• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Peubah Penjelas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Peubah Penjelas"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Peubah Penjelas

Hasil analisis mengenai persentase responden berdasarkan peubah-peubah

penjelas ditunjukkan pada Gambar 2. Usia responden ≤ 22 tahun sebanyak 66.2% lebih banyak dibandingkan yang usia > 22 tahun yaitu 33.8% artinya mahasiswa yang masuk pada prodi Farmasi sebagian besar berusia sesuai dengan perkiraan usia responden pada semester enam.

Persentase responden berdasarkan asal daerah, yang berasal dari luar Jabodetabek sebanyak 14.6% lebih sedikit dibandingkan dari Jabodetabek yaitu 85.4% ini disebabkan kurangnya promosi dari prodi Farmasi di luar Jabodetabek. Berdasarkan asal sekolah yang berasal dari SMA sebanyak 53.3% sedangkan yang berasal dari Non SMA sebanyak 46.7% artinya prodi Farmasi lebih diminati oleh siswa SMA dibandingkan siswa Non SMA.

Berdasarkan tenggang waktu, yang memiliki masa tenggang waktu < 1 tahun sebanyak 58.1% lebih besar dibandingkan ≥ 1 tahun yaitu 41.9% artinya yang diterima pada prodi Farmasi sebagian besar mereka yang baru lulus sekolah atau tidak menganggur dulu. Berdasarkan rataan nilai STTB sebagian besar responden memiliki rataan nilai ≤ 6.99 sebanyak 55.4% sedangkan yang rataan nilai 7.00-7.99 sebanyak 27.8% dan yang rataan nilai STTB ≥ 8.00 sebanyak 16.8% artinya siswa yang diterima sebagian besar yang memiliki prestasi cukup.

Persentase responden berdasarkan kelas, yang kelas sore 37% lebih sedikit dibandingkan kelas pagi yaitu 63% hal ini disebabkan belajar di pagi hari akan lebih nyaman dibanding sore hari sehingga kelas pagi lebih banyak diminati mahasiswa. Berdasarkan jenis kelamin, perempuan sebanyak 75.2% jauh lebih banyak dibandingkan laki-laki yaitu 24.8% artinya prodi Farmasi lebih diminati perempuan dibanding laki-laki.

Berdasarkan jarak kampus ke tempat tinggal, yang memiliki jarak kampus ke tempat tinggal ≥ 5 km sebanyak 58.1% lebih banyak dibandingkan yang berjarak < 5 km yaitu 41.9% artinya masih kurang minat anak sekeliling kampus untuk memilih prodi Farmasi. Berdasarkan status tempat tinggal yang kos/kontrak sebanyak 15.1% lebih sedikit dibandingkan yang tinggal dengan keluarga yaitu

(2)

84.9% kamp         4 7.0 27 La % ini diseb pus sehingg Gambar 2 >22  tahun 33.8% Non  SMA 46.7% A 00‐.99 7.8% ≥8.00 16.8% R aki‐laki 25% Je babkan tem ga tidak perl Persentase Usia Asal Sekolah Rataan STTB enis Kelamin K mpat tingga lu kos. e Responden ≤22  tahun 66.2% SMA  53.3% h ≤ 6.99 55.4% B Perem puan 75% n eluarga 84.9% Status al keluarga n Berdasark ≥1Thn 41.9% 9 % 63%Pag m < 5km 41.9% J s Tempat Ti Jabo tabe 85.4 mereka tid kan Peubah-Tenggan i % Ke m % Jarak Kampu Tin Kos tr 15 inggal de ek 4% Asal D dak terlalu -Peubah Pen ng Waktu S 3 elas ≥ 5k 58.1 us Ke Tempa ggal s/Kon rak 5.1% Lu Jabo tab 14.6 Daerah u jauh dari njelas.  <1Thn 58.1% Sore 37% m % at  ar  ode ek 6%

(3)

Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat keberhasilan

Karakteristik responden berdasarkan peubah penjelas pada Tabel 3 dan tabulasi silang pada Lampiran 1, dapat diamati pada Gambar 3. Pada gambar 3 ditunjukkan bahwa responden yang memiliki usia ≤ 22 tahun tingkat keberhasilannya 35.0%, lebih tinggi dibandingkan responden yang memiliki usia > 22 tahun yaitu 16.7%, hal ini disebabkan jika pada semester enam mahasiswa berusia > 22 tahun artinya mahasiswa tersebut pada saat sekolah dasar atau sekolah lanjutan mengalami suatu masalah mungkin terlambat mendaftar sekolah atau pernah tidak naik kelas, hal ini dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan.

Responden yang berasal dari Jabodetabek tingkat keberhasilannya 44.1% jauh lebih besar dibandingkan dengan responden yang berasal dari luar Jabodetabek yaitu 7.6% artinya mahasiswa yang berasal dari Jabodetabek memiliki daya saing lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang dari luar Jabodetabek. Responden yang berasal dari SMA tingkat keberhasilannya 26.7% hampir sama dengan tingkat keberhasilan responden yang berasal dari Non SMA yaitu 25%.

Responden yang memiliki tenggang waktu < 1 tahun artinya tidak sempat menganggur memiliki tingkat keberhasilan 30.6% sedangkan responden yang memiliki tenggang waktu ≥ 1 tahun tingkat keberhasilannya 21.1% artinya responden yang baru lulus akan lebih berhasil dibandingkan yang sempat menganggur.

Responden yang memiliki rataan nilai STTB ≤ 6.99 tingkat keberhasilannya 22.3%, yang rataan nilai STTB 7.00-7.99 tingkat keberhasilannya 14.5% dan yang rataan nilai STTB ≥ 8.00 tingkat keberhasilannya 14.8%, ini menunjukkan tingkat keberhasilan paling tinggi diperoleh pada kategori rataan nilai STTB ≤ 6.99.

Responden yang masuk pada kelas pagi tingkat keberhasilannya 32.4% lebih tinggi dibandingkan responden yang kelas sore, artinya mahasiswa akan lebih mudah menerima kuliah pada pagi hari dibandingkan pada sore hari karena kuliah pagi hari lebih nyaman dibanding kuliah sore hari..

(4)

laki-l laki-l tingk mem kelua kos/k mem sehin maha menu masi kelam G Kete X1= X2= X3= X4= X5= 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Responden laki yaitu laki. Responden kat keberhas miliki tingka arga tingk kontrak yai mikirkan bia ngga diduga asiswa yang Kesembi unjukkan ba ng-masing min. Gambar 3 Pe rangan: =Usia =Asal Daera =Asal Sekol =Tenggang =Rataan Nil 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 1 2 X1 n perempua 10.2% hal n yang jar silan 29.5% at keberhasi kat keberha itu 7.7% i aya tempat a untuk mem g harus mem ilan peuba ahwa antara kategori jau ersentase Pe ah lah Waktu lai STTB 1 2 1 2 1 X2 X3 X an tingkat k ini disebab rak kampus % dan respon ilan 22.1%. asilannya ini disebab tinggal, ha mperoleh ke mikirkan bia ah penjelas a tingkat ke uh berbeda eubah Penje X6=K X7=Je X8= J X9=St 1 2 1 2 3 1 X4 X5 keberhasilan bkan perem s ke tempa nden jarak k Responden 44.0% leb bkan tingga al ini mengu eberhasilan aya tempat t s yang di eberhasilan a yaitu kateg elas Terhad Kelas enis Kelami arak Kampu tatus Tempa 1 2 1 2 1 2 X6 X7 X8 nnya 41.5% mpuan lebih at tinggalny kampus ke t n yang bert bih tinggi al dirumah urangi beba n akan lebih tinggal. iamati ada dan tingka gori rataan dap Tingkat in u Ke Tempa at Tinggal 2 1 2 8 X9 lebih tingg h tekun dib ya ≥ 5 km tempat tingg tempat tingg dibanding h sendiri ti an pikiran m h mudah dib a dua peu at kurang be nilai STTB Keberhasila at Tinggal Kurang Ber Berhasil gi dari pada bandingkan m memiliki gal < 5 km gal dengan gkan yang idak perlu mahasiswa bandingkan ubah yang erhasil dari B dan jenis an. rhasil

