• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Perancak - Kecamatan Jembrana - Kabupaten Jerancak.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Perancak - Kecamatan Jembrana - Kabupaten Jerancak."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM UNUD PERIODE XIII TAHUN 2016

DESA : PERANCAK

KECAMATAN : JEMBRANA

KABUPATEN : JEMBRANA

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktu yang

telah ditentukan.

Adapun penulisan laporan ini merupakan syarat guna memenuhi laporan

KKN PPM periode X. Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi

penyempurnaan karya ilmiah ini untuk selanjutnya dapat menjadi lebih baik dan

bermanfaat.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Semoga

laporan ini bermanfaat bagi pembaca.

Perancak, 26 Agustus 2016

(3)

DAFTAR ISI

Halaman judul ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGANError! Bookmark not defined. 1.1 Profil Keluarga Dampingan ... 1

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan ... Error! Bookmark not defined. 1.2.1 Pendapatan Keluarga ... 2

1.2.2 Pengeluaran Keluarga ... 2

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH... 4

2.1 Permasalahan Keluarga ... 4

2.2 Masalah Prioritas ... 5

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH ... 6

3.1 Program ... 6

3.2 Jadwal Kegiatan ... 8

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA ... 11

4.1 Pelaksanaan ... 11

4.1.1 Waktu ... 11

4.1.2 Lokasi ... 11

4.1.3 Kegiatan Pelaksanaan ... 11

4.2 Hasil Pendampingan Keluarga ... 12

4.3 Kendala Pendampingan Keluarga ... 13

BAB V PENUTUP ... 14

5.1 Simpulan ... 14

(4)
(5)
(6)

BAB I

GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN 1.1Profil Keluarga Dampingan

No. Nama Status Umur

(Th) Pendidikan Pekerjaan

Status Hubungan Dalam Keluarga

1. Ni Ketut Senti

Cerai

Mati 76

Tidak /

Belum

Sekolah

- Kepala Keluarga

Ibu Ni Ketut Senti merupakan wanita kelahiran Desa Perancak pada tanggal 29

Desember 1940. Ibu Ni Ketut Senti merupakan istri dari almarhum I Nyoman Mudra

yang telah wafat 2 tahun yang lalu. Dari pernikahan tersebut beliau dikaruniai 9 anak,

yaitu 6 anak perempuan dan 3 anak laki – laki. Saat ini beliau tinggal bersama dengan

anak wanita beliau yang tidak menikah yaitu Ni Wayan Meli yang bekerja membuat

porosan dan tiga anak laki – laki yang sudah berkeluarga yaitu Nengah Suparka

bekerja sebagai kelian adat Banjar Lemodang, Nyoman Parta Yadnya, dan Made

Parmita Yasa yang masing – masing berprofesi sebagai buruh bangunan. Beliau

tinggal di perbatasan Banjar Lemodang dan Banjar Perancak.

Ibu Ni Ketut Senti tidak bisa bekerja dikarenakan kondisinya yang tidak

memungkinkan untuk berjalan. Dua tahun yang lalu Ibu Ketut Senti mengalami

kecelakaan karena ditabrak oleh pengendara sepeda motor sehingga tulang tibianya

mengalami fraktur. Pengobatan yang dilakukan adalah pengobatan secara medis dan

juga dibawa ke tukang pijat. Setelah mengalami pengobatan Ibu Ketut Senti bisa

(7)

karena beliau mengalami osteoporosis karena faktor usia. Sejak saat itu Ibu Ketut

Senti masih trauma untuk berjalan. Dari hasil pengukuran tekanan darah didapatkan

hasil 110 untuk sistole dan 70 untuk diastole sehingga Ibu Ketut Senti masuk ke

kategori tekanan darah rendah sehingga beliau sering mengeluh merasa pusing

sehingga menjadi faktor penghambat untuk kembali bisa berjalan. Sehingga untuk

memenuhi kebutuhannya sehari – hari, Ibu Ketut Senti hanya mengandalkan

pemberian dari anak – anaknya.

Ibu Ketut Senti tinggal di rumahnya yang sangat sederhana. Rumah yang beliau

tempati sekarang merupakan bantuan dari pemerintah Kabupaten Jembrana. Kondisi

rumah bisa dikatakan cukup layak yaitu terdiri dari 2 kamar, lantai dari semen,

dinding dari batako, dan beratap genteng. Untuk listrik, menggunakan listrik dari

rumah anak beliau dengan daya 450 watt dan sumber air berasal dari sumur manual.

Untuk kamar mandi kondisi sangat tidak layak karena tidak ada atapnya dan

menggunakan kloset jongkok sehingga Ibu Ketut Senti sangat kesulitan untuk

melakukan aktivitas buang air besar.

1.2Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1 Pendapatan Keluarga

Ibu Ketut Senti tidak memiliki pekerjaan dikarenakan kondisinya yang sudah

tua dan tidak memungkinkan untuk berjalan sehingga beliau hanya

mengandalkan ketiga anaknya untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari.

Terkadang beliau hanya membantu anaknya dan memantunya untuk membuat

alat dan sarana upakara seperti porosan, canang, dan banten bila kondisi

beliau memungkinkan. Pendapatan anak beliau yaitu Nengah Suparka sebesar

Rp 600.000, Wayan Meli Rp 30.000, dan kedua anak beliau Nyoman Parta

Yadnya, dan Made Parmita Yasa pendapatannya tidak menentu sebagai buruh

bangunan.

(8)

Pengeluaran Ibu Ketut Senti hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari –

hari seperti makan. Untuk keperluan makan sehari-hari, ibu Ketut Senti

memerlukan biaya kurang lebih Rp 10.000 untuk lauk karena Ibu Ketut Senti

sudah menerima bantuan RASKIN yang diberikan setiap bulannya dan beliau

hanya membayar Rp 25.000 untuk 25 kg beras. Untuk keperluan kesehatan

ibu Ketut Senti biasanya menerima uang dari anak – anak beliau, selain itu

beliau juga sudah memiliki Kartu Indonesia Sehat dan JKBM. Dalam sebulan

Ibu Ketut Senti mengeluarkan biaya kurang lebih Rp 300.000 yang berasal

dari anak – anak beliau.

(9)
(10)

BAB II

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH 2.1 Permasalahan Keluarga

2.1.1 Keuangan

Permasalahan keuangan yang dialami oleh Ibu Ketut Senti dikarenakan beliau

tidak mampu bekerja karena kondisi fisik yang tidak memungkinkan. Untuk

memenuhi keperluannya sehari – hari Ibu Ketut Senti hanya mengandalkan uang

yang diberikan oleh anak beliau yang bekerja sebagai seorang buruh bangunan.

Tentunya ini akan sulit jika keluarga dari anak beliau juga membutuhkan untuk

keperluan hidup mereka seperti keperluan makan, sekolah, kesehatan dan iuran di

masyarakat.

2.1.2 Kesehatan

Permasalahan kesehatan yang dialami oleh Ibu Ketut Senti adalah beliau belum

mampu berjalan karena trauma yang beliau alami. Selain itu, tekanan darah beliau

yang rendah menyebabkan beliau sering merasa pusing dan cepat lelah sehingga

sulit untuk melakukan aktivitas sehari – hari. Untuk dapat beraktivitas beliau

memerlukan bantuan dari seseorang. Selain itu menu makanan sehari – hari

berupa nasi, sayur, terkadang berisi lauk seperti ikan dan daging sehingga gizi

yang dibutuhkan tubuh tidak terpenuhi.

2.1.3 Sosial Budaya

Masalah sosial nampaknya sangat erat dengan kehidupan bermasyarakat.

Terutama sebagai orang Bali yang diwajibkan untuk mengikuti adat istiadat dan

terlibat secara intensif dalam berbagai kegiatan religious dan komunal. Untuk

kegiatan yang diadakan pada banjar, Ibu Ketut Senti tidak bisa aktif berpartisipasi

(11)

2.2 Masalah Prioritas

Dari hasil kunjungan yang dilaksanakan, maka dapat diidentifikasi beberapa

masalah prioritas yang dialami oleh Ibu Ketut Senti. Masalah pertama adalah

mengenai kesehatan Ibu Ketut Senti yang membuat beliau terbatas dalam

melakukan aktivitas sehari – hari. Ibu Ketut Senti tidak bisa bekerja sehingga hal

ini berdampak pada perekonomian beliau. Beliau kesulitan untuk memenuhi

kebutuhan sehari – hari. Selain itu, interaksi sosial juga akan berkurang karena

beliau tidak bisa aktif untuk bersosialisasi dan mengikuti kegiatan yang diadakan

(12)

BAB III

USULAN PENSOLUSIAN MASALAH 3.1 Program

Berdasarkan beberapa masalah di atas, pendamping mengambil semua masalah yang

harus dicarikan pemecahannya sehingga dapat membantu dan meningkatkan tingkat

kehidupan keluarga yang di dampingi. Adapun program yang dibuat adalah :

3.1.1 Melatih Kemampuan Berjalan

Ibu Ketut Senti mengalami keterbatasan dalam hal fisik dikarenakan trauma

akibat kecelakaan yang beliau alami 2 tahun lalu. Kecelakaan tersebut mengakibatkan

fraktur pada tulang tibia beliau sehingga beliau kesulitan untuk berjalan, ditambah

dengan usia yang sudah tua sehingga proses pemulihan memerlukan waktu yang

lama. Kegiatan ini dimulai dengan pengecekan tekanan darah untuk menentukan

dosis latihan yang akan diberikan. Setelah itu adalah memeriksa apakah ada keluhan

lain yang menghambat proses pemulihan seperti nyeri ataupun keterbatasan gerak

sendi. Untuk latihan pertama dalah berupa gerak pasif dan aktif pada tungkai atas dan

bawah serta kaki. Setelah ini Ibu Ketut Senti juga diajarkan untuk kembali mengenal

sensasi halus dan kasar pada telapak kaki untuk persiapan kembali berjalan. Setelah

itu Ibu Ketut Senti diberikan alat bantu untuk membantu dalam proses belajar

berjalan. Dalam program ini pendamping juga ditemani cucu beliau yaitu Wayan

Suryanata untuk membantu memberi motivasi dan ikut melatih berjalan.

3.1.2 Membantu Pembuatan dan Pemasaran Porosan

Program ini dilakukan untuk membantu perekonomian Ibu Ketut Senti yang

terbatas dalam melakukan kegiatan sehari –hari. Pekerjaan ini bisa dilakukan kapan

saja dan dalam posisi duduk. Perlengkapan untuk membuat porosan harus disiapkan

(13)

Senti yang sudah terbiasa membuat porosan bisa langsung membuatnya. Untuk satu

kresek porosan biasanya dijual seharga Rp 3.500 pada pengepul. Ditargetkan dalam

sehari Ibu Ketut Senti bisa mengerjakan 2 kresek porosan untuk dijual. Selain itu

pemasaran porosan Ibu Ketut Senti juga dilakukan untuk warga yang menjual sarana

upakara seperti canang dan banten yang memerlukan porosan sehingga porosan tidak

hanya dijual ke pengepul.

3.1.3 Pemberian Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan Sembako

Ibu Ketut Senti dan keluarga sebenarnya memiliki pekarangan yang cukup

luas. Posisi rumah yang dekat dengan pantai membuat tanah sekitar pekarangan

cukup kering sehingga tidak banyak tanaman yang bisa tumbuh subur. Hanya ada

beberapa tanaman seperti kamboja dan beberapa tanaman bunga. Oleh karena itu

pendamping berinisiatif untuk memberikan tanaman obat keluarga yaitu kayu putih.

Kayu putih memiliki manfaat untuk kesehatan dan mampu tumbuh di dataran rendah

serta tahan panas. Kayu putih biasanya dimanfaatkan untuk ramuan yang berfungsi

untuk menghangatkan tubuh saat musim dingin, untuk menghilangkan insomnia,

mengobati demam dan flu, serta mengurangi nyeri akibat rematik dan asam urat.

3.1.4 Pemberian Pelajaran Tambahan untuk Anggota Keluarga Yang Sedang Bersekolah

Ibu Ketut Senti memiliki 5 orang cucu yang masih duduk di bangku sekolah

dasar. Untuk meningkatkan minat belajar cucu Ibu Ketut Senti, pendamping

memberikan pelajaran tambahan seusai pelajar di sekolah. Pelajar yang diberikan

meliputi matematika dan bahasa inggris karena dirasa pelajar itulah yang kurang

dipahami. Pelajaran tambahan diberikan 2 kali seminggu dan juga isidental ketika

anak – anak ingin membahas pelajarn ataupun PR yang diberikan. Pelajaran diberikan

selama 1 jam dan memberikan mereka latihan untuk memantapkan pelajaran yang

(14)

3.2 Jadwal Kegiatan

Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah seperti berikut :

Tabel 3.2 Agenda Kegiatan Kunjungan Mahasiswa ke KK Dampingan

No Hari/Tanggal Jenis Kegiatan Waktu Durasi 1 Rabu, 27 Juli 2016 Rapat Koordinasi membahas KK

dampingan

21.00 –

22.00 1 jam

2 Sabtu, 30 Juli 2016

Survey ke rumah KK Dampingan

sekaligus berkenalan dengan Ibu Ketut

Senti

15.00-18.00 3 jam

3 Minggu, 31 Juli 2016

Berkunjung dan berdiskusi tentang

kehidupan Ibu Ketut Senti

13.00-16.00 3 jam

4 Selasa, 2 Agustus 2016

Memeriksa tekanan darah Ibu Ketut

Senti dan mengecek kondisi kesehatan

yang lainnya dan memberikan edukasi

16.00 –

19.00 3 jam

5 Rabu, 3 Agustus 2016

Mengetahui dan mencari tahu

informasi lebih detail mengenai

keluarga Ibu Ketut Senti

14.00-18.00 4 jam

6

Kamis, 4 Agustus

2016

Memberikan pelajaran tambahan

kepada cucu Ibu Ketut Senti yang

masih bersekolah

18.00-20.00 2 jam

7

Jumat, 5 Agustus

2016

Membantu mencari bahan – bahan

untuk keperluan pembuatan porosan

dan memeriksa kaki Ibu Ketut Senti

yang nyeri

09.00 –

14.00 5 jam

8 Sabtu, 6 Agustus 2016

Memberikan terapi infrared, massage

dan latihan pada kedua tungkai untuk

09.00 –

(15)

persiapan belajar berjalan

9 Minggu, 7 Agustus 2016

Membantu pembuatan porosan dan

berbincang – bincang dengan keluarga

Ibu Ketut Senti

13.00 –

17.00 4 jam

10 Senin, 8 Agustus 2016

Memberikan latihan pasif dan aktif

ROM pada tungkai serta melatih

kembali sensasi pada telapak kaki

13.00 –

17.00 4 jam

10 Selasa, 9 Maret 2016

Berkunjung ke kediaman Ibu Ketut

Senti untuk bersilaturahmi

mengakrabkan kembali dengan

anggota keluarga dan memantau

kesehatan Ibu Ketut Senti

15.00 –

19.00 4 jam

12 Jumat, 12 Agustus 2016

Memberikan pelajaran tambahan untuk

cucu Ibu Ketut Senti dan membantu

membuat porosan

14.00 –

18.00 4 jam

13 Sabtu, 13 Agustus 2016

Menemani Ibu Ketut Senti untuk

berlatih berjalan dan berbincang –

bincang dengan keluarga

13.00 –

18.00 5 jam

14 Minggu, 14 Agustus 2016

Memberikan tanamam obat keluarga

untuk ditanam di pekarangan rumah

dan memberikan penjelasan mengenai

manfaat tanaman obat keluarga dan

melakukan pengumpulan data keluarga

kurang mampu di Banjar Lemodang

12.00 –

18.00 6 jam

15 Senin, 15 Agustus 2016

Berbincang – bincang dengan keluarga

dan memberikan pelajaran tambahan

ke cucu Ibu Ketut Senti

16.00 –

(16)

