ABSTRAK
Perjalanan sejarah bangsa Indonesia hingga sampai pada masa ini melewati berbagai macam hal hingga terbentuknya suatu kebudayaan. Kedatangan Bangsa Belanda pada masa penjajahan menimbulkan berbagai dampak bagi Indonesia baik dari segi positif dan negatif. Pada masa penjajahan Bangsa Belanda terjadi pengakulturasian budaya, seperti budaya membatik yang merupakan salah satu kebudayaan Indonesia kini terakulturasi dengan kebudayaan Belanda, sehingga membentuk motif, teknik pembuatan, dan warna yang tidak biasa.
Maka dari itu, tujuan dari perancangan ini adalah untuk menyampaikan dan mengajak masyarakat untuk mengenal Batik Belanda sebagai salah satu warisan kebudayaan yang merupakan akulturasi dari kebudayaan Indonesia dengan Belanda. Manfaat perancangan ini adalah agar masyarakat mampu menjaga dan mengapresiasi kebudayaan Indonesia dan tidak menganggap negatif penjajahan Bangsa Belanda, karena tidak semuanya memberikan dampak buruk bagi Indonesia.
Metode yang digunakan ialah dengan membuat kampanye yang mengajak masyarakat untuk memiliki rasa penasaran, ingin tahu, dan menjaga kebudayaan yang telah ada sejak lama ini. Media kampanye berupa poster, website, X-Banner, Flyer, iklan majalah, iklan koran, umbul-umbul, Billboard, dan disertai dengan gimmick. Melalui kampanye Batik Belanda ini, anak muda Indonesia dapat mengenal, mengapresiasi, dan menjaga kebudayaan Indonesia yang sudah ada sejak lama ini.
ABSTRACT
BATIK BELANDA PRESERVATION CAMPAIGN AS INDONESIAN ACCULTURATION HERITAGE
Submitted by Josephine Wangge
NRP 1264902
The journey of Indonesian history up until this period passes all sorts of things until the formation of a culture. The Dutch arrival in the colonial period to the Indonesian cause various effects in terms of both positive and negative . In the Dutch colonial period occurred acculturation , such as batik culture which is one of Indonesian culture increasingly become acculturated with Dutch culture, thus forming motif, techniques, and used unusual color.
Therefore, the purpose of this campaign design is to convey and to invites the public to know the Dutch Batik as one of the cultural heritage which is the acculturation of Indonesian culture with the Dutch culture. The benefits of this campaign design is that the community is able to maintain and appreciate the culture of Indonesia, and not considered the negative colonial Dutch nation, because not all of them give bad impact for Indonesia .
The method used is to create a campaign that invites people to have a sense of curiosity, wonder, and preserve the culture that has existed since a long time ago. Campaigns media such as posters, website, X - Banner, Flyer, magazine ads, newspaper ads, banners, billboards, and equipped with gimmicks. Through this Dutch Batik Campaign, Indonesian young people could ecognize, appreciate, and preserve Indonesian culture that has existed since a long time ago .
