• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS STRATEGI ENTREPRENEURIAL MARKETING TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING SERTA KINERJA PEMASARAN PADA PELAKU UKM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS STRATEGI ENTREPRENEURIAL MARKETING TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING SERTA KINERJA PEMASARAN PADA PELAKU UKM"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 2, Nomor 3, September 2019 372 ejournal.ymbz.or.id

ANALISIS STRATEGI ENTREPRENEURIAL MARKETING TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING SERTA KINERJA PEMASARAN PADA

PELAKU UKM

Mohamad Trio Febriyantoro 1), Hardi Bahar 2) Fakultas Bisnis, Universitas Universal

mtriofeb@gmail.com

Abstract

SMEs have a strategic role in various aspects, namely the large potential in creating jobs, the size of the industry is quite large and its contribution to GDP in Indonesia. SMEs are constrained in developing marketing programs that involve competitive advantage for SMEs in dealing with the ASEAN Economic Community (AEC). Entrepreneurial marketing is an appropriate approach for SMEs in the midst of limited resources and managerial abilities. The purpose of this research is to see the effect of entrepreneurial marketing strategies carried out by SMEs in an effort to improve marketing performance and competitive advantage in the era of the Asean Economic Community (AEC). This study uses Structural Equation Modeling (SEM) with the SmartPLS program to analyze data. The results of this study have a positive influence between entrepreneurial marketing consisting of concepts, strategies, methods and market intelligence regarding the competitive advantage of SMEs, and competitive advantage has a positive effect on SME marketing performance. Indirectly, the role of entrepreneurial marketing influences marketing performance through competitive advantage as a mediating variable.

Keywords: Marketing Management, Entrepreneurship, Competitive Advantage, Entrepreneurial Marketing

Abstrak

Pelaku UKM memiliki peranan strategis pada berbagai aspek yaitu potensi yang besar dalam penciptaan lapangan pekerjaan, jumlah industrinya yang cukup besar dan kontribusinya bagi PDB di Indonesia. Pelaku UKM terkendala dalam pengembangan program pemasaran yang menyangkut pada keunggulan bersaing bagi pelaku UKM dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Entrepreneurial marketing merupakan pendekatan yang sesuai bagi pelaku UKM di tengah keterbatasan sumberdaya dan kemampuan manajerial. Tujuan penilitian ini secara untuk melihat pengaruh strategi entrepreneurial marketing yang dilakukan oleh para pelaku UKM dalam upaya peningkatan kinerja pemasaran dan keunggulan bersaing di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dengan program SmartPLS untuk menganalisis data. Hasil dari penelitian ini terdapat pengaruh positif antara entrepreneurial marketing yang terdiri dari konsep, strategi, metode dan intelejensi pasar terhadarp keunggulan bersaing pelaku UKM, serta keunggulan bersaing memiliki pengaruh positif terhadap kinerja pemasaran UKM.

Secara tidak langsung peranan entrepreneurial marketing berpengaruh terhadap kinerja pemasaran melalui keunggulan bersaing sebagai variabel mediasi.

Kata Kunci: Manajemen Pemasaran, Kewirausahaan, Keunggulan Bersaing, Entrepreneurial Marketing

PENDAHULUAN

UKM berkontribusi bagi perekonomian di Indonesia dengan melibatkan beberapa pihak salah satunya merupakan. Beberapa program dari pemerintah menekankan pada pengembangan sistem bagi pelaku UKM dan pengembangan kewirausahaan serta

(2)

Volume 2, Nomor 3, September 2019 373 ejournal.ymbz.or.id

kemampuan bersaing di tingkat domestik maupun di tingkat internasional, sehingga diharapkan para pelaku UKM dapat meningkatkan kapabilitas daan kapasitas usahanya. Pada saat krisis ekonomi pemulihan perkeonomian di Indonesia bukan hanya ditopang oleh peranan perusahaan besar saja melainkan peranan Para pelaku UKM memiliki ketahanan terhadap krisis lebih baik dibandingkan dengan usaha dalam skala besar. Para pelaku UKM memiliki peranan yang strategis ditinjau dari berbagai aspek antara lain potensi yang besar dalam penciptaan lapangan pekerjaan, jumlah industrinya yang cukup besar serta berkontribusi bagi PDB di Indonesia.

UKM mempunyai peran penting sebagai sumber pendapatan bagi masyarakat di Indonesia, terutama dalam pemenuhan barang dan jasa, penciptaan lapangan pekerjaan serta dapat menurunkan kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Potensi UKM untuk kedepannya menurut data yang diperoleh dari Asian Development Bank (ADB) Institute (2014), UKM di Indonesia memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 57,8%, dan penyerapan tenaga kerja 97,2 %, serta total ekspor 15,8 %.

Gambar 1

SME Share Of Employment, Export And Contribution To GDP

Menurut Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) kontribusi UKM terjadi peningkatan dari sebelumnya sebesar 57,84 persen menjadi 60,34 persen. UKM juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja telah membantu penyerapan tenaga kerja di Indonesia, ini terlihat dari peningkatan penyerapan tenaga kerja pada sektor UKM meningkat dari 96,99 persen menjadi 97,22 persen pada periode lima tahun terakhir (Kemenperin, 2016).

Beberapa yang telah dilakukan oleh Pemerintah dalam memajukan UKM dan terlihat dari hasil survei yang telah dilakukan oleh Asean SME Policy Index pada tahun 2014 (Asian Development Bank (ADB) Institute, 2014). Indonesia memiliki indeks sebesar 4.1 dari data tersebut menunjukkan bahwa pemerintah memiliki kinerja yang baik dalam menetapkan berbagai kebijakan yang memudahkan bagi para pelaku UKM di Indonesia.

Berbagai kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mendukung dan memudahkan para pelaku UKM dalam pengembangan usahanya. Langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan pemerintah dalam penguatan UKM di Indonesia yaitu dengan peningkatan kualitas manajemen, pengenalan terhadap penerapan teknologi dan pengelolaan keuangan (Komalasari, 2016). UKM di beberapa wilayah di ASEAN mengalami kesulitan dalam akses keuangan, teknologi dan pasar yang kompetitif serta kewirausahaan, kepatuhan terhadap standar yang berlaku, pemasaran dan pengelolaan manajemen juga menjadi permasalahan yang harus dihadapi oleh pelaku UKM dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (Asian Development Bank (ADB) Institute, 2014).

Penerapan strategi pemasaran yang tepat dibutuhkan oleh pelaku UKM dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada, terutama dalam hal pemasaran dan kemampuan menganalisis pasar. Pendekatan yang dapat digunakan oleh pelaku UKM dalam

(3)

Volume 2, Nomor 3, September 2019 374 ejournal.ymbz.or.id

memasarkan produknya yaitu dengan pendekatan entrepreneurial marketing. Konsep entrepreneurial marketing ini awalnya muncul pada pelaku UKM yang baru memulai usahanya (Stokes, 2000). Pemasaran menjadi permasalahan paling mendasar yang dihadapi oleh para pelau UKM. Beberapa permasalahan dalam pemasaran antara lain masalah persaingan pasar dan produk, masalah daalam mengakses informasi pasar, dan masalah lembaga yang menaungi para pelaku UKM (Febriyantoro, 2016).

Konsep entrepreneurial marketing mempelajari tentang konsep nilai, kemampuan (ability) serta perilaku wirausaha dalam menghadapi berbagai masalah dan menangkap peluang yang ada di pasar. Pendekatan entrepreneurial marketing menjadi pendekatan yang cukup tepat ditinjau dari aspek keterbatasan pada sumber daya serta permasalahan yang dihadapi oleh pelaku UKM (Stokes, 2000).

Gambar 2 Model Penelitian

METODE PENELITIAN

Analisis data pada penelitian ini bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu menggunakan metode Structure Equation Model (SEM). Penelitian ini menggunakan PLS (Partial Least Square) untuk analisis statistik dan pengujian hipotesis. Hair et al. (2017) berpendapat bahwa PLS-SEM masih relevan untuk menangani tindakan reflektif dan formatif tanpa masalah identifikasi.Pendekatan ini berfokus pada prediksi dengan prosedur resampling dan kriteria evaluasi non-parametrik untuk menganalisis kecukupan struktur model parsial.

Menurut Henseler et al. (2009), popularitas dari PLS-SEM muncul dari beberapa karakteristik antara lain pendekatan ini memungkinkan perhitungan model persamaan struktural tanpa dibatasi dengan pengukuran reflektif dan formatif. Berikutnya ukuran sampel kecil masih dapat diterima tanpa kesalahan estimasi bahkan dengan model yang cukup kompleks, .PLS dapat mengatasi distribusi data yang sangat miring (Joseph F. Hair et al., 2017).

Uji Outer Model

Outer model adalah model yang mendefinisikan bagaimana setiap blok indicator berhubungan dengan peubah latennya. Evaluasi outer model dilakukan untuk menilai validitas dan reliabilitas model. Pada penelitian ini indicator yang digunakan merupakan

(4)

Volume 2, Nomor 3, September 2019 375 ejournal.ymbz.or.id

indikator reflektif, sehingga outer model dievaluasi melalui validitas convergent dan discriminant dari indicator pembentuk konstruk laten dan composite reliability untuk blok indikatornya, evaluasi validitas convergent dilakukan dengan pengukuran loading factor dan nilai Average Variance Extracted (AVE). Nilai loading factor menunjukan korelasi skor indikator dengan konstruknya dimana nilai validity yang baik ketika nilai loading faktor lebih dari 0,7 untuk penelitian yang bersifat confirmatory dan nilai loading factor 0.6-0 ,7 untuk penelitian yang bersifat exploratory. Nilai AVE direkomendasikan harus lebih besar dari 0,5

yang berarti bahwa 50% atau lebih

variance dari indikator dapat dijelaskan.

Evaluasi validitas diskriminan dinilai dengan membandingkan akar kuadrat dari average variance extracted untuk setiap konstruk dengan korelasi konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Model memiliki validitas diskriminan yang cukup, jika akar AVE untuk

setiap konstruk lebih besar daripada korelasi konstruk dan konstruk lainnya. Uji reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai composte reliability dimana reliabilitas dikatakan baik apabila nilai composite reliability lebih besar dari 0,7 untuk penelitian confirmatory dan nilai 0,6-0,7 masih dapat diterima untuk penelitian exploratory.(Imam Ghozali & Hengky Latan, 2015) Uji Inner Model

Uji inner model Evaluasi inner model merupakan analisis yang menggambarkan hubungan antara peubah, apakah terdapat pengaruh positif atau negatif. Pada inner model, pengujian dilakukan terhadap 2 kriteria yaitu: R dari peubah laten endogen dan estimasi koefisien jalur (Ghozali, 2015). Pengamatan R dari peubah laten endogen dilakukan untuk melihat seberapa besar variabilitas konstruk endogen dapat dijelaskan oleh variabilitas konstruk eksogen.

Setelah dilakukan penilaian R , selanjutnya evaluasi model dilakukan dengan uji estimasi koefisien jalur untuk mengetahui pengaruh antar peubah melalui teknik bootstraping. Pada uji tersebut, sebuah peubah dikatakan berpengaruh terhadap peubah lain jika t-statistik lebih besar dari t-tabel pada alpha 5%. Dengan kata lain, peubah-peubah entrepreneurial marketing akan berpengaruh terhadap kinerja pemasaran jika memiliki nilai t-statistik melebihi 1,96 (Imam Ghozali & Hengky Latan, 2015).

HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Responden

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan dengan menggunakan online survey, maka didapatkan 160 responden yang bersedia mengisi kuesioner tersebut. Dari hasil yang sudah didapatkan berdasarkan jenis kelamin 94 orang laki-laki atau 58,8 persen, sedangkan 66 orang perempuan atau 41,3 persen, berikutnya reponden yang berpendidikan SD sebesar 10,6 persen atau 17 orang, terdapat 9 orang atau 5,6 persen yang berpendidikan terakhir di Sekolah Menegah Pertama (SMP), selanjutnya 81 orang atau 50,6 persen merupakan lulusan SMA, sedangkan 47 orang atau 29,4 persen responden merupakan lulusan diploma dan sarjana, sedangkan sisanya 6 orang atau 3,8 persen merupakan lulusan magister.

Berdasarakan lamanya usaha berjalan sebesar 15,6 persen para pelaku UKM menjalankan usahanya berkisar antara 3-5 tahun, sedangkan 36,3 persen pelaku UKM telah menjalankan usaha selama lebih dari 5 tahun berikutnya sebesar 48,1 persen usaha yang baru dijalankan kurang dari 3 tahun. Berdasarkan jenis usahanya 10,6 persen merupakan usaha industry maupun produksi, sedangkan sebesar 29,4 persen merupakan usaha di bidang jasa, berikutnya sebesar 60 persen merupakan usaha yang bergerak dibidang perdagangan.

(5)

Volume 2, Nomor 3, September 2019 376 ejournal.ymbz.or.id

Gambar 3 Lama Usaha

Selanjutnya berdasarkan jumlah karyawan yang dimiliki, sebesar 10,6 persen para pelaku UKM memiliki karyawan lebih dari 20 orang, sebesar 23,1 persen memiliki karyawan 6-20 orang, sedangkan 66,3 persen hanya memiliki karyawan kurang dari 5 orang.

Outer Model (Measurement)

Berdasarkan hasil pengujiandari pengujian dengan menggunakan PLS Algorithm, maka dapat dilihat hasil dari outer model pada gambar hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai loading factor dari MI3 sebesar 0,638 atau <0,7 maka dengan ini indikator MI3 dihapus dari model tersebut.

Gambar 4 PLS Algorithm

Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan software PLS dan juga telah melakukan penghapusan pada indikator MI3, maka dapat dilihat pada table 1, dari hasil loadng factor semua indicator pada penelitian ini memiliki nilai > 0,7 sehingga dapat dinyatakan bahwa model memenuhi syarat dalam pengujian convergent validity. Berikutnya

(6)

Volume 2, Nomor 3, September 2019 377 ejournal.ymbz.or.id

berdasarkan hasil Average Variance Extract (AVE) semua variable konstruk memiliki nilai AVE > 0,5, maka model ini memenuhi syarat dalam pengukuran uji convergent validity.

Berdasarkan nilai discriminant validity yang dapat dilihat dari Formell Larcker Criterion yang dimana pengukurannya didapatkan dari akar kuadrat dari Average Variance Extract (AVE), dengan hal ini akar kuadrat AVE akan dibandingkan dengan konstruk lainnya dalam model penelitian tersebut, dari hasil yang telah didapat seluruh nilai akar kuadrat dari konstruk memiliki nilai lebih besar dari konstruk lainnya, maka dapat diartikan bahwa nilai discriminant validty memenuhi syarat dan seluruh variabel dalam penelitian ini memiliki validitas yang baik. Berdasarkan pengujian Composite Reliability seluruh nilai konstruk memiliki nailai > 0.7, maka hal ini berarti seluruh variable memiliki reliabilitas yang baik.

Tabel 1.

Outer Model (Measurement)

Construct Model Measurement

Item Loadings Composite

Reliability AVE

Concept C1 0.812 0.897 0.685

C2 0.765

C3 0.861

C4 0.869

Strategy S1 0.835 0.847 0.734

S2 0.879

Method MI 0.964 0.957 0.918

M2 0.953

Market Intelligence

MI1 0.809 0.843 0.729

MI2 0.897

Competitive Advantage

CA1 0.874 0.922 0.797

CA2 0.906

CA3 0.898

Marketing Performance

MP1 0.936 0.950 0.864

MP2 0.916

MP3 0.936

Sumber: Data diolah

(7)

Volume 2, Nomor 3, September 2019 378 ejournal.ymbz.or.id

Gambar 5

PLS Algorithm Modification

Inner Model (Structural Model)

Dalam pengujian model structural dapat dilakukan dengan melihat nilai R-Square yang merupakan bagian dari pengujian goodness of fit. Model entrepreneurial marketing yang terdiri dari konsep, strategi, metode dan intelejensi pasar terhadap keunggullan bersaing memberikan nilai R-Square sebesar 0,604 yang dapat diintrepetasikan bahwa variabel konstruk Keunggulan Bersaing yang dapat dijelaskan oleh konstruk konsep, strategi, metode dan intelejensi pasar sebesar 60,4 persen, sedangkan 39,6 persen dipengaruhi oleh variabel lain diluar dari variabel yang telah diteliti. Sedangkan untuk model Keunggulan Bersaing terhadap Kinerja pemasaran memiliki nilai R-Square sebesar 0,533, maka dapat diintreprtasikan bahwa variable konstruk kinerja pemasaran dapat dijelaskan oleh variable Keunggulan Bersaing sebesar 53,3 persen, sedangkan sisanya sebesar 46,7 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian. Dalam pembuktian kelima hipotesis yang telah dijabarkan sebelumnya, maka pengujian berdasarkan model structural dengan menggunakan boostrapping, dengan melihat path coefficient dan gambar model sebagai berikut:

Tabel 2.

Path Coefficient Variabel

Original Sample

(O)

Sample Mean (M)

Standard Deviation (STDEV)

T Statistics

(|O/STDEV|) P Values Competitive Advantage ->

Marketing Performance 0.730 0.736 0.040 18.099 0.000

Concept -> Competitive

Advantage 0.239 0.249 0.085 2.805 0.005

Market Intelligence ->

Competitive Advantage 0.270 0.271 0.066 4.065 0.000

Method -> Competitive

Advantage 0.137 0.131 0.063 2.166 0.031

Strategy -> Competitive

Advantage 0.333 0.328 0.081 4.107 0.000

Sumber: Data diolah

(8)

Volume 2, Nomor 3, September 2019 379 ejournal.ymbz.or.id

Gambar 6.

Inner Model

Berdasarkan tabel 2 konstruk konsep entrepreneurial marketing menghasilkan original sampel 0,239 dengan T-Statistic 2,805>1,96 dan P-Value 0.005, hal ini berarti bahwa konsep entrepreneurial marketing yang dilakukan oleh UKM mempuunyai pengaruh terhadap keunggulan bersaing, hasil koefisien jalur menunjukkan ketika terjadi peningkatan pada konsep entrepreneurial marketing maka akan terjadi peningkatan keunggulan bersaing sebesar sebesar 23,9 persen.

Berikutnya strategi entrepreneurial marketing menghasilkan original sampel 0,333 dengan T-statistic 4.107>1,96, dengan demikian dapat diartikan bahwa strategi entrepreneurial marketing memiliki pengaruh terhadap keunggulan bersaing bagi pelaku UKM, dapat dilihat dari koefisen jalur sebesar 0.333, hal ini dapat diartikan bahwa ketika terjadi peningkatan dalam strategi entrepreneurial marketing maka akan meningkatkan keunggulan bersaing bagi pelaku UKM sebesar 33,3 persen.

Dari hasil metode entrepreneurial marketing yang dilakukan oleh pelaku UKM, original sampel 0,137 dengan T-Statistic 2.116>1,96 dan P-Value 0.031, maka dapat diartikan metode entrepreneurial marketing berpengaruh terhadap keunggulan bersaing, koefisen jalur sebesar 0,137 yang berarti ketika terjadi peningkatan kemampuan dalam metode entrepreneurial marketing maka dapat menyebabkan peningkatan sebesar 13,7 persen pada keunggulan bersaing bagi pelakuUMKM.

Berdasarkan hasil dari pengujian intelejensi pasar, maka didapatkan original sampel 0,270 dengan T-Statistc 4.05 > 1,96, hal ini berarti bahwa kemampuan intelejensi pasar pelaku UKM berpengaruh pada keunggulan bersaing dengan koefisien jalur 0,270 dapat diartikan bahwa ketika terjadi peningkatan dalam kemampuan intelejensi pasar maka akan meningkatkan keunggulan bersaing pada UMKM sebesar 27 persen.

Dari hasil pengujian keunggulan bersaing terhadap kinerja pemasaran, original sampel 0.730, dengan T-Statistic 18.099 > 1.96. maka ini dapat diartikan bahwa keunggulan bersaing yang dimiliki oleh pelaku UKM dapat berpengaruh terhadap kinerja pemasaran. Ketika terjadi peningkatan pada keunggulan bersaing maka akan meningkat juga kinerja pemasaran pada UKM sebesar 73 persen. Dari seluruh variabel konstruk yang ada kemampuan

(9)

Volume 2, Nomor 3, September 2019 380 ejournal.ymbz.or.id

keunggulan bersaing pelaku UKM di Kota Batam memiliki pengaruh paling besar terhadap kinerja pemasaran.

Berdasarkan hasil pengujian, semua variable memiliki pengaruh signifikan, entrepreneurial marketing memiliki pengaruh positif terhadap keunggulan bersaing, penelitian ini didukung oleh pendapat dari Stokes, (2000) perbedaan konsep antara pemasaran tradisional dengan entrepreneurial marketing terletak pada melihat kebutuhan pasar terlebih dahulu kemudian dikembangkan dalam sebuah produk. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan para pelaku UKM sebelum membuat sebuah produk, mereka menganalisis terlebih dahulu kebutuhan dan keinginan pasar, sehingga produk yang mereka luncurkan dapat menjadi solusi bagi pasar.

Entrepreneurial marketing menargetkan konsumen melalui pendekatan dari bawah keatas (bottom-up), berbeda dengan pemasaran tradisional yang menggunakan segmenting, targeting dan positioning (STP). Pertama yang dilakukan ketika menggunakan strategi ini yaitu mengidentifikasi kebutuhan pasar kemudian perlu melakukan uji coba pasar (market test), kemudian perusahaan dapat melayani konsumennya dengan lebih terarah karena telah dilakukan uji pasar.

Para pelaku usaha cenderung memilih metode interaktif dengan pelanggannya, para pelaku usaha dapat menggunakan metode personal selling maupun pemasaran melalui media digital seperti penggunaan media sosial. Perbedaan dengan pemasaran tradisional yang sebelumnya hanya mengandalkann bauran pemasaran (marketing mix), pelaku usaha kecil mencoba berbagai cara untuk dapat melakukan penetrasi ke pasarnya dengan menggunakan word of mouth, maka hal ini menjadi metode yang efektif untuk dapat mengembangkan pasar cakupannya.

Intelejensi pasar dengan pedekatan entrepreneurial marketing yang dimana pada strategi pemasaran tradisional memanfaatkan penilaian secara formal, namun dengan menggunakan pendekatan entrepreneurial marketing pemantauan pasar dilakukan dengan menggunakan informasi informal. Infprmasi didapatkan dari pesaing, pelanggan, maupun kelompok di luar organisasi yang membantu memberikan input bagi pelaku usaha untuk menentukkan strategi pemasarannya (Arfanly, Sarma, & Syamsun, 2016).

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis pengaruh entrepreneurial marketing yang terdiri dari konsep, strategi, metode dan intelejensi pasar memiliki pengaruh positif terhadap keunggulan bersaing. Pelaku UKM di kota Batam menerapkan strategi pemasarannya dengan menggunakan pendekatan entrepreneurial marketing yang dimana pendekatan ini berfokus pada kebutuhan pasar.

Penerapan strategi ini dinilai cukup tepat di tengah persaingan yang begitu ketat, para pelaku UKM di tuntut untuk memahami pasarnya. Sejalan dengan penelitian Febriyantoro (2018) yang menyatakan bahwa pelaku UKM di kota Batam dapat bersaing pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), karena kota Batam merpuakan tempat yang strategis di antara Malaysia dan Singapura serta pemanfaatan digital marketing menjadi cara yang efektif untuk dapat bertahan di era saat ini. Keunggulan bersaing berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran, sependapat dengan Saputro, Haryono, Hasiholan (2019).

DAFTAR PUSTAKA

Arfanly, B., Sarma, M., & Syamsun, M. (2016). Peran Entrepreneurial Marketing dalam Peningkatan Kinerja Pemasaran pada Industri Rumahan Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, 11(2).

Asian Development Bank (ADB) Institute. (2014). Asean SME Policy Index.

(10)

Volume 2, Nomor 3, September 2019 381 ejournal.ymbz.or.id

Bjerke, B., & Hultman, C. M. (2002). Entrepreneurial marketing: the growth of small firms in the new economic era. International Small Business Journal.

Chen, Y.-S., Lin, M.-J. J., & Chang, C.-H. (2009). The positive effects of relationship learning and absorptive capacity on innovation performance and competitive advantage in industrial markets. Industrial Marketing Management.

https://doi.org/10.1016/j.indmarman.2008.12.003

Farris, P., Bendle, N., & Pfeifer, P. (2010). Marketing metrics: the definitive guide to measuring marketing performance. European Management Journal.

https://doi.org/10.1016/j.emj.2004.04.012

Febriyantoro, M. T. (2016). Pemikiran irasional para perokok. EKSIS, XI(2), 1907–7513.

Febriyantoro, M. T. (2018). The Role Of Entrepreneurial Campus In Establishing Of Students’ Entrepreneurial Mindset and Entrepreneurial Spirit. International Conference of Econimic Studies, 141–146.

Febriyantoro, M. T., & Arisandi, D. (2018). Pemanfaatan Digital Marketing Bagi Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Pada Era Masyarakat Ekonomi Asean, 1(2), 61–76.

Ferdinand. (2002). Marketing Strategy Making: Proses dan Agenda Penelitian. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, 1(1), 1–22.

Hacioglu, G., & Gök, O. (2013). Marketing performance measurement: marketing metrics in Turkish firms. Journal of Business Economics and Management.

https://doi.org/10.3846/16111699.2012.729156

Halim, Hadiwidjojo D, Solimun, D. (2012). Kapabilitas Pemasaran Sebagai Mediasi Pengaruh Orientasi Pasar Orientasi Pembelajaran dan Orientasi Kewiraushaan Terhadap Kinerja Pemasaran (Studi pada Usaha Menengah di Sulawesi Tenggara). Jurnal Aplikasi Manajemen, 10(3).

Hamali. S. (2015). The Effect of Entrepreneurial Marketing on Business Performance: Small Garment Industry in Bandung City, Indonesia. Developing Country Studies. 5 (1).

Iddris, F., & Ibrahim, M. (2015). Examining the relationships between e-Marketing adoption And Marketing Performance of Small and Medium Enterprises in Ghana. Journal of Marketing and Consumer Research.

Imam Ghozali & Hengky Latan. (2015). Konsep, Teknik, Aplikasi Menggunakan Smart PLS 3.0 Untuk Penelitian Empiris. Semarang: BP Undip.

Joseph F. Hair, J., Hult, G. T. M., Ringle, C. M., & Sarstedt, M. (2017). A Primer on Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM).pdf, 390.

https://doi.org/10.1007/s10995-012-1023-x [doi]

Kemenperin. (2016). Pertumbuhan Ekonomi Dorong Ekspansi UMKM.

Komalasari, L. (2016). Problem UMKM Dalam Pengembangan Usaha: Studi Pada UMKM di Desa Mulyoarjo, Malang. Jurnal Sospol, 2(2).

Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing Management. Global Edition.

https://doi.org/10.1080/08911760903022556

Kraus, S., Harms, R., & Fink, M. (2010). Entrepreneurial marketing: moving beyond marketing in new ventures. International Journal of Entrepreneurship …, 11(1), 19.

https://doi.org/10.1504/IJEIM.2010.029766

Morris, M. H., Schindehutte, M., & LaForge, R. W. (2002). Entrepreneurial Marketing: A Construct for Integrating Emerging Entrepreneurship and Marketing Perspectives.

Journal of Marketing Theory and Practice.

https://doi.org/10.1080/10696679.2002.11501922

Porter, M. E. (2011). Competitive advantage of nations: creating and sustaining superior performance. Simon and Schuster.

(11)

Volume 2, Nomor 3, September 2019 382 ejournal.ymbz.or.id

Reinartz, W., Haenlein, M., & Henseler, J. (2009). An empirical comparison of the efficacy of covariance-based and variance-based SEM. International Journal of Research in Marketing. https://doi.org/10.1016/j.ijresmar.2009.08.001

Saputro, W., Haryono, A. T., & Hasiholan, L. B. (2019). Peningkatan Keunggulan Bersaing Berbasis Kapabilitas Penginderaan Pasar , Inovasi Produk dan Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Pemasaran Pada Distro Distictside Semarang. Journal of Management, 1–20.

Stokes, D. (2000). Putting Entrepreneurship into Marketing: The Processes of Entrepreneurial Marketing. Journal of Research in Marketing and Entrepreneurship.

https://doi.org/10.1108/14715200080001536

Voss, G. B., & Voss, Z. G. (2000). Strategic Orientation and Firm Performance in an Artistic Environment. Journal of Marketing. https://doi.org/10.1509/jmkg.64.1.67.17993

Gambar

Gambar 2      Model Penelitian
Gambar 4  PLS Algorithm

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk massa pada perancangan Stasiun Kereta Api Kota Dumai ini dibentuk berdasarkan konsep desain yang akan dipadukan dengan Arsitektur Postmodern Kontekstual

Qur'an: Sebuah Kerangka Konseptual (Bandung: Mizan, 1990), 34 (cetakan pertama: September 1989). Taufik Adnan Amal dan Syamsu Rizal Panggabean menyimpulkan setidaknya

Katalog Tugas Akhir Program D3 Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang ini, dapat membantu Mahasiswa, Dosen maupun Pustakawan dalam

Komunikasi merupakan suatu proses yang berawal dari seorang komunikator yang menyampaikan pesan kepada seorang komunikan melalui media atau saluran dan

Penjual tidak perlu lagi repot dalam proses penagihan kepada pembeli, karena penagihan akan dilakukan oleh penerbit kartu kredit. Penjual dapat menerima kas lebih cepat dari

Daripada 75 sampel yang digunakan bagi setiap larva mangsa, 61 sampel (81%) berjaya melengkap kitar hidup daripada peringkat nimfa pertama hingga dewasa dengan larva T.. molitor

bela.far yang menyenangkan baik bagr pembela.lar rnauprrn bagi pebcliriar,. sclringua 1err.:apai tujuan

adalah serbuk ringan untuk penggunaan topikal, dapat dikemas dalam wadah yang bagian.. atasnya berlubang halus untuk memudahkan penggunaan pada kulit (Dirjen