• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profesionalisme guru bersertifikasi dalam jabatan ditinjau dari bidang studi, masa kerja dan golongan ruang : studi kasus guru-guru 13 SMP Negeri di Kabupaten Klaten.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Profesionalisme guru bersertifikasi dalam jabatan ditinjau dari bidang studi, masa kerja dan golongan ruang : studi kasus guru-guru 13 SMP Negeri di Kabupaten Klaten."

Copied!
154
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKASI DALAM JABATAN DITINJAU DARI BIDANG STUDI, MASA KERJA

DAN GOLONGAN RUANG

Survei : Guru – Guru 13 SMP Negeri Di Kabupaten Klaten

Danny Citra Pertiwi Universitas Sanata Dharma

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan profesionalisme guru pasca sertifikasi ditinjau dari bidang studi, (2) perbedaan profesionalisme guru pasca sertifikasi ditinjau dari masa kerja, (3) perbedaan profesionalisme guru pasca sertifikasi ditinjau dari golongan ruang.

Penelitian ini merupakan penelitian survei. Populasi penelitian ini adalah Guru - Guru 13 SMP Negeri Di Kawedanan Jatinom Kabupaten Klaten Yang Telah Lulus Sertifikasi yang berjumlah 135 orang. Sampel penelitian berjumlah 109 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

purposive sampling. Teknik pengumpulan data adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan Analysis of Variance

(ANOVA).

(2)

ABSTRACT

PROFESSIONALISM OF CERTIFIED TEACHER PERCEIVED FROM PROGRAM OF STUDY, PERIOD OF WORKING

AND OFFICIAL STRATIFICATION

A survey done on 13 Junior High School Teachers in Jatinom District, Klaten Regency

Danny Citra Pertiwi Sanata Dharma University

2009

The research aims to find out the differences between professionalism of certified teacher perceived from (1) program of study, (2) period of working, (3) official stratification.

This study is a kind of an observation research. The sourses of population in this research are 135 of 13 Junior High School teachers in Jatinom District, Klaten Regency. The sourse samples in this research are 109 respondents. The technique of sampling is purposive sampling. The technique of collecting data is questionnaire. The technique of analyzing the data is Analysis of Variance (ANOVA).

(3)

PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKASI DALAM JABATAN DITINJAU DARI BIDANG STUDI, MASA KERJA

DAN GOLONGAN RUANG

Studi Kasus: Guru – Guru 13 SMP Negeri Di Kabupaten Klaten

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh: DANNY CITRA PERTIWI

051334032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

PERSEMBAHAN

“Let God lead your

way”

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

1. yang

senantiasa memberikan kasih sayang dan dukungan doa sehingga aku bisa

menjadi orang yang berguna.

2. yang telah membuatku bersemangat untuk

segera menyelesaikan kuliah.

3. yang senantiasa memberikan kasih sayang yang tulus,

perhatian dan dukungan doa hingga aku lulus Sarjana.

4. terima kasih untuk dukungan doa yang diberikan,

(7)
(8)

Pernyataan Keaslian Karya

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini merupakan karya asli saya yang tidakmemuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dari daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 13 Oktober 2009

(9)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Sanata Dharma :

Nama : Danny Citra Pertiwi

Nomor Mahasiswa : 051334032

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKASI DALAM JABATAN DITINJAU DARI BIDANG STUDI, MASA KERJA

DAN GOLONGAN RUANG

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal, 31 Oktober 2009 Yang menyatakan

(10)

ABSTRAK

PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKASI DALAM JABATAN DITINJAU DARI BIDANG STUDI, MASA KERJA

DAN GOLONGAN RUANG

Survei : Guru – Guru 13 SMP Negeri Di Kabupaten Klaten

Danny Citra Pertiwi Universitas Sanata Dharma

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan profesionalisme guru pasca sertifikasi ditinjau dari bidang studi, (2) perbedaan profesionalisme guru pasca sertifikasi ditinjau dari masa kerja, (3) perbedaan profesionalisme guru pasca sertifikasi ditinjau dari golongan ruang.

Penelitian ini merupakan penelitian survei. Populasi penelitian ini adalah Guru - Guru 13 SMP Negeri Di Kawedanan Jatinom Kabupaten Klaten Yang Telah Lulus Sertifikasi yang berjumlah 135 orang. Sampel penelitian berjumlah 109 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

purposive sampling. Teknik pengumpulan data adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan Analysis of Variance

(ANOVA).

(11)

ABSTRACT

PROFESSIONALISM OF CERTIFIED TEACHER PERCEIVED FROM PROGRAM OF STUDY, PERIOD OF WORKING

AND OFFICIAL STRATIFICATION

A survey done on 13 Junior High School Teachers in Jatinom District, Klaten Regency

Danny Citra Pertiwi Sanata Dharma University

2009

The research aims to find out the differences between professionalism of certified teacher perceived from (1) program of study, (2) period of working, (3) official stratification.

This study is a kind of an observation research. The sourses of population in this research are 135 of 13 Junior High School teachers in Jatinom District, Klaten Regency. The sourse samples in this research are 109 respondents. The technique of sampling is purposive sampling. The technique of collecting data is questionnaire. The technique of analyzing the data is Analysis of Variance (ANOVA).

(12)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan

arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

yang tak terhingga kepada:

a. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J. selaku Rektor Universitas

Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan

mengembangkan kepribadian kepada penulis.

b. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

c. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

d. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma

e. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia

menyediakan waktu, memberikan saran dan kritik yang sangat berarti dalam

(13)

f. .Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd, M.Si selaku dosen penguji yang telah

meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberi kritik, dan saran

untuk kesempurnaan skripsi ini

g. Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd, S.I.P, M.Pd selaku dosen penguji yang telah

meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberi kritik, dan saran

untuk kesempurnaan skripsi ini

h. Segenap staff pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi atas ilmu yang

telah diberikan melalui perkuliahan.

i. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah

membantu kelancaran dalam proses belajar selama ini.

j. Seluruh kepala sekolah dan para guru Sekolah Menengah Pertama (SMP)

se-Kawedanan Jatinom, Kabupaten Klaten atas bantuan dan keramahtamahan

selama penulis melakukan penelitian.

k. Seluruh keluargaku: Bapak dan Ibu tersayang atas segala dukungan doa, cinta,

dan kesabaran sampai sekarang. Mas Bagus Aditama (santai wae mas aku

lulus kok tahun ini) dan Dek Satria Arilangga, untuk segala perhatian,

nasihat, dukungan moril, materiil, dan spiritual.

l. Seluruh keluarga besar Parto Diharjo dan Sutomo Harjowiryono, semua yang

telah Mbah Kung, Mbah Uti, Pakde, Budhe, Om, Tante, Mbak, Mas dan Adik

berikan begitu berarti bagiku.

m. Mas Wawan yang selalu memberi semangat dan dukungan dalam

(14)

n. Sahabat-sahabat terbaikku: Tami, Rica, Lina, Ratna, Ruci, Esti, Heni terima

kasih atas semua bantuan, perhatian, nasihat, omelan, dan semangat agar aku

segera menyelesaikan skripsi. Terima kasih untuk persahabatan yang telah

kalian berikan.

o. Teman-teman PAK’A dan PAK’B Pendidikan Akuntansi’05 atas kebersamaan

selama proses perkuliahan yang menyenangkan di Universitas Sanata Dharma

(aku sangat bahagia bersama kalian).

p. Muda Mudi Rw.06 Dukuh Miren atas semua dukungan, cerita, canda tawa,

dan kebersamaan dalam suka dan duka.

q. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat

banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari

berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 31 Oktober 2009

Penulis

(15)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

MOTTO... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii

ABSTRAK... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan Masalah... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

(16)

1. Profesionalisme guru... 7

2. Kompetensi guru…………... 12

3. Sertifikasi Guru... 16

4. Bidang Studi... 20

5. Masa Kerja... 20

6. Golongan Ruang... 21

B. Kerangka Berfikir... 21

C. Hipotesis... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 24

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 24

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ... 25

E. Operasionalisasi Variabel... 26

F. Teknik Pengumpulan Data... 30

G. Pengujian Kuesioner ... 31

H. Teknik Analisis Data... 35

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB V HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data... 48

B. Analisis Data... 55

C. Pembahasan... 60

(17)

B. Saran... 65

C. Keterbatasan... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Sampel Penelitian………...25

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Profesionalisme Guru Pasca Sertifikasi... 27

Tabel 3.3 Skor Pernyataan Profesionalisme Guru Pasca Sertifikasi... 28

Tabel 3.4 Rangkuman Uji Validitas Kompetensi Pedagogik... 32

Tabel 3.5 Rangkuman Uji Validitas Kompetensi Kepribadian... 32

Tabel 3.6 Rangkuman Uji Validitas Kompetensi Profesional ... 33

Tabel 3.7 Rangkuman Uji Validitas Kompetensi Sosial... 33

Tabel 3.8 Rangkuman Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian... 35

Tabel 5.1 Sebaran Responden Penelitian ... 48

Tabel 5.2 Bidang Studi Responden ... 49

Tabel 5.3 Masa Kerja Responden ... 49

Tabel 5.4 Klasifikasi Masa Kerja Responden ... 50

Tabel 5.5 Golongan Ruang Responden... 51

Tabel 5.6 Kompetensi Pedagogik ... 51

Tabel 5.7 Kompetensi Kepribadian... 52

Tabel 5.8 Kompetensi Profesional ... 53

Tabel 5.9 Kompetensi Sosial ... 53

Tabel 5.10 Profesionalisme Guru Pasca Sertifikasi ... 54

Tabel 5.11 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas ... 55

Tabel 5.12 Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas... 56

(19)

Tabel 5.14 Tabel Anova Profesionalisme Guru Pasca Sertifikasi Ditinjau Dari

Masa Kerja ... 58

Tabel 5.15 Tabel Anova Profesionalisme Guru Pasca Sertifikasi Ditinjau Dari

(20)

DAFTAR GAMBAR

(21)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ... 72

Lampiran 2. Data Induk Penelitian... 77

Lampiran 3. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 93

Lampiran 4. Penilaian Acuan Patokan Tipe II... 98

Lampiran 5. Analisis Data ... 103

Lampiran 6. Tabel Nilai r dan F... 111

Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian... 118

(22)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya, suatu kegiatan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan

yang telah ditetapkan. Pada bidang kegiatan pendidikan, pendidikan

diharapkan dijalankan sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.

Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut tertuang dalam Undang –

Undang No.20 Tahun 2003 (Sisdiknas, pasal 3), sebagai berikut:

“Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab”.

Sejalan dengan tujuan nasional, pendidikan harus mampu

menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan profesional

dalam bidangnya. Ragam SDM yang diperlukan dalam proses ini adalah

tenaga pendidik termasuk di dalamnya adalah kepala sekolah, guru, tenaga

administrasi yang ada di sekolah.

Guru merupakan figur sentral dalam sistem pendidikan. Guru

memegang peran penting dalam proses dan hasil pendidikan. Oleh karena itu,

wajar jika segala sesuatu yang menyangkut perbaikan mutu pendidikan selalu

melibatkan komponen guru. Banyak fakta menunjukkan bahwa saat ini

profesionalitas guru dipertanyakan publik. Profesionalitas guru yang dimaksud

(23)

seorang pendidik. Ada banyak peserta didik memiliki tingkat kecerdasan dan

ketrampilan yang tinggi, tetapi mereka tidak mempunyai tanggung jawab dan

dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Hal

demikian kemungkinan disebabkan guru sebagai pendidik kurang memiliki

kecakapan yang memadai pada bidang profesinya.

Keberadaan UU Guru dan Dosen merupakan pengakuan bahwa profesi

guru merupakan pekerjaan profesional, sebagaimana pekerjaan dokter, lawyer,

pilot, dan bukan sembarang orang bisa menjadi guru. Sebagai profesi, guru

wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat

jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional. Kualifikasi akademik yang disyaratkan bagi guru adalah

guru harus mempunyai pendidikan sarjana atau diploma. Sedangkan

kompetensi guru yang dipersyaratkan adalah kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang

diperoleh melalui pendidikan profesi. Sebagai salah satu wujud

keprofesionalannya, seorang guru dapat mengikuti sertifikasi.

Bagi kebanyakan guru tujuan untuk mengikuti sertifikasi tersebut

mempunyai dua motif, yaitu motif ekonomi dan motif psikologis. Motif

ekonomi didasari dengan naiknya gaji guru 100 % apabila mereka berhasil

lulus sertifikasi, sehingga kesejahteraan mereka pun ikut naik. Sedangkan

motif psikologis mereka adalah lebih dihormatinya mereka dikarenakan

pangkat/jabatan mereka lebih tinggi. Namun, kesuksesan mereka seringkali

(24)

terkadang mereka kurang rajin dalam mengajar, hal ini dikarenakan mereka

telah mempunyai gaji yang cukup sehingga mereka mulai jarang untuk

melaksanakan tugas mengajar.

Pandangan guru terhadap profesionalisme pasca sertifikasi

berbeda-beda. Faktor-faktor yang diduga kuat menyebabkannya antara lain: bidang

studi, masa kerja, dan golongan ruang. Ditinjau dari bidang studi, latar

belakang pendidikan guru merupakan kualifikasi akademik yang dimiliki

guru. Tidak semua guru mempunyai latar belakang bidang studi yang sama.

Ada yang menjadi guru bidang studi IPA, IPS, Bahasa, Matematika, PKn dan

bidang studi yang lainnya. Antara guru bidang studi yang satu dengan guru

bidang studi yang lainnya mempunyai cara pandang yang berbeda tentang

profesionalisme guru.

Masa kerja, banyak guru memiliki masa kerja yang bervariasi. Bagi

guru yang sudah bekerja dalam waktu lama akan mempunyai peluang lebih

besar untuk dapat mengikuti sertifikasi guru dalam jabatan dibandingkan guru

yang baru saja merintis kariernya. Dengan kata lain, guru yang senior akan

mendapat skor lebih banyak bila dibandingkan dengan guru yunior. Walaupun

demikian, guru yunior bisa menambah skor apabila mereka mampu

menambah jam mengajar mereka di sekolah lain. Masa kerja guru yang

bervariasi tersebut dapat menimbulkan pandangan yang berbeda tentang

profesionalisme guru.

Golongan ruang ada kaitannya dengan tingkat pendidikan dan lama

(25)

ruang yang akan dimiliki guru itu juga tinggi dan masih dapat mengajukan

permohonan kenaikan pangkat sampai dengan jenjang maksimal

kepangkatannya berdasarkan tingkat pendidikan terakhirnya. Karena

pendidikan terakhir dan lama bekerja seorang guru tidak sama, maka golongan

ruang yang disandang guru juga tidak sama. Apabila guru menyandang

golongan ruang yang tinggi berarti guru juga mempunyai wawasan yang luas

terutama dibidang pendidikan, dari perbedaan golongan ruang yang disandang

setiap guru akan mempunyai pandangan yang berbeda-beda terhadap

profesionalisme guru terutama dengan masalah kesejahteraannya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, terutama telah disahkannya UU

No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dalam dunia pendidikan dengan judul “Profesionalisme

Guru Bersertifikasi dalam Jabatan ditinjau dari Bidang studi, Masa kerja dan

Golongan Ruang”. Penelitian ini merupakan studi kasus pada guru – guru 13

SMP Negeri di Kabupaten Klaten.

B. Batasan Masalah

Bagaimana profesionalisme guru-guru 13 SMP Negeri di Kabupaten

Klaten pasca sertifikasi ditinjau dari bidang studi, masa kerja dan golongan

ruang?

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa

(26)

1. Apakah ada perbedaan profesionalisme guru pasca sertifikasi ditinjau dari

bidang studi?

2. Apakah ada perbedaan profesionalisme guru pasca sertifikasi ditinjau dari

masa kerja?

3. Apakah ada perbedaan profesionalisme guru pasca sertifikasi ditinjau dari

golongan ruang?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan diadakannya penelitian ini

adalah untuk mengetahui bagaimanakah profesionalisme guru-guru SMP

pasca sertifikasi ditinjau dari bidang studi, masa kerja dan golongan ruang.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan profesi

guru, khususnya yang berkaitan dengan sertifikasi yang dirumuskan dalam

UU RI No. 14 tahun 2005.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi

guru dan memberikan dukungan yang positif untuk menjadi guru yang

(27)

3. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan

dan memberikan pengalaman yang bermanfaat terutama mengenai profesi

guru yang erat kaitannya dengan kesejahteraan dan penghargaan terhadap

profesi guru.

4. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan informasi

khususnya tentang profesi guru, sebagai penyelenggara pendidikan yang

menghasilkan lulusan yang berkualifikasi sebagai tenaga pendidik dan

(28)

7

BAB II

TINJAUAN TEORITIK

A. Kajian teori

1. Profesionalisme Guru

a. Profesionalisme

Menurut kamus umum bahasa Indonesia (WJS. Purwadarminta)

kompetensi berarti (kewenganan) kekuasaan untuk menentukan atau

memutuskan sesuatu hal. Pengertian dasar kompetensi yakni kemampuan

atau kecakapan.

Istilah kompetensi sebenarnya memiliki banyak makna

sebagaimana yang dikemukakan sebagai berikut:

Descriptive of qualitative nature or teacher behaviour appears to be

entirely meaningful (Broke add Stone dalam Moeh.Uzer Usman1995, 14) .

Kompetensi guru merupakan gambaran hakekat kualitatif dari perilaku

guru yang tampak sangat berarti. Kompetensi merupakan perilaku yang

rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi

yang diharapkan. Adapun kompetensi guru merupakan kemampuan

seseorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara

bertanggung jawab dan layak. Dengan pengertian tersebut, dapatlah

disimpulkan bahwa kompetensi merupakan kemampuan dan kewengangan

(29)

Profesional yang berarti a vocation an wich professional

knowledge of some department a learning science is used in it’s

applications to the other or in the practice of an art found it.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu pekerjaan

yang bersifat profesional memerlukan beberapa bidang ilmu yang secara

sengaja harus dipelajari dan kemudian diaplikasikan bagi kepentingan

umum.

Kata profesional berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperti guru, dokter, hakim, dan sebagainya. Dengan kata lain pekerjaan yang profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang tidak dapat memperoleh pekerjaan lain (Dr. Nana Sudjana dalam Moeh Uzer Usman, 1995:14).

Dengan bertitik tolak pada pengertian ini, maka pengertian guru

yang profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian

khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan

fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Atau dengan kata

lain, guru professional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik,

serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya.

b. Guru

Guru adalah salah satu bagian dalam kegiatan belajar mengajar dan

memiliki posisi yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran, sebab

fungsi utama guru adalah merancang, mengelola, melaksanakan, dan

(30)

pekerjaannya memerlukan keahlian khusus sebagai guru ( Uzer Usman,

1990:3).

Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini

jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun

2005 tentang guru dan dosen, guru adalah pendidik profesional dengan

tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini

jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Sedangkan profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan

keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau

norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Menurut Susanto

(2002:28), profesional adalah orang yang memiliki kemampuan khusus

dalam bidang keguruan sehingga guru mampu melakukan tugas dan

fungsinya dengan kemampuan maksimal.

1. Hak dan Kewajiban Guru

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional guru

sebagai pendidik mempunyai hak untuk memperoleh:

a. Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan

memadai.

b. Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.

(31)

d. Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil

kekayaan intelektual.

e. Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas

pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional guru

sebagai pendidik mempunyai kewajiban untuk:

a) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan,

kreatif, dinamis dan dialogis.

b) Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan

mutu pendidikan.

c) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan

kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

2. Peranan Guru

Menurut Peter F. Oliver dalam Piet A Sahertian (1990:36),

guru mempunyai peranan sebagai berikut:

a. Guru sebagai penceramah. Memang tugas guru sebagai penyampai informasi disebut juga sebagai penceramah pada zaman itu

b. Guru sebagai orang sumber (resourse person). Guru dianggap sebagai manusia sumber. Melalui guru dan dari guru pengetahuan disampaikan kepada anak didik.

c. Guru sebagai fasilitator. Guru menyediakan berbagai lingkungan untuk belajar, melengkapi berbagai sumber yang membantu siswa untuk dapat belajar.

d. Guru sebagai konselor. Guru membantu siswa memberi nasehat, memberanikan siswa, mendengarkan keluhan dan menciptakan suasana belajar siswa, menyuruh memecahkan persoalan dirinya sendiri.

(32)

belajar, memandang gejala-gejala sehingga semua berpartisipasi bersama.

f. Guru sebagai tutor. Guru menolong seorang demi seorang dengan bermacam cara.

g. Guru sebagai manajer yang menyajikan pelayanan media belajar yang disediakan.

h. Guru sebagai pembina laboratorium. Guru meletakkan berbagai pendekatan dalam menyajikan pelayanan. Maksudnya eksperimen dalam proses mengajar menyusun berbagai kegiatan penelitian oleh siswa melalui observasi dan mencatat hasil observasi, dengan demikian anak ikut aktif memecahkan.

3. Kode Etik Guru

Kode etik merupakan tatanan yang menjadi pedoman dalam

menjalankan tugas dan aktivitas suatu profesi. Dalam menjalankan

profesinya guru di Indonesia berpedoman pada kode etik guru yang

berisi sebagai berikut (Samana, 1994:117):

a. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.

b. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.

c. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.

d. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar.

e. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.

f. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya.

g. Guru memelihara hubungan profesi, semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial.

h. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. i. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang

(33)

4. Prinsip Guru

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005

tentang guru dan dosen, profesi guru dan profesi dosen merupakan

bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip

sebagai berikut:

1) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme

2) memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia

3) memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas

4) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas 5) memiliki tanggung jawab atas pelaksanan tugas keprofesionalan 6) memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi

kerja

7) memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat

8) memiliki jaminan perlindungan hokum da;lam melaksanakan tugas keprofesionalan

9) memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

Pemberdayaan profesi guru atau pemberdayaan profesi dosen

diselenggarakan melalui pengembangan diri yang dilakukan secara

demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, dan berkelanjutan dengan

menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, nilai

kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi.

2. Kompetensi Keguruan 1) Kompetensi Pedagogik

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a

(34)

pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta

didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,

dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilikinya.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.19 tahun 2007,

kompetensi pedagogik guru meliputi

a) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,

sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

b) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang

mendidik.

c) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang

pengembangan yang diampu

d) Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik

e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang

mendidik.

f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

g) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta

didik.

h) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

i) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan

(35)

j) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas

pembelajaran.

2) Kompetensi Kepribadian

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir b,

dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian

adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan

berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.19 tahun 2007,

kompetensi kepribadian guru meliputi:

a) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan

kebudayaan nasional Indonesia.

b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan

teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

c) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif,

dan berwibawa

d) Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga

menjadi guru, dan rasa percaya diri.

e) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

3) Kompetensi Profesional

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c

dikemukan bahwa kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan

(36)

membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan

dalam Standar Nasional Pendidikan.

Ruang lingkup kompetensi profesional guru adalah sebagai berikut:

a) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik

filosofi, psikologis, sosiologis, dan sebagainya

b) Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf

perkembangan peserta didik

c) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang

menjadi tanggung jawabnya

d) Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi

e) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media

dan sumber belajar yang relevan

f) Mampu mengorganisasi dan melaksanakan program pembelajaran

4) Kompetensi Sosial

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir d

dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah

kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi

dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Hal

tersebut diuraikan lebih lanjut dalam RPP tentang Guru, bahwa

kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari

(37)

a) Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat

b) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional

c) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, dan orang tua/wali peserta didik

d) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar

3. Sertifikasi Guru

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 18 Tahun 2007 Pasal 1, sertifikasi guru dalam jabatan adalah proses

pemberian sertifikasi pendidik untuk guru dalam jabatan. Dijelaskan lebih

lanjut dalam pedoman sertifikasi dalam jabatan bahwa yang mengikuti

sertifikasi adalah yang telah memenuhi persyaratan kualifikasi akademik

minimal bervariasi maka juga perlu mempertimbangkan (1) masa

kerja/pengalaman mengajar, (2) usia, (3) pangkat/golongan (bagi PNS), (4)

beban mengajar, (5) jabatan/tugas tambahan dan (6) prestasi kerja.

Penyelenggaraan sertifikasi ini telah ditetapkan oleh pemerintah, yaitu oleh

Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan program pengadaan tenaga

kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah.

Dalam buku pedoman sertifikasi guru dalam jabatan dijelaskan

bahwa pelaksanaan sertifikasi guru melibatkan berbagai institusi, maka untuk

standarisasi kualitas proses dan hasil sertifikasi guru diperlukan institusi

berbentuk konsorsium, yakni Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG). Sesuai

(38)

KSG terdiri atas berbagai institusi yang terkait dengan penyelenggaraan

sertifikasi guru tersebut sebagai berikut :

1. Direktur Jenderal Pendidik Tinggi Depdiknas.

2. Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan. 3. Sekretaris Jenderal Departemen Agama.

4. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. 5. Rektor Universitas Pendidikan Indonesia.

6. Rektor Universitas Negeri Makasar. 7. Rektor IKIP PGRI Semarang.

8. Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta. 9. Rektor Universitas Katolik Sanata Dharma.

10.Rektor Universitas Negeri Padang. 11.Dekan FKIP Universitas Palangkaraya.

Setelah sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilaksanakan, guru

tersebut akan memperoleh sertifikat pendidik melalui uji kompetensi. Uji

kompetensi yang dilakukan adalah dalam bentuk portofolio. Portofolio adalah

bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi

yang dicapai dalam menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval

tertentu (Depdiknas, 2007:3). Komponen penilaian portofolio mencakup

(Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No.18 Tahun 2007) :

1. Kualifikasi akademik. 2. Pendidikan dan pelatihan.

3. Pengalaman mengajar.

4. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. 5. Penilaian dari atasan dan pengawas.

6. Prestasi akademik.

7. Karya pengembangan profesi.

8. Keikutsertaan dalam forum ilmiah.

9. Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial. 10. Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.

Guru yang belum lulus uji kompetensi akan diberi kesempatan untuk

mengulang ujian materi pendidikan dan pelatihan yang belum lulus, sesuai

(39)

lulus juga, maka guru tersebut wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan

(diklat) profesi guru untuk meningkatkan kompetensi guru sesuai dengan

persyaratan sebagai guru profesional yang ditetapkan oleh undang-undang.

Diklat ini akan dilaksanakan oleh perguruan tinggi yang akan ditetapkan oleh

menteri pandidikan nasional. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan

profesi guru ini diakhiri dengan ujian yang mencakup ujian tulis dan ujian

kinerja (praktik mengajar). Ujian tulis untuk mengungkap kompetensi

profesional, sedangkan ujian praktik untuk mengungkap kompetensi

profesional, pedagogik, sosial dan kepribadian. Kompetensi pedagogik dinilai

antara lain melalui dokumen kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan,

pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.

Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial dinilai antara lain melalui

dokumen penilaian dari atasan dan pengawas. Kompetensi profesional dinilai

antara lain melalui dokumen kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan,

pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, dan

prestasi akademik. Keempat kompetensi tersebut juga bisa dinilai selama

proses pelatihan berlangsung.

