• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Ekstrak Meniran (Phyllantus Niruri L.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit Yang Diinduksi Aloksan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Ekstrak Meniran (Phyllantus Niruri L.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit Yang Diinduksi Aloksan."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

THE EFFECT OF MENIRAN (Pyllantus niruri L.) ON BLOOD GLUCOSE CONCENTRATION

IN ALLOXAN INDUCED MICE

Handi Wijaya, 2007; 1st Tutor : Diana K. Jasaputra, dr., M.Kes 2 nd Tutor : Slamet Santosa, dr., M.Kes

The prevalence of Diabetes mellitus (DM) lately increasing in number. This is happened because major change in lifestyle. Until now, Diabetes mellitus is incurable, so the treatment to prevent a complication is needed. One of the treatments available for Diabetes mellitus is herbal therapy, such as Meniran. The objective of this research is to determine the influence of Meniran on blood glucose concentration in Alloxan induced mice. The design of this research is a true laboratory prospective experimental research, comparative with complete random design. The experimental animals of this research use twenty five adult Swiss Webster male mice which divided into five different groups of treatment: Meniran extract 1 DMct (Mice Dose) (0.0975 g/kgbw), 2 DMct (0.1950 g/kgbw), 3 DMct (0.3900 g/kgbw), Glibenclamid (comparator ), and CMC 1% (control ). Data measured in this research are the blood glucose concentration (mg%) after Alloxan induced and after the threatment in mice. The data analized with ANOVA and then continued with Duncan test with α = 0.05. The result of this research, we can get the percentage decreasing of mice blood glucose concentration after giving Meniran extract 1 DMct (3.40%) and 2 DMct (3.09%) which they were statistically significant (p<0,05) if compared with control. Meanwhile, if they compared with comparator they were not statistically significant (p>0,05). The conclusion of the research is Meniran extract can decrease blood glucose concentration on mice induced by Alloxan.

Keywords : Meniran extract, Alloxan, blood glucose concentration

(2)

ABSTRAK

PENGARUH EKSTRAK MENIRAN (Pyllantus niruri L.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT

YANG DIINDUKSI ALOKSAN

Handi Wijaya, 2007; Pembimbing I : Diana K. Jasaputra, dr., M.Kes Pembimbing II : Slamet Santosa, dr., M.Kes

Prevalensi Diabetes melitus (DM) cenderung terus meningkat. Hal ini terjadi antara lain karena perubahan gaya hidup. DM sampai saat ini belum dapat disembuhkan, sehingga diperlukan pengelolaan untuk mencegah timbulnya komplikasi. Salah satu caranya dengan menggunakan terapi herbal, seperti Meniran. Tujuan penelitian untuk menilai pengaruh Meniran terhadap kadar glukosa darah mencit yang diinduksi Aloksan. Desain penelitian adalah prospektif eksperimental laboratoris sungguhan, dengan Rancangan Acak Lengkap, bersifat komparatif. Hewan coba yang digunakan berupa 25 ekor mencit jantan dewasa galur Swiss Webster, yang dibagi secara acak menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu: ekstrak Meniran 1 DMct (Dosis Mencit)(0,0975 g/KgBB), 2 DMct (0,1950 g/KgBB), 3 DMct (0,3900 g/KgBB), serta Glibenklamid ( pembanding ), dan CMC 1% ( kontrol ). Data yang diukur adalah kadar glukosa darah (mg%) setelah induksi Aloksan dan setelah perlakuan. Analisis data menggunakan ANOVA, dilanjutkan uji Duncan dengan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan persentase penurunan kadar glukosa darah mencit setelah pemberian ekstrak Meniran 1 DMct (3,40%) dan 2 DMct (3,09%) yang berbeda bermakna secara statistik (p<0,05) jika dibandingkan dengan kontrol. Sedangkan bila dibandingkan dengan pembanding, tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna (p>0,05). Kesimpulan penelitian adalah ekstrak Meniran menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi Aloksan.

Kata kunci : ekstrak Meniran, Aloksan, kadar glukosa darah

(3)

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT... v

PRAKATA... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR DIAGRAM ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 3

1.3 Maksud dan Tujuan... 3

1.4 Kegunaan Penelitian ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka Pemikiran... 4

1.5.2 Hipotesis ... 5

1.6 Metode Penelitian ... 5

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 5

viii

(4)

ix

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diabetes Mellitus

2.1.1 Definisi Diabetes Mellitus ... 6

2.1.2 Klasifikasi Diabetes Mellitus ... 7

2.1.3 Etiologi dan Patofsiologi... 8

2.1.4 Epidemiologi 2.1.4.1 Diabetes Mellitus Tipe 1 ... 11

2.1.4.2 Diabetes Mellitus Tipe 2 ... 12

2.1.5 Diagnosis Diabetes Mellitus ... 12

2.1.6 Komplikasi Diabetes Mellitus... 14

2.1.7 Pengelolaan Diabetes Mellitus 2.1.7.1 Edukasi... 16

2.1.7.2 Terapi Gizi Medis ... 16

2.1.7.3 Latihan Jasmani ... 18

2.1.7.4 Intervensi Farmakologis... 19

2.2 Aloksan dan Radikal Bebas ... 24

2.3 Antioksidan ... 26

2.4 Pankreas 2.4.1 Anatomi dan Histologi Pankreas ... 28

2.4.2 Fisiologi Pankreas ... 31

2.5 Tinjauan Botani Meniran (Phyllanythus niruri L.) 2.5.1 Klasifikasi ... 33

2.5.2 Deskripsi Tanaman ... 34

2.5.3 Jenis Meniran 2.5.3.1 Meniran Hijau (Phyllanythus niruri L.)... 35

(5)

x

2.5.4 Kandungan Kimia dan Efek farmakologis... 36

2.5.5 Peran Meniran Terhadap Diabetes Mellitus... 36

2.5.6 Efek Farmakologis Meniran Lainnya ... 38

BAB III BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat-alat... 39

3.1.2 Bahan-bahan ... 39

3.1.3 Hewan Coba... 40

3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian ... 40

3.2.2 Variabel Penelitian... 40

3.3 Prosedur Kerja 3.3.1 Pengumpulan dan Pengolahan Bahan ... 41

3.3.2 Persiapan Penelitian 3.3.2.1 Pembuatan Ekstrak... 41

3.3.2.2 Metode Penarikan Sampel ... 42

3.3.2.3 Persiapan Hewan Coba ... 42

3.3.3 Pengujian Efek Penurunan Glukosa Darah... 43

3.4 Metode Analisis Data... 44

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 45

4.2 Pembahasan... 48

4.3 UUji Hipotesis ... 51

(6)

xi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 53

5.2 Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA... 54

LAMPIRAN... 58

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa Sebagai Patokan Penyaring dan Diagnosis DM ... 13 Tabel 2.2 Kriteria Pengendalian DM ... 19

Tabel 2.3 Mekanisme Kerja, Efek Samping Utama dan Pengaruh Terhadap Penurunan A1C (Hb-glikosilat)……… 23

Tabel 4.1 Kadar Glukosa Darah Mencit Setelah Induksi Aloksan Dan Setelah Pengelompokan (mg%)... .45 Tabel 4.2 Hasil ANOVA Rata-Rata Kadar Glukosa Darah Mencit Setelah Induksi

Aloksan ... 46 Tabel 4.3 Hasil Rata-Rata Pengukuran Kadar Glukosa Darah Mencit Setelah Induksi

Aloksan Dan Setelah Perlakuan ... 47 Tabel 4.4 Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit Setelah Perlakuan

Yang Ditransformasi ke Ln ... 47 Tabel 4.5 Tabel ANOVA Rata-Rata Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah

Mencit Setelah Ditransformasi ke Ln ... 48

xii

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Anatomi Pankreas . ... 30

Gambar 2.2. Pulau Langerhans Pankreas... 31

Gambar 2.3. Meniran Hijau (Phyllanthus niruri L.)... 35

Gambar 2.4. Meniran Merah (Phyllanthus urinaria L.) ... 36

(9)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1. Diagram Batang Rata-Rata Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Setelah Perlakuan.………..50

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan Dosis ... 58 Lampiran 2 Hasil Pengukuran Kadar Glukosa Darah Sebelum dan

Sesudah Perlakuan ... ……….60

Lampiran 3 Analisis Statistik Kadar Glukosa Darah dengan

Uji ANOVA dan uji Duncan……….61

(11)

Lampiran 1

Perhitungan Dosis

1. Perhitungan Dosis Aloksan

Dosis = 120 mg / kgBB tikus

Dosis untuk tikus 200g

Î (200 / 1000) x 120 mg = 24 mg / tikus 200 g Faktor konversi dosis tikus 200 g ke mencit 20 g = 0,14

Berat mencit rata-rata pada percobaan = 21,36 g

Dosis Aloksan untuk mencit 20 g

Î 24 mg x 0,14 = 3,36 mg

Dosis Aloksan untuk mencit 21,36 g

Î (21,36 g / 20 g) x 3,36 mg = 3,6 mg Volume penyuntikan intravena mencit = 0,1 ml

Jadi dosis yang diberikan untuk mencit = 3,6 mg / 0,1 ml intravena

2. Perhitungan Dosis Glibenklamid

Dosis Glibenklamid manusia 70 kg = 10 mg

Faktor konversi dosis untuk manusia 70 kg ke mencit 20 g = 0,0026

Berat mencit rata-rata 30,315 g

Dosis Glibenklamid untuk mencit 20 g

Î10 mg x 0,0026 = 0,026 mg = 1,3 mg / KgBB Dosis untuk mencit 30,315 g

Î (30,315 g / 20 g) x 0,026 mg= 0,039 mg Volume lambung mencit = 0,5 ml

Jadi dosis yang diberikan untuk mencit = 0,039 mg / 0,5 ml per oral

(12)

59

3. Perhitungan Ekstrak Meniran

Dosis Meniran untuk antidiabet pada manusia = 15 gram / 70 KgBB

Dari 1000 gram Meniran kering → diperoleh 50 gram ekstrak etanol Meniran

Dosis ekstrak etanol Meniran untuk manusia 70 KgBB =

50 gram X 15 gram = 0,75 gram

1000 gram

A. Ekstrak Meniran 1 Dosis Mencit

Dosis untuk manusia = 0,75 g

Konversi dosis dari manusia 70 Kg ke mencit 20 g = 0,0026

Dosis untuk mencit 20 g = 0,0026 x 0,75 g = 0,00195 g = 0,0975 g / KgBB

Dosis untuk mencit 30,315 g = (30,315 / 20) x 0,00195 g = 0,00295 g

Volume lambung mencit = 0,5 ml

Jadi dosis yang diberikan pada mencit = 0,00295 g / 0,5 ml

B. Ekstrak Meniran 2 Dosis Mencit

Dosis untuk manusia = 1,50 g

Konversi dosis dari manusia 70 Kg ke mencit 20 g = 0,0026

Dosis untuk mencit 20 g = 0,0026 x 1,50 g = 0,00390 g = 0,1950 g / KgBB

Dosis untuk mencit 30,315 g = (30,315 / 20) x 0,00390 g = 0,00592 g

Volume lambung mencit = 0,5 ml

Jadi dosis yang diberikan pada mencit = 0,00592 g / 0,5 ml

C. Ekstrak Meniran 4 Dosis Mencit

Dosis untuk manusia = 3,00 g

Konversi dosis dari manusia 70 Kg ke mencit 20 g = 0,0026

Dosis untuk mencit 20 g = 0,0026 x 3,00 g = 0,00780 g = 0,3900 g / KgBB

Dosis untuk mencit 30,315 g = (30,315 / 20) x 0,00780 g = 0,01182 g

Volume lambung mencit = 0,5 ml

(13)

Lampiran 2

Hasil Pengukuran Kadar Glukosa Darah Setelah Induksi Aloksan Dan Perlakuan

Kadar Glukosa Darah (mg%)

Kelompok Mencit Setelah Induksi Perlakuan Setelah

Penurunan Persentase Transformasi

Kelompok 1: Kelompok perlakuan diberi ekstrak meniran 1 Dosis Mencit

Kelompok 2: Kelompok perlakuan diberi ekstrak meniran 2 Dosis Mencit Kelompok 3: Kelompok perlakuan diberi ekstrak meniran 4 Dosis Mencit Kelompok 4: Kelompok pembanding diberi Glibenklamid

Kelompok 5: Kelompok kontrol diberi CMC 1 %

(14)

LAMPIRAN 3

Analisis Statistik Kadar Glukosa Darah Dengan Uji Anova dan Uji Duncan

EFEK EKSTRAK MENIRAN TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT

Oneway

A. Analisis Kadar Glukosa Darah Mencit Setelah Induksi Aloksan

Descriptives

Kadar Glukosa Darah Setelah Induksi Aloksan

95% Confidence

Kadar Glukosa Darah Setelah Induksi Aloksan

Kadar Glukosa Darah Setelah Induksi Aloksan

Duncan

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.

(15)

62

B. Analisis Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit Setelah Pemberian Perlakuan Berupa Ekstarak Meniran 1 DM, 2 DM, dan 4 DM, Glibenklamid, serta

CMC 1%

Oneway

Descriptives

Transformasi data ke Ln

95% Confidence

Transformasi data ke Ln

Transformasi data ke Ln

Duncan

Kelompok Perlakuan N Subset for alpha = .05

1 2 3

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.762.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala penyakit degeneratif kronis

yang disebabkan karena kelainan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan hormon

Insulin baik absolut maupun relatif sehingga terjadi peningkatan kadar glukosa darah

(hiperglikemia). Keadaan defisiensi Insulin ini dapat berkembang ke arah

hiperglikemi dan sering dihubungkan dengan komplikasi mikrovaskuler dan

makrovaskuler spesifik. Gejala umum dari penyakit ini adalah merasa haus dan ingin

minum terus (polydipsia), selalu merasa lapar (polyphagia), sering kencing

(polyuria), berat badan turun, badan terasa lemas, dan cepat lelah.

Penyakit DM ini bisa timbul secara mendadak pada anak dan dewasa muda.

Sedangkan pada orang dewasa yang telah berumur, penyakit ini sering muncul tanpa

gejala dan baru diketahui ketika orang tersebut melakukan pemeriksaan kesehatan.

Pada pemeriksaan kesehatan tersebut, kelainan yang ditemukan umumnya merupakan

komplikasi DM. Bila DM tidak dikelola dengan baik, maka dapat mengakibatkan

komplikasi kronis seperti: nefropati diabetik, retinopati diabetik, neuropati diabetik,

ketoasidosis diabetik, arteriosklerosis, kesemutan (paresthesia), gangren, dan gagal

ginjal.

Prevalensi penyakit Diabetes melitus di beberapa negara berkembang

cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini diakibatkan karena

peningkatan kemakmuran di negara tersebut sehingga terjadi perubahan gaya hidup

masyarakat seperti mengkonsumsi makanan cepat saji dan berlemak. Makan makanan

yang berlebihan / kegemukan, kurang gerak atau jarang berolah raga merupakan

faktor yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit ini (Endang Lanywati, 2001).

(17)

2

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 1998 tentang

jumlah penderita Diabetes melitus di dunia, Indonesia menduduki ranking ke 6

setelah India, Cina, Rusia, Jepang, dan Brasil. Jumlah penderita DM di Indonesia dari

tahun ke tahun cenderung meningkat. Pada tahun 1995 tercatat sebanyak 5 juta orang

dan pada tahun 2025 nanti diperkirakan mencapai 12 juta orang (Kompas, 2000).

Untuk Indonesia, WHO memprediksi kenaikan jumlah pasien dari 8,4 juta pada tahun

2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030.

Sampai saat ini penyakit DM belum dapat disembuhkan, sehingga sangat

diperlukan pengelolaan penyakit DM dengan cara mengontrol kadar glukosa darah

secara optimal untuk mencegah timbulnya komplikasi. Pengelolaan utama penyakit

ini adalah perencanaan makanan, latihan jasmani, penyuluhan, pemantauan mandiri

kadar glukosa darah dan atau urine, pemberian obat hipoglikemik, dan terapi herbal

yang akhir-akhir ini marak digunakan. Penggunaan tumbuhan berkhasiat obat untuk

menyembuhkan berbagai penyakit semakin diminati masyarakat karena masyarakat

meyakini bahwa ramuan obat ini tidak menimbulkan efek negatif terhadap tubuh.

Dari pengalaman praktek, sebagian besar penderita Diabetes melitus mencari

dan menggunakan obat tradisional. Banyak macam obat dan cara dicoba untuk

mendapatkan kesembuhan, misalnya menggunakan bahan seperti akar, batang, daun,

atau biji tanaman obat (Setiawan Dalimartha, 2004).

Sejak dahulu kala, manusia telah memanfaatkan tumbuhan untuk keperluan

pengobatan. Hal ini dapat diketahui dari kemampuan sebagian masyarakat meracik

tumbuhan obat untuk pengobatan secara turun temurun. Tradisi ini didukung oleh

kekayaan flora Indonesia yang berlimpah. Salah satu tanaman obat yang dapat

digunakan sebagai terapi herbal adalah Meniran (Phyllanthus niruri L.). Meniran

merupakan salah satu tumbuhan liar yang memiliki khasiat yang luar biasa untuk

mengobati berbagai penyakit, salah satunya adalah DM. (Agus Kardinan dan Fauzi

Rahmat Kusuma, 2004).

(18)

3

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah penelitian ini adalah

apakah Meniran (Phyllanthus niruri L.) menurunkan kadar glukosa darah pada

mencit yang diinduksi Aloksan.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian : Mengetahui efek Meniran dalam mengatasi penyakit

Diabetes melitus

Tujuan penelitian : Menilai efek Meniran terhadap penurunan kadar

glukosa darah mencit yang diinduksi Aloksan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini memiliki berbagai kegunaan, yaitu:

1) Kegunaan akademis, yaitu untuk pengembangan ilmu pengetahuan dengan

membuka cakrawala ilmu farmakologi dari Meniran (Phyllanthus niruri

L.) sebagai salah satu tanaman obat di Indonesia

2) Kegunaan praktis, yaitu bila melalui penelitian ini Meniran terbukti dapat

menurunkan kadar glukosa darah, maka Meniran dapat digunakan oleh

masyarakat sebagai obat alternatif untuk mengatasi penyakit Diabetes

(19)

4

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme

karbohidrat yang ditandai dengan adanya hiperglikemia akibat defisiensi Insulin yang

disekresikan oleh sel-sel beta pankreas pulau-pulau Langerhans. Produksi hormon

Insulin menjadi inadekuat dan atau fungsi Insulin menjadi abnormal. Berbagai faktor

dapat mempengaruhi untuk seseorang menderita DM. Faktor-faktor tersebut antara

lain faktor genetik, obesitas, perubahan pola makan, dan paparan radikal bebas.

Aloksan merupakan salah satu molekul radikal bebas / bahan kimia toksik

yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit DM. Aloksan yang diberikan pada

mencit secara parenteral, akan menyebabkan degenerasi sel beta pankreas sehingga

produksi Insulin terganggu, akibatnya terjadi peningkatan kadar glukosa darah.

Senyawa kimia yang terkandung pada Meniran antara lain adalah lignan,

terpen, flavonoid, lipid, benzenoid, alkaloid, alcanes, damar, tanin, kalium, vitamin C,

dan vitamin K. Flavonoid merupakan senyawa yang berfungsi sebagai antioksidan,

lebih kuat dibandingkan dengan vitamin E. Dengan berkurangnya radikal bebas

dalam tubuh, maka risiko terkena penyakit DM menjadi berkurang. Efek antioksidan

dari flavonoid yang telah diketahui adalah mereduksi radikal hidroksil, anion

superoksida, radikal nitric oxide, singlet oxygen (Milner, 2003; Mills, Bone, 2000).

Sebagai antioksidan flavonoid dapat mengurangi efek buruk radikal bebas,

seperti Aloksan, di tubuh dengan mereduksi asam dehidroascorbat melalui glutation

yang beraksi sebagai donor hidrogen (Brunetton, 1999). Dengan demikian, Meniran

dapat mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan Aloksan pada sel beta pankreas

dan kadar glukosa darah menurun.

(20)

5

1.5.2 Hipotesis

Ekstrak Meniran (Phyllanthus niruri L.) menurunkan kadar glukosa darah

mencit yang diinduksi Aloksan

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental sungguhan, dengan

menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), bersifat komparatif. Data yang

diukur adalah kadar glukosa darah puasa mencit dalam mg%.

Percobaan ini menggunakan mencit jantan dewasa galur Swiss Webster yang

dibagi dalam lima kelompok percobaan. Pada awal percobaan, sebelum pemberian

bahan uji mencit diinduksi dengan Aloksan. Pengamatan dilakukan dengan cara

mengukur kadar glukosa darah mencit yang telah diinduksi Aloksan dan setelah

perlakuan yang berupa pemberian ekstrak Meniran 3 variasi dosis, Glibenklamid

yang merupakan pembanding, dan CMC 1% yang merupakan kontrol. Pengukuran

kadar gula darah menggunakan alat Glukometer Accu Chek GO.

Uji analisis statistik dilakukan dengan menggunakan metoda Analisis Varian

( ANOVA ) satu arah melalui bantuan perangkat lunak SPSS Ver. 11.0 yang

dilanjutkan dengan uji Duncan dengan α = 0.05

1.7 Lokasi dan Waktu

Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Maranatha pada bulan Juni 2006 sampai Januari

(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Ekstrak Meniran (Phyllanthus niruri L.) memiliki efek menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi Aloksan dengan kemanjuran yang hampir sama dengan Glibenklamid pada 1 DMct dan 2 DMct.

5.2Saran

Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan. Penelitian-penelitian selanjutnya masih perlu dilakukan untuk mendukung penelitian ini. Penelitian selanjutnya yang masih perlu dilakukan antara lain adalah:

1. Penelitian dilakukan dengan variasi dosis yang lebih banyak sehingga diperoleh dosis yang paling baik untuk menurunkan kadar glukosa darah. 2. Penelitian yang sama dengan menggunakan sediaan lain, seperti bentuk

infusa atau ekstrak air.

3. Penelitian yang sama dengan menggunakan hewan uji yang lain seperti tikus dan kelinci.

4. Penelitian tentang khasiat Meniran lainnya. 5. Penelitian tentang toksisitas Meniran.

6. Penelitian tentang efek samping yang mungkin terjadi pada penggunaan ekstrak Meniran.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Kardinan dan Fauzi Rahmat Kusuma. 2004. Meniran Penambah Daya Tahan

Tubuh Alami. Jakarta: AgroMedia Pustaka. hal 5-12.

Amelia. 2004. Fito-kimia Komponen Ajaib Cegah PJK, DM, dan Kanker. Available at: http://www.kimianet.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1100397943&2.

17 November 2006.

Anik Widijanti dan Bernard Theodore Ratulangi. 2003. Pemeriksaan Laboratorium

PenderitaDiabetesMellitus. Available at: http://digilib.brawijaya..id/virtual

library. 17 November 2006.

Anjang Yudistri dan Tanto Budi Susilo. 2004. Antioksidan Dalam Buah. Available

at: http://www.radarbanjar.com/berita/index.asp?Berita=Kesehatan&id. 15 November 2006.

Anonim. 2000. Gula Tidak Baik Untuk Pembuluh Darah. Available at: http://centrin.netid/~rdpnet/index-10-diabetes.htm. 17 November 2006.

Azran Jaffar. 2004. Serangan Radikal Bebas. Available at: http://www.bharian. com .my /BHarian/Sunday/Kesihatan/20060513121902/Article. 21 November 2006.

Brunetton, J. 1999. Flavonoid. Dalam Pharmacognosy : Phytochemistry medical

plants. Edisi 2. France : Lavoisier Publishing. p. 310-327.

Ceriello A, Dello Russo P, Amstad P, Cerutti. 1996. High Glucose Inducers

Antioxidant Enzymes in Human Endothelial Cells in Culture. Evidence Linking

Hyperglicemia and Oxidative Stress. Diabetes 45 (Suppl.4) :471.

C.Ronald LEESON, Thomas S.Leeson, Anthony A. Paparo. 1996. Kelenjar pencernaan besar. Dalam: Buku ajar histology. Edisi 5. Jakarta: EGC. hal 378-380.

Crow MT, Boluyt MO, Lakatta G, (1996) The Molecular and Cellular Biology of

Aging in Cardiovascular System. Wiley-Liss Inc., 81-108.

Endang Lanywati. 2001.Faktor resiko. Dalam: Diabetes Mellitus Penyakit Kencing

Manis. Yogyakarta: Kanisius. hal. 17.

54

(23)

55

Giardino I, Fard AK, Hatchell DL and Brownlee M (1998) A Monoguanidine Inhibits

Reactive Oxygen Species Formation, Lipid Peroxodation, and Oxidant-Induced Apoptosis. Diabetes 47 : 114-1120.

Guyton & Hall. 1997. Fungsi sekresi dari saluran pencernaan. Dalam: Irawati Setiawan, editor: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. edisi 9. Jakarta: EGC. hal 1024-26.

Irna Safira Inayah.. 2006. Antioksidan, Revolusi dan Terobosan Dalam Ilmu

Kedokteran Preventif. Available at: http://www.pikiran-rakyat.com/

cakrawala/lainnya01.htm. 15 November 2006

Kochar, S.P. dan B. Rossell. 1990. Detection estimation and evaluation of antioxidants in food system. Di dalam : B.J.F. Hudson, editor. Food

Antioxidants. Elvisier Applied Science. London.

Kompas. 2000. Makanan penuh gula berefek pahit bagi kesehatan. Available at http://centrin.net.id/~rdpnet/index-10-diabetes.htm. 17 November 2006.

2000. Diabetes meningkat pesat di tahun 1990-an. Available at: http://www.kompas.com/ver1/Kesehatan/0609/29/114423.htm. 3 Agustus 2006.

Joko Suyono. 2000. Pencegahan diabetes mellitus / WHO. Jakarta: Hipokrates. hal 11

Lia Swetty. 2005. Bukan Apel, Tapi Apel. Available at: http://www.kompas.com/kesehatan/news.htm. 15 November 2006.

Mills. S., Bone. K. 2002. Principles of herbal pharmacology. In : Principles and

practice of phytotherapy modern herbal medicine. New york : Churchill

Livingstone. p. 31-3.

Milner A.L. 2002. Flavonoid. http:// www.thorne.com/altmedrev/fulltext/ flavonoids 1-2 html. march 14th, 2002.

Molina, PE. 2004. Endocrine pancreas. In; LANGE Endocrine physiology. New York: McGraw-Hill Company. P. 157-79.

Omar Faiz dan David Moffat. 2002. Abdomen dan pelvis. Dalam: Amalia Safitri, editor: At a Glance Anatomi. Jakarta: Penerbit Erlangga . hal 43

Paul Zakaria daGomez.2006. ASI Mencegah Diabetes. Available at: http://www.indomedia.com/intisari/diabet2.htm. 24 November 2006.

(24)

56

PERKENI. 2002. Konsensus Pengelolaan diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia 2002. Jakarta: PB PERKENI. hal 1-21.

. .. 2006. Konsensus Pengelolaan diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia 2006. Jakarta: PB PERKENI. hal 4, 9-19.

Powers, S.A. 2001. Diabetes mellitus. In: E. Braunwald, A.s. Fauci, D.L. Kasper, S.L. Hauser, D.L. Longo, J.L. Jameson, editors: Harrison’s principles of

internal medicine. International edition 15 th edition vol.2. New York: Mc Graw Hill. P.2109-37.

Pradana soewondo, Imam subekti, editor: Penatalaksanaan DM terpadu. Edisi 2. Jakarta: FK UI. Hal 9-15

Posman Sibuea. 2004. Kuersetin Senjata Pemusnah Radikal Bebas. Available at: http://www.kompas.com/kesehatan/news/senior/kiat/0307/04/kiat2.htm. 15 November 2006.

Rani Sauriasari. 2006. Mengenal dan Menangkal Radikal Bebas. Available at: http://www.beritaiptek.com/zberita-beritaiptek.shtml. 15 November 2006.

Sarwono Waspadji.2002. Diabetes mellitus : mekanisme dasar dan pengelolaannya yang rasional. Dalam Sidartawan Soegondo, Pradana Soewondo, Imam Subekti : Penatalaksanaa diabetes mellitus terpadu, diagnosis dan klasifikasi. Cetakan 1. Jakarta : FKUI. p.

Savitri Ramainah. 2003. Cara mengetahui gejala diabetes dan mendeteksinya sejak

dini. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer. hal:8-9

Setiawan dalimarta. 2004. Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Diabetes Mellitus. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal. 3-8, 43.

Sidartawan Soegondo. 2002. Patofisiologi diabetes mellitus terkini. . Dalam: Sidartawan soegondo dkk.. editor: Penatalaksanaan diabetes mellitus terpadu. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FK-UI. hal. 19-18.

Snell, R.S. 1997. Rongga abdomen. Dalam: Anatomi klinik. Edisi 3 Bagian 1. Jakarta: EGC. Hal.266-8.

(25)

57

Sujono Hadi. 2002. Pankreas. Dalam: Gastroenterologi. Edisi 7. Bandung: Penerbit PT Alumni. Hal 815-817

Slamet Suyono. 2002. Kecenderungan peningkatan jumlah pasien diabetes. Dalam: Sidartawan soegondo dkk.. editor: Penatalaksanaan diabetes mellitus terpadu. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FK-UI. hal. 1-4.

. . 2002. Patofisiologi diabetes mellitus. Dalam: Sidartawan soegondo dkk.. editor: Penatalaksanaan diabetes mellitus terpadu. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FK-UI. hal. 18-12, 14-5.

Tim Editor EGC. 1996. Kamus Kedokteran Dorlan. edisi 26. Jakarta: EGC. hal 519.

Yohanes Sumaryo. 2003. Info Untuk Yang Berasam Urat Tinggi. Available at: http://alatkesehatan.com/index2.php?option=com. 24 November 2006.

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan Menteri

Therefore, this study attempted to develop English speaking materials for the staff of Bank Mandiri in Yogyakarta using the principles of task- based learning.. The

Harbinsn di Desa Raws Denok, Depok, Jaws Barat Nama Mahasiswa Syaiful Jamal.. Nomor Pokok

Infeksi yang berulang dan sumbatan pada kripta tonsil mengakibatkan peningkatan stasis debris maupun antigen di dalam kripta, juga ter jadi penurunan integr itas epitel kr ipta

adalah dengan memilih jenis perawatan yang cocok untuk tiap komponen mesin,.. apakah itu predictive maintenance, preventive maintenance atau

[r]

karyawan yang mendasarkan pada komitmen berkelanjutan, selain itu karyawan yang mendasarkan pada komitmen normatif memiliki hubungan positif dengan kesejahteraan

Wawancara dengan guru dilakukan untuk mengetahui potensi dan tantangan apa saja yang didapat ketika pada saat proses pembelajaran menggunakan sarana ICT yang