• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. memahami teks Bahasa Sumber (BSu), melainkan juga kemampuan untuk menulis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. memahami teks Bahasa Sumber (BSu), melainkan juga kemampuan untuk menulis"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Proses penerjemahan bukan hanya menyangkut keterampilan seseorang memahami teks Bahasa Sumber (BSu), melainkan juga kemampuan untuk menulis kembali pemahaman yang diperoleh ke dalam Bahasa Sasaran (BSa). Proses yang kompleks ini menuntut kemampuan kognitif, linguistik dan juga kreatifitas. Demikian pula halnya dengan materi penerjemahan, ada teks yang menuntut pemahaman dan penggunaan stilistika yang kompleks dan ada pula yang sederhana.

Dalam pengajaran bahasa asing mata kuliah penerjemahan memegang peranan penting, karena kemampuan menerjemahkan merupakan indikator penguasaan bahasa asing tingkat tinggi. Kemampuan menerjemahkan mencerminkan pemerolehan seluruh kemampuan berbahasa, karena dalam hal ini seseorang telah mampu memahami makna bahasa asal dan selanjutnya mengungkapkan kembali dalam bahasa sasaran secara tepat dan benar (Perdamean, 2006:4).

Pelajaran penerjemahan dalam mempelajari bahasa asing tidak diberikan pada mahasiswa pemula, karena sebelum mendapatkan pelajaran tersebut mahasiswa harus mempunyai bekal bahasa asing tersebut secara cukup. Demikian pula mata kuliah penerjemahan Indonesia-Jerman (Übersetzung Indonesisch-Deutsch) dalam menempuh perkuliahan di Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Universitas Negeri Medan (Unimed) diberikan di semester empat, dengan demikian jika mahasiswa mengikuti mata kuliah tersebut, maka itu berarti mereka telah mempunyai

(2)

pengalaman belajar bahasa Jerman selama tiga semester. Sehingga dapat diperkirakan mereka telah memiliki dasar penguasaan bahasa tersebut, walaupun tentu belum pada taraf yang sempurna.

Menurut Keraf dalam Moentaha (2006:13) kendati bahasa Indonesia bisa digolongkan ke dalam bahasa tipe aglutinatif, namun bahasa Indonesia dekat pada bahasa analitis seperti juga bahasa Inggris seiring dengan kenyataan, bahwa hubungan gramatikal kedua bahasa tersebut diungkapkan dengan bantuan kata-kata tugas (syntactic words), urutan kata (word-order) dan satuan-satuan suprasegmental (tekanan, nada, intonasi). Meski demikian, kedua bahasa itu berbeda baik sistem komposisi leksikalnya, sistem gramatikalnya maupun sarana stilistisnya.

Bahasa Jerman tergolong bahasa Indo Germanika dari rumpun Germanika, rumpun yang mencakup pada bahasa Dansk, Norst, Swenksk, bahasa Belanda dan Vlam dan juga bahasa Inggris. Terbentuknya bahasa Jerman baku diawali oleh Martin Luther yang menerjemahkan Alkitab (Kappler, 1995:4).

Awalnya bahasa Jerman merupakan bahasa Inggris kuno yang berkembang secara perlahan seperti juga manusia. Rumpun Angles, Saxons dan Jutes menetapkan landasan Bahasa Inggris kuno yang kemudian secara konsisten berubah menjadi bahasa Inggris modern. Dengan mempelajari bahasa Jerman, maka dengan sendirinya akan memahami akar dari kata-kata bahasa Inggris (Maintz, 2001). Dengan demikian sesuai pernyatan Keraf di atas, maka bahasa Indonesia dan bahasa Jerman berbeda sistem komposisi leksikalnya, sistem gramatikalnya dan sarana stilistisnya.

(3)

Terjemahan merupakan kegiatan antarbahasa yang mempunyai peranan penting dalam pengalihan informasi, komunikasi dan kebudayaan antar individu, kelompok, masyarakat, bangsa dan negara yang berbeda. Kegiatan terjemahan dari bahasa ibu ke dalam bahasa asing lebih sulit dibandingkan dengan terjemahan dari bahasa asing ke dalam bahasa ibu. Hal ini terjadi karena penguasaan kosakata dan tatabahasa bahasa asing penerjemah terbatas. Lain halnya dengan terjemahan dari bahasa asing ke dalam bahasa ibu lebih mudah, karena penerjemah lebih menguasai kosakata dan tatabahasa bahasa ibunya. Dalam menerjemahkan Bahasa Sumber (BSu) ke Bahasa Sasaran (BSa), penerjemah perlu kemampuan yang memadai mengenai BSa, seperti: kemampuan kosakata, tatabahasa atau kaidah yang berlaku dalam BSa, agar penerjemah tidak melakukan penyimpangan kaidah dan makna BSa.

Di dalam terjemahan sering dijumpai kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa. Kesalahan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang dalam versi kuat analisis kontrastif dikaitkan dengan interferensi, kurang menguasai kosakata dan sistem tatabahasa BSa, generalisasi yang berlebihan dan sebagainya. Dalam menerjemahkan suatu bahasa dari BSu ke BSa, penerjemah dituntut untuk mematuhi ketentuan tatabahasa BSa. Oleh sebab itu ketika mahasiswa ditugaskan untuk menerjemahkan kalimat atau Teks Berbahasa Indonesia (TBI) ke dalam Teks Berbahasa Jerman (TBJ), kadang-kadang mereka mengalami kesulitan akibat belum menguasai tatabahasa dan kosakata bahasa Jerman.

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Jurusan Bahasa Asing, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Unimed yang mempelajari bahasa Jerman juga

(4)

melakukan kesalahan-kesalahan dalam menerjemahkan. Kesalahan-kesalahan tersebut perlu dianalisis agar mahasiswa dapat memperbaiki kesalahannya pada waktu yang akan datang. Berdasarkan hasil terjemahan bahasa Jerman mahasiswa yang terdapat dalam proposal penelitian maupun skripsi dapat disimpulkan bahwa pada umumnya mereka sekedar menerjemahkan kata demi kata. Sehingga kalimat yang dihasilkan seringkali tidak dapat dipahami, karena sangat terikat dengan kosa kata dan juga pola kalimat bahasa asal. Hasil belajar penerjemahan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman Unimed dilihat dari data yang berupa nilai ujian semester dan tugas-tugas belum memuaskan. Sehingga hal ini menarik untuk diteliti lebih lanjut. Berikut ini contoh hasil terjemahan mahasiswa yang masih terdapat kesalahan:

1. Pada tahun 1915 kota Medan secara resmi menjadi ibukota propinsi Sumatera Utara. Diterjemahkan:

Im 1915 Medan Stadt wirdt offiziell die Hauptstadt nord Sumatera

Pada terjemahan kalimat tersebut terdapat kesalahan gramatikal dalam kategori aspek. Dalam kalimat tersebut mahasiswa menerjemahkan kata kerja werden dalam bentuk kini (wirdt), seharusnya kata kerja diterjemahkan dalam bentuk lampau (wurde) karena peristiwa tersebut telah terjadi pada tahun 1915. kalimat tersebut seharusnya diterjemahkan sebagai berikut:

Im Jahr 1915 wurde Medan offiziell die Hauptstadt von Nordsumatera 2. Medan adalah kota yang indah dan bersih. Diterjemahkan :

(5)

Dalam menerjemahkan kalimat tersebut mahasiswa tidak memperhatikan bahwa kata Stadt termasuk dalam genus feminin yang berartikel die untuk artikel definit dan eine untuk artikel indefinit, sehingga terjemahan yang benar adalah: Medan ist eine schöne und saubere Stadt

3. Di dekat pelabuhan banyak terdapat pabrik dan lain sebagainya. Diterjemahkan: In der nähe Seehafen gibt es viele Fabriken und so weiter

Kesalahan yang terjadi pada terjemahan kalimat tersebut adalah mahasiswa tidak memperhatikan genus untuk kata Seehafen yaitu der, dan tidak meletakkan kata depan von. Penerjemahan yang baik untuk kalimat tersebut adalah:

In der Nähe vom Seehafen gibt es viele Fabriken und andere Geschäfte usw. 4. Walaupun Asam Kumbang terletak di kota Medan, tetapi tempat ini merupakan

pinggiran kota Medan dan lebih indah. Diterjemahkan:

Obwohl liegt Asam Kumbang in Medan, aber dieser Platz ist einer Stadtrand von Medan und schöner als Medan

Pada terjemahan tersebut mahasiswa tidak memperhatikan posisi kata kerja setelah kata penghubung obwohl, seharusnya kata kerja diletakkan di akhir kalimat, selain itu terjemahan tersebut masih terpengaruh kalimat dalam bahasa sumber. Terjemahan yang baik untuk kalimat tersebut adalah:

Obwohl Asam Kumbang nicht im Stadtzentrum Medan liegt, sondern am Stadtrand, ist es schöner als Medan.

