• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TEBAK KATA DAN WODRS SQUARE PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TEBAK KATA DAN WODRS SQUARE PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PADA PO KO K BAHASAN HI DRO KARBON

Oleh:

Hariani Siregar NIM 4103331017

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

“Perbedaan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) dengan Menggunakan Media Tebak Kata dan Words Square pada Pokok Bahasan Hidrokarbon”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Ibu Dra. Gulmah Sugiharti, M.Pd, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si, Ibu Dra. Ani Sutiani, M.Si dan Bapak Drs. Rahmat Nauli, M.Si sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari penelitian sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada ibu Dra. Ani Sutiani, M.Si selaku dosen pembimbing akademik dan kepada seluruh bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA Unimed yang sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih kepada guru-guru sekolah yang telah mendidik penulis sehingga penulis dapat memperoleh gelar sarjana. Ucapan terima kasih kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru kimia (Ibu Dra. Linda Simanjuntak., SH dan Ibu Teti Dian Sari S.Pd ) dan siswa/i kelas XI IPA1 dan XI IPA2 SMA Negeri 18 Medan yang telah banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.

(4)

rekan-Penulis telah berupaya dengan seoptimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun jika ada kesalahan penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, September 2014 Penulis,

(5)

Hariani Siregar (4103331017)

Abstrak

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viv

Daftar Tabel vv

Daftar Lampiran vvi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 6

1.3. Batasan Masalah 6

1.4. Rumusan Masalah 7

1.5. Tujuan Penelitian 7

1.6. Manfaat Penelitian 7

1.7. Defenisi Operasional 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 10

2.1. Kerangka Teoritis 10

2.1.1 Hakikat Belajar Kimia 10

2.1.2 Gaya Belajar 12

2.1.3 Hasil Belajar Kimia 16

2.1.4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Kimia 18

2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif 20

2.1.6 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT 24

2.1.7 Media Pembelajaran 26

2.1.8 Media Tebak Kata 28

(7)

2.1.10 Hidrokarbon 33

2.2. Kerangka Konseptual 50

2.3. Hipotesis Penelitian 51

BAB III METODE PENELITIAN 53

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 53

3.1.1 Lokasi Penelitian 53

3.1.2 Waktu Penelitian 53

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 53

3.2.1 Populasi 53

3.2.2 Sampel 53

3.3. Variabel Penelitian 53

3.3.1 Variabel Terikat 53

3.3.2 Variabel Bebas 54

3.3.3 Variabel Kontrol 54

3.4 Instrument Penelitian 54

3.5. Jenis dan Rancangan Penelitian 54

3.6. Prosedur Penelitian 56

3.7 Alat Pengumpul Data 56

3.8. Teknik Analisis Data 60

3.8.1. Uji Normalitas 60

3.8.2. Uji Homogenitas 60

3.8.3. Uji Hipotesis 61

3.8.4. Peningkatan Hasil Belajar 63

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 64

4.1. Hasil Penelitian 64

4.1.1. Analisis Instrumen Penelitian 64

4.1.2. Data Hasil Penelitian 68

4.2. Analisis Data Penelitian 69

(8)

4.2.2. Uji Homogenitas 69

4.2.3. Uji Hipotesis 70

4.2.4. Persentase Peningkatan Hasil Belajar 71

4.3. Pembahasan 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 76

5.1 Kesimpulan 76

5.2 Saran 76

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Langkah – Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 22 Tabel 2.2 Nama Awal Senyawa Alkana 37

Tabel 2.3 Penamaan Gugus Alkil 38

Tabel 2.4 Lima Suku Pertama Alkena 40 Tabel 2.5 Empat Suku Pertama Alkuna 42

Tabel 3.2 Rancangan Penelitian 54

Tabel 4.1 Data Hasil Penelitian 68

Tabel 4.2 Normalitas Data Pre-Test,Post-Test dan Gain 69 Tabel 4.3 Homogenitas Data Pre-Test,Post-Test dan Gain 70

