PENGARUH IKLAN DAN STORE ATSMOSPHERE
TERHADAP MINAT BELI PADA SMILE DIGITAL
PRINTING SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi
Univer sita s Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Oleh :
SANDY WICAKSONO 0712010229 / EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
USULAN PENELITIAN
PENGARUH IKLAN DAN STORE ATSMOSPHERE
TERHADAP MINAT BELI PADA SMILE DIGITAL
PRINTING SURABAYA
Ya n g d ia juk a n
SANDY WICAKSONO 0712010229 / EM
Telah diseminar kan dan disetujui untuk menyusun skr ipisi
Pembimbing Utama
Dr s. Ec. Pandji Soegiono, MM Tanggal………
Mengetahui
Ketua Progr am Studi
Manajemen
SKRIPSI
PENGARUH IKLAN DAN STORE ATSMOSPHERE
TERHADAP MINAT BELI PADA SMILE DIGITAL
PRINTING SURABAYA
Yang diajukan
SANDY WICAKSONO 0712010229 / EM
disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
Dr s. Ec. Pandji Soegiono, MM Tanggal………
Mengetahui
Wakil Dekan I
SKRIPSI
PENGARUH IKLAN DAN STORE ATSMOSPHERE
TERHADAP MINAT BELI PADA SMILE DIGITAL
PRINTING SURABAYA
Disusun Oleh:
SANDY WICAKSONO 0712010229 / EM
Telah Diper tahankan Dihadapan Dan Diter ima Oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogr am Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veter an” J awa Timur Pada tanggal 15 J uni 2012
Pembimbing Utama : Tim Pengguji :
Dengan memanjatkan puji syukur kepada allah swt, atas rahmat dan hidayah-nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul : “PENGARUH IKLAN DAN STORE ATSMOSPHERE TERHADAP MINAT BELI PADA SMILE DIGITAL PRINTING SURABAYA”
Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spirituil maupun materiil, khususnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
kepada penulis selama menjadi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran “Jawa Timur.
6. Kepada kedua orang tuaku beserta adikku yang telah memberikan dukungan baik moril ataupun material.
7. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran dan kritik membangun dari pembaca dan pihak lain.
Akhir kata, Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan
Wassalamualaikum Wr. Wb. Surabaya, Mei 2012
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
ABSTRAKSI ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 6
1.3. Tujuan Penelitian ... 6
1.4. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ... 7
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 7
2.2. Landasan Teori... 8
2.2.1. Pengertian Pemasaran. ... 8
2.2.2. Konsep Pemasaran ... 10
2.2.3. Store Atmosphere ... 13
2.2.4. Iklan ... 20
2.2.5. Minat beli ... 22
2.2.6. Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Minat beli ... 26
2.4. Hipotesis... 28
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 29
3.1.1. Pengukuran Variabel ... 29
3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian ... 31
3.3 Jenis Data dan Sumber Data ... 32
3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ... 41
4.1.1 Sejarah Perusahaan... 41
4.2. Analisis Statistik Deskriptif ... 44
4.2.1. Uji Outlier Multivariate ... 44
4.2.2. Uji Reliabilitas ... 45
4.2.3. Uji Validitas ... 47
4.2.4. Uji Construct Reliability Dan Variance Eztracted ... 48
4.2.5. Uji Normalitas... 49
4.2.6. Evaluasi Model One-Steep Approach to SEM ... 52
4.2.7. Uji Kausalitas... 54
4.3. Hasil Pengujian Hipotesis ... 55
5.1. Kesimpulan ... 58 5.2. Saran ... 58
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin ... 44
Tabel 4.2. Identitas Responden Menurut Umur ... 45
Tabel 4.3. Identitas Responden Menurut Pendidikan ... 45
Tabel 4.4. Hasil Uji Outlier Multivariate ... 46
Tabel 4.5. Pengujian Reliability Consistency Internal... 47
Tabel 4.6. Hasil Uji Validitas ... 48
Tabel 4.7. Construct Reliability & Variance Extrated ... 49
Tabel 4.8. Assessment of Normality ... 51
Tabel 4.9. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indeces ... 53
Tabel 4.10. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indeces ... 54
DAFTAR GAMBAR
TERHADAP MINAT BELI PADA SMILE DIGITAL
PRINTING SURABAYA
Sandy Wicaksono
ABSTRAK
Store atmosphere mereupakan salah satu bagian yang cukup penting dalam mempengaruhi minat beli konsumen, karena dalam proses minat beli konsumen tidak hanya menimbulkan minat beli konsumen terhadap barang yang ditawarkan tetapi juga memberikan respon terhadap lingkungan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan store atmosphere adalah suasana emosional yang diciptakan melalui ciri-ciri fisik dari toko diamana semuanya berhubungan dengan panca indera konsumen. Demikian juga yang terjadi pada Smile Digital Printing, yang jumlah pengguna jasa desain grafis dan percetakan yang setiap tahunnya mengalami penurunan yang berturut – turut. Penurunan tersebut tidak menguntungkan bagi kelangsungan hidup Smile Digital Printing karena hal ini akan berdampak pada penurunan pendapatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui iklan dan store atsmosphere terhadap minat beli pada Smile Digital Printing Surabaya.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengunjung Smile Digital Printing Surabaya. Penelitian ini menggunakan teknik non probability dengan metode accidental sampling, dimana yang menjadi sampel adalah mereka ditemui oleh peneliti di Smile Digital Printing Surabaya, dengan jumlah 100 responden. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM).
Berdasarkan analisis data dengan menggunakan SEM (Stuctural Equation Modeling) dan pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan hal-hal untuk menjawab permasalahan sebagai berikut : Iklan berpengaruh terhadap minat beli di Smile Digital Printing Surabaya, Store atsmosphere tidak berpengaruh terhadap minat beli di Smile Digital Printing Surabaya
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Tuntutan untuk dapat memahami perilaku konsumen merupakan konsekwensi logis implementasi konsep pemasaran. Pengetahuan dan informasi yang luas tentang konsumen merupakan sarana yang sangat berguna bagi manajemen untuk mengembangkan strategi pemasaran yang efektif karena dengan demikian manajemen akan semakin jeli melihat pasar – pasar baru dan segera memanfaatkannya.
Dalam menghadapi persaingan bisnis digital printing, banyak upaya yang dimunculkan produsen untuk menghadapi pesaing dan mendorong minat beli konsumen terhadap produk tertentu. Salah satunya dengan meningkatkan kreatifitas iklan secara maksimal dimana memunculkan iklan secara berbeda dan unik dari iklan-iklan yang sudah ada di pasaran. Hal ini disebabkan karena iklan merupakan bentuk komunikasi pemasaran sebagai bentuk dari kegiatan promosi agar terjadi tindakan atau perubahan sikap dalam mendorong minat beli sesuai keinginan pengiklan. Dengan demikian, agar menarik perhatian, pesan iklan harus direncanakan dengan baik, lebih imajinatif, lebih menghibur, dan lebih menjanjikan bagi konsumen. Karena itu, konsep kreatif akan berperan lebih penting dalam keberhasilan iklan (Machfoedz, 2005:130).
Selain itu, perusahaan perlu melakukan promosi untuk memperkenalkan produknya kepada konsumen. Dalam strategi promosi, periklanan merupakan salah satu variabel promosi yang paling sering digunakan perusahaan untuk mempromosikan produknya, karena sifatnya yang memasyarakat, yaitu dapat menjangkau masyarakat dengan cepat dan luas. (Kurniawati, 2009 : 2)
Menurut Jefkins (1997 : 5), iklan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya. Pendapat lain menyebutkan bahwa iklan adalah usaha mempengaruhi konsumen dalam bentuk tulisan, gambar, suara atau kombinasi dari semuanya itu yang diarahkan pada masyarakat secara luas dan secara tidak langsung (Nitisemito, 1977 : 137).
Tabel 1. Data Pengguna J asa Smile Digital Pr inting
Bulan (Tahun)
J umlah
Pengguna J asa Pendapatan
Januari 2008 – Juni 2008 438 orang Rp. 183,745,200
Juli 2008 – Desember 2008 459 orang Rp. 131,936,400
Januari 2009 – Juni 2009 412 orang Rp. 156,101,000
Juli 2009 – Desember 2009 381 orang Rp. 124,376,000
Januari 2010 – Juni 2010 335 orang Rp. 117,587,000
Juli 2010 – Desember 2010 304 orang Rp. 96,966,000
Sumber : Smile Digital Printing - Surabaya
Dari data tersebut diatas, maka dilihat dari jumlah pengguna jasa desain grafis dan percetakan yang setiap tahunnya mengalami penurunan yang berturut – turut. Penurunan tersebut tidak menguntungkan bagi kelangsungan hidup Smile Digital Printing karena hal ini akan berdampak pada penurunan pendapatan. Penyebab penurunan pengguna jasa tersebut diduga diindikasikan karena iklan yang digunakan kurang efektif serta store atmosphere yang kurang mendukung, seperti tempat duduk yang kurang nyaman, alur konsumen masuk dan keluar yang membingungkan, dll. Karena store atmosphere sebagai salah satu sarana komunikasi dapat berakibat positif dan menguntungkan dibuat sedemikian menarik. Suatu
proses pemasaran yang dilakukan retail karena konsumen akan merasa
nyaman berbelanja, jika store atsmosphere atau suasana tampilan tokonya
mendukung. Minimal konsumen akan merasa betah berlama-lama
untuk melakukan pembelian. (Karmela, 2009 : 94). Store atmosphere
mempunyai hubungan yang erat terhadap minat beli konsumen. Apabila
suasanya tokonya menyenangkan serta melalui sentuhan atmosphere yang
menarik dibangun dengan menggunakan isyarat yang dapat menarik
perasaan konsumen melalui penglihatan, pendengaran, penciuman
sentuhan maka konsumen akan merasa betah dan nyaman untuk berbelanja
karena terpuaskan dan lambat laun akan menjadi konsumen setianya.
(Karmela, 2009 : 95)
Demikian juga dengan iklan, semakin baik iklan suatu produk maka diharapkan akan semakin tinggi keputusan pembelian konsumen terhadap produk tersebut. Sebaliknya, iklan produk yang buruk dapat menyebabkan rendahnya tingkat keputusan pembelian konsumen terhadap produk tersebut. Iklan adalah penyampaian pesan penjualan oleh produsen kepada konsumen dengan jelas dan sederhana dalam bentuk tulisan, gambar, suara atau kombinasi dari semuanya dengan maksud untuk mempengaruhi minat beli. (Kurniawati, 2009 : 5)
1.2. Per umu san Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah iklan berpengaruh terhadap minat beli di Smile Digital Printing Surabaya ?
2. Apakah store atsmosphere berpengaruh terhadap minat beli di Smile Digital Printing Surabaya ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini: 1. Untuk mengetahui pengaruh iklan terhadap minat beli di Smile Digital
Printing.
2. Untuk mengetahui pengaruh store atsmosphere terhadap minat beli di Smile Digital Printing.
1.4. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian tersebut diharapkan akan diperoleh manfaat : 1. Bagi ilmu pengetahuan
Menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya Manajemen Pemasaran terutama bagi akademisi yang ingin menganalisis pengaruh iklan dan store atmosphere yang bermuara pada pembelian.
2. Bagi perusahaan
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Ter dahulu
1. Junaedi, 2009, Pengaruh Store Athmosphere Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Toserba Griya Kuningan
Keberadaan ritel saat ini tidak bisa dilepaskan dari kebutuhan masyarakat yang semakin berkembang dan juga mengalami perubahan. Ritel-ritel yang ada jelas akan berusaha memenuhi kebutuhan konsumen, antara lain menyediakan fasilitas berbelanja yang nyaman dan menyenangkan. Suasana toko yang nyaman akan mendorong konsumen untuk berbelanja menyenangkan.
2. Kurniawati, 2009, Pengaruh Harga dan Iklan terhadap Minat beli Sepeda Motor Honda (Studi Kasus pada Konsumen di Kelurahan Tegalsari Semarang)
2.2. Landasan Teor i
2.2.1. Penger tian Pemasar an.
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan – kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk meningkatkan laba, aktivitas pemasaran memegang peranan penting dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Menurut Kotler (1997 : 8) "Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya ( individu dan kelompok ) mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain".
Rangkaian kegiatan-kegitan pemasaran yang saling berhubungan sebagai usaha untuk mencapai hasil pertukaran yang diinginkan dengan pasar sasarannya (target market) sehingga dikenal istilah manajemen pemasaran.
Menurut Kotler (1997 : 13) "Manajemen Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga dan Iklan serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran uang dan memuaskan tujuan individu organisasi.
2.2.2. Konsep Pemasar an
Pemasaran akan berhasil mencapai tujuannya apabila pemasaran menitik-beratkan pada pemuasan kebutuhan dan keinginan konsumen. Kepuasan konsumen tersebut baru akan diperoleh apabila barang atau jasa yang dibeli sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan konsumen.
Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat tentunya membawa dampak pada situasi persaingan yang semakin ketat pula. Untuk mengatasi persaingan tersebut salah satunya dengan menggunakan konsep pemasaran, karena konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen. Disinilah pemasaran berperan untuk menjembatani permasalahan yang ada sehingga memungkinkan bagi konsumen untuk membuat pilihan yang nantinya akan coba dipenuhi oleh penjual.
Sedangkan Kotler dan Amstrong (2001:23), berpendapat bahwa konsep pemasaran bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar serta memuaskan pelanggan secara lebih efektif dan efisien daripada yang dilakukan oleh para pesaing.
Tiga faktor penting yang dipakai sebagai dasar konsep pemasaran menurut Swastha dan Handoko (2006:6-8), meliputi:
a. Orientasi Konsumen
Perusahaan yang benar-benar memperhatikan konsumen maka harus:
1. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.
2. Menentukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran penjualan.
3. Menentukan produk dan program pemasarannya.
4. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai, dan menafsirkan keinginan, sikap, serta tingkah laku mereka.
5. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah pada mutu yang tinggi atau pada harga yang murahserta model yang menarik.
b. Penyusunan kegiatan secara integral
dan mempertahankan pelanggan, jadi dapat dikatakan bahwa setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan harus mampu berkoordinasi untuk memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
c. Kepuasan Konsumen
Faktor yang menentukan apakah dalam jangka panjang perusahaan akan mendapatkan laba adalah tingkat kepuasan konsumen yang dapat terpenuhi. Laba merupakan pencerminan dari usaha perusahaan yang berhasil memberikan kepuasan kepada konsumen, dimana perusahaan dapat menyediakan atau menjual barang atau jasa yang paling baik, yang sesuai dengan keinginan konsumen dan dengan harga yang layak.
Berdasarkan pengertian diatas, konsep pemasaran merupakan orientasi perusahaan yang menekankan bahwa tugas pokok perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan keinginan pasar, selanjutnya memenuhi kebutuhan tersebut, sehingga tercapai tingkat kepuasan yang melebihi dari kepuasan yang diberikan oleh para pesaing.
para pelaku bisnis untuk menjalankan usahanya dengan semakin bertanggungjawab. Pelaku bisnis tidak hanya dituntut untuk memperoleh keuntungan dari lapangan usahanya, melainkan mereka juga diminta untuk memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan sosialnya. (Daniri, 2007:1)
2.2.3. Stor e Atmospher e
2.2.3.1 Penger tian Stor e Atmospher e
Pengertian Store Atmosphere menurut Kotler, yang di kutip oleh Bob Foster (2008:61) adalah:
“Suasana (amosphere) setiap toko mempunyai tata letak fisik yang memudahkan atau menyulitkan untuk berputar-putar didalamnya”.
Setiap toko mempunyai penampilan yang berbeda-beda baik itu kotor, menarik, megah, dan suram. Suatu toko harus membentuk suasana terencana yang sesuai dengan pasar sasarannya dan dapat menarik konsumen untuk membeli di toko tersebut.
Pengertian Store Atmosphere menurut Hendri Ma’ruf (2005:201) adalah:
Store Atmosphere menurut Berman dan Evan (2007:454) adalah: “Atmospheric refers to the store’s phsycal characteistics that project an image and draw costumer”.
Pengertian Store Atmosphere menurut levy & Weitz (2007:434) yaitu sebagai berikut:
“Store atmosphere reflects the combination of store phsycal caracteristics, such as it architecture,layout, sign and display,color, lighting, temperature, sound and smells, wich together create and image in the costumers mind”.
Dari keempat pengertian diatas, penulis dapat mengambil keputusan bahwa store atmosphere suatu karakteristik yang sangat fisik dan sangat penting bagi setiap bisnis hal ini berperan bagi setiap penciptaan suasana yang nyaman untuk konsumen dan membuat konsumen ingin berlama-lama berada didalam toko dan secara tidak langsung merangsang konsumen untuk melakukan pembelian.
2.2.3.2. Elemen-Elemen Stor e Atmospher e
1. Exter ior
Menurut Berman dan Evan (2007-545) mengemukakan penjelasan dari exterior sebagai berikut: Exterior sebuah toko mempunyai pengaruh yang kuat terhadap image toko dan harus direncanakan secara matang. Konsumen terkadang menilai sebuah toko dari tampilan depannya saja. Bagian depan sebuah toko merupakan keseluruhan phsycal exterior sebuah toko, dan konstruksi material lainnya. Yang termasuk exterior toko ialah pintu masuk toko, pintu masuk toko harus memperlihatkan tiga hal utama yaitu:
a. Jumlah pintu masuk yang dibutuhkan, sebuah toko diharapkan harus bisa mengatur antara pntu keluar dan pntu masuk toko, pintu masuk toko juga harus dapat menghalangi terjadinya potensi pencurian.
b. Tipe dari pintu masuk yang dipilih, apakah dapat secara otomatis membuka sendiri atau yang bersifat manual. Lantai jalan masuk dapat menggunakan keramik, semen atau karpet.
c. Jalan masuknya, jalan yang lebar dan lapang dapat menciptakan atmosphere yang baik dibanding dengan jalan yang kecil dan sempit.
Etalase toko memilik arti yang sangat penting bagi exterior toko. Etalase toko mempunyai dua tujuan utama yaitu:
1. Sebagai identifikasi dari sebuah toko
Dibutuhkan perencanaan yang lebih matang dalam membuat etalase toko. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat etalase toko adalah mengenai jumlah, ukuran, warna dan tema yang digunakan serta frekuensi pergantiannya pertahun.
Dalam beberapa kasus, tercapainya tujuan store atmosphere adalah melalui penataan yang unik dan menarik perhatian. Bagian depan toko yang berbeda, papan nama toko yank menarik, sirkulasi udara yang menarik, dekorasi etalase yang baik dan bangunan toko yang tidak biasa adalah merupakan kelengkapan-kelengkapan yang dapay menarik perhatian karena keunikannya.
Lingkungan disekitar toko perlu diperhatikan. Lingkungan luar toko dapat berpengaruh terhadap citra mengenai harga produk, level, serta pelayanan toko menunjukan menunjukan keadan demografi dan gaya hidup serta orang-orang yang tinggal disekitar toko.
2. Gener al Exter ior
Saat konsumen berada dalam sebuah toko, maka banyak elemen-elemen yang mempengaruhi persepsi mereka. Lampu yang terang dengan vibrant colors dapat memberikan dapat memberikan kontribusi terhadap atmosphere yang berbeda dari pada penerangan dengan lampu yang remang. Suara dan aroma dapat mempengaruhi perasaan konsumen. Sebuah restoran dapat merangsang konsumen dengan aroma makanan, toko kosmetik dapat menggunakan aroma parfum untuk menarik konsumen, salon kecantikan dapat memainkan musik sesuai dengan permintaan pelangganya. Musik dengan tempo yang lambat dapat membuat orang berbeda dalam supermarket yang bergerak lebih lambat.
Toko dengan bentuk bangunan yang modern serta perlengkapan yang baru akan mendukung atmosphere. Remodelling bangunan serta penggantian perlengkapan lama dengan perlengkapan yang baru dapat meningkatkan citra toko serta meningkatkan penjualan dan keuntungan. Yang perlu diperhatikan dari semua hal diatas adalah bagaimana perawatannya agar dapat selalu terlihat bersih. Tidak peduli bagaimana mahalnya interior sebuah toko tetapi apabila terlihat kotor akan menimbulkan kesan yang jelek.
3. Stor e layout
Dalam poin ini, perencanaan store layout meliputi penataan penempatan ruang untuk mengisi luas lantai yang tersedia, mengklasifikasikan produk yang akan ditawarkan, pengaturan lalulintas didalam toko, pengaturan lebar ruang yang dibutuhkan, pemetaan ruang toko dan menyusun produk yang ditawarkan secara individu.
Pembagian ruang toko meliputi ruangan-ruangan sebagai berikut:
a. Ruang penjualan yang merupakan tempat produk-produk dipajang serta merupakan interaksi antara penjual dan pembeli.
b. Rusng merchandise ysng merupakan ruang untuk produk-produk dengan kategori nondisplay items.
c. Ruang karyawan merupakan ruang khusus unutk karyawan.
Mengklasifikasi produk yang ditawarkan untuk menentukan penempatan produk, dilakukan berdasarkan karakteristik dari masing-masing produk. Klasifikasi produk dilakukan berdasarkan pada pembagian sebagai berikut: a. Produk yang menjadi kebutuhan.
b. Produk yang dapat memotivasi konsumen untuk melakukan pembelian. c. Produk untuk target pasar tertentu.
d. Produk yang membutuhkan penanganan khusus.
Mengatur lalu lintas didalam toko dilakukan dengan menggunakan dua pola yaitu; straight (gridiron) traffic flow dan curving (free-flowing) traffic flow.
Masing-masing pola memiliki kelebihan sendiri.
Pola straight (gridiron) traffic flow memiliki kelebihan sebagai berikut: a. Dapat menciptakan atmosphere yang efisien.
b. Menciptakan ruang yang lebih banyak untuk memajang produk. c. Menghemat waktu belanja.
d. Mempermudah mengtrol barang dan dapat menerapkan self service. Pola curving (free-flowing) traffic flow memiliki kelebihan sebagai berikut:
a. Dapat menciptakan atmosphere yang lebih bersahabat. b. Mengurangi rasa terburu-buru konsumen.
c. Konsumen dapat berjalan-jalan keliling toko dengan pola yangb berbeda-beda.
Pengaturan luas ruangan yang dibutuhkan diatur berdasarkan antara ruang penjualan dan ruang non penjualan. Pemetaan ruang toko dimaksudkan untuk mempermudah penempatan produk yang ditawarkan. Hasil terakhir yang menyangkut store layout adalah menyusun produk-produk yang ditawarkan sesuai dengan karakteristik produk. Produk dan merk yang paling menguntungkan harus ditempatkan dilokasi yang paling baik. Produk harus disusun berdasarkan ukuran, harga, warna, merk dan produk yang paling digemari konsumen.
4. Inter ior Display
Poster, papan petunjuk dan ragam interior display lainnya dapat mempengaruhi atmosphere toko, karena memberikan petunjuk bagi konsumen. Selain memberikan petunjuk bagi konsumen, interior display juga dapat juga dapat merangsang konsumen untuk melakukan pembelian.
2.2.4. Ik lan
1. Advertasi, merupakan suatu bentuk penyajian dan Iklan dari gagasan, barang atau jasa yang dibiayai oleh suatu sponsor tertentu yang bersifat non personal. Contoh : radio, TV, majalah, Koran dll.
2. Personal selling, yang merupakan penyajian secara lisan dalam suatu pembicaraan dengan calon pembeli dengan tujuan agar dapat terealisasinya penjualan.
3. Iklan penjualan (sales promotion), yang merupakan segala kegiatan pemasaran yang merangsang pembelian konsumen dan keefektifan agen seperti : demonstrasi produk.
Publisitas (publicity), merupakan usaha untuk merangsang permintaan dari suatu produk secara nonpersonal dengan membuat, baik yang berupa berita di dalam media tercetak atau tidak.
Selain iklan masih ada alat Iklan masa lainnya, yakni Iklan penjualan dan hubungan masyarakat. Iklan penjualan terdiri dari insentif jangka pendek untuk mendorong pembelanjaan atau penjualan produk atau jasa. Kalu iklan menyodorkan alasan untuk membeli suatu produk atau jasa, maka Iklan penjualan menekankan alasan mengapa kita harus membeli sekarang juga. (Kotler, 1997:257).
a) Pengenalan iklan adalah upaya perusahaan dalam mengenalkan produknya melalui promosi atau iklan
b) Kemampuan iklan adalah kemampuan iklan dalam menjelaskan kepada pemirsa mengenai keunggulan produk.
c) Kekuataan pengaruh iklan adalah kekuatan iklan dalam mempengaruhi pemirsa untuk membeli produk
2.2.5. Minat beli
Minat adalah selera masing-masing orang yang menjadi dasar pemilihan sesuatu, minat membeli menunjukkan pada kecenderungan seseorang untuk lebih menyukai produk dengan merek tertentu.
Menurut Sukardi (1994) minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi perpaduan dan campuran dari perasaan, harapan, prasangka, cemas, takut dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.
Menurut Aiken (1983) pada umumnya minat beli sebagai salah satu aspek tingkah laku afektif memiliki ciri-ciri antara lain bersosialisasi dengan aktivitas, bersifat tetap dan terus menerus, mempunyai intensitas dan kecenderungannya untuk menerima atau menolak untuk melakukan suatu aktivitas.
melakukan pembelian (Assael, 2001). Mehta (1994: 66) mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Pengertian minat beli menurut Howard (1994) (Durianto dan Liana, 2004: 44) adalah minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Hal ini sangat diperlukan oleh para pemesar untuk mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu produk, baik para pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan variabel minat untuk memprediksi perilaku konsumen dimasa yang akan datang.
Menurut Keller (1998), minat konsumen adalah seberapa besar kemungkinan konsumen membeli suatu merek atau seberapa besar kemungkinan konsumen untuk berpindah dari satu merek ke merek lainnya. Sedangkan Mittal (1999) menemukan bahwa fungsi dari minat dari minat konsumen merupakan fungsi dari mutu produk dan mutu layanan.
2.2.6 Penga r uh Stor e Atmospher e Ter hadap Minat beli
Store atmosphere sebagai salah satu sarana komunikasi dapat
berakibat positif dan menguntungkan dibuat sedemikian menarik. Suatu
proses pemasaran yang dilakukan retail karena konsumen akan merasa
nyaman berbelanja, jika store atsmosphere atau suasana tampilan tokonya
mendukung. Minimal konsumen akan merasa betah berlama-lama
berbelanja didalam toko dan semakin memperbesar peluang konsumen
untuk melakukan pembelian. (Karmela, 2009 : 94)
Bagi konsumen yang mempunyai niat membeli setidaknya
dengan adanya suasana toko yang menarik dan menyenangkan dapat
mencegah konsumen untuk membatalkan pembeliannya dan membantu
mereka untuk menuntaskan transaksinya. Sebaliknya suasana toko yang
tidak teratur dan penataan produk yang kurang menarik, lantainya kotor
dan pelayanan para karyawan yang kurang memuaskan akan menimbulkan
minat konsumen untuk membeli suatu barang berkurang atau segan untuk
berbelanja di toko yang bersangkutan. (Karmela, 2009 : 94). Seperti yang
diungkapkan Juhana (1999:36) bahwa para pelanggan meninggalkan
pedagang tetapnya dikarenakan factor kurangnya pelayanan yang baik dan
suasana yang menyenangkan dari pihak pedagang yang dapat membuat
kecewa dan akhirnya tidak mau berbelanja lagi.
