• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

i

MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah “Analisis Pembelajaran Ekonomi”

Dosen Pengampu : Dr. Tri Murwaningsih, M.Si.

Disusun Oleh :

Ayu Imelda Viguna (S992008004) Fitri Andriani Setyowati (S992008005)

Istiqomah (S992008006)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2020

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas kelompok ini tepat pada waktunya.

Penulis mengambil topik yang berjudul “Model dan Metode Pembelajaran”.

Adapun maksud penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Analisis Pembelajaran Ekonomi.

Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Tri Murwaningsih, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Analisis Pembelajaran Ekonomi yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan yang lebih luas kepada pembaca dan pihak-pihak lainnya.

Surakarta, 11 Oktober 2020

Penyusun

(3)

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... iv

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Rumusan Masalah... 2

1.3. Tujuan Penulisan... 2

1.4. Manfaat Penulisan... 3

BAB II PEMBAHASAN... 4

2.1. Hakekat Model dan Metode Pembelajaran... 4

2.1.1. Perkembangan Model dan Metode Pembelajaran... 5

2.2. Pengertian Model dan Metode Pembelajaran... 6

2.2.1. Jenis-Jenis Model dan Metode Pembelajaran...7

2.3. Penerapan Model dan Metode Pembelajaran di Perguruan Tinggi... 11

2.3.1. Penerapan Model dan Metode Pembelajaran di Pendidikan Ekonomi.. 12

2.3.2. Perbandingan Penerapan Model dan Metode Pembelajaran di Berbagai Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia... 13

BAB III PENUTUP... 15

3.1. Kesimpulan... 15

3.2. Saran... 15

DAFTAR PUSTAKA... 16

(4)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbandingan Metode Pembelajaran yang Digunakan di UNS dengan UNY pada Mata Kuliah Filsafat Ilmu... 13 Tabel 2. Perbandingan Metode Pembelajaran yang Digunakan di UNS dengan

UNNES pada Mata Kuliah Filsafat Ilmu... 13 Tabel 3. Perbandingan Metode Pembelajaran yang Digunakan di UNS dengan UNESA pada Mata Kuliah Filsafat Ilmu... 14

(5)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dalam konsep pengembangan masyarakat merupakan dinamisasi dalam pengembangan manusia yang beradap. Pendidikan tidak hanya sebatas berperan pada pengalihan ilmu pengetahuan saja, namun juga berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dari fungsi dan tujuan pendidikan ini diharapkan masyarakat Indonesia adalah manusia yang berimbang dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional, dunia pendidikan masih dihadapkan pada masalah besar yakni kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan saat ini masih menjadi permasalahan mendasar dalam usaha perbaikan mutu sistem pendidikan nasional.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan seperti pengembangan kurikulum, peningkatan kualitas guru dan dosen, pengadaan buku ajar, sarana belajar, pengembangan sistem pembelajaran, penyempurnaan sistem penilaian, penataan organisasi, dan manajemen pendidikan.

Mutu pendidikan menjadi masalah lain dalam pelaksanaan pendidikan nasional di Indonesia. Menurut Winarsih (2017: 10) mutu adalah keseluruhan ciri atau karakteristik produk atau jasa dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan dan harapan “pelanggan pendidikan”. Apabila kata mutu digabungkan dengan kata pendidikan atau pendidikan tinggi yaitu dapat diidentifikasi dari banyaknya mahasiwa yang memiliki prestasi, baik prestasi akademik maupun non akademik, serta lulusannya relevan dengan tujuan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas mutu pendidikan adalah proses pembelajaran. Dosen merupakan faktor utama dalam menentukan tinggi rendahnya kualitas proses pembelajaran di Perguruan Tinggi. Kualitas proses pembelajaran dapat dilihat dari bagaimana dosen dalam menggunakan sistem penyajian bahan, peranan dosen dalam mengelola kegiatan pembelajaran dan perangkat pembelajaran.

(6)

2 Sistem pembelajaran yang berkualitas di Perguruan Tinggi dapat membantu mahasiswa mengembangkan diri secara optimal serta mampu mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Meskipun proses pembelajaran tidak dapat sepenuhnya berpusat pada siswa seperti pada sistem pendidikan terbuka atau belajar jarak jauh akan tetapi perlu diingat bahwa pada hakekatnya proses pembelajaran berpusat kepada mahasiswa.

Dengan demikian proses belajar mengajar perlu berorientasi pada kebutuhan dan kemampuan mahasiswanya. Kegiatan-kegiatan yang dirancang harus dapat memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan berguna bagi mahasiswa. Berdasarkan penjelasan tersebut, pada setiap tahap dosen perlu mengadakan keputusan-keputusan misalnya tentang model pembelajaran dan metode yang paling sesuai dengan karakteristik kurikulum serta karakteristik mahasiswa untuk membantu mahasiswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana tersebut di atas maka rumusan masalah yang dikaji dalam penulisan makalah ini sebagai berikut :

1. Bagaimana perkembangan model dan metode pembelajaran di Perguruan Tinggi?

2. Apa saja jenis-jenis model dan metode pembelajaran di Perguruan Tinggi?

3. Bagaimana penerapan model dan metode pembelajaran di berbagai Perguruan Tinggi ?

1.3. Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan yang akan dicapai dalam penulisan makalah ini adalah :

1. Mendeskripsikan perkembangan model dan metode pembelajaran di Perguruan Tinggi.

2. Mendeskripsikan jenis-jenis model dan metode pembelajaran di Perguruan Tinggi.

(7)

3 3. Menganalisis penerapan model dan metode pembelajaran di berbagai

Perguruan Tinggi.

1.4. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan makalah ini, antara lain : 1. Bagi Penulis

Menambah ilmu pengetahuan tentang model dan metode pembelajaran di Perguruan Tinggi khususnya di program studi pendidikan ekonomi.

2. Bagi Pembaca

Untuk menambah pengetahuan mengenai perkembangan model dan metode pembelajaran di Perguruan Tinggi, jenis-jenis model dan metode pembelajaran di Perguruan Tinggi, serta penerapan model dan metode pembelajaran di berbagai Perguruan Tinggi.

(8)

4 BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Hakekat Model dan Metode Pembelajaran

Konsep pembelajaran menurut Corey (Sagala, 2010:61) adalah ”suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan”. Lingkungan belajar hendaknya dikelola dengan baik karena pembelajaran memiliki peranan penting dalam pendidikan. Sejalan dengan pendapat Sagala (2010:61) bahwa pembelajaran adalah ”membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan”. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 mengenai Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, diuraikan bahwa:“pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi. Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup”. Konsep model pembalajaran menurut Trianto (2010: 51), menyebutkan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.

Metode pembelajaran menurut Djamarah, SB (2006:46) “suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru agar penggunaanya bervariasi sesuai yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Dari konsep pembelajaran, model dan metode pembelajaran dapat didefinisikan bahwa model pembelajaran adalah prosedur atau pola sistematis yang digunakan sebagai pedoman untuk

(9)

5 mencapai tujuan pembelajaran di dalamnya terdapat strategi, teknik, metode, bahan, media dan alat penilaian pembelajaran. Sedangkan metode pembelajaran adalah cara atau tahapan yang digunakan dalam interaksi antara peserta didik dan pendidik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sesuai dengan materi dan mekanisme metode pembelajaran.

2.1.1. Perkembangan Model dan Metode Pembelajaran Menurut Kurikulum yang Digunakan di Indonesia

1. Kurikulum 1968

Proses pembelajaran lebih berorientasi pada penguasaan materi pembelajaran sehingga peran siswa dalam proses pembelajaran sangatlah pasif dan berpusat pada guru.

2. Kurikulum 1975

Kurikulum ini berorientasi pada guru sehingga guru yang mendominasi proses pembelajaran, metode-metode ceramah dan metode dikte menonjol digunakan oleh para guru.

3. Kurikulum 1984

Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik dengan cara belajar siswa aktif (CBSA). Model pembelajaran antara guru dan siswa harus sama sama aktif.

4. Kurikulum 1995

Guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam mengaktifkan siswa guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban), dan penyelidikan.

5. Kurikulum 2004 (KBK)

Dalam pengelolaan proses belajar mengajar, sekolah diberi peluang untuk memilih strategi, metode dan teknik-teknik pembelajaran yang paling efektif sesuai kondisi sumberdaya pendidikan yang ada.

6. Kurikulum 2006 (KTSP)

Proses pembelajaran menggunakan metode ceramah, tanya jawab, pemberian tugas, demonstrasi.

(10)

6 7. Kurikulum 2013

Tiga model yang menjadi andalan pada kurikulum 2013 (K13) adalah, model pembelajaran berbasis projek (project based learning), model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), model pembelajaran penemuan (discovery learning).

8. Kurikulum KKNI

Pembelajaran pada kurikulum kkni berpusat pada mahasiswa (SCL) sehingga diharapkan lulusan memiliki kemampuan sesuai Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) dimana dosen sebagai fasilitator dan motivator.

2.2. Pengertian Model dan Metode Pembelajaran

Model pembelajaran adalah bagian dari struktur pembelajaran yang memiliki cakupan yang luas. Di dalamnya terdapat pendekatan, strategi, metode dan teknik. Salah satu aspek penting dari sebuah model pembelajaran adalah sintaks, yang merupakan langkah-langkah baku yang harus ditempuh dalam implementasi model tersebut. Terdapat banyak cara yang dapat digunakan untuk melibatkan peserta didik antara lain: experiential learning, pembelajaran kooperatif, metode studi kasus, simulasi, bermain peran, tutor sebaya, kerja lapangan, belajar mandiri, tugas perpustakaan dan computer aided instruction (Keyser, M.W., 2000). Strategi atau metode pembelajaran aktif dipilih dengan berdasar pada berbagai pertimbangan termasuk materi dan tingkat perkembangan peserta didik.

Penerapan pembelajaran aktif di Perguruan Tinggi didasarkan pada prinsip bahwa cara belajar terbaik bagi mahasiswa adalah dengan melakukan, menggunakan semua inderanya, dan dengan mengeksplorasi lingkungannya yang terdiri atas orang, hal, tempat dan kejadian yang terjadi dalam kehidupan nyata (pembelajaran kontekstual). Selain itu, melalui belajar dari pengalaman langsung nyata hasil belajar akan lebih optimal dan bermakna bagi mahasiswa. Istilah model pembelajaran dibedakan dari istilah strategi pembelajaran, metode pembelajaran, atau prosedur pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada suatu strategi, pendekatan, metode

(11)

7 atau prosedur. Model pembelajaran adalah pola interaksi antara mahasiswa, dosen, dan materi pembelajaran yang mencakup strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran (Arends, R.I., 2007).

Lebih lanjut, menurut Suherman, dkk. (2003), metode adalah cara menyajikan materi yang bersifat umum, misalnya seorang dosen menyampaikan materi dengan menggunakan ceramah dan diselingi dengan tanya jawab. Metode ini memuat prosedur pembelajaran yang dipilih untuk membantu para mahasiswa untuk mencapai tujuan atau untuk membantu mereka menginternalisasikan isi atau pesan. Seorang dosen aktif mampu menggunakan metode ceramah dengan baik dan benar karena ia menguasai tekniknya. Teknik pembelajaran adalah cara unik dan jitu yang dipakai oleh seseorang dalam menerapkan sebuah metode.

Misalnya, dengan menggunakan metode tanya jawab, seorang dosen menerapkan teknik-teknik bertanya tertentu, bergantung dari tujuan bertanya dan jawaban yang diinginkan. Pertanyaan memiliki beragam bentuk, misalnya, pertanyaan diagnostik, pertanyaan menggali (probing) dan lain-lain.

Model pembelajaran mempunyai sejumlah ciri khas yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu, yaitu: rasional teoretik yang logis dan kuat yang disusun oleh pengembangnya, sintaks yang berupa tingkah laku atau pola atau langkah pembelajaran yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan sukses, sistem sosial yang berupa kaidah atau tata aturan yang dirancang dan disepakati untuk dijalankan dalam proses pembelajaran, prinsip reaksi yang menata bagaimana interaksi antar semua pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran seharusnya berlangsung, sistem pendukung berupa perangkat pembelajaran dan perlengkapan lainnya baik untuk dosen maupun untuk mahasiswa dan untuk proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, dan dampak instruksional berupa tujuan pembelajaran yang akan dicapai baik secara langsung maupun berupa dampak pengiring (nurturant effects).

2.2.1. Jenis-Jenis Model dan Metode Pembelajaran 1. Model Pembelajaran Langsung

Model pembelajaran langsung atau model pengajaran langsung (direct instruction) bertumpu pada prinsip-prinsip psikologi perilaku dan teori belajar

(12)

8 sosial khususnya tentang permodelan (modeling). Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa perubahan perilaku dalam belajar sebagian besar diperoleh dari permodelan, yaitu perilaku dan pengalaman (keberhasilan dan kegagalan) orang lain. Oleh karena itu, pembelajaran langsung merupakan model pengajaran yang bersifat teacher centered. Lingkungan belajar dalam model pembelajaran ini perlu diatur dengan baik sehingga penerapan metode ceramah, ekspositori, demonstrasi, dan tanya jawab dapat terlaksana dengan baik sehingga tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan dapat tercapai.

2. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif dilakukan dengan membentuk kelompok kecil yang anggotanya heterogen untuk bekerja sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan masalah, tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama. Menurut teori motivasi, bentuk hadiah atau struktur pencapaian tujuan saat mahasiswa melakukan kegiatan merupakan motivasi dalam pembelajaran kooperatif. Struktur tujuan kooperatif menciptakan suatu situasi bahwa tujuan pribadi dapat tercapai hanya apabila kelompok itu berhasil. Sebelum pembelajaran kooperatif diterapkan, mahasiswa perlu mengetahui keterampilan-keterampilan kooperatif yang akan digunakan bekerja dalam tim.

Model pembelajaran ini sejalan dengan salah satu prinsip CTL, yaitu learning community. Lingkungan belajar dicirikan oleh lingkungan demokratis dan peranan aktif mahasiswa dalam menentukan apa yang harus dipelajari dan bagaimana cara mempelajarinya. Metode yang dapat digunakan dalam model pembelajaran ini adalah penemuan inkuiri, pemecahan masalah, atau pemberian tugas melalui kontekstual (open ended).

Ada 4 variasi atau tipe pembelajaran Kooperatif yaitu:

1. Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) Pembelajaran ini dikembangkan oleh Robert Slavin, merupakan tipe pembelajaran kooperatif paling sederhana sehingga tipe ini dapat digunakan oleh dosen/guru yang baru mulai menggunakan model pembelajaran kooperatif. STAD terdiri dari sintaks pengajaran sebagai berikut:

(13)

9 1) Mengajar : mempresentasikan pelajaran.

2) Belajar dalam tim : mahasiswa bekerja dalam tim mereka dengan dipandu LK mahasiswa untuk menuntaskan materi.

3) Tes : mahasiswa mengerjakan kuis atau tugas individual lain.

4) Penghargaan Tim: skor tim dihitung berdasarkan skor peningkatan anggota tim, dan sertifikat, laporan berkala kelas atau papan pengumuman digunakan untuk memberi penghargaan kepada tim yang berhasil mencetak skor tertinggi.

2. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

Pembelajaran tipe ini pada dasarnya sintaks pembelajarannya sesuai dengan tipe STAD. Tipe jigsaw ini dikembangkan oleh Elliot aronson dan diadaptasi oleh Slavin. Pada tipe ini materi pembelajaran diberikan kepada mahasiswa dalam bentuk teks. Setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari bagian-bagian tertentu dari teks tersebut. Anggota dari kelompok lain yang mendapat tugas yang sama berkumpul dan mendiskusikan topik tersebut. Kelompok ini disebut kelompok ahli. Selanjutnya anggota tim ahli ini kembali ke kelompok asal dan mengajarkan apa yang telah dipelajarinya dan didiskusikan dalam kelompok ahlinya untuk diajarkan kepada teman di kelompok asal.

3. Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok

Investigasi Kelompok (IK) merupakan model pembelajaran kooperatif yang lebih kompleks dari tipe sebelumnya. Model ini pertama kali dikembangