• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAYA BELAJAR. B. CIRI-CIRI PERLIKAKU BELAJAR Ciri-ciri perilaku berikut merupakan petunjuk kecenderungan belajar seseorang:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAYA BELAJAR. B. CIRI-CIRI PERLIKAKU BELAJAR Ciri-ciri perilaku berikut merupakan petunjuk kecenderungan belajar seseorang:"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

GAYA BELAJAR

Ketika kita bertanggung jawab atas hidup kita, maka kita akan mulai mengupayakan agar segalanya terlaksanakan. Dari sekian banyak upaya yang dilakukan, satu diantaranya adalah dengan belajar. Namun, terkadang kita salah mengartikan belajar. Belajar bukan berarti datang ke sekolah, duduk yang manis sambil mendengarkan penjelasan dari guru tetapi belajar memiliki arti yang luas. Untuk memahami makna belajar yang sebenarnya, maka kita harus mengetahui bahwa belajar dibedakan menjadi dua hal, yaitu belajar aktif dan belajar pasif.

Berikut ini adalah kolom tentang belajar aktif dan belajar pasif.

BELAJAR AKTIF BELAJAR PASIF

• Belajar apa saja dari setiap situasi. • Menggunakan apa yang telah

dipelajari agar memiliki keuntungan di masa mendatang.

• Mengupayakan agar segalanya dapat terlaksana.

• Bersabar pada kehidupan

• Tidak melihat adanya potensi belajar.

• Mengabaikan kesempatan untuk berkembang dan suatu

pengalaman belajar.

• Membiarkan segalanya terjadi dengan apa adanya.

• Menarik diri dari kehidupan.

A. PENGERTIAN

Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Ketika kita menyadari bagaimana diri ini dan orang lain menyerap dan mengolah informasi, kita dapat menjadikan belajar dan berkomunikasi lebih mudah dengan gaya sendiri.

Ada dua kategori utama tentang bagaimana kita belajar yaitu:

1. Modalisme adalah bagaimana kita menyerap informasi dengan mudah 2. Dominasi otak adalah cara dan bagaimana kita mengatur dan mengolah

informasi.

B. CIRI-CIRI PERLIKAKU BELAJAR

(2)

1. Orang-orang Visual • Rapi dan teratur

• Bebrbicara dengan cepat

• Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka

• Biasanya tidak terganggu dengan keributan • Lebih suka membaca daripada dibacakan • Sering menjawab dengan singkat

• Lebih suka seni daripada musik 2. Orang-orang Auditorial

• Mudah terganggu oleh keributan

• Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama dan warna suara. • Mereka sulit untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita

• Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya • Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik

3. Orang-orang Kinestetik • Berbicara dengan perlahan

• Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian • Selalu berorientasi pada fisik dan banyak gerak • Menghafal dengan cara berjalan dan melihat • Menggunakan jari sebagai petunjuk kita membaca • Banyak menggunakan isyarat tubuh.

(3)

KAKARTER PESERTA DIDIK

Pada saat kita akan mengajar seorang atau sekelompok anak, maka kita harus mengidentifikasi karakter masing-masing dari mereka. Langkah awal yang dapat kita lakukan adalah memperhatikan apakah anak didik kita termotivasi oleh kondisi di luar diri mereka atau oleh diri sendiri.

Jika ia termotivasi oleh kondisi di luar dirinya maka ia tergolong ELC (eksternal lokus of control), dan jika termotivasi oleh diri sendiri, ia tergolong ILC (internal lokus of control). Dalam perilaku sehari-hari perbedaan mendasar dapat ditemukan dalam beberapa kebiasaan ini:

ILC ELC

• Menyendiri

• Sungguh-sungguh / intens • Menjauhkan diri dari orang

lain

• Menyerap informasi dari kelompok

• Tidak menyukai keramaian • Sedikit teman

• Menyimpan apa yang dipikirkan

• Mencari waktu yang tenang • Senang mendengarkan • Sulit didekati

• Menyukai kestabilan batin • Pendekatan objektif

• Terarah ke dalam diri sendiri • Berlatih mengekang diri • Memberi tanggapan dengan

penuh hati-hati

• Suka berkelompok • Rileks / santai • Antusias

• Berbicara dalam kelompok • Suka keramaian

• Banyak teman • Menyatakan apa yang

dipikirkan

• Mencari kegiatan / aktifitas • Senang berbicara

• Berbagi pengalaman pribadi • Menyukai pengalaman baru • Suka bersama orang lain • Terpengaruh pendapat orang

lain

• Memperlihatkan emosi • Memberi tanggapan dengan

cepat

A. MENGENAL KARAKTER PESERTA DIDIK

Cara menentukan kategori karakter peserta didik dapat dilakukan dengan memperhatikan bagan berikut:

(4)

Kekuatan: Keseimbangan, disposisi yang merata, rasa humor yang kering kepribadian yang

PHLEGMATIS menyenangkan.

DAMAI (Pd) Kelemahan: Kurang memiliki kepastian, kurang antusiasme, kurang energi kemauan yang tersembunyi.

ILC

Kekuatan: Kemampuan meng- organisasikan, menetapkan tujuan jangka panjang, memiliki standar

dan idealisme tinggi, menganalisis

MELANKOLIS Secara mendalam.

SEMPURNA (Ms) Kelemahan: Mudah tertekan, perlu waktu terlalu banyak untuk mem- persiapkan, terlalu memusatkan perhatian pada perincian, mengingat hal-hal yang negatif, mencurigai orang lain.

Kekuatan: Bisa bicara tentang apa saja, kapan saja, dan dimana saja dengan atau tanpa informasi. Memiliki kepribadian yang bergairah, optimis, rasa humor, kemampuan bercerita, menyukai orang lain.

SANGUINIS Kelemahan: Tidak terorganisasi,

POPULAR (Sp) tidak bisa mengingat perincian atau nama, membesar-besarkan, tidak serius tentang apa pun, mempercayakan kepada orang lain untuk melakukan pekerjaan, mudah ditipu dan kekanak- kanakan.

ELC

Kekuatan: Kemampuan menguasai apa saja dengan seketika,

membuat penilaian yang cepat

KOLERIS KUAT dan tepat.

(Kk) Kelemahan: Terlalu suka memerintah, mendominasi, otokratis, tidak perasa, tidak sabar, tidak mau mendelegasikan atau menghargai orang lain.

(5)

B. TINDAKAN MEMAHAMI KARAKTER PESERTA DIDIK

Memahami karakter setiap individu tidaklah mudah. Namun ada sebuah pendekatan atau tindakan khusus untuk dapat memahami setiap karakter peserta didik dengan mudah. Tindakan-tindakan tersebut harus disesuaikan dengan karakter mereka. Berikut ini adalah tindakan yang harus dilakukan. 1. Terhadap Murid Sanguinis

• Kenali kesulitan mereka dalam menyelesaikan tugas • Sadarilah mereka bicara tanpa berpikir lebih dulu • Sadarilah mereka menyukai variasi dan fleksibelitas

• Bantulah mereka agar tidak menerima lebih dari yang bisa mereka lakukan

• Jangan harapkan mereka mengingat janji pertemuan atau tepat pada waktunya

• Pujilah mereka untuk segala sesuatu yang dapat mereka raih • Ingat bahwa mereka orang yang terpengaruh oleh keadaan • Bawakan mereka hadiah: Mereka menyukai mainan baru

• Terimalah kenyataan bahwa mereka mendapatkan kesenangan dari apa yang akan memalukan orang lain

• Sadarilah bahwa mereka bermaksud baik

2. Terhadap Murid Koleris

• Akuilah bahwa mereka berbakat pemimpin • Bersikeraslah melakukan komunikasi dua arah

• Ketahuilah bahwa mereka tidak bermaksud menyakiti • Jangan memaksa kemujuran mereka

• Berusahalah membagi-bagi bidang tanggung jawab • Sadarilah mereka tidak penuh belas kasihan • Ketahuilah mereka selalu ingin benar

3. Terhadap Murid Phlegmatis

• Sadarilah mereka memerlukan motivasi langsung

• Bantula mereka menetapkan tujuan dan mempereroleh imbalan • Janagn mengharapkan antusiasme

(6)