Bagi yang lulus, kesejahteraan guru akan terjamin karena mereka

akan mendapatkan tunjangan profesi pendidik sebesar satu kali gaji pokok

yang dibayarkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Banyak

harapan yang ingin diwujudkan dari program sertifikasi guru ini. Bukan hanya

kesejahteraan saja yang ingin dicapai, tetapi diharapkan juga dengan adanya

(40)

tenaga pendidik. Kalau dulu guru dianggap pekerjaan yang sia-sia saja karena

pendapatan gaji yang kecil, sekarang tidak lagi karena dengan adanya

sertifikasi akan menjamin kehidupan yang memiliki sertifikat. Tapi bukan

hanya masalah materi saja kualitas guru juga diharapkan akan semakin

meningkat dan bisa mencetak manusia yang cerdas dan kompetitif.

Tujuan Sertifikasi Guru:

Menurut Suyatno (2008:2), tujuan sertifikasi guru adalah sebagai

berikut :

a. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen

pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

b. Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan.

c. Meningkatkan martabat guru.

d. Meningkatkan profesionalisme guru.

Manfaat Sertifikasi Guru:

Menurut Suyatno (2008:2), manfaat sertifikasi guru adalah sebagai

berikut :

1) Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten,

yang dapat merusak citra profesi guru.

2) Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak

berkualitas dan tidak profesional.

(41)

4. Bidang Studi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1982:137) menyebutkan

bahwa yang dimaksud dengan bidang adalah segi pandangan, aspek yang

membahas suatu masalah. Sedangkan yang dimaksud dengan studi adalah

pelajaran; penggunaan waktu dan pikiran untuk memperoleh ilmu

pengetahuan.

Dalam kegiatan pendidikan bidang studi adalah mata pelajaran yang

diampu seorang guru dalam memberikan pengajaran di sekolah. Bidang studi

seorang guru didasarkan pada ijasah akademik pendidikan terakhir guru.

5. Masa kerja

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1982:634) menyebutkan

bahwa yang dimaksud dengan masa adalah waktu, zaman atau lama waktu

yang tertentu permulaan dan batasnya. Dan yang dimaksud kerja adalah

perbuatan melakukan sesuatu. Dengan demikian masa kerja adalah lamanya

waktu untuk melakukan sesuatu, yaitu pekerjaan tersebut. Dalam bekerja ada

yang dibatasi melalui kontrak dan ada yang tidak dibatasi.

Masa kerja guru adalah waktu mulai bekerjanya seorang guru. Bagi

guru PNS masa kerja dihitung mulai dari diterbitkannya surat keterangan

melaksanakan tugas berdasarkan SK CPNS. Bagi guru non PNS masa kerja

dihitung selama guru mengajar yang dibuktikan dengan Surat Keputusan dari

(42)

6. Golongan ruang

Menurut Piet A. Sahertian (1994:15) Ruang atau pekerjaan adalah

satu kelompok dari tugas-tugas atau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh

pegawai bagi organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Penggolongan

dari ruang seorang guru didasarkan pada ijasah pendidikan terakhir guru.

Samana (1994:80) mengungkapkan bahwa jabatan guru adalah

jabatan fungsional yang perkembangan kariernya lebih didasarkan pada

disiplin kerja. Apabila disimpulkan berikut ini disajikan matriknya :

No. Jabatan Guru Pangkat dan Golongan Ruang

1. Guru Pratama Pengatur Muda, II/a

2. Guru Pratama Tingkat I Pengatur Muda Tingkat I,II/b

3. Guru Muda Pengatur, II/c

4. Guru Muda Tingkat I Pengatur Tingkat I, II/d

5. Guru Madya Penata Muda, III/a

6. Guru Madya Tingkat I Penata Muda Tingkat I, III/b

7. Guru Dewasa Penata, III/c

8. Guru Dewasa Tingkat I Penata Tingkat I, III/b

9. Guru Pembina Pembina, IV/a

10 Guru Pembina Tingkat I Pembina Tingkat I, IV/b

11. Guru Utama Muda Pembina Utama Muda, IV/c

12. Guru Utama Madya Pembina Utama Madya, IV/d

13. Guru Utama Pembina Utama, IV/e

B. Kerangka Berpikir

1) Profesionalisme Guru Pasca Sertifikasi Ditinjau dari Bidang Studi

Cara pandang guru terhadap profesionalisme guru pasca sertifikasi

sangat dipengaruhi oleh bidang studi. Guru yang dapat mengikuti sertifikasi

adalah guru yang telah memenuhi persyaratan utama, yaitu memiliki ijasah

(43)

dengan guru yang lain mempunyai bidang studi yang berbeda-beda sesuai

dengan pendidikan formal yang ditempuh seorang guru.

Oleh karena itu, sejalan dengan pemikiran tersebut dapat diduga

adanya perbedaan pandangan antara guru yang satu dengan guru yang lain

ditinjau dari bidang studinya.

2) Profesionalisme Guru Pasca Sertifikasi Ditinjau dari Masa Kerja

Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2007, sertifikasi guru

dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh

sertifikat pendidik. Uji kompetensi tersebut dilakukan dalam bentuk penilaian

portofolio. Guru yang lulus sertifikasi akan mendapatkan sertifikat pendidik.

Ada 10 komponen yang dimasukkan dalam komponen penilaian portofolio.

Komponen tersebut adalah kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan,

pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, penilaian

dari atasan, prestasi akademik, karya pengembangan profesi, keikutsertaan

dalam forum ilmiah, pengalaman berorganisasi dan penghargaan pendidikan.

Mengingat banyak komponen yang harus dipenuhi, maka pada guru

yang memiliki masa kerja lama akan lebih mudah memenuhi persyaratan

dibandingkan guru yang baru saja memulai karier. Dengan demikian diduga

kuat ada perbedaan pandangan guru terhadap profesionalisme guru ditinjau

dari masa kerjanya. Pada guru yang memiliki masa kerja lama diduga akan

lebih memiliki cara pandang positif dibandingkan dengan guru yang baru

merintis karier. Dugaan tersebut di atas semakin dikuatkan dengan besarnya

(44)

3) Profesionalisme Guru Pasca Sertifikasi Ditinjau dari Golongan Ruang

Golongan ruang seorang guru erat kaitannya dengan tingkat

pendidikan seorang guru. Semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin

tinggi golongan ruangnya dan semakin tinggi gaji yang diterimanya sehingga

kesejahteraannya dapat terjamin.

Penggolongan ruang seorang guru itu didasarkan pada ijasah

pendidikan terakhirnya. Antara guru yang satu dengan guru yang lain

mempunyai golongan ruang yang berbeda. Dari perbedaan golongan itu maka

dimungkinkan juga adanya perbedaan cara pandang guru terhadap

profesionalisme guru pasca sertifikasi.

C. Hipotesis

Hipotesis adalah merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan

yang diajukan dalam perumusan masalah harus diajukan dan dibuktikan

kebenarannya melalui suatu penelitian.

Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah:

Ha1: Ada perbedaan profesionalisme guru pasca sertifikasi ditinjau dari bidang

studi guru.

Ha2: Ada perbedaan profesionalisme guru pasca sertifikasi ditinjau dari masa

kerja guru.

Ha3: Ada perbedaan profesionalisme guru pasca sertifikasi ditinjau dari

(45)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survei. Penelitian survei adalah penelitian

yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan

mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial,

ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. Menurut

Arikunto (2003:312), penelitian survei dimaksudkan untuk mengetahui

pendapat masyarakat. Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menyelidiki

upaya meningkatkan profesionalisme guru pasca sertifikasi guru.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat yang akan digunakan untuk penelitian yaitu 13 SMP Negeri di

Kabupaten Klaten.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2009.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru-guru 13 SMP Negeri di Kabupaten

(46)

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Profesionalisme Guru Pasca Sertifikasi ditinjau

dari bidang studi, masa kerja dan golongan ruang.

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2003:130).

Populasi penelitian ini adalah seluruh guru SMP Negeri di Kabupaten

Klaten khususnya di Kawedanan Jatinom. Jumlah populasi penelitian

adalah 135 guru.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,

2003:131). Dalam penelitian ini, sampel penelitian yang diambil

adalah sebagian guru-guru SMP Negeri yang telah lulus sertifikasi

pada tahun 2007 dan 2008 di Kabupaten Klaten dan mengampu mata

pelajaran IPA, IPS, Bahasa, Matematika dan PKn.

Jumlah sampel penelitian adalah 109 guru, dengan rincian sebagai

berikut:

Tabel 3.1 Sampel Penelitian

Bidang studi

No. Nama sekolah

IPA IPS Bahasa Matematika PKn Jumlah

1. SMPN1 Karanganom 1 1 5 4 1 12

2. SMPN 2 Karanganom 2 - 8 5 1 16

3. SMPN 3 Karanganom - - 4 2 1 7

4. SMPN 4 Karanganom - - 3 2 - 5

5. SMPN 1 Jatinom - - 3 - 1 4

(47)

7. SMPN 3 Jatinom 2 1 2 2 1 8

8. SMPN 1 Tulung - 3 3 3 1 10

9. SMPN 2 Tulung 3 1 1 1 2 8

10. SMPN 3 Tulung 1 1 - 1 - 3

11. SMPN 1 Polanharjo 3 4 5 1 2 15

12. SMPN 2 Polanharjo - 1 2 3 1 7

13. SMPN 3 Polanharjo - - 1 2 - 3

Jumlah 13 13 41 30 12 109

c Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive

sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu

yaitu guru yang mengampu mata pelajaran IPA, IPS, Bahasa,

Matematika dan PKn. Berdasarkan pertimbangan diatas sampel

penelitian terdiri dari guru-guru yang berasal dari 13 SMP Negeri di

Kawedanan Jatinom, Kabupaten Klaten. Pertimbangan dipilihnya 13

sekolah tersebut adalah adanya keterwakilan masing-masing status

sekolah tempat guru mengajar.

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

1. Variabel Profesionalisme Guru Pasca Sertifikasi

Variabel adalah objek penelitian yang mempunyai nilai bervariasi atau apa

yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Profesionalisme Guru Pasca

Sertifikasi mencakup 4 dimensi yaitu: a) Kompetensi bidang pedagogik,

b) Kompetensi bidang kepribadian, c) Kompetensi bidang profesional,

serta d) Kompetensi bidang sosial. Berikut ini tabel operasionalisasi

(48)

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Profesionalisme Guru Pasca Sertifikasi

No Dimensi Indikator Pernyataan

1. Kompetensi Pedagogik

1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. 3. Mengembangkan kurikulum yang terkait

dengan mata pelajaran/bidang

pengembangan yang diampu.

4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi untuk kepentingan

pembelajaran.

6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

7. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik.

8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

9. Memanfaatkan hasil penilaian dan

evaluasi untuk kepentingan

pembelajaran.

10.Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2. Kompetensi Kepribadian

1. Bertindak sesuai dengan norma agama,

hukum, sosial dan kebudayaan

Indonesia.

2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

4. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.

(49)

3. Kompetensi profesional

1. Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologis, sosiologis dan sebagainya. 2. Mengerti dan dapat menerapkan teori

belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik.

3. Mampu menangani dan

mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya.

4. Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi.

5. Mampu mengembangkan dan

menggunakan berbagai alat, media dan sumber belajar yang relevan.

6. Mampu mengorganisasi dan

melaksanakan program pembelajaran.

16

17, 18, 19

22

23, 24

25, 26, 27, 28, 29

20, 21, 30

4. Kompetensi sosial

1. Berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat.

2. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.

3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali peserta didik.

4. Bergaul secara santun dengan msyarakat sekitar.

31

32, 33

34, 35, 36

37

Indikator-indikator tersebut dituangkan dalam bentuk kuesioner dan

masing-masing pernyataan diukur dengan skala Likert yang dimodifikasi menjadi

empat skala. Pemberian skor pada setiap pernyataan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Skor Pernyataan Profesionalisme Guru Pasca Sertifikasi

Jawaban Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju

(50)

2. Variabel Bidang Studi

Bidang studi adalah mata pelajaran yang diampu seorang guru dalam

pengajaran disekolah. Pemberian skor untuk variabel bidang studi guru

adalah sebagai berikut:

Bidang studi IPA skor 1

Bidang studi IPS skor 2

Bidang studi Bahasa skor 3

Bidang studi Matematika skor 4

Bidang studi PKn skor 5

3. Variabel Masa Kerja

Masa kerja guru adalah lamanya waktu seorang menjadi guru. Masa kerja

guru dihitung dalam ukuran tahun. Pemberian skor untuk variabel masa

kerja guru adalah sebagai berikut :

18 – 21 tahun skor 1

22 – 25 tahun skor 2

26 – 30 tahun skor 3

4. Variabel Golongan Ruang

Golongan ruang guru adalah kelompok atau jabatan pekerjaan guru dalam

suatu organisasi keguruan. Pemberian skor untuk variabel golongan ruang

(51)

Golongan IIId skor 1

Golongan IVa skor 2

Golongan IVb skor 3

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengetahui dan memperoleh data yang akurat dan dapat

diandalkan dalam penelitian penulis menggunakan teknik pengumpulan data

sebagai berikut:

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 1999:135). Kuesioner ini

digunakan untuk mengumpulkan data profesionalisme guru pasca

sertifikasi ditinjau dari bidang studi, masa kerja dan golongan ruang.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu teknik yang dimungkinkan oleh peneliti untuk

memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau

dokumen yang ada pada responden atau tempat dimana responden

bertempat tinggal/melakukan kegiatan sehari-hari. Dokumen ini digunakan

untuk mengumpulkan data tentang jumlah guru SMP Negeri yang berada

di Kabupaten Klaten khususnya di Kawedanan Jatinom beserta gambaran

(52)

G. Pengujian Kuesioner

a. Pengujian Validitas

Validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana data yang

ditampung pada suatu kuesioner akan mengukur apa yang ingin diukur

(Husein Umar, 2003:72). Pengujian validitas dilakukan dengan

mengkorelasikan hubungan antara skor jawaban masing-masing item

pertanyaan pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan rumus

teknik korelasi product moment (Husein Umar, 2003:78) yaitu sebagai

berikut:

Keterangan :

r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y

Y = skor total item

X = skor item

n = jumlah responden

besarnya nilai koefisien r dapat dihitung dengan menggunakan korelasi

dengan signifikan 5%. Jika rhitung lebih besar daripada rtabel , maka butir

soal tersebut dapat dikatakan valid. Jika sebaliknya maka butir soal

tersebut tidak valid.

Pada penelitian ini tidak diadakan uji coba instrumen penelitian.

Pengujian validitas dihitung dari skor hasil penelitian pada guru SMP

Negeri Di Kabupaten Klaten yang telah lulus sertifikasi dengan jumlah

(53)

responden 99 orang. Dari hasil tersebut diketahui derajat kebebasan

sebesar 97 (99-2), dengan harga kritik product moment tabel (r tabel)

sebesar 0,198 dengan taraf signifikansi 5%. Adapun rangkuman hasil

perhitungan validitas sebagai berikut:

Tabel 3.4

Rangkuman Uji Validitas Kompetensi Pedagogik

Item r Tabel

Corrected Item-Total

Correlation Kesimpulan

KP1 0,198 0,411 Valid

KP2 0,198 0,480 Valid

KP3 0,198 0,551 Valid

KP4 0,198 0,476 Valid

KP5 0,198 0,566 Valid

KP6 0,198 0,524 Valid

KP7 0,198 0,575 Valid

KP8 0,198 0,504 Valid

KP9 0,198 0,560 Valid

KP10 0,198 0,447 Valid

Tabel 3.5

Rangkuman Uji Validitas Kompetensi Kepribadian

Item r Tabel

Corrected Item-Total

Correlation Kesimpulan

KK11 0,198 0,622 Valid

KK12 0,198 0,506 Valid

KK13 0,198 0,572 Valid

KK14 0,198 0,512 Valid

(54)

Tabel 3.6

Rangkuman Uji Validitas Kompetensi Profesional

Item r Tabel

Corrected Item-Total

Correlation Kesimpulan

KP16 0,198 0,384 Valid

KP17 0,198 0,621 Valid

KP18 0,198 0,432 Valid

KP19 0,198 0,373 Valid

KP20 0,198 0,455 Valid

KP21 0,198 0,461 Valid

KP22 0,198 0,356 Valid

KP23 0,198 0,497 Valid

KP24 0,198 0,532 Valid

KP25 0,198 0,518 Valid

KP26 0,198 0,412 Valid

KP27 0,198 0,571 Valid

KP28 0,198 0,453 Valid

KP29 0,198 0,455 Valid

KP30 0,198 0,418 Valid

Tabel 3.7

Rangkuman Uji Validitas Kompetensi Sosial

Item r Tabel

Corrected Item-Total

Correlation Kesimpulan

KS31 0,198 0,498 Valid

KS32 0,198 0,634 Valid

KS33 0,198 0,453 Valid

KS34 0,198 0,537 Valid

KS35 0,198 0,481 Valid

KS36 0,198 0,544 Valid

(55)

b. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana

suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur digunakan

berulangkali (Husein Umar, 2003:72). Pengujian reliabilitas didasarkan

pada perhitungan koefisien alpha ( ) dari Cronbach (Husein Umar,

2003:90) yaitu sebagai berikut:

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pertanyaan

varian total

jumlah varian butir

nilai varian butir dapat dicari berdasarkan rumus sebagai berikut (Husein

Umar, 2003:91):

Keterangan :

n = jumlah responden

X = nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir

(56)

Jika nilai alpha lebih dari 0,60 maka instrumen penelitian dinyatakan

reliabel sebaliknya jika nilai alpha kurang dari 0,60 maka instrumen

penelitian dinyatakan tidak reliabel.

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus

Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows

version 13.0. Hasil pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 3.8

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Sub Variabel Nilai Alpha Cronbach Kesimpulan

Kompetensi Pedagogik 0,823 Reliabel

Kompetensi Kepribadian 0,779 Reliabel

Kompetensi Profesional 0,839 Reliabel

Kompetensi Sosial 0,806 Reliabel

H. Teknik Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan data hasil pengumpulan

data yang sudah didapat dan penelitian lapangan yang meliputi responden,

variabel profesionalisme guru pasca sertifikasi ditinjau dari bidang studi,

masa kerja dan golongan ruang. Maka untuk keperluan deskripsi data

digunakan tabel distribusi frekuensi untuk setiap variabel.

2. Uji Prasyarat Analisis

(57)

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data yang

terjaring dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Untuk

mengetahui hal tersebut digunakan rumus One-Sample

Kolmogorov-Smirnov (Sugiyono, 1999:255) yaitu :

D = max

[

F0

( )

X1Sn

( )

X1

]

keterangan :

D = Deviasi maksimum

( )

1 0 X

F = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan

( )

X1

Sn = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi Jika nilai Fhitung > Ftabel pada taraf signifikansi 5%, maka distribusi data

dikatakan normal. Sebaliknya, jika nilai Fhitung < Ftabel maka distribusi

data dikatakan tidak normal.

b. Uji Homogenitas

Pengujian ini digunakan untuk menguji kesamaan varians populasi

yang beristribusi normal, berdasarkan populasinya. Ada beberapa

metode untuk melakukan pengujian ini. Pengujian yang dipakai dalam

penelitian ini menggunakan uji F dengan rumus sebagai berikut

(Sugiyono, 1999:199): Terkecil Varians Terbesar Varians F .... .... =

Harga Fhitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel dengan

dk pembilang dan dk penyebut. Kesimpulan : F tabel > F hitung serta

signifikansi lebih dari 0,05, maka varians data yang dianalisis

homogen, sebaliknya bila Ftabel < Fhitung dan signifikansi kurang dari

(58)

3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis dilakukan langkah-langkah:

a. Perumusan hipotesis

Ho1: Tidak ada perbedaan profesionalisme guru pasca sertifikasi

ditinjau dari bidang studi.

Ha1: Ada perbedaan profesionalisme guru pasca sertifikasi ditinjau dari

bidang studi.

Ho2: Tidak ada perbedaan profesionalisme guru pasca sertifikasi

ditinjau dari masa kerja.

Ha2: Ada perbedaan profesionalisme guru pasca sertifikasi ditinjau dari

masa kerja.

Ho3: Tidak ada perbedaan profesionalisme guru pasca sertifikasi

ditinjau dari golongan ruang.

Ha3: Ada perbedaan profesionalisme guru pasca sertifikasi ditinjau dari

golongan ruang.

b. Pengujian Hipotesis

Pengujian dengan ANAVA menggunakan distribusi F, titik kritis

diperoleh dengan bantuan tabel F dimana titik kritis ditentukan oleh :

a) Taraf nyata atau signifikan ( ) = 5%

b) Derajat bebas atau degree of freedom (df) yang terdiri dari :

Numerator = k – 1

(59)

Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji F

ditentukan cara menghitung :

a. JKtotal =

(

)

N Xtot tot

X

2 2 −

b. JKantar =

(

) (

)

N X n X n X tot + + 2 2 2 1 2 1

c. JKdalam = JKtotal-JKantar

d. MKantar =

dalam antar

MK MK

e. MKdalam =

m N JKdalam

f. Fhitung =

dalam antar

MK MK

Keterangan:

N = Jumlah seluruh sampel m = Jumlah kelompok

c. Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan berdasarkan hasil pengolahan data dengan

SPSS for windows versi 13 dengan nilai probabilitas yaitu :

1. Jika nilai probabilitas (Sig.) > taraf nyata (0,05), maka H0 diterima.

(60)

BAB IV

GAMBARAN UMUM

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Se Kawedanan Jatinom,

Kabupaten Klaten.

A. Visi dan Misi SMP Negeri Kawedanan Jatinom

Visi :

Membentuk kepribadian yang tangguh dalam keimanan, unggul dalam

prestasi, disiplin serta santun dalam perilaku.

Misi :

1. Menumbuh kembangkan penghayatan agama yang diyakini oleh siswa.

2. Melaksanakan bimbingan dan pembelajaran dengan efektif dan

efisiensehingga tercapai prestasi akademik.

3. Melaksanakan bimbingan dengan efektif dan efisien sehingga tercapai

proses belajar mengajar dengan baik.

4. Melaksanakan ekstrakurikuler (pramuka, komputer, olahraga, dan lain

sebagainya)

5. Melaksanakan bimbingan dengan efektif dan efisien sehingga tercapai

(61)

B. Struktur Organisasi SMP Negeri Kawedanan Jatinom

Gambar 4.1

Struktur Organisasi SMP Negeri Kawedanan Jatinom

Keterangan

___________ Garis Komando

……….. Garis Koordinasi

KEPALA SEKOLAH

UR. KURIKULUM UR. SARPRAS UR. HUMAS

BK

WAKIL KEPALA SEKOLAH

PUSTAKAWAN LABORAN

WALI KELAS VII

PENJAGA SEKOLAH

KOMITE SEKOLAH

Masyarakat

TATA USAHA

UR. KESISWAAN

WALI KELAS IX WALI KELAS VIII

BAHASA PKN

AGAMA IPA IPS MATEMATIKA PENJASKES MULOK &

KERTANGKES

(62)

Di Kawedanan Jatinom terdapat 13 SMP Negeri sebagai berikut :

1. SMP NEGERI 1 KARANGANOM

SMP Negeri 1 Karanganom beralamat di Jalan Raya Karanganom,

Karanganom, Klaten dan berada di tengah-tengah SMA Negeri 1

Karanganom. Rata-rata Guru dan karyawan berasal dari sekitar sekolah dan

sebagian wilayah Klaten.

Adapun guru yang sudah lulus sertifikasi di SMP Negeri 1 Karanganom

adalah sebagai berikut :

No. Nama

1. Drs. Sugeng Rusmanto 2. Sarno

3. Wiyono, S.Pd 4. Dra. Indrati Shofiyah 5. Sri Lestari, S.Pd 6. Siti Marheni, S.Pd 7. Sri Indri Hastuti, S.Pd 8. Tri Samsiyah, S.Pd 9. Sri Wiyati, S.Pd 10. Salamun, S.Pd 11. Sri Widada, S.Pd 12. Siti Syamsiyah, S.Pd

2. SMP NEGERI 2 KARANGANOM

SMP Negeri 2 Karanganom beralamat di Bungkusan, Jurangjero,

Karanganom, Klaten dan berada di sebelah barat lapangan desa Jurangjero.

Rata-rata Guru dan karyawan berasal dari sekitar sekolah dan sebagian

wilayah Klaten.

Adapun guru yang sudah lulus sertifikasi di SMP Negeri 2 Karanganom

(63)

No. Nama

1. Hj. Sri Budiningsih, S.Pd 2. Soeparman

3. Dra. Tutik Priyanti 4. Dra. Sismiyatie 5. Nurul Retnowati, S.Pd 6. Sri Mudo Sutopo 7. Drs. Joko Witono 8. Pribadi Cahyono, S.Pd 9. Y. Edy Widodo 10. Mamik Jayati, S.Pd 11. Kusmiyati, S.Pd 12. Tri Waluyi, S.Pd 13. Sri Windarti, S.Pd 14. Etik Purwaningsih 15. Erna Rodiyah 16. Tutik Utari, S.Pd

3. SMP NEGERI 3 KARANGANOM

SMP Negeri 3 Karanganom beralamat di Blanceran, Karanganom, Klaten.

Rata-rata Guru dan karyawan berasal dari sekitar sekolah dan sebagian

wilayah Klaten.

Adapun guru yang sudah lulus sertifikasi di SMP Negeri 3 Karanganom

adalah sebagai berikut :

No. Nama

(64)

4. SMP NEGERI 4 KARANGANOM

SMP Negeri 4 Karanganom beralamat di Jalan Raya Karanganom,

Karanganom, Klaten. Rata-rata Guru dan karyawan berasal dari sekitar

sekolah dan sebagian wilayah Klaten.

Adapun guru yang sudah lulus sertifikasi di SMP Negeri 4 Karanganom

adalah sebagai berikut :

No. Nama

1. Surono, S.Pd, MM 2. Dra. Kristiana Sri Hartini 3. Heru Purwono, S.Pd 4. Bamban Pakarti, S.Pd 5. Rohmani, S.Pd

5. SMP NEGERI 1 JATINOM

SMP Negeri 1 Jatinom beralamat di Jalan Ngemplak, Glagah, Jatinom, Klaten.

Rata-rata Guru dan karyawan ber

Gambar

Tabel 5.15 Tabel Anova Profesionalisme Guru Pasca Sertifikasi Ditinjau Dari
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sekolah Menengah Pertama (SMP) ................. 40
Tabel 3.1 Sampel Penelitian
Tabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Grafik daya membentuk garis lurus, membuktikan bahwa karburetor modifikasi dua lubang biogas mampu menyuplai campuran bahan bakar biogas dengan udara pada rasio

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ethical leadership berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi di panti asuhan yang berada di bawah Dinas Sosial

Aksi/Kegiatan Jadwal Pelaksanaan Output/Keluaran Program Kegiatan Nilai (Rp.) Meningkatnya jalan provinsi di wilayah UPT Bina Marga Madiun yang dapat dilalui. oleh kendaraan

Panitia Pengadaan Barang/Jasa Kegiatan Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan Kabupaten Indragiri Hulu Tahun Anggaran 2012 yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas

RANCANG BANGUN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS GAME MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK.. KETERCAPAIAN

The genus Armillifer occurs as adults in snakes and ANIMAL PENTASTOMIASIS WITH SUMMARY OF CASES IN MALAYSIA.. Honjo et al. moniliformis in cynomolgus monkey, Macaca

Di samping itu sejarah perundang-undangan Memorie van Toelichting (M.v.T) yang memandang culpa sebagai pengecualian dolus sebagai tindakan yang lebih umum,

[r]