16 Selasa, 16 Agustus 2016

Membantu Ibu Senti dan keluarga

untuk membuat porosan

13.00 –

17.00 4 jam

17 Kamis, 18 Agustus 2016

Membantu Ibu Ketut Senti untuk

berlatih berjalan

13.00 –

18.00 5 jam

18 Jumat, 19 Agustus 2016

Berkunjung untuk menginfokan

mengenai pelatihan pembuatan abon

ikan kepada menantu Ibu Ketut Senti

sekaligus membicarakan pemasaran

porosan ke warga sekitar

14.00 –

17.00 3 jam

19 Sabtu, 20 Agustus 2016

Membantu Ibu Ketut Senti untuk

berlatih berjalan sekaligus berbincang -

bincang

13.00 –

18.00 5 jam

20 Senin, 22 Agustus 2016

Memberikan pelajaran tambahan ke

cucu Ibu Ketut Senti dan membantu

pembuatan porosan

13.00 –

18.00 5 jam

21 Selasa, 23 Agustus 2016

Membantu Ibu Ketut Senti untuk

berlatih berjalan

13.00 –

18.00 5 jam

21 Rabu, 24 Agustus 2016

Memberikan pelajaran tambahan ke

cucu Ibu Ketut Senti dan membantu

Ibu Ketut Senti untuk latihan berjalan

13.00 –

18.00 5 jam

22 Jumat, 26 Agustus 2016

Memeriksa kondisi kesehatan Ibu

Ketut Senti dan memeberikan bantuan

berupa sembako

13.00 –

18.00 5 jam

(17)
(18)

BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA 4.1 Melatih Kemampuan Berjalan

Saat kunjungan pertama kali ke rumah Ibu Ketut Senti dan melihat kondisi

beliau. Beliau hanya bisa tidur dan duduk tanpa melakukan kegiatan apapun. Kondisi

kaki pasca mengalami trauma fraktur cukup memprihatinkan karena tulang tibia tidak

menyatu dengan sempurna, hal ini bisa diakibatkan karena penangan yang salah.

Berdasarkan cerita yang diutarakan, saat fraktur beliau berobat ke tukang pijat bukan

ke rumah sakit untuk menerima penanganan dari tenaga medis yang sudah

professional. Oleh karena itu pemulihan yang didapatkan pun tidak optimal. Beliau

bisa memfleksikan dan mengekstensikan kaki namun tidak berani untuk berdiri dan

berjalan. Oleh karena itu, pendamping memberikan terapi infrared, massage, dan

latihan aktif dan pasif ROM. Selain itu untuk melatih sensoris Ibu Ketut Senti dilatih

untuk menyentuh permukaan yang halus dan kasar pada bagian telapak kaki. Kendala

yang dialami selama melatih kemampuan berjalan adalah adanya rasa trauma pada

diri Ibu Ketut Senti untuk kembali berjalan. Beliau takut aka nada fraktur lagi pada

kakinya, sehingga untuk melatih berjalan harus ditemani oleh cucu beliau yang

bernama Wayan Suryanata agar beliau merasa aman. Sehingga beliau hanya mau

melakukan latihan ketika ditemani oleh cucunya saja. Hal ini membuat program

latihan yang dilakukan tidak teratur. Selain itu terbatasnya alat bantu untuk berjalan

membuat proses pemulihan menjadi lama. Latihan hanya dibantu memegang secara

manual. Kemajuan yang bisa dilihat yaitu Ibu Ketut Senti sudah mampu untuk

menggerak – gerakan kakinya dan sudah mulai berani untuk berdiri dan berjalan

sedikit – sedikit dengan dipapah.

(19)

Program ini dilakukan mulai dari awal untuk mempersisapkan bahan – bahan

membuat porosan antara lain, daun mangga, daun sirih yang sudah dikeringkan, daun

kelapa yang berwarna hijau dan perlengkapan lainnya. Persiapan ini dibantu oleh

anak beliau yang bernama Wayan Weli, karena Ibu Wayan sudah biasa membuat

porosan. Saat hari – hari pertama pembuatan, Ibu Ketut Senti terlihat agak kesusahan

karena sudah lama beliau tidak membuat porosan. Waktu pembuatan porosan pun

terbilang cukup lama. Dari awal target sehari mendapat dua kresek namun

kenyataannya sehari hanya mampu dibuat satu kresek mengingat kondisi beliau yang

kadang – kadang merasa lelah dan pusing. Porosan dibuat dan dikumpulkan

kemudian pemasarannya dibantu oleh anak – anak beliau. Satu kresek dijual dengan

harga Rp 3.500. Setidaknya dengan kegiatan ini, Ibu Ketut Senti mampu

mengahasilkan uang tanpa harus mengandalkan uang dari anak – anak beliau.

3.1.3 Pemberian Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan Sembako

Pemberian tanaman obat keluarga diserahkan kepada anak beliau yaitu Made Parmita

Yasa pada pukul 10.00 Wita di rumah Ibu Ketut Senti. Tanaman obat yang diberikan

adalah tanaman kayu putih. Tanaman di tanam di pekarangan rumah bagian depan

kemudian disiram dengan air. Setelah pemberian tanaman lalu diberikan penjelasan

mengenai tanaman kayu putih dan khasiatnya untuk meredakan berbagai penyakit,

salah satunya adalah untuk memberikan rasa hangat pada tubuh. Kendala yang

dirasakan adalah kurangnya pengetahuan untuk mengolah tanaman obat agar mampu

digunakan sebagai salah satu pengobatan herbal

3.1.4 Pemberian Pelajaran Tambahan untuk Anggota Keluarga Yang Sedang Bersekolah

Pelajaran tambahan diberikan 2 kali seminggu dan juga isidental ketika anak –

anak ingin membahas pelajaran ataupun PR yang diberikan. Pelajaran diberikan

selama 1 jam dan memberikan mereka latihan untuk memantapkan pelajaran yang

(20)

terbantu untuk memecahkan soal – soal yang diberikan dari sekolah. Namun tidak

semua cucu beliau mau untuk mengikuti pelajaran tambahan karena da beberapa yang

merasa lebih baik bermain dibandingkan untuk belajar. Selain itu tingkat pengetahuan

yang masih rendah sehingga pendamping harus menjelaskan secara mendetail dari

(21)

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan

1. KKN PPM Universitas Udayana merupakan salah satu bentuk perwujudan

pengabdian kepada masyarakat melalui pembelajaran pemberdayaan masyarakat

secara langsung dan terpadu. Salah satu program dalam KKN PPM ini adalah

program KK Dampingan yang bertujuan untuk membantu pemberdayaan keluarga

yang didampingi

2. Keluarga Dampingan tersebut adal Ibu Ketut Senti yang berusia 76 tahun. Masalah

yang beliau alami adalah kesehatan dan ekonomi. Beliau tidak memiliki pekerjaan

karena tidak mampu berjalan setelah mengalami kecelakaan.

3. Terdapat beberapa kendala seperti susahnya mencocokkan waktu dengan keluarga

dampingan dan ada program yang belum selesai dilakukan

5.2 Rekomendasi 1. Bagi Pemerintah

Rekomendasi kepada Pemerintah daerah agar senantiasa memperbaharui data

tentang keluarga miskin dan membuat lebih banyak program pemberdayaan

masyaraka menengah ke bawah yang bertempat tinggal di daerah pedesaan.

2. Bagi Universitas Udayana

Program pendampingan keluarga ini selayaknya terus dilanjutkan di KKN

PPM periode berikutnya hanya saja mekanisme pendampingan keluarga harus

diperjelas. Begitupula dengan pemenuhan jam pendampingan keluarga yang

sebaiknya dikurangi sehingga tidak berbenturan dengan pelaksanaan program pokok

dan program bantu.

(22)

Masyarakat diharapkan lebih peka terhadap lingkungan sekitar terutama untuk

membantu keluarga pra-sejahtera menangani masalah mereka dan ikut membantu

program pemerintah untuk mengurangi jumlah masyarakat yang berada di bawah

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, 2016. Buku Pedoman

(24)
[image:24.612.325.533.174.383.2]

Lampiran

Gambar 1. Kunjungan pertama kali ke

[image:24.612.114.531.459.674.2]

rumah Ibu Ketut Senti

(25)

Gambar 3. Memberikan pelajaran

tambahan kepada cucu Ibu Ketut Senti

Gambar

Gambar 2. Pemeriksaan tekanan darah Ibu Ketut Senti

Referensi

Dokumen terkait

Uang barang adalah alat tukar yang memiliki nilai komoditas atau bisa diperjualbelikan apabila barang tersebut digunakan bukan sebagai

[r]

2 Dari hasil analisis dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa variabel X (Pengalaman Auditor) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y (Kualitas

[r]

Hasil dari nilai koefisien menunujukan bahwa variabel pendidikan terakhir yang ditempuh berpengaruh negatif terhadap willingness to pay untuk peningkatan kualitas

Hasil analisis hipotesis korelasi antara ketidak yakinan dengan standar kelulusan OSCE terhadap skor OSCE ( p =0,01), analisa korelasi antara kekhawatiran tentang cara

[r]

[r]