• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATERI STRUKTUR ATOM DAN IKATAN KIMIA MENGGUNAKAN KONTEKS WAYANG KULIT UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS DAN TEKNOLOGI PESERTA DIDIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATERI STRUKTUR ATOM DAN IKATAN KIMIA MENGGUNAKAN KONTEKS WAYANG KULIT UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS DAN TEKNOLOGI PESERTA DIDIK."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia

oleh:

HADA AHKAMAJAYA 1201090

(2)

Pengembangan Buku Ajar Materi Struktur Atom dan

Ikatan Kimia menggunakan Konteks Wayang Kulit

untuk Meningkatkan Literasi Sains dan Teknologi

Peserta Didik

Oleh Hada Ahkamajaya

S.Pd.Si UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam

© Hada Ahkamajaya 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATERI STRUKTUR ATOM DAN IKATAN KIMIA MENGGUNAKAN KONTEKS WAYANG KULIT UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS DAN TEKNOLOGI PESERTA DIDIK

disetujui dan disahkan oleh pembimbing : Pembimbing I

Dr. HERNANI, M.Si NIP. 196711091991012001

Pembimbing II

Dr. IQBAL MUSTAPHA, M.Si NIP. 197512232001121001

Mengetahui,

(4)

Hada Ahkamajaya, 2014

Pengembangan Buku Ajar Materi Struktur Atom Dan Ikatan Kimia Menggunakan Konteks Wayang Kulit Untuk Meningkatkan Literasi Sains Dan Teknologi Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(5)

F. Hasil Penelitian Terkait ... 29

G. Kerangka Berpikir ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 33

B. Alur Penelitian ... 36

C. Instrumen Penelitian ... 39

D. Teknik Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Teks Dasar Buku Ajar Struktur Atom dan Ikatan Kimia dengan Konteks Wayang Kulit ... 43

1. Terkendali dari Segi Konteks dan Konten ... 43

2. Kesesuaian dengan Prinsi-Prinsip Pedagogi Materi Subjek ... 60

3. Mudah dipahami dan Sesuai Ejaan yang disempurnakan ... 61

4. Kesesuaian dengan Tingkat Perkembangan Kognitif Peserta didik SMA/MA ... 62

B. Pertimbangan Aspek Pedagogi yang dituangkan ke dalam Buku Ajar Struktur Atom dan Ikatan Kimia denagn Konteks Wayang Kulit ... 63

1. Konteks Pembelajaran dipilih disesuaikan dengan Kurikulum Saat ini ... 63

2. Reduksi Didaktis ... 64

3. Perancangan Buku Ajar menggunakan Urutan Pengajaran dan Pembelajaran Literasi Sains dan Teknologi (LST) dengan Mengadopsi Tahap Pembelajaran Chemie Im Konteks (ChiK) ... 66

4. Hasil Studi Empiris... 69

(6)

Hada Ahkamajaya, 2014

Pengembangan Buku Ajar Materi Struktur Atom Dan Ikatan Kimia Menggunakan Konteks Wayang Kulit Untuk Meningkatkan Literasi Sains Dan Teknologi Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Hasil Validasi Ahli ... 71 2. Uji Keterbacaan Buku Ajar dengan Model Uji Ide Pokok ... 77 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

(7)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya melestarikan budaya bangsa, diantaranya wayang. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan buku ajar kimia yang tervalidasi terkait dengan konteks budaya wayang, khususnya pada konten materi struktur atom dan ikatan kimia. Metode yang digunakan adalah penelitian pengembangan dengan tahapan penelitian mengikuti model rekonstruksi pembelajaran (model of education reconstruction). Dalam pembuatan buku ajar yang dikembangkan digunakan tahapan pengembangan buku ajar yang diadopsi dari Chemie im Kontext. Untuk mengetahui kualitas buku ajar yang dihasilkan dilakukan validasi terhadap buku ajar dengan tujuh validator yang terdiri dari guru dan dosen. Selain itu digunakan juga uji keterbacaan dengan model ide pokok yang dilakukan oleh tiga puluh peserta didik. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar kuisoner terbuka, lembar validasi buku ajar dan lembar uji keterbacaan. Hasil penelitian didapatkan: (1) karakteristik teks dasar yang dihasilkan yaitu terkendali dari segi konten dan konteksnya; sesuai dengan prinsip-prinsip Pedagogi Materi Subjek (PMS); mudah dipahami dan sesuai ejaan yang disempurnakan; serta sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik SMA/MA. (2) Pertimbangan aspek pedagogis meliputi konteks pembelajaran disesuaikan dengan kurikulum saat ini; reduksi didaktis; perancangan buku ajar menggunakan urutan pembelajaran literasi sains dan teknologi mengadopsi tahap pembelajaran Chemie im Kontext; dan studi empiris (3). Nilai CVR dari buku ajar yang dikembangkan adalah 0,93; 0,95; dan 1, sehingga nilai CVI dari buku ajar adalah 0.97; dan hasil uji keterbacaan menunjukkan buku ajar yang dikembangkan dapat dipahami oleh peserta didik dengan tingkat pemahaman membaca rata-rata 92 % .

(8)

Hada Ahkamajaya, 2014

Pengembangan Buku Ajar Materi Struktur Atom Dan Ikatan Kimia Menggunakan Konteks Wayang Kulit Untuk Meningkatkan Literasi Sains Dan Teknologi Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

This study aimed to keep up our nation culture, for example wayang and to produce chemistry textbook which relate to wayang as a context, especially in atomic structure and chemical bonding concept. This study used research and development method, following model of educational reconstruction and adopted Chemie Im Kontext step. To determine quality, textbook chemistry has validates by seven validators consist of lectures and teachers. Besides, readability test was done by thirty students. Instruments of this research used open queistioner, textbook validate sheet, and readability sheet. Results of this research are: 1). Characteristic of basictext are under control in context and content; according to principle of subject matter pedagogical; according to standard of spelling; and correspond to cognitive development of student. 2). Pedagogical aspect that considered are context adjusted with current curriculum;didactic reduction; design of textbook development used Science and Technology Literacy that adopted form Chemie Im Kontenxt; and result of empirical study. 3). CVR values for this chemistry textbook are 0.93; 0.95; and 1, so CVI value is 0.97; and result of readability test showing that chemistry textbook which developed can be understood by students with understood level is 92 %.

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat beragam. Tyler (1871) mengungkapkan pengertian budaya sebagai berikut “a complex whole which includes knowledge, belief, art, law, morals, customs, and any other capabilities

and habits acquired by man as a member of society”. Budaya merupakan salah satu contoh representasi dari literasi sains dan teknologi. Salah satu contoh budaya Indonesia yang harus dilestarikan adalah wayang.

Berbicara soal wayang di Indonesia, cukup banyak ragam wayang yang dikenal oleh masyarakat, khususnya wayang kulit purwa (Jawa) dan wayang golek (Sunda). Kedua jenis wayang ini masih memiliki penggemar di zaman sekarang walaupun hanya tinggal sedikit (Mastuti, 2004). Oleh karena itu, segala kekhawatiran akan musnahnya kesenian wayang yang menghembus saat ini memberikan gambaran betapa perlunya kita sebagai warga Negara Indonesia untuk ikut serta melestarikan kebudayaan wayang. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengenalkan/melestarikan wayang adalah dengan cara menerapkannya dalam dunia pendidikan. Penelitian Emdin (2011) menunjukkan bahwa pengkoneksian sains dengan ritual budaya mempengaruhi kesuksesan akademik peserta didik. Terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan untuk menerapkan wayang ke dalam dunia pendidikan khususnya pembelajaran, salah satunya adalah dengan membuat buku ajar berbasis wayang.

(10)

2

Hada Ahkamajaya, 2014

Pengembangan Buku Ajar Materi Struktur Atom Dan Ikatan Kimia Menggunakan Konteks Wayang Kulit Untuk Meningkatkan Literasi Sains Dan Teknologi Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa buku ajar yang berkembang saat ini masih belum memperhatikan literasi sains dan teknologi bagi peserta didik. Hal ini mengakibatkan penyampaian literasi sains dan teknologi oleh guru dalam pembelajaran masih jarang dilakukan. Penelitian Muamba (2009) menunjukkan bahwa masih banyaknya tema literasi sains yang tidak terintegrasi dalam materi kimia di SMA. Kurangnya perhatian para guru terhadap literasi sains dan teknologi khususnya di Indonesia menyebabkan hasil pembelajaran masih kurang dapat meningkatkan literasi sains dan teknologi peserta didik. Terdapat dua kemungkinan yang menyebabkan masih kurangnya perhatian terhadap penyampaian literasi sains dan teknologi pada peserta didik. Pertama, para guru tidak memiliki pengetahuan untuk mengintegrasikan suatu konteks ke dalam konten, dan yang kedua para guru telah mengetahui hubungan antara konteks dengan konten namun tidak dapat menjelaskannya secara baik dan jelas. Oleh karena itu, perlu kiranya dikembangkan suatu buku ajar berbasis budaya yang dapat memfasilitasi guru untuk mempelajari hubungan suatu konteks khususnya budaya dengan suatu konten secara jelas.

Terkait dengan kemampuan literasi sains dan teknologi peserta didik, studi penilaian yang dilakukan oleh PISA (Programme for International Student Assessment) mengungkapkan bahwa pembelajaran sains di Indonesia kurang

(11)

buku ajar berbasis konteks, khususnya budaya wayang kulit melalui buku ajar tersebut diharapkan dapat melestarikan budaya wayang kulit dan juga meningkatkan literasi sains dan teknologi peserta didik.

Untuk membuat buku ajar berbasis budaya khususnya wayang kulit, kita harus megetahui terlebih dahulu komponen apa saja yang terdapat dalam kebudayaan wayang kulit. Perlengkapan seni pertunjukan wayang dapat terdiri dari wayang, kelir (layar di depan dalang), blencong (lampu yang terbuat dari logam atau perunggu dan sumbunya dari benang-benang kapas), debog (batang pisang), kotak wayang (terbuat dari kayu nangka), cempala (cempala besar=dari kayu jati dan cempala kecil dari logam), kepyak dan gamelan (bisa dari perunggu atau besi). Sedangkan pada proses pembuatannya wayang memiliki tiga tahapan utama yaitu pemilihan bahan baku (kulit), penyamakan kulit, dan pewarnaan wayang kulit, dan yang terakhir di dalam wayang terdapat pertunjukkan atau pagelaran wayang kulit.

(12)

4

Hada Ahkamajaya, 2014

Pengembangan Buku Ajar Materi Struktur Atom Dan Ikatan Kimia Menggunakan Konteks Wayang Kulit Untuk Meningkatkan Literasi Sains Dan Teknologi Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa wayang kulit erat kaitannya dengan mata pelajaran kimia. Oleh karena itu buku ajar berbasis wayang kulit dapat dikembangkan pada materi tertentu dari mata pelajaran kimia. Hasil analisis singkat di atas menujukkan bahwa kita dapat mengembangkan buku ajar berbasis wayang kulit pada beberapa materi ajar dari mata pelajaran kimia. Namun dalam penelitan ini hanya akan dikembangkan buku ajar pada materi struktur atom dan ikatan kimia. Materi struktur atom adalah materi yang memiliki tingkat keabstrakan tinggi, sehingga diperlukan imajinasi yang baik dalam memahaminya, sedangkan materi ikatan kimia menurut hasil wawancara merupakan materi yang cukup sulit untuk dipahami. Selain itu, masih kurangnya pengintegrasian kedua materi ini dengan kehidupan sehari-hari peserta didik mengakibatkan manfaat mempelajari materi struktur atom dan ikatan kimia masih kurang dirasakan peserta didik. Oleh karena itu, kedua materi ini perlu disampaikan secara lebih menarik dan dirasakan adanya manfaat oleh peserta didik yang mempelajarinya. Dengan adanya buku ajar ini, diharapkan mampu memberikan kemudahan dan menciptakan suasana menarik bagi peserta didik dalam memahami materi struktur atom dan ikatan kimia, karena wayang kulit adalah budaya yang sangat familiar bagi peserta didik, serta sekaligus melestarikan budaya bangsa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi, yaitu:

1. Masih kurangnya pengintegrasian literasi sains dan teknologi dengan materi kimia.

2. Masih kurangnya pengintegrasian seni dan budaya yang dilakukan dalam buku ajar kimia.

(13)

struktur atom dan ikatan kimia.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah pokok yang diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimana buku ajar kimia yang dapat meningkatkan literasi sains dan teknologi peserta didik melalui pengintegrasian konteks wayang kulit ke dalam materi struktur atom dan ikatan kimia?” Untuk mempermudah pengkajian secara sistematis terhadap permasalahan yang akan diteliti, maka rumusan masalah tersebut dirinci menjadi sub masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik teks dasar yang digunakan dalam pengembangan buku ajar?

2. Bagaimana pertimbangan aspek pedagogis yang dituangkan dalam buku ajar kimia yang dapat mengintegrasikan konteks wayang kulit dengan konten materi struktur atom dan ikatan kimia yang dikembangkan?

3. Bagaimana kualitas buku ajar kimia yang dikembangkan ditinjau dari nilai validitas dan keterbacaannya?

D. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan dari penelitian adalah untuk mengembangkan buku ajar kimia berbasis wayang kulit pada materi struktur atom dan ikatan kimia. Adapun tujuan dari penelitian ini dapat diperinci yaitu:

1. Menghasilkan buku ajar kimia berbasis wayang kulit pada materi struktur atom dan ikatan kimia dengan karakteristik tertentu.

2. Mengetahui aspek pedagogis yang dipertimbangkan dalam mengembangkan buku ajar struktur atom dan ikatan kimia berbasis konteks wayang kulit

(14)

6

Hada Ahkamajaya, 2014

Pengembangan Buku Ajar Materi Struktur Atom Dan Ikatan Kimia Menggunakan Konteks Wayang Kulit Untuk Meningkatkan Literasi Sains Dan Teknologi Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kemajuan pendidikan kimia. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Bagi peserta didik

a. Menjadi buku ajar alternatif dalam pembelajaran kimia SMA/MA khususnya untuk topik struktur atom dan ikatan kimia serta literasi sains dan teknologi. b. Meningkatkan minat/keingintahuan untuk belajar kimia yang terintegrasi

dengan budaya, sekaligus meningkatkan pemahaman literasi sains peserta didik.

2. Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam penelitian sejenis dengan topik berbeda.

3. Bagi guru

Memberikan suatu alternatif sumber belajar yang dapat digunakan di sekolah.

4. Lembaga Pendidik

Sebagai bahan informasi atau salah satu dasar rujukan awal untuk melakukan pengembangan lebih lanjut terhadap pembelajaran yang diterapkan, serta memberikan bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan pendidikan. Selain itu juga penelitian ini dapat bermanfaat dalam upaya untuk turut serta melestarikan warisan Budaya Nasional Indonesia.

(15)

Untuk menghindari kekeliruan dalam mengartikan dan menafsirkan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti akan menjelaskan beberapa penjelasan istilah yang digunakan, diantaranya:

1. Buku ajar adalah buku pegangan untuk suatu matapelajaran pada materi tertentu yang ditulis dan disusun oleh pakar bidang terkait dan memenuhi kaidah buku teks(Depdikbud, 2012).

2. Wayang adalah seni budaya Indonesia yang mengunakan wayang yang terbuat dari kulit hewan besar dengan proses pemilihan kulit, pengolahan kulit, dan pewarnaan dalam pagelarannya (Holt, 2000).

3. Literasi sains dan teknologi adalah kapasitas untuk menggunakan pengetahuan dan kemampuan ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti dan data yang ada agar dapat memahami dan membantu untuk membuat keputusan tentang dunia alami dan interaksi manusia dengan alamnya (Toharudin, 2011).

4. Struktur Atom adalah salah satu materi kimia yang berisikan beberapa submateri seperti struktur atom Bohr dan mekanika kuantum; nomor atom dan nomor massa; konfigurasi elektron (Chang, 2005)

5. Ikatan Kimia adalah gaya tarik menarik antara partikel materi yang menyebabkan suatu partikel materi tersebut dapat bersatu (Chang, 2005).

G. Struktur Organisasi

(16)

8

Hada Ahkamajaya, 2014

Pengembangan Buku Ajar Materi Struktur Atom Dan Ikatan Kimia Menggunakan Konteks Wayang Kulit Untuk Meningkatkan Literasi Sains Dan Teknologi Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Sedangkan model penelitian yang digunakan adalah model rekonstruksi pembelajaran yang menyeimbangkan isu sains dengan sosial, pendidikan, menyeimbangkan konten sains dengan konsepsi peserta didik (Duit, 1999 dalam Dahncke dan Duit, 2001). Model ini memiliki tiga komponen utama yaitu (1) subject matter clarification/educational analysis (educational reconstruction ),(2) empirical research on teaching and learning, (3) development

and evaluation of media, methods,curricula (Dahncke and Duit, 2001). Hubungan

ketiga komponen di atas dapat dilukiskan pada gambar berikut.

(2)

 Klarifikasi materi subjek

 Analisis signifikansi pendidikan

Struktur konten sains struktur konten untuk pengajaran

Ide dasar suatu konten

elementarisasi Konstruksi struktur konten

(3)

Pengembangan dan evaluasi pembelajaran

(18)

34

Hada Ahkamajaya, 2014

Pengembangan Buku Ajar Materi Struktur Atom Dan Ikatan Kimia Menggunakan Konteks Wayang Kulit Untuk Meningkatkan Literasi Sains Dan Teknologi Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1. Tiga Komponen Rekonstruksi Pembelajaran (Dahncke and Duit, 2001)

Secara ringkas model rekonstruksi pembelajaran meliputi klarifikasi analisis wacana, penelitian mengajar dan belajar, dan implementasi serta evaluasi dan hubungannya yang saling berkaitan. Ketiga komponen tersebut ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 3.2. Model Rekonstruksi Pembelajaran (Duit, 2007)

Pada penelitian ini, peneliti mengambil komponen yang pertama dan kedua yaitu klarifikasi dan analisis wacana serta penelitian mengajar dan belajar. Komponen pertama menyangkut proses analisis yang mengubah kebudayaan seperti pengetahuan bidang tertentu menjadi pengetahuan untuk sekolah yang melibatkan literasi sains dan teknologi peserta didik. Pada komponen ini, struktur konten pada bidang ilmu tertentu diubah menjadi struktur konten untuk pembelajaran. Kedua struktur secara substansi berbeda. Struktur konten sains untuk topik tertentu mungkin secara tidak langsung diganti menjadi struktur konten untuk pembelajaran. Konten tersebut dibuat sesederhana mungkin agar dapat diterima oleh peserta didik, tetapi juga diperkaya dengan meletakkannya ke

Klarifikasi dan analisis wacana/konten: klasifikasi materi subjek dan rekonstruksi

(19)

dalam konteks yang membuat peserta didik mudah memahami dan tertarik untuk mempelajari.

Adapun tahapan dari komponen pertama meliputi:

Gambar 3.3. Klarifikasi Materi Subyek dan Konstruksi Didaktik-Pedagogis (Langkah-Langkah Menuju Struktur Konten Untuk Pembelajaran)

Pada proses analisis wacana dan penjelasan materi pokok struktur atom dan ikatan kimia menggunakan konteks wayang kulit, wacana yang dianalisis berupa wacana konten struktur atom dan ikatan kimia dilakukan melalui penelaahan 5 buku teks kimia. Pada tahap elementarisasi, hal yang dilakukan adalah mengidentifikasi teks dasar, mereduksi konten sains sehingga menjadi accessible dan merencanakan proses pembelajaran.

StrukturKonten Sains (Eksplanasi Ilmiah)

Struktur Konten Pembelajaran (Eksplanasi Pedagogis)

Ide Dasar Konten (Proposisi Makro-Mikro)

Klarifikasi dan analisis wacana/konten: klasifikasi materi subjek dan rekonstruksi

Elementarisasi

(20)

36

Hada Ahkamajaya, 2014

Pengembangan Buku Ajar Materi Struktur Atom Dan Ikatan Kimia Menggunakan Konteks Wayang Kulit Untuk Meningkatkan Literasi Sains Dan Teknologi Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ada delapan cara yang dapat ditempuh dalam mereduksi suatu buku ajar. Namun pada penelitian ini reduksi didaktis yang dilakukan hanya dengan cara penggunaan penjelasan berupa gambar, simbol, sketsa dan percobaan serta penggunaan analogi. Kedua cara ini dipilih karena dirasa sesuai dengan isi dari materi struktur atom dan ikatan kimia.

Pada tahap rekonstruksi pembelajaran yang terjadi adalah pembangunan kembali struktur konten keilmuan dengan memperhatikan tujuan pendidikan serta aspek kognitif dan afektif peserta didik sehingga dapat dijadikan struktur konten untuk pengajaran (Duit et al., 1997; Duit, 2007; Komorek & Duit, 2004).

Komponen kedua menyangkut bagaimana konsepsi dari pendidik dan peserta didik yang terjadi di lapangan pada suatu konteks dan konsep sains. Selain itu juga mengenai bagaimana ketertarikan/apa yang membuat peserta didik dan pendidik tertarik pada suatu konteks dan konsep sains. Komponen kedua ini meliputi: bagaimana gambaran konsep sains dalam perspektif peserta didik, pandangan pendidik, serta proses belajar dan mengajar.

Gambar 3.4. Tahapan komponen kedua rekonstuksi pembelajaran (Duit, 2007).

(21)

digunakan sebagai bahan pertimbangan aspek pedagogis yang digunakan dalam pengembangan buku ajar.

B. Alur Penelitian

Pelaksanaan penelitian menggunakan alur penelitian proses rekonstruksi yang diadaptasi dari Duit (2012). Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ditunjukkan dalam gambar berikut:

Alur Penelitian Analisis Literatur

Telaah tentang

wayang kulit

Analisis

konteks Klasifikasi Teks Asli Penghalusan Teks

Penghalusan teks sumber

Buku ajar struktur atom dan ikatan kimia berbasis Wayang

(22)

38

Hada Ahkamajaya, 2014

Pengembangan Buku Ajar Materi Struktur Atom Dan Ikatan Kimia Menggunakan Konteks Wayang Kulit Untuk Meningkatkan Literasi Sains Dan Teknologi Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.5. Tahapan pengembangan buku ajar

1. Analisis Konteks dan Konten a. Analisis Literatur

1) Telaah wayang kulit dan analisis konteks wayang kulit

2) Telaah standar isi mata pelajaran kimia SMA yaitu dengan cara menganalisis materi struktur atom dan ikatan kimia kelas X pada standar isi mata pelajaran kimia SMA kurikulum 2013 dan buku-buku teks kimia. 3) Telaah kepustakaan yang berhubungan dengan literasi sains dan teknologi

dan dimensinya.

4) Telaah kepustakaan yang berhubungan dengan struktur atom dan ikatan kimia.

5) Perumusan indikator dan tujuan pembelajaran sesuai komponen literasi sains dan teknologi serta standar isi.

6) Melakukan validasi dari perumusan indikator dan tujuan pembelajaran pada aspek kognitif dan sikap sains.

b. Klasifikasi Teks Asli dan Studi Empiris

Melakukan langkah elementarisasi yakni mengidentifikasi teks dasar, dan penghalusan teks, dimana penghalusan teks dilakukan dengan cara penghapusan dan penyisipan teks. Setelah dilakukan penghalusan teks maka dilakukan reduksi didaktis agar teks yang dihasilkan layak digunakan untuk peserta didik SMA/MA.

(23)

Selain melakukan klasifikasi teks, setelah validasi indicator dan tujuan pembelajaran maka dilakukan pula studi empiris di lapangan untuk mengetahui bagaimana prakonsepsi peserta didik dan konsepsi guru mengenai konteks dan konten. Hasil studi empiris ini akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan buku ajar.

2. Konstruksi Buku ajar

a. Sebelum ke konstruksi buku ajar, tahap yang dilakukan ialah penurunan proposisi mikro dan makro, kemudian pembentukan struktur makro.

b. Tahap selanjutnya ialah penyusunan lesson sequence map berdasarkan urutan materi pada buku ajar dan disesuaikan dengan tahapan-tahapan pembelajaran literasi sains dan teknologi..

c. Melakukan validasi hasil analisis wacana buku teks sumber oleh ahli materi subyek dan ahli pedagogik materi subyek.

d. Merekonstruksi hasil validasi menjadi buku ajar berdasarkan prinsip reduksi didaktik dan langkah-langkah pembelajaran literasi sains dan teknologi.

e. Melakukan validasi dan revisi buku ajar hasil rekonstruksi.

f. Melakukan uji keterbacaan dengan uji ide pokok pada buku ajar dengan memberikan lembar uji keterbacaan kepada peserta didik.

3. Tahap akhir

Pada tahap akhir dilakukan pengumpulan data hasil penelitian, pengolahan data, perbaikan buku ajar, analisis serta menarik kesimpulan dan saran.

C. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan sejumlah instrumen sebagai berikut:

1. Format analisis karakteristik pengembangan teks dasar dan pertimbangan aspek pedagogis digambarkan dalam tabel berikut:

(24)

40

Hada Ahkamajaya, 2014

Pengembangan Buku Ajar Materi Struktur Atom Dan Ikatan Kimia Menggunakan Konteks Wayang Kulit Untuk Meningkatkan Literasi Sains Dan Teknologi Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teks gabungan Penghalusan Reduksi Didaktis

Adapun hasil teks gabungan, penghalusan dan reduksi didaktis terdapat pada lampiran A.

2. Lembar Kuisioner Terbuka

Lembar kuisoner terbuka yang digunakan yaitu yang berisi respon guru kimia dan peserta didik. Lembar untuk guru di dalamnya mencakup proses pembelajaran materi struktur atom dan ikatan kimia, serta pengetahuan guru mengenai keterkaitan antara wayang kulit dengan struktur atom dan ikatan kimia. Lembar untuk peserta didik mencakup pertanyaan mengenai materi struktur atom dan ikatan kimia (soal diadopsi dari soal ulangan harian materi tersebut), proses pembelajaran yang dilakukan guru dan pengetahuan awal peserta didik mengenai konteks dan hubungannya dengan konten. Adapun untuk instrumen lembar kuisoner ini lebih lengkap terdapat pada lampiran B.

3. Lembar Validasi

Lembar validasi yang digunakan ialah lembar validasi kesesuaian indikator dan tujuan pembelajaran dengan aspek sikap, proses, konten dan konteks, serta juga harus disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku terkait dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Validasi dilakukan oleh tujuh validator yang terdiri dari dosen dan guru. Lebih lengkap hasil validasi buku ajar terdapat pada lampiran C.

(25)

Instrumen keterbacaan buku ini adalah berupa angket keterbacaan yang mencakup kolom paragraf, ide pokok dan keterangan jelas atau tidak jelas. Uji keterbacaan ini dilakukan oleh tiga puluh peserta didik SMA. Angket keterbacaan ini digunakan untuk mengetahui keterbacaan setiap materi pada buku ajar yang dikembangkan sehingga diperoleh informasi bahwa buku ajar tersebut dapat dipahami atau tidak menurut pandangan peserta didik. Diasumsikan bahwa peserta didik yang dapat menuliskan ide pokok telah dapat memahami isi paragraf. Instrumen uji keterbacaan terdapat pada lampiran D.

D. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh pada hasil penelitian ini bertujuan untuk menjawab tiga pertanyaan penelitian tentang: (1). Bagaimana karakteristik teks dasar yang digunakan dalam pengembangan buku ajar?. (2). Bagaimana pertimbangan aspek pedagogis yang dituangkan dalam buku ajar kimia yang dapat mengintegrasikan konteks wayang kulit dengan konten materi struktur atom dan ikatan kimia yang dikembangkan?. (3). Bagaimana kualitas buku ajar kimia yang dikembangkan ditinjau dari nilai validitas dan keterbacaannya?.

Perolehan data untuk pertanyaan penelitian pertama berasal dari (1). analisis wacana yang terdiri dari penelaahan terhadap konteks wayang kulit, konten (lima buku teks), studi literasi sains (kepustakaan), dan telaah kurikulum. (2). Analisis prinsip pedagogi materi subjek. (3). Proses penghalusan teks asli. (4). Reduksi didaktis. Hasil telaah keempat bagian tersebut lalu dideskripsikan secara kualitatif.

(26)

42

Hada Ahkamajaya, 2014

Pengembangan Buku Ajar Materi Struktur Atom Dan Ikatan Kimia Menggunakan Konteks Wayang Kulit Untuk Meningkatkan Literasi Sains Dan Teknologi Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dijadikan sebagai subjek untuk studi empiris adalah tiga puluh peserta didik SMA kelas X dan tiga guru kimia.

Perolehan data untuk pertanyaan penelitian ketiga diperoleh dari validasi yang dilakukan oleh para pakar sebanyak tujuh validator dan dari uji keterbacaan buku ajar oleh tiga puluh peserta didik kelas X SMA. Instrumen yang divalidasi pada pertanyaan penelitian ketiga ini adalah rancangan buku ajar secara keseluruhan yang merujuk pada tahapan literasi sainsdan teknologi, perumusan indikator dan tujuan pembelajaran yang telah divalidasi, dan peta sekuensi teks. Hasil validasi tersebut selanjutnya dihitung dengan menggunakan CVR (Content Validity Ratio) dan CVI (Content Validity Index).

(Lawshe, 1975)

Keterangan :

ne : banyaknya pakar yang sepakat

N : banyaknya pakar yang melakukan validasi Ketentuan :

a) Jika jumlah responden yang menyatakan ‘ya’ kurang dari ½ total responden, maka nilai CVR = -

b) Jika jumlah responden yang menyatakan ‘ya’ ½ dari total responden, maka nilai CVR = 0

c) Jika seluruh responden menyatakan ‘ya’, maka nilai CVR = 1

Jika jumlah responden yang menyatakan ‘ya’ lebih dari ½ total responden, maka nilai CVR = 0 - 0,99

CVI =

(27)

Kategori hasil perhitungan CVR dan CVI

Hasil perhitungan CVR dan CVI adalah berupa rasio angka 0 - 1. Angka tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut :

0 - 0,33 = tidak sesuai 0,34 - 0,67= sesuai

0,68 - 1 = sangat sesuai (Yusmaita, 2013)

Sedangkan untuk hasil uji keterbacaan, analisis data dilakukan dengan mencocokkan ide pokok yang ditentukan oleh peserta didik dengan ide pokok yang telah dibuat oleh peneliti dan telah divalidasi. Setelah dicocokkan lalu nilai uji ide pokok dihitung dalam bentuk persen kecocokan ide pokok. Selain menghitung persen kecocokan ide pokok, dilakukan juga analisis terhadap kecepatan peserta didik dalam memahami paragraf atau menentukan ide pokok. Adapun tabel panduan kecepatan pemahaman penentuan ide pokok adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2. Analisis Uji Keterbacaan dengan Ide Pokok .

Pemahaman Isi Tingkat Pemahaman

50 % Kurang

60 % Rata-rata

80 % Baik

85 % Sempurna

(28)

79

Hada Ahkamajaya, 2014

Pengembangan Buku Ajar Materi Struktur Atom Dan Ikatan Kimia Menggunakan Konteks Wayang Kulit Untuk Meningkatkan Literasi Sains Dan Teknologi Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan dan analisis data penelitian terdapat empat karakteristik teks dasar yang dikembangkan melalui model rekonstruksi pembelajaran. Karakteristik tersebut meliputi : (1) terkendali dari segi konten dan konteksnya, karena konteks dan kontennya sesuai dengan kurikulum yang ada (2) sesuai dengan prinsip-prinsip pedagogi materi subjek meliputi intelligible, plausible, fruithful, teachable dan accessible (3). mudah dipahami dan sesuai

dengan ejaan yang disempurnakan karena menggunakan bahasa yang baik dan baku serta (4) sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik SMA/MA karena melalui reduksi didaktis dan telah divalidasi sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kurikulum 2013.

Pertimbangan aspek pedagogis yang dituangkan ke dalam buku ajar struktur atom dan ikatan kimia dengan konteks wayang kulit meliputi : (1) konteks pembelajaran dipilih disesuaikan dengan kurikulum saat ini, berupa budaya wayang kulit. (2). reduksi didaktis, berupa penggunaan penjelasan berupa gambar, simbol, sketsa dan percobaan serta penggunaan analogi (3). perancangan buku ajar menggunakan urutan pengajaran dan pembelajaran Literasi Sains dan Teknologi (LST) dengan mengadopsi tahap pembelajaran Chemie im Kontext (ChiK), (4). hasil studi empiris, berupa persepsi peserta didik dan konsepsi guru, sehingga buku ajar yang dihasilkan dapat menjawab kebutuhan lapangan.

(29)

totalnya adalah adalah 0,97. Interpretasi dari nilai CVI ini menandakan bahwa buku ajar yang dihasilkan layak untuk peserta didik SMA.

B.Rekomendasi

Berdasarkan tahapan yang terdapat pada model MER, langkah selanjutnya yang dapat dilakukan terhadap buku ajar struktur atom dan ikatan kimia dengan konteks wayang kulit ini adalah melakukan penelitian lanjutan untuk mengimplementasikan buku ajar ini dalam proses pembelajaran dan membuat instrumen evaluasi terhadap buku ajar ini, sehingga perlu dilakukan implementasi terhadap buku ajar yang dikembangkan agar dapat diketahui apakah buku ajar yang dikembangkan dapat meningkatkan literasi sains dan teknologi peserta didik atau tidak. Selain itu, dapat juga dikembangkan penelitian yang serupa namun pada konteks yang sama dengan materi berbeda atau pada konteks dan materi yang berbeda.

(30)

81

Hada Ahkamajaya, 2014

Pengembangan Buku Ajar Materi Struktur Atom Dan Ikatan Kimia Menggunakan Konteks Wayang Kulit Untuk Meningkatkan Literasi Sains Dan Teknologi Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Allahyari, T.,dkk. (2011). Development and evaluating of a new questionnaire for rating of cognitive failures at work. IJOH.3:6-11.

Anwar, S. (2012) Pengolahan Bahan Ajar. Handout perkuliahan [tidak diterbitkan].

Brady, J. (2002). Kimia universitas, asas dan struktur. Jakarta : Binarupa Aksara. Chang, R. (2003). General chemistry, the essensial concept. Canada :

McGraw-Hill Companies.

Chang, R. (2005). Kimia dasar konsep-konsep inti. Jakarta : Erlangga

Dahncke, H. (2001). Research in science education-past, present, and future. Dordrecht: Kluwer Academic Publishers

Depdikbud. (2012). Pedoman penulisan buku ajar. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Depdikbud. (2013). Salinan lampiran peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 64 tahun 2013 tentang standar isi. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Depdikbud. (2013). Salinan lampiran peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 69 tahun 2013 tentang kurikulum SMA-MA. Jakarta: Depdikbud

Depdikbud. (2013). Permendikbud nomor 70 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum SMK-MAK. Jakarta: Depdikbud

Duit, R, dkk. (1997). Studies on educational reconstruction of chaos theory. Research in Science Education 27, pp.339-357

Duit, R. (2012). “The model of educational reconstruction – A framework for improving teaching and learning science”, dalam Science Education Research and Practice in Europe. Netherlands : Sense Publishers

Duit, R. (2007). “Science education research internationally : conceptions,

(31)

Emdin, C. (2011). Droppin’ science and dropping science: african american males and urban science education. JAAME, 2(1), pp.1-15.

Fahidin dan Muslich. (1999). Ilmu dan teknologi kulit. Bogor: Fateta IPB.

Gammon, S.D, dkk. (2009). General chemistry, ninth edition. Boston: Houghton Mifflin Company.

Gilliland, J. (1972). Readability. London: Horder and Stoughton

Holbrook, J. (1998). “ A resource book for teacher of science subjects”. UNESCO

Holt, C. (2000). Melacak jejak perkembangan seni di indonesia. Bandung: Arti.line.

Klare, G.R. (1984). Readability: Handbook of Reading Research. New York: Longman Inc

Komorek; M, dkk.. 2004. The teaching experiment as a powerful method to develop and evaluate teaching and learning sequences in the domain of non linear systems. International Journal of Science Education 26 (5): 619-633.

Lawshe, C. H. (1975). “A quantitative approach to content validity”. Personnel Psychology. Vol. 28. 563-575

Mastuti, D.W. (2004). Wayang cina di jawa sebagai wujud akulturasi budaya dan perekat negara kesatuan republik Indonesia.[makalah tidak tercetak]. Seminar Naskah Kuno Nusantara dengan tema Naskah Kuno Sebagai Perekat Negara Kesatuan Republik Indonesia di PNRI, Jakarta 12 Oktober 2004.

McMurry, J, dkk. (2004). Chemistry, fourth edition. New Jersey:Prentice-Hall, Inc.

McNeil, J.D, dkk. (1980). How to teach reading successfully. Boston : Little, Brown and Company

Muamba, F . (2009). Representing nature of scientific literacy themes in a high school chemistry course: the case of the zambia. Chemistry Education Research and Practise, Issue 3, pp. 219-226

(32)

83

Hada Ahkamajaya, 2014

Pengembangan Buku Ajar Materi Struktur Atom Dan Ikatan Kimia Menggunakan Konteks Wayang Kulit Untuk Meningkatkan Literasi Sains Dan Teknologi Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nentwig, P. dkk. (2002). “ Chemie im contecx-from situated learning in relevant contects to a systematic development of basic chemical conceps”. Makalah Simposium Internasional IPN-UYSEG Oktober 2002, Kiel Jerman

OECD. (2010). PISA 2009 Results: What Student Know and Can Do. Student Performance in Reading , Mathematics and science. Volume I. OECD OECD. (2013). PISA 2012 Result in Focus. What 15-years-olds know and what

they can do with what they know. [online]. Programme for International Student Assessment. 7 Februari.

Purnomo,E. (1985). Pengetahuan dasar teknologi penyamakan kulit. Yogyakarta: Akademi Teknologi Kulit, Departemen Perindustrian.

Purnomo, E. (1987). Penyamakan Kulit Reptil. Yogyakarta: Akademi Teknologi Kulit, Departemen Perindustrian.

Samosir, A. (2018). Membaca. [online]. Tersedia di:www.aldonsamosir.co.cc Sardjiyo. (2005). Pembelajaran berbasis budaya: model inovasi pembelajaran dan

implementasi kurikulum berbasis kompetensi. Jurnal Pendidikan, Vol.6, No.2, September 2005, 83-98

Schwartz, Y. (2006). The use of scientific literacy taxonomy for assessing the development of chemical literacy among high-school students. Chemsitry Education Research and Practice, 7 (4), 203-225

Setiadi, R. (2008) Analisis Wacana Teks Bahan Ajar dalam Penulisan Buku Teks. Materi pokok pada kegiatan workshop penulisan bahan ajar untuk mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia [tidak diterbitkan].

Silberberg, M. S. (2000). Chemistry, the molecular nature of matter and change, second edition. Amerika Serikat: McGraw-Hill Companies, Inc.

Singer.H & Donlan .D. (1980). Reading and learning fron text. Boston: Little, Brown and Company

(33)

Soedarsono, F.M. (1997). Wayang wong, dari tari ritual kenegaraan di keraton yogyakarta. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Soekatno. (1992). Wayang kulit purwa, kalsifikasi jenis dan sejarah. Semarang : Aneka Ilmu

Toharudin, U. (2011). Membangun literasi sains peserta didik. Bandung: Humaniora

Tyler, E.B, (1871). Primitive culture. London: London Press. available online: https://archive.org/stream/primitiveculture01tylouoft/primitiveculture01tyl

ouoft_djvu.txt

Ucu, R. dkk. (2006). Instuctional quality improvement in science through the implementation of culture-based. 10 th Asia-Pacific Programme of Education Innovation for Development (APEID). Bangkok: UNESCO.

Whitten, K. W, dkk. (2004), General chemistry,seventh edition. USA: Thomson Brooks/Cole.

Yusmaita, E. (2013). Konstruksi Bahan Ajar Sel Volta pada Baterai Li-Ion Ramah Lingkungan Berbasis Literasi Sains. Tesis, Sekolah Pascasarjana,

Gambar

Gambar 3.2. Model Rekonstruksi Pembelajaran (Duit, 2007)
Gambar 3.3. Klarifikasi Materi Subyek dan Konstruksi Didaktik-Pedagogis (Langkah-Langkah Menuju Struktur Konten Untuk Pembelajaran)
Gambar 3.4. Tahapan komponen kedua rekonstuksi pembelajaran (Duit,
Gambar 3.5. Tahapan pengembangan buku ajar
+2

Referensi

Dokumen terkait

(2015) pada kol yang dijual dengan jarak lokasi 0 meter dari jalan raya dan dilakukan tindakan pencucian, kadar timbal berkurang dari 0,57 mg/kg menjadi 0,39 mg/kg; jarak 5 meter

Logam berat yang masuk ke dalam tanaman akan berikatan dengan unsur. hara lain dan mengalami immobilisasi ke bagian tanaman tertentu dan

Penelitian terhadap makanan yang terbuat dari tepung mocaf pernah dilakukan oleh Agustina (2015) yaitu pembuatan brownies dengan substitusi tepung mocaf, dan

BUPATI  BARITO  KUALA PROVINSI  KALIMANTAN  SELATAN ITO  K KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 188.45/ 367 /KUM/2016 TENTANG

diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada”. Berdasarkan pendapat tersebut,

KEGIATAN MELIPAT KERTAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB-C SUMBERSARI BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

KEGIATAN MELIPAT KERTAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB-C SUMBERSARI BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

baik agar kandungan minyak inti sawit tidak banyak terbuang pada sisa hasil.