• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. format meliputi ukuran majalah, tipografi yang sama, logo majalah, serta fitur fisik lainnya yang seharusnya sama dari edisi majalah yang satu deng

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "3. format meliputi ukuran majalah, tipografi yang sama, logo majalah, serta fitur fisik lainnya yang seharusnya sama dari edisi majalah yang satu deng"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1. Teori Utama

II.1.1. Teori Dasar Desain Majalah

"Actually, Magazine design has always fascinated me - largerly because it's about storytelling, which I've always loved. From my perspective, storytelling is about appropriately employing good typography, analysis, strategic, thinking, interpetation, structure, and color. The personality of a magazine is most uniquely defined by its cover - first through the logotype." Kit Hinrichs - Senior Pentagram Design.

Menurut Kit Hinrichs dalam buku Graphic Communication Today 4thEdition, "Magazine Design encompasses all the elements of good visual communication, and they're certainly the most fun" yang memiliki makna desain majalah mencakup semua elemen yang paling menarik dari desain komunikasi visual yang baik. Desainer harus memperhatikan hal-hal yang mendasar dalam pembuatan majalah yang biasa disebut The Four Fs of Magazine Design yaitu:

1. function adalah bagian yang akan sangat membantu untuk menuliskan misi dari majalah tersebut. Apa yang diharapkan oleh majalah dan pesan yang akan disampaikan.

2. formula merupakan kombinasi yang unik dan relatif stabil dalam elemen majalah. Artikel, ulasan, interview, fotografi dapat mengkondisikan persoalan.

(2)

3. format meliputi ukuran majalah, tipografi yang sama, logo majalah, serta fitur fisik lainnya yang seharusnya sama dari edisi majalah yang satu dengan lainnya. Ini akan menjadi "benang merah" yang akan menjadi identitas majalah.

4. frame adalah standarisasi untuk margin dan gutters. Banyak majalah yang menggunakan ukuran dan gutter yang sama disetiap edisinya, terkadang ada yang menggunakan variasi ukuran. Semua hal tersebut tergantung keperluan dari masing-masing majalah (Ryan & Conover 2004, 464).

II.1.2. Anatomi Majalah

Berikut anatomi majalah beserta elemen-elemen yang ada pada majalah menurut buku Desain Komunikasi Visual Terpadu:

1. Cover / halaman depan

a) Masthead / nameplate / banner

Sering menggunakan typeface khusus dan dalam ukuran besar. Umumnya ditempatkan secara horizontal, pada koran dan majalah, ditempatkan pada bagian 1/4 - 1/5 atas halaman pertama, agar jelas terlihat dan mudah dikenal pada rak agen atau penjual.

b) Volume / nomor

Pada terbitan bulanan, akan ada 12 issue. Ada quaterly, akan ada 6 issue. Issue / nomor-nomor mulai dari bulan pertama (jadi tidak selalu bersamaan dengan bulan dalam

(3)

tahun - issue no.1 tidak harus terbit bulan Januari, sebagai volume tidak perlu seperti tahun kalender). Kini, lebih dipakai angka sebagai urutan dan tidak memakai jilid.

Beberapa desainer lebih memilih nomor issue sebagai ciri khusus, membuat nameplate / masthead lebih kuat. Siapkan desain agar dapat dapat digambarkan 2 atau 3 nomor.

c) Bar code d) Tanggal, harga

Tanggal dan info harga biasanya terkait dengan nameplate / masthead bersana nomor issue atau bersama bar code. Hal tersebut merupakan informasi penting, tetapi tidak terlalu penting untuk pembaca, jadi cukup dalam ukuran kecil saja.

e) Teaser copy

Teaser copy adalah daftar beberapa topik artikel dan disertakan nomor halaman untuk mempermudah pencarian.

Biasanya ada urutan teasers; topik-topik yang penting lebih dekat keatas, dengan huruf yang lebih besar dan warna yang lebih mencolok.

f) Spine

Nama publikasi

- Volume, nomor, tanggal - Logo penerbit

- Topik yang menarik

(4)

2. Halaman-halaman pendahuluan a) Daftar isi

Dalam majalah, daftar isi tidak perlu diatur secara kronologis/ berturut-turut, akan tetapi secara tingkat kepentingan bagi pembaca, jadi cerita sampul depan dan artikel-artikel khusus tercantum lebih dahulu, diikuti oleh suplemen khusus, kolom / artikel tetap dan listing.

