• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab IV, peneliti memaparkan dan menjelaskan hasil penelitian di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab IV, peneliti memaparkan dan menjelaskan hasil penelitian di"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV, peneliti memaparkan dan menjelaskan hasil penelitian di lapangan tentang peningkatan keterampilan menulis cerita melalui model pembelajaran Word Square berbantuan media gambar pada mata pelajaran bahasa indonesia kelas II MI Hasyim Asy’ari Mojokerto. Berikut data-data yang telah diperoleh dari hasil penelitian.

A. Hasil Penelitian

Penelitian berbasis Classroom Research (PTK) ini dilakukan dalam dua siklus. Dalam tiap siklus terdiri dari empat langkah pokok yaitu perencanaan(planning), pelaksanaan(action), observasi(observing), dan refleksi (reflection). Subyek penelitiannya ialah siswa-siswi kelas II MI Hasyim Asy’ari Mojokerto dengan jumlah 32 siswa. Penelitian ini dilakukan dengan penerapan model pembelajaran Word Square berbantuan media gambarpada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan cerita sebagai pokok materinya dan keterampilan menulis sebagai variabel bebasnya.

Data keterampilan menulis cerita diperoleh dari hasil analisis produk menulis siswa yang dilaksanakan pada dua siklus. Sedangkan data penerapan model pembelajaran Word Square berbantuan media gambar selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yakni dari lembar observasi guru dan siswa. Tahapan dalam penelitian ini terdiri dari Pra siklus, siklus I dan siklus II.

(2)

70

1. Pra Siklus

Kegiatan pra siklus dilakukan pada tanggal 22 Oktober 2016. Pada kegiatan ini peneliti belum melakukan penelitian di kelas II MI Hasyim Asy’ari Mojokerto pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan model pembelajaran Word Square berbantuan media gambar, melainkan peneliti melakukan pengumpulan data awal tentang keterampilan menulis yang secara tidak langsung berdampak juga kepada hasil belajar, dengan cara wawancara kepada kepala sekolah dan guru kelas II Ibu Karwiyanah. Wawancara peneliti dengan kepala sekolah d iawali dengan perkenalan dan meminta izin untuk mengadakan penelitian di MI Hasyim Asy’ari guna membantu melengkapi data penelitian tindakan kelas yang sedang peneliti laksanakan, kemudian dilanjutkan kepada Ibu Karwiyanah selaku guru kelas II yang bertindak sebagai guru kolaborator dalam penelitian ini.

Peneliti mendapatkan informasi bahwa rata-rata siswa kurang mampu menulis dengan baik, apabila tidak diadakannya peraga atau sebuah media. Selama ini, guru telah menggunakan media, akan tetapi pembelajaran masih belum tercapai dengan maksimal. Hanya terdapat beberapa siswa, yang sudah mampu menulis dengan baik. Guru juga mengakui bahwa disamping adanya peraga gambar, cara penyampaian atau metodenya dalam mengajar masih menggunakan cara lama, sehingga bebe rapa siswa merasa bosan, jenuh, berbicara sendiri dengan teman sebangku dan juga berjalan-jalan. Hal demikian mengakibatkan kepada pemahaman siswa yang juga berujung kepada keterampilan menulis dan hasil belajar mereka.

(3)

71

Peneliti kemudian meminta dokumentasi guru tentang nilai keterampilan menulis cerita siswa. Berikut ini merupakan nilai perolehan keterampilan menulis siswa kelas II.

Tabel 4.1 Nilai Pra Siklus Siswa

No. Nama Siswa Nilai KKM Keterangan

1. MA 20 70 TT 2. ABRS 50 70 TT 3. ARP 90 70 T 4. AK 80 70 T 5. AFF 30 70 TT 6. CPR 90 70 T 7. DGP 30 70 TT 8. EPS 60 70 TT 9. FMAA 70 70 T 10. FNCV 80 70 T 11. FAP 60 70 TT 12. JA 90 70 T 13. KPK 50 70 TT 14. L NNN 60 70 TT 15. MAS 10 70 TT 16. MMA 90 70 T 17. MRFF 40 70 TT 18. MRA 90 70 T 19. MSSA 60 70 TT 20. MWMA 60 70 TT 21. M ZAA 70 70 T 22. NAS 80 70 T 23. NSP 60 70 TT 24. NAMW 60 70 TT 25. NC 90 70 T 26. NLH 100 70 T 27. NM 50 70 TT 28. RPP 100 70 T 29. RINA 30 70 TT 30. SS 50 70 TT 31. SLN 80 70 T 32. FNF 60 70 TT Jumlah 2040 Rata-rata kelas 63,75

(4)

72

Keterangan:

TT : Tidak Tuntas

T : Tuntas

Nilai rata-rata non tes siswa = ̅ = ∑

= 63,75

Jumlah siswa yang tuntas = 14

Presentase Ketuntasan = Jumlah Siswa Yang Terampil menulis x 100% Keterampilan Menulis Jumlah Siswa

=

x 100 % = 43 %

Tabel 4.1 yang merupakan hasil pra siklus dapat disimpulkan bahawa keterampilan menulis cerita oleh siswa masih belum mencapai hasil yang maksimal. Terbukti dari hasil nilai rata-rata pra siklus siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia masih 63,75, nilai ini masih di bawah standar ketuntasan yang ditetapkan oleh Madrasah Ibtidaiyah Hasyim Asy’ari yaitu 70. Siswa yang criteria nilainya diatas KKM atau dengan kata lain tuntas hanya 14 siswa dari 32 siswa. Sedangkan siswa yang tidak tuntas 18 siswa dari 32 siswa. Hal tersebut dapat dikalkulasikan dalam presentase ketuntasan belajar yang secara keseluruhan berjumlah 43 %. Dan hasil demikian, dapat dijadikan pertimbangan dalam perencanaan siklus I.

2. Siklus I

a. Perencanaan (Planning)

(5)

73

1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. RPP yang sudah disusun kemudian divalidasikan kepada dosen ahli yang sekaligus berperan sebagai validator. Setelah dokumen RPP divalidasi, RPP siap ditunjukkan kepada guru mata pelajaran atau guru kolaborator untuk dipelajari. RPP kemudian dipergunakan sebagai perangkat pembelajaran dari tindakan yang akan dilakukan.

2) Membuat instrumen penelitian non tes dan media gambar. Peneliti membuat instrumen non tes dan media gambar terlebih dahulu sebelum pembelajaran dilaksanakan. Instrumen penelitian dan media gambar yang sudah disusun serta dibuat kemudian divalidasikan kepada dosen ahli yang bertugas sebagai validator.

3) Menyusun dan mempersiapkan instrumen lembar observasi. Observasi dilakukan terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi yang disiapkan meliputi observasi aktifitas guru dan siswa yang sudah divalidasi oleh dosen ahli.

b. Tindakan (Acting)

Siklus 1 dilakukan dalam satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Kegiatan belajar mengajar dimulai pada pagi hari tepat di hari jum’at, 2 Desember 2016 pukul 07.00 sampai 08.15. Peneliti bertindak sebagai pelaksana sedangkan guru sebagai observer. Mata pelajaran yang dilakukan perbaikan adalah Bahasa Indonesia dengan standar kompetensi menulis permulaan melalui kegiatan

(6)

74

melengkapi cerita dan dikte dengan kompetensi dasar melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat.

Ketika guru memasuki ruangan, siswa yang tadinya berlarian dan suasana kelas tidak kondusif,bergegas duduk tertib pada tempat duduknya masing- masing dan memulai pelajaran dengan membaca surat al fatihah beserta surat-surat pendek. Karena guru yang memasuki kelas berbeda dengan guru mata pelajarannya, berakibat kepada sikap siswa yang bingung dan bertanya-tanya. Namun, ketika guru tersebut menjelaskan tujuan kedatangannya untuk mengajar, respon siswa-siswi kelas II sangat antusias dan gembira.

Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru mengucapkan salam dan siswa menjawabnya dengan semangat. Dilanjutkan dengan menanyakan kabar siswa. Siswa menjawab, alhamdulillah, luar biasa, allahu akbar, bersemangat. Namun, dalam satu kelas masih dijumpai beberapa siswa yang kurang bersemangat seperti jawaban salamnya. Akhirnya, guru menambahkan variasi dengan alhamdulillah, luar biasa, allahu akbar, kelas dua ceria dan mulia dengan iringan gerakan yang khas.

Guru : Assalamualikum warahmatulllahi wabarakatuh Siswa-Siswi : Waalaikumsalam warahmatulllahi wabarakatuh Guru : Bagaimana kabar kalian hari ini anak-anak ?

Siswa : Alhamdulillah, luar biasa, allahu akbar, bersemangat. Guru : Bersemangat? tapi ibu menemui ada beberapa teman

(7)

75

kalian yang tidak bersemangat.Hari masih pagi, nak. Setelah ini, masih terdapat pelajaran lain yang harus

kalian pelajari. Jadi tidak boleh lemes ya, harus bersemangat. Bagaimana bila ibu ganti seperti ini. Alhamdulillah, luar biasa, allahu akbar, kelas dua ceria dan mulia.

Siswa-siswi mengikuti perintah guru dan mereka bersemangat untuk menirukan jawaban salam yang telah divariatifkan.

Guru : Sebelum pelajaran hari ini dimulai, mari kita berdoa bersama-sama agar pembelajaran hari ini berjalan dengan lancar dan bermanfaat.

Seisi kelas tenang dan siswa-siswi menunduk takzim untuk berdoa. Selanjutnya guru mengabsen kehadiran siswa. Guru mulai bertanya jawab tentang kegiatan apa yang dilakukan siswa seusai pulang sekolah. Ada yang menjawab bermain, tidur, menonton televisidan mengaji.

Guru memberi stimulus dengan sebuah pertanyaan tentang permainan apa saja yang pernah dilakukan oleh siswa. Kemudian, guru menunjuk beberapa siswa untuk menjawab dan menyebutkanya. Guru meminta salah satu siswa untuk menceritakan pengalamannya dalam bermain.

(8)

76

Gambar 4.1

Guru Menanyakan Kabar dan Mengabsen Siswa

Kemudian guru memotivasi siswa dengan mengatakan bahwa bermain harus bersifat positif dalam artian baik dan harus menjaga tidak boleh bertengkar, harus menjaga kerukunan antar teman yang usianya baik lebih tua maupun lebih muda. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran, meliputi: tata cara penggunaan model Word Square berbantuan media gambar, yang bertujuan agar siswa dapat menulis cerita dengan menyenangkan, tidak membosankan dan mudah memahami isi cerita tanpa harus membacanya secara berulang- ulang atau menghafalkan.

Guru memberikan materi tentang permainan dan jenis-jenis permainan yang dimainkan oleh anak-anak di lingkungan rumah, seperti layang-layang, kelereng, petak umpet, ular seribu, boneka, sepak bola dan lain sebagainya. Dilanjutkan, mengelompokkan permainan-permainan tersebut kedalam permainan-permainan tradisional atau modern.

(9)

77

Gambar 4.2

Rasa Ingin Tahu Siswa Terhadap Media Gambar Seri (Bermain Layang-Layang) yang di Pasang di Papan Tulis

Guru mereview materi penulisan huruf kapital yang baik dan benar serta sesuai dengan EYD, yang telah dibelajarkan pada bab sebelumnya. Guru bertanya jawab kepada siswa dengan pertanyaan permainan manakah yang lebih kalian sukai? Tradisional atau modern?

Setelah itu, guru memasang media gambar seri di papan tulis bertemakan permainan dengan judul bermain layang-layang, diikuti membagikan lembar kerja siswa berupa teks bacaan dengan beberapa kata yang sengaja dihilangkan(bertujuan agar siswa menjawab serta mengisi kata yang hilang menggunakan jawaban yang telah disediakan dalam bentuk Word Square atau kotak acak).

Langkah selanjutnya,siswa-siswi diminta menemukan beberapa kata yang hilang pada kotak acak dan menggaris atau mengarsir tebal. Tidak sebatas menemukan saja, mereka menuliskan kembali pada teks bacaan yang semula hilang dengan tulisan yang baik dan benar, sehingga menjadi bacaan yang utuh dan padu.

(10)

78

Guru memfasilitasi siswa dengan hanya membacakan teks bacaan yang masih rumpang. Secara individu, siswa diminta mencocokkan media gambar yang telah terpasang di papan tulis dengan teks bacaan rumpang yang telah tersedia di masing- masing lembar kerja dan mengisinya.

Gambar 4.3

Suasana Siswa Mengerjakan Lembar Kerja dengan Model Kotak Acak Atau Word Square

Mulanya siswa tidak mengerti dan kebingungan bahkan memutuskan untuk menyerah dan putus asa tidak selera mengerjakan. Akan tetapi, setelah guru memberikan satu contoh dan menjelaskan bagaimana langkah- langkah dalam mengerjakan serta menyelesaikan lembar kerja tersebut, siswa sangat senang bahkan menganggap bahwa menulis suatu cerita tidak seperti yang mereka bayangkan.Menulis permulaan sangatlah mudah, tidak membosankan, hingga isi dari cerita tersebut dapat dipahami dengan mudah.

(11)

79

Gambar 4.4

Guru Mengecek Pekerjaan Siswa

Guru: Sebelumnya, pernahkah kalian menulis cerita? Mifzal: Pernah, Bu. Cerita tentang liburan ke taman safari.

Sasha: Tapi menulis ceritanya tidak seperti ini, bu. Kami, menulis cerita bersama-sama dengan bimbingan guru. Pernah juga bu, kami menulis cerita tentang kegiatan yang dilakukan di hari minggu. Zahid: Tapi, agak sedikit susah, Bu. Kami tidak bisa cerita dengan

lancar dengan kata-kata yang banyak.

Guru juga memeriksa satu persatu pekerjaan siswa. Setelah mereka selesai mengerjakan, guru meminta siswa-siswi mengumpulkan hasil pekerjaannya di bangku guru. Guru menunjuk dua siswa perwakilan untuk membacakan hasil pekerjaannya. Setelah itu, siswa yang lain memberikan apresiasi dengan tepuk tangan.Langkah selanjutnya, guru bertanya jawab untuk mengecek pemahaman siswa tentang cerita yang tertulis pada cerita tersebut.

(12)

80

Sebagai kegiatan penutup dan akhir, guru melakukan refleksi terhadap materi yang telah disampaikan, serta me lakukan kesimpulan.

Guru juga melakukan penginstruksian kepada siswa agar

mempersiapkan diri untuk mengikuti pembelajaran selanjutnya. c. Observasi (Observing) dan Analisis Data

Berikut ini akan dipaparkan data hasil observasi yang dilakukan pada siklus I. Sesuai dengan yang direncanakan, observasi yang dilakukan adalah terhadap guru selama pembelajaran.

1) Observasi aktivitas guru siklus I

Tabel 4.2

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

No Aspek yang diamati Nilai

I Persiapan 1 2 3 4

Persiapan guru dalam mengajar √

Mempersiapkan perangkat pembelajaran (RPP), instrumen observasi

√ Mempersiapkan model pembelajaran dan

media gambar

II Pelaksanaan

Kegiatan Awal

 Guru memberi salam √

 Guru menanyakan kabar √

 Guru mengabsen siswa √

 Guru memberikan apersepsi √

 Guru memberi motivasi siswa √  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √ Kegiatan Inti

 Guru menjelaskan materi ajar seputar permainan yang ada di lingkungan rumah

√  Guru bertanya jawab dengan siswa

tentang permainan yang ada di lingkungan rumah masing-masing siswa.

 Guru mereview atau mengulas kembali materi penulisan yang baik dan benar sesuai dengan EYD dalam menulis huruf kapital.

(13)

81

 Guru meminta siswa mengamati gambar berseri tentang permainan di papan tulis.

√  Guru memberikan lembar kerja berupa

cerita dengan paragraf yang masih rumpang. Serta jawaban yang tersedia dengan model word square.

 Guru memberikan bagaimana cara mengisi lembar kerja tersebut.

√  Guru membimbing dan memfasilitasi

siswa dengan membacakan teks narasi yang berbentuk penggalan paragraf

 Guru meminta siswa mengisi penggalan paragraf dengan opsi jawaban yang telah tersedia dan berbentuk acak kata (word

square)

 Guru meminta siswa menyusun jawaban berupa acak kata tersebut menjadi kata yang utuh

 Guru menunjuk beberapa siswa untuk membacakan cerita beserta jawaban dari pekerjaannya

 Guru meminta siswa yang lain untuk membacakan cerita dan mengutarakan jawabannya atau memberikan apresiasi terhadap teman yang telah membacakan jawabannya

 Guru memberikan evaluasi √  Guru mengecek pemahaman siswa dengan

bertanya seputar materi yang telah diajar.

√ Kegiatan Penutup

 Guru melakukan refleksi √

 Guru melakukan penyimpulan √

 Guru mengajak siswa berdoa √

 Guru mengucapkan salam penutup √ III Pengeelolaan Waktu

 Ketepatan waktu dalam belajar mengajar. √  Ketepatan memulai dan menutup

pelajaran.

 Kesesuaian dengan RPP. √

Jumlah Skor 77

Nilai Akhir = Skor perolehan x 100 Skor maksimal

= 77 x 100 = 66,3 116

(14)

82

Hasil observasi aktivitas guru secara keseluruhan dalam kegiatan belajar mengajar yang diperoleh pada siklus pertama tergolong cukup dengan skor perolehan 77 dan nilai akhir 66,3 (cukup) sedangkan skor idealnya adalah 116. Selama proses pembelajaran masih terdapat beberapa aspek dengan nilai 1 yang berarti tidak baik, seperti kegiatan guru meminta siswa yang lain membacakan cerita, guru meminta siswa menyusun jawaban menjadi paragraf yang utuh, menyampaikan tujuan pembelajaran dan mereview materi EYD.

Akan tetapi, secara keseluruhan dari proses pembelajaran berlangsung guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik, dengan ditunjukkannya beberapa aspek yang mendapat skor 3 dan 4.

2) Observasi aktivitas siswa siklus I

Dibawah ini akan dipaparkan data hasil observasi siswa yang dilakukan pada siklus I.

Tabel 4.3

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

No. Aspek yang diamati Nilai

I Persiapan 1 2 3 4

 Persiapan fisik siswa dalam mengikuti pembelajaran

√  Persiapan perlengkapan belajar. √  Persiapan performansi siswa √

(15)

83

II Pelaksanaan a. Kegiatan awal

 Siswa menjawab salam √

 Siswa menjawab kabar hari ini √  Siswa merespon ketika di absen √  Siswa merespon apersepsi guru √  Siswa mendengarkan guru

menyampaikan tujuan pembelajaran √ b. Kegiatan inti

 Siswa men jawab pertanyaan guru tentang perma inan yang ada di lingkungan rumah masing-masing siswa

 Siswa me lihat ga mbar berseri yang telah dipersiapkan oleh guru di depan kelas.

 Siswa diberi le mbar kerja berupa cerita dengan paragraf yang masih rumpang. Se rta ja waban yang sudah tersedia dengan model Word

Square

 Siswa mendengarkan guru bagaimana mengisi le mba r ke rja tersebut.

 Siswa melengkap i cerita berupa paragraf ru mpang dengan mencocokkan ga mbar yang ada di papan tulis.

 Siswa mengisi jawaban dengan kata-kata acak yang telah disediakan di kotak acak (Word

Square)

 Siswa mengerjakan le mba r ke rja berupa paragraf ru mpang sampai paragraf tersebut terangkai menjadi sebuah cerita yang utuh dan padu.

 Siswa mengumpulkan le mbar kerjanya di depan kelas.

√  Beberapa siswa me mbaca kan

jawaban dan hasil peke rjaannya, sementara siswa yang la in memberikan apresiasi

 Siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari

√  Beberapa siswa menja wab

pertanyaan guru seputar pelajaran yang telah di belajarkan

(16)

84

c. Kegiatan akhir

 Siswa mengikuti berdoa untuk menutup pelajaran

√  Siswa mennjawab salam penutup √

Jumlah Skor 50

Nilai Akhir = Skor perolehan x 100 Skor maksimal

= 50 x 100 = 59,5 84

Hasil observasi siswa dalam berpartisipasi dan mengikuti pembelajaran pada siklus I diperoleh skor perolehan 50 dengan nilai akhir 59,5 (tidak baik) dengan kata lain termasuk dalam level rendah dan sangat memungkinkan untuk diadakannya perbaikan. Sedangkan skor idealnya adalah 84.

Dari hasil penelitian dapat, disimpulkan bahwa ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki yaitu: (1) siswa yang kurang antusias membacakan hasil pekerjaan atau lembar kerjanya di depan kelas, (2) Kurangnya siswa dalam mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru, (3) hanya beberapa siswa yang mampu menyimpulkan materi dari pembelajaran yang telah terjadi (4) beberapa siswa yang performansinya kurang, mengingat mereka masih belum terbiasa dengan model pembelajaran Word Square berbantuan media gambar.

Berikut ini merupakan data hasil observasi yang dilakukan pada siklus I. Sesuai dengan yang direncanakan, observasi yang dilakukan yakni terhadap keterampilan menulis cerita oleh siswa

(17)

85

pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan model pembelajaran Word Square berbantuan media gambar. Adapun data nilai hasil belajar pada siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4

Nilai Keterampilan Menulis Cerita Pada Siklus I No. Nama Siswa Aspek yang dinilai Jumlah

Skor Nilai Akhir Ket. 1 2 3 4 1. DGP 2 2 4 2 10 58 TT 2. EPS 3 3 4 2 12 72 T 3. RINA 4 4 4 3 15 93 T 4. KPK 2 2 3 1 8 44 TT 5. MRFF 4 3 4 3 14 86 T 6. ABRS 4 4 4 2 14 86 T 7. SLN 3 3 4 2 12 72 T 8. JA 4 3 4 2 13 79 T 9. AFF 2 2 3 1 8 44 TT 10. FNCV 4 4 4 2 14 86 T 11. RPP 3 3 4 1 11 65 TT 12. MRA 3 3 4 2 12 72 T 13. MZAA 4 4 4 2 14 86 T 14. MSSA 4 4 3 3 14 86 T 15. FAP 3 3 4 2 12 72 T 16. MMA 4 3 4 2 13 79 T 17. MAS 3 3 4 2 12 72 T 18. NLH 4 4 4 3 15 93 T 19. FMAA 2 2 4 1 9 51 TT 20. AK 2 3 3 1 9 51 TT 21. NC 4 4 4 3 15 93 T 22. LNNN 4 4 4 3 15 93 T 23. NAS 2 2 4 1 9 51 TT 24. NAMW 3 3 4 2 12 72 T 25. FNF 2 2 3 1 8 44 T 26. NSP 4 4 4 3 15 93 T 27. ARP 3 3 4 2 12 72 T 28. NM 2 2 3 1 8 44 TT 29. SS 2 2 3 1 8 44 TT 30. CPR 2 2 4 3 11 65 TT 31. MWMA 2 2 4 2 10 58 TT 32. MA 2 2 3 1 8 44 TT Jumlah 2,220 Keterangan:

(18)

86

T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Nilai rata-rata non tes siswa = ̅ =

= 69,3

Jumlah siswa yang tuntas = 20

Presentase Ketuntasan = Jumlah Siswa yang Terampil x 100% Keterampilan Menulis Jumlah Siswa

=

x 100% = 62,5 %

Dari tabel 4.5 dapat dijelaskan bahwa penerapan model pembelajaran Word Square berbantuan media gambar dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada aspek keterampilan menulis cerita di siklus I, diperoleh nilai rata-rata non tes siswa 69,3. Hal ini menunjukkan bahwa skor tersebut berada pada kategori cukup dan masih dapat di tingkatkan kembali. dan ketuntasan keterampilan menulis mencapai 62,5 % dengan jumlah siswa yang tuntas dan terampil menulis sebanyak 20 siswa. Hasil demikian, menunjukkan bahwa secara klasikal nilai yang dapat dicapai siswa belum tuntas karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 hanya sebesar 62,5 % sangat lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 80%.

Dari perolehan persentase ketuntasan menulis cerita di atas, menurut tabel tingkat keberhasilan menulis cerita menunjukkan bahwa keterampilan siswa dalam menulis cerita masih berada pada kategori cukup. Kegiatan pembelajaran menulis cerita yang

(19)

87

sebelumnya berada pada level dibawah presentase 50%, setelah menggunakan model pembelajaran Word Square berbantuan media gambar cukup mengalami peningkatan terhadap keterampilan menulis cerita siswa kelas II. Ini terbukti dengan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga hasil kerja siswa dalam menulis cerita meningkat daripada pra siklus. Tidak hanya itu, pembelajaran yang melibatkan media gambar, membuat mereka senang dan tidak jemu. Hal yang lain dibuktikan dengan cerita yang diajarkan sesuai dengan permainan yang ada di lingkungan rumah.

Karena presentase ketuntasan masih belum mencapai yang ditentukan peneliti yaitu 80% maka penelitian ini masih akan dilanjutkan pada siklus II.

d. Refleksi (Reflecting)

Mengacu pada hasil pengamatan yang dilakukan, peneliti menemukan beberapa hal yang menjadi penyebab belum berhasilnya siklus I. Kendala pertama yang terjadi pada siklus I yaitu siswa belum terbiasa dengan penerapan model pembelajaran Word Square berbantuan media gambar. Kedua, penjelasan tentang penulisan huruf kapital sesuai dengan EYD kurang ditekankan. Sehingga, menyebabkan beberapa siswa kurang paham menggunakan bahasa Indonesia dan pemakaian huruf kapital yang baik dan benar.

(20)

88

Ketiga, pengelolaan kelas kurang mendapat perhatian, karena masih terdapat beberapa siswa yang kurang memperhatikan dan asyik ngobrol sendiri. Keempat, siswa masih malu- malu dalam membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas dan menyimpulkan materi yang di belajarkan. Kelima, meskipun telah menggunakan media gambar, akan tetapi gambar yang digunakan menggunakan warna yang kurang jelas. Seperti pada warna gambar layang- layang, awalnya siswa mengiranya warna ungu, namun kemudian setelah diamati lebih jelas warnanya biru. Dari hal ini, beberapa siswa ada yang tidak mengisi pada penggalan kata, karena takut salah. Keenam, Media gambar yang disajikan sangat sedikit, sehingga beberapa siswa mengalami kesulitan dalam mengisi.

Untuk memperbaiki pembelajaran siklus I, peneliti dan guru kolaborator menyepakati, bahwa pada siklus berikutnya proses pembelajaran akan lebih ditingkatkan. Upaya yang dilakukan yakni dengan cara guru akan memberikan motivasi dan penjelasan yang lebih mengasikkan untuk menarik minat siswa agar lebih aktif dalam menulis cerita sesuai dengan model pembelajaran Word Square berbantuan media gambar. Tidak hanya itu, guru juga berusaha mengondisikan kelas dan juga memotivasi siswa agar tidak malu- malu lagi dalam membacakan hasil kerjanya di depan kelas. Meminimalisir suasana kelas menjadi bosan dan mengantuk, maka peneliti dan guru kolabotor menyepakati untuk merubah cerita pada pembelajaran di siklus II.

(21)

89

3. Siklus II

a. Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan siklus II, peneliti dan guru kolaborator melakukan persiapan untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I. perencanaan yang diilakukan adalah sebagai berikut:

1) Peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran yakni RPP yang sudah diperbaiki berdasarkan kendala yang ditemui pada siklus I.

2) Menyiapkan lembar observasi yang meliputi, observasi guru dan siswa.

3) Menyiapkan lembar kerja siswa (instrument non tes) siklus II. Lembar kerja siswa yang diberikan pada siklus II masih tetap yang sama dengan siklus I yakni berupa penggalan wacana yang kemudian akan diisi dengan model word square. Cerita yang akan dibelajarkan juga berbeda dengan cerita yang ada pada siklus I 4) Menyiapkan media gambar yang berbeda dengan media gambar di

(22)

90

Gambar 4.5

Diskusi Perencanaan Pembelajaran Sebelum Siklus II

b. Pelaksanaan (Acting)

Pembelajaran dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 2016 dimulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 08.10. Pelaksanaan siklus II mengacu pada perencanaan yang telah dilakukan dengan memperhatikan kendala yang dialami pada siklus I. Diharapkan pelaksanaan siklus II bisa memperbaiki kekurangan yang terdapat pada siklus I. Peneliti dan guru kolaborator mengaplikasikan RPP seperti yang telah diperbaiki. Serta menyiapkan media tambahan berupa gambar- gambar dari sebuah cerita bertemakan permainan yang akan dipelajari. Cerita serta media gambar pada siklus II berbeda dengan yang terdapat pada siklus I.

Berikut langkah- langkah kegiatan pembelajaran pada pelaksanaan siklus II:

(23)

91

Pada kegiatan awal guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam. Dengan serentak semua siswa menjawab salam dari guru. Siswa diajak berdo’a untuk mengawali kegiatan pembelajaran. Setelah berdo’a, untuk mengondisikan siswa agar lebih siap dalam menerima pelajaran guru terlebih dahulu mengecek kehadiran siswa. Semua siswa masuk pada hari tersebut. Selanjutnya guru menanyakan kabar siswa, dengan semangat dan serentak semua siswa menjawab “Alhamdulillah, luar biasa, Allahuakbar, kelas dua ceria dan mulia.”

Gambar 4.6

Guru Melakukan Apersepsi dan Kegiatan Awal Pembelajaran

Akan tetapi, masih ditemui beberapa siswa yang sibuk mengobrol dengan teman sebangkunya, bermain kertas dan jalan-jalan tidak mau duduk ditempatnya. Akhirnya guru mengajak siswa melakukan tepuk warna, dimana warna-warna tersebut terdiri dari warna merah, kuning,

(24)

92

hijau dan putih. Warna merah tepuk 1 kali, warna kuning tepuk 2 kali, warna hijau tepuk 3 kali dan tepuk putih tepuk setengah.

Setelah itu, guru melanjutkan dengan kegiatan apersepsi, dimana di dalam kegiatan ini guru bertanya jawab dan mengulas kembali kepada siswa tentang pelajaran yang telah dibelajarkan pada siklus pertama dan siswa merespon aktif pertanyaan yang diberikan oleh guru. Siswa sangat bersemangat mengacungkan tangan dan berebut untuk ditunjuk

menjawab soal. Selanjutnya guru menginformasikan materi

pembelajaran hari ini dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

Gambar 4.7

Guru Mereview Materi Huruf Kapital dan Rasa Keingin tahuan Siswa yang Tinggi Terhadap Media Gambar

Pembelajaran dilanjutkan pada kegiatan inti. Pada kegiatan ini ada tiga komponen pembelajaran yakni eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, guru kembali mengajak siswa menyebutkan macam- macam permainan yang sering dilakukan dirumah. Kemudian, guru mengaitkan beberapa permainan tersebut dengan permainan yang

(25)

93

sering mereka lakukan di sekolah ketika waktu istirahat. Beberapa siswa mengemukakan bahwa banyak sekali permainan yang awa lnya mereka permainkan di rumah menjadi dimainkan di sekolah ketika waktu istirahat, seperti halnya permainan kelereng, lompat tali, bentengan dan lain sebagainya.

Gambar 4.8 Media Gambar Siklus II

Langkah selanjutnya, guru juga mengulas tentang materi penulisan EYD dan huruf capital yang baik dan benar. Hal ini dilakukan hasil refleksi, evaluasi dan koreksi dari siklus pertama. Respon siswa aktif dan sangat mengenal bahwa huruf kapital digunakan untuk nama orang dan nama kota sesuai seperti muatan materi yang telah diajarkan pada materi sebelumnya.

Di kegiatan elaborasi, guru mulai menempelkan media gambar dengan gambar yang berbeda dari siklus pertama. Kemudian membagikan lembar kerja siswa yang sa ma modelnya masih serupa

(26)

94

akan tetapi wacana dan kandungan ceritanya sudah jauh berbeda dari cerita di siklus pertama (tentang bermain layang- layang). Siswa-siswi sangat senang dan terkejut senang, karena gambar yang tersedia lebih banyak dam menarik mata. Sehingga mereka berkerumun di depan kelas, berebut membantu guru memasangkan gambar.

Gambar 4.9

Suasana Siswa Sedang Mengerjakan Lembar Kerja

Untuk mengondisikan agar siswa kondusif dan tertib kembali, guru pun mengajak siswa tepuk warna. Selanjutnya guru membagikan LK kepada masing- masing siswa. Pada siklus II ini, siswa sudah terbiasa dengan skenario dan langkah-langkah mengisi serta mengerjakannya. Tanpa menunggu isntruksi lebih lanjut dari guru, siswa melakukan kegiatan sesuai yang tertulis pada LK. Guru lebih sedikit membimbing siswa dalam membacakan teks cerita, siswa sendiri yang berinisiatif membaca secara bersama-sama sambil memperhatikan gambar yang sudah terpasang di papan tulis. Guru juga memeriksa satu persatu

(27)

95

pekerjaan siswa. Setelah mereka selesai mengerjakan, mereka langsung mengumpulkan di meja guru.

Apabila pada pembelajaran sebelumnya, guru dengan sesuka hati menunjuk siswa untuk membacakan hasil pekerjaannya, maka pada siklus kedua ini, guru menginovasi pembelajaran dengan menghadirkan sebuah permainan bola berantai atau bola menggelinding. Guru mengambil gulungan kertas yang berbentuk bola dan diibaratkan sebagai bola. Bola dimainkan atau diayunkan kepada satu anak ke anak yang lain sambil menyanyikan sebuah lagu.

Ketika lagu sudah habis, barang siapa anak yang memegang gelindingan bola tersebut, maka dia lah yang maju ke depan kelas untuk membacakan hasil pekerjaan temannya. Kegiatan ini berlangsung empat kali dengan lagu yang berbeda-beda. Lagu naik delman, bintang kecil, pelangi dan balonku, sehingga empat terdapat siswa yang maju di depan kelas dan membacakan hasil pekerjaan temannya.

(28)

96

Gambar 4.10

Siswa Membacakan Hasil Kerjanya di Depan Kelas

Pada kegiatan penutup, guru mengajak siswa untuk merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru memberikan penguatan materi yang diajarkan. Kegiatan diakhiri dengan berdo’a bersama, dan guru mengucapkan salam untuk menutup kegiatan pembelajaran.

Gambar 4.11

Lembar Kerja Siswa Siklus II

c. Pengamatan (Observing) dan Analisis Data

Berikut ini adalah data hasil observasi yang dilakukan pada siklus II. Sesuai dengan yang direncanakan, observasi yang dilakukan adalah terhadap aktivitas guru selama pembelajaran.

1) Observasi Aktivitas Guru Siklus II

Tabel 4.5

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II

No Aspek yang diamati Nilai

I Persiapan 1 2 3 4

Persiapan guru dalam mengajar √

Mempersiapkan perangkat pembelajaran (RPP), instrumen observasi

√ Mempersiapkan model pembelajaran dan √

(29)

97

media gambar II Pelaksanaan

a. Kegiatan Awal

 Guru memberi salam √

 Guru menanyakan kabar √

 Guru mengabsen siswa √

 Guru memberikan apersepsi √

 Guru memberi motivasi siswa √  Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

√ Kegiatan Inti

 Guru bertanya jawab dengan siswa tentang permainan yang ada di lingkungan rumah masing-masing siswa yang sering dimainkan di lingkungan sekolah ketika waktu istirahat.

 Guru member wawasan kepada siswa tentang permainan jejak seribu

√  Guru mereview atau mengulas kembali

materi penulisan yang baik dan benar sesuai dengan EYD dalam menulis huruf capital.

 Guru meminta siswa mengamati gambar berseri tentang permainan di papan tulis.

√  Guru memberikan lembar kerja berupa

cerita dengan paragraf yang masih rumpang. Serta jawaban yang tersedia dengan model word square.

 Guru memberikan bagaimana cara mengisi lembar kerja tersebut.

√  Guru membimbing dan memfasilitasi

siswa dengan membacakan teks narasi yang berbentuk penggalan paragraf

 Guru meminta siswa mengisi penggalan paragraf dengan opsi jawaban yang telah tersedia dan berbentuk acak kata (word

square)

 Guru meminta siswa menyusun jawaban berupa acak kata tersebut menjadi kata yang utuh

 Guru melakukan sebuah ice breaking (bola berantai) yang bertujuan untuk memilih siswa yang akan membacakan hasil kerjanya di depan kelas.

 Guru menunjuk beberapa siswa untuk membacakan cerita beserta jawaban dari pekerjaannya

(30)

98

 Guru meminta siswa yang lain untuk membacakan cerita dan mengutarakan jawabannya atau memberikan apresiasi terhadap teman yang telah membacakan jawabannya

 Guru memberikan evaluasi √

 Guru mengecek pemahaman siswa dengan bertanya seputar materi yang telah diajar.

√ Kegiatan Akhir

 Guru melakukan refleksi √

 Guru melakukan penyimpulan √

 Guru mengajak siswa berdoa √

 Guru mengucapkan salam penutup √ III Pengeelolaan Waktu

 Ketepatan waktu dalam belajar mengajar. √  Ketepatan memulai dan menutup

pelajaran.

 Kesesuaian dengan RPP. √

Jumlah Skor 105

Nilai Akhir = Skor perolehan x 100 Skor maksimal

= 105 x 100 = 87,5

120

Hasil observasi guru secara keseluruhan dalam mengikuti pembelajaran pada siklus II ini tergolong baik dan mengalami peningkatan dari siklus I. Hal ini bisa dilihat dari perolehan skor yang diperoleh yaitu 105 dengan nilai akhir 87,5 (baik), sedangkan skor idealnya adalah 120. Hal demikian terjadi, karena guru mampu mengkondisikan kelas, menekankan atau mereview materi penulisan huruf kapital yang baik dan benar serta menginovasi media gambar dari yang sebelumnya masih menggunakan gambar sederhana menjadi gambar yang lebih rinci pada siklus II ini.

(31)

99

Proses belajar yang berlangsung juga sudah sesuai dengan langkah-langkah yang terdapat dalam RPP. Selain itu, guru juga lebih siap dalam mengajar. Guru dapat mengatur waktu dengan baik sehingga semua langkah- langkah pembelajaran dapat terlaksana dan guru juga dapat mengkondisikan kelas dengan baik.

2) Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

Berikut ini merupakan data hasil observasi yang dilakukan pada siklus II. Sesuai dengan yang direncanakan, observasi yang dilakukan adalah terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran.

Tabel 4.6

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

No. Aspek yang diamati Nilai

I Persiapan 1 2 3 4

 Persiapan fisik siswa dalam mengikuti pembelajaran

√  Persiapan perlengkapan belajar. √

 Persiapan performansi siswa √

II Pelaksanaan Kegiatan awal

 Siswa menjawab salam √

 Siswa menjawab kabar hari ini √

 Siswa merespon ketika di absen √

 Siswa merespon apersepsi guru √

 Siswa mendengarkan guru

menyampaikan tujuan pembelajaran

√ Kegiatan inti

 Siswa menjawab pertanyaan guru tentang permainan yang ada di lingkungan ru mah masing-masing siswa

 Siswa melihat gambar berseri yang telah dipersiapkan oleh guru di depan kelas.

 Siswa d iberi lembar kerja berupa cerita dengan paragraf yang masih ru mpang. Serta ja waban yang sudah tersedia

(32)

100

dengan model word square

 Siswa mendengarkan guru bagaimana mengisi lembar kerja tersebut.

√  Siswa melengkapi cerita berupa

paragraf ru mpang dengan mencocokkan ga mbar yang ada di papan tulis.

 Siswa mengisi jawaban dengan kata-kata acak yang telah disediakan di kotak acak (word square)

 Siswa mengerjakan lembar kerja berupa paragraf ru mpang sampai paragraf tersebut terangkai menjadi sebuah cerita yang utuh dan padu.

 Siswa mengu mpulkan lembar kerjanya di depan kelas.

√  Siswa yang tertunjuk dari permainan

bola berantai akan me mbaca kan jawaban dan hasil peke rjaan milik temannya, sementara siswa yang la in memberikan apresiasi.

 Beberapa siswa membacakan jawaban dan hasil pe kerjaannya, sementara siswa yang lain memberikan apresiasi

 Siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari

√  Beberapa siswa menjawab pertanyaan

guru seputar pelajaran yang telah di belajarkan

Kegiatan akhir

 Siswa mengikuti berdoa untuk menutup pelajaran

 Siswa mennjawab salam penutup √

Jumlah Skor 80

Nilai Akhir = Skor perolehan x 100 Skor maksimal

= 80 x 100 = 90,9 88

Hasil observasi siswa dalam mengikuti pembelajaran pada siklus II diperoleh skor perolehan 80 dengan nilai akhir 90,9 sedangkan skor idealnya adalah 88. Hal demikian terbukti selama pembelajaran

(33)

101

berlangsung, yakni siswa sudah mulai terbiasa menulis cerita dengan teknik bimbingan gambar dan pe nggalan wacana serta penggunaan model pembelajaran Word Square.

Selain itu media gambar yang disajikan guru juga sudah lebih baik, sehingga berdampak pada hasil yang meningkat dari siklus sebelumnya. Siswa dan siswi mulai antusias dan senang bila membacakan hasil pekerjaan (lembar kerja siswa) di depan kelas, kendati hasil pekerjaan tersebut adalah milik temannya. Pada siklus II ini siswa lebih aktif dan fokus dalam mengikuti pelajaran. Selain itu siswa juga mengikuti semua langkah- langkah pembelajaran dan mengerjakan tugas-tugas dengan baik.

Adapun data nilai hasil keterampilan menulis cerita pada siklus II oleh siswa kelas II MI Hasyim Asy’ari adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7

Nilai Keterampilan Menulis Cerita Pada Siklus II No. Nama Siswa Aspek yang dinilai Jumlah

Skor Nila i Akhir Ket. 1 2 3 4 1. DGP 2 2 4 2 10 58 TT 2. EPS 3 3 3 2 11 65 TT 3. RINA 4 4 4 4 16 100 T 4. KPK 4 4 3 3 14 86 T 5. MRFF 2 2 4 2 10 58 TT 6. ABRS 4 4 3 3 14 86 T 7. SLN 3 3 4 3 13 79 T 8. JA 4 4 4 4 16 100 T 9. AFF 4 3 3 3 13 79 T 10. FNCV 4 4 4 2 14 86 T 11. RPP 3 3 4 3 13 79 T 12. MRA 4 4 3 3 14 86 T 13. MZAA 4 4 3 3 14 86 T 14. MSSA 4 4 3 3 14 86 T 15. FAP 4 4 4 3 15 93 T

(34)

102 16. MMA 4 4 3 3 14 86 T 17. MAS 4 4 4 3 15 93 T 18. NLH 4 4 4 3 15 93 T 19. FMAA 4 4 4 3 15 93 T 20. AK 4 4 3 3 14 86 T 21. NC 4 4 4 3 15 93 T 22. LNNN 4 4 4 4 16 100 T 23. NAS 2 2 4 1 9 51 TT 24. NAMW 4 4 4 4 16 100 T 25. FNF 4 4 4 3 15 93 T 26. NSP 4 4 3 3 14 86 T 27. ARP 4 4 4 4 16 100 T 28. NM 4 4 4 4 16 100 T 29. SS 4 4 4 4 16 100 T 30. CPR 4 4 3 3 14 86 T 31. MWMA 4 4 3 3 14 86 T 32. MA 2 2 4 2 10 58 TT Jumlah 2731 Keterangan: T : Tuntas TT : Tidak Tuntas

Nilai rata-rata non tes siswa = ̅ =

= 85,34

Jumlah siswa yang tuntas = 27

Presentase Ketuntasan = Jumlah Siswa yang Terampil x 100% Keterampilan Menulis Jumlah Siswa

=

x 100% = 84,37 %

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa pembelajaran menulis permulaan sebuah cerita dengan penerapan model pembelajaran word square berbantuan media gambar pada siklus II, diperoleh nilai rata – rata siswa adalah 85,34 dan ketuntasan menulis cerita jika diprosentasikan mencapai 84,37%, dengan jumlah siswa yang tuntas

(35)

103

27. Hasil tersebut menunjukkan bahwa klasikal nilai yang dicapai siswa sudah memenuhi kriteria dari prosentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 80%. Dari perolehan presentase ketuntasan menulis cerita diatas, maka keterampilan menulis cerita yang hakikatnya kategori menulis permulaan ini terkategori baik dan meningkat dari siklus yang pertama.

d. Refleksi (Reflecting)

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada s iklus II, didapatkan hasil keseluruhan dari observasi siswa, observasi aktifitas guru dan hasil dari keterampilan menulis cerita oleh siswa kelas II mengalami peningkatan. Adapun hasil yang diperoleh dalam siklus II yaitu, aktivitas siswa dalam pembelajaran mengalami pe ningkatan dari siklus I, dari skor 50 menjadi 80 pada siklus II. Begitu dengan aktivitas guru yang juga mengalami peningkatan dari perolehan pada siklus I, dari 77 menjadi 105 pada perolehan siklus II.

Peningkatan rata-rata nilai non tes (produk) dari keterampilan menulis cerita siswa juga mengalami peningkatan dari siklus . Pada Siklus I sebesar 69,3 menjadi 85,34 pada Siklus II. Dengan demikian penerapan model pembelajaran Word Square berbantuan media gambar dikatakan berhasil pada keterampilan menulis cerita yang meliputi beberapa aspek diantaranya: kesesuaian cerita dengan gambar,

(36)

104

Ketepatan dalam memilih jawaban pada kotak acak (Word Square), Kerapian tulisan dan Menulis huruf sesuai dengan EYD.

Selain itu, persentase ketuntasan belajar juga meningkat dari siklus pertama, yang mana pada siklus satu perolehan perse ntasenya sebesar 62,5 % sedangkan pada siklus kedua persentasenya sebesar 84,7 %.

B. Hasil, Pembahasan dan Temuan

Kegiatan pembelajaran menulis cerita pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan penerapan model pembelajaran Word Square berbantuan media gambar menunjukkan bahwa pembelajaran ini dapat dilaksanakan dengan baik melalui perbaikan-perbaikan pada setiap siklus. Berdasarkan pengamatan pada pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II diperoleh hasil sebagai berikut.

1. Aktivitas Guru dan Sis wa dalam Kegiatan Belajar Mengajar pada Siklus I dan Siklus II Diperoleh Data Sebagai Berikut:

Pada proses kegiatan belajar mengajar aktivitas guru dan siswa tiap siklus mengalami peningkatan. Nilai akhir pada aktivitas guru meningkat dari 66,3 pada siklus I, menjadi 87,5 pada siklus II. Begitu juga dengan aktivitas siswa, dari 59, 5 meningkat menjadi 90,9.

(37)

105

Gambar 4.12

Diagram Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

2. Keterampilan Menulis Siswa pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Diperoleh Data Sebagai Berikut:

a. Rata-Rata Keterampilan Menulis Cerita

Serupa dengan skor perolehan observasi aktivitas guru dan siswa, untuk rata-rata nilai siswa telah mengalami peningkatan. Dilihat dari Pra Siklus mendapatkan nilai sebesar 63,75 tetapi angka tersebut masih belum mencapai KKM yaitu 70. Lalu pada siklus I me ngalami peningkatan sebesar 69,3. Angka tersebut secara klasikal memang mengalami peningkatan yang tidak teramat drastis. Karena, diketahui pada siklus I perolehan nilai product atau non tes siswa masih belum

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Observasi Aktivitas Guru Observasi Aktivitas Siswa 66,3

59,5

87,5 90,9

(38)

106

memenuhi KKM untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya kompetensi menulis cerita.

Tetapi pada siklus II ini rata-rata nilai siswa mengalami peningkatan dan melebihi nilai KKM. Pada siklus II nilainya adalah 85,34. Dibawah ini adalah diagram dari rata-rata nilai menulis cerita pada kelas II mata pelajaran bahasa indonesia siswa kelas II MI Hasyim Asy’ari, Pacet, Mojokerto.

Gambar Diagram 4.13

Diagram Rata-Rata Keterampilan Menulis Cerita

Dilihat dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa setiap proses pembelajaran bahasa Indonesia kompetensi keterampilan menulis mengalami peningkatan, yaitu dari Pra Siklus ke Siklus I meningkat sekitar 5,55. Meskipun, nilai yang didapat hanya sekitar 69,3 atau masih belum memenuhi KKM, akan tetapi peningkatan sudah tertunjukkan. Peningkatan yang cukup drastis terlihat pada siklus I

0 20 40 60 80 100

Nilai Rata-Rata Keterampilan Menulis Cerita 63,75 69,3

85,34

(39)

107

menuju siklus II, dimana nilai perolehan keterampilan menulis siswa meningkat sebesar 16,04 dengan nilai akhir sebesar 85,34. Pada Siklus II ini rata-rata siswa sudah memenuhi dan melebihi KKM yang ditetapkan.

b. Ketuntasan keterampilan menulis siswa (%)

Pada Pra Siklus, Siklus I, dan siklus II diperoleh data sebagai berikut: Untuk presentase nilai siswa telah mengalami peningkatan . dilihat dari Pra Siklus mendapatkan nilai sebesar 43%. Selanjutnya, pada siklus I mengalami peningkatan yang cukup sebesar 19,5 % dengan presentase hasil belajar sekitar 62,5%. Lalu dari Siklus I ke Siklus II mengalami peningkatan sebesar 21,87 % dengan presentase akhir 84,37%. Pada Siklus II ini presentase nilai siswa sudah memenuhi presentase yang sudah ditetapkan yaitu sekitar 80%.

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%

Presentase Ketuntasan Keterampilan Menulis Siswa 43%

62,50%

84,37%

(40)

108

Gambar Diagram 4.14

Diagram Presentase Ketuntasan Keterampilan Menulis Cerita

Gambar diagram batang 4.13 di atas dapat disimpulkan bahwa persentase ketuntasan keterampilan menulis siswa terdapat peningkatan pada tiap siklusnya, yaitu dengan persentase 43% pada siklus Pra siklus, 62,5 % untuk Siklus I, dan mencapai 84,37 % dan pada siklus II.

c. Hasil Penelitian Peningkatan keterampilan menulis cerita melalui model pembelajaran Word Square berbantuan gambar. Adapun penjelasan tentang peningkatan pada setiap siklus di bawah ini:

Tabel 4.8

Hasil Penelitian Aktivitas Guru dan Siswa No. Aspek Siklus I Siklus II Presentase

Peningkatan 1. Observasi Aktivitas Guru 66,3 87,5 21,2 % 2. Observasi Aktivitas

Siswa

59,5 90,9 31,4 %

Tabel 4.9

Hasil Penelitian Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Model Pembelajaran Word Square Berbantuan Media Gambar No. Aspek Pra

Siklus Sikuls I Persentase Peningkatan Siklus II Presentase Peningkatan 1. Rata-rata Kelas 63,75 69,3 5,55 % 85,39 16.09 % 2. Ketuntasan Belajar 43 % 62,5 19,5 % 84,37 21,87 %

Tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian mengalami peningkatan dalam empat aspek: yakni (1) aspek aktivitas

(41)

109

guru siklus I dan siklus II terjadi peningkatan sebesar 21,2 . (2) aspek akitivitas siswa siklus I dan siklus II juga me ngalami peningkatan sebesar 31,4. (3) aspek rata-rata kelas dari prasiklus ke siklus I ke terjadi peningkatan sebesar 5,55. Lalu dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan sebesar 16,9. (4) aspek ketuntasan belajar dari prasiklus ke siklus I terjadi peningkatan sebesar 19,5%. Lalu dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan persentase sebesar 21,87%.

Pada siklus II nilai siswa mengalami peningkatan karena peneliti memperhatikan kekurangan-kekurangan yang sebelumnya pada siklus tidak maksimal selama pembelajaran dan berusaha memaksimalkan di Siklus II agar pembelajaran lebih maksimal. Hasil penelitian pada siklus II guru lebih aktif membimbing siswa dan mampu mengkondisikan kelas. Siswa juga aktif dalam mengikuti pembelajaran, ketika diberikan tugas mereka melakukan dengan penuh tanggung jawab dan lebih percaya diri dari siklus sebelumnya.

Gambar

Tabel 4.1  Nilai Pra  Siklus Siswa
Tabel 4.1  yang  merupakan  hasil pra siklus dapat disimpulkan  bahawa  keterampilan  menulis  cerita  oleh  siswa  masih  belum  mencapai  hasil  yang  maksimal
Gambar  4.8  Media Gambar  Siklus II
Gambar  diagram  batang  4.13  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  persentase ketuntasan keterampilan  menulis  siswa terdapat peningkatan  pada tiap siklusnya, yaitu dengan persentase 43% pada siklus Pra siklus,  62,5 % untuk  Siklus  I, dan mencapai  84

Referensi

Dokumen terkait

Melihat kondisi dan situasi ini, dimana perusahaan swasta penyedia jasa pengelolaan limbah medis yang telah telebih dahulu memiliki pengalaman dan fasilitas incinerator maka

(2) upaya yang dilakukan oleh aparat kepolisian terhadap tindak pidana pencurian hewan ternak di wilayah hukum Polres Bone kabupaten Bone yaitu: (a) upaya preemtif

Dari prosentase jawaban angket di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar PAI pada aspek akhlak dengan materi sifat-sifat terpuji siswa kelas VII-B sudah mulai naik

Mengacu kepada penelitian dari para ahli komunikasi tersebut, kesimpulan dari teori ini adalah terpaan media mampu mempengaruhi para penonton melewati intensitas menonton yang

permukiman. b) Pusat ini ditandai dengan adanya pampatan agung/persimpangan jalan (catus patha) sebagai simbol kultural secara spasial. c) Pola ruang desa adat yang berorientasi

Hal tersebut didorong oleh terbitnya dua buah buku pada tahun 1860 yakni buku Max Havelaar tulisan Edward Douwes Dekker dengan nama samarannya Multatuli, dan buku

Strategi Pengembangan Tari Topeng Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.. BAB I

Sikap mahasiswa dari ketiga universitas berafiliasi agama menunjukkan persentase sikap responden yang beragam. Responden dari perguruan tinggi berafiliasi agama Islam dan