• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI KANDUNGAN BAHAN KIMIA OBAT PARASETAMOL PADA JAMU ASAM URAT YANG BEREDAR DI KECAMATAN SUNGAI KUNJANG SAMARINDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTIFIKASI KANDUNGAN BAHAN KIMIA OBAT PARASETAMOL PADA JAMU ASAM URAT YANG BEREDAR DI KECAMATAN SUNGAI KUNJANG SAMARINDA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

HKI-Kaltim

IDENTIFIKASI KANDUNGAN BAHAN KIMIA OBAT PARASETAMOL PADA

JAMU ASAM URAT YANG BEREDAR DI KECAMATAN SUNGAI KUNJANG

SAMARINDA

Henny Nurhasnawati, Rahmayulis, Dery Ahlul Azmi

Ak ademi Farmasi Samarinda

ABSTRAK

Telah dila kukan penelitian tentang identifikasi kandungan bahan kimia obat parasetamol pada sampel ja mu asam urat yang beredar di Kecamatan Sungai Ku njang. Penelit ian ini me liputi pengambilan sampel, preparasi sampel dan identifikasi parasetamol me lalu i reaksi warna dan kro matografi lapis tipis. Rea ksi warna menggunakan reagen Azo, FeCl3 10% dan K2Cr2O7. Sedangkan e luen untuk KLT menggunakan sikloheksan :

kloro form : metanol : asam asetat glasial (60:30:5:5) dan kloroform : metanol (90:10).

Hasil penelitian menunjukkan terdapat 1 (satu) sampel ja mu asa m urat yang positif mengandung parasetamol yaitu pada sampel B dengan nila i Rf = 0,03 pada eluen pertama dan 0,24 pada eluen kedua. Sedangkan 2 (dua) sampel ja mu asam urat A dan C t idak terindikasi mengandung p arasetamol.

Kata kunci: ja mu asa m urat, parasetamol, kro matografi lap is tipis

ABSTRACT

This research about identifying medicine chemicals content of parasetamol on uric acid herb which found at Kecamatan Sungai Kunjang have been done. This research methods start with intak e of sample, sample preparation and identify parasetamol through colour reaction and thin layer chromatography. Colour reaction use azo reagen, FeCl3 10% and K2Cr2O7. While eluen for KLT use sik lohek sana : chloroform :

methanol : glacial acetic acid (60 : 30 : 5 : 5) and chloroform : methanol ( 90 : 10)

Result of research show there are one sample which positive contain parasetamol that is B sample with value of Rf = 0,03 in first eluen and 0,24 in second eluen. While two sample A a nd C are not indicated containing parasetamol.

Keywords: uric acid herb, paracetamol, thin layer chromatography

A. PENDAHULUAN

Obat bahan alam atau yang lebih dikenal deng an obat tradisional, di Indonesia dikelo mpokkan menjad i Ja mu, Obat herbal terstandar dan Fitofarmaka . Ja mu me rupakan obat tradisional asli Indonesia yang berasal dari bahan alam, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dan bahan -bahan tersebut yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Salah satu kelebihan obat tradisional adalah efek samping yang ditimbu lkan tidak sebesar efek samp ing yang ditimbulkan oleh obat yang berasal dari bahan kimia , bahkan beberapa jenis tanaman tertentu hingga saat ini belum menunjukkan efek sa mping sama sekali dan juga dari segi harga jamu tradisional juga lebih murah serta mudah didapatkan.

Adanya kecenderungan masyarakat untuk ke mbali ke a la m dala m me melihara kesehatan tubuh dengan me manfaatkan obat bahan alam yang tersedia melimpah di tanah air dan d engan kema juan za man yang sudah ditandai dengan peningkatan ekonomi dan modernisasi sehingga mulai terbuka ke mungkinan ko me rsialisasi, ketika me masuki area perdagangan, produk ja mu sudah dianggap sebagai barang ko moditi yang dengan sendirinya berupaya mendatangkan keuntungan sebanyak mungkin. Adanya kecenderungan masyarakat me milih mengobati penyakit dengan obat tradisional ini ternyata men jadi pe luang bagi para produsen untuk me ma lsukan produk obat tradisional, karena se mata-mata de mi men ingkatkan penjualan, apalagi konsumen menyukai produ k obat tradisional yang bereaksi cepat pada tubuh. Beberapa produsen me mberi suatu kesan “manjur” atau “ muja rab” dengan penambahan bahan obat kimia . (Tetty, 2003)

Konsumen yang tidak menyadari adanya bahaya dari obat tradisional yang mengandung bahan kimia obat yang dikonsumsinya, tentunya sangat me mbahayakan dan ditambah kurangnya pengetahuan produsen dalam penambahan bahan kimia obat secara tidak terkontrol baik dosis maupun cara penggunaannya. Sampai saat ini Badan POM selaku badan yang me miliki otoritas didala m pengawasan obat dan ma kanan di Indonesia, terus berupaya untuk me menuhi keing inan masyarakat dengan meningkatkan perannya didalam me lindungi masyarakat dari peredaran obat tradisional yang tidak me menuhi syarat mutu dan keamanan agar masyarakat terhindar dari penggunaan obat tradisional yang berisiko bagi peme liharaan kesehatan. (Tetty, 2003)

(2)

HKI-Kaltim

B. METODE P ENELITIAN 2.1 Rancangan Penelitian

Penelit ian tentang identifikasi kandungan Parasetamol pada ja mu asam urat dengan metode reaksi warna dan kro matografi lapis tipis yang dila ksanakan di Laboratoriu m Te rpadu Akademi Farmasi Sa ma rinda dan Ba la i POM Sa marinda dengan pengumpulan data secara prospektif.

2.2 Alat dan Bahan

Batang pengaduk, Be jana kro matografi (Cha mber), Bea ker glass 50 ml, Ca wan porselen, Corong gelas, Corong pisah, Erlen meyer 100 ml, Ge las ukur 10 ml, Gelas ukur 100 ml, Indikator asam basa universal, Kertas saring, Lampu ultra violet, Multi spoter, Mortir, Neraca analitik, Pengaduk kinetik u ltrasonic, Plat KLT (Le mpeng silica gel F254), Spuit penotol ukuran 100 , Stamper, Tabung reaksi dan Waterbath

Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah: Asam sulfatpekat, Asam Su lfat 3N, Asam klorida 1N, Aquadest, Eter, Etanol absolute, Forma ldehid, Kloroform, La rutan pembanding parasetamol, Metanol, Natriu m bikarbonat 8%, Natriu m hidro ksida 2N, Natriu m n itrit dan Te mbaga sulfat.

2.3 Tahapan Penelitian

Penelit ian dilaku kan dala m beberapa tahap, yaitu:

1. Pengambilan sampel

Jamu asam urat yang terdapat pada kios -kios jamu yang berada di Kecamatan Sungai Kunjang, dengan cara menga mbil mere k ja mu asam urat yang paling banyak diminati o leh konsumen yaitu sebanyak 3 (t iga) sa mpel.

2. Prepar asi sampel

a. Penelitian di Labor atorium Ter padu Akade mi Far masi 1). Reaksi Warna

Pembuatan Sampel Jamu :

Dit imbang 2 g sampel jamu bahan kimia obat (BKO). Diekstraksi sampel dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol sebanyak 100 ml. Digojo k sela ma 30 menit. Disaring dengan kertas saring dan diuapkan pada suhu 70 di atas penangas air hingga kering dan tambahkan etanol kembali sebanyak 10 ml. Disaring kembali dengan kertas saring dan diperoleh hasil ekstraksi.

2). Kr omatografi Lapis Ti pis :

Pembuatan larutan pe nge mbang (Fase gerak) :

Kloro form : Metanol (9:1) dica mpurkan bersama-sa ma selanjutnya dimasukkan ke dalam bejana kro matografi dan dijenuhkan dengan kertas saring.

Pembuatan Sampel Jamu :

Dit imbang 2 g sampel jamu bahan kimia obat (BKO). Diekstraksi sampel dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol sebanyak 100 ml. Digojog sela ma 30 menit. Disaring dengan kertas saring dan diuapkan pada suhu 70 di atas penangas air hingga kering dan tambahkan etanol kembali sebanyak 10 ml. Disaring kembali dengan kertas saring dan diperoleh hasil ekstraksi.

b. Penelitian di Labor atorium Bal ai POM

Pembuatan 2 (dua) l arutan pe ngembang (Fase gerak) :

Siklohekasan : Kloroform : Metanol : Asam asetat glasial (60:30:5:5) d ica mpurkan bersa ma -sa ma selanjutnya dimasukkan ke dala m bejana kro matografi dan dijenuhkan.

Kloro form : Metanol (90:10) dica mpurkan bersama-sa ma selanjutnya dimasukan ke dala m bejana kro matografi dan dijenuhkan.

Pembuatan Sampel Jamu :

Dit imbang 2 g sampel jamu bahan kimia obat (BKO). Diekstraksi sampel dengan cara khusus (sesuai metode pengujian BPOM ). Digojog selama 30 menit dengan menggunakan alat ultrasonik. Disaring dengan kertas saring dan dipisahkan dalam corong pisah, lalu ditambahkan eter untuk menarik zat aktif dari hasil e kstraksi diulangi sebanyak 3 kali. Diuapkan pada suhu 70 di atas waterbath hingga kering dan tambahkan etanol murni kembali sebanyak 5 ml. Siap di totolkan.

Pembuatan Sampel Jamu + l arutan baku Par asetamol :

Dit imbang 2 g sampel jamu bahan kimia obat (BKO). Diekstraksi sampel dengan cara khusus (sesuai metode pengujian BPOM ). Digojog selama 30 menit dengan menggunakan alat ultrasonik. Disaring dengan kertas saring dan dipisahkan dalam corong pisah, lalu ditambahkan eter untuk menarik zat aktif dari hasil ekstraksi diulangi sebanyak 3 kali. Diuapkan pada suhu 70 di atas waterbath hingga kering dan tambahkan etanol murni kembali sebanyak 5 ml. Siap di totolkan. Setelah dila kukan penotolan sampel ja mu, lalu diu langi ke mba li penotolan untuk larutan parasetamol.

(3)

HKI-Kaltim

3. Identi fikasi Sampel

a. Uji kualitatif rea ksi warna

1). Dengan menggunakan Reaksi Azo

Dia mb il sebanyak 2 tetes sampel sampel ja mu yang telah diekstraksi sebelu mnya dengan cara maserasi ke dala m tabung reaksi. Dita mbahkan 1 tetes pereaks i Diazo A dan 1 tetes Diazo B. Dita mbahkan 2 tetes larutan NaOH 2 N sampai bere kasi basa, kocok, panaskan di atas penangas air akan terbentuk warna me rah.

2). Dengan menggunakan Reaksi besi (III) klorida 10% :

Dia mb il sebanyak 2 tetes sampel ja mu yang telah die kstraksi sebelumnya dengan cara maserasi. Dita mbahkan 2 tetes Ferri Klorida 10 % yang masih segar, maka akan terbentuk warna biru ungu -hijau.

3). Dengan menggunakan Reaksi Ka liu m dikro mat (K2Cr2O7) :

Reaksi : 5 tetes zat + parasetamol 100 mg la lu ditambahkan dengan 1ml HCl (p), did ihkan 3 menit + 2 ml air, dinginkan → (tidak terbentuk endapan) + 1 tetes K2Cr2O7 0,1 N, ungu yang tidak berubah menjad i merah (beda

dengan phenacetin). Dilaku kan juga terhadap Sa mpel ja mu , Sa mpe l ja mu + Parasetamol, dan Sa mpe l Pa rasetamol. b. Uji kualitatif Kro matografi Lapis Tipis

Setelah dibuat campuran fase gerak lalu dijenuhkan dala m cha mber dengan menggunakan kertas saring. Pada Plat KLT (fase diam silica gel F254) dengan tebal 0,25 mm, diberi tanda batas penotolan 1 cm pada batas bawah plat KLT

dan 1 c m dari batas atas plat KLT dengan ukuran 8x10 c m. Diberi jara k 2 c m t iap penotolan pada plat KLT untuk sampel ja mu , dan ba ku parasetamo l dengan ja rak pengembangan 8 c m. Dila kukan penotolan dengan alat pipa kapiler untuk proses penotolannya. Dibiarkan totolan mengering, elusi dengan fase gerak campuran yaitu Kloroform: Metanol (9:1) pada chamber, hingga elusi mera mbat naik pada batas atas plat KLT yang telah diberi tanda. Angkat le mpeng, dan biarkan fase gerak menguap terlebih dahulu. Setelah itu diamat i bercak noda pada masing -masing le mpeng dengan menggunakan la mpu sinar ultra violet (UV) 254 n m dan hitung nilai Rf (Retardation factor). Nilai Rf disesuaikan dengan larutan baku parasetamol pada saat pengerjaan Kro matografi Lapis Tipis.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil yang diperoleh dari penelitian berdasarkan metode Reaksi Warna dan Kro matografi Lapis Tipis yang dila kukan di Laboratoriu m Te rpadu Akademi Farmasi Sa ma rinda adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Penga matan Reaksi Warna Secara Visual

Sa mpel

Pereaksi

Azo FeCl3 10% K2Cr2O7

A Kuning Jingga Endapan Kuning Putih Ke ruh B Kuning Jingga Hijau Tua Ungu Muda Keruh C Kuning muda Coklat Tua Coklat Muda Keruh Sa mpel +

Parasetamol

A Merah Kecoklatan Kuning Muda Putih Ke ruh B Kuning Jingga Endapan Hijau Ungu Muda Keruh C Kuning Jingga Coklat Tua Ungu Muda Keruh Parasetamol Merah Kecoklatan Hijau Tua Ungu Muda

Tabel 2. Hasil Penga matan Warna Sinar UV 254 n m dan Nila i Rf

Elusi

SAMPEL JAMU ASAM URAT

A B C Baku Parasetamo l

I Tidak Men imbulkan Noda Ungu Tidak Men imbulkan Noda Ungu

Nila i Rf - 0,68 - 0,71

Keterangan :

(4)

HKI-Kaltim Hasil yang diperoleh dari penelitian berdasarkan metode Kro matografi Lapis Tipis yang dila kukan d i Laboratoriu m Bala i Pengawas Obat dan Makanan Sama rinda adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Penga matan Warna Visual dan UV 254 n m serta nilai Rf

SAMPEL JAMU ASAM URAT

VIS UAL A B C PARAS ETAMOL

I Kuning Kecoklatan Kuning Kecoklatan Kuning Kecoklatan Tidak Men imbulkan Noda

II Kuning Kuning Kuning Tidak Men imbulkan Noda

UV 254nm A B C PARAS ETAMOL

I Ungu Kehita man Ungu Ungu Kehita man Ungu

II Ungu Kehita man Ungu Ungu Kehita man Ungu

Nilai Rf A B C PARAS ETAMOL

I 0,62 0,03 0,59 0,04

II 0.75 0,24 0,68 0,23

Keterangan :

Elusi I : Sikloheksan:Kloroform:Metanol:Asa m Asetat Glasial (60:30:5:5) Elusi II: Kloroform:Metanol (90:10)

Jamu asa m urat yang digunakan sebagai sampel adalah ja mu yang diperoleh dari 4 (e mpat) pedagang kios ja mu di Keca matan Sungai Kunjang. Penga mbilan sampe l berdasarkan jenis ja mu asam urat yang paling banyak d ikonsumsi konsumen, diperoleh sa mpel sebanyak 3 (t iga) buah.

Penelit i tertarik menga mbil uji bahan kimia obat parasetamol ka rena berdasarkan survei secara langsung ke Balai POM Sa marinda dari pengujian yang dila kukan paling banyak dite mukan kandungan parasetamol d an selain itu berdasarkan Public Warning/Peringatan nomor: KH.00.01.43.2773 tentang obat tradisional mengandung Bahan Kimia Obat, dari 54 sampe l ja mu yang ditarik dari perederan sebanyak 33 sampe l ja mu asam u rat dan peg al linu yang mengandung Bahan Kimia Obat paling banyak adalah Parasetamol yaitu 48,48 %.

Pengujian sampel ja mu asam u rat dila kukan dengan metode reaksi wa rna dan metode kro matografi lap is tipis yang digunakan untuk mengidentifikasi kandungan bahan kimia obat khususnya parasetamol. Be rdasarka n dari hasil pengamatan untuk dapat mengetahui ada atau tidaknya kandungan parasetamol dala m ja mu asam urat tersebut dengan metode reaksi warna yaitu dari perbandingan warna baku parasetamol dengan warna yang terbentuk dari masing -masing sampel A, B, dan C. Dari metode kro matografi lapis tipis dilihat dari kesesuaian nilai Rf dan warna noda dari baku parasetamol dengan sampel yang terlihat di bawah sinar UV 254 n m.

Pada pengerjaannya, jamu yang telah berbentuk serbuk harus dilaku kan ekstraksi terlebih dahulu tujuannya untuk dapat menarik keluar zat a ktif dan terpisah dari campuran penyusun jamu tersebut. Dala m mela kukan percobaan reaksi warna sebelumnya ja mu tersebut diekstraksi dengan cara maserasi tujuannya untuk me misahkan antara ca mpuran penyusun ja mu tersebut dengan zat aktifnya yaitu parasetamol. Setelah dipero leh hasil ekstraksi da la m percobaan reaksi warna peneliti menggunakan perbandingan antara warna baku parasetamol, ja mu + parasetamol dan sampe l ja mu.

Untuk me mastikan bahwa sampel B mengandun g bahan kimia obat parasetamol ma ka dilan jutkan dengan uji kro matografi lapis tipis yang dila kukan di laboratoriu m Terpadu Akade mi Fa rmasi dan Bala i POM Sa ma rinda.

Pengerjaan kro matografi lap is tipis di laboratoriu m Terpadu Akademi Fa rmasi dilaku kan dengan menggunakan 2 fase gerak kloroform : metanol (9:1) sesuai dengan acuan buku farma kope IV dengan jarak pengembangan 8 cm dengan menggunakan plat KLT silika gel, sebelumnya plat KLT yang berukuran 8 x 10 c m dipanaskan dengan oven tujuannya untuk mengaktifkan plat tersebut agar noda dapat tampak, setelah dipanaskan plat KLT dilaku kan penotolan dengan pipa kapiler ja rak antara masing-masing sampel 2 c m untuk pengembangan yaitu sampel A, B, C dan sampel baku parasetamol. Plat dimasukkan dala m cha mber yang telah dijenuhkan, plat KLT yang telah dimasukkan dala m fase gerak lalu dia mat i dibawah la mpu UV 254 n m dari hasil pengamatan sa mpel B yang merupakan dugaan terdapat kandungan parasetamol terbentuk noda yang tingginya hampir sama dengan baku parasetamol. Dari dugaan tersebut kemungkinan dari 3 (t iga) sampel sampe l B yang positif mengandung parasetamol tetapi untuk me mastikann ya ke mbali dila kukan pengujian 3 (t iga) sampel di Bala i POM .

Pengerjaan sampel di Bala i POM, e kstraksi dilaku kan dengan cara khsusus karena metode standar untuk mengidentifikasi bahan kimia obat dala m ja mu be lu m ada sehingga mengikuti metode yang digunakan dari Bala i POM sendiri tujuannya agar hasil identifikasi terhadap ja mu tersebut benar dan tidak terjadi kesalahan identifikasi. Ekstraksi

(5)

HKI-Kaltim dila kukan dengan pelarut yang sesuai dan jamu yang telah dilarutkan suasananya harus dalam keadaan netral (pH 7) dengan cara dicek dengan indikator asam basa tujuannya untuk dapat memisahkan pengotor dalam ja mu tersebut lalu dikocok sela ma 30 men it agar terbentuk endapan dan setelah itu disaring dengan kertas saring dan dipisahkan dalam corong pisah. Lalu larutan ja mu yang telah disaring ditambahkan pelarut asam hingga pH 1 tujuannya untuk dapat menarik dengan mudah zat aktifnya keluar dan terpisah dari campuran ja mu tersebut yang kemudian setelah suasana menjadi asa m ditambahkan eter sebanyak 35 ml yang pengerjaannya dilakukan d i le mari asa m di kocok searah ja ru m ja m agar zat a ktif tertarik ke eter dan sisa campuran yang mengendap dibuang me lalu i corong pisah hal in i dila kukan sebanyak 3 kali.

La lu zat yang telah terpisah dari campurannya dibuang melalu i corong pisah diupakan diatas waterbath dengan suhu 70oC hingga mengering, ke mud ian ditambahkan ke mba li etanol murn i sebanyak 5 ml tujuanny a untuk melarutkan ke mba li zat akt if tersebut, etanol digunakan karena ke larutan parasetamol dala m etanol.

Pengerjaan ekstraksi telah dilaku kan, eluasi yang telah dibuat dijenuhkan. Digunakan le mpeng silika gel sesuai dengan standar pengujian selain itu pula sebagai adso rben yang bersifat polar dan zat yang ditarik juga bersifat polar.

Penotolan sampel pada plat KLT yang berukuran 20x20 c m dila kukan dengan alat mult i spotter tujuannya agar menghasilkan penotolan yang merata dan noda yang sama besar. Sampe l yang dilaku kan penotolan adalah sampel A, B, C, baku parasetamol, sa mpel A + parasetamol, sa mpel B + parasetamol, sa mpel C + parasetamol, plat KLT dice lupkan dala m masing-masing cha mber yang berbeda fase gerak hingga eluen naik sa mpai tanda batas dengan jarak penge mbanga n 15 c m. setelah itu plat KLT d ia mati dibawah sinar UV 254 n m, dari hasil penga matan sampel yang positif mengandung parasetamol adalah sampel B ka rena noda yang tampak antara sampel dan baku menghasilkan titik noda yang sejajar dan 2 sampel lainnya tidak ada titik noda yang sama antara baku parasetamol.

D. PENUTUP Kesimpul an

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 3 (tiga) sampel ja mu asam urat, terdapat 1 (satu) sampel ja mu asam urat yang positif mengandung parasetamol yaitu pada sampel B, sedangkan 2 (dua) sampel ja mu asam urat A dan C tidak terindikasi mengandung parasetamol.

Saran

1.

Kepada pihak konsumen agar lebih berhati-hati dala m mengkonsumsi ja mu asa m urat yang beredar di kios -kios ja mu, teruta ma ja mu asa m urat yang tidak te rdaftar di BPOM.

2.

Kepada Bala i Pengawas Obat dan Makanan Samarinda agar dapat lebih mening katkan pengawasan terhadap jamu -ja mu yang beredar dan perlu ditingkatkan ke mba li sosialisasi terhadap ciri-c iri -ja mu yang mengandung Bahan Kimia Obat kepada masyarakat.

3.

Kepada Peneliti selanjutnya agar dapat mela kukan identifikasi kandungan bahan kimia obat selain parasetamol pada ja mu asam urat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. 1979. Farmak ope Indonesia. Edisi III. Jaka rta : Departe men Kesehatan RI.

2. Departe men Farma kologi dan Terapi Faku ltas Kedokteran. 2002. Farmak ologi dan Terapi. Edisi IV. Ja karta : Universitas Indonesia.

3. Departe men Farmako logi dan Terapi Fa kultas Kedokteran. 2007. Farmak ologi dan Terapi. Edisi V. Jaka rta : Universitas Indonesia.

4. Anonim. 2003. Himpunan Peraturan Perundang-undangan Bidang Kesehatan Khusus Farmasi. Jakarta : Departe men Kesehatan RI.

5. Anonim. 1980. Materia Medik a Indonesia. Jilid IV. Ja karta: Departe men Kesehatan RI.

6. Anonim. 2000. Pedoman Pelak sanaan Uji Klinik Obat Tradisional. Jakarta : Departe men Kesehatan RI.

7. Anonim. 2005. Peraturan Perundang-undangan Dibidang Obat Tradisional, Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmak a. Jakarta : Badan POM RI.

8. Anonim. 1986. Sediaan Galenik . Jakarta : Departe men Kesehatan RI.

9. Rahardja, Kirana & Tjay Hoan Tan. 2002. Obat-obat Penting. Edisi 5. Jaka rta : PT. Ele x Media Ko mputindo. 10. Mutschler, Ernst. 1991. Dinamik a Obat. Edisi 5. Bandung : ITB.

11. Artur Kovar, K & Auterhoff. 2002. Identifik asi Obat. Bandung : ITB.

12. Badan POM . 2008. Public Warning:Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Obat. Jaka rta. 13. Sastrohamidjo jo, H.Dr. 2002. Kro matografi. Yogyakarta : Liberty Yogyakarta.

14. Soeparto, Soedarmilah. 1999. Jamu Jawa Asli. Jaka rta : Pustaka Sinar Harapan. 15. Tetty. 2003. Ra muan Tradisional. Cetakan 1. Ja karta : Agro med ia Pustaka.

Gambar

Tabel 1. Hasil Penga matan Reaksi Warna Secara Visual  Sa mpel
Tabel 3. Hasil Penga matan Warna Visual dan UV 254 n m serta nilai Rf   SAMPEL JAMU ASAM URAT

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini akan memberikan kontribusi terhadap praktik, yaitu: Bagi manajer yang bertanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan dan akuntan manajemen rumah sakit, agar

Alat yang digunakan dalam praktikum Budidaya Tanaman Hortikultura tentang Teknik Budidaya Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) adalah meteran atau penggaris,

acara-acara di sekolah ekstrakulikuler sebagai pembawa acara (MC) atau kegiatan-kegiatan yang ada di desa seperti mengikuti kegiatan remaja masjid, tadarus keliling dan

Pada hasil penelitian ini didapatkan hasil yaitu pada responden/pasien dengan kelompok usia 56-65 tahunn lebih mudah puas, dari hasil tersebut dapat dibandingkan

Menurut Kompas (19/6/2012), jika yang dimaksud dengan “negara kesejahteraan “adalah tata kenegaraan, di mana pemerintah menyediakan atau menyelenggarakan/ mengelola seluruh

Sehingga dengan kebiasaan sebagian masyarakat yang tidak mau mencatatkan pernikahannya tersebut, maka fenomena yang muncul saat ini dalam masyarakat tentang pernikahan sirri

Peneliti juga menyebarkan angket respon siswa setelah pembelajaran sulam payet kaligrafi Arab diterapkan, hasil dari respon siswa yaitu Pelajaran seni budaya lebih

Bagian pertama melalui data pustaka dengan mencari dan mengumpulkan berbagai literatur yang berkaitan dengan permainan tradisional dan etnomatematika dan pengumpulan