• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA KERJA, DAN SARANA PRASARANA TERHADAP PRESTASI SISWA SMA DI KOTA SURAKARTA. Heriyanto M.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA KERJA, DAN SARANA PRASARANA TERHADAP PRESTASI SISWA SMA DI KOTA SURAKARTA. Heriyanto M."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA KERJA, DAN SARANA PRASARANA TERHADAP PRESTASI SISWA SMA DI KOTA

SURAKARTA

Heriyanto M. Wahyuddin

Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Jalan A. Yani, Tromol Pos 1, Pabelan, Surakarta 67102

ABSTRACT

Target of research is to know leadership factor influence, cultural of activity, and supply to SMA student achievement in Surakarta, and to know most dominant factor in influencing SMA student achievement in Surakarta. This research takes location at senior high school country and private sector in Town Surakarta. This Research is conducted in March - June 2006, with amount of population counted 1.998 people. Amount of taken sample in this research is 100 responders. Method at this research is regression logistic binary, test accuracy model regression used to assess accuracy regression model in this research is measured with chi-square value with test Hosmer and Lemeshow. Pursuant to result of logistic binary regression analysis obtained that independent variable consisting of leadership, cultural of activity, and supply have positive association to and significance to proved student achievement with sig value at third variable altogether < 0,05. From three the free variable in the reality cultural variable of activity represent most dominant factor, this matter is proved from result of B expertise test or Exp (B) equal to 2,683, and coefficient beta value equal to 0,987 which actually is bigger than other variable

Keyword: leadership, cultural of activity, achievement.

A. PENDAHULUAN

Dalam rangka membantu membebaskan masyarakat dari kebodohan dan keterbelakangan yang mengakibatkan rendahnya kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dengan pendidikan, manusia akan menjadi berkualitas dan pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas dan kemajuan bangsanya.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal,

(2)

nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Pendidikan nonformal atau yang biasa disebut dengan jalur pendidikan luar sekolah memiliki peranan memberikan pelayanan pendidikan kepada warga masyarakat karena faktor usia, waktu (kesempatan) dan sosial ekonomi yang tidak memungkinkan mereka untuk mengikuti pendidikan melalui jalur pendidikan sekolah. Salah satu pendidikan formal adalah Sekolah Menengah Atas (SMA).

Tujuan penyelenggaraan pendidikan tingkat SMA berdasarkan Keputusan Mendiknas Nomor 053/V/2001, tanggal 9 April 2001, tentang Pedoman Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Persekolahan Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah adalah: (a) meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pada jenjang pendidikan tinggi dan mampu mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi, dan kesenian; dan (b) meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar.

Bertolak dari tujuan penyelenggaraan tersebut, kurikulum yang dipakai memiliki tujuan untuk mencapai standar kompetensi siswa dengan tamatan yang diharapkan sebagai berikut: (a) memiliki akhlak dan budi pekerti yang luhur; (b) menguasai materi pelajaran sebagaimana yang tercamtum dalam susunan program pengajaran SMA; (c) memiliki pengetahuan dan ketrampilan dasar untuk hidup dalam masyarakat; dan (d) memiliki kemampuan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.

Perubahan yang signifikan di bidang pendidikan setelah terbitnya Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 114/U/2001, Tanggal 11 Juli 2001, Tentang Penilaian Hasil Belajar Secara Nasional, membawa dampak yang besar, terutama pada diri siswa yang dituntut belajar sesuai harapan yang mengacu pada peningkatan mutu pendidikan secara nasional. Di dalam pasal 2, ayat (1) dijelaskan bahwa penilaian hasil belajar secara nasional bertujuan untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik dan untuk mengetahui mutu pendidikan pada satuan, jenis atau jenjang/tingkat pendidikan tertentu.

(3)

Dampak tersebut sangat dirasakan terutama pada diri siswa dan sekolah-sekolah yang kualitas belajar mengajarnya rendah sehingga capaian kelulusannya secara umum juga rendah.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan, perlu dilakukan penjaminan mutu sesuai dengan standar, norma, kriteria, dan pedoman penyelenggaraan pendidikan nasional. Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) adalah sebuah lembaga baru yang dibentuk oleh Mendiknas melalui Keputusan Nomor: 087/0/2003, tanggal 4 juli 2003, tentang organisasi dan tata kerja LPMP. Salah satu fungsi dari LPMP adalah merancang model-model pembelajaran di sekolah sesuai dengan kebutuhan daerah dan standar mutu nasional.

Di dalam penyelenggaraan Sekolah Menengah Atas (SMA), tingkat keberhasilannya ditentukan oleh standar pelayanan minimal (SPM). Untuk mengetahui apakah SPM ini telah diterapkan dengan baik dan benar, diperlukan suatu indikator keberhasilan. Dalam indikator keberhasilan tertuang berbagai indikator dan ukuran ketercapaian minimal sesuai dengan komponen yang ada di dalam SPM. Komponen SPM terdiri dari: kurikulum, peserta didik, ketenagaan, sarana prasarana, organisasi, pembiayaan, manajemen sekolah, dan peran serta masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh faktor kepemimpinan, budaya kerja, dan sarana prasarana terhadap prestasi siswa SMA di Surakarta dan untuk mengetahui faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi prestasi siswa SMA di Surakarta.

C. METODE PENELITIAN 1. Kerangka Dasar Pemikiran

Prestasi belajar siswa sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya adalah kepemimpinan kepala sekolah, budaya kerja, dan sarana prasarana belajar sekolah yang dimiliki. Dengan kepemimpinan kepala sekolah yang baik, budaya kerja segenap karyawan dan guru yang

(4)

mendukung proses belajar mengajar siswa, serta ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai, prestasi belajar siswa akan lebih baik. Berikut diagram kerangka dasar pemikiran penelitian ini.

Gambar 1

Kerangka Dasar Pemikiran

2. Data dan Sumber Data

Data yang digunakan penelitian ini diperoleh dari data primer yang dikumpulkan melalui penyebaran angket kepada guru dan karyawan SMA negri dan swasta di kota Surakarta yang dijadikan sampel. Adapun data-data tersebut adalah:

a. Tanggapan responden tentang kepemimpinan kepala sekolah; b. Tanggapan responden tentang budaya kerja di lingkungan SMA; c. Tanggapan responden tentang sarana dan prasarana;

d. Tanggapan responden tentang prestasi siswa.

3. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai/karyawan SMA di Surakarta yang berjumlah 1.998 orang terbagi dalam 39 SMA. Adapun teknik sampling yang digunakan adalah random sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Mengingat besarnya jumlah populasi dan wilayah penelitian, maka dalam penelitian ini ditetapkan besarnya sampel sebesar 100 orang.

Kepemimpinan Budaya Kerja Sarana Prasarana Prestasi Be-lajar Siswa

(5)

4. Analisis Data

a. Model Analisis Regresi Logistik

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi siswa digunakan alat analisis dengan menggunakan model regresi logistik. Model logistik dirancang untuk melakukan prediksi keanggotaan grup. Regresi logistik digunakan bila variabel-variabel prediktor (predictors) merupakan campuran antara variabel diskrit dan kontinyu dan distribusi data yang digunakan tidak normal (Wahyuddin, 2004:34).

Kelebihan metode regresi logistik adalah lebih fleksibel dibanding teknik lain yaitu:

1) Regresi logistik tidak memiliki asumsi normalitas atas variabel bebas yang digunakan dalam model. Artinya, variabel penjelas tidak harus memiliki distribusi normal, linier, memiliki varian yang sama dalam setiap grup.

2) Variabel-variabel prediktor dalam regresi logistik, bisa merupakan campuran dari variabel kontinyu, diskrit, dan dikotomis.

3) Regresi logistik sangat bermanfaat digunakan apabila distribusi respon atas variabel hasil diharapkan nonlinier dengan satu atau lebih variabel prediktor.

Persamaan umum analisis regresi logistik dinyatakan sebagai berikut. Ŷi= u u e e + 1

Di mana probabilitas yang diestimasi dengan kasus sebanyak i=1,……,n dan µ adalah the usual linier regression equation, di mana µ = A + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + ……..+ bkXk

dengan konstanta A, koefisien regresi bi, dan variabel-varibel prediktor

Xj dengan jumlah k prediktor (j= 1,2,3,4,5,...,k).

Pada penelitian ini, analisis untuk membedakan antara siswa yang berprestasi dan tidak berprestasi digunakan model logistik binary

(6)

dan multinomial, dilakukan dengan menggunakan persamaan berikut ini:

DPrestasi= β0+ β 1X1+ β 2X2+ β 3X3+ V

Di mana Dprstasi adalah dummy prestasi (di mana nilai 1 adalah berprestasi dan nilai 0 adalah tidak berprestasi), sedangkan X1, X2, X3,

masing-masing adalah kepemimpinan, budaya kerja, dan sarana prasarana.

b. Uji Ketepatan Model

Uji ketepatan model regresi digunakan untuk menilai ketepataan model regresi dalam penelitian ini diukur dengan nilai chi square dengan uji Hosmer dan Lemeshow. Pengujian ini akan melihat nilai goodness of fit test yang diukur dengan nilai chi square pada tingkat signifikansi 5%.

Keputusan penerimaan hipotesis didasarkan pada kriteria sebagai berikut.

H0 = model yang dihipotesiskan fit dengan data.

HA = model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data.

Untuk menguji hipotesis digunakan model Hosmer and Lemeshow’s goodness of fit test. Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s goodness of fit test statistik sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berari ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya, yang goodness fit model tidak baik, karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s goodness of fit lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksikan nilai obsevasinya atau dapat dikatakan model dapat ditemui karena cocok dengan observasinya (Ghozali, 2001:218).

(7)

c. Variabel Hasil (Outcome)

Berdasarkan pertimbangan studi empiris sebelumnya, untuk menentukan sejauh mana prestasi siswa terkonsentrasi pada siswa yang berprestasi dan siswa yang tidak berprestasi, maka studi ini menggunakan variabel hasil penilaian prestasi siswa (Yik). Variabel ini diperoleh berdasarkan jawaban angket.

C. ANALISIS DATA

1. Model Regresi Binary Logistic

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi binary logistic yaitu model lain dari analisis regresi untuk menjelaskan pola hubungan antara variabel independen dan dependen. Variabel independen penelitian ini adalah variabel kepemimpinan, budaya kerja, dan sarana prasarana, sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini menggunakan variabel prestasi siswa dengan skala biner (bernilai 0 dan 1). Prestasi siswa dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan ukuran prestasi/tidak prestasi, sehingga dalam penelitian ini menggunakan model regresi binari.

Model regresi binary logistic dilakukan dengan menggunakan persamaan berikut ini.

Dpres = β0 + β1Kep + β2Bud + β3Pras + e

Di mana:

Dpres = prestasi siswa Kep = kepemimpinan Bud = budaya kerja Pras = sarana prasarana e = error

Setelah dilakukan estimasi dan berbagai uji dengan komputer hasilnya dapat disajikan sebagai berikut.

(8)

Tabel 1

Uji Koefisien Regresi Binary Logistik

Variabel B Wald P

konstanta -84,443 17,012 0,000

Kepemimpinan (kep) 0,632 4,886 0,027

Budaya kerja (BUD) 0,987 7,163 0,007

Sarana prasarana (PRAS) 0,580 6,695 0,010

Sumber: Hasilolah data tahun 2006

Hasil pengujian model regresi binary logistic dengan variabel dependen prestasi atas prestasi siswa (Y) diperoleh persamaan sebagai berikut.

DPRES= -84,443 + 0,632KEP + 0,987BUD + 0,580PRAS + e (4,886) (7,163) (6,695)

Persamaan di atas dapat ditafsirkan bahwa ketiga variabel tersebut mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan.

2. Uji Ketepatan Model Regresi

Untuk menilai ketepatan model regresi binary logistic dalam penelitian ini diukur dengan nilai chi square dengan uji Hosmer dan Lemeshow. Uji ketepatan model regresi binary logistic dengan uji Hosmer and Lemeshow diperoleh nilai chi square = 12,318 dengan level keyakinan sebesar 0,138. Angka tersebut lebih besar dari 0,05 atau 5 persen maka Ho diterima. Hal ini berarti model regresi binary logistic dengan variabel dependen prestasi siswa adalah sesuai dengan data sehingga layak dipakai untuk analisis selanjutnya.

3. Uji Koefisien Regresi

Uji koefisien regresi dalam penelitian ini untuk mengetahui signifikansi pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai

(9)

signifikansi Wald yang dilaporkan pada print out SPSS. Berdasarkan hasil analisis dapat diuraikan sebagai berikut hasil pengujian masing-masing variabel.

