• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kualitas pembelajaran guru yang sudah sertifikasi ditinjau dari usia, golongan, dan jenis kelamin : studi kasus pada guru SD, SMP, dan SMA di Kabupaten Sintang Kalimantan Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kualitas pembelajaran guru yang sudah sertifikasi ditinjau dari usia, golongan, dan jenis kelamin : studi kasus pada guru SD, SMP, dan SMA di Kabupaten Sintang Kalimantan Barat."

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

KUALITAS PEMBELAJARAN GURU YANG SUDAH SERTIFIKASI DITINJAU DARI USIA, GOLONGAN, DAN JENIS KELAMIN

Studi Kasus Pada Guru SD, SMP, dan SMA di Kabupaten Sintang Kalimantan Barat

 

Welly Wilhelmus Seo Universitas Sanata Dharma

2011  

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan Kualitas Pembelajaran Guru Yang Sudah Sertifikasi ditinjau dari (1) Usia, (2) Golongan, (3) Jenis Kelamin.

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, pada bulan juni 2010. Populasi penelitian ini adalah seluruh guru-guru SD, SMP dan SMA di Kabupaten Sintang Kalimantan Barat dengan sampel sebanyak 109 guru. Teknik pengambilan sampel dilakukan Purposive Sampling. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan uji T dan uji F .

Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) tidak ada perbedaan kualitas pembelajaran guru yang sudah sertifikasi ditinjau dari usia (Fhitung= 0,599 < Ftabel = 3,08), (2) tidak ada perbedaan kualitas pembelajaran guru yang sudah sertifikasi ditinjau dari golongan (Fhitung = 0,987< Ftabel= 3,08), (3) tidak ada perbedaan

kualitas pembelajaran guru yang sudah sertifikasi ditinjau dari jenis kelamin (Thitung= 1,556< Ttabel= 1,982)

(2)

ABSTRACT

TEACHING PERFORMANCE QUALITY OF CERTIFICATED TEACHERS PERCEIVED FROM AGES, RANKS AND GENDER

A Case Study

On the Teachers of Primary Schools, Junior High Schools and Senior High Schools in the Regency of Sintang – West Kalimantan

Welly Wilhelmus Seo Sanata Dharma University

2011

The purpose of this research is to identify the difference of teaching performance quality of certificated teachers perceived from (1) ages, (2) ranks and (3) gender.

The research was carried out in the Regency of Sintang, West Kalimantan, in June 2010. The population for the research was all the teachers of the Primary Schools, Junior High Schools, and Senior High Schools in Sintang Regency – West Kalimantan. The samples were 109 teachers. The sampling teachnique was Purposive Sampling, while the data were gathered by questionnaire and analyzed by applying T-test and F-test.

The result of the research shows that : there is not any different teaching performance quality of certificated teachers perceived from ages (Fsum= 0,599 < Ftabel = 3,08), (2) there is not any different teaching performance quality of certificated teachers perceived from ranks (Fsum= 0,987< Ftabel= 3,08), (3) there is

(3)

KU

SERTIFI

Stu

JU

UALITAS

IKASI DIT

udi Kasus Pa

Diaj

M

PROGR

URUSAN P

FAKULT

U

PEMBEL

TINJAU D

ada Guru SD

K

ajukan untuk

Memperoleh

Program Stu

Wel

N

RAM STUD

PENDIDIKA

TAS KEGUR

UNIVERSIT

YO

LAJARAN

DARI USI

KELAMI

D, SMP, dan

Kalimantan B

SKRIPSI

k Memenuhi

h Gelar Sarja

udi Pendidik

Oleh :

lly Wilhelmu

NIM: 041334

DI PENDID

AN ILMU P

RUAN DAN

TAS SANAT

OGYAKAR

2011 

N GURU Y

IA, GOLO

IN

n SMA di Ka

Barat

I

Salah Satu S

ana Pendidik

kan Akuntan

us Seo

4078

IKAN AKU

PENGETAH

N ILMU PE

(4)

 

(5)
(6)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

Bapa, Putera yang Berhati Kudus serta Roh Kudus yang selalu

menerangiku

Bunda Maria Sang Penolong sejati

Kedua orang Tua ku Bapak Seo Simon dan Ibu Kristina yang telah

memberikan doa, kasih serta dukungan moril dan materiil.

My Brother dan Family terkasih yang selalu memberikan kasih,

semangat dan dorongan

My Honey yang selalu memberikan semangat.

Semua yang mengasihi aku

(7)

MOTTO

 

DAN SEKALIPUN AKU MEMILIKI IMAN YANG

SEMPURNA UNTUK MEMINDAHKAN GUNUNG, TETAPI

JIKA AKU TIDAK MEMPUNYAI KASIH,AKU SAMA

SEKALI TIDAK BERGUNA

.

(1 KOR 13:2)

(8)
(9)
(10)

ABSTRAK

KUALITAS PEMBELAJARAN GURU YANG SUDAH SERTIFIKASI DITINJAU DARI USIA, GOLONGAN, DAN JENIS KELAMIN

Studi Kasus Pada Guru SD, SMP, dan SMA di Kabupaten Sintang Kalimantan Barat

 

Welly Wilhelmus Seo Universitas Sanata Dharma

2011  

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan Kualitas Pembelajaran Guru Yang Sudah Sertifikasi ditinjau dari (1) Usia, (2) Golongan, (3) Jenis Kelamin.

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, pada bulan juni 2010. Populasi penelitian ini adalah seluruh guru-guru SD, SMP dan SMA di Kabupaten Sintang Kalimantan Barat dengan sampel sebanyak 109 guru. Teknik pengambilan sampel dilakukan Purposive Sampling. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan uji T dan uji F .

Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) tidak ada perbedaan kualitas pembelajaran guru yang sudah sertifikasi ditinjau dari usia (Fhitung= 0,599 < Ftabel = 3,08), (2) tidak ada perbedaan kualitas pembelajaran guru yang sudah sertifikasi ditinjau dari golongan (Fhitung = 0,987< Ftabel= 3,08), (3) tidak ada perbedaan

kualitas pembelajaran guru yang sudah sertifikasi ditinjau dari jenis kelamin (Thitung= 1,556< Ttabel= 1,982)

(11)

ABSTRACT

TEACHING PERFORMANCE QUALITY OF CERTIFICATED TEACHERS PERCEIVED FROM AGES, RANKS AND GENDER

A Case Study

On the Teachers of Primary Schools, Junior High Schools and Senior High Schools in the Regency of Sintang – West Kalimantan

Welly Wilhelmus Seo Sanata Dharma University

2011

The purpose of this research is to identify the difference of teaching performance quality of certificated teachers perceived from (1) ages, (2) ranks and (3) gender.

The research was carried out in the Regency of Sintang, West Kalimantan, in June 2010. The population for the research was all the teachers of the Primary Schools, Junior High Schools, and Senior High Schools in Sintang Regency – West Kalimantan. The samples were 109 teachers. The sampling teachnique was Purposive Sampling, while the data were gathered by questionnaire and analyzed by applying T-test and F-test.

The result of the research shows that : there is not any different teaching performance quality of certificated teachers perceived from ages (Fsum= 0,599 < Ftabel = 3,08), (2) there is not any different teaching performance quality of certificated teachers perceived from ranks (Fsum= 0,987< Ftabel= 3,08), (3) there is

(12)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, Bapak,

Putera dan Roh Kudus yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada

penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang telah disusun

berjudul Kualitas Pembelajaran Guru Yang Sudah Sertifikasi Ditinjau Dari Usia,

Golongan dan Jenis Kelamin. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi

salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan

Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapatkan bantuan bimbingan dan

arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

yang tak terhingga kepada :

1. Bapak Drs. Tarsisius. Sarkim, M. Ed., Ph. D. Selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 

2. Bapak Y. Harsoyo, S. Pd., M. Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta. 

3. Bapak L.Saptono, S. Pd., M. Si. Selaku Kepala Program Studi Pendidikan

Akuntansi 

4. Bapak Drs. F.X. Muhadi, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing, yang dengan

sabar membimbing penulis menyusun skripsi, memberikan saran, masukan,

semangat, dorongan serta pelajaran hidup yang berharga. Terima kasih untuk

(13)

5. Para Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu kepada penulis selama

kuliah di USD.