• Sadarilah bahwa menunda-nunda merupakan bentuk kontrol mereka secara diam-diam

• Paksalah mereka membuat keputusan

• Jangan menumpuk semua kesalahan pada mereka • Doronglah mereka untuk menerima tanggung jawab • Hargailah disposisi mereka yang merata

4. Terhadap Murid Melankolis

• Ketahuilah bahwa mereka sangat perasa dan mudah sakit hati • Sadarilah bahwa mereka dilahirkan dengan sikap pesimis • Belajarlah berurusan dengan tekanan jiwa

• Pujilah mereka dengan tulus dan kasih sayang

• Terimalah kenyataan bahwa kadang-kadang mereka menyukai kesunyian • Berusahalah menepati jadwal yang masuk akal

• Sadarilah bahwa kerapian itu perlu

(7)

KECAKAPAN AKADEMIS

A. PENGERTIAN

Kecakapan akademis adalah kecakapan yang sangat terkait dengan kemampuan panca indera dan otak kiri kita. Kita dikatakan memiliki kecakapan akademis yang baik bila fungsi panca indera dan otak kiri kita dapat berfungsi dengan baik dan saling mendukung satu dengan yang lainnya.

B. OPTIMALISASI FUNGSI PANCA INDERA

Seperti telah dijelaskan sebelumnya panca indera adalah sebuah anugerah manusiawi yang menyatu dalam fungsi manusia yang utuh. Panca indera pada dasarnya bekerja sebagai pengumpul informasi, data dan fakta guna mengetahui apa yang sedang terjadi.

Untuk mengoptimalkan fungsi panca indera, sensitifitas dan ketajaman indera kita perlu terus ditingkatkan. Dengan dukungan pengetahuan, hasrat dan latihan kita akan sangat mudah mengoptimalkan fungsi panca indera agar sesuai dengan kebutuhan kita. Pergunakanlah fungsi panca indera ini sesuai dengan kebutuhan dan manfaat kita, dengan tidak melanggar prinsip-prinsip dan nilai-nilai (QS. Al-Araf: 179).

C. OPTIMALISASI FUNGSI OTAK KIRI

Proses berpikir otak kiri bersifat logis, sekuensial, linear dan rasional. Cara bekerja otak kiri sesuai untuk tugas tertentu seperti ekspresi verbal, menulis, membaca, aosiasi auditorial, menjelaskan detil dan sesuai fakta serta simbolik.

Dikatakan otak kiri anda berfungsi optimal bila daya ingat dan memori kita tentang peristiwa yang telah terjadi atau kita ketahui dengan mudah dapat kita ceritakan kembali. Perilaku orang menggunakan otak kiri secara optimal adalah:

• Dalam mengambil keputusan cenderung melihat konsekuensi logis dari suatu tindakan.

• Melihat hubungan sebab akibat dari suatu situasi dengan cara menganalisa secara objektif.

(8)

• Membuat standar yang objektif dan penerapan dari prinsip-prinsip yang ada pada diri sendiri kemudian menemukan sesuatu yang salah sehingga dapat menerapkan kemampuannya dalam memecahkan masalah.

Optimalisasi fungsi otak kiri adalah cara-cara yang dapat digunakan baik mengembangkan maupun melatih sebagai keterampilan kita dalam proses kerja otak kiri guna mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang kita inginkan.

D. TUJUAN MENGOPTIMALISASIKAN FUNGSI OTAK KIRI

Optimalisasi fungsi otak kiri dapat dilakukan untuk dua tujuan utama: 1. Meningkatkan kemampuan fungsi sekuensial abstrak

Dunia otak kiri sekuensial abstrak adalah dunia teori dan pemikiran abstrak. Cara kerja otak kiri ini berpikir dalam konsep dan menganalisis informasi, menyukai orang/kejadian yang teratur rapi. Sangat mudah melihat hal penting, seperti kata ‘kunci’ dari sebuah kalimat, dan detil-detil dari peristiwa penting yang dilihat/dialami. 2. Meningkatkan kemampuan fungsi sekuensial konkrit

Proses kerja otak kiri sekuensial konkrit berpegang pada kenyataan dan proses informasi dengan cara yang teratur, linear dan sekuensial, baik abstrak maupun konkrit.

Aktifitas yang paling nyaman dan disukai oleh proses kerja otak kiri sekuensial konkrit adalah membaca, meneliti secara mendalam, mencari tahu sebab-sebab dibalik akibat dan menggunakan teori-teori dan konsep yang sudah dipahami. Lebih menyukai bekerja sendirian daripada berkelompok. Kemampuan otak inilah yang mengarahkan kita menjadi filosof atau ilmuwan besar. E. HUBUNGAN SINERGIS FUNGSI PANCA INDERA DENGAN OTAK KIRI

Satu diantara kekuatan panca indera adalah mata. Mata akan sangat mudah digunakan untuk fungsi kerja otak kiri. Pada saat otak kiri bekerja, maka mata terlihat memicing/melirik ke kiri anda, ke atas, mendatar, atau ke bawah.

Bila kita ingin mengoptimalkan fungsi kerja otak kiri, maka mata dapat kita gunakan sebagai alat bantu yang efektif, yakni:

(9)

• Bila kita mengingat sesuatu yang telah terjadi, atau memasukkan memori ke pikiran kita – bersamaan dengan bekerjanya otak kiri gunakan lirikan mata kita ke arah kiri.

• Bila ingatan kita terkait dengan visualisasi terhadap peristiwa-peristiwa yang telah terjadi – liriklah mata kita ke arah kiri atas.

• Bila kita menginginkan optimalisasi ingatan sebagai hasil pendengaran kita – liriklah mata kita ke arah kiri mendatar.

• Bila kita ingin menguatkan ingatan terhadap peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan perasaan dan kasih sayang – liriklah mata kita ke kiri bawah.

F. MANFAAT DARI KECAKAPAN AKADEMIS

Beberapa manfaat yang segera kita peroleh bila kecakapan akademis kita berfungsi baik adalah:

• Kemampuan mengingat dan menyimpan memori kita akan bertambah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan kita.

• Kemampuan memecahkan masalah menjadi lebih baik, terutama dengan data dan fakta yang kita ketahui.

• Kemmapuan mengajar dan presentasi meningkat, terutama terhadap hal-hal yang telah kita ketahui dan peristiwa-peristiwa yang terjadi.

Dua hal penting sehubungan dengan kecakapan akademis kita, adalah: 1. Kecakapan mengingat dan menyimpan memori

(10)

KECAKAPAN INTUITIF

Dikatakan memiliki kecakapan intuitif jika guru sangat mudah dalam melakukan inovasi dan improvisasi dalam proses belajar dan mengajar. Kecakapan intuitif didapatkan dari optimalisasi peran panca indera dan fungsi otak kanan.

A. FUNGSI OTAK KANAN

Cara berpikir otak kanan bersifat acak, tidak teratur, intuitif dan holistik. Cara kerja otak kanan bertugas pada hal-hal yang bersifat non verbal, terkait dengan intuisi, hubungan yang berpola, musik, seni, kepekaan warna, kreatifitas dan visualisasi.

Perilaku yang mneunjukkan penggunaan otak kanan secara optimal adalah:

• Perhatian pada gambaran umum yang leih utuh

• Mengolah informasi dan mendapatkan data dengan indera ke-6 • Lebih berminat pada pemahaman imajinatif

• Abstrak dan teoritis

• Melihat pola dan makna di balik aktifitas atau peristiwa • Orientasi hidup masa depan

• Memulai dari mana saja

• Menyukai kemungkinan untuk berdaya cipta • Mengandalkan inspirasi

B. OPTIMALISASI FUNGSI OTAK KANAN

Optimalisasi fungsi otak kanan adalah cara-cara yang dapat digunakan baik mengembangkan maupun melatih sebagai keterampilan kita dalam proses kerja otak kanan guna mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang kita inginkan. 1. Optimalisasi fungsi otak kanan: Meningkatkan kemampuan fungsi

pemikiran acak konkrit

2. Meningkatkan kemampuan fungsi pemikiran acak abstrak

(11)

Seperti telah dikatakan pada kecakapan akademis, bahwa salah satu kekuatan panca indera adalah mata. Seperti halnya mata mempengaruhi fungsi kerja otak kiri, begitu juga terhadap fungsi otak kanan. Pada saat otak kanan bekerja, maka mata terlihat memicing / melirik ke kanan kita, baik ke atas, mendatar, atau ke bawah.

