Ananda D. Putri, 2010 ; Pembimbing I : H. Edwin S., dr, Sp.PD-KKV FINASIM Pembimbing II : Penny Setyawati M, dr, Sp.PK, M.Kes.
World Health Organization (WHO) memperkirakan pada tahun 2000 terdapat 30 juta penderita diabetes mellitus (DM) di Asia Tenggara dan meningkat hingga 80 juta penderita pada tahun 2025. Prevalensi penderita DM di Indonesia menempati peringkat keempat tertinggi di dunia. Peripheral arterial disease
(PAD) merupakan salah satu komplikasi DM tipe 2 yang sering dijumpai. PAD dapat dideteksi dengan pemeriksaan Ankle-Brachial Index (ABI). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan membandingkan rerata ABI penderita DM tipe 2 dan non-DM.
Penelitian ini adalah observasional dengan desain cross-sectional. Subjek penelitian diambil dari komunitas senam Rumah Sakit Immanuel Bandung yang dikelompokkan menjadi dua yaitu 24 orang dewasa penderita DM tipe 2 dan 24 orang dewasa non-DM yang diambil dengan cara consecutive sampling. Variabel yang diambil adalah nilai ABI kedua kelompok tersebut menurut rumus yang telah ditentukan oleh American Heart Association dan diambil dari hasil pengukuran tekanan darah sistolik pada a. brachialis, a. tibialis posterior dan
a. dorsalis pedis pada kedua ekstremitas. Analisis data dengan Shapiro Willks
Test, kemudian dilanjutkan dengan Mann Whitney Test (α=0,05).
Pada penelitian ini, didapatkan rerata nilai ABI penderita DM tipe 2 1,08±0,10 dan ABI non-DM 1,15±0,09 (p=0,032).
Nilai ABI pada penderita DM Tipe 2 lebih kecil dibandingkan non-DM di komunitas senam Rumah Sakit Immanuel Bandung.
Kata kunci : ankle-brachial index (ABI), DM tipe 2, peripheral arterial disease
v
ABSTRACT
The Representation of Ankle-Brachial Index (ABI) in Type 2 Diabetes mellitus (DM) in Exercise Club Immanuel Hospital Bandung
Ananda D. Putri, 2010 ; 1st supervisor : H. Edwin S., dr, Sp.PD-KKV FINASIM 2nd supervisor : Penny Setyawati M, dr, Sp.PK, M.Kes.
World Health Organization (WHO) estimated that the prevalence of Diabetes mellitus (DM) in South East Asian was 30 million in 2000 and will be increased to 80 million in 2025. Indonesia is in the fourth place amongst countries with the highest prevalence of DM. Peripheral arterial disease (PAD) is one of the common complications of type 2 DM. PAD can be detected and diagnosed by measurement of Ankle-Brachial Index (ABI). The aim of this study is to know and to compare ABI between type 2 DM and non-DM.
This is an observational study with cross-sectional design. Subjects were taken from the population of Immanuel Hospital Bandung’s exercise club. There were two groups of subjects contains of 24 adults with type 2 DM and 24 adults non-DM selected with consecutive sampling. Variable measured was value of ABI from both of groups that was calculated from measurement of systolic blood pressure of a.brachialis, a.tibialis posterior and a.dorsalis pedis with a formula that recommended by American Heart Association. Data was analyzed with Shapiro Wilks Test and continued with Mann Whitney Test (α=0.05).
The mean ABI value are 1.08±0.10 for type 2 DM subjects and 1.15±0.09 for non-DM subjects (p=0.032).
The ABI of type 2 DM is lower than non-DM in exercise club Immanuel Hospital Bandung.
K
JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 3
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3
1.3.1 Maksud Penelitian ... 3
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 4
1.4.1 Manfaat Akademis ... 4
1.4.2 Manfaat Praktis ... 4
1.5 Kerangka Pemikiran ... 4
1.6 Hipotesis ... 6
ix
1.8 Lokasi dan Waktu ... 6
1.8.1 Lokasi Penelitian ... 6
1.8.2 Waktu Penelitian ... 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Peripheral Arterial Disease (PAD)... 8
2.2 Epidemiologi dan Faktor Risiko PAD ... 9
2.3 Diabetes Mellitus (DM) ... 11
2.4 Perubahan Vaskular Penderita DM ... 13
2.5 Patofisiologi PAD ... 18
2.6 Gejala Klinik PAD ... 19
2.7 Diagnosis PAD pada DM ... 22
2.7.1 Ankle-Brachial Index (ABI) ... 24
2.7.1.1 Alat dan Bahan Pemeriksaan ... 25
2.7.1.2 Lokasi Palpasi Arteri-arteri Dalam Pemeriksaan ABI ... 26
2.7.1.3 Prosedur Pemeriksaan ABI ... 28
2.7.1.4 Cara Perhitungan ... 30
2.7.1.5 Kriteria Diagnostik ... 31
2.7.1.6 Sensitivitas dan Spesifisitas ... 31
2.8 Komplikasi PAD ... 33
2.9 Pengaruh Olahraga pada PAD ... 34
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk dan Rancangan Penelitian ... 35
3.2 Data Penelitian / Bahan Penelitian / Subjek Penelitian ... 35
3.4 Definisi Operasional... 37
3.5 Alur Penelitian ... 38
3.6 Variabel Penelitian ... 39
3.7 Cara Pengumpulan Subjek Penelitian ... 39
3.8 Bahan dan Prosedur Penelitian ... 39
3.8.1 Alat dan Bahan ... 39
3.8.2 Persiapan Sebelum Pemeriksaan ... 40
3.8.3 Pengukuran Tekanan Darah ... 40
3.8.4 Rumus ABI ... 41
3.9 Analisis Data & Kriteria Uji ... 41
3.9.1 Analisis Data ... 41
3.9.2 Kriteria Uji ... 42
3.9.3 Uji Hipotesis ... 42
3.10 Aspek Etik Penelitian ... 42
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 43
4.1.1 Karakteristik Subjek Penelitian ... 43
4.1.1.1 Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Umur ... 43
4.1.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin 44 4.1.2 Hasil Perhitungan Nilai Ankle-Brachial Index (ABI) ... 45
4.1.2.1 Hasil Perhitungan Nilai ABI pada Penderita DM tipe 2 ... 45
4.1.2.2 Hasil Perhitungan Nilai ABI pada Non-DM ... 46
xi
4.1.4 Perbedaan Nilai ABI Penderita DM tipe 2 Dibandingkan dengan
Non-DM... 48
4.1.5 Prevalensi Peripheral Arterial Disease (PAD) di Komunitas Senam R.S. Immanuel Bandung pada Bulan Maret-Oktober 2009 ... 49
4.2 Pembahasan ... 49
4.3 Pengujian Hipotesis ... 54
4.3.1 Hipotesis... 54
4.3.2 Hasil yang Mendukung ... 54
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 55
5.2 Saran ... 55
DAFTAR PUSTAKA ... 56
RIWAYAT HIDUP ... 78
Tabel 2.1 Perbedaan PAD pada penderita DM dan non-DM... 22
Tabel 4.1 Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Umur ... 43
Tabel 4.2 Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ... 44
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Nilai ABI pada Penderita DM tipe 2 ... 45
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Nilai ABI pada Non-DM ... 46
Tabel 4.5 Uji Normalitas Variabel-variabel dengan Jenis Data Numerik ... 47
Tabel 4.6 Perbedaan Nilai ABI Penderita DM tipe 2 Dibandingkan dengan Non-DM ... 48
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Perbedaan antara Arteri Normal dan Arteri Sklerotik ... 9
Gambar 2.2 Perubahan Hemodinamik pada PAD... 18
Gambar 2.3 Doppler handheld ... 26
Gambar 2.4 Lokasi Arteri Brachialis ... 27
Gambar 2.5 Arteri Dorsalis Pedis ... 27
Gambar 2.6 Arteri Tibialis Posterior ... 28
Gambar 2.7 Pemeriksaan ABI... 29
Gambar 2.8 Perhitungan ABI ... 31
Lampiran 1. Informed Consent ... 62
Lampiran 2. Kuisioner Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 63
Lampiran 3. Nilai ABI Penderita DM tipe 2 ... 66
Lampiran 4. Nilai ABI non-DM... 67
Lampiran 5. Nilai Statistik ... 68
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN
UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)
Yang bertanda tangan dibawah ini:
N a m a :
U s i a :
Alamat :
Pekerjaan :
No. KTP/lainnya:
Dengan sesungguhnya menyatakan bahwa:
setelah mendapat keterangan sepenuhnya menyadari, mengerti, dan memahami
tentang tujuan, manfaat dan risiko yang mungkin timbul dalam penelitian, serta
sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri dari keikut sertaannya, maka saya
setuju ikut serta dalam penelitian yang berjudul:
“Gambaran Ankle-Brachial Index (ABI) Penderita Diabetes Mellitus (DM) Tipe 2 di Komunitas Senam Rumah Sakit Immanuel Bandung”
Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya dan tanpa paksaan.
Mengetahui,
Penanggung jawab penelitian,
( Ananda Dwi Putri )
Bandung, Yang menyatakan Peserta penelitian,
( )
Saksi-saksi:
1. ……… ( )
2. ……… ( )
KUISIONER
1.Pertanyaan mengenai Diabetes Mellitus(DM) / kencing manis tipe 2
• Apakah anda menderita DM tipe 2 / kencing manis ? Ya Tidak
2. Pertanyaan mengenai penyakit jantung & pembuluh darah
• Apakah anda memiliki riwayat tekanan darah tinggi (hipertensi)? Ya Tidak
• Bila iya, sudah berapa lama anda menyadari bahwa anda menderita darah tinggi (hipertensi)?
64 untuk mengontrol tekanan darah anda?
Ya Tidak
• Bila iya, sebutkan jenis obat yang anda gunakan (boleh lebih dari 1)
………
………
• Apakah anda memiliki penyakit jantung koroner / gagal jantung atau pernah mengalami serangan jantung atau stroke?
Ya Tidak
• Apakah anda memiliki riwayat penyakit jantung koroner / gagal jantung, serangan jantung atau stroke pada keluarga anda?
Ya Tidak
3. Pertanyaan mengenai olahraga dan latihan
• Apakah anda sering berolahraga? Ya Tidak tanpa berhenti?
• Apakah saat ini anda dalam masa – masa penyembuhan setelah operasi tungkai?
Ya Tidak
• Apakah anda sering merasakan nyeri / keram pada tungkai bawah / betis terutama saat berjalan / beraktivitas yang
kemudian menghilang dengan beristirahat selama beberapa
menit?
5. Pertanyaan mengenai kebiasaan merokok
• Apakah anda pernah merokok? Ya Tidak
6. Pertanyaan mengenai kelainan kolesterol / lemak
• Apakah anda memiliki kelainan kadar kolesterol / lemak? Ya Tidak
• Apabila iya, bagaimana anda mengetahui bila anda memiliki kelainan kadar kolesterol / lemak? ...
TERIMA
KASIH
Tanda Tangan Pengisi kuisioner,
66
Nilai ABI Penderita DM tipe 2
No Jenis Kelamin Usia ABI kiri ABI kanan Rerata ABI
1 P 45 1,15 1,15 1,15
2 P 63 1,11 1,05 1,08
3 P 71 1 1,06 1,03
4 P 59 1,18 1,18 1,18
5 P 67 1 1,07 1,035
6 P 54 1,07 1 1,035
7 P 54 1,06 1,18 1,12
8 P 57 1,11 1,11 1,11
9 P 55 1,07 1,15 1,11
10 P 70 0,92 1,15 1,035
11 L 65 1,22 1,22 1,22
12 P 55 1,14 1,14 1,14
13 P 79 1,06 0,93 0,995
14 P 44 1,3 1,23 1,265
15 L 48 1,23 1,23 1,23
16 P 68 1,07 1,07 1,07
17 P 53 1 0,94 0,97
18 P 58 1,12 1 1,06
19 P 56 1,06 1 1,03
20 P 57 1,187 1,187 1,187
21 P 55 1,13 1 1,065
22 P 56 1 1 1
23 L 74 0,86 0,77 0,815
24 P 50 1,14 1,28 1,21
RERATA ABI PENDERITA DM TIPE 2 1,08925
Nilai ABI non-DM
No Jenis Kelamin Usia ABI kiri ABI kanan Rerata ABI
1 P 54 1 1,13 1,065
2 L 62 1,18 1,12 1,15
3 P 56 1,17 1,05 1,11
4 P 68 1,13 1,2 1,165
5 P 57 1,61 1,31 1,46
6 P 52 1,05 1 1,025
7 P 70 1,05 1,22 1,135
8 P 59 1,13 1,13 1,13
9 P 70 1,12 1,12 1,12
10 P 63 1,15 1 1,075
11 P 57 1,15 1 1,075
12 P 51 1,15 1,15 1,15
13 P 41 1,14 1,07 1,105
14 L 53 1,38 1,38 1,38
15 L 63 1,15 1,3 1,225
16 P 49 1,15 1,07 1,11
17 P 54 1,14 1,07 1,105
18 P 57 1,12 1,12 1,12
19 P 63 1,15 1,23 1,19
20 P 57 1,23 1,23 1,23
21 P 48 1,18 1,18 1,18
22 P 59 1,23 1,06 1,145
23 L 55 1,12 1,12 1,12
24 P 68 1,2 1,2 1,2
RERATA ABI NON DM 1,1570833
68
HASIL ANALISIS STATISTIK
Frequencies
Jk
7 14.6 14.6 14.6
41 85.4 85.4 100.0
48 100.0 100.0
Laki-laki Perempuan Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Seluruh subjek
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
This is a lower bound of the true significance. *.
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
This is a lower bound of the true significance. *.
72
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
This is a lower bound of the true significance. *.
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
This is a lower bound of the true significance. *.
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
This is a lower bound of the true significance. *.
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
T-Test
Group Statistics
24 58.88 9.018 1.841
24 57.75 7.249 1.480
Kelompok DM Kontrol Umur
N Mean Std. Deviation
Std. Error Mean
Independent Samples Test
1.227 .274 .476 46 .636 1.125 2.362 -3.629 5.879
.476 43.967 .636 1.125 2.362 -3.635 5.885
Equal variances
t df Sig. (2-tailed)
Mean t-test for Equality of Means
NPar Tests
N Mean Rank Sum of Ranks
T-Test
24 1.0911 .09958 .02033
24 1.1700 .11770 .02402
24 1.0874 .11899 .02429
24 1.1442 .10065 .02054
Kelompok
N Mean Std. Deviation
74
Independent Samples Test
.140 .710 -2.506 46 .016 -.07888 .03147 -.14222 -.01553
-2.506 44.772 .016 -.07888 .03147 -.14227 -.01548
.844 .363 -1.785 46 .081 -.05679 .03181 -.12083 .00724
-1.785 44.768 .081 -.05679 .03181 -.12087 .00729
Equal variances
t df Sig. (2-tailed)
Mean t-test for Equality of Means
NPar Tests
N Mean Rank Sum of Ranks
T-Test
24 1.0893 .10049 .02051
24 1.1571 .09550 .01949
Kelompok DM Kontrol Rerata_ABI
N Mean Std. Deviation
NPar Tests
Independent Samples Test
.548 .463 -2.397 46 .021 -.06783 .02830 -.12479 -.01087
-2.397 45.881 .021 -.06783 .02830 -.12480 -.01087
Equal variances
t df Sig. (2-tailed)
Mean t-test for Equality of Means
Mann-Whitney Test
N Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsa
7 1.1629 .15756 .05955
41 1.1250 .10769 .01682
7 1.1629 .19653 .07428
41 1.1077 .09320 .01455
7 1.1629 .17407 .06579
41 1.1164 .08697 .01358
Jk
N Mean Std. Deviation
76
Independent Samples Test
.949 .335 .801 46 .427 .03781 .04720 -.05720 .13282
.611 6.989 .561 .03781 .06188 -.10856 .18418
4.769 .034 1.201 46 .236 .05513 .04589 -.03724 .14749
.728 6.468 .492 .05513 .07569 -.12689 .23714
3.359 .073 1.107 46 .274 .04647 .04196 -.03800 .13093
.692 6.521 .513 .04647 .06718 -.11478 .20772
Equal variances
t df Sig. (2-tailed)
Mean t-test for Equality of Means
Crosstabs
Jk * Kelompok Crosstabulation
78
RIWAYAT HIDUP
Nama : Ananda Dwi Putri
NRP : 0610200
Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 26 Juli 1988
Alamat : Jl. Haji Akbar no. 31-33 Bandung 40171
Riwayat Pendidikan :
TK Permata Bunda, Bandung 1992-1994
SD BPI, Bandung, 1994-2000
SMPN 5, Bandung, 2000-2003
SMAN 5, Bandung, 2003-2006
Universitas Kristen Maranatha, Fakultas Kedokteran Umum, Bandung,
1.1Latar Belakang Penelitian
Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang merupakan
masalah kesehatan dunia yang serius. World Health Organization (WHO)
memperkirakan di Asia Tenggara ada 30 juta penderita DM pada tahun 2000
dan akan meningkat sampai 80 juta pada tahun 2025. Jumlah ini merupakan
yang tertinggi di dunia (Wild, 2004).
Peningkatan prevalensi penderita DM di Asia tampak sangat mencolok,
terutama di India dan Indonesia. Prevalensi penderita DM di Indonesia
menempati peringkat keempat tertinggi di dunia, yaitu 8.426.000 penderita
pada tahun 2000 dan diperkirakan akan meningkat mencapai 21.257.000
penderita pada tahun 2030 (WHO, 2009).
Faktor risiko utama peripheral arterial disease (PAD) adalah DM. PAD
adalah suatu kondisi khas akibat sumbatan aterosklerotik pembuluh darah
terutama pada ekstremitas inferior yaitu klaudikasio intemiten (ADA, 2004).
Walters melaporkan bahwa prevalensi PAD pada penderita DM cukup tinggi
yaitu 8,7% pada penderita DM tipe 1 dan 23.5% pada penderita DM tipe 2
(Walters et al, 1992).
Faktor risiko PAD selain DM adalah merokok, hipertensi dan
hiperlipidemia (Eason et al, 2005).
Eason et al melaporkan bahwa penderita PAD asimptomatik mencapai
53,8% dan 64% dari jumlah tersebut adalah penderita DM
(Eason et al, 2005).
Penderita DM memiliki risiko 1,8 kali lebih tinggi menderita PAD
dibandingkan orang normal yang berakibat iskemia ekstremitas inferior, ulkus
2
PAD merupakan ancaman untuk amputasi ekstremitas inferior, terutama
pada penderita DM dan penderitanya memiliki risiko 2-5 kali lebih besar
untuk terkena penyakit kardiovaskular (Lilly, 2007) dan serebrovaskular yang
berakibat fatal, dan berakhir pada kematian. Kualitas hidup penderita DM
dengan PAD akan terganggu akibat keterbatasan fungsional, dan hendaya
yang semakin berat sehingga produktivitas kerja penderita semakin menurun
(Eason et al, 2005).
Deteksi dini PAD sangat penting, terutama pada penderita DM karena
deteksi dini dapat membatasi risiko terjadinya myocard infarct (MI) atau
stroke sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas penyakit
kardio-serebrovaskular (Hirsch, 2001) serta menghindari risiko-risiko yang
dapat terjadi pada penderita DM yaitu ulkus, gangrene, amputasi ekstremitas
inferior akibat iskemik yang akan berdampak pada keterbatasan fungsional
(ADA, 2004).
Penatalaksanaan penderita PAD secara dini menunjukkan perbaikan
kualitas hidup secara bermakna (Eason et al, 2005).
Pendekatan diagnosis PAD dapat dilakukan melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik yaitu palpasi denyut nadi a. dorsalis pedis dan a. tibialis
posterior, serta pengukuran Ankle-Brachial Index (ABI) dengan bantuan
Doppler (ADA, 2004).
Metode pengukuran ABI sederhana, prosedurnya non invasif sehingga
mudah diterima penderita, dan hanya membutuhkan waktu kurang dari 15
menit, selain itu biayanya masih terjangkau oleh masyarakat (Hughes, 2008).
Akurasi pengukuran ABI yang telah divalidasi dengan angiogram menurut
laporan-laporan peneliti terdahulu, memiliki angka sensitifitas 95% dan
spesifisitas hampir 100% (Ahluwalia, 2003; ADA, 2004). Oleh karena itu,
penulis ingin mengetahui gambaran ABI penderita DM tipe 2 di komunitas
1. Bagaimana rerata ABI penderita DM tipe 2 di komunitas senam
Rumah Sakit Immanuel Bandung.
2. Bagaimana rerata ABI non DM di komunitas senam Rumah Sakit
Immanuel Bandung.
3. Apakah terdapat perbedaan rerata ABI penderita DM tipe 2 dengan
non-DM di komunitas senam Rumah Sakit Immanuel Bandung.
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui gambaran nilai ABI
penderita DM tipe 2 di komunitas senam Rumah Sakit Immanuel
Bandung.
1.3.2 Tujuan Penelitian :
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membandingkan
rerata ABI penderita DM tipe 2 dan non-DM di komunitas senam
Rumah Sakit Immanuel Bandung. Ankle-Brachial Index (ABI)
ditetapkan dengan rumus yang direkomendasikan oleh American Heart
Association (AHA) berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah a.
4
1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah
1.4.1 Manfaat akademis
Manfaat akademis yang diharapkan dari hasil penelitian ini, adalah
untuk mengetahui gambaran ABI penderita DM tipe 2 dan non-DM di
komunitas senam Rumah Sakit Immanuel Bandung.
1.4.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini yaitu dapat
memberikan informasi bagi para klinisi/praktisi kedokteran/mahasiswa
kedokteran bahwa ABI dapat digunakan sebagai sarana penunjang
diagnosis PAD yang sederhana dan praktis. Diagnosis dini PAD
penting ditegakkan secara dini terutama pada kelompok risiko tinggi
antara lain penderita DM tipe 2 untuk menghindarkan terjadinya
komplikasi yaitu ulkus, gangren, amputasi ekstremitas bawah, penyakit
kardioserebrovaskular, serta penurunan kualitas hidup.
1.5 Kerangka Pemikiran
Peripheral arterial disease (PAD) adalah suatu kondisi khas akibat adanya
sumbatan aterosklerosis pada ekstremitas inferior, sehingga terjadi
penyumbatan yang menyebabkan iskemia, ulkus, gangren dan sering berakhir
dengan proses amputasi (ADA, 2004).
PAD lebih sering ditemukan pada penderita DM yaitu sebanyak 70%,
sedangkan pada non-DM hanya 20%. Penderita DM memiliki kemungkinan
menderita PAD 1,8 kali lebih besar dibandingkan dengan non-DM
(Khammash et al, 2008). Prevalensi PAD pada penderita DM mencapai 44%,
(Bistok Sihombing, 2008) yaitu 23.5% pada penderita DM tipe 2 dan 18.7%
selain penyakit kardioserebrovaskular (Eason et al, 2005).
Salah satu manifestasi klinik PAD adalah terdapatnya klaudikasio
intermiten, yaitu perasaan nyeri atau tidak nyaman pada betis atau daerah lain
di tungkai yang muncul pada saat latihan atau berjalan dan menghilang pada
keadaan istirahat (Ahluwalia et al, 2003).
Mengingat risiko yang timbul dimasa yang akan datang, skrining PAD
harus dilakukan secara dini khususnya untuk penderita DM tipe 2
(ADA, 2004; Jue Li et al, 2006).
Diagnosis PAD dapat ditegakkan dengan berbagai metode. Metode yang
sering digunakan antara lain melihat adanya gejala klaudikasio intermiten dan
meraba denyut arteri perifer (ADA, 2004). Salah satu metode yang lebih
akurat adalah ABI yaitu mengukur tekanan darah sistolik di pergelangan kaki
(a. dorsalis pedis dan a. tibialis posterior) dan lengan (a. brachialis) dengan
menggunakan handheld Doppler, sphygmomanometer dan manset kemudian
dilakukan perhitungan untuk mendapatkan rasionya.
Ahluwalia et al melaporkan bahwa dengan bantuan Doppler ultrasound,
didapatkan fakta 30% penderita DM terkena PAD dan kelompok ini terkena
PAD 10 tahun lebih cepat dibandingkan orang normal
(Ahluwalia et al, 2003).
ABI didapatkan dari hasil pengukuran tekanan darah yang dilakukan
secara berurutan, yaitu a. brachialis dextra, a. dorsalis pedis dextra, a.
tibialis posterior dextra, a. tibialis posterior sinistra, a. dorsalis pedis
sinistra, dan a. brachialis sinistra (Eason et al, 2005). Nilai rujukan normal
ABI 0,91-1,30 (ADA, 2004)
Penentuan ABI merupakan pemeriksaan yang sederhana, tidak invasif,
bersifat kuantitatif, dengan sensitivitas 95% dan spesifisitas hampir 100%
6
1.6 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut di atas maka dapat diambil
hipotesis penelitian sebagai berikut:
ABI penderita DM tipe 2 lebih kecil daripada non-DM di komunitas
senam Rumah Sakit Immanuel Bandung.
1.7 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bersifat kuantitatif
dengan rancangan cross sectional study.
Subjek penelitian dikumpulkan secara consecutive sampling yaitu
berdasarkan urutan kedatangan pasien hingga tercapai minimal sample
(Pusponegoro dkk, 2002; JAMA, 2009). Seleksi subyek penelitian dilakukan
dengan mengisi kuisioner yang berisi pertanyaan mengenai kriteria inklusi
dan eksklusi. Variabel independen penelitian ini adalah penderita DM
(kelompok uji) dan penderita non-DM (kelompok kontrol); sedangkan
variabel dependennya adalah ABI.
Ukuran sampel n, minimal 46 ditentukan berdasarkan rumus estimasi
proporsi Lemeshow (Lemeshow, 1992).
1.8 Lokasi dan Waktu
1.8.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di komunitas senam Rumah Sakit
1. Penelusuran kepustakan mulai bulan Nopember 2008 sampai
dengan Desember 2009.
2. Pengambilan sampel mulai bulan Maret 2008 sampai dengan
Oktober 2009.
3. Pengolahan dan analisis data pada bulan Oktober 2009 sampai
dengan Nopember 2009
4. Penulisan mulai bulan Nopember 2008 sampai dengan Desember
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini yaitu nilai rerata
ABI penderita DM tipe 2 lebih kecil dibandingkan nilai rerata ABI non-DM
di komunita senam Rumah Sakit Immanuel Bandung.
5.2 Saran
Saran-saran yang ingin penulis kemukakan berdasarkan penelitian ini, antara
lain kepada :
• Masyarakat umum penulis menghimbau agar penderita DM tipe 2 meningkatkan kewaspadaan terhadap komplikasi-komplikasi terutama
PAD melalui pemeriksaan ABI secara periodik yang biayanya terjangkau
oleh masyarakat umum.
• Praktisi kesehatan agar melaksanakan pemeriksaan ABI secara periodik untuk mencegah dan melakukan diagnosis dini PAD pada penderita DM
tipe 2 mengingat upaya dini dapat memperbaiki prognosis dan
progresivitas penyakit, serta mencegah komplikasi lebih lanjut yang dapat
menurunkan kualitas hidup pasien.
• Peneliti-peneliti lain agar melanjutkan penelitian mengenai besarnya prevalensi PAD pada penderita DM tipe 2 pada jumlah sampel yang lebih
besar, mengetahui hubungan durasi DM serta status kadar glukosa darah
penderita DM tipe 2 dengan nilai ABI, serta hubungan olahraga pada
penderita DM tipe 2 terhadap prevalensi PAD.
of peripheral arterial disease in type 2 diabetes mellitus. Int. J. Diab. Dev.
Countries. 23 : 61–5.
American Diabetes Association (ADA). 2003. Peripheral arterial disease in diabetes. Diabetes Care. 12 (26) : 3333–41.
_______. 2004. Peripheral arterial disease in diabetes. In : Diabetes &
Cardiovascular Disease Review. American Diabetes Association. Issue 6.
American Heart Association (AHA). 2004. Peripheral arterial disease—statistics. www.americanheart.org. 14 September 2009.
_______. 2009. Diabetes mellitus. http://www.americanheart.org/presenter.jhtml?identifier=4546 . 14 Desember
2009.
Bistok Sihombing. 2008. Prevalensi penyakit arteri perifer pada populasi penyakit
diabetes melitus di puskesmas kota medan. http://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php?option=com
_journal_review&id=9870&task=view. 14 Desember 2009.
Colorado Prevention Center. 2009. Ankle-brachial index.
http://www.coloradopreventioncenter.org/clinical-research/equip/site-quality/ankle-brachial-index.html. 25 Desember 2009.
Dono A, Dasnan I. 2006. Penyakit arteri perifer. Dalam : Aru WS, Bambang S, Idrus A, Marcellus SK, Siti S (Penyunting). Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke-4. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-UI. h. 1688.
Doobay AV, Anand SS. 2005. Sensitivity and specificity of the ankle–brachial index to predict future cardiovascular outcomes: a systematic review.
Arterioscler Thromb Vasc Biol. 25 : 1463-9.
57
Eason SL, Petersen NJ, Suarez–Almazor M, Davis B, Collins TC. 2005. Diabetes mellitus, smoking, and the risk for asymptomatic peripheral arterial disease : whom should we screen? J Am Board Fam Pract. 18 : 355–61.
Em Yunir, Suharko Soebardi. 2006. Terapi non farmakologi pada diabetes melitus. Dalam : Aru WS, Bambang S, Idrus A, Marcellus SK, Siti S (Penyunting). Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke-4. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-UI. h.1887.
Gregg EW, Sorlie P, Paulose-Ram R, Qiuping Gu, Eberhardt MS, et al. 2004. Prevalence of lower-extremity disease in the U.S. adult population ≥ 40 years of age with and without diabetes. Diabetes Care. 27 (7) : 1591–7.
Grenon SM, Gagnon J, York Hsiang. 2009. Ankle–brachial index for assessment of peripheral arterial disease. N Engl J Med. 361:e40.
Hallett Jr JW. 2008. Peripheral arterial disease. In : The Merck Manual Online
Medical Library. http://www.merck.com/mmpe/sec07/ch080/ch080f.html.
20 Agustus 2009.
Harris MI, Flegal KM, Cowie CC, et al. 1998. Prevalence of diabetes, impaired fasting glucose, and impaired glucose tolerance in U.S. adults. The Third National Health and Nutrition Examination Survey, 1988–1994. Diabetes Care. 21 (4) : 518–24.
Hiatt WR. 2001. Medical treatment of peripheral arterial disease and claudication.
N Engl J Med. 344 (21) : 1608-21.
_______. 2006. Pathophysiology of intermittent claudication in peripheral arterial disease. Cardiology Rounds. 10 (1).
Hirsch AT, Criqui MH, Treat-Jacobson D. 2001. Peripheral arterial disease detection, awereness, and treatment in primary care. JAMA. 286 (11) : 1317–24.
Hughes S. 2008. Ankle-brachial index improves CV risk prediction. http://canadiancpd.medscape.com/viewarticle/577282. 13 Juli 2009.
JAMA. 2009. Glossary of methodologic terms. http://jama.ama-assn.org/misc/auinst_term.dtl. 16 November 2009.
Jude EB, Oyibo SO, Chalmers N, Boulton AJ. 2001. Peripheral arterial disease in diabetic and nondiabetic patients. Diabetes Care. 24 (8) : 1433–7.
Jue Li, Buaijiaer Hasimu, Jinming Yu, Jing Wang, Dayi Hu. 2006. Prevalence of peripheral arterial disease and risk factors for the low and high ankle-brachial index in chinese patients with type 2 diabetes. Journal of Health Science. 52 (2) : 97–102.
Khammash MR, Obeidat KA, El-Qarqas EA. 2008. Screening of hospitalised diabetic patients for lower limb ischemia : is it necessary. Singapore Med J. 49 (2) : 110–3.
Khan NA, Rahim SA, Anand SS, Simel DL, Panju A. 2006. Does the clinical examination predict lower extremity peripheral arterial disease?. JAMA. 295 (5): 536–46.
Lemeshow S, Hormer DW, Klar J, Iwaga SK. 1992. Statistical methods for sample size determination. In : WHO. Adequancy of sample size in health
study. Chichester : John Willey & Sons.
Levin ME, Sicard GA, Rubin BG. 1997. Peripheral vascular disease in the diabetic patient. In : D Porte, RS Sherwin. Ellenberg & rifkin’s diabetes
mellitus. Stamford : Appleton & Lange. p. 1127-58.
Lilly LS, Ramos Y. 2007. Peripheral arterial disease. In : L.S. Lilly (Ed.).
Pathophysiology of heart disease a collaborative project of medical students
and faculty. 4th Ed. USA : Lippincott Williams & Wilkins. p. 356-9.
Maiti R, Agrawal NJ. 2007. Atherosclerosis in diabetes mellitus : role of inflammation. Indian J Med Sci. 61 : 292-306.
Migliacci R, Nasorri R, Ricciarini P, Gresele P. 2008. Ankle-brachial index measured by palpation for the diagnosis of peripheral arterial disease. Family
59
Mostaza JM, Suarez C, Manzano L, Cairols M, López-Fernández F, Aguilar I, et al. 2008. Sub-clinical vascular disease in type 2 diabetic subjects: relationship with chronic complications of diabetes and the presence of cardiovascular disease risk factors. Eur J Intern Med.19 (4) : 255-60.
Murtopo F. 2005. Korelasi gambaran color doppler arteri ekstremitas bawah dan arteri karotis pada penderita stroke iskemik di RSUPN-CM Tahun 2004-2005. Tesis. Jakarta.
NHLBI (National Heart Lung and Blood Institute). 2008. Peripheral arterial disease. http://www.nhlbi.nih.gov/health/dci/Diseases/pad/pad_what.html. 26 Agustus 2009.
Norman PE, Davis WA, Bruce DG, Davis TME. 2006. Peripheral arterial disease and risk of cardiac death in type 2 diabetes. Diabetes Care. 29 (3) : 575-80.
PERKENI. 2006. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2
di Indonesia 2006. Jakarta : PB PERKENI.
Parks R. 2007. Ankle-brachial index test. http://www.webmd.com/heart-disease/ankle-brachial-index-test. 17 September 2009.
Pittman L. 2003. Mechanisms of vascular dysfunction in diabetes mellitus.
Canadian Association of Cardiac Rehabilitation.
Powers CA. 2008. Diabetes mellitus. In : DL Kasper, AS Fauci, DL Longo, E Braunwald, SL Hauser, JL Jameson (Eds). Harrison’s principles of internal
medicine. 17th Ed. USA : The McGraw–Hill Companies, Inc. p. 2275.
Pusponegoro HD, Wirya IGNW, Pudjiadi AH, Bisanto J, Zulkarnain SZ. 2002. Uji diagnostik. Dalam : Sastroasmoro S., Ismael S. (Penyunting).
Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi ke-2. Jakarta : Bagian Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Raden Ayu TK, Wayan W, Made B, Anwar S. 2009. Risks for peripheral arterial disease in the elderly with type 2 diabetes mellitus : their correlation with high sensitivity c-reactive protein and ankle-brachial index. E-journal Of
Redberg RF, Greenland P, Fuster V, Pyorola K, Blair SN, et al. 2002. Prevention conference VI: diabetes and cardiovascular disease writing group III: risk assessment in persons with diabetes. Circulation. 105:e144-e152.
Sarwono W. 2006. Komplikasi kronik diabetes : mekanisme terjadinya, diagnosis dan strategi pengelolaan. Dalam : Aru WS, Bambang S, Idrus A, Marcellus SK, Siti S (Penyunting). Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke-4. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-UI. h. 1906-10.
Shen R, Wiegers SE, Glaser R. 2008. The evaluation of cardiac and peripheral arterial disease in patients with diabetes mellitus. In : BJ Goldstein, D Müller-Wieland (Eds). Type 2 diabetes principles and practice. 2nd ed. New York : Informa Healthcare Inc. p. 447-50.
Slamet Suyono. 2006. Diabetes melitus di indonesia. Dalam : Aru WS, Bambang S, Idrus A, Marcellus SK, Siti S (Penyunting). Buku ajar ilmu penyakit
dalam. Edisi ke-4. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FK-UI. h. 1876.
Society of Vascular Surgery. 2009. Ankle-brachial index. http://www.vascularweb.org/patients/NorthPoint/Ankle_Blood_Pressure_Me asurement_ABI.html. 13 Agustus 2009.
Sophia Utami. 2006. Gambaran ultrasonografi duplex penyakit arteri perifer pada penyandang diabetes melitus tipe 2 dengan ankle brachial index (ABI) normal. Laporan. Jakarta : UI.
Vascular Disease Foundation. 2008. ABI. http://www.vdf.org/diseaseinfo/pad/anklebrachial.php. 2 Desember 2009.
Voter SR, Peters AL. 2009. Diabetes Mellitus, Type 2 - A Review. http://emedicine.medscape.com/article/766143-overview. 6 Agustus 2009.
Walters DP, Gatling W, Mullee MA, Hill RD. 1992. The prevalence, detection, and epidemiological correlates of peripheral vascular disease : a comparison of diabetic and non–diabetic subjects in an English community. Diabet Med. 9 : 710–5.
Weatherley BD, Nelson JJ, Heiss G, Chambless LE, Sharrett AR, et al. 2007. The association of the ankle-brachial index with incident coronary heart disease: the atherosclerosis risk in communities (ARIC) study, 1987–2001. BMC
61
World Health Organization. 2006. Definition and diagnosis of diabetes mellitus
and intermediate hyperglycemia : report of a WHO / IDF consultation.
Geneva : WHO Press. p. 5.
_______. 2009. Country and regional data. http://www.who.int/diabetes/facts/world_figures/en/index.html.
4 Desember 2008.
_______. 2009. Country and regional data. http://www.who.int/diabetes/facts/world_figures/en/index5.html.
4 Desember 2008