• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas pelatihan menggunakan media catak (booklet dan leaflet) untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader posyandu tantang kesehatan gigi dan mulut di Desa Gulingan Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas pelatihan menggunakan media catak (booklet dan leaflet) untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader posyandu tantang kesehatan gigi dan mulut di Desa Gulingan Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

i

UNIVERSITAS UDAYANA

EFEKTIVITAS PELATIHAN MENGGUNAKAN MEDIA CETAK

(

BOOKLET

DAN

LEAFLET)

UNTUK MENINGKATKAN

PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN KADER

POSYANDUTENTANG KESEHATAN GIGI

DAN MULUT DI DESAGULINGAN

KECAMATANMENGWI

KABUPATEN BADUNG

Oleh:

Ni Putu Dewi Tata Arini

NIM : 1420015022

PROGRAM STUDI KESEHATANMASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

(2)

ii

UNIVERSITAS UDAYANA

EFEKTIVITAS PELATIHAN MENGGUNAKAN MEDIA CETAK

(

BOOKLET

DAN

LEAFLET)

UNTUK MENINGKATKAN

PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN KADER

POSYANDUTENTANG KESEHATAN GIGI

DAN MULUT DI DESAGULINGAN

KECAMATANMENGWI

KABUPATEN BADUNG

Skripsi ini diajukan sebagai

Salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

Ni Putu Dewi Tata Arini

NIM : 1420015022

PROGRAM STUDI KESEHATANMASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

(3)

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini telah dipresentasikan dan diujikan dihadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Denpasar, 26 Juni 2016

Ketua (penguji I)

( dr. Komang Ayu Kartika Sari,M.PH) NIP: 198009112006042026

Sekertaris (penguji II

(4)
(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatNya Skripsi yang berjudul " Efektivitas Pelatihan Menggunakan Media Cetak ( Booklet dan Leaflet) untuk Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Kader Posyandu Tentang Kesehatan Gigi dan Mulut di Desa Gulingan Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung" dapat diselesaikan sesuai rencana.

Skripsi ini disusun berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu melalui kesempatan yang baik ini peneliti ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sedalam- dalamnya kepada:

1. dr. I Made Ady Wirawan, MPH, PhD, selaku ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

2. Ibu Ni Komang Ekawati, S.Psi,MPH, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu dalam memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini

3. Para dosen dan teman- teman di Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

4. Kepala Desa Gulingan Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung beserta staf, yang telah memberikan data awal tentang jumlah kader posyandu dan peminjaman tempat untuk pelaksanaan penelitian di Desa Gulingan 5. Seluruh kader posyandu Desa Gulingan yang sudah bersedia menjadi

(6)

vi

6. Teman- teman Dosen dan Staf di Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Denpasar

7. Serta keluarga dan suami yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini

Peneliti mengetahui atas keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dalam penyusunan skripsi, sehingga skripsi ini jauh dari sempurna.Untuk kesempurnaan skripsi ini, peneliti mohon masukkan dan saran dari para pembaca. Sebagai akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca, terutama dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Denpasar, 13 Juli 2016

(7)

vii

EFEKTIVITAS PELATIHAN MENGGUNAKAN MEDIA CETAK

(BOOKLET DAN LEAFLET) UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN KADER POSYANDU TENTANG KESEHATAN GIGI

DAN MULUT DI DESA GULINGAN KECAMATAN MENGWI KABUPATEN BADUNG

ABSTRAK

Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa 24% penduduk Bali mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut. Data di Puskesmas Mengwi I menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit gigi dan mulut pada tahun 2015 adalah 67,62%. Kader di Puskesmas Mengwi I belum pernah mendapatkan pelatihan tantang kesehatan gigi dan mulut sehingga dilakukan pelatihan yang menggunakan dua media cetak yaitu booklet dan leaflet. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui media cetak mana yang lebih efektif dalam pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Kader posyandu tentang kesehatan gigi dan mulut.

Penelitian ini menggunakan rancangan quasi experimental. Sampel penelitian ini adalah seluruh kader posyandu di wilayah Desa Gulingan Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok yang diberikan

booklet dan kelompok yang diberikan leaflet. Data pre test dan post test dikumpulkan

menggunakan kuesioner kemudian di analisis menggunakan uji T.

Hasil penelitian ini menujukkan peningkatan pengetahuan sesudah pelatihan baik menggunakan media booklet (pre test=74.83, post test 1= 89.17 dan post test 2=90.23) maupun leaflet (pre test=78.10, post test 1=83.13 dan post test 2=84.70) p<0,05). Kecenderungan peningkatan keterampilan yang lebih tinggi juga terjadi pada kelompok yang menggunakan booklet (pre test= 1.50, post test 1= 4.30 dan post test 2= 4.77) dibandingkan keterampilan pada kelompok dengan media leaflet (pre test=1.76, post test 1= 3.47 dan post test 2= 3.57) p<0,05.

Simpulan penelitian adalah media booklet lebih efektif digunakan dalam pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader posyandu tentang kesehatan gigi dan mulut dibandingkan media leaflet.

(8)

viii PUBLIC HEALTH SCIENCE PROGRAM

FACULTY OF MEDICINE UDAYANA UNIVERSITY DEPARTMENT OF HEALTH PROMOTION

JUNE 2016

Ni Putu Dewi Tata Arini, 2016

THE EFFECTIVENESS OF THE USE OF PRINTED MEDIA (BOOKLET AND LEAFLET) IN IMPROVING THE KNOWLEDGE AND CADRES OF POSYANDU CADRES ABOUT DENTAL AND ORAL HEALTH IN THE VILLAGE OF GULINGAN, DISTRICT OF MENGWI, BADUNG REGENCY

ABSTRACT

Based on Riskesdas in 2013, it is shown also that 24% of Bali’s population has dental and oral health problems. The data from Puskesmas of Mengwi I shows that occurance of dental and oral desease in 2015 is at 67.62%. This shows there are still many community members who have not had the knowledge in dental care. Cadres are, key persons in community health so that they need training in dental and oral health. This training deploid two types of printed media consisting of booklet and leaflet.

The objective of this research was to know the better printed media for the purpose of improving the knowledge and skill of Posyandu Cadres.This research deployed quasi experiment research design. The population of this research is all Posyandu Cadres in Gulingan Villages of Mengwi District, Badung Regency. The data was collected using questionnaires which was subsquently analyzed using t-test.

(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI ... ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN ... iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN ... iv

KATA PENGATAR ... v

1.2Rumusan Masalah Penelitian ... 5

1.3Tujuan Penelitian ... 6

2.1.4 Media pendidikan kesehatan ... 11

2.2Kader Posyandu ... 12

2.2.1 Posyandu ... 12

(10)

x

2.3Perilaku Kesehatan ... 16

2.3.1 Pengetahuan (Knowledge) ... 16

2.3.2 Perilaku ... 17

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep... 18

3.2 Skema Rancangan Penelitian ... 18

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... 19

3.4 Hipotesis ... 20

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian ... 23

4.2 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian ... 23

4.3 Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian ... 24

4.3.1 Populasi Penelitian... 24

4.3.2 Sampel Penelitian ... 24

4.4 Jenis dan Cara Pengumpulan Data ... 25

4.4.1 Jenis Data ... 25

4.4.2.Cara Pengumpulan Data ... 25

4.5 Analisis Data ... 26

BAB V HASIL ... 27

BAB VI PEMBAHASAN ... 43

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Pelaksanaan Kegiatan Posyandu ... 15 Katagori Skor dan Kriteria penilaian pengetahuan ... 17 Definisi Operasional... 20 Karakteristik Kader Berdasarkan Umur dan Pendidikan dengan Menggunakan

Media Booklet dan Leaflet Tentang Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut

di Desa Gulingan Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung ... 28 Pengetahuan Kader Posyandu Tentang Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut sebelum dan sesudah pelatihan menggunakan Media Cetak Booklet dan Leaflet di Desa Gulingan Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung ... 32 Keterampilan Kader Posyandu Tantang Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut sebelum dan sesudah pelatihan menggunakan Media Booklet dan Leaflet di Desa Gulingan Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung ... 34 Uji Normalitas Pengetahuan dan Keterampilan Kader Menggunakan Media

Cetak Booklet dan Leaflet Tentang Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut

di Desa Gulingan Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung ... 35 Hasil Uji Statistik Tingkat Pengetahuan Kader Posyandu Sebelum dan Sesudah dilakukan Pelatihan Tentang Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Media cetak Booklet di Desa Gulingan Kecamatan Mengwi

Kabupaten Badung ... 36 Hasil Uji Statistik Tingkat Pengetahuan Kader Posyandu Sebelum dan Sesudah dilakukan Pelatihan Tentang Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Media cetak leaflet di Desa Gulingan Kecamatan Mengwi

Kabupaten Badung ... 37 Hasil Uji Statistik Keterampilan Kader Posyandu Sebelum dan Sesudah Pelatihan Tentang Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Media Booklet di Desa Gulingan Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung ... 38 Hasil Uji Statistik Keterampilan Kader Posyandu Sebelum dan Sesudah Pelatihan Tentang Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Media leaflet di Desa Gulingan Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung ... 39 Perbandingan Hasil Uji Statistik tingkat Pengetahuan dan Keterampilan Kader Posyandu Sebelum Tentang Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut dengan di Desa Gulingan Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung menggunakan

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

(13)

xiii

DAFTAR GRAFIK

Grafik Distribusi Frekuensi Pengetahuan Kader Posyandu Sebelum Diberikan Pelatihan Tantang Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut di Desa Gulingan

Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung Menggunakan media booklet ... 29 Grafik Distribusi Frekuensi Pengetahuan Kader Posyandu Sebelum Diberikan Pelatihan Tantang Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut di Desa Gulingan

Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung Menggunakan media leaflet ... 30 Grafik Distribusi Frekuensi Keterampilan Kader Posyandu Sebelum Diberikan Pelatihan Tantang Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut di Desa Gulingan

Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung Menggunakan media booklet ... 31 Grafik Distribusi Frekuensi Keterampilan Kader Posyandu Sebelum Diberikan Pelatihan Tantang Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut di Desa Gulingan

Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung Menggunakan media leaflet ... 31 Grafik Perbandingan Pengetahuan Kader Posyandu Menggunakan media

Bookletdan leafletS ebelum dan Sesudah Diberikan Pelatihan Tantang

Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut di Desa Gulingan Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung ... 33 Grafik Perbandingan Keterampilan Kader Posyandu Menggunakan media

Booklet dan leaflet Sebelum dan Sesudah Diberikan Pelatihan Tantang

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Informed consent

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3 : Kuisioner

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan data World Health Organisation (WHO) tahun 2005 menunjukkan bahwa 90% dari anak didunia mengalami masalah kerusakan gigi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, karies gigi diderita oleh 72,1% penduduk Indonesia dan dalam 12 bulan terakhir sebanyak 23,4% penduduk Indonesia mengeluhkan adanya masalah pada gigi dan mulutnya. Dari jumlah tersebut, hanya 29,6% yang mencari pertolongan dan mendapatkan perawatan dari tenaga kesehatan. Berdasarkan Riskesdas tahun 2013 tersebut ditunjukkan pula bahwa 24% penduduk Bali mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut, dan hanya 38,8% yang bermasalah tersebut memperoleh pelayanan perawatan secara medis. Hal ini mengindikasikan masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap pelayanan kesehatan gigi.

(16)

2

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan lembaga kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang melalui prinsip “Dari oleh dan untuk masyarakat”. Posyandu

merupakan wadah yang diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan sosial dasar masyarakat. (Kemenkes RI, 2013). Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan/ pilihan.Salah satu kegiatan pengembangan posyandu yaitu usahan kesehatan gigi masyarakat tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Pelaksaaan penyuluhan tentang pemeliharaan kesehatan gigi dilakukan oleh kader dan akan diselenggarakan di meja empat ( Kemenkes RI,2011).

Kader Posyandu merupakan salah satu peran serta masyarakat dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, dan salah satu tugas kader adalah memberikan penyuluhan kepada sasaran posyandu (Depkes RI, 2005). Kader memiliki peranan yang penting dalam mengajak sasaran untuk datang ke posyandu dan memberikan edukasi terkait masalah kesehatan khususnya masalah kesehatan gigi (Kemenkes RI,2011). Kader membutuhkan pelatihan untuk memberikan edukasi terhadap masyarakat karena kader merupakan ujung tombak bagi kesehatan masyarakat. Kader ini diberikan pelatihan tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, sehingga nantinya dapat disosialisasikan kepada masyarakat ( Dwi,N.,dkk).

(17)

3

umum digunakan dalam pembelajaran, seperti buku teks, buku penuntun, jurnal, majalah, lembaran lepas, booklet dan leaflet(Arsyad, 2013).

Booklet adalah media komunikasi masa yang bertujuan untuk menyampaikan

pesan yang bersifat promosi, anjuran, larangan- larangan kepada masyarakat serta berbentuk cetakan. Media Booklet merupakan alternatif media penyuluhan yang memberikan efektivitas dan efisiensi dalam hasil dan proses penyuluhan. Booklet adalah alat pendidikan yang baik karena mudah di bagikan, bisa dibaca berulang kali dan mudah di simpan. Kelebihan dari media booklet yaitu lebih terperinci, jelas proses penyimpanannya sesuai dengan kondisi dan mudah di bawa ke mana- mana (Purwanto, 2008). Penelitian Putu dan Dewa (2012), mengatakan kelebihan media booklet adalah dapat disajikan lebih lengkap, dapat disimpan lama, mudah dibawa dan dapat memberikan informasi yang lebih detail. Menurut Purwanto (2008), mengatakan bahwa media booklet memiliki kelemahan yaitu tidak bisa menyebar ke seliruh masyarakat karena keterbatasan penyebaran, penyampaian tidak secara langsung dan memerlukan banyak tenaga untuk penyebarannya.

(18)

4

Desa Gulingan memiliki 12 banjar adat dengan 12 posyandu. Posyandu di Desa Gulingan sudah mencapai peringkat ketiga yang bernama posyandu tingkat purnama. Posyandu tingkat purnama yaitu posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari delapan kali pertahun, dengan rata- rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih. Cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50% mampu menyelenggarakan program tambahan. Sumber pembiayaan diperoleh dari dana sehat yang di kelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% kepala keluarga di wilayah kerja poayandu. Posyandu di Desa Gulingan memiliki pengurus sebanyak 5 orang yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara serta anggota yang berasal darianggota PKK dari masing- masing banjar adat. Jumlah kader posyandu di Desa Gulingan sebanyak 60 orang.

(19)

5

yang dapat mempertahankan perilaku (post test 2). Dimana kedua media ini lebih singkat, padat, jelas, mudah di simpan dan mudah di bawa kemana- mana.

1.2 Rumusan Masalah

Penyakit gigi dan mulut pada anak bisa di hindari apabila masyarakat tahu cara memelihara gigi dan mengenali tanda- tanda gigi mengalami masalah. Data yang diperoleh di Puskesmas Mengwi I bahwa angka kejadian penyakit gigi dan mulut pada tahun 2015 sebesar 67,62%. Ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang belum tahu cara memelihara gigi. Untuk itu perlu dilakukan pelatihan terhadap kader, karena kader merupakan ujung tombak bagi kesehatan masyarakat. Selama ini kader posyandu di desa gulingan belum pernah mendapatkan informasi tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sehingga kader tidak pernah memberikan penyuluhan kepada sasaran posyandu. Pelatihan ini akan menggunakan dua media cetak yaitu media booklet dan media leaflet. Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti tertarik ingin mengetahui efektivitas pelatihan menggunakan media cetak booklet untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader posyanduterhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dibandingkan dengan pelatihan penggunakan media cetak leaflet di Desa Gulingan Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum penelitian

(20)

6

keterampilan kader posyandu terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut di Desa Gulingan Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung?

1.3.2 Tujuan khusus penelitian

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk :

a. Mengetahui pengetahuan kader posyandu terhadap cara-cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut di Desa Gulingan Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan dengan menggunakan booklet b. Mengetahui pengetahuan kader posyandu terhadap cara-cara pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut di Desa Gulingan Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan dengan menggunakan leaflet. c. Mengetahui keterampilan kader posyandu dalam memeliharaan kesehatan gigi

dan mulut di Desa Gulingan Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan dengan menggunakan booklet.

d. Mengetahui keterampilan kader posyandu dalam memeliharaan kesehatan gigi dan mulut di Desa Gulingan Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan dengan menggunakan leaflet.

e. Mengetahui efektivitas penggunaan media booklet jika dibandingkan dengan media leaflet dalam meningkatkan pengetahuan kader posyandu tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut di Desa Gulingan Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung.

f. Mengetahui efektivitas penggunaan media booklet jika dibandingkan dengan media leaflet dalam meningkatkan keterampilan kader posyandu tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut di Desa Gulingan Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung.

(21)

7

Hasil penelitiaan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1.4.1 Bagi penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang penggunaan dan manfaat media dalam pelatihan kader posyandu terutama media umum yang sering digunakan, yaitu media cetak ( booklet

dan leaflet) sehingga diharapkan dapat menjadi dasar bagi pengembangan

penelitian selanjutnya.

1.4.2 Bagi kader posyandu, hasil penelitian dapat memberikan informasi dasar mengenai media yang tepat untuk kader dalam memberikan edukasi kepada warga posyandu tentang cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

1.4.3 Bagi Dinas Kesehatan dan puskesmas setempat, penelitian ini diharapkan memberikan masukan untuk menentukan media yang tepat digunakan dalam pelatihan kader posyandu.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

(22)

8

BAB II

TUNJAUAN PUSTAKA

2.1 Media Promosi

2.1.1 Pengertian media

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang berarti “ tengah”, “, perantara”, “pengantar”. Dalam bahasa arab media adalah perantara dari pengirim

kepada penerima pesan. Gerlach dan Ely (1971 dalam Arsyad 2011) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia atau kejadian yang membangun kondisi setiap orang untuk memperoleh pengetahuan, sikap maupun keterampilan.

Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Associatoin of Education and Communication Technology/ AECT) di amerika, membatasi bahwa media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/ informasi (Sudirman dkk, 2012). Gagne ( 1970 dalam sudirman dkk,2012) mengatakan media adalah sebagai jenis komponen dalam lingkungan seseorang yang dapat merangsangnya untuk belajar.

(23)

9

2.1.2 Manfaat media

Manfaat penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar menurut Arsyad (2013) adalah

a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswi dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri- sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.

d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa terhadap peristiwa- peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungannya.

2.1.3 Pemilihan media

Pemilihan media menurut Arsyad (2013), dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor- faktor sebagai berikut:

(24)

10

b. Persyaratan isi, tugas dan jenis pembelajaran. Isi pembelajaran beragam dari sisi tugas yang ingin dilakukan siswa, misalnya penghafalan, penerapan keterampilan, pengertian hubungan- hubungan, atau penalaran dan pemikiran tingkat yang lebih tinggi.

c. Hambatan dari sisi siswa dengan mempertimbangkan kemampuan dan keterampilan awal, seperti membaca, mengetik dan menggunakan komputer dan kriteria lainnya. d. Pertimbangan lainnya adalah tingkat kesenangan (preferensi lembaga, guru dan

pelajar) dan keefektivan biaya.

Pemilihan media sebaiknya mempertimbangkan pula:

a. Kemampuan mengakomodasi penyajian stimulus yang tepat (visual/ audio)

b. Kemampuan mengakomodasi respons siswa yang tepat ( tertulis, audio dan kegiatan fisik)

c. Kemampuan mengakomodasikan umpan balik

d. Pemilihan media utama dan media sekunder untuk penyajian informasi atau stimulus, dan untuk latihan dan tes (sebaiknya latihan dan tes menggunakan media yang sama). Misalnya untuk tujuan belajar yang melibatkan penghafalan.

(25)

11

2.1.4 Media Pendidikan Kesehatan

Media Pendidikan Kesehatan adalah upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin di sampaikan oleh komunikator, baik melalui media cetak, elektronik dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkatkan pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif terhadap kesehatannya.

1. Media Leaflet

Media Leaflet adalah selembaran kertas yang berisikan tulisan dengan kalimat-kalimat yang singkat, padat, mudah di mengerti dan gambar- gambar yang sederhana. Media leaflet digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentang suatu masalah. Kelebihan media leaflet adalah menarik untuk dilihat, mudah di mengerti, merangsang imajinasi dalam pemahaman isi leaflet, lebih ringkas dalam penyampaian informasi (Dinkes Sleman,2012). Sedangkan menurut hasil penelitian Putu dan Dewa (2012) mengatakan kelebihan dari media leaflet adalah efektif untuk pesan singkat, padat dan mudah di bawa .Kelemahan media leaflet adalah salah dalam desain tidak akan menarik pembaca, media leaflet hanya untuk dibagikan, tidak bisa ditempel dan dibutuhkan kemampuan untuk membaca (Dinkes Sleman, 2012).

2. MediaBooklet

(26)

12

biaya yang dikeluarkan bisa lebih murah, proses media booklet agar sampai ke masyarakat bisa dilakukan sewaktu- waktu, proses penyampaiannya juga disesuaikan dengan kondisi yang ada, lebih terperinci dan jelas, karena lebih banyak mengulas tentang pesan yang disampaikan.Sedangkan menuruthasil penelitian Putu dan Dewa (2012) mengatakan bahwa keuntungan media booklet yaitu dapat disajikan lebih lengkap, dapat disimpan lama, mudah di bawa dan memberikan informasi yang lebih detail yang mungkin belum disampaikan secara lisan. Kelemahan media booklet adalah media booklet ini tidak bisa menyebar ke seluruh masyarakat, karena keterbatasan penyebaran booklet, tidak langsungnya proses penyampaiannya, sehingga umpan balik dari objek ke penyampai pesan tidak secara langsung, memerlukan banyak tenaga dalam penyebarannya (Purwanto, 2008).Penelitian yang dilakukan oleh Punia (2009), dalam pengujian efektivitas media booklet dan media leaflet secara bersamaan, diperolah booklet lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan dari pada leaflet dan memiliki keefektivan yang sama untuk meningkatkan sikap.

2.2 Kader Posyandu 2.2.1 Posyandu

1. Pengertian posyandu

(27)

13

2. Manfaat posyandu

Menurut Kemenkes RI, (2012) manfaat Posyandu yaitu: a) Bagi Masyarakat

Mempermudahan mendapatkan informasi dan pelayanan kesehaan bagi ibu, bayi dan anak balita, Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang atau buruk, bayi dan balita mendapatkan kapsul vitamin A, bayi memperoleh imunisasi lengkap, ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah darah (Fe) serta imuisasi Tetanus Toksoid (TT), ibu nifas memperoleh kapsul vitamin A dan tablet tambah darah (Fe), memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan ibu dan anak, apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui dapat segera diketahui dan di rujuk ke Puskesmas dan dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu, bayi dan anak balita.

b). Bagi Kader

Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih lengkap, ikut berperan serta nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak balita dan kesehatan ibu, citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya dalam bidang kesehatan dan menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan kesehatan ibu.

3. Kegiatan posyandu

(28)

14

dan pengamatan penyakit potensial kejadian luar biasa, pos pendidikan anak usia dini, usaha kesehatan gigi masyarakat desa, penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman, tanaman obat keluarga, kegiatan ekonomi produktif, tabungan ibu bersalin, tabungan masyarakat, kesehatan usia lanjut, kesehatan reproduksi remaja dan pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat dan penyandang masalah kesejahteraansosial.

4. Sasaran posyandu

Sasaran posyandu adalah samua anggota masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan dasar yang ada di posyandu terutama bayi dan anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui, pasangan usia subur dan pengasuh anak (Kemenkes RI,2012).

2.2.2 Kader Posyandu

1. Pengertian kader posyandu

Pengertian Kader Posyandu, menurut Depkes RI (2003) adalah anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh masyarakat, mau dan mampu bekerja bersama dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan secara sukarela. Sementara menurut WHO (1998) Kader Posyandu merupakan laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani, masalah-masalah kesehatan perorangan maupun yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan (publichealth,2014).

2. Syarat sebagai kader posyandu

(29)

15

3. Tugas kader posyandu menurut Kemenkes RI (2011) yaitu:

Persiapan hari buka posyandu adalah menyebarluaskan hari buka posyandu melalui pertemuan warga setempat, mempersiapkan tempat pelaksanaan posyandu, mempersiapkan sarana posyandu, melakukan pembagian tugas antar kader. kader berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya dan mempersiapkan bahan PMT penyuluhan.

Pelaksanaan posyandu (pelayanan 5 meja) Tabel 2.1 Pelaksanaan Posyandu

Meja 1 Pendaftaran bayi, balita, bumil, menyusui dan PUS

Meja 2 Penimbangan balita dan mencatat hasil penimbangan Meja 3 Pencatatan di buku KIA/KMS

Meja 4 Penyuluhan

1. Menjelaskan data KIA/KMS berdasarkan hasil timbang

2. Menilai perkembangan balita sesuai umur berdasarkan buku KIA. Jika ditemukan keterlambatan kader mengajarkan ibu untuk memberikan rangsangan di rumah

3. Memberikan penyuluhan sesuai dengan kondisi saat itu 4. Memberikan rujukan ke Puskesmas apabila diperlukan

Meja 5 Pelayanan kesehatan dan KB yang dilakukan oleh petugas kesehatan

(30)

16

2.3 Perilaku Kesehatan

2.3.1 Pengetahuan (Knowledge)

Benyamin Blomm (1908) seorang ahli psikologi pendidikan , pengetahuan merupakan hasil dari tahu, ini terjadi karena seseorang melakukan penginderaan. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia yaitu indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni Awarenes s(kesadaran), Interest (tertarik), Evaluatoin (mempertimbangkan), Trial (mencoba perilaku baru), Adoption ( adopsi). Mengukur pengetahuan dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan tes tulis maupun tes lisan dan perbuatan (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Syah (2007) Pengetahuan seseorang dapat dikelompokkan manjadi katagori sebagai berikut terlihat pada tebel 2.1

Tabel 2.1 Katagori Skor dan Kriteria penilaian pengetahuan

Katagori Skor Kriteria Penilaian

(31)

17

2.3.2 Perilaku

Secara umum perilaku adalah totalitas dari penghayatan dan reaksi seseorang yang langsung terlihat atau yang tidak tampak. Timbulnya perilaku akibat adanya stimulus internal dan eksternal yang di proses melalui kognitif, afektf dan motorik (Pieter,HZ. Dan Lubis,NL, 2010). Dari segi biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (mahluk hidup) mulai dari tumbuh- tumbuhan, binatang sampai manusia, karena mereka mempunyai aktivitas masing- masing.

(32)

Gambar

Tabel 2.1 Katagori Skor dan Kriteria penilaian pengetahuan

Referensi

Dokumen terkait

This research focused to describe the apology strategies, the ways of expressing apologies and the social functions of apologies in “The Proposal” movie.. Hopefully this

(2) wawancara dapat memperoleh data yang akurat dan jelas dari sumber data yang terlibat secara langsung pada waktu proses belajar mengajar dalam menerapkan metode diskusi

[r]

[r]

Kadar serat kasar (crude fiber) dan proksimat dodol rumput laut yang dianalisa dalam penelitian ini hanya pada perlakuan yang memberikan nilai uji organoleptik (rupa,

Menurut Barnet (203, p83), mikrokontroler merupakan sebuah prosesor yang digunakan khusus untuk kepentingan kontrol. Meskipun memiliki bentuk yang lebih kecil dari

Data primer yang dikumpulkan meliputi karakteristik anak (jenis kelamin, berat lahir anak, berat badan, dan tinggi badan anak), karakteristik keluarga (berat badan

Hasil penelitian berupa deskripsi dari agresifitas berkendaraan sepeda motor yang dilakukan oleh peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan/SMK Muhammadiyah 2