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 80

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Eksperimen I 83

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Eksperimen II 98

Lampiran 4. Apersepsi 113

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa Pertemuan I 114

Lampiran 5a. Kunci Jawaban LKS Pertemuan I 115

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa Pertemuan II 116

Lampiran 6a. Kunci Jawaban LKS Pertemuan II 117

Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa Pertemuan III 118

Lampiran 7a. Kunci Jawaban LKS Pertemuan III 119

Lampiran 8. Media Tebak Kata Kelas Eksperimen I Pertemuan I 120

Lampiran 8a. Kunci Jawaban Media Tebak Kata Kelas Eksperimen I

Pertemuan I

122

Lampiran 9. Media Tebak Kata Kelas Eksperimen I Pertemuan II 123

Lampiran 9a. Kunci Jawaban Media Tebak Kata Kelas Eksperimen I

Pertemuan II

125

Lampiran 10 Media Tebak Kata Kelas Eksperimen I Pertemuan III 126

Lampiran 10a. Kunci Jawaban Media Tebak Kata Kelas Eksperimen I

Pertemuan III

128

Lampiran 11. Media Words Square Kelas Eksperimen II Pertemuan I 129

Lampiran 11a. Kunci Jawaban Media Words Square Kelas Eksperimen

II Pertemuan I

131

Lampiran 12. Media Words square Kelas Eksperimen II Pertemuan II 132

Lampiran 12a. Kunci Jawaban Media Words Square Kelas Eksperimen

II Pertemuan II

134

Lampiran 13. Media Words Square Kelas Eksperimen II Pertemuan III 135

Lampiran 13a. Kunci Jawaban Media Words Square Kelas Eksperimen

II Pertemuan III

(11)

Lampiran 14. Aturan Permainan 137

Lampiran 15. Kisi – Kisi Instrumen Tes Sebelum Valid 138

Lampiran 16. Instrumen Tes Sebelum Valid 153

Lampiran 16a. Lampiran 16b. Lampiran 17. Lampiran 18. Lampiran 18a. Lampiran 18b. Lampiran 19. Lampiran 19. Lampiran 20. Lampiran 20. Lampiran 21. Lampiran 21. Lampiran 22. Lampiran 22. Lampiran 23. Lampiran 23a Lampiran 23b Lampiran 24. Lampiran 25. Lampiran 26. Lampiran 27. Lampiran 28. Lampiran 29. Lampiran 30. Lampiran 31. Lampiran 32.

Kunci Jawaban Instrumen Tes Sebelum Valid

Lembar Jawaban Siswa Sebelum Valid

Kisi – Kisi Instrumen Tes Setelah Valid

Instrumen Tes Setelah Valid

Kunci Jawaban Instrumen Tes Setelah Valid

Lembar Jawaban Siswa Setelah Valid

Perhitungan Validitas Tes

Tabel Validasi Instrumen Tes

Perhitungan Reabilitas Tes

Tabel Reliabilitas Instrumen Tes

Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes

Tabel Tingkat Kesukaran Tes

Perhitungan Daya Beda Tes

Tabel Daya Beda Instrumen Tes

Rekap Analisis Instrumen Tes

Rekap Analisis Instrumen Tes Setelah Valid

Data Hasil Perhitungan Jenjang Kemampuan C1,C2 dan

C3 pada Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II

Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen I dan Kelas

Eksperimen II

Uji Normalitas

Uji Homogenitas

Perhitungan Hipotesis

Uji Gain

Jadwal Kegiatan Penelitian

Dokumentasi Penelitian

Tabel Nilai – Nilai R-Product Moment

Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2)

(12)

Lampiran 33.

Lampiran 34.

Tabel t

Daftar Tabel Persentil Untuk Distribusi F

222

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dituntut untuk melaksanak an

proses pembelajaran yang baik dan seoptimal mungkin sehingga dapat mencetak

generasi muda bangsa yang cerdas, terampil, dan bermoral tinggi. Proses

pembelajaran membantu siswa / pelajar untuk mengembangkan potensi intelektual

yang dimilikinya, sehingga tujuan utama pembelajaran adalah usaha yang

dilakukan agar intelek setiap pelajar dapat berkembang (Drost, 1999). Selain itu,

proses pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan guru

sebagai pengajar, proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan

pedagogik yang mencakup strategi, metode maupun model mengajar (Nurhadi

dan Senduk, A., 2003).

Pelaksanaan proses pembelajaran saat ini harus mengalami perubahan,

dimana siswa tidak boleh lagi dianggap sebagai obyek pembelajaran semata,

tetapi harus diberikan peran aktif serta dijadikan mitra dalam proses pembelajaran

sehingga siswa bertindak sebagai agen pembelajar yang aktif sedangkan guru

bertindak sebagai fasilitator dan mediator yang kreatif. Ilmu kimia merupakan

salah satu bidang kajian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sudah mulai

diperkenalkan kepada siswa sejak dini. Mata pelajaran kimia menjadi sangat

penting kedudukannya dalam masyarakat karena kimia selalu berada di dalam

kehidupan sehari-hari. Namun selama ini masih banyak siswa yang mengalami

kesulitan dalam memahami dan mengikuti pelajaran kimia.

Agar dapat mengajar secara efektif, guru harus meningkatkan kesempatan

belajar bagi siswa (kuantitas) dan meningkatkan mutu (kualitas) mengajarnya.

Kesempatan belajar murid dapat ditingkatkan dengan cara melibatkan siswa

secara aktif dalam belajar. Hal ini berarti kesempatan belajar makin banyak atau

optimal dan guru menunjukkan keseriusan dalam mengajar sehingga dapat

(14)

terlibat aktif dalam belajar, semakin tinggi kemungkinan prestasi belajar yang

dicapainya (Usman, 2002).

Pada tahun ajaran baru 2013/2014 pemerintah menetapkan

diberlakukannya kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013 menggantikan KTSP.

Penyusunan Kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan

KBK yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, dimana

kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup

sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah

disepakati (Sisdiknas, 2012).

Terdapat banyak perbedaan antara struktur kurikulum 2013 dengan

kurikulum sebelumnya yaitu KTSP. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari berbagai

sudut. Pertama, dari pengertian struktur kurikulum itu sendiri, kurikulum 2013

tidak menyebutkan adanya standar kompetensi mata pelajaran dan menggantinya

dengan istilah kompetensi inti. Kedua, jumlah mata pelajaran pada kurikulum

2013 lebih sedikit dibandingkan dengan KTSP. Ketiga, kurikulum 2013 menuntut

pembelajaran dilakukan dengan pendekatan tematik integratif, berbeda dengan

KTSP yang masih menggunakan pendekatan mata pelajaran. Keempat, beban

belajar yang dicantumkan pada kurikulum 2013 mengalami penambahan

dibanding KTSP. Dan yang kelima, pengembangan kurikulum 2013 mencakup

silabus, buku teks, dan buku pedoman guru, berbeda dibanding KTSP yang hanya

sampai pada kompetensi dasar (Deksa Ferdika, 2012)

Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah

pasti berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang, dan ada pula yang sangat

lambat. Oleh karena itu, mereka sering kali harus menempuh cara yang berbeda

untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. Apabila

seorang guru dapat mengidentifikasi kencenderungan gaya belajar siswa maka hal

ini akan bermanfaat sekali dalam mengembangkan proses belajar mengajar

(15)

Gaya belajar yang biasa dilakukan seseorang dalam menuntut ilmu dapat

saja menjadi suatu kebiasaan. Seorang siswa yang mempunyai gaya belajar

berbeda dengan gaya belajar siswa lainnya tentu saja diharapkan dapat memahami

materi yang disampaikan tercapai. Namun demikian, karena gaya belajar yang

berbeda tersebut dapat berakibat pada pemahaman yang berbeda. Oleh karena

pemahaman yang berbeda sebagai akibat gaya belajar yang berbeda tersebut bisa

saja mempunyai hubungan pada prestasi belajarnya (S. Nasution, 2003)

Berdasarkan pengalaman peneliti pada saat melaksanakan Program

Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Tanjung Pura, Kecamatan

Tanjung Pura Kabupaten Langkat relative biasa karena guru yang mengajar masih

terlalu monoton. Guru masih menerapkan metode ceramah dalam penyampaian

materi dan latihan serta hanya berpusat pada guru sehingga siswa menjadi kurang

aktif dalam proses belajar mengajar yang membuat siswa menjadi vakum.

Kemudian kurangnya interaksi dan kerjasama antara sesama siswa dalam kegiatan

belajar sehingga siswa cenderung bersifat individualis. Oleh karena itu siswa yang

kurang mampu ataupun kurang paham pada materi yang disampaikan guru

sehingga siswa mengalami kesulitan dalam perhitungan, penamaan maupun

reaksi-reaksinya sehingga hasil belajar kimia siswa tersebut menjadi rendah.

Konsep hidrokarbon merupakan salah satu konsep dari ilmu kimia yang sulit

dipahami siswa, karena disamping harus mengingat jenis-jenis senyawanya juga

harus bisa mengenal struktur dasarnya, menuliskan nama senyawanya dan bisa

juga menuliskan ataupun menggambar rumus struktur dari senyawanya.

Ketidakmampuan siswa dalam menguasai konsep dasar mengakibatkan siswa

tidak mampu menguasai konsep dasar senyawa hidrokarbon (Haetami, 2011).

Oleh karena itu, sangat diperlukan suatu model pembelajaran yang

berbasis media yang dapat membantu siswa dalam memahami senyawa

hidrokarbon dan memunculkan gaya belajar yang berbeda pada siswa sehingga

proses belajar mengajar lebih aktif dan berkembang. Untuk membantu siswa

(16)

sangat tepat adalah pembelajaran kooperatif tipe TGT(Teams games

tournaments).

TGT merupakan model pembelajaran yang dapat memotivasi siswa dan

menarik minat belajar siswa karena TGT merupakan model pembelajaran yang

menyenangkan (Wanda Sue dalam Slavin, 2008). Pada model pembelajaran tipe

TGT, siswa dapat termotivasi untuk belajar karena model pembelajaran ini

melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status dan melibatkan peran

siswa sebagai tutor sebaya serta mengandung unsur permainan. Aktivitas belajar

dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT

memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan

tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Model

pembelajaran TGT memiliki nilai praktis dalam pelaksanaannya karena model ini

terdapat unsur permainannya.

Media pembelajaran dengan memanfaatkan permainan bisa diterapkan

sebagai salah satu media pembelajaran alternatif bagi guru untuk meningkatkan

minat belajar siswa dan memotivasi siswa dengan menggunakan pendekatan

permainan yang menyenangkan, menantang, seru dan menarik serta focus kepada

topik yang akan dibahas yaitu bidang sains. Hal ini juga, bisa digunakan untuk

memperluas wawasan dan pengetahuan, serta memperdalam pelajaran di bidang

sains melalui latihan soal-soal yang menyenangkan tanpa membuang waktu

bermain, di mana anak – anak akan merasa tertantang untuk menebak semua

permaianan yang ditampilkan sehingga sudah bisa merangsang minat belajarnya

tanpa harus diarahkan terlebih dahulu (Chomsin S.Widodo. Jasmadi, 2002)

Dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat digunakan media

pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar. Melalui media

pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak

menjadi konkret sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme

(Wina Sanjaya, 2010). Hidrokarbon yang bersifat abstrak dapat dipahami lebih

mudah, jika materi ini dijelaskan melalui media diantaranya yaitu media tebak

(17)

Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe teams games tournaments hasil belajar siswa

mengalami peningkatan seperti pada penelitian oleh Warlan Sugiyo,dkk (2008)

mengungkapkan bahwa Model pembelajaran Team Game Tournament (TGT)

dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar disertai penilaian portofolio pada pokok

bahasan koloid dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa sebesar 97,37%

dengan nilai pretes 58,73 dan postes 74,40. Peneliti yang lain yaitu Tarti Harjani

(2011) menyatakan data prestasi belajar kognitif pada model pembelajaran

koopetarif tipe TGT nilai tertinggi 91,00, nilai terendah 64,00 dan nilai rata –

ratanya 77,88 serta standar deviasinya adalah 7,39.

Selain model pembelajaran, penggunaan media merupakan salah satu

komponen penting di dalam proses pembelajaran di sekolah. Media merupakan

satu diantara sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran yang dapat

menyampaikan materi dengan tepat sasaran. Berdasarkan penelitian Jein Asriyanti

Arbie,dkk (2013) menyatakan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar kimia

siswa dengan menggunakan media word square pada materi hidrokarbon sebesar

81,92%. Dan untuk media tebak kata, berdasarkan penelitian Ima Nurul Safitri

(2010) menyatakan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar kimia siswa yaitu

rata – rata pretest sebesar 29,688 sedangkan rata – rata posttest sebesar 60,938.

Berdasarkan masalah di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang

pembelajaran kooperatif menggunakan media. Untuk itu peneliti mengadakan

penelitian dengan mengambil judul“PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA

SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) DENGAN MENGGUNAKAN

MEDIA TEBAK KATA DAN WODRS SQUARE PADA POKOK

(18)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

masalah yang diidentifikasi adalah:

1. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor

metode pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai seorang fasilitator

dan mediator.

2. Dalam proses belajar mengajar keaktifan siswa dalam kegiatan belajar

masih kurang karena pusat pembelajaran masih terletak pada kegiatan

guru.

3. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, metode yang diterapkan kurang

bervariasi dan belum dilaksanakan secara maksimal metode konvensional

masih mendominasi dalam pembelajaran berdasarkan hasil Program

Pengalaman Lapangan (PPL) yang peneliti lakukan tanggal 26 Agustus

2013 – 11 November 2013.

4. Kurangnya interaksi dan kerja sama antara sesama siswa dalam kegiatan

belajar sehingga siswa cenderung bersifat individualis berdasarkan hasil

Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang peneliti lakukan tanggal 26

Agustus 2013 – 11 November 2013.

1.3. Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik dan terarah maka

batasan masalah dalam penenlitian ini sebagai berikut :

1. Penelitian hanya dilakukan pada siswa kelas XI SMA Negeri 18.

2. Materi yang diajarkan adalah hidrokarbon.

3. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran

kooperatif tipe teams games tournaments (TGT) dengan menggunakan

media tebak kata.

4. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran

kooperatif tipe teams games tournaments (TGT) dengan menggunakan

(19)

5. Hasil penelitian yang diukur adalah berupa data dari hasil belajar pada

Pokok bahasan yang diajarkan pada penelitian ini.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

“Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar melalui model

Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournaments ) dengan

Media Tebak Kata dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar

melalui model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games

Tournaments ) dengan media Words Square pada pokok bahasan hidrokarbon

di kelas XI SMAN 18 Medan ?”

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari

penelitian ini adalah untuk:

“Mengetahui Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar

melalui model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (teams games tournaments)

dengan Media Tebak kata dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar

melalui model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (teams games tournaments)

dengan media Words Square pada pokok bahasan hidrokarbon di kelas XI IPA

SMAN 18 Medan.”

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa: Meningkatkan peran aktif siswa selama proses pembelajaran

dan melatih siswa untuk bekerjasama, sehingga siswa menjadi senang selama

pembelajaran.

2. Bagi sekolah yang bersangkutan: dapat dijadikan sebagai perhatian yang

(20)

menerapkan model pembelajaran yang signifikan dengan dunia pendidikan

saat ini agar tidak monoton dalam KBM.

3. Bagi guru: sebagai masukan kepada guru maupun tenaga kependidikan

lainnya agar lebih tepat dalam menentukan model pembelajaran sehingga

mencapai tujuan dengan baik.

4. Bagi peneliti: dapat dijadikan suatu tambahan ilmu pengetahuan,

kemampuan dan pengalaman dalam meningkatkan kompetensinya sebagai

calon guru.

1.7. Defenisi Operasional

1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments

Model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah salah satu tipe

model pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam

kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa

yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang

berbeda dan melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung

unsur permainan dan reinforcement.

2. Media

Media pembelajaran merupakan wahana penyampai informasi

belajar atau pengantar pesan dari komunikator (guru) kepada komunikan

(siswa) sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak di capai. Media

Pembelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah Media tebak kata

dan words square yang diharapkan dapat melatih siswa lebih aktif dan

bekerjasama pada timnya untuk meningkatkan hasil belajar.

3. Hasil Belajar Kimia

Hasil belajar siswa adalah tingkat kemampuan dan penguasaan

siswa terhadap mata pelajaran kimia. Siswa dapat dikatakan berhasil

dalam belajar kimia apabila siswa tersebut menerapkan hasil belajarnya

yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku pada orang tersebut

(21)

yang dapat diamati melalui kemampuan siswa dalam menerapkan hasil

belajar kimia baik dari kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotorik.

4. Hidrokarbon

Hidrokarbon merupakan materi kimia yang diberikan kepada siswa

kelas XI semester ganjil yang membahas tentang cara penentuan tata

nama, membedakan rumus alkana, alkena, dan alkuna, penentuan isomer,

(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

Semakin meningkatnya minat belajar sehingga aktifitas belajar naik secara

signifikan, karena siswa diahadapkan dengan suatu metode pengajaran yang

bersifat permainan sehingga tidak terlalu monoton dalam proses belajar

mengajar. Ada perbedaan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen II (Pos

Tes : 82.50 + 6,60 dan gain 74%) dibandingkan dengan hasil belajar siswa

pada kelas eksperimen I ( Pos Test 81,50 + 6,52 dan gain 75%) pokok

bahasan hidrokarbon. Besarnya perbedaan peningkatan hasil belajar kimia

siswa adalah 1%.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka penulis menyarankan

Hal berikut :

Bagi guru dan calon guru diharapkan dapat menerapkan pembelajaran TGT

(Teams Games Tournament) dikombinasikan dengan Words Square atau

Tebak Kata pada pokok bahasan Hidrokarbon untuk meningkatkan hasil

belajar siswa sehingga mampu membangun potensi siswa yang terkadang

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Arbie, Jein Asriyanti, dkk, (2012), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Words Square Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Hidrokarbon Siswa Kelas X SMA Tridharma Gorontalo, FMIPA – UNG, Gorontalo http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFMIPA/article/view/3748 (diakses maret 2014).

Asniar, (2009), Penerapan Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Ketapang,Pontianak, FKIP Untan.

Chomsin S.Widodo. Jasmadi, (2002),Media Pembelajaran, Erlangga, Jakarta.

Clark, (1981), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,Penerbit Rajawali Press, Jakarta

Daryanto, H, (2001), Evaluasi Pendidikan, Penerbit Rhineka cipta, Jakarta.

Dedi, (2013), http://dedi26.blogspot.com/2013/01/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-hasil-belajar.html, (Diakses 20 Februari 2014).

Deksa Ferdika, (2012), Makalah Kurikulum 2013. blogspot.com. (Online),

(http://ferdikakinestetik.blogspot.com/2012/12/makalah-kurikulum-2013.html, diakses 17 Juli 2014)

Departemen Pendidikan Nasional, (2003), Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Depdiknas, (2003), Kurikulum 2004 SMA Pedoman Khusus dan Pengembangan Silanbus & Penilaian Mata Pelajaran Kimia, Proyek Pengelolahan Pendidikan Menengah Umum, Jakarta.

Depdiknas, (2004), Pengembangan Model Pendidikan Kecakapan Hidup, Penerbit Puskur Balitbang Depdiknas, Jakarta.

De Porter, Bobbi dan Hernacki, (2002), Quantum Learning (cetakan VII),Mizan Media Utama, Bandung.

Dimyati, (2009),Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Drost , J.J.S, (1999), Proses Pembelajaran Sebagai Proses Pendidikan, Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Gafur, A., (1980), Perkembangan dan Kepribadian Ana, Anggota IKAPI, Jakarta.

(24)

Hamzah B. Uno, (2008),Psikologi Belajar,Rineka Cipta, Jakarta.

Harjani, Tarti, (2011), Pembelajaran Kimia dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dan Teams Games Tournament Ditinjau dari Aktivitas Belajar dan Kemampuan Memori, Tesis, FMIPA – UNS, Surakarta http://eprints.uns.ac.id/4274/1/193141411201108091.pdf (diakses maret 2014).

Harjanto, (2003), Perencanaan Pengajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Ibrahim, dkk, (2000), Pembelajaran Kooperatif, Penerbit Universitas Negeri Surabaya, Surabaya.

Isjoni, (2009),Coopertif Learning, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Istarani., (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Media Persada, Medan.

Justiana, Sandri dan Muchtaridi, (2009),Kimia I. Penerbit Yudhistira, Jakarta.

Nunan, (1991) , Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Nurhadi, (2004), Kurikulum 2004 (Pertanyaan dan Jawaban), Penerbit P.T. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Nurhadi, dan Senduk, A, (2003), Pembelajaran (Contextual Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannya dalam KBK, Penerbit Universitas Negeri Malang, Malang.

Oktaviani, M.A., (2010),Efektivitas Model Kooperatif Tipe TGT (Teams-Games-Tournament) terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Materi Termokimia Di Kelas XI IPA SMA Negeri 6 Pontianak,Pontianak, FKIP Untan.

Rostianingrum, H.A, (2011), Pengembangan Prosedur Praktikum Kimia Pada Topik Indikator Asam Basa Alami Yang Layak Diterapkan Di SMA, Skripsi, Penerbit FMIPA UPI, Bandung http://repository.upi.edu/operator/s_kim_044065_chapter2.pdf (diakses pada februari 2013)

Rusman., (2010), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Penerbit PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta.

(25)

http://eprints.uns.ac.id/7878/1/139511108201009111.pdf (diakses maret 2014).

Sanjaya, W., (2010), Perencanaan Dan Desain System Pembelajaran, Penerbit Kencana, Jakarta.

Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, Penerbit FMIPA – Universitas Negeri Medan , Medan.

Slavin, Robert E., (2008), Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik,

Bandung, Nusa Media.

S. Nasution, (2003),Psikologi Belajar.PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sudjana, (2001),Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.

Sudjana, Nana., (1990), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sugiharti, Gulmah., (2012), Evaluasi Penelitian Hasil Belajar Kimia, Penerbit FMIPA – UNIMED, Medan

Sugiyo,Warlan.,dkk., (2008), Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Model Pembelajaran Team Game Tournament Melalui Pendekatan Jelajah Alam Sekitar Dan Penilaian Fortofolio. Skripsi. Penerbit FMIPA UNNES, Semarang

http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JIPK/article/view/1224/1186.pdf (diakses pada maret 2014).

Sularso, Bagas, (2006) ,Teknik-Teknik Belajar dan Mengajar, Penerbit Jemmars, Bandung.

Sunardi,dkk., (2012), Kimia Berbasis Pendidikan Karakter Bangsa, Penerbit PT.SEWU, Bandung.

Suprijono, Agus., (2012), Cooveratve LearningTeori dan Aplikasi PAIKEM, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Taniredja, Tukiran, dkk., (2012), Model-Model Pembelajaran Inovatif, Alfabeta, Bandung

Trianto., (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif, Penerbit Kencana, Jakarta.

Usman, Drs.Moh Uzer, (2002), Menjadi Guru Profesional, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

(26)

bernama Alm.Aminuddin Siregar. Penulis merupakan anak tunggal. Pada tahun

1998, penulis masuk SD Negeri 142894 Aek Nabara Tonga dan lulus pada tahun

2004. Pada tahun 2004 penulis melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 3 Barumun

Tengah dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis melanjutkan sekolah

di SMA Negeri 2 Plus Sipirok dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010,

penulis diterima di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Kimia, Fakultas

Gambar

Tabel 2.1Langkah – Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Tabel Validasi Instrumen Tes
Tabel t222

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada

Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran TGT (Team

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar MPDMB dari siswa yang diajar dengan pembelajaran teams games tournament (TGT) lebih tinggi dari siswa

penelitian yang berjudul “ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Struktur Atom di Kelas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT)

belajar siswa pada kelas eksperimen yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) melalui pendekatan induktif

Adapun tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan langkah-langkah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan hasil belajar

dimana dari hasil observasi dapat dilihat seberapa besar aktivitas siswa dalam pembelajaran kimia dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament)