• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang diperoleh diolah dengan menggunakan teknik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang diperoleh diolah dengan menggunakan teknik"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh diolah dengan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu pengujian validitas dan realibilitas tes, dan teknik statistik berupa analisis data dalam bentuk pengujian normalitas data, homogenitas varians dan pengujian hipotesis hasil belajar.

Data dalam penelitian ini didapatkan dengan membandingkan hasil belajar siswa antara kelas yang mengunakan metode pembelajaran make a match dengan kelas yang menggunakan metode diskusi. Penelitian ini diperoleh hasil penelitian berupa hasil belajar siswa yang didapatkan dengan menggunakan tes evaluasi berbentuk essay. Hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen yang menggunakan metode make a match dengan skor capaian maksimum 100 dan skor capaian minimum 64, nilai rata-rata persentase 86, varians 11,606 dengan 18 siswa yang tuntas dan 3 siswa yang tidak tuntas dari 21 jumlah siswa terdapat pada (lampiran 9).

Sedangkan hasil belajar siswa pada kelas kontrol yang menggunakan metode diskusi dengan skor capaian maksimum 94 dan skor capaian minimum 60, nilai rata-rata persentase 78, varians 7,068 dengan 14 siswa yang tuntas dan 9 siswa yang tidak tuntas dari 23 jumlah siswa terdapat pada (lampiran 10).

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan

(2)

yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dalam proses pembelajaran. Perbedaan tersebut ditunjukan oleh distribusi rata-rata skor hasil belajar pada setiap item tes antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perbedaan ini dapat diketahui dengan membandingkan rata-rata skor hasil belajar siswa pada kegiatan test evaluasi pada setiap item antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dapat dideskripsikan oleh Gambar 6.

Gambar 6. Diagram distribusi rata-rata hasil belajar siswa pada item tes antara kelas yang menggunakan pembelajaran Make a Match dengan kelas yang menggunakan metode diskusi.

Berdasarkan Gambar 6 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata skor hasil belajar siswa pada item soal untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol sangat berbeda.

Perbedaan yang sangat menonjol yaitu pada soal nomor 1 dan nomor 5 untuk kelas eksperimen yakni pada soal nomor 1 tingkat pengetahuan mencapai 84,98 %, hal tersebut dikarenakan pada kelas eksperimen siswa yang mampu menjawab soal benar

84.98

72.69 63.77 64.76

76.64

56.87 77.15

53.70

59.59 50.45

70.25

63.59

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00

1 2 3 4 5 6

Rata-rata skor hasil belajar siswa (%)

Nomor soal

Eksperimen Kontrol

(3)

sebanyak 20 siswa dari 21 jumlah siswa keseluruhan dan untuk soal nomor 5 yaitu soal pemahaman mencapai 76,64 %, hal tersebut dikarenakan pada kelas eksperimen siswa yang mampu menjawab soal benar sebanyak 14 siswa dari 21 jumlah siswa keseluruhan dibandingkan dengan kelas kontrol untuk soal pengetahuan nomor 1 hanya mencapai 77,15 %, hal tersebut dikarenakan siswa yang mampu menjawab soal benar sebanyak 17 dari 23 jumlah siswa keseluruhan dan untuk soal 5 mencapai 70,25%, hal ini dikarenakan siswa yang mampu menjawab soal benar sebanyak 12 dari 23 jumlah siswa keseluruhan dan yang paling unik dalam Gambar 5 yaitu terdapat pada tingkat pengetahuan soal nomor 6 dimana kelas kontrol lebih tinggi daripada kelas eksperimen, hal tersebut dikarenakan siswa yang mampu menjawab benar soal nomor 6 lebih banyak kelas kontrol yakni sebanyak 17 siswa dan juga karena jumlah siswa kelas kontrol lebih banyak dibandingkan dengan kelas eksperimen yang siswanya hanya mampu menjawab benar sebanyak 13 siswa, walaupun demikian hal tersebut tidak berpengaruh terhadap persentase tingkat aspek pengetahuan pada gambar 6.

Untuk rata-rata hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan pembelajaran make a match dan kelas yang menggunakan pembelajaran dengan metode diskusi pada kegiatan tes evaluasi untuk setiap ranah kognitif yang terdapat pada Gambar 7.

(4)

Gambar 7. Diagram distribusi hasil belajar siswa pada kegiatan tes evaluasi pada kelas yang menggunakan pembelajaran Make a Match dan kelas yang menggunakan metode diskusi untuk tiap ranah kognitif.

Berdasarkan Gambar 7 dapat dilihat bahwa pada kegiatan tes evaluasi untuk kelas yang menggunakan pembelajaran make a match untuk tingkat pengetahuan, pemahaman, aplikasi dan analisis lebih tinggi rata-rata hasil belajar tingkat kognitif untuk kelas eksperimen jika dibandingkan dengan kelas kontrol. Dari keempat ranah kognitif di atas, aspek aplikasi yang memiliki persentase yang paling tinggi pada kelas eksperimen yaitu sebesar 72,69% dengan selisih perbedaan dengan kelas kontrol sebesar 18,99%, aspek analisis pada kelas eksperimen dengan persentase sebesar 64,76% dengan selisih perbedaan dengan kelas kontrol sebesar 17,31%, aspek pemahaman pada kelas eksperimen sebesar 70,20% dengan selisih perbedaan dengan kelas kontrol sebesar 5,28% dan aspek pengetahuan pada kelas eksperimen dan

70.92 70.20 72.69

64.76 70.37

64.92

53.70

50.45

Pengetahuan Pemahaman Aplikasi Analisis Rata-rata skor hasil belajar siswa (%)

Aspek kognitif Eksperimen Kontrol

(5)

kontrol dengan persentase tidak berbeda jauh yakni selisih perbedaannya hanya 0,55%.

4.2 Pengujian Prasyaratan Penelitian

Uji persyaratan analisis data tersebut meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Adapun pengujian keduanya dapat dilihat pada lampiran 12 dan 13, uji normalitas dan homogenitas data pada kelas X5 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan kelas X4 dengan menggunakan metode diskusi.

4.2.1 Pengujian Normalitas Data

Pengujian normalitas data untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, pengujian normalitas data ini menggunakan uji Chi-kuadrat dengan kriteria pengujian normalitas data ini adalah terima hipotesis H0 jika X2hitung ≤ X2 (1-α) ) (K-1), dengan X2 (1-α) (K-1), diperoleh dari daftar distribusi nilai persentil untuk dk = (k-1) degan taraf α = 0,05.

Berdasarkan pengujian normalitas data dengan menggunakan persamaan statistika didapatkan hasilnya yang terlampir pada lampiran 12. Dengan hasil perhitungan tersebut, maka diperoleh harga x2 untuk kelas yang menggunakan pembelajaran make a match (kela eksperimen) adalah x2hitung = sedangkan pada kelas yang menggunakan metode diskusi (kelas kontrol) adalah x2hiung = nilai yang ditunjukan ditabel distribusi x2 untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol

(6)

masing-masing adalah x2tabel = 11,070 untuk taraf nyata α = 0,05 dan dk = (k-1). Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol x2 hitung < x2 (0,95)(5). Karena x2hitung ≤ x2(1- α)(K-1). Maka hasil ini menunjukkan bahwa data skor test hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol terdistribusi normal karena x2hitung≤x2tabel.(9,501≤11,070).

4.2.2 Pengujian Homogenitas Varians

Pengujian homogenitas digunakan untuk menegetahui apakah data skor varians kelas perlakuan atau skor variabel homogen atau tidak. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pengujian homogenitas varians ini menggunakan uji Barlett Statistik.

Berdasarkan pengujian homogenitas varians dengan menggunakan persamaan uji Barlett statistik Chi Kuadrat didapatkan hasilnya yang terlampir pada lampiran 13. Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh x2 hitung = 0,141dan nilai yang ditunjukan oleh tabel distribusi x2(1-α) (K-1) adalah x2tabel = 3,841. Hal ini menunjukan bahwa x2hittung ≤ X2

tabel, maka data tersebut homogen. Pengujian homogenitas dihitung bertujuan untuk menentukan teknik uji hipotesis yang akan digunakan karena data homogen maka uji hipotesis yang akan digunakan adalah statistik uji t.

4.2.3. Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang berbunyi: “Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

(7)

make a match dengan kelas yang tidak menggunakan pembelajaran kooperatif tipe make a match pada siswa kelas X MAN Model Gorontalo tahun pelajaran 2011/2012.”

Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunkan uji-t didapatkan hasilnya yang terlampir pada lampiran 14. Berdasarkan perhitungan yang diperoleh thitung = 7,966 dan ttabel = 2,0180 untuk dk = (n1 + n2-2) = 42 dan taraf nyata α = 0,05.

Apabila thitung > ttabel dengan kata lain thitung berada di luar penerimaan hipotesis H0 (H0 ditolak) yang berarti menerima hipotesis alternatif (H1 diterima). Hal ini berarti terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan kelas yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.

4.3 Pembahasan

Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya bahwa tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada 2 kelas yaitu kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan kelas yang diajarkan dengan menggunakan metode diskusi dengan waktu yang sama yaitu 90 menit pelajaran dengan pokok materi yang diajarkan pada kedua kelas juga sama yakni materi hidrosfer yang didefenisikan sebagai daerah perairan yang membentuk

(8)

bumi yang bulat. Jadi perlakuan yang berbeda hanyalah terletak pada metode yang digunakan yaitu untuk kelas eksperimen menggunakan kooperatif tipe make a match yang didefenisikan oleh Lorna dalam bukunya Huda (1994:135) sebagai metode mencari pasangan atau mencocokan kartu dan kelas kontrol menggunakan metode diskusi yang didefenisikan oleh Trianto (2009:121) sebagai proses interaksi antara siswa dan siswa atau siswa dan guru untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali atau memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu.

Pembelajaran pada kelas yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match atau mencari pasangan dilakukan dengan jalan mengelompokan siswa ke dalam 4 kelompok yaitu 2 untuk kelompok peryataan dan 2 untuk kelompok jawaban. Teknik mencari pasangan yang dimaksud disini adalah siswa mencari pasangan kartu yang merupakan pasangan antar peryataan dan jawaban di dalam kelas, setiap siswa dapat berpartisipasi dalam penyelesaian peryataan dan jawaban secara bersama-sama. Siswa yang dapat mencocokan peryataan dan kartu sebelum batas waktu diberi point, dan siswa juga bisa bergabung dengan siswa lain. Sedangkan pada pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi, seperti biasanya guru membagi siswa dalam 2 kelompok sesuai dengan banyaknya materi yang mau didiskusikan, kemudian guru memberikan sedikit waktu kepada masing-masing kelompok untuk mempelajari materinya masing-masing, setelah waktu yang diberikan selesai masing-masing kelompok diminta untuk memaparkan materinya di depan kelas dan kelompok lain diminta untuk

(9)

memperhatikan dan memberikan tanggapan. Setelah kelompok satu selesai dilanjutkan dengan kelompok lain dan seterusnya sampai selesai.

Dalam penelitian ini, hasil belajar yang diukur yaitu hasil belajar kognitif pada tingkat pengetahuan yang didefenisikan oleh Bloom sebagai ingatan atau hafalan terhadap suatu meteri, kemudian hasil belajar yang diukur yaitu pada tingkat pemahaman yang didefenisikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi yang telah dipelajari ,selanjutnya aspek kognitif yang diukur yaitu pada tingkat aplikasi yang didefenisikan sebagai kemampuan untuk menerapkan dan selanjutnya aspek kognitif yang diukur yaitu pada tingkat analisis yang didefenisikan sebagai usaha untuk bisa menganalisis dan menghubungkan dengan keadaan yang sebenarnya.

Dari hasil yang didapatkan pada penelitian untuk kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match mampu meningkatkan hasil belajar siswa dengan melihat lembar hasi penilaian siswa untuk kelas eksperimen pada lampiran 9 dan data skor hasil belajar siswa pada lampiran 11, yakni jumlah siswa yang tuntas 18 dan dan yang tidak tuntas hanya ada 3 saja.

Dibanding pada kelas kontrol yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match hasil penilaian siswa dapat dilhat pada lampiran 10 yaitu jumlah siswa yang tuntas 14 dan yang tidak tuntas 9 siswa.

Dengan demikian maka dapat dikatakan bahawa hipotesis yang telah dirumuskan “Terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan kelas yang

(10)

tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match”dapat diterima.

Hasil pengujian di atas memberikan gambaran bahwa pembelajaran yang menggunakan tipe make a match memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan siswa yang menerima pelajaran dengan menggunakan metode diskusi hanya memperoleh nilai rata-rata 70% dalam artian bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe make a match akan meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini dikarenakan ada beberapa kelebihan menerapkan teknik make a match yang diantaranya adalah :

a. Setiap siswa dilatih untuk berpikir cepat dan tepat dalam menyelesaikan peryataan dengan benar. Kendala yang dihadapi adalah waktu yang kurang.

Sehingga menyebabkan siswa tidak dapat mencocokan kartu dengan tepat sesuai waktu yang ditentukan. Untuk mengatasi masalah tersebut, siswa harus belajar terlebih dahulu sebelum pelajaran mulai sehingga saat mencocokan kartu dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat waktu.

b. Siswa aktif terlibat dalam menyelesaikan pasangan kartu secara bersama-sama sehingga dapat mengurangi kebosanan siswa selam proses pembelajaran.

c. Siswa lebih bersemangat selama proses pembelajaran. Karena siswa dituntut kerja bersama-sama dengan teman satu kelompok agar dapat menyelesaikan pasangan kartunya teat pada waktunya.

(11)

d. Siswa dituntut untuk mencocokan pasangan kartunya, hal ini dapat merangsang keingintahuan siswa untuk mempelajari materi pelajaran.

Gambar

Gambar  6.  Diagram  distribusi  rata-rata  hasil  belajar  siswa  pada  item  tes                          antara  kelas  yang  menggunakan  pembelajaran  Make  a  Match                   dengan kelas yang menggunakan metode diskusi
Gambar  7.  Diagram  distribusi  hasil  belajar  siswa  pada  kegiatan  tes     evaluasi   pada kelas  yang menggunakan pembelajaran  Make a  Match  dan  kelas  yang  menggunakan  metode  diskusi  untuk  tiap  ranah kognitif

Referensi

Dokumen terkait

Activity diagram dapat pula menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi (Booch, dkk, 2005, pp.. Activity diagram merupakan varian khusus

Pembentukan portofolio optimal dengan model indeks tunggal melalui beberapa langkah, diantaranya dengan menghitung kinerja masing-masing saham untuk menentukan saham

Sedangkan untuk menyatakan suatu model fit, karena hanya ada tiga item pengukuran, dengan sendirinya merupakan model yang just identified, dan merupakan model yang fit sempurna.

Justifikasi : a) Seluruh bahan baku kayu yang diterima sejak izin usaha diterbitkan s.d pelaksanaan audit lapangan (08 Desember 2020 s.d 27 April 2021) dari setiap pemasok telah

Sebanyak 149 sampel susu sapi dan kambing dari peternakan di Bogor telah dilakukan isolasi bakteri asam laktat, dan penapisan terhadap kemampunnya dalam menghambat

permukiman. b) Pusat ini ditandai dengan adanya pampatan agung/persimpangan jalan (catus patha) sebagai simbol kultural secara spasial. c) Pola ruang desa adat yang berorientasi

Konsentrasi K+ dlm larutan tanah merupakan indeks ketersediaan kalium, karena difusi K+ ke arah permukaan akar berlangsung dalam larutan tanah dan kecepatan difusi tgt pada

Sektor perikanan merupakan suatu komoditas yang bernilai bagi suatu negara, mengingat konsumsi ikan di merupakan suatu komoditas yang bernilai bagi suatu negara,