Skripsi
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi pada jurusan psikologi
Disusun oleh:
Ridwan Suparman
1100497
DEPARTEMEN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Oleh Ridwan Suparman
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Departemen Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan
© Ridwan Suparman 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
v ABSTRAK
Ridwan Suparman (1100497). Tipe Kepribadian Big Five dan Employee Engagement pada Karyawan di Kantor Pusat Sebuah Perusahaan Penyedia Jasa
Transportasi Darat di Kota Bandung. Skripsi Departemen Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung (2015).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara tipe kepribadian big five dengan employee engagement pada karyawan di kantor pusat sebuah perusahaan penyedia jasa transportasi darat di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan teori kepribadian dari McCrae dan Costa dan teori employee
engagement dari Schaufeli dan Bakker. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuantitatif melalui metode korelasional dengan teknik
pearson-product moment, spearman ‘rho dan Anava satu jalur. Penelitian ini menggunakan sampel sejumlah 124 orang. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh melalui instrumen Big Five Inventory (BFI) yang mengukur tipe kepribadian dan Utrecht Work Engagement Scale (UWES) untuk mengukur tingkat employee engagement. Hasil dari penelitian ini menunjukan 1) mayoritas tipe kepribadian karyawan adalah aggreeableness 2) tingkat employee
engagement karyawan tergolong sedang 3) tipe kepribadian conscientiousness
memiliki korelasi terbesar dengan employee engagement (r = 0,494) terutama pada aspek vigor (r = 0,524) 4) terdapat perbedaan mean employee engagement yang signifikan ditinjau berdasarkan jenis kelamin, jabatan, usia, dan lama bekerja. Temuan ini memberikan rekomendasi bagi pihak perusahaan penyedia jasa transportasi darat di Kota Bandung untuk memberikan konseling kepada karyawan yang employee engagementnya rendah, agar dilakukan penanganan dengan segera dan bagi peneliti selanjutnya untuk menggunakan sampel responden yang lebih besar.
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vi ABSTRACT
Ridwan Suparman (1100497). Big Five Personality and Employee Engagement
among Public Sector Transportation Company Employees in Bandung. Unpublished research paper. Department of Psychology, Faculty of Education Science, Indonesia University of Education, Bandung (2015).
This study was aimed at identificating the correlation between Big Five Personality and Employee Engagement among Public Sector Transportation Company Employees in Bandung. The study used the personality theory from Mcrae and Costa and employee engagement theory from Schaufeli and Bakker. This quantitative study used pearson-product moment, spearman ‘rho, and one-way ANOVA. The participans of thus study are 124 employees. Big Five
Inventory (BFI) and Utrecht Work Engagement Scale (UWES) were used to
measure the defined characteristics. The study found 1) the majority of
employees’s personality is agreeableness 2) the level of employee engagement quite average 3) conscientiousness was correlated employee engagement significantly (r = 0,494), and vigor aspect too (r = 0,524) 4) mean of employee engagement was significant difference at age, gender, tenure, and period work. The study recommends company staf to give counseling for employee with low engagement and for next study is using larger responden.
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vii
2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Employee Engagement .... 13
3. Dimen si 13
C. Kerangka Berpikir ... 14
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ix
Validitas ... 29
2. ... Uji Reliabilitas ... 29
3. ... Analisis Data ... 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33
A. ... Gambara n Umum Partisipan ... 33
B. ... Hasil dan Pembahasan Variabel Tipe Kepribadian Big Five ... 34
C. ... Hasil dan Pembahasan Variabel Employee Engagement ... 38
D. ... Hasil dan Pembahasan Hubungan antara Tipe Kepribadian Big Five dan Employee Engagement ... 39
E. ... Hasil Analisis Tambahan ... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 53
A. Kesimpulan ... 53
B. Saran ... 54
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
x
3.2 Kisi-kisi Instrumen Tipe Kepribadian Big Five ... 25
3.3 Penyekoran Kuesioner Employee Engagement ... 26
3.4 Kisi-kisi Instrumen Employee Engagement ... 27
4.1 Gambaran demografis penyebaran partisipan penelitian ... 31
4.2 Frekuensi Tipe Kepribadian Karyawan di Salah Satu Perusahaan Penyedia Jasa Transportasi Darat di Kota Bandung ... 33
4.3 Frekuensi Tingkat Employee Engagement Karyawan di Salah Satu Perusahaan Penyedia Jasa Transportasi Darat di Kota Bandung ... 36
4.4 Korelasi antara Tipe Kepribadian Big Five dengan Employee Engagement pada Karyawan di Salah Satu Perusahaan Penyedia Jasa Transportasi Darat di Kota Bandung... 39
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xii Lampiran 2. Kartu Bimbingan
Lampiran 3. Surat Pernyataan Expert Judgement
Lampiran 4. Surat Izin Pengambilan Data
Lampiran 5. Uji Normalitas Data
Lampiran 6. Blue Print Instrumen
Lampiran 7. Hasil Skoring Tipe Kepribadian Big Five (BFI)
Lampiran 8. Hasil Skoring Employee Engagement (UWES)
Lampiran 9. Koefisien Reliabilitas
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1 BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan dari skripsi yang akan membahas beberapa
hal terkait penelitian, termasuk latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan
penelitian, signifikansi penelitian, dan struktur organisasi skripsi.
A. Latar Belakang Penelitian
Keterikatan karyawan (employee engagement) merupakan suatu
kondisi dimana karyawan mengidentifikasi dirinya dengan pekerjaannya:
dalam engagement, seseorang akan bekerja dan mengekspresikan dirinya,
baik secara fisik, kognitif, dan emosional selama ia bekerja (Kahn, 1990).
Employee engagement juga didefinisikan sebagai suatu keadaan
motivasional positif yang dicirikan dengan adanya vigor, dedication, dan
absorption (Schaufeli & Bakker, 2003). Employee engagement ini
dianggap mampu mengambarkan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan
bisnis, mulai dari karyawan ke pelanggan, sampai kepada pemegang
saham, sehingga istilah employee engagement menjadi sangat populer di
kalangan praktisi di bidang manajemen dan juga peneliti (Coffman dalam
Ayers, 2008; lihat juga Ram & Prabhakar, 2011; Andrew & Sofian, 2012;
Dulagil, 2012).
Para praktisi manajemen dan peneliti setuju bahwa employee
engagement memiliki dampak positif dan signifikan terhadap perusahaan
dan juga karyawan yang berada di dalamnya (Schaufeli & Bakker, 2010).
Dilihat dari sudut pandang perusahaan, organisasi dengan employee
engagement yang tinggi menunjukkan peningkatan pendapatan usaha
sebesar 19% dan pertumbuhan laba per bagian sebesar 28% (Towers Watson’s 2007–08 Global Workforce study dalam Affinity Health at Work, 2012). Hal ini diperkuat dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang menemukan bahwa organisasi dengan employee engagement yang
tinggi memiliki pertumbuhan penghasilan 2,5 kali lebih besar dari pada
organisasi dengan employee engagement yang rendah.
Jika dilihat dari sudut pandang karyawan, perusahaan dengan
employee engagement yang tinggi, memiliki karyawan dengan
produktivitas tinggi (Desai, Majumdar, & Prabhu, 2010; lihat juga
Devadoss & Bedards, 2012), komitmen dan loyalitas (Garber, 2007),
memiliki kepuasan hidup dan kepuasan kerja, serta mempunyai kesehatan
fisik dan mental yang lebih baik dibandingkan karyawan yang tidak terikat
(not engaged) (Schaufeli & Salanova dalam Affinity Health at Work,
2012). Selain itu, karyawan yang merasa terikat (engaged) memiliki
persepsi positif terhadap perusahaan, seperti adanya dukungan yang
dilakukan oleh perusahaan (Ram & Prabhakar, 2011). Karyawan yang
engaged juga, selalu memberikan inovasi-inovasi baru bagi perusahaannya
(Gallup, 2002).
Beberapa dampak positif di atas, menunjukkan bahwa employee
engagement memiliki peran yang penting terhadap kinerja suatu
perusahaan. Namun sayangnya berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Gallup pada tahun 2011-2012 di 142 negara termasuk di Indonesia,
didapatkan hasil bahwa 63% karyawan merasa tidak terikat (not engaged),
24% secara aktif merasa tidak terikat (actively disengaged), dan hanya
13% yang engaged (Gallup.com, 2013). Hal ini merupakan fenomena
yang mengkhawatirkan bagi dunia perindustrian, sebab karyawan yang
actively disengaged akan terus berupaya untuk menghancurkan apa yang
telah dibangun oleh rekan kerjanya sendiri (Gallup, 2002).
Karyawan yang actively disengaged memiliki kepercayaan bahwa
apa yang dilakukannya adalah hal yang benar, sedangkan yang dikerjakan
oleh orang lain adalah hal yang salah (Gallup, 2002). Selain itu, karyawan
yang actively disengaged benar-benar menutup diri untuk berubah dan
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Gallup, 2002). Sedangkan karyawan yang not engaged dapat juga
menjadi masalah bagi perusahaan, hal ini karena karyawan yang not
engaged bersifat pasif di dalam perusahaan dan juga tidak memiliki
komitmen (Gallup, 2002).
Untuk mencegah timbulnya berbagai dampak negatif pada
perusahaan yang disebabkan oleh karyawan yang not engaged atau
actively disengaged, dapat dengan cara mengidentifikasi tipe kepribadian
yang dimiliki karyawan. Hal ini karena tipe kepribadian merupakan salah
satu faktor penentu engaged atau tidaknya seorang karyawan terhadap
perusahaan (Bakker, 2009). Penelitian Zaidi .dkk (2013) menjelaskan
bahwa tipe kepribadian big five memiliki korelasi yang signifikan terhadap
employee engagement, dimana tipe kepribadian openness paling
berkontribusi terhadap employee engagement. Hal ini karena tipe
kepribadian openness paling memengaruhi terhadap keberhasilan
penyesuaian diri seorang karyawan dalam konteks pekerjaan (Huang, Chi,
& Lawer, 2005).
Kepribadian itu sendiri merupakan suatu organisasi dinamis yang
ada di dalam diri individu, dalam sistem psiko-fisik yang menentukan
bagaimana seorang individu menyesuaikan diri secara unik dengan
lingkungannya (Allport dalam Hall & Lindzey, 1985). Namun di
Indonesia sendiri, hal ini tidak dapat dijadikan acuan dalam
mengidentifikasi employee engagement berdasarkan tipe kepribadian big
five. Hal ini karena kepribadian dipengaruhi oleh budaya dan norma yang
berlaku di masyarakat dimana subjek penelitian tinggal (McCrae & Costa,
2006; lihat juga Cervone & Pervin, 2012).
Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian Ramdhani (2012)
mengenai penyesuaian alat ukur tipe kepribadian Big Five – Big Five
Inventory (BFI) – ke dalam bahasa Indonesia, dan didapatkan hasil bahwa alat ukur tersebut harus disesuaikan, bukan hanya secara bahasa tetapi juga
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Artiawati (2013) yang menyatakan bahwa dinamika penelitian di
Indonesia menunjukkan kecenderungan yang agak berbeda dengan
penelitian di negara lain.
Penelitian ini dilakukan di kantor pusat sebuah perusahaan penyedia
jasa transportasi darat di Kota Bandung. Pengambilan perusahaan tersebut
sebagai sampel dari penelitian ini didasarkan pada hasil wawancara
peneliti terhadap beberapa karyawan yang dilakukan pada hari selasa
tanggal 20 Oktober 2015, yang memberikan suatu data bahwa para
karyawan disana merasa bangga bisa bekerja di tempat tersebut,
melakukan pekerjaan mereka dengan semangat dan antusias, dan senang
apabila dapat bekerja dengan giat. Hal tersebut berdampak positif terhadap
kinerja perusahaan, yang ditunjukan dengan beberapa prestasi pada
beberapa bidang yang diraih perusahaan tersebut (laporan tahunan, 2013).
Salah satu prestasi yang diraih perusahaan tersebut adalah naiknya
laba yang didapatkan, yaitu sebesar 32% dibanding pendapatan tahun lalu
(laporan tahunan, 2013). Keberhasilan perusahaan tersebut dalam
meningkatkan laba yang diraih, bisa jadi karena adanya faktor employee
engagement yang tinggi pada karyawan yang bekerja disana. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Towers Watson’s Global
Workforce Study dalam Affinity Health at Work (2012) yang memberikan
suatu fakta bahwa organisasi dengan employee engagement yang tinggi
menunjukkan peningkatan pendapatan usaha sebesar 19% dan
pertumbuhan laba per bagian sebesar 28%. Bahkan jika dilihat secara
kasar, perusahaan tempat dilakukannya penelitian ini lebih memiliki
peningkatan pendapatan yang lebih besar. Sehingga peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai employee engagement dan hubungannya
dengan tipe kepribadian big five di perusahaan ini.
Untuk itu, penelitian ini diharapkan mampu mengisi kekosongan
terkait penelitian tipe kepribadian big five dan employee engagement di
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
setiap tipe kepribadian big five dengan employee engagement pada
karyawan di kantor pusat sebuah perusahaan penyedia jasa transportasi
darat di Kota Bandung.
B. Pertanyaan Penelitian
Penelitian ini berupaya untuk menjawab pertanyaan sebagai berikut:
Apakah terdapat hubungan antara tipe kepribadian big five dengan
employee engagement pada karyawan di kantor pusat sebuah perusahaan
penyedia jasa transportasi darat di Kota Bandung?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data
empiris mengenai gambaran tipe kepribadian big five dan employee
engagement pada karyawan di kantor pusat sebuah perusahaan
penyedia jasa transportasi darat di Kota Bandung.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
apakah terdapat hubungan antara setiap tipe kepribadian big five
terhadap employee engagement pada karyawan di kantor pusat sebuah
perusahaan penyedia jasa transportasi darat di Kota Bandung.
D. Signifikansi Penelitian
Penelitian ini signifikan secara teoritis dan praktis. Berikut
merupakan signifikansi penelitian ini:
1. Secara Teoritis
Secara teoritis, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai
bahan kajian dalam pengembangan isu-isu yang berkaitan tipe
kepribadian dan engagement karyawan yang dilandaskan pada
pertimbangan-pertimbangan konstektual dan konseptual, serta budaya
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan menambah khazanah keilmuan di bidang Psikologi Industri dan
Organisasi.
2. Secara Praktis
Adapun secara praktis, penelitian ini dapat dijadikan referensi dan
panduan dalam mengembangkan pola pelatihan bagi setiap karyawan.
Dengan teridentifikasinya hubungan antara tipe kepribadian big five
dan employee engagement, maka hal tersebut dapat menjadi suatu
prediksi dalam melakukan pendekatan yang efektif kepada karyawan
dalam upaya peningkatan employee engagement karyawan.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Skripsi ini terdiri dari lima bab dan setiap bagiannya terdiri dari
beberapa sub bab, dengan rincian sebagai berikut:
1. Bab I berisi pendahuluan, yaitu berisi tentang latar belakang
penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan struktur organisasi skripsi (Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI,
2014).
2. Bab II berisi tinjauan pustaka, yang menjelaskan variabel yang
digunakan dalam penelitian ini (Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
UPI, 2014). Variabel yang dijelaskan meliputi tipe kepribadian Big
Five dan employee engagement.
3. Bab III berisi metode penelitian, yang menguraikan desain penelitian,
partisipan, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur
penelitian, serta metode analisi data yang digunakan untuk
menganalisis data (Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI, 2014).
4. Bab IV berisi temuan dan pembahasan, menguraikan temuan
penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dan
pembahasan temuan penelitian tersebut dengan menggunakan pola
tematik (Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI, 2014).
5. Bab V berisi simpulan, implikasi, dan rekomendasi, yang menyajikan
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengajukan manfaat yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
20 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini akan memaparkan metode penelitian dan bagaimana teori yang
dibahas dalam kajian pustaka diaplikasikan dalam penelitian. Bab ini terdiri dari
beberapa bagian, diantaranya desain penelitian, populasi dan sampel, variabel dan
definisi operasional, intrumen penelitian, prosedur penelitian, dan analisis data
yang digunakan.
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena peneliti
mencoba untuk menjelaskan penelitian ini menggunakan pengukuran
objektif dan analisis numerikal (Moleong, 2010). Berdasarkan tujuannya,
penelitian ini merupakan penelitian korelasional, karena peneliti
bermaksud untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih
yang sedang diteliti (Ihsan, 2012). Dalam hal ini, variabel yang terlibat
pada penelitian ini adalah tipe kepribadian big five dan employee
engagement.
B. Partisipan
Partisipan pada penelitian ini adalah karyawan di sebuah
perusahaan penyedia jasa transportasi darat. Jumlah partisipan yang
terlibat dalam penelitian ini minimal sebanyak 97 orang. Jumlah tersebut
didapatkan berdasarkan perhitungan yang dilakukan peneliti menggunakan
rumus yang diajukan oleh Taro Yamane (Riduwan dan Kuncoro, 2011),
dengan uraian sebagai berikut:
n =
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
=
= 96,33
= 97
dimana: n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
= Presisi yang ditetapkan peneliti
Pada pelaksanaannya, jumlah sampel pada penelitian ini mencapai
124 orang. Hal ini sengaja dilakukan karena peneliti berharap akan
mendapatkan perhitungan statistik yang lebih akurat. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Kerlinger dan Lee (2000) yang menyatakan bahwa dalam
pendekatan kuantitatif, semakin besar jumlah partisipan maka dianggap
akan menghasilkan perhitungan statistik yang akurat. Hal ini diperkuat
dengan pernyataan Guilford dan Fruchter (1981) yang mengatakan bahwa
sampel yang cukup besar atau lebih dari 30 responden, akan
memungkinkan tercapainya distribusi data yang normal.
C. Populasi dan Sampel
Menurut Riduwan dan Kuncoro (2011) populasi adalah objek atau
subjek yang memenuhi persyaratan tertentu yang berkaitan dengan
masalah penelitian yang berada pada suatu wilayah. Penelitian ini
dilakukan di kantor pusat sebuah perusahaan penyedia jasa transportasi
darat di Kota Bandung, sehingga yang menjadi populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh karyawan pada perusahaan tersebut.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri
atau keadaan tertentu yang akan diteliti (Riduwan dan Kuncoro, 2011).
Untuk menentukan sampel dalam penelitian ini, digunakan teknik simple
random sampling, dimana pengambilan sampel dari anggota populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata dalam anggota populasi
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah variabel bebas
(independent) dan variabel terikat (dependent). Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah tipe kepribadian big five yang terdiri atas lima tipe
kepribadian, yaitu conscientiousness, openness, extraversion, agreeableness, dan neuroticism. Sedangkan variabel terikat dalam
penelitian ini adalah employee engagement. Variabel-variabel tersebut
didefinisikan secara konseptual dan operasional sebagai berikut:
1. Tipe Kepribadian Big Five
Menurut Allport (Hall & Lindzey, 1985) kepribadian merupakan
suatu organisasi dinamis yang ada di dalam diri individu, dalam sistem
psiko-fisik yang menentukan bagaimana seorang individu
menyesuaikan diri secara unik dengan lingkungannya. Dalam
penelitian ini tipe kepribadian big five didefinisikan sebagai taksonomi
kepribadian yang dimiliki oleh karyawan di salah satu perusahaan
penyedia jasa transportasi darat di Kota Bandung, yang terdiri dari
lima dimensi kepribadian yaitu conscientiousness, openness,
extraversion, agreeableness, dan neuroticism.
Secara operasional tipe kepribadian dalam penelitian ini dilihat
dari skor tertinggi pada salah satu tipe kepribadian (conscientiousness,
openness, extraversion, agreeableness, dan neuroticism) yang
diperoleh karyawan berdasarkan alat ukur Big Five Inventory (BFI)
yang dikembangkan oleh Oliver Jones dan Srivastava (1999).
2. Employee Engagement
Menurut Schaufeli dan Bakker (2003) employee engagement
merupakan keadaan motivasional positif yang dialami seseorang dan
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
& Bakker, 2003). Secara operasional employee engagement dilihat dari
skor total yang diperoleh setiap karyawan dari alat ukur Utrecht Work
Engagement Scale (UWES) yang disusun oleh Scaufeli dan Bakker
(2003). Skor total yang diperoleh merupakan hasil dari penjumlahan
skor tiap dimensi employee engagement (vigor, dedication, dan
absorption). Semakin tinggi skor total karyawan, berarti semakin
tinggi pula tingkat employee engagement karyawa tersebut. Alat ukur
ini dibangun berdasarkan tiga komponen utama, yaitu:
a. Vigor
Dalam hal ini vigor merujuk pada tingkat energi dan ketahanan
mental karyawan saat bekerja, dimana karyawan berkeinginan
untuk mengerahkan usaha terbaik dan ketekunan bahkan saat
menghadapi kesulitan.
b. Dedication
Dalam konteks ini dedication ditandai dengan adanya makna,
antusiasme, inspirasi, kebanggaan, dan tantangan yang dirasakan
karyawan saat bekerja. Selain itu, hal ini juga mengacu pada
adanya keterlibatan yang sangat kuat dan keinginan untuk
selangkah lebih maju daripada karyawan lain.
c. Absorption
Dalam hal ini absorption merujuk pada kondisi dimana
karyawan sepenuhnya terkonsentrasi dan sangat tertarik pada
pekerjaan yang dilakukan, dimana waktu berlalu dengan cepat dan
sulit berpisah dari pekerjaan.
E. Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2006), instrumen penelitian adalah alat bantu
yang digunakan oleh peneliti dalam rangka mempermudah kegiatan
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner. Dalam penelitian
ini digunakan kuesioner sebagai berikut:
1. Kuesioner tipe kepribadian big five
a. Spesifikasi Instrumen
Kuesioner tipe kepribadian big five yang digunakan pada
penelitian ini adalah Big Five Inventory (BFI) yang peneliti
modifikasi dari Reza (2015). Kuesioner ini dipergunakan untuk
mengidentifikasi tipe kepribadian subjek yang diteliti, kuesioner
ini dikembangkan oleh Oliver Jones dan Srivastava (1999).
Kuesioner ini terdiri dari 44 item dengan 5 pilihan alternatif
jawaban dengan tingkat reliabilitas 0,733 yang berarti reliabel
(Guilford dalam Sugiyono, 2012).
b. Pengisian Kuesioner
Responden mengisi kuesioner dengan cara menuliskan
angka satu sampai lima yang merupakan representasi dari jawaban
responden. Jawaban yang dipilih adalah jawaban yang dirasakan
paling menggambarkan diri responden pada setiap item. Pilihan
jawaban terdiri dari lima kategori yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju
(S), Ragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
c. Penyekoran
Penyekoran jawaban responden pada instrumen tipe
kepribadian big five dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1) Setiap pernyataan dalam kuesioner ini disertai dengan
alternatif jawaban yang terdiri dari lima kategori yang harus
dipilih responden. Jawaban dari setiap pernyataan tersebut
dinilai dengan angka sebagai berikut:
Tabel 3.1
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pilihan Jawaban Favorable Unfavorable
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Ragu 3 3
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5
2) Setelah pernyataan-pernyataan tersebut berisikan jawaban
responden, maka selanjutnya jawaban tersebut dijumlahkan
untuk mendapatkan skor total pada masing-masing dimensi
kepribadian.
3) Menentukan rata-rata dan standar deviasi yang kemudian
dibuat kategorisasi berdasarkan rata-rata dan standar deviasi
tersebut.
d. Kisi-kisi Instrumen tipe kepribadian big five
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Tipe kepribadian Big Five
Dimensi
No. Item
Jumlah
Favorable Unfavorable
Extraversion 1, 11, 16, 26, 36 6, 21, 31 8
Agreebleness 7, 17, 22, 32, 42 2, 12, 27, 37 9
Conscientiousness 3, 13, 28, 33, 38 8, 18, 23, 43 9
Neuroticism 4, 14, 19, 29, 39 9, 24, 34 8
Openness 5, 10, 15, 20, 25, 30, 40, 44 35, 41 10
2. Kuesioner employee engagement
a. Spesifikasi instrumen
Kuesioner employee engagement pada penelitian ini
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(UWES) yang dikembangkan oleh Schaufeli dan Bakker (2003)
yang dimodifikasi oleh peneliti. Instrumen ini menggunakan skala
rating likert, yang ini terdiri dari 17 item dengan 7 pilihan
alternatif jawaban dengan tingkat reliabilitas sebesar 0.94 yang
berarti memiliki sangat reliabel (Guilford dalam Sugiyono, 2012).
b. Pengisian Kuesioner
Responden mengisi kuesioner dengan cara melingkari salah
satu angka dari satu sampai tujuh yang merupakan representasi
dari jawaban responden. Jawaban yang dipilih adalah jawaban
yang dirasakan paling menggambarkan perasaan responden pada
setiap item. Pilihan jawaban terdiri dari tujuh kategori yaitu Tidak
Pernah (TP), Hampir Tidak Pernah (HTP), Jarang (J),
Kadang-kadang (K), Sering (S), Sangat sering (SS), dan Selalu (SL).
c. Penyekoran
1) Setiap pernyataan dalam kuesioner ini disertai dengan
alternatif jawaban yang terdiri dari lima kategori yang harus
dipilih responden. Jawaban dari setiap pernyataan tersebut
dinilai dengan angka sebagai berikut:
Tabel 3.3
Hampir Tidak Pernah (HTP) 2
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Setelah pernyataan-pernyataan tersebut berisikan jawaban
responden, maka selanjutnya jawaban tersebut dijumlahkan
untuk mendapatkan skor total pada masing-masing instrumen.
3) Menentukan rata-rata dan standar deviasi yang kemudian
dibuat kategorisasi berdasarkan rata-rata dan standar deviasi
tersebut.
d. Kisi-Kisi instrumen
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Employee Engagement
Dimensi No. Item Jumlah
Vigor 1, 4, 8, 12, 15, 17 6
Dedication 2, 5, 7, 10, 13 5
Absorption 3, 6, 9, 11, 14, 16 6
F. Prosedur Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan secara langsung di sebuah perusahaan
penyedia jasa transportasi darat yang menjadi target penelitian dengan tiga
tahapan utama, yakni tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap
pengolahan data.
1. Tahap Persiapan
Tahap ini di awali dengan mempersiapkan segala hal yang dapat
menunjang proses dan tujuan penelitian. Pada tahap ini, peneliti
menentukan alat akur yang akan digunakan dalam pengambilan data.
Setelah alat ukur ditentukan, selanjutnya alat ukur tersebut disesuaikan
ke dalam Bahasa Indonesia. Dalam proses pengalihan bahasa, peneliti
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
judgement tersebut dilakukan kepada ahli bahasa, ahli di bidang
Pengukuran Psikologi, dan ahli di bidang Psikologi Industri dan
Organisasi. Ahli bahasa yang dimaksud adalah Dr. Doddy Rusmono,
responden nantinya. Setelah semua prosedur tersebut dilakukan, alat
ukur tersebut diujicobakan kepada partisipan yang telah ditentukan
karakteristiknya. Hasil uji coba tersebut, digunakan sebagai bahan
evaluasi bagi peneliti untuk melakukan perbaikan, agar alat ukur
tersebut dapat menghasilkan data yang menggambarkan partisipan
penelitian.
Uji coba tersebut dilakukan dengan menyebar kuesioner secara
online, namun metode tersebut dirasa peneliti kurang efektif karena
dalam waktu tiga pekan, kuesioner hanya terisi oleh 75 responden.
Melihat hal tersebut, maka peneliti mengganti metode tersebut dengan
mencetak kuesioner dan membagikannya secara langsung kepada
beberapa responden. Dengan cara tersebut, kuesioner yang terisi
menjadi sebanyak 161 buah.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dimulai dengan mencetak kuesioner sebanyak
180 buah dan membagikannya secara langsung kepada karyawan di
beberapa direktorat. Penyebaran kuesioner tersebut dilakukan pada
tanggal 24 Agustus 2015 sampai 28 Agustus 2015. Kuesioner yang
bisa tersebar hanya 143 buah karena ada beberapa karyawan di
beberapa direktorat yang tidak bisa mengisi kuesioner dan menolak
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah kuesioner disebar, kuesioner tersebut kembali dikumpulkan
oleh peneliti untuk selanjutnya dilakukan penyatuan data.
3. Tahap Pengolahan Data
Setelah semua data terkumpul, peneliti melakukan pengolahan data
secara kuantitatif. Pengolahan data di awali dengan melakukan
penginputan, yang selanjutnya diolah dengan program SPSS 18.0 for
windows. Setelah selesai diolah, kemudian hasilnya diinterpretasi
menggunakan teori yang sesuai. Selanjutnya, dibuat kesimpulan
mengenai data yang telah diolah sebelumnya, untuk ditentukan diskusi
dan saran yang dapat diberikan untuk semua pihak yang terlibat dalam
penelitian ini.
G. Analisis Data
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui ketepatan suatu
instrumen dalam mengukur variabel yang diteliti. Azwar (2014)
menjelaskan bahwa validitas mengacu pada aspek ketepatan dan
kecermatan hasil pengukuran serta dikonsepkan sebagai sejaumana
alat ukur mampu mengukur atribut yang seharusnya diukur. Untuk
menguji validitas data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji
validitas isi. Dimana validitas isi merujuk pada cara yang digunakan
peneliti dengan menggunakan penilaian orang-orang ahli di bidangnya
atau yang lebih dikenal dengan expert judgement (Azwar, 2012).
Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah BFI dan
UWES yang merupakan alat ukur yang telah teruji secara metodologis.
Namun kedua instrumen tersebut berbahasa Inggris, agar validitas isi
dalam instrumen tetap terjaga, maka peneliti melakukan penerjemahan
instrumen tersebut kepada orang-orang yang ahli dibidang bahasa dan
psikologi. Penerjemahan dalam penelitian ini hanya dilakukan pada
instrumen UWES. Hal ini karena instrumen BFI yang digunakan
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Uji Reliabilitas
Teknik yang peneliti gunakan untuk menguji reliabilitas pada
penelitian ini adalah Coefficient Alpha (α). Teknik ini digunakan untuk
menguji konsistensi skor antar item pada alat ukur yang peneliti
gunakan, Reliabilitas Coeefficient Alpha juga melihat konsistensi
respon semua butir soal dalam tes (Anastasi & Urbina, 1997). Error
yang mungkin terjadi pada teknik ini adalah content sampling dan
content heterogenity. Semakin homogen domain tes ini, maka semakin
tinggi konsistensi antar soal (Anastasi & Urbina, 1997). Sehingga
semakin tinggi nilai Coeefficient Alpha (α), semakin baik (konsisten)
alat ukur (Murti, 2011).
Uji reliabilitas alat ukur pada penelitian ini dilakukan pada tahap
persiapan. Berdasarkan uji reliabilitas yang dilakukan didapatkan hasil
bahwa untuk instrumen BFI didapatkan hasil coeefficient alpha sebesar
0,72 dan untuk instrumen UWES didapatkan hasil coeefficient alpha
sebesar 0,94.
3. Analisis Data
Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara
kuantitatif. Pada penelitian ini teknik analisis data yang digunakan
diantaranya statistik deskriptif, korelasi pearson-product moment,
korelasi spearman ‘rho, dan Anava satu jalur. Penggunaan dua teknik
korelasi yang berbeda ini dilakukan karena terdapat data yang
berdistribusi normal dan data yang berdistribusi tidak normal. Data
yang berdistribusi normal diantaranya data tipe kepribadian
ekstraversion, agreebleness, neuroticism, openness, dan employee engagement, sedangkan data yang tidak berdistribusi tidak normal
adalah data tipe kepribadian conscientiousness.
Pada pelaksanaannya, statistik deskriptif digunakan untuk
mengidentifikasi gambaran umum tipe kepribadian big five pada
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
level jabatan partisipan. Selanjutnya korelasi pearson-product moment
dan korelasi spearman ‘rho digunakan untuk mengidentifikasi
signifikansi dari korelasi antara variabel tipe kepribadian big five
dengan employee engagement. Korelasi pearson-product moment
digunakan peneliti untuk mengidentifikasi signifikansi dari korelasi
pada data yang berdistribusi normal, sedangkan korelasi spearman
‘rho digunakan peneliti untuk mengidentifikasi signifikansi dari korelasi pada data yang berdistribusi tidak normal (Ihsan, 2012).
Untuk Anava satu jalaur sendiri, peneliti menggunakannya untuk
mengidentifikasi pengaruh data demografis terhadap variabel employee
engagement, dengan membandingkan setiap mean-nya (Ihsan, 2012).
4. Kategorisasi Skala
Kategorisasi skala berfungsi sebagai cara untuk menempatkan
subjek penelitian pada kelompok-kelompok tertentu agar sesuai
dengan atribut penelitian (Azwar, 2010). Pengkategorisasian tersebut
dilakukan berdasarkan skor yang diperoleh subjek pada instrumen
penelitian. Pada penelitian ini, kategoriasi skala yang digunakan
didasarkan pada skor T. Skor T yang digunakan peneliti adalah skor T
dengan rumus tiga level, sehingga menghasilkan tiga kategorisasi
kelompok. Dimana pengelompokan tersebut didasarkan pada rumus
sebagai berikut:
Tabel 3.5.
Rumus Skor T Tiga Level
Rumus Tiga level
Tinggi : T > μ + 1σ
Sedang : μ - 1σ ≤ T ≥ μ + 1σ
Rendah : T < μ - 1σ
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
σ (deviasi standar baku) = 10
Untuk subjek yang memiliki skor di bawah rata-rata skor T maka
termasuk dalam kategori rendah, sementara subjek subjek yang
memiliki skor yang sama dengan rata-rata skor T maka termasuk
dalam kategori sedang, dan subjek yang memiliki skor di atas rata-rata
skor T, maka termasuk ke dalam kategori tinggi (Ihsan, 2013).
Pada instrumen kepribadian, kategorisasi skala yang digunakan
berfungsi untuk mengetahui tipe kepribadian yang dimiliki oleh setiap
subjek. Tipe kepribadian yang dimiliki subjek diketahui berdasarkan
perbandingan skor setiap tipe kepribadian subjek dengan skor
maksimal pada dimensi tipe kepribadian tersebut. Setelah diketahui
masing-masing proporsi nilai pada masing-masing tipe, maka akan
dilakukan perbandingan antar semua tipe. Nilai terbesar yang dimiliki
oleh subjek diantara lima tipe menunjukan bahwa subjek masuk ke
dalam tipe tersebut. Rumus perhitungan untuk kategorsasi skala
kepribadian ini dapat dilihat pada tabel 3.6.
Tabel 3.6.
Proporsi Skala Tipe Kepribadian Big Five
Proporsi skor ekstraversion =
Proporsi skor aggreableness =
Proporsi skor conscientiousness =
Proporsi skor neuroticsm =
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini, peneliti akan memaparkan mengenai kesimpulan yang
didapatkan dari penelitian ini, serta saran yang dapat diajukan.
A. Kesimpulan
Penelitian ini memberikan suatu data baru mengenai tipe kepribadian big
five dan employee engagement pada karyawan. Berdasarkan hasil analisis
pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
antara tipe kepribadian big five dengan employee engagement pada karyawan
di salah satu perusahaan penyedia jasa transportasi darat di Kota Bandung,
dimana tipe kepribadian conscientiousness yang paling besar skor korelasinya
dengan employee engagement, yaitu 0,494 dengan nilai signifikansi 0,01 dan
tipe kepribadian agreeableness yang paling kecil skor korelasinya dengan
employee engagement, yaitu 0,18 dengan nilai signifikansi 0,05.
B. Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian, maka diajukan beberapa saran kepada :
1. Peneliti selanjutnya
a. Memilih responden yang lebih spesifik. Hal ini dimaksudkan agar
penelitian dibidang tipe kepribadian big five dan employee
engagement lebih kaya lagi dan dapat menentukan pendekatan
yang tepat untuk dapat meningkatkan employee engagement pada
karyawan, misalnya pada pemegang jabatan tertentu seperti
direktur, manajer, supervisor, atau pun pelaksana.
b. Mengingat banyaknya variable lain yang mungkin memengaruhi
employee engagement, maka peneliti menyarankan untuk
menambah variabel lain pada variabel X pada penelitian
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Pihak perusahaan
a. Hendaknya memberikan konseling kepada karyawan yang tingkat
employee engagementnya rendah, agar dapat terindentifikasi
penyebab karyawan yang bersangkutan memiliki tingkat employee
engagement yang rendah dan melakukan penanganan dengan
segera.
b. Terkait karyawan yang memiliki tipe kepribadian neuroticism,
hendaknya pihak perusahaan melakukan asesmen yang lebih
mendalam kepada karyawan yang bersangkutan agar dapat
mengidentifikasi sejauh mana tingkat neuroticism nya tersebut,
sehingga dapat melakukan intervensi dengan tepat.
c. Memilih calon karyawan yang memiliki tipe kepribadian
conscientiousness untuk menjadi karyawan, karena tipe kepribadian ini yang paling mungkin untuk engaged terhadap
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Affinity Healt at Work. (2012). Managing for sustainable employee engagement
Developing a behavioral framework. London: Cipd.
Ahmad, J., Ather, M. R., & Hussain, M. (2014). Impact of Personality Traits on Job Performance: Organizational as A Mediator. International Conference: Portoroz, Slovenia.
Albrecht, S. L. (2010). Handbook of Employee Engagement: Perspective, Issues,
Research, & Practice. United Kingdom: Edward Elgar Publishing
Limited.
Anastasi, A & Urbina, S. (1997). Psychological Testing (7th ed.). USA: Pearson Prentice Hall
Andrew, O. C., & Sofian, S. (2012). Individual Factors and Work Outcomes of Employee Engagement. Elsevier: Procedia - Social and Behavioral
Sciences 40, 498 – 508. doi: 10.1016/j.sbspro.2012.03.222
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
Artiawati. (2013). Menciptakan Suasana Kerja yang Positif. Makalah
dipresentasikan pada Seminar Nasional Psikologi dengan tema “Meningkatkan Kualitas Hidup yang Lebih Positif” pada Fakultas Psikologi Unisba. Bandung. Indonesia.
Ayers, E. K. (2008). Engagement is Not Enough: You Need Passionate Employees
to Achieve Your Dream. Elevate: South Carolina.
Aylin Dulagil. (2012). "The relationship of employee engagement and wellbeing to organisational and student outcomes". SBS HDR Student Conference. Paper 1. Diterima dari : http://ro.uow.edu.au/sbshdr/2012/papers/1
Azwar, Saifuddin. (2010). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, Saifuddin. (2012). Tes Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bakker, A.B. (2009). Building engagement in the workplace (Final Version). In R. J. Burke & C.L. Cooper (Eds.), The peak performing organization (pp. 50-72). Oxon, UK: Routledge.
Bakker, A. B. & Schaufeli, W. (2008). Positive Organizational Behavior: Engaged employees in flourishing organizations. Journal of Organizational Behavior. J. Organiz. Behav. 29, 147–154 (2008) Published online in Wiley InterScience. (www.interscience.wiley.com) DOI: 10.1002/job.515
Barrick, M. R & Mount, M. K. (1991). The big five personality dimensions and
job performance: a meta analysis. Journal of Personnel Psychology;
Spring 44, 1.
Barrick, M. R., Stewart, G. L., & Piotrowski, M. (2002). Personality and job performance: Test of the mediating effects of motivation among sales representatives. Journal of Applied Psychology, 87, 43-51.
Cervone, D., & Pervin, L, A. (2012). Kepribadian: Teori dan Penelitian. (10 th ed). (Tusyani, Manulu, Sembiring, Gayatri, dan Sofyan). Jakarta: Salemba Humanika. (original work published 2008).
Crabtree, S. (2013). Worldwide, 13% of Employees Are Engaged at Work [Forum online]. Diterima dari:
http://www.gallup.com/poll/165269/worldwide-employees-engaged-work.aspx
Desai, M., Majumdar, B., & Prabhu, G. (2010). A Study on Employee Engagement in Two Indian Businesses. Asian Journal of Management
Research. ISSN 2229 – 3795.
Devadoss, A. R. & Bedards, C. (2012). Reasons to Improve Employee Engagement. KellyOCG: Outsourcing and Consulting Group.
Erdheim, J., Wang. M. & Zickar, J. M.. (2006). Linking the Big Five personality constructs to organizational commitment. Personality and individual
Differences. 41, 959-970.
Engelbrecht, S. (2006). Motivation and Burnout in Human Service Work: The
Case of Midwifery in Denmark. Unpublished Doctoral Dissertation.
Roskilde, Denmark: Roskilde University.
Feist, J. & Feist, G. (2011). Teori Kepribadian: Teori dan Penelitian. Jakarta: Salemba Humanika.
Fitch, K. & Agrawal, S. (2015). Female Bosses are More Engaging than Male
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
http://www.gallup.com/businessjournal/183026/female-bosses-engaging-male-bosses.aspx
Friedman, H. S., & Schustack, M. W. (2008). Kepribadian: Teori Klasik dan Riset
Modern (3 th ed). (Hardani, W & Yoso, B, A). Jakarta: Erlangga. (original
work published 2006).
Garber, P.R. (2007). 50 Activities for employee engagement. Amherst Massachusetts: HRD Press, Inc.
Guilford, Joy. P., & Fruchter, B. (1981). Fundamental Statistics In Psychology
and Education (6th edition). Singapore: McGraw Hill Book Company.
Hall, Calvin S., & Gardner Lindzey. (1985). Introduction To Theories Of
Personality. Canada: John Wiley & Sons, Inc.
Harter, J. & Agrawal, S. (2015). Older Baby Boomers More Engaged at Work Sussex, UK: Psychology Press, Ltd.
Huang, Tsai-Jung, Shu-Cheng Chi & John J. Lawler. (2005). The Relationship
Between Expatriates’ Personality Traits And Their Adjustment To
International Assignments. International Journal Of Human Resources
Management, 16:9, 1656-1670.
Hurtz, G. M., & Donovan, J. J. (2000). Personality and job performance: The Big Five revisited. Journal of Applied Psychology, 85, 869-879.
Ihsan, H. (2012). Metode Kuantitatif. Bahan Ajar pada Psi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Ihsan, H. (2013). Metode Skala Psikologi. Bahan Ajar pada Psi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
John, O. P., & Srivastava, S. (1999). The Big-Five trait taxonomy: History, measurement, and theoretical perspectives . In L. A. Pervin & O. P. John (Eds.), Handbook of personality: Theory and research (Vol. 2, pp. 102–
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Judge, T. A., Heller, D., & Mount, M. K. (2002). Five-Factor model of personality and job satisfaction: A meta-analysis. Journal of Applied Psychology,
87, 530-541.
Judge, T. A., Higgins, C. A., Thoresen, C. J., & Barrick, M. R. (1999). The Big Five Personality Traits, and Career Success Across the Laife Span. Journal
of Personnel Psychology, 52.
Kahn, W. A. (1990). Psychological Conditions of Personal Engagement and
Disengagement at Work. Academy of Management Journal; Dec 1990; 33,
4; ProQuest. pg. 692
Kerlinger, F.N., & Lee, H.B. (2000). Foundation of Behavioral Research (4th ed.). Fort Worth, TX: Harcourt College Publishers.
Kular, S., Gatenby, M., Rees, C., Soane, E., & Truss, K. (2008). Employee
Engagement: A Literature Review. Kingston Business School, Kingston
University. ISBN No. 1-872058-39-6/978-1-872058-39-9/9781872058399.
LePine, J. A., & Dyne, L. V. (2001). Voice and cooperative behavior as contrasting forms of contextual performance: Evidence of differential relationships with big five personality characteristics and cognitive ability. Journal of Applied Psychology, 86, 326-336.
Lim, B., & Ployhart, R. E. (2004). Transformational leadership: Relations to the five-factor model and team performance in typical and maximum contexts. Journal of Applied Psychology, 89,610-621.
McCrae, Robert R. & Costa, Paul T. (2006). Personality In Adulthood. New York: The Guilford Press.
Moleong, L. J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Murti, B. (2011). Validitas dan Reliabilitas Pengukuran. Matrikulasi Program Studi Doktoral, Fakultas Kedokteran, UNS: Semarang.
Neubert, S. P. (2004). The Five-Factor Model of Personality in the Workplace. Diakses dari: http://www.personalityresearch.org/papers/neubert.html.
Pervin, L. A., Cervone, D., & John, O. P. (2010). Psikologi Kepribadian: Teori dan Penelitian (ed. 09). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Perusahaan Penyedia Jasa Transportasi Darat. (2013). Laporan Tahunan
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ram, P., & Prabhakar, G. V. (2011). The Role of Employee Engagement in
Work-Related Outcomes. Interdisciplinary Journal of Research in Business. Vol.
1, pp.47-61.
Ramdhani, N. (2012). Adaptasi Bahasa dan Budaya Inventori Big Five. Jurnal Psikologi, vol 39, no. 2, Desember 2012: 189-207
Reza, A. M. (2015). Pengaruh Tipe Kepribadian dan Harapan terhadap Penyesuaian Diri Anak Didik Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Anak Kelas IIA Tangerang. Skripsi Departemen Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung
Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
Riduwan & Kuncoro. (2011). Cara menggunakan dan memakai path analysis
(analisis jalur). Bandung: Alfabeta.
Robinson, J. (2015). Different Demographic Groups Must Be Managed
Differently [Forum online]. Diterima dari:
http://www.gallup.com/businessjournal/181205/different-demographic-groups-managed-differently.aspx
Rousseau, D. M., & McLean Parks, J. The Contracts of individuals and organizations. Research in Organizational Behavior, 1993, 15, 1-47.
Schaufeli, W., & Bakker, A. (2003). Utrecht Employee engagement Scale
(UWES): preliminary manual. Occupational Health Psychology Unit:
Utrecht University.
Schaufeli, W., Salanova, M., González-Romá, V., & Bakker, A. (2001). The Measurement Of Engagement And Burnout: A Two Sample Confirmatory Factor Analytic Approach. Journal of Happiness Studies 3: 71–92. Kluwer Academic Publishers.
Schaufeli, W.B. & Bakker, A.B. (2010) The conceptualization and measurement of work engagement. In: A.B. Bakker and M.P. Leiter (eds) Work
engagement: a handbook of essential theory and research. New York:
Psychology Press. pp10–24.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Tulis
Ilmiah. UPI: Bandung.
Web Perusahaan Penyedia Jasa Transportasi Darat. (2015). Nilai-Nilai Utama
Perusahaan. PT. X: Bandung.
Zaidi dkk. (2013). The Big Five personality traits and their relationship with
employee engagement among public sector university teachers of Lahore.
African Journal of Bussiness Management. Vol. 7 (15). pp. 1344- 1353. DOI: 10.5897/AJBM12.290
Zaniboni, S., Truxillo, D. M., & Fraccaroli, F. (2013). Differential effects of task variety and skill variety on burnout and turnover intentions for older and younger workers. European Journal of Work and Organizational
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UJI NORMALITAS DATA
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Ekstraversion
N 124
Normal Parametersa,b Mean 27,12
Std. Deviation 3,091
Most Extreme Differences Absolute ,085
Positive ,085
Negative -,069
Kolmogorov-Smirnov Z ,948
Asymp. Sig. (2-tailed) ,330
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Agreebleness
N 124
Normal Parametersa,b Mean 35,27
Std. Deviation 3,755
Most Extreme Differences Absolute ,109
Positive ,052
Negative -,109
Kolmogorov-Smirnov Z 1,215
Asymp. Sig. (2-tailed) ,104
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Conscientiousn
ess
N 124
Normal Parametersa,b Mean 33,69
Std. Deviation 4,375
Most Extreme Differences Absolute ,131
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Asymp. Sig. (2-tailed) ,029
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Neuroticism
N 124
Normal Parametersa,b Mean 20,06
Std. Deviation 4,147
Most Extreme Differences Absolute ,103
Positive ,103
Negative -,067
Kolmogorov-Smirnov Z 1,143
Asymp. Sig. (2-tailed) ,147
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Openness
N 124
Normal Parametersa,b Mean 37,12
Std. Deviation 3,934
Most Extreme Differences Absolute ,074
Positive ,064
Negative -,074
Kolmogorov-Smirnov Z ,828
Asymp. Sig. (2-tailed) ,500
a. Test distribution is Normal.
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BLUE PRINT INSTRUMEN
KUESIONER KEPRIBADIAN
Di bawah ini merupakan beberapa pernyataan yang menunjukkan karakteristik kepribadian yang
mungkin sesuai dengan keadaan Bapak/Ibu saat ini. Tuliskanlah angka (1, 2, 3, 4, atau 5) di
samping setiap pernyataan, untuk menunjukkan sejauh mana Bapak/Ibu setuju atau tidak setuju
dengan setiap pernyataan tersebut, dengan ketentuan sebagai berikut:
1 = Sangat Tidak Setuju 3 = Ragu-ragu 5 = Sangat setuju
2 = Tidak Setuju 4 = Setuju
Contoh Cara Menjawab:
5 1. Cerewet/Banyak Bicara
Saya Menilai Diri Saya sebagai Seseorang yang ...
1. Senang berbicara. 23. Cenderung pemalas.
2. Senang mencari kesalahan orang lain. 24. Emosinya stabil dan tidak mudah marah.
3. Biasa bekerja sampai tuntas. 25. Memiliki kemampuan untuk menciptakan suatu hal baru.
4. Mudah mengalami depresi dan sering pilu.
26. Terbuka dalam menceritakan perasaan.
5. Apa adanya dan suka menemukan ide baru.
27. Dingin dan angkuh.
6. kurang mampu menampilkan diri apa adanya (secara utuh).
28. Tekun dalam menyelesaikan tugas sampai selesai.
7. Senang membantu dan biasa berbagi. 29. Mudah berubah-ubah perasaannya (moody).
8. Kurang hati-hati/ceroboh. 30. Menghargai nilai-nilai artistik dan estetik (keindahan).
9. Santai, dapat mengatasi stres dengan baik.
31. Terkadang pemalu.
10. Memiliki keingintahuan mengenai segala hal.
32. Penuh perhatian dan baik hati pada hampir setiap orang.
11. Sangat bersemangat. 33. Mengerjakan berbagai hal dengan efisien.
12. Senang memulai pertengkaran. 34. Tetap tenang dalam situasi yang tegang.
13. Seorang pekerja yang dapat diandalkan 35. Lebih menyukai pekerjaan yang rutin. 14. Mudah mengalami ketegangan. 36. Mudah bersosialisasi.
Ridwan Suparman, 2015
TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
17. Mudah Memaafkan. 39. Mudah gugup.
18. Cenderung kurang rapi. 40. Suka introspeksi diri dan merenung. 19. Sangat pencemas. 41. Kurang senang kepada hal yang
bersifat artistik.
20. Senang berimajinasi. 42. Senang bekerjasama dengan orang lain.
21. Menerima apapun yang diberi tanpa banyak bertanya atau memprotes.
43. Perhatiannya mudah terganggu.
22. Mudah percaya pada orang lain. 44. Menyenangi seni, musik, atau sastra.
KUESIONER EMPLOYEE ENGAGEMENT
Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan mengenai bagaimana perasaan Bapak/Ibu di tempat kerja.
Lingkarilah salah satu angka (1, 2, 3, 4, 5, 6, atau 7) di samping setiap pernyataan, untuk
menunjukkan sejauh mana Bapak/Ibu sering tidaknya merasakan hal yang sesuai dengan pernyataan
tersebut, dengan ketentuan sebagai berikut:
1 = Tidak Pernah 3 = Jarang 5 = Sering 7 = Selalu
6. Saya tetap gigih dalam melakukan pekerjaan, meskipun menghadapi kendala.
1 2 3 4 5 6 7