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………..…………. i
LEMBAR PENGESAHAN………... ii
KATA PENGANTAR……….. iii
PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN……… iv
ABSTRAK BAHASA INDONESIA……… v
ABSTRAK BAHASA INGGRIS………. vi
DAFTAR ISI………. vii
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup………..……….….... 3
1.2.1 Permasalahan………..……....…. 3
1.2.2 Ruang Lingkup………..………... 3
1.3 Tujuan Perancangan……….………..………... 3
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data………..… 4
1.4.1 Sumber………..……….….…. 4
1.4.2Teknik Pengumpulan Data……….………... 4
1.5 Skema Perancangan………...…….…... 5
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kampanye………..…………. 7
2.2 Kebudayaan………...……... 8
2.3 Komunikasi………..……….…….. 8
2.3.1 Strategi Komunikasi………..….……... 9
2.4 Batik………..………. 10
2.4.1 Sejarah Batik………...………..10
BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH
3.1 Data dan fakta……….……... 16
3.1.1 Museum Tekstil………..……….….…. 16
3.1.2 Komunitas Remaja Batik Indonesia………..………...……17
3.1.3 Tinjauan Terhadap Program Sejenis……..……….…….. 19
3.1.4 Hasil Kuesioner………..……….…….. 20
3.1.5 Hasil Wawancara…….……….…... 27
3.2 Analisis terhadap permasalahan berdasarkan data dan fakta……….…… 29
3.2.1 Analisis SWOT………..……….….…. 29
BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi……….……….… 33
4.1.1 Tahapan Kampanye……….. 33
4.1.2 Creative Brief………... 34
4.2 Konsep Kreatif……….. 36
4.2.1 Konsep Verbal………. 36
4.2.2 Konsep Visual……….… 37
4.3 Konsep Media………... 37
4.4 Hasil Karya………... 42
4.4.1 Logo Kampany dan Logo Event………. 43
4.4.2. Poster……….. 46
4.4.2.1 Poster Seri Awareness………. 46
4.4.2.2 Poster Seri Informing……….. 51
4.4.2.3 Poster Seri Event………. 56
4.4.2.4 Poster Seri Reminding……… 59
4.4.3 Billboard Event……….. 62
4.4.4 Website………. . 64
4.4.5 X-banner……… 70
4.4.6 Iklan Koran……… 71
4.4.7 Iklan Majalah………. 71
4.4.8 Flyer………...… 72
4.4.9 Umbul-umbul……… 74
4.4.10.1 Kipas………. 75
4.4.10.2 Kaos……….. 77
4.4.10.3 Goodie Bag………... 79
4.4.11 Event……… 81
4.5 Timeline Media Kampanye The Tales of Batik………... 84
4.6 Budgeting Media……… 85
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan………. 86
5.2 Saran Penulis……….. 86
DAFTAR PUSTAKA………... 88
DAFTAR ISTILAH………. 89
DAFTAR LAMPIRAN DAN LAMPIRAN………...… 90
DATA PENULIS……….…………. 93
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 Frekuensi Usia Respoden
Grafik 2 Frekuensi Jenis Kelamin Responden
Grafik 3 Frekuensi Pendidikan
Grafik 4 Frekuensi Responden Mengenai Pengertian Batik
Grafik 5 Frekuensi Responden Mengenai Motif Batik yang Paling Digemari
Grafik 6 Frekuensi Responden Mengenai Penyebaran Teknik Membatik
Grafik 7 Frekuensi Responden Mengenai Kecintaan Terhadap Kain Batik
Grafik 8 Frekuensi Responden Mengenai Fungsi Awal Kain Batik
Grafik 9 Frekuensi Responden Mengenai Kebanggan Terhadap Kain Batik
Grafik 10 Frekuensi Responden Mengenai Penggunaan Kain Batik
Grafik 11 Frekuensi Responden Mengenai Ketertarikan pada Pameran Kain Batik
Grafik 12 Frekuensi Responden Mengenai Makna dan Filosofi Batik
Grafik 13 Frekuensi Responden Mengenai Penggunaan Batik Dalam Sehari-hari
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Timeline Media Kampanye
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Batik Belanda dengan motif Red Riding Hood
Gambar 2.2 Batik Belanda dengan motif Sleeping Beauty
Gambar 2.3 Batik Belanda dengan motif Snow White
Gambar 2.4 Batik Belanda dengan motif Hanzel and Gretel
Gambar 3.1 Foto Museum Tekstil Jakarta
Gambar 3.2 Logo Komunitas Remaja Batik Indonesia
Gambar 3.3 Poster acara Jakarta Batik Carnaval 2012
Gambar 4.1 Logogram The Tales of Batik
Gambar 4.2 Font Janda Stylish Script
Gambar 4.3 Font RNS Camelia
Gambar 4.4 Warna Logo Kampanye
Gambar 4.5 Logo Grid
Gambar 4.6 Poster Awareness 1
Gambar 4.7 Poster Awareness 2
Gambar 4.8 Poster Awareness 3
Gambar 4.9 Poster Awareness 4
Gambar 4.1 Logogram The Tales of Batik
Gambar 4.2 Font Janda Stylish Script
Gambar 4.3 Font RNS Camelia
Gambar 4.4 Warna Logo Kampanye
Gambar 4.5 Logo Grid
Gambar 4.6 Poster Awareness 1
Gambar 4.7 Poster Awareness 2
Gambar 4.8 Poster Awareness 3
Gambar 4.9 Poster Awareness 4
Gambar 4.10 Poster Informing 1
Gambar 4.11 Poster Informing 2
Gambar 4.12 Poster Informing 3
Gambar 4.13 Poster Informing 4
Gambar 4.14 Poster Event 1
Gambar 4.16 Poster Event 3
Gambar 4.17 Poster Reminding 1
Gambar 4.18 Poster Reminding 2
Gambar 4.19 Poster Remiding 3
Gambar 4.20 Billboard Event 1
Gambar 4.21 Billboard Event 2
Gambar 4.22 Aplikasi Billboard Event
Gambar 4.23 Website halaman home
Gambar 4.24 Website halaman About Us
Gambar 4.25 Website halaman Event – Talkshow
Gambar 4.26 Website halaman Event - Workshop
Gambar 4.27 Website halaman Event - Competition
Gambar 4.28 Website halaman Did you know – Batik Belanda
Gambar 4.29 Website halaman Did you know – Batik Dongeng
Gambar 4.30 Website halaman Did you know - Gallery
Gambar 4.31 Website halaman Contact
Gambar 4.32 X-Banner kampanye The Tales of Batik
Gambar 4.33 Iklan Koran Kompas
Gambar 4.34 Iklan Majalah
Gambar 4.35 Flyer 1
Gambar 4.36 Flyer 2
Gambar 4.37 Flyer 3
Gambar 4.38 Flyer 4
Gambar 4.39 Umbul-umbul
Gambar 4.40 Variasi kipas 1
Gambar 4.41 Variasi kipas 2
Gambar 4.42 Variasi kipas 3
Gambar 4.43 Kaos Panitia
Gambar 4.44 Variasi Kaos 1
Gambar 4.45 Variasi Kaos 2
Gambar 4.46 Variasi Kaos 3
Gambar 4.47 Variasi Goodie Bag 1
Gambar 4.49 Variasi Name Tag 1
Gambar 4.50 Variasi Name Tag 2
Gambar 4.51 Variasi Name Tag 3
Gambar 4.52 Variasi Tiket 1
Gambar 4.53 Variasi Tiket 2
Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan sebuah Negara yang kaya akan kebudayaannya, salah satunya
ialah batik. Batikpun bermacam-macam mulai dari asal daerah, warna, dan motifnya
yang mempunyai makna dan filosofi tertentu. Dari secarik kain, terdapat sebuah
cerita, harapan, dan juga doa. Motif Batik Indonesia diciptakan tidak hanya
berdasarkan nilai estetis saja, namun tertuang harapan-harapan dalam bentuk banyak
symbol yang dilukiskan sebagai motif di atas kain. “Dalam secarik kain, terdapat
makna filosofi yang dalam, cerita, harapan, juga doa.” tutur Indra Tjahjani salah satu
pengrajin Batik (Republika, 29/08/2013).
Banyak orang Indonesia yang tidak mengetahui kekayaan aneka ragam Batik dan
kurangnya pengetahuan masyarakat akan sejarah dan perkembangan batik di
Indonesia. Larasati Suliantoro, Ketua Paguyuban Pecinta Batik Indonesia
(PPBI) Sekar Jagad, mengatakan euforia mengenakan batik saat ini luar biasa besar,
akan tetapi catatan sejarah batik dari Indonesia tidak ada. Karena itu, tidak heran
masyarakat Indonesia kurang punya pengetahuan tentang batik dan tidak peduli
motif batik yang dikenakannya. (Bisnis.com 19/07/2013). Adanya paradigma dari
anak-anak muda yang menganggap bahwa motif batik terlalu kuno sehingga
berkesan tua jika dipakai sehari-hari. "Sebagai anak muda, saya sendiri tidak tahu
motif batik masa lalu itu seperti apa, apalagi yang berusia ratusan tahun," ucap
staf House of Sampoerna Surabaya, Diah (Bisnis.com 19/07/2013).
Batik yang merupakan Warisan Budaya Indonesia adiluhung (tinggi mutunya: seni budaya yg bernilai – wajib dipelihara) sempat hampir diklaim sebagai Warisan Budaya oleh Malaysia. Masyarakat Indonesia pada Tahun 2007 lalu sempat panik
dengan kabar pengklaiman tersebut. Pemerintah Indonesia pun mulai mencari akal
untuk menghak patenkan Batik sebagai warisan budaya Indonesia hingga akhirnya,
Universitas Kristen Maranatha 2 daftar warisan budaya bukan benda (intangible cultural heritage). Bahkan batik
mendapatkan nilai tertinggi kategori peninggalan budaya dari 111 usulan
negara-negara di dunia. Batik juga mendapatkan penghargaan secara resmi dari UNESCO
pada tanggal 2 Oktober 2009. (Media Indonesia 30 Oktober 2009). Klaim kain batik
oleh Malaysia, sebaiknya dijadikan sebagai sebuah momentum yang menggugah
kesadaran kita semua agar lebih serius menjaga asset budaya bangsa. Jangan sampai
terjadi lagi pengklaiman budaya Indonesia oleh Negara lain.
Beberapa motif batik juga hampir punah, seperti motif Nitik dari daerah Yogyakarta
dan Solo yang baru-baru ini koleksinya dipamerkan di Museum Tekstil Jakarta. Naik
daunnya batik saat ini tidak disertai dengan apresiasi yang tinggi terhadap
motif-motif batik yang lama. Sekarang muncul batik-batik baru yang dibuat secara
asal-asalan, asalkan kain decanting lalu disebut dengan batik. Batik mengalami penurunan
nilai filosofisnya, kini batik tulis yang di print di atas kain mulai merajai pasar karena
harganya lebih murah dan produksinya lebih cepat karena menggunakan mesin.
Proses printing motif Batik tulis tersebut tidak disosialisasikan bahwa kain batik
printing tidak tergolong batik.
Salah satu batik yang keberadaannya kurang menjadi perhatian masyarakat Indonesia
adalah Batik peranakan dari Belanda. Warna dan motifnya yang unik sempat menjadi
pusat perhatian masyarakat pada 7 November 2012 lalu dalam acara Jakarta Fashion
Week, Erasmus menampilkan sejumlah kain tua Batik Belanda tersebut. Batik
Belanda mempunyai beberapa keunikan dari segi motif, pewarnaan, dan juga
warna-warna yang digunakannya.
Para desainer Indonesia kini mulai mengangkat batik ke dalam desain baju dengan
karakter desain yang berbeda-beda dari tiap desainer. “Kain Negeri adalah branding
yang dibuat IPMI dan dicanangkan sejak 1987. Kami konsisten mengangkat kain
daerah dan membina perajinnya. Ini salah satu tanggung jawab kami menjadikan
kain negeri sebagai tuan rumah di negeri sendiri,” kata Era Soekamto pada pagelaran
Jakarta Fashion and Food Festival pada Mei 2013 lalu. Di dalam buku fashion trend
Universitas Kristen Maranatha 3 menggunakan batik juga sudah mulai variatif dan tidak terkesan kuno. “Ini komitmen
kami pada Jakarta Fashion and Food Festival akan selalu mengangkat dan mengolah
produk kerajinan tekstil Indonesia,” kata Syamsidar Isa, Pembina IPMI.
Batik yang kini menjadi salah satu trend fashion Indonesia, tetap dilestarikan
diharapkan agar nilai filosofi, pesan, dan makna yang terkandung didalamnya tidak
luntur oleh perkembangan teknologi dan pola pikir praktis masyarakat saat ini.
Sebagai mahasiswi Fashion Graphic penulis ingin mengkampanyekan Batik Belanda
sebagai Warisan budaya dan trend fashion Indonesia. Perancangan Kampanye Batik
Belanda tersebut diharapkan dapat meningkatkan apresiasi masyarakat Indonesia
untuk kembali menoleh kepada filosofi, pesan, dan cerita yang ada di balik secarik
kain batik.
1.2 Permasalahan dan ruang lingkup 1.2.1 Permasalahan
Dalam penyusunan laporan ini, penulis mengidentifikasi masalah, yaitu sebagai
berikut:
1. Bagaimana strategi perancangan kampanye ‘Batik Belanda sebagai
Akulturasi Kebudayaan Indonesia.’ sehingga dapat menarik masyarakat
Indonesia, khususnya remaja untuk tidak hanya mengenakan batik tetapi juga
mengetahui sejarah dan pengetahuan mengenai batik?
2. Bagaimana memilih media kampanye yang tepat untuk mengkampanyekan
‘Batik Belanda sebagai Akulturasi Kebudayaan Indonesia’?
1.2.2 Ruang Lingkup
Dalam pembuatan laporan tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa ruang
lingkupnya sangat luas. Penulis membatasi ruang lingkup dengan target audience
remaja usia 17-25 tahun yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan di Indonesia
khususnya yang tinggal di Kota Jakarta pada tahun 2013 dengan materi Batik
Universitas Kristen Maranatha 4 1.3 Tujuan Perancangan
Mengkampanyekan dengan mandatory oleh Erasmus Huis dan Komunitas Remaja
Batik Indonesia (KRBI) yang didukung oleh Museum Tekstil bergerak dalam bidaag
kebudayaan yang mendidik. Kampanye ini dapat menarik masyarakat untuk lebih
mengapresiasi Batik lagi dan mengetahui sejarah mengenai Batik Belanda. Media
yang digunakan diantaranya adalah poster awareness, informing, dan poster event.
Media lain seperti billboard, iklan Koran, iklan majalah, umbul-umbul, x-banner,
serta website.
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 1.4.1 Sumber
Sumber yang digunakan untuk membuat kampanye dan laporan tugas akhir ini
adalah melalui media massa seperti Koran Media Indonesia dan Kompas. Selain
melalui media massa, data juga diperoleh dari Komunitas Remaja Batik Indonesia,
informasi di museum tekstil, buku, dan situs-situs internet.
1.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Dalam proses pengumpulan data, digunakan teknik wawancara terstruktur,
kuesioner, dan studi pustaka.
1. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur merupakan kegiatan tanya jawab yang dilakukan
dengan pihak yang dianggap kompeten dalam bidang permasalahan guna
mendapatkan data yang akurat. Dengan menggunakan daftar pertanyaan yang
sudah disiapkan sebelumnya.
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan
Universitas Kristen Maranatha 5 Kuesioner dibagikan kepada 100 orang responden untuk mengetahui seberapa
pentingnya desain event promotion untuk mempopulerkan kepada anak usia
dini mengenai lagu daerah.
3. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan
mempelajari buku-buku ataupun literatur seperti buku-buku pedoman yang
sudah ada, koran, media lainnya yang berhubungan dengan permasalahan
perancangan. Juga dapat melalui literatur dari internet yang benar, terpadu,
dan referensi yang tepat yang dapat mendukung data.
Universitas Kristen Maranatha 87
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data dan fakta yang didapat sebelumnya mengenai pola pikir
masyarakat Indonesia yang menganggap Belanda sebagailawan dari Bangsa
Indonesia, sehingga berasumsi bahwa Batik Belanda bukan merupakan salah satu
kebudayaan Indonesia. Dalam mengatasi asumsi tersebut, maka dibutuhkan upaya
untuk memperlihatkan dan memperkenalkan kepada masyarakat seperti apa Batik
Belanda dengan visual dan cara yang menarik sehingga mampu menarik perhatian
masyarakat Indonesia, khususnya anak muda untuk menjaga warisan budaya yang
telah ada sejak lama ini.
Dalam hal ini, dilakukan sebuah kampanye melalui tiga tahap, yaitu pada tahap awal
diberinya beberapa visual yang membuat masyarakat bertanya-tanya, berpikir, dan
penasaran mengenai Batik Belanda, sehingga masyarakat tertarik untuk mengikuti
visual-viusal berikutnya. Pada tahap kedua diberikan informasi, keunggulan, serta
alasan kenapa Batik Belanda patut dijaga sebagai kebudayaan Indonesia juga, dan
pada bagian informasi ini sudah diletakkan alamat website, jika masyarakat
penasaran dan tertarik bisa mencaritahu melalui website yang tersedia. Pada tahap
akhir, diberikan beberapa visual lagi sehingga masyarakat tidak lupa, dan mampu
menjaga apa yng sudah diketahui dari apa yang didapat selama tahap sebelumnya.
Cara yang paling efektif untuk menginformasikan dan mengajak masyarakat untuk
mengenal dan menjaga Batik Belanda sebagai salah satu kekayaan akluturasi
kebudayaan Indonesia adalah dengan menagejar sasaran dengan berbagai media
kampanye yang menarik dan fun sehingga anak muda mau berpartisipasi dalam
kegiatan tersebut.
5.2 Saran Penulis
Berdasarkan pada hasil analisis yang dilakukan maka penulis mencoba untuk
Universitas Kristen Maranatha 88
kampanye, yaitu dalam merancang sebuah kampanye ada baiknya melakukan
research ke berbagai tempat yang mendukung proses perancangan, membuat sistem kerangka berpikir, dan sistematis timeline yang jelas untuk memperlancar kegiatan kampanye dan dapat mencakup target audience.
Dalam rangka memperkenalkan Batik Belanda sebagai salah satu kebudayaan
akulturasi antara Indonesia dengan Belanda yang juga harus dijaga, dibutuhkan
sebuah cara yang berbeda dan out of the box sehingga masyarakat tertarik dan mau ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan.
Saran-saran yang diberikan oleh penguji dan pembimbing antara lain adalah megenai
pengkomposisian dari desain supaya dibuat tidak terlalu berkesan wangi dan supaya
prinsip dari Batik Belanda tidak hilang. Penggunaan website juga dari awareness,
sehingga alamat website dimungkinkan untuk selalu diletakkan di hampir setiap
Universitas Kristen Maranatha 89
DAFTAR PUSTAKA
Hutabarat, Edward, 2006. Part One. Jakarta, Jayakarta Agung Offset. Roojen, Peppin Van, 2001. Batik Design. Amsterdam, The Pepin Press. Smend, Rudolf G., 2004. Batik. Singapore, Periplus edition.
Achjadi , Judi. 1999. Batik Spirit of Indonesia. Jakarta, Yayasan Batik Indonesia. Veldhuisen, Harmen C. 2007. Batik Belanda 1840-1940. Jakarta, Gaya Favorit Press. Kerlogue, Fiona. 2004. The Book of Batik. Singapore, Archipelago Press.
Koran Republika Indonesia tanggal 31 Agustus 2013
Brosur Museum Tekstil Jakarta
http://www.antaranews.com/print/222195/ 2 September, 20:05
http://female.kompas.com/read/2013/06/02/20041481/Ada.Apa.di.Balik.Kain.Batik. 5 September, 13:17
Universitas Kristen Maranatha 90