Uji signifikansi pengaruh variabel kepemimpinan, budaya kerja, dan sarana prasarana terhadap prestasi siswa. Dari hasil analisis regresi binary logistic diketahui bahwa semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel prestasi siswa. Hal ini ditunjukkan dari nilai signifikansi Wald < 0,10 atau 10 persen.

4. Uji Ekspektasi B

Setelah dilakukan pengujian model regresi binari terungkap bahwa prediktor yang tepat digunakan sebagai variabel untuk memprediksi prestasi siswa adalah variabel yang telah memberikan hasil yang signifikan yaitu variabel kepemimpinan, budaya kerja, dan sarana prasarana. Nilai Exp (B) yang dilaporkan pada output SPSS dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui besarnya kontribusi yang diberikan masing-masing variabel terhadap prestasi siswa. Berdasarkan hasil pengujian model regresi binary logistic diperoleh hasil uji ekspektasi B atau nilai Exp (B) dari variabel yang signifikan seperti nampak pada tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2 Uji Ekspektasi B Variabel Independen Nilai Exp

(B) Kepemimpinan (kep) 1,881 Budaya kerja (bud) 2,683 Sarana prasarana (pras) 1,786 Sumber: diolah dari sumber primer.

Keterangan:

** = Signifikan pada α = 0,05

Melihat besarnya nilai ekstektasi B atau nilai Exp (B) di atas, menunjukkan bahwa variabel budaya kerja mempunyai pengaruh yang

(10)

lebih besar nilai Exp (B) = 2,683 terhadap prestasi siswa dibandingkan variabel kepemimpinan dan sarana prasarana. Hal ini menunjukkan bahwa variabel budaya kerja memberikan kontribusi yang paling besar dibandingkan variabel lain.

D. PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis regresi binary logistic diperoleh bahwa variabel independen yang terdiri dari kepemimpinan, budaya kerja, dan sarana prasarana berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi siswa. Hasil uji koefisien regresi diperoleh bahwa semua variabel independen yang terdiri dari kepemimpinan, budaya kerja, dan sarana prasarana berpengaruh signifikan terhadap prestasi siswa. Dari hasil uji ekspektasi B atau Exp (B) diketahui bahwa kontribusi yang diberikan variabel budaya kerja terhadap prestasi siswa adalah yang paling besar dibandingkan variabel kepemimpinan dan sarana prasarana. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai Exp (B) = 2,683 yang paling besar dari nilai Exp (B) variabel yang lain.

Mengingat budaya kerja memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap prestasi siswa pada Sekolah Menengah Atas (SMA) di kota Surakarta, disarankan agar di dalam meningkatkan prestasi siswa dipandang perlu untuk meningkatkan disiplin melaksanakan jam belajar-mengajar, melaksanakan kewajiban sesuai jadwal, kehadiran tepat waktu, memberikan penghargaan bagi guru dan karyawan yang berprestasi, serta memberikan sangsi bagi yang melanggar peraturan.

Kepemimpinan juga memberikan konstribusi yang cukup signifikan terhadap prestasi siswa. Oleh sebab itu, perlunya seorang kepala sekolah selalu mempertimbangkan pendapat dari bawahan, mampu menjalin kerjasama dengan institusi lain, menciptakan situasi yang kondusif, bersikap jujur dan terbuka, dan mempunyai kemampuan manajerial yang baik.

Sarana dan prasarana merupakan suatu kebutuhan yang harus tersedia bagi setiap sekolah karena mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Sarana prasarana yang dibutuhkan sekolah meliputi: ruang kelas yang cukup

(11)

sesuai jumlah murid, fasilitas ruang untuk kepala sekolah, guru, tata usaha, ruang tamu, kamar mandi/WC, aula, tempat ibadah, tersedianya peralatan kesenian (band, gamelan), peralatan untuk olah raga, ruang perpustakaan, ruang laboratorium untuk IPA maupun IPS, peralatan penunjang kegiatan misalnya LCD, OHP, komputer, televisi, dan AC.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 1990. Evaluasi Instruksional, Prinsip Tehnik Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Bandung: Rineka Cipta.

As’ad, Moh. 1996. Teori Ilmu Sumber Daya Manusia, Psikologi Industri (Edisi Keempat). Yogjakarta: Liberty.

Badawi, Ahmad.1995. Kelompok Belajar sebagai Teknik Penyuluhan dan Metode Pengajaran. Yogyakarta: FIB Universitas Gajah Mada.

Depdiknas. 2003. Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Persekolahan Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Dirten Pendasmen.

Depdiknas. 2003. Pola Induk Pengembangan Sistem Penilaian, Kurikulum berbasis kompetensi Sekolah Menengah Atas (SMA). Jakarta.

Ghofur, Abdul. 2004. Himpunan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Jakarta: Depdiknas.

Hadi, Sutrisno. 2000. Statistik. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Hadisusanto, Dirto. 1998. Capita Selekta Pendidikan dan Masalah-Masalah Pokoknya. Yogyakarta IKIP Yogjakarta.

Kartono, Kartini. 1985. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RI Nomor: 15/KEP/M.PAN/ 04/2002, tentang Pedoman Pengembangan Budaya Kerja Aparatur Negara, Jakarta.

Luciana, S. Ashid. 2005. ”Pengaruh Upah, Motivasi, dan budaya Kerja terhadap Prestasi Kerja Pegawai di Perusahaan Plastik Bintang Fajar Surakarta” (Tesis). Surakarta: Program Pascasarjana UMS.

Mulyasa, Enco. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nawawi, Handari. 1985. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Yogjakarta: UGM. Negoro, Adi. 1954. Ensiklopedia Umum dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT

(13)

Osborn, D. Peter. P. 2000. Memangkas Birokrasi (Edisi Revisi). Jakarta: LPPM. Prasetyastuti, Etty. 2003. ”Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan, Promosi

jabatan terhadap Prestasi Kerja Pegawai Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Jawa Tengah” (Tesis). Surakarta: Program Pascasarjana UMS. Purwadarminto. 1979. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Samani, Muchlas. 1999. Panduan Manajemen Sekolah. Jakarta: Depdiknas. Santoso, Singgih. 2001. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik (Edisi Pertama).

Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Setiaji, Bambang. 2004. Panduan Riset dengan Pendekatan Kuantitatif. Surakarta: Pascasarjana UMS.

Siagian, Sondang. P. 1995. Teori Motivasi dan Aplikasinya (Cetakan Kedua). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Singgih, D. Gunarso. 1980. Psikologi untuk Membimbing. Jakarta: Gunung Mulia. Sofo, F. 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia (Esdisi I). Surabaya:

Airlangga.

Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Tirtonegoro, Sutratinah. 1989. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Gramedia.

Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: BP Panca Usaha.

Wahjosumidjo. 1994. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Wahyuddin, M. 2004. Industri dan Orientasi Ekspor: Dinamika dan Analisis Spasial. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

West, M.A. 2000. Mengembangkan Kreativitas dalam Organisasi (Edisi 1). Yogjakarta: Kanisius.

Widijastoeti, Erna. 2005. “Pengaruh Motivasi dan Disiplin terhadap Prestasi Kerja Pegawai Kantor Kecamatan Kartasura” (Tesis). Surakarta: Program Pascasarjana.

(14)

Winkel, W.S. 1978. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Menengah. Jakarta: Gramedia.

Referensi

Dokumen terkait

Rata-rata nilai kemampuan berpikir kritis siswa yang diperoleh kelas eksperimenlebih tinggi kelas kontrol.Hal tersebut dikarenakan kelas eksperimen melalui model

TARAKAN – Sembari menunggu arahan dari pusat mengenai vaksinasi untuk Covid-19 yang masih terus diba- has secara virtual, Komandan Lanud Anang Bursa, Kolonel PNB Somad, S.I.P

Sementara itu fenomena yang terjadi berkaitan dengan penyesuaian gaya mengajar guru terhadap kondisi kelas dan gaya belajar siswa tidak diaplikasikan sehingga

Pada klinik ini, pendaftaran dan pembayaran masih bersifat manual, oleh karena itu penulis mencoba menerapkan komputerisasi pada klinik tersebut, agar diharapkan tercipta suatu

Kesimpulan: Neonatus yang bergolongan darah B dari ibu yang bergolongan darah O memiliki rerata kadar bilirubin dan insiden hiperbilirubinemia lebih tinggi

Insentif merupakan bagian dari imbalan moneter yang termasuk dalam kompensasi langsung yang pembayarannya berdasarkan kinerja daripada karyawan suatu

Berdasarkan hasil dan pembahasan maka diperoleh kesimpulan bahwa nilai tambah yang diperoleh Industri Rumah Tangga ³ Darmatian Product ´ di Kota Palu sebesar Rp