• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penetapan kandungan fenolik total dan uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak metanol daun dudu (Piper sarmentosum Roxb.).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penetapan kandungan fenolik total dan uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak metanol daun dudu (Piper sarmentosum Roxb.)."

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT

EKSTRAK METANOL DAUN DUDU (Piper sarmentosum Roxb.)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Progam Studi Farmasi

Oleh :

Mario Yedi Mau

NIM : 128114028

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS

ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK METANOL DAUN

DUDU (Piper sarmentosum Roxb.)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Progam Studi Farmasi

Oleh :

Mario Yedi Mau

NIM : 128114028

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan!”

(Yeremia. 17 : 7)

Kupersembahkan skripsi ku ini kepada :

Tuhan Yesus Kristus, yang selalu menemani aku

Dalam pengerjaan skripsiku,

Ayah dan Ibu yang selalu mendukung aku

Dalam menyelesaikan skripsi,

(8)

vii

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Ynag Maha Esa atas berkat dan

hikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Penetapan Kandungan Fenolik Total

dan Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Daun Dudu (Piper

sarmentosum Roxb.)” sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana farmasi di

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Proses penyusunan skripsi penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak, sehingga penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma

2. Dr. Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt., selaku Dosen Pembimbing dan Dosen Penguji Skrpsi

atas segala kesabaran dan amsukan sehingga skripsi penulis dapat diselesaikan dengan

baik

3. Florentinus Dika Octa Riswanto, M.Sc., selaku Dosen Penguji Skripsi atas masukan

kritik, dan saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini

4. Damiana Sapta Candrasari, S.Si. M.Sc., selaku Dosen Penguji Skripsi atas masukan

kritik, dan saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini

5. Dr. Dewi Setyaningsih, Apt., selaku Kepala Laboratorium Fakultas Farmasi yang telah

memberikan ijin dalam penggunaan laboratorium

6. Segenap laboran dan karyawan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, khususnya

buat Pak Wagiran, Pak Suparlan, Pak Kunto, Pak Bimo, Pak Kayat, Pak Agung, Pak Sigit

atas bantuan dan kerjasamanya

7. Ayah dan Ibu atas dukungan doa dan motivasi semangat yang diberikan kepada penulis

8. Agatha Herny S. N., Yuliana Kamara Dewi, Maria Indah Rosari, Violeta Jesmile dan

Clementia Nova, Marselinus Alberto Moa, dan Fransisca Melani, terima kasih atas segala

bantuan dalam penelitian ini.

9. Teman-teman JOY atas dukungan dan semangat dalam penulis menyelesaikan skripsi

10.Seluruh dosen, teman-teman FSM A 2012, teman-teman FKK A 2012, serta seluruh

(9)

viii

11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis

selama ini, terima kasih

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini banyak kekurangan dan jauh

dari sempurna, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan

kritik guna perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Harapan penulis semoga penelitian

dan penyusunan skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya

di bidang Farmasi.

Yogyakarta, 21 Maret 2017

(10)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGAN ………... ii

HALAMAN PENGESAHAN ………... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………. iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ……… v

HALAMAN PERSEMBAHAN ………. vi

HASIL DAN PEMBAHASAN ……….. 5

KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 10

DAFTAR PUSTAKA ………. 11

LAMPIRAN ………... 12

(11)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Table I. Hasil penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak metanol

daun dudu ……….. 6

Table II. Nilai persen inhibisi sampel dengan metode FTC ……….. 8

Table III. Aktivitas antioksidan sampel dengan metode TBA ……… 9

(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Profil kenaikan rata-rata absorbansi sampel dengan metode FTC selama

tujuh hari ………

(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat determinasi tanaman ……… 14

Lampiran 2. Gambar daun dudu ……… 15

Lampiran 3. Perhitungan pengujian kadar air serbuk simplisia daun sirih dudu 15

Lampiran 4. Uji pendahuluan penetapan kandungan fenolik total dengan

metode Folin-Ciocalteu ………. 16

Lampiran 5. Perhitungan randeman ekstrak dan fraksi ………. 16

Lampiran 6. Data penimbangan untuk penetapan kandungan fenolik total ….. 17

Lampiran 7. Data perhitungan konsentrasi asam galat dan fraksi etil asetat

untuk penetapan kandungan fenolik total ……….. 18

Lampiran 8. Hasil optimasi operating time untuk penetapan kandungan

fenolik total ………... 19

Lampiran 9. Optimasi panjang gelombang maksimum untuk penetapan

kandungan fenolik total ………. 21

Lampiran 10. Hasil pengukuran kurva baku untuk penetapan kandungan

fenolik total ………... 22

Lampiran 11. Perhitungan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ………….. 23

Lampiran 12. Data penimbangan untuk optimasi operating time uji aktivitas

antioksidan dengan metode FTC ………... 23

Lampiran 13. Hasil optimasi optimasi operating time uji aktivitas antioksidan

dengan metode FTC ……….. 23

Lampiran 14. Data penimbangan untuk optimasi panjang gelombang

maksimum untuk uji antioksidan dengan metode FTC …………. 24

Lampiran 15. Hasil optimasi panjang gelombang untuk uji aktivitas

antioksidan dengan metode FTC ……… 24

Lampiran 16. Data penimbangan untuk uji antioksidan dengan metode

FTC-TBA ………... 24

Lampiran 17. Hasil pengukuran uji aktivitas antioksidan dengan metode FTC .. 25

(14)

xiii

Lampiran 19. Gambar larutan sampel fraksi etil asetat ekstrak metanol daun

kumukus pada metode FTC setelah penambahan FeCl3 selama 7

hari (tiga kali replikasi) ………. 33

(15)

xiv

ABSTRAK

Senyawa fenolik yang terkandung dalam tanaman, khususnya asam fenolat dan flavonoid, telah

diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang dapat menghambat radikal bebas dan peroksidasi

lipid. Dudu (Piper sarmentosum Roxb.) merupakan salah satu tanaman dari famili Piperaceae

yang telah diketahui memiliki berbagai kandungan fitokimia yang memiliki potensi sebagai

antioksidan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kandungan

fenolik total dan aktivitas antioksidan yang terdapat dalam fraksi etil asetat ekstrak metanol daun

dudu (Piper Sarmentosum Roxb.). Penetapan kandungan fenolik total dilakukan dengan metode

Folin-Ciocalteu, sedangkan untuk pengukuran aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode

Ferric Thiocyanate (FTC) dan Thiobarbituric Acid (TBA) dengan menggunakan Alfa-tokoferol.

Jumlah peroksida pada tahap awal peroksidasi lemak diukur dengan metode FTC, sedangkan

jumlah pada tahap kedua diukur dengan metode TBA. Hasil penelitian menunjukan bahwa fraksi

etil asetat ekstrak metanol daun dudu mempunyai kandungan fenolik total sebesar 205,6073 ±

5,7823 mg ekivalen asam galat. Aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak metanol daun

dudu dengan metode FTC dan TBA secara berturut-turut sebesar 22,9177 ± 1,5566 % dan

96,6916 ± 0,3848 %.

Kata kunci: Dudu, fenolik total, antioksidan, Ferric Thiocyanate (FTC), Thiobarbituric Acid

(16)

xv

ABSTRACT

Phenolic compounds contained in plants, especially phenolic acid and flavonoid, has been

known to have antioxidant activity which can inhibit free radical and lipid peroxidation. Dudu

(Piper sarmentosum Roxb.), is a plant in Piperaceae family, has been known to have some

phytochemical content that can exhibit potential antioxidant activity. The aims of this research

were to measure total phenolic content and antioxidant activity in ethyl acetate fraction of

methanol exstract of dudu leaves (Piper sarmentosum Roxb.) Total phenolic content were

measured by Folin-Ciocalteu method mean while antioxidant activity were measured by ferric

thiocyanat (FTC) method and thiobarbituric acid (TBA) using Alfa-tokoferol. Peroxide amount

in the first stage of lipid peroxidation were measured by FTC method, meanwhile

ferric-thiocyanate complex reaction and to measure peroxide amount in the secound stage of lipid

peroxidation were measured by TBA method. The result showed that ethyl acetate fraction of

methanol exstract of dudu leaves has a total phenolic content of 205,6073 ± 5,7823 mg gallic

acid equivalents (GAE). Antioxidant activity of ethyl acetate fraction of dudu leaves showed as

percent inhibition value were 22,9177 ± 1,5566 % and 96,6916 ± 0,3848 % for FTC and TBA

method respectively.

Keywords: Dudu, phenolic total, antioxidant, Ferric thiocyanat (FTC), Thiobarbituric Acid

(17)

1 PENDAHULUAN

Radikal bebas merupakan molekul yang relatif tidak stabil, memiliki elektron yang

tidak berpasangan di orbital luarnya sehingga bersifat reaktif dalam mencari pasangan

elektron. Jika terbentuk dalam tubuh, akan menjadi reaksi berantai dan menghasilkan radikal

bebas baru yang jumlahnya terus bertambah, radikal bebas yang berlebihan menyebabkan

antioksidan seluler tidak dapat menetralkannya sehingga mengakibatkan pada kerusakan sel.

Radikal bebas dapat dijumpai pada lingkungan seperti, beberapa logam (misalnya besi,

tembaga), asap rokok, polusi udara, obat, bahan beracun, makanan dalam kemasan, bahan

aktif, dan sinar ultraviolet dari matahari maupun radiasi (Agarwal et al, 2010). Semakin

tinggi produksi ROS (Reaktif Stres Oksidatif) maka kapasitas antioksidan akan menurun

yang berefek berbahaya pada pembentukan radikal bebas atau stres oksidatif (OS) (Borza et

al, 2013). Stress oksidatif yang terlibat dalam pembentukan Peroksidasi lipid adalah

penyebab utama dari disfungsi seluler seperti penuaan dan penyakit yang berhubungan

dengan stres oksidatif. Hasil stres oksidatif berasal dari ketidakseimbangan antara radikal

bebas pada tubuh sehingga mempengaruhi proses oksigen reaktif stress (ROS) (Sies, 1997).

Peroksida lipid dapat mengakibatkan penuaan, alseimer, dan karsinogenesis (Lin, et al.,

2005).

Senyawa antioksidan dapat menghambat reaksi oksidasi, dengan mengikat radikal

bebas dan molekul yang sangat reaktif. Akibatnya, kerusakan sel akan dihambat. Senyawa

antioksidan enzimatis merupakan sistem pertahanan utama (primer) terhadap kondisi stres

oksidatif. Antioksidan enzimatis bekerja dengan cara mencegah terbentuknya senyawa

radikal bebas baru. Contoh senyawa enzim (misalnya superoksida dismutase atau SOD)

(Hery, 2007). SOD merupakan antioksidan pencegah meningkatnya produksi ROS seperti ion

superoxide (O2-) dan ion hydroxyl, dampak jika SOD menurun adalah tidak ada perlawanan

terhadap ROS sehingga terjadi stress oksidatif (Purnomo, 2011). Senyawa antioksidan terdiri

atas dua macam yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetik. Antioksidan sintetik

memiliki kelemahan yaitu dapat mengakibatkan toksisitas, biaya produksi yang tinggi

(Soong, 2004) sedangkan antioksidan alami mudah diterima oleh konsumen, lebih aman dan

dan tidak membutuhkan tes keamanan yang sesuai oleh undang-undang (Bera, 2006).

Piper sarmentosum Roxb. atau daun dudu merupakan salah satu tanaman dalam

famili Piperaceceae. Hasil penelitian yang dilakukan Chanwitheesuk (2004) menunjukan

bahwa ekstrak tanaman Piper sarmentosum Roxb. dengan pelarut aseton : metanol : air (7:7:6

(18)

2

antioksidan karena kemampuannya menangkap radikal bebas dan radikal peroksida sehingga

efektif menghambat peroksida lipid (Kinsell, et al., 1993).

Pemilihan fraksi etil asetat didasarkan pada kemampuannya dalam menarik

senyawa-senyawa yang bersifat kurang polar sehingga memudahkan untuk mendapatkan senyawa-senyawa

flavonoid (Ritna, 2016). Flavonoid yang terkandung dalam daun dudu merupakan senyawa

fenolik yang bersifat kurang polar sehingga dengan penyari etil asetat diharapkan senyawa

flavonoid yang terkandung dapat terambil secara optimal. Sedangkan pemilihan ekstrak

metanol didasarkan pada jurnal Suryanto (2009), yang menyatakan bahwa kandungan total

fenolik metanol dapat menarik lebih banyak senyawa metabolit dibandingkan etanol dan

aseton.

Penelitian ini menggunakan fraksi etil asetat ekstrak metanol daun dudu. Hal ini

didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Risdian (2011) yang menunjukan

bahwa fraksi etil asetat ekstrak etanol daun Piper betle L. memiliki aktivitas antioksidan yang

tinggi ditunjukan dengan tingginya kandungan fenolik total dan rendahnya nilai IC50 yang

diukur dengan metode DPPH dibandingkan pada ekstrak etanol, fraksi heksan, fraksi butanol,

dan fraksi air (Risdian, et al., 2011).

Salah satu metode dalam mengukur nilai aktivitas antioksidan adalah metode Ferric

thiocyanate (FTC) dan Thiobarbituric acid (TBA). Metode FTC merupakan metode yang

dapat digunakan untuk mengukur jumlah peroksida pada tahap awal peroksidasi lipid

dilanjutkan dengan menggunakan metode TBA yang dapat digunakan untuk mengukur

jumlah peroksida pada tahap kedua peroksidasi lipid dan mengukur radikal bebas yang ada

setelah oksidasi peroksida (Sonia, 2013).

METODE PENELITIAN

Bahan penelitian yang digunakan adalah daun dudu segar yang diperoleh dari Merapi

Farma, metanol teknis, metanol p.a. 99,6%, akuades, etanol 75%, etanol p.a. 99,6%, etil

asetat p.a., asam galat p.a, buffer fosfat 0,05M (pH 7), natrium karbonat (Na2CO3) 1M,

reagen Folin-Ciocalteu, besi klorida (FeCl3) 0,02M, amonium tiosianat 30%, asam linoleat

2,5%, larutan asam trikloroasetat (TCA) 10%, larutan tiobarbiturat 0,67%, dan alfa tokoferol

p.a.

Alat penelitian yang digunakan adalah pisau stainless steel, blender, oven, neraca analitik,

(19)

3

saring, vortex, spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu UV-1240), mikropipet, tabung

sentrifuge, desikator, dan alat-alat gelas.

Tata cara penelitian :

1. Determinasi tanaman

Determinasi tanaman dudu dilakukan di Fakultas Biologi Universitas Gadjah

Mada Yogyakarta.

2. Preparasi daun sirih dudu

Daun dudu dilakukan sortasi basah untuk membersihkan kotoran-kotoran dan

bahan asing lainnya yang terbawa pada waktu panen, kemudian dicuci dengan cara

dialiri air sambil dibersihkan kotoran yang melekat pada daun. Pencucian dilakukan

hingga daun bersih. Daun dudu dirajang kemudian dikeringkan di dalam oven pada

suhu 60oC. Posisi daun dudu tidak boleh saling menumpuk dan harus sering dibalik

agar pengeringan merata. Pengeringan dianggap selesai apabila daun sudah dapat pecah

atau patah apabila diremas. Setelah itu, daun dudu dibuat menjadi serbuk dengan

blender, kemudian dilakukan pengayakan dengan ayakan nomor mesh 50.

3. Pembuatan ekstrak daun dudu

Serbuk simplisia daun dudu dimaserasi dengan metanol teknis hingga simplisia

terendam sempurna. Maserasi dilakukan selama 24 jam pada suhu ruangan sambil

dilakukan penggojokan secara otomatis dengan menggunakan orbital shaker. Setelah 3

hari dimaserasi, filtrat disaring dengan corong Buchner dibantu oleh pompa vakum dan

ampasnya diremaserasi dengan metanol teknis selama 2 hari lalu disaring. Penyari pada

filtrat dihilangkan dengan cara diuapkan dengan menggunakan vacuum rotary

evaporator pada suhu 60oC. Kemudian diuapkan kembali dengan menggunakan

waterbath untuk diperoleh ekstrak kental. Setelah itu, dilakukan penimbangan bobot

tetap untuk memastikan ekstrak bebas dari penyari.

4. Fraksinasi

Ekstrak kental yang diperoleh difraksinasi menggunakan metode ekstrak

cair-cair. Ekstrak kental dilarutkan dalam akuades hangat, kemudian difraksinasi

menggunakan etil asetat dengan perbandingan akuades : etil asetat 1:1 v/v di dalam

corong pisah. Terbentuk dua lapisan, yaitu lapisan air dan lapisan etil asetat. Lapisan

etil asetat (bagian atas) diambil dan ditampung dalam wadah sedangkan lapisan air

(bagian bawah) difraksinasi kembali menggunakan etil asetat dengan perbandingan

(20)

4

dipekatkan menggunakan vacuum rotary evaporator pada suhu 60oC. Fraksi etil asetat

pekat kemudian diuapkan menggunakan waterbath untuk menghilangkan sisa penyari,

dilanjutkan dengan penimbangan bobot tetap. Fraksi etil asetat yang sudah bebas dari

penyari kemudian disimpan dalam desikator.

5. Uji pendahuluan penetapan kandungan fenolik total dengan metode Folin-Ciocalteau

Uji kontrol positif asam galat ditimbang sebanyak 10 mg kemudian dimasukkan

kedalam labu takar 10 ml dan ditambahkan akuades : metanol p.a (1:1) hingga tanda

batas, kemudian diambil konsentrasi 1,0 mL lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi

selanjutnya ditambahkan 2 mL reagen Folin-Ciocalteau dan diinkubasi selama 5 menit.

Selanjutnya ditambahkan 4 mL larutan Na2CO3 kemudian didiamkan selama operating

time yang telah ditentukan sebelumnya. Pembuatan kontrol negatif sama seperti

pembuatan kontrol positif tanpa penambahan asam galat, tetapi menggunakan larutan

metanol : air (1:1).

Uji sampel dibuat dengan menimbang fraksi etil asetat ekstrak metanol daun

dudu sebanyak 10 mg kemudian dilarutkan dalam 10 mL metanol:air (1:1) sehingga

didapatkan konsentrasi larutan stok 1 mg/mL. Kemudian dibuat larutan intermediet

dengan konsentrasi 200 µg/mL. Sebanyak 0,5 mL larutan intermediet dicampur dalam 2

mL reagen Folin-Ciocalteu dan diinkubasi selama 5 menit. Selanjutnya ditambahkan 4

mL larutan Na2CO3 1M kemudian didiamkan selama operating time yang telah

ditentukan sebelumnya.

6. Penetapan kandungan fenolik total

Larutan sampel dibuat dengan menimbang fraksi etil asetat ekstrak metanol

daun dudu sebanyak 10 mg kemudian dilarutkan dalam 10 mL metanol:air (1:1)

sehingga didapatkan konsentrasi larutan stok 1 mg/mL. Kemudian dibuat larutan

intermediet dengan konsentrasi 200 µg/mL. Sebanyak 0,5 mL larutan intermediet

dicampur dalam 2 mL reagen Folin-Ciocalteu dan diinkubasi selama 5 menit.

Selanjutnya ditambahkan 4 mL larutan Na2CO3 1M kemudian didiamkan selama

operating time yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu 70 menit dan dibaca pada

panjang gelombang 748 nm, yang merupakan hasil dari penentuan panjang gelombang

maksimum. Replikasi dilakukan sebanyak tiga kali. Kurva baku asam galat dibuat

dengan konsentrasi 40; 50; 60; 70; dan 80 µg/mL. Hasil dinyatakan sebagai mg

(21)

5

7. Uji aktivitas antioksidan dengan metode FTC (Ferri-Tiosianat)

a. Pembuatan larutan A kontrol positif dan kontrol negatif

Kontrol positif yang digunakan adalah alfa tokoferol. Sebanyak 4 mg alfa tokoferol

ditimbang kemudian dilarutkan dalam 4 ml etanol absolut dalam tabung reaksi

tertutup. Kemudian ditambahkan 4,1 mL asam linoleat 2,5%, 8 mL buffer fosfat

(pH 7) 0,05 M, dan 3,9 mL akuades. Larutan tersebut diinkubasi dalam oven dengan

suhu 40oC selama 24 jam. Pembuatan kontrol negatif sama seperti pembuatan

kontrol positif tanpa penambahan alfa tokoferol.

b. Pembuatan larutan A sampel

Larutan sampel dibuat dengan menimbang fraksi etil asetat daun dudu sebanyak 4

mg kemudian dilarutkan dalam 4 mL etanol absolut dalam tabung reaksi bertutup.

Kemudian ditambahkan 4,1 mL asam linoleat 2,5%, 8 mL buffer fosfat (pH 7) 0,05

M, dan 3,9 mL akuades. Lalu diberi label dan dilakukan replikasi sebanyak tiga kali.

Larutan tersebut diinkubasi dalam oven dengan suhu 40oC selama 24 jam.

c. Pengujian antioksidan

Dibuat larutan B untuk masing-masing larutan A kontrol positif, kontrol negatif, dan

sampel untuk pengujian antioksidan dengan mencapur 9,7 mL etanol 75% dan 0,1

mL ammonium tiosianat 30% dalam tabung sentrifuge. Masing-masing larutan A

kontrol positif, kontrol negatif, dan sampel yang telah diinkubasi selama 24 jam

diambil sebanyak 100 µL dan ditambahkan ke dalam larutan B. Larutan tersebut di

vortex kemudian ditambahkan 100 µL FeCl3 0,02 M dalam HCL 3,5% dan di vortex

kembali sampai homogen. Larutan tersebut didiamkan selama operating time yang

telah ditentukan sebelumnya, yaitu 5 menit, kemudian diukur dengan

spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 468 nm, yang merupakan hasil

dari penentuan panjang gelombang maksimum. Pengukuran dilakukan setiap 24 jam

selama beberapa hari hingga larutan kontrol negatif jenuh yang ditunjukkan dengan

menurunnya nilai absorbansi (dalam penelitian ini, inkubasi dilakukan selama 7

hari).

8. Uji aktivitas antioksidan dengan metode TBA (asam tiobarbiturat)

Larutan sampel dan larutan standar yang digunakan pada metode FTC pada hari

terakhir diambil sebanyak 2 mL dan ditambahkan 1 mL asam trikloroasetat 20% dan 2

mL larutan asam tiobarbiturat 0,67%. Setelah didihkan selama 10 menit. Larutan

tersebut kemudian disentrifuge pada kecepatan 3.000 rpm selama 30 menit. Absorbansi

(22)

6

9. Analisis statistik

Hasil dari kontrol positif, kontrol negatif dan sampel dilakukan replikasi sebanyak tiga

kali dan data ditunjukan dalam rata-rata ± SD. Uji statistik data dilakukan dengan

metode One Sample T-test dan independent sampel T-test untuk data terdistribusi

normal, menggunakan program PSPP untuk menentukan signifikansi perbedaan pada

level p<0,05.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bahan yang digunakan untuk penelitian adalah daun dudu (Piper sarmentosum Roxb.)

yang diperoleh dari Merapi Farma, Kaliurang, Yogyakarta. Determinasi tanaman (Lampiran

1) dilakukan di Laboratorium Sistematika Tumbuhan, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah

Mada Yogyakarta (UGM).

Dari percobaan kandungan fenolik didapat absorbansi kurva baku asam galat,

sehingga diketahui kandungan fenolik total dalam ekstrak uji, diperoleh persamaan regresi y

= 0,0063x + 0,1114. Hasil perhitungan menunjukan bahwa fraksi etil asetat ekstrak metanol

daun dudu memiliki nilai kandungan fenolik total sebesar 205,6073 ± 5,7823 mg ekivalen

asam galat per gram sampel. Pada tabung larutan uji menunjukan perubahan warna menjadi

biru yang menandakan terdapat fenol pada ekstrak.

Table I. Hasil penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak metanol

daun dudu

Absorbansi Rata-rata ± SD

(mg ekivalen asam galat (GAE) per gram fraksi etil asetat daun dudu)

Penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak metanol daun dudu,

larutan menunjukan warna biru setelah ditambah reagen Folin-Ciocalteu dan larutan Na2CO3

yangmenghasilkan warna biru, bahwa terdapat senyawa fenolik yang terkandung di dalam

fraksi etil asetat ekstrak metanol daun dudu.

Penelitian lain menurut Dewi (2016) yang mengukur kandungan fenolik total fraksi

(23)

7

asetat ekstrak daun kumukus, dan Jesmile (2016) yang mengukur kandungan fenolik total

fraksi etil asetat ekstrak daun cabe jawa, menemukan jumlah kandungan fenolik total fraksi

ekstrak masing-masing sebesar secara beturut turut 133,83 ± 5,4365; 155,157 ± 5,642; 140,43

± 5,1219 mg GAE per gram, dari hasil tersebut menunjukan daun dudu memiliki kandungan

rata-rata fenolik total fraksi etil asetat ekstrak yang lebih tinggi yaitu 205,6073 ± 5,7823 mg

GAE per gram.

Hasil uji aktivitas antioksidan

Uji aktivitas antioksidan dengan metode FTC dilakukan selama 7 hari hingga kontrol

negatif menunjukan absorbansi yang maksimum dan membentuk warna merah pekat pada

larutan uji. Hal ini menandakan bahwa proses peroksidasi lipid asam linoleat sudah berjalan

secara maksimal. Pengukuran absorbansi kontrol negatif, kontrol positif dan sampel

dilakukan selama tujuh hari dengan rentang waktu pembacaan sampel 24 jam. Absorbansi

maksimal kontrol negatif dicapai pada hari kelima, menandakan proses peroksidasi telah

berjalan maksimal dan semakin banyak peroksida.

Gambar 1. Profil absorbansi kontrol negatif, kontrol positif, dan sampel selama 7 hari

dengan metode FTC

Dari (Gambar 1) menunjukan mekanisme reaksi di mana nilai absorbansi kontrol

negatif lebih tinggi dibandingkan nilai absorbansi kontrol positif dan sampel. Hal ini

disebabkan tidak adanya senyawa antioksidan pada kontrol negatif yang dapat menghambat

proses peroksidasi lipid, sehingga ion Fe3+ yang terbentuk semakin banyak dan warna merah

akibat pembentukan kompleks ferri-tiosianat lebih pekat dibandingkan kontrol positif yang

berisi alfa tokoferol dan sampel yang berisi fraksi etil asetat ekstrak metanol daun dudu.

