• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis kinerja keuangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Boyolali periode 2006-2008 dewi purbosari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis kinerja keuangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Boyolali periode 2006-2008 dewi purbosari"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN

BOYOLALI PERIODE 2006-2008

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi

Oleh :

DEWI PURBOSARI

NIM F3307041

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

ii

ABSTRAK

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN

BOYOLALI PERIODE 2006-2008

Dewi Purbosari F3307041

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Boyolali adalah perusahaan air minum yang dimikili oleh Pemerintah Kabupaten Boyolali dengan tujuan untuk mengembangkan usaha dalam rangka mendukung pendapatan operasional jangka pendek dan jangka panjang guna meningkatkan pendapatan asli daerah. Tujuan perusahaan dibedakan menjadi dua yaitu tujuan secara umum dan secara khusus. Tujuan umumnya adalah untuk membangun daerah khususnya dan pembangunan ekonomi nasional umumnya dalam meningkatkan kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan rakyat serta ketenangan kerja dalam perusahaan, menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Penelitian terhadap laporan keuangan ini dilakukan untuk menilai kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) selama tiga periode yaitu dari tahun 2006-2008. Penulis menggunakan rasio-rasio perhitungan kinerja keuangan sesuai Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum untuk menganalisis laporan keuangan meliputi neraca dan laporan rugi laba.

Berdasarkan perhitungan analisis selama tahun 2006-2008 Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) mempunyai beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan. Hal ini dapat diketahui dari Rasio Laba terhadap Aktiva produktif, Rasio Laba terhadap Penjualan dan Rasio Biaya operasi terhadap Pendapatan operasi. Untuk memperbaiki kelemahan yang ada di Perusahaan Daerah Air Minum hendaknya lebih meningkatkan kinerja keuangan dimasa yang akan datang.

Hasil analisis menunjukan bahwa kinerja keuangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) masuk dalam kategori Baik untuk tahun 2006 sedangkan untuk tahun 2007 dan 2008 masuk dalam kategori Baik Sekali.

(3)

iii

ABSTRACT

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN

BOYOLALI PERIODE 2006-2008

Dewi Purbosari F3307041

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) is a company drinking water by Boyolali District Government with the aim to develop business in order to support short-term operating income and long term to improve the original income. The purpose of the company divided into general and objective specifically. General objective is to build regional and national economic development especially in improving the general welfare and to meet the needs of the people and the peace of working in the company, towards a just and prosperous society based on Pancasila.

Research on the financial statements was conducted to assess the performance of the Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) for three-year period from 2006 to 2008. The author uses the calculation of ratios of financial performance by the Decree of the Minister of Home Affairs No. 47 of 1999 on Guidelines for Performance Assessment of Regional Water Company to analyze financial statements including balance sheets and income statements.

Based on the analysis during the years 2006-2008 calculations Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) has several weaknesses that need attention. It can be known from earning Return on Assets, Return on Sales and Operating Cost Ratio of operating income. To correct the weaknesses that exist in the Regional Water Company should improve its financial performance in the future.

The analysis shows that the financial performance of Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) into the right category for the year 2006 while for the years 2007 and 2008 included in the category Good Once.

(4)

iv

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tugas Akhir dengan judul ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN BOYOLALI PERIODE 2006-2008 telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk diujikan guna mencapai derajat Ahli Madya Program DIII Akuntansi FE UNS

Surakarta, Juli 2010

Disetujui dan diterima oleh Pembimbing

(5)

v

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji

Tugas Akhir Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar

Ahli Madya Akuntansi

Surakarta, juli 2010 Tim Penguji Tugas Akhir

1. Agus Widodo, SE, M.Si, Ak ( )

Penguji

2. Sri Suranta, SE, M.Si, Ak, BKP ( )

(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (QS. Al-Baqoroh: 286)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain (QS. Al-Insyrah: 6-7)

PERSEMBAHAN

v Ibu dan Bapak yang senantiasa memberiku cinta, kasih sayang, dorongan, perhatian serta doa yang tiada henti.

v Mas Aris dan De’Evi yang selalu kusayangi.

v Budhe Nini, Mbak Tari, Mas Gono dan seluruh keluarga besar Mardiyo yang selalu memberiku semangat dan dukungan.

v Mas Hery yang telah memberiku semangat, dukungan, perhatian, kesabaran dan kasih sayang.

v Sahabatku Mayang, Ani, Nisa, Desy, Evi, dan seluruh anak D III akuntansi angkatan 2007 terima kasih atas pengertian dan dorongannya selama ini.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillahirobbilalamin penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmad, hidayah serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul ”ANALISIS KINERJA

KEUANGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM)

KABUPATEN BOYOLALI PERIODE 2006-2008”.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Sri Murni, SE, MSi, Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi.

3. Bapak Sri Suranta, SE, M.Si, Ak, BKP selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan Laporan Magang ini.

4. Bapak Bambang Sumantri,SE selaku Direktur Umum PDAM Kabupaten Boyolali yang telah memberikan ijin penulis untuk melakukan magang. 5. Bapak Muhammad Slamet, SE selaku pembimbing di Instansi Magang. 6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi atas ilmu pengetahuan,

pengajaran dan pendidikan kepada penulis selama studi.

7. Segenap karyawan PDAM Kabupaten Boyolali yang telah membantu penulis dalam memperoleh informasi.

(8)

viii

9. Mas hery yang telah memberiku semangat,dukungan, perhatian, kesabaran dan kasih sayang.

10. Teman-teman seperjuangan Mayang, Ani, Nisa, Desy, Evi, Agung dan semua teman-teman Akuntansi angkatan 2007 terima kasih kebersamaannya selama tiga tahun.

Penulis berharap Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmad-Nya kepada kita semua, Amin.

Surakarta, Juli 2010

(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……..………..i

ABSTRACT………...ii

HALAMAN PERSETUJUAN………..………...…...iii

HALAMAN PENGESAHAN………..……..iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN…….………..v

KATA PENGANTAR………...……….vi

DAFTAR ISI………..…..viii

DAFTAR TABEL………x

DAFTAR GAMBAR………..……xi

DAFTAR LAMPIRAN……….…….xii

BAB I. PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan………..1

B. Latar Belakang Masalah………...……..22

C. Perumusan Masalah………...…………24

D. Tujuan Penelitian………...……24

E. Manfaat Penelitian……….……25

II. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Pustaka………..….………...………..26

(10)

x III. TEMUAN

A. Kelebihan.……….……….54

B. Kelemahan…...………....56

IV. PENUTUP

A. Simpulan……….………...57

B. Rekomendasi.………...………..57

(11)

xi

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

II.1 Laporan Neraca Komperatif Tahun 2006-2008…………...……….38

II.2 Laporan Laba (Rugi) Komperatif Tahun 2006-2008………...40

II.3 Data Pendukung Perhitungan Analisis Kinerja Keuangan………....………41

II.4 Perhitungan Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif ……….……42

II.5 Perhitungan Rasio Laba terhadap Penjualan ………...….43

II.6 Perhitungan Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar………....44

II.7 Perhitungan Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas……….46

II.8 Perhitungan Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang……….47

II.9 Perhitungan Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi…………..48

II.10 Perhitungan Rasio Laba Operasi Sebelum Biaya Penyusutan terhadap Angsuran dan Bunga Jatuh Tempo………...….…...49

II.11 Perhitungan Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air…………...50

II.12 Perhitungan Jangka Waktu Penagihan………..51

II.13 Efektivitas Penagihan ………...………...…….52

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

(14)

xiv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Eksistensi PDAM Kabupaten Boyolali

Penyediaan Air Bersih di kota Boyolali sebenarnya sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda, akan tetapi pada waktu itu belum digunakan untuk mencukupi kebutuhan masyarakat, namun untuk memenuhi kebutuhan sarana transportasi (lokomotif) yaitu kereta api jurusan Boyolali-Kartosuro-Solo terutama untuk mengangkut hasil bumi. Adapun kelebihan pemanfaatan air bersih tersebut dimanfaatkan untuk keperluan kantor/instansi serta masyarakat kota Boyolali khususnya dan masyarakat pada umumnya, melalui bak umum.

Pengadaan air bersih di kota Boyolali mulai dikembangkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali meskipun masih sangat sederhana, jauh dari yang diharapkan. Proses pengembangan tersebut sebagai berikut: a. Pada sekitar tahun 1960an Pemerintah Daerah melakukan

pengembangan sistem penyedian air bersih secara sederhana, dengan membangun bak-bak penampungan rembesan-rembesan sumber mata air di wilayah Musuk dan airnya dialirkan ke kota Boyolali guna memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya untuk kebutuhan keperluan rumah sakit dan perumahan dokter rumah sakit.

(15)

xv

b. Pada tahun 1966/1967 melakukan pemanfaatan bak-bak pengendap air bekas pabrik kopi di Tampir (Musuk), dimana air yang diambil berasal dari Dam sungai Kintel Musuk. Air tersebut dialirkan ke kota Boyolali. c. Pada tahun 1970-1976 Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali melaksanakan suatu program Proyek Rehabilitasi dan Ekstensifikasi Sistem Penyediaan Air Bersih.

Dengan selesainya Proyek tersebut di atas maka pada tahun 1975 mulai dioperasikan pelayanan pemenuhan kebutuhan air bersih kepada masyarakat pelanggan di kota Boyolali. Guna menjamin berfungsinya pengelolaan sarana air bersih tersebut pada tanggal 5 Juli 1975 dilakukan serah terima pengurusan/pengelolaan Air Minum kota Boyolali dari Direktur Teknik Penyehatan Direktoral Jendral Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik kepada Bupati Kepala Daerah Kabupaten Boyolali.

Untuk menjamin kelancaran tugas Pengelolaan Sarana Penyediaan Air Minum dimaksud, maka pada tahun 1978 dibentuklah suatu badan pengelolaan yang bernama Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Boyolali dengan dikeluarkannya Perda No. 2 tahun 1978 namun dalam pelaksanaan pengelolaan air bersih masih tetap mengacu pada ketentuan-ketentuan mengenai Badan Pengelolaan Air Minum (BPAM).

(16)

xvi

Bupati Boyolali tersebut diperkuat dengan Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 1994 tentang ketentuan pokok Badan Pengawas, Direksi dan Kepegawaian.

Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Boyolali berkedudukan dan berkantor pusat di kota Boyolali tepatnya di Jalan Kartini No. 1 Boyolali. Adapun lapangan usahanya adalah penyediaan air minum yang sehat dan memenuhi syarat-syarat bagi masyarakat dalam daerah Kabupaten Boyolali, khususnya penduduk kota Boyolali dan sekitarnya ini (Perda, 1978, No. 2, Psl. 6). Adapun modal awal dari Perusahaan Daerah Air Minum Boyolali terdiri:

a. Neraca permulaan perusahaan terdiri atas semua aktiva dan pasiva dari eks proyek air minum yang dilebur dan dialihkan bentuknya menjadi PDAM.

b. Modal dasar perusahaan terdiri atas kekayaan daerah yang dipisahkan. c. Anggaran Daerah, Pemerintah Pusat dan Pinjaman.

d. Semua alat likuid disimpan dalam Bank Pembangunan Daerah/bank-bank pemerintah lainnya.

2. Visi, Misi dan Tujuan PDAM kabupaten Boyolali

Dalam mendirikan perusahaan, PDAM Kabupaten Boyolali mempunyai visi, misi dan tujuan, adapun penjelasannya sebagai berikut : a. Visi

(17)

xvii

Terwujudnya kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan air bersih kepada masyarakat secara tepat, cepat, kualitas, tepat kuantitas serta dapat kontinuitas.

b. Misi

Misi PDAM adalah:

Pengelolaan sumber daya air sehingga terpenuhinya air baku secara kualitas, kuantitas dan kontinuitas tanpa meninggalkan aspek kelestarian alam dan lingkungan.

c. Tujuan

Pengembangan usaha dalam rangka mendukung pendapatan operasional perusahaan jangka pendek dan jangka panjang guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

Adapun tujuan perusahaan dibedakan menjadi dua yaitu: 1) Tujuan secara umum (Perda 1978. No. 2, Psl. 5)

a) Pembangunan daerah khususnya.

b) Pembangunan ekonomi nasional umumnya dalam meningkatkan kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan rakyat serta ketenangan kerja dalam perusahaan, menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

2) Tujuan secara khusus

(18)

xviii 3. Struktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan

Untuk memperoleh hasil guna dan daya guna yang maksimal dalam pengelolaan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Boyolali ditetapkan susunan organisasi dan tata kerja PDAM Kabupaten Boyolali (Surat Keputusan Bupati No. 539/60 tahun 1989). Adapun bagan struktur organisasinya adalah sebagi berikut:

Gambar I.1

Bagan Susunan Organisasi PDAM Kabupaten Boyolali

Seksi Pembukuan Seksi Laborat

Seksi Kas Seksi Sumber Air

Seksi Penagihan Seksi Operator

Seksi Pelayanan Langgana SeksiTransmisi & Distribusi Seksi Pembaca meter Seksi meter air

Seksi Rekening

Seksi Pergudangan Seksi Pemeliharaan Gedung Seksi Pembelian Seksi Perencanaan Tehnis Seksi Administrasi Umum dan Personalia

Bupati Kepala Daerah

Badan Pengawas

Direktur Utama

Direktur Bidang Tehnik Direktur Bidang Umum

Bidang Keuangan Bidang Produksi

Bagian Pelayanan Langganan

Bagian Transmisi & Distribusi

Bagian Umum

(19)

xix

Adapun penjelasan bagan susunan organisasi adalah sebagai berikut:

a. Unsur-unsur organisasi

Unsur-unsur organisasi perusahaan terdiri dari:

1) Unsur Penata yang terdiri dari Direktur Utama dan dibantu oleh 2 (dua) Direktur Bidang.

2) Unsur Pengatur yang terdiri dari para Kepala Bagian. 3) Unsur Pelaksana yang terdiri dari para Kepala Seksi.

4) Unsur Pekerja yang terdiri dari para juru operator dan juru tukang.

b. Susunan Organisasi

Susunan organisasi perusahaan terdiri dari: 1) Badan Pengawas

Adapun ketentuan badan pengawas adalah sebagai berikut:

a) Badan Pengawas terdiri dari unsur Pejabat Pemerintah Daerah, perorangan, masyarakat konsumen.

b) Badan pengawas bertanggung jawab kepada Bupati Kepala Daerah.

c) Anggota badan pengawas diangkat sebanyak 3 orang.

d) Anggota badan pengawas diangkat dan diberhentikan oleh Bupati.

(20)

xx

(1) Mengawasi kegiatan direksi

(2) Memberikan pendapat dan saran kepada kepala daerah terhadap pengangkatan anggota Direksi.

(3) Memberikan pendapat dan saran kepada Kepala Daerah terhadap program kerja yang diajukan oleh Direksi.

(4) Memberikan pendapat dan saran kepada Kepala Daerah terhadap rencana perubahan status karyawan PDAM. (5) Memberikan pendapat dan saran kepada Kepala Daerah

terhadap rencana pinjaman dan ikatan hukum dengan pihak lain.

(6) Memberikan pendapat dan saran kepada Kepala Daerah terhadap laporan neraca dan perhitungan rugi laba.

2) Direksi sebagai unsur pimpinan

Direksi terdiri dari Direktur Utama, Direktur Bidang Umum dan Direktur Bidang Tehnik.

Ketentuan Direksi:

a) Direktur Utama membawahi Direktur Bidang Umum dan Direktur Bidang Tehnik.

b) Direktur Bidang Umum membawahi: (1) Bagian keuangan

(a) Seksi pembukuan (b) Seksi kas

(21)

xxi

(2) Bagian pelayanan langganan (a) Seksi pelayanan langganan (b) Seksi pembaca meter (c) Seksi kerekeningan. (3) Bagian umum

(a) Seksi pergudangan (b) Seksi pembelian

(c) Seksi administrasi umum dan personalia. c) Direktur Bidang Tehnik membawahi:

(1) Bagian produksi

(a) Seksi laboratorium (b) Seksi sumber air (c) Seksi operator.

(2) Bagian Transmisi dan Distribusi (a) Seksi Transmisi dan Distribusi (b) Seksi Meter Segel.

(3) Bagian Perencanaan dan Pemeliharaan Tehnik (a) Seksi Pemeliharaan Gedung atau Peralatan (b) Seksi Perencanaan Tehnik.

(22)

xxii e) Tugas Direktur Utama adalah:

(1) Memimpin kegiatan-kegiatan Direksi Administrasi Umum dan Direksi Tehnik

(2) Mengadakan koordinasi integrasi dan sinkronisasi semua unit organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat.

(3) Mengambil semua keputusan atas semua permasalahan dengan memperhatikan prinsip musyawarah untuk mufakat dengan anggota Direksi.

(4) Memberikan informasi saran kepada Bupati tentang pengelolaan perusahaan untuk menentukan kebijaksanaan selanjutnya.

(5) Menetapkan program kerja sesuai dengan kebijaksanaan Bupati serta ketentuan Undang-Undang yang berlaku. (6) Membantu Bupati Kepala Daerah dalam melaksanakan

tugasnya di bidang pelayanan, penyediaan dan di distribusi air bersih bagi masyarakat.

f) Tugas Direktur Bidang Umum

(1) Membantu Direktur utama dalam memimpin jalannya perusahaan Bidang Administrasi dan Keuangan.

(23)

xxiii

(3) Mengawasi dan mengkoordinir atas kegiatan-kegiatan Bidang Administrasi Keuangan.

(4) Menyusun Anggaran Belanja dan menetapkan besarnya modal kerja perusahaan dengan Direktur Tehnik serta mengusulkan kepada Direktur utama untuk penggunaan dana yang lebih efektif.

(5) Dengan koordinasi staf Direksi, menilai dan menyetujui semua Rencana pembelian untuk operasi melalui atau tanpa tender.

(6) Mengawasi dan mengusahakan penagihan uang dari langganan secara intensif dan efektif.

(7) Melaksanakan fungsi-fungsi lain dalam bidangnya yang diberikan Direktur Utama.

g) Tugas Direktur Bidang Tehnik

(1) Membantu Direktur Utama dalam memimpin jalannya PDAM di bidang tehnik.

(2) Memimpin dan mengatur integritas, sinkronisasi kegiatan seksi-seksi dalam lingkungannya

(3) Merencanakan dan melaksanakan pelayanan kepada pelanggan, pemasangan pipa transmisi dan distribusi serta pemeliharaan instalasi jaringan pipa air minum.

(24)

xxiv

penyesuaian terhadap kebijakan perusahaan sesuai dengan perkembangan dan kemampuan.

(5) Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai dengan fungsinya yang diberikan oleh Direktur Utama.

3) Seksi-seksi dan Unit Pelaksana

Dalam menjalankan tugas-tugasnya baik Direktur Bidang Umum maupun Direktur Bidang Tehnik dibantu oleh Kepala Bagian yang membawahi beberapa seksi sebagai unit pelaksana. Kepala Bagian dan seksi-seksi tersebut adalah sebagai berikut:

Kepala bagian yang bertangung jawab kepada Direktur Bidang Umum adalah:

a) Bagian Keuangan

Bagian keuangan mempunyai fungsi sebagai berikut:

(1) Membuat analisa atas hasil operasi perusahaan dan melaporkan hasil analisa kepada Direktur Bidang Administrasi serta melaksanakan kegiatan-kegiatan di bidang keuangan meliputi Kas Penagihan dan Pembukuan perusahaan.

(2) Menyusun laporan-laporan rutin maupun berkala yang diperlukan.

(25)

xxv

(4) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan fungsinya yang diberikan oleh Direktur Bidang Umum.

(5) Mengadakan evaluasi dengan pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum.

Dalam menjalankan fungsi tersebut Kepala Bagian Keuangan dibantu oleh seksi-seksi sebagai unit pelaksana yaitu: seksi pembukuan, seksi kas dan seksi penagihan.

b) Bagian Hubungan dan Pelayanan Langganan

Fungsi-fungsi Kepala Bagian Hubungan Langganan adalah: (1) Menampung pengaduan dan permohonan sambungan baru,

mengatur tugas-tugas pelayanan terhadap masyarakat dan mengawasi penyelesaiannya termasuk penjualan air tanki. (2) Menyelenggarakan pemasaran atau penjelasan kepada

masyarakat serta pengolahan data penggunaan air sesuai dengan dengan klasifikasinya.

(3) Mengatur kecepatan waktu dan penelitian pembacaan meter langganan.

(4) Mengadakan penyelidikan sebab-sebab turun dan melonjaknya angka meter langganan.

(26)

xxvi

(6) Mengusulkan perubahan klasifikasi tarif maupun balik nama langganan apabila dinyatakan tidak sesuai lagi. (7) Memberikan penerangan atau penjelasan tentang

kemungkinan atau tidaknya sambungan baru dapat disambung setelah mengadakan konsultasi dengan bagian perencanaan.

(8) Mengkoordinir atas pelaksanaan pelayanan kepada langganan yang efektif serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Direktur Bidang Umum.

Dalam menjalankan fungsi-fungsinya tersebut Kepala Bagian Hubungan dan Pelayanan Langganan dibantu beberapa seksi yaitu: seksi pelayanan langganan, seksi pembaca meter dan seksi rekening.

c) Bagian Umum

Kepala Bagian Umum mempunyai fungsi sebagai berikut: (1) Mengadakan kegiatan administrasi umum dan personalia

serta tugas-tugas kelestariannya.

(27)

xxvii

(3) Memimpin kerja sama integrasi dan sinkronisasi kegiatan unsur-unsur dalam lingkungan PDAM.

(4) Mempersiapkan pelaksanaan rapat-rapat ataupun pertemuan-pertemuan di lingkungan Perusahaan Daerah Air Minum.

(5) Menyiapkan Keputusan Bupati Kepala Daerah tentang kenaikan gaji berkala serta menyelenggarakan sistem penggajian pegawai sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dalam kegiatannya tersebut Kepala Bagian Umum membawahi beberapa seksi yaitu: seksi pergudangan, seksi pembelian dan seksi administrasi umum dan personalia (kesekretariatan). Kepala Bagian yang bertanggung jawab kepada Direktur Bidang Tehnik terdiri dari:

d) Bagian Produksi

Kepala Bagian Produksi mempunyai tugas pokok sebagai berikut:

(1) Bertanggung jawab atas kelancaran produksi dalam pendistribusian air minum pada langganan.

(2) Bertanggung jawab atas penelitian dan analisa air untuk menjamin kualitas air yang sehat.

(28)

xxviii

(4) Memimpin dan mengatur kerja sama integrasi dan sinkronisasi kegiatan urusan-urusan dalam lingkungannya yang terdiri dari seksi laboratorium, seksi sumber air dan seksi operator.

e) Bagian Transmisi dan Distribusi

Tugas-tugas Kepala Bagian Transmisi dan Distribusi adalah: (1) Bertanggung jawab atas berfungsinya perpipaan transmisi,

distribusi dan peralatan lainnya.

(2) Bertanggung jawab atas pengaturan aliran secara merata kepada langganan serta melaksanakan pengujian dan perbaikan meter.

(3) Bertanggung jawab atas pemeliharaan jaringan perpipaan serta sarana lain untuk kelancaran pelaksanaan tugas. (4) Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai dengan fungsinya

yang diberikan oleh Direktur Bidang Teknik.

Dalam menjalankan tugas-tugasnya Kepala Bagian Transmisi dan Distribusi dibantu oleh beberapa seksi yaitu: seksi transmisi dan distribusi serta seksi sumber air.

f) Bagian Perencanaan dan Pemeliharaan Teknik

Tugas pokok Kepala Bagian Perencanaan dan Pemeliharaan Tehnik adalah sebagai berikut:

(29)

xxix

(2) Mengadakan penelitian dan merencanakan pengembangan sistem jaringan air minum agar dapat memperluas jangkauan pelayanan bagi masyakat.

(3) Mengadakan penelitian dalam rangka pengawasan terhadap cadangan air minum.

(4) Melakukan pemeliharaan bangunan instalasi dan peralatan. Dalam menjalankan kegiatan kegiatan utamanya Kepala Bagian Perencanaan dan Pemeliharaan Teknik membawahi seksi pemeliharaan gedung dan peralatan serta seksi perencanaan teknik.

4. Golongan Pelanggan

Golongan pelanggan adalah klasifikasi pelanggan yang ditentukan sesuai dengan struktur ekonomi masyarakat. Adapun golongan pelanggan PDAM Boyolali adalah: (Keputusan Bupati, 1997, No. 2209, Pasal 4) a. Kelompok I

Sosial terdiri dari:

1) Sosial umum, terdiri dari: a) Kran umum;

b) Kamar mandi umum; c) WC umum.

2) Sosial khusus, terdiri dari: a) Yayasan sosial;

(30)

xxx c) Panti Asuhan;

d) Rumah sakit pemerintah; e) Tempat-tempat ibadah. b. Kelompok II

Rumah Tangga terdiri dari: 1) Rumah Tangga 1

Adalah pelanggan rumah tangga yang dalam rumah tangga tersebut hanya berfungsi sebagai tempat tinggal dengan kriteria:

a) Rumah tangga dengan tipe <21m²; b) Rumah tangga golongan ekonomi lemah; c) Keluarga Miskin (SK. Bupati).

2) Rumah Tangga 2

Adalah pelanggan rumah tangga, selain sebagai rumah tersebut adalah suatu usaha untuk mendapatkan penghasilan dengan kriteria:

a) Rumah permanent sederhana dengan type ≥21m² - 45m²; b) Rumah tangga ekonomi cukup;

c) Berpenghasilan tetap.

3) Rumah Tangga 3 antara lain dengan kriteria: a) Rumah permanen dengan type >45m²; b) Rumah golongan ekonomi menengah;

(31)

xxxi 4) Rumah Tangga 4 dengan kriteria:

a) Rumah mewah;

b) Rumah tangga golongan ekonomi atas / tinggi; c) Rumah di jalan utama (propinsi, kabupaten). c. Kelompok III terdiri dari:

1) Sekolah antara lain: a) Play group;

b) Taman kanak-kanak (TK); c) Sekolah negeri /swasta. 2) Kantor / Instansi pemerintah:

a) Kantor atau sarana milik instansi pemerintah; b) Kantor atau sarana milik kepolisian;

c) Kantor atau sarana milik TNI. d. Kelompok IV

Niaga terdiri dari 1) Niaga I antara lain:

a) Apotik, Toko obat;

b) Agen transpotasi, Biro perjalanan; c) Asrama / Indekost;

d) BUMD;

e) Bengkel / Tempat cucian Sepeda motor; f) Catering;

(32)

xxxii h) KM /WC yang dikomersilkan; i) Konveksi;

j) Lembaga / Yayasan / Organisasi Non Sosial; k) Losmen;

l) Mini market, Toko swalayan; m) Optical;

n) Panti pijat;

o) Perternakan kecil; p) Percetakan;

q) Salon ,rias penganten, potong rambut; r) Sanggar senam;

s) Studio photo;

t) Toko/ Ruko (tanpa karyawan); u) Laboratorium swasta.

2) Niaga II antara lain: a) BUMN;

b) Kantor Instansi Swasta (Bank, Asuransi, Koperasi, Lembaga pembiayaan, Developer, Pemasaran, Distribusi);

c) Badan Usaha Swasta;

d) Dealer sepeda motor dan Dealer mobil; e) Rumah sakit dan klinik swasta;

(33)

xxxiii

h) Tempat Hiburan (Billiard, Karaoke, Diskotik, Kafe dll); i) Bengkel / cucian mobil;

j) Pompa bensin(SPBU); k) Rumah makan / Restoran;

l) Toko /Ruko dengan memperkerjakan karyawan; m) Perternakan besar;

n) Sepermarket, Mall; o) Perusahaan otobus (PO);

p) Pelanggan yang menyalurkan /menjual air PDAM melalui meteran kepada pihak lain.

e. Kelompok V Industri terdiri dari: 1) Industri I antara lain:

a) Usaha pembuatan bahan bangunan; b) Perusahaan pengolah daging; c) Perusahaan Roti.

2) Indistri II antara lain:

a) Pabrik ES dan Cold Stronge; b) Pabrik pengelolahan susu;

(34)

xxxiv f. Kelompok VI:

Kelompok khusus yang tidak terdapat pada kelompok I sampai V, dan perhitungan tarif berdasarkan kesepakatan bersama antara PDAM dengan pelanggan.

5. Daerah Pelayanan

Untuk mempermudah dalam pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum Boyolali membagi menjadi beberapa wilayah pelayanan yaitu:

a. Induk,

(35)

xxxv

Sumber air yang dimiliki oleh PDAM Boyolali adalah: a. Air Permukaan Tanah (APT)

Sumber air: 1) Musuk, 2) Cepogo, 3) Ampel, 4) Pantaran.

b. Air Bawah Tanah (ABT) Sumber air:

1) Tlatar, 2) Teras, 3) Banyudono, 4) Simo, 5) Juwangi, 6) Sambi. B. Latar Belakang

(36)

xxxvi

Laporan keuangan merupakan sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk mengetahui gambaran usaha perusahaan tersebut, terutama dalam pengembangan asset perusahaan. Bentuk laporan seperti neraca, laporan laba/rugi, laporan perubahan posisi keuangan dan laporan perubahan modal berguna untuk melihat kondisi keuangan dan perkembangan suatu perusahaan, dari satu periode ke periode berikutnya. Melalui laporan keuangan kita dapat menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya, struktur modal, keefektifan dalam penggunaan aktiva dan hasil usaha yang telah dicapai.

Untuk mengetahui keberhasilan Direksi dalam mengelola Perusahaan Daerah Air Minum dilakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan pada setiap akhir tahun buku. Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum menggunakan Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum yang terdiri dari tiga aspek, satu diantaranya yaitu aspek keuangan atau kinerja keuangan yang terdiri dari sepuluh rasio perhitungan yaitu:

1. Rasio laba terhadap aktiva produktif 2. Rasio laba terhadap penjualan air

3. Rasio aktiva lancar terhadap utang lancar 4. Rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas 5. Rasio total aktiva terhadap utang

6. Rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi

(37)

xxxvii

8. Rasio aktiva produktif terhadap penjualan air 9. Tingkat perputaran piutang

10. Efektifitas penagihan

Dari hasil analisis tersebut akan diperoleh nilai dari masing-masing rasio yang akan menentukan nilai dan penggolongan tingkat kesehatan perusahaan serta mengetahui perkembangan perusahaan dari tahun ke tahun, serta membantu menentukan arah kebijakan pimpinan dalam memperbaiki rasio-rasio yang lemah untuk dapat diperkuat melalui program kerja yang mengarah pada peningkatan efisiensi dan produktivitas.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengambil judul Tugas Akhir “ANALISIS KINERJA KEUANGAN

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN

BOYOLALI PERIODE 2006-2008”

C. Perumusan Masalah

Sesuai dengan judul yang diambil oleh penulis maka dalam penulisan Tugas Akhir ini pokok masalah yang akan dirumuskan sebagai berikut: Apakah perkembangan kinerja keuangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Boyolali baik?

D. Tujuan Penelitian

(38)

xxxviii E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Penulis

Memberikan tambahan pengetahuan dan pengalaman dalam menilai kinerja perusahaan sebagai bekal memasuki dunia kerja.

2. Bagi Perusahaan

Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran di dalam menentukan kebijaksanaan yang akan ditetapkan perusahaan dan sebagai tolak ukur bagi manajemen keuangan dimasa yang akan datang.

3. Bagi Dunia Akademik

(39)

xxxix

BAB II

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Manajemen Perusahaan

Perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi atau

kegiatan usaha yang dalam kegiatannya lebih mengarah pada kegiatan ekonomi, yaitu kegiatan yang ditujukan untuk maksud ekonomi guna mendapatkan yang terbaik dari sumber-sumber yang terbatas.

Para ahli memberikan definisi tentang perusahan yang berbeda-beda tapi didalamnya mempunyai maksud yang sama. Seorang ahli mengemukakan bahwa: “Perusahaan adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh satu atau sekelompok orang dalam wadah kelembagaan formal ditempat tertentu , yang di organisasikan dan dijalankan teratur dan berkesinambungan untuk membuat, menyediakan atau mendistribusikan barang atau jasa bagi masyarakat yang mau dan mampu membelinya (Sudarsono, 1992: 30)“. Ditinjau dari segi pemilikan perusahaan, bentuk perusahaan di Indonesia adalah:

(40)

xl c. Perusahaan Perseroan

d. Perusahaan Negara dan Perusahaan Daerah

Perusahaan Daerah adalah suatu perusahaan yang didirikan berdasarkan Peraturan Daerah, yang kekayaan seluruhnya atau sebagian merupakan milik daerah (Sudarsono; 1992: 66). Tujuan yang diinginkan oleh perusahaan (Pandojo, 1984: 6) adalah:

a. Hasil yang berupa barang-barang dan jasa-jasa.

b. Penghasilan termasuk keuntungan (return on invested capital).

c. Kemajuan pabrik dan alat-alatnya. d. Kenaikan penghasilan riil per kapita. e. Memperkuat pertahanan Negara. f. Penghargaan dan bantuan masyarakat. g. Penghargaan/Prestise Internasional.

Fungsi dari perusahaan itu sendiri (Pandojo, 1984: 21) dibagi menjadi 2 yaitu:

a. Fungsi manajemen yaitu mencakup merencanakan, mengorganisir, mengarahkan dan mengkoordinir dan mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan.

(41)

xli

Untuk mencapai tingkat efektivitas dan efisien dalam suatu perusahaan maka harus ada manajemen yang baik. Efektivitas di sini adalah hasil yang dicapai sesuai dengan target-target sasaran, sedang efisien adalah hasil yang dicapainya jauh lebih besar dari sumber daya yang dipergunakan untuk mencapai hasil. Adapun fungsi manajemen yang harus dilaksanakan adalah:

a. Menyusun perencanaan perusahaan

Tujuan perencanaan ini adalah untuk menetapkan pedoman dan arah kegiatan perusahaan dalam suatu kurun waktu tertentu. Dengan perencanaan dapat memungkinkan penggunaan segala sumber daya perusahaan secara efektif dan efisien sebab perencanaan sendiri merupakan standar dari pelaksanaan.

b. Pengorganisasian Kegiatan Perusahaan

Kegiatan perusahaan yang telah direncanakan perlu diorganisasikan oleh pimpinan atau manajer, karena sumber daya yang dipergunakan untuk mencapai sasaran sifatnya terbatas.

c. Menggerakkan kegiatan perusahaan

(42)

xlii

d. Mengevaluasi dan mengendalikan kegiatan.

e. Untuk menghindari penyimpangan maka manajer harus melakukan evaluasi terus-menerus sebagai bagian dari sistem pengendalian proses kerjanya.

2. Laporan Keuangan

Salah satu cara untuk mengetahui perkembangan dan kondisi keuangan perusahaan adalah dengan menganalisis laporan keuangan. Adapun pengertian laporan keuangan adalah merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan (Zaki Baridwan, 1999: 17).

(43)

xliii

penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan.

Arti pentingnya laporan keuangan bagi pihak intern maupun ektern (S. Munawir, 1998: 2) adalah:

a. Pemilik Perusahaan

Pemilik perusahaan membutuhkan laporan keuangan untuk menilai hasil-hasil yang telah dicapai dan untuk menilai kemungkinan yang akan dicapai di masa yang akan datang, sehingga bisa menaksir bagian keuntungan yang akan diterima.

b. Pimpinan Perusahaan

Dengan mengetahui posisi keuangan perusahaannya pada periode yang lalu akan dapat disusun rencana yang lebih baik dalam menentukan kebijakan yang lebih baik dan lebih tepat untuk memperbaiki kinerja perusahaan.

c. Kreditur atau Bank

Sebagai bahan pertimbangan dalam permohonan kredit yang diajukan perusahaan dengan melihat perkembangan posisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang. d. Investor

(44)

xliv e. Pemerintah

Untuk menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan.

f. Pekerja atau Karyawan

Dengan mengetahui laporan keuangan, pekerja atau karyawan dapat mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam memberi upah dan jaminan sosial yang lebih baik. g. Masyarakat

Masyarakat secara tidak langsung memerlukan laporan keuangan perusahaan untuk mengetahui kesempatan kerja dari perusahaan tersebut.

3. Analisis Laporan Keuangan

Prastowo dan Rifka Juliaty (2002: 52) mengartikan analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.

(45)

xlv

keuangan beberapa periode untuk suatu perusahaan tertentu. Metode dan teknik analisis yang digunakan dalam menganalisis laporan keuangan ada dua, yaitu:

a. Metode analisis horizontal (dinamis) adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara menbandingkan laporan keuangan untuk beberapa tahun (periode), sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya. Disebut metode analisis horizontal karena analisis ini membandingkan pos yang sama untuk periode yang berbeda. Disebut metode analisis dinamis karena metode ini bergerak dari tahun ke tahun (periode). Teknik-teknik analisis yang termasuk pada klasifikasi metode ini antara lain teknik analisis perbandingan, analisis trend (index), analisis sumber dan penggunaan dana, analisis perubahan laba kotor (Prastowo dan Rifka Juliaty, 2002: 54-55). b. Metode analisis vertikal (statis) adalah metode analisis yang

(46)

xlvi

membandingkan pos-pos laporan keuangan pada tahun (periode) yang sama. Teknik-teknik analisis yang termasuk pada klasifikasi metode ini antara lain teknik analisis prosentase per-komponen (common-size), analisis rasio dan analisis impas (Prastowo dan Rifka Juliaty, 2002: 55). 4. Analisis Kinerja Keuangan

Dalam rangka meningkatkan pelayanan air minum kepada masyarakat baik secara kuantitas maupun kualitas Perusahaan Daerah Air Minum harus dikelola oleh Direksi yang profesional. Untuk mengetahui keberhasilan Direksi dalam mengelola Perusahaan Daerah Air Minum maka dilakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan pada setiap akhir tahun buku. Pemantauan dan penilaian atas kinerja keuangan secara berkala atas laporan keuangan dan manajemen Perusahaan Daerah Air Minum yang disusun sesuai dengan Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999 tanggal 31 Mei 1999, tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum yang hasilnya dapat digunakan untuk menentukan penggolongan tingkat kesehatan pengelolaan Perusahaan Daerah Air Minum yaitu:

Nilai 41 - 50 dinyatakan Baik Sekali Nilai 31 - 40 dinyatakan Baik

(47)

xlvii

Nilai 0 - 10 dinyatakan Tidak Baik

Kriteria dalam penilaian dan penggolongan tingkat kesehatan pengelolaan Perusahaan Daerah Air Minum diperoleh dari 10 indikator yang terbagi dalam:

a. Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif Rumus = Laba sebelum pajak X 100%

Aktiva produktif

Nilai Kinerja >10% : 5

> 7% - 10% : 4

> 3% - 7% : 3 > 0% - 3% : 2 <= 0% : 1 Kemampuan aktiva produktif yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba sebelum pajak.

b. Rasio Laba terhadap Penjualan

Rumus = Laba sebelum pajak X 100% Penjualan

Nilai Kinerja >20% : 5

> 14% - 20% : 4

> 8% - 14% : 3

> 0% - 8% : 2

<= 0% : 1

(48)

xlviii

Dari kedua rasio tersebut menunjukkan bahwa setiap penambahan aktiva produktif dan penjualan mampu memberikan kontribusi bagi peningkatan laba usaha dan peningkatan laba sebelum pajak.

c. Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar Rumus = Aktiva lancar

Utang lancar

Nilai Kinerja > 1,75 - 2,00 : 5 > 1,60 - 1,75 atau >2,00 - 2,30 : 4

> 1,25 - 1,50 atau >2,30 - 2,70 : 3 > 1,00 – 1,25 atau >2,70 - 3,00 : 2 <= 1,00 atau >3,00 : 1 Menggambarkan kemampuan perusahaan membayar utang yang harus segera dibayar dengan aktiva lancar yang dimiliki d. Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas

Rumus = Utang jangka panjang Ekuitas

Nilai Kinerja <= 0,5 : 5

> 0,5 – 0,7 : 4

(49)

xlix e. Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang

Rumus = Total aktiva Total utang

Nilai Kinerja > 2,0 : 5

> 1,7 – 2,0 : 4

> 1,3 – 1,7 : 3 > 1,1 – 1,3 : 2 <=1,0 : 1 Kemampuan dari total aktiva perusahaan untuk menutup seluruh kewajiban perusahaan secara penuh bila perusahaan dilikuidasi

f. Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi Rumus = Biaya operasi

Pendapatan operasi

Nilai Kinerja <= 0,50 : 5

> 0,50 – 0,65 : 4

> 0,65 – 0,85 : 3 > 0,85 – 1,00 : 2 > 1,00 : 1 Menunjukkan sejauh mana kemampuan pendapatan operasi perusahaan dalam menutup biaya operasionalnya.

g. Rasio Laba Operasi Sebelum Biaya Penyusutan terhadap Angsuran dan Bunga pinjaman yang jatuh tempo

(50)

l

Nilai Kinerja > 2,0 : 5

> 1,7 – 2,0 : 4

> 1,3 – 1,7 : 3 > 1,1 – 1,3 : 2 <= 1,0 : 1 Rasio ini memperlihatkan berapa kali lebih besar laba operasi dapat menutup cicilan pembayaran angsuran dan bunga pinjaman yang jatuh tempo

h. Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air Rumus = Aktiva Produktif

Penjualan Air

Nilai Kinerja <= 2,0 : 5

> 2,0 – 4,0 : 4

> 4,0 – 6,0 : 3 > 6,0 – 8,0 : 2 > 8,0 : 1 Rasio yang menunjukkan Penjualan Air yang dihasilkan dari penggunaan aktiva produktif.

i. Jangka Waktu Penagihan Piutang Rumus = Piutang Usaha

Jumlah Penjualan per hari

Nilai Kinerja <= 60 : 5

> 60 – 90 : 4

(51)

li

> 180 : 1 Menunjukkan berapa hari rata - rata uang hasil penjualan usaha diterima sejak rekening diterbitkan.

j. Efektifitas Penagihan

Rumus = Rekening Tertagih X 100% Penjualan Air

Nilai Kinerja > 90% : 5

> 85% - 90% : 4

> 80% - 85% : 3 > 75% - 80% : 2 <= 75% : 1 Menunjukkan berapa persen dari rekening yang telah

diterbitkan sudah dibayar oleh pelanggan.

B. Analisis Data dan Pembahasan

1. Analisis Data

Kebijakan akuntansi PDAM Kabupaten Boyolali berpedoman pada Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 1991 tentang Pedoman Sistem Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum. Dasar Akuntansi yang digunakan pada Perhitungan Hasil Usaha (Laba/Rugi) periodik dan penentuan Posisi Keuangan (Neraca) dilakukan dengan metode akrual (Accrual Basis).

(52)

lii

kepada badan Pengawas dan pihak-pihak yang berkepentingan termasuk untuk keperluan pemeriksaan tahunan yang dilaksanakan oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Jawa Tengah.

[image:52.595.149.563.414.764.2]

Laporan keuangan PDAM Kabupaten Boyolali sampai dengan tahun 2008 sudah diaudit oleh BPKP. Untuk Laporan Keuangan (Neraca, Laporan Laba/Rugi) dari tahun 2006 sampai tahun 2008 adalah sebagai berikut :

Tabel II.1

Laporan Neraca Komperatif Tahun 2006-2008

PDAM Kabupaten Boyolali

TAHUN U R A I A N

2006 2007 2008

AKTIVA

AKTIVA LANCAR

Kas / bank 1,079,928,786.00 2,428,175,797.00 617,436,032.00

Investasi Jangka pendek 625,000,000.00 685,000,000.00 2,085,000,000.00

Piutang Usaha 897,158,420.00 1,090,986,691.50 1,147,695,060.00

Penyisihan Piutang Usaha (67,341,069.00) (97,244,923.50) (117,839,883.00)

Piutang Lain – Lain 3,149,881.16 13,053,930.87 10,546,371.00

Persediaan 144,902,617.92 152,929,970.50 103,870,125.00

Pembayaran Dimuka 83,293,306.45 313,155,206.45 472,391,451.62

Jumlah Aktiva Lancar 2,766,091,942.53 4,586,056,672.82 4,319,099,156.62

AKTIVA TETAP

Aktiva Tetap Produktif

Nilai Perolehan 25,131,991,042.27 27,103,181,068.27 39,244,667,394.27

Akumulasi Penyusutan (10,803,603,982.82) (12,239,021,881.96) (13,510,404,259.07)

Nilai Buku 14,328,387,059.45 14,864,159,186.31 25,734,263,135.20

(53)

liii

AT dalam penyelesaian 71,307,050.00 721,899,560.00 25,000,000.00

Bahan Instalasi 351,992,951.60 395,709,649.60 359,038,947.60

Samb. Baru yg akan Diterima 14,842,860.00 22,141,500.00 128,309,700.00

Pemby. Dimuka Kpd Pemda 0.00 37,523,512.48 55,218,460.52

Rupa-rupa Pembayaran dimuka 0.00 102,862,770.00 36,646,025.00

Jumlah Aktiva Lain – Lain 438,142,861.60 1,280,136,992.08 604,213,133.12

TOTAL AKTIVA 17,532,621,863.58 20,730,352,851.21 30,657,575,424.94

LANJUTAN

PASIVA

KEWAJIBAN LANCAR

Utang Usaha 613,584,800.00 165,100,000.00 1,115,294,151.00

Utang Non Usaha 208,334,287.00 73,721,368.00 59,327,325.00

Biaya Yg masih Hrs Dibayar 177,464,748.00 255,539,069.00 471,570,696.00

Utang Pajak 126,571,695.00 262,108,318.98 148,618,550.00

Utang Jk. Panjang Jt. Tempo 261,114,442.41 261,144,442.41 261,114,442.82

kewajiban jangka pendek

lainnya 0.00 7,449,000.00 1,117,700.00

Jumlah Kewajiban Lancar 1,387,069,972.41 1,025,062,198.39 2,057,042,864.82

KEWAJIBAN JK. PANJANG

Pinjaman Dalam Negeri 3,655,602,193.77 3,394,457,751.36 3,133,373,308.95

Pinjaman Luar Negeri 0.00 0.00 0.00

Bunga Masa Tenggang 0.00 0.00 0.00

Jumlah Kewajiban Jk.

Panjang 3,655,602,193.77 3,394,457,751.36 3,133,373,308.95

KEWAJIBAN LAIN – LAIN

Cadangan Dana 1,820,985,416.15 2,240,897,260.34 2,616,576,269.62

Uang Jaminan Langganan 173,946,500.00 173,946,500.00 173,946,500.00

Samb. Baru yang akan ditagih 0.00 0.00 0.00

Jumlah Kewajiban Lain –lain 1,994,931,916.15 2,414,843,760.34 2,790,522,769.62

EKUITAS

MODAL DAN CADANGAN

Kekayaan Pemda Yg

Dipisahkan 7,519,973,977.73 10,240,494,977.73 13,240,494,977.73

Penyertaan Pemerintah Yang Belum

Ditetapkan statusnya 3,928,392,473.64 4,301,512,473.64 9,778,555,473.64

Modal Hibah 426,608,516.00 426,608,516.00 426,608,516.00

(54)

liv

Laba ditahan (Akumulasi

kerugian) (1,688,376,174.97) (1,688,376,174.98) (1,688,376,175.55)

Laba (Rugi) Tahun Berjalan 243,281,083.37 501,955,226.59 705,168,522.24

Jumlah Ekuitas 10,495,017,781.25 13,895,989,141.12 22,676,636,481.55

[image:54.595.154.557.294.686.2]

TOTAL PASIVA 17,532,621,863.58 20,730,352,851.21 30,657,575,424.94 Sumber : Data PDAM Kabupaten Boyolali

Tabel II.2

Laporan Laba (Rugi) Komperatif Tahun 2006-2008

PDAM Kabupaten Boyolali

T A H U N U R A I A N

2006 2007 2008

PENDAPATAN

Penjualan Air 7,152,111,350.00 8,348,660,211.50 9,200,664,850.00

Penjualan Non Air 738,787,594.00 945,658,153.00 1,739,377,630.00

Jumlah Pendapatan Usaha 7,890,898,944.00 9,294,318,364.50 10,940,042,480.00

BEBAN LANGSUNG USAHA

Biaya Operasi Sumber Air 2,642,257,465.67 2,917,845,506.08 3,242,128,684.32

Biaya Pengolahan Air 310,674,501.33 352,829,385.38 363,040,111.38

Biaya Transmisi dan Distribusi 1,986,229,710.49 2,134,124,485.60 2,411,012,026.09

Jumlah Beban Langsung Usaha 4,939,161,677.49 5,404,799,377.06 6,016,180,821.79

Laba ( Rugi ) Usaha 2,951,737,266.51 3,889,518,987.44 4,923,861,658.21

BIAYA USAHA

Biaya Administrasi dan Umum 2,707,466,937.36 3,248,482,264.97 4,305,875,457.49

Laba ( Rugi ) Usaha 244,270,329.15 641,036,722.47 617,986,200.72

PENDAPATAN DAN BEBAN LAIN-LAIN

Pendapatan lain-lain 118,604,749.24 108,913,404.71 460,010,603.63

Beban lain-lain 400,495.02 7,856,400.59 92,195,782.11

Jumlah Pendapatan & Beban

Lain-lain 118,204,254.22 101,057,004.12 367,814,821.52

Laba ( Rugi ) Usaha sebelum

Pajak 362,474,583.37 742,093,726.59 985,801,022.24

Pajak Penghasilan 119,193,500.00 240,138,500.00 280,632,500.00

LABA ( RUGI ) SETELAH

PAJAK 243,281,083.37 501,955,226.59 705,168,522.24 Sumber : Data PDAM Kabupaten Boyolali

(55)

lv

digunakan dalam penelitian perkembangan kinerja keuangan perusahaan, maka pada bab ini dilakukan analisis kuantitatif dan kualitatif perkembangan tingkat kesehatan kinerja keuangan perusahaan dalam kurun waktu 3 tahun (2006-2008 ) dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesehatan perusahaan.

[image:55.595.155.562.613.760.2]

Penilaian kinerja keuangan Perusahaan Daerah Air Minum dilakukan dengan menggunakan dasar Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999. Dengan menggunakan data keuangan yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan selama tiga tahun terakhir yaitu tahun 2006, 2007 dan 2008. Untuk memudahkan proses analisis data keuangan, maka data keuangan tersebut dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan proses analisis kinerja keuangan sehingga dihasilkan data pendukung sebagai berikut:

Tabel II.3

Data Pendukung Perhitungan Analisis Kinerja Keuangan

PDAM Kabupaten Boyolali Tahun 2006, 2007 dan 2008

Keterangan 2006 2007 2008

Aktiva Lancar 2,766,091,942.53 4,586,056,672.82 4,319,099,156.62

Aktifa Produktif 14,328,387,059.45 14,864,159,186.31 25,734,263,135.20

Piutang Usaha (netto) 897,158,420.00 1,090,986,691.50 1,147,695,060.00

Total Aktiva 17,532,621,863.58 20,730,352,851.21 30,657,575,424.94

(Angsuran Pokok+Bunga)Jatuh

Tempo 0.00 0.00 0.00

Utang Lancar 1,387,069,972.41 1,025,062,198.39 2,057,042,864.82

(56)

lvi

Total Utang 7,037,604,082.33 6,834,363,710.09 7,980,938,943.39

Ekuitas 10,495,017,781.25 13,895,989,141.12 22,676,636,481.55

Penjualan 7,890,898,944.00 9,294,318,364.50 10,940,042,480.00

Penjualan Air 7,152,111,350.00 8,348,660,211.50 9,200,664,850.00

Pendapatan Operasi 7,890,898,944.00 9,294,318,364.50 10,940,042,480.00

Biaya Operasi 7,646,628,614.85 8,653,281,642.03 10,322,056,279.28

Laba (rugi)Sebelum Pajak 362,474,583.37 742,093,726.59 985,801,022.24

Lanjutan

Laba (rugi)Sebelum penyusutan 244,270,329.15 641,036,722.47 617,986,200.72

Jumlah Penjualan Per Hari 21,919,163.73 25,817,551.01 30,389,006.89

Rekening Tagihan 9,165,351,261.50 9,165,351,261.50 9,165,351,261.50

Sumber : Data PDAM Kabupaten Boyolali

2. Pembahasan

Dari data di atas maka analisis atas kinerja keuangan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Boyolali selama tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 adalah sebagai berikut:

a. Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif

[image:56.595.161.565.658.741.2]

Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif merupakan laba sebelum pajak dibagi dengan Aktiva produktif dikalikan dengan seratus persen.

Tabel II.4

Perhitungan Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif

PDAM Kabupaten Boyolali Tahun 2006, 2007 dan 2008

Keterangan 2006 2007 2008

Laba (rugi)Sebelum Pajak (Rp) 362,474,583.37 742,093,726.59 985,801,022.24

Aktifa Produktif (Rp) 14,328,387,059.45 14,864,159,186.31 25,734,263,135.20

Rasio Laba terhadap Aktiva

Produktif (%) 2.53 4.99 3.83

(57)

lvii

Rasio laba terhadap aktiva produktif tahun 2006-2008 adalah 2,53% pada tahun 2006, naik menjadi 4,99% di tahun 2007 dan turun pada tahun 2008 yaitu sebesar 3,83%. Nilai kinerja keuangan maksimal bernilai 3 di tahun 2007 dan 2008, adapun untuk tahun 2006 nilai kinerja keuangan untuk rasio ini hanya 2.

Dari rasio ini dapat dijelaskan bahwa setiap Rp 1,00 aktiva produktif hanya mampu menghasilkan laba sebelum pajak sebesar Rp 0,0253 pada tahun 2006, Rp 0,0499 di tahun 2007 dan Rp 0,0383 pada tahun 2008.

Kinerja tahun 2007 naik jika dibandingkan dengan nilai kinerja tahun 2006 karena adanya peningkatan jumlah laba sebelum pajak sebesar Rp 379.619.143,22 dan pada tahun 2008 juga mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2007 sebesar Rp 243.707.295,66 adapun nilai aktiva produktif naik sebesar Rp 535.772.126,86 dari tahun 2006 ke tahun 2007 dan pada tahun 2007 ke tahun 2008 naik sebesar Rp 10.870.103.948,89. Kenaikan laba sebelum pajak ini terjadi karena adanya kenaikan dari penjualan air pada tahu 2006 ke tahun 2007 sebesar Rp 1.196.548.861,50 dan pada tahun 2007 ke tahun 2008 naik sebesar Rp 852.004.638,50.

b. Rasio Laba terhadap Penjualan

(58)
[image:58.595.164.569.200.277.2]

lviii

Tabel II.5

Perhitungan Rasio Laba terhadap Penjualan

PDAM Kabupaten Boyolali Tahun 2006, 2007 dan 2008

Keterangan 2006 2007 2008

Laba (rugi)Sebelum Pajak (Rp) 362,474,583.37 742,093,726.59 985,801,022.24

Penjualan (Rp) 7,890,898,944.00 9,294,318,364.50 10,940,042,480.00

Rasio Laba terhadap Penjualan (% ) 4.59 7.98 9.01

Nilai 2 2 3

Untuk rasio laba terhadap penjualan besarnya adalah 4,59% di tahun 2006, 7,98% pada tahun 2007 dan 9,01% pada tahun 2008 dengan nilai kinerja keuangan 2 untuk tahun 2006 dan tahun 2007, adapun di tahun 2008 naik menjadi 3.

(59)

lix

c. Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar

[image:59.595.166.568.282.368.2]

Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar adalah aktiva Lancar dibagi dengan Utang lancar.

Tabel II.6

Perhitungan Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar

PDAM Kabupaten Boyolali Tahun 2006, 2007 dan 2008

Keterangan 2006 2007 2008

Aktiva Lancar (Rp) 2,766,091,942.53 4,586,056,672.82 4,319,099,156.62

Utang Lancar (Rp) 1,387,069,972.41 1,025,062,198.39 2,057,042,864.82

Rasio Aktiva Lancar terhadap

Utang Lancar 1.99 4.47 2.10

Nilai 5 5 5

Hasil perhitungan untuk rasio aktiva lancar terhadap utang lancar adalah 1,99 di tahun 2006 kemudian naik menjadi 4,47 pada tahun 2007 dan turun menjadi 2,10 di tahun 2008. Adapun nilai kinerja keuangan untuk rasio aktiva lancar terhadap utang lancar adalah 5 untuk seluruhnya yang berarti nilai maksimal.

Penjelasan dari hasil perhitungan rasio ini adalah bahwa setiap utang jangka pendek sebesar Rp 1,00 hanya mampu dijamin oleh perusahaan dengan aktiva lancar sebesar Rp 1,99 pada tahun 2006, Rp 4,47 di tahun 2007 dan turun menjadi Rp 2,10 pada tahun 2008.

(60)

lx

naik sebesar Rp 1.819.964.730,29 dan utang lancarnya turun sebesar Rp 362.007.774,02, adapun rasio tahun 2008 mengalami penurunan + setengah dari rasio pada tahun 2007, disebabkan jumlah dari aktiva lancar pada tahun 2008 mengalami penurunan sebesar Rp 266.957.516,20 dibanding dengan tahun 2007, tetapi utang lancar yang ditanggung perusahaan mengalami kenaikan sebesar Rp 1.031.980.666,43 dari tahun 2007 ke tahun 2008. Kenaikan utang lancar ini salah satunya karena adanya kenaikan utang usaha sebesar Rp 165.100.000,00 menjadi Rp 1.115.294.151,00.

d. Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas

[image:60.595.163.571.585.679.2]

Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas adalah Utang jangka panjang dibagi dengan Ekuitas.

Tabel II.7

Perhitungan Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas

PDAM Kabupaten Boyolali Tahun 2006, 2007 dan 2008

Keterangan 2006 2007 2008

Utang Jangka Panjang / Lain-lain

(Rp) 5,650,534,109.92 5,809,301,511.70 5,923,896,078.57

Ekuitas (Rp) 10,495,017,781.25 13,895,989,141.12 22,676,636,481.55

Rasio Utang Jangka Panjang

terhadap Ekuitas 0.54 0.42 0.26

Nilai 4 5 5

(61)

lxi

0,42 dan turun lagi menjadi 0,26 di tahun 2008 yang hasil perhitungan rasio itu bernilai 4 untuk tahun 2006 dan nilai maksimal yaitu 5 pada tahun 2007 dan tahun 2008.

Dengan rasio ini dapat dijelaskan bahwa dari setiap ekuitas sebesar Rp 1,00 dapat digunakan untuk menjamin pembayaran utang jangka panjang sebesar Rp 0,54 pada tahun 2006, Rp 0,42 pada tahun 2007 dan Rp 0,26 pada tahun 2008.

Hasil dari rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas pada tahun 2006-2008 menurun (kinerja baik) karena dari tahun ke tahun jumlah utang jangka panjang semakin meningkat dan diikuti dengan kenaikan jumlah ekuitas yang lebih tinggi dari pada utang jangka panjang.

e. Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang

[image:61.595.163.570.641.725.2]

Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang adalah Total aktiva dibagi dengan Total utang.

Tabel II.8

Perhitungan Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang

PDAM Kabupaten Boyolali Tahun 2006, 2007 dan 2008

Keterangan 2006 2007 2008

Total Aktiva (Rp) 17,532,621,863.58 20,730,352,851.21 30,657,575,424.94

Total Utang (Rp) 7,037,604,082.33 6,834,363,710.09 7,980,938,943.39

Rasio Total Aktiva terhadap Total

Utang 2.49 3.03 3.84

(62)

lxii

Perhitungan untuk rasio total aktiva terhadap total utang dari tahun 2006-2008 adalah 2,49 untuk tahun 2006, 3,03 untuk tahun 2007 dan 3,84 di tahun 2008 dengan nilai kinerja keuangan untuk ketiga tahun tersebut sama yaitu 5. Penjelasan dari hasil perhitungan rasio total aktiva terhadap total utang adalah jika perusahaan mengalami kebangkrutan maka perusahaan masih mampu untuk membayar setiap Rp 1,00 kewajiban jangka panjang dengan aktiva yang dimiliki perusahaan sebesar Rp 2,49 pada tahun 2006, Rp 3,03 pada tahun 2007 dan Rp 3,84 pada tahun 2008.

(63)

lxiii

f. Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi

Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi adalah

[image:63.595.165.569.282.368.2]

Biaya operasi dibagi dengan Pendapatan operasi.

Tabel II.9

Perhitungan Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi

PDAM Kabupaten Boyolali Tahun 2006, 2007 dan 2008

Keterangan 2006 2007 2008

Biaya Operasi (Rp) 7,646,628,614.85 8,653,281,642.03 10,322,056,279.28

Pendapatan Operasi (Rp) 7,890,898,944.00 9,294,318,364.50 10,940,042,480.00

Rasio Biaya Operasi terhadap

Pendapatan Operasi 0.97 0.93 0.94

Nilai 2 2 2

Dari data keuangan tahun 2006-2008 menghasilkan rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi sebesar 0,97 (2006) , 0,93 (2007) dan 0,94 (2008). Kemudian dari rasio tersebut nilai yang didapat adalah 2 untuk tahun 2006 - 2008. Rasio ini menggambarkan bahwa pendapatan sebesar Rp 1,00 sudah bisa menutup biaya operasi, karena dari Rp 1,00 pendapatan operasi hanya dibutuhkan biaya operasi sebesar Rp 0,97 pada tahun 2006, Rp 0,93 pada tahun 2007 dan Rp 0,94 pada tahun 2008.

(64)

lxiv

g. Rasio Laba Operasi Sebelum Biaya Penyusutan terhadap

Angsuran

dan Bunga Jatuh Tempo

[image:64.595.164.570.417.528.2]

Rasio Laba Operasi Sebelum Biaya Penyusutan terhadap Angsuran dan Bunga Jatuh Tempo adalah Laba operasi sebelum biaya penyusutan dibagi dengan Angsuran ditambah pokok jatuh tempo.

Tabel II.10

Perhitungan Rasio Laba Operasi Sebelum Biaya Penyusutan

terhadap Angsuran dan Bunga Jatuh Tempo

PDAM Kabupaten Boyolali Tahun 2006, 2007 dan 2008

Keterangan 2006 2007 2008

Laba (rugi)Sebelum penyusutan (Rp) 244,270,329.15 641,036,722.47 617,986,200.72

(Angsuran Pokok+Bunga)Jatuh Tempo

(Rp) 0.00 0.00 0.00

Rasio Laba Operasi Sebelum Biaya Penyusutan terhadap angsuran dan

bunga jatuh tempo 0.00 0.00 0.00

Nilai 5 5 5

Hasil perhitungan untuk rasio total aktiva terhadap total utang dari tahun 2006-2008 adalah 0,00 dengan nilai kinerja keuangan untuk ketiga tahun tersebut sama yaitu 5.

(65)

lxv

terakhir perusahaan tidak mengangsur pinjaman jangka panjangnya.

h. Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air

[image:65.595.164.570.337.422.2]

Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air adalah Aktiva Produktif dibagi dengan Penjualan air.

Tabel IV.11

Perhitungan Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air

PDAM Kabupaten Boyolali Tahun 2006, 2007 dan 2008

Keterangan 2006 2007 2008

Aktifa Produktif (Rp) 14,328,387,059.45 14,864,159,186.31 25,734,263,135.20

Penjualan Air (Rp) 7,152,111,350.00 8,348,660,211.50 9,200,664,850.00

Rasio Aktiva Produktif terhadap

Penjualan Air 2.00 1.78 2.80

Nilai 5 5 4

Rasio aktiva produktif terhadap penjualan air untuk tahun 2006 dan 2007 yaitu 2,00 untuk tahun 2006 dan 1,78 untuk tahun 2007 dengan nilai kinerja keuangan yang sama yaitu sebesar 5 adapun di tahun 2008 rasio perhitungan naik menjadi 2,80 yang mengakibatkan nilai kinerja keuangan turun yaitu 4.

(66)

lxvi

produktif yang digunakan untuk menghasilkan penjualan air bisa mengimbangi kebutuhan dari konsumen atau pelanggan.

i. Jangka Waktu Penagihan Piutang

[image:66.595.165.566.337.416.2]

Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air adalah Piutang usaha dibagi dengan jumlah Penjualan per hari.

Tabel II.12

Perhitungan Jangka Waktu Penagihan

PDAM Kabupaten Boyolali Tahun 2006, 2007 dan 2008

Keterangan 2006 2007 2008

Piutang Usaha (netto) (Rp) 897,158,420.00 1,090,986,691.50 1,147,695,060.00

Jumlah Penjualan Per Hari (Rp) 21,919,163.73 25,817,551.01 30,389,006.89

Jangka Waktu Penagihan Piutang 40.93 42.26 37.77

Nilai 5 5 5

(67)

lxvii

kemudian pada tahun 2007 naik menjadi 42,26 hari dan tahun 2008 turun menjadi 37,77 hari.

Kondisi tersebut disebabkan dari kondisi masyarakat pelanggan yang tertib dalam membayar piutang rekening air dan aktifnya petugas penagihan dari perusahaan.

j. Efektivitas Penagihan

[image:67.595.164.564.420.498.2]

Efektivitas Penagihan adalah Nilai rekening Tertagih dibagi dengan Penjualan air dikalikan seratus persen.

Tabel II.13

Efektivitas Penagihan

PDAM Kabupaten Boyolali Tahun 2006, 2007 dan 2008

Keterangan 2006 2007 2008

Rekening Tagihan (Rp) 9,165,351,261.50 9,165,351,261.50 9,165,351,261.50

Penjualan Air (Rp) 7,152,111,350.00 8,348,660,211.50 9,200,664,850.00

Efektifitas Penagihan (%) 128.15 109.78 99.62

Nilai 5 5 5

(68)

lxviii

[image:68.595.155.570.335.613.2]

Dari hasil perhitungan beberapa rasio tersebut maka dapatlah dibuat suatu rekapitulasi perhitungan rasio kinerja keuangan dari Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Boyolali sebagai berikut:

Tabel II.14

Rasio dan Perhitungan Kinerja Keuangan

PDAM Kabupaten Boyolali Tahun 2006, 2007 dan 2008

2006 2007 2008

Indikator

Rasio (%) Nilai Rasio (%) Nilai Rasio (%) Nilai

Rasio Laba terhadap Aktiva

Produktif 2.53 2 4.99 3 3.83 3

Rasio Laba terhadap Penjualan 4.59 2 7.98 2 9.01 3

Rasio Aktiva Lancar terhadap

Utang Lancar 1.99 5 4.47 5 2.10 5

Rasio Utang Jangka Panjang

terhadap Ekuitas 0.54 4 0.42 5 0.26 5

Rasio Total Aktiva terhadap

Total Utang 2.49 5 3.03 5 3.84 5

Rasio Biaya Operasi terhadap

Pendapatan Operasi 0.97 2 0.93 2 0.94 2

Rasio Laba Operasi Sebelum Biaya Penyusutan terhadap

angsuran dan bunga jatuh tempo 0.00 5 0.00 5 0.00 5

Rasio Aktiva Produktif terhadap

Penjualan Air 2.00 5 1.78 5 2.80 4

Jangka Waktu Penagihan

Piutang 40.93 5 42.26 5 37.77 5

Efektifitas Penagihan 128.15 5 109.78 5 99.62 5

Jumlah 40 42 42

(69)

lxix

(70)

lxx

BAB III

TEMUAN

Dari 10 indikator kinerja keuangan ada 7 indikator yang sudah cukup baik dalam arti perolehan setiap tahunnya sudah menunjukkan nilai baik dan 3 indikator yang masih lemah atau belum stabil dalam arti perolehan setiap tahunnya dari tahun 2006-2008 masih belum menghasilkan kinerja yang maksimal, rasio tersebut yaitu:

A. Kelebihan

1. Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar, dengan nilai pertahunnya adalah sama dititik teratas yaitu 5, disini jelas kelihatan bahwa perusahaan mengalami likuiditas karena utang lancar yang ada di perusahaan dapat dijamin dengan aktiva lancar.

2. Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas, dengan nilai kinerjanya dari tahun 2006-2008 adalah 4, 5 dan 5, hal ini disebabkan utang jangka panjang masih terjamin pembayarannya yang dijamin dengan jumlah ekuitas yang memadai.

3. Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang, dengan nilai kinerja yang sama untuk tahun 2006, 2007 dan 2008 yaitu 5 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan masih mampu untuk membayar seluruh kewajiban dengan jaminan jumlah seluruh aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.

(71)

lxxi

4. Rasio Laba Operasi Sebelum Biaya Penyusutan terhadap Angsuran dan Bunga Jatuh Tempo, dengan nilai kinerja yang sama untuk tahun 2006, 2007 dan 2008 yaitu 5, dapat disimpulkan bahwa perusahaan mengalami laba operasi sebelum biaya penyusutan karena perusahaan tidak mempunyai tanggungan angsuran dan bunga jatuh tempo untuk 3 tahun terakhir.

5. Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air, dengan nilai kinerjanya dari tahun 2006-2008 adalah 5, 5 dan 4, sehingga menggambarkan bahwa dengan aktiva produktif yang dimiliki oleh perusahaan dengan jumlah yang besar sudah bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan penjualan air yang besar, hal ini dapat dilihat dari tersedianya air baku yang dimiliki o

Gambar

Gambar I.1 Bagan Susunan Organisasi PDAM Kabupaten Boyolali
Tabel II.1
Tabel II.2
Tabel II.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini dilakukan analisis deskriptif terlebih dahulu dengan cara mengidentifikasi keragaan usaha akar wangi untuk mengetahui bagaimana pola usahatani

disampaikan melalui media massa tersebut masih saja dibumbui oleh ideologi patriarki ini, perempuan hanya dijadikan objek yang menarik perhatian. Begitu juga dengan media

Penambahan serat ampok, nanopartikel seng oksida, polimer PVA, dan EG diharapkan dapat memperbaiki kelemahan dari biodegradable foam berbasis tapioka sehingga

jigsaw dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas VA SD Negeri 1 Blunyahan. Proses peningkatan keaktifan siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yaitu: 1)

- Adanya perbedaan kebijkan bisnis dalam pengelolaan keuangan dari kelima perusahaan telekomunikasi, yang mempengaruhi nilai indikator pengukuran kinerja berbasis

Gudang Garam banyak menarik tenaga kerja baik dari Kota Kediri maupun dari luar Kota Kediri..

Dapat juga dilakukan dengan menggunakan buku penghubung guru dan orangtua atau komunikasi langsung dengan orangtua untuk melihat apa yang sudah dipelajari oleh peserta didik dan

Dapat diketahui bahwa sifat elastisitas ketiga variabel bersifat inelastis (e&lt;1), berarti presentasi perubahan permintaan ikan lele oleh konsumen di Kecamatan