• Tidak ada hasil yang ditemukan

ii:j:4wa KARNTwA Nomorf9., Tahun 2017 BERITA DAERAH PROVINSIJAWA BARAT Nomor 58

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ii:j:4wa KARNTwA Nomorf9., Tahun 2017 BERITA DAERAH PROVINSIJAWA BARAT Nomor 58"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Nomorf9., Tahun 2017

Diundangkan dalam Berita Daerah provinsi Jawa Barat

Nomor ...f9... Tahun 2017 Tanggal29 rratr 2O?

Nomor 58

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT TENTANG

TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN PENGHUBUNG PEMERINTAH DAERAH PROVINSIJAWA BARAT

DAERAH PROVINSI

ii:j:4wA KARNTwA

(2)

Menimbang : a.

b.

Mengingat : 1

.

GUBERNUR JAWA BARAT

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 68 TAHUN 2017

TENTANG

TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT, DAN TATA KERJA BADAN PENGHUBUNG PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

bahwa tugas, pokok, fungsi, rincian tugas unit dan tata kerja

Badan Penghubung, telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 81 Tahun 2016;

bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 45 Tahun 2016 tentang Kedudukan dan Struktur

Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 57 Tahun 2017, sehingga perlu

dilakukan peninjauan kembali Peraturan Gubernur Jawa Barat sebagaimana dimaksud pada pertimbangan huruf a;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur Jawa Barat tentang Tugas, Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Badan Penghubung Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat;

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 4

Juli 1950) jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Jakarta Raya (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1950 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 15) sebagaimana teiah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai

Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 47441 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 20 14 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

6, Tambahan Lembaran Negara Repubiik Indonesia Nomor 5494t:

2.

(3)

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undangl Undang Nomor 9 Tahun 20 15 tentang perubahan -Kedua

ata's

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OI4 tentang pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

4. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 20 14 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 560l);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 20Og tentang Dekonsentrasi

dan Tugas Pembantuan (L,embaran Negara RepuUtit< Indonesia

Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran N.g"r, Republik Indonesia Nomor 48 I 6);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 1g Tahun 2016 tentang perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun i016 NJmor

114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5887);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 20 17 tentang pedoman Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 N.;;;

73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041):

8. Peraturan Daerah provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2016

tentang Pembentukan dan Susunan perangkat Daerah provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah provinsi Jawa Barat Tahun 2o16 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah provinsi .l"r"u gu.ut Nomor 196);

9. Peraturan Daerah provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2017

tentang Penyerenggaraan Urusan pemerintahan Daerah provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah provinsi Jawa Barat Tahun 2017

Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah provinsi Jawa Barat Nomor 211);

1O. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 45 Tahun 2016 tentang

Kedudukan dan Struktur Organisasi perangkat Daerah d:

Lingkungan pemerintah Daerah piovinsi Jawa Baiat (Berita Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 Nomor 45 Seri Oi seUagalrnarra

telah diubah dengan peraturan Gubernur Jawa Barat rvo'mor si

Tahun 2077 tentang perubahan atas peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 45 Tahun 2016 tentang Kedudukan dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat (Berita Daerah pro'Insi Jawa Barat Tahun 2017 Nomor 57);

MEMUTUSKAN:

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT TENTANG TUGAS, POKOK,

FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN

PENGHUBUNG PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT.

Menetapkan

:

(4)

3 BAB I

KETENTUAN UMUM Bagian Kesatu

Definisi Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan:

1 Daerah Provinsi adalah Daerah Provinsi Jawa Barat.

2. Pemerintah Daerah Provinsi adalah Gubernur sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah Provinsi yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi Jawa Barat.

4. Gubernur adalah Gubernur Jawa Barat.

5. Badan adalah Badan Penghubung pemerintah Daerah provinsi Jawa Barat.

6. Kepala Badan adalah Kepala Badan penghubung pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat.

7. Subbagian adalah Subbagian pada Badan penghubung pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat.

B. Subbidang adalah Sub Bidang pada Badan penghubung

Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat.

9. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seseorang pegawai Ne eri

Sipil dalam suatu satuan organisasi yang daiam pelaksanaan

tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.

10. Kebijakan Umum adalah sekumpulan keputusan atau produk hukum daerah yang memuat garis haluan, asas, prinsip, dan pedoman dasar penyelenggaraan suatu urusan, program, kegiatan, atau pekerjaan.

1 1. Kebijakan Teknis adalah sekumpulan keputusan atau produk hukum daerah yang memuat pedoman atau petunjuk teknis atau

petunjuk pelaksanaan suatu urusan, program, kegiatan, atau pekerjaan.

12. Kebijakan Strategis adalah sekumpulan keputusan atau produk

hukum daerah yang memuat pedoman penyelenggaraan suatu urusan, program, kegiatan atau pekerjaan unggulan, dan spesifik.

13. Rencana Strategis yang selanjutnya disebut Renstra adalah dokumen rencana strategis yang membuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategi atau cara mencapai tujuan dan sasaran yang

terdiri dari kebijakan, program dan kegiatan.

(5)

14. Rencana Kerja yang selanjutnya disebut Renja adalah dokumen perencanaan untuk periode i (satu) tahun, yang memuat

kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang

dilaksanakan langsung oleh pemerintah Daerah provinsi -".rprri

yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

15. Rencana Kinerja Tahunan yang selanjutnya disingkat RKT adalah

dokumen rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis yang akan dilaksanakan melalui berbagai kegiatan tahunan.

16. Rencana Kerja Anggaran yang selanjutnya disingkat RKA adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan

kegiatan Perangkat Daerah yang merupakin penjaba"ran dari Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan Rencana Keija perangkat Daerah yang bersangkutan dalam satu tahun anggaran slerta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya.

17. Dokumen Peiaksanaan Anggaran yang selanjutnya disingkat DpA

adalah dokumen yang memuat alokasi anggaran yang disediakan

kepada pengguna anggaran yang bersuhber -darl

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

18. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disingkat DIPA adalah dokumen yang memuat alokasi

""[g"..rl ir".rg

disediakan kepada pengguna anggaran yang bersumber -darl Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

19. Perjanjian Kinerja yang selanjutnya disingkat pK adalah suatu dokumen pernyataan

- kinerja/ kesepakatin kinerja/ perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewu.ludkan- taiget kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oLh instansi.

20.Laporan Akuntabilitas seianjutnya disingkat LKIp berisi pertanggungjawaban

Kinerja Instansi pemerintah yang adalah laporan kinerja tahunan vane kinerja suatu instansi dalam mencapal tuJuan atau sasaran strategis instansi.

2l.Laporan Keterangan pertangungiawaban yang selanjutnya

disingkat LKPJ adalah laporan yang be - a informasi pe.nyelenggaraan pemerintahan Daerah provinsi *.jr_^ I

f

satui tahun anggaran atau akhir masa jabatan yang disampait an-otJ

Gubernur kepada DpRD.

22. L.aporan Penyelenggaraan pemerintahan Daerah yang selanjutnya

disingkat LPPD

-adalah laporan atas p..ry.le.rgg..ar., pemerintahan Daerah p-rovinsi selama 1 (satu) tahun ailgaran berdasarkan Rencana Kerja pembangunan Daerah (RKpDila;;

disampaikan oleh Gubernur kepada pemerintah pusat.

23. Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat LHKASN adalah Laporan uaita x&ayaa" ipa.atu, sipii

Negara di lingkungan pemerintah Daerah provinsi Jawa Barat.

(6)

BAB II

TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA Bagian Kesatu

Badan Pasal 2

(1) Badan mempunyai tugas pokok melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah provinsi

bidang penghubung pemerintahan, meliputi hubungan antar

lembaga, promosi dan informasi serta keprotokolan, yang menjadi kewenangan Daerah provinsi.

(2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan mempunyai fungsi:

a. penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis urusan pemerintahan bidang penghubung pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah provinsi;

b. penyelenggaraan urusan penunjang koordinasi pelaksanaan

urusan pemerintahan dan pembangunan dengan pemerintah pusat;

c. penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Badan; dan

d. penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Bagian Kedua Kepala Badan

Pasal 3

(1) Kepala Badan mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan, membina, mengendalikan, memfasilitasi, pelaksanaan tugas koordinasi, dan menyelengga.rt an tung"i penunjang pelaksanaan urusan pemerintahan bidang penghubu"ng

pemerintahan meliputi ketatausahaan badan, hubungaln antai lembaga, promosi dan informasi serta keprotokolan yan"g menjadi kewenangan Daerah provinsi.

(2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Badan mempunyai fungsi:

a. penyelenggaraan perumusan

penghubung pemerintahan; kebijakan teknis bidang

b. penyelenggaraan pengelolaan hubungan antar lembaga, promosi dan informasi serta keperotokolan;

c. penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Badan; dan

d. penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

(3) Rincian tugas Kepala Badan, yaitu:

a. menyelenggarakan perumusan program kerja Badan;

b. menyelenggarakan

. perumusan kebijakan teknis di bidang

penghubung pemerintahan;

(7)

d.

c. menyelenggarakan fungsi penunjang pelaksanan urusan pemerintahan bidang penghubung pemerintahan, meliputi hubungan antar lembaga, promosi dan informasi sirta

keprotokolan;

menyelenggarakan koordinasi pembinaan, fasilitasi dan pengendalian teknis bidang penghubung pemerintahan;

e. menyelenggarakan pengelolaan data dan informasr serta promosi pembangunan daerah;

f. menyelenggarakan pengelolaan anjungan Daerah

menyelenggarakan penunjang koordinasi urusan pemerintahan oan pembangunan antara pemerintah provinsi dan pemerintah Pusat serta lembaga terkait lainnya di DKI Jakana;

menyelenggarakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan urusan

Pemerintahan Daerah provinsi bidang penghubung pemerintahan;

menyelenggarakan kerja sama dengan Instansi pemerintah

Pusat, Swasta, dan Lembaga terkait lainnya di dalam dan di luar

negeri bidang penghubung pemerintahan;

menyelenggarakan perumusan dan penyampaian bahan saran

pertimbangan mengenai urusan pemerintahan bidang

penghubung pemerintahan sebagai bahan penetapan kebijakai Pemerintah Daerah provinsi;

memimpin seluruh pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan;

menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi badan; dan

menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan rungslnya.

pengadministrasian Badan ;

k T-:iY.l"lqgarakan perumusan bahaan Renstra, Renja, RKT,

RKA, DPA, DIPA dan pK, serta LKIP, LKPJ, LppD, llaporan Harta Kekayaan penyelenggara Negara) LHKPN, aan Lffi<aSN lingkup Badan;

l. menyelenggarakan fasilitasi pelayanan Informasi publik;

m. menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan Sistem

Pengendalian Internal pemerintahanl

n. menyelenggarakan tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan

lingkup Badan;

o. menyelenggarakan perumusan dan penyampaian bahan saran

pertimbangan fungsi penunjang pelaksanaan urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan baerah provinsi bidang penghubung sebagai bahan penetapan kebijakan pemerintafr Daerah Provinsi;

p. menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

Provinsi;

h.

j. menyelenggarakan pembinaan administrasi dan

q.

r.

S.

t.

(8)

7 (4) Badan membawahkan:

a. Subbagian Tata Usaha;

b. Subbidang Hubungan Antar Lembaga;

c. Subbidang Promosi dan Informasi; dan

d. Subbidang Keprotokolan.

Bagian Ketiga Subbagian Tata Usaha

Pasal 4

(1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan administrasi Badan, meliputi perencanaan dan pelaporan, keuangan dan aset, serta kepegawaian dan umum serta

membantu Kepala Badan mengkoordinasikan Subbidane_

Subbidang.

(2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Subbagian Tata Usaha mempunyai fungsi:

a. pelaksanaan koordinasi, menghimpun dan peny.usunan bahan

kebijakan teknis di bidang penunjang koordinasi urusan

pemerintahan dan pembangunan, pemerintahan, yang dilaksanakan oleh Subbidang;

b. pelaksanaan perencanaan dan pelaporan, pengadministrasian keuangan dan aset serta kepegawaian dan umum;

c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Badan; dan

d. pelaksanaan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan rungslnya.

(3) Rincian tugas Subbagian Tata Usaha, yaitu:

a. melaksanakan penyusuna-n program kerja Subbagian Tata Usaha:

b. melaksanakan koordinasi, penyusunan, dan menghimpun bahan kebijakan teknis bidang penghubung pemerintahin;

c. melaksanakan perencanaan dan pelaporarr;

d. melaksanakan pelayanan administrasi keuangan, meliputi penganggaran, penatausahaan, pengelolaan sistem akuntansi, dan pelaporan keuangan Badan, ierta pengelolaan aset Badan;

e. melaksanakan pelayanan administrasi kepegawaian meliputi pengusulan formasi, mutasi, pengembangan karir d"., kompetensi, pembinaan disiplin, serti kesejaiteraan pegawai, serta pensiun pegawai Badan;

f. melaksanakan pelayanan administrasi umum, meliputi

ketatausahaan, kerumahtanggaan, pengelolaan barang/aset,

kehumasan, pengelolaan, dan pelayanan sistem infolmasi,

keprotokolan, serta pengelolaan perpustakaan dan kearsipan

Badan;

(9)

g. melaksanakan penyusunan bahan penataan kelembagaan, dan ketatalaksanaan Badan;

h. melaksanakan koordinasi penyusunan bahan rancangan, dan

pendokumentasian peraturan perundang-undangan lingkup Badan;

i. melaksanakan pengumpulan dan pengolahan bahan Renstra, Renja, RKT, RKA, DPA, DIPA dan pK, serta LKIP, LKPJ, LppD, LHKPN, dan LHKASN lingkup Badan;

j. melaksanakan fasilitasi pelayanan Informasi pubiik;

k. melaksanakan penyusunan bahan, dan pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal pemerintahan

;

1. melaksanakan koordinasi dan mengolah bahan tindak laniut Laporan Hasil Pemeriksaan lingkup Badan;

m. melaksanakan teiaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

n. melaksanakan penyusunan bahan saran pertimbangan mengenai kesekretariatan sebagai bahan penetapan kebijafan Pemerintah Daerah provinsi;

o. melaksanakan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Subbagian Tata Usaha;

p. melaksanakan evaluasi dan pelaporan Subbagian Tata Usaha dan Badan: dan

q. menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Bagian Keempat

Subbidang Hubungan Antar Lembaga Pasal 5

(1) Subbidang Hubungan Antar Lembaga mempunyai tugas pokok melaksanakan hubungan antar lembaga, meliputi "koo.ii.ra"i dengan Pemerintah pusat dan lembaga terkait iainnya di DKi

jakarta.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagarmana dimaksud pada ayat (1), Subbidang Hubungan Antar Limbag, -.-p.l.,yri

fungsi:

a. pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis urusan pemerintahan bidang hubungan antar lembaga;

b. pelaksanaan hubungan antar lembaga;

c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Subbidang Hubungan Antar Lembaga; dan

d. pelaksanaan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan

fungsinya.

(10)

9 (3) Rincian tugas Subbidang Hubungan Antar Lembaga, yaitu:

a. melaksanakan penyusunan program kerja Subbidang Hubungan Antar Lembaga;

b. melaksanaan penJrusunan bahan kebijakan teknis di bidang hubungan antar lembaga pemerintah di DKI Jakarta;

c. melaksanakan koordinasi hubungan antar lembaga;

d. melaksanakan pengelolaan hubungan antar Lembaga, Lembaga kemasyarakatan dan Lembaga terkait lainnya;

e. melaksanakan pengelolaan hubungan antar lembaga pemerintah dan Swasta;

f. melaksanakan monitoring pelaksanaan fungsi penunjang urusan pemerintahan Daerah Provinsi, aspek hubungan antar lembaga;

g. melaksanakan penyusunan bahan tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan Lingkup Subbidang Hubungan Antar Lembaga;

h. melaksanakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

i. melaksanakan penyusunan bahan saran pertimbangan pgngenai hubungan antar lembaga sebagai bahan penetapan kebijakan Pemerintah Daerah provinsi;

j. melaksanakan pengendalian tugas pokok dan fungsi Subbidang Hubungan Antar Lembaga;

k. melaksanakan evaluasi dan pelaporan Subbidang Hubungan Antar Lembaga; dan

l. melaksanakan tugas lain sesuai tugas pokok dan fungsinya.

Bagian Kelima

Subbidang promosi dan Informasi Pasal 6

(i) Subbidang Promosi dan Informasi mempunyai tugas pokok melaksanakan promosi dan informasi, meliputi pengel,olaan data dan informasi, koordinasi dan fasilitasi penyelenggaraan kegiatan promosi potensi dan pembangunan Daerah di Jakarta serta lugas kehumasan Badan.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Subbidang Promosi dan Informasi, mempunyai fungsi:

a. pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis urusan pemerintahan bidang promosi dan informasi;

b. pelaksanaan perencanaan dan fasilitasi promosi dan informasi potensi dan pembangunan Daerah provinsi;

c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Subbidang promosi dan Informasi; dan

d. pelaksanaan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

(3) Rincian tugas Subbidang promosi dan Informasi, yaitu:

a. melaksanakan penyusunan program kerja Subbidang promosi

dan Informasi:

(11)

b. melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis di bidang promosi dan informasi;

c. melaksanakan pengelolaan bahan promosi dan informasi;

d. melaksanakan pengelolaan data serta pelayanan informasi dan promosi potensi dan pembangunan Daerah Provinsi;

e. meiaksanakan koordinasi dan fasilitasi penyelenggaraan kegiatan promosi potensi dan pembangunan Daerah di Jakarta;

f. melaksanakan penataan Anjungan Daerah Provinsi sebagai sLnw uindou Jawa Barat Taman Mini Indonesia Indah;

g. melaksanakan pengolahan data pengunjung Anjungan Jawa Barat Taman Mini Indonesia Indah;

h. melaksanakan fasilitasi kegiatan utorkshop f seminar I

lokakarya dan pergelaran seni budaya daerah di Taman Mini Indonesia Indah;

i. melaksanakan fasilitasi kegiatan pelestarian potensi seni

budaya, pariwisata, dan benda budaya di iaman Mini Indonesia Indah;

j. melaksanakan fasilitasi kegiatan festival, parade, karnaval, dan

lomba seni budaya tingkat nasional di Taman Mini Indonesia Indah;

k. melaksanakan tugas kehumasan Badan;

l. melaksanakan bahan tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan

lingkup Subbidang Promosi dan Informasi;

m. melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan ;

n. meiaksanakan pen5rusunan bahan saran pertimbangan mengenai promosi dan informasi sebagai bahan perumuian kebijakan Pemerintah Daerah provinsi:

o. melaksanakan pengendalian tugas pokok dan fungsi Subbidang Promosi dan Informasi;

p. melaksanakan evaluasr dan pelaporan Subbidang promosi dan Informasi; dan

q. melaksanakan tugas lain sesuai tugas pokok dan fungsinya.

Bagian Keenam Subbidang Keprotokolan

Pasal 7

( 1) Subbidang Keprotokolan mempunyai tugas pokok melaksanakan pelayanan keprotokolan, meliputi penyusunan agenda kegiatan keprotokolan, mekanisme operasional pelayanan keprotofolan, koordinasi, dan fasilitasi pelayanan keprotokolan di DKI Jakarta.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Subbidang Keprotokolan me-pu.ryai fungsi:

a. pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis bidang keprotokolan;

b. pelaksanaan pelayanan keprotokolan;

(12)

11

c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Subbidang Keprotokolan;

dan

d. pelaksanaan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

(3) Rincian tugas Subbagian Keprotokolan, yaitu:

a. melaksanakan pen1rusunan program kerja Subbidang Keprotokolan;

b. melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis urusan pemerintahan bidang pelayanan keprotokolan;

c. melaksanakan pen1rusunan bahan mekasnime operasional pelayanan keprotokolan;

d. melaksanakan koordinasi pelayanan keprotokolan di DKI

Jakarta;

e. melaksanakan fasilitasi pelayanan keprotokoian di DKI Jakarta;

f. melaksanakan operasional kegiatan pelayanan keprotokolan;

g. melaksanakan penJrusunan agenda kegiatan pelayanan keprotokolan;

h. melaksanakan bahan tindak lanjut Laporan Hasil pemeriksaan Lingkup Subbidang Keprotokolan;

i. meiaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan;

j. melaksanakan koordinasi dan penJrusunan bahan saran

pertimbangan mengenai keprotokolan sebagai bahan perumusan kebijakan Pemerintah Daerah provinsi;

k. melaksanakan pengendaliaan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Subbidang Keprotokolan

;

L melaksanakan evaluasi dan pelaporan kegiatan Subbidang Keprotokolan;

m. melaksanakan tugas lain

fungsinya. sesuai dengan tugas pokok dan

Bagian Ketujuh

Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 8

(1) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas pemerintah Daerah provinsi iesuai

dengan keahlian dan kebutuhan.

(2) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsiona-l senior yang ditunjuk.

(4) Jenis dan jenjang Jabatan Fungsional berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(5) Jumlah Tenaga Jabatan Fungsional ditetapkan berdasarkan beban

keria.

(13)

(6) Rincian Tugas Kelompok Jabatan Fungsional ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(7) Pembinaan administratif Kelompok Jabatan Fungsional, diselenggarakan oleh Sekretaris Badan meliputi penilaian dan penetapan angka kredit, usulan kenaikan pangkat, gaji berkala serta pendidikan dan pelatihan.

(8) Hasil pelaksanaan tugas Jabatan Fungsional disampaikan kepada Kepala Badan melalui Subbagian Tata Usaha.

Bagian Kedelapan Tata Kerja

Pasal 9

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Kepala Badan,

Kepala Subbagian Tata Usaha, Kepala Subbidang Hubungan Antar Lembaga, Kepala Subbidang Promosi dan Informasi, Kepala

Subbidang Keprotokolan, dan Kelompok Jabatan Fungsional, wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi,

baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan Badan, serta instansi lain di luar

Badan, sesuai dengan tugas pokok.

Kepala Badan bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan dan memberikan bimbingan serta

petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.

(1)

(21

(41

(3) Kepala Badan wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggungjawab pada atasan serta menyampaikan laporan berkala secara tepat waktu.

Setiap laporan yang diterima oleh Kepala Badan, Kepala Subbagian Tata Usaha, Kepala Subbidang promosi dan Informasi, Kepala Subbidang Hubungan Antar Lembaga, Kepala Subbidang Keprotokolan dari bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut.

Dalam penyampaian laporan kepada atasan, tembusan laporan wajib. disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.

Dalam melaksanakan tugas, Kepaia Badan dan unit organisasi di bawahnya wajib mengadakan rapat berkala daiam ranska pemberian bimbingan kepada bawahan.

Dalam melaksanakan tugas Kepala Badan dan unit organisasi di bawahnya, menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait, sesuai dengan kebutuhan.

Dalam melaksanakan kegiatan di Daerah Kabupaten/Kota,

Kepala Badan dan unit organisasi di bawahnva waiib mengadakan koordinasi dengan Badan Koordinasi pemerintahan dan Pembangunan Wilayah.

Dalam hal Kepala Perangkat Daerah selain Sekretaris Daerah Provinsi berhalangan, diwakilkan kepada Kepala Subbagian Tata Usaha.

(s)

(6)

(71

(8)

(e)

(14)

IJ (1O) Dafam hal Kepala Perangkat Daerah selain Sekretaris Daerah Provinsi berhalangan, diwakilkan kepada Kepala Subbagian Tata Usaha Badan.

(1 1) Dalam hal Kepala Subbagian Tata Usaha Badan berhalangan, maka diwakilkan kepada Kepala Subbidang sesuai den-gan tugas pokok dan fungsinya.

BAB III

KETENTUAN PENUTUP

Pasal l0

Dengan berlakunya peraturan Gubernur ini, maka peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor g1 Tahun 2O16 tentang Tugas

fokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerjt Bad"an Penghubung Provinsi Jawa Barat, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 11

Peraturan Gubemur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

fuar Td"p orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubemui ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah provinsi Jawa Barat.

BERITA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 NOMOR 58

29 D.r'L.r 2Oi z JAWA BARAT.

Diundangkan di Bandung pada tanggal 29 D...rl.r 2O1?

AERAH PROVINSI

Referensi

Dokumen terkait

Maka dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini ada perbedaan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions dengan model pembelajaran Jigsaw terhadap hasil belajar

Sama halnya dengan Kabupaten Bone yang memiliki pola hujan Equatorial, sebagian besar wilayah di Kabupaten Luwu yaitu 16 kecamatan dari 21 kecamatan yang ada (Gambar 18)

Level 0 proses penjadwalan pengadaan material terdapat 5 sub proses yang membantu mendeskirpsikan proses tersebut diantaranya adalah proses Input Data Baru,

Ditinjau dari kajian praktis, hasil penelitian ini mampu memberikan masukan dengan gambaran mengenai sistem informasi manajemen yang mampu mengupayakan

Hasil penelitian “Kajian Kebutuhan Belajar Klien dengan Penyakit Jantung Koroner di Salah Satu Rumah Sakit di Kota Bandung” secara keseluruhan kebutuhan belajar yang

Penelitian ini hanya sebatas mengetahui faktor-faktor apa saja yang apa saja Penelitian ini hanya sebatas mengetahui faktor-faktor apa saja yang apa saja

H.. o o BAGAN STRUKTUR ORGANISASI rUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANYUASIN LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

(1) Laporan Peringkat Kinerja Provinsi dan kab/kota secara nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 dan Pasal 28, setelah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Dalam