Bila kita ingin mengoptimalkan fungsi kerja otak kanan, maka mata dapat kita gunakan sebagai alat bantu yang efektif, yakni:

• Bila kita memikirkan sesuatu yang akan terjadi, atau merencanakan sebuah alasan dibalik peristiwa yang akan terjadi – bersamaan dengan bekerjanya otak kanan, kita gunakan lirikan mata ke arah kanan

• Bila kita berimajinasi dengan teknik visualisasi terhadap peristiwa-peristiwa yang akan terjadi atau kita inginkan – liriklah mata ke arah kanan atas

• Bila kita menginginkan optimalisasi kemampuan daya khayal melalui ketajaman pendengaran – liriklah mata kita ke arah kanan mendatar • Bila kita ingin menguatkan imajinasi dan menumbuhkan sifat yang

berhubungan dengan perasaan dan kasih sayang – merenunglah dan gunakan lirikan mata ke kanan bawah.

(12)

KECAKAPAN RASA

A. PENGERTIAN

Kecakapan rasa sangat berhubungan dengan kesadaran dan kemampuan merasa, dan naluri. Untuk menghidupkan kecakapan ini, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah membuang rasa takut dan jangan mengacuhkan terhadap perasaan, kepedulian dan insting kita yang tiba-tiba bermunculan.

Kecakapan rasa tercapai pada saat bertemunya kemampuan fungsi panca indera dengan fungsi hati. Seseorang dikatakan memiliki kecapakan rasa yang kuat bila memiliki kemampuan indera, emosi dan fungsi hati secara baik.

B. MEMFUNGSIKAN HATI

Hati memiliki pasukan-pasukan yang berfungsi sesuai kebutuhannya. Diantara pasukan-pasukan hati maka terdapatlah tiga pasukan lain yaitu Ilmu, Hikmah dan Tafakkur. Memfungsikan hati artinya adalah memfungsikan pasukan-pasukan yang ada untuk fokus pada tujuan hakiki.

Potensi ilmu terletak pada kemampuan kita membedakan mana yang benar dan mana yang dusta dalam ucapan; antara hak dan bathil dalam aqidah; antara baik dan buruk dalam amal perbuatan. Bila potensi ini terwujud maka hati akan mendapat buah hikmah, sebagai modal berbagai keutamaan. Barang siapa diberi hikmah, maka ia benar-benar diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang bisa mengambil pelajaran, kecuali orang-orang yang memiliki lubuk hati (QS. Al-Baqarah: 269).

Sedangkan hikmah dan syariat digunakan secara tegas bagi pengendalian potensi amarah dan syahwat. Mengendalikan potensi amarah harus dikompensasikan dengan rasa keberanian. Allah sangat mencintai keberanian, karena dari keberanian yang tidak membabi buta dan tidak lemah akan lahir sifat-sifat terpuji, yaitu: berbudi mulia, semangat, kecendekiaan, kesopanan, kemandirian, ketegasan, kewibawaan dan kasih sayang. Sedangkan menundukkan potensi syahwat harus dikompensasikan dengan harga diri. Dari sikap harga diri akan lahir sifat terpuji, yaitu: sifat dermawan, rasa malu, sabar, toleran, qanaah, wara’, tolong menolong, kerja keras, dan kecilnya rasa tamak.

(13)

Secara teknis untuk mendukung penataan hati, lakukanlah hal-hal berikut ini:

• Tersenyumlah sampai ke hati • Jadikan hal-hal kecil tetap kecil • I’m not ok is ok!

• Lebih sabar dan latihlah dengan sabar • Turunkan daya stress

• Tertawakan diri sendiri

• Luangkan sedikit waktu setiap hari dan bersantailah

C. OPTIMALISASI FUNGSI HATI

Yang dimaksudkan optimalisasi fungsi hati adalah memberdayakan kemmapuan merasa kita yang ada dalam salah satu fungsi hati. Dikatakan optimalisasi fungsi kerja hati sudah baik, bila ditandai dengan oerilaku sebagai berikut:

• Dalam mengambil keputusan cenderung mempertimbangkan kepentingan diri sendiri maupun orang lain

• Menempatkan diri dalam situasi dan melihat orang-orang yang terlibat • Mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan, keharmonisan dan pengakuan

sebagai individu

• Kekuatannya terletak pada pengertian, penghargaan, dan dukungan pada orang-orang lain

D. HUBUNGAN SINERGIS FUNGSI PANCA INDERA DENGAN HATI

Seperti telah dikatakan pada kecakapan akademis dan intuitif, salah satu kekuatan panca indera adalah mata. Seperti halnya mata mempengaruhi fungsi kerja otak kiri, otak kanan begitu juga terhadap fungsi hati. Hubungan sinergis hati dengan mata adalah seperti raja dan pengawal, seperti atasan dengan bawahan. Artinya panca indera (mata) bekerja sesuai perintah hati. Pada saat hati (perasaan) bekerja, maka panca indera akan berfungsi sebagai pasukan yang melaksanakan perintah.

Bila kita ingin mengoptimalkan fungsi kerja hati (perasaan), maka mata dapat kita gunakan sebagai alat bantu yang efektif, yakni:

(14)

• Dalam realitas panca indera khususnya mata berfungsi sebagai jendela. Apa yang ada dalam hati kita, akan ditampakkan oleh mata atau panca indera kita yang lainnya.

• Bila kita merasakan perasaan yang sangat menyenangkan, maka jelas panca indera kita akan menampakkannya, terutama mata yang berbinar-binar. • Bila kita merasakan perasaan yang sangat tidak menyenangkan, maka jelas

panca indera kita akan menunjukkannya, terutama mata yang nampak tidak berbinar.

• Panca indera adalah pasukan hati yang tampak. Apa yang dialkukan panca indera sesungguhnya diperintahkan oleh hati.

(15)

KECAKAPAN MENGAJAR

A. PENGERTIAN

Kecakapan dalam mengajar atau presentasi adalah keterampilan yang dimiliki dengan mensinergiskan fungsi panca indera dan otak kiri sebagai bagian dari kecakapan akademis.

Seseorang dikatakan memiliki kecakapan mengajar atau presentasi bila ia mampu tampil menarik, menyampaikan pengetahuan secara efektif dan meninggalkan kesan mendalam bagi peserta didik.

Setiap kali kita mengajar atau melakukan presentasi sesungguhnya kita sedang melakukan kegiatan komunikasi. Setiap kali kita berkomunikasi sesungguhnya kita sedang melakukan transaksi, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap sesuatu/orang lain yang menjadi sasaran dari komunikasi tersebut.

B. PRAKTIK MENGAJAR

Beberapa hal yang berhubungan dengan praktik mengajar atau presentasi adalah: 1. Membuka pembelajaran

Cara terbaik membuka pembelajaran atau presentasi pada umumnya bertujuan mendapatkan 120 detik pertama:

• Dapatkan perhatian dan minat pendengar • Sampaikan ‘apa manfaat sesi ini bagi peserta?’ Tujuh langkah terbaik untuk membuka pembelajaran:

1) Sapa pendengar dengan antusias

2) Bila belum, perkenalkan diri secara profesional dan sanguinis 3) Hargai pendengar dengan tulus

4) Cairkan suasana dengan ice breaker

5) Sebutkan tujuan pembelajaran yang akan dibahas 6) Jelaskan manfaat dari pembelajaran yang diajarkan 7) Ajak peserta memasuki kegiatan selanjutnya 2. Menyampaikan materi

(16)

Agar penyampaian materi menjadi berisi dan memiliki kedalaman makna bagi peserta didik dapat dilakukan dengan cara berikut:

• Eksplorasikan keterampilan Sanguinis, Koleris, Melankolis dan Phlegmatis kita

• Kembangkan kemampuan kita dengan meningkatkan 4 anugerah manusiawi (panca indera, otak kiri, otak kanan dan hati)

• Beri muatan yang berpusat pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai hakiki, melalui pembaharuan spiritualitas

