• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Kampanye Pelestarian Batik Belanda Sebagai Akulturasi Kebudayaan Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Kampanye Pelestarian Batik Belanda Sebagai Akulturasi Kebudayaan Indonesia."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Perjalanan sejarah bangsa Indonesia hingga sampai pada masa ini melewati berbagai macam hal hingga terbentuknya suatu kebudayaan. Kedatangan Bangsa Belanda pada masa penjajahan menimbulkan berbagai dampak bagi Indonesia baik dari segi positif dan negatif. Pada masa penjajahan Bangsa Belanda terjadi pengakulturasian budaya, seperti budaya membatik yang merupakan salah satu kebudayaan Indonesia kini terakulturasi dengan kebudayaan Belanda, sehingga membentuk motif, teknik pembuatan, dan warna yang tidak biasa.

Maka dari itu, tujuan dari perancangan ini adalah untuk menyampaikan dan mengajak masyarakat untuk mengenal Batik Belanda sebagai salah satu warisan kebudayaan yang merupakan akulturasi dari kebudayaan Indonesia dengan Belanda. Manfaat perancangan ini adalah agar masyarakat mampu menjaga dan mengapresiasi kebudayaan Indonesia dan tidak menganggap negatif penjajahan Bangsa Belanda, karena tidak semuanya memberikan dampak buruk bagi Indonesia.

Metode yang digunakan ialah dengan membuat kampanye yang mengajak masyarakat untuk memiliki rasa penasaran, ingin tahu, dan menjaga kebudayaan yang telah ada sejak lama ini. Media kampanye berupa poster, website, X-Banner, Flyer, iklan majalah, iklan koran, umbul-umbul, Billboard, dan disertai dengan gimmick. Melalui kampanye Batik Belanda ini, anak muda Indonesia dapat mengenal, mengapresiasi, dan menjaga kebudayaan Indonesia yang sudah ada sejak lama ini.

(2)

ABSTRACT

BATIK BELANDA PRESERVATION CAMPAIGN AS INDONESIAN ACCULTURATION HERITAGE

Submitted by Josephine Wangge

NRP 1264902

The journey of Indonesian history up until this period passes all sorts of things until the formation of a culture. The Dutch arrival in the colonial period to the Indonesian cause various effects in terms of both positive and negative . In the Dutch colonial period occurred acculturation , such as batik culture which is one of Indonesian culture increasingly become acculturated with Dutch culture, thus forming motif, techniques, and used unusual color.

Therefore, the purpose of this campaign design is to convey and to invites the public to know the Dutch Batik as one of the cultural heritage which is the acculturation of Indonesian culture with the Dutch culture. The benefits of this campaign design is that the community is able to maintain and appreciate the culture of Indonesia, and not considered the negative colonial Dutch nation, because not all of them give bad impact for Indonesia .

The method used is to create a campaign that invites people to have a sense of curiosity, wonder, and preserve the culture that has existed since a long time ago. Campaigns media such as posters, website, X - Banner, Flyer, magazine ads, newspaper ads, banners, billboards, and equipped with gimmicks. Through this Dutch Batik Campaign, Indonesian young people could ecognize, appreciate, and preserve Indonesian culture that has existed since a long time ago .

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………..…………. i

LEMBAR PENGESAHAN………... ii

KATA PENGANTAR……….. iii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN……… iv

ABSTRAK BAHASA INDONESIA……… v

ABSTRAK BAHASA INGGRIS………. vi

DAFTAR ISI………. vii

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup………..……….….... 3

1.2.1 Permasalahan………..……....…. 3

1.2.2 Ruang Lingkup………..………... 3

1.3 Tujuan Perancangan……….………..………... 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data………..… 4

1.4.1 Sumber………..……….….…. 4

1.4.2Teknik Pengumpulan Data……….………... 4

1.5 Skema Perancangan………...…….…... 5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kampanye………..…………. 7

2.2 Kebudayaan………...……... 8

2.3 Komunikasi………..……….…….. 8

2.3.1 Strategi Komunikasi………..….……... 9

2.4 Batik………..………. 10

2.4.1 Sejarah Batik………...………..10

(4)

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH

3.1 Data dan fakta……….……... 16

3.1.1 Museum Tekstil………..……….….…. 16

3.1.2 Komunitas Remaja Batik Indonesia………..………...……17

3.1.3 Tinjauan Terhadap Program Sejenis……..……….…….. 19

3.1.4 Hasil Kuesioner………..……….…….. 20

3.1.5 Hasil Wawancara…….……….…... 27

3.2 Analisis terhadap permasalahan berdasarkan data dan fakta……….…… 29

3.2.1 Analisis SWOT………..……….….…. 29

BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi……….……….… 33

4.1.1 Tahapan Kampanye……….. 33

4.1.2 Creative Brief………... 34

4.2 Konsep Kreatif……….. 36

4.2.1 Konsep Verbal………. 36

4.2.2 Konsep Visual……….… 37

4.3 Konsep Media………... 37

4.4 Hasil Karya………... 42

4.4.1 Logo Kampany dan Logo Event………. 43

4.4.2. Poster……….. 46

4.4.2.1 Poster Seri Awareness………. 46

4.4.2.2 Poster Seri Informing……….. 51

4.4.2.3 Poster Seri Event………. 56

4.4.2.4 Poster Seri Reminding……… 59

4.4.3 Billboard Event……….. 62

4.4.4 Website………. . 64

4.4.5 X-banner……… 70

4.4.6 Iklan Koran……… 71

4.4.7 Iklan Majalah………. 71

4.4.8 Flyer………...… 72

4.4.9 Umbul-umbul……… 74

(5)

4.4.10.1 Kipas………. 75

4.4.10.2 Kaos……….. 77

4.4.10.3 Goodie Bag………... 79

4.4.11 Event……… 81

4.5 Timeline Media Kampanye The Tales of Batik………... 84

4.6 Budgeting Media……… 85

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan………. 86

5.2 Saran Penulis……….. 86

DAFTAR PUSTAKA………... 88

DAFTAR ISTILAH………. 89

DAFTAR LAMPIRAN DAN LAMPIRAN………...… 90

DATA PENULIS……….…………. 93

(6)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Frekuensi Usia Respoden

Grafik 2 Frekuensi Jenis Kelamin Responden

Grafik 3 Frekuensi Pendidikan

Grafik 4 Frekuensi Responden Mengenai Pengertian Batik

Grafik 5 Frekuensi Responden Mengenai Motif Batik yang Paling Digemari

Grafik 6 Frekuensi Responden Mengenai Penyebaran Teknik Membatik

Grafik 7 Frekuensi Responden Mengenai Kecintaan Terhadap Kain Batik

Grafik 8 Frekuensi Responden Mengenai Fungsi Awal Kain Batik

Grafik 9 Frekuensi Responden Mengenai Kebanggan Terhadap Kain Batik

Grafik 10 Frekuensi Responden Mengenai Penggunaan Kain Batik

Grafik 11 Frekuensi Responden Mengenai Ketertarikan pada Pameran Kain Batik

Grafik 12 Frekuensi Responden Mengenai Makna dan Filosofi Batik

Grafik 13 Frekuensi Responden Mengenai Penggunaan Batik Dalam Sehari-hari

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Timeline Media Kampanye

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Batik Belanda dengan motif Red Riding Hood

Gambar 2.2 Batik Belanda dengan motif Sleeping Beauty

Gambar 2.3 Batik Belanda dengan motif Snow White

Gambar 2.4 Batik Belanda dengan motif Hanzel and Gretel

Gambar 3.1 Foto Museum Tekstil Jakarta

Gambar 3.2 Logo Komunitas Remaja Batik Indonesia

Gambar 3.3 Poster acara Jakarta Batik Carnaval 2012

Gambar 4.1 Logogram The Tales of Batik

Gambar 4.2 Font Janda Stylish Script

Gambar 4.3 Font RNS Camelia

Gambar 4.4 Warna Logo Kampanye

Gambar 4.5 Logo Grid

Gambar 4.6 Poster Awareness 1

Gambar 4.7 Poster Awareness 2

Gambar 4.8 Poster Awareness 3

Gambar 4.9 Poster Awareness 4

Gambar 4.1 Logogram The Tales of Batik

Gambar 4.2 Font Janda Stylish Script

Gambar 4.3 Font RNS Camelia

Gambar 4.4 Warna Logo Kampanye

Gambar 4.5 Logo Grid

Gambar 4.6 Poster Awareness 1

Gambar 4.7 Poster Awareness 2

Gambar 4.8 Poster Awareness 3

Gambar 4.9 Poster Awareness 4

Gambar 4.10 Poster Informing 1

Gambar 4.11 Poster Informing 2

Gambar 4.12 Poster Informing 3

Gambar 4.13 Poster Informing 4

Gambar 4.14 Poster Event 1

(9)

Gambar 4.16 Poster Event 3

Gambar 4.17 Poster Reminding 1

Gambar 4.18 Poster Reminding 2

Gambar 4.19 Poster Remiding 3

Gambar 4.20 Billboard Event 1

Gambar 4.21 Billboard Event 2

Gambar 4.22 Aplikasi Billboard Event

Gambar 4.23 Website halaman home

Gambar 4.24 Website halaman About Us

Gambar 4.25 Website halaman Event – Talkshow

Gambar 4.26 Website halaman Event - Workshop

Gambar 4.27 Website halaman Event - Competition

Gambar 4.28 Website halaman Did you know – Batik Belanda

Gambar 4.29 Website halaman Did you know – Batik Dongeng

Gambar 4.30 Website halaman Did you know - Gallery

Gambar 4.31 Website halaman Contact

Gambar 4.32 X-Banner kampanye The Tales of Batik

Gambar 4.33 Iklan Koran Kompas

Gambar 4.34 Iklan Majalah

Gambar 4.35 Flyer 1

Gambar 4.36 Flyer 2

Gambar 4.37 Flyer 3

Gambar 4.38 Flyer 4

Gambar 4.39 Umbul-umbul

Gambar 4.40 Variasi kipas 1

Gambar 4.41 Variasi kipas 2

Gambar 4.42 Variasi kipas 3

Gambar 4.43 Kaos Panitia

Gambar 4.44 Variasi Kaos 1

Gambar 4.45 Variasi Kaos 2

Gambar 4.46 Variasi Kaos 3

Gambar 4.47 Variasi Goodie Bag 1

(10)

Gambar 4.49 Variasi Name Tag 1

Gambar 4.50 Variasi Name Tag 2

Gambar 4.51 Variasi Name Tag 3

Gambar 4.52 Variasi Tiket 1

Gambar 4.53 Variasi Tiket 2

(11)

Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan sebuah Negara yang kaya akan kebudayaannya, salah satunya

ialah batik. Batikpun bermacam-macam mulai dari asal daerah, warna, dan motifnya

yang mempunyai makna dan filosofi tertentu. Dari secarik kain, terdapat sebuah

cerita, harapan, dan juga doa. Motif Batik Indonesia diciptakan tidak hanya

berdasarkan nilai estetis saja, namun tertuang harapan-harapan dalam bentuk banyak

symbol yang dilukiskan sebagai motif di atas kain. “Dalam secarik kain, terdapat

makna filosofi yang dalam, cerita, harapan, juga doa.” tutur Indra Tjahjani salah satu

pengrajin Batik (Republika, 29/08/2013).

Banyak orang Indonesia yang tidak mengetahui kekayaan aneka ragam Batik dan

kurangnya pengetahuan masyarakat akan sejarah dan perkembangan batik di

Indonesia. Larasati Suliantoro, Ketua Paguyuban Pecinta Batik Indonesia

(PPBI) Sekar Jagad, mengatakan euforia mengenakan batik saat ini luar biasa besar,

akan tetapi catatan sejarah batik dari Indonesia tidak ada. Karena itu, tidak heran

masyarakat Indonesia kurang punya pengetahuan tentang batik dan tidak peduli

motif batik yang dikenakannya. (Bisnis.com 19/07/2013). Adanya paradigma dari

anak-anak muda yang menganggap bahwa motif batik terlalu kuno sehingga

berkesan tua jika dipakai sehari-hari. "Sebagai anak muda, saya sendiri tidak tahu

motif batik masa lalu itu seperti apa, apalagi yang berusia ratusan tahun," ucap

staf House of Sampoerna Surabaya, Diah (Bisnis.com 19/07/2013).

Batik yang merupakan Warisan Budaya Indonesia adiluhung (tinggi mutunya: seni budaya yg bernilai – wajib dipelihara) sempat hampir diklaim sebagai Warisan Budaya oleh Malaysia. Masyarakat Indonesia pada Tahun 2007 lalu sempat panik

dengan kabar pengklaiman tersebut. Pemerintah Indonesia pun mulai mencari akal

untuk menghak patenkan Batik sebagai warisan budaya Indonesia hingga akhirnya,

(12)

Universitas Kristen Maranatha 2 daftar warisan budaya bukan benda (intangible cultural heritage). Bahkan batik

mendapatkan nilai tertinggi kategori peninggalan budaya dari 111 usulan

negara-negara di dunia. Batik juga mendapatkan penghargaan secara resmi dari UNESCO

pada tanggal 2 Oktober 2009. (Media Indonesia 30 Oktober 2009). Klaim kain batik

oleh Malaysia, sebaiknya dijadikan sebagai sebuah momentum yang menggugah

kesadaran kita semua agar lebih serius menjaga asset budaya bangsa. Jangan sampai

terjadi lagi pengklaiman budaya Indonesia oleh Negara lain.

Beberapa motif batik juga hampir punah, seperti motif Nitik dari daerah Yogyakarta

dan Solo yang baru-baru ini koleksinya dipamerkan di Museum Tekstil Jakarta. Naik

daunnya batik saat ini tidak disertai dengan apresiasi yang tinggi terhadap

motif-motif batik yang lama. Sekarang muncul batik-batik baru yang dibuat secara

asal-asalan, asalkan kain decanting lalu disebut dengan batik. Batik mengalami penurunan

nilai filosofisnya, kini batik tulis yang di print di atas kain mulai merajai pasar karena

harganya lebih murah dan produksinya lebih cepat karena menggunakan mesin.

Proses printing motif Batik tulis tersebut tidak disosialisasikan bahwa kain batik

printing tidak tergolong batik.

Salah satu batik yang keberadaannya kurang menjadi perhatian masyarakat Indonesia

adalah Batik peranakan dari Belanda. Warna dan motifnya yang unik sempat menjadi

pusat perhatian masyarakat pada 7 November 2012 lalu dalam acara Jakarta Fashion

Week, Erasmus menampilkan sejumlah kain tua Batik Belanda tersebut. Batik

Belanda mempunyai beberapa keunikan dari segi motif, pewarnaan, dan juga

warna-warna yang digunakannya.

Para desainer Indonesia kini mulai mengangkat batik ke dalam desain baju dengan

karakter desain yang berbeda-beda dari tiap desainer. “Kain Negeri adalah branding

yang dibuat IPMI dan dicanangkan sejak 1987. Kami konsisten mengangkat kain

daerah dan membina perajinnya. Ini salah satu tanggung jawab kami menjadikan

kain negeri sebagai tuan rumah di negeri sendiri,” kata Era Soekamto pada pagelaran

Jakarta Fashion and Food Festival pada Mei 2013 lalu. Di dalam buku fashion trend

(13)

Universitas Kristen Maranatha 3 menggunakan batik juga sudah mulai variatif dan tidak terkesan kuno. “Ini komitmen

kami pada Jakarta Fashion and Food Festival akan selalu mengangkat dan mengolah

produk kerajinan tekstil Indonesia,” kata Syamsidar Isa, Pembina IPMI.

Batik yang kini menjadi salah satu trend fashion Indonesia, tetap dilestarikan

diharapkan agar nilai filosofi, pesan, dan makna yang terkandung didalamnya tidak

luntur oleh perkembangan teknologi dan pola pikir praktis masyarakat saat ini.

Sebagai mahasiswi Fashion Graphic penulis ingin mengkampanyekan Batik Belanda

sebagai Warisan budaya dan trend fashion Indonesia. Perancangan Kampanye Batik

Belanda tersebut diharapkan dapat meningkatkan apresiasi masyarakat Indonesia

untuk kembali menoleh kepada filosofi, pesan, dan cerita yang ada di balik secarik

kain batik.

1.2 Permasalahan dan ruang lingkup 1.2.1 Permasalahan

Dalam penyusunan laporan ini, penulis mengidentifikasi masalah, yaitu sebagai

berikut:

1. Bagaimana strategi perancangan kampanye ‘Batik Belanda sebagai

Akulturasi Kebudayaan Indonesia.’ sehingga dapat menarik masyarakat

Indonesia, khususnya remaja untuk tidak hanya mengenakan batik tetapi juga

mengetahui sejarah dan pengetahuan mengenai batik?

2. Bagaimana memilih media kampanye yang tepat untuk mengkampanyekan

‘Batik Belanda sebagai Akulturasi Kebudayaan Indonesia’?

1.2.2 Ruang Lingkup

Dalam pembuatan laporan tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa ruang

lingkupnya sangat luas. Penulis membatasi ruang lingkup dengan target audience

remaja usia 17-25 tahun yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan di Indonesia

khususnya yang tinggal di Kota Jakarta pada tahun 2013 dengan materi Batik

(14)

Universitas Kristen Maranatha 4 1.3 Tujuan Perancangan

Mengkampanyekan dengan mandatory oleh Erasmus Huis dan Komunitas Remaja

Batik Indonesia (KRBI) yang didukung oleh Museum Tekstil bergerak dalam bidaag

kebudayaan yang mendidik. Kampanye ini dapat menarik masyarakat untuk lebih

mengapresiasi Batik lagi dan mengetahui sejarah mengenai Batik Belanda. Media

yang digunakan diantaranya adalah poster awareness, informing, dan poster event.

Media lain seperti billboard, iklan Koran, iklan majalah, umbul-umbul, x-banner,

serta website.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 1.4.1 Sumber

Sumber yang digunakan untuk membuat kampanye dan laporan tugas akhir ini

adalah melalui media massa seperti Koran Media Indonesia dan Kompas. Selain

melalui media massa, data juga diperoleh dari Komunitas Remaja Batik Indonesia,

informasi di museum tekstil, buku, dan situs-situs internet.

1.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data, digunakan teknik wawancara terstruktur,

kuesioner, dan studi pustaka.

1. Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur merupakan kegiatan tanya jawab yang dilakukan

dengan pihak yang dianggap kompeten dalam bidang permasalahan guna

mendapatkan data yang akurat. Dengan menggunakan daftar pertanyaan yang

sudah disiapkan sebelumnya.

2. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan

(15)

Universitas Kristen Maranatha 5 Kuesioner dibagikan kepada 100 orang responden untuk mengetahui seberapa

pentingnya desain event promotion untuk mempopulerkan kepada anak usia

dini mengenai lagu daerah.

3. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan

mempelajari buku-buku ataupun literatur seperti buku-buku pedoman yang

sudah ada, koran, media lainnya yang berhubungan dengan permasalahan

perancangan. Juga dapat melalui literatur dari internet yang benar, terpadu,

dan referensi yang tepat yang dapat mendukung data.

(16)
(17)

Universitas Kristen Maranatha 87

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data dan fakta yang didapat sebelumnya mengenai pola pikir

masyarakat Indonesia yang menganggap Belanda sebagailawan dari Bangsa

Indonesia, sehingga berasumsi bahwa Batik Belanda bukan merupakan salah satu

kebudayaan Indonesia. Dalam mengatasi asumsi tersebut, maka dibutuhkan upaya

untuk memperlihatkan dan memperkenalkan kepada masyarakat seperti apa Batik

Belanda dengan visual dan cara yang menarik sehingga mampu menarik perhatian

masyarakat Indonesia, khususnya anak muda untuk menjaga warisan budaya yang

telah ada sejak lama ini.

Dalam hal ini, dilakukan sebuah kampanye melalui tiga tahap, yaitu pada tahap awal

diberinya beberapa visual yang membuat masyarakat bertanya-tanya, berpikir, dan

penasaran mengenai Batik Belanda, sehingga masyarakat tertarik untuk mengikuti

visual-viusal berikutnya. Pada tahap kedua diberikan informasi, keunggulan, serta

alasan kenapa Batik Belanda patut dijaga sebagai kebudayaan Indonesia juga, dan

pada bagian informasi ini sudah diletakkan alamat website, jika masyarakat

penasaran dan tertarik bisa mencaritahu melalui website yang tersedia. Pada tahap

akhir, diberikan beberapa visual lagi sehingga masyarakat tidak lupa, dan mampu

menjaga apa yng sudah diketahui dari apa yang didapat selama tahap sebelumnya.

Cara yang paling efektif untuk menginformasikan dan mengajak masyarakat untuk

mengenal dan menjaga Batik Belanda sebagai salah satu kekayaan akluturasi

kebudayaan Indonesia adalah dengan menagejar sasaran dengan berbagai media

kampanye yang menarik dan fun sehingga anak muda mau berpartisipasi dalam

kegiatan tersebut.

5.2 Saran Penulis

Berdasarkan pada hasil analisis yang dilakukan maka penulis mencoba untuk

(18)

Universitas Kristen Maranatha 88

kampanye, yaitu dalam merancang sebuah kampanye ada baiknya melakukan

research ke berbagai tempat yang mendukung proses perancangan, membuat sistem kerangka berpikir, dan sistematis timeline yang jelas untuk memperlancar kegiatan kampanye dan dapat mencakup target audience.

Dalam rangka memperkenalkan Batik Belanda sebagai salah satu kebudayaan

akulturasi antara Indonesia dengan Belanda yang juga harus dijaga, dibutuhkan

sebuah cara yang berbeda dan out of the box sehingga masyarakat tertarik dan mau ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan.

Saran-saran yang diberikan oleh penguji dan pembimbing antara lain adalah megenai

pengkomposisian dari desain supaya dibuat tidak terlalu berkesan wangi dan supaya

prinsip dari Batik Belanda tidak hilang. Penggunaan website juga dari awareness,

sehingga alamat website dimungkinkan untuk selalu diletakkan di hampir setiap

(19)

Universitas Kristen Maranatha 89

DAFTAR PUSTAKA

Hutabarat, Edward, 2006. Part One. Jakarta, Jayakarta Agung Offset. Roojen, Peppin Van, 2001. Batik Design. Amsterdam, The Pepin Press. Smend, Rudolf G., 2004. Batik. Singapore, Periplus edition.

Achjadi , Judi. 1999. Batik Spirit of Indonesia. Jakarta, Yayasan Batik Indonesia. Veldhuisen, Harmen C. 2007. Batik Belanda 1840-1940. Jakarta, Gaya Favorit Press. Kerlogue, Fiona. 2004. The Book of Batik. Singapore, Archipelago Press.

Koran Republika Indonesia tanggal 31 Agustus 2013

Brosur Museum Tekstil Jakarta

http://www.antaranews.com/print/222195/ 2 September, 20:05

http://female.kompas.com/read/2013/06/02/20041481/Ada.Apa.di.Balik.Kain.Batik. 5 September, 13:17

(20)

Universitas Kristen Maranatha 90

DAFTAR ISTILAH

Akulturasi : percampuran antara dua kebudayaan

sehingga membentuk suatu kebudayaan baru.

Batik

: corak, motif, atau gambar yang dibuat

dengan teknik khusus dan memiliki makna dan

filosofi tertentu di balik setiap gambarnya. Batik

biasanya dibuat menggunakan lilin dan canting.

Budaya

: suatu kebiasaan yang terbentuk dari

sekelompok orang

Canting

: merupakan suatu alat yang digunakan

dalam proses membatik, berupa pencedok lilin yang

berserat, dengan bahan terbuat dari tembaga.

Layout

: cara untuk menempatkan objek-objek

pada proses pemvisualisasian, sehingga secara

estetis enak dilihat.

Logo

: simbol yang berupa gambar atau huruf

yang mengandung suatu makna tertentu.

Tracing

: salah satu teknik mengikuti gambar

Referensi

Dokumen terkait

In the FMP there is an annual update of the Forestry Plan. En el PMF, existe una actualización anual del Plan de Ordenación. Verifiers: Plan de Ordenación. Procedimiento para la

14. Strategi dalam Mengatasi Ancaman Non-Militer  Segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan segenap bangsa dari

Akan tetapi pada tempat yang berskala besar, seperti perkantoran, pusat-pusat perbelanjaan, dan lain-lain parkir adalah suatu hal yang penting karena untuk parker ditempat

Angkutan antar kota dalam Propinsi (AKDP)merupakan salah satu bentuk dari angkutan umum yang mempunyai fungsi sebagai sarana pergerakan manusia untuk berpindah dari suatu

Dengan diterapkan model pembelajaran langsung dapat meningkatkan keterampilan memahami teks bacaan siswa, hal ini terlihat dari peningkatan keterampilan menulis

Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah kedua subjek mengalami masa sulit pada awal perceraian orang tuanya, namun seiring berjalannya waktu dan dibantu

Pengaturan terhadap anak penyandang cacat disebutkan pada Pasal 70 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yaitu Perlindungan khusus bagi anak

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah Swt,atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga