• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Cirebon dan banyak diminati wisatawan-wisatawan lokal maupun mancanegara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Cirebon dan banyak diminati wisatawan-wisatawan lokal maupun mancanegara"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dikutip dari berita travel.kompas.com (diakses pada tanggal 2 September 2014), Keraton Kasepuhan Cirebon menjadi salah satu tempat wisata budaya terkenal di Kota Cirebon dan banyak diminati wisatawan-wisatawan lokal maupun mancanegara yang sedang berkunjunga ke kota Cirebon. Menurut data dari pihak administrasi museum keraton kasepuhan Cirebon rata-rata pengunjung per hari adalah seratus orang. Menurut data yang didapat dari pihak administrasi Keraton Kasepuhan Cirebon, saat ini Keraton Kasepuhan Cirebon merupakan salah satu ikon tempat wisata budaya di Cirebon yang kini dijadikan sebagai museum peninggalan sejarah Keraton Kasepuhan dan awal mula sejarah penggabungan budaya China dengan budaya lokal Cirebon. Area yang dimiliki oleh Keraton Kasepuhan Cirebon cukup luas sekitar dua puluh lima hektar, tiga belas hektar area Keraton digunakan untuk mager sari sebutan untuk penduduk keraton atau keluarga keraton dan sisanya dua belas hektar digunakan untuk museum.

Museum Keraton Kasepuhan Cirebon belum mempunyai sign system yang memadai. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan penulis pada tanggal 20 dan 21 september 2014, Sign system di Keraton Kasepuhan Cirebon belum memberikan informasi yang lengkap tentang arah lokasi di Museum Keraton Kasepuhan Cirebon,

(2)

sebanyak 32 responden dari 50 responden bingung untuk menemukan arah lokasi di hanya sebagian nama-nama lokasi saja yang terdapat pada sign system di Keraton Kasepuhan Cirebon.

Selain itu, berdasarkan hasil survei penulis sebanyak 25 reseponden dari 50 responden mengaku tidak mengetahui larangan-larangan di museum Keraton Kasepuhan Cirebon, mereka hanya tahu larangan-larangan berdasarkan mitos dari mulut ke mulut seperti larangan wanita yang sedang datang bulan untuk datang ke tempat sakral, belum terdapat sign system berupa larangan-larangan tertulis yang berlaku di Keraton Kasepuhan Cirebon. Sign system yang ada pun masih belum mempunyai suatu kesatuan atau unity, terlihat dari bentuk, warna, tulisan yang berbeda-beda pada setiap sign system yang ada. Berdasarkan hasil surveri yang penulis lakukan sebanyak 50 dari 50 responden mengaku setuju untuk dibuat ulang sign system museum Keraton Kasepuhan Cirebon.

Berdasarkan fenomena-fenomena yang terjadi tentang Keraton Kasepuhan Cirebon menjadikan alasan penulis untuk membuat sebuah perancangan Sign System Keraton Kasepuhan Cirebon.

1.2. Rumusan Masalah

Penulis merumuskan masalah Bagaimana perancangan sebuah Sign System Museum

(3)

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang dijelaskan oleh penulis. Penulis membatasi karya tugas akhir dalam jangkauan pembahasan sebagai berikut:

1. Proses kreatif dalam perancangan sign system Keraton Kasepuhan Cirebon yang terkait di dalamnya : proses pemetaan ide.

2. Perancangan sign system termasuk didalamnya adalah identification sign, directional sign, orientation sign, regulatory sign.

3. Perancangan sign system wilayah Museum Keraton Kasepuhan Cirebon dibatasi pada daerah-daerah khusus pengunjung keraton seluas dua belas hektar diluar daerah-daerah khusus keluarga keraton.

4. Penulis membatasi target dari perancangan sign system Keraton Kasepuhan Cirebon dengan menggunakan metode STP(Segmentation, Targeting, Positioning) yang didapatkan dari data milik Keraton Kasepuhan Cirebon dengan penjabaran sebagai berikut :

1. Segmentation merupakan upaya memetakan atau dengan memilah- milahkan konsumen sesuai persamaan di antara mereka. Pemilahan ini bisa berdasarkan demografis, geografis, dan psikografis

(4)

mengenai wisatawan-wisatawan yang pernah berkunjung ke Keraton Kasepuhan Cirebon dengan penjabaran sebagai berikut :

1. Demografis

1. Umur : 12 – 40 tahun

2. Gender : Laki-laki dan perempuan

2. Psikografis

1. Gaya hidup : berjiwa muda, rasa ingin tahu yang besar, menggemari sejarah

2. Kelas Sosial : semua kelas 3. Geografis

Wisatawan-wisatawan Indonesia dan mancanegara.

2. Targeting merupakan target pasar dari perancangan sign system Keraton Kasepuhan Cirebon, target tersebut adalah wisatawan- wisatawan baik laki-laki maupun perempuan berumur antara 15 hingga 35 tahun, berjiwa muda, penggemar sejarah.

3. Positioning merupakan sign system Keraton Kaesepuhan Cirebon yang mengedepankan nilai budaya-budaya kasultanan Cirebon dan hanya berfungsi di dalam Keraton Kasepuhan Cirebon saja.

(5)

1.4. Tujuan Perancangan

Merancang Sign System Museum Keraton Kasepuhan Cirebon yang memiliki entitas, efektif dan memudahkan pengunjung mendapatkan informasi yang jelas di Museum Keraton Kasepuhan Cirebon.

1.5. Manfaat Perancangan

Manfaat dari perancangan Sign System Museum Keraton Kasepuhan Cirebon dibuat agar :

1. Memudahkan pengunjung untuk mendapatkan informasi dengan lebih jelas di Museum Keraton Kasepuhan Cirebon

2. Membuat sebuah sign system yang memiliki sebuah unity

3. Sejarah kasultanan Cirebon lebih dikenal wisatawan lokal maupun mancanegara.

4. Memenuhi syarat kelulusan mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara, fakultas seni dan desain, peminatan desain grafis .

1.6. Metode Pengumpulan Data

Sebagai bahan acuan untuk menulis tugas akhir, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data. Berdasarkan rujukan jurnal fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Universitas Indonesia yang berjudul Memahami Metode Kualitatif ditulis oleh

(6)

Gumilar Rusliwa Somantri(2005),maka metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam tugas akhir ini menggunakan metode pengumpulan data kualitatif agar membantu penulis untuk mencari data yang valid dalam penulisan tugas akhir.

Pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah pengumpulan data kualitatif yang dilakukan dengan menggunakan dua macam metode yaitu data primer dan data sekunder. Dua metode tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut.

1.6.1. Data Primer

Berikut beberapa metode pengumpulan data primer yang digunakan oleh penulis, antara lain :

1.6.1.1. Interview

Metode pengumpulan/ mendapatkan data dengan cara melakukan proses tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan seperti abdi dalam keraton, staff administrasi keraton, sultan dari keraton. Interview yang dilakukan seperti bertanya kepada mereka pengetahuan tentang keraton, hal-hal apa saja yang kurang dari keraton.

1.6.1.2. Survey

Metode pengumpulan data dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden mengenai manfaat dari sign system Keraton Kasepuhan

(7)

termasuk didalamnya adalah staff keraton, abdi dalam keraton, pengunjung keraton.

1.6.1.3. Observasi Lapangan

Pengamatan melibatkan semua indera (penglihatan, pendengaran, penciuman, pembau, perasa). Pencatatan hasil dapat dilakukan dengan bantuan alat rekam elektronik. Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi termasuk didalamnya situasi maupun kondisi.

1.6.2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui sumber kedua ataupun dokumentasi lembaga, antara lain :

1.6.2.1. Buku Cetak

Data yang didapatkan melalui buku-buku cetak yang berkaitan dengan Keraton Kasepuhan Cirebon, seperti sejarah Keraton Kasepuhan Cirebon, struktur kepemimpinan Keraton Kasepuhan Cirebon.

1.6.2.2. Laporan media massa

Laporan media massa merupakan salah satu sumber referensi yang valid karena didapatkan melalui peristiwa nyata yang telah berlangsung mengenai Keraton

(8)

Kasepuhan Cirebon, terdapa pula di dalamnya isu-isu tentang Keraton Kasepuhan Cirebon.

1.6.2.3. Internet

Penulis menjadikan internet sebagai referensi dengan mengambil dan menyaring data lebih lanjut dari situs yang terpercaya tentang Keraton Kasepuhan Cirebon.

1.6.2.4. Jurnal

Pengambilan data ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari jurnal ataupun dokumen tertulis maupun elektronik dari lembaga atau institusi. Dokumen ini diperlukan untuk mendukung kelengkapan data yang lain.

1.7. Metode Perancangan

Metode perancangan tugas akhir yang sistematis dalam menyelesaikan suatu permasalahan dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan perancangan yang ditentukan.

Tahapan perancangan dalam pembuatan sign system Keraton Kasepuhan Cirebon melalui beberapa tahapan, antara lain :

(9)

1.7.1. Identifikasi Masalah

Tahapan identifikasi masalah dijabarkan dalam beberapa proses, antara lain :

1. Mengumpulkan data-data valid dari hasil Interview dan survey yang dilakukan penulis terhadap beberapa responden tim administrasi museum Keraton Kasepuhan Cirebon.

2. Menganalisis data-data yang valid, menganalisis data internal STP(Segmenting, Targeting, Positioning) tentang keraton Kasepuhan Cirebon.

1.7.2. Konseptualisasi

Tahapan konseptualisasi dijabarkan dalam beberapa proses, antara lain :

1.7.2.1. Brainstorming

Berupa eksplorasi ide-ide dari pikiran perorangan yang berhubungan dengan topik yang dibahas. Ide-ide tersebut dapat berupa daftar kata-kata, daftar konsep, daftar ide, bentuk visual, warna, simbol, skenario atau ide cerita dan hal-hal yang terlintas dalam pikiran mengenai Keraton Kasepuhan Cirebon.

1.7.2.2. Rough Layout

Berupa proses penuangan ide-ide pada kertas atau tablet dalam bentuk sketsa- sketsa kasar mengenai hal-hal yang dibuat dalam perancangan sign system Keraton Kasepuhan Cirebon.

(10)

1.8. Skematika Perancangan

Latar Belakang

Sign System yang sudah ada di Keraton Kasepuhan Cirebon belum sesuai dengan kategori Sign Menurut David Gibson,

yaitu Indentification Sign, Directional Sign, Orientation Sign, Regulatory Sign.

Rumusah Masalah

Bagaimana perancangan sebuah Sign System Museum Keraton Kasepuhan Cirebon untuk pengunjung Museum

Keraton Kasepuhan Cirebon?

Tujuan

Perancangan Sign System Keraton Kasepuhan Cirebon.

Studi Pustaka

Penulis melakukan pencarian data melalui buku, e-book, laporan media massa, institusi Keraton, sampai dengan

jurnal ilmiah

Survei dan analisa lapangan

Melakukan wawancara dengan pengunjung, pengurus Keraton Kasepuhan Cirebon, abdi dalam Cirebon dengan tujuan untuk mendapatkan informasi mengenai Keraton Kasepuhan Cirebon. Melakukan analisa STP dan melakukan analisa lapangan terhadap Keraton Kasepuhan Cirebon.

Khalayak Sasaran -Demografi

Pengunjung Museum Keraton Kasepuhan Cirebon usia 15- 35 tahun.

-Psikografi

Penggemar Sejarah, penggemar peninggalan-peninggalan Sejarah

-Geografi

wisatawan-wisatawan Indonesia

Insight

Terbantu mendapatkan informasi dengan jelas, dan efisien.

Konsep Perancangan Konseptualisasi Ide

Referensi

Dokumen terkait

ences were found between goats and between breeds indicating the potential to improve cashmere quality and the need for adopting proper management and selection

Deteksi molekuler untuk mengidentifikasi deoxyribo nucleid acid (DNA) dari Mtb dapat menggunakan teknik nucleid acid amplification lest (NAAT), antara lain secara

Berdasarkan hasil pengolahan data untuk masing-maning komponen kerentanan di atas, selanjutnya dilakukan penilaian tingkat kerentanan komponen kepadatan penduduk

Pembahasan didasarkan pada 9 area manajemen proyek yang dikhususkan pada bidang teknologi informasi yaitu manajemen ruang lingkup, manajemen waktu, manajemen biaya,

Pengembangan pendekatan Website Usability Evaluation (WEBUSE) sebagai standar pengukuran usability, dengan metode evaluasi kuisioner berbasis web yang

dengan jenis media lain untuk digunakan dalam pengajaran suatu bahan pelajaran tertentu... Posisi Media

Al-Anshor Madinah Barokah Yogyakarta melakukan beberapa strategi yang membuat masyarakat menjadi lebih yakin seperti metode door to door untuk jama’ah yang berhalangan hadir

Implementasi yang dilakukan pada tanggal 24 juli 2012 pukul 07.00 WIB adalah memantau TTV, hasilnya TD: 120/80 MmHg, nadi: 64 x/mnt, RR: 28 x/mnt, S: 35,5ºC, membantu klien