5. Medan adalah sebuah kota tua, yang sudah berdiri sejak zaman kolonial Belanda. Diterjemahkan:

(6)

Medan ist eine sehr alte Stadt, so weit vor Niederländischekolonialzeit

Pada terjemahan kalimat tersebut mahasiswa tidak mencantumkan kata kerja pada anak kalimat so weit vor Niederländischekolonialzeit, dan terjemahan tersebut masih terpengaruh kalimat dalam bahasa sumber. Terjemahan yang seharusnya adalah:

Medan ist eine sehr alte Stadt, die schon seit der Kolonialzeit existiert.

6. Mesjid Raya dibangun pada tahun 1906 oleh pemerintahan Sultan Ma’mun Al-Rasyid Perkasa Alamsyah dengan bantuan seorang arsitek dari KNIL yang bernama TH. Van Erp. Diterjemahkan:

Die Raya Moschee wird im 1906 gebauet, von Sultan Ma’mun Al-Rasyid Perkasa Alamsyah Regierung mit eine Architeks Hilfe aus KNIL, heisst TH. Van. Erp Pada terjemahan tersebut mahasiswa tidak memperhatikan bentuk waktu, sehingga kata kerja werden diterjemahkan dalam bentuk waktu kini wird gebaut, seharusnya diterjemahkan dalam bentuk lampau yaitu wurde gebaut dan kata gebaut diletakkan diakhir kalimat, selain itu mahasiswa juga tidak memperhatikan genus kata Architekt adalah maskulin dengan artikel definit der dan artikel indefinit ein. Terjemahan yang seharusnya adalah:

Die Raya Moschee wurde im Jahr 1906 unter der Regierung von Sultan Ma’mun Al-Rasyid Perkasa Alamsyah mit der Hilfe einem Architekt des KNIL, namens TH. Van. Erp gebaut.

(7)

Contoh-contoh tersebut memperlihatkan bahwa dalam menerjemahkan Teks Berbahasa Indonesia (TBI) ke dalam Teks Berbahasa Jerman (TBJ) banyak kesalahan yang dilakukan mahasiswa.

Tarigan-Tarigan (1995:67) menyatakan „bahwa kesalahan berbahasa itu disebabkan oleh perbedaan sistem Bahasa 1 (B1) siswa dengan sistem Bahasa 2 (B2) yang dipelajarinya. Paling tidak, perbedaan kedua bahasa itu dapat digunakan sebagai landasan untuk memprediksi kesalahan berbahasa yang akan dibuat oleh siswa“. Selanjutnya dikatakan pula bahwa kesalahan berbahasa itu mengganggu pencapaian tujuan pengajaran bahasa. Lebih lanjut lagi Tarigan-Tarigan (1995:74) menegaskan, bahwa oleh karena itu, kesalahan berbahasa dianggap sebagai bagian integral dari proses belajar bahasa. Kesalahan para siswa perlu dipantau dan dianalisis.

Metode analisis kesalahan merupakan suatu teknik atau strategi untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa. Corder dalam Subyakto–Nababan (1994:5) mengatakan „analisis kesalahan merupakan suatu aktivitas yang mengkaji kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh seorang pelajar Bahasa Target (BT) dalam proses belajar mengajar BT tersebut. Ini terungkap dari pemantauan kemajuan pelajar BT tersebut“.

Pelajar secara bertahap merubah kinerja bahasa targetnya agar makin lama makin mendekati bahasa seorang penutur asli bahasa target itu. Ini disebut bahasa transisi atau antar bahasa, yakni bahasa yang digunakan pelajar masih mempunyai banyak ciri-ciri bahasa sumber dan masih banyak kesalahan-kesalahan. Ciri-ciri

(8)

bahasa ini yaitu kalimat-kalimatnya dapat salah strukturnya tetapi mungkin benar dipandang dari sudut struktur bahasa sumber itu.

Hendrickson dan Corder dalam Subyakto–Nababan (1994:7) mengatakan bahwa analisis kesalahan berguna untuk mengetahui beberapa hal mengenai kesalahan yang dibuat pelajar bahasa target yakni: (1) Kesalahan berguna sebagai tanda bahwa pelajar bahasa target memang sungguh belajar (2) Kesalahan merupakan indikator bahwa ada kemajuan (3) Kesalahan memberi umpan balik tentang efektifitas materi ajar dan metode penyajian oleh pengajar (4) Kesalahan menunjukkan bagian-bagian mana dari suatu silabus bahasa yang belum dipelajari dengan sempurna dan (5) Kesalahan-kesalahan yang banyak dibuat dapat menjadi bahan untuk penulisan latihan perbaikan.

Tarigan-Tarigan (1995:66) menyebutkan bahwa melalui kegiatan pengkajian kesalahan dapat diungkapkan berbagai hal mengenai kesalahan berbahasa yang dibuat atau dilakukan oleh mahasiswa. Hal-hal yang dimaksud antara lain, latar belakang, sebab musabab, dan ragam kesalahan, dimana hal tersebut dapat digunakan sebagai umpan balik dalam penyempurnaan atau perbaikan pengajaran bahasa terutama dalam mempersiapkan pengajaran remedial sehingga dapat mengefektifkan dan mengefisienkan pengajaran bahasa itu sendiri.

(9)

1.2. Identifikasi Masalah

Menerjemahkan Teks Berbahasa Indonesia (TBI) ke dalam Teks Berbahasa Jerman (TBJ) bagi mahasiswa tampaknya tidaklah mudah. Beberapa permasalahan yang ada kaitannya dengan pembelajaran terjemahan diidentifikasi sebagai berikut: 1. Mahasiswa kurang memperhatikan bentuk-bentuk leksikal bahasa dalam

menerjemahkan TBI ke dalam TBJ.

2. Mahasiswa kurang memperhatikan sistem gramatikal dalam menerjemahkan TBI ke dalam TBJ.

3. Mahasiswa melakukan kesalahan leksikal dalam menerjemahkan TBI ke dalam TBJ.

4. Mahasiswa melakukan kesalahan gramatikal dalam menerjemahkan TBI ke dalam TBJ.

5. Mahasiswa belum menguasai dengan baik teknik penerjemahan dalam menerjemahkan teks.

1.3. Perumusan Masalah

Fokus penelitian ini dibatasi pada analisis kesalahan terjemahan dari Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Jerman oleh mahasiswa semester IV Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Jurusan Bahasa Asing, FBS, Unimed.

Kesalahan dalam penelitian ini dibatasi pada kesalahan yang terkait dengan komposisi leksikal dan kesalahan yang terkait dengan sistem gramatikal serta teknik yang digunakan mahasiswa dalam menerjemahkan teks. Untuk memberikan arahan

(10)

dalam penelitian ini, maka perumusan masalah dalam penelitian ini ialah sebagai berikut :

1. Kesalahan leksikal apa saja yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menerjemahkan TBI ke dalam TBJ?

2. Kesalahan gramatikal apa saja yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menerjemahkan TBI ke dalam TBJ?

3. Kesalahan leksikal apa saja yang dominan dilakukan oleh mahasiswa dalam menerjemahkan TBI ke dalam TBJ?

4. Kesalahan gramatikal apa saja yang dominan dilakukan oleh mahasiswa dalam menerjemahkan TBI ke dalam TBJ?

5. Teknik penerjemahan apakah yang diterapkan mahasiswa dalam menerjemahkan TBI ke dalam TBJ?

1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mendeskripsikan kesalahan-kesalahan leksikal yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menerjemahkan TBI ke dalam TBJ.

2. Mendeskripsikan kesalahan-kesalahan gramatikal yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menerjemahkan TBI ke dalam TBJ.

3. Mendeskripsikan jenis dan frekuensi kesalahan leksikal yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menerjemahkan TBI ke dalam TBJ.

(11)

4. Mendeskripsikan jenis dan frekuensi kesalahan gramatikal yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menerjemahkan TBI ke dalam TBJ.

5. Mendeskripsikan teknik penerjemahan yang diterapkan oleh mahasiswa dalam menerjemahkan TBI ke dalam TBJ.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Jurusan Bahasa Asing, FBS Unimed dalam meningkatkan kemampuan menerjemahkan, sehingga mampu menerjemahkan teks dan layak dipublikasikan.

2. Bagi dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Jurusan Bahasa Asing, FBS Unimed, penelitian ini akan membantu dalam pemecahan masalah pengajaran bahasa Jerman, khususnya pengajaran Terjemahan (Übersetzung), dan dapat mengembangkan teknik pengajaran penerjemahan yang mengarah pada hasil terjemahan yang bagus/standar.

3. Bagi Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Jurusan Bahasa Asing, FBS Unimed dapat memperbaiki strategi pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan menerjemahkan dalam rangka menghasilkan lulusan yang bermutu dan profesional.

(12)

4. Peneliti lain dapat menggunakan hasil penelitian ini, sebagai model penelitian penerjemahan dengan fokus penelitian yang mirip dengan melakukan modifikasi sesuai dengan masalah pembelajaran yang sedang dihadapi

1.6. Definisi Istilah

1. Analisis Kesalahan dalam penelitian ini adalah analisis kesalahan dalam menerjemahkan teks berbahasa Indonesia ke dalam teks berbahasa Jerman yang dilakukan oleh mahasiswa. Dalam penelitian ini kesalahan-kesalahan mengacu pada (1) sarana leksikal, yaitu aneka makna, diferensiasi/nondiferensiasi, medan semantis, (2) sarana gramatikal, yaitu bentuk-bentuk tunggal dan jamak, kategori aspek, kategori genus

2. Bahasa sumber dalam penelitian ini merujuk pada bahasa yang diterjemahkan yaitu bahasa Indonesia, sedangkan bahasa sasaran adalah bahasa yang menjadi tujuan penerjemahan yaitu bahasa Jerman.

3. Bahasa Indonesia dalam penelitian ini adalah bahasa Indonesia formal tertulis. Sedangkan bahasa Jerman yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah bahasa Jerman formal tertulis atau bahasa Jerman baku (Hochdeutsch) yang dipelajari mahasiswa pada Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Jurusan Bahasa Asing, FBS, Unimed.

4. Yang dimaksud dengan penerjemahan dalam penelitian ini adalah proses penggantian teks dalam bahasa sumber dengan teks dalam bahasa sasaran tanpa mengubah tingkat isi teks bahasa sumber. Mengubah tingkat isi yang

(13)

dimaksud adalah tidak hanya arti dasar, ide atau konsepsi yang terkandung dalam tingkat isi, tapi juga semua informasi yang ada dalam teks bahasa sumber, semua norma-norma bahasa, seperti makna leksikal, makna gramatikal dan nuansa stilistis.

5. Teknik penerjemahan secara langsung berkaitan dengan permasalahan praktis penerjemahan dan pemecahannya daripada dengan norma maupun pedoman penerjemahan tertentu. Teknik penerjemahan akan lebih banyak berkaitan dengan langkah praktis dan pemecahan masalah (Machali, 2009:107).

6. Teks yang akan diterjemahkan dalam penelitian ini terdiri dari 2 teks dengan panjang teks masing-masing 220 kata dan 260 kata, yang mewakili genre berbeda yaitu genre budaya dan genre teknologi. Teks bergenre budaya adalah teks yang mengandung istilah yang berkaitan dengan budaya daerah, sedangkan teks bergenre teknologi adalah teks yang memuat kata-kata yang berkaitan dengan teknologi yaitu otomotif. Namun dalam menganalisa teks tidak melihat unsur-unsur budaya dan teknologi yang terdapat dalam teks.

Referensi

Dokumen terkait

3.1 Ketentuan Penjatuhan Pidana Dalam Pasal 26 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak Kaitannya dengan Tujuan Pemidanaan Anak……29. 3.2 Pertimbangan Hakim

Pendapat lain dijelaskan oleh Dirjen Dikdasmen Depdikbud (1997: 7), bahwa fungsi sarana pendidikan yang berupa alat pembelajaran, alat peraga, dan media pendidikan

Karakter anatomi fungi dapat diketahui dengan melakukan potongan thallus atau struktur yang lain sehingga dapat diketahui berbagai informasi misalnya pengaturan

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR SANITASI HYGIENE TERHADAP PRAKTIKUM PENGOLAHAN MAKANAN DI SMKN 9

Penelitian ini dilakukan pada kelompok tani pengguna pestisida nabati di Desa Lubuk Bayas Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2016 untuk mengetahui hubungan antara

Dengan melihat kekayaan keanekaragaman hayati di Indonesia, keadaan sosial ekonomi sebagian besar petani Indonesia, program Internasional mengenai kegiatan pertanian

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Brain Based Learninguntuk Meningkatkan Kemampuan Prosedural Dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas X Madrasah Aliyah..

Terpenuhinya kebutuhan ini akan menghasilkan rasa dan sikap percaya diri, rasa berharga, rasa kuat dan mampu Dari pemaparan diatas, maka timbul pertanyaan bagaimana gambaran harga