• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASPEK PERIKANAN DAN POLA DISTRIBUSI IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI PERAIRAN TELUK BONE, SULAWESI SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASPEK PERIKANAN DAN POLA DISTRIBUSI IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI PERAIRAN TELUK BONE, SULAWESI SELATAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Parameter Oseanografi dan Hasil Tangkapan Ikan Cakalang di Perairan Teluk Bone 17 ASPEK PERIKANAN DAN POLA DISTRIBUSI IKAN CAKALANG (Katsuwonus

pelamis) DI PERAIRAN TELUK BONE, SULAWESI SELATAN

Fishery Aspect and Distribution Pattern of Skipjack Tuna (Katsuwonus pelamis) in Gulf of Bone Waters, South Sulawesi.

Achmar Mallawa1 , Syafruddin2 & Mahfud Palo3

1,2,3)

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unhas, Makassar Diterima: 11 Oktober 2009; Disetujui: 1 Maret 2010

ABSTRACT

The objectives of the research were to know the fisheries aspects and to analyze the distribution pattern of skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) in Bone Gulf waters where the research has been done from March until September 2009. The fisheries aspect was analyzed by using descriptive method, while the distribution pattern of skipjack tuna was analyzed by using spatial data processing sofware such as : SeaWiFS Data Analysis System (SEADAS), ERDAS Imagine versi 9.0, ArrcGIS 9/ GMT 3.3, and Adobe Photoshop v.7. There were two kinds of data used in this research i.e : secondary data (skipjack production annually from Fisheries Office and oceanography data from NASA database). The result of the research showed that skipjack tuna hold a role important in fishery of Gulf of Bone and their distribution varie according to the season or month where the shoal of skipjack tuna, on April, predicted will have been at north of Gulf of Bone, especially ,around of Luwu district waters and south part of Gulf of Bone, especially, around of Bone district waters. On May, skipjack tuna shoal predicted have been at north part of Bone Gulf particullary, around of Luwu Timur, Luwu Utara, Palopo dan Luwu district waters. On June and July, shoal of skipjack tuna predicted have been at north part of Gulf of Bone, around of Luwu, Palopo, Luwu Utara, Luwu Timur and Kolaka (Soth East Sulawesi) waters. On August, shoal of skipjack tuna predicted have been at north, centre, and south part of Gulf of Bone i.e, around Luwu Utara, Palopo and Luwu districs waters and Bone district waters.

Keyword : skipjack tuna, fishery, distribution patterns, Bone Gulf.

PENDAHULUAN

Teluk Bone merupakan wilayah perairan yang cukup potensil di perairan Timur Indonesia, di mana di perairan ini nelayan melakukan penangkapan dengan berbagai macam alat tangkap seperti bagan rambo (giant lift net), jaring kolor (purse seine), jaring insang permukaan (drift gill

net), huhate (pole and line), sero (guiding barrier) untuk memanfaatkan sumberdaya ikan yang ada

seperti ikan kembung (Rastrelliger spp), ikan teri (Stelophorus sp), ikan tembang, ikan cakalang (Katsuwonus pelamis), ikan tongkol (Auxis thazard), ikan malaja (Syganus caniculatus) dan sebagainya.

Tuna (Thunnus sp) dan Cakalang (Katsuwonus pelamis) merupakan sumberdaya ikan pelagis besar yang banyak dieksploitasi oleh nelayan di wilayah perairan Teluk Bone dengan menggunakan alat tangkap huhate (pole and line) baik nelayan yang berasal dari Propinsi Sulawesi Selatan maupun Sulawesi Tenggara.

Walaupun potensi ikan tuna/cakalang di perairan ini cukup tinggi namun hasil tangkapan nelayan per trip per kapal maupun total tangkapan per kapal per tahun masih rendah sebagai akibat tidak menentunya lokasi dan waktu penangkapan. Tidak menentunya lokasi dan waktu penangkapan juga berdampak kepada meningkatnya biaya operasi usaha sehingga mengurangi nilai keuntungan usaha dan juga berpengaruh terhadap pendapatan nelayan dan PAD di mana usaha tersebut berada.

Masalah utama yang dihadapi nelayan dalam menangkap ikan tuna dan cakalang adalah

1 )

Korespondensi :

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan km 10 Tamalarean Makassar Telp. (0411) 588828 Email: achmar_mallawa@yahoo.com

(2)

18 Achmar Mallawa

ketidakpastian daerah distribusi dan kelimpahan ikan perenang cepat tersebut. Data tentang daerah distribusi dapat digunakan dalam penentuan daerah potensil penangkapan tuna dan cakalang dengan tepat dan akurat sehingga dapat lebih meningkatkan efektifitas dan efisiensi usaha perikanan huhate (pole and line) yang dilakukan oleh masyarakat nelayan di Kabupaten Sinjai, Kabupaten Bone dan Kabupaten Luwu.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan selama enam (6) bulan, Maret - September 2009 di wilayah perairan Teluk Bone, Sulawesi Selatan. Fishing base penelitian ini di Desa Murante Kecamatan Suli Kabupaten Luwu, Gamnbar 1.

Gambar 1. Peta lokasi daerah penelitian

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang dipergunakan dalam penelitan seperti yang disajikan pada Tabel 1

berikut ini.

Tabel 1. Alat dan bahan penelitian

No Alat/Bahan Kegunaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Thermometer GPS Salinometer Current meter Botol sample

Kammered water sample Kapal penangkap ikan Alat tulis kantor Fish finder/echosounder Ikan contoh

Pengukuran suhu insitu Penentuan posisi

Pengukuran salinitas insitu Pengukuran kecepatan arus Penyimpanan sample air Pengambilan sample air Penangkapan ikan Pencatatan data

Penentuan gerombolan ikan Dokumentasi

(3)

Hubungan Parameter Oseanografi dan Hasil Tangkapan Ikan Cakalang di Perairan Teluk Bone 19

Metoda Pengumpulan Data

Data tentang aspek perikanan ikan cakalang di perairan Teluk Bone didapat dengan cara :

Data primer diperoleh melalui, (1) Metode experimental fishing (pengambilan data penangkapan dan data oseanografi melalui sampling) digunakan untuk mengumpulkan data primer. Data primer terdiri dari data jumlah hasil tangkapan, jenis hasil tangkapan, posisi penangkapan ikan tuna dan cakalang dengan alat tangkap pole and line (huhate) , data oseanografi (in-situ SPL dan klorofil-a), posisi penangkapan dan data hasil tangkapan per trip. Pengambilan data tersebut dilakukan dengan observasi langsung ke lapangan dengan menggunakan GPS (Global Positioning System) dan fish

finder, refraktometer serta termometer batang untuk mengamati beberapa spot fishing grounds ikan

cakalang di Teluk Bone, (2) wawancara dengan responden adalah nelayan (crew kapal) dan pengusaha (pemilik kapal),

Data sekunder diperoleh melalui : (1) pengambilan data hasil tangkapan tahunan, upaya penangkapan dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Luwu dan Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Sulawesi Selatan, (2) pengambilan data kondisi oseanografi untuk estimasi suhu permukaan laut (SPL) dan densitas klorofil-a pada bulan Maret sampai September 2009 (musim barat-peralihan-timur) diperoleh dari database NASA yaitu data satelit AQUA dan sensor MODIS (Moderate-Resolution Imaging Spectroradiometer) dengan resolusi spasial 4 km dan resolusi temporal bulanan (monthly average). Data global citra MODIS untuk kedua parameter oseanografi tersebut yang digunakan dalam penelitian ini adalah data binary level 3 Standard Mapped Image (SMI) dengan format HDF (Hierarchical Data Format). Data global tersebut di cropping untuk mendapatkan deskripsi oseanografi studi area dan selanjutnya diolah dengan software SEADAS (SeaWiFS Data Analysis System) dan salah satu software sistem informasi geografis, GMT (Generic

Mapping Tool) citra (suhu permukaan laut dan chlorofil-a)

Analisis Data

Aspek perikanan ikan tuna/cakalang dianalisis secara deskriptif dan hasilnya disajikan dalam bentuk histogram dan diagram. Pola distribusi ikan cakalang dianalisis dengan menggunakan sofware pengolah data spasial diantaranya; SeaWiFS Data Analysis System (SEADAS), ERDAS Imagine versi 9.0, ArrcGIS 9/ GMT 3.3, Adobe Photoshop v.7, SPSS, Microsoft Excel dan Microsoft Powerpoint untuk mengolah, menganalisis dan penyajian data, dan hasilnya disajikan dalam bentuk peta thematic.

HASIL DAN PEMBAHASAN Aspek perikanan ikan cakalang Teluk Bone

Ikan tuna/cakalang merupakan salah jenis ikan ekonomis penting yang dihasilkan oleh nelayan di perairan Teluk Bone. Ikan tuna/cakalang dapat ditangkap oleh nelayan di perairan Bulukumba, Sinjai, Bone, Wajo, Luwu, Palopo, Luwu Utara dan Luwu Timur setiap tahunnya.

Nelayan di daerah ini menangkap ikan tuna/cakalang dengan menggunakan alat tangkap huhate (pole and line), pancing tangan (hand line) dan pancing tonda (trolling line). Untuk lebih mengkonsentrasikan gerombolan ikan pada suatu area, nelayan menggunakan rumpon (fish

aggregation device) laut dalam, di mana pengadaan dilakukan oleh pemodal dan atau kerjasama

pemodal dan pemilik kapal. Apabila rumpon dipasang oleh pemodal, maka pemancingan ikan oleh pemilik kapal dapat dilakukan dengan persyaratan tertentu, misalnya bahwa 10 % ikan hasil pemancingan di rumpon adalah bagian pemilik rumpon. Untuk memperlancar kegiatan pemancingan, pemilik kapal juga melakukan kerjasama dengan pemilik alat tangkap bagan sebagai penyedia umpan hidup.

Musim penangkapan dapat dilakukan sepanjang tahun dengan berpindah-pindah area penangkapan (fishing ground) dari satu tempat ke tempat lainnya sesuai pola distribusi ikan cakalang menurut bulan atau musim.

Produksi ikan tuna/cakalang pada tahun 2007 di beberapa kabupaten yang berhadapan dengan perairan Teluk Bone disajikan pada Gambar 2 (Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Sulawesi Selatan, 2008).

(4)

Gambar 2. Produksi Ikan Tuna dan Cakalang di perairan Teluk Bone Sulawesi Selatan

Peta Daerah Potensi Ikan Cakalang

Peta prediksi hasil tangkapan ikan cakalang terbagi dua, yaitu peta prediksi tanpa distribusi ikan (April dan Agustus), dan peta prediksi dimana ada data distribusi ikan (Mei-Juli). Pada bulan April 2009, prediksi hasil tangkapan tertinggi ditemukan di bagian utara Teluk Bone, dari perairan Palopo hingga perairan Luwu Timur (Gambar 2). Nilai prediksi tertingi lainnya didapatkan di perairan Bone. Nilai rata-rata prediksi CPUE cakalang tertinggi tersebut di atas 200 ekor/hauling.

Untuk bulan Mei 2009, CPUE prediksi tertinggi hanya berada dibagian utara Teluk Bone dan masih berada di daerah perairan seperti pada bulan April (Gambar 3). Hasil tangkapan ikan cakalang di lapangan cenderung konsisten dengan prediksi pada bulan Mei yaitu rata-rata CPUE diatas 175 ekor/hauling. Berdasarkan peta prediksi ikan cakalang terkonsentrasi pada zona kedua tertinggi. Hal ini besar kemungkinan nelayan menggunakan pengalamnnya dalam menentukan posisi daerah penangkapannya.

Pada bulan Juni 2009, prediksi CPUE tertinggi terdapat pada beberapa daerah seperti perairan Palopo, Luwu dan memanjang ke arah tenggara menuju perairan Kolaka. Nilai estimasi CPUE pada perairan tersebut diatas 177 ekor/hauling (Gambar 4). Hal yang menarik bahwa pada bulan ini terbentuk zona penangkapan dimana zona potensial berada di utara Teluk Bone. Semakin ke selatan semakin menurun tingkat produktifitas CPUE. Sebaran penangkapan nelayan terlihat berada pada zona dimana CPUE estimasi antara 166 dan 176 ekor/hauling. Hasil ini cenderung sama dengan kondisi dilapangan.

Prediksi CPUE tertinggi pada Juli hanya berada pada daerah utara seperti Palopo dan Luwu (Gambar 5). Hasil tangkapan di lapangan menujukkan bahwa hasil tertinggi didapatkan nelayan terletak dibagian utara. Konsistensi hasil ini juga terlihat pada zona penangkapan yang terbentuk dimana makin keselatan makin berkurang kapasitas tangkapan ikan cakalang.

(5)

Gambar 3. Peta prediksi CPUE dan pola distribusi ikan cakalang bulan April di perairan Teluk Bone

(6)

Gambar 4. Peta prediksi CPUE dan pola distribusi ikan cakalang bulan Juni di perairan Teluk Bone

(7)

Pada bulan Agustus 2009, prediksi tertinggi hasil tangkapan ikan cakalang menyerupai kondisi pada bulan Juni (Gambar 5). Perbedaannya terletak pada fakta bahwa pada bulan Agustus tingkat CPUE lebih rendah dibandingkan bulan Juni. Zona penangkapan terbaik ditemukan di daerah perairan Teluk Bone bagian Utara yaitu di perairan Kabupaten Luwu, Palopo dan memanjang ke arah tenggara menyusuri perairan pantai Kolaka. Tingkat produktifitas daerah penangkapan semakin menurun menuju bagian selatan teluk. Daerah penangkapan terendah produktifitasnya berada di bagian selatan dari Bulukumba memanjang ke timur menuju perairan Buton. Selain perairan Palopo, Luwu dan Kolaka, perairan Bone juga merupakan daerah potensil penangkapan ikan cakalang di Teluk Bone.

Gambar 6. Peta prediksi CPUE dan pola distribusi ikan cakalang bulan Agustus di perairan Teluk Bone

KESIMPULAN

Berdasarkan peta prediksi daerah potensil penangkapan ikan cakalang, dapa diambil kesimpulan bahwa: ikan tuna/cakalang merupakan salah satu produksi penting perikanan Teluk Bone. Ppada bulan April daerah potensil penangkapan ikan cakalang berada pada bagian utara Teluk Bone yaitu perairan Kabupaten Luwu dan sekitarnya, dan bagian selatan Teluk Bone yaitu perairan sekitar Kabupaten Bone dan Kabupaten Sinjai. Pada bulan Mei, daerah potensil penangkapan ikan cakalang berada pada bagian utara Teluk Bone yaitu perairan Kabupaten Luwu, Palopo, Luwu Utara, dan Luwu Timur. Pada bulan Juni, daerah potensi penangkapan ikan cakalang berada pada bagian utara Teluk Bone yaitu perairan Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur dan kabupaten Kolaka. Ppada bulan Juli, daerah potensil penangkapan ikan cakalang berada pada bagian utara dan tengah Teluk bone yaitu perairan Kabupaten Luwu dan Kabupaten Kolaka. Pada bulan Agustus, daerah potensil penangkapan ikan cakalang berada pada bagian utara Teluk Bone yaitu perairan Kabupaten Luwu, Palopo, Luwu Utara, tengah Teluk Bone dan selatan Teluk Bone yaitu perairan Kabupaten Bone dan sekitarnya

(8)

24 Achmar Mallawa DAFTAR PUSTAKA

Dahuri, R., 2001. Menggali Potensi Kelautan dan Perikanan dalamrangka Pemulihan Ekonomi Menuju

Bangsa yang Maju, Makmur dan Berkeadilan. Pidato dalamrangka Temu Akrab

CIVA-FPIK-IPB tanggal 25 Agustus 2001. Bogor.

FAO, 1995. Code Of Conduct For Responsible Fisheries, Rome

Gafa, B., T. Sufendrata dan J.C.B. Uktolseja. 1987. Penandaan Ikan Cakalang dan Madidihang di Sekitar

Rumpon Teluk Tomini - Sulawesi Utara. Jurnal Penelitian Perikanan Laut No. 43 Tahun 1987.

Balai Penelitian Perikanan Laut, Jakarta. P. : 67-74.

Hasyim, B., 1993. Prospek Pemanfaatan Teknologi Penginderaan Jauh Untuk Inventarisasi

Sumberdaya Laut dan Perairan Pantai. Bidang Matra Laut LAPAN. Jakarta.

Hela, I., dan T. Laevastu. 1970. Fisheries Oceanography. Fishing News (Books) LTD. London.

Lehodey, P., Bertignac, M., Hampton, J., Lewis, A. and Picaut, J. 1997. El Niño southern oscillation and

tuna in the western Pacific. Nature 389:715-718.

Mallawa, A., 2008. Pengembangan Agro-Industri Ikan Tuna. Makalah disajikan pada Lokakarya

Pengembangan Agroindustri Perikanan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkep, Makassar.

Polovina, J.J., Howel, E., Kobayashi, D.R. and Seki, M.P. 2001. The transition zone chlorophyll front, a

dynamic global feature defining migration and forage habitat for marine resources. Progress

in Oceanogr. 49:469-483.

Santos, A.M.P. 2000. Fisheries oceanography using satellite and airborne remote sensing methods: a review. Fisheries Research, 49:1-20.

Widodo, J., I Gede S.M., dan Subhat N. 1988. Sumberdaya Potensi dan Penyebaran Sumberdaya Ikan

Laut di Perairan Indonesia. Komisi Nasional Pengkajian Stok Sumberdaya Ikan Laut - LIPI.

Jakarta.

Zainuddin, M., Saitoh, K. and Saitoh, S. 2004. Detection of potential fishing ground for albacore tuna

using synoptic measurements of ocean color and thermal remote sensing in the northwestern North Pacific. Geophys. Research Letter 31, L20311, doi:10.1029/2004GL021000.

Zainuddin, M. 2006. Predicting potential habitat hot spots for albacore tuna and Migration Pattern for

Albacore Tuna, Thunnus alalunga, in the Northwestern North Pacific using Satellite Remote Sensing and GIS. Ph.D Dissertation. Hokkaido University. 108pp.

Gambar

Gambar 1.  Peta lokasi daerah penelitian  Alat dan Bahan
Gambar  2.  Produksi Ikan Tuna dan Cakalang di perairan Teluk Bone Sulawesi Selatan
Gambar  3.    Peta  prediksi  CPUE  dan  pola  distribusi  ikan  cakalang  bulan  April  di  perairan  Teluk  Bone
Gambar 4.  Peta prediksi CPUE dan pola distribusi ikan cakalang  bulan Juni di perairan Teluk Bone
+2

Referensi

Dokumen terkait

Merupakan saluran distribusi yang digunakan oleh perusahaan dimana aktifitas utamanya adalah menyalurkan produk dari produsen sampai ke tangan konsumen, yaitu

Dari pembahasan di atas teorema Pythagoras yang diperoleh pada bidang Taxicab bergantung kepada posisi segitiga siku-siku pada bidang koordinat serta menggunakan kemiringan dan

(2014) mengidentifikasi sejumlah Trichoderma asperellum endofit dari buah di pertanaman kakao di Sulawesi dan dua isolat di antaranya telah diujicobakan pada penyakit hawar

1. Setia, pemimpin dan orang yang dipimpin terikat kesetiaan kepada Allah. Terikat pada tujuan, seorang pemimpin ketika diberi amanah sebagai pemimpin dalam melihat tujuan

Hasil analisis adalah membuktikan apakah bakteri yang telah di-treatment dengan obat- obatan anti-TB dengan dosis yang digunakan dalam penelitian ini apakah masih

Ketentuan mengenai saham yang sebagai benda yang dapat dimiliki dipertegas kembali dalam rumusan pasal 60 Undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Memberikan dan menunggui siswa kelas XI IPA 3 dalam mengerjakan soal Fisika dikarenakan guru yang bersangkutan sedang diklat... Didapatkan sebanyak 11 peserta didik yang

Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rondonuwu et al., (2013), kadar trigliserida Rattus novergicus strain Wistar jantan yang diberi diet standar yang terdiri