• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem pemuatan barang menjadi salah satu hal penting yang perlu diperhatikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. sistem pemuatan barang menjadi salah satu hal penting yang perlu diperhatikan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam industri manufaktur, termasuk yang dilakukan PT. Krista Jaya Indosol, sistem pemuatan barang menjadi salah satu hal penting yang perlu diperhatikan perusahaan secara benar dan sungguh-sungguh dalam rangka memaksimalkan keuntungan perusahaan maupun meningkatkan efektifitas dan efisiensi sistem pemuatan barang.

Pemecahan masalah pemuatan barang ditujukan untuk menentukan berapa banyak jumlah unit suatu barang dimasukkan dalam suatu knapsack agar total nilai keuntungan barang yang dimasukkan maksimum tanpa melebihi batas kapasitas knapsack tersebut. Knapsack menurut terjemahan Kamus Inggris Indonesia karangan John M. Echols dan Hassan Shadily berarti ransel atau buntil. Knapsack pada kegiatan pemuatan barang merupakan suatu alat yang berfungsi untuk memuat barang atau produk. Knapsack yang digunakan oleh PT. Krista Jaya Indosol untuk melakukan kegiatan pemuatan barang adalah mobil box. Masalah pemuatan barang juga dikenal dengan sebutan cargo loading problem, knapsack problem, atau flyaway kit problem.

Seringkali dalam praktek pemuatan barang di lapangan, PT. Krista Jaya Indosol tidak melakukan pemuatan barang dalam jumlah yang optimal, sehingga

(2)

keuntungan yang diperoleh juga menjadi tidak optimal. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan prinsip dasar tentang optimalitas, efektifitas, maupun efisiensi. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa ada kesenjangan (gap) antara sistem pemuatan barang tersebut dengan sistem pemuatan barang ideal yang sesuai dengan teori.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Mengapa pemecahan masalah pemuatan barang di PT. Krista Jaya Indosol dilakukan dengan dynamic programming? Alasan pertama, karena dynamic programming merupakan pendekatan yang berusaha mencapai optimasi proses melalui banyak tahap. Hal ini sesuai dengan masalah pemuatan barang yang dihadapi oleh perusahaan, dimana masalah tersebut adalah masalah optimasi. Alasan kedua, hal ini dimungkinkan karena tersedianya data dan informasi yang diperlukan berkaitan dengan masalah pemuatan barang dari pihak perusahaan untuk menerapkan model dynamic programming-nya. Disamping itu, sebagai suatu konsep, dynamic programming lebih fleksibel dibandingkan dengan kebanyakan model dan metode matematik lain dalam operation research.

Disamping dapat diterapkan ke masalah pemuatan barang, dynamic programming juga mampu untuk menyelesaikan berbagai masalah lain yang terkait dengan masalah pemuatan barang, diantaranya masalah alokasi dan masalah pengendalian persediaan.

Ada beberapa perbedaan mendasar antara dynamic programming dengan linear programming dalam menyelesaikan suatu permasalahan operation research.

(3)

Pada model linear programming, semua parameter yang digunakan adalah tetap.

Setiap masalah akan diselesaikan sekaligus, meskipun masalah yang dihadapi mencakup periode waktu tertentu. Sedangkan pada pendekatan dynamic programming, parameter yang digunakan antara tahap yang satu dengan tahap yang lain dapat berbeda. Parameter tersebut dapat bersifat deterministik atau probabilistik.

Setiap masalah yang akan diselesaikan, terlebih dahulu dibagi-bagi menjadi beberapa masalah kecil dengan maksud memudahkan evaluasi masalah untuk mendapatkan keputusan optimal dari tiap-tiap tahap yang pada akhirnya akan menghasilkan satu set keputusan yang optimal.

Oleh karena itulah masalah pemuatan barang cenderung lebih tepat diselesaikan dengan menggunakan pendekatan dynamic programming. Karena masalah pemuatan barang, termasuk yang terjadi di PT. Krista Jaya Indosol, terkait erat dengan waktu serta masalah-masalah lain yang ikut terlibat, seperti lead time pengiriman barang melalui jasa ekspedisi yang tidak tentu.

Masalah pemuatan barang di PT. Krista Jaya Indosol tersebut kemudian dapat dirumuskan sebagai berikut :

Alternatif jenis barang apa saja yang diprioritaskan oleh perusahaan untuk dimuat?

Variabel dan batasan apa saja yang terdapat pada alternatif jenis barang yang diprioritaskan untuk dimuat tersebut?

Tahap-tahap keputusan (stage) apa saja yang terdapat dalam alternatif jenis barang yang diprioritaskan untuk dimuat tersebut?

(4)

Hubungan atau keadaan sistem (state) apa yang mempersatukan tahap-tahap keputusan tersebut?

Informasi apa yang diperlukan untuk mengambil keputusan yang layak pada tahap sekarang tanpa harus memeriksa kelayakan dari keputusan yang diambil pada tahap-tahap sebelumnya?

1.3 Ruang Lingkup

Penyusunan skripsi tentang penerapan dynamic programming untuk masalah pemuatan barang di PT. Krista Jaya Indosol ini hanya dilakukan di pabrik yang berlokasi di Jalan Kapuk Poglar No. 47, tidak termasuk pabrik yang berlokasi di Jalan Kopo Maja No. 80, Desa Gabus, Cikande-Serang, Banten.

Secara umum, ruang lingkup pembahasan dibatasi pada observasi kegiatan pemuatan barang yang tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan kegiatan pengiriman barang, termasuk didalamnya adalah kegiatan packaging, kegiatan penimbangan, kegiatan pemindahan barang dari packaging area ke shipping area, serta kegiatan pemuatan barang itu sendiri. Sedangkan pengumpulan data yang dilakukan terbatas pada data dan informasi untuk kondisi ramai, yaitu ketika permintaan (demand) pelanggan sedang tinggi.

Secara lebih spesifik, ruang lingkup pembahasan untuk pemecahan masalah (problem solving) pemuatan barang ini dibatasi pada hal-hal tertentu yang terkait secara langsung dengan masalah. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :

(5)

Penentuan alternatif jenis barang yang diprioritaskan untuk dimuat oleh perusahaan, termasuk didalamnya penentuan terhadap variabel dan batasan yang dikondisikan.

Pembentukan tahap-tahap keputusan (stage) yang merupakan sub-sub masalah dari alternatif jenis barang yang telah diprioritaskan untuk dimuat.

Penentuan hubungan atau keadaan sistem (state) antara tahap-tahap keputusan tersebut, termasuk arus informasi dari suatu tahap ke tahap berikutnya.

Penentuan variabel keputusan sebagai batasan terhadap berbagai alternatif keputusan yang dapat diambil pada setiap tahap keputusan.

Penerapan fungsi transformasi untuk memperjelas hubungan antara tahap-tahap keputusan serta menyatakan hubungan fungsional nilai status pada setiap tahap keputusan.

1.4 Tujuan dan Manfaat

Penerapan model dynamic programming pada penyusunan skripsi ini berusaha memberikan solusi secara matematis bagi perusahaan untuk menyelesaikan masalah pemuatan barang yang terjadi. Sehingga solusi tersebut dapat diterapkan oleh perusahaan dalam rangka mencapai tujuan utama dari penyelesaian masalah pemuatan barang ini, yaitu untuk menentukan secara tepat berapa banyak jumlah unit suatu barang yang harus dimuat dalam suatu knapsack sehingga total nilai keuntungan barang yang dimuat tersebut maksimum dengan syarat tidak kurang atau lebih dari batas kapasitas knapsack yang digunakan.

(6)

Manfaat yang dapat diperoleh dari skripsi tentang dynamic programming ini antara lain :

Menentukan secara tepat jumlah barang yang dimuat untuk didistribusikan lebih lanjut, sehingga memberikan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan.

Meningkatkan efektifitas dan efisiensi sistem pemuatan barang pada perusahaan.

Mengefektifkan penggunaan sumber daya perusahaan dalam hal pemuatan barang, sehingga biaya yang dikeluarkan dapat seminimal mungkin.

Secara tidak langsung akan mempengaruhi peningkatan kinerja sistem perencanaan dan pengendalian produksi perusahaan.

1.5 Gambaran Umum Perusahaan

PT. Krista Jaya Indosol merupakan perusahaan B2B ( Business to Business ) yang bergerak dalam industri manufaktur injection moulding yang memproduksi sol sandal dan sepatu, khususnya dari bahan PVC (Poly Vynyl Chloride). PT. Krista Jaya Indosol yang berlokasi di Jalan Kapuk Poglar No. 47, berdiri pada Juli 1991 dengan nama PT. Harituma Solindo. Perusahaan ini pada awal berdirinya dipelopori oleh Bapak Markus, namun sekarang perusahaan ini dilanjutkan pengelolaannya oleh Bapak Ir. Johnson Markus, MBA selaku direktur PT. Krista Jaya Indosol.

Dimana pada tahun 1998, PT. Krista Jaya Indosol juga membuka pabrik baru di Jalan Kopo Maja No. 80, Desa Gabus, Cikande-Serang, Banten dengan skala 5 kali lebih besar dengan manajemen perusahaan baru untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi.

(7)

Perusahaan ini memiliki kerja sama langsung yang beragam dengan berbagai pihak, baik dengan Usaha Kecil Menengah (UKM) sampai dengan perusahaan besar yang berorientasi ekspor yang umumnya tersebar di kota-kota besar seperti Jakarta, Medan, Bandung, Surabaya, dan Ujung Pandang. Perusahaan-perusahaan tersebut diantaranya : PT. Surya Dharmagati, PT. Dwi Naga Sakti Abadi, Pemegang merek

“Carvil”, Pemegang merek “Homy Ped”, dan berbagai merek lokal lainnya.

1.5.1 Struktur Organisasi Perusahaan

PT. Krista Jaya Indosol dipimpin oleh seorang direktur yang bertanggung jawab secara keseluruhan terhadap kelangsungan perusahaan.

Posisi direktur tersebut berada di bawah seorang komisaris selaku pemilik utama perusahaan.

Direktur PT. Krista Jaya Indosol membawahi lima kepala bagian, yaitu :

Kepala Bagian Teknisi

Bertugas mengatur seluruh kegiatan yang berhubungan dengan hal-hal teknis di lantai produksi.

Kepala Bagian Produksi

Bertugas mengatur seluruh kegiatan yang berhubungan dengan proses produksi.

Kepala Bagian Finishing

Bertugas mengatur seluruh kegiatan yang berhubungan dengan tahap finishing produk.

(8)

Kepala Bagian Pengiriman

Bertanggung jawab terhadap hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan pengiriman hasil produksi ke customers.

Kepala Bagian Personalia

Bertugas mengatur segala hal yang berhubungan dengan sumber daya manusia di dalam perusahaan.

Disamping itu, dalam menjalankan tugasnya direktur juga dibantu oleh seorang sekretaris yang bertugas untuk mengatur secara sistematis kegiatan- kegiatan administratif direktur.

Struktur organisasi PT. Krista Jaya Indosol ditunjukkan oleh gambar berikut :

Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. Krista Jaya Indosol

KOMISARIS

DIREKTUR

EDISON Teknisi

MUJARI Ka. Bag. Produksi

BUDIMAN Ka. Bag. Finishing

MARTA Pengiriman SEKRETARIS

SUPENDI Personalia

(9)

1.5.2 Tenaga Kerja

PT. Krista Jaya Indosol yang berlokasi di Jalan Kapuk Poglar No. 47 merupakan perusahaan berskala kecil, karena jumlah tenaga kerja yang ada pada perusahaan ini kurang dari 100 orang tenaga kerja.

Pembagian job description untuk karyawan cenderung disesuaikan dengan jenis kelamin karyawan yang bersangkutan. Dimana untuk tenaga kerja dengan jenis kelamin laki-laki biasanya memiliki job description pekerjaan yang lebih berat, sebaliknya untuk tenaga kerja dengan jenis kelamin perempuan biasanya memiliki job description pekerjaan yang lebih ringan. Kebijakan ini dilakukan oleh perusahaan atas dasar pertimbangan efektifitas, efisiensi, serta faktor-faktor penyesuaian maupun kelonggaran.

Gaji dan Upah Tenaga Kerja

Gaji atau upah yang diberikan oleh perusahaan disesuaikan menurut ketentuan pemerintah yang berlaku mengenai aturan pemberian upah kerja, yang lazim disebut dengan istilah UMR (Upah Minimum Regional) atau yang sekarang ini disebut UMP (Upah Minimum Propinsi).

Peraturan Kerja Tenaga Kerja

Proses produksi dengan menggunakan mesin injection moulding yang dilakukan perusahaan bersifat kontinu. Hal ini dilakukan untuk tujuan

(10)

efisiensi karena untuk melakukan set-up mesin diperlukan waktu yang cukup lama (± 1 jam ) yang tentu saja akan menimbulkan biaya ( cost ).

Oleh karena itu untuk menghasilkan hasil produksi yang optimal maka kegiatan proses produksi harus dijalankan sepanjang hari. Dengan jumlah hari kerja dalam 1 minggu adalah 6 hari. Pembagian sistem kerja di perusahaan ini dibagi menjadi 3 shift, yaitu sebagai berikut :

Shift Pertama Pkl. 07.00-15.00 WIB

Shift Kedua Pkl. 15.00-23.00 WIB

Shift Ketiga Pkl. 23.00-07.00 WIB

Disamping itu, untuk melakukan pembagian kerja yang merata dan adil maka dilakukan penjadwalan shift kerja sebulan dua kali.

Kompensasi Tenaga Kerja

Kompensasi sebagai penambah motivasi kerja bagi karyawan juga dirasakan perlu oleh perusahaan disamping gaji atau upah yang telah ada.

Oleh karena itu untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan yang secara tidak langsung juga akan meningkatkan kinerja dan produktivitas, maka pihak perusahaan memberikan berbagai macam kompensasi, diantaranya THR (Tunjangan Hari Raya), Tunjangan Kesehatan, Asuransi Keselamatan Kerja, dan Tunjangan Hari Tua.

(11)

1.5.3 Aspek Teknis dan Teknologi

PT. Krista Jaya Indosol yang berlokasi di Jalan Kapuk Poglar No. 47 ini memiliki bangunan bertingkat dua dengan ukuran luas tanah sekitar 900 m2, yang terdiri dari storage bahan baku, storage bahan pendukung, lantai produksi, 1 ruang penggilingan dan pencampuran (mixing), tempat peletakkan cetakan, tempat generator set dan kapasitor, tempat peletakkan barang dalam proses (work in process), tempat inspeksi, tempat peletakkan material handling, 1 ruang kantor, 1 ruang bengkel, parking area, receiving dan shipping area, 3 kamar kecil, dan 1 ruang dapur di lantai satu; serta tempat finishing, tempat inspeksi, packaging area, conveyor belts area, dan mess karyawan di lantai dua. Termasuk juga cooling tower, yang semula ada dilantai satu, kemudian untuk tujuan efektifitas dipindahkan ke lantai dua.

Mesin dan peralatan yang digunakan perusahaan ini terdiri dari 3 unit mesin injection moulding; 1 unit mesin gerinda; 1 unit mesin penggiling; 1 unit mesin mixer; 1 unit generator set; 1 unit kapasitor; 2 unit neraca; 1 unit mesin bubut, 2 unit mesin bor, 1 unit mesin frais, 1 unit mesin grafir, 1 unit peralatan las listrik dan 1 unit peralatan generator set; 1 unit kompresor;

peralatan pengecatan; material handling (trolly, bak plastik, tangga, bidang miring/slider).

Instalasi mencakup sumber energi listrik, saluran air, jaringan telepon, serta sambungan-sambungan lainnya.

(12)

1.5.4 Proses Produksi

PT. Krista Jaya Indosol merupakan perusahaan manufaktur yang melakukan produksi sol sandal dan sepatu berdasarkan pesanan (make to order) yang dikombinasikan dengan produksi untuk disimpan (make to stock).

Produksi untuk disimpan ini dilakukan dengan maksud berjaga-jaga terhadap pesanan yang fluktuatif pada musim tertentu, namun jumlahnya disesuaikan dengan peramalan yang dilakukan.

Perusahaan menggunakan teknologi proses berjenis product layout, yaitu teknologi proses produksi dimana produk yang akan dibuat dialirkan dari satu proses ke proses lain sedangkan mesin-mesin diatur sedemikian rupa dalam keadaan yang tetap. Tipe proses produksi yang cenderung sesuai dengan kondisi perusahaan ini adalah tipe continous production, karena kapasitas produksi besar, proses produksi kontinu 24 jam sehari, output kontinu, serta variasi produk terbatas.

Adapun kegiatan proses produksi sol sandal-sepatu ini antara lain adalah sebagai berikut : (Lihat Lampiran OPC M-600)

Penggilingan

Kegiatan produksi yang bertujuan untuk menghancurkan hasil produksi yang cacat atau hasil produksi yang reject dengan menggunakan mesin penggilingan. Untuk menggiling 200 kg hasil produksi yang cacat atau reject diperlukan waktu sekitar 2 jam.

(13)

Pencampuran ( Mixing )

Kegiatan produksi yang bertujuan untuk mencampurkan bahan baku PVC murni maupun hasil gilingan dengan blowing agent. Dimana perbandingan komposisi antara blowing agent dengan bahan baku tersebut adalah 1 : 40. Disamping itu dapat pula bahan baku PVC dicampurkan dengan zat pewarna untuk memperoleh bahan baku yang sesuai pesanan pelanggan.

Kegiatan ini menggunakan mesin pencampuran (mixer), dimana untuk mencampur 200 kg bahan baku diperlukan waktu sekitar 1,5 jam.

Injection moulding

Merupakan kegiatan produksi utama yang mengubah bahan baku menjadi barang jadi atau barang setengah jadi sesuai dengan ukuran dan motif cetakan yang digunakan.

Penyisipan

Merupakan kegiatan produksi yang bertujuan untuk membersihkan dan merapikan sisa-sisa bocornya cetakan yang diperoleh dari proses injection moulding.

Penyemprotan ( Finishing )

Merupakan kegiatan produksi akhir yang bertujuan untuk memberikan pelapis luar berupa cat pada produk yang dihasilkan. Untuk cat warna hitam, 1 drum dapat digunakan untuk menyemprot sekitar 8.000 pasang

(14)

sol. Sedangkan untuk warna lainnya, seperti warna merah, 1 drum dapat digunakan untuk menyemprot sekitar 12.000 pasang sol.

Pemeriksaan ( inspection )

Merupakan kegiatan produksi yang bertujuan untuk memeriksa hasil akhir produksi apakah sesuai dengan standar produk yang diinginkan, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Kegiatan ini merupakan bagian dari pengendalian kualitas suatu produk.

Mesin utama yang digunakan pada proses produksi sol ini adalah mesin injection moulding. Secara keseluruhan ada 3 unit mesin injection moulding, namun yang rutin digunakan hanya 2 unit mesin saja. Penggunaan mesin ini disesuaikan dengan pesanan yang diterima oleh perusahaan.

Adapun spesifikasi ketiga unit mesin injection moulding tersebut adalah sebagai berikut :

1 unit mesin injection moulding untuk 20 pasang sandal-sepatu.

1 unit mesin injection moulding untuk 15 pasang sandal-sepatu.

1 unit mesin injection moulding untuk 10 pasang sandal-sepatu.

Proses produksi diawali dengan melakukan kegiatan penggilingan dan pencampuran bahan baku yang akan digunakan antara PVC dengan blowing agent dengan perbandingan komposisi 1 : 40. Setelah bahan baku siap, bahan baku tersebut dimasukkan ke dalam mesin injection moulding yang telah di set-up. Umumnya mesin di set-up dengan tekanan (P) sekitar 40-

(15)

60kg/ cm2atau 550-800 Psi. Bersamaan dengan set-up mesin, maka dilakukan juga penempatan jenis cetakan sol sepatu yang akan digunakan.

Setelah mesin injection moulding telah siap, maka produksi baru dapat dilakukan. Biasanya pada awal-awal produksi mesin belum dapat menghasilkan produk sol yang baik, sehingga dibutuhkan waktu beberapa lama untuk dapat menghasilkan produk sol yang baik.

Setiap produk yang telah keluar dari cetakan akan langsung diperiksa atau diinspeksi secara visual kualitatif dengan memperhatikan bentuk produk sol yang dihasilkan. Produk yang reject akan dikumpulkan kembali untuk kemudian di daur ulang kembali hingga menjadi seperti bahan baku awal.

Sedangkan untuk produk sol yang baik dan telah dinspeksi, akan dijadikan satu untuk kemudian disisip, yaitu kegiatan membersihkan dan merapikan produk sol dari sisa-sisa kebocoran cetakan.

Umumnya produk sol yang dihasilkan membutuhkan finishing berupa kegiatan penyemprotan cat sesuai warna yang diinginkan. Namun ada pula beberapa jenis produk sol yang tidak membutuhkan penyemprotan.

Setelah melewati kegiatan-kegiatan di atas maka produk sol yang telah jadi tersebut kemudian di packing ke dalam karung plastik dan siap untuk dikirim ke pelanggan.

(16)

1.5.5 Tata Letak Pabrik

PT. Krista Jaya Indosol mempunyai tata letak pabrik yang cukup baik dengan memanfaatkan luas pabrik yang tidak begitu besar dengan menata letak pabrik menjadi dua lantai. (Lihat Lampiran Tata Letak PT. Krista Jaya Indosol)

Secara umum tata letak pabrik PT. Krista Jaya Indosol terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu :

Tata Letak Pabrik Bagian Receiving Area

Letak bagian receiving area sangat dekat dengan gudang bahan baku (storage) sehingga proses penerimaan bahan baku dapat berlangsung cepat.

Gudang penyimpanan bahan baku hanya berupa pallet kayu yang diletakkan langsung di atas lantai, dimana bahan baku yang telah diterima dan ditimbang dari receiving area kemudian disusun secara bertumpuk diatas pallet.

Tata Letak Pabrik Bagian Lantai Produksi

Pada bagian lantai produksi, penempatan atau peletakkan mesin dikelompokkan berdasarkan fungsi, artinya mesin yang memiliki fungsi yang sama diletakkan pada lokasi yang sama dan saling berdekatan. Layout seperti ini disebut sebagai process layout atau function layout.

Kelebihan utama dari process layout atau function layout yaitu meningkatkan efisiensi penggunaan area pabrik sehingga tata letak menjadi

(17)

lebih luas karena diperoleh banyak ruang kosong yang dapat digunakan secara optimal atau bahkan semaksimal mungkin.

Tata Letak Pabrik Bagian Shipping Area

Bagian shipping area pabrik ini terletak di lantai dua, karena kegiatan packaging terhadap produk jadi dilakukan di lantai dua. Untuk tujuan efisiensi terhadap waktu, tenaga, dan biaya; maka untuk melakukan kegiatan pemuatan barang ke mobil box dibuatlah sebuah material handling berupa bidang miring yang dinamakan slider.

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu dari karakter sistem komunikasi spread spectrum adalah adanya gain proses yang merupakan besarnya perbandingan antara jumlah bit rate hasil proses spreading (chip

Sebagai perbandingan, data yang diteliti dibandingkan dengan bahan bakar pertamax untuk mengetahui perbedaan yang mendasar dari penggunaan masing-masing bahan bakar tersebut pada

Surat Konfirmasi Transaksi Unit Penyertaan diterbitkan oleh Bank Kustodian dan akan dikirimkan dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) Hari Bursa setelah (i) aplikasi pembelian

Hasil penelitian Team work budaya organisasi berpengaruh positif signifikan terhadap motivasi kerja di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Rembang, Team work budaya

GUTI ( GUTI (Globally Unique Temporary Identity  Globally Unique Temporary Identity  ) di gunakan ) di gunakan kurang lebih hanya untuk menyembunyikan identitas

V230 RECORDTYPE Tipe record discrete numeric V231 URRU Status desa/kota discrete numeric V232 KODEBS Kode Blok Sensus contin numeric V233 KODEPROP Kode Propinsi discrete

Tabel 8 menunjukkan bahwa sumbangan pendapatan tenaga kerja wanita pada usaha penetasan telur itik yang dihasilkan per bulan atau satu periode penetasan berbanding

Kegiatan ini pada Tahun 2020 dilaksanakan berupa klarifikasi surat pengaduan, Inspeksi Mendadak dan Rapat Dinas (pembahasan pengaduan yang datang dari masyarakat atau permintaan