(5)

Model Regresi Logistik

Analisis regresi logistik dengan menggunakan 9 peubah penjelas dapat dilihat pada Tabel 4 yang menghasilkan nilai statistik uji-G sebesar 157.156 dengan derajat bebasnya 10 dan log likelihood sebesar -669.421 dengan

nilai-p=0.000, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa paling sedikit ada satu

tidak sama dengan nol diantara peubah penjelas tersebut pada taraf nyata 5%. Uji Wald pada model regresi logistik menunjukkan hanya ada dua peubah

penjelas yaitu X5 dan X7 yang nyata pada taraf 5%, jadi rataan nilai STTB (X5)

dan jenis kelamin (X7) berpengaruh terhadap keberhasilan untuk mendapatkan

IPK lebih dari 2.75.

Tabel 4 Hasil Analisis Regresi Logistik Model Penuh Peubah

Penjelas SE Wald Nilai-p Rasio Odds

X1(1) -0.069 0.185 0.138 0.710 0.933 X2(1) -0.122 0.205 0.354 0.552 0.885 X3(1) 0.052 0.146 0.125 0.724 1.053 X4(1) -0.060 0.178 0.114 0.735 0.942 X5(1) 0.521 0.145 12.848 0.000 1.684 X5(2) 2.385 0.245 95.071 0.000 10.858 X6(1) -0.053 0.141 0.140 0.708 0.949 X7(1) 0.592 0.155 14.671 0.000 1.807 X8(1) 0.045 0.139 0.103 0.748 1.046 X9(1) 0.084 0.210 0.161 0.689 1.088 Konstant -0.778 0.277 7.866 0.005 0.459

Metode backward elimination digunakan untuk mencari peubah-peubah yang tidak nyata dan peubah tersebut dikeluarkan dari model satu persatu mulai dari peubah yang memiliki nilai-p paling besar. Setelah dilakukan reduksi terhadap peubah-peubah yang tidak nyata maka nilai uji G diperoleh sebesar 155.979 dengan derajat bebas 3 dan nilai log likelihoodnya sebesar -670.009

(6)

dengan nilai nilai-p sebesar 0.000. Pada Tabel 5 dapat dilihat peubah yang masuk dalam model dan nilai nilai-p dari hasil uji Wald sebagai berikut:

Tabel 5 Analisis Regresi Logistik Hasil Uji Backward Elimination

Peubah SE Wald Nilai-p Rasio Odds

X5(1) 0.522 0.144 13.105 0.000 1.685

X5(2) 2.389 0.244 96.256 0.000 10.907

X7(1) 0.601 0.153 15.414 0.000 1.825

Constant -0.857 0.147 34.021 0.000 0.424

Berdasarkan peubah penjelas yang nyata pada Tabel 5 diperoleh model logit sebagai berikut:

-0.857 + 0.522X5(1) + 2.389X5(2) + 0.601X7(1)

Berdasarkan kedua peubah penjelas dan peubah boneka yang terpilih maka didapat nilai dugaan peluang keberhasilan untuk setiap kombinasi peubah penjelas, nilai tersebut ditunjukkan pada Tabel 6.

Tabel 6 Nilai Dugaan Peluang untuk Setiap Kombinasi Peubah Penjelas

Peubah Respon

Rataan Nilai STTB

Jenis kelamin Frekuensi SK 95% bagi Batas bawah Batas atas Kurang berhasil ≤6.99 perempuan 256 0.4364 0.1162 0.8201 Kurang berhasil ≤6.99 Laki-laki 101 0.2979 0.0672 0.7142 Kurang berhasil 7.00 – 7.99 perempuan 92 0.5661 0.1813 0.8848 Kurang berhasil 7.00 – 7.99 Laki-laki 51 0.4169 0.1083 0.8081 Kurang berhasil ≥8 perempuan 16 0.8941 0.5891 0.9803 Kurang berhasil ≥8 Laki-laki 6 0.8223 0.4400 0.9646 Berhasil ≤6.99 perempuan 198 0.4364 0.1162 0.8201 Berhasil ≤6.99 Laki-laki 43 0.2979 0.0672 0.7142 Berhasil 7.00 – 7.99 perempuan 122 0.5661 0.1813 0.8848 Berhasil 7.00 – 7.99 Laki-laki 35 0.4169 0.1083 0.8081 Berhasil ≥8 perempuan 128 0.8941 0.5891 0.9803 Berhasil ≥8 Laki-laki 32 0.8223 0.4400 0.9646

(7)

Interpretasi Koefisien

Interpretasi koefisien pada regresi logistik dapat dilakukan dengan menggunakan rasio odds. Jika suatu peubah memiliki nilai koefisien yang bertanda positif maka nilai rasio odds di atas satu, sedangkan nilai koefisien yang bertanda negatif maka nilai rasio odds di bawah satu. Nilai dugaan rasio odds beserta selang kepercayaan 95% untuk masing-masing peubah penjelas dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Rasio Odds dari Peubah Penjelas yang Nyata

Dugaan Rasio Odds

SK 95% Bagi Rasio Odds

Peubah Penjelas Batas

Bawah Batas Atas

Rataan_nilai_STTB(1) 1.685 1.270 2.236

Rataan_nilai_STTB(2) 10.907 6.767 17.580

Jenis_kelamin(1) 1.825 1.351 2.463

Peubah penjelas yang berpengaruh nyata terhadap tingkat keberhasilan mahasiswa Farmasi UHAMKA adalah rataan nilai STTB dan jenis kelamin. Rataan nilai STTB 7.00 – 7.99 memiliki nilai rasio odds 1.685, artinya dugaan peluang mahasiswa berhasil yang memiliki rataan nilai STTB 7.00 – 7.99 adalah 1.685 kali dibanding mahasiswa yang memiliki rataan nilai STTB ≤ 6.99. Rataan nilai STTB ≥ 8 memiliki nilai rasio odds 10.907, artinya dugaan peluang mahasiswa berhasil yang memiliki rataan nilai STTB ≥ 8 adalah 10.907 kali dibanding mahasiswa yang memiliki rataan nilai STTB ≤ 6.99. Untuk jenis kelamin perempuan memiliki nilai rasio odds 1.825, artinya dugaan peluang berhasil perempuan adalah 1.825 kali dibanding laki-laki, artinya dugaan peluang berhasil perempuan lebih besar dari peluang berhasil laki-laki.

Keakuratan Model

Salah satu cara untuk mengetahui keakuratan model, diperoleh dari hasil analisis regresi logistik yaitu melalui tabel klasifikasi yang dapat dilihat pada Tabel 8 untuk cut off 0.3 sampai dengan 0.4, Tabel 9 untuk cut off 0.5, dan Tabel 10 untuk cut off 0.6 sampai dengan 0.8.

(8)

Tabel 8 Klasifikasi Metode Regresi Logistik dengan Cut Off 0.3 sampai dengan 0.4

Aktual Dugaan TOTAL

Ketepatan Kurang berhasil Berhasil Kurang berhasil Berhasil 101 43 421 515 522 558 19.35% 92.29% TOTAL 144 936 1080 57.04% Kesalahan 29.86% 44.98% 42.96%

Tabel 8 menunjukkan berdasarkan regresi logistik dengan nilai cut off sebesar 0.3 sampai dengan 0.4 maka diperoleh nilai sensitivity 92.29% dan nilai

specificity 19.35% dengan nilai kesalahan positif 44,98%, nilai kesalahan negatif

29.86% dan nilai total ketepatan klasifikasi 57.04% serta nilai total kesalahan klasifikasi 42.96%.

Tabel 9 Klasifikasi Metode Regresi Logistik dengan Cut Off 0.5 Aktual Dugaan TOTAL Ketepatan Kurang berhasil Berhasil Kurang berhasil Berhasil 408 276 114 282 522 558 78.16% 50.54% TOTAL 684 396 1080 63.89% Kesalahan 40.35% 28.79% 36.11%

Tabel 9 menunjukkan berdasarkan regresi logistik dengan nilai cut off sebesar 0.5 maka diperoleh nilai sensitivity 50.54% dan nilai specificity 78.16% dengan nilai kesalahan positif 28.79%, nilai kesalahan negatif 40.35% dan nilai total ketepatan klasifikasi 63.89 % serta nilai total kesalahan klasifikasi 36.11%.

Tabel 10 Klasifikasi Metode Regresi Logistik dengan Cut Off 0.6 sampai dengan 0.8

Aktual Dugaan TOTAL

Ketepatan Kurang berhasil Berhasil Kurang berhasil 500 22 522 95.79% Berhasil 398 160 558 28.68% TOTAL 898 182 1080 61.11% Kesalahan 44.32% 12.09% 38.89%

Tabel 10 menunjukkan berdasarkan regresi logistik dengan nilai cut off sebesar 0.6 sampai dengan 0.8 maka diperoleh nilai sensitivity 28.68% dan nilai

(9)

specificity 95.79% dengan nilai kesalahan positif 12.09%, nilai kesalahan negatif

44.32% dan nilai total ketepatan klasifikasi 61.11% serta nilai total kesalahan klasifikasi 38.89%.

Cut off yang digunakan yaitu 0.5 karena dari semua nilai yang dicobakan

(0.3 sampai dengan 0.4, 0.5, 0.6 sampai dengan 0.8), nilai 0.5 merupakan cut off yang paling optimum dalam ketepatan keseluruhan model, ketepatan dugaan mahasiswa yang kurang berhasil sebesar 78.16% dari 522 mahasiswa yang kurang berhasil sebanyak 408 mahasiswa diklasifikasikan dengan benar. Sedangkan dari 558 mahasiswa yang berhasil sebanyak 282 atau 50.54% diklasifikasikan dengan benar. Ketepatan untuk keseluruhan model sebesar 63.89%.

Metode CHAID

Dendogram hasil pemisahan analisis CHAID pada Gambar 4 dengan α=0.05 menunjukkan bahwa peubah yang memiliki asosiasi paling kuat dengan tingkat keberhasilan yaitu kategori rataan nilai STTB, dari 1080 responden 27.8% merupakan responden dengan nilai STTB antara 7.00-7.99 dan 52.3% diantaranya yang berhasil, responden dengan rataan nilai STTB ≤ 6.99 yang berhasil hanya 40.3%, sedangkan pada responden dengan rataan nilai STTB ≥ 8.00 yang berhasil sangat besar yaitu 87.9%.

Pada responden yang memperoleh rataan nilai STTB < 8.00 kategori jenis kelamin berasosiasi dengan tingkat keberhasilan, 57% dari total perempuan berhasil dan laki-laki 40.7% pada yang rataan nilai STTB 7.00-7.99, sedangkan untuk yang rataan nilai STTB ≤ 6.99 diperoleh 43.6% dari total perempuan berhasil dan laki-laki lebih kecil yaitu 29.9%. Pada responden yang memperoleh rataan nilai STTB ≥ 8.00 kategori jarak dari tempat tinggal ke kampus mempunyai asosiasi dengan tingkat keberhasilan yaitu 93.9% untuk yang jaraknya < 5 km dan 83% untuk yang jaraknya ≥ 5 km, Tabel 11 menunjukkan ringkasan dendogram CHAID.

(10)

Gambar 4 Dendogram CHAID Status Keberhasilan Mahasiswa.

Tabel 11 menunjukkan bahwa mahasiswa yang berhasil yaitu yang memiliki rataan nilai STTB 7.00-7.99 berjenis kelamin perempuan dan mahasiswa dengan rataan nilai STTB ≥ 8, sedangkan yang kurang berhasil yaitu mahasiswa memiliki rataan nilai STTB 7.00-7.99 berjenis kelamin laki-laki dan mahasiswa memiliki rataan nilai STTB ≤ 6.99.

Tabel 11 Segmentasi CHAID

Berhasil Kurang berhasil

• Rataan nilai STTB 7.00-7.99. perempuan

• Rataan nilai STTB 7.00-7.99. laki-laki

• Rataan nilai STTB ≥ 8 • Rataan nilai STTB ≤ 6.99

Node 0 Category % n 48.3 522 gagal 51.7 558 berhasil Total 100.0 1080 STTB Adj. P-value=0.000, Chi-square=140.

207, df=2 IPK Node 1 Category % n 47.7 143 gagal 52.3 157 berhasil Total 27.8 300 JK Adj. P-value=0.010, Chi-square=6.

560, df=1 7.00 - 7.99 Node 2 Category % n 59.7 357 gagal 40.3 241 berhasil Total 55.4 598 JK Adj. P-value=0.003, Chi-square=8.

823, df=1 <= 6.99 Node 3 Category % n 12.1 22 gagal 87.9 160 berhasil Total 16.9 182 Jarak Adj. P-value=0.021, Chi-square=5.

358, df=1 >=8.00 Node 4 Category % n 43.0 92 gagal 57.0 122 berhasil Total 19.8 214 perempuan Node 5 Category % n 59.3 51 gagal 40.7 35 berhasil Total 8.0 86 laki-laki Node 6 Category % n 56.4 256 gagal 43.6 198 berhasil Total 42.0 454 perempuan Node 7 Category % n 70.1 101 gagal 29.9 43 berhasil Total 13.3 144 laki-laki Node 8 Category % n 6.1 5 gagal 93.9 77 berhasil Total 7.6 82 < 5 km Node 9 Category % n 17.0 17 gagal 83.0 83 berhasil Total 9.3 100 >=5 km gagal berhasil

(11)

 

Perbandingan Hasil Klasifikasi Regresi Logistik dan Metode CHAID

Tabel 9 menunjukkan berdasarkan regresi logistik dengan nilai cut off sebesar 0.5 maka diperoleh nilai sensitivity 50.54% dan nilai specificity 78.16% dengan nilai kesalahan positif 28.79%, nilai kesalahan negatif 40.35% dan nilai total ketepatan klasifikasi 63.89% serta nilai total kesalahan klasifikasi 36.11%.

Tabel 12 menunjukkan berdasarkan metode CHAID diperoleh nilai

sensitivity 50.54% dan nilai specificity 78.16% dengan nilai kesalahan positif

28.79%, nilai kesalahan negatif 40.35% dan nilai total ketepatan klasifikasi 63.89% serta nilai total kesalahan klasifikasi 36.11%.

Tabel 12 Klasifikasi Metode CHAID

Aktual Dugaan

Ketepatan Kurang

berhasil Berhasil TOTAL

Kurang berhasil 408 114 522 78.16%

Berhasil 276 282 558 50.54%

TOTAL 684 396 1080 63.89%

Gambar

Tabel 6  Nilai Dugaan Peluang untuk Setiap Kombinasi Peubah Penjelas  Peubah
Gambar 4  Dendogram CHAID Status Keberhasilan Mahasiswa.

Referensi

Dokumen terkait

Kamioietatik atera aleman batzu saiatu ziren Mauleko postara joaitera laguntza eske, baina ordukotz kaleak sasi gudariz beteak ziren, FTP ek arrapatu zituzten: beren armak ez

5 norma perdamaian yang dikandung dalam PBB (The President of the Republic of Finland, 2009), memperluas kerjasama ekonomi dan pamor Finlandia sebagai negara yang mampu mempengaruhi

Pada hari Senin tanggal empat belas bulan April tahun dua ribu empat belas bertempat di Balai Desa Alasmalang Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas telah

Analisis Faktor Yang Berhubungan dengan Perilaku Tidak Aman Pada Pekerja Kontraktor di PT.. Surabaya: Universitas

Aktivitas antibakteri, polifenol total dan mutu kimia (asam laktat, pH dan kadar alkohol) selama fermentasi kefir kacang merah belum diketahui, sehingga perlu

Bahwa Pemohon keberatan terhadap Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bombana Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan

Polipropilena memiliki sifat isolasi yang sangat baik, dan juga memiliki sifat tahan terhadap berbagai bahan kimia pada suhu tinggi serta tidak mudah larut dalam hampir semua

Penelitian ini dilakukan dengan mengukur daya kirim pada ODP (Optical Distribution Point), daya terima pada ONT (Optical Network Termination) yang ada di