3. Membina hubungan dengan peserta didik • Perkuat sisi Melankolis dan Phlegmatis kita

• Anggap kesempatan untuk berbicara / mengajar adalah suatu kehormatan bagi kita

• Beri apresiasi fokus pada peserta didik kita

• Peserta didik yang sudah kenal, setiap kali kita memintanya melakukan sesuatu sebutlah namanya

• Tempatkan diri kita di bawah bukan di atas • Katakan ‘kita’ bukan ‘kamu’

• Jangan mengajar dengan wajah yang cemberut atau kesal • Bicaralah sesuai dengan karakter peserta didik

• Nikmati pengajaran yang kita berikan • Bermainlah selalu dalam hal-hal yang positif • Terimalah kritik – jangan menolak

• Jadilah seorang pelaku dari yang kita ajarkan

4. Menjawab pertanyaan

• Perkuat sisi panca indera, otak kiri, otak kanan dan hati • Dengarkan baik-baik pertanyaan yang diajukan

• Ulangi pertanyaan dengan kalimat kita sendiri

• Pastikan bahwa itulah yang ingin ditanyakan penanya • Beri jawaban sesuai dengan kebutuhan penanya • Pastikan bahwa penanya sudah merasa jelas

(17)

5. Menghadapi peserta sulit

Peserta sulit yang dimaksudkan adalah peserta yang suka membuat masalah; tukang sanggah, tukang serba tahu, tukang omong, tukang potong, tukang mondar-mandir, tukang gosip, tukang bisik-bisik, tukang diam, tukang sok sibuk, tukang datang terlambat.

Cara menetralisir peserta sulit adalah sebagai berikut: • Hindari debat kusir

• Jangan katakan ‘kamu salah’ • Bila salah – akui secara simpatik

• Mulai dengan hal-hal yang sudah disepakati • Usahakan orang lain untuk mau bicara • Buat ide datang dari orang lain

• Lihat masalah dari kaca mata orang lain • Simpati dengan ide dan keinginan orang lain

• Pertahankan energi positif, ingat visi-misi mengajar kita • Dramatisir ide

• Berilah tantangan 6. Menutup pembelajaran

Langkah-langkah praktis yang dapat kita lakukan adalah: • Rangkum dengan singkat hal yang telah dibicarakan

• Motivasi pendengar untuk menerapkan atau mempelajari kembali apa yang telah anda sampaikan

• Bila ada kegiatan lanjutan, pembelajaran selanjutnya tetaplah motivasi peserta akan manfaat dari kegiatan yang akan diikuti

• Hargai pendengar dengan tulus atas perhatian dan kerjasamanya • Tutup kegiatan dengan teknik memotivasi kembali peserta didik

(18)

Referensi

Dokumen terkait

(presumption of innocence) disebut dalam Pasal 8 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman dan juga dalam penjelasan umum butir 3c KUHAP

Masih banyaknya masyarakat pengrajin rencong di desa baet yang tidak aktif dan harus sudah dibubarkan dikarenakan kurangnya inovasi produk, Belum optimalnya jaringan kerjasama

Dari pelaksanaan program kerja PPL yang telah dilaksanakan dan hasil yang diperoleh, dapat dikatakan bahwa program PPL berjalan dengan baik. praktikan mendapat

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui perbedaan trust pasangan hubungan jarak jauh yang belum menikah (pacaran jarak jauh) dengan pasangan hubungan jarak jauh yang

Mekanisme pembentukan akar pada stek mahkota nanas yaitu hormon auksin akan memperlambat timbulnya senyawa-senyawa dalam dinding sel yang berhubungan dengan

Penelitian ini berdasarkan hasil perhi- tungan regresi menunjukan diantaranya bahwa tingkat independensi mengalami penurunan yang dikarenakan belum tentu bersikap

penelitian sebelumnya yaitu penelitian Leicht menyebutkan bahwa teknik ekstubasi sadar dengan atau tanpa lidokain intravena 1,5 mg/kgBB dengan jarak pemberian

Walau bagaimanapun, persoalan yang timbul pada masa kini adalah setakat manakah tahap penguasaan kemahiran berfikir pelajar dan sejauh manakah penerapan kemahiran