• Tidak ada hasil yang ditemukan

VISUALISASI CERITA SEJARAH SUMPAH PALAPA MELALUI MEDIA KOMIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "VISUALISASI CERITA SEJARAH SUMPAH PALAPA MELALUI MEDIA KOMIK"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR

VISUALISASI CERITA SEJARAH

SUMPAH PALAPA MELALUI MEDIA KOMIK

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Tugas Akhir Guna Mencapai Gelar Ahli Madya Diploma III

Desain Komunikasi Visual Jurusan Seni Rupa

Oleh :

BRAMANTYA PERDANA PUTRA C. 9505024

PROGRAM STUDI D III DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

PERSETUJUAN

Konsep Karya Tugas Akhir Dengan Judul

VISUALISASI CERITA SEJARAH

SUMPAH PALAPA MELALUI MEDIA KOMIK

Disetujui untuk dipertahankan oleh Dewan Penguji

Pembimbing Tugas Akhir I

Arief Iman Santoso, S.Sn

Pembimbing Tugas Akhir II

Anugrah Irfan Ismail, S.Sn

NIP. 19790327 200501 1 002 NIP. 19830722 008121 003

Mengetahui

Koordinator Tugas Akhir

(3)

PENGESAHAN

Pengantar Karya Tugas Akhir

Telah diterima dan disetujui oleh Panitia Tugas Akhir

Pada tanggal,

Panitia Penguji

Ketua Sidang Tugas Akhir

Andreas S. Widodo, S.Sn, M.Hum (……….)

NIP. 19751201 200112 1 002

Sekretaris Sidang Tugas Akhir

Esty Wulandari, S.Sos, M.Si (……….)

NIP. 19791109 200801 2 015

(4)

MOTTO

”Allah akan meninggikan orang yang beriman diantaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (Q.S. Al Mujaadilah: 11)

”Bekerja keras tidak akan membuat kita mati tetapi yang akan membuat kita mati

(5)

PERSEMBAHAN

Tugas akhir ini saya persembahkan untuk semua keluargaku

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dan puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul VISUALISASI CERITA SEJARAH

SUMPAH PALAPA MELALUI MEDIA KOMIK. Shalawat serta salam juga penulis haturnya kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para

pengikutnya sampai akhir jaman. Adapun Tugas Akhir ini disusun guna mencapai

gelar Ahli Madya Diploma III program studi D3 Desain Komunikasi Visual,

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.

Terselesaikannya Tugas Akhir ini tentunya tidak lepas dari bantuan,

dorongan, bimbingan serta kritik dan saran dari semua pihak yang telah

membantu penulis, baik lingkungan kampus maupun lingkungan dari luar kampus

Universitas Sebelas Maret. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang tinggi kepada :

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra dan

Seni Rupa UNS.

2. Andreas Slamet Widodo S.Sn, M.Hum selaku Ketua Program Studi D

III Desain Komunikasi Visual.

3. Arief Iman Santoso, S.Sn selaku Pembimbing I dan Koordinator

Tugas Akhir yang senantiasa membimbing dan mengarahkan hingga

(7)

4. Anugrah Irfan Ismail, S.Sn selaku Pembimbing Akademis sekaligus

Pembimbing II yang senantiasa membimbing dan mengarahkan

hingga selesainya Tugas Akhir ini.

Banyak kekurangan yang dimiliki oleh penulis dalam pengerjaan Tugas

Akhir ini untuk itu penulis bersedia menerima kritik dan saran yang membangun

dari anda.

Surakarta,

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

1. Sinopsis Cerita (Ringkasan Cerita) ……… 14

2. Storyline ……….. 19

B. Konsep Visual Karya ………. 26

1. Teknik Gambar ………. 26

2. Rekomendasi Desain ….………..…. 26

3. Gaya Gambar ……… 27

C. Perencanaan Desain pra Komik……….. 29

1. Desain Logo Judul………... 29

2. Desain Karakter……….….. 30

(9)

E. Perencanaan Media ……….. 38

1. Tujuan Media ………. 38

2. Media Penunjang (Media Promosi) ……… 39

F. Target Karya ……… 44

G. Perancangan Desain Promosi Penunjang ………. 45

BAB IV VISUALISASI KARYA ……… 49

A. Visualisasi Rancangan Komik……….. 49

1. Tumbnail ( Sket Kasar )……… 49

2. Karya Jadi……….. 50

3. Cover dan Back Cover Komik……… 52

4. Logo Judul……….. 53

B. Visualisasi Rancangan Desain Promosi Penunjang ……….. 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………. 64

A. Kesimpulan……… 64

B. Saran ………. 64

DAFTAR PUSTAKA ……….. 66

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komik bisa dikatakan sebuah novel bergambar, dimana gambar sangat

berperan dalam sebuah cerita yang dibuat oleh pengarangnya. Dalam pembuatan

sebuah komik seorang artis komik berperan sebagai pengarang cerita sekaligus

artis gambar dalam sebuah komik. Banyak sekali jenis atau gaya penggambaran

sebuah komik, mulai dari yang bergaya kartun imajinasi sampai gambar realis,

setiap komik memiliki gaya gambar yang berbeda-beda, namun demikian semua

itu kembali lagi kepada ciri khas artis pembuat komik tersebut.

Di dunia komik terdapat dua aliran komik, yaitu komik Industri dan komik

underground. Komik Industri yang penulis ketahui, dalam pemasaran sebuah

komik melalui label-label industri yang ada, dari segi gambar dan cerita, komik

industri menganut aturan yang ada, yang jelas pada intinya komik industri hanya

sekedar untuk meraih untung yang banyak dari penjualan sebuah komik. Berbeda

dengan komik underground atau bisa kita sebut dengan komik indie, munculnya

komik underground adalah dari rasa pemberontakan dari aturan komik yang ada.

Dari segi gambar dan cerita komik underground hanya membutuhkan idealisme

artis, tak jarang komik underground mempunyi ilustrasi yang tidak wajar dan

ceritanya pun bersifat imajinasi dari artis pembuat komik. Disisi lain penjualan

(11)

Pada kesempatan ini penulis berkeinginan untuk menceritakan kembali

bagaimana perjuangan Patih Gajah Mada mempersatukan Nusantara kita ke dalam

komik berdasarkan sejarah yang ada, sehingga masyarakat tahu betul bagaimana

perjuangan Patih Gajah Mada dalam mempersatukan Nusantara kita yang pada

akhir-akhir ini sering timbul konflik horizontal di sekitar kita, agar masyarakat

sadar betul apa arti persatuan dan kesatuan bangsa. Sengaja penulis mengambil

cerita tentang bagaimana perjuangan Patih Gajah Mana pada masa itu,

dikarenakan pengorbanan yang begitu besar yang di lakukan Patih Gajah Mada

demi bersatunya Nusantara, dan juga untuk meramaikan industri komik di

Indonesia. Penulis sedikit banyak mengetahui kondisi dunia komik di Indonesia

semakin lama semakin didominasi oleh komik luar, penulis berharap dengan

adanya komik ini disamping masyarakat dapat menghargai apa arti persatuan dan

kesatuan bangsa, juga untuk mengenalkan kepada dunia bahwa negara kita

memiliki bermacam-macam kebudayaan yang luhur sekaligus meramaikan dunia

komik di Indonesia agar komik Indonesia semakin dikenal dinegara sendiri dan

bisa bersaing dengan komik-komik dari luar.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana membuat konsep perancangan visual cerita sejarah Sumpah

(12)

2. Bagaimana memvisualisasikan cerita sejarah Sumpah Palapa menjadi

cerita yang menarik dan mudah dimengerti oleh masyarakat dengan tidak

merubah cerita yang ada ?

C. Tujuan

1. Membuat konsep perancangan visual untuk cerita sejarah Sumpah Palapa

melalui media komik.

