• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. biaya tenaga kerja, biaya per tanaman, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. biaya tenaga kerja, biaya per tanaman, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisa Hasil

Analisa hasil yang dilakukan yaitu perhitungan biaya bahan, biaya alat, biaya tenaga kerja, biaya per tanaman, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya perphase-nya yang dilakukan selama satu tahun dalam kegiatan panen dan pasca panen di PT. Agra Masang Perkasa-1 (AMP-1), Fashe 2A.

- Luas lahan : Phase 2A, luas lahan 517,75 Ha

- Frekuensi per tahun : Setiap hari pekerjaan panen dilakukan kecuali hari libur .

Tabel 3. Rencana produksi di PT. Agra Masang Perkasa-1 (AMP-1) tahun 2015 No Bulan Produksi (ton) Target Pencapaian

Produksi (kg) Produksi 2015 1. Januari 1.052 1.052.000 1.031.020 2. Februari 849 849.000 914.620 3. Maret 1.172 1.172.000 1.091.500 4. April 1.092 1.092.000 979.820 5. Mei 1.175 1.175.000 1.185.030 6. Juni 1.172 1.172.000 - 7. Juli 1.011 1.011.000 - 8. Agustus 1.132 1.132.000 - 9. September 1.172 1.172.000 - 10. Oktober 1.172 1.172.000 - 11. November 1.132 1.132.000 - 12. Desember 769 769.000 - Jumlah 12.900 12.900.000 5.201.990

5.1.1. Biaya Penggunaan Bahan Panen dan Pasca Panen

Bahan yang digunakan dalam kegiatan panen dan pasca panen yaitu solar sebagai bahan bakar alat pengangkut buah seperti Traktor dan dump truck. Kebutuhan solar untuk Traktor dan Truk dilihat dari jumlah trip angkutan, rata-rata jumlah trip dalam 1 hari yaitu 7 Trip dengan rata-rata-rata-rata jumlah hari kerja dalam

(2)

sebulan yaitu 26 hari didapatkan rata-rata jumlah trip dalam sebulan 182 dan untuk 1 tahun menjadi 2.184 trip. Kebutuhan solar untuk Truk Rata-rata jarak kebun ke pabrik pulang pergi untuk 1 trip yaitu 18 km ditambah dengan pulang pergi workshop ke kebun rata-rata 8 km jadi total perjalanan truk perhari 134 km. jadi jarak tempuh dump truk dalam sebulan 3.484 Km dan dalam setahun 41.808 km. Untuk dump truk 1 liter solar dapat menempuh jarak 4 km. jadi kebutuhan solar pertahun sekitar 10.452 liter dan untuk perbulan sebanyak 871 liter.

Kebutuhan solar untuk Traktor setiap 1 Trip truk TBS dengan Muatan rata-rata 6 Ton, traktor menempuh perjalanan 6 Km jadi apabila 7 trip menempuh perjalanan sejauh 42 km dan ditambah dengan pulang pergi workshop ke kebun rata-rata 8 km jadi total perjalanan Trakor perhari 50 km. jadi jarak tempuh traktor dalam sebulan 1.300 Km dan dalam setahun 15.600 km. Untuk Traktor 1 liter solar dapat menempuh jarak 5 km, jadi kebutuhan solar dalam setahun sekitar 3.120 liter dan dalam sebulan sebanyak 260 liter dan dengan Satu liter minyak solar seharga Rp 12.800. Gambar truk menuju pabrik dapat dilihat pada Lampiran 3, Gambar L.

Tabel 4. Penggunaan bahan panen dan pasca panen

No Nama bahan Satuan Jumlah Harga (RP) Biaya (Rp) 1. Solar/ bulan Liter 1.131 12.800 14.476.800 2. Solar/ tahun Liter 13.572 12.800 173.721.600

5.1.2. Biaya Penggunaan Alat Panen dan Pasca Panen

Jumlah tenaga kerja panen yang terdapat di phase 2A sebanyak 37 orang dan tenaga pemuat berjumlah 4 orang. Peralatan yang digunakan dalam panen yaitu egrek, gerobak, gancu, kapak dan batu asah dengan jumlah yang dipakai sebanyak jumlah tenaga kerja panen, sedangkan tojok diberikan untuk tenaga

(3)

pemuat sebanyak 4 unit. Semua peralatan tersebut memiliki usia ekonomis yang berbeda-beda dan diberikan kepada pemanen dengan potongan 50%.

Tabel 5. Harga alat untuk tingkat karyawan panen perbulan

No Nama alat Satuan Harga (Rp) 50% Usia Eko

Biaya Perbulan

1. Egrek Unit 102.000 51.000 6 8.500

2. Batu asah Unit 6.000 3.000 6 500

3. Aluminium Pole 1,5 Unit 203.500 101.750 6 16.958 4. Aluminium Pole

1,25 Unit 150.000 75.000 6 12.500

5. Kapak Unit 78.500 39.250 6 6.542

6. Gerobak sorong Unit 360.000 180.000 24 7.500

7. Klem Egrek Unit 20.000 10.000 6 1.667

8. Gancu Unit 35.000 17.500 6 2.917

9. Tojok Unit 65.000 32.500 2 16.250

10. Truk Unit 256.000.000 - 180 1.422.222

11. Huck lift + Bin Unit 96.000.000 - 180 533.333

12. Traktor Unit 364.000.000 - 180 2.022.222

13. Scissor lift Unit 44.000.000 - 180 244.444 Jumlah

Catatan : Perusahaan membayar 50% untuk pemanen dan usia ekonomis dalam Bulan

Tabel 6. Penggunaan alat panen dan pasca panen

No Nama alat Satuan Jumlah Harga (RP) Biaya (Rp)

1. Egrek Unit 37 8.500 314.500

2. Batu asah Unit 37 500 18.500

3. Aluminium Pole 1,5 Unit 37 16.958 627.446 4. Aluminium Pole 1,25 Unit 37 12.500 462.500

5. Kapak Unit 37 6.542 242.054

6. Gerobak sorong Unit 37 7.500 277.500

7. Klem Egrek Unit 37 1.667 61.679

8. Gancu Unit 37 2.917 107.929 9. Tojok Unit 4 16.250 65.000 10 . Truk Unit 2 1.422.222 2.844.444 11 .

Huck lift + Bin Unit 2 533.333 1.066.666

12 .

Traktor Unit 2 2.022.222 4.044.444

13 .

Scissor lift Unit 2 244.444 488.888

(4)

5.1.3. Biaya Penggunaan Tenaga Kerja Panen dan Pasca Panen

a. Tenaga Panen dan Brondol

Upah untuk 1 ton TBS di pabrik = Rp. 50.000/ton Upah untuk 1 Kg brondolan = Rp. 160/Kg

Rata-rata panen dalam satu hari adalah 42.000 kg, rata-rata untuk satu bulan 1.092.000 kg dengan hari kerja 26 hari dalam satu bulan sedangkan untuk setahun 13.104.000 kg. Biaya tenaga kerja ditentukan oleh jumlah tonase yang dihasilkan dalam sehari apabila 42 ton berarti biaya panen yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp 2.100.000,- biaya tersebut yang dibagikan untuk 37 pemanen dan dibagikan sesuai dengan jumlah tandan yang dihasilkan oleh masing-masing pemanen. Gambar panen TBS dapat dilihat pada Lampiran 3, Gambar A.

Untuk mengetahui berapa harga per TBS yang dibayar yaitu dapat diketahui sebagai berikut :

Kemudian untuk mengetahui Berat Janjang Rata-rata (BJR) yakni didapat dengan cara sebagai berikut :

Biaya panen dalam sehari yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp 2.100.000,- dan dalam sebulan sebesar 54.600.000 dan setahun 655.200.000,-. Jadi gaji karyawan panen ditentukan berapa tandan TBS yang didapatkan masing-masing pemanen dan dikalikan dengan harga TBS pertandannya. Gambar Pengangkutan buah ke TPH dapat dilihat pada Lampiran 3, Gambar C.

(5)

BJR yang terdapat pada fashe 2 yaitu 24 kg maka dalam satu ton berkisar 41-42 TBS dan apabila satu truk berisi 6 ton maka jumah tandannya sekitar 252-255 tandan.

Biaya karyawan berondolan ditentukan dari banyaknya berondolan yang didapat tiap harinya dan dikalikan dengan harga perkilogram berondolan yaitu Rp 160,-. Jadi gaji dalam satu bulan karyawan ditentukan dari berapa banyak berondolan yang didapat selama satu bulan bekerja. Rata-rata dalam satu hari pekerja brondolan bisa mengumpulkan masing-masing 250 kg dan pekerja brondolan sebanyak 13 orang sehingga dalam satu hari terkumpul brondolan sebanyak 3.250 kg atau dengan gaji Rp 520.000,- dan dalam satu bulan (26 hari) brondolan sebanyak 84.500 kg dengan biaya Rp 13.520.000 dan dalam satu tahun 1.014 ton dengan biaya Rp 162.240.000,-. Gambar pengutipan berondolan dapat dilihat pada Lampiran 3, Gambar B.

Premi panen yang digunakan pada perusahaan AMP-1 ini apabila pemanen mendapatkan 30 – 40 Ton dalam satu bulan, maka karyawan panen mendapatkan premi beras dengan perhitungan sebagai berikut :

Rumus Premi Beras : premi x tonase x harga beras (7500) Premi karyawan Apabila TBS mendapat :

30-40 ton = premi 0,3 Lebih 40 ton = premi 0,5

Rata-rata 50% dari jumlah pemanen yang mendapatkan premi beras dan mendapatkan tonase antara 30-40 ton atau rata-rata 35 ton. 19 karyawan yang mendapatkan premi beras sehingga biaya yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp 78.750 x 19 = Rp 1.496.250 selama satu bulan bekerja.

(6)

b. Tenaga Pemuat atau Loader

Jumlah tenaga pemuat yang ada di Phase 2A yaitu 4 orang. Rata-rata biaya tenaga kerja pemuat yang dipakai dalam sehari ditentukan dari jumlah tonase yang didapatkan dalam satu hari, jadi rata-rata satu hari panen mendapatkan 42.000 kg sehingga gaji loader 42 ton x Rp 7.000 = Rp 294.000 ini yang dibagikan kepada 4 tenaga loader dan masing-masing loader mendapatkan gaji yang tergantung dari jumlah tonase yang didapatkannya.

Biaya rata-rata dalam satu hari Rp 294.000 dan satu bulan (26 hari) sebesar Rp 7.644.000 dan dalam satu tahun sebesar Rp 91.728.000,-.

c. Mandor Panen

Dalam pelaksanaan panen diawasi oleh 1 orang mandor panen. Jumlah tenaga kerja yang dipakai dalam sebulan yaitu 45 Hk, 1 Hk sebesar Rp 64.600 jadi untuk satu bulan mendapatkan gaji sebesar Rp 2.907.000 dan untuk setahun 540 Hk atau Rp 34.884.000.

d. Kerani Panen

Dalam pelaksanaan pasca panen diawasi oleh 1 orang kerani buah Jumlah tenaga kerja yang dipakai dalam sebulan yaitu 45 Hk, 1 Hk sebesar Rp 64.600 jadi untuk satu bulan mendapatkan gaji sebesar Rp 2.907.000 dan untuk setahun 540 Hk atau Rp 34.884.000.

e. Mandor Transport

Dalam pelaksanaan pasca panen diawasi oleh 1 orang mandor transport. Jumlah tenaga kerja yang dipakai dalam sebulan yaitu 45 Hk, 1 Hk sebesar Rp

(7)

64.600 jadi untuk satu bulan mendapatkan gaji sebesar Rp 2.907.000 dan untuk setahun 540 Hk atau Rp 34.884.000.

f. Operator Traktor dan Truk

Jumlah tenaga kerja operator traktor adalah 2 orang dengan hari kerj 26 hari. Rata-rata tenaga kerja yang dipakai untuk operator traktor 2 Hk atau dengan gaji Rp 129.200,- dan masing-masing mendapatkan gaji Rp 64.600,-. Dalam satu bulan 52 Hk atau sebesar Rp 3.359.200,- dan dalam satu tahun 624 Hk atau Rp 40.310.400,-.

Jumlah tenaga kerja untuk supir Truk adalah 2 orang. Rata-rata tenaga kerja yang dipakai untuk supir dalam sehari adalah 2 Hk atau dengan gaji Rp 129.200,- dan masing-masing mendapatkan gaji Rp 64.600,-. Premi supir truk untuk 1 ton TBS sebesar Rp 2.000,-. Jadi rata-rata dalam satu hari 42 ton sehingga gaji yang diberikan kepada 2 orang supir dari perusahaan sebesar Rp 84.000,-. Gaji ditentukan dari jumlah ton yang dimuat oleh truk.

Biaya supir truk dalam satu hari 2 Hk dan dalam satu bulan (26 hari) 52 Hk atau sebesar Rp 3.359.200,- dan dalam satu tahun 624 Hk atau Rp 40.310.400,-. Biaya premi yang dibayarkan kepada karyawan dalam satu hari sebesar Rp 84.000,- dan dalam satu bulan (26 hari) Rp 2.184.000 dan dalam satu tahun Rp 26.208.000,-.

(8)

Tabel 7. Penggunaan tenaga kerja panen dan pasca panen No Jenis sub

kegiatan

Waktu

pelaksanaan Satuan Jumlah

Harga (RP) Biaya (Rp) 1. Panen 06.30-selesai 06.30-selesai 06.30-selesai Ton 42 50.000 54.600.000

Premi panen Ton 665 7.500 1.496.250

2. Brondolan 06.30-selesai Kg 3.250 160 13.520.000 3. Loader 08.00-selesai Ton 1.092 7.000 7.644.000 4. Mandor

Panen

06.30-selesai Hk 45 64.600 2.907.000 5. Kerani Panen 06.30-selesai Hk 45 64.600 2.907.000 6. Mandor Tranport 06.30-selesai Hk 45 64.600 2.907.000 7. Operator Traktor 08.00-selesai Orang 2 1.679.600 3.359.200 8. Operator Truk 08.00-selesai Hk 2 1.679.600 3.359.200

Premi

Operator Truk

Ton 1.092 2.000 2.184.000

Jumlah 94.883.650

5.1.4. Rekapitulasi Biaya Panen dan Pasca Panen

Luas phase 2A adalah 517,75 Ha dan terbagi ke dalam 5 blok, dengan jumlah populasi per ha 135 pokok dan untuk luas phase 2A keseluruhan dengan populasi 69.896 pokok. Biaya per hektar-nya dihitung dari total biaya keseluruhan Rp. 119.982.000 dibagi luasan Phase 517,75 ha, sehingga didapat biaya per hektar yaitu Rp. 231.737. Biaya per tanaman dihitung dari total biaya keseluruhan Rp. 113.196.000 dibagi jumlah populasi tanaman 69.896 pokok, sehingga didapat biaya per tanaman Rp. 1.716.

Tabel 8. Rekapitulasi biaya panen dan pasca panen dalam satu bulan

No Jenis biaya Biaya (Rp)

1. Biaya bahan 14.476.800

2. Biaya alat 10.621.550

3. Biaya tenaga kerja 94.883.650

Total biaya keseluruhan 119.982.000

4. Biaya per hektar 231.737

(9)

Menurut Pahan (2008), Biaya panen dan pasca panen dalam usaha perkebunan kelapa sawit biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 90,-/kg. Biaya tersebut terdiri dari biaya pengawasan Rp 10,-/kg, biaya mengumpul Rp 50,-/kg, pemakaiaan bahan Rp 0,5,-/kg, biaya pengangkutan dan timbangan Rp 22,-/kg, biaya lain-lain Rp 7,5,-/kg dan total keseluruhan biaya panen dan pasca panen Rp 90,-/kg.

Tabel 9. Perbandingan biaya panen dan pasca panen

No Jenis biaya

Biaya (Rp)

PT. AMP-1 Menurut Pahan (2010) 1. Biaya panen dan pasca panen 119.982.000 98.280.000 2. Biaya per hektar 231.737 189.821

3. Biaya per tanaman 1.716 1.406

Sumber. Pahan (2008)

5.1.5. Kebutuhan Biaya Panen dan Pasca Panen

Adapun biaya panen dan pasca panen per hektar-nya dalam satu bulan yaitu Rp. 113.196.000. Untuk biaya per blok dengan rata-rata luas satu blok besar 103,55 ha didapatkan biayanya sebesar Rp. 22.639.200 dan untuk biaya satu blok kecil dengan luas 20,71 ha dengan biaya 4.527.840

Tabel 10. Biaya panen dan pasca panen di phase 2A

No Biaya per hektar (Rp) (luas = 517,75ha)

Biaya per blok besar (Rp)

(luas = 103,55 ha)

Biaya per blok kecil (Rp)

(luas = 20,71 ha)

(10)

5.2. Analisa Manajemen 5.2.1. Planning/Perencanaan

Perencanaan disusun sebelum kegiatan di lapangan dilaksanakan, hal ini berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan panen dan pasca panen yang akan dilaksanakan. Perencanaan disusun dalam beberapa bagian berikut : a. Membuat Rencana Kerja Harian (RKH) yang dibuat oleh asisten Panen yang

terdiri dari biaya bahan seperti solar, biaya alat, dan biaya tenaga kerja yang terdiri dari, tenaga pemanen dan berondol, loader, mandor panen, kerani panen, mandor transport, operator truk dan traktor. Biaya solar dalam satu hari Rp 556.800, biaya alat Rp 408.521, dan biaya tenaga kerja Rp 3.649.371.

b. Membuat Rencana Biaya Bulanan yang dibuat oleh asisten panen yang terdiri dari biaya bahan, biaya Alat dan biaya tenaga kerja yang bisa di lihat pada Tabel 8.

c. Membuat rencana produksi tahunan yang ada di phase 2A yang kemudian dijabarkan dalam bentuk rencana produksi bulanan seperti pada Tabel 3.

Kegiatan pengutipan berondolan di PT. AMP-1 plantation terpisah dari kegiatan panen karena dengan system pengupahan di perusahaan ini tidak menggunakan basis dan lebih dari basis menjadi premi, tetapi pemanen akan dibayar berdasarkan pendapatan TBS yang dipanen pada saat itu. Jadi dengan system pengupahan yang diterapkan diperusahaan ini bisa menyebabkan pemanen akan memanen buah mentah.

Faktor penyebab dipanennya buah mentah adalah pemanen ingin memperoleh premi yang tinggi, dan pada saat musim trek (buah sedikit di pokok untuk dipanen) tidak bisa mencukupi basis sehingga buah mentah juga ikut

(11)

dipanen. Pemanen akan malas untuk mengutip brondolan, jika memanen buah matang premi brondolan terlalu rendah sedangkan untuk mengutipnya memerlukan waktu yang lama sehingga pemanen menghindari buah yang memberondol pada rotasi berikutnya dengan memanen buah yang masih mentah.

5.2.2. Organization/Organisasi

Struktur organisasi panen dan pasca panen :

`

Uraian tanggung jawab untuk setiap jabatan : 1. Estate Manager (EM)

 Mengawasi dan memastikan pelaksanaan panen sesuai dengan rencana kerja operasional kebun.

 Memastikan semua buah yang sudah dipanen dapat diproses di pabrik pada hari yang sama.

 Menjaga kualitas mutu buah dan hancak panen. Estate Manager (EM)

Kepala Fashe

Asisten Panen

Mandor Transfort Mandor Panen

(12)

2. Kepala Phase (Kaphase)

 Mengawasi pelaksanaan pekerjaan panen di lapangan telah berjalan sesuai prosedur dan rencana kerja operasional ditingkat pashe.

 Melakukan monitoring dan cross check terhadap kualitas mutu buah dan hancak panen.

3. Harvesting Assistant

 Mengawasi pelaksanaan pekerjaan panen ditingkat pashe

 Melakukan monitoring terhadap kualitas mutu buah dan ancak panen.  Memastikan ketersediaan peralatan panen dan alat pelindung diri bagi

tenaga panen.

 Membuat rencana panen dan mengatur kegiatan panen setiap hari.  Membina tenaga panen dengan keterampilan dan mental yang baik.

 Menentukan jumlah tenaga pemanen yang dibutuhkan yaitu dengan cara sebagai berikut :

Keterangan : 15 artinya 1,5 x 10

1,5 yaitu 1,5 ha kemampuan pemanen 1 hari 10 yaitu rotasi panen

 Mengawasi pelaksanaan panen dan memeriksa hasilnya setiap hari

 Mempunyai wewenang untuk menegur bawahannya langsung di lapangan  Melaporkan hasil panen ke pada kepala fashe

4. Mandor Panen

 Mengawasi pelaksanaan panen yang dilakukan oleh tenaga pemanen sesuai dengan ketentuan dan prosedur kerja.

(13)

 Melakukan monitoring dan cross check terhadap kualitas mutu buah dan ancak panen.

 Memastikan seluruh tenaga panen membawa peralatan-nya dan alat pelindung diri.

 Mengatur pembagian ancak pemanen di lapangan

 Bertanggungjawab terhadap karyawan panen untuk menyelesaikan masing-masing ancak panen

5. Kerani Panen

 Mencatat Buah yang sudah dipanen dimasing-masing ancak tersusun di TPH dengan mengisi Oil Palm Harvesting (OPH) yang selanjutnya OPH berwarna putih ditinggalkan di TPH untuk truck pengangkut, OPH berwarna merah muda diantarkan ke kantor fhase dan OPH yang berwarna kuning sebagai pertinggal untuk kerani panen sebagai bukti jika ada pendataan kembali mengenai panen. Gambar OPH dapat dilihat pada Lampiran 3, Gambar Q.

6. Mandor Transport

 Menentukan berapa jumlah truk yang akan dibutuhkan dilokasi panen untuk mengangkut TBS. Maksimal muatan 1 buah truck yaitu 6 ton TBS dan pengiriman TBS ke pabrik dibutuhkan dua kali trip per hari, maka total TBS yang diangkut ke pabrik sebanyak 12 ton/hari. Dari penjelasan tersebut dapat ditentukan jumlah truck yang dibutuhkan yaitu dengan cara sebagai berikut :

(14)

 Membuat surat pengantar buah berdasarkan blok yang dipanen.

 Gambar surat pengantar buah dapat dilihat pada lampiran 3, Gambar R. 7. Karyawan panen

 Mengikuti master pagi oleh asisten harvesting

 Memotong pelepah songgo tepat dibawah tandan buah sawit masak dan menyusunnya digawangan mati

 Memanen buah yang sudah termasuk kriteria buah masak  Mengangkut buah ke TPH (Tempat Pengumpulan Hasil)  Memastikan buah tidak ada yang tertinggal dilapangan

 Memotong tangkai buah yang panjang berbentuk V (Cangkem Kodok)  Membuang pelepah ke gawangan mati

 Memastikan tidak ada buah masak yang tidak dipanen  Mengutip brondolan dan mengumpulkan di TPH

 Bertanggung jawab dengan hancak masing-masing pemanen 5.2.3. Actuating/Pelaksanaan

Adapun teknik pengerjaan panen dan pasca panen yang dilakukan di PT. Agra Masang Perkasa-1 (AMP-1), terutama di phase 2A yaitu :

1. Pagi hari jam 05.30 wib Asisten panen dan Kepala phase memberikan arahan kerja pada mandor panen dan kerani buah melalui master pagi.

2. Setelah mendapatkan arahan dari Asisten dan Kaphase, mandor panen dan kerani buah menuju ke lapangan untuk memberikan instruksi kerja pada pekerja panen dan pemuat pada jam 06.30 wib.

3. Jam 06.30 wib pekerja panen langsung menuju hancak panen masing-masing untuk melakukan pekerjaannya dengan memerhatikan aturan panen.

(15)

4. Pekerjaan pemanen meliputi memperhatikan buah matang panen sesuai kriteria panen, melakukan pemotongan pelepah songgoh, pemotongan tandan buah, menyusun pelepah di gawangan mati, pengangkutan buah dan brondolan ke TPH, buah disusun rapi di TPH dengan gagang buah menghadap ke jalan sedangkan brondolan disebelah-nya serta memberi tanda nomor potong pada tandan buah. Gambar Pengangkutan buah ke TPH dan penyusunan TBS serta brondolan di TPH dapat dilihat pada lampiran 3, Gambar C dan Gambar D.

5. Buah yang telah terkumpul di TPH dilakukan grading dan perhitungan buah yang dilakukan oleh kerani buah.Gambar penulisan OPH dan grading buah dapat dilihat pada lampiran 3, Gambar E.

6. Buah yang telah di grading dan dihitung dimuat ke atas truk untuk dibawa ke pabrik kelapa sawit (PKS).Gambar penyusunan TBS dan pengikatan jarring dapat dilihat pada lampiran 3, Gambar J dan Gambar K.

7. Sebelum memasuki loading ramp pabrik truck beserta buah ditimbang. Gambar penimbangan TBS dapat dilihat pada lampiran 3, Gambar M.

8. Buah yang telah ditimbang di bawa ke loading ramp untuk di tempatkan, sebelum kembali ke lapangan truck ditimbang kosong. Gambar penimbangan truk kosong dapat dilihat pada lampiran 3, Gambar P.

9. Buah yang terkumpul di peron dilakukan sortasi oleh petugas sortasi buah di pabrik. Gambar lokasi loading ramp dan penurunan buah di loading ramp dapat dilihat pada lampiran 3, Gambar N dan Gambar O.

Pelaksanaan sistem panen yang dipakai oleh perusahaan PT. AMP-1 adalah sistem 8/10 atau pembagian blok dibagi menjadi 8 kali panen dengan pengulangan 10 hari sekali. Alat keselamatan kerja yang digunakan dalam

(16)

pekerjaan panen dan pasca panen diantaranya yaitu sepatu boot, sarung tangan dan helm.

Lubis dan Widanarko (2011), mengatakan bahwa secara umum, perusahaan perkebunan kelapa sawit menggunakan pusingan panen 6/7. Artinya ennam hari digunakan untuk panen dalam periode satu minggu dan satu hari sisanya digunakan untuk libur dan perbaikan peralatan.

5.2.4. Controlling/Pengawasan

Lubis dan Widanarko (2011), mengatakan asisten wajib memeriksa TBS sekurang-kurangnya di 10 TPH pada satiap hari kerja. Pemeriksaan meliputi kematangan buah, susunan TBS, tumpukan berondolan di TPH, kebersihan berondolan, rumpuk cabang, serta buah matang tidak dipanen dan buah mentah yang diperam. Tetapi di perusahaan PT. AMP-1 plantation asisten jarang melakukan pemeriksaan karena ada karyawan harian yang melakukan grading dan biasanya dari total pekerja 37 pemanen bisa mencapai 50% sampel yang diambil supaya lebih akurat data yang diambil.

Pengawasan kualitas (quality control) yang dilakukan dalam pelaksanaan panen dan pasca panen sebelum asisten harvesting mandor dan kerani harus lebih dahulu melakukan pengawasan yang ketat. mandor memastikan buah matang dipanen semua, brondolan dikutip bersih dan dimasukkan ke dalam karung goni dan buah mentah 0 %, mandor memastikan buah yang dipanen merupakan fraksi 2 dengan kriteria 2 brondolan per kilogram-nya, gagang TBS di potong rapat, TBS disusun rapi di TPH, brondolan bebas dari sampah, tanah dan batu, pelepah disusun rapi di gawangan mati, tidak dibenarkan pelepah sengkleh, kerani buah memastikan buah yang dipanen di grading dengan baik dan benar.

(17)

5.3. Pembahasan

5.3.1. Aspek Manajemen

Lubis dan Widanarko (2011), mengatakan keberhasilan panen dan produksi tergantung pada kegiatan budidaya serta ketersediaan sarana untuk kegiatan transportasi, pengolahan, organisasi dan ketenagakerjaan. Manajemen panen dan transportasi panen merupakan tahapan kegiatan yang sangat penting dalam budidaya kelapa sawit karena akumulasi dari semua aktifitas sebelumnya mulai dari penanaman sampai pemeliharaan tanaman, keberhasilannya akan terlihat pada kegiatan panen. Manajemen kegiatan panen meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan panen dan pasca panen. Gambar pemindahan TBS dapat dilihat pada lampiran 3, Gambar H dan Gambar I.

Dalam pelaksanaan panen dan pasca panen yang dilakukan di perusahaan PT. AMP-1 plantation ini sudah berjalan dengan baik hanya saja perlu pengawasan yang lebih ketat agar tidak terjadi panen buah mentah yang dilakukan oleh tenaga kerja pemanen. Dalam pelaksanaan pengawasan panen dan pasca panen semua personil yang terlibat dalam kegiatan tersebut harus pro aktif dan memiliki tanggung jawab yang tinggi agar setiap pelaksanaan kegiatan panen dan pasca panen sesuai dengan instruksi kerja dan tujuan yang diinginkan.

Pelaksanaan panen dan pasca panen di PT. AMP-1 plantation ini dilihat dari aspek manajemen terutama perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan telah berjalan cukup baik tetapi ada beberapa masalah yang penting dikarenakan ada kegiatan seperti pengutipan berondolan, kegiatan ini sangat kurang baik karena dilakukan lebih dari 24 jam dan asam lemak bebas akan meningkat mencapai 67% sehingga masih perlu perbaikan-perbaikan untuk ke

(18)

depannya agar pelaksanaannya lebih baik serta dapat mencapai tujuan yang diinginkan (Lubis dan Widanarko, 2011).

Lubis dan Widanarko (2011), mengatakan buah kelapa sawit hasil panen yang masih segar hanya mengandung 0,1% asam lemak bebas. Sementara itu, buah yang sudah memar dan pecah mengandung asam lemak bebas hingga 50% dalam waktu beberapa jam. Bahkan apabila buah dibiarkan tanpa perlakuan khusus kandungan ALB setelah 24 jam dapat mencapai 67%. Untuk mengatasi terbentuknya ALB buah sawit harus dipanasi dengan suhu antara 90-1000C.

Lubis dan Widanarko (2011), mengatakan bahwa secara umum, perusahaan perkebunan kelapa sawit menggunakan pusingan panen 6/7. Artinya ennam hari digunakan untuk panen dalam periode satu minggu dan satu hari sisanya digunakan untuk libur dan perbaikan peralatan. Pada pelaksanaan-nya sistem panen yang dipakai oleh perusahaan PT. AMP-1 adalah sistem 9/10 atau pembagian blok dibagi menjadi 9 kali panen dengan pengulangan 10 hari sekali. Pertimbangan-nya adalah pada hari minggu tidak melakukan panen dalam satu hari dan digunakan dalam perawatan alat angkut maupun panen.

Menurut Pahan (2010), pada setiap hari kerja Asisten kebun wajib memeriksa hasil kerja 10 pemanen meliputi pemeriksaan mutu buah di TPH dan kualitas ancak pemanen minimum masing-masing 1 TPH. Dalam pelaksanaan-nya di perusahaan PT.AMP-1 kegiatan pengawasan tersebut telah berjalan tetapi belum maksimal seperti Asisten hanya memeriksa hasil tenaga kerja 5 orang dan hancak panen hanya 5 orang saja.

(19)

5.3.2. Aspek Biaya

Dalam kegiatan panen dan pasca panen di perusahaan PT.AMP-1 terutama di phase 2A tidak menggunakan basis tetapi dalam kegiatan panen diperusahaan ini dihitung dari jumlah tandan yang didapat oleh tenaga kerja panen jadi semakin sedikit jumlah TBS yang didapat maka gaji akan semakin kecil. Perhitungan biaya atau gaji pemanen didapatkan dari total tonase yang didapat dipabrik dan dibagi jumlah tandan maka akan mendapatkan harga pertandannya dan rata-rata Rp 1.000-1.100 harga pertandan. Sedangkan Menurut Evizal (2014) panen harus menggunakan basis dan lebih dari basis menjadi premi, basis borong untuk tenaga kerja panen yaitu 800-1000 kg per Hk sedangkan apabila lebih dari basis pertandan buah sawit diberikan premi Rp 700,- per tandannya.

Dalam kegiatan loading yang dilakukan di PT. AMP-1 ini adanya penghematan biaya pada loading. Tenaga loading untuk satu traktor seharusnya membutuhkan 2 orang tenaga tetapi disini supir traktor ikut menjadi loading sehingga hanya satu tenaga loading yang membantu. Untuk pengupahan pada loader Rp 7.000 per tonnya tetapi supir sudah mendapatkan 1 Hk dan apabila ikut loading akan mendapatkan gaji double sedangkan tenaga yang khusus loading hanya mendapatkan gaji loading saja. Gambar loading dan penyusunan TBS dapat dilihat pada lampiran 3, Gambar F dan Gambar G.

Dilihat dari Tabel 9, perbandingan biaya panen dan pasca panen PT AMP-1 dengan pahan (20AMP-10), bahwa biaya panen yang dikeluarkan oleh PT. AMP-AMP-1 lebih besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan pahan (2010). Dalam penggunaan biaya per hektar panen dan pasca panen contohnya, biaya yang

(20)

dikeluarkan PT.AMP-1 sebesar Rp 231.737 sedangkan menurut pahan biaya panen dan pasca panen per hektar sebesar Rp 189.821.

5.3.3. Kendala di Lapangan

Kendala yang dihadapi dalam kegiatan panen diantaranya adalah apabila terjadi hujan maka hancak panen tidak siap untuk dikerjakan hari itu. Kendala lainnya adalah ancak yang akan di panen terdapat bancahan sehingga pekerja banyak yang mengeluh dan pekerjaan membutuhkan waktu yang lama. Pada kegiatan pasca panen kendala yang dihadapi yaitu pada saat musim hujan, karena ada beberapa titik yang terdapat bancahan dan ada beberapa lokasi yang mudah tergenang oleh air sehingga menghambat pengangkutan sampai di pabrik (PKS).

Dalam mengatasi kendala-kendala yang ada dalam pelaksanaan panen dan pasca panen adalah dengan menambah ancak panen esok harinya apabila pada hari itu terjadi hujan yang dapat mengganggu pekerjaan panen. Apabila terdapat ancak yang berawa yang menyebabkan pekerja kesulitan dalam proses panen, membutuhkan waktu yang lama maka mandor dapat mengurangi luasan ancak yang akan dipanen oleh pekerja tersebut.

(21)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dalam pelaksanaan pembuatan Laporan Tugas Akhir ini dapat diperoleh beberapa kesimpulan antara lain :

1) Memahami manajemen panen dan pasca panen di PT. AMP-1 plantation. 2) Mampu melakukan pelaksanaan dan pengawasan dalam kegiatan panen dan

pasca panen kelapa sawit.

3) Mampu menganalisis suatu masalah serta memberikan solusi dalam pemecahan masalah pada kegiatan panen dan pasca panen.

4) Kegiatan panen dan pasca panen dalam kegiatan sensus buah sangat diperlukan karena kita dapat mengetahui buah yang akan dipanen kedepannya, bila sensus buah 4 bulan artinya kita akan mengetahui prediksi buah yang akan dipanen dalam 4 bulan kedepan.

5) Apabila terjadi kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh pekerja maupun personil akan di beri sanksi berupa teguran, surat peringatan dan dapat pula denda berupa uang.

(22)

6.2. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dalam pelaksanaan pembuatan Laporan Tugas Akhir antara lain :

1) Perlunya pengubahan manajemen didalam perusahaan ini dikarenakan kegiatan panen dan pengutipan berondolan terpisah dan berondolan akan mengalami kenaikan ALB apabila pengutipan dilakukan 1 hari setelah kegiatan panen.

2) Dalam pelaksanaan pengawasan panen dan pasca panen asisten harvesting harus memeriksa hasil kerja karyawan panen yang meliputi pemeriksaan mutu buah di TPH dan kualitas ancak panen minimum masing-masing 1 TPH untuk menjaga kondisi tanaman dilapangan tetap baik.

3) Dalam pelaksanaan kegiatan panen dan pasca panen aspek manajemen harus diterapkan dengan baik dan benar mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan untuk mendapatkan efektifitas dan efisiensi kerja baik dari segi waktu maupun biaya serta untuk mendapatkan kualitas yang bagus.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, P. 2014. Kaya dengan bertani Kelapa Sawit. Pustaka Baru Press. Yogyakarta. 146 hlm.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2015. Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Perkebunan di Indonesia Area, Production and Productivity Estate Crops in Indonesia. http://www.pertanian.go.id/Indikator/tabel-3-prod-lsareal-prodvitas-bun.pdf, diakses tanggal 22 Juni 2015.

Evizal, R. 2014. Dasar-dasar Produksi Perkebunan. Graha Ilmu.Yogyakarta. 209 hlm.

Fauzi, Y. Y,E. Widyastuti, I. Satyawibawa dan R. Hartono. 2008. Kelapa Sawit, Budidaya Pemanfaatan Hasil & Limbah, Analisis Usaha & Pemasaran. Penebar Swadaya. Jakarta. 168 hlm.

Lubis, R.E. dan Widanarko, A. 2011.Buku Pintar Kelapa Sawit. Agro Media. 296 hlm.

Pahan, I. 2010. Panduan Lengkap Kelapa Sawit, Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta. 412 hal.

Risza, S. 2010. Masa Depan Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia. Kanisius. Yogyakarta. 255 hal.

Sunarko. 2014. Budidaya kelapa sawit di berbagai jenis lahan. Agro Media Pustaka. Jakarta. 200 hlm.

Suwarto dan Octavianty, Y. 2010. Budidaya tanaman perkebunan unggul. Penebar swadaya. Jakarta. 260 hlm.

Gambar

Tabel 6. Penggunaan alat panen dan pasca panen

Referensi

Dokumen terkait

Merujuk pada pendapat Pendit tersebut, maka dapat dikatakan bahwa potensi wisata merupakan sumber daya yang bisa dimanfaatkan sebagai daya tarik / atraksi wisata untuk

Berdasarkan hasil eksperimen yang telah dilakukan maka tempurung kelapa dapat digasifikasi menggunakan updraft gasifier untuk menghasilkan gas mampu bakar. Api hasil pembakaran

Kehadiran sekat dan partisi dalam sebuah ruang plong yang lapang memungkinkan kita membuat ruang lain atau membaginya menjadi beberpa area terpisah dengan fungsi

2) Lintasan lari datar panjang minimal 10 meter dengan daris batas jarak 5 meter dengan setiap lintasan lebar 1,22

Oleh karena itu perencanaan karya mengharapkan akan adanya kegiatan yang serupa di wilayah yang memiliki tingkat obesitas tinggi lainnya, dengan inovasi dalam

Di bawah ini adalah hasil analisis terhadap terhadap kata, frasa, klausa, dan kalimat dari hasil percakapan antara sampel guru terhadap peserta didik ketika

Kedua subjek mengalami depresi dan penurunan kualitas hidup pasca-amputasi ekstremitas.Berdasarkan instrumen, didapatkan skor BDI, HDRS dan WHOQOL BREF preterapi realitas subjek

Mengundang seluruh anggota Pelkat PKB untuk hadir dalam ibadah Pelkat PKB gabungan yang akan dilaksanakan pada hari Senin, 25 Juli 2016, Pukul : 19.00 Wita, Tempat :