Biasanya ada judul, sebuah ringkasan pendek tentang isi, nama penulis dan nomor halaman. Terkadang ada ilustrasi gambar artikel supaya lebih dapat dikenal. Dengan gambar tersebut ada caption dan nomor halaman, untuk membantu pembaca yang hanya melihat gambar dan tidak melihat daftar isi.

b) Editorial

Perlakuan editorial sama seperti teks. Sebuah editorial biasanya adalah opini atay perkenalan isi, sebuah komentar dan bukan presentasi fakta-fakta baru.

c) Profil Kontributor d) Surat-surat kepada editor

Teks surat biasanya menggunakan jenis huruf yang sama dengan teks, tetapi kata pembukaan (editor yang terhormat) dan akhiran bisa berbeda. Seringkali kata pembukaan tidak dipakai, huruf italic biasanya digunakan.

e) Informasi penerbit

(5)

1) Nama penerbit dan staf produksi (editor, art director, kontributor / penulis)

2) Alamat pengiriman 3) Nomor telepon 4) Nomor fax

5) Email dan alamat web 6) Jumlah dan alamat web 7) Jumlah penerbitan pertahun

8) Cara-cara berlangganan (termasuk harga & diskon) 9) Cara-cara beriklan

10) Kontak iklan

11) Petunjuk untuk penyumbang tulisan (cara mengirima artikel)

12) Informasi copyright, seperti ISSN

Pada majalah, daftar isi seringkali berada pada halaman kiri (verso) dan bersebelahan dengan editorial.

13) Running heads / feet (header dan footers dalam istilah komputer)

- Nama publikasi

- Tanggal dan / nomor issue - Folio (nomor halaman)

- Judul artikel apda halaman recto (dalam majalah)

(6)

3. Text

a) Judul departemen

Ada judul departemen yang memisahkan subyek katergori- editorial, surat, berita, catatan, saran dan sebagainya.

Biasanya dengan huruf berukuran kecil dibagian atas halaman atau kolom. Kadang-kadang dengan ilustrasi kecil atau simbol untuk identifikasi visual.

b) Berita singkat

Bagian berita memerlukan level heading yang berbeda dan tipografi karena sering ditempatkan pada kolom sempit, berbeda dengan artikel cerita dan memerlukan tanggal.

c) Pull-quote d) Text box e) Kalendar acara f) Daftar supplier g) Iklan

h) Judul-judul artikel

i) Penulis / kontributor byline j) Lead paragraf / deck / stand first k) Abstrak

l) Body copy (teks utama) m) Captions

n) Continuation lines

o) Simbol penutupan artikel (Safanayong 2006, 82)

(7)

II.1.3. Layout dan Grid

Menurut buku Grids The Structure of Graphic Design, seni grafis dan layout merupakan dua komponen penting dalam sebuah identitas majalah. Menekankan pada kenyamanan pembaca, sehingga harus mempunyai layout yang menarik dan enak untuk dilihat. Grid berfungsi untuk mengatur sebuah layout tersusun baik. Fungsi grid, dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Pengulangan (repeatability) merupakan adanya sistem bentuk dan posisi yang sama yang diletakkan di grid yang sama dan terjadi berulang-ulang dari setiap halaman. Untuk membuat pengulangan bisa menggunakan text, gambar, dan sebagainya.

2. Komposisi (composition) menggabungkan antara komponen- pomponen yang ada pada sebuah halaman, seperti penggabungan body text, fotografi, ilustrasi dan penampilan text sebaik mungkin.

Juga yang harus diperhatikan seperti ukuran besar kecil bentuk dan keseimbangan dari setiap komponen yang dipakai. Harus adanya emphasis yang memberikan perbandingan desain tanpa membuat pengulangan yang jelek.

3. Komunikasi (communication) merupakan aspek yang tepat yang ada dalam sebuah desain layout, yaitu: pertama, menempatkan elemen-elemen yang saling berhubungan di tempat yang sama di kolom-kolom tertentu dalam majalah. Kedua, memastikan designer untuk mengarahkan pembaca kepada elemen - elemen yang penting melalui pengkomposisian yang bervariasi (Jute 1996, 8).

(8)

Menurut buku Graphic Communication Today 4th Edition, grid adalah dasar atau blue print diatas semua layout halaman majalah. Header, deck, teks, credits atau elemen pelengkap lainnya seperti keterangan, inital caps, pull quotes adalah komponen utama dari fitur majalah. Emphasis adalah pusat dari keberhasilan segala layout dimana hanya ada satu elemen yang mendominasi. Poin-poin berikut adalah langkah-langkah praktis untuk membantu sebuah layout yang fungsional, pragmatis, harmonis, dan menarik:

1. Mengetahui misi dari majalah secara rinci dan detail.

2. Pengaturan komponen-komponen fitur pada layout, sehingga keseimbangan halaman tetap terjaga.

3. Jangan biarkan elemen-elemen saling "bertabrakan".

4. Desain majalah diatur dengan adanya konsistensi, keseluruhan tipografi, layout, bahkan warna harus "berbicara" dalam kesan yang sama secara konsisten,

5. Konsistensi merupakan sesuatu yang baik, namun monoton adalah hal yang harus dihindari.

6. Tetaplah menjaga layout terlihat dinamis dan menarik.

7. Headlines merupakan elemen yang penting dalam setiap fitur.

8. Penggunaan decks, pull quotes, dan crossing heads untuk menambah visualisasi.

9. Bidang putih atau netral menyediakan tempat beristirahat bagi mata Anda, pemakaian bidang putih yang baik menonjolkan

(9)

komponen lainnya yang terdapat dalam sebuah layout halaman majalah.

10. Cropping foto untuk memberikan pengaruh yang lebih.

11. Pengaturan artwork secara logis.

12. Bleeding dapat menambah variasi dalam sebuah layout.

13. "Bridging" mungkin merupakan strategi paling penting dalam mengatur kontinuitas pada halaman spread.

14. Warna adalah "alat" yang kuat dalam "peralatan" desain Anda.

15. Mulailah sebuah artikel dengan elemen yang jelas, fotografi, thumbnail atau dropped initial letters merupakan strategi yang baik untuk memulai sebuah artikel.

16. Menghasilkan desain layout yang dapat menjangkau 2 level pembaca yakni pembaca "scanner" dan pembaca yang lebih membaca secara detail.

17. Endmarks mungkin dianggap sepele, namun para pembaca menyukai dan menggunakannya.

18. Desain majalah yang baik terletak pada detail. Tren saat ini menuju pada layout yang lebih simple menggunakan karya seni yang lebih besar namun lebih sedikit, headers yang lebih pendek namun lebih

"berani, dan tipografi yang lebih besar dan dinamis (Ryan &

Conover 2004, 485).

Grid menjadi sistem yang mudah dan berguna sekali dalam keseimbangan dan kesatuan dalam sebuah majalah. Aturan yang paling

(10)

penting dan utama dalam mendesain grid adalah dibangunnya ruang ke atas dari jarak antar tulisan (line space), dimulai dari font terkecil yang digunakan dalam desain. Jadi, setiap jarak antar tulisan ditentukan juga dari besar kecilnya jenis font yang digunakan. Apabila digunakan ukuran font yang besar, maka jarak antar tulisan pun semakin besar, begitu pula sebaliknya. Cara yang telah disetujui dan terbaik adalah dengan cara membatasi semua tulisan dengan garis bawah dan semua tulisan mengikuti garis-garis tersebut. Aturan sederhana lainnya, yaitu jika terdapat elemen grafis (bidang, garis, foto/gambar) diletakkan di tepi teks, baik disamping ataupun dibawah, teks dengan elemen grafis harus berjarak minimal 4 pt.

Ini juga berguna untuk memisahkan teks dari jarak antar kolom. Jika jarak membuat kolom yang sempit semakin sempit, maka harus dipertimbangkan kembali elemen-elemen tersebut/warna elemen, jenis elemen, jenis huruf yang digunakan, lebar kolom (Jute 1996, 42).

Menurut buku The Design and The Grid, grid membuat proses produksi lebih cepat dan membangun konsistensi visual dalam sebuah desain yang dapat membantu penggunanya dalam membangun sebuah halaman (Roberts & Thrift 2002, 14). Sedangkan menurut buku Tipografi dalam desain grafis, grid systems jangan dijadikan sebagai sebuah limitasi dalam menerapkan sebuah komposisi, melainkan difungsikan sebagai perangkat bantu dalam memonitor setiap penempatan elemen-elemen visual pada sebuah bidang rancangan (Sihombing 2001, 90).

(11)

II.1.3.1. Focal Point

Menurut buku Graphic Design Solution 4thEdition, musuh terbesar dari seorang perancang grafis adalah keapatisan penglihat terhadap hasil rancangannya. Tugas perancang grafis adalah menarik perhatian penglihat dengan menciptakan suatu pola rancangan visual yang secara cepat dapat menstimulasi penglihat lewat pokok penekanan (focal point). Namun, sebagai catatan focal point yang gamblang tidak merupakan keharusan untuk menciptakan sebuah rancangan yang berhasil. Ketika sebuah elemen terisolasi dari kelompok elemen yang lain maka elemen itu akan menjadi focal point (Landa 2006, 29).

II.1.4. White Space

Menurut buku Grids The Structure of Graphic Design, desain layout yang baik akan nyaman untuk dibaca, akan tetapi desain layout yang buruk akan ditinggalkan pembacanya karena membingungkan dan membosankan. White space atau yang dapat disebut ruang kosong pada suatu halaman sangat dibutuhkan dalam desain editorial. Dengan adanya white space akan memberikan perhatian lebih pada karya anda, dimana ketika membuka halaman, pembaca akan lebih nyaman untuk membaca (Jute 1996, 36).

Begitu juga dengan penjelasan oleh Kimberly Elam, dalam bukunya yang berjudul Grids systems: Principles of Organizing Type,

(12)

menjelaskan bahwa pentingnya ada sebuah negative space yang berfungsi untuk menyeimbangi sebuah desain dengan pengkomposisian yang baik, sehingga dengan adanya keseimbangan tersebut, membuat mata tidak lelah untuk membaca sebuah artikel, majalah, dan lain-lain (Elam 1951, 11).

II.1.5. Cover

"Clearly, the cover is the most important component of the magazine. It's what reader see first and last it serves as an identifier of the book. You tend to remember which issue a particular story appeared by way of cover recall. Additionally, covers function as a window into the interior of the publication, while concurrently imparting a message about the magazine's personality, image, mission, voice and contents." Graphic Communication Today - Ryan W & Conover T

Dalam mendesain nameplate, desainer harus memilih jenis font khusus sesuai dengan target market serta ciri khas yang ingin ditunjukkan.

Selain itu, nameplate juga harus memiliki sifat keterbacaan yang baik dan permanen. Sama seperti nameplate, tipografi lain yang digunakan pada cover juga harus memiliki sifat keterbacaaan yang baik. Pastikan tulisan/typografi pada coverline kontras dengan background. Tulisan pada coverline harus terbaca dengan jelas.

Menurut buku The Complete Graphic Designer: A Guide To Understanding Graphic and Visual Communication oleh Ryan Hembree, cover harus dapat menarik atensi pembaca dan secara singkat mengkomunikasikan feel dari buku tersebut. Ketika memilih jenis huruf

(13)

atau visual, pilih yang sesuai dengan konsep, style, atau gambaran yang sesuai dengan materi bacaan. Ketika cover menggunakan type dan image, pastikan keduanya bekerja secara sinergis untuk memaksimalkan komunikasi.

Pertimbangan untuk desain cover majalah adalah untuk:

1. menarik pembaca

2. menyampaikan esensi dari isi editorial

3. desain punggung buku yang menarik dan mudah dibaca serta dipertimbangkan secara menyeluruh dengan buku.

4. isi dan cover buku memiliki relasi. (Hembree 2006, 64)

Dalam buku Magazine Design That Works, menurut Dr.Samir Husin, seorang profesor jurnalisme dari University of Missisipi, seseorang membeli majalah berdasarkan Four Me's yaitu See Me, Pick Me, Flip Me, Buy Me. Dengan demikian visual sebuah cover majalah menjadi hal yang sangat penting untuk mencuri perhatian dengan menyampaikan pesan dan situasi dari target pasar serta audiens dalam mendesain sebuah majalah.

(King 2001, 71)

II.1.6. Tipografi

Menurut buku Grids the Structure of Graphic Design, tipografi merupakan bagian lainnya yang terdapat dalam editorial desain. Beberapa komponen typografi yang harus ada dalam cerita atau artikel adalah text, caption, pull quotes, drop caps ,headers. Aturan yang jelas dalam desain

(14)

editorial adalah seorang desainer dapat memilih 16 font sebagai berikut, yaitu 2 typeface di dalam 2 ukuran dengan 2 jenis ukuran family typeface serta 2 gaya. Desainer harus memilih 2 ukuran font serif dan 2 ukuran font sans serif. Setiap ukuran dapat digunakan dengan jenis huruf bold, dan jenis lainnya adalah roman dan italic. Satu jenis dikhususkan untuk text, dan yang lainnya dapat digunakan sebagai huruf display. Pada desain yang baik, besar font yang digunakan pada bagian headline seharusnya lebih besar dibandingkan dengan subhead dan body text. Pada caption, seharusnya besar font yang digunakan satu point lebih kecil dibanding font pada body text. (Jute 1996, 54)

Menurut buku Tipografi dalam desain grafis, legibility memiliki pengertian sebagai kualitas huruf atau naskah dalam tingkat kemudahannya untuk dibaca. Tingkat keterbacaan ini tergantung kepada tampilan bentuk fisik huruf itu sendiri, ukuran, serta penataanya dalam sebuah naskah. Huruf serif memiliki karakter pada setengah bagian keatas dibandingkan dengan sans serif, oleh karena itu huruf serif lebih mudah untuk dibaca. Melihat dari segi fungsinya, serif bertindak sebagai pengait yang secara maya dapat menjembatani ruang antara huruf yang satu dengan lainnya. Oleh karena itu, huruf serif dapat menyebabkan kerja mata menjadi lebih ringan pada saat membaca naskah dengan jumlah kata yang banyak. (Sihombing 2001, 58)

(15)

Interval ruang antarhuruf atau kata memiliki dampak yang sangat berarti terhadap legibility. Susunan huruf yang terlalu rapat mengaburkan bentuk huruf, sedangkan susunan huruf yang terlalu renggang akan sangat mempengaruhi kecepatan membaca. Interval ruang bukan hanya berpengaruh terhadap legibility saja, akan tetapi juga dapat memberikan pengaruh terhadap keindahan dan harmoni sebuah rancangan. Sebagai catatan tambahan, kerning atau tracking positif diperlukan untuk huruf- huruf yang dicetak dalam ukuran kecil. Hal ini diperlukan untuk mengurangi kepekatan ruang serta memudahkan pengenalan terhadap huruf yang tercetak kecil.

Disamping penyesuaian interval ruang antarhuruf atau kata, yang juga perlu diperhatikan adalah interval ruang antarbaris. Umumnya, penyesuaian interval ruang antarbaris dapat membantu kecepatan dan kenyamanan membaca. Namun, bila interval ruang terlalu sempit atau terlalu besar akan memakan waktu lebih lama bagi mata kita dalam menemukan atau menyambung pada baris-baris kata selanjutnya. Sebagai catatan, huruf dengan ukuran x-height yang besar ataupun kecil memerlukan ukuran leading yang besar. Leading dapat mempengaruhi gerak mata serta kecepatan dalam membaca sebuah naskah.

Huruf yang digunakan untuk judul disebut dengan display type.

Ukuran minimum untuk display type adalah 14pt. Huruf yang lebih kecil dari 14pt disebut sebagai text type. Pemilihan ukuran untuk text type

(16)

tergantung kepada jenis huruf yang dipakai berikut besar x-height-nya.

Untuk naskah yang panjang, apabila huruf dicetak terlalubesar akan cepat melelahkan mata serta mengganggu estetika rancangan. (Sihombing 2001, 61)

Memilih jenis huruf dapat dianalogikan seperti memilih sepasang sepatu pesta. Pertimbangannya adalah apakah tampilannya sesuai dengan pakaian yang akan dikenakan, bagaimana kenyamanannya, dan mungkin juga bagaimana trend-nya. melihat dari fungsi dan penampilannya, sebuah sepatu pesta tidaklah layak digunakan untuk mendaki gunung, bermain sepak bola ataupun untuk bertamasya.

Dalam sebuah rancangan grafis, penggunaan jumlah jenis huruf yang akan diterapkan sebaiknya dipertimbangkan sesuai kebutuhan desain.

Penggunaan jenis huruf yang terlalu banyak akan menggangu estetika rancangan. Disamping hal tersebut, pemakaian jenis huruf yang terlalu banyak akan mengaburkan karakteristik dan kesatuan rancangan. Sedapat mungkin minimalkan jumlah jenis huruf yang akan dipakai dengan cara memanfaatkan keluarga huruf yang tersedia. (Sihombing 2001, 66)

II.1.6.1. Alignment

Menurut buku Tipografi dalam desain grafis, dalam sebuah perancangan tipografi penataan baris (alignment) memiliki peranan

(17)

dalam beberapa baris disejajarkan dengan lima cara sebagai berikut ini:

1. rata kiri (flush left) layak digunakan untuk naskah yang panjang atau pendek. Bagian kanan susunan huruf menghasilkan bentuk iregular yang memberi kesan dinamis.

2. rata kanan (flush right) hanya layak digunakan untuk jumlah naskah yang pendek dengan penataan jumlah huruf-huruf per barisnya hampir setara.

3. rata tengah (centered) hanya layak digunakan untuk jumlah naskah yang pendek dengan penataan jumlah huruf yang seimbanga pada tiap barisnya.

4. rata kiri-kanan (justified) layak digunakan untuk naskah yang panjang. Keteraturannya memberikan kesan bersih dan rapi.

Namun, jarak antarkata harus diperhatikan bila jumlah huruf tidak sebanding dengan lebar kolom.

5. asimetris (random) penataan ini berbeda dengan empat cara penataan yang telah dijelaskan diatas. Setiap baris disusun secara acak (random) sehingga tidak ada pola baris yang dapat diprediksi panjangnya ataupun penempatannya. (Sihombing 2001, 90)

II.1.6.2. Golden Section

Sebuah konsep dasar yang digunakan untuk menghasilkan proporsi sempurna untuk keperluan pemecahan ruang. Berbasis

(18)

pada golden section, proporsi yng identik dengan luas halaman akan menghasilkan perhitungan rasio lebar margin sebagai berikut:

1. margin atas = 3 2. margin bawah = 6 3. margin luar = 4 4. margin dalam = 2

Walaupun tidak ada aturan-aturan yang baku mengenai penentuan besarnya margin, namun, pemanfaatan ukuran margin yang tepat akan memberikan dampak visual terhadap keseluruhan rancangan. Margin yang sama besar akan lebih cepat membosankan, sedangkan ukuran margin yang tidak sama besar dapat emnciptakan ruang asimetris yang dinamis (Sihombing 2001, 88).

II.1.7. Warna

Warna juga merupakan salah satu bagian yang penting pada seni grafis. Apabila dihubungkan dengan sebuah media majalah, maka yang perlu diperhatikan adalah warna yang akan digunakan sebagai alat komunikasi. Warna yang "keras" akan menaburkan konsentrasi ketika membaca, sedangkan warna yang lembut kerap digunakan dalam majalah karena warna-warna tersebut bersifat netral di mata, sehingga tidak mengganggu tingkat keterbacaan dari majalah itu sendiri.

Menurut buku Colour, sebagai bagian dari elemen tata rupa, warna memegang peran sebagai sarana untuk lebih mempertegas dan

(19)

memperkuat kesan dan tujuan pada sebuah karya desain. Penggunaan warna yang terlalu banyak dan tidak teratur akan membuat halaman menjadi tidak rapi dan bersih.

Warna adalah elemen desain utama karena kemampuannya untuk memperoleh reaksi emosional dalam penampil. Sebagai konsekuensi warna sering digambarkan dengan kata-kata emosional seperti 'keren', 'panas', 'menenangkan' atau 'menarik', dan warna yang paling berhubungan dengan kata sifat tertentu. Sebagai contoh, merah umumnya warna panas atau menarik, sedangkan biru adalah dingin dan pendiam, dan kami semua telah hijau dengan iri di beberapa titik. (Harris 2005, 106)

II.2. Teori Pendukung

II.2.1. Sejarah Majalah

Menurut buku Modern Magazine Design majalah lahir pada masa revolusi industri, hadir pada waktu dimana desain buku dan koran sedang 'istirahat', majalah cenderung memiliki desain yang bebas dan tidak biasa.

Salah satu karakteristik yang menonjol dari sebuah majalah adalah orientasi visualnya, yang kemungkinan besar disebabkan oleh hubungannya dengan dunia seni. Pada zaman itu, majalah sangat mahal dan sangat segmented, atau lebih ditujukan pada audiens yang memiliki ketertarikan dalam seni dan literatur.

(20)

Secara grafis, majalah mengalami masa keemasannya pada periode tahun 1870 bersamaan dengan mulai berkembangnya teknik percetakan.

litografi, poster, ikemasan, serta periklanan. Secara tidak langsung majalah memperluas ruang lingkup media. Kemunculan majalah-majalah khusus yang salah satunya adalah majalah "Paris Illustre" yang berisi karya-karya ilustrasi dari Toulouse Lautrec dan seniman-seniman lainnya. (William Owen 1992 , 12)

Majalah TIME juga memegang peranan penting dalam era perkembangan majalah. Dalam buku Magazines that make History, majalah TIME adalah majalah yang pertama menyajikan secara ringkas dan sistematis segala berita di seluruh dunia. Pada awalnya majalah TIME merupakan pekerjaan Pathfinder (1894-1954) yang secara mingguan menulis ulang berbagai berita untuk penduduk pedesaan. Kemudian pada tahun 1923 majalah TIME diambil alih oleh Briton Hadden dan Henry Luce. Majalah TIME pun mengalami redesign pada tahun 1977 oleh Walter Bernard dimana ia menekankan untuk menyederhanakan serta mempertahankan struktur dan kejelasan dalam publikasi. Issue pertama TIME yang dikerjakanoleh Walter Bernard keluar pada 15 Agustus 1977 dan pada issue tersebut terdapat beberapa perubahan dari segi cover, headline type, dampak visual serta adanya cornerflap. Pada cover, Bernard merubah logo menjadi lebih modern, menyertakan cornerflap dan adanya headline serta penggunaan font Franklin Gothic. Pada headline pun

(21)

menggunakan font Franklin Gothic dan font tersebut menjadi ciri khas TIME pun diikuti dan digunakan beberapa majalah lain.

Pada awalnya, cornerflap dikritik oleh para editor karena posisinya yang tidak horizontal. Namun, Bernard pun mengatakan kepada mereka untuk mencoba yang berbeda dan ternyata hal ini pun menjadi elemen yang harus ada pada majalah hingga sekarang. Dengan layout yang baru dan pengggunaan gambar yang lebih baik memberikan dampak visual majalah yang tidak biasa pada saat itu dan hal tersebut mendapatkan respon yang positif dan diikuti oleh majalah-majalah yang bermunculan pada periode tersebut.

Selain itu pada bagian dalam, Bernard pun membuat perubahan untuk memberikan kelebihana pada majalah TIME yaitu kesatuan dan personality. Statistik grafik menjadi hal yang populer pada media cetak dan biasanya menggunakan cerita ilustrasi untuk bagian ekonomi dan isu sosial. Bernard pun memiliki jalan lain dengan mempekerjakan Nigel Holmes untuk membuat simbol, pictograms, gambar dan ilustrasi bagi majalah TIME. Hal tersebut pun mempopulerkan pictorial unik dalam menyampaikan informasi statistik.

Selain itu, majalah TIME pun banyak menjadi standar bagi majalah lain seperti ukuran majalah TIME yaitu 21.5 x 27,5. Ukuran ini pun

(22)

banyak diikuti oleh majalah lain karena memberikan visual layout yang baik serta cukup handy untuk dibawa. (Angeletti & Oliva 2004, 24)

II.2.2. Hubungan antara periklanan dan desain editorial

Dalam buku Graphic Communication Today 4th Edition, halaman periklanan biasanya termasuk dalam master plan dan sebagai halaman jeda pada majalah. Ada dua pendekatan yang biasa dilakukan. Pendekatan tradisional yang biasa dilakukan ialah majalah terdiri dari komponen- komponen seperti daftar isi, kolom dan halaman departemen sedangkan halaman advetorial ataupun iklan biasanya berada di bagian depan atau bagian belakang. Pada halaman feature biasanya tidak terganggu oleh iklan kecuali bagian sebelum feature atau sesudahnya. Sebaliknya, bagian depan pada majalah dan belakang yang menjadi tempat iklan biasanya mengunci beberapa bagian skema majalah seperti halaman daftar isi dan halaman departemen. Pada kasus ini biasanya ada aturan untuk menyediakan kolom yang penuh buat masing-masing dan tidak mencampurkan antara iklan dengan materi editorial dalam satu kolom yang sama. Sebagai desainer sangatlah penting untuk membuat materi editorial lebih terlihat menarik dan jelas dibanding halaman iklan. Ini merupakan hal yang penting pada halaman pembuka. Biasanya, strategi dari sebuah majalah untuk menjamin bahwa halaman features tidak dicampur aduk dengan halaman iklan. (Ryan & Conover 2004, 501)

(23)

II.2.3. Teori Psikologi Dewasa Dini

Menurut buku Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, masa dewasa dini dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Pada masa dewasa dini merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Perubahan minat pun terjadi pada masa dewasa dini. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh kondisi kesehatan, status ekonomi, pola kehidupan, nilai, status belum menikah ke status menikah, kesenangan, menjadi orangtua serta perubahan dalam tekanan-tekanan budaya dan lingkungan.

Meskipun variasi minat pada orang dewasa muda snagat luas, beberapa jenis minat tertentu dapat dianggap sebagai ciri orang dewasa muda dalam kebudayaan Amerika masa kini. Jenis minat ini dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu: minat pribadi, minat rekreasional, dan minat sosial. Minat pribadi selalu menyangkut seseorang tertentu. Minat pribadi yang kuat dapat menyebabkan seseorang bersifat egosentris. Namun dengan bertambahnya tugas dan tanggungjawab di tempat kerja, di rumah, atau pada masa orangtua, minat egosentris biasanya sedikit demi sedikit berkurang dan minat sosial mulai berkembang.

Minat pribadi terhadap penampilan, pakaian perhiasan dimana pada awal masa dewasa sangat memperhatikan penampilan dan untuk

(24)

membantu statusnya dalam lingkungan sosial. Namun minat meningkatkan penampilan mulai berkurang menjelang umur tigapuluhan, ketika ketegangan dalam pekerjaan dan rumah tangga terasa kuat. Namun minat akan penampilan muncul lagi jika mulai ada tanda-tanda ketuaan (Hurlock 1986, 246).

Selain penampilan, dewasa muda juga tertarik akan status sosial dan uang dimana orang muda menjadikan benda-benda seperti gaya pakaian, tipe mobil dan rumah menjadi tolok ukur keberhasilan ekonomi.

Maka, orang-orang dewasa muda ingin cepat menanjak kariernya dengan harapan segera dapat memiliki benda-benda yang akan menyatakan tingginya status seseorang.

Rekreasi pun menjadi salah satu minat bagi dewasa dini. Orang- orang muda dalam budaya Ameria masa kini, mempunyai masa luang lebih banyak daripada orang tua mereka, kakek mereka maupun orang- orang muda pada umumnya dalam budaya-budaya lain. Hal ini sebagian disebabkan waktu kerja yang lebih singkat per minggu, sebagian akibat mekanisasi, sehingga pekerjaan rumah tangga tidak memakan begitu banyak waktu dan tenaga lagi. Pada orang-orang dewasa muda banyak tidak mendapatkan kepuasan dari kegiatan-kegiatan rekreasi mereka. Salah satu masalah penyesuaian utama ialah bahwa mereka masih harus belajar bagaimana menggunakan waktu luang secara menyenangkan.

(25)

Orang-orang muda umumnya tidak mempunyai hobi sebelum keadaan keuangan memberikan waktu cukup untuk kegiatan ini. Namun ada yang justru mempunyai hobi karena pekerjaan mereka membosankan atau mengecewakan, dan hobi menjadi semacam kompensasi. Mereka yang mempunyai inteligensi yang lebih tinggi memiliki hobi yang lebih bervariasi dibandingkan mereka yang kurang cerdas. Dapat dikatakan bahwa pria yang berhasil dalam pekerjaannya memiliki hobi yang lebih bervariasi daripada mereka yang kurang berhasil. (Hurlock 1986, 257).

II.3. Istilah dan Definisi

1. bleed : gambar yang diletakkan melebihi daripada garis halaman.

2. content : daftar isi merupakan hal kedua terpenting setelah cover. Ini merupakan alat yang tidak ternilai kepada pembaca, karena daftar isi menyajikan pemetaan bagian majalah secara detail, seperti halaman editorial, kolom, artikel, dan lain-lain.

3. cover : bagian depan dari majalah yang terlihat pada rak buku dan cover merupakan ruang paling mahal untuk iklan.

4. cover lines: teks pada cover yang berfungsi untuk memikat pembaca pada feature majalah.

5. display : huruf yang lebih besar dibanding body type seperti headlines atau pull quotes.

6. caption : teks yang menjelaskan ilustrasi.

7. deck : teks dibawah headline yang merangkum secara singkat atau memberi petunjuk artikel.

(26)

8. feature story : bagian utama dalam majalah. Dalam features story, selalu gunakan caption pada foto yang ada, baik untuk fotografer, illustrator, maupun foto yang perlu diberikan keterangan, dengan begini, pembaca akan mengetahui keterangan dari gambar yang ditunjukkan.

9. grid : struktur tak terlihat yang menuntun untuk penempatan elemen grafis, foto atau teks pada suatu halaman.

10. leading : ruang antar baris.

11. logotype : tipografi dan perlakuan grafis pada judul majalah dan biasanya ditemukan pada cover dan daftar isi.

12. masthead: satu boks dengan satu kolom yang biasanya berisi daftar editor majalah, desainer, staff, dan informasi tentang perusahaan.

13. nameplate : Tempat dimana logo majalah berada pada cover.

14. pull-quote : Kutipan dari kutipan dalam sebuah artikel yang ditarik keluar dan digunakan sebagai elemen desain untuk memecah body text.

15. subhead : judul singkat yang digunakan untuk memecah paragraf.

(27)

Referensi

Dokumen terkait

Ada banyak faktor yang mempengaruhi insidensi FPD dan kualitas litter, seperti tingkat ke­ padatan (stocking density), bahan dari litter, program pencahayaan, desain tempat

Keberadaan kadmium yang sangat tinggi pada daging ikan sapu- sapu dari stasiun ini terutama sangat dipengaruhi oleh habitat ikan sapu- sapu yang hidupnya pada dasar

• Jika kemudian dilakukan pengamatan terhadap 35 pasien dan 25 diantaranya berhasil menjalani transplantasi ginjal, apakah dapat dikatakan bahwa obat baru tersebut lebih baik

The collected data are identified based on the six dimensions of female3. empowerment through expressions on the sentences, phrases or words at

membujur pegunungan Meratus Utara dari barat ke timur yang juga menjadi.. batas wilayah Provinsi

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

berlangsung terus-menerus. Sebuah proses dua arah yang bekerja sepanjang tahun untuk memastikan bahwa pelaksanaan tugas kerja berjalan sebagaimana mestinya, bahwa masalah

Berdasarkan hasil evaluasi dokumen penawaran yang dilakukan oleh Pejabat Pengadaan Barang/ Jasa pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Madiun, sebagaimana dituangkan