• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tindak Tutur Pada Teks Kartun Politik Santun Dalam Kartun II Karya Muhammad Mice Misrad.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Tindak Tutur Pada Teks Kartun Politik Santun Dalam Kartun II Karya Muhammad Mice Misrad."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dunia politik senantiasa menjadi sorotan publik. Hal-hal yang terjadi di dunia

politik kerap menimbulkan pro dan kontra. Pro dan kontra yang timbul tertuang baik

dalam bentuk lisan maupun tulisan. Bentuk kritikan yang tertuang dalam bentuk

tulisan tercermin dalam bentuk artikel, esai, hingga kartun. Kartun kerap menjadi

salah satu alat kritik pada dunia kritik. Namun berbeda dengan bahasa lainnya, bahasa

yang digunakan kartun dalam menyampaikan kritik bersifat tidak langsung dan

berpotensi humor. Kajian ini akan membahas penggunaan bahasa dalam teks kartun

politik yang telah dikemas dalam bentuk buku. Buku karya Muhammad Mice Misrad

yakni Politik Santun dalam Kartun II, buku tersebut mencoba mengkritik dan

menyinggung dunia politik lewat bahasa kartun.

Wijana (2004, hlm. 127) berpendapat bahwa dalam usaha menciptakan

wacana yang menyimpang dari wacana yang wajar, para kartunis akan memanfaatkan

berbagai aspek kebahasaan sebagai sumber kreasinya. Aspek-aspek kebahasaan itu

meliputi tataran yang terendah sampai dengan tataran yang tertinggi, yaitu aspek

ortografis, aspek fonologis, ketaksaan, hiponimi, sinonimi, antonimi, deiksis,

perulangan, konstruksi subklausal, konstruksi klausal, konstruksi antarklausal, dan

konstruksi proposional.

Salah satu unsur yang terkandung dalam kartun yaitu humor. Menurut

Danandjaja seperti dikutip Wijana (2003, hlm. 3) di dalam masyarakat humor, baik

yang bersifat erotis dan protes sosial, berfungsi sebagai pelipur lara. Hal ini

disebabkan humor dapat menyalurkan ketegangan batin yang menyangkut

ketimpangan norma masyarakat yang dapat dikendurkan melalui tawa.

Menurut Sunarto (1957, hlm. 27) kartun bisa lahir dan selalu muncul dari

peristiwa-peristiwa politik yang paling menentukan nasib suatu bangsa. Namun,

kartunis melukiskannya dengan sangat ringan seraya bergurau dan memperoloknya.

(2)

timbul karena simbol-simbol tertentu dalam kartun yang menyebabkan kelucuan.

Selain itu, isi kartun di media massa menceritakan kehidupan sehari-hari. Melalui

teks kartun hal itu dapat diatasi dengan implikatur yang menimbulkan humor dan

perenungan bagi para pembaca.

Teks kartun yang menjadi bahan penelitian ini cenderung merupakan wacana

hiburan karena ditunjukan untuk menghibur para pembaca di samping kritik terhadap

dunia politik. Penelitian ini dipandang kurang memadai jika menggunakan kajian

linguistik struktural. Oleh sebab itu, peneliti memilih pendekatan pragmatik karena

pragmatik dipandang mampu membedah maksud tuturan. Pada teks kartun Politik

Santun dalam Kartun II ini berpotensi memiliki implikatur sindiran. Penelitian ini

menarik dilakukan karena penggunaan bahasa dalam Politik Santun dalam Kartun II

berpotensi menimbulkan implikatur humor dan menyindir dunia politik sehingga,

politik yang berpotensi dianggap rumit dengan kartun dapat menghibur para

pembaca. Berikut salah satu gambar kartun yang terdapat dalam buku kartun Politik

Santun dalam Kartun II.

Dari gambar di atas, dapat diperhatikan bahwa konteks dalam percakapan

tersebut adalah tokoh Benny yang sangat fanatik dengan partai A dan tokoh Mice

yang sangat fanatik pada partai B. Benny dan Mice saling berargumen tentang partai

yang mereka dukung hingga terjadi perdebatan dan pertengkaran. Pada akhirnya,

partai A dan partai B sepakat untuk melakukan koalisi. Benny dan Mice akhirnya

(3)

gambar di atas, dapat diperhatikan bahwa terdapat pelanggaran prinsip kerjasama

maksim relevansi.

Benny: “Gimana sih?... Kita udah babak belur belain partai... petinggi partai kita malah kongkow-kongkow”.

Pada tuturan tersebut terdapat pelanggaran prinsip kerjasama maksim relevansi

karena para petinggi partai sedang berjabat tangan bukan sedang kongkow-kongkow

sehingga tidak relevan.

Berdasarkan penelusuran terhadap penelitian-penelitian sebelumnya,

penelitian mengenai kartun Politik Santun dalam Kartun II belum pernah ada yang

melakukan. Namun, penelitian terhadap teks kartun sudah banyak dilakukan antara

lain penelitian yang dilakukan oleh Hakiki (2003) yang mengkaji semantik dan

pragmatik terhadap tuturan dalam buku kartun Politik Santun dalam Kartun I karya

Mice Misrad. Penelitian ini memperoleh deskripsi makna implisit dan eksplisit,

strategi menyindir, dan fungsi kartun politik sebagai sarana kontrol sosial. Makna

eksplisit bahasa kartun politik merupakan makna yang tidak terikat konteks

sedangkan makna implisit merupakan makna yang terikat konteks. Makna implisit

pada kartun politik mengandung unsur sindiran, kritik, pesan moral dan informasi.

Ada pula penelitian yang dilakukan oleh Samad (2010) yakni analisis

pagmatik film kartun Ali Baba Wa Arba U’na Lishshan. Penelitian ini memperoleh

deskripsi interaksi dan sopan santun, menganalisis tentang implikatur percakapan,

bentuk pelanggaran maksim kuantitas, bentuk pelanggaran maksim relevansi, dan

bentuk pelanggaran maksim cara.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Hakiki, karena meski buku kartunnya sama tetapi edisinya berbeda dan kajiannya pun

berbeda. Penelitian yang dilakukan oleh Hakiki menggunakan pisau analisis semantik

dan pragmatik, sedangkan penelitian ini menggunakan pisau analisis pragmatik yang

lebih difokuskan kepada jenis tuturan, daya tuturan, dan implikatur.

Penelitian ini penting dilakukan karena penggunaan tuturan dalam teks kartun

Politik Santun dalam Kartun II, berpotensi menyebabkan keresahan di masyarakat.

(4)

dapat dimaknai dengan baik oleh mitra tutur atau pembaca. Penelitian ini menarik

dilakukan karena bahasa yang digunakan dalam teks kartun berpotensi menimbulkan

implikatur humor. Politik yang berpotensi rumit dengan kartun dapat menghibur para

pembaca.

1.2Rumusan Masalah Penelitian

Masalah pokok dalam penelitian ini adalah upaya mengungkap strategi

menyindir dalam teks kartun pada buku Politik Santun dalam Kartun II karya Mice

Misrad. Berikut akan dipaparkan beberapa masalah penelitian sebagai berikut.

1) Bagaimana jenis tindak tutur pada teks kartun Politik Santun dalam Kartun II

karya Mice Misrad?

2) Daya tuturan apakah yang terdapat pada teks kartun Politik Santun dalam

Kartun II karya Mice Misrad?

3) Apa implikatur dari percakapan pada teks kartun Politik Santun dalam Kartun II

karya Mice Misrad?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk

mendeskripsikan hal-hal berikut:

1) jenis tindak tutur pada teks kartun Politik Santun dalam Kartun II,

2) daya tuturan yang terdapat pada teks kartun Politik Santun dalam Kartun II,

3) implikatur percakapan pada teks kartun Politik Santun dalam Kartun II.

1.4Manfaat Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan harus memiliki manfaat bagi peneliti dan

orang lain. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis

(5)

1.4.1 Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian ini dapat menunjukkan terjadinya realisasi jenis

tindak tutur, daya tuturan, dan implikatur yang terdapat pada teks kartun Politik

Santun Dalam Kartun II.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini dapat diharapkan dapat memberikan informasi

kepada para pembaca mengenai pendekatan pragmatik pada tuturan teks kartun

Politik Santun dalam Kartun II karya Mice Misrad. Penelitian ini juga diharapkan

sebagai informasi dalam penelitian pragmatik terhadap teks kartun.

1.5Sistematika Penulisan

Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan rincian setiap bab dan bagian bab

skripsi. Berikut adalah rincian bab dari skripsi. Bab satu terdiri atas latar belakang,

masalah yang terbagi menjadi rumusan masalah, tujuan, manfaat yang terbagi

menjadi manfaat teoretis dan manfaat praktis, serta sistematika penulisan.

Bab dua terdiri dari kajian teori dan kajian pustaka. Kajian teori yang

digunakan dalam skripsi, yaitu tindak tutur, daya tuturan, implikatur percakapan, dan

wacana humor.

Bab tiga terdiri dari metode penelitian, yang terbagi menjadi metode

penelitian, alur penelitian, dan justifikasi dari pemilihan alur penelitian, data dan

sumber data, definisi operasional, instrument penelitian, teknik pengumpulan data,

dan teknik pengolahan data, konteks penelitian.

Bab empat merupakan hasil dan pembahasan hasil penelitian mengenai tindak

tutur dalam Politik Santun dalam Kartun II. Lalu terakhir bab lima yang merupakan

(6)

B

AB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Pada bagian ini peneliti akan memaparkan tiga puluh tujuh data hasil analisis.

Penelitian ini terdapat tiga rumusan masalah, yaitu jenis tindak tutur yang terdapat

pada teks Politik Santun dalam Kartun II, daya tuturan yang terdapat pada teks

Politik Santun dalam Kartun II, dan implikatur yang terdapat pada teks Politik Santun

dalam Kartun II.

Hasil analisis pada rumusan masalah pertama terdapat temuan I yaitu hasil

analisis jenis tindak tutur pada teks kartun Politik Santun dalam Kartun II terdapat

jenis tindak tutur langsung literal, tindak tutur langsung tidak literal, dan tidak tutur

tidak langsung literal. Hasil analisis jenis tindak tutur lebih banyak jenis tindak tutur

langsung literal karena dalam tuturan modus kalimatnya dengan maksud dalam

tuturan tersebut sama.

Hasil analisis pada rumusan masalah kedua terdapat temuan II yaitu hasil

analisis daya tuturan terdapat daya tutur ilokusi deklarasi sebanyak 47 tuturan, daya

tutur ilokusi direktif sebanyak 14 tuturan, daya tutur ilokusi komisif sebanyak 6

tuturan, dan daya tutur ilokusi representatif sebanyak 12 tuturan. Daya tutur deklarasi

lebih banyak dibandingkan dengan daya tutur yang lain karena tuturan pada teks

kartun lebih banyak menyatakan.

Hasil analisis pada rumusan masalah ketiga terdapat temuan III yaitu hasil

analisis implikatur. Pada tuturan dalam teks kartun terdapat pelanggaran prinsip kerja

(7)

5.2 Saran

Pada bagian ini berisi saran dari peneliti untuk penelitian selanjutnya

mengenai teks kartun. Jika peneliti mendapatkan hasil analisis tindak tutur, daya

tutur, dan implikatur, maka penelitian selanjutnya disarankan dikembangkan lagi dari

segi analisisnya. Penelitian pada teks kartun juga bisa menggunakan teori-teori yang

lain yang lebih berkembang diharapkan hasil penelitian yang lain akan lebih baik dan

Referensi

Dokumen terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK DAN ELEMEN MESIN DI SMK.. NEGERI

Contohnya, larva dari Baetis rhodani akan bereaksi terhadap perubahan intensitas cahaya, dimana jika intensitascahaya matahari berkurang, hewan ini akan ke luar

Objektif kajian ini adalah untuk mengkaji kepelbagaian spesies lalat buah Diptera: Tephritidae dan membina kekunci dikotomi bergambar untuk lalat buah yang berada di Hutan

Bank dalam memberikan kredit harus memperhatikan jaminan pemberi kredit, dalam arti keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan nasabah atau debitur untuk melunasi kewajibannya

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tingkat efektivitas dan efisiensi antara ablasi mata dengan teknik percepatan kematangan yang menggunakan hormon GTH dan antidopamin

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana upaya instansi meningkatkan kinerja Pegawai Negeri Sipil di Kelurahan Wonotingal Kecamatan Candisari Semarang,

Kajian oleh beliau membincangkan tentang al-Nabr dan al-Tangi:m dalam bahasa Arab dengan mengaplikasikan kaedah al-Nabr dalam ucapan lisan seperti : khutbah agama,