• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN HASIL EVALUASI BELAJAR TIPE PILIHAN GANDA BIASA DAN TIPE PILIHAN GANDA ASOSIASI Perbandingan Hasil Evaluasi Belajar Tipe Pilihan Ganda Biasa Dan Tipe Pilihan Ganda Asosiasi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 02 Tunggulrejo Tahun Aja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN HASIL EVALUASI BELAJAR TIPE PILIHAN GANDA BIASA DAN TIPE PILIHAN GANDA ASOSIASI Perbandingan Hasil Evaluasi Belajar Tipe Pilihan Ganda Biasa Dan Tipe Pilihan Ganda Asosiasi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 02 Tunggulrejo Tahun Aja"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN HASIL EVALUASI BELAJAR TIPE PILIHAN

GANDA BIASA DAN TIPE PILIHAN GANDA ASOSIASI

PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V

SD NEGERI 02 TUNGGULREJO

TAHUN AJARAN 2013 / 2014

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Guna mencapai derajat

Sarjana S-1

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

ANNISA RAMADHANI

A.510100238

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

PERBANDINGAN HASIL EVALUASI BELAJAR TIPE PILIHAN GANDA BIASA DAN TIPE PILIHAN GANDA ASOSIASI

PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 02 TUNGGULREJO

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) membedakan hasil belajar dengan evaluasi tipe pilihan ganda biasa dan tipe pilihan ganda asosiasi pada mata pelajaran IPA, (2) membuktikan hasil belajar dengan evaluasi tipe pilihan ganda biasa lebih baik dari pilihan ganda asosiasi pada mata pelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 02 Tunggulrejo tahun ajaran 2013/2014. Sampel populasi yaitu kelas V yang berjumlah 23 siswa dengan mendapat perlakuan pertama berupa evaluasi hasil belajar tipe pilihan ganda biasa dan perlakuan kedua berupa evaluasi hasil belajar tipe pilihan ganda asosiasi. Teknik pengumpulan data berupa soal tes evaluasi, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah uji t untuk menguji hipotesis yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis dengan uji normalitas. Hasil analisis data dengan taraf signifikansi 5% diperoleh thitung sebesar 4,065 dan ttabel sebesar 2,080. Dengan DK = { t | t < - ttabel atau t > ttabel } dan thitung lebih besar daripada ttabel maka dapat ditarik kesimpulan bahwa (1) ada perbedaan hasil belajar IPA antara penerapan evaluasi tipe pilihan ganda biasa dan tipe pilihan ganda asosiasi pada siswa kelas V SD Negeri 02 Tunggulrejo tahun ajaran 2013/2014 (2) hasil belajar lebih baik dengan evaluasi tipe pilihan ganda biasa pada siswa kelas V SD Negeri 02 Tunggulrejo.

Kata Kunci :

evaluasi tipe pilihan ganda biasa, evaluasi tipe pilihan ganda asosiasi, hasil belajar

A. Pendahuluan

(4)

melayani para siswanya melakukan kegiatan belajar, dan pendidik menilai atau mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa tersebut dengan prosedur yang ditentukan (Syaiful Sagala, 2012: 4).

Menyelenggarakan penilaian proses dan hasil belajar merupakan bagian dari kompetensi paedagogik yang harus dikuasai oleh setiap guru. Tidak hanya strategi dalam penyampaian materi pembelajaran yang harus ditingkatkan, namun dalam evaluasi belajar peserta didik perlu untuk selalu ditingkatkan untuk mengembangkan kemampuan berfikir peserta didik. Untuk melaksanakan tugas ini dengan baik seorang guru harus mempelajari peraturan perundang‐undangan tentang penilaian pendidikan, salah satunya adalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

Sebab fungsi penting bagi pendidik dalam mengevaluasi belajar peserta didik menurut Wahidmurni et al (dalam Sudaryono 2012:23) adalah memberikan umpan balik kepada peserta didik dalam mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi dari proses pembelajaran yang dilakukan. Pengetahuan dan pemahaman pada pencapaian hasil belajar peserta didik akan membantu guru untuk mengadakan refleksi guna memperbaiki kinerja di masa yang akan datang. Sebab informasi tersebut adalah sangat penting untuk merencanakan proses pembelajaran selanjutnya. Masukan dari evaluasi hasil belajar mungkin akan merubah berbagai metode dan strategi pembelajaran yang biasa dilakukan atau mungkin perlu tidaknya penambahan media pembelajaran dilakukan.

(5)

terhadap instrumen tersebut sebagai bentuk hasil belajar, selanjutnya dilakukan penelitian terhadap data yang telah dikumpulkan dan dianalisis untuk membuat tafsiran tentang kualitas prestasi belajar peserta didik, baik dengan acuan kriteria maupun dengan acuan kelompok.

Kemampuan lain yang harus dikuasai guru sebagai evaluator adalah kemampuan memahami teknik evaluasi baik tes maupun nontes yang meliputi jenis masing‐masing teknik , karakteristik, prosedur pengembangan, serta cara menentukan baik atau tidaknya ditinjau dari berbagai segi validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran soal. Namun tidak banyak guru yang benar‐benar memahami teknik maupun jenis tipe evaluasi yang dapat mengukur kemampuan siswa secara menyeluruh, baik dari ranah kognitif, afektif maupun psikomotor.

Setiap sekolah mengadakan evaluasi (penilaian), mulai dari evaluasi formatif sampai evaluasi sumatif termasuk Ujian Sekolah (US) dan Ujian Nasional (UN). Data hasil penilaian dapat memberikan informasi yang akurat untuk pengambilan keputusan tentang daya serap siswa terhadap materi pelajaran, perbaikan proses belajar pembelajaran, bimbingan dan konseling terhadap siswa yang bermasalah, kenaikan kelas dan kelulusan, apabila diperoleh dari hasil pengukuran prestasi belajar yang dilakukan dengan cermat dengan alat ukur yang disebut tes prestasi belajar yang di dalamnya terdapat tes subyektif dan tes obyektif.

(6)

sehingga peserta tes yang pada umumnya lulusan SMA/SMK mengalami kesulitan dalam menjawab soal-soal bentuk pilihan ganda asosiasi karena mereka tidak terbiasa menghadapi bentuk soal tersebut.

Tidak digunakannya bentuk soal pilihan ganda asosiasi di sekolah-sekolah karena soal-soal bentuk pilihan ganda asosiasi dianggap lebih sulit yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar peserta didik dibandingkan dengan bentuk soal pilihan ganda biasa dalam pengerjaan soal maupun dalam pembuatannya tapi lebih dapat membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang mempunyai kemampuan rendah. Apakah benar pandangan ini?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka perlu diadakan penelitian dengan judul “Perbandingan Hasil Evaluasi Belajar Tipe Pilihan Ganda Biasa Dan Tipe Pilihan Ganda Asosiasi Pada Mata

Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 02 Tunggulrejo Tahun Ajaran 2013 / 2014.”

B. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 02 Tunggulrejo yang terletak di desa Tawun kelurahan Tunggulrejo Kecamatan Jumantono Karanganyar. Penelitian dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 selama 3 bulan antara bulan Maret-Mei 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 02 Tunggulrejo tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 23 siswa.

(7)

Pengumpulan data dilakukan dengan metode tes sebagai metode utama dan dilengkapi dengan dokumentasi serta observasi. Teknik tes dilakukan dengan memberikan soal evaluasi dengan tipe pilihan ganda biasa pada awalnya, kemudian dilakukan tes kedua dengan menggunakan tipe pilihan ganda asosiasi yang selanjutnya kedua data hasil belajar yang telah terkumpul akan dibandingkan. Kedua tipe soal tersebut sebelumnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Teknik dokumentasi dilakukan untuk mengetahui data nama siswa kelas V maupun profil sekolah secara umum. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dengan metode Lilliefors.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil uji instrumen yaitu soal evaluasi siswa dengan dua tipe yaitu pilihan ganda biasa dan tipe pilihan ganda asosiasi yang diujikan pada siswa kelas V SDN 03 Tunggulrejo dari 30 item pertanyaan dilakukan uji validitas didapatkan 21 item valid pada kedua tipe soal evaluasi tersebut. Selanjutnya dengan uji reliabilitas dari 21 item pertanyaan yang valid didapatkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,881 yang berada pada interval 0,80 – 1,000, sehingga kedua tipe soal evaluasi tersebut memiliki tingkat reliabilitas yang sangat kuat. Dengan demikian instrumen penelitian ini reliabel dan layak digunakan untuk penelitian.

Berdasarkan hasil tabulasi data diperoleh skor hasil belajar IPA dengan menggunakan soal tipe pilihan ganda biasa tertinggi 95 dan nilai terendah 57 dengan nilai rata-rata 77,8 dan nilai standar deviasi sebesar 12,194. Hasil pengelompokan dengan interval yang dilakukan terhadap data hasil belajar IPA menggunakan evaluasi tipe pilihan ganda biasa dipaparkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 1

(8)

dengan Soal Tipe Pilihan Ganda Biasa

Untuk lebih jelasnya, data akan disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut.

Gambar 1 Grafik Hasil Belajar IPA Tipe Pilihan Ganda Biasa

Sedangkan skor hasil belajar IPA dengan menggunakan soal tipe pilihan ganda asosiasi tertinggi 95 dan nilai terendah 29 dengan nilai rata-rata 64,7 dan nilai standar deviasi sebesar 17,649. Hasil pengelompokan dengan interval yang dilakukan terhadap data hasil belajar IPA menggunakan evaluasi tipe pilihan ganda asosiasi dipaparkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 2

Pengelompokan Data Hasil Belajar IPA dengan Soal Tipe Pilihan Ganda Asosiasi

(9)

Interval Xi Fi Fk Frekuensi Komulatif

Untuk lebih jelasnya data akan disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut.

Gambar 4.2 Grafik Hasil Belajar IPA Tipe Pilihan Ganda Asosiasi

Setelah dilakukan penelitian dan didapatkan data hasil belajar kemudian dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu uji normalitas sebelum dilakukan analisis data. Dari perhitungan uji normalitas yang telah dilakukan dengan menggunakan metode liliefors melalui program SPSS 16.0 didapatkan nilai signifikasi menunjukkan bahwa nilai signifikasinya adalah sebesar 0,199 untuk data hasil belajar dengan soal tipe pilihan ganda biasa, sedangkan pada data hasil belajar dengan soal tipe pilihan ganda asosiasi didapatkan nilai signifikasi sebesar 0,200. Suatu data dikatakan normal apabila nilai signifikasi lebih besar dari 0,05. Karena

(10)

nilai signifikasi kedua kelas tersebut lebih besar dari 0,05, maka data hasil belajar menggunakan kedua tipe evaluasi tersebut dikatakan normal.

Setelah mengetahui bahwa hasil belajar dari kedua tipe evaluasi tersebut normal kemudian dilakukan analisi data. Analisis data berupa pengujian hipotesis dengan uji t. Rangkuman hasil perhitungan analisis dengan uji t disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3 Tabel Uji Hipotesis

Kelas Rata-rata thitung t0,025;23 Keterangan

Pilgan Biasa 77,61

4,065 2,080 H0 ditolak

Pilgan Asosiasi 64,74

Berdasarkan tabel atau hasil perhitungan diatas diketahui bahwa thitung adalah 4,065 sedangkan ttabel adalah 2,080 dengan kriteria DK = { t | t < - ttabel atau t > ttabel } maka didapatkan DK = { t | 4,065 > 2,080 } sehingga H0 ditolak dengan kesimpulan bahwa ada perbedaan hasil belajar IPA antara penerapan evaluasi tipe pilihan ganda biasa dan tipe pilihan ganda asosiasi. Rata-rata hasil belajar dengan menerapkan evaluasi tipe pilihan ganda biasa adalah 77,61. Sedangkan rata-rata hasil belajar dengan menerapkan evaluasi tipe pilihan ganda asosiasi adalah 64,74. Hasil belajar peserta didik dengan menerapkan evaluasi tipe pilihan ganda biasa lebih tinggi daripada dengan menerapkan evaluasi tipe pilihan ganda asosiasi yaitu 77,61 > 64,74, maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi tipe pilihan ganda biasa dapat memberikan hasil belajar lebih baik dibandingkan dengan evaluasi tipe pilihan ganda asosiasi.

(11)

soal tipe pilihan ganda biasa, peserta didik hanya menempuh satu tahap yaitu memilih satu jawaban dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan. Sedangkan untuk menjawab soal tipe pilihan ganda asosiasi, peserta didik menempuh tiga tahap. Tahap pertama, mengidentifikasi satu atau lebih jawaban betul diantara jawaban (1), (2), (3), dan (4). Tahap kedua, menghubungkan jawaban yang telah diidentifikasi dengan petunjuk pengerjaannya. Tahap ketiga, memilih alternatif jawaban dalam bentuk huruf.

D. Kesimpulan

1. Ada perbedaan hasil belajar IPA antara penerapan evaluasi tipe pilihan ganda biasa dan tipe pilihan ganda asosiasi pada siswa kelas V SD Negeri 02 Tunggulrejo.

2. Evaluasi tipe pilihan ganda biasa dapat memberikan hasil belajar lebih baik dibandingkan dengan evaluasi tipe pilihan ganda asosiasi pada siswa kelas V SD Negeri 02 Tunggulrejo.

E. Daftar Pustaka

Sagala, Syaiful. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta

Sudaryono. 2012. Dasardasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu

Budiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press

Hanifah, Hani. 2011. “Perbandingan Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda

Butir Soal dan Reliabilitas Tes Bentuk Pilihan Ganda Biasa dan

(12)

Gambar

Tabel 2
Gambar 4.2 Grafik Hasil Belajar IPA Tipe Pilihan Ganda Asosiasi
Tabel 3 Tabel Uji Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan persentase keterlaksanaan indikator ALIS dari tingkat rendah ke tinggi adalah: pembelajaran mendorong siswa untuk berinteraksi multiarah

Tanah yang dikelompokkan dalam aset tetap adalah tanah yang dimiliki Tanah yang dikelompokkan dalam aset tetap adalah tanah yang dimiliki atau dikuasai oleh

Hasil dalam penelitian ini mengatakan bahwa kompensasi eksekutif berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak, kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial

EKG nondiagnostik, Tidak terdapat perubahan segmen ST atau gelombang T Depresi segmen ST atau inversi gelombang T Elevasi segmen ST atau BBB. baru (atau diperkirakan baru)

Dalam pengungkapan Sustainability Report tentu saja harus menunjukkan sebuah perusahaan yang profitable, hal ini secara tidak langsung mendorong perusahaan untuk

Menambah kedalaman Menambah kedalaman air, air, dimana s dimana semakin dalam emakin dalam air air tersebut tersebut maka maka semakin kadar semakin kadar oksigen

[r]