• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi dan internet ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi dan internet ini"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

13 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi dan internet ini mendorong terjadinya perubahan budaya dalam kehidupan manusia. Perubahan yang terjadi akibat perkembangan teknologi menimbulkan peralihan kegiatan yang terjadi pada manusia. Manusia tidak perlu lagi melakukan aktivitas mereka di luar rumah karena kemudahan teknologi komunikasi dan internet yang dapat di akses di dalam rumah. Banyak sekali pilihan yang ditawarkan melalui perkembangan teknologi komunikasi dan internet seperti penggunaan surat berperangko sudah digantikan dengan pesan e-mail, kemudian pertemuan rapat yang dilakukan di sebuah ruangan atau tempat telah digantikan melalui tele-conferences yang disediakan melalui aplikasi-aplikasi yaang tersambung dengan koneksi internet. Saat ini media elektronik menjadi salah satu media yang sangat diandalkan untuk melakukan komunikasi sosial maupun kegiatan bisnis. Para pengusaha kecil, menengah, maupun besar, banyak yang menggunakan dan memanfaatkan kemajuan teknologi internet sebagai sarana untuk memenangkan dan memajukan bisnis mereka. Menurut data terbaru yang diambil dari internet world statistic, jumlah pengguna internet Indonesia pada akhir tahun 2015 mencapai 78 juta atau sekitar 31,3% dari jumlah penduduk Indonesia. Hal tersebut dinyatakan dalam gambar 1.1 berikut ini:

(2)

14 Gambar 1.1 Jumlah Pengguna Internet di ASEAN

Sumber: Internet World Stats (http://www.internetworldstats.com/)

Di Indonesia saat ini media untuk menyalurkan teknologi komunikasi dan internet semakin canggih. Salah satunya adalah penggunaan teknologi serat optik (fiber optik) yang merupakan saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah dari sinar laser (Kusnandar, 2015). Teknologi serat optik ini lebih dikenal dengan FTTH (Fiber to the Home) yang menggunakan kecepatan cahaya melewati serat optik tadi sebagai media penyalur akses komunikasi dan internet yang disediakan berbagai macam perusahaan penyedia jasa layanan multimedia kepada kostumer. Untuk menyalurkan pemasangan internet ke rumah (IKR) menggunakan kabel serat optik, beberapa perusahaan penyedia jasa multimedia tersebut menggunakan perusahaan vendor untuk melakukannya. Dengan melakukan pemasangan internet di rumah ini memiliki banyak manfaat seperti

78.0 00.0 00 47.3 00.0 00 47.1 34.8 43 38.0 00.0 00 20.5 96.8 47 7.10 0.00 0 5.00 0.00 0 4.65 3.05 7 985. 586 318. 900 IN D O N E S IA V IE T N A M F IL IP IN A T H A IL A N D M A L A Y S IA M Y A N M A R K A M B O JA S IN G A P U R A L A O S B R U N E I DATA PE NG G UN A I NT E RN E T A SEA N 2 0 1 5

(3)

15

akses untuk mendapatkan informasi dapat dinikmati secara langsung dan tidak terbatas dari seluruh dunia; transaksi perbankan/keuangan hanya perlu dilakukan di dalam rumah saja; komunikasi jarak jauh lebih lancar dengan adanya aplikasi jejaring sosial pada telepon canggih (smartphone); dan lain sebagainya. Perusahaan penyedia layanan tersebut seperti Indihome (PT. Telkom), MNC Play Media, Firstmedia, My Republic, dan lain sebagainya. Alasan penggunaan vendor dalam pemasangan IKR biasanya dilakukan oleh perusahaan jasa penyedia layanan multimedia supaya perusahaan mereka dapat berkonsentrasi dengan pengembangan serta kualitas produk dan efisiensi alokasi dana anggaran perusahaan penyedia jasa layanan multimedia tersebut untuk mencapai keuntungan perusahaan secara maksimal.

Hal ini menyebabkan banyaknya perusahaan-perusahaan vendor yang saling berlomba untuk dapat memenangkan penawaran kontrak tersebut sebagai perusahaan rekanan untuk pemasangan IKR. Namun tak sedikit dari sekian banyak perusahaan vendor yang berada dalam industri ini gulung tikar akibat kesalahan strategi internal perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang mereka miliki. Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan telekomunikasi sangat menentukan performansi dan reputasi dari perusahaan tersebut. Penggunaan sumber daya di industri telekomunikasi khususnya dalam pemasangan IKR seperti tenaga ahli yang berpengalaman di bidang serat optik, penggunaan mesin yang sesuai dengan jenis pekerjaannya, pemilihan material yang tepat, dan lain sebagainya.

(4)

16

Pandangan sumber daya merupakan salah satu teori yang paling berpengaruh dan paling banyak digunakan dalam teori manajemen. Pandangan ini memberikan gambaran tentang bagaimana kondisi internal perusahaan dapat menjadi sumber keunggulan bersaing yang berkelanjutan (Kraaijenbrink et al., 2010).

Barney (1991) mengungkapkan pandangan sumber daya

(resource-based view) untuk pertama kalinya. Barney berargumentasi bahwa keunggulan

bersaing yang berkelanjutan berasal dari sumber daya dan kemampuan perusahaan yang bernilai, langka, sulit untuk ditiru, dan sulit digantikan, serta harus dilengkapi dengan kemampuan perusahaan untuk mengorganisasikannya (Barney et al., 2001). Pandangan sumber daya dikembangkan dalam rangka untuk melengkapi pandangan industri oganisasi yang dikembangkan oleh Bain dan Porter pada tahun-tahun sebelumnya (Kraaijenbrink et al., 2010). Pandangan industri organisasi memiliki paradigma

structure-conduct-performance (struktur industri akan mempengaruhi strategi, dan strategi akan

mempengaruhi performa perusahaan). Sedangkan pandangan sumber daya merupakan pandangan yang menjelaskan mengapa perusahaan dalam struktur industri yang sama dapat berbeda performanya (Kraaijenbrink et al., 2010).

PT. Step Point Indonesia (PT. Step Point) merupakan sebuah perusahaan menengah yang dibentuk untuk fokus pada industri teknologi informasi, khususnya pada bidang infrastruktur yang menggunakan jaringan kabel serat optik. Hingga saat ini PT. Step Point berpengalaman melayani perusahaan lokal dan multinasioal, dan dengan pengalaman tersebut

(5)

17

menjadikan PT. Step Point lebih baik dalam memberikan solusi dan layanan kepada perusahan-perusahaan yang bergerak di bidang layanan data, yang menggunakan jaringan fiber optik sebagai media utama koneksi antar data. PT. Step Point adalah perusahaan yang dibentuk pada tanggal 28 Oktober 2011 oleh Hengky Dewanto, dengan struktur organisasi fleksibel yang berkantor di Gedung Sinar Kasih lantai 5, Jl. Dewi Sartika no 136 D - Cawang, Jakarta Selatan.

Sejak didirikan pada tahun 2011 hingga saat ini, PT. Step Point mengalami peningkatan omzet dan laba, namun demikian peningkatan ini dibarengi dengan peningkatan jumlah perusahaan pesaing yang memiliki kualitas yang sama dengan Steppoint di industri jasa telekomunikasi. Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa telah terjadi peningkatan laba selama 2 (dua) tahun terakhir yaitu sejumah 1,196,679,524 rupiah.

Tabel 1.1 Total Aset, Kewajiban dan Laba PT. Step Point Indonesia periode 2014-2015 Keterangan 2014 (Rupiah) 2015 (Rupiah) Total Aset 2,477,684,567 4,043,527,203 Total Kewajiban 1,159,324,449 1,369,532,191 Total Laba 385,287,352 1,355,634,894

Namun, perbandingan antara total aset dengan total laba yang dimiliki oleh PT. Step Point ini masih kurang maksimal. Pada Tabel 1.1 dijelaskan bahwa besarnya jumlah aset yang tidak seimbang dengan pendapatan total laba PT. Step Point setiap tahun. Dengan total aset yang dimiliki sekarang, seharusnya PT. Step Point menghasilkan total laba yang lebih besar. Hal tersebut berarti,

(6)

18

performa dari PT. Step Point masih kurang dalam mengelola aset dan sumber daya yang dimilikinya.

Menurut Cabrera-Suarez et al. (2001), kepemilikan sumber daya dan kemampuan perusahaan bukanlah kunci utama keberhasilan; melainkan pengelolaan kedua hal tersebut yang menentukan pertumbuhan dan keberhasilan perusahaan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa untuk dapat mencapai keberhasilan, perusahaan harus memiliki sumber daya dan kemampuan yang kemudian dapat dikelola dengan sesuai dan menghasilkan keberhasilan. Pandangan pendekatan sumber daya tidak menekankan pada seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan, melainkan hanya bertumpu pada beberapa sumber daya tertentu yang memiliki nilai strategik. Sumber daya strategik inilah yang kemudian akan dikelola dan menjadi dasar bagi keunggulan bersaing yang berkelanjutan bagi perusahaan. Walaupun tidak berkorelasi secara langsung dengan kondisi finansial perusahaan, namun pada kenyataannya perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing yang berkelanjutan dapat mengejar strategi pertumbuhan dan strategi keunggulan profitabilitas (Rangone, 1999).

Beberapa peneliti sebelumnya telah menggunakan pendekatan ini untuk mengajukan kerangka pikir dan pendekatan untuk mendukung analisis strategi dan penciptaan pilihan strategik (Rangone, 1999); namun seluruhnya ditujukan untuk menganalisis perusahaan besar yang memiliki data yang lengkap dan sumber daya yang kuat untuk menganalisis secara tepat. Rangone (1999) mengajukan konsep analisis yang cocok digunakan pada perusahaan kecil dan

(7)

19

menengah. Konsepnya tepat digunakan karena tidak membutuhkan terlalu banyak waktu, hanya berfokus pada sumber daya tertentu saja yang memiliki dampak bagi keunggulan bersaing, dan tidak membutuhkan data yang sangat rinci. Cara untuk memperoleh keunggulan bersaing yang berkelanjutan dalam pendekatan Rangone (1999) adalah dengan mengidentifikasi sumber daya penting yang mempengaruhi performa kunci. Dengan mengetahui hal ini, perusahaan dapat mengetahui secara tepat sumber daya penting apa saja yang seharusnya dioptimalkan guna mendapatkan keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Dengan demikian, manajer ataupun pemilik perusahaan dapat memiliki pedoman analisis yang tepat guna menciptakan pilihan strategik, sesuai dengan pertumbuhan dan peningkatan profitabilitas yang diinginkan.

1.2 Rumusan Masalah

PT. Step Point Indonesia memiliki performa yang kurang maksimal jika dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain dalam industri yang sama. Perusahaan belum dapat menganalisis sumber daya apa saja yang strategik bagi perusahaan, sehingga kesulitan untuk menentukan pilihan strategik yang dapat digunakan untuk memperoleh dan mempertahankan keunggulan bersaing yang berkelanjutan.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Adapun pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Apa saja pilihan strategik yang dapat dikembangkan oleh perusahaan berdasarkan sumber

(8)

20

daya strategik yang dimiliki untuk dapat memperoleh dan mempertahankan keunggulan bersaing yang berkelanjutan?”.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi dan menganalisis berbagai sumber daya strategik dan nilai konsistensi strategik yang penting bagi perusahaan.

2. Mengidentifikasi berbagai pilihan strategik yang dapat dikembangkan oleh perusahaan berdasarkan sumber daya strategik yang dimiliki untuk dapat memperoleh dan mempertahankan keunggulan bersaing yang berkelanjutan.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini secara khusus bermanfaat bagi PT. Step Point untuk dapat memberikan masukan bagi pemilik dan tim manajemen dalam mengidentifikasi dan menganalisis sumber daya strategik yang penting bagi perusahaan. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat untuk dapat memberikan panduan tentang berbagai pilihan strategik yang dapat dikembangkan perusahaan berdasarkan sumber daya strategik yang dimiliki untuk dapat memperoleh dan mempertahankan keunggulan bersaing yang berkelanjutan.

Penelitian ini diharapkan juga dapat bermanfaat bagi pemilik dan tim manajemen perusahaan kecil dan menengah lain dalam memberikan panduan yang komprehensif bagi pengembangan dan peningkatan profitabilitas perusahaan melalui perspektif sumber daya.

(9)

21 1.6 Batasan Penelitian

Permasalahan yang diangkat pada penelitian ini akan dianalisis menggunakan pandangan sumber daya, sehingga penelitian hanya akan dibatasi pada analisis internal perusahaan. Faktor-faktor eksternal, seperti potensi pasar dan profitabilitas industri, akan diabaikan. PT. Step Point telah berdiri selama 5 tahun, oleh sebab itu faktor eksternal diasumsikan telah mendukung berlangsungnya usaha hingga saat ini. Hal ini dilakukan guna mencegah meluasnya masalah yang akan dianalisis.

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang uraian sistematis mengenai beberapa teori dan penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN

Bagian ini merupakan penjelasan mengenai desain penelitian, obyek penelitian, teknik pengumpulan data, sumber data, dan analisis data.

(10)

22

Memaparkan uraian data yang diperoleh dan pembahasannya.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang simpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian, dan implikasi dari temuan penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan : Mengetahui hubungan paparan asap rokok dengan kejadian asma pada anak usia 13-14 tahun, serta mengetahui prevalensi dan angka insidensi asma, serta menganalisis hubungan

Tadi sudah disampaikan oleh pembicara yang tiga, saya setuju Pak, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, masukan, kami setuju Pak, dengan

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang ditandai dengan hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progresif yang

mucigel. Proses pergerakan hara dari akar kedalam tanaman dapat dipengaruhi Proses pergerakan hara dari akar kedalam tanaman dapat dipengaruhi oleh dua faktor

Hasil dari sintesis terhadap alternatif ini mengindikasikan bahwa seluruh sub-elemen yang ada, memiliki potensi yang cukup besar untuk diberikan penalty dalam pelaksanaan

Memiliki arah yang positif dan berpengaruh signifikan menunjukkan bahwa banyaknya proporsi komisaris independen yang semakin besar dapat berpengaruh pada beban

Sejauh ini data mengenai pengukuran morfometrik dan meristik jenis-jenis ikan dikawasan muara sungai sugihan sumatera selatan masih sangat kurang dan belum terdokumentasi

Sehingga dapat disimpulkan bahwa konstruktivisme dapat dilihat sebagai sebuah kerja kognitif individu untuk menafsirkan dunia realitas yang ada karena terjadi relasi sosial