2. Menciptakan visualisasi cerita Sejarah Sumpah Palapa menjadi cerita yang

menarik dan mudah dimengerti oleh masyarakat.

(13)

BAB II

IDENTIFIKASI DATA

A. Data Produk

Perkembangan komik lokal di Indonesia sangatlah memprihatinkan,

banyak dari masyarakat lebih memilih komik dari luar ketimbang komik hasil

karya anak bangsa sendiri, Padahal dari segi artwork dan cerita komik lokal

tidaklah kalah dibanding komik luar, malahan komik lokal sangatlah merakyat

dikarenakan banyak komik lokal mengambil cerita yang berasal dari sekitar

masyarakat Indonesia, baik yang bertemakan sejarah maupun cerita rakyat,

sedangkan komik luar sering mengambil cerita-cerita fantasi atau berdasar

imajinasi artis komik tersebut.

Sekarang dinegara kita komik yang bertemakan sejarah jarang ditemui,

dikarenakan banyak artis komik dinegara kita dalam berkarya hanya menuruti

idealismenya sendiri. Tak jarang anak-anak sekarang mengetahui

kejadian-kejadian sejarah hanya dari bangku sekolah, padahal dunia komik sangatlah dekat

dengan dunia anak. Hal itulah yang menjadi salah satu penyebab komik-komik

yang bertemakan sejarah kurang diminati oleh masyarakat Indonesia.

Cerita Sumpah Palapa itu sendiri terdapat beberapa versi yang berasal dari

sumber yang berbeda, dan pada tugas akhir ini penulis mengambil cerita sejarah

Sumpah Palapa dari salah satu sumber untuk divisualisasikan menjadi komik

(14)

memvisualisasikan cerita sejarah Sumpah Palapa dikarenakan dalam cerita

Sumpah Palapa Gajah Mada sebagai Mahapatih Majapahit bersumpah untuk

menaklukkan kerajaan-kerajaan (negara) di Nusantara dibawah kekuasaan

Majapahit yang menjadi cikal bakal adanya negara Indonesia, juga memaknai

sifat pengorbanan Gajah Mada yang begitu besar demi tercapainya persatuan dan

kesatuan Nusantara dan untuk menimbulkan rasa memiliki cerita-cerita sejarah

Nusantara kita.

Sumpah Palapa adalah suatu pernyataan atau sumpah yang dikemukakan

oleh Gajah Mada pada upacara pengangkatannya menjadi Patih Amangkubhumi

Majapahit, tahun 1258 Saka (1336 M). Sumpah Palapa ini ditemukan pada teks

Jawa Pertengahan Pararaton, yang berbunyi :

Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah

Mada: "Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah

ring Gurun, ring Seran, Tañjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo,

ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa".

Terjemahannya :

Beliau Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Ia

Gajah Mada, "Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan)

melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru,

Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru

(15)

Dari isi naskah ini dapat diketahui bahwa pada masa diangkatnya Gajah

Mada, sebagian wilayah Nusantara yang disebutkan pada sumpahnya belum

dikuasai Majapahit.

Arti nama-nama tempat

Gurun = Nusa Penida

Seran = Seram

Tanjung Pura = Kerajaan Tanjungpura, Ketapang, Kalimantan Barat

Haru = Sumatra Utara (ada kemungkinan merujuk kepada Karo)

Pahang = Pahang di Semenanjung Melayu

Dompo = Sebuah daerah di pulau Sumbawa

Bali = Bali

Sunda = Kerajaan Sunda

Palembang = Palembang atau Sri Wijaya

Tumasik = Singapura (Sumber : http://id.wikipedia.org)

Berdasarkan cerita yang sarat dengan makna, maka komik Sumpah Palapa

memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Tema Cerita

Komik ini mengangkat kisah perjuangan Gajah Mada dalam

mempersatukan Nusantara yang sekarang ini jarang penulis temui ceritanya

diberbagai media dan sedikit ditambah imajinasi penulis dengan tanpa

(16)

Gaya perancangan komik ini adalah gaya penyampaian gagasan cerita

dengan mengikuti perjalanan hidup karakter tokoh utama. Alur cerita

sebagian besar berupa alur cerita lurus dan berdasarkan sejarah yang ada

untuk membawa pikiran pembaca memahami isi cerita dengan baik.

2. Fungsi

Fungsi utama dalam perancangan komik Sumpah Palapa adalah

pelestarian budaya sekaligus memaknai arti persatuan dan kesatuan, serta

fungsi komik sebagai media hiburan, mengingat komik merupakan media

yang efektif dalam membentuk mentalitas pembacanya.

Visualisasi Komik

Komik ini berbentuk komik buku dengan patokan ukuran komik model

Amerika 17,5 cm x 25 cm, tebal halaman 43 halaman, adapun bentuk visualisasi

dari komik ini melalui kriteria sebagai berikut :

1) Tehnik Gambar

Tehnik gambar menggunakan tehnik manual pada perancangan bentuk

sketsa, kemudian proses layout dan finishing menggunakaan tehnik digital

dengan komputer.

2) Typografi

Typografi dalam halaman cover meliputi judul, credits, (keterangan

tentang writer, penciler, inker, dan sebagainya) dan indica (keterangan tentang

(17)

hal isi digunakan untuk keperluan lattering yang meliputi kalimat dialog,

narasi, sound effect, dan sebagainya. Untuk mendukung kesan yang akan

disampaikan dalam sebuah pesan, typografi disesuaikan dengan karakter

pesan tersebut.

3) Gaya Gambar

Gaya gambar menggunakan jenis semi realis adalah perpaduan antara gaya

gambar kartun dan realis, mengacu komik-komik Amerika. Alasan

menggunakan gaya tersebut adalah untuk menekankan gagasan dalam konsep

dan sasaran yang akan dituju.

4) Desain Properti

Desain properti berupa kostum, aksesoris dan latar belakang. Desain

disesuaikan dengan tema dan jaman pada saat terjadi pada cerita tersebut.

5) Desain Karakter

Desain karakter disesuaikan dengan tema dan ditambah imajinasi penulis.

6) Layout

Cara membaca komik ini sesuai dengan cara membaca yang lazim dengan

komik di Indonesia, dari ke kiri ke kanan, dan atas kebawah, halaman dimulai

dari lembaran pertama sebuah cover depan dan berakhir pada lembaran

sebelum cover belakang. Bentuk panel dibuat bervariasi disesuaikan dengan

ilustrasi dan kesan yang akan disampaikan. Panel dalam komik ini dibuat

bervariasi, tidak hanya menggunakan bentuk kotak dengan ukuran yang sama,

dan gambar dibuat melebihi pada garis panel, hal itu dimaksudkan agar

(18)

pandang mata burung (tampak atas), sudut pandang manusia (tampak normal),

sudut pandang mata katak (tampak bawah), hal itu dimaksudkan agar

menimbulkan kesan ruang, dan lebih menarik untuk menyimaknya.

7) Pesan Komik

Komik begitu melekat pada anak-anak dan remaja, sebuah masa yang haus

akan keinginan bermain dan berfantasi. Mungkin atas dasar demikianlah

komik memiliki kekuatan yang boleh dikatakan bisa untuk berimajinasi.

Sebuah spirit seorang bocah yang serba ingin tahu dan penuh dengan

imajinasi.sementara dipihak lain komik juga mendapat image sebagai

penghambat pelajaran anak, karena dianggap membuat malas,

membuang-buang waktu dan mengurangi minat baca buku pelajaran sekolah. Lepas dari

permasalahan nilai baik dan buruknya penilaian komik, komik Sumpah Palapa

mengandung pesan tentang sifat rela berkorban demi rasa persatuan dan

kesatuan bangsa.

B. Target Market

1. Target Market

Sasaran utama perencanaan komik Sumpah Palapa adalah seluruh

masyarakat disamping mereka lebih mengenal nama tokoh dan cerita dalam

sebuah peristiwa sejarah yang sangat berpengaruh terhadap bangsa Indonesia,

(19)

yang kini kian hari semakin memudar dari masyarakat Indonesia. Target

market tersebut dapat ditinjau dalam segmentasi sebagai berikut :

1) Demografi

a) Jenis kelamin : Laki-laki

b) Golongan usia : 15 - 25 tahun

c) Pendidikan : SMP – Perguruan tinggi

d) Agama : Semua agama

e) Status Sosial : Status sosial menengah sampai atas

2) Geografi : Kota-kota besar di Jawa Tengah

khususnya di Kota Solo.

3) Psikografi : Remaja atau dewasa yang senang

membaca kisah sejarah serta berpandangan

luas dan cinta terhadap budaya dan produk

lokal.

C. Komparasi

Berikut ini beberapa komik yang memiliki kesamaan, baik secara visual

maupun cerita sejarah. Adapun kompetitor komik yang menjadi acuan dalam

(20)

1. Komparasi

Judul komik : DIPONEGORO Pangeran dari Tegalrejo

Tema komik : Perjuangan / aksi

Format komik : Komik buku

Ukuran komik : 21 cm x 27,5 cm

Gaya gambar : Semi realis

Artis gambar : Dodol, Tommy, Slamet, Didin, Arif dkk.

Visualisasi : Kover full color, 32 halaman isi full color

Penerbit : Pustaka Lebah, November 2007

Kelebihan : Gaya gambar semi realis dan pewarnaan

yang cerah membuat komik

DIPONEGORO Pangeran dari Tegalrejo

(21)

Kekurangan : Visualisasi cerita kedalam komik dirasa

kurang mendetail dibanding cerita sejarah

yang sebenarnya.

2. Komparasi

Judul komik : Pandawa Sedo ( Pandawa Mati )

Tema komik : Cerita Mahabarata / aksi

Format komik : Komik buku

Ukuran komik : 21 cm x 27,5 cm

Gaya gambar : Realis

Visualisasi : Kover full color, halaman isi hitam putih

Pengarang : RA. Kosasih

Distributor : Vindo Comics.

Kelebihan : Gaya gambar realis membuat komik lebih

(22)

Kekurangan : Dunia pewayangan Mahabarata identik

dengan masyarakat Jawa. Jadi untuk

masyarakat diluar Jawa dirasa kurang

tertarik dengan adanya komik wayang

(23)

BAB III

KONSEP PERANCANGAN

A.

Gagasan Visual Karya

Gagasan visual komik Sumpah Palapa yang akan menjadi prioritas utama

adalah perancangan seluruh materi dengan menggunakan desain karakter,

visualisasi dan berdasar cerita yang sebenarnya.

1. Sinopsis Cerita (Ringkasan Cerita)

Pesatnya perkembangan Kerajaan Majapahit bukan berarti tidak terjadi

konflik di dalam kerajaan. Banyak terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh

pengikut Kerajaan yang merasa tidak puas terhadap pemerintahan Kerajaan

Majapahit. Diantara sekian banyak pemberontakan yang terjadi dan kesemuanya

berhasil ditaklukan oleh pasukan Bhayangkara yang dipimpin Gajah Mada,

walaupun pemberontakan berhasil ditaklukan masih ada saja pemberontakan

terjadi, hingga pada pemberontakan Sadeng dan Keta yang juga berhasil

dihentikan oleh Gajah Mada menjadi prestasi yang membanggakan bagi seorang

patih biasa. Atas jasa dari Gajah Mada yang begitu besar terhadap Kerajaan

Majapahit, Gajah Mada diangkat menjadi Mahapatih Majapahit (Tahun 1258

Saka/1336 Masehi).

(24)

lainnya, yang isinya adalah “ Sira Gajah Mada Pepatih amangkubumi tan ayun

amukti palapa, sira Gajah Mada : Lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti

palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tanjungpura, ring Haru, ring

Pahang, Dompu, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti

palapa ”. (Beliau, Gajah Mada sebagai patih Amangkubumi tidak ingin

melepaskan puasa, Gajah Mada berkat bila telah mengalahkan (menguasai)

Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa, bila telah mengalahkan Gurun,

Seram, Tanjungpura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik,

demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa).

Setelah pesta pengangkatan Gajah Mada menjadi Mahapatih di Kerajaan

Majapahit, Gajah Mada beserta bala tentaranya mulai menyusun strategi untuk

menaklukkan seluruh kerajaan di Nusantara satu persatu. Seiring dengan

takluknya kerajaan-kerajaan di Nusantara, Kerajaan Majapahit mulai memperkuat

seluruh armada perangnya, baik dari armada perang darat maupun armada perang

laut demi mempertahankan kekuasannya di Nusantara dengan jalan merekrut

prajurit dari sebagian pasukan-pasukan kerajaan yang berhasil ditaklukan

Kerajaan Majapahit.

Tetapi sumpah yang diucapkan Gajah Mada belumlah sempurna,

dikarenakan kerajaan Sunda belum takluk kepada Majapahit, mendengar

keinginan Gajah Mada tersebut Raja Hayam Wuruk mencegah niat Gajah Mada

yang ingin menaklukan Kerajaan Sunda, dikarenakan Hayam Wuruk lebih

memilih langkah-langkah diplomasi dengan hendak menikahi Putri Dyah Pitaloka

(25)

tersebut, Gajah Mada lebih menginginkan Putri Dyah Pitaloka sebagai

persembahan pengakuan kekuasaan Majapahit atas takluknya Kerajaan Sunda.

Tetapi Hayam Wuruk lebih memegang pendiriannya untuk melamar Putri Dyah

Pitaloka, selang berapa lama Hayam Wuruk mengirim utusan kerajaan ke

Kerajaan Sunda untuk melamar Putri Dyah Pitaloka. Keputusan sepihak tersebut

bukanlah tanpa dasar, Hayam Wuruk menginginkan Putri Dyah Pitaloka

disamping terpesona kecantikannya juga dikarenakan selama menjabat sebagai

Raja Majapahit, Hayam Wuruk belum mempunyai seorang permaisuri.

Akhirnya utusan Kerajaan Majapahit sempai di Kerajaan Sunda setelah

perjalanan yang panjang. Mendengar niat dari Raja Hayam Wuruk tersebut Raja

Sunda Linggabuwana menyetujuinya dan segera untuk berkunjung ke Kerajaan

Majapahit. Kemudian utusan Raja Hayam Wuruk tersebut segera kembali ke

Kerajaan Majapahit untuk menyampaikan kabar balasan dari Raja Sunda.

Selang berapa lama rombongan Kerajaan Sunda beserta Putri Dyah

Pitaloka bertolak ke Kerajaan Majapahit menggunakan kapal yang jumlah

totalnya mencapai 2000 kapal berikut kapal kecil yang mengangkut segala sesuatu

yang diperlukan. Sementara itu di Kerajaan Majapahit sendiri disibukkan

mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut kedatangan rombongan

Kerajaan Sunda dan para tamu. Sesampainya di Majapahit rombongan Kerajaan

Sunda diterima dan ditempatkan di Pesanggrahan Bubat.

Melihat Raja Sunda datang ke Pesanggrahan Bubat beserta permaisuri dan

Putri Dyah Pitaloka dengan diiringi sedikit prajurit, maka timbul niat lain dari

(26)

untuk memenuhi Sumpah Palapa yang dibuatnya pada saat pengangkatannya

sebagai Mahapatih Kerajaan Majapahit, dikarenakan sekian banyak kerajaan di

Nusantara yang sudah berhasil ditaklukan hanya Kerajaan Sunda yang belum

dikuasai oleh Majapahit. Dengan maksud tersebut dibuatlah alasan oleh Gajah

Mada yang menganggap bahwa kedatangan rombongan Kerajaan Sunda di

Pesanggrahan Bubat sebagai bentuk penyerahan diri Kerajaan Sunda kepada

Majapahit. Gajah Mada mendesak Hayam Wuruk untuk menerima Putri Dyah

Pitaloka bukan sebagai pengantin, tetapi sebagai tanda takluknya Kerajaan Sunda

dan mengakui superioritas Kerajaan Majapahit atas Sunda di Nusantara.

Setelah mendengar kabar dari Majapahit tentang keinginan Gajah Mada

tersebut Raja Linggabuana segera menuju ke Kerajaan Majapahit guna

memastikan kabar tersebut disertai 300 serdadu beserta tiga pejabat Kerajaan

Sunda. Kemudian terjadi insiden perselisihan antara Linggabuana dengan Gajah

Mada. Perselisihan ini diakhiri dengan dimaki-makinya Gajah Mada oleh

Linggabuana yang terkejut bahwa kedatangan mereka hanya untuk memberikan

tanda takluk dan mengakui superioritas Majapahit, bukan karena undangan

sebelumnya, namun Gajah Mada tetap dalam posisi semula bahwa Kerajaan

Sunda harus takluk dibawah Kerajaan Majapahit. Belum Hayam Wuruk memberi

putusannya, Gajah Mada sudah mengerahkan pasukannya (Pasukan Bayangkara)

untuk menyerang rombongan Kerajaan Sunda yang datang ke Kerajaan Majapahit

dan mengancam Raja Linggabuana untuk mengakui superioritas Majapahit. Demi

mempertahankan kehormatan sebagai ksatria Sunda, Linggabuana menolak

(27)

Gajah Mada dengan pasukannya yang berjumlah besar melawan Linggabuana

dengan pasukan pengawal kerajaan (Balamati) yang berjumlah kecil serta para

pejabat dan mentri kerajaan yang ikut dalam kunjungan itu. Dalam peristiwa

tersebut Linggabuana terbunuh oleh Gajah Mada sedangkan ketiga pajabat

Kerajaan Sunda juga tewas di medan perang. Setelah terjadinya peperangan yang

tidak seimbang itu terjadi, ternyata ada salah satu prajurit Sunda yang pura-pura

mati diantara mayat-mayat yang tergeletak di medan pertempuran, yang kemudian

lolos dan melaporkan keadaan kepada Ratu dan Putri Dyah Pitaloka yang berada

di Pesanggrahan Bubat. Mereka bersedih hati setalah mendengar kabar buruk

tersebut dan kemudian bunuh diri, semua istri para perwira Sunda pergi ke medan

perang dan melakukan bunuh diri masal diatas jenazah suami mereka

masing-masing. Hayam Wuruk merasa cemas setelah mendengar kabar tersebut, ia

kemudian menuju ke Pesanggrahan Bubat dan menemukan Putri Dyah Pitaloka

yang akan menjadi calon istrinya tewas bunuh diri, saat itu juga Hayam Wuruk

meratapinya hingga air mata Hayam Wuruk mengucur tak terhentikan.

Akibat peristiwa yang terjadi di Pesanggrahan Bubat tersebut, hubungan

HayamWuruk dan patihnya Gajah Mada merenggang. Gajah Mada dalam kondisi

tekanan yang sangat berat dari Kerajaan Majapahit, Dia dijadikan tumpuan atas

kesalahannya dan dinonaktifkan dari jabatannya sebagai Mahapatih Kerajaan

Majapahit. Gajah Mada akhirnya disingkirkan dari Majapahit agar kehormatan

Kerajaan Majapahit tetap terjaga dimata kerajaan-kerajaan di dunia. Sebelum dia

dikenai hukuman oleh Kerajaan Majapahit, Gajah Mada melarikan diri menuju ke

(28)

kesalahan yang diperbuatnya, hingga suatu saat dia terbunuh oleh orang-orang

Sunda yang mengetahui keberadaanya di Jawa Barat. (Rangkuman dari berbagai

sumber).

2. Storyline

Hal 1 : Pesatnya perkembangan Kerajaan Majapahit bukan berarti tidak

terjadi konflik didalam kerajaan, banyak terjadi pemberontakan

yang dilakukan oleh pengikut kerajaan yang tidak puas dengan

pemerintahan. Dan kesemuannya dapat ditumpas oleh Gajah

Mada beserta pasukan Bayangkara.

Hal 2 : Pemberontakan yang terhebat adalah pembrontakan Sadeng dan

Keta, yang hampir membunuh Hayam Wuruk. Itupun juga dapat

digagalkan oleh Gajah Mada yang notabennya adalah patih biasa.

Hal 3 : Atas jasa Gajah Mada yang berhasil menggagalkan

pemberontakan, Gajah Mada diangkat menjadi Mahapatih

Kerajaan Majapahit.

Hal 4 : Gajah Mada disambut sangat meriah oleh masyarakat Majapahit.

Hal 5 : Didalam kerajaan, Gajah Mada disambut oleh Raja Hayam

Wuruk beserta pejabat kerajaan lainnya.

Hal 6 : Upacara pengangkatan disaksikan oleh Raja dan seluruh pejabat

(29)

Hal 7 : Pada waktu upacara pengangkatan berlangsung, Gajah Mada

mengucapkan Sumpah Palapa sebagai bukti kesetiaan kepada

Kerajaan Majapahit.

Hal 8 : Majapahit mengadakan pesta perayaan atas diangkatnya Gajah

Mada menjadi Mahapatih yang dilaksanakan semalam suntuk.

Hal 9 : Sehari setelah pesta perayaan atas pengangkatannya sebagai

Mahapatih Majapahit, Gajah Mada mulai mengatur strategi untuk

menaklukkan kerajaan-kerajaan di Nusantara.

Hal 10 : Gajah Mada mulai menaklukkan satu persatu kerajaan-kerajaan

di Nusantara.

Hal 11 : Satu per satu kerajaan di Nusantara mengakui superioritas

Majapahit.

Hal 12 : Dibawah pimpinan Gajah Mada, Majapahit menjadi kerajaan

yang sangat kuat.

Hal 13 : Majapahit mulai memperkuat bala tentarannya dengan merekrut

prajurit-prajurit dari kerajaan-kerajaan yang berhasil

ditaklukannya

Hal 14 : Suatu hari Hayam Wuruk mengadakan rapat evaluasi kerajaan

yang dihadiri pejabat-pejabat kerajaan tak terkecuali Gajah

Mada.

Hal 15 : Didalam rapat tersebut Gajah Mada mengemukakan

keinginannya untuk menaklukkan Kerajaan Sunda yang belum

(30)

Hayam Wuruk menolak tersebut, dan lebih memilih

langkah-langkah diplomasi dengan menikahi putri Kerajaan Sunda Putri

Dyah Pitaloka. Gajah Mada menolaknya, Gajah Mada lebih

setuju jika Putri Dyah Pitaloka menjadi persembahan dari

Kerajaan Sunda atas Superioritas Majapahit. Terjadilah

perdebatan yang sangat alot antara Hayam Wuruk dan Gajah

Mada yang disaksikan pejabat-pejabat kerajaan. Ditengah-tengah

perdebatan, Hayam Wuruk tanpa memperdulikan pendapat Gajah

Mada menyuruh utusan kerajaan untuk melamar putri Kerajaan

Sunda.

Hal 16 : Berangkatlah utusan kerajaan tersebut. Perjalanannya sangat

jauh, melewati hutan dan pegunungan. Utusan kerajaan

Majapahit akhirnya sampai ke Kerajaan Sunda.

Hal 17 : Utusan kerajaan menyampaikan keinginan Hayam Wuruk untuk

melamar Putri Dyah Pitaloka. Raja Sunda Linggabuana gembira

mendengar kabar tersebut dan menerima lamaran tersebut dan

segera akan berkunjung ke Majapahit.

Hal 18 : Utusan kembali ke Majapahit, dan sesampainya di Majapahit.

Hal 19 : Utusan menyampaikan kabar tersebut kepada Hayam Wuruk.

Hal 20 : Keesokan harinya Majapahit mulai sibuk mempersiapkan segala

sesuatu untuk menyambut rombongan Kerajaan Sunda.

Hal 21 : Rombongan Kerajaan Sunda bertolak ke Majapahit

(31)

Hal 22 : Selang berapa lama rombongan Kerajaan Sunda sampai ke

Majapahit, mereka diterima oleh Gajah Mada.

Hal 23 : Rombongan Kerajaan Sunda ditempatkan di Pesanggrahan Bubat

yang terletak lumayan jauh dari pusat Kerajaan Majapahit.

Hal 24 : Gajah Mada melihat rombongan Kerajaan Sunda di

Pesanggrahan Bubat hanya diiringi sedikit prajurit kerajaan, dan

muncul niat lain untuk mengalahkan Kerajaan Sunda demi

cita-cita Sumpah Palapa.

Hal 25 : Gajah Mada kembali ke Kerajaan Majapahit beserta utusan dari

Kerajaan Sunda untuk melaporkan kedatangan rombongan

Kerajaan Sunda. Kemudian Gajah Mada membuat pernyataan

bahwa kedatangan rombongan Kerajaan Sunda sebagai bentuk

penyerahan diri kepada Majapahit.

Hal 26 : Tanpa disadari ada utusan dari Kerajaan Sunda yang mendengar

pernyataan Gajah Mada, utusan Kerajaan Sunda segera kembali

ke Pesanggrahan Bubat dan mengabarkan berita tersebut kepada

Linggabuana.

Hal 27 : Mendengar kabar tersebut Linggabuana merasa tidak percaya dan

memutuskan untuk pergi ke Kerajaan Majapahit beserta beberapa

pejabat Kerajaan Sunda dan 300 prajurit Balamati guna

memastikan kabar tersebut.

Hal 28 : Sesampai di Kerajaan Majapahit, Linggabuana memastikan kabar

(32)

Hayam Wuruk. Seketika itu juga terjadilah perselisihan antara

Linggabuan dan Gajah Mada, hingga Gajah Mada dicaci maki

oleh Linggabuana. Hayam Wuruk belum memberi keputusan,

Gajah Mada sudah memberi perintah kepada pasukan

Bayangkara untuk menyerang rombongan Kerajaan Sunda yang

datang ke Kerajaan Majapahit dan mengancam Linggabuana.

Hal 29 : Dan terjadilah pertempuran yang tidak seimbang antara prajurit

Majapahit yang berjumlah besar, melawan rombongan Kerajaan

Sunda.

Hal 30 : Terjadi duel antara Gajah Mada dan Linggabuana, mereka

masing-masing mengeluarkan jurus pamungkas.

Hal 31 : Pada duel tersebut Linggabuana tewas ditangan Gajah Mada dan

prajurit Kerajaan Sunda banyak yang mati, Linggabuana

terbunuh oleh Gajah Mada dan para pejabat Kerajaan Sunda ikut

terbunuh dalam peperangan yang tidak seimbang tersebut.

(33)

Hal 34 : Mendengar kabar tersebut Hayam Wuruk merasa cemas dan

memutuskan untuk menuju ke Pesanggrahan Bubat, dan dia

menemukan Putri Dyah Pitaloka calon istrinya tewas bunuh diri,

pada saat itu juga Hayam Wuruk meratapi kepergian calon

istrinya tersebut.

Hal 35 : Setelah terjadi perang tersebut Hayam Wuruk menyuruh seluruh

armada perangnya untuk mundur dan membersihkan jenazah dan

sisa-sisa peperangan.

Hal 36 : Setelah sekian lama peperangan di Pesanggrahan Bubat terjadi,

Hayam Wuruk mengadakan rapat intern yang dihadiri seluruh

pejabat Kerajaan Majapahit tanpa dihadiri Mahapatih Kerajaan

Majapahit Gajah Mada.

Disisi lain Gajah Mada menyendiri dikamarnya meratapi dan

menyesali atas kesalahan yang diperbuatnya.

Hal 37 : Pada malam harinya, karena rasa bersalahnya yang teramat besar

kepada Hayam Wuruk dan Kerajaan Majapahit, Gajah Mada

meninggalkan Kerajaan Majapahit secara diam-diam.

Hal 38 : Keesokan harinya di Kerajaan Majapahit ketika akan menyidang

Gajah Mada dihadapan seluruh pejabat Kerajaan Majapahit,

Gajah Mada menghilang. Disetiap tempat di Kerajaan sudah

dicari tetapi tiada yang menemukan Gajah Mada, Kemudian

Hayam Wuruk membiarkan Gajah Mada pergi dengan maksud

(34)

Hal 39 : Disi lain Gajah Mada menruskan perjalanannya kembali ke

daerah asalnya di daerah Jawa Barat. Daerah demi daerah dia

lewati sebagai pengembara, dan akhirnya dia sampai di Jawa

Barat.

Hal 40 : Di Jawa Barat dia menetap dan menjalani kehidupannya sebagai

orang biasa. Suatu ketika ada orang Sunda yang mengetahui

keberadaan Gajah Mada, dan berkeinginan untuk membunuhnya.

Dikarenakan dendam yang telah banyak membunuh orang-orang

Sunda dalam perang Bubat.

Hal 41 : Secara diam–diam orang Sunda tersebut membunuh Gajah Mada

dari belakang.

Hal 42 : Gajah Mada akhirnya meninggal terbunuh oleh orang Sunda

tersebut.

Hal 43 : Terlepas dari dosa yang teramat besar, Gajah Mada berhasil

mempersatukan Nusantara yang menjadi cikal bakal berdirinya

(35)

B.

Konsep Visual Karya

1. Tehnik Gambar

Tehnik gambar menggunakan tehnik manual pada perancangan bentuk

sketsa, kemudian proses colouring, layout, dan finishing menggunakan tehnik

digital dan komputer grafis.

2. Rekomendasi Desain

Komik yang menjadi rekomendasi desain untuk pembuatan komik

Sumpah Palapa adalah DIPONEGORO Pangeran dari Tegalrejo karya Dodol,

Tommy, Slamet, Didin, Arif dkk. Komik ini memiliki kelebihan pada cerita,

pewarnaan dan angel gambarnya. Komik ini menggambarkan perjuangan

pangeran DIPONEGORO pada waktu jaman penjajahan. Penggambaran tokoh

semi realis dan menggunakan pewarnaan yang sederhana membuat gambarnya

lebih menarik untuk dibaca. Pengambilan angle-nya juga lain dari

komik-komik yang lain. Komik lain angel-nya lebih standart, seperti : birds eye,

close up, close shot, samping kanan-kiri-depan-belakang membuat komik ini

sangat bagus digunakan sebagai acuan dan kompetitor.

(36)

3. Gaya Gambar

Gaya gambar yang dipakai penulis menggunakan karakter semi realis.

Disamping untuk mempertegas gambar, alasan penggunaan karakter sendiri

dimaksudkan untuk memperkuat ciri khas gaya gambar penulis. Untuk

memberi kesan berbeda dengan komikus-komikus lain yang pada saat ini

terpengaruh oleh gaya gambar manga komik yang pada saat ini sedang trend

dan marak-maraknya.

Karena alasan untuk memberikan sesuatu yang berbeda yang lebih fresh

merupakan salah satu strategi pemasaran.

(37)

a. Pewarnaan Komik

Halaman isi komik Sumpah Palapa adalah full colour dengan cover

dan back cover full colour. Pemakaian format tersebut karena Komik akan

lebih menarik, gambar dan adegan pertempuran akan lebih nyata.

Membantu penulis dalam menyampaikan pesan komik lewat ilustrasi

gambar akan mudah dimengerti dan diterima.

b. Layout Komik

1. Layout halaman

Alur membaca komik ini sesuai dengan cara membaca buku yang

lazim di Indonesia, yaitu dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah.

Halaman dimulai dari lembaran pertama setelah cover depan dan berakhir

(38)

ilustrasi yang ditampilkan. Penomoran halaman pada tengah bawah, tapi

tidak semua halaman terdapat nomor halaman. Pemberian halaman

tergantung pada ilustrasi atau panel yang ditampilkan.

2. Layout Panel

Perancangan panel dalam komik ini mayoritas menggunakan panel

berbentuk segi empat, namun juga mempertimbangkan perancangan

desain panel yang variatif agar mampu menunjukkan berbagai suasana.

Dalam hal ini disesuaikan dengan adegan tiap panel dalam cerita komik.

Jenis sudut pandang yang digunakan adalah : long shot, close up, close

shot, medium shot, bird’s eye, zoom in dan lensa cembung untuk adegan

percakapan, perkelahian, dramatisasi suasana dan sebagainya. Selain itu

juga menggunakan sudut pandang perspektif untuk mempertajam sense

pembaca dalam memahami adegan didalam cerita.

C.

Perancangan Desain pra-Komik

1. Desain Logo Judul

a. Font (Typhography)

Font yang digunakan untuk logo judul Sumpah Pal apa, menggunakan

Thalia Bold. Alasan memakai font itu karena bentuk yang bertemakan

kerajaan jaman dulu, mudah dibaca dan berkesan etnik. Sehingga font

Thalia Bold cocok untuk komik bertemakan sejarah.

(39)

ABCDEF GHI J KLMNOPQRSTUVWXYZ

1234567890

2. Desain Karakter

Konsep Karakter :

Penciptaan Desain Karakter

Desain karakter didalam komik sangat penting, dalam menentukan

desain karakter, penulis berpatokan kepada sasaran atau fokus konsumen yang

akan dituju, dalam hal ini adalah remaja atau dewasa yang senang dan gemar

membaca komik ataupun mereka yang senang membaca cerita sejarah.

Dalam pembuatan desain karakter, penulis menggunakan gaya semi

realis, alasan penulis menggunakan gaya gambar semi realis adalah untuk

menambah greget dari cerita sejarah Sumpah Palapa agar terkesan nyata.

Sumber ide perancangan karakter komik yang dirancang penulis merupakan

dari berbagai sumber, baik berupa gambar maupun film–film bertemakan

kerajaan yang divisualisasikan dengan sedikit tambahan imajinasi penulis.

a. Karakter Protagonis

1) Raja Hayam Wuruk (Raja Majapahit)

Karakter Hayam Wuruk dibuat penulis sedemikian rupa

berdasarkan imajinasi dari penulis, dikarenakan hampir tidak ada

informasi yang digunakan penulis sebagai acuan dalam pembuatan

(40)

Raja Hayam Wuruk

Usia : 30 – 35 tahun

Ciri khas : Rambut hitam, berkumis lebat, kulit sawo matang,

berbadan tegap perkasa, berperawakan atletis,

menggunakan jubah kebesaran kerajaan Majapahit yang

terbuat dari emas dan ditengahnya terdapat batu rubi

yang besar melambangkan kekayaan dan kekuatan

kerajaan Majapahit, mengenakan mahkota kerajaan.

Sifat : Bijaksana dalam membuat keputusan, ambisius, cinta

(41)

1) Raja Linggabuana

Karakter Linggabuana dibuat penulis sedemikian rupa berdasarkan

imajinasi dari penulis, dikarenakan hampir tidak ada informasi yang

digunakan penulis sebagai acuan dalam pembuatan karakter tersebut.

Raja Linggabuana

Usia : 39 – 45 tahun

Ciri khas : Rambut hitam, bentuk muka bulat, berkumis tipis, kulit

kuning seperti orang Sunda pada umumnya, tegap,

berperawakan atletis, menggunakan jubah kebesaran

(42)

terdapat batu permata berwarna biru langit,

menggunakan selendang disamping pinggangnya.

Sifat : Bijaksana, cinta terhadap rakyat dan keluarga, tegas,

pemikir.

2) Putri Dyah Pitaloka

Karakter Putri Dyah Pitaloka dibuat penulis sedemikian rupa

berdasar imajinasi penulis, dikarenakan tidak adanya informasi sebagai

acuan dalam pembuatan karakter.

Usia : 27 – 30 tahun

Ciri khas : Rambut berwarna hitam panjang, mata sayu, kulit

kuning langsat, lemah lembut, memakai mahkota putrid

kerajaan.

Sifat : Baik hati, ramah, peduli dengan sesama, tidak banyak

(43)

Putri Dyah Pitaloka

b. Karakter Antagonis

1) Gajah Mada

Karakter Gajah Mada dibuat sedemikian rupa oleh penulis berdasar

data yang diperoleh dari berbagai sumber sejarah ditambah sedikit

(44)

Gajah Mada

Usia : 55 – 65 tahun

Ciri khas : Rambut hitam, sorot mata tajam, berkulit sawo matang,

tegap, berperawakan atletis, menggunakan kalung patih

kerajaan Majapahit yang terbuat dari emas dan

(45)

yang terbuat dari emas bertahtakan batu rubi

ditengahnya.

Sifat : Ambisius, serius, pemikir, cerdik dalam memikirkan

strategi perang, disiplin, keras kepala.

1. Karakter Background

Rancangan ini meliputi latar belakang dalam komik yang disesuaikan

dengan setting kerajaan Majapahit pada tahun Tahun 1258 Saka/1336

Masehi dan berdasar imajinasi dari penulis didukung dengan refrensi dari

komik-komik dan film yang bertemakan serupa.

(46)

D.

Detail Teknis Karya

1. Desain Cover dan Back Cover Komik

a. Ukuran komik adalah 18,5 cm x 25 cm.

b. Format cover dan back cover portrait atau vertical.

c. Cover dan back cover full colour.

d. Typography adalah Thalia Bold.

e. Tehnik visualisasi.

1) Manual (sket pensil kemudian ditinta).

2) Finishing dengan software Photoshop CS2 dan Illustrator CS2.

f. Illustrasi berupa tampilan karakter komik.

g. Realisasi cetak separasi empat warna.

h. Media/bahan cover dan back cover berupa kertas glossy 100 gr dengan

laminasi doff halus.

2. Perancangan Visual Halaman Komik

a. Komik berisi 43 halaman.

b. Ukuran komik adalah 17,5 cm x 25 cm.

c. Format halaman komik berupa portrait atau vertikal.

d. Arah baca dari kiri ke kanan dan atas ke bawah.

e. Pewarnaan full colour.

(47)

1) Font pengisi balon teks, kotak keterangan maupun sound effect

bentuknya sangat sederhana, tidak kaku, familiar karena sering dipakai

dalam pembuatan komik. Ramping dan lentur tidak membuat mata

cepat lelah, dan yang jelas tidak membuat jenuh dan bosan untuk

mengikuti alur cerita.

Contoh : Comic Sans MS

AaBbCcDdEeFf GgHhI iJ j KkLlMmNnOoPpQ q

Rr SsTt UuVvWwXxYyZz

1234567890

g. Tehnik Visualisasi

1) Manual (sket pensil kemudian ditinta).

2) Finishing dengan software Photoshop CS2 dan Illustrator CS2.

h. Realisasi cetak sparasi satu warna.

i. Media/bahan berupa kertas glossy 80 gr.

j. Tehnik jilid buku.

E.

Perencanaan Media

1. Tujuan Media

Semakin berkembangnya studio komik dan komikus lokal baru dengan

berbagai macam kemampuan dan tema cerita komik yang variatif, maka

(48)

Palapa, sehingga mampu dapat melestarikan budaya sekaligus memaknai arti

persatuan dan kesatuan karena generasi muda lebih mencintai budaya luar.

Adapun perencanaan media bertujuan untuk :

a. Menjangkau sasaran atau target marketing yang sudah ditetapkan.

b. Menyampaikan pesan moral yang positif kepada para peminat komik.

c. Meningkatkan penjualan komik dengan visualisasi dan promosi yang

mampu menarik konsumen.

d. Mengoptimalkan peran media yang ada pada titik pembelian agar mampu

menjadi media yang interaktif.

e. Melestarikan budaya sekaligus memaknai arti persatuan dan kesatuan,

khususnya bagi generasi muda.

2. Media Penunjang (media promosi)

Sebuah komik yang berhasil haruslah melalui proses kreatif yang baik

dimana tema, gambar, penyajian dan pesan moral yang ada pada komik dapat

disampaikan secara langsung kepada para pembaca.

Maka dari itu untuk memuaskan selera pembaca komik Sumpah Palapa

yang ditargetkan kepada generasi muda, penulis membuat media penunjang

komik ataupun desain sekunder dari komik Sumpah Palapa. Adapun media

tersebut meliputi:

(49)

Media ini membuat unsur visual dan verbal yang berfungsi sebagai

pelengkap utama sebuah komik dengan tetap mengacu pada obyektifitas

pesan yang disampaikan.

Penekanan unsur visual yang lebih besar dibanding unsur verbal

adalah sebagai point of view dalam sebuah poster komik. Poster dibuat

dengan format portrait dengan ukuran 60 cm x 40 cm dengan visualisasi

karakter utama komik beserta logo. Poster memiliki kelebihan sebagai

media promosi yang efektif, antara lain :

1) Memiliki fleksibilitas tinggi dalam penempatannya.

2) Penekanan pada unsur visual senagai point of view dapat

menyampaikan pesan secara langsung.

3) Visualisasi yang menarik mampu menarik perhatian khalayak ramai.

b. Leaflet

Media alternatif pilihan dalam bentuk leaflet yang berukuran 20 cm

x 10 cm, berisikan tentang promosi dari komik Sumpah Palapa dan

dibagikan kepada khalayak ramai sehingga dapat menimbulkan

keingintahuan masyarakat tentang adanya komik Sumpah Palapa

c. X Banner

Media ini adalah sebagai media promosi yang efektif untuk di pajang

di dalam sebuah toko buku, karena selain unik juga desain yang eye

catching. X Banner dibuat dengan format portrait dengan ukuran 60 cm x

(50)

Palapa. X-Banner memiliki kelebihan senagai media promosi yang efektif,

antara lain :

1) Penekanan pada unsur visual sebagai point of view dapat

menyampaikan pesan secara langsung.

2) Visualisasi yang menarik mampu menarik perhatin khalayak di dalam

toko buku.

d. Sticker

Media ini merupakan sarana komunikasi yang relatif murah dan

efektif. Karena diberikan secara cuma-cuma dan ditambah dengan

visualisasi yang menarik, maka konsumen tidak akan keberatan untuk

menempelkan sticker tersebut pada tempat yang diinginkannya. Sticker

dibuat dengan ukuran yang variatif. Kelebihan media ini :

1) Meningkatkan kedekatan komik kepada para pembacanya.

2) Murah dan efektif sebagai media promosi komik, karena dapat

ditempalkan dimana saja.

e. Book Mark

Media ini juga merupakan media promosi yang relatif murah klarena

diberikan secara cuma-Cuma. Book Mark dibuat dengan format portrait

dan landscape ukuran 4,5 cm x 20 cm, dengan visualisasi karakter komik

beserta logo judul. Kelebihan media Book Mark :

1) Murah efektif dan tidak memakan tempat yang besar.

2) Digunakan sebagai pembatas halaman komik, buku, novel atau

(51)

f. Pin

Media ini mungkin media promosi yang paling trend saat ini. Cukup

murah dan dapat digunakan sebagai aksesoris. Pin dibuat dengan diameter

5,8 cm dengan visualisasi karakter komik dan logo judul serta slogannya.

Kelebihan media pin :

1) Sangat fleksibel dan dapat digunakan senagai pelengkap penampilan.

2) Desain dan visualisasinya yang menarik dapat menarik perhatian

konsumen pelajar maupun mahasiswa, laki-laki maupun perempuan.

g. T Shirt

Media ini adalah pelengkap dari komik Sumpah Palapa, namun

dijual secara terpisah. Dengan dibuatnya t-shirt ini, diharapkan akan

menambah akan menambah kedekatan pembaca dengan komik Sumpah

Palapa ini dibuat dengan ukuran S dan L dengan visualisasi karakter

komik berwarna beserta logo judul. Kelebihan media t shirt adalah :

1) Dapat menarik perhatian konsumen apabila dikenakan dan sesuai

dengan selera, baik laki-laki atau perempuan.

2) Sangat eye catching sehingga mudah untuk menarik perhatian

konsumen lainnya.

h. Mug

Media ini juga merupakan media pelengkap dari komik Sumpah

Palapa, namun dijual secara terpisah. Dengan dibuatnya mug ini,

(52)

Palapa. Dengan visualisasi karakter komik berwarna beserta logo judul.

Kelebihan media mug adalah :

1) Dapat dijadikan koleksi bagi komsumen penggemar komik sesuai

mdengan selera, baik laki-laki atau perempuan.

2) Sangat eye catching sehingga mudah untuk menarik perhatian

konsumen lainnya.

3) Bisa selalu digunakan untuk tempat minum, maka konsumen akan

selalu melihat dan ingat dengan koimk Sumpah Palapa.

i. Gantungan Kunci

Media ini juga merupakan media promosi yang menarik karena

mudah dibawa kemana-mana. Dengan dibuatnya gantungan kunci ini

diharapkan pembaca akan selalu ingat dengan komik Sumpah Palapa,

pembaca akan melihat karakter tokoh komik. Media ini juga akan

menumbuhkan rasa keingintahuan ataupun menarik perhatian khalayak

umum, untuk bertanya apa itu komik Sumpah Palapa, dan kemudian

mencari informasi dan membacanya.

j. Iklan Kolom Koran

Media iklan kolom koran digunakan untuk mempromosikan adanya

komik Sumpah Palapa kepada masyarakat pembaca koran di Jawa Tengah

(53)

F.

Target Karya

1. Visualisasi rancangan komik berupa 43 halaman + 2 halaman Cover dan back

cover.

2. Desain cover dan back cover full colour.

3. Desain karakter komik.

4. Desain properti.

5. Desain lingkungan.

6. Perancangan desain promosi peunujang, berupa :

a. Poster

b. X-Banner

c. Sticker

d. Book Mark

e. Pin

f. T-Shirt

g. Mug

h. Gantungan Kunci

i. Leaflet

(54)

G.

Perancangan Desain Promosi Penunjang

1. Poster

a. Ukuran poster adalah A3.

b. Format poster portrait.

c. Typhography adalah jenis Thalia Bold.

1) Teknik visualisasi.

2) Manual (sket pensil kemudian ditinta).

d. Finishing dengan software Photoshop CS2 dan Illustrator CS2.

e. Ilustrasi berupa tampilan logo judul dan karakter komik.

f. Realisasi berupa cetak separasi empat warna.

g. Media/bahan berupa kertas Glossy paper 120 gr.

2. X Banner

a. Ukuran X Banner adalah 160 x 60 cm.

b. Typhography adalah jenis Thalia Bold.

1) Teknik visualisasi.

2) Manual (sket pensil kemudian ditinta).

c. Finishing dengan software Photoshop CS2 dan Illustrator CS2.

d. Realisasi berupa cetak separasi empat warna.

e. Media/bahan berupa Frontlit Econom.

3. Sticker

a. Ukuran sticker adalah variatif.

(55)

c. Typhography adalah jenis Thalia Bold.

d. Teknik visualisasi.

1) Manual (sket pensil kemudian ditinta).

2) Finishing dengan software Photoshop CS2 dan Illustrator CS2.

e. Ilustrasi berupa tampilan logo judul dan karakter komik.

f. Realisasi berupa cetak separasi empat warna.

g. Media/bahan berupa kertas sticker HVS dengan laminasi doff kasar.

4. Book Mark

a. Ukuran book mark adalah 4,5 x 20 cm.

b. format book mark portrait dan landscape.

c. Typhography adalah jenis Thalia Bold.

d. Teknik visualisasi.

1) Manual (sket pensil kemudian ditinta).

2) Finishing dengan software Photoshop CS2 dan Illustrator CS2.

e. Ilustrasi berupa tampilan logo judul dan karakter komik.

f. Realisasi berupa cetak separasi empat warna.

g. Media/bahan berupa kertas glossy 100 gr dengan laminasi doff halus.

5. Pin

a. Diameter 5,8 cm.

b. Typhography adalah jenis Thalia Bold.

c. Teknik visualisasi

1) Manual (sket pensil kemudian ditinta).

(56)

d. Ilustrasi berupa tampilan logo judul dan karakter komik.

e. Realisasi berupa cetak separasi empat warna.

f. Media/bahan kertas inject paper 70 gr dan lempengan pin.

6. T shirt

a. Ukuran kaos All size.

b. Typhography adalah jenis Thalia Bold.

c. Ilustrasi berupa tampilan logo judul dan karakter komik.

d. Media/bahan berupa kain katun.

7. Mug

a. Ukuran desain adalah 20 x 8 cm.

b. Ilustrasi berupa logo judul dan karakter komik.

c. Typhography adalah jenis Thalia Bold.

d. Teknik visualisasi

1) Manual (sket pensil kemudian kemudian ditinta).

2) Finishing dengan software Photoshop CS2 dan Illustrator CS2.

8. Gantungan Kunci

a. Diameter 4,4 cm

b. Ilustrasi berupa tampilan logo dan karakter komik.

c. Typhography adalah jenis Thalia Bold.

d. Teknik visualisasi.

1) Manual (sket pensil kemudian ditinta).

2) Finishing dengan software Photoshop CS2 dan Illustrator CS2.

(57)

a. Typhography adalah jenis Thalia Bold dan Last Word

b. Teknik visualisasi.

1) Manual (sket pensil kemudian ditinta).

2) Finishing dengan software Photoshop CS dan Illustrator CS2.

c. Ilustrasi berupa tampilan logo judul dan karakter komik.

d. Ukuran Leaflet 20 x 10 cm.

10.Iklan Kolom Koran

a. Typhography adalah jenis Thalia Bold dan Last Word

b. Teknik visualisasi.

1) Manual (sket pensil kemudian ditinta).

2) Finishing dengan software Photoshop CS dan Illustrator CS2.

c. Ilustrasi berupa tampilan logo judul dan karakter komik.

(58)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sejarah Nusantara hanya bisa kita ketahui dan pelajari hanya dari bangku

sekolah dan buku cerita yang amat sangat terbatas. Kurangnya minat membaca

dikalangan generasi muda dan generasi penerus yang membuat kisah-kisah

tersebut terlupakan. Bahkan multimedia dirasa kurang mengekspos. Bahkan

komik-komik lokal yang menyuguhkan cerita sejarah di Indonesia kurang

mendapat respon dari generasi muda. Seperti yang diketahui bahwa di Indonesia

banyak terdapat komik yang mengambil tema tokoh–tokoh fantasi, yang sudah

banyak beredar dikalangan masyarakat. Serbuan komik bertemakan tokoh fantasi

membuat masyarakat lupa akan cerita–cerita sejarah Nusantara. Hal ini membuat

penulis terdorong untuk memvisualisasikan cerita sejarah Sumpah Palapa kedalam

komik agar masyarakat tidak lupa akan sejarah Nusantara kita.

B. Saran-saran

Dengan adanya komik Sumpah Palapa ini, penulis berharap kita sebagai

bangsa yang menghargai budaya Indonesia agar lebih mengetahui bagaimana

sejarah-sejarah Nusantara yang menjadi cikal bakal berdirinya negara Indonesia.

Untuk merangsang kembali minat masyarakat untuk menimbulkan rasa memiliki

sejarah Nusantara maka untuk mencapai hal tersebut maka langkah-langkah yang

(59)

1. Perlunya komik sebagai upaya menumbuhkan kecintaan dan rasa

mamiliki masyarakat untuk mengenang, mempelajari dan menghargai

nilai-nilai luhur dari sejarah Nusantara.

2. Perlunya konsep karya visual yang lebih kreatif dalam perancangan

komik sehingga mampu membangkitkan kembali gairah

menumbuhkan jiwa dan rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa sudah

kian terkikis.

3. Penulis berharap pada pembuatan komik selanjutnya agar lebih matang

(60)

DAFTAR PUSTAKA

Dodol, Tommy, Slamet, Didin, Arif dkk. 2007. DIPONEGORO pangeran dari

Tegalrejo, Jakarta: Pustaka Lebah.

Iskandar, Yoseph. 1987. Perang Bubat, Bandung: Majalah Mangel.

McFarlen, Tood. 1992. SPAWN #1, Jakarta: PT. Putria Media Kreasi.

Mcloud, Scott. 2001. Understanding Comic, Jakarta : K.P Gramedia.

RA. Kosasih. 1993. Pandawa Sedo, Jakarta: Vindo Comics.

Samin A. 1985. Gajah Mada. Sejarah Perjuangan Tokoh Nusantara, Jakarta:

Bahtera Jaya.

Scott Campbell, J. 1999. GEN 13, Jakarta: PMK Comics.

Winardi.1992.Promosi dan reklame, Bandung: Mandar maju.

Wong, Tony. 2000. Pedang Maha Dewa II, Jakarta: M&C Comics.

http://id.wikipedia.org/wiki/Sumpah_Palapa. Rabu/25 Mei 2011/15.00.

http://id.wikipedia.org/wiki/Gajah_Mada. Rabu/25 Mei 2011/15.00.

http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Bubat. Rabu/25 Mei 2011/15.00.

Gambar

gambar kartun dan realis, mengacu komik-komik Amerika. Alasan
gambar akan mudah dimengerti dan diterima.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan gambar 1.1 diatas mengenai rata - rata total pendapatan dari hasil penjualan sektor property dan real estate pada periode 2010 – 2014 menunjukan

Berdasarkan pada Tabel 1 uji hedonik susu bubuk pada parameter aroma terlihat bahwa panelis paling menyukai sampel susu bubuk MI9 yang dibuat oleh kelompok 4

Penelitian kohort adalah rancangan epidemiologi analitik non eksperimental dan bersifat observasional yang bertujuan mencari adanya hubungan sebab akibat dengan membandingkan insiden

UMKM Kripik Japa selalu berusaha meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan dan berusaha menciptakan berbagai macam produk yang baru untuk proses produksi, sehingga

Pemerintah Kabupaten Lumajang berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 01 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lumajang

Pada peralihan dari bagian kaki ke badan Candi Asu, terdapat antefiks yang memuat konsep bangun datar gabungan yaitu bangun persegi panjang dan trapesium yang dapat

1. Melakukan seleksi terhadap setiap maksud kedatangan orang asing melalui pemeriksaan permohonan visa. Melakukan kerjasama dengan aparatur keamanan negara lainnya khususnya di

Terumbu karang yang terdapat di Laut Flores memiliki kelimpahan rekruit yang lebih tinggi daripada Terumbu karang yang memiliki dominasi rekruitmen karang secara seksual