• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh motivasi dan kedisiplinan kerja terhadap kinerja pegawai : studi kasus pada Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh motivasi dan kedisiplinan kerja terhadap kinerja pegawai : studi kasus pada Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari."

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN KERJA

TERHADAP KINERJA PEGAWAI

Studi Kasus pada Rumah Tahanan Negara Kelas II B Wonosari

Stevanus Jurid Gustara Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2015

Motivasi dan kedisiplinan sangat berkaitan langsung dengan kinerja pegawai. Motivasi dan kedisiplinan yang dirasakan oleh pegawai dapat menurunkan kinerja ataupun meningkatkan kinerja pegawai. Pegawai yang merasa termotivasi dan disiplin kerja yang diperoleh akan berdampak pada meningkatnya kinerja instansi secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi dan kedisiplinan kerja terhadap kinerja pegawai. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai pada Rumah Tahanan Negara Kelas II B Wonosari yang seluruhnya berjumlah 74 orang, dengan sampel sebanyak 63 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik random (acak). Teknik pengumpulan data dengan kuesioner dan observasi. Analisis data menggunakan teknik analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi dan kedisiplinan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Dimana dari hasil tersebut juga dapat diketahui bahwa motivasi lebih besar pengaruhnya terhadap kinerja pegawai Rumah Tahanan Negara Kelas II B Wonosari.

(2)

ABSTRACT`

INFLUENCE OF MOTIVATION AND WORK DISCIPLINE TO

EMPLOYEE PERFORMANCE

Case study on Class IIB of Wonosari State Prison

Stevanus Jurid Gustara Sanata Dharma University

Yogyakarta, 2015

Motivation and work discipline are the most important thing in the employee performance. Those two factors will increase or decrease employee performance. They can increase their performance because of influence by those two factors in their environment. The objective of this research is to know the effectiveness of motivation and work discipline on the employee performance. The population of this research was the employees of Class IIB Wonosari State Prison. They were 63 respondent out of 74 employees. The sample was chosen using random sampling technique. The data were collected by using questionnaire and observation. Data analysis was done using multiple linear regression. The result of the research showed that motivation and work discipline influenced employee performance. The research also found that motivation had greater influence than work discipline.

(3)

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN KERJA

TERHADAP KINERJA PEGAWAI

Studi Kasus pada Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

Oleh:

Stevanus Jurid Gustara NIM : 082214115

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN KERJA

TERHADAP KINERJA PEGAWAI

Studi Kasus pada Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

Oleh:

Stevanus Jurid Gustara NIM : 082214115

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv Motto

Tuhan menaruhmu di tempat sekarang bukan karena kebetulan. Orang yang hebat tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan. Mereka

dibentuk melalui kesukaran, tantangan, dan air mata.

(Dahlan Iskan)

Jangan jadikan kegagalan sebagai alasan untuk menyerah. Karena akan selalu ada cara, akan selalu ada jalan jika kamu mau berusaha.

(Penulis)

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

Bapak, Ibu dan adik tercinta,

atas curahan segala cinta dan perhatiannya

(8)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN - PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PERYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI

Studi kasus pada Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari

dan diajukan untuk diuji pada tanggal 23 Juni 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini, saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.

Bila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut maka saya bersedia menerima sanksi yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E.) dibatalkan serta diproses sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).

Yogyakarta, 30 Juni 2015 Yang membuat pernyataan,

(9)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN KAMPUS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Stevanus Jurid Gustara

Nomor Mahasiswa : 082214115

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI

Studi Kasus pada Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 30 Juni 2015

Yang menyatakan

(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini. Penulisan skripsi bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan

dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima

kasih yang tak terhingga kepada :

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku rektor Universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan

mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Dr. Lukas Purwanto, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen

Universitas Sanata Dharma.

4. Dra. Diah Utari B R., M. Si. selaku Pembimbing I yang telah membantu serta

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Drs. P. Rubiyanto, M.M selaku Pembimbing II yang telah sabar membimbing

penulis dan menyelesaikan skripsi ini.

(11)

viii

7. Kepala Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari yang telah memberikan

ijin untuk melakukann penelitian, dan segenap staff pegawai Rumah Tahanan

Negara Kelas IIB Wonosari yang telah banyak membantu dengan memberi dan

mencarikan data yang dibutuhkan.

8. Kedua orang tua bapak Yanuarius Ardiyana, ibu Yohana Fransisca Wartini,

dan adik saya Kletus Yudit Avriano yang perduli pada saya dan banyak

mendorong dan mendoakan saya hingga skripsi ini dapat selesai.

9. Sahabat dan teman-teman yang selalu memberikan bantuan dan semangat.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 30 Juni 2015

Penulis

Stevanus Jurid Gustara

(12)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii

HALAMAN DAFTAR GRAFIK ... xiv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xv

ABSTRAK ... xvi

ABSTRACT ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Sistematika Penulisan ... 7

(13)

x

B. Teori-teori Motivasi ... 9

C. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi ... 16

D. Manfaat Motivasi ... 17

E. Teori Tentang Kedisiplinan ... 17

F. Teori Tentang Kinerja ... 24

G. Kerangka Konseptual ... 27

H. Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 29

B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 29

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

D. Variabel dan Skala Pengukuran ... 30

E. Definisi Operasional ... 32

F. Populasi dan Sampel ... 34

G. Teknik Pengambilan Sampel ... 36

H. Sumber Data... 36

I. Teknik Pengumpulan Data ... 36

J. Teknik Pengujian Instrumen ... 37

K. Teknik Analisis Data... 39

BAB IV GAMBARAN UMUM RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB WONOSARI A. Sejarah Singkat ... 49

(14)

xi

C. Organisasi dan Tata Kerja ... 50

D. Struktur Organisasi ... 51

E. Fasilitas Rumah Tahanan Negara ... 54

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 55

B. Analisis Data ... 60

C. Pembahasan ... 72

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 75

C. Keterbatasan ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77

(15)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

V.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kerja ... 56

V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57

V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 58

V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Posisi Pekerjaan ... 59

V.5 Tabel Nilai Rata-rata Motivasi, Kedisiplinan, dan Kinerja ... 60

V.6 Tabel Hasil Uji Validitas ... 61

V.7 Tabel Hasil Uji Reliabilitas ... 63

V.8 Tabel Hasil Uji Multikolinieritas ... 63

V.9 Tabel Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 65

V.10 Tabel Hasil Uji Normalitas ... 68

V.11 Tabel Hasil Uji t ... 69

V.12 Tabel Hasil Uji F ... 70

(16)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

II.1 Kerangka Konseptual ... 27

(17)

xiv

DAFTAR GRAFIK

Grafik Judul

V.1 Grafik Uji Heteroskedastisitas ... 64

(18)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 79

(19)

xvi

ABSTRAK

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN KERJA

TERHADAP KINERJA PEGAWAI

Studi Kasus pada Rumah Tahanan Negara Kelas II B Wonosari

Stevanus Jurid Gustara Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2015

Motivasi dan kedisiplinan sangat berkaitan langsung dengan kinerja pegawai. Motivasi dan kedisiplinan yang dirasakan oleh pegawai dapat menurunkan kinerja ataupun meningkatkan kinerja pegawai. Pegawai yang merasa termotivasi dan disiplin kerja yang diperoleh akan berdampak pada meningkatnya kinerja instansi secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi dan kedisiplinan kerja terhadap kinerja pegawai. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai pada Rumah Tahanan Negara Kelas II B Wonosari yang seluruhnya berjumlah 74 orang, dengan sampel sebanyak 63 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik random (acak). Teknik pengumpulan data dengan kuesioner dan observasi. Analisis data menggunakan teknik analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi dan kedisiplinan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Dimana dari hasil tersebut juga dapat diketahui bahwa motivasi lebih besar pengaruhnya terhadap kinerja pegawai Rumah Tahanan Negara Kelas II B Wonosari.

(20)

xvii

ABSTRACT`

INFLUENCE OF MOTIVATION AND WORK DISCIPLINE TO

EMPLOYEE PERFORMANCE

Case study on Class IIB of Wonosari State Prison

Stevanus Jurid Gustara Sanata Dharma University

Yogyakarta, 2015

Motivation and work discipline are the most important thing in the employee performance. Those two factors will increase or decrease employee performance. They can increase their performance because of influence by those two factors in their environment. The objective of this research is to know the effectiveness of motivation and work discipline on the employee performance. The population of this research was the employees of Class IIB Wonosari State Prison. They were 63 respondent out of 74 employees. The sample was chosen using random sampling technique. The data were collected by using questionnaire and observation. Data analysis was done using multiple linear regression. The result of the research showed that motivation and work discipline influenced employee performance. The research also found that motivation had greater influence than work discipline.

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemasyarakatan ialah usaha pemerintah untuk membina orang-orang yang

melakukan tindak pidana dan oleh pengadilan dijatuhi hukuman masuk penjara.

Hal ini dilakukan oleh pemerintah untuk mengembalikan orang-orang yang

mendapat hukuman menjadi masyarakat yang baik. Pemikiran baru mengenai

fungsi pemidanaan yang tidak sekedar penjara tetapi juga merupakan suatu usaha

rehabilitasi dan reintegrasi warga binaan pemasyarakatan telah melahirkan suatu

sistem pembinaan yang dinamakan sistem pemasyarakatan.

Pemasyarakatan memberi arah, bahwa sistem pemasyarakatan diarahkan

pada pembinaan bimbingan dan perawatan terhadap warga binaan

pemasyarakatan. Upaya pencapaian tersebut diperlukan langkah-langkah

keamanan dan ketertiban sehingga program dan sasaran dapat tercapai secara

maksimal. Keamanan dan ketertiban rumah tahanan merupakan pondasi sekaligus

alat ukur untuk berhasilnya petugas rumah tahanan. Alat ukur yang dapat

dijadikan ukuran aman atau tertibnya suatu rumah tahanan meliputi tingkat

pelarian narapidana atau tahanan, perkelahian, pemberontakan, perjudian,

perdagangan dan penyelundupan barang-barang terlarang (senjata, narkotika, dan

obat terlarang lainnya). Oleh karena itu, rumah tahanan berupaya secara maksimal

untuk dapat memantau, mencegah, dan menangkal gangguan keamanan dan

(22)

Sikap dan perilaku petugas yang baik dapat mencegah situasi kehidupan

penghuni menjadi buruk. Sikap dan perilaku yang baik bisa meminimalisasi

tingkat pelarian narapidana atau tahanan, dapat memelihara keharmonisan

kehidupan dalam rumah tahanan, dapat menjaga dan memelihara seluruh sarana

dan prasarana kantor, dan dapat melaksanakan sistem administrasi. Keamanan dan

ketertiban yang baik merupakan kewajiban sekaligus tanggung jawab petugas

teknis pengamanan.

Yang menjadi dasar dari pelaksaan sistem pemasyarakatan adalah

pembinaan kepada narapidana yang dilandasi dengan prinsip pemasyarakatan,

yaitu: (1) orang yang tersesat harus dibimbing dengan memberikan kepadanya

bekal hidup sebagai warga yang baik dan berguna dalam masyarakat; (2)

penjatuhan pidana bukan tindakan balas dendam dari negara; (3) tobat tidak dapat

dicapai dengan penyiksaan melainkan dengan bimbingan; (4) negara tidak berhak

membuat seseorang lebih buruk atau lebih jahat dari pada sebelum ia masuk

lembaga pemasyarakatan; (5) selama kehilangan kemerdekaan bergerak,

narapidana harus dikenalkan kepada masyarakat dan tidak boleh diasingkan; (6)

pekerjaan yang diberikan kepada narapidana tidak boleh bersifat pengisi waktu

atau hanya diperuntukkan bagi kepentingan negara; (7) bimbingan dan pendidikan

harus berdasarkan Pancasila; (8) tiap orang adalah manusia dan harus

diperlakukan sebagai manusia meskipun telah tersesat; (9) narapidana hanya

dijatuhi pidana kehilangan kemerdekaan.

Untuk mencapai tujuan pemasyarakatan yang baik maka telah ditetapkan

(23)

umum pelaksanaan sistem pemasyarakatan yaitu: (1) isi rumah tahanan lebih

rendah dari kapasitas; (2) menurunnya secara bertahap dari tahun ke tahun angka

pelanggaran dan gangguan keamanan serta ketertiban; (3) meningkatnya secara

bertahap jumlah narapidana yang bebas sebelum waktunya; (4) semakin

menurunnya dari tahun ke tahun angka kejahatan; (5) biaya perawatan sama

dengan kebutuhan minimal manusia Indonesia pada umumnya; (6) unit pelaksana

teknis pemasyarakatan dalam kondisi bersih dan terpelihara; dan (7) semakin

terwujudnya lingkungan pembinaan yang menggambarkan proyeksi nilai-nilai

masyarakat ke dalam lembaga pemasyarakatan dan sebaliknya nilai-nilai

subkultur penjara di dalam rumah tahanan.

Keberhasilan dari pencapaian sasaran tergantung pada partisipasi yang

seimbang dari pembina, yang dibina, dan masyarakat sehingga kinerja dari para

pembina yang disebut sebagai petugas pemasyarakatan sangat diharapkan untuk

dapat mempengaruhi hasil akhir dari tujuan pemasyarakatan.

Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari merupakan bagian dari

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang sangat menerapkan disiplin

tinggi dalam bekerja. Sebagai rumah tahanan seharusnya hanya menerima tahanan

saja, tetapi karena di Wonosari belum ada Lembaga Pemasyarakatan maka Rumah

Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari juga menerima tahanan dan narapidana.

Beban tugas yang besar itulah mengharuskan penerapan displin dan motivasi yang

tinggi dalam bekerja sangat diperlukan untuk memperoleh hasil kerja yang

(24)

Secara umum situasi dan kondisi di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB

Wonosari kurang kondusif untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang

menjadi beban tugasnya karena kurangnya dukungan fasilitas serta sumberdaya

manusia yang kurang memadai sehingga kurang optimalnya dalam menjalankan

tugas. Untuk itu perlu diadakan penilaian tentang kinerjanya.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis ingin membuktikan ada

atau tidaknya pengaruh motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai

di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari. Berdasarkan uraian tersebut maka

penulis tertarik untuk memilih judul penelitian “Pengaruh Motivasi dan

Kedisiplinan Kerja terhadap Kinerja Pegawai”. Studi kasus pada Rumah Tahanan

Negara Kelas IIB Wonosari.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ada pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai Rumah

Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari?

2. Apakah ada pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Rumah

Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari?

3. Apakah motivasi kerja dan disiplin kerja berpengaruh bersama-sama

(25)

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya masalah yang akan diteliti serta keterbatasan waktu

dan kemampuan penulis, maka penulis membatasi penelitian ini :

1. Pegawai yang menjadi responden penelitian ialah seluruh pegawai yang

bekerja di rumah tahanan negara.

2. Variable kinerja yang diteliti terdiri dari beberapa sub variabel yaitu:

kualitas pekerjaan, supervisi, dan kehadiran pegawai rumah tahanan

negara.

3. Dalam penelitian ini persepsi pegawai meliputi motivasi dan kedisiplinan.

Motivasi yaitu keinginan melakukan sesuatu, menyelesaikan pekerjaan

tanpa disuruh atasan dan ingin mendapatkan penghargaan. Sedangkan

kedisiplinan yaitu ketepatan menyelesaikan pekerjaan, ketepatan masuk

dan pulang kerja, tidak bolos atau meningalkan lingkungan kerja tanpa

ijin.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai di

Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari.

2. Untuk mengetahui pengaruh kedisiplinan kerja terhadap kinerja pegawai

di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari.

3. Untuk mengetahui apakah motivasi kerja dan kedisiplinan kerja

berpengaruh terhadap kinerja pegawai di Rumah Tahanan Negara Kelas

(26)

E. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

berbagai pihak terutama pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, yaitu :

1. Bagi Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari

Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan dan masukan bagi Rumah Tahanan Negara Kelas IIB

Wonosari dalam peningkatan kinerja pegawai baik dalam motivasi

maupun kedisiplinan, dan nantinya diharapkan dapat menjadi pilihan

strategi Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari dalam meningkatkan

kinerja pegawai.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan dan

berguna sebagai salah satu referensi bagi pembaca yang tertarik untuk

meneliti topik yang serupa dalam bidang sumber daya manusia.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi penulis sebagai sarana

(27)

F. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan

Dalam bab ini menjelaskan mengenai latar belakang

masalah, rumusanmasalah, pembatasan masalah, tujuan masalah,

manfaat penelitian dansistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori

Bab ini berisikan teori-teori tentang pengertian motivasi,

kedisiplinan kerja dan teori tenantang kinerja sebagai dasar

penentuan diadakannya penelitian ini.

BAB III : Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan dan membahas tentang jenis

penelitian, waktu dan tempat penelitian, subyek dan obyek

penelitian, variabel penelitian dan alat pengukurannya, jenis dan

sumber data, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel,

teknik pengambilan sampel dan teknik analisis data.

BAB IV: Gambaran Umum

Bab ini memberikan gambaran serta informasi tentang

Rumah Tahanan Negara Kelas II B Wonosari yang menjadi

(28)

BAB V : Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini menguraikan tentang hasil pengolahan data, analisis

data, pembahasan dan jawaban dari masalah yang diajukan.

BAB VI : Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan Penelitian

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan yang diambil dari

penelitian dan saran-saran untuk instansi pemerintahan disertai

(29)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Motivasi

Menurut pepatah tua : “ manajer dapat dengan mudah menggiring kuda ke

dalam air, tetapi manajer tidak dapat memaksanya untuk minum”. Mengapa

demikian, karena kuda baru akan minum kalau ia sedang haus dan begitu pula

dengan manusia. Mereka baru akan mengerjakan sesuatu kalau ada yang

mereka inginkan atau kalau ada motivasi un tuk mengerjakannya. Motivasi

itu timbul tidak hanya saja karena ada unsure di dalam dirinya, tetapi juga

karena adanya stimulus dari luar. Seberapapun tingkat kemampuan yang

dimiliki seseorang, pasti butuh motivasi. Dengan perkataan lain, potensi

sumber daya manusia adalah suatu yang terbatas. Dengan demikian, kerja

seseorang merupakan fungsi dan faktor-faktor kemampuan dan motivasi

dirinya. Motivasi diibaratkan sebagai jantungnya manajemen karyawan.

Motivasi merupakan dorongan yang membuatkaryawan melakukan sesuatu

dengan cara dan untuk mencapai tujuan tertentu. (Sjafri Mangkuprawira,

2007).

B. Teori-Teori Motivasi

Teori motivasi dapat dikelompokan menjadi dua kategori umum, yaitu

(30)

theory dan motivasi di sisi lain sebagai dorongan eksternal atau akibat dari proses belajar yang sering disebut external theory.

1. Motivasi Sebagai Dorongan Internal

Motif atau dorongan sebagai kata kunci suatu motivasi dapat muncul

sebagai akibat dari keinginan pemenuhan kebutuhan yang tidak terpuaskan

di dalam kebutuhan itu muncul sebagai dorongan internal atau dorongan

alamiah (naluri). Kebutuhan yang tidak terpuaskan dari seseorang

mengakibatkan suatu situasi yang tidak menyenangkan. Situasi yang tidak

menyenangkan tersebut mendorong seseorang untuk memenuhinya yang

kemudian akan menimbulkan suatu tujuan dimana untuk mencapai tujuan

tersebut diperlukan tindakan. Beberapa model atau teori tentang motivasi

yang lebih condong dengan pandangan di atas dikemukakan beberapa ahli

sebagai berikut:

1.1 Teori Motivasi Kebutuhan

Teori ini dikemukakan oleh Abraham A. Maslow yang menyatakan

bahwa manusia dimotivasi untuk memuaskan sejumlah kebutuhan

yang melekat pada diri setiap manusia yangcenderung bersifat

bawaan. Kebutuhan ini terdiri dari lima jenis dalam pemenuhan, yaitu:

a. Kebutuhan fisik (physiological needs)

Kebutuhan ini berkaitan dengan kebutuhan yang harus

(31)

seperti kebutuhan untuk makan, minum, pakaian, seks, dan

lain-lain. karena ini merupakan kebutuhan biologis, maka kebutuhan

ini akan didahulukan pemenuhannya oleh manusia, diaman bila

belum terpenuhi atau belum terpuaskan, makan individu tidak

akan tergerak untuk memenuhi kebutuhan lain yang lebuh tinggi.

b. Kebutuhan rasa aman (safety needs)

Kebutuhan ini berkaitan dengan kebutuhan rasa aman dari

ancaman-ancaman dari luar yang mungkin terjadi seperti

keamanan dari ancaman orang lain, ancaman alam, atau ancaman

bahwa suata saat tidak dapat bekerja karena faktor usia dan faktor

lainnya. Kebutuhan ini muncul setelah kebutuhan pertama

terpenuhi.

c. Kebutuhan sosial (social needs)

Kebutuhan ini berkaitan dengan menjadi bagian dari orang

lain, dicintai orang lain, dan mencintai orang lain. kebutuhan ini

muncul setelah kebutuhan tingkat pertama dan kedua terpenuhi.

Kebutuhan ini ditandai dengan keinginan seseorang menjadi

bagian atau anggota dari kelompok tertentu, keinginan untuk

menjalin hubungan dengan orang lain, dan keinginan membantu

(32)

d. Kebutuhan pengakuan (esteem needs)

Kebutuhan yang berkaitan tidak hanya menjadi bagian dari

orang lain (masyarakat), tetapi lebih jauh dari itu, yaitu

diakui/dihormati/dihargai orang lain karena kemampuannya atau

kekuatannya. Kebutuhan ini ditandai dengan keinginan untuk

mengembangkan diri, meningkatkan kemandirian, dan kebebasan.

e. Kebutuhan yang berhubungan dengan aktualisasi/ penyaluran diri

dalam arti kemampuan/minat/potensi diri dalam bentuk nyata

dalam kehidupan merupakan kebutuhantingkat tinggi dari teori

Maslow. Ini ditandai dengan hasrat individu untuk menjadi orang

yang sesuai dengan keinginannya.

1.2 Teori X dan Y

Teori ini menyatakan bahwa manusia pada dasarnya terdiri dari

dua jenis. Pencetusnya McGregor, mengatakan bahwa ada jenis

manusia X dan jenis manusia Y yang masing-masing memiliki

karakteristik tertentu. Jenis manusia X adalah manusia yang selalu

ingin menghindari pekerjaan bilamana mungkin, sementara jenis

manusia Y menunjukan sifat yang senang bekerja yang diibaratkan

bahwa bekerja baginya seperti bermain. Kemudian jenis manusia tipe

X tidak punya inisiatif dan senang diarahkan, sedangkan jenis manusia

Y sebaliknya.

(33)

1.3 Three Needs Theory

Teori ini dikemukakan oleh David McClelland, yang mengatakan

bahwa ada tiga kebutuhan manusia, yaitu:

a. Kebutuhan berprestasi (need for achievment), yaitu keinginan

untuk melakukan sesuatu lebih baik dibandingkan sebelumnya

b. Kebutuhan untuk berkuasa (need for power), yaitu kebutuhan untuk

lebih kuat, lebih berpengaruh terhadap orang lain.

c. Kebutuhan afiliasi (need for affiliation), yaitu kebutuhan untuk disukai, mengembangkan, atau memelihara persahabatan dengan

orang lain.

1.4 ERG Teori

Teori ini dikemukakan oleh Clayton Alderfer, yang sebenarnya

tidak jauh beda dengan teori dari A. Maslow, yang mengatakan bahwa

teori ini merupakan revisi dari teori tersebut. Teori ini mengatakan

bahwa ada tiga kelompokkebutuhan manusia, yaitu:

a. Existence berhubungan dengankebutuhan untuk mempertahankan keberadaan seseorang dalam hidupnya. Dikaitkan dengan

pennggolongan dari Maslow, ini berkaitan dengan kebutuhan fisik

(34)

b. Relatedness berhubungan dengan kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain. dikaitkan dengan penggolongan kebutuhan dari

Maslow ini meliputi kebutuhan sosial dan pengakuaan.

c. Growth berhubungan dengan kebutuhan pengembangan diri, yang identik dengan kebutuhan self-actualization yang dikemukakan oleh Maslow.

1.5 Teori Dua Faktor

Teori ini disebut juga motivation-hygiene theory dan dikemukakan oleh Frederick Herzberg. Teori ini mengatakan bahwa

suatu pekerjaan selalu berhubungan dengan dua aspek, yaitu pekerjaan

itu sendiri seperti mengajar, merakit sebuah barang, mengkoordinasi

suatu kegiatan, menunggu langanan, membersihkan ruangan-ruangan,

dan lain-lain yang disebut job content, dan aspek-aspek yang berkaitan dengan pekerjaan seperti gaji, kebijaksanaan orgaisasi, supervise,

rekan sekerja, dan lingkungan kerja yang disebut job context.

2. Motivasi Sebagai Dorongan Eksternal

Beberapa model/teori motivasi tidak semata-mata dipengaruhi

tuntutan kebutuhan yang bersifat internal, tetapi dipengaruhi juga oleh

(35)

2.1 Expectancy Theory

Teori ini pertama sekali dikemukakan oleh Vector Vroom yang

mengatakan bahwa motivasi seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor

atau situasi, yaitu:

a. Hubungan tingkat usaha dengan tingkat tampilan kerja

(performance), dalam arti keyakinan seseorang untuk dapat memenuhi tingkat performance yang diharuskan dalam suatu pekerjaan. Ini disebut dengan sxpectancy. Situasi yang mungkin muncul di sini adalah seseorang dapat melihat pekerjaan terlalu

sukar atau pekerjaan tidak terlalu sukar, tetapi kecil

kemungkinannya karena fasilitas yang diberikan organisasi kurang

memadahi.

b. Hubungan antara tampilan kerja dan suatu outcome/reward, yang artinya kemungkinan atau keyakinan seseorang akan mendapat

ganjaran bilamana memenuhi tingkat performance tertentu. Ini disebut instrumentality.

(36)

2.2. Equity Theory (Teori Keseimbangan/Kendali)

Setiap orang memasuki dunia kerja mengharakan hasil (outcome) yang diterima sesuai dengan yang telah diberikan buat organisasi

(input) dan dengan yang telah diterima orang lain di lingkungan pekerjaan atau organisasi lain.

2.3.Goal-Setting Theory

Goal-setting theory mengatakan bahwa yang mengaktifkan atau mendorong perilaku tertentu terhadap pekerjaan adalah tujuan/sasaran

(goals), dan proses penentuan tujuan itu sendiri.

2.4.Reinforcemen Theory

Teori ini berpendapat bahwa faktor yang emotivasi seseorang

dalam melakukan pekerjaan adalah reward yang akan diterima dari pelaksanaan suatu pekerjaan. (dalam Marihot Tua Efendi Hariandja,

2009:323).

C. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Motivasi karyawan/pegawai untuk bekerja biasanya merupakan hal yang

rumit, karena motivasi ini melibatkan faktor individual dan

faktor-faktor organisasional. Yang tergolong pada faktor-faktor-faktor-faktor yang sifatnya

(37)

kemampuan (abilities). Sedangkan yang tergolong pada faktor-faktor yang berasal dari organisasi meliputi pembayaran atau gaji (pay), keamanan pekerjaan (job security), sesama pekerja (co-workers), pengawasan (supervision), pujian (praise), dan pekerjaan itu sendiri (job itself) (Kadarisman, 2012).

D. Manfaat Motivasi

Manfaat motivasi yang pokok adalah menciptakan semangat kerja,

sehingga produktivitas kerja meningkat. Sementara itu manfaat yang

diperoleh karena bekerja dengan orang-orang yang termotivasi adalah

pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat waktu dan tepat sasaran. Artinya

pekerjaan diselesaikan sesuai standar yang ditetapkan dan dalam skala waktu

yang sudah ditentukan, serta orang senang melakukan dalam pekerjaannya.

E. Teori Tentang Kedisiplinan

Dalam buku yang berjudul : “Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia”

menurut Sjafri Mangkuprawira (2007) kedisiplinan karyawan adalah sifat

seorang karyawan yang secara sadar mematuhi aturan dan peraturan

organisasi tertentu. Kedisiplinan sangat mempengaruhi kinerja karyawan dan

perusahaan. kedisiplinan seharusnya dipandang sebagai bentuk latihan bagi

(38)

semakin tinggi produktivitas kerja karyawan dan kinerja perusahaan, ceteris paribus. Kedisiplinan karyawan dapat dilihat dari berbagai komponen berikut.

a. Kedisiplinan sebagai suatu aspek budaya perusahaan/ organisasi.

b. Kedisiplinan terkait dengan kemungkinan terjadinya penyimpangan atau

masalah kinerja perusahaan.

c. Timbul karena kesadaran diri karyawan atau dapat juga karena dengan

paksaan.

d. Motif keinginan karyawan untuk diakui sebagai orang yang baik atau

karyawan teladan.

e. Tidak semua karyawan memiliki derajat kedisiplinan seratus persen, ada

pengaruh faktor-faktor intrinsic dan ekstrinsik.

f. Kedisiplinan karyawan tidak selalu terkait dengan produktivitas kerjanya.

Artinya, kedisiplinan harus diimbangi dengan kecerdasan.

g. Terkait dengan tindakan perusahaan berupa konsekuensi pemberian

imbalan/penghargaan atau hukuman kepada karyawan.

(39)

1. Pengertian Disiplin Kerja

Pengertian disiplin dapat dikonotasikan sebagai suatu hukuman,

meskipun arti yang sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari

bahasa latin “disciplina” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan

kerohanian serta pengembangan tabiat. jadi sifat disiplin berkaitan dengan

pengembangan sikap yang layak terhadap pekerjaan.

Di dalam buku Wawasan Kerja Aparatur Negara disebutkan bahwa yang

dimaksud dengan pengertian disipln adalah: “sikap mental yang tercermin

dalam perbuatan, tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa

kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan-peraturan yang ditetapkan

pemerintah atau etik, norma serta kaidah yang berlaku dalam masyarakat”.

Sedangkan menurut Sutopo Yuwono di dalam bukunya yang berjudul

Dasar-Dasar Produksi, diungkapkan bahwa: “disiplin adalah sikap kejiwaan

seseorang atau kelompok orang yang senantiasa berkehendak untuk

mengikuti atau mematuhi keputusan yang telah ditetapkan.

Selanjutnya Alfred R. Lateiner dan I.S. Levine telah memberikan definisi

antara lain, disiplin merupakan suatu kekuatan yang selalu berkembang di

tubuh para pekerja yang membuat mereka dapat mematuhi keputusan dan

peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.

Di samping beberapa pengertian mengenai disiplin pegawai tersebut di

(40)

sikapnya impersonal, tidak memakai perasan dan tidak memakai perhitungan

pamrih atau kepentingan pribadi.

Kaitannya dengan kedisiplinan, Astrid S. Susanto juga mengemukakan

sesuai dengan keadaan di dalam setiap organisasi, maka disiplin dapat

dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu :

1. Disiplin yang bersifat positif

2. Disiplin yang bersifat negative

Merupakan tugas seorang pemimpin untuk mengusahakan terwujudnya

suatu disiplin yang mempunyai sifat positif, dengan demikian dapat

menghindarkan adanya disiplin yang bersifat negatif. Disiplin positif

merupakan suatu hasil pendidikan, kebiasaan atau tradisi dimana seseorang

dapat menyesuaikan dirinya dengan keadaan, adapun disiplin negatif sebagai

unsur di dalam sikap patuh yang disebabkan oleh adanya perasaan takut

akan hukuman.

Adapun ukuran tingkat disiplin pegawai menurut I.S. Levine adalah

sebagai berikut: “apabila pegawai datang dengan teratur dan tepat waktu,

apabila mereka berpakaian serba baik dan tepat pada pekerjaannya, apabila

mereka mempergunakan bahan-bahan dan perlengkapan dengan hati-hati,

apabila menghasilkan jumlah dan cara kerja yang ditentukan oleh kantor atau

(41)

Berdasarkan pada pengertian tersebut di atas, maka tolak ukur pengertian

kedisiplinan kerja pegawai adalah sebagai berikut:

1. Kepatuhan terhadap jam-jam kerja.

2. Kepatuhan terhadap instruksi dari atasan, serta pada peraturan dan tata

tertib yang berlaku.

3. Berpakaian yang baik pada tempat kerja dan menggunakan tanda

pengenal instansi.

4. Menggunakan dan memelihara bahan-bahan dan alat-alat perlengkapan

kantor dengan penuh hati-hati.

5. Bekerja dengan mengikuti cara-cara bekerja yang telah ditentukan.

Selanjutnya untuk lebih memperjelas arti dan makna displin kerja, Alex

S. Nitisemito antara lain mengemukakan, bahwa kedisiplinan lebih dapat

diartikan suatu sikap atau perilaku dan perbuatan yang sesuai dengan

peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau instansi yang

bersangkutan baik secara tertulis maupun tidak tertulis.

Adapun menurut peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil sebagimana

telah dimuat di dalam Bab II Pasal (2) UU No.43 Tahun 1999, ada beberapa

keharusan yang harus dilaksanakan yaitu:

1. Mentaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan

yang berlaku, serta melaksanakan perintah-perintah kedinasan yang

(42)

2. Melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya serta memebrikan pelayanan

yang baik terhadap masyarakat sesuai dengan bidang tugasnya.

3. Menggunakan dan memelihara barang-barnag dinas dengan

sebaik-baiknya.

4. Bersikap dan bertingkah laku sopan santun terhadap masyarakat, sesama

Pegawai Negeri Sipil dan atasannya.

2. Jenis-jenis Disiplin Kerja

Menurut Handoko (2001) jenis-jenis disiplin kerja dibagi 2 (dua), yaitu:

1. Self discipline

Disiplin ini timbul karena seseorang merasa terpenuhi

kebutuhannya dan telah menjadi bagian dari organisasi, sehingga orang

akan tergugah hatinya untuk sadar dan secara sukarela mematuhi segala

peraturan yang berlaku.

2. Command discipline

Disiplin ini tumbuh bukan dari perasaan ikhlas, akan tetapi timbul

karena adanya paksaan atau ancaman orang lain. Dalam setiap organisasi,

yang diinginkan pastilah jenis disiplin yang pertama, yaitu datang karena

kesadaran dan keinsyafan. Akan tetapi kenyataan selalu menunjukkan

bahwa disiplin itu lebih banyak di sebabkan oleh adanya semacam

paksaan dari luar. Disiplin mengacu pada pola tingkah laku dengan

(43)

1. Adanya hasrat yang kuat untuk melaksanakan sepenuhnya apa yang

sudah menjadi norma, etika, kaidah yang berlaku.

2. Adanya perilaku yang terkendali.

3. Adanya ketaatan.

Untuk mengetahui ada atau tidaknya disiplin kerja seorang

pegawai atau karyawan dapat dilihat dari:

1. Kepatuhan karyawan/pegawai terhadap peraturan yang berlaku,

termasuk tepat waktu dan tanggung jawab terhadap pekerjaannya.

2. Bekerja sesuai prosedur yang ada.

3. Pemeliharaan sarana dan perlengkapan kantor dengan baik.

3. Tipe-tipe Disiplin Kerja

Menurut Handoko (2001) pembentukan disiplin kerja dapat dilakukan dengan

2 (dua) tipe, yaitu:

1. Disiplin preventif (preventive discipline)

Merupakan tindakan yang diambil untuk mendorong para pekerja

mengikuti atau mematuhi norma-norma dan aturan-aturan sehingga

penyelewengan-penyelewengan tidak terjadi.

2. Disiplin korektif (corrective discipline)

Merupakan suatu kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran

terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari

(44)

F. Teori Tentang Kinerja

1. Pengertian Kinerja

Kinerja pada dasarnya merupakan perilaku nyata yang dihasilkan

setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai

dengan perannya dalam perusahaan. Untuk mendapatkan kinerja yang

baik dari seorang karyawan pada sebuah organisasi harus dapat

memberikan sarana dan prasarana sebaga penunjang dalam penyelesaian

pekerjaan. Istilah kinerja sendiri merupakan tujuan dari kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang).

Menurut Mangkunegara (2005) “Kinerja adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan/pegawai

dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya. Dengan demikian kinerja adalah kesediaan

seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan

menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil

seperti yang diharapkan”.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Mathis dan Jackson (2002) menyatakan bahwa banyak faktor yang

mempengaruhi kinerja dari individu tenaga kerja, yaitu kemampuan

mereka, motivasi, dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang

(45)

Prawirosentono (1999) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja antara lain : efektivitas dan efisiensi, wewenang, disiplin, inisiatif,

motivasi, semangat kerja. Menurut Suprihanto (2000) faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja pegawai antara lain : bakat, pendidikan dan latihan,

lingkungan dan fasilitas, iklim kerja, motivasi dan kemampuan hubungan

industrial, teknologi manajemen, kesempatan berprestasi dan lain

sebagainya.

3. Mengidentifikasi dan Mengukur Kinerja

Pada hakikatnya masalah pelaksanaan penilaian dan pengukuran

kinerja itu terletak pada unsur yang harus menilai, yang dinilai dan seluruh

aparat yang tersangkut dengan manajemen sumber daya manusia, (Buchari

2000). Menurut Istijanto (2005), untuk memperbaiki atau meningkatkan

prestasi kerja karyawan dapat dilakukan pengukuran terhadap aspek-aspek

kerja karyawan yang meliputi kualitas kerja, tanggung jawab terhadap

pekerjaan, kerja sama, motivasi kerja dan inisiatif. Penilaian unsur-unsur

ini memberi informasi yang sangat berharga bagi pengelolaan sumber

daya manusia dalam organisasi.

Menurut Umar dalam Mangkunegara (2005) untuk mengukur

kinerja pegawai dapat dilihat dari aspek-aspek antara lain : 1). Mutu

pekerjaan, 2). Kejujuran, 3). inisiatif, 4). kehadiran, 5). Sikap,

6).Kerjasama, 7). Kehandalan, 8). Pengetahuan tentang pekerjaan, 9).

(46)

Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan.

Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang sepatutnya memiliki

derajad kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu, kesediaan dan

keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu

tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan

bagaimana mengerjakannya.

4. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu

karyawan. Dalam penilaian kinerja dinilai kontribusi karyawan kepada

organisasi selama periode waktu tertentu. Umpan balik kinerja

memungkinkan karyawan mengetahui seberapa baik mereka bekerja

apabila dibandingkan dengan standar organisasi. Sekiranya penilaian

kinerja dilakukan secara benar, para karyawan, penyelia mereka,

departemen sumber daya manusia, dan akhirnya organisasi akan

diuntungkan dengan memastikan bahwa upaya individu member

kontribusi kepada focus strategic organisasi (Henry Simamora, 2004).

5. Tujuan Penilaian Kinerja

Menurut Nasution (2005) tujuan penilaian kinerja adalah :1).Untuk

mengetahui hasil pekerjaan karyawan selama periode waktu tertentu

(dibandingkan dengan standar). 2).Untuk mengetahui tentang diri

(47)

sehubungan dengan pekerjaannya di perusahaan. Untuk mengetahui

apakah karyawan mempunyai potensi untuk menduduki jabatan lain

(dengan/tanpa training lebih lanjut).

G. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian adalah kerangka berpikir yang

dibuat penulis untuk menggambarkan hubungan variabel-variabel yang

digunakan dalam penelitian. Dalam kerangka konseptual menyertakan

indikator-indikator yang akan dipakai penulis sebagai acuan untuk menyusun

[image:47.595.100.511.189.667.2]

pertanyaan dalam kuesioner yang akan dibagikan kepada responden.

Gambar II.1

H1

H3

H1

Keterangan :

: Berpengaruh secara sendiri

: Berpengaruh secara bersama Motivasi

Kedisiplinan

(48)

Dari gambar kerangka tersebut, peneliti ingin mengetahui seberapa

besar pengaruh motivasi kerja dan tingkat kedisiplinan kerja terhadap kinerja

pegawai.

H. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

masalah yang diajukan dan jawaban itu masih akan diuji kebenarannya.

Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut :

Tingkat motivasi kerja dan kedisiplinan kerja berpengaruh positif terhadap

(49)

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Studi kasus

merupakan penelitian yang rinci mengenai suatu obyek tertentu selama

kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh termasuk

lingkungan dan kondisi masa lalunya. Penelitian ini hanya dilakukan pada

obyek tertentu dan kesimpulan yang ditarik hanya berlaku pada obyek

yang diteliti.

B. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek dan obyek yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Subyek penelitian adalah orang yang menjadi sasaran dalam

penelitian dan yang akan memberikan informasi kepada penulis.

Subyek dalam penelitian ini adalah orang-orang yang dijadikan

responden yaitu pegawai yang bekerja di Rumah Tahanan Negara

Kelas IIB Wonosari.

2. Obyek penelitian ini adalah variabel-variabel motivasi,

kedisiplinan, dan kinerja di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB

(50)

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Waktu dan tempat penelitian ini adalah :

1. Tempat Penelitian

Penulis akan melakukan penelitian Rumah Tahanan Negara Kelas IIB

Wonosari yang terletak di Jl. Mgr. Soegiyopranoto No. 35 Wonosari,

Gunungkidul, Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada bulan September 2014 s/d Oktober

2014

D. Variabel dan Skala Pengukuran

Variabel Penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek

pengamatan penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa

atau segala sesuatu atau gejala yang akan diselidiki.

1. Identifikasi Variabel

a. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau

menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat atau

(51)

Dalam penelitian ini motivasi dan kedisiplinan dilihat dari

jawaban kuesioner dari para pegawai Rumah Tahanan Kelas IIB

Wonosari.

b. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah kinerja.

Dalam penelitian ini kinerja pegawai diukur dari jawaban

kuesioner dari seluruh pegawai yang terpilih sebagai sampel.

2. Definisi Variabel

a. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel (X) dalam penelitian ini adalah:

1) Motivasi

Yang dimaksud adalah seberapa tinggi pengaruh motivasi dalam

bekerja guna mendapatkan hasil yang memuaskan.

2) Kedisiplinan

Yang dimaksud adalah seberapa tinggi pengaruh kedisiplinan

dalam bekerja guna mendapatkan hasil yang memuaskan.

b. Variabel terikat (Dependent Variable)

Variable Y dalam penelitian ini adalah meningkatnya kinerja

(52)

peningkatan kinerja pegawai yang dipengaruhi oleh motivasi dan

kedisiplinan.

3. Skala Pengukuran

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai

acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat

ukur, sehingga alat ukur tersebut apabila digunakan dalam pengukuran

akan menghasilkan data kuantitatif. Dalam penelitian ini skala

pengukuran yang digunakan adalah skala Likert. Untuk tujuan analisis,

maka ditetapkan jawaban dari responden dan masing-masing dari

responden mendapat skor, yang terbagi dalam kategori penelitian, yaitu:

jawaban sangat setuju (SS) diberi nilai 5, setuju (S) diberi nilai 4, netral

(N) diberi nilai 3, tidak setuju (TS) diberi nilai 2, dan jawaban sangat

tidak setuju (STS) diberi nilai 1.

E. Definisi Oprasional

1. Motivasi

Morivasi adalah gambaran dari dorongan-dorongan yang ada pada

tiap-tiap individu pegawai untuk berprestasi sesuai dengan tingkatan

dan kemampuannya masing-masing.

Indikator motivasi:

a. Kebutuhan akan kekuasaan, yaitu kebutuhan untuk membuat

(53)

itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu

bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan

mempengaruhi orang lain.

b. Kebutuhan akan persahabatan, yaitu hasrat untuk berhubungan

antar pribadi yang ramah dan akrab.

c. Kebutuhan akan prestasi, yaitu dorongan untuk mengungguli,

berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar, bergulat

untuk sukses

2. Kedisiplinan

Kedisiplinan adalah sifat pegawai yang secara sadar mematuhi

aturan dan perturan organisasi untuk mendukung pekerjaannya.

Indikator kedisiplinan:

a. Kepatuhan pada peraturan, yaitu Menaati semua

peraturan-peraturan yang sudah di tetapkan dan disetujui.

b. Efektif dalam bekerja, yaitu memanfaatkan waktu dengan

semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil kerja yang

optimal.

c. Tindakan korektif, yaitu mekanisme yang harus dilakukan

untuk kesuksesan operasional dan pengendalian sebuah

(54)

3. Kinerja

Kinerja adalah prestasi kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Indikator kinerja:

a. Kualitas pekerjaan, yaitu hasil kerja yang dicapai seorang

pegawai sesuai standar yang sudah ditetapkan.

b. Supervisi, yaitu pekerjaan pengawasan tetapi sifatnya lebih

“human, manusiawi”.

c. Kehadiran, yaitu jumlah presensi seorang pegawai dan

kehadirannya tepat waktu dalam bekerja.

F. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang

dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh

subyek atau obyek itu (Sugiyono, 2001).

Populasi dari penelitian ini adalah pegawai Rumah Tahanan Negara

Kelas IIB Wonosari yang berada di wilayah Wonosari yang berjumlah 74

(55)

2. Sample

Sampel adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel

merupakan bagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang relatif

sama dan dianggap bisa mewakili populasi (Sugiyono, 2001). Dalam

penelitian ini, sampel akan diambil dengan cara menggunakan rumus

Yamane.

Keterangan:

n : Jumlah Sampel

N : Populasi

d : Persen kelonggaran ketidakpastian karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir (dalam hal ini

ditentukan 5%) Berdasarkan data yang diperoleh jumlah populasi yaitu

74 dapat ditentukan jumlah sampel untuk penelitian ini adalah:

63 orang responden

Oleh karena itu, dalam penelitian ini jumlah sampelnya sebanyak 63

(56)

G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik memilih dan mengambil individu-individu masuk ke dalam

sampel yang representatif disebut teknik sampling. Di sini peneliti

menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu random (acak,

probabilitas).

H. Sumber Data

1. Data primer pada penelitian ini diambil melalui kuisioner yang

disebarkan kepada sampel yang terpilih secara random. Data primer

diperoleh dari kuisioner tentang variabel-variabel motivasi, disiplin,

dan kinerja pegawai. Kuisioner digunakan metode utama, sedangkan

observasi dan wawancara digunakan sebagai metode pelengkap.

2. Data sekunder diperoleh dari internet, buku- buku yang ada kaitannya,

dam bagian kepegawaian kantor rumah tahanan negara kelas IIB

Wonosari, yang mencakup data dokumentasi tentang pegawai, struktur

organisasi, dan lain-lain.

I. Teknik Pengumpilan Data

1. Kuesioner

Teknik kuesioner yaitu suatu cara untuk mengumpulkan data

dengan cara mengajukan daftar pertanyaan yang ditulis kepada

responden yang terpilih, dalam penelitian ini yang menjadi responden

(57)

Dari teknik kuesioner ini peneliti hendak mendapatkan data tentang

variabel-variabel yang ada dalam penelitian. Diantaranya pengaruh

motivasi, pengaruh kedisiplinan, dan peningkatan kinerja pegawai.

2. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati

langsung dengan mencatat apa yang penulis ketahui tentang pola

perilaku orang dan kejadian-kejadian dalam suatu cara sistematis untuk

mendapatkan informasi tentang objek yang diteliti, misalnya data

tentang gambaran umum kantor. Teknik pengumpulan data ini

dilakukan dengan cara mendatangi langsung tempat yang akan diteliti.

J. Teknik Pengujian Instrumen

Sebelum menganalisis perlu terlebih dahulu diadakan pengujian

validitas dan reliabilitas dari kuesioner sebagai alat pengukur untuk

mengetahui apakah pertanyaan yang disebarkan sudah layak digunakan

(58)

1. Uji Validitas

Untuk pengujian validitas instrument digunakan teknik korelasi

product moment dengan rumus sebagai berikut:

]

)

(

.

][

)

(

.

[

)

)(

(

.

2 2 2 2

Y

Y

N

X

X

N

Y

X

XY

N

r

xy Keterangan:

rxy : koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total

X : skor jawaban tiap bitir

Y : skor total

N : jumlah responden

Apabila rhitung ≥ rtabel , maka kuesioner sebagai alat pengukuran

dikatakan valid. Uji validitas ini dilakukan dengan membandingkan

nilai rhitung dengan nilai rtabel.

2. Uji Relibilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu

alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.Untuk menghitung

(59)

rtt =

t x v V M

M

1 1

Keterangan:

rtt : Reliabilitas instrumen

Vx : Variansi butir

Vt : Varians total

M : Jumlah butir

Kuesioner dikatakan reliabel apabila nilai Alpha > rkritis product moment.

K. Teknik Analisis Data

1. Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik perlu dilakukan untuk memastikan bahwa

alat uji statistik regresi linier berganda dapat digunakan atau tidak. Uji

asumsi klasik meliputi :

a. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk analisis regresi berganda

yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebas atau independent variable, dimana akan diukur tingkat asosiasi (keeratan) hubungan atau pengaruh antar variabel bebas tersebut melalui besaran

korelasi (r). Dikatakan terjadi multikolinieritas jika koefisien

(60)

dan 0,90). Dikatakan tidak terjadi multikolinieritas jika koefisien

korelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60 (r ≤

0,60).

Dalam menentukan multikolinieritas dapat menggunakan

cara lain yaitu :

1) Nilai tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang

dibenarkan secara statistik (α).

2) Nilai Variance Inflation Factor (VIF) adalah faktor inflasi penyimpangan baku kuadrat.

Nilai tolerance (α) dan nilai VIF dapat dicari dengan menggabungkan kedua nilai tersebut sebagai berikut :

1) Besar nilai tolerance(α) :

α = 1 / VIF

2) Besar nilai VIF (variance inflation factor) :

VIF = 1 / α

Variabel bebas mengalami multikolinieritas jika: α hitung <

α dan VIF hitung > VIF.

Variabel bebas tidak mengalami multikolinieritas jika: α

(61)

b. Heteroskedastisitas

Dalam persamaan regresi linier berganda perlu juga diuji

mengenai sama atau tidak varians dari residual observasi yang satu

dengan observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varians

yang sama disebut terjadi homokedastisitas dan jika varians-nya

tidak sama atau berbeda disebut heteroskedastisitas. persamaan

regresi yang baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas. Misalkan:

1) Nilai statistik dari 5 mahasiswa kelas A yaitu 70, 69, 71, 73, 70

cenderung lebih seragam atau tidak bervariasi karena selisihnya

kecil, kejadian ini disebut homokedastisitas.

2) Nilai statistik dari 5 mahasiswa kelas B yaitu 30, 90, 60, 80, 40

cenderung tidak seragam atau sangat bervariasi karena selisihnya

besar, kejadian ini disebut heteroskedastisitas.

Analisis uji asumsi heteroskedastisitas hasil output SPSS

melalui grafik scatterplot antara Z prediction (ZPRED) yang

mempunyai variabel bebas (sumbu X = Y hasil prediksi) dan nilai

residualnya (SRESID) merupakan variabel terikat (sumbu Y = Y

prediksi – Y riil).

Homokedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titik hasil

pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar di bawah

(62)

mempunyai pola teratur. Heteroskedastisitas terjadi jika pada

scatterplot titik-titiknya mempunyai pola yang teratur baik

menyempit, melebar maupun bergelombang-gelombang.

c. Uji Asumsi Klasik Normalitas

Selain uji asumsi klasik multikolinieritas dan

Heteroskedastisitas, uji asumsi klasik yang lain adalah uji

normalitas, dimana akan menguji data variabel bebas (X) dan data

variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan.

Berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal.

Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data

variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati

normal atau normal sama sekali. Uji asumsi klasik normalitas dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu :

1) Cara Statistik

Dalam menguji data variabel bebas dan data variabel terikat

berdistribusi normal atau tidak pada cara statistik ini melalui

nilai kemiringan kurva (skewness = α3) atau nilai keruncingan

kurva (kurtosis= α4) diperbandingkan dengan nilai Z tabel.

(63)

b) Rumus nilai Z untuk kerucingan kurva (kurtosis) : Z kurtosis = kurtosis / √24 / N atau Zα4 = α4 / √24 / N

Dimana N = banyak data

Ketentuan analisis:

(1) Variabel (bebas atau terikat) berdistribusi normal jika Z

hitung (Zα3 atau Zα4) < Z tabel. Misal diketahui Z 5%

= 1,96 (Z tabel) lebih besar dari Z hitung atau dengan

kata lain Z hitung lebih kecil dari Z tabel (1,96), dapat

dituliskan Z hitung < 1,96.

(2) Variabel berdistribusi tidak normal jika Z hitung (Zα3

atau Zα4) > Z tabel. Misal nomor (a), dapat ditulis Z

hitung > 1,96.

2) Cara Grafik Normal Probality Plots

Cara normal probality plots lebih handal daripada cara grafik histogram, karena cara ini membandingkan data riil

dengan data distribusi normal (otomatis oleh komputer) secara

kumulatif. Suatu data dikatakan berdistribusi normal jika garis

data riil mengikuti garis diagonal.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui

[image:63.595.99.514.181.586.2]
(64)

yaitu motivasi ( ), kedisiplinan ( ) terhadap variabel dependen yaitu

kinerja (Y).

Untuk melihat adanya pengaruh antara variabel independent dan

variabel dependen ditunjukkan dalam persamaan regresi berikut:

2 2 1

1

X

b

X

b

a

Y

Keterangan:

Y : kinerja

a : konstanta

X1: skor variabel motivasi

b1: koefisien regresi X1

X2: skor vaiabel kedisiplinan

b2: koefisien regresi X2

a. Uji t (t-test)

Uji t digunakan untuk menguji hipotesis pertama dan kedua.

Apakah motivasi dan kedisiplinan berpengaruh terhadap kinerja,

(65)

terhadap variabel dependen. Langkah-langkah dalam pengujian ini

adalah sebagai berikut :

1) Perumusan hipotesis

1 1 . 0 :b

H = 0, motivasi tidak berpengaruh terhadap kinerja.

0 : 1

1 . b

Ha , motivasi berpengaruh terhadap kinerja.

2 2 . 0 :b

H = 0, kedisiplinan tidak berpengaruh terhadap kinerja.

0 : 2

2 . b

Ha , kedisiplinan berpengaruh terhadap kinerja.

2) Menentukan nilai kritis (level of significance(α))

Nilai kritis dalam hal pengujian hipotesis terhadap

koefisien regresi dapat ditentukan dengan tabel distribusi normal

dengan memperhatikan tingkat signifikan (α). Dipilih level of

significance (α) = 5% artinya taraf kesalahan atau taraf kekeliruan hanya 5%, sedangkan besarnya derajat kebebasan

(dk) dicari dengan rumus n-1-k diman n adalah besarnya sampel

dan k adalah banyaknya variabel bebas. Dengan menggunakan

(66)

3) Menentukan nilai t hitung masing-masing koefisien regresi

Sb

b

t

Dimana :

t = distribusi t dengan derajat kebebasan sebesar n-k

b = koefisien regresi sampel

β = koefisien regresi populasi

Sb = standar error koefisien regresi sampel

4) Menentukan kriteria pengujian

Jika

t

hitung >

t

tabel, maka dapat diartikan bahwa hipotesis

alternatif diterima dengan kata lain H0 ditolak dan Ha

diterima. Hal ini dapat diartikan sebagai variabel-variabel

penelitian yaitu: motivasi dan kedisiplinan secara parsial

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja. Jika

tabel hitung

t

t

, maka hipotesis alternatif ditolak atau dengan

kata lain H0 diterima dan Ha ditolak. Hal ini dapat diartikan

bahwa variabel-variabel penelitian motivasi dan kedisiplinan,

secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja. Secara

(67)

Hipotesis nol ditolak bila :

t

hitung >

t

tabel

Hipotesis nol diterima bila :

t

hitung

t

tabel

b. Pengujian dengan uji F

Uji F digunakan untuk menguji hipotesis simultan. Secara

ringkas dapat dituliskan apakah motivasi dan kedisiplinan

berpengaruh secara simultan terhadap kinerja. Langkah-langkah

dalam uji F adalah sebagai berikut :

1) Perumusan hipotesis

Ho: b1 = b2 = b3 = b4 = 0, maka motivasi dan kedisiplinan

tidak berpengaruh secara simultan terhadap kinerja.

Ho: b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0, maka motivasi dan kedisiplinan

berpengaruh secara simultan terhadap kinerja.

2) Menentukan nilai kritis dalam distribusi F dengan tingkat

signifikan (α) sebesar 5% dengan derajat kebebasan df

pembilang (numerator) sebesar k-1 dan df penyebut

(68)

3) Menghitung nilai F hitung, dengan rumus :

1

/

1

/

2 2

k

n

R

k

R

F

Dimana :

F = harga F baris yang dicari

n = jumlah sampel

k = jumlah variabel bebas dan variabel terikat

R = koefisien korelasi

4) Kriteria penerimaan dan penolakan

Jika

F

hitung >

F

tabel, maka dapat diartikan bahwa hipotesis

alternatif diterima atau dengan kata lain H0 ditolak dan Ha

diterima. Hal ini dapat diartikan bahwa motivasi dan

kedisiplinan secara simultan berpengaruh secara

Gambar

Tabel Judul
Grafik Judul
Gambar II.1
grafik histogram, karena cara ini membandingkan data riil
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, perburuan yang berlebihan dimana sebagian besar masyarakat pada umumnya menganggap kelelawar sebagai hama perkebunan padahal tidak semua satwa liar

PERANAN PhET-RR DALAM PEMBELAJARAN REMEDIAL TERHADAP PENGUASAAN KONSEP MATERI LAJU REAKSI SISWA SMK KELAS XI.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktikum kimia asam basa berbasis proyek mampu mengembangkan kemampuan disposisi berpikir kritis siswa khususnya pada indikator

1) Setelah dilakukan anestesi umum, pasien ditempatkan dalam posisi dorsal litotomi. Pemeriksaan pelvis bimanual dilakukan sebelum operasi. 2) Jahit labia minora, spekulum

Rumusan masalah umum dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana hasil analisis materi laju reaksi pada buku teks pelajaran kelas XI dalam perspektif 4S. TMD pada tahap

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Gaya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan santoquin dan vitamin E dalam pakan tidak nyata (P &gt; 0,05) berpengaruh terhadap konsumsi pakan, bobot hidup, pertambahan

Artikel yang diajukan ke Jurnal Farmasi Udayana belum pernah dipublikasikan sebelumnya (kecuali dalam bentuk abstrak atau sebagai bagian dari skripsi), tidak dalam