuai dengan jarak pengamatan mata kita. Bentuk diletakkan tidak jauh dari pandangan agar kita bisa mengamati detail dari setiap objek yang digambar. Dalam menggambar, dapat menggunakan bidang gambar berupa kertas atau kanvas. Alat dan bahan yang digunakan adalah pensil, arang (charcoal), pensil warna, krayon, cat air, cat akrilik, dan cat minyak.

6. Prinsip-prinsip Menggambar Bentuk

Dalam menggambar bentuk, sebuah karya seni memiliki prinsip-prinsip yang harus diperhatikan yaitu :

1. Komposisi : merupakan cara kita mengatur dan menyusun objek gambar, warna objek gambar, jenis objek gambar, dan latar belakang gambar.

2. Proporsi : merupakan perbandingan yang ideal dan harmonis antara bagian bagian yang menjadi objek gambar

3. Keseimbangan : adalah keselarasan antara bidang gambar, objek gambar dan gambar yang dihasilkan.

4. Kesatuan : adalah keserasian dalam pengaturan objek gambar sehingga benda-benda yang diatur satu sama lain memiliki kesan ruang, kedalaman, dan antar objek gambar.

7. Teknik Menggambar Bentuk

Yang dimaksud dengan teknik dalam menggambar bentuk menggunakan pensil warna adalah sesuatu yang harus dilakukan agar dalam menggambar tidak terjadi kesalahan, sehingga hasil yang digambar sesuai dengan corak yang diinginkan seperti :

(34)

a. Arsir

Teknik arsir merupakan cara menggambar dengan garis-garis sejajar atau menyilang untuk menentukan gelap dan terang objek gambar dalam menggambar bentuk sehingga tampak seperti tiga dimensi pada gambar yang diarsir dengan bentuk yang bermacam-macam terhadap gambar tersebut, contoh gambar bentuk yang diarsir.

Gambar 1. Contoh gambar teknik arsir (www. Menggambar bentuk. Com) b. Garis

Teknik garis merupakan cara menggambar objek gambar dengan garis sebagai unsur yang paling menentukan dalam menggambar bentuk, hal yang diperhatikan dalam mengambar bentuk dengan teknik garis diperhatikan bentuk garis lurus maupun garis lengkung terhadap gambar objek.

Gambar 2. Contoh gambar teknik garis (www. Menggambar bentuk Com).

(35)

c. Pointilis

Teknik pointilis adalah teknik menggambar bentuk dengan merupakan cara menggambar yang dalam menentukan gelap-terang objek gambar menggunakan pensil atau pena gambar dengan dititik-titikan terhadap terang atau gelap dalam memberikan warna terhadap gambar tersebut, contoh gambar sebagai berikut;

Gambar 3. Contoh gambar teknik pointilis (www. Menggambar bentuk. Com). d. Plakat

Teknik plakat merupakan teknik dengan cara menggambar menggunakan bahan gambar pensil warna dengan sapuan warna yang tebal sehingga hasilnya tampak pekat dan menutup, berikut contoh gambar plakat dengan menggunakan pensil warna.

Gambar 4. Contoh gambar teknik plakat

(36)

e. Dusel

Teknik dusel merupakan cara menggambar bentuk dengan penentuan bentuk gelap dan terang terhadap objek yang digambar dengan menggunakan pensil gambar yang digoreskan dalam rebah (posisi miring), berikut contok gambar dusel.

Gambar 5. Contoh gambar teknik dusel (www. Menggambar bentuk. Com)

f. Aquarel

Teknik aquarel merupakan cara menggambar bentuk dengan menggunakan pensil warna dengan sapuan warna yang tipis, sehingga hasilnya tampak transparan atau tembus pandang pada gambar tersebut, berikut contoh gambar bentuk dengan menggunakan pensil warna.

Gambar 6. Contoh gambar tehnik aquarel (www. Menggambar Bentuk. Com)

(37)

8. Prosedur Menggambar Bentuk

Adapun prosedur-prosedur yang harus diperhatikan dalam menggambar bentuk menggunakan pensil warna adalah sebagai berikut :

1. Siapkan bentuk yang akan digambar, yaitu terlebih dahulu sebelum menggambar mempersiapkan bentuk gambar atau objek yang akan

digambar.

2. Siapkan papan atau meja gambar, yaitu bahan yang digunakan dalammenggambar agak corak bentuk gambar yang diberikan tidak rusak sehingga papan untuk menjadi alas harus rata.

3. Aturlah sudut pandang kita, jarak dalam menggambar jangan terlalu jauh agar kita dapat mengamati bentuk yang akan kita gambar dengan lebih jelas. 4. Buatlah sketsa gambar bentuk, yaitu sebelum menggambar diharuskan memberikan gambar dasar yang menjadi dasar dalam menggambar bentuk, tujuannya adalah agar tidak terjadi kesalahan dalam memberikan bentuk pada gambar tersebut.

5. Berilah batas gelap terangnya, yaitu dengan memberikan batasan terhadap gambar tersebut dengan tujuan agar stiap sisi gambar bentuk bisa dibedakan satu sama lainnya.

6. Selesaikan gambar bentuk dengan teknik-teknik menggamabar bentuk, setelah selesai memahami segala prosedur tersebut kita diharapkan mampu menyelesaikan gambar bentuk tersebut.

9. Cara-Cara Mempublikasikan Karya Gambar Bentuk

1. Mengadakan pameran yang digelar oleh siswa di sekolah agar hasil karya tersebut bisa dipublikasikan dalam sekolah.

(38)

2. Mengambil hasil foto karya ke dalam internet, blog, dan media sosial, dengan tujuan agar hasil karya tersebut bisa dilihat dan nikmati oleh masyarakat umum.

B. Tinjauan Umum Tentang Tingkat Kemampuan Siswa Dalam Menggambar Bentuk.

Pelajaran seni budaya yang ada pada SMP merupakan pelajaran dasar yang akan melatih siswa dalam memahami nilai seni pada kehidupan manusia. Usia siswa SMP masih digolongkan muda yaitu pada kisaran 12 tahun sampai 14 tahun. Usia mereka ini berada pada usia remaja, yaitu masa peralihan dari dunia anak-anak menuju masa dewasa yang akan dihadapinya. Sikap mereka ini tidak menentu kadang-kadang bersifat dewasa, kadang-kadang bersifat anak-anak. akibatnya sering timbul hubungan yang kurang serasi dengan orang dewasa, dalam arti bahwa siswa memiliki inovasi dalam seni.

Inovasi diartikan sebagai idea atau gagasan baru. Pembelajaran inovatif adalah implementasi idea atau gagasan baru dalam tataran mikro di kelas, sehingga tercipta kondisi yang memungkinkan siswa belajar secara optimal. Pada pembelajaran yang inovatif guru akan berperan sebagai sumber belajar, tutor, evaluator, pembimbing dan pemberi dukungan dalam belajar siswa.

Salah satu bentuk pembelajaran inovatif yang dapat menyenangkan dan menggairahkan suasana belajar adalah bentuk pembelajaran kooperatif tipe team games tournament. bentuk turnamen dalam pembelajaran Seni Budaya/Seni Rupa di antaranya dengan tugas berkarya seni secara berkelompok. Umpamanya dalam

(39)

kompetensi mengapresiasi dan berkreasi karya seni rupa murni, pokok bahasan menggambar bentuk.

Semua siswa dari semua tingkat kemampuan (kepandaian) dan keterampilan (kreativitas) untuk menyumbangkan poin bagi kelompoknya dengan berkreasi secara aktif bersama-sama menyelesaikan tugas karya seninya. Prinsipnya, pekerjaan sulit untuk anak yang memiliki keterampilan, dan pekerjaan yang lebih mudah untuk anak yang kurang terampil. Hal ini dimaksudkan agar semua anak mempunyai kemungkinan memberi skor bagi kelompoknya. Permainan yang dikemas dalam bentuk menggambar bentuk ini dapat berperan sebagai penilaian alternatif atau dapat pula sebagai reviu materi pembelajaran seni siswa dalam memahami gambar bentuk, sehingga siswa tersebut bisa menumbuhkan rasa sosial, mendorong remaja ini membantu kelompok dengan loyalitas tinggi. Mereka mulai kritis sebagai akibat dari perkembangan intelektualnya, yang jauh lebih maju dari masa-masa sebelumnya. Pengaruh perkembangan demikian menyebabkan mereka lebih bersifat kritis dan realitis, mereka lebih menyadari lingkungannya. Aspek perkembangan itu banyak pengaruhnya terhadap dunia seni rupa yang termasuk di dalamnya menggambar bentuk. Jika mereka menggambar, mereka akan mempertimbangkan gambar yang akan dibuatnya dengan pengaturan komposisi agar gambar yang dibuat dapat menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Mereka merindukan hasil akhir yang sempurna ( Nurdin Kallo, 1986:10).

Karya seni yang dihasilkan oleh siswa merupakan unsur yang bisa dikatakan sebuah karya yang sempurna apabila pola pemahaman yang diberikan kepada siswa terhadap nilai seni dan tertata dengan baik. Perkembangan seni rupa pada pelajaran

(40)

SMP kelas VIII pada kurikulum 2013 yaitu menggambar bentuk. Dalam dunia seni rupa, ada beberapa jenis-jenis menggambar. Salah satunya adalah menggambar model dan menggambar bentuk. Dua jenis menggambar ini sebenarnya memiliki perbedaan dari segi objek gambarnya. Dulu istilah menggambar model adalah menggambar pada bidang datar dengan objek manusia sebagai modelnya. Sedangkan menggambar bentuk objeknya adalah benda selain manusia, seperti tumbuhan, binatang, dan alam benda lainnya.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Menggambar Bentuk

1. Faktor Internal

a. Faktor Motivasi

Menurut Stoner (2011;94) Motifasi diartikan „‟Sebagai faktor penyebab yang menghubungkan dengan sesuatu dalam perilaku seseorang‟‟ Sedangkan oleh Maslow (2011;94) Motifasi adalah‟‟Dorongan berbagai kebutuhan hidup individu dari mulai kebutuhan fisik, rasa aman, sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri‟‟.

b. Faktor bakat

Menurut pendapat Michael (1990) definisi bakat adalah :kemampuan seseorang untuk menguasai pola tingkah laku tertentu yang diperlukan untuk melakukan suatu tugas, yang mana kemampuan itu hanya memerlukan sedikit latihan atau tidak memerlukan latihan. Setiap orang memiliki bakat yang berbeda beda. Misalnya dalam seni rupa khususnya menggambar, bakat yang dimiliki anak atau siswa berbeda dan itu berpengaruh karyanya (Michael.1984:89).

(41)

c. Faktor minat

Minat di sini juga mempengaruhi kemampuan menggambar siswa. Minat yaitu keinginan seseorang untuk membuat sesuatu. Dalam seni rupa minat yaitu kemauan yang besar untuk belajar atau melatih diri dalam berolah seni.(Michael,1984:87).

2. Faktor Eksternal

a. Faktor guru

Kemampuan siswa dalam menggambar juga dipengaruhi oleh cara guru dalam memberikan bimbingan dan petunjuk kepada siswa tentang bagaimana cara menggambar dengan baik. Dan cara yang dilakukan oleh siswa jika menemukan kesulitan dalam menggambar bentuk ( Nurdin Kallo, 1989:12).

b. Sarana dan prasarana

Yang perlu mendapat perhatian adalah‟‟ bahan atau alat- alat yang harus tersedia. Tersedianya bahan dan alat-alat yang memadai tentu akan merangsang dan memperkaya pengalaman dalam berkarya seni rupa. Kadang-kadang jenis tertentu dalam berkarya seni rupa memerlukan waktu yang banyak untuk melaksanakannya. Karena itu studio khusus juga sangat diperlukan, selain itu ruangan dapat ditata sedemikian rupa sehingga lebih sesuai keadaanya dengan kebutuhan para siswa.Bahan dan alat-alat yang selalu siap untuk dipakai akan menjadi stimulasi bagi mereka untuk mengadakan berbagai percobaan. Percobaan itu sangat penting untung memperoleh penemuan-penemuan unsur wujud yang baru yang lebih sesuai dengan sifat dan kemungkinan yang terkadang di dalam bahan atau alat-alat yang tersedia itu‟‟.

(42)

c. Kurikulum

Menurut Slameto (1990:3) „‟kurikulum merupakan sesuatu sistim yang terdiri atas beberapa komponen. Adapun dalam undang-undang republik Indonesia No. 2 tahun 1989 tentang sistim pendidikan nasional bab1 pasal 1 No. 9 disebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan belajar mengajar dengan demikian kurikulum itu adalah;

1. Suatu bahan tertulis yang berisi uraian tentang program pendidikan disuatu sekolah/perguruan tinggi (PT) yang harus dilaksanakan dari tahun ke tahun. 2. Bahan tertulis yang dimaksud untuk digunakan para guru di dalam

melaksanakan pembelajaran pada siswa.

3. Suatu usaha untuk menyampaikan asas-asas dan ciri-ciri yang penting dari suatu rencana pendidikan dalam bentuk yang sedemikian rupa sehingga dilaksanakan dan digunakan oleh guru di sekolah

4. Tujuan pengajaran, pengalaman-pengalaman belajar, alat-alat pelajaran dan cara-cara panilaian yang direncanakan dan digunakan dalam pendidikan. 5. Suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk

mencapai tujuan-tujuan pendidikan tertentu.

Fungsi kurikulum bagi siswa yaitu sebagai organisasi belajar tersusun, yang disiapkan untuk siswa sebagai salah satu konsumsi pendidikan mereka.

D. Kerangka Pikir

Menggambar bentuk merupakan proses perekaman objek di atas bidang dua dimensi melalui media gambar dengan ketentuan ketepatan/kemiripan, bentuk, dan

(43)

warna, dengan memperhatikan perspektif, proporsi, gelap terang/bayang-bayang, serta teknik. Untuk menghasilkan gambar yang mirip dengan objek yang digambar dengan berdasarkan pada kemampuan mengungkapkan bentuk dasar dan karakter objek, kemampuan perspektif, kemampuan proporsi yang sesuai, kemampuan menyusun, kemampuan pemberian gelap terang, dan kemampuan dalam menyelesaikan gambar. Berikut skema kerangka pikir yang merupakan acuan dalam melakukan penelitian ini, sebagai berikut:

Mata pelajaran menggambar bentuk Indikator kemampuan menggambar bentuk siswa Tingkatan kemampuan siswa Faktor Internal Faktor Eksternal Hasil penelitian

(44)

26 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survey yang bersifat deskriptif kualitatif, artinya suatu penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum atau deskripsi tentang apa yang akan diteliti melalui pengolahan data secara kualitatif dan data secara kuantitatif.

Penelitian dilakukan secara langsung di SMP Negeri 21 Makassar Jln. Talasalapang Komp. PR BTN. Minasa Upa (Belakang Blok A6) Makassar.

B. Subjek Penelitian dan Sumber Data

Subjek dan sumber data dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran Seni Budaya dan siswa kelas VIII di SMP Negeri 21 Makassar. Sumber-sumber tersebut disebut dengan responden penelitian, sedangkan data lainnya akan diperoleh dari dokumentasi yakni data yang berhubungan dengan kemampuan menggambar bentuk.

C. Variabel dan Desain Penelitian 1. Variabel Penelitian

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menggambar bentuk menggunakan pensil warna pada siswa Kelas VIII SMP Negeri 21 Makassar pada pelajaran Seni Rupa (Menggambar).

(45)

Variabel ini dapat dikategorikan sebagai variabel bebas karena mampu atau tidaknya siswa menggambar untuk dijadikan tolak ukur untuk mengetahui keadaan sesungguhnya kemampuan siswa menggambar bentuk dengan menggunakan pensil warna dalam pelajaran menggambar bentuk.

Variabel penunjang lainnya adalah faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pembelajaran menggambar bentuk dengan menggunakan pensil warna.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian ini antara lain:

1. Menyusun instrument pengumpulan data 2. Pengumpulan data

(46)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema desain penelitian berikut,

Gambar 8. Skema Desain Penelitian

D. Definisi Operasional Variabel

Agar tidak menimbulkan salah penafsiran pada variabel penelitian ini maka, variabel tersebut perlu didefinisikan sebagai berikut:

1. Kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam membuat atau menciptakan sesuatu, dalam hal menggambar bentuk.

Teknik pengumpulan data (tes praktik, observasi, wawancara dan dokumentasi

Faktor Internal Dalam menggambar bentuk.

Kemampuan Siswa Kelas VIII SMPN 21 Makassar dalam Menggambar bentuk.

Faktor Eksternal Dalam Menggambar bentuk.

Pengolahan dan Pengujian Data

Analisis Data

(47)

Kemampuan menggambar bentuk dapat diukur melalui kriteria yang meliputi ketepatan bentuk (proporsi, perspektif, gelap terang dan pemberian bayangan, serta teknik yang diterapkan).

2. Menggambar bentuk adalah suatu kegiatan berkarya seni rupa untuk memindahkan suatu objek ke dalam bidang gambar secara objektif melalui pengamatan sehingga terjalin satu unsur-unsur rupa yang membentuk satu kesatuan yang utuh dan artistik, untuk membuat diperlukan langkah-langkah praktis.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menggambar bentuk warna adalah kondisi-kondisi internal dan eksternal yang dialami oleh siswa yang menentukan berhasil tidaknya siswa dalam menggambar bentuk.

E. Populasi dan Sampel

Untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan guna pengolahan data dalam upaya menjawab permasalahan yang dikaji dalam suatu penelitian mutlak dibutuhkan adanya populasi sebagai sasaran penelitian.

Sugiono (2006: 23) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah “Wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya”.

1. Populasi

Sudjana (2005: 71) mengemukakan bahwa populasi adalah”Sifat-sifat atau karakteristik dari sekelompok subjek, yang dijaring melalui instrument yang

(48)

dipilih dan dipersiapkan oleh peneliti”. Khusus penelitian ini populasinya adalah siswa kelas VIII-A dan VIII-B SMP Negeri 21 Makassar yang berjumlah 58 orang siswa yang dibagi dalam 2 kelas.

2. Sampel

Mengingat anggota populasi terlalu besar untuk jangkauan penelitian ini dan jika populasi tersebut diteliti semua akan menggunakan waktu yang lama, sehingga untuk efektif dan efisiennya penelitian ini diambil sebagian saja dari anggota populasi dengan dasar bahwa populasi yang diteliti dapat mewakili secara keseluruhan populasi. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan sampel.

Adapun sampel yang diambil dari peserta didik sebanyak 10 siswa kelas VIII-A dan15 Siswa kelas VIII-B dari 2 kelas yang tersedia yaitu kelas VIII-A dan kelas VIII-B dengan jumlah siswa 58 orang, dasar pengambilan sampel ini hampir semua kelas memiliki pengetahuan yang sama, sehingga kelas tersebut dapat mewakili kelas yang lain. Selain itu dari segi pengaturan waktu belajar, pengambilan sampel ini adalah dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dalam arti sampel diambil berdasarkan nomor urut absen masing-masing kelas. Penentuan sampel ini juga mengacu pada pendapat, S. Nasution dalam Baharuddin (2013: 18) yang mengemukakan bahwa:

Tidak ada aturan yang tegas yang dipersyaratkan dalam penentuan jumlah sampel untuk suatu penelitian dari populasi yang tersedia, namun yang lazim dilakukan orang adalah mengambil sepersepuluh atau lebih dari jumlah populasi. Selain itu penentuan jumlah besarnya sampel, juga banyak tergantung pada faktor biaya, fasilitas, waktu yang tersedia, dan tujuan penelitian.

(49)

Tabel 1. Keadaan sampel yang diteliti

No Nama Kelas Jenis kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan

1 VIII – A - 10 10

2 VIII – B 7 8 15

Jumlah sampel 7 18 25

F. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian yang penulis pergunakan dalam pengumpulan data ini adalah 1). Pedoman wawancara, 2). Pedoman pengamatan dan 3). Dokumentasi. Pedoman tersebut digunakan pada siswa Kelas VIII SMP Negeri 21 Makassar untuk mengetahui kemampuan siswa menggambar bentuk dengan menggunakan pensil warna.

G.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Arikunto, 2002: 102) Dalam upaya untuk mengumpulkan data yang akurat maka instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes praktik menggambar, observasi, pengamatan, wawancara, dokumentasi.

Selanjutnya akan diuraikan teknik-teknik yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tes

Tes dilaksanakan untuk mengukur kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 21 Makassar dalam menggambar bentuk menggunakan pensil warna, sedangkan bentuk tes yang diterapkan berupa tugas praktik menggambar. Dalam

(50)

penelitian ini, siswa diberi tugas membuat gambar bentuk menggunakan pensil warna pada kertas A3 dengan menggunakan media pensil warna.

Pengumpulan data dengan instrument tes, penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Persiapan

Pada tahap ini yang perlu dipersiapkan adalah segala hal yang akan digunakan untuk memperlancar dalam pelaksanaan menggambar bentuk adalah kertas gambar A3 , pensil warna dan objek gambar.

b. Pelaksanaan

Siswa melaksanakan kegiatan menggambar bentuk berdasarkan objek yang telah ditata dan lokasi pelaksanaan tes menggambar dilakukan di kelas siswa masing-masing.

2. Observasi/Pengamatan

Menurut Arikunto, (2012: 45), observasi atau pengamatan adalah “suatu teknik yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis”. Observasi meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Teknik pengumpulan data dengan observasi merupakan pengamatan terhadap aktivitas guru maupun siswa dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa dan respon siswa terhadap pembelajaran menggambar bentuk.

Teknik observasi dilakukan untuk mengamati tentang kemampuan menggambar bentuk siswa menggunakan pensil warna pada kelas VIII SMP Negeri 21 Makassar dalam pembelajaran menggambar bentuk. Sasaran observasi

(51)

ini adalah bahan pembelajaran, media, fasilitas ataupun teknik yang digunakan dalam pembelajaran menggambar bentuk. Alasan memilih teknik observasi ini dalam menilai kemampuan menggambar bentuk pada siswa kelas VIII Negeri 21 Makassar adalah sebagai tolak ukur dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah tersebut.

Berdasarkan langkah-langkah kegiatan dalam pembelajaran menggambar bentuk yang dikembangkan dalam indikator untuk memperoleh data mengenai kemampuan siswa dalam mengelola pembelajaran sebagai berikut:

1. Kegiatan pendahuluan

a. Membuka pertemuan dengan ucapan salam b. Melakukan apersepsi

c. Mengecek kehadiran siswa

d. Menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Kegiatan inti

a. Pertemuan pertama

1. Menjelaskan materi tentang mengambar bentuk. 2. Menunjukkan contoh gambar bentuk.

3. Mengarahkan siswa untuk membuat sketsa gambar dengan teknik prsfektif satu titik hilang dan pemberian arsir.

b. Pertemuan kedua

1. Menjelaskan materi yang berkaitan dengan prinsip-prinsip menggambar bentuk.

(52)

3. Mengarahkan siswa untuk membuat gambar sesuai dengan bentuk yang sudah disiapkan dengan memperhatikan kriteria penilaian yang sudah disampaikan.

c. Kegiatan akhir

1. Mengumpulkan hasil karya siswa 2. Guru memberi apresiasi.

3. Wawancara

Menurut Arikunto, (2012: 44).Wawancara adalah “suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini responden sama sekali tidak diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan”.

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dimaksudkan untuk memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh dari pengamatan mengenai kejadian.

Untuk menguatkan data yang diperoleh melalui pengamatan observasi, maka diadakan teknik wawancara dengan guru seni budaya dan siswa pada sekolah, yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan pelaksanaan pembelajaran menggambar bentuk. Hal ini bertujuan untuk memperoleh data tentang pemilihan bahan pendukung pembelajaran, dan hambatan-hambatan yang dialami oleh guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya (seni rupa) khususnya menggambar bentuk.

(53)

4. Dokumentasi

Selain tes, observasi dan wawancara, penelitian ini juga menggunakan teknik dokumentasi. Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang bersumber dari data tertulis dalam dokumen untuk melengkapi data yang digunakan dalam penelitian.

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa foto-foto, dokumentasi pribadi dan dokumentasi resmi sehubungan dengan masalah sumber data dan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini..

H. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik statistik deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Data yang di analisis deskriptif kuantitatif adalah data dari nilai hasil gambar bentuk siswa yang diperoleh setelah mengadakan tes praktik menggambar. Sedangkan data yang dianalisis secara kualitatif adalah data dari hasil observasi (pengamatan), wawancara, dan dokumentasi..

Pelaksanaan analisis data dalam penelitian ini berdasarkan analisis data yang dipaparkan oleh Mills dan Huberman, 1992 dalam Amaruddin,(2012:45) yakni analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul, data tersebut direduksi berdasarkan masalah yang diteliti dan selanjutnya disusun dalam satuan-satuan yang telah dikategorikan. Data yang dikumpulkan dianalisis melalui proses reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan atau pemaknaan.

(54)

1. Menelaah Seluruh Data

Menelaah data yaitu kegiatan menelaah data yang telah terkumpul berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kegiatan menelaah data dilaksanakan dengan melakukan proses transkripsi hasil dari pengumpulan data. Data yang telah ditranskripsikan dikelompokkan sesuai dengan masalah penelitian.

2. Mereduksi Data

Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengelompokkan dan mengklasifikasikan data. Data yang terkumpul selama penelitian diseleksi dan diidentifikasi untuk kemudian dikelompokkan sesuai permasalahannya. Selain itu, seleksi yang dilakukan untuk menentukan data yang dibutuhkan dan data yang tidak dibutuhkan.

Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil pembelajaran menggambar bentuk memiliki 5 aspek yaitu, proporsi, perspektif, gelap terang, dan teknik. Rentang skala penilaian yang digunakan adalah 1 sampai 100 untuk setiap aspek. Hal ini berkaitan dengan pendapat Arikunto (2012: 278) mengenai skala penilaian, yakni:

Dengan menggunakan skala 1-100, dimungkinkan melakukan penilaian yang lebih halus karena terdapat 100 bilangan bulat. Nilai 5,5 dan 6,4 dalam skala 1-10 yang biasanya dibulatkan menjadi 6, dalam skala 10-100 ini boleh dituliskan dengan 55 dan 64.

Selanjutnya dalam BSNP (Panduan penilaian kelompok mata pelajaran estetika, 2007: 22) yakni:

Skor baru memiliki makna bila dalam konteks ketercapaian kompetensi yang diharapkan. Untuk itu, skor yang diperoleh perlu dibandingkan dengan skor ideal atau skor minimal yang harus dicapai oleh peserta didik

(55)

dalam satu kompetensi tertentu. Dari rentang skor 0 – 100, skor 75 disarankan sebagai kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Selain uraian pendapat yang telah dikemukakan di atas, alasan penulis menggunakan rentang skala penilaian 1- 100, karena berdasarkan standar KKM yang harus dicapai oleh siswa dalam proses pembelajaran di sekolah adalah 75. Ini berarti bahwa nilai 75 berada di antara rentang nilai 1- 100.

Untuk mendapatkan skor hasil belajarnya dihitung dengan rumus yakni;

Skor x 100%

(Sujana, 1992: 5), kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori kemampuan dalam menggambar bentuk adalah yang terlihat pada hasil belajar peserta didik, yang mengacu pada kategori standar yang diterapkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) oleh Departemen Pendidikan Nasional (Suherman dalam Amaruddin, 2012: 48). Kategori tersebut, sebagai berikut.

Tabel 2. Pengkategorian hasil belajar siswa Interval Skor Kategori

85 – 100 Sangat Tinggi 75 – 84 Tinggi 60 – 74 Sedang 46 – 59 Rendah 0 - 45 Sangat Rendah

(56)

Data yang diperoleh dalam teknik wawancara meliputi alasan dalam pemilihan bahan pembelajaran dan hambatan-hambatan yang dialami oleh guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran menggambar bentuk serta bagaimana penilaian terhadap kemampuan siswa dalam menggambar bentuk.

Data yang dikumpulkan akan diolah kemudian dideskripsikan secara kualitatif. Selanjutnya dilakukan perhitungan rata-rata skor variabel dengan rumus menurut Arikunto, (2012: 299).

̅

Keterangan:

̅

= mean (rata-rata) ∑x = Jumlah skor N = banyaknya subjek

(57)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Tentang Pendidikan Di SMP Negeri 21 Makassar

Sekolah Menengah Pertama adalah suatu wadah pendidikan di bawah naungan Pemerintah yang subsistem pendidikannya mempunyai berbagai konsekuensi, yang mana pola pembinaannya harus mengikuti pola pembinaan mengacu kepada Sekolah Pemerintah. Kurikulum yang dilaksanakan tergantung dari lamanya kurikulum tersebut dilaksanakan. SMP Negeri 21 Makassar telah resmi melaksanakan kurikulum 2013 mulai dari tahun 2012 sampai sekarang. Sekolah Menengah Pertama Negeri 21 Makassar ( disingkat SMPN ) adalah jenjang dasar pada pendidikan formal di Indonesia, yang setara dengan sekolah-sekolah menengah pertama lainnya, yang pengelolaannya dilakukan oleh Pemeritah. Namun dalam perjalanannya, keunggulan Sekolah ini dari tahun ke tahun siswanya meningkat dan bertambah kemudian dari segi lingkungan juga terus berbenah mulai dari penimbunan untuk mengatasi banjir, penghijauan, dan kebersihan karena SMP Negeri 21 Makassar ini melaksanakan program wali kota Makassar, yaitu Makassar Tidak Rantasa ( MTR) dan Lihat Sampah Ambil (LiSA).

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 21 Makassar, yang beralamat di Jalan Talasalapang Komplek PR. BTN Minasa Upa Belakang Blok A6 Makassar Propinsi Sulawesi Selatan. Lokasi sekolah berada jauh dari lalu lintas kota.

(58)

Dengan memperhatikan letak lokasi Sekolah ini memungkinkan terciptanya lingkungan belajar yang tenang dan kondusif, sehingga diharapkan akan mendukung Siswa dalam upaya meningkatkan prestasi belajar di Sekolah.

Kurikulum yang dilaksanakan di sekolah ini adalah kurikulum 2013, RPP dan perangkat-perangkat pembelajaran disusun berdasarkan peraturan Pemerintah Kota. Proses penilaian yang dilaksanakan di Sekolah ini ada 3 aspek yaitu penilaian pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa. Penentuan KKM dilakukan melalui musyawarah guru mata pelajaran, khususnya mata pelajaran Seni Budaya ditentukan KKM untuk pemahaman konsep sebesar 75. Lingkungan fisik Sekolah sangat mendukung proses pembelajaran Seni Budaya, hal ini dilihat dari penataan dan pemeliharaan halaman Sekolah, mulai dari kebersihan sampai dengan penghijauan.

Siswa-Siswi di SMP Negeri 21 Makassar, berasal dari semua kalangan, sehingga karakteristik dari masing-masing Siswa berbeda-beda. Pembentukan karakter yang berbeda ini disebabkan oleh berbagai faktor di antaranya, kondisi masyarakat lingkungan sekolah yang relatif kesadaran pendidikannya masih rendah, kondisi ekonomi masyarakat di lingkungan Sekolah bervariasi, pekerjaan mereka adalah: pedagang, pegawai negeri dan swasta, buruh, tani, politisi, dan lain-lain. Sedangkan ekonomi orang tua Siswa bervariasi pula tercatat Pra-Sejahterah 8,5%, sejahtera I 35%, sejahtera II 47%, purna sejahtera 9,5% yakni PNS 38%, TNI dan Polri 15%, Petani 20%, swasta 10%, politisi 0,5%, perangkat desa 0,5%, pedagang 4,5%, lain-lain 1%.

(59)

Dari latar belakang yang berbeda tersebut maka ada kecenderungan sebagian Siswa yang lebih disruptif di Sekolah terutama anak-anak yang memiliki perhatian yang kurang di rumah. Ada juga karakter yang ditunjukkan siswa seperti suka memberontak/bermain-main, mencari perhatian di kelas dan bahkan ada Siswa yang malas belajar di dalam kelas meskipun sudah di Sekolah. Dengan demikian pelajaran yang dipersepsi membosankan atau tidak relevan dengan Siswa dapat memprovokasi perilaku buruk dengan lebih mudah, Siswa lebih senang di luar kelas dari pada mengikuti pelajaran di dalam kelas. Rata-rata Siswa kelas VIII yang berada di SMP Negeri 21 Makassar berada pada tahap operasional formal (umur, 12-14 tahun), sehingga materi yang diberikan harus disesuaikan dengan karakteristik lingkungan dan kemampuan Siswa.

Visi Sekolah SMP Negeri 21 Makassar adalah unggul dalam prestasi, berkepribadian dan berpijak pada iman dan taqwa. Beberapa misi yang dapat dikembangkan sebagai acuan penjabaran visi meliputi: 1). Meningkatkan keterampilan akademik dan non akademik; 2). Meningkatkan mutu lulusan; 3) meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap tuhan yang maha esa; 4) Meningkatkan kedisplinan; 5) Meningkatkan budi pekerti dan akhlak mulia; 6) Menanamkan pendidikan budaya dan karakter bangsa; 7) Meningkatkan mutu pelayanan: 8) Meningkatkan sarana dan prasarana pembelajaran: 9) Menjalin hubungan yang harmonis antar warga Sekolah dan lingkungan terkait.

2. Proses Pelaksanaan Pembelajaran

Kemampuan menggambar bentuk Siswa kelas VIII SMP Negeri 21 Makassar dituntut pemahaman konsep dan prosedur dalam berkarya,

(60)

Menciptakan karya seni terutama dalam menggambar memerlukan keterampilan, ketekunan dan ketelitian. Proses pelaksanaan menggambar bentuk menggunakan pensil warna Siswa kelas VIII SMP Negeri 21 Makassar, dilakukan sebagai berikut:

a. Menyediakan alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam menggambar bentuk antara lain; (1) Objek karya yang akan digambar, (2) Kertas gambar A-3, (3) Pensil 2B dan pensil warna, (4) Penghapus, (5) Penggaris.

b. Pelaksanaa pembelajaran

Pertemuan I, yaitu pembelajaran yang dilakukan adalah menjelaskan materi kemudian dilanjutkan dengan membuat sketsa gambar bentuk sesuai dengan objek yang disediakan.

Gambar 9.

Kegiatan siswa pada saat membuat sketsa gambar bentuk menggunakan pensil warna sesuai dengan objek yang dilihat

(61)

Pada gambar tersebut merupakan aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran menggambar sketsa bentuk menggunakan pensil warna. Pada kegiatan ini Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara membuat sketsa gambar bentuk menggunakan pensil warna.

Gambar 10.

. Ketika siswa pada saat membuat gambar bentuk sesuai dengan objek yang dilihat.

Foto: Agraria; 2015

Pada data tersebut menunjukkan siswa tampak serius mengikuti pembelajaran menggambar dan membuat sketsa gambar sesuai dengan objek yang dilihat dan sebagian siswa menanyakan yang masih kurang dimengerti.

c. Pertemuan II

Pada pertemuan ini dilaksanakan tes praktik menggambar bentuk menggunakan pensil warna sesuai dengan objek yang disediakan dengan memperhatikan aspek-aspek penilaian.

Gambar selanjutnya adalah aktivitas siswa pada saat menggambar sesuai dengan objek yang disediakan oleh guru.

Gambar

gambar  tiga  dimensi.  Menggambar  bentuk  (alam  benda)  menuntut  ketepatan  bentuk  dan  karakter  objek  yang  akan  digambar
Gambar 2. Contoh gambar teknik garis  (www. Menggambar bentuk Com).
Gambar 3. Contoh gambar teknik  pointilis  (www. Menggambar bentuk. Com).
Gambar 5. Contoh gambar teknik  dusel  (www. Menggambar bentuk. Com)
+7

Referensi

Dokumen terkait

positif signifikan antara modal sosial terhadap kinerja pada UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten. Berdasarkan hasil perhitungan dimana nilai C.r modal sosial pada

Metode yang dilakukan untuk uji aktivitas antioksidan adalah metode pemerangkapan radikal bebas 1,1- diphenyl-2-picryhydrazil (DPPH) dan kandungan fenolik total metode

yang diterima adalah H1 yaitu Terdapat pengaruh yang signifikan hasil belajar kognitif siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen di kelas VIII SMP Negeri 1

Pada penelitian dihasilkan algoritma pendeteksi, penghitung dan penempatan orang dengan metode motion histogram yang beroperasi secara real time pada lingkup jaringan

Pada hari ini Kamis Tanggal Tujuh Maret Tahun Dua Ribu Tiga Belas kami yang bertanda tangan dibawah ini Unit Layanan Pengadaan ( ULP ) Rumah Sakit Umum

Kegiatan abdimas yang dilakukan adalah melakukan pendampingan kegiatan peningkatan kualitas masyarakat melalui strategi usaha (UMKM) dalam menghadapi pandemi covid 19 pada

• Manfaat Pembayaran Terjadwal saat anak berusia 6, 12 dan 15 tahun akan tetap dibayarkan yang besarnya tidak dijamin dan akan diambil dari Nilai Polis. • Nilai

Keuntungan utama mereka adalah biaya rendah (silikon vs tembaga), bandwidth sinyal yang luas dan kekebalan dari gangguan yang disebabkan oleh elektromagnetik radiasi, seperti