6. Semua karyawan Pendidikan Akuntansi yang telah banyak memberikan

pelayanan kapada penulis selama ini. 

7. Bapak Drs. H. Senen Maryono. M.Si selaku Kepala Dinas Pendidikan

Kabupaten Sintang Kalimantan Barat yang telah memberikan izin penulis

untuk melakukan penelitian. 

8. Bapak Drs. Marchues. Afen. M. Si selaku Kepala Bidang Dikmenti Dinas

Pendidikan Kabupaten Sintang Kalimantan Barat yang telah membantu

penulis dalam penyusunan skripsi. 

9. Guru-guru SD, SMP dan SMA di Kabupaten Sintang yang telah menerima

dan memberikan kesempatan kepada penulis saat melakukan penelitian. 

10.Kedua orang tua terkasih, Bapak Simon Seo dan Ibu Kristina yang selalu

memberikan kasih, semangat, dan doa, serta dukungan material dan spiritual

untuk memenuhi harapanku. 

11.Ketiga abangku, Jonny, Benny dan Tonny yang telah memberikan dukungan

dan semangat. Keponakan ku Nia yang selalu membuat aku tersenyum dan

semua keluarga ku, terimaksaih atas doanya. 

12.My honey Fransiska Ria yang tak henti-hentinya memberikan bimbingan dan

(14)

13.Buat teman-teman Asrama JC.OEVAANG OERAY (Agung, mimic, sogol,

kancil, fiktor, Pak Uda, Bolang, Oka, Een, Jang Wandre). Terima kasih atas

bantuan, dukungan, dan kebersamaannya. 

14.Angkatan 2004 (Rudy, Dion, Wibi, Agung, Dony, Dana, Galuh, dan Koco,

Lukas, eko, Lutvi). Terima Kasih atas bantuannya selama ini. 

15. Teman-tema Pendidikan Akuntansi, 2005 (Marsya terimakasih atas

editannya), 2006 (Benny, Yosef, Inggit, Sisil), terima kasih atas bantuannya. 

16.Terimaksih untuk Romo Asodo yang telah mendoakan saya sebelum saya

maju ujian pendadaran. Frater omi Frater Deni, Arki, Kris, Bruder Amrosius

dan semua frater yang berada di OMI, yang tidak saya sebut satu per satu,

terima kasih atas doa dan kebersamaannya. 

17.Teman-teman HMKK (Himpunan Mahasiswa Katolik Kalimantan), dan teman

– teman FKPMKS (Forum Komunikasi Pelajar Mahasiswa Kristiani Sintang),

terimakasih atas kebersamaan selama penulis dijogja. 

18.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih atas

bantuan, dukungan, dan bimbingannya. 

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Walaupun

demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat dimanfaatkan bagi semua

pihak yang membutuhkan dan dapat dikembangkan dalam penelitian lebih lanjut.

Penulis

(15)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritik ... 8

1. Pengertian kualitas pembelajaran ... 8

2. Pengertian guru ... 13

(16)

b. Peran Guru ... 16

c. Kode etik guru ... 18

d. Prinsip guru ... 19

3. Sertifikasi guru ... 20

a. Tujuan sertifikasi ... 22

b. Manfaat sertifikasi ... 23

4. Usia ... 23

5. Golongan ... 24

6. Jenis kelamin ... 25

B. Hasil Penelitian Yang Relevan... 25

C. Kerangka berfikir ... 26

1. Kualitas Pembelajaran Guru Yang Sudah Sertifikasi Ditinjau Dari Usia ... 27

2. Kualitas Pembelajaran Guru Yang Sudah Sertifikasi Ditinjau Dari Golongan ... 28

3. Kualitas Pembelajaran Guru Yang Sudah Sertifikasi Ditinjau Dari Jenis Kelamin ... 28

D. Hipotesis penelitian ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 30

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 30

D. Popupalsi dan Sampel ... 31

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 35

1. Variabel Usia Guru ... 35

2. Variabel Golongan Guru ... 35

3. Variabel Jenis Kelamin ... 36

(17)

F. Teknik Pengumpulan Data ... 42

G. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 42

H. Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 54

1. Deskripsi Responden Penelitian ... 55

2. Kualitas Pembelajaran Guru Yang Sudah Sertifikasi ... 56

B. Hasil Pengujian Normalitas Dan Homogenitas... 57

1. Uji Normalitas ... 57

2. Uji Homogenitas ... 59

C. Pengujian Hipotesis ... 60

1. Pengujian Hipotesis I ... 60

2. Pengujian Hipotesis II ... 61

3. Pengujian Hipotesis III ... 62

D. Pembahasan Dan Penelitian ... 63

1. Kualitas Pembelajaran Guru Yang Sudah Sertifikasi Ditinjau Dari Usia ... 63

2. Kualitas Pembelajaran Guru Yang Sudah Sertifikasi Ditinjau Dari Golongan ... 66

3. Kualitas Pembelajaran Guru Yang Sudah Sertifikasi Ditinjau Dari Jenis Kelamin ... 67

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 69

B. Keterbatasan Penelitian ... 69

C. Saran ... 70

(18)

DAFTAR TABEL

Table 3.1 Daftar Nama-Nama Guru Yang Sudah Lulus Sertifikasi Di Kabupaten

Sintang ... 32

Tabel 3.2 Kode Usia ... 35

Tabel 3.3 Kode Golongan ... 36

Tabel 3.4 Kode Jenis Kelamin ... 36

Tabel 3.5 Operasional Variabel Kualitas Pembelajaran Guru Yang Sudah Sertifikasi ... 38

Tabel 3.6 Skala Pengukuran ... 42

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Untuk Kualitas Pembelajaran Guru Yang Sudah Sertifikasi ... 44

Tabel 3.8 Pedoman Interpretasi Reliabilitas ... 46

Tabel 3.9 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 47

Tabel 4.1 Sebaran Responden Penelitian ... 54

Tabel 4.2 Deskripsi Responden Menurut Usia Guru ... 55

Tabel 4.3 Deskripsi Responden Menurut Golongan Guru ... 55

Tabel 4.4 Deskripsi Responden Menurut Jenis Kelamin Guru ... 56

Tabel 4.5 Kualitas Pembelajaran Guru Yang Sudah Sertifikasi ... 56

Tabel 4.6 Rangkuman Pengujian Normalitas Usia Guru ... 57

Tabel 4.7 Rangkuman Pengujian Normalitas Golongan Guru ... 58

(19)

Tabel 4.9 Pengujian Homogenitas Variabel Penelitian ... 60

Tabel 4.10 Hasil Pengujian Perbedaan Kualitas Pembelajaran Guru Yang Sudah

Sertifikasi Ditinjau dari Usia ... 61

Tabel 4.11 Hasil Pengujian Perbedaan Kualitas Pembelajaran Guru Yang Sudah

Sertifikasi Ditinjau dari Golongan Guru ... 62

Tabel 4.12 Hasil Pengujian Perbedaan Kualitas Pembelajaran Guru Yang Sudah

Sertifikasi Ditinjau dari Jenis Kelamin ... 63

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi-Kisi Kuesioner dan Kuesioner Penelitian ... 75

Lampiran 2. Data Induk Penelitian ... 87

Lampiran 3. Kategori Kecenderungan Variabel ... 118

Lampiran 4. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 121

Lampiran 5. Uji Normalitas dan Uji Homogenitas ... 125

Lampiran 6. Anova dan One-Sample Test ... 128

(21)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Indonesia merupakan kebutuhan yang penting bagi

peningkatan sumber daya manusia. Banyak faktor yang mempengaruhi mutu

pendidikan di Indonesia. Mutu pendidikan yang rendah di Indonesia membuat

pembangunan bangsa menjadi terganggu. Bidang pendidikan menempati

posisi paling tertinggi bagi pembangunan suatu bangsa dibandingkan

bidang-bidang yang lain. Salah satu faktor yang dianggap cukup siknifikan dalam

mendongkrak mutu pendidikan adalah meningkatkan kualitas guru.

Guru merupakan komponen paling penting dalam menentukan sistem

pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral,

pertama, dan utama. Figur yang satu ini akan senantiasa menjadi sorotan

strategis ketika berbicara masalah pendidikan, karna guru selalu terkait

dengan komponen manapun dalam sistem pendidikan. Guru memegang peran

utama dalam pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di

sekolah. Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama

dalam kaitannya dengan proses belajar – mengajar. Guru merupakan

komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil

pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang

dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan

(22)

berkualitas. Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal

dari guru dan berujung pada guru pula. Sehingga perlu dikembangkan sebagai

tenaga profesi yang bermartabat dan profesional. Guru merupakan sentral dari

peningkatan kualitas pendidikan yang bertumpu pada kualitas proses belajar

mengajar. Untuk meningkatan kualitas guru, terutama guru-guru tua atau

guru-guru yang telah berusia 50 tahun keatas yaitu dengan program

sertifikasi.

Uji sertifikasi pendidikan merupakan kontrol kualitas calon pendidik,

sehingga setiap orang yang memiliki sertifikat pendidik telah dinilai dan

diyakini mampu melaksanakan tugas mendidik, mengajar dan melatih peserta

didik. Sertifikasi ini akan menimbulkan dampak yang positif terhadap profesi

guru ditanah air. Selain meningkatkan kualitas guru, sertifikasi menunjukkan

pengakuan dari pemerintah terhadap profesi guru. Sertifikasi mengajar ini

sangat penting dimiliki oleh para pendidik, karena berdasarkan sertifikasi ini

guru dan dosen bisa mendapatkan berbagai fasilitas, terutama yang

berhubungan dengan tunjangan yang akan diperoleh.

Guru yang memiliki usia lebih tua secara umum memiliki kualitas yang

lebih baik dari pada guru muda. Guru yang memiliki usia lebih tua pada

umumnya memiliki pengalaman mengajar lebih banyak. Dengan demikian,

seorang guru memiliki kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang lebih.

Menurut Pedoman Penetapan Peserta dan pelaksanaan Sertifikasi Guru

Jabatan Tahun 2007, usia termasuk dalam kriteria penyusunan ranking yang

(23)

tentu saja akan menimbulkan ’kecemburuan’ bagi guru muda kepada guru

yang lebih tua. Hal ini menguatkan dugaan bahwa ada perbedaan terhadap

program sertifikasi guru dalam kualitas pembelaran ditinjau dari usia guru.

Golongan ada kaitannya dengan tingkat pendidikan dan lama bekerja

seorang guru, jika tingkat pendidikan guru itu tinggi maka golongan yang

akan dimiliki guru itu juga tinggi dan masih dapat mengajukan permohonan

kenaikan pangkat atau golongan guru sampai dengan jenjang maksimal

kepangkatannya berdasarkan tingkat pendidikan terakhirnya. Karena

pendidikan terakhir dan lama bekerja setiap guru tidak sama maka golongan

yang disandang guru juga tidak sama. Apabila guru menyandang golongan

yang tinggi berarti guru juga mempunyai wawasan yang luas terutama dalam

bidang pendidikan, dari perbedaan golongan yang disandang setiap guru

mempunyai kualitas yang berbeda-beda terhadap sertifikasi ini terutama

dengan masalah kesejahteraannya.

Pria dan Wanita mempunyai status atau kedudukan dan peranan (hak

dan kewajiban) yang sama, akan tetapi menurut kondisi objektif, wanita

mengalami ketertinggalan yang lebih besar dari pada pria dalam berbagai

bidang kehidupan dan pembangunan. Kondisi objektif ini tidak lain

disebabkan oleh norma sosial dan nilai sosial budaya yang masih berlaku di

masyarakat. Norma sosial dan nilai sosial budaya tersebut, di antaranya di

satu pihak, menciptakan status dan peranan wanita di sektor domestik, yakni

berstatus sebagai ibu rumah tangga dan melaksanakan pekerjaan urusan

(24)

di sektor publik yakni sebagai kepala keluarga atau rumah tangga dan

pencari nafkah.

Berdasarkan latar belakang tersebut, terutama telah disahkannya

Undang-Undang No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen maka penulis

tertarik untuk mengambil judul ” KUALITAS PEMBELAJARAN GURU

YANG SUDAH SERTIFIKASI DITINJAU DARI USIA, GOLONGAN,

DAN JENIS KELAMIN”, studi kasus pada Sekolah Dasar, Sekolah

Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas di kabupaten Sintang

Kalimantan Barat.

B. Batasan Masalah

Ada berbagai faktor yang berhubungan dengan kualitas pembelajaran

guru yang sudah sertifikasi. Penelitian ini akan memfokuskan pada variabel

usia guru, golongan guru dan jenis kelamin. Sedangkan cakupan dalam

sertifikasi sesuai dengan peraturan menteri Pendidikan Nasional RI no 18

tahun 2007 meliputi 10 komponen yaitu : (1) kualifikasi akademik, (2)

pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6)

prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam

forum ilmiah, (9) pengalamam organisasi di bidang pendidikan dan sosial dan

(25)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa

permasalahan yaitu sebagai berikut :

1. Apakah ada perbedaan kualitas pembelajaran setelah lulus uji sertifikasi

ditinjau dari kelompok usia?

2. Apakah ada perbedaan kualitas pembelajaran setelah lulus uji sertifikasi

ditinjau dari kelompok golongan?

3. Apakah ada perbedaan kualitas pembelajaran setelah lulus uji sertifikasi

ditinjau dari kelompok jenis kelamin?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan diadakannya penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan terhadap guru setelah

melakukan uji sertifikasi ditinjau dari usia.

2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan terhadap guru setelah

melakukan uji sertifikasi ditinjau dari golongan.

3.

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan terhadap guru setelah
(26)

E.

Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini kiranya dapat bermanfaat bagi :

1. Bagi Pemerintah

Hasil penelitihan ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan profesi

guru, khususnya yang berkaitan dengan sertifikasi yang dirumuskan

dalam UU RI no 14 Tahun 2005.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi

guru dan memberikan dukungan yang positif untuk menjadi guru yang

profesional.

3. Bagi Penulis

Hasil penelitihan ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan

dan memberikan pengalaman yang bermanfaat terutama mengenai

profesi guru yang erat kaitannya dengan kesejahteraan dan penghargaan

terhadap profesi guru.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitihan ini diharapkan dapat mendorong pemikiran-pemikiran

kritis dalam bentuk penelitian-penelitian pengembangan sehingga dapat

memberi sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi perkembangan

(27)

5. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan informasi

khususnya tentang profesi guru, sebagai penyelenggara pendidikan yang

menghasilkan lulusan yang berkualifikasi sebagai tenaga pengajar dan

(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Teoritik

1. Pengertian Kualitas Pembelajaran

Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas

belajar pada diri peserta didik. Oleh karena itu pembelajaran merupakan

upaya sistematis dan sistemik untuk menginisiasi, memfasilitasi dan

meningkatkan proses belajar maka kegiatan pembelajaran berkaitan erat

dengan jenis hakikat, dan jenis belajar serta hasil belajar tersebut.

Pembelajaran dalam konteks pendidikan formal, yakni pendidikan di

sekolah, sebagian besar terjadi di kelas dan lingkungan sekolah. Sebagian

kecil pembelajaran terjadi juga di lingkungan masyarakat

Hakekat pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik

dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan tingkah laku kearah

yang lebih baik. Tugas utama guru dalam pembelajaran adalah

mengkondisikan lingkungan agar manunjang terjadinya perubahan

perilaku peserta didik. Proses pembelajaran dikatakan efektif apabila

seluruh peserta didik terlibat secara aktif, baik mental, fisik maupun

sosialnya. Hal tersebut merupakan tugas dan tanggungjawab guru sesuai

dengan kompetensinya sebagai tenaga pengajar yang memiliki

(29)

Dalam kamus Bahasa Indonesia, mengajar adalah memberikan

palajaran. Dan pelajaran adalah sesuatu yang dikaji/dipahami atau

diajarkan. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran

merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses

pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,

serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata

lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat

belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang

manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.

Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran,

walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan,

guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi

pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek

kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta

keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran

memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru

saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara

guru dengan peserta didik.

Komponen ini dapat dipilih menjadi dua bagian yaitu perencanaan

pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran.

a. Perencanaan pembelajaran yaitu persiapan mengelola pembelajaran

(30)

Perencanaan pembelajaran ini paling tidak memuat perumusan

tujuan/kompetensi, pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan

sumber/media pembelajaran, skenario pembelajaran dan penilaian

proses dan hasil belajar. Bukti fisik dari subkomponen ini berupa

dokumen perencanaan pembelajaran (RP/RPP/SP/RPI) yang diketahui

dan disahkan oleh atasan. Dokumen ini dinilai oleh asesor dengan

menggunakan format yang telah dilakukan.

Khusus untuk guru bimbingan dan konseling, dokumen ini berupa

program pelayanan bimbingan dan konseling akan dilaksanakan.

Program bimbingan dan konseling ini memuat nama program serta

lingkup bidang (pendidikan/belajar, karier, pribadi, sosial, dan akhlak

mulia/budi pekerti), yang didalamnya berisi tujuan, materi kegiatan,

strategi, instrument dan media, waktu kegiatan, biaya, rencana evaluasi,

dan tindak lanjut. Bukti fisik dari subkompenen ini berupa dokumen

program pelayanan bimbingan pendidikan/belajar, karier, pribadi,

sosial, dan akhlak mulia/budi pekerti yang diketahui/disahkan oleh

atasan dan dinilai oleh asesor dengan menggunakan format yang telah

dibakukan.

b. Pelaksanaan pembelajaran yaitu kegiatan guru dalam mengelola

pembelajaran di kelas dan pembelajaran individual. Kegiatan ini

mencakup tahapan prapembelajaran (pengecekan kesiapan kelas dan

apersepsi), kegiatan inti (penguasaan materi, strategi pembelajaran,

(31)

dan penutup (refleksi, rangkuman dan tindak lanjut). Bukti fisik yang

dilampirkan berupa dokumen hasil penilaian oleh kepala sekolah

dan/atau pengawas tentang pelaksanaan pembelajaran yang dikelola

oleh guru dengan format yang telah dibakukan.

Khusus untuk guru bimbingan dan konseling, komponen

pelaksanaan pembelajaran yang dimaksud adalah kegiatan guru

bimbingan dan konseling (konselor) dalam mengelola dan

mengevaluasi pelayanan bimbingan dan konseling yang meliputi bidang

pelayanan bimbingan pendidikan/belajar, karier, pribadi, sosial dan

akhlak mulia/budi pekerti. Jenis dokumen yang dilaporkan berupa

agenda kerja guru bimbingan dan konseling, daftar konseli (siswa), data

kebutuhan dan permasalahan konseli, laporan bulanan, laporan

semesteran/tahunan, aktivitas pelayanan bimbingan dan konseling

(pemahaman, pelayanan langsung dan pelayanan tidak langsung), serta

laporan hasil evaluasi program bimbingan dan konseling. Bukti fisik

yang dilampirkan berupa fotokopi rekaman/dokumen laporan kegiatan

pelayanan bimbingan dan konseling yang disahkan oleh atasan.

Dokumen ini dinilai oleh asesor dengan menggunakan format yang

telah dibakukan.

Sementara itu, menurut Mulyana (2005) sedikitnya ada tujuh

(32)

a. Mengambil jalan pintas dalam pembelajaran

b. Menunggu peserta didik berperilaku negatif

c. Menggunakan destructive discipline

d. Mengabaikan perbedaan peserta didik

e. Merasa paling pandai dan tahu

f. Tidak adil (diskriminatif)

g. Memaksa hak peserta didik

Bagi guru yang telah lulus sertifikasi diharapkan dapat memberikan

penyegaran tentang kompetensi yang dimiliki oleh para guru sesuai

dengan bidang studinya masing-masing. Jangan sampai ada guru yang

setelah mendapatkan sertifikasi guru malah justru menjadi tidak

profesional. Kurang kompeten dengan bidang yang dikuasainya yang

berujung kepada kualitas belajar-mengajar guru tersebut. Kualitas

pembelajaran sangat ditentukan oleh guru yang kompeten di bidangnya.

Adanya pemberian sertifikasi guru profesional harus pula membuat para

guru sadar untuk terus belajar sepanjang hajat. Guru tak boleh ’Gaptek’.

Guru harus berusaha keras belajar dan belajar menguasai teknologi yang

baru. Teknologi tidak harus berupa alat, tetapi teknologi bisa berupa

metode yang tepat dalam menyampaikan materi ajarnya. Guru pun harus

belajar dengan teknologi menuju masyarakat berpengetahuan. Bila banyak

guru seperti ini, maka akan dapat dipastikan kualitas pendidikan kita akan

(33)

Setelah sertifikasi guru dituntut harus lebih baik lagi dalam

melaksanakan proses pembelajaran. Pembelajaran yang berkualitas

bersumber dari guru yang profesioanal. Mampu untuk meningkatkan mutu

dalam perencanaan, proses dan pelaksanaan pembelajaran, serta penilaian

dan hasil pembelajaran. Guru harus fokus dan berkonsentrasi dengan

keahlian yang dimilikinya sehingga menghasilkan pembelajaran yang

berkualitas.

2. Pengertian Guru

Secara etimologis (asal usul kata), istilah ’Guru’ berasal dari bahasa

India yang artinya ’orang yang mengajarkan tentang kelepasan dari

sengsara (Shambuan, Republika, 25 November 1997), dalam bahasa Arab,

guru dikenal dengan al-mu’alim atau al-ustads yang bertugas memberikan

ilmu dalam majelis taklim (tempat memperoleh ilmu)’.

Dari aspek lain, beberapa pakar pendidikan telah mencoba

merumuskan pengertian guru dengan definisi tertentu. Menurut

Poewadarmita (1996;335), guru adalah orang yang kerja mengajar.

Dengan definisi ini, guru disamakan dengan pengajar, sementara itu,

menurut Zakiyah Daradjat (1992;39) menyatakan bahwa guru adalah

pendidik profesional karena guru telah menerima dan memikul beban dari

orang tua untuk ikut mendidik anak-anak. Dalam hal ini, orang tua tetap

(34)

Guru adalah salah satu bagian dalam kegiatan belajar mengajar dan

memiliki posisi yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran, sebab

fungsi utama guru adalah merancang, mengelola, melaksanakan dan

mengevaluasi pembelajaran. Guru merupakan profesi yang jabatannya atau

pekerjaan yang memerlukan keahlihan khusus sebagai guru (Uzer Usman).

Guru sebagai komponen utama dalam dunia pendidikan dituntut

untuk mampu mengimbangi bahkan melampaui perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang berkembang dalam masyarakat. Melalui

sentuhan guru di sekolah diharapkan mampu menghasilkan peserta didik

yang memiliki kompetensi tinggi dan siap menghadapi tantangan hidup

dengan penuh keyakinan dan percaya diri yang tinggi.

Dimasa lalu dan mungkin sekarang, suasana lingkungan belajar

sering dianggap sebagai suatu lingkungan yang menyiksa, membosankan,

kurang merangsang, dan berlangsung monoton sehingga anak-anak belajar

secara terpaksa dan kurang bergairah. Di lain pihak para guru juga berada

dalam suasana lingkungan yang kurang menyenangkan dan sering kali

terjebak dalam rutinitas sehari-hari. Oleh karena itu, diperlukan perubahan

paradigma (pola pikir) guru, dari pola pikir tradisional menuju pola pikir

profesional. Apalagi lahirnya Undang-Undang Guru dan Dosen menuntut

sosok guru yang berkualifikasi, berkompetensi dan bersertifikasi.

Beberapa paradigma baru yang harus diperhatikan guru dewasa ini

(35)

a) Tidak terjebak papa rutinitas belaka, tetapi selalu mengembangkan

dan memberdayakan diri secara terus-menerus untuk meningkatkan

kualifikasi dan kompetensinya, baik melalui pendidikan formal

maupun pelatihan, seminar, lokakarya dan kegiatan sejenisnya.

Guru jagan terjebak pada aktivitas datang, mengajar, pulang, begitu

berulang-ulang sehingga lupa mengembangkan potensi diri secara

maksimal.

b) Guru mampu menyusun dan melaksanakan strategi dan model

pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan

menyenangkan (PAIKEM) yang dapat menggairahkan motivasi

belajar peserta didik. Guru harus menguasai berbagai macam

strategi dan pendekatan serta model pembelajaran sehingga proses

belajar-mengajar berlangsung dalam suasana yang kondusif dan

menyenangkan.

c) Dominasi guru dalam pembelajaran, dikurangi sehingga

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih berani,

mandiri dan kreatif dalam proses belajar mengajar.

a. Hak dan Kewajiban Guru

Dalam undang undang sistem pendidikan nasional guru sebagai

pendidik mempunyai hak untuk memperoleh:

1) Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan

memadai.

(36)

3) Pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas.

4) Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas

hasil kekayaan intelektual.

5) Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana dan fasilitas

pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.

Dalam undang undang sistem pendidikan nasional guru sebagai

pendidik mempunyai kewajiban untuk:

1) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan,

kreatif, dinamis dan dialogis.

2) Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan

mutu pendidikan.

3) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan

kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

b. Peranan Guru

Menurut Peter F. Oliver dalam Piet A Sahertian (1990:36), guru

mempunyai peranan sebagai berikut:

1) Guru sebagai penceramah. Memang tugas guru sebagai

penyampai informasi disebut juga sebagai penceramah pada

zaman itu.

2) Guru sebagai orang sumber (resourse person). Guru dianggap

sebagai manusia sumber. Melalui guru dan dari guru pengetahuan

(37)

3) Guru sebagai fasilitator. Guru menyediakan berbagai lingkungan

untuk belajar, memperlengkapi berbagai sumber yang membantu

siswa untuk dapat belajar.

4) Guru sebagai konselor. Guru membantu siswa memberi nasehat,

memberanikan siswa, mendengarkan keluhan dan menciptakan

suasana belajar siswa, menyuruh memecahkan persoalan dirinya

sendiri.

5) Guru sebagai pemimpin kelompok. Dalam belajar guru berperan

sebagai master ceremony, pemimpin dalam kelompok, yang

menstimulir gejala-gejala untuk belajar bersama dalam kelompok

belajar, memandang gejala-gejala sehingga semua berpartisipasi

bersama.

6) Guru sebagai tutor. Guru menolong seorang demi seorang dengan

bermacam cara.

7) Guru sebagai manajer yang menyajikan pelayanan media belajar

yang disediakan.

8) Guru sebagai pembina laboratorium. Guru meletakkan berbagai

pendekatan dalam menyajikan pelayanan. Maksudnya eksperimen

dalam proses mengajar menyusun berbagai kegiatan penelitian

oleh siswa melalui observasi dan mencatat hasil observasi dengan

(38)

c. Kode Etik Guru

Kode etik merupakan tatanan yang menjadi pedoman dalam

menjalankan tugas dan aktivitas suatu profesi. Dalam menjalankan

profesinya guru di Indonesia berpedoman pada kode etik guru yang

berisi sebagai berikut (Samana, 1994:117):

1) Guru berbakti membimbing peserrta didik untuk membentuk

manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.

2) Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.

3) Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik

sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.

4) Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang

menunjang berhasilnya proses belajar mengajar.

5) Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan

masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa

tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.

6) Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan

meningkatkan mutu dan martabat profesinya.

7) Guru memelihara hubungan profesi, semangat kekeluargaan dan

kesetiakawanan sosial.

8) Guru secara bersama–sama memelihara dan meningkatkan mutu

organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.

9) Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang

(39)

d. Prinsip Guru

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.14 tahun 2005 tentang

guru dan dosen profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang

pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai

berikut:

1) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme.

2) Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,

keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia.

3) Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan

sesuai dengan bidang tugas.

4) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.

5) Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.

6) Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi

kerja.

7) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan

secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.

8) Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan.

9) Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan

mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan

guru.

Pemberdayaan profesi guru atau pemberdayaan profesi dosen

(40)

demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, dan berkelanjutan dengan

menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural,

kemajemukan bangsa dan kode etik profesi.

3. Sertifikasi Guru

Isu yang paling menjadi perhatian di dunia pendidikan setelah

pengesahan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen pada Desember 2005 adalah persoalan sertifikasi guru. Hal ini

dapat dimaklumi karena selain merupakan fenomena baru, istilah tersebut

juga menyangkut nasib dan masa depan guru. Berbagai interprestasi terkait

dengan pemahaman sertifikasi guru bermunculan. Ada yang memahami

bahwa guru yang sudah mempunyai jenjang S-1 kependidikan secara

otomatis sudah bersertifikasi. Ada juga yang memahami bahwa sertifikasi

hanya dapat diperoleh lewat pendidikan khusus yang dilakukan oleh

Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang ditunjuk oleh

pemerintah. Pemahaman yang bersimpang-siur tersebut dimanfaatkan oleh

beberapa lembaga pendidikan dengan cara membuka berbagai program

spekulatif yang berlabel ‘sertifikasi’, mulai dari yang berjangka pendek

(satu bulan) sampai dengan berjangka panjang (satu tahun). Tentu saja

tawaran itu mendapat respon yang positif bagi guru, terutama guru-guru

yang belum memperoleh ijazah S-1 pendidikan.

Berbagai pemahaman tentang sertifikasi yang tidak utuh, tidak

(41)

membingungkan masyarakat, khususnya guru, apabila tidak segera

diluruskan akan menambah deretan kekecewaan masyarakat apabila

ternyata sebagian guru (yang menggebu-gebu ingin memperoleh

sertifikasi) telah terperangkap dalam program spekulatif berlabel

‘sertifikasi’ yang ternyata hanya “pepesan kosong’. Kini, kesimpangsiuran

itu mulai mereda setelah pada 4 mei 2007 terbit Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional RI nomor 18 tahun 2007 tentang Sertifikasi Bagi

Guru Dalam Jabatan dan pada 13 juli 2007 terbit keputusan Menteri

Pendidikan Nasional RI No. 057/O/2007 tentang Penetapan Perguruan

Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Bagi Guru dalam Jabatan.

Agar pemahaman tentang sertifikasi lebih jelas dan mantap, berikut

ini dikutipkan beberapa pasal yang tertuang dalam Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

sebagai berikut.

• Pasal 1 butir 11 : Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikasi

pendidik kepada guru dan dosen.

• Pasal 8 : Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,

sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki

kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

• Pasal 11 butir 1 : Sertifikasi pendidik sebagaimana dalam pasal 8

(42)

• Pasal 16 : Guru yang memiliki sertifikasi pendidik memperoleh

tunjangan profesi sebesar satu kali gaji, guru negeri maupun swasta

dibayar pemerintah.

Dalam pedoman tanya jawab tentang sertifikasi (Depdiknas Dirjen

Peningkatan Mutu dan Tenaga Kepandidikan, 2007) sertifikasi guru adalah

proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru. Sertifikat pendidik

diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesional guru.

Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan

praktik pendidikan yang berkualitas yang bertujuan guna menentukan

kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran,

meningkatkan profesionalisme guru, serta mengangkat harkat dan martabat

guru. Proses sertifikasi dilaksanakan oleh perguruan tinggi yang memiliki

program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan

oleh pemerintah.

a. Tujuan Sertifikasi

Dalam situs www.sertifikasiguru.org mencantumkan bahwa secara

garis besar sertifikasi guru bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru

yang pada akhirnya diharapkan berdampak pada peningkatan mutu

pendidikan.

Menurut Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen yang disahkan tanggal 30 desember 2005 tujuan sertifikasi

(43)

1) Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai

agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

2) Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan.

3) Meningkatkan martabat guru.

4) Meningkatkan profesionalitas guru.

b. Manfaat Sertifikasi

Adapun manfaat ujian sertifikasi guru dapat diberikan sebagai berikut :

1) Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten,

yang dapat merusak citra profesi guru.

2) Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak

berkualitas dan profesional.

3) Menjadi wahana penjaminan mutu bagi LPTK dan kontrol mutu

dan jumlah guru bagi pengguna layanan pendidikan.

4) Menjaga penyelenggara pendidikan dari keinginan internal dan

tekanan eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang

berlaku.

5) Memperoleh tunjangan profesi bagi guru yang lulus ujian

sertifikasi.

4. Usia

Usia adalah masa antara kelahiran dan tanggal sekarang, umur

(44)

(http://id.wikipwedia.org/wiki/umur), umur adalah satuan waktu yang

mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup

maupun yang mati. Semisal, umur manusia dikatakan lima belas tahun

diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung. Usia guru adalah

umur seorang guru saat ia masih melaksanakan tugas sebagai pendidikan

pada satuan pendidikan tertentu.

Ada kabar gembira bagi guru-guru yang berusia 40 tahun ke atas

atau yang mendekati pensiun. Sebab golongan ini akan mendapatkan

prioritas sertifikasi guru tingkat pusat, dengan begitu, mereka dapat

menikmati kesejahteraan guru lebih awal. Minimal, dapat menikmati gaji

tinggi dan tunjagan profesi seperti yang diatur oleh UU guru. Kabar ini

dilontarkan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga

Kependidikan Depdiknas Dr. Fasli Jalal Ph.D. Saat menyosialisasikan UU

No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen di Aula A3 UM 14 juni 2006

yang lalu. Prioritas sertifikasi terhadap guru-guru yang mendekati purna

tugas itu tetap mengacu pada persyaratan yang berlaku. Salah satunya,

para guru tersebut harus memiliki kualifikasi lulus S1.

5. Golongan

Dalam kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (Salim, 1991;482),

golongan adalah kelompok dan jabatan adalah pekerjaan/kedudukan dalam

suatu organisasi atau kelompok guru-guru yang didasarkan pada ijasah

(45)

a) III/a : Penata Muda

b) III/b : Penata Muda Tingkat I

c) III/c : Penata

d) III/d : Penata Tingkat I

e) IV/a : Pembina

f) IV/b : Pembina Tingkat I

g) IV/c : Pembina Utama Muda

h) IV/d : Pembina Utama Madya

i) IV/e : Pembina Utama.

6. Jenis Kelamin

Jenis kelamin yang di sini adalah tentang pria dan wanita. Seperti

yang ditulis oleh Gilarso (2001:2) bahwa jenis kelamin menunjuk pada

keseluruhan ciri-ciri yang membedakan manusia sebagai pria dan wanita

yakni : jasmaninya, kejiwaannya, sifatnya, cara berpikir, bentuk tubuh,

suara, gaya, perasaannya, bakat-bakat dan sebagainya. Penggolongan pria

dan wanita berdasarkan pendapat umum bahwa pria dan wanita

mempunyai pola perkembangan fisiologis dan psikologis yang berbeda.

Perbedaan ini menyebabkan perbedaan perhatian, kesanggupan,

pandangan, dan sikap. Ini dapat disebabkan karena pengaruh dan sifat

tradisi terhadap jenis kelamin tersebut. Keadaan fisik dan psikologis inilah

(46)

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian lain yang terkait dengan topik pembahasan ini, antara lain

oleh Hyancinthus Eko Guswanto (2004) yang dilakukan pada guru-guru SD,

SMP dan SMA di kecamatan Bambanglipuro Kabupaten Bantul Yogyakarta

berjudul “Persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau dari tingkat

pendidikan, status guru dan golongan ruang ‘Berdasarkan analisis data dapat

diketahui bahwa tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap uji sertifikasi

ditinjau dari tingkat pendidikan. Kesimpulan ini didukung oleh hasil

perhitungan nilai thitung 0,192 lebih kecil dari ttabel 1,974. Nilai probabilitas

0,848 lebih besar dari taraf signifikasi (

α

=5%) atau = 0,05.

Hasil penelitian Yanita Minarmi (2004) yang berjudul “persepsi guru

terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja, tingkat

pendidikan, golongan jabatan dan status kepegawaian”. Hasil penelitian

pertama menunjukkan tidak adanya perbedaan persepsi guru terhadap

sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja, Hasil penelitian kedua

menunjukkan tidak adanya perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru

dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan, Hasil penelitian ketiga

menunjukkan tidak adanya perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru

dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan.

Dari uraian diatas tidak perbedaan terhadap uji sertifikasi ditinjau dari

tingkat pendidikan. Ditinjau dari golongan jabatan, dan tidak adanya

perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari

(47)

C. Kerangka Berfikir / Paradigma Penelitian

1. Kualitas pembelajaran guru yang sudah sertifikasi ditinjau dari usia.

Menurut Pedoman Penetapan Peserta dan Pelaksanaan Sertifikasi

Guru, usia termasuk dalam penentuan kriteria peserta sertifikasi guru.

Proses rekruitmen peserta sertifikasi dimulai dengan menyusun daftar guru

yang memenuhi persyaratan sertifikasi. Setelah itu, Dinas Kabupaten/Kota

melakukan ranking calon peserta kualifikasi. Usia guru merupakan kriteria

penentuan ranking kedua setelah masa kerja. Dengan adanya mekanisme

rekruitmen tersebut, guru yang berusia lebih tua diduga kuat akan

memiliki kualitas lebih positif karena mereka lebih diprioritaskan.

Sedangkan guru yang berusia lebih muda akan memiliki kualitas kurang

positif karena mereka harus sabar menanti hingga mereka diprioritaskan

sebagai peserta sertifikasi. Dalam UU 14 tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen pada semua jenjang pendidikan harus memenuhi kualifikasi

akademik tingkat sarjana (strata 1 atau diploma 4). Sejak awal 90-an, guru

yang PNS di pendidikan dasar dan menengah diminta menyesuaikan

kualifikasi akademik lewat jalur universitas terbuka dengan fasilitas

pemerintah. Proyek penyetaraan ini masih berjalan hingga sekarang. Ada

pula guru-guru yang melakukan penyetaraan atas kemauan dan biaya

sendiri di berbagai perguruan tinggi.

2. Kualitas pembelajaran guru yang sudah sertifikasi ditinjau dari golongan

Golongan seorang guru erat kaitannya dengan tingkat pendidikan

(48)

dibedakan berdasarkan tingkat pendidikannya. Semakin tinggi tingkat

pendidikannya, semakin tinggi golongan dan semakin tinggi gaji yang

diterimanya sehingga kesejahteraannya dapat terjamin. Faktanya setiap

guru mempunyai golongan yang berbeda-beda sebab tingkat

pendidikannya juga berbeda.

Penggolongan seorang guru itu didasarkan pada ijasah pendidikan

terakhirnya. Pada umumnya guru-guru yang bekerja di Sekolah Menengah

Atas paling rendah bergolongan III/a yaitu penata muda sampai pada

tingkat golongan tertinggi yaitu IV/e atau pembina utama. Dari adanya

perbedaan golongan itu maka dimungkinkan juga adanya perbedaan

pembelajaran guru terhadap sertifikasi.

3. Kualitas pembelajaran guru yang sudah sertifikasi ditinjau dari jenis

kelamin.

Jenis kelamin menunjukkan pria atau wanita. Penggolongan ini

berdasarkan pendapat umum bahwa wanita dan pria mempunyai pola

perkembangan fisiologis dan psikologis yang berbeda. Perbedaan ini

menyebabkan perbedaan perhatian, kesanggupan, pandangan dan sikap.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berfikir yang telah ditetapkan, maka dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

1. Ada perbedaan kualitas pembelajaran guru yang sudah lulus sertifikasi

(49)

2. Ada perbedaan kualitas pembelajaran guru yang sudah lulus sertifikasi

ditinjau dari golongan.

3. Ada perbedaan kualitas pembelajaran guru yang sudah lulus sertifikasi

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah penelitian

tentang subyek tertentu dimana subyek tersebut terbatas, maka kesimpulan

yang diperoleh hanya berlaku pada subyek yang diteliti (Consuelo, 1993:73).

Dalam penelitian ini diterapkan untuk meneliti kualitas pembelajaran guru

yang sudah sertifikasi ditinjau dari usia, golongan dan jenis kelamin.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat yang digunakan untuk penelitian yaitu SD, SMP, dan SMA di

Kabupaten Sintang Kalimantan Barat.

2. Waktu Penelitian

Waktu untuk penelitian yaitu pada bulan Juni 2010.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah guru-guru SD, SMP, dan SMA di Kabupaten

sintang Kalimantan Barat.

2. Objek Penelitian

(51)

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono,

1999:72). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh guru

SD, SMP, SMA di Kabupaten Sintang Kalimantan Barat yang sudah

sertifikasi. Menurut sumber dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sintang

jumlah guru SD, SMP, SMA di Kabupaten Sintang Kalimantan Barat yang

sudah sertifikasi adalah 221 guru yang sudah sertifikasi.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi (Sugiyono, 1999:73). Sampel penelitian ini dihitung dengan

rumus Slovin (Husein Umar, 2003:102):

2 1 Ne

N n

+ =

Keterangan:

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang dapat ditolelir

Jadi jumlah sampel yang akan diambil (n), dengan nilai kritis/ batas

(52)

(

)

2 05 , 0 100 1 100 + = n

= 80 orang yang akan menjadi sampel

3. Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive

sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu

(Sugiyono, 2010:68). Penelitian menetapkan sampel penelitian ini adalah

guru-guru SD, SMP dan SMA di Kabupaten Sintang yang sudah lulus

sertifikasi. Pertimbangan dipilih 3 sekolah tersebut karena guru-guru yang

lulus sertifikasi di Kabupaten Sintang tidak merata. Berikut ini daftar

[image:52.612.97.558.117.716.2]

guru-guru yang sudah lulus sertifikasi di Kabupaten Sintang :

Tabel 3.1

Daftar Nama-Nama Guru Yang Sudah Lulus Sertifikasi di Kabupaten Sintang

No Nama Unit Kerja

1 ABDUL HADI SD N 03 SINTANG

2 ABDURRAUF HARIS SD N 02 NANGA JETAK

3 AGNES SD N 12 JERORA

4 AGUSTINUS WAGINI SD PANCA SETYA 2 SINTANG 5 ALOYSIUS TARNO SD N 03 SEBUNGKANG

6 ANASTASIA SARIKA SD N 26 SINTANG 7 ANASTASIA SUSANTI SD N 07 SINTANG 8 ANDREAS ATJUI SD N 05 AIR NYURUK

9 ASNAH SD N 18 LADANG

10 DAHYANA SD N 18 LADANG

11 ASPAH SD N 01 SINTANG

12 ASPAR BACONG SD N 01 SUNGAI UKOI 13 BASUNI SYAKH SD N 15 KAPUAS KIRI HULU

14 BUDIONO SD N 06 SINTANG

15 DOMINIKUS EGE SD N 02 NAGA SERAWAI

16 FAKHRUDIN SD N 13 SEI KAWAT

(53)

No Nama Unit Kerja

19 HANAFI SD N 27 SINTANG

20 HELENA SD N 21 TELUK MENYURAI

21 HENRY LIPANI SD N 04 SIRANG SETAMBANG 22 HIRONIMUS WAGA SD TAPANG ACEH

23 HJ. MARGAWATI SD N 18 LADANG 24 HJ. MAS ARDIANI SD N 05 SINTANG 25 HJ.MAS NURHAYATI SD N 08 SINTANG 26 HJ. RUSIANI SD N 05 SINTANG 27 IMANUEL SAMENEL SD N 02 MERPAK 28 JOHAR SUDIBYO SD N 20 SINTANG

29 JUWARI SD N 02 MENSIKU

30 KARTINI SD N 05 SINTANG

31 KASIRAN HERI KUSUMO SD N 22 SP 5 SKPH MANIS 32 KUSTIYARNI SD N 09 SINTANG

33 MARGARETHA SD N 08 SINTANG 34 MARIA MAGDALENA SD N 01 SINTANG

35 MARIA MAGDALENA SD N 03 NANGA SERAWAI 36 MARTHIN SANTI SD N 06 SINTANG

37 MARTINA BUYATI SD N 23 MENYUMBUNG

38 MARYAM SD N 03 SINTANG

39 MASRI M SD N 02 SINTANG

40 MUHD NOER SD N 12 JERORA

41 MULKANI SD N 01 KENUKUT

42 MULYANI SD N 04 NANGA MERAKAI

43 NUNUI SD N 08 SINTANG

44 NURALI MADANI SD N 13 TEMPUNAK

45 PRANTIYO SD N 21 SP IV SKPH MANIS RAYA 46 R.K. MARIATI SD N 17 BANING SUNGAI ANA

47 RAHELINA SD N 03 LEBAK UBAH

48 ROKHANI AM SD N 09 SINTANG

49 SAMILAH SD N 08 SINTANG

50 SAPUANI BADERUZAMAN SD N 22 SUNGAI RAMBAI

51 SATINAH SD N 26 SINTANG

52 SEMADIANA SD N 14 EMPACI

53 SEO SIMON SD N 14 MENGKURAI

54 SITI JAMAH SD N 01 SINTANG 55 SUARNI PONIMAN SD N 08 KENYAUK

56 SUHADIYO SD N 06 SPC KELANSAM

57 SULAIMAN SD N 24 TEMPUNAK

58 THERESIA KLIYEM MINARSIH SD N 01 SINTANG 59 Y. PRAWOTO HP SD N 01 SERAWAI

(54)

No Nama Unit Kerja

62 WANSADO SD N 01 SINTANG

63 YUDITHA LILIANA SD N 01 SINTANG

64 KANNE.T SD N 01 SINTANG

65 GUSNIATI AMA.S.Pd SD N 01 SINTANG 66 DWI RAHMAWATI SD N 01 SINTANG

67 MARSIYEM SD N 01 SINTANG

68 SITI KHADIJAH SD N 01 SINTANG

69 AHMAD SMP N 03 SINTANG

70 ALI USMAN SMP N 02 SINTANG

71 ASWIN DJAHAR SMP N 04 SINTANG

72 DAHYANA S SMP N 04 SINTANG

73 DAMIANA MAINE SMP N 02 SINTANG

74 DARSONO SMP N 03 SUNGAI TEBELIAN

75 DODO DJUWANDA SMP N 02 SUNGAI TEBELIAN 76 EMY RITA SOFIA SMP N 04 SINTANG

77 ISMAIL SMP N 01 TEMPUNAK

78 ITAH SMP PANCA SETYA 01 SINTANG

79 MARIYONO SMP N 02 SEPAUK

80 MOH. NATSIR SMP N 01 KETUNGAU HULU

81 PURWANI SMP N 02 SINTANG

82 RUKMANA SMP N 03 SUNGAI TEBELIAN

83 SALBIAH SMP N 01 SINTANG

84 SENIN SMP N 02 SEPAUK

85 SIMON KAPI SMP N 01 SINTANG

86 SRI UTARI SMP N 04 SINTANG

87 SUGENG SMP N 01 SUNGAI TEBELIAN

88 SYAFRIZAL SMP N 01 SINTANG

89 SYAHRIL SMP N 01 KETUNGAU HILIR

90 SYAMSUDHARMI SMP N 02 SINTANG

91 T. SUPIO BUSEN SMP PANCA SETYA 01 SINTANG 92 HENDRIKUS PASO SMP N 06 SINTANG

93 HAMIDA S.Pd SMP N 06 SINTANG 94 IDA HARTATI,S.Pd SMP N 06 SINTANG 95 ALOYSIUS JUNDENG,S.Pd SMP N 06 SINTANG 96 MAS SUPAWATI,S.Pd SMP N 06 SINTANG 97 DARIUS,S.Pd SMP N 06 SINTANG 98 MASRI,A.Ma.Pd SMP N 06 SINTANG 99 BARTHOLOMEUS KUA S.Pd SMP N 06 SINTANG 100 NURANI,S.Pd SMP N 06 SINTANG

101 ZUBAIDAH SMP N 06 SINTANG

(55)

No Nama Unit Kerja 105 SUTINAH,S.Pd SMP N 06 SINTANG

106 AGUSTINA SMA SINAR KASIH SINTANG

107 DAHRIES SMA N 01 KELAM PERMAI

108 YADI HANANTO SMA N 01 KELAM PERMAI

109 AHMAD SMA N 02 SINTANG

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

1. Variabel Usia Guru

Usia guru yang dimaksud adalah dimana usia guru muda yang

berumur 25 tahun keatas sampai 50 tahun keatas. Tapi disini lebih

menekankan guru yang berusia 50 tahun keatas, karna telah memperoleh

sertifikasi. Dimana usia guru di atas 50 tahun akan dipermudah untuk

mendapatkan sertifikasi, pengabdian yang cukup lama, berpengalaman

mengajar lebih dari 20 tahun dihargai setara dengan S-1 dan dapat

mengajukan sertifikasi keguruannya.

Tabel 3.2 Kode Usia

Usia Kode 45-50

50-55 55-60

1 2 3

2. Variabel Golongan Guru

Golongan guru adalah golongan dimana setiap guru mendapatkan

berapa besar gaji yang mereka peroleh dan golongan itu didapat oleh

(56)

berdasarkan pada ijasah pendidikan formal terakhir guru. Pemberian

golongan dalam variabel ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kode golongan

Golongan Kode III/c

III/d IV/a

1 2 3

3. Variabel Jenis Kelamin

Jenis kelamin digolongkan menjadi dua yaitu pria dan wanita.

Penggolongan ini berdasarkan pendapat umum bahwa pria dan wanita

mempunyai pola perkembangan fisiologis dan psikologis yang berbeda.

Perbedaan ini menyebabkan perbedaan perhatian, kesanggupan dan

pandangan.

Untuk kepentingan tabulasi dan deskripsi data diberi pengkodean sebagai

berikut:

Tabel 3.4 Kode Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Kode Pria

Wanita

1 2

4. Variabel Kualitas Pembelajaran Guru

Sertifikasi merupakan sarana atau instrument untuk mencapai suatu

tujuan, bukan tujuan itu sendiri. Perlu ada kesadaran dan pemahaman dari

(57)

pembelajaran guru, kesadaran dan pemahaman ini akan melahirkan

aktivitas yang benar bahwa apapun yang dilakukan adalah untuk mencapai

kualitas pembelajaran. Kalau seorang guru kembali masuk kampus untuk

meningkatkan kualitasnya, maka belajar kembali ini bertujuan untuk

mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan dan ketrampilan. Guru

mengikuti sertifikasi,tujuan utama bukan untuk mendapatkan tunjangan

profesi, melainkan untuk dapat menunjukkan bahwa yang bersangkutan

telah memiliki kompetensi sebagaimana diisyaratkan dalam standar

kompetensi guru. Dengan menyadari hal ini maka guru tidak akan mencari

jalan guna memperoleh sertifikasi profesi kecuali mempersiapkan diri

dengan belajar yang benar untuk menghadapi sertifikasi. Berdasarkan hal

tersebut, maka sertifikasi akan membawa dampak positif, yaitu

meningkatnya kualitas pembelajaran guru. Sertifikasi guru bertujuan untuk

(1) menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen

pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, (2)

meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan, (3) meningkatkan

martabat guru, (4) meningkatkan profesionalitas guru, (5) meningkatkan

kesejahteraan guru ( Fasli Jalal, 2007 : 3 ).

Pelaksanaan sertifikasi bagi guru ini dilakukan melalui uji kompetensi

untuk memperoleh sertifikat pendidik dalam bentuk penilaian portofolio.

Kompetensi penilaian portofolio mencakup : (1) kualifikasi akademik, (2)

pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan

(58)

prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan

dalam forum ilmiah, (9) pengalaman organisasi di bidang kependidikan

dan sosial, dan (10) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.

Sertifikasi guru mencangkup 4 dimensi, yaitu kompetensi bidang

pedagogik, bidang kepribadian, sosial dan profesional.

Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel kualitas

[image:58.612.98.516.232.705.2]

pembelajaran guru yang sudah sertifikasi.

Tabel 3.5

Operasional Variabel Kualitas Pembelajaran Guru Yang Sudah Sertifikasi

Dimensi Indikator No. Pernyataan

positif negatif Kompetensi

Bidang Pendagogik

1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. 2. Menguasai teori

belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. 3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampun. 4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik. 5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk 5 1, 11 10, 12 28,35,43,44

3, 37, 40

(59)

Dimensi Indikator No. Pernyataan positif negatif kepentingan pembelajaran. 6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengakualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. 7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.. 8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajaran. 9. Memanfaatkan

hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. 10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. 8, 41 14 15

16, 29, 38

Kompetensi Bidang Kepribadian

1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. 2. Menampilkan diri

sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. 3. Menampilkan diri

18

19

(60)

Dimensi Indikator No. Pernyataan positif negatif sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. 4. Menunjukkan etos

kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri. 5. Menjunjung tinggi

kode etik profesi guru.

21, 36, 42

22

Kompetensi Bidang Sosial

1. Bersifat inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi. 2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat. 3. Beradaptasi di

(61)

Dimensi Indikator No. Pernyataan

positif negatif dengan komunitas

profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain. Kompetensi

Bidang Profesional

1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu. 3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. 4. Mengembangkan keprofesional secara berkelanjut dengan melakukan tindakan reflektif. 2 9

13, 17, 31

28, 4, 27, 33, 34

30, 39

Variabel kualitas pembelajaran guru diukur dengan menggunakan

skala sikap dari likert yaitu suatu cara yang sistematis untuk memberi skor

dalam suatu kuesioner yang telah dibagikan. Ada dua kategori pernyataan

yang digunakan, yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Dalam

(62)
[image:62.612.93.515.89.591.2]

Tabel 3.6 Skala Pengukuran

Jawaban

Pernyataan Positif (skor)

Pernyataan Negatif

(skor)

Sangat setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak setuju (TS) 2 3

Sangat tidak setuju (STS)

1 4

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner yang

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyatan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 1999:135). Kuesioner ini

digunakan untuk mengumpulkan data tentang usia guru, golongan guru

dan jenis kelamin guru dan kualitas pembelajaran guru.

G. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

1. Pengujian Validitas kuesioner

Suatu alat ukur dikatakan valid atau sahih apabila suatu alat

pengukur tersebut dapat mengukur apa yang ingin diukur dengan tepat dan

diteliti. Pengujian kevalidan alat ukur dapat menggunakan metode analisis

butir dengan menguji apakah item telah mengungkapkan faktor atau

indikator yang ingin diselidiki. Suharsimi (1991) menyatakan perhitungan

(63)

rxy=

( )( )

( )

{

}

{

( )

}

2 2

2 2

y y

N x x

N

y x xy N

Keterangan :

rxy= korelasi skor item dengan skor total N = jumlah subyek

X = skor item

Y = skor total

Uji validitas adalah uji tentang kemampuan suatu angket,

sehingga benar-benar dapat mengukur apa yang ingin diukur. Sebuah

instrumen valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat

mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi

rendahnya validitas menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul

tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

Besarnya nilai koefisien r dapat dihitung dengan menggunakan

korelasi dengan taraf signifikansi 5%. Jika rhitung lebih besar dari pada r

tabel, maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid. Jika sebaliknya, butir

soal tersebut tidak valid.

Uji Validitas dilakukan terhadap 109 responden. Uji validitas

dilakukan terhadap item-item pertanyaan variabel kualitas pembelajaran

guru yang sudah sertifikasi. Selanjutnya uji validitas ini dilakukan pada

empat puluh empat (44) butir pertanyaan variabel kualitas pembelajaran

guru yang sudah sertifikasi. Hasil pengujian validitas terhadap 44 item

(64)
[image:64.612.93.514.179.709.2]

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Untuk Kualitas Pembelajaran Guru Yang Sudah Sertifikasi

Butir n0 Nilai r tabel Nilai r hitung Status

(65)

Butir n0 Nilai r tabel Nilai r hitung Status

39 0,374 0,755 Valid 40 0,374 0,712 Valid 41 0,374 0,725 Valid 42 0,374 0,711 Valid 43 0,374 0,696 Valid 44 0,374 0,717 Valid

Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada kualitas

pembelajaran guru yang sudah sertifikasi menunjukkan bahwa ke empat

puluh empat butir pertanyaan adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini

Gambar

Tabel 4.12 Hasil Pengujian Perbedaan Kualitas Pembelajaran Guru Yang Sudah
Tabel 3.1 Daftar Nama-Nama Guru Yang Sudah Lulus Sertifikasi di
Tabel 3.5 Operasional Variabel Kualitas Pembelajaran Guru Yang
Tabel 3.6 Skala Pengukuran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Perbedaan kecenderungan burnout perawat di rumah sakit Islam Surakarta yang ditinjau dari jenis kelamin. (2) Perbedaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kompetensi guru SMK Kristen di Kabupaten Klaten berdasarkan jenis kelamin, usia, pengalaman

&lt; 0,05), yang berarti tidak ada perbedaan Kesiapan Pensiun Pegawai Negeri Sipil Pada. Golongan III Ditinjau Dari

Berdasarkan hasil penelitian dan melakukan uji hasil penelitian menunjukan bahwa keterampilan motorik kasar anak usia dini menggunakan permainan kreatif ditinjau dari jenis

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari jenis kelamin (2) Perbedaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari jenis kelamin siswa (sig 0,722 &gt; 0,05), (2) tidak ada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian;

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan; (2) apakah