Store atmosphere mempunyai hubungan yang erat terhadap minat
beli konsumen. Apabila suasanya tokonya menyenangkan serta melalui
yang dapat menarik perasaan konsumen melalui penglihatan, pendengaran,
penciuman sentuhan maka konsumen akan merasa betah dan nyaman
untuk berbelanja karena terpuaskan dan lambat laun akan menjadi
konsumen setianya. (Karmela, 2009 : 95)
Berdasarkan uraian diatas bahwa store atmosphere berpengaruh
positif terhadap minat beli konsumen.
2.2.7 Penga r uh Iklan Ter hadap Minat beli
Konsep yang secara umum sering digunakan untuk menyampaikan pesan adalah apa yang disebut sebagai bauran promosi (promotional mix) yang salah satunya adalah iklan. Suatu iklan yang baik harus dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik minat konsumen. Semakin baik iklan suatu produk maka diharapkan akan semakin tinggi keputusan pembelian konsumen terhadap produk tersebut. Sebaliknya, iklan produk yang buruk dapat menyebabkan rendahnya tingkat keputusan pembelian konsumen terhadap produk tersebut.
Iklan adalah penyampaian pesan penjualan oleh produsen kepada konsumen dengan jelas dan sederhana dalam bentuk tulisan, gambar, suara atau kombinasi dari semuanya dengan maksud untuk mempengaruhi minat beli. (Kurniawati, 2009 : 5)
Berdasarkan uraian diatas bahwa iklan berpengaruh positif
2.3. Ker angka Konseptual
2.4. Hipotesis
1. Didiuga bahwa iklan berpengaruh positif terhadap minat beli.
2. Didiuga bahwa Store Atmosphere berpengaruh positif terhadap minat beli. Iklan
(X1)
Minat Beli (Y)
Store Atmosphere
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1. Definisi Oper asional dan Pengukur an Var iabel
Definisi operasional dan pengukuran variabel berisi pernyataan tentang pengoperasiaan atau pendefinisian konsep penelitian termasuk penetapan cara dan satuan pengukuran variabelnya, adalah sebagai berikut:
1. Iklan (X1)
Iklan merupakan merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan. Menurut Kurniawati (2009:5) terdapat indikator utama, yaitu :
X2.1 = Pengenalan iklan adalah upaya perusahaan dalam mengenalkan melalui promosi atau iklan
X2.2 = Kemampuan iklan adalah kemampuan iklan dalam menjelaskan kepada pemirsa mengenai keunggulan .
X2.3 = adalah kekuatan iklan dalam mempengaruhi minat beli konsumen
3. Store Atmposhere (X1)
X1.1 = Eksterior adalah bagian depan toko adalah bagian termuka yang memiliki pengaruh kuat pada citra toko tersebut, maka hendaknya memberikan kesan yang menarik dan sebaik mungkin.
X1.2 = Interior adalah penataan display, yang dapat menarik perhatian pengunjung dan membantu mereka agar mudah mengamati, memeriksa dan memilih barang-barang itu dan akhirnya melakukan pembelian ketika konsumen masuk ke dalam toko.
X1.3 = Store layout adalah merupakan rencana untuk menentukan lokasi tertentu dan pengaturan dari peralatan barang dagangan di dalam toko serta fasilitas toko.
X1.4 = Interior Display adalah menyediakan informasi kepada pelanggan untuk mempengaruhi suasana lingkungan toko. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan penjualan dan laba toko. Yang termasuk di dalamnya antara lain : poster, tanda penunjuk lokasi, display barang
4. Minat Beli (Y) :
Minat pembelian merupakan tahap perencanaan sebelum seorang pembeli melakukan tindakan. Ada beberapa indikator dari minat beli konsumen yaitu (Ferdinand, 2006) :
b. Y2 = Keinginan Segera Membeli adalah keinginan yang kuat untuk
membeli dengan segera pada saat di dalam toko tanpa adanya
suatu pertimbangan untuk konsekuensi yang akan diterimanya c. Y3 = Keinginan Preferensial dimaksudkan orang berpreferensi bahwa
produk tertentu yang diinginkan maka seseorang bersedia mengabaikan pilihan lain.
3.1.1. Pengukur an Var iabel
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval dengan menggunakan teknik pembobotan skala (semantic differential
scale). Analisis ini dilakukan dengan meminta responden untuk menyatakan
pendapatnya tentang serangkaian pernyataan yang berkaitan dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai yang berada dalam rentang dua sisi. Dalam penelitian ini, setiap pernyataan masing-masing diukur dalam 7 skala dan ujung-ujung ditetapkan dengan kata sifat yang tidak secara kontras berlawanan. sebagai berikut:
Sangat Jelek Sangat Bagus
3.2.Teknik Pengambilan Sampel a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengunjung Smile Digital Printing Surabaya.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut. Karena itu sample harus representative dari sebuah populasi (Sumarsono, 2002 : 45). Penelitian ini menggunakan teknik non probability dengan metode accidental sampling, dimana yang menjadi sampel adalah mereka ditemui oleh peneliti di Smile Digital Printing Surabaya.
Teknik penentuan sampel yang dipergunakan adalah berdasarkan pedoman pengukuran sampel menurut Augusty (2002:48), antara lain :
1. 100 – 200 sampel untuk teknik maximum likelihood estimation. 2. Pedomannya adalah 5 – 10 kali jumlah parameter yang diestimasi. 3. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh
variabel laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5-10. bila terdapat 20 indikator, besarnya sampel adalah 100-200.
Karena terdapat 10 indikator maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah (10X 10 = 100) maka sampel yang digunakan adalah minimal sebesar 100 responden.
3.3.Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. J enis Data
• Data Primer
3.3.2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam analisis ini adalah data yang diambil langsung kepada konsumen yang hendak membeli di Smile dengan cara menyebarkan kuesioner.
3.3.3. Tehnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam skripsi ini dilakukan dengan menggunakan beberapa cara berikut:
a. Observasi
Merupakan pengamatan langsung pada perusahaan untuk mendapatkan bukti - bukti yang berkaitan dengan obyek penelitian.
b. Kuisioner
Yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan kepada konsumen di Surabaya.
c. Dokumentasi
Yaitu dengan mengumpulkan data, menggali data dokumen atau arsip-arsip aturan yang disepakati, misalnya keberadaan perusahaan dan struktur manajemen perusahaan.
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.4.1. Tek nik Analisis
pengukuran variabel menggunakan confirmatory factor analyses. Penaksiran pengaruh masing-masing variable bebas terhadap variable terikatnya menggunakan koefidien jalur
3.4.2. Outlier s
Outlier adalah obsevasi yang muncul dengan nilai-nilai eksterim baik secara univariat maupun multivariate yang muncul karena kombinasi karakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari observasi-observasi lainya. Dapat diadakan treatment khusus pada outliers ini asal diketahui munculnya outlier itu. Outliers pada dasarnya dapat muncul dalam empat kategori.
• Pertama, Outlier muncul karena kesalahan prosedur seperti kesalahan dalam memasukkan data atau kesalahan dalam mengkoding data. Misalnya 8 diketik 80 sehingga jauh berbeda dengan nilai-nilai lainnya dalam rentang jawaban responden antara 1-10 jika hal semacam ini lolos maka akan menjadi sebuah nilai ekstrim.
• Kedua, outlier dapat muncul karena keadaan yang benar-benar khusus yang memungkinkan profil datanya lain daripada yang lain daripada tetapi peneliti mempunyai penjelasan mengenai penyebab munculnya nilai ekstrim itu.
• Keempat, outlier dapat muncul dalam range nilai yang ada, tetapi bila dikombinasi dengan varibel lainnya, kombinasinya menjadi tidak lazim atau sangat ekstrim. Inilah yang disebut multivariate outlier.
3.4.3. Evaluasi atas outlier s
Menagamati atas z-score variabel: ketentuan diantara +_ 3,0 non outlier
Multivariate outlier diukur dengan kriteria jarak mahalanobis pada tingkat p <
0,001.Jarak diuji dengan Chi-Square (X2) pada df (degrees of Freedom) sebesar jumlah variabel bebasnya. Ketentuan : Mahalanobis > dari nilai X2 adalah multivariate outlier.
3.4.4. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi sebenarnya yang diukur. Analisis validitas item bertujuan untuk menguji apakah tiap butir pertanyaan benar-benar sudah sahih, paling tidak kita dapat menetapkan derajat yang tinggi dari kedekatan data yang diperoleh dengan apa yang diyakini dalam pengukuran. Sebagai alat ukur yang digunakan, analisis ini dilakukan dengan cara mengkorelasiakn antar skor item denga skor total item. Dalam hal ini koefisien korelasi yang nilai signifikasinya lebih kecil dari 5 % (level of significance) menunjukkan bahwa item-item tersebut sudah sahih sebagai pembentukan indikator.
3.4.5. Uji Reliabilitas
masing-masing indicator itu menghasilakan sebuah konstruk/faktor laten yang umum. Secara umum, nilai construct reliability yang dapat diterima adalah ≥ 0,70 dan variance extracted ≥ 0,5 Hair et. al., (1998).
3.4.6. Uji Nor malitas
Untuk menguji normalitas distribusi data-data yang digunakan dalam analisis, peneliti dapat menggunakan uji-uji statistik. Uji yang paling mudah adalah dengan mengamati skewness value dari data yang digunakan, yang biasanya disajikan dalam statistik diskriptif dari hampir semua program statistik. Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut z-value yang dihasilkan melalui rumus berikut ini :
Bila nilai z lebih besar dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifiukasi yag dikehendaki. Misalnya, bila nilai yang dihitung lebih besar dari
±2,58 berarti kita dapat menolak asumsi mengenai normalitas dari distribusi pada tingkat 0,01 (1%). Nilai kritis lainnya yang umum digunakan adalah nilai kritis sebesar ±1,96 yang berarti bahwa asumsi normalitas ditolak pada tingkat signifikasi 0.05 (5%) Sumber Augusty (2002 : 95 )
3.4.7. Multicollinear ity dan Singular ity
3.4.8. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal
Pengaruh langsung [koefisien jalur] diamati dari bobot regresi terstandar, dengan pengujian signifikansi pembanding nilai CR [Critical Ratio] atau p [probability] yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t hitung lebih besar daripada t table berarti pengujian hipotesis kausal berarti signifikan.
3.4.9. Evaluasi Model
Hair et.al., 1998 menjelaskan bahwa pola “confirmatory” menunjukkan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis-hipotesis dengan pengujian fit antara model teoritis dan data empiris. Jika model teoritis menggambarkan “good fit” dengan data, maka model dianggap sebagai yang diperkuat. Sebaliknya, suatu model teotitis tidak diperkuat jika teori tersebut mempunyai suatu “poor fit” dengan data. Amos dapat menguji apakah model
“good fit” atau “poor fit”. Jadi, “good fit” model yang diuji sangat penting dalam
penggunaan structural equation modelling.
Tabel 3.1. Goodness of Fit Indices GOODNESS OF
FIT INDEX KETERANGAN CUT-OFF VALUE
X2 - Chi-square Menguji apakah covariance populasi yang destimasi sama dengan cova-riance sample [apakah model sesuai dengan data].
Diharapkan Kecil, 1 s.d 5. atau paling baik diantara 1 dan 2.
Probability Uji signifikansi terhadap perbedaan matriks covariace data dan matriks covariance yang diestimasi.
Minimum 0,1 atau 0,2, atau ≥ 0,05 RMSEA Mengkompensasi kelemahan Chi-Square pada sample besar. ≤ 0,08
GFI
Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matrtiks sample yang dijelaskan oleh matriks covariance populasi yang diestimasi [analog dengan R2 dalam regresi berganda].
≥ 0,90
AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF. ≥ 0,90 CMIND/DF Kesesuaian antara data dan model ≤ 2,00 TLI Pembandingan antara model yang diuji terhadap baseline model. ≥ 0,95
CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitive terhadap besarnya
sample dan kerumitan model. ≥ 0,95
1. X² CHI SQUARE STATISTIK
Alat uji paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likelihood
ratio chi-square ini bersifat sangat sensitif terhadap besarnya sampel yang
digunakan. Karenanya bila jumlah sampel cukup besar (lebih dari 200), statistik chi-square ini harus didampingi oleh alat uji lain. Model yang diuji akan dipandang baik atau memuaskan bila nilai chi-squarenya rendah. Semakin kecil nilai X² semakin baik model itu. Karena tujuan analisis adalah mengembangkan dan menguji sebuah model yang sesuai dengan data atau yang fit terhadap data, maka yang dibutuhkan justru sebuah nilai X² yang kecil dan signifikan. X² bersifat sangat sensitif terhadap besarnya sampel yaitu terhadap sampel yang terlalu kecil maupun yang terlalu besar.
2. RMSEA-THE ROOT MEAN SQUARE ERROR Of
APPROXIMATION
RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan mengkompensasi chi-square statistik dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi alam populasi. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya degress of freedom.
3. GFI – GOODNES of FIT INDEKS
fit) sampai dengan 1,0 (perfect fit). Nilai yang tinggi dalam indeks ini
menunjukkan sebuah “better fit”.
4. AGFI – ADJ UST GOODNES of FIT INDEX
AGFI = GFI/df Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai niali yang sama dengan atau lebih besar dari 0.90. GFI maupun AGFI adalah kriteria yang memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians alam sebuah matriks kovarians sampel. Nilai sebesar 0,95 dapat diinterprestasikan sebagai tingkatan yang baik (good overall model fit) sedangkan besaran nilai antara 0,90-0,95 menunjukkan tingkatan cukup (adequate fit).
5. CMIN/DF
Sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya sebuah model. Dalam hal ini CMNI/DF tidak lain adalah statistik chi-square, X² dibagi Dfnya sehingga disebut X² relatif. Nilai X² relatif kurang dari 2,0 atau bahkan kurang dari 3,0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data. Nilai X² relatif yang tinggi menandakan adanya perbedaan yang signifikan antara matriks kovarians yang diobservasikan dan diestimasi.
6. TLI – TUCKER LEWIS INDEKS
TLI adalah sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah penerimaan ≥0,95 nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan a verry good fit.
7. CFI – COMPERATIF FIT INDEX
Nilai yang direkomendasikan adalah CFI > 0.95. Keunggulan dari indeks ini besarnya tidak dipengaruhi oleh ukuran sampel karena itu sangat baik untuk mengukur tingkat penerimaan sebuah model. Indeks CFI adalah identik dengan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskr ipsi Obyek Penelitian 4.1.1. Sejer ah singkat Per usahaan
Smile Island Digital Printing adalah salah satu pusat digital printing yang termurah dan terlengkap di Surabaya, mulai dari cetak pin, id card, kartunama, poster, jumbo photo, x banner, roll banner, brosur & flyer, hingga ke cetak baliho, neonbox dan lain sebagainya dalam satu tempat Smile Island digital printing service hingga kami menyebutnya One stop digital printing service.
Smile Island Digital Printing merupakan perusahaan yang bergerak di bidang digital printing sejak tahun 1999 dengan memberikan solusi dan konsultasi mengenai beragam hal yang berhubungan dengan dunia digital printing baik supplies, services, machine maupun output printing.
Kami memberikan pengetahuan keahlian dan pengalaman serta sudah menjadi komitmen kami untuk melayani dan menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan. Dengan komitmen tersebut dan efisiensi kerja, Smile Island Digital Printing siap memenuhi permintaan pelanggan yang menginginkan suatu produk yang murah, cepat, dengan hasil yang prima.
perlengkapan kerja lainnya. Perusahaan akan terus mengusahakan yang terbaik untuk melayani semua pelanggan kami. Memasuki dunia usaha yang kompetitif, kita perlu memiliki visi yang prospektif dan baik, maka visi kami adalah untuk menyediakan suatu pemikiran bahwa dengan biaya yang murah dapat menghasilkan output yang berdaya saing.
Visi, misi dan latar belakang historis kami mendorong kami untuk tidak pernah berhenti terfokus pada kepuasan pelanggan dan standar kualitas yang tinggi. Kami memberikan komitmen penuh untuk menyediakan solusi yang terbaik untuk pelanggan kami dan tidak pernah berhenti dalam melakukan penyempurnaan unsur-unsur pendukungnya. Disamping perangkat keras dan perangkat lunak berteknologi tinggi, kami juga memiliki peranan sangat penting di dalam memberikan solusi yang tepat.
Dalam prosesnya untuk menjadikan sebuah perusahaan yang flexible dan tetap terarah Smile Island Digital Printing melakukan beberapa kerjasama dengan perusahaan-perusahaan terkemuka dan perusahaan lain yang mendukung kinerja kami
Ser vice
Kami berada di dalam industry printing, terfokus pada Solution dan Kecepatan. Kami menggabungkan semua aspek dalam modul-modul dan bekerja berdasarkan kebutuhan pelanggan di dalam menyampaikan layanan solusi yang terbaik dan tak terbatas
Produk-produk yang kami hasilkan antara lain: 1. OUTDOOR
a. X Banner f. Giant Poster b. Roll Banner g. Umbul - umbul c. Baliho h. Branding Mobile d. Neon Box
e. Spanduk 2. INDOOR
a. X Banner e. Back Wall b. Roll Banner f. Pin
4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.2.1. Analisis Statistik Deskr iptif
Gambaran statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran jawaban responden berdasarkan hasil penyebaran kuesioner terhadap unsur-unsur yang ada pada setiap variabel.
a. Deskr ipsi r esponden ber dasarkan jenis kelamin
Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1. Dalam Tabel 4.1 terlihat bahwa dari 100 responden 90 responden (90%) adalah laki-laki, 10 responden (10%) perempuan.
Tabel 4.1
Identitas Responden Menur ut J enis Kelamin
J enis Kelamin J umlah Per senta se
Laki-Laki 90 90
Perempuan 10 10
Total 100 100
Sumber : Lampiran.
b. Deskr ipsi r esponden ber dasarkan kelompok umur
Tabel 4.2
Identitas Responden Menur ut Umur
No Umur Jumlah (orang) Persentase (%)
c. Deskr ipsi r esponden ber dasarkan kelompok pendidikan
Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden terbesar adalah berpendidikan D3 sebanyak 52 orang (52%), selanjutnya responden yang berpendidikan S1 sebanyak 32 orang (32%), dan D1 masing-masing sebanyak sejumlah 32orang (32%), SMU sejumlah 4 orang (4%).
Tabel 4.3
Identitas Responden Menur ut Pendidikan No Jabatan Jumlah (orang) Persentase (%)
1. SMU 4 4
4.2.2. Uji Outlier Multivar iate
Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik
yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi atau mutivariat (Hair, 1998). Evaluasi terhadap outlier
dianalisis menunjukkan tidak ada outliers pada tingkat univariate, tetapi observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah saling dikombinasikan. Jarak antara Mahalanobis untuk tiap-tiap observasi dapat dihitung dan akan menunjukkan sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuah ruang multidimensional (Hair.dkk, 1998; Tabachnick & Fidel, 1996). Uji terhadap outliers multivariate dilakukan dengan menggunakan jarak Mahalanobis pada tingkat p < 1%. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan χ² (chi kuadrat) pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil uji outlier tampak pada tabel berikut :
Tabel 4.4. Hasil Uji Outlier Multivar iate
4.2.3. Uji Reliabilitas
Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa Cronbach’s
Alpha ini digunakan untuk mengestimasi reliabiltas setiap skala (variabel
atau observasi indikator). Sementara itu item to total correlation digunakan untuk memperbaiki ukuran – ukuran dan mengeliminasi butir – butir yang kehadirannya akan memperkecil koefisien Cronbach’s Alpha yang dihasilkan (Purwanto, 2002). Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.5. Pengujian Reliability Consistency Inter nal Konst r ak I ndikat or I t em t o Tot al
Koefisien Cronbach’s Alpha dihitung untuk mengestimasi reliabilitas setiap skala [variabel atau indikator observasian]. Sementara itu item to total correlation digunakan untuk memperbaiki ukuran-ukuran dan mengeliminasi item-item yang kehadirannya akan memperkecil koefisien Cronbach’s Alpha yang dihasilkan.
yang tereliminasi tidak disertakan dalam perhitungan cronbach's alpha. Perhitungan cronbach's dilakukan setelah proses eliminasi.
Hasil pengujian reliabilitas konsistensi internal untuk setiap construct di atas menunjukkan cukup baik dimana koefisien Cronbach’s Alpha yang diperoleh belum seluruhnya memenuhi rules of thumb yang disyaratkan yaitu ≥ 0,7 [Hair et.al.,1998].
4.2.4. Uji Validitas
Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya diukur, karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variable / construct akan diuji dengan melihat loading factor dari hubungan antara setiap observed variable dan latent variable. Hasil analisis tampak pada tabel di bawah ini.
Berdasarkan hasil confirmatory factor analysis terlihat bahwa factor loadings masing masing butir pertanyaan yang membentuk setiap construct belum seluruhnya ≥ 0,5, sehingga butir-butir instrumentasi setiap konstruk tersebut dapat dikatakan validitasnya kurang baik.
4.2.5. Uji Construct Reliability Dan Variance Eztracted
Selain melakukan pengujian konsistensi internal Cronbach’s
Alpha, perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance
extracted. Kedua pengujian tersebut masih dalam koridor uji konsistensi
internal yang akan memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa indikator – indikator individual mengukur suatu pengukuran yang sama (Purwanto, 2002). Dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50. Hasil perhitungan construct reliability dan variance extracted dapat dilihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4.7. Constr uct Reliability & Var iance Extr ated
Selain melakukan pengujian konsistensi internal Cronbach’s Alpha, perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance extracted. Kedua pengujian tersebut masih termasuk uji konsistensi internal yang akan memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran yang sama.
Hasil pengujian reliabilitas instrumen dengan construct reliability dan variance extracted menunjukkan instrumen kurang reliabel, yang ditunjukkan dengan nilai construct reliability belumseluruhnya ≥ 0,7. Meskipun demikian angka tersebut bukanlah sebuah ukuran “mati” artinya bila penelitian yang dilakukan bersifat exploratory, maka nilai di bawah 0,70 pun masih dapat diterima sepanjang disertai alasan–alasan empirik yang terlihat dalam proses eksplorasi. Dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50.
4.2.6. Uji Nor malitas
digunakan dalam estimasi selanjutnya. Hasil analisis tampak pada tabel berikut :
Tabel 4.8. Assessment of Nor mality
Var iable m i n m ax kur t osis c.r.
Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Kurtosis Value dari data yang digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut Z-value. Bila nilai-Z lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 [1%] yaitu sebesar ± 2,58.
4.2.7. Evaluasi Model One-Steep Approach to SEM
Dalam model SEM, model pengukuran dan model struktural parameter-parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan terbesar disebabkan oleh terjadinya interaksi antara measurement model dan structural model yang diestimasi secara bersama-sama (one – steep approach to SEM). One – steep approach to SEM digunakan bila model dilandasi teori yang kuat serta validitas dan reliabilitas data sangat baik (Hair, et,al, 1998).
Tabel 4.9. Evaluasi Kr iter ia Goodness of Fit Indeces Krit er i a Hasi l Nil ai Kri t is Evalu asi Model Cm in/ DF 3. 594 ≤ 2,00 kur an g bai k Pr obabil it y 0. 000 ≥ 0,05 kur an g bai k RMSEA 0. 162 ≤ 0,08 kur an g bai k GFI 0. 829 ≥ 0,90 kur an g bai k
AGFI 0. 706 ≥ 0,90 kur an g bai k TLI 0. 546 ≥ 0,95 kur an g bai k CFI 0. 677 ≥ 0,94 kur an g bai k Sumber : Lampiran
Dari hasil evaluasi terhadap model one step approach modifikasi ternyata dari semua kriteria goodness of fit yang digunakan, seluruhnya menunjukkan hasil evaluasi model yang kurang baik, berarti model telah sesuai dengan data. Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori telah sepenuhnya didukung oleh fakta.
Tabel 4.10. Evaluasi Kr iter ia Goodness of Fit Indeces Krit er i a Hasi l Nil ai Kri t is Evalu asi
Model Cm in/ DF 1. 228 ≤ 2,00 bai k Pr obabil it y 1. 185 ≥ 0,05 bai k RMSEA 0. 048 ≤ 0,08 bai k GFI 0. 933 ≥ 0,90 bai k AGFI 0. 900 ≥ 0,90 bai k
TLI 0. 960 ≥ 0,95 bai k CFI 0. 974 ≥ 0,94 bai k
Dari hasil evaluasi terhadap model one step Elimination model ternyata dari semua kriteria goodness of fit yang digunakan, belum seluruhnya menunjukkan hasil evaluasi model yang baik, berarti model belum sesuai dengan data. Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori belum sepenuhnya didukung oleh fakta. Dengan demikian model ini masing perlu dimodifikasi sebagaimana terdapat di bawah ini.
4.2.8. Uji Kausalitas
Tabel 4.11. Data Uji Kausalitas
Ust d St d
Pr ob. Fakt or Fakt or Est im at e Est i m at e
Pur chase_I nt ent ion St or e_At m ospher e - 0. 054 - 0.124 0. 309 Pur chase_I nt ent ion Adv ert i sin g 0.30 9 0.702 0. 000
Bat as Signifi kansi ≤ 0,10
4.3. Hasil Uji Pengujian Hipotesis Penelitian
≤
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dengan menggunakan SEM (Stuctural Equation Modeling) dan pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan hal-hal untuk menjawab permasalahan sebagai berikut :
1. Iklan mampu meningkatkan minat beli di Smile Digital Printing Surabaya.
2. Store atsmosphere tidak mampu meningkatkan minat beli di Smile Digital Printing Surabaya.
5.2. Sar an
Sehubungan dengan permasalahan dari hasil analisa data yang telah disajikan dihasil penelitian,maka dapat dikemukakan beberapa saran yang bermanfaat, antara lain :
___________, 1991, Managing Brand Equity; Capitalizing on the Value of Brand
Name, Free Press, New York.
Assael, 1993, Consumer Behavior and Marketing Action. 6th ed., Cincinnati OH: South Western College Publishing
Ferdinand, Agusty, 2002, Structural Equation Modeling dalam penelitian
Manajemen, Edisi kedua, BP Undip Semarang.
Hair, J.F. et. al. 1998, Multivariate Data Analysis, Fifth Edition, Prentice-Hall International, Inc., New Jersey.
Hartline, Michael D. and O.C. Ferrell, 1996, “The Management of Customer-Contact Service Employees : An Empirical Investigation”, Journal of
Marketing. 60 (4) : 52-70.
Junaedi, 2009, Pengaruh Store Athmosphere Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Toserba Griya Kuningan, Jurnal Ekonomi, Agustus 2009
Keegan, 1995. Access and Aligment of Data in an Array Processor. IEEE Trans. Comput. vol c-24
Keller, K. L. 2008. Strategic Brand Management: Building, Measuring, and
Managing Brand Equity. Third Edition. USA: Pearson International
Edition
Kotler, P., ,1997, Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, Jakarta, Prehallindo. ___________,2000, Manajemen Pemasaran, Edisi Revisi, Jakarta, Prehallindo. ___________, & Amstrong, G. 2001. Marketing An Introduction (3rd). Amerika:
Prentice – Hall, inc.
Parasuraman A.; Leonard L. Berry; Valerie Zeithaml, 1991, Delivery Quality
Service: Balancing Customer Perseptions and Expectation, The Free
Press, Division of Mc. Millan, New York.
Surachman, Arif 2008, Layanan Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi. Perpustakaan Universitas Gadjah Mada,
Swastha, Basu. 2003. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty ___________ dan Handoko, 2006, Manajemen Perusahaan Analisa Perilaku
Konsumen, Yogyakarta : Liberty Edisi Pertama.
Tjiptono, Fandi. 2000, Manajemen Jasa, Edisi Pertama, Andi Offset, Yogyakarta. ____________ 1997, Prinsip – Prinsip total Quality service, Edisi pertama,
Penerbit Andi, Jogjakarta.
Wicaksono. 2007. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Penerbit PT Remaja Rosdakarya. Bandung