ANALISIS PERSEPSI PETANI TERHADAP LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
(Studi Kasus di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor)
SKRIPSI
AJEN MUKAROM H34066008
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
RINGKASAN
AJEN MUKAROM. Analisis Persepsi Petani Terhadap Lembaga Keuangan Syariah (Studi Kasus di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor). Skripsi.
Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan DWI RACHMINA).
Keberadaan sumber pembiayaan dalam bentuk kredit sangat penting dalam pengembangan produktivitas pada sektor pertanian terutama untuk petani skala kecil. Saat ini di Indonesia telah berkembang Lembaga Keuangan Syariah, baik Bank Umum Syariah (BUS) maupun Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Kehadiran Lembaga Keuangan Syariah tersebut tepat untuk mengembangkan sektor pertanian, karena karakteristik pembiayaan syariah sesuai dengan kondisi bisnis pertanian. Hal ini dikarenakan mekanisme transaksi pada bank syariah menggunakan skema bagi hasil.
Pertumbuhan bank syariah yang pesat dan peningkatan pembiayaan di sektor pertanian belum diikuti oleh pemahaman dan pengetahuan petani tentang sistem operasional perbankan syariah dan mekanisme dalam mengakses skim- skim pembiayaan untuk pertanian pada Lembaga Keuangan Syariah. Sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi tingkat aksesibilitas petani dalam memperoleh pembiayaan untuk menjalankan kegiatan usahataninya. Tujuan dari Penelitian ini adalah (1) menganalisis sumber-sumber pembiayaan yang selama ini dimanfaatkan petani subsistem onfarm di Kecamatan Dramaga, (2) menganalisis pengetahuan masyarakat pertanian subsistem onfarm terhadap LKS (3) menganalisis persepsi masyarakat pertanian subsistem onfarm terhadap LKS.
Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, dengan desa terpilih yaitu Desa Sukawening dan Desa Petir. Waktu pengumpulan data di lapangan dilakukan dari Februari hingga Maret 2009. Responden penelitian adalah petani subsektor tanaman pangan sebanyak 43 responden, subsektor perikanan sebanyak 9 (sembilan) responden dan subsektor peternakan sebanyak 8 (delapan) responden. Pemilihan responden dilakukan dengan stratified random sampling dari populasi petani dilokasi penelitian yang tergabung pada kelompok tani. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif tabulasi silang dan analisis pendapatan usahatani.
Hasil penelitian menunjukkan dari petani yang pernah mengajukan
permohonan pembiayaan, lembaga keuangan yang diakses petani responden
terdiri atas lembaga keuangan non formal dan lembaga keuangan formal. Bahkan
ada juga dari responden yang mengakses keduanya. Pada subsektor tanaman
pangan lembaga keuangan yang paling banyak diakses oleh petani pada subsektor
tanaman pangan adalah lembaga keuangan non formal yaitu diakses oleh 54,55
persen, lembaga keuangan formal diakses oleh 27,27 persen, dan yang mengakses
keduanya 18,18 persen. Lembaga keuangan non formal yang banyak diakses yaitu
tengkulak. Tengkulak lebih menarik untuk diakses petani karena prosedur
pembiayaan tidak rumit, prosesnya cepat, tanpa agunan dan berdasarkan
kepercayaan. Disamping itu cara pengembalian pinjaman kepada tengkulak sesuai
dengan harapan petani yaitu musiman. Lembaga keuangan formal lainnya yang
diakses petani subsektor perikanan seluruhnya lembaga keuangan formal yaitu KKP dan Bank NISP. Namun responden yang mengajukan KKP permohonannya ditolak. Sedangkan petani subsektor peternakan mengakses ke lembaga keuangan formal saja yaitu ke Bank Niaga dan Bank HSBC.
Dilihat dari aspek pendapatan, pada subsektor perikanan nilainya lebih besar dibandingkan subsektor tanaman pangan dan subsektor peternakan.
Pendapatan rata-rata atas biaya tunai pada subsektor tanaman pangan sebesar Rp 6.948.888 per Ha/tahun. Sedangkan pendapatan rata-rata atas biaya total Rp 5.702.939 per Ha/tahun. Pendapatan rata-rata atas biaya tunai petani subsektor perikanan Rp 36.940.289 per Ha/tahun sedangkan pendapatan rata-rata atas biaya total Rp 36.863.754 per Ha/tahun. Pada subsektor peternakan pendapatan rata-rata atas biaya tunai Rp 14.483.333 per 1000 ekor/tahun. Sedangkan pendapatan rata- rata atas biaya total Rp 13.864.281 per 1000 ekor/tahun.
Keragaman pendapatan petani pada setiap subsektor di atas menunjukkan potensi permintaan pembiayaan pada sektor pertanian. Namun demikan meskipun informasi mengenai pendapatan usahatani tersebut merupakan potensi penyaluran pembiayaan bagi LKS, tinggi rendahnya pendapatan petani pada setiap subsektor tidak mempengaruhi petani untuk mengakses LKS. Hal tersebut dilihat dari hasil tabulasi silang yang menunjukkan tidak ada satu pun petani yang pernah mengakses bank syariah.
Dilihat dari aspek skala usaha, usahatani pada subsektor tanaman pangan dan perikanan didominasi oleh petani skala kecil. Sedangkan pada subsektor peternakan didominasi oleh skala menengah. Seperti halnya pada pendapatan, besar kecilnya skala usahatani, tidak menunjukkan kemampuan petani dalam mengakses LKS. Karena dipastikan 100 persen petani responden tidak ada yang pernah akses ke bank syariah.
Persepsi petani responden terhadap LKS cukup beragam. Persepsi terhadap sistem bunga ditanyakan pada seluruh responden penelitian. Karena dapat mempengaruhi motivasi responden memilih LKS. Umumnya dengan sistem bunga pinjaman, responden merasa diberatkan. Beberapa persepsi yang ditanyakan kepada responden yang pernah mendengar informasi tentang LKS:
Sebagian besar mengetahui LKS sebagai lembaga keuangan yang berdasarkan
syariah, menurut kesan terhadap LKS umumnya mengatakan LKS kurang dikenal
masyarakat, terdapat kelebihan pada LKS, dan mayoritas menyebutkan kelebihan
pada LKS bebas dari riba. Selain itu, sebagian besar responden juga memiliki
persepsi bahwa pada LKS terdapat kelemahan yaitu kurang informasi dan
sosialisasi. Dengan demikian sebagian besar responden memiliki persepsi bahwa
sosialisasi yang dilakukan LKS kurang baik. Persepsi responden menurut prospek
LKS, mayoritas menilai kurang baik. Persepsi agar LKS menjadi pilihan petani
ditanyakan kepada seluruh responden penelitian yaitu LKS dalam menyalurkan
pembiayaan tidak menerapkan prosedur pembiayaan yang sulit dan berharap agar
LKS lebih meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat pertanian.
ANALISIS PERSEPSI PETANI TERHADAP LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
(Studi Kasus di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor)
AJEN MUKAROM H34066008
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
Judul Skripsi : Analisis Persepsi Petani Terhadap Lembaga Keuangan Syariah (Studi Kasus di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor)
Nama : Ajen Mukarom NRP : H34066008
Disetujui, Pembimbing
Ir. Dwi Rachmina, MSi NIP. 131 918 503
Diketahui,
Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 131 415 082
Tanggal Lulus:
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Persepsi Petani Terhadap Lembaga Keuangan Syariah (Studi Kasus di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor)” adalah benar karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Mei 2009
Ajen Mukarom
H34066008
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tasikmalaya pada tanggal 17 Desember 1981.
Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Muslih dan Ibunda Mamay Komarah.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 1 Kertasari Tasikmalaya pada tahun 1994 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 1997 di SLTP Islam Trijaya Cikukulu Karangnunggal Tasikmalaya.
Pendidikan lanjutan menengah atas di SMUN 1 Karangnunggal Tasikmalaya diselesaikan pada tahun 2000. Pada tahun 2000 hingga 2002 penulis bekerja pada sebuah perusahaan swasta. Kemudian pada tahun 2003 melanjutkan pendidikan pada Program Diploma 3 Higiene Makanan, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor diselesaikan pada tahun 2006. Pada tahun 2006 Penulis diterima pada Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Selama mengikuti pendidikan, penulis aktif pada beberapa kegiatan
organisasi intra kampus maupun ekstra kampus, diantaranya dipercaya menjadi
Ketua Komisi A DPM KM FKH IPB Periode 2004-2005, Sekretaris Umum HMI
Komisariat FKH IPB periode 2004-2005, Himpro Ornithologi, Ketua HMI
Cabang Bogor periode 2006-2007, MPKPC HMI Cabang Bogor periode 2008-
2009, dan Pengurus TIDAR Daerah Bogor periode 2009-2014.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Persepsi Petani Terhadap Lembaga Keuangan Syariah (Studi Kasus di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor)”.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sumber-sumber pembiayaan yang selama ini dimanfaatkan petani subsistem onfarm di Kecamatan Dramaga, menganalisis sejauhmana pengetahuan masyarakat pertanian subsistem onfarm terhadap LKS dan menganalisis persepsi masyarakat pertanian subsistem onfarm terhadap LKS. Sehingga harapannya dapat dihasilkan rekomendasi dan saran untuk kemajuan sektor pertanian khususnya pada subsistem penunjang.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini masih terdapat kekurangan dan keterbatasan serta kendala-kendala yang dihadapi. Maka dari itu, penulis mengharapkan saran dan masukan yang membangun guna untuk penyempurnaan skripsi ini sehingga bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Mei 2009
Ajen Mukarom
UCAPAN TERIMA KASIH
Proses penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dorongan dan do’a berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Ir. Dwi Rachmina, MS selaku dosen pembimbing atas kebaikan, bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah dicurahkan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
2. Ir. Narni Farmayanti, MSc., selaku dosen evaluator pada kolokium proposal penelitian penulis yang telah meluangkan waktu untuk menyampaikan masukan dan saran.
3. Ir. Harmini MS, sebagai dosen dari komisi akademik yang telah bersedia untuk menjadi penguji pada ujian sidang hasil penelitian ini.
4. Dr. Ir. Harianto, MS, sebagai dosen penguji pada sidang hasil penelitian.
5. Kedua orangtua penulis ayahanda dan ibunda, yang tak henti-hentinya mencurahkan perhatian, do’a, motivasi, kasih sayang, dan membesarkan penulis.
6. Kanda Uus Solihudin, Teteh Ferawati Rosita D, dan Adinda Amin Nuryamin yang selalu memberikan motivasi dan menanmkan optimisme kepada penulis.
7. Seseorang yang menjadi sumber inspirasi dan penyemangat yang telah menemani dan mengisi hari-hari penulis.
8. Kepala Desa Sukawening Bapak Husen, Kepala Desa Petir dan staff, Pak Amir Aming, Pak Enja Sudrajat dan para petani Desa Sukawening dan Desa Petir yang telah memberikan informasi dan membantu penulis
9. Keluarga besar Kelompok Tani Minasaluyu, Bakti Putra, Saluyu dan peternak ayam broiler yang telah bersedia menjadi responden penelitian.
10. Sdr. Arief Rivai yang telah bersedia untuk menjadi pembahas pada seminar skripsi.
11. Sahabat-sahabatku, Zenal, Imran, Eni, Rahma, yang selalu bersedia untuk berdiskusi dengan penulis.
12. Keluarga besar HMI Cabang Bogor dan Komisariat FKH yang telah
mengisi hari-hari penulis dengan khasanah keilmuan.
13. Teman seperjuangan Wahyu, Meylani, Ayla, Risman, Galih dan teman- teman Mahasiswa Agribisnis Penyelenggaraan Khusus, Mayor Minor 1, atas semangat, pengertian dan sharing selama penelitian hingga penulisan skripsi, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuannya. Tanpa kalian perjuangan ini tak akan berarti.
Pada akhirnya, hanya Allah-lah yang akan membalas segala kebaikan kalian. Semoga kebaikan yang telah saudara perbuat diganti dengan pahala yang berlipat. Amin.
Bogor, Mei 2009
Ajen Mukarom
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Kegunaan Penelitian ... 6
II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1 Karakteristik Kredit dan Pembiayaan pada Bank Konvensional ... 8
2.1.1 Analisis Kredit ... 8
2.1.2 Unsur-unsur Kredit... 10
2.1.3 Jenis-jenis Kredit... 11
2.1.4 Jaminan Kredit ... 12
2.1.5 Sumber-sumber Kredit... 13
2.1.6 Penerapan Metode Bunga pada Bank Konvensional ... 13
2.2 Karakteristik Kredit dan Pembiayaan pada Bank Syariah ... 14
2.2.1 Konsep Dasar Bank Syariah... 15
2.2.2 Konsep Operasi Bank Syariah ... 15
2.2.3 Jenis-jenis Pembiayaan Pada Bank Syariah... 16
2.2.4 Aplikasi Metode Bagi Hasil... 19
2.3 Perbandingan Bank Syariah dengan Bank Konvensional ... 19
2.3.1 Persamaan Bank Syariah dan Konvensional... 19
2.3.2 Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional ... 20
2.3.3 Sistem Bagi Hasil vs Sistem Bunga... 21
2.4 Kajian-kajian Empirik... 23
2.4.1 Sumber-Sumber Kredit di Tingkat Petani... 23
2.4.2 Persepsi Terhadap Bank Syariah ... 25
2.4.3 Persamaan dan Perbedaan dengan Kajian Empirik ... Sebelumnya... 26
III KERANGKA PEMIKIRAN ... 28
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 28
3.1.1 Aksesibilitas Kredit Pertanian... 28
3.1.2 Ukuran Penampilan Usahatani ... 31
3.1.3 Persepsi Petani ... 32
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 34
IV METODE PENELITIAN ... 37
4.1 Lokasi dan Waktu ... 37
4.2 Jenis dan Sumber Data... 37
4.3 Metode Penentuan Sampel ... 37
4.5 Pengolahan dan Analisis Data... 39
4.6 Definisi Operasional... 40
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 41
5.1 Kondisi Geografis ... 41
5.2 Kondisi Demografi... 42
5.3 Kondisi Perekonomian ... 43
5.4 Sarana dan Prasarana... 45
5.5 Lokasi Responden Penelitian ... 46
5.6 Karakteristik Petani Responden ... 49
5.6.1 Karakteristik Responden berdasarkan Kelompok Umur ... 49
5.6.2 Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan .... 50
5.6.3 Karakteristik Responden berdasarkan ………. Jumlah Tanggungan dalam Keluarga ... 52
5.6.4 Karakteristik Responden berdasarkan Pengalaman Berusahatani ... 53
5.6.5 Karakteristik Responden berdasarkan Status Usahatani ... 54
5.6.6 Karakteristik Responden berdasarkan Skala Usaha ... 56
VI ANALISIS PERSEPSI PETANI TERHADAP LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH ... 58
6.1 Lembaga-Lembaga Keuangan yang Menjadi Sumber Pembiayaan Usahatani Responden di Kecamatan Dramaga ... 58
6.2 Daya Jangkau Responden Terhadap Lembaga Keuangan Syariah ... 68
6.2.1 Daya Jangkau Petani Responden Terhadap Lembaga... Keuangan Syariah Dilihat dari Aspek Pendapatan... 73
6.2.2 Daya Jangkau Petani Responden Terhadap Lembaga ... Keuangan Syariah Dilihat dari Aspek Skala Usaha... 80
6.3 Persepsi Responden Terhadap Lembaga Keuangan Syariah ... 82
VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 95
7.1 Kesimpulan ... 95
7.2 Saran... 96
DAFTAR PUSTAKA ... 97
LAMPIRAN... 99
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman 1. Struktur PDB Menurut Sektor Lapangan Usaha Tahun 2004-
2008 Berdasarkan Harga yang Berlaku... 1 2. Penyaluran Pembiayaan oleh Bank Syariah Berdasarkan Sektor
Ekonomi Maret – November 2008... 4 3. Perbedaan Antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional... 20 4. Perbedaan Antara Sistem Bunga dengan Bagi Hasil... 22 5. Sebaran Kemiringan Lereng menurut Luas Penyebarannya
di Kecamatan Dramaga Tahun 2004...……….…………. 41 6. Luas Lahan di Kecamatan Dramaga menurut Pola Penggunaan
Lahan Tahun 2008…... 42 7. Sebaran Jumlah dan Persentase Penduduk Kecamatan Dramaga
menurut Kelompok Umur Tahun 2008 .……….... 42 8. Sebaran Jumlah dan Persentase Penduduk Kecamatan Dramaga
menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2008... 43 9. Sebaran Jumlah dan Persentase Penduduk Kecamatan Dramaga
menurut Mata Pencaharian Tahun 2008...………... 43 10. Data Produksi Tanaman Pangan Utama di Kecamatan Dramaga
Tahun 2008……... 44 11. Data Produksi Perikanan di Kecamatan Dramaga Tahun 2008... 45 12. Data Produksi Subsektor Peternakan di Kecamatan Dramaga
Tahun 2008... 45 13. Sebaran Jumlah dan Persentase Penduduk Desa Sukawening
menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2008..……… 47 14. Sebaran Jumlah dan Persentase Penduduk Desa Sukawening
menurut Mata Pencaharian Tahun 2008...………... 47 15. Sebaran Jumlah dan Persentase Penduduk Desa Petir menurut
Tingkat Pendidikan Tahun 2008...……….. 48 16. Sebaran Jumlah dan Persentase Penduduk Desa Petir menurut
Mata pencaharian Tahun 2008...……….. 48 17. Data Jenis Ternak menurut Jumlah yang Terdapat di Desa Petir
Tahun 2008………...…………... 49 18. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden menurut Kelompok
Umur dan Subsektor Usahatani di Kecamatan Dramaga Tahun 2008...………... 50 19. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden menurut Tingkat
Pendidikan dan Subsektor Usahatani di Kecamatan Dramaga Tahun 2008...
52
2 Sebaran Jumlah dan Persentase Responden menurut Tingkat
Pendidikan dan Subsektor Usahatani di Kecamatan Dramaga Tahun 2008……... 52 Sebaran Jumlah dan Persentase Responden menurut Jumlah Tanggungan dalam Keluarga dan Subsektor Usahatani di Kecamatan
Dramaga Tahun 2008………... 53
Sebaran Jumlah dan Persentase Responden menurut Pengalaman dan Subsektor Usahatani di Kecamatan Dramaga Tahun 2008... 54 Sebaran Jumlah dan Persentase Responden menurut Status Usaha dan Subsektor Usahatani di Kecamatan Dramaga Tahun 2008……...…… 56 Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Subsektor Tanaman Pangan menurut Skala Usaha di Kecamatan Dramaga Tahun
2008…………...……… 56
Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Subsektor Perikanan berdasarkan Skala Usaha di Kecamatan Dramaga Tahun
2008………... 57
Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Subsektor Peternakan berdasarkan Skala Usaha di Kecamatan Dramaga Tahun
2008………...……… 57
Sebaran Jumlah dan Persentase Responden menurut Pengalaman dalam Mengajukan Pembiayaan di Kecamatan Dramaga Tahun 2008...………. 59 Sebaran Jumlah dan Persentase Responden menurut Sumber Pembiayaan yang Pernah Diakses di Kecamatan Dramaga Tahun 2008………... 61 Sebaran Jumlah dan Persentase Responden menurut Alasan tidak Mengakses Pembiayaan dari Lembaga Keuangan di Kecamatan Dramaga Tahun 2008... 68 Sebaran Jumlah dan Persentase Responden menurut Perolehan Informasi mengenai LKS di Kecamatan Dramaga Tahun 2008... 69 Sebaran Jumlah dan Persentase Responden menurut Beberapa Alasan Belum Pernah Mengakses LKS di Kecamatan Dramaga Tahun 2008...
73
Rata-Rata Struktur Biaya Usahatani Responden menurut Subsektor
Usahatani di Kecamatan Dramaga Tahun 2008... 77
Rata-Rata Penerimaan Usahatani Responden menurut Subsektor
Usahatani di di Kecamatan Dramaga Tahun 2008... 78
Pendapatan Rata-Rata Respoden Setiap Subsektor di Kecamatan
Dramaga Tahun 2008... 79
Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Subsektor Tanaman
3 Pangan menurut Skala Usahatani di Kecamatan Dramaga Tahun
2008... 80 Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Subsektor Perikanan menurut Skala Usahatani di Kecamatan Dramaga Tahun 2008... 80 Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Subsektor Peternakan menurut Skala Usahatani di Kecamatan Dramaga Tahun 2008 ... 81 Sebaran Jumlah dan Persentase Responden menurut Persepsi terhadap Sistem Bunga Pinjaman di Kecamatan Dramaga Tahun 2008... 84 Sebaran Jumlah dan Persentase Responden yang Pernah Mendengar LKS menurut Pengetahuan terhadap LKS di Kecamatan Dramaga Tahun 2008... 85 Sebaran Jumlah dan Persentase Responden yang Pernah Mendengar LKS menurut Kesan terhadap LKS ... 87 Sebaran Jumlah dan Persentase Responden yang Pernah Mendengar LKS menurut Persepsi Terhadap Kelebihan Bank Syariah di Kecamatan Dramaga Tahun 2008... 87 Sebaran Jumlah dan Persentase Responden yang Mengetahui Ada Kelebihan Pada LKS menurut Kriteria Kelebihan di Kecamatan Dramaga Tahun 2008... 88 Sebaran Jumlah dan Persentase Responden menurut Persepsi mengenai Kelemahan pada LKS di Kecamatan Dramaga Tahun 2008... 89 Sebaran Jumlah dan Persentase Responden yang Mengetahui Kelemahan pada LKS menurut Kriteria Kelemahan di Kecamatan Dramaga Tahun 2008... 89 Sebaran Jumlah dan Persentase Responden menurut Persepsi Terhadap Sosialisasi Yang Dilakukan LKS di Kecamatan Dramaga Tahun 2008... 91 Sebaran Jumlah dan Persentase Responden menurut Prospek LKS pada Masa Mendatang di Kecamatan Dramaga Tahun 2008... 91 Sebaran Jumlah dan Persentase Responden menurut Opini Responden Agar LKS Menjadi Pilihan Petani di Kecamatan Dramaga Tahun 2008... 92 Sebaran Jumlah dan Persentase Responden menurut Harapan Responden Terhadap LKS di Kecamatan Dramaga Tahun 2008...
94
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional……… 36
2. Skema Formula Penentuan Responden……….. 38
3. Skema Pengambilan Sampel Kuisioner... 39
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Daftar Responden Subsektor Tanaman Pangan... 100
2. Daftar Responden Subsektor Perikanan ... 102
3. Daftar Responden Subsektor Peternakan... 103
4. Daftar Riwayat Pinjaman Responden Penelitian... 104
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai negara agraris, sektor pertanian dan pedesaan memiliki peranan sangat strategis dalam pembangunan nasional. Peranan tersebut, di antaranya adalah sebagai andalan matapencaharian mayoritas penduduk Indonesia, penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, sumber devisa, bahan baku industri, penyediaan bahan pangan dan gizi, serta sebagai pendorong sektor-sektor ekonomi riil lainnya. Berdasarkan data BPS (2008), peranan dan konstribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dari tahun 2004 hingga triwulan I tahun 2008 rata-rata menyumbang sebesar 13,74 persen berada pada urutan ketiga setelah sektor industri pengolahan dan perdagangan, hotel dan restoran. Perkembangan PDB tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini:
Tabel 1. Struktur PDB Menurut Sektor Lapangan Usaha Tahun 2004-2008 Berdasarkan Harga yang Berlaku
Tahun (%)
No Lapangan Usaha 2004 2005 2006 2007 2008*
Laju(%) /Tahun 1 Pertanian 14,3 13,1 12,9 13,8 14,5 0,04 2 Pertambangan dan Penggalian 8,9 11,1 11,0 11,1 10,9 0,40 3 Industri Pengolahan 28,0 27,4 27,5 27,0 27,0 -0,36 4 Listrik, gas dan air minum 1,0 0,9 0,9 0,9 0,8 -0,04
5 Bangunan 6,6 7,0 7,5 7,7 7,7 0,20
6 Perdagangan, hotel dan Restoran 16,0 15,6 15,0 14,9 15,0 -0,20 7 Pengangkutan dan Komunikasi 6,2 6,5 6,9 6,7 6,4 0,04 8 Keuangan, persewaan,dan jasa
perusahaan 8,5 8,3 8,1 7,7 7,5 -0,20
9 Jasa-jasa 10,3 9,9 10,0 10,0 9,6 0,14 Keterangan: *triwulan I tahun 2008
Sumber: Badan Pusat Statistik (2008) (diolah)
Kontribusi sektor pertanian terhadap PDB Nasional yang rendah
dibandingkan sektor industri pengolahan dan perdagangan, hotel serta restoran
terkait erat dengan penyempitan lahan pertanian dan produktivitas tenaga kerja
yang rendah pada sektor tersebut. Perluasan lahan pertanian, optimalisasi
produktivitas, dan peningkatan pendapatan petani bisa dijadikan alternatif untuk
mendorong peningkatan kontribusi pertanian terhadap PDB nasional. Namun
seringkali upaya untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian tersebut
dihadapkan pada persoalan aksesibilitas terhadap sumberdaya modal.
Keberadaan sumber pembiayaan dalam bentuk kredit sangat penting dalam pengembangan produktivitas pada sektor pertanian terutama untuk petani skala kecil. Ketersediaan kredit/pembiayaan yang memadai dapat menciptakan pembentukan modal bagi usahatani sehingga dapat meningkatkan produksi, pendapatan, dan menciptakan surplus yang dapat digunakan untuk membayar kembali kredit yang diperoleh. Sumber pembiayaan (kredit) pertanian tersebut dapat diperoleh dari Lembaga Keuangan Formal maupun Lembaga Keuangan Non-Formal. Lembaga Keuangan Non-Formal diantaranya terdiri atas bank keliling, pedagang hasil pertanian, pelepas uang, pedagang sarana produksi dan lain sebagainya. Lembaga Keuangan Formal diantaranya terdiri atas Lembaga Keuangan Konvensional (LKK) dan Lembaga Keuangan Syariah (LKS).
Pada Lembaga Keuangan Formal seperti LKK umumnya menyediakan dana dengan suku bunga rendah. Namun demikian, petani kecil tidak bisa akses dikarenakan beberapa kendala: (1) petani tidak memiliki agunan sertifikat tanah, (2) pembayaran secara bulanan tidak sesuai dengan usahatani yang memberikan siklus produksi musiman dan (3) petani kecil umumnya belum familier dengan prosedur administrasi yang harus dipenuhi, sehingga sekarang ini LKK lebih banyak diakses oleh kelompok petani kaya. Padahal aksesibilitas terhadap sumberdaya modal harus diartikan sebagai keterjangkauan yang harus dimiliki dua sisi; ada pada saat diperlukan dan berada dalam jangkauan untuk memanfaatkannya. Selain itu, salah satu alasan utama petani kurang akses ke Lembaga Keuangan Formal adalah keuntungan tingkat bunga rendah yang diberikan dikalahkan oleh lebih banyaknya waktu dan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan kredit. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang berbeda dengan cara perbankan konvensional.
Saat ini di Indonesia telah berkembang Lembaga Keuangan Syariah, baik Bank Umum Syariah (BUS) maupun Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS).
Kehadiran Lembaga Keuangan Syariah tersebut tepat untuk mengembangkan
sektor pertanian, karena karakteristik pembiayaan syariah sesuai dengan kondisi
bisnis pertanian. Hal ini dikarenakan bank syariah menggunakan skema bagi hasil.
Ada beberapa alasan yang menguatkan agar sektor pertanian diberdayakan melalui bank syariah 1 : Pertama, sistem syariah lebih sesuai dengan karakter petani dan pertanian di Indonesia, sehingga lebih memungkinkan untuk diterapkan, dibandingkan dengan sistem bunga. Pada sistem syariah, yang dituntut adalah kemampuan petani untuk memproduksi hasil pertanian. Misalnya pada skema pembiayaan bai' as salaam, dimana petani mendapatkan modal untuk berproduksi sesuai biaya aktual yang dibutuhkan dan mendapat keuntungan dengan persentase tertentu. Kewajiban petani berdasarkan skema tersebut adalah menyerahkan produk pertanian dengan kriteria yang telah disepakati kepada pemberi modal. Bank dapat menunjuk suatu lembaga untuk memasarkan produk pertanian tersebut. Berbeda dengan sistem konvensional, dimana yang menjadi titik tekannya adalah pengembalian pinjaman plus bunga.
Kedua, bank syariah lebih menitikberatkan pada investasi di sektor riil, dan sektor pertanian merupakan bagian dari sektor riil. Sehingga mampu menjawab problematika aksesibilitas pembiayaan bagi petani. Bank ini pun dapat menjadi jembatan untuk mengintegrasikan pasar keuangan syariah dengan sektor pertanian, antara lain melalui penerbitan sukuk untuk pertanian.
Ketiga, bank syariah dapat menjadi substitusi kebijakan subsidi pemerintah untuk sektor pertanian. Selama ini subsidi yang diberikan pemerintah lebih menitikberatkan pada subsidi sarana produksi pertanian. Pada praktiknya seringkali subsidi tersebut salah sasaran akibat terjadinya moral hazard.
Di Indonesia perbankan syariah tumbuh dan berkembang dengan baik.
Penyebaran jaringan kantor perbankan syariah saat ini mengalami pertumbuhan pesat. Hingga Oktober 2008 jumlah jaringan kantor bank syariah mencapai 1440 unit. Jaringan kantor tersebut telah menjangkau masyarakat di 33 propinsi dan di banyak kabupaten/kota. Sementara itu jumlah Bank Umum Syariah (BUS) hingga Oktober 2008 berjumlah lima Bank Umum Syariah. Selama tahun 2008, Return on Asset (RoA) perbankan syariah mencapai 2,5 persen dan Return on Equity
1