• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DALAM BERBELANJA DI GIANT SUN CITY SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DALAM BERBELANJA DI GIANT SUN CITY SIDOARJO."

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Per syaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pr ogram Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu

Politik Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Oleh :

DESYA RISQITA 0942010016

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

SURABAYA

(2)

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Analisis Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen

Dalam Berbelanja Di Giant Sun City Sidoar jo”

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna menyelesaikan studi

program S1 Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari semua pihak

maka tidak mungkin dapat menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Jojok D, S.Sos, M.Si Selaku dosen

pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Dra. Hj. Suparwati, M.Si. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UPN

“Veteran” Jawa Timur.

2. Dra. Lia Nirawati, M.Si selaku ketua Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur

3. Dra. Siti Ning Farida, M.Si selaku sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi

Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur

4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis yang telah

(3)

6. Seluruh teman-teman penulis yang selalu memberi semangat dan dukungan

dalam penyelesaian skripsi ini.

Dalam penyusunan laporan skripsi ini, penulis menyadari masih ada

kekurangan baik dalam segi teknis maupun segi materi penyusunannya. Untuk itu

penulis mengharapkan berbagai kritik dan saran yang membangun. Semoga

laporan skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, Desember 2013

(4)

HALAMAN PERSETUJ UAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

ABSTRAKSI ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 9

2.2. Landasan Teori ... 10

2.2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran ... 10

2.2.2 Pengertian Konsep Pemasaran ... 11

2.2.3 Pengertian Pemasaran... 13

2.2.4 Arti dan Pentingnya Pemasaran ... 15

2.2.5 Pemasaran Jasa ... 15

2.2.5.1 Pengertian Pemasaran Jasa ... 15

2.2.5.2 Karakteristik Pemasaran Jasa ... 16

(5)

2.2.6.1 Pengertian Kualitas Layanan ... 20

2.2.6.2 Dimensi Kualitas Layanan ... 21

2.2.7 Kepuasan Konsumen ... 24

2.2.7.1 Pengertian Kepuasan Konsumen ... 24

2.2.7.2 Dimensi Kepuasan Konsumen ... 25

2.2.8 Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen ... 27

2.3 Kerangka Konseptual ... 27

2.4 Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 31

3.1.1 Definisi Operasional ... 31

3.1.2 Pengukuran Variabel ... 33

3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel... 34

3.2.1 Populasi ... 34

3.2.2 Sampel ... 34

3.2.2 Teknik Pengambilan Sampel ... 36

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.3.1 Jenis Data ... 36

3.3.2 Sumber Data ... 36

3.3.3 Pengumpulan Data ... 37

3.4 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas... 37

(6)

3.5.1 Deskripsi Data ... 38

3.5.2 Uji Asumsi Klasik ... .. 39

3.5.2.1 Normalitas ... 39

3.5.2.2 Pengujian Multikolinearitus... . 39

3.5.2.3 Pengujian Heteroskedastisitas... . 40

3.5.2.4 Pengujian Autokorelasi ... 40

3.5.3 Regresi Linier Berganda... 41

3.6 Pengujian Hipotesis ... 42

3.6.1 Uji F ... 42

3.6.2 Uji t ... 44

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 47

4.2 Penyajian Data ... 48

4.2.1 Klasifikasi Responden Menurut Jenis Kelamin .... 48

4.2.2 Klasifikasi Responden Menurut Usia... 49

4.2.3 Distribusi Frekuensi Tangible (X1) ... 49

4.2.4 Distribusi Frekuensi Reliability (X2) ... 50

4.2.5 Distribusi Frekuensi Responsiveness (X3) ... 51

4.2.6 Distribusi Frekuensi Assurance (X4) ... 53

4.2.7 Distribusi Frekuensi Empathy (X5) ... 54

4.2.8 Distribusi Frekuensi Kepuasan Konsumen (Y) ... 55

(7)

4.3.3 Teknik Analisis ... 59

4.3.4 Pengujian Hipotesis ... 62

4.4 Pembahasan ... 70

4.4.1 Pengaruh Secara Simultan ... 70

4.4.2 Pengaruh Secara Parsial ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 75

5.2 Saran... 76

DAFTAR PUSTAKA

(8)

DESYA RISQITA 0942010016

ABSTRAKSI

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan pada Giant Sun City Sidoarjo, dapat disimpulkan bahwa Giant Sun City Sidoarjo dihadapkan pada suatu masalah penurunan jumlah pelanggan. Hal ini terlihat dari data jumlah pelanggan selama bulan Januari 2012 – Agustus 2013 telah terjadi ketidakstabilan pada penjualan di Giant Sun City Sidoarjo serta telah terjadi kecenderungan kenaikan jumlah komplain konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen dalam berbelanja di Giant Sun City Sidoarjo.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada konsumen yang sedang membeli di Giant Sun City Sidoarjo. Populasi dalam penelitian ini adalah semua konsumen yang pernah membeli di Giant Sun City Sidoarjo. Sampel didapatkan dari perhitungan menggunakan rumus unknown populations yang hasilnya sebesar 96 responden. Teknik penentuan sampel menggunakan teknik non probability sampling tepatnya purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu, yaitu minimal berusia 18 tahun dan Responden sebelumnya sudah pernah belanja di Giant Sun City Sidoarjo. Selanjutnya teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan uji statistik uji F dan uji t.

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji F dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh antara kualitas layanan (X) yang terdiri dari Bukti fisik /

tangible (X1), Keandalan / reliability (X2), Daya Tanggap / responsiveness (X3), Jaminan / assurance (X4), Empati / empathy (X5) secara simultan (bersamaan) terhadap kepuasan konsumen (Y) dalam berbelanja di Giant Sun City Sidoarjo, selanjutnya dengan menggunakan uji t dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh antara kualitas layanan (X) yang terdiri dari Bukti fisik / tangible (X1), Keandalan / reliability (X2), Daya Tanggap / responsiveness (X3), Jaminan / assurance (X4), Empati / empathy (X5) secara parsial terhadap kepuasan konsumen (Y) dalam berbelanja di Giant Sun City Sidoarjo.

Kata Kunci : Bukti fisik / tangible (X1), Keandalan / reliability (X2), Daya Tanggap / responsiveness (X3), Jaminan / assurance (X4), Empati /

(9)

DESYA RISQITA 0942010016

ABSTRACT

Based on preliminary research has been done on Giant Sun City Sidoarjo , it can be concluded that the Giant Sun City Sidoarjo faced with a decrease in the number of customers problems. This is evident from the data on the number of customers during the month of January 2012 - August 2013 there has been instability on sale at Giant Sun City Sidoarjo and there has been a tendency of increase in the number of consumer complaints. This study aims to determine the effect of service quality on customer satisfaction in shopping at Giant Sun City Sidoarjo.

The data used in this study is primary data obtained by distributing questionnaires to consumers who are buying in Giant Sun City Sidoarjo. The population in this study are all consumers who have purchased at Giant Sun City Sidoarjo. Samples obtained from the calculation using the formula that results are unknown Populations of 96 respondents. Sampling technique using non- probability sampling technique rather purposive sampling that the sample selection is based on certain considerations, ie at least 18 years old and has previously respondents shopping at Giant Sun City Sidoarjo. Further analysis technique used is multiple linear regression statistical test F test and t test.

From the results of calculations using the F test can be seen that there is influence between quality of service (X) which consists of Tangible (X1), Reliability (X2), Responsiveness (X3), Assurance (X4), and Emphaty (X5) simultaneously (concurrently) to customer satisfaction (Y) in shopping at Giant Sun City Sidoarjo, then by using the t test can be seen that there is influence between quality of service (X) which consists of Tangible (X1), Reliability (X2), Responsiveness (X3), Assurance (X4), and Emphaty (X5) partially on customer satisfaction (Y) in shopping at Giant Sun City Sidoarjo

Key Word: Tangible (X1), Reliability (X2), Responsiveness (X3), Assurance (X4),

(10)

1.1. Latar Belakang Masalah

Kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa selalu meningkat baik dari

segi kualitas maupun kuantitas, hal ini seiring dengan perkembangan dan

kemajuan jaman, dampaknya adanya perilaku konsumen dalam menentukan

tempat pembelanjaan yang mereka anggap paling sesuai dan benar-benar dapat

memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.

Semakin meningkatnya tempat pembelanjaan akan memberikan banyak

alternatif kepada masyarakat sebagai konsumen untuk memilih tempat

pembelanjaan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan financial

konsumen. Hal ini harus diimbangi oleh pedagang untuk berusaha menarik

konsumen agar mau membeli barang ditempat dimana dia membuka

dagangannya. Terlebih dahulu pedagang harus menentukan segmen pasar, layanan

dan fasilitas yang memadai disesuaikan dengan segmen pasar yang telah

ditetapkan. Pedagang harus cepat tanggap dan segera menyesuaikan akan

perubahan selera dan kemampuan konsumen.

Untuk dapat bertahan dalam persaingan yang semakin ketat dan dapat pula

mencapai tujuan yang diinginkan, setiap produsen dituntut lebih memperhatikan

apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen karena pada dasarnya

konsumen akan membeli suatu produk yang akan memuaskan keinginannya,

(11)

diharapkan. Mereka saling berlomba untuk memberikan kualitas layanan dan

harga terbaik bagi konsumennya agar yang menjadi keinginan dan kebutuhan

konsumen dapat terpenuhi secara maksimal sehingga kepuasan konsumen dapat

tercapai.

Kualitas layanan adalah persepsi konsumen terhadap keunggulan suatu

layanan. Pada dasarnya hanya konsumen yang menilai kualitas layanan suatu

organisasi berkualitas atau tidak. (Parasuraman, et.al, 2000: 44), sedangkan

kepuasan menurut Kotler (2002: 36) merupakan tingkat perasaan seseorang

setelah membandingkan kinerja atau hasil suatu produk yang ia rasakan

dibandingkan harapannya.

Hubungan kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen seperti yang

dinyatakan oleh Bloemer et.al, (2003: 56) bahwa kualitas layanan bertujuan untuk

memberikan bentuk layanan yang sebaik- baiknya kepada para konsumennya,

sehingga akan tercipta kepuasan konsumen.

Pendapat tentang kepuasan konsumen juga dikemukakan oleh Band (2001:

30), yang menyatakan bahwa kepuasan konsumen merupakan suatu tingkatan

dimana kebutuhan, keinginan dan harapan dari konsumen akan dapat terpenuhi

atau terlampaui melalui suatu transaksi yang akan mengakibatkan terjadinya

pembelian ulang atau loyalitas konsumen.

Obyek yang digunakan dalam penelitian adalah adalah Giant Sun City

Sidoarjo, dengan meneliti segi kualitas layanan dan kepuasan konsumen. Salah

(12)

terhadap suatu merek adalah banyaknya komplain konsumen terhadap merek

tersebut.

Salah satu pusat pembelanjaan yang menarik konsumen khususnya

masyarakat sidoarjo adalah Giant Sun City Sidoarjo. Sebagaimana pusat

pembelanjaan dan pasar swalayan yang lain, Giant Sun City selalu berusaha agar

tetap diminati oleh konsumen untuk melakukan repeat order ditempatnya.

Giant Sun City Sidoarjo merupakan pasar swalayan yang melakukan

bisnis eceran dengan berhubungan langsung dengan konsumen akhir bertujuan

untuk memenuhi kebutuhan total konsumen, yaitu tempat belanja terpadu yang

menjual barang-barang dari barang kebutuhan sehari-hari sampai dengan barang

eksklusif serta menjual berbagai jenis barang dengan volume transaksi besar.

Barang-barang tersebut beraneka ragam, dari barang kebutuhan dapur, perabot

rumah tangga, perabot kamar tidur, perabot kamar mandi, kosmetik, aksesoris

lain, pakaian, sepatu, tas dan sampai pada barang elektronik. Keberadaan Giant

Sun City Sidoarjo merupakan tuntutan masyarakat perkotaan Sidoarjo yang

cenderung membutuhkan tempat perbelanjaan dengan produk yang berkualitas

dengan jenis produk bervariasi, layanan yang lebih baik, dan fasilitas yang

memadai, karena hal tersebut mampu menarik konsumen untuk melakukan

(13)

Tabel 1.1. berikut ini akan disajikan data hasil penjualan di Giant Sun City

Sidoarjo mulai Januari 2012 – Agustus 2013, adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1

Penjualan Di Giant Sun City Sidoarjo Periode Januari 2012 – Agustus 2013

Periode Penjualan (Rupiah)

Berdasarkan tabel 1.1, dapat diketahui bahwa selama 1 tahun terakhir dari

bulan Januari 2012 – Agustus 2013 telah terjadi ketidakstabilan pada penjualan di

Giant Sun City Sidoarjo. (Sumber: Giant Sun City Sidoarjo, Tahun 2013).

Tabel 1.2. berikut ini akan disajikan data jumlah komplain konsumen di

Giant Sun City Sidoarjo mulai Januari 2012 – Agustus 2013, adalah sebagai

(14)

Tabel 1.2

Jumlah Komplain Konsumen Di Giant Sun City Sidoarjo Periode Januari 2012 – Agustus 2013

Periode Jumlah (Orang) Sumber : Giant Sun City Sidoarjo, Tahun 2013

Berdasarkan tabel 1.2, dapat diketahui bahwa selama bulan Januari 2012 –

Agustus 2013 telah terjadi kecenderungan kenaikan jumlah komplain konsumen

di Giant Sun City Sidoarjo. (Sumber: Giant Sun City Sidoarjo, Tahun 2013).

Terjadinya ketidakstabilan pada penjualan dan kecenderungan kenaikan

pada jumlah komplain konsumen merupakan fenomena yang harus segera

diselesaikan dan dicari penyebabnya. Banyak hal yang menjadi penyebab dari hal

tersebut, salah satunya adalah pemberian layanan kepada konsumen yang kurang

bagus dan harga yang lebih tinggi dibandingkan tempat yang lain sehingga

(15)

Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian dan

kajiaan yang lebih mendalam tentang pengaruh kualitas layanan dan kepuasan

konsumen konsumen, untuk kemudian dijadikan sebagai penelitian dengan judul

“Analisis pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen dalam

berbelanja di Giant Sun City Sidoarjo”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diajukan, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah kualitas layanan (X) yang terdiri dari bukti fisik / tangible (X1),

keandalan / reliability (X2), daya tanggap / responsiveness (X3), jaminan /

assurance (X4), empati / empathy (X5) secara simultan berpengaruh terhadap

kepuasan konsumen dalam berbelanja di Giant Sun City Sidoarjo ?

2. Apakah bukti fisik / tangible (X1) secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan konsumen dalam berbelanja di Giant Sun City Sidoarjo ?

3. Apakah keandalan / reliability (X2) secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan konsumen dalam berbelanja di Giant Sun City Sidoarjo ?

4. Apakah daya tanggap / responsiveness (X3) secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan konsumen dalam berbelanja di Giant Sun City

Sidoarjo ?

5. Apakah jaminan / assurance (X4) secara parsial berpengaruh signifikan

(16)

6. Apakah empati / empathy (X5) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

kepuasan konsumen dalam berbelanja di Giant Sun City Sidoarjo ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan pada penelitian ini

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan kualitas layanan (X) yang terdiri

dari bukti fisik / tangible (X1), keandalan / reliability (X2), daya tanggap /

responsiveness (X3), jaminan / assurance (X4), empati / empathy (X5) terhadap

kepuasan konsumen dalam berbelanja di Giant Sun City Sidoarjo

2. Untuk mengetahui pengaruh bukti fisik / tangible (X1) secara parsial terhadap

kepuasan konsumen dalam berbelanja di Giant Sun City Sidoarjo

3. Untuk mengetahui pengaruh keandalan / reliability (X2) secara parsial

terhadap kepuasan konsumen dalam berbelanja di Giant Sun City Sidoarjo

4. Untuk mengetahui pengaruh daya tanggap / responsiveness (X3) secara parsial

terhadap kepuasan konsumen dalam berbelanja di Giant Sun City Sidoarjo

5. Untuk mengetahui pengaruh jaminan / assurance (X4) secara parsial terhadap

kepuasan konsumen dalam berbelanja di Giant Sun City Sidoarjo

6. Untuk mengetahui pengaruh empati / empathy (X5) secara parsial terhadap

(17)

1.4. Manfaat Penelitian

Sebagaimana layaknya karya ilmiah ini, hasil yang diperoleh

diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan

dan berhubungan dengan obyek penelitian antara lain :

1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan oleh pihak manajemen Giant

Sun City Sidoarjo terkait dengan kepuasan konsumen.

2. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

pengembangan ilmu pengetahuan terutama teori marketing / pemasaran

khususnya tentang teori kepuasan pelanggan.

3. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi

(18)

2.1. Hasil Penelitian Ter dahulu

Penelitian terdahulu yang releven dengan penelitian ini adalah penelitian

yang dilakukan oleh:

1. Wenny Herawati dan Rizal Edy Halim (2008) dengan judul “Analisis

Hubungan Service Quality, Customer Satisfaction, Dan Switching Cost

Terhadap Customer Loyalty; Studi Kasus Perpindahan GSM Ke CDMA

Mahasiswa Depok”. Metode penarikan sampel dilakukan dengan

menggunakan single cross-sectional design, dimana dalam penelitian ini

hanya satu sampel responden saja yang dipilih dari target populasi, dan

informasi dari sampel tersebut hanya diambil satu kali saja.

2. Edwin Japarianto (2007: 34) dalam Jurnal Manajemen Perhotelan, Vol 3, No.

1, Maret 2007, dengan judul Analisa Kualitas Layanan Sebagai Pengukur

Loyalitas Pelanggan Hotel Majapahit Surabaya Dengan Pemasaran Relasional

Sebagai Variabel Intervening. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian

tersebut adalah pengaruh kualitas layanan melalui program pemasaran

relasional sebagai variabel intervening terhadap loyalitas pelanggan di hotel

Majapahit Surabaya. Pada penelitian ini yang dipakai adalah penelitian

konklusif eksperimental atau causal research yang merupakan bentuk riset

konklusif yang bertujuan untuk memperoleh pengujian yang tepat dalam

(19)

penelitian ini adalah pelanggan Hotel Majapahit Surabaya yang dalam jangka

waktu 1 tahun terakhir melakukan kunjungan sebanyak 1-5 kali dan

menggunakan fasilitas pelayanan kamar (menginap di hotel). Kesimpulan

yang didapat adalah bahwa kualitas layanan berpengaruh secara tidak

langsung melalui program pemasaran relasional sebagai variabel intervening

terhadap loyalitas pelanggan di hotel Majapahit Surabaya.

Atas dasar penelitian terdahulu ini, maka dapat digunakan sebagai acuan

penelitian untuk penelitian sekarang dengan menggunakan analisis regresi linear

sehingga diharapkan dapat sebagai pembanding dari hasil pengujian yang

dilakukan oleh peneliti terdahulu.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Manajemen Pemasaran

Kotler (2002: 13) mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai proses

perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta

penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang

memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi.

Hal diatas sangat tergantung pada penawaran organisasi dalam memenuhi

kebutuhan dan keinginan konsumen yang bertujuan menghasilkan

kepuasan-kepuasan bagi pihak-pihak yang terlibat. Titik berat manajemen pemasaran adalah

memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta menentukan harga,

mengadakan komunikasi, dan distribusi yang efektif untuk memberitahu,

(20)

Definisi ini mengakui bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang

melibatkan analisa, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian; yang mencakup

barang, jasa, dan gagasan; yang tergantung pada pertukaran; dan dengan tujuan

menghasilkan keputusan bagi pihak-pihak yang terlibat.

Jadi, manajemen pemasaran dirumuskan sebagai suatu proses manajemen,

yang meliputi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan

pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan. Kegiatan ini bertujuan menimbulkan

pertukaran yang diinginkan, baik yang menyangkut barang dan jasa, atau

benda-benda yang lain yang dapat memenuhi kebutuhan psikologis, sosial, dan

kebudayaan. Proses pertukaran dapat ditimbulkan baik oleh penjual, maupun

pembeli yang menguntungkan kedua belah pihak.

2.2.2. Pengertian Konsep Pemasaran

Perusahaan yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan

faktor penting untuk mencapai sukses usahanya, akan mengetahui adanya cara dan

falsafah baru yaitu konsep pemasaran (marketing concept) yang bertujuan dengan

diawali pasar yang didefinisikan secara jelas, berfokus terhadap keinginan dan

kebutuhan konsumen, mengkoordinasi yang berkaitan dengan konsumen dan

menghasilkan laba melalui kepuasan konsumen.

Konsep pemasaran merupakan sebuah orientasi pemasaran yang

menyatakan kunci untuk meraih tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif

daripada para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan

(21)

Menurut Swastha dan Handoko (2000: 6) konsep pemasaran adalah filsafat

bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan merupakan syarat ekonomi

dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Dengan melihat definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa konsep pemasaran tersebut ada tiga unsur pokok,

adalah:

1. Orientasi pada konsumen, Perusahaan yang benar-benar ingin memperhatikan

konsumen harus :

a. Menentukan kebutuhan pokok (basic needs) dari pembeli yang akan

dilayani dan dipenuhi.

b. Menentukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran penjualan.

c. Menentukan produk dan program pemasarannya.

d. Mengadakan penelitian pada konsumen, untuk mengukur, menilai, dan

menafsirkan keinginan, sikap, serta perilaku mereka.

e. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah

menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah, atau model

yang menarik.

2. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral

Pengintegrasian kegiatan pemasaran berarti bahwa setiap orang dan setiap

bagian dalam perusahaan turut berkecimpung dalam suatu usaha yang

terkoordinir untuk memberikan kepuasan konsumen, sehingga tujuan

perusahaan dapat direalisir. Selain itu harus terdapat juga penyesuaian dan

koordinasi antara produk, harga, saluran distribusi, dan promosi untuk

(22)

harga jual harus sesuai dengan kualitas produk, promosi harus disesuaikan

dengan saluran distribusi, harga dan kualitas produk, dan sebagainya.

Usaha-usaha ini perlu juga dikoordinasikan dengan waktu dan tempat.

3. Kepuasan konsumen

Faktor yang akan menentukan apakah perusahaan dalam jangka panjang akan

mendapatkan laba, ialah banyak sedikitnya kepuasan konsumen yang dapat

dipenuhi. Ini tidaklah berarti bahwa perusahaan harus berusaha

memaksimisasikan kepuasan konsumen, tetapi perusahaan harus mendapatkan

laba dengan cara memberikan kepuasan kepada konsumen.

2.2.3. Pengertian Pemasaran

Pemasaran timbul karena adanya kebutuan manusia yang tidak terbatas

dan merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang ada dalam perusahaan, yang

bisa dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan

kelangsungan hidup bagi perusahaannya, untuk berkembang, dan mendapatkan

laba. Berhasil atau tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung pada

keahlian mereka di bidang pemasaran, produksi, keuangan maupun bidang lain.

Jika perusahaan menginginkan agar perusahaannya dapat berjalan dengan lancar

dan dapat memberikan pandangan yang baik bagi konsumen, maka perusahaan

harus dapat memberikan suatu kepuasan terhadap konsumen itu sendiri. Selain itu

juga tergantung pada kemampuan mereka untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi

(23)

Menurut Kotler (2004: 8) menyatakan “Pemasaran adalah suatu proses

sosial dan manajerial dengan mana induividu dan kelompok memperoleh apa

yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan serta

mempertukarkan produk dan nilai harapan dengan pihak lain”. Dari definisi

tersebut terlihat bahwa pemasaran mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Menyelidiki dan mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen.

2. Merencanakan dan mengembangkan sebuah produk atau jasa yang dapat

memenuhi dan memuaskan keinginan tersebut.

Lamb, Hair dan Mc.Daniel (2001: 6) Pemasaran memiliki dua hal.

Pertama, pemasaran merupakan filosofi, sikap, perspektif atau orientasi

manajemen yang menekankan pada kepuasan konsumen. Kedua, pemasaran

adalah sekumpulan aktivitas yang digunakan untuk mengimplementasikan filosofi

ini. Definisi dari American Marketing Association (AMA) mencakup kedua

perpektif itu : “Marketing is the process of planning and executing the conception,

pricing, promotion and distribution of ideas, goods, and services create exchange

that satisfy individual and organizational goals “. Artinya bahwa pemasaran

merupakan suatu proses perencanaan dan menjelaskan konsep, harga, promosi dan

distribusi sejumlah ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang

mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi. Dari definisi di atas dapatlah

diterangkan bahwa arti pemasaran adalah jauh lebih luas dari arti penjualan.

Pemasaran mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan mengidentifikasi

kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, produk sesuai, menentukan cara-cara

(24)

2.2.4. Arti dan Pentingnya Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang

dilakukan perusahaan dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya,

untuk berkembang, dan mendapatkan laba. Kegiatan pemasaran sendiri dimulai

jauh sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak berakhir dengan penjualan.

Kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada

konsumennya, sehingga konsumen mempunyai pandangan yang positif terhadap

perusahaan, dimana hal ini adalah kunci sukses keberhasilan perusahaan. Semakin

berkembangnya perekonomian, maka pemuasan sangat penting, oleh karena itu

setiap perusahaan harus mampu mengembangkan produk untuk dapat memuaskan

konsumen. Tanpa tercapainya kepuasan, maka kegiatan pemasaran dapat

dikatakan belum berhasil.

2.2.5. Pemasaran J asa

2.2.5.1. Pengertian Pemasaran J asa

Menurut Kotler (2002:486) jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang

dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak

berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat

dikaitkan pada satu produk fisik.

Menurut Tjiptono (2002:144) menegaskan bahwa pemasaran jasa tidak

hanya membutuhkan pemasaran eksternal, tetapi juga membutuhkan pemasaran

internal dan pemasaran interaktif. Pentingnya aspek-aspek ini dapat dijabarkan

(25)

1 Pemasaran Eksternal

Berarti bahwa perusahaan jasa melakukan aktivitas normal yaitu dalam

mempersiapkan jasa, menetapkan jasa, menetapkan harga, melakukan

distribusi, dan mempromosikan jasa yang bernilai superior kepada para

pelanggan. Bila ini bisa dilakukan dengan baik, maka pelanggan akan

“terikat” dengan perusahaan sehingga laba jangka panjang bisa terjamin.

2 Pemasaran Internal

Berarti bahwa perusahaan jasa harus secara efektif melatih dan memotivasi

“kontak pelanggan karyawannya” dan semua orang yang mendukung layanan

jasa agar bekerja sebagai suatu tim untuk memberikan kepuasan kepada

pelanggan.

3 Pemasaran Interaktif

Berarti bahwa mutu jasa yang dirasakan sangat tergantung pada bagaimana

produk diperoleh. Tetapi dalam pemasaran jasa, mutu jasa tergantung pada

pemberi jasa terutama jasa profesional. Pelanggan menilai mutu jasa tidak saja

mengenai mutu tehnik. Jadi profesional tidak dapat berasumsi bahwa mereka

akan memuaskan klien hanya dengan memberikan layanan tehnik yang baik.

2.2.5.2. Karakteristik Pemasaran J asa

Menurut Kotler (2002:488) jasa memiliki karakteristik utama yang sangat

(26)

a. Tidak Berwujud (Intangibility)

Jasa tidak berwujud, tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium

sebelum jasa itu dibeli.

b. Tidak Terpisahkan (Inseparability)

Pada umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Jika

seseorang melakukan jasa, maka penyedianya adalah bagian dari jasa.

c. Bervariasi (Variability)

Jasa sangat bervariasi, karena tergantung pada siapa yang menyediakan serta

kapan dan dimana jasa itu dilakukan. Pembeli jasa menyadari variabilitas

yang tinggi dan sering membicarakannya dengan orang lain sebelum memilih

seorang penyedia jasa.

d. Mudah Lenyap (Perishability)

Jasa tidak dapat disimpan. Mudah lenyapnya jasa tidak menjadi masalah bila

permintaan tetap karena mudah untuk lebih dahulu mengatur staf untuk

melakukan jasa itu.

2.2.5.3. Kualitas Pemasaran J asa

Menurut Kotler (2002:499), kualitas jasa mempunyai 5 (lima) penentu yang

disajikan secara berurut, yaitu :

1. Berwujud

(27)

2. Keandalan

Kemampuan untuk melaksanakan jasa yang disajikan dengan terpecaya dan

akurat.

3. Daya tanggap

Kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat.

4. Kepastian

Pengetahuan dan kesopanan karyawan mereka untuk menimbulkan

kepercayaan dan keyakinan.

5. Empati

Kesediaan untuk peduli, memberi perhatian pribadi bagi pelanggan.

2.2.5.4. Macam-Macam Pemasaran J asa

Menurut Alma (2002:208), macam-macam jasa dapat dikelompokkan

sebagai berikut :

1. Personalized Service

Jasa ini sangat bersifat personal, yang tidak dapat dipisahkan dari orang yang

menghasilkan jasa tersebut. Pelayanan jasa tersebut tidak langsung ditangani

oleh produsen. Pemakaian perantara dalam hal ini tidak praktis. Saluran

distribusinya adalah sangat pendek, karena penjualan langsung adalah yang

paling tepat. Personalized Service dapat digolongkan menjadi 3 (tiga), yaitu :

a. Personal Service

Jasa yang sangat mengutamakan pelayanan orang dan perlengkapannya

(28)

b. Marketing Profesional Service

Pelayanan jasa yang dalam pemasaran biasanya menunggu konsumen yang

datang. Jika perusahaan dapat memuaskan konsumen yang pernah datang

maka konsumen tersebut akan kembali lagi di lain waktu, seperti jasa

dokter spesialis.

c. Marketing Business Service

Pada jenis jasa ini sistem pemasaran tidak langsung dalam arti perusahaan

jasa tersebut lebih senang diundang oleh konsumen-konsumen baru untuk

memberikan jasa-jasanya.

2. Financial Service

Terdiri atas :

a. Banking Service (Jasa Bank)

b. Insurances Service (Jasa Asuransi)

c. Investment Securities (Lembaga Penanaman Modal)

3. Public Utility dan Transportation Service

Pada perusahaan utility mempunyai monopoli secara ilmiah, seperti

perusahaan listrik, air minum perkantoran, perdangan, industri dan

pemerintahan daerah. sedangkan dalam transportation service ialah meliputi

angkutan kereta api, kendaraan umum, pesawat udara, dan sebagainya.

Pelayanan jasa di sini ditujukan untuk angkutan penumpang dan angkutan

(29)

4. Entertainment

Mereka yang mempunyai usaha ini bisa memperoleh pendapatan yang besar

karena bisa mempengaruhi masyarakat melalui advertising. Jenis usaha yang

termasuk kelompok ini adalah usaha-usaha di bidang olahraga, bioskop,

gedung-gedung pertunjukan dan usaha-usaha hiburan lainnya.

5. Hotel Service

Hotel bukan merupakan obyek pariwisata, melainkan merupakan salah satu

sarana dalam bidang kepariwisataan. Maka dalam hal ini hotel perlu

mengadakan kegiatan bersama dengan tempat-tempat rekreasi, hiburan, travel

biro untuk menonjolkan sesuatu yang khas dari suatu obyek wisata agar

menjadi daya tarik dari daerah yang bersangkutan.

2.2.6. Kualitas Layanan

2.2.6.1. Pengertian Kualitas Layanan

Parasuraman et.al (2000:44): “Service quality is the customer perception’s

of the superiority of the service”. Maksudnya kualitas layanan adalah persepsi

konsumen terhadap keunggulan suatu layanan. Pada dasarnya hanya konsumen

yang menilai kualitas layanan suatu badan usaha berkualitas atau tidak.

Kotler (2002: 476) bahwa salah satu cara untuk membedakan dengan

badan usaha jasa yang lainnya adalah dengan memberikan kualitas layanan yang

lebih tinggi dari pesaingnya secara terus menerus. Kinner, Bernhardt, dan Krentler

(30)

activity that provides the user some degree of performance satisfaction but does

not involve ownership and that, in most cases, cannot be stored or transported”.

Layanan merupakan suatu aktivitas yang tidak berwujud dan yang memberikan

suatu tingkat kepuasan bagi pemakai jasa tersebut tetapi tidak termasuk

kepemilikan, dan tidak dapat disimpan atau dipindahkan.

Dalam bersaing, badan usaha yang sejenis pada dasarnya seringkali

terlihat sama dalam hal fasilitas ataupun jenis-jenis layanan yang diberikan

kepada konsumen, tetapi hal tersebut dipersepsikan berbeda oleh konsumennya.

2.2.6.2. Dimensi Kualitas Layanan

Mutu merupakan istilah yang mempunyai makna yang berbeda bagi setiap

orang. Memahami dimensi mutu produk perusahaan merupakan langkah awal

dalam mengembangkan dan memelihara keunggulan produk dalam persaingan

bisnis. Ada beberapa pakar pemasaran telah mengimbangkan dimensi kualitas jasa

atau sering disebut sebagai faktor utama yang mempengaruhi atau menentukan

kualitas jasa berdasarkan pengalaman dan penelitiannya terhadap baberapa

perusahaan baik manufaktur maupun jasa. Pakar tersebut antara lain :

Menurut Tjiptono (2003: 27) mengemukakan bahwa ada 8 dimensi kualitas

jasa yang dikembangkan dan dapat digunakan sebagai kerangka perencanaan

strategis dan analisis yang meliputi :

1. Kinerja (perfomance) yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti.

2. Ciri atau keistimewaan tambahan (features) yaitu karakateristik sekunder atau

(31)

3. Keandalan (reliability) yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan

atau gagal dipakai.

4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification) yaitu sejauh

mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang

ditentukan sebelumnya.

5. Daya tahan (durability) yang berkaitan dengan berapa lama suatu produk

dapat terus digunakan.

6. Serviceability yang meliputi kecepatan kompetensi, kenyamanan, mudah

direparasi serta penanganankeluhan yang memuaskan.

7. Estetika yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.

8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) yaitu citra dan reputasi produk

serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

Gilbert (2002) dan Samuel (2006) mengemukakan lima dimensi kualitas

layanan yang terdiri dari :

1. Bukti fisik / Tangible (X1) adalah penampilan dari fasilitas-fasilitas fisik,

perlengkapan individu dan alat-alat komunikasi. Indikator yang digunakan

adalah :

- Desain gedung (bangunan) yang bagus

- Lay out (tata letak) produk yang rapi

2. Keandalan / Reliability (X2) adalah kemampuan karyawan untuk

memberikan pelayanan yang dapat diandalkan akurat, tepat dan

terpercaya. Indikator yang digunakan adalah :

(32)

- Karyawan mengetahui stok produk yang tersedia dan produk yang

kosong di gudang

3. Daya tanggap / Responsiveness (X3) adalah kesediaan untuk membantu

dan memberikan layanan yang tepat bagi pelanggan. Indikator yang

digunakan adalah :

- Karyawan membantu pelanggan yang kebingungan mencari barang.

- Karyawan cekatan dalam menangani antrian panjang pada saat

pembayaran dengan membuka meja pembayaran yang lain supaya

pelanggan tidak menunggu terlalu lama

4. Jaminan / Assurance (X4) adalah dimensi kualitas layanan yang

memfokuskan pada kemampuan untuk mendapatkan kepercayaan dan

keyakinan pelanggan. Indikator yang digunakan sebagai pengukuran

adalah :

- Perusahaan menjamin keamanan dan kenyamanan pelanggan saat

berbelanja

- Perusahaan bersedia memberi ganti rugi bila ada barang yang tidak

sesuai dengan pesanan pelanggan

5. Empati / Emphaty (X5) adalah kepedulian, perhatian yang unik dan

berkualitas dari badan usaha menyebabkan menjadi pelanggan. Indikator

yang digunakan sebagai pengukuran adalah :

- Keramahan karyawan yang diberikan tanpa membedakan dari setiap

(33)

- Karyawan selalu mengucapkan selamat datang pada pelanggan yang

datang dan mengucapkan terima kasih pada saat pelanggan

meninggalkan Giant Sun City Sidoarjo

2.2.7. Kepuasan Konsumen

2.2.7.1. Pengertian Kepuasan Konsumen

Dewasa ini perhatian terhadap kepuasan konsumen semakin besar,

sehingga banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap hal tersebut. Permatuan

dan pengukuran terhadap kepuasan konsumen telah menjadi hal yang sangat

penting bagi setiap badan usaha. Hal ini dikarenakan langkah tersebut dapat

memberikan umpan balik dan masukan bagi keperluan pengembangan dan

implementasi strategi peningkatan kepuasan. Kepuasan konsumen disebut sebagai

salah satu strategi untuk memenangkan persaingan. Secara tradisional falsafah

marketing merupakan pencapaian kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen

adalah kemenangan jangka panjang.

Setiap individu memiliki kebutuhan dan keinginan yang harus dipenuhi

untuk mempertahankan hidupnya. Produk atau jasa dibuat untuk memenuhi apa

yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen. Kalau hal itu sudah tercapai, berarti

kepuasan konsumen sudah terjadi dan diharapkan perusahaan akan mampu untuk

menghasilkan jasa, sesuai yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen.

Kotler (2002: 40) mengemukakan bahwa kepuasan merupakan perasaan

seseorang yang timbul dari perbedaan antara kinerja (hasil) yang diterima

(34)

maka konsumen kecewa. Jika kinerja sama dengan harapannya, maka konsumen

puas. Jika kinerjanya melebihi harapannya, maka konsumen akan sangat puas.

Mowen (2000: 89) menyatakan bahwa kepuasan konsumen sebagai

keseluruhan sikap yang ditunjukkan konsumen atas barang atau jasa setelah

mereka memperoleh dan menggunakannya. Ini merupakan penilaian evaluatif

pasca pemilihan yang disebabkan oleh seleksi pembelian khusus dan pengalaman

menggunakan atau mengkonsumsikan barang atau jasa tersebut.

Konsumen membandingkan persepsi mereka atas kualitas produk setelah

menggunakan produk tersebut sesuai dengan ekspektasi kinerja produk sebelum

mereka membelinya. Tergantung pada bagaimana kinerja actual dibandingkan

dengan kinerja yang diharapkan. Mereka akan mengalami emosi yang positif,

negatif atau netral. Tanggapan emosional ini bertindak sebagai masukan atau

input dalam persepsi kepuasan atau ketidakpuasan mereka.

Berdasarkan uraian diatas bahwa kepuasan merupakan respon pemenuhan

dari konsumen. Kepuasan adalah hasil dari penilaian konsumen bahwa produk

atau pelayanan telah memberikan tingkat kenikmatan dimana tingkat pemenuhan

ini bisa lebih atau kurang. Oleh karenanya, perusahaan harus dapat memberikan

produk atau layanan yang dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan dari

konsumen sehingga mencapai kepuasan dari konsumen dan lebih jauh lagi dapat

menciptakan kesetiaan konsumen.

2.2.7.2. Dimensi Kepuasan Konsumen

(35)

Atribut-atribut yang berhubungan dengan produk (related to product)

meliputi: (1) value-price relationship, yang merupakan kesesuaian antara tarif

yang dibayar dengan nilai yang diterima, (2) products quality merupakan

penilaian mutu dari suatu produk. (3) products benefit merupakan manfaat yang

diperoleh konsumen dari menggunakan suatu produk yang dihasilkan oleh suatu

perusahaan lainnya. (4) products features merupakan ciri-ciri tertentu yang

dimiliki oleh suatu produk sehingga berbeda dengan produk yang ditawarkan

pesaing.

Atribut-atribut yang berhubungan dengan jasa (related to service)

meliputi: (1) guarantee, jaminan yang diberikan terhadap layanan perusahaan

(2) delivery, kemampuan perusahaan layanan; (3) complaint handling,

penanganan terhadap keluhan konsumen yaitu keseringan menanggapi keluhan

konsumen, (4) resolution of problems, kemampuan mengatasi permasalahan yang

dihadapi oleh konsumen.

Atribut-atribut yang berhubungan dengan pembelian (related to purchase)

meliputi (1) courtesy, kesopanan karyawan; (2) ease or convenience of

acquisition, kemudahan mendapatkan informasi; (3) company reputation, reputasi

dari perusahaan; (4) company competence, kemampuan perusahaan dalam

menanggapi persoalan.

Kepuasan konsumen diukur oleh 5 indikator, antara lain:

1. Kepuasan terhadap tata letak produk yang rapi.

2. Kepuasan terhadap pengetahuan karyawan pada stok produk maupun yang

(36)

3. Kepuasan terhadap kesediaan karyawan dalam membantu pelanggan yang

kebingungan mencari barang

4. Kepuasan terhadap pemberian ganti rugi pada perusahaan bila ada barang

yang tidak sesuai dengan pesanan pelanggan

5. Kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan karyawan tanpa membedakan

pelanggan

2.2.8. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen

Parasuraman, et.al (2000: 44) bahwa Kualitas layanan adalah persepsi

konsumen terhadap keunggulan suatu layanan. Pada dasarnya hanya konsumen

yang menilai kualitas layanan suatu organisasi berkualitas atau tidak. sedangkan

kepuasan menurut Kotler (2002: 36) merupakan tingkat perasaan seseorang

setelah membandingkan kinerja atau hasil suatu produk yang ia rasakan

dibandingkan harapannya.

Hubungan antara kualitas layanan dengan kepuasan konsumen seperti

yang diungkapkan oleh Boone dan Kurtz (2000: 439) bahwa kualitas layanan

adalah permulaan dari kepuasan konsumen, kualitas layanan menentukan

kepuasan atau ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan merasa puas, apabila

mereka memperoleh pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan

2.3. Kerangka Berpikir

Layanan merupakan suatu informasi yang sifatnya wajib diberikan oleh

(37)

disini dapat bersifat langsung, dimana perusahaan dapat memberikan layanan

secara langsung kepada konsumen. Perusahaan dapat menyediakan media layanan

untuk membantu dan mempermudah konsumen untuk melakukan transaksi.

Layanan sifatnya memberikan bantuan bagi konsumen yang membutuhkan

informasi bagi suatu produk yang dibeli. Apabila layanan yang diberikan baik

maka konsumen akan merasa puas menggunakan produk yang dibelinya karena

konsumen merasa terpenuhi kebutuhan dan keinginannya sesuai harapan

konsumen.

Dalam membangun kepuasan konsumen dapat melalui kualitas layanan,

dimana kualitas merupakan keseluruhan cirri serta sifat dari suatu produk atau

kualitas layanan yang dapat berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan

kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat dimana layanan bersifat menolong

dan menyediakan segala sesuatu yang diperlukan konsumen.

Layanan yang diberikan dapat membuat kesan yang baik, maka

perusahaan tersebut dapat mempengaruhi atau merangsang pembeli atau

konsumen untuk melakukan pembelian. Dan dengan layanan yang baik dapat

menimbulkan suatu tingkat kepuasan yang tinggi dalam diri konsumen yang

berakibat konsumen akan terus berhubungan setia menggunakan produk yang

ditawarkan.

Dalam mengevaluasi kepuasan terhadap suatu perusahaan tertentu faktor –

faktor penentu yang digunakan bisa berupa kombinasi dari faktor penentu

kepuasan terhadap produk dan jasa umumnya yang biasa digunakan konsumen

(38)

Model analisis dalam penelitian ini disajikan dalam kerangka berpikir pada

gambar berikut ini

Gambar 2.1.

(39)

2.4. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh secara simultan kualitas layanan (X) yang terdiri dari

bukti fisik / tangible (X1), keandalan / reliability (X2), daya tanggap /

responsiveness (X3), jaminan / assurance (X4), empati / empathy (X5)

terhadap kepuasan konsumen dalam berbelanja di Giant Sun City Sidoarjo

2. Terdapat pengaruh bukti fisik / tangible (X1) terhadap kepuasan konsumen

dalam berbelanja di Giant Sun City Sidoarjo

3. Terdapat pengaruh keandalan / reliability (X2) terhadap kepuasan konsumen

dalam berbelanja di Giant Sun City Sidoarjo

4. Terdapat pengaruh daya tanggap / responsiveness (X3) terhadap kepuasan

konsumen dalam berbelanja di Giant Sun City Sidoarjo

5. Terdapat pengaruh jaminan / assurance (X4) terhadap kepuasan konsumen

dalam berbelanja di Giant Sun City Sidoarjo

6. Terdapat pengaruh empati / empathy (X5) terhadap kepuasan konsumen

(40)

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel-variabel yang akan dibahas dalam penelitian

ini adalah :

1. Kualitas pelayanan (X) adalah salah satu bentuk yang diinginkan atau

diharapkan pelanggan untuk “ada” di suatu empat pembelanjaan, terutama saat

sedang berbelanja. Kualitas pelayanan (X) dibentuk oleh 5 dimensi (Gilbert,

2002 dalam Samuel, 2006) antara lain :

a. Bukti fisik / Tangible (X1) adalah penampilan dari fasilitas-fasilitas fisik,

perlengkapan individu dan alat-alat komunikasi. Indikator yang digunakan

adalah :

- Desain gedung (bangunan) yang bagus

- Lay out (tata letak) produk yang rapi

b. Keandalan / Reliability (X2) adalah kemampuan karyawan untuk

memberikan layanan yang dapat diandalkan terpercaya dan akurat.

Indikator yang digunakan adalah :

- Karyawan mengerti tentang fungsi dari produk yang dijual

- Karyawan mengetahui stok produk yang tersedia dan produk yang

(41)

c. Daya tanggap / Responsiveness (X3) adalah kesediaan untuk membantu

dan memberikan layanan yang tepat bagi pelanggan. Indikator yang

digunakan adalah :

- Karyawan membantu pelanggan yang kebingungan mencari barang.

- Karyawan cekatan dalam menangani antrian panjang pada saat

pembayaran dengan membuka meja pembayaran yang lain supaya

pelanggan tidak menunggu terlalu lama

d. Jaminan / Assurance (X4) adalah dimensi kualitas layanan yang

memfokuskan pada kemampuan untuk mendapatkan kepercayaan dan

keyakinan pelanggan. Indikator yang digunakan sebagai pengukuran

adalah :

- Giant Sun City Sidoarjo menjamin keamanan dan kenyamanan

pelanggan saat berbelanja

- Giant Sun City Sidoarjo bersedia memberi ganti rugi bila ada barang

yang tidak sesuai dengan pesanan pelanggan

e. Empati / Emphaty (X5) adalah kepedulian, perhatian yang unik dan

berkualitas dari badan usaha menyebabkan menjadi pelanggan. Indikator

yang digunakan sebagai pengukuran adalah :

- Keramahan karyawan yang diberikan tanpa membedakan dari setiap

kalangan pelanggan.

- Karyawan selalu mengucapkan selamat datang pada pelanggan yang

datang dan mengucapkan terima kasih pada saat pelanggan

(42)

2. Kepuasan Konsumen (Y)

Kepuasan konsumen merupakan keseluruhan sikap yang ditunjukkan

konsumen atas barang atau jasa setelah mereka memperoleh dan

menggunakannya. Kepuasan konsumen (Y) diukur oleh 5 Indikator antara

lain:

- Kepuasan terhadap tata letak produk yang rapi di Giant Sun City Sidoarjo

- Kepuasan terhadap pengetahuan karyawan pada stok produk maupun yang

kosong di gudang

- Kepuasan terhadap kesediaan karyawan dalam membantu pelanggan yang

kebingungan mencari barang

- Kepuasan terhadap pemberian ganti rugi pada Giant Sun City Sidoarjo bila

ada barang yang tidak sesuai dengan pesanan pelanggan

- Kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan karyawan tanpa

membedakan pelanggan

3.1.2. Pengukuran Variabel

Alat pengukuran data yang digunakan untuk mengukur data-data yang

akan dianalisis dari hasil survei / penelitian langsung melalui kuesioner adalah

menggunakan skala likert yaitu metode yang mengukur sikap dengan menyatakan

setuju dan ketidaksetujuannya terhadap subyek, obyek atau kejadian tertentu,

angka penilaian lima (5) butir yang menyatakan urutan setuju atau tidak setuju

(Indriantoro, 2002:104). Setiap pertanyaan diukur dengan 5 skala dan tiap posisi

(43)

Tabel 3.1

1. STS = Sangat Tidak Setuju

2. TS = Tidak Setuju

3. CS = Cukup Setuju

4. S = Setuju

5. SS = Sangat Setuju

3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2008:80).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua konsumen yang pernah membeli

di Giant Sun City Sidoarjo

3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi

(44)

Karena jumlah populasinya tidak diketahui secara pasti maka untuk

menentukan sampel yaitu dengan menggunakan rumus unknown populations.

n = 2

Sehingga perhitungannya sebagai berikut :

n = 2

Jadi jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 96 responden

(dibulatkan). Untuk hasil yang representatif maka peneliti mengambil sampel 100

(45)

3.2.3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik non probability

sampling tepatnya purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan

pertimbangan- pertimbangan tertentu. (Sugiyono, 2008:85).

Beberapa pertimbangan tersebut antara lain:

- Responden minimal berusia 18 tahun

- Responden sebelumnya sudah pernah belanja di Giant Sun City Sidoarjo

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 J enis Data

1. Data kuantitatif

yaitu data yang berupa angka-angka. Dalam penelitian ini jenis data

kuantitatif diperoleh dari jawaban responden dalam kuisioner yang telah

diberi skor dengan skala yang telah ditetapkan, penghitungan dengan

rumus-rumus dan lain-lain.

2. Data kualitatif

yaitu data yang sifatnya tidak dapat dihitung jumlahnya, yang dilakukan

dengan cara menguraikan dalam bentuk kalimat atau informasi terhadap

angka-angka dalam tabel.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah diperoleh dari

(46)

3.3.3 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan riset lapangan yaitu

kegiatan penelitian dengan tujuan langsung ke obyek penelitian dengan :

a. Kuesioner

yaitu cara pengumpulan data dengan jalan memberikan pertanyaan-pertanyaan

tertulis yang dibagikan kepada para responden.

b. Interview

yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan wawancara secara

langsung terhadap responden untuk mengetahui pendapat mereka secara

langsung.

3.4. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Ada dua konsep untuk mengukur kualitas data, yaitu: validitas dan

reliabilitas. Artinya suatu penelitian akan menghasilkan kesimpulan yang bias jika

datanya kurang reliabel dan kurang valid.

3.4.1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur dari kuesioner tersebut. Valid

atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor

(47)

Menurut Azwar (2003: 157), koefisien validitas itu kurang daripada 0,30

biasanya dianggap sebagai tidak memuaskan. Angka ini ditetapkan sebagai

konvensi yang didasarkan pada asumsi distribusi skor dari kelompok subyek yang

berjumlah besar. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa :

- Jika nilai rhitung≥ 0,30 berarti pernyataan valid

- Jika nilai rhitung < 0,30 berarti pernyataan tidak valid

3.4.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian, atau keakuratan yang

ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Uji reliabilitas juga dapat dikatakan

sebagai suatu alat yang digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk.

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang

terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2001:

132). kriteria pengujian sebagai berikut :

- Jika nilai alpha > 0,60 berarti pernyataan reliabel

- Jika nilai alpha ≤ 0,60 berarti pernyataan tidak reliabel

3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.5.1. Deskr ipsi Data

Deskripsi data berguna untuk menguraikan gambaran data lapangan

(karakteristik responden) secara deskriptif melalui hasil tabulasi data nominal.

(48)

sejumlah pertanyaan yang tercantum dalam kuesioner, sehingga dapat digunakan

sebagai gambaran awal tentang kondisi data tersebut.

3.5.2. Uji Asumsi Klasik

Dalam menggunakan teknik analisis regresi, perlu menguji asumsi dalam

datanya, yaitu :

3.5.2.1. Nor malitas

Menurut Sudjana (2005: 380) bahwa analisis regresi membutuhkan asumsi

residual berdistribusi normal. Untuk menguji normalitas digunakan kolmogorv -

smirnov. Kriteria data dikatakan normal jika :

- Jika nilai (asymp sig 2-tailed) ≥ 0,50 , berarti data berdistribusi normal

- Jika nilai (asymp sig 2-tailed) < 0,50 , berarti data tidak berdistribusi normal

3.5.2.2. Pengujian Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali,

2006). Multikolinieritas berarti bahwa antar variabel bebas atau variabel terikat

yang terdapat dalam model memiliki hubungan yang sempurna atau mendekati

(49)

Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF

VIF (variance inflation factor) dan nilai tolerance melalui program SPSS, dengan

kriteria menurut Gujarati (2001: 166) sebagai berikut:

- Nilai VIF > 10, maka terjadi multikolinearitas

- Nilai VIF ≤ 10, maka bebas multikolinearitas

3.5.2.3. Pengujian Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas menunjukkan terjadinya ketidaksamaan varian dari

residual pada suatu pengamatan ke pengamatan yang lainnya.

Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi

ketidaksamaan nilai simpangan residual akibat besar kecilnya nilai salah satu

variabel bebas. Atau adanya perbedaan nilai ragam dengan semakin meningkatnya

nilai variabel bebas. Pengujian terhadap adanya gejala heterokedastisitas dalam

penelitian ini adalah dengan mempergunakan pengujian Korelasi Rank Spearman,

yaitu dengan mengkorelasikan nilai absolut residual dengan seluruh variabel

bebas. Deteksi adanya Heterokedastisitas menurut Gujarati (2001: 168) adalah

sebagai berikut:

- Jika nilai Sig. (2-tailed) ≤ α = 0,05, berarti terkena heteroskedastisitas.

- Jika nilai Sig. (2-tailed) > α = 0,05, berarti bebas heteroskedastisitas.

3.5.2.4. Pengujian Autokorelasi

Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi (hubungan) antara residual

(50)

baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Adanya autokorelasi dalam

regresi dapat diketahui dengan menilai besaran Durbin Watson.

Kriteria pengujian autokorelasi menurut Gujarati (2001: 168) adalah

sebagai berikut:

- Jika d < dL, maka terjadi autokorelasi positif

- Atau d > 4-dL, maka terjadi autokorelasi negatif

- Jika dU < d < 4- dU, maka tidak terjadi autokorelasi

- Jika dL ≤ d ≤ dU atau 4-dU ≤ d ≤ dL, terletak di daerah keragu- raguan.

- Uji autokorelasi hanya dilakukan pada data sekunder (urut waktu) dan tidak dilakukan pada data primer (data tanggapan responden).

3.5.3. Regr esi Linier Berganda

Menurut Sudrajat (2001:112), “Regresi linier berganda digunakan untuk

mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat”. Dalam penelitian

ini menggunakan analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk

mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu Kualitas Layanan (X) yang terdiri dari

Bukti Fisik / Tangible (X1), Keandalan / Reliability (X2), Daya Tanggap /

Responsiveness (X3), Jaminan / Assurance (X4), dan Empati / Empathy (X5)

terhadap variabel terikat yaitu Kepuasan Konsumen (Y).

Adapun rumus persamaan regresi linier berganda adalah :

Y = β0 + β1X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + ei

(51)

Keterangan :

Y = Kepuasan Konsumen

X1 = Bukti Fisik / Tangible

X2 = Keandalan / Reliability

X3 = Daya Tanggap / Responsiveness

X4 = Jaminan / Assurance

X5 = Empati / Empathy

β0 = Konstanta

β1, β2, β3, β4, β5 = Koefisien regresi

ei = Kesalahan pengganggu (error)

3.6. Pengujian Hipotesis

3.6.1. Uji F

Menurut Sudrajat (2001:115), “Uji F digunakan untuk menguji pengaruh

secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikat”. Penelitian ini

menggunakan uji F untuk menguji pengaruh secara simultan variabel bebas yaitu

Kualitas layanan (X) yang terdiri dari Bukti Fisik / tangible (X1), Keandalan /

reliability (X2), Daya Tanggap / responsiveness (X3), Jaminan / assurance (X4),

dan Empati / empathy (X5) terhadap variabel terikat yaitu kepuasan konsumen

(Y) dalam berbelanja di Giant Sun City Sidoarjo

Adapun langkah-langkah pengujiannya menggunakan uji F adalah

sebagai berikut :

(52)

a. Ho: βi = 0, ada pengaruh secara simultan kualitas layanan terhadap

kepuasan konsumen dalam berbelanja di Giant Sun City Sidoarjo

b. H1 : salah satu βi ≠ 0, tidak ada pengaruh secara simultan kualitas layanan

terhadap kepuasan konsumen dalam berbelanja di Giant Sun City

Sidoarjo

2. Menentukan titik kritis (level of significant)

Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas

(n–k–1), dimana n = jumlah pengamatan dan k = jumlahvariabel bebas.

3. Merumuskan besarnya Fhitung menggunakan rumus berikut:

Fhitung =

4. Kriteria pengujian

a. Jika : Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak, yang berarti bahwa ada pengaruh

secara simultan kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen dalam

berbelanja di Giant Sun City Sidoarjo

b. Jika: Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima, yang berarti bahwa tidak ada

pengaruh secara simultan kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen

(53)

5. Daerah penerimaan dan penolakan hipotesis (Ho)

Gambar 3.1

Daerah Penerimaan/Penolakan Hipotesis Secara Simultan

3.6.2. Uji t

Menurut Sudrajat (2001:117), “Uji t digunakan untuk menguji pengaruh

secara parsial variabel bebas terhadap variabel terikat”. Penelitian ini

menggunakan uji t untuk menguji pengaruh secara parsial variabel bebas yaitu

Kualitas layanan (X) yang terdiri dari Bukti Fisik / Tangible (X1), Keandalan /

Reliability (X2), Daya Tanggap / Responsiveness (X3), Jaminan / Assurance (X4),

dan Empati / Empathy (X5) terhadap variabel terikat yaitu Kepuasan Konsumen

(Y) dalam berbelanja di Giant Sun City Sidoarjo

Adapun langkah - langkah pengujian menggunakan uji t adalah sebagai

berikut :

1. Menentukan hipotesis statistik sebagai berikut:

Daerah Penerimaan H0

Daerah Penolakan H0

(54)

a. Ho: βi = 0, tidak ada pengaruh secara parsial kualitas layanan terhadap

kepuasan konsumen dalam berbelanja di Giant Sun City

Sidoarjo

b. H1: salah satu βi ≠ 0, ada pengaruh secara parsial kualitas layanan

terhadap kepuasan konsumen dalam berbelanja di Giant Sun

City Sidoarjo

2. Menentukan titik kritis (level of significant)

3. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas

(n–k–1), dimana n = jumlah pengamatan dan k = jumlah variabel.

4. Merumuskan besarnya thitung menggunakan rumus berikut:

thitung =

Sb b

...(Sudrajat, 2001:115)

Keterangan :

b = koefisien regresi

Sb = standard deviasi dari koefisien regrasi

3. Kriteria pengujian

a. Jika: -ttabel≤ thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima, yang berarti bahwa tidak ada

pengaruh secara parsial kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen

dalam berbelanja di Giant Sun City Sidoarjo

b. Jika: thitung > ttabel atau thitung < - ttabel, maka Ho ditolak, yang berarti bahwa

ada pengaruh secara parsial kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen

(55)

5. Daerah penerimaan dan penolakan hipotesis (Ho):

Gambar 3.2

Daerah Penerimaan/Penolakan Hipotesis Secara Parsial

Daerah Penolakan H

0 Daerah Penerimaan H0

Daerah Penolakan H

0

(56)

4.1 Gambar an Umum Obyek Penelitian

Toko Giant pertama kali dibuka di kuala lumpur Malaysia pada tahun

1994. Pada tahun 1999, diary farm mengakuisisi giant dan pada tahun yang sama,

giant yang pertama dibuka di malaysia.

Di Indonesia, giant pertama kali dibuka pada tahun 2002 di villa melati

mas tangerang sebagai bentuk kerjasama dairy farm dengan PT Hero

Supermarket, Tbk. Hingga saat ini, giant telah memiliki 17 gerai yang tersebar di

DKI Jakarta, jawa barat dan Jawa timur. Salah satu giant yang terdapat di jawa

timur adalah Giant Sun City Sidoarjo atau yang biasa disebut Giant Sun City

Giant Sun City Sidoarjo yang berlokasi di Jl. Pahlawan No.1 Sidoarjo

merupakan komplek terlengkap yang ada di Sidoarjo. Di kawasan ini terdapat

berbagai tempat yang menarik, seperti Suncity Mall, Convention Hall, Waterpark,

Pizza Hut, Tropiz, The Sun Hotel, hingga ruko-ruko yang ternama, seperti Sophie

Martin, Zoya, MX Karaoke, Salon Aliya, Istana Boneka, Elizabeth, Tempat

bimbingan belajar dan bermain musik, Cinderella Fashion, dan masih banyak lagi.

Mayoritas orang-orang datang ke Giant Sun City ini biasanya untuk

berbelanja di Suncity Mall yang didalamnya terdapat pula Giant. Tempat ini

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Gambar 2.1.
Tabel 3.1 Skala Pengukuran Data
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data yang dianalisis sesuai permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, yakni narasi realisme magis serta konteks sosial budaya yang melatarbelakangi munculnya

Dilakukan ruas per ruas dengan mempertimbangkan luas daerah tangkapan yang bersangkutan, serta dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan. Dihitung dari tepi

Untuk meningkatkan keterampilan para karyawan sesuai dengan..

Akan tetapi bagaimana cara untuk menyingkapkan diri tersebut, berapa banyak yang bisa diungkapkan, bagaimana cara untuk menying- kapkan diri, melalui wahana apa penyingkapan

Untuk variabel Human Capital, peneliti menyarankan agar pengusaha-pengusaha wanita di wilayah Jakarta Utara lebih berani berinvestasi pada pendidikan, dan

Selain permasalahan di atas, terdapat masalah lain yang harus ditanggung oleh pegawai Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kebumen, yaitu mengelola sertifikat tanah yang

Dalam Film “ Red Cliff ”, “ Crouching Tiger ”, dan “ The Great Wall ” diduga menggambarkan Fenomena media, perempuan dan laki-laki digambarkan memiliki kesetaraan

penuh. Para pelaku yang paling penting dalam kehidupan seorang anak adalah, orang tuanya. Oleh karena itu, keluarga dapat menjadi faktor tunggal yang terpenting