(24)

8

Pada pengukuran hari kelima, saat proses peroksidasi lipid sudah berjalan secara

maksimal, kontrol positif yang berisi alfa tokoferol menunjukan nilai persen inhibisi yang

lebih besar dibandingkan fraksi etil asetat ekstrak metanol daun sirih dudu, yaitu sebesar

35,0590 ± 1,6836 %, sementara fraksi etil asetat ekstrak metanol memiliki nilai persen

inhibisi sebesar 22,9177 ± 1,5566 %. Secara statistik nilai persen inhibisi kedua sampel

tersebut berbeda bermakna (p<0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa fraksi etil asetat

ekstrak metanol daun dudu kurang mampu menghambat peroksidasi yang terbentuk

dibandingkan alfa tokoferol yang merupakan antioksidan sintetis. Namun fraksi etil asetat

ekstrak metanol daun dudu tetap memiliki aktivitas antioksidan yang mampu menghambat

proses peroksidasi lipid, ditunjukkan dengan nilai absorbansi yang lebih kecil dibandingkan

kontrol negatif.

Table II. Nilai persen inhibisi sampel dengan metode FTC

Bahan uji Replikasi Absorbansi %inhibisi Rata-rata %I ± SD

Alfa-tokoferol 1 2,0100 36,4185

35,0590 ± 1,6836

Setelah dilakukan pengujian aktivitas antioksidan dengan metode FTC, dilakukan

pengujian aktivitas antioksidan dengan metode TBA. Metode TBA digunakan untuk

mengukur jumlah peroksida pada tahap kedua peroksidasi lipid dan mengukur radikal bebas

yang ada setelah oksidasi peroksida.

Penelitian lain menurut Dewi (2016) yang mengukur kandungan fenolik total fraksi

etil asetat ekstrak daun lada, Rosari (2016) yang mengukur kandungan fenolik total fraksi etil

asetat ekstrak daun kumukus, dan Jesmile (2016) yang mengukur kandungan fenolik total

fraksi etil asetat ekstrak daun cabe jawa yang masing-masing menggunakan metode FTC

menghasilkan hasil secara berturut-turut sebesar 5,061 ± 0,5980; 9,378 ± 0,2630; 2,1888 ±

0,3246 mg GAE per gram, dari hasil tersebut menunjukan fraksi etil asetat ekstrak daun dudu

memiliki kandungan rata-rata yang lebih tinggi yaitu 22,9177 ± 1,5566 mg GAE per gram.

Pada hari kedelapan setelah pengujian dengan metode FTC selama tujuh hari,

(25)

9

penghambatan MDA, produk oksidasi sekunder yang terbentuk setelah tahap pertama

peroksidasi lipid. Produk sekunder seperti malonaldehyde tidak stabil untuk jangka waktu

yang panjang karena akan berubah menjadi alkohol atau asam, yang mana tidak dapat

dideteksi oleh spektrofotometer dan kontrol positif dapat teroksidasi jika disimpan pada

waktu yang lama (dalam penelitian ini selama tujuh hari) (Huda-Faujan et al, 2009) sehingga

dalam penelitian dilakukan uji TBA pada hari kedelapan. Pada hari kelima, jumlah peroksida

yang terbentuk sudah mulai stabil, ditunjukkan dengan menurunnya nilai absorbansi kontrol

negatif. Hal tersebut disebabkan karena pembentukan senyawa MDA dari asam linoleat.

Tujuan dilakukannya pengukuran antioksidan dengan metode TBA ini untuk

mengetahui banyaknya senyawa MDA yang terbentuk, dimana senyawa ini merupakan

turunan senyawa peroksida yang terbentuk pada tahap kedua reaksi peroksidasi lemak.

Sehingga diharapkan hasil uji aktivitas antioksidan dengan metode FTC dapat

dikonfirmasikan dengan hasil TBA. Sama seperti metode FTC, semakin rendah

absorbansinya maka menunjukkan aktivitas antioksidan yang semakin meningkat. Adapun

hasil pengukuran rata-rata dengan metode TBA menunjukkan bahwa FEA daun dudu

memiliki daya hambat MDA yang sedikit lebih besar daripada kontrol positif (Tabel III).

Aktivitas antioksidan yang terdeteksi dengan metode TBA lebih tinggi dibandingkan

dengan FTC. Hal ini dapat disebabkan karena peroksida yang terbentuk pada tahap awal

peroksidasi lipid jumlahnya lebih kecil dibandingkan pada jumlah turunan senyawa peroksida

yang terbentuk pada tahap kedua. Selain itu produk turunan malonaldehida yang terbentuk

lebih stabil pada beberapa waktu (Aqil et al, 2006).

Table III. Aktivitas antioksidan sampel dengan metode TBA

Bahan uji Replikasi Absorbansi %inhibisi Rata-rata %I ± SD

Alfa tokoferol

dudu 96,6916 ± 0,3848 %, sedangkan nilai persen inhibisi alfa tokoferol sebesar 83,8951 ±

0,8055 %. Secara statistik, nilai persen inhibisi kedua sampel tersebut berbeda bermakna

(26)

10

penghambatan MDA oleh fraksi etil asetat ekstrak metanol daun dudu lebih besar

dibandingkan penghambatan peroksida pada tahap pertama peroksida lipid.

Penelitian lain menurut Dewi (2016) yang mengukur kandungan fenolik total fraksi

etil asetat ekstrak daun lada, Rosari (2016) yang mengukur kandungan fenolik total fraksi etil

asetat ekstrak daun kumukus, dan Jesmile (2016) yang mengukur kandungan fenolik total

fraksi etil asetat ekstrak daun cabe jawa yang masing-masing menggunakan metode TBA

menghasilkan hasil secara berturut-turut sebesar 93,19 ± 2,2450; 90,942 ± 0,7500; 90,2098 ±

0,9083 mg GAE per gram, fraksi etil asetat daun dudu menunjukan hasil 96,6916 ± 0,3848

mg GAE per gram memiliki kandungan rata-rata %Inhibisi yang lebih tinggi atau memiliki

presentasi hambatan yang tinggi untuk menghambat senyawa radikal bebas.

Metode FTC dan TBA memiliki kelemahan yaitu hanya mampu menunjukan aktivitas

antioksidan dengan hasil persen penghambatan peroksida. Metode ini tidak dapat

menunjukan pada konsentrasi berapa sampel yang diuji mampu menghambat radikal bebas

(27)

11 KESIMPULAN DAN SARAN

Kandungan fenolik total per gram sampel pada fraksi etil asetat ekstrak metanol daun

dudu sebesar 205,6073 ± 5,7823 mg ekivalen asam galat. Aktivitas antioksidan fraksi etil

asetat ekstrak metanol daun dudu yang dinyatakan dalam persen inhibisi untuk metode FTC

dan metode TBA berturut-turut sebesar 22,9177 ± 1,5566 %, 96,6916 ± 0,3848 %. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa fraksi etil asetat ekstrak metanol daun dudu memiliki potensi

sebagai antioksidan.

Saran untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan penambahan jumlah replikasi

sampel untuk mengatasi masalah ketidakakuratan pembacaan absorbansi dengan metode FTC

akibat kelemahan dalam pembentukan kompleks warna dan melakukan pengujian FTC lebih

(28)

12 Daftar Pustaka

Agarwal, A., Thompson, A., Kothari, S., Plessis, Stefan, S., 2010. Free radical : Their

Beneficial and Detrimental Effects on Sperm Function, Indianjournal of experimental

biology., 48, 425-435.

Bera, D., Lahiri, D., Nag, A., 2006. Studies on a Natural Antioxidant for Stabilization of

Edible Oil and Comparison with Synthetic Antioxidants. Journal of Food

Engineering., 74, 542-545.

Borza, C., Muntean, D., Dehelean, C., Germaine, S., 2013. Oxidative Stress and Lipid

Peroxidation – A lipid Metabolism Dysfunction. Licensee InTech., 25-26.

Chanwitheesuk, A., Teerawutgulrag, A., & Rakariyatham, N., 2004. Screening of

Antioxidant Activity and Antioxidant Compounds of Some Edible Plants of Thailand.

Food Chemistry., 92, 491-497.

Cowan, M.M., 1999. Plant Products as Antimicrobial Agents. Clinical Microbiology Review.,

12 (4), 564-582.

Dewi, Y.R.K., 2016. Penetapan Kandungan Fenolik Total dan Uji Aktivitas Antioksidan

Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Daun Lada (Piper nigrum L.). Yogyakarta, Skripsi,

Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, 9-13.

Hery , W., 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas, Kanisius, Yogyakarta, 20-21.

Jesmile, V., 2016. Penetapan Kandungan Fenolik Total dan Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi

Etil Asetat Ekstrak Metanol Daun Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.). Yogyakarta,

Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, 9-12.

Kinsella, J.E., Frankel, E., German, B., & Kanner, J., 1993. Possible Mechanisms for the

Protective Role of Antioxidants in Wine and Plant Foods. Food Technology., 47,

85-89.

Lin, C.C., Wu, S.J., Chang, C.H., Ng, L.T., 2005. Antioxidant Activity of

Cinnamomum cassia. Phytoter Res., 17, 726.

Purnomo, M., 2011. Asam Laktat dan Aktivitas SOD Eritrosit Pada Fase Pemulihan Setelah

(29)

13

Risdian, C., Widowati, W., Mozet, T., Wargasetia, T.L., dan Khong, K., 2011, Free Radical

Scaveging Activity of Ethanolic Leaves Extract and Its Different Solvent Fractions of

Piper betle L. In Vitro, Indonesian Journal of Cancer Chemoprevention, 2(1):

141-145.

Ritna, A., Anam, S., Khumaidi, A., 2016. Identification of Flavonoid Compounds in Ethyl

Acetate Fraction of Benalu Batu (Beyonia sp.) Originated from North Morowali

Regency. Galenika Journal of Pharmacy., 2, 83-89.

Rosari, M.I., 2016. Penetapan Kandungan Fenolik Total dan Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi

Etil Asetat Ekstrak Metanol Daun Kumukus (Piper cubeba L.). Yogyakarta, Skripsi,

Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, 9-14.

Sies, H., 1997. Oxidative Stress: Oxidants and Antioxidants. Exp Physiol., 82, 291-295.

Sonia, S., 2013. Evaluation of In Vitro Antioxidant Properties Of Methanol and Aqueous

Extracts of Parkinsonia Aculeata L. Leaves. Hindawi Publishing Corporation The

Scientific World Journal., 4-5.

Soong, Y-Y., 2004. Antioxidant Activity and Phenolic Content of Selected Fruit Seeds. Food

Chemistry., 8, 411-417.

Suryanto, E., dan Mehantouw, F., 2009. Aktivitas Penangkapan Radikal Bebas dari Ekstrak

(30)

14

(31)
(32)

16 Lampiran 2. Gambar daun dudu

Daun dudu Bunga dan Buah dudu

Lampiran 3. Perhitungan pengujian kadar air serbuk simplisia daun dudu

X 100%

a. Replikasi 1

Bobot awal = 5,019 gram

Bobot akhir = 4,558 gram

% Kadar air = 9,185%

b. Replikasi 2

(33)

17

Bobot akhir = 4,558 gram

% Kadar air = 9,203%

c. Replikasi 3

Bobot awal = 5,011 gram

Bobot akhir = 4,545 gram

% Kadar air = 9,229%

Keterangan Kadar Air (%) Rata-rata

Replikasi 1 9,185

Replikasi 2 9,203 9,205

Replikasi 3 9,229

Lampiran 4. Uji pendahuluan penetapan kandungan fenolik total dengan metode

Folin-Ciocalteau

A B C

Keterangan :

A = Kontrol positif (asam galat + reagen Folin-Ciocalteu + Na2CO3)

B = Kontrol negatif (metanol : air (1:1) + reagen Folin-ciocalteau + Na2CO3)

C = Sampel (fraksi etil asetat ekstrak methanol daun sirih dudu + reagen

Folin-Ciocalteau + Na2CO 3)

Lampiran 5. Perhitungan rendemen ekstrak dan fraksi

a. Ekstrak methanol daun sirih dudu

Bobot (gram)

Bobot simplisia yang

digunakan

(34)

18

Bobot cawan kosong 59,2074

Bobot cawan + ekstrak 61,3887

Bobot ekstrak 2,1813

% rendemen fraksi =

X 100%

% rendemen fraksi =

x 100% = 5,3998%

b. Fraksi etil asetat daun sirih dudu

Bobot (gram)

Bobot simplisia yang digunakan 40,3952

Bobot cawan kosong 60,2067

Bobot cawan + fraksi etil asetat 62,4436

Bobot fraksi etil asetat 2,2369

% rendemen fraksi =

X 100%

% rendemen fraksi =

x 100% = 5,5375%

Lampiran 6. Data penimbangan untuk penetapan kandungan fenolik total

a. Penimbangan asam galat (larutan stok)

Replikasi 1 (gram) Replikasi 2 (gram) Replikasi 3 (gram)

Bobot gelas beker 62,4312 62,4311 62,5062

Bobot gelas beker

+ isi

62,4412 62,4411 62,5162

Bobot zat 0,01 0,01 0,01

b. Penimbangan fraksi etil asetat

Replikasi 1 (gram) Replikasi 2 (gram) Replikasi 3 (gram)

Bobot gelas beker 62,4329 62,4378 62,4294

Bobot gelas beker

+ isi

62,4428 62,4478 62,4394

(35)

19

Lampiran 7. Data perhitungan konsentrasi asam galat dan fraksi etil asetat untuk

penetapan kandungan fenolik total

a. Contoh perhitungan konsentrasi asam galat replikasi 1

Bobot asam galat replikasi 1 = 0,0101 g = 10,1 mg

Konsentrasi larutan stok asam galat

= 1010 µg/mL

Perhitungan seri konsentrasi replikasi 1

Seri 1 :

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

Seri 1 40,4 µg/mL 40 µg/mL 40,4 µg/mL

Seri 2 50,5 µg/mL 50 µg/mL 50,5 µg/mL

Seri 3 60,6 µg/mL 60 µg/mL 60,6 µg/mL

(36)

20

Seri 5 80,8 µg/mL 80 µg/mL 80,8 µg/mL

b. Contoh perhitungan konsentrasi fraksi etil asetat

Bobot fraksi etil asetat replikasi 1 = 0,0100 gram = 1000 µg/mL

Pengenceran fraksi etil asetat replikasi 1

V1 . C1 = V2 . C2

2 mL . 1000 µg/mL = 10 mL . C2

C2 = 200 µg/mL

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

Konsentrasi fraksi 200 µg/mL 200 µg/mL 200 µg/mL

Lampiran 8. Hasil optimasi operating time untukn penetapan kandungan fenolik total

a. Replikasi 1

Menit ke- Absorbansi pada panjang gelombang 750 nm

40 µg/mL 60 µg/mL 80 µg/mL

Pada replikasi 1, operating time didapat adalah 70 menit

b. Replikasi 2

Menit ke- Absorbansi pada panjang gelombang 750 nm

40 µg/mL 60 µg/mL 80 µg/mL

5 0.307 1.009 1.049

(37)

21

Pada replikasi 2, operating time yang didapat adalah 70 menit

c. Replikasi 3

Menit ke- Absorbansi pada panjang gelombang 750 nm

40 µg/mL 60 µg/mL 80 µg/mL

(38)

22

Lampiran 9. Optimasi panjang gelombang maksimum untuk penetapan kandungan

fenolik total

a. Konsentrasi 40 µg/mL

(39)

23

c. Konsentrasi 80 µg/mL

Lampiran 10. Hasil pengukuran kurva baku untuk penetapan kandungan fenolik total

a. Replikasi 1

seri Konsentrasi Absorbansi Persamaan kurva baku

1 40 µg/ml 0.324 y = 0.00777x + 0.0526

r = 0.9658 2 50 µg/ml 0.480

3 60 µg/ml 0.548

4 70 µg/ml 0.579

5 80 µg/ml 0.663

b. Replikasi 2

seri Konsentrasi Absorbansi Persamaan kurva baku

1 40 µg/ml 0.307 y = 0.00856x + 0.005

r = 0.9783 2 50 µg/ml 0.469

3 60 µg/ml 0.508

4 70 µg/ml 0.579

5 80 µg/ml 0.680

c. Replikasi 3

(40)

24

Lampiran 11. Perhitungan kandungan fenolik total fraksi etil asetat

Konsentrasi Absorbansi Kandungan

fenolik total

Lampiran 12. Data penimbangan untuk optimasi operating time uji aktivitas

antioksidan dengan metode FTC

a. Penimbangan α-tocopherol

Bobot gelas beker = 62, 4973

Bobot gelas beker + isi = 62, 4933

Bobot zat = 0,0040

Lampiran 13. Hasil optimasi operating time untuk uji aktivitas antioksidan dengan

metode FTC

Hasil OT, Calfa-tokoferol = 4 mg

Menit ke Absorbansi

Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3

1 3.311 3.311 3.436

3 3.436 3.214 3.311

5 3.214 3.311 3.436

7 3.311 3.311 3.436

10 3.311 3.436 3.436

(41)

25

Lampiran 14. Data penimbangan untuk optimasi panjang gelombang maksimum uji

antioksidan dengan metode FTC

a. Penimbangan α-tochoperol (control positif)

Replikasi 1

61,5081 61,7617 63,6569

Bobot gelas

beker + isi

61,5121 61,7657 63,6609

Bobot isi 0,0040 0,0040 0,0040

Lampiran 15. Hasil optimasi panjang gelombang untuk uji aktivitas antioksidan

dengan metode FTC

Dibuat lima seri :

Seri Panjang gelombang / Absorbansi

5 468 / 3,239 √

7,5 445 / 3,053

10 530 / 3,229

12,5 463 / 3,101

15 509 / 3,031

Lampiran 16. Data penimbangan untuk uji aktivitas antioksidan dengan metode

FTC-TBA

a. Penimbangan α-tocopherol (kontrol positif)

Replikasi 1

Bobot beker 61,4654 62,4275 61,0764

Bobot beker

+ isi

61,4694 62,4315 61,0804

(42)

26

b. Penimbangan sampel fraksi etil asetat ekstrak metanol daun

sirih dudu

Bobot beker 27,9589 27,7332 27,5955

Bobot beker

+ isi

27,9629 27,7372 27,5995

Bobot zat 0,0040 0,0040 0,0040

Lampiran 17. Hasil pengukuran uji aktivitas antioksidan dengan metode FTC

a. Nilai absorbansi kontrol negative, control positif, dan sampel

Hari

b. Rata-rata nilai absorbansi kontrol negatif, kontrol positif, dan sampel

kontrol (-) kontrol (+) Sampel

Rata-rata ± SD Rata-rata ± SD Rata-rata ±SD

1 2.4233 ±0.3964 1.5647±0.165 1.2283±0.2768

2 2.8117±0.0316 1.8740±0.1444 1.8430±0.1618

3 3.0023±0.0957 1.9723±0.0760 2.1790±0.0702

4 3.1350±0.0000 2.3327±0.2330 2.2757±0.1193

5 3.1613±0.0372 2.0530±0.0320 2.4368±0.0492

6 3.1877±0.0372 2.8637±0.1230 2.6920±0.0240

(43)

27

c. Perhitungan nilai % inhibisi dengan metode FTC (hari kelima)

Persen inhibisi =(A0– A1/A0) x 100%

Absorbansi %inhibisi Rata-rata

%I ± SD

Contoh perhitungan nilai % inhibisi sampel replikasi 1 hari ke-1 :

Persen inhibisi =

x 100%

(44)

28

d. Grafik absorbansi FTC control negatif, control positif, dan sampel selama

(45)

29

 FEA Sirih Dudu

2) uji One sampel T-Test

 Alfa tokoferol

(46)

30

3) Uji Independendent Sampel T-Test

Lampiran 18. Hasil pengukuran uji aktivitas antioksidan dengan metode TBA

a. Nilai absorbansi kontrol negatif, kontrol positif, dan sampel

kontrol negatif Alfa tokoferol FEA Sirih dudu

R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3

1,094 1,042 1,068 0,161 0,182 0,173 0,040 0,030 0,036

b. Perhitungan nilai % inhibisi dengan metode TBA

(47)

31

Absorbansi %inhibisi Rata-rata

%I

Alfa

tokoferol

Replikasi 1 0,161 84,9251 83,8951 ±

0,8055 Replikasi 2 0,182 82,9588

Replikasi 3 0,173 83,8015

FEA Sirih

dudu

Replikasi 1 0,040 96,2547 96,6916 ±

0,3848 Replikasi 2 0,030 97,1910

Replikasi 3 0,036 96,6292

Statistik uji TBA :

(48)

32

 FEA Sirih dudu

2) uji One sampel T-Test

(49)

33

 FEA Sirih dudu

(50)

34

Lampiran 19. Gambar larutan kontrol positif, kontrol negatif dan sampel fraksi etil

asetat ekstrak methanol daun dudu pada metode FTC setelah penambahan FeCl3

selama 7 hari (tiga kali replikasi)

Gambar 1 : sampel fraksi etil asetat ekstrak metanol daun sirih dudu hari ke-1

A B C

Gambar 2 : sampel fraksi etil asetat ekstrak metanol daun sirih dudu hari ke-2

(51)

35

Gambar 3 : sampel fraksi etil asetat ekstrak metanol daun sirih dudu hari ke-3

A B C

Gambar 4 : sampel fraksi etil asetat ekstrak metanol daun sirih dudu hari ke-4

A B C

Gambar 5 : sampel fraksi etil asetat ekstrak metanol daun sirih dudu hari

ke-5

(52)

36

Gambar 6 : sampel fraksi etil asetat ekstrak metanol daun sirih dudu hari

ke-6

A B C

Gambar 7 : sampel fraksi etil asetat ekstrak metanol daun sirih dudu hari

ke-7

A B C

Keterangan :

A. Kontrol positif

B. Kontrol negatif

(53)

37

Lampiran 20. Gambar larutan uji pada metode TBA

a. Larutan kontrol positif dan kontrol negatif

Kontrol Positif Kontrol Negatif

b. Larutan uji berisi fraksi etil asetat ekstrak methanol daun sirih dudu (tiga

(54)

38

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi berjudul “Penetapan Kandungan Fenolik Total dan

Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi Etil Asetat Ekstrak metanol

Daun Sirih Dudu (Piper sarmentosum Roxb.)” ini memiliki nama

lengkap Mario Yedi Mau. Dilahirkan di Dili pada tanggal 29

April 1994 dari pasangan Bapak Yesaya Mau dan Ibu Dina

Patadungan. Penulis telah menyelesaikan pendidikan di TK Silo

Kupang pada tahun 1998 hingga 2000, kemudian melanjutkan

pendidikan dasar di SD Santa Familia Kupang pada tahun 2000

hingga 2006, pendidikan menengah di SMP Kristen Mercusuar

Kupang pada tahun 2006 hingga 2009, dan SMA Kristen Mercusuar Kupang pada tahun 2009

hingga 2012. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan perguruan tinggi di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2012 hingga 2017. Selama menjadi

mahasiswa di Universitas Sanata Dharma, penulis cukup aktif dalam organisasi kepanitian di

(55)

INTISARI

Senyawa fenolik yang terkandung dalam tanaman, khususnya asam

fenolat dan flavonoid, telah diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang dapat

menghambat radikal bebas dan peroksidasi lipid. Dudu (Piper sarmentosum

Roxb.) merupakan salah satu tanaman dari famili Piperaceae yang telah diketahui

memiliki berbagai kandungan fitokimia yang memiliki potensi sebagai

antioksidan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar

kandungan fenolik total dan aktivitas antioksidan yang terdapat dalam fraksi etil

asetat ekstrak metanol daun dudu (Piper Sarmentosum Roxb.). Penetapan

kandungan fenolik total dilakukan dengan metode Folin-Ciocalteu, sedangkan

untuk pengukuran aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode Ferric

Thiocyanate (FTC) dan Thiobarbituric Acid (TBA) dengan menggunakan

Alfa-tokoferol. Jumlah peroksida pada tahap awal peroksidasi lemak diukur

dengan metode FTC, sedangkan jumlah pada tahap kedua diukur dengan metode

TBA. Hasil penelitian menunjukan bahwa fraksi etil asetat ekstrak metanol daun

dudu mempunyai kandungan fenolik total sebesar 205,6073 ± 5,7823 mg ekivalen

asam galat. Aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak metanol daun dudu

dengan metode FTC dan TBA secara berturut-turut sebesar 22,9177 ± 1,5566 %

dan 96,6916 ± 0,3848 %.

Kata kunci: Dudu, fenolik total, antioksidan, Ferric Thiocyanate (FTC),

(56)

ABSTRACT

Phenolic compounds contained in plants, especially phenolic acid and

flavonoid, has been known to have antioxidant activity which can inhibit free

radical and lipid peroxidation. Dudu (Piper sarmentosum Roxb.), is a plant in

Piperaceae family, has been known to have some phytochemical content that can

exhibit potential antioxidant activity. The aims of this research were to measure

total phenolic content and antioxidant activity in ethyl acetate fraction of methanol

exstract of dudu leaves (Piper sarmentosum Roxb.) Total phenolic content were

measured by Folin-Ciocalteu method mean while antioxidant activity were

measured by ferric thiocyanat (FTC) method and thiobarbituric acid (TBA) using

Alfa-tokoferol. Peroxide amount in the first stage of lipid peroxidation were

measured by FTC method, meanwhile ferric-thiocyanate complex reaction and to

measure peroxide amount in the secound stage of lipid peroxidation were measured

by TBA method. The result showed that ethyl acetate fraction of methanol exstract

of dudu leaves has a total phenolic content of 205,6073 ± 5,7823 mg gallic acid

equivalents (GAE). Antioxidant activity of ethyl acetate fraction of dudu leaves

showed as percent inhibition value were 22,9177 ± 1,5566 % and 96,6916 ± 0,3848

% for FTC and TBA method respectively.

Keywords: Dudu, phenolic total, antioxidant, Ferric thiocyanat (FTC),

Gambar

Gambar 1. Profil kenaikan rata-rata absorbansi sampel dengan metode FTC selama
Gambar daun dudu …………………………………………
Gambar larutan uji pada metode TBA …………………………..
Table I. Hasil penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak metanol
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Nilai SKP yang diperoleh dari kegiatan eksternal (yang diselenggarakan pihak Non-PDPP/BP2KB) dengan tema tertentu akan dikonversi berdasarkan tingkat kompetensi yang dituntut

[r]

Uji normalitas menggunakan bantuan komputer dengan menggunakan paket program SPSS ( Statistical Product and Service Solutions ) 16.0 for Windows sebagaimana

[r]

hrnadod.

ABSTRACT.

[9] yang merupakan penghasil arus yang andingkan dengan koil standar, sehingga akan diperoleh suhu bunga api busi yang tinggi yang dapat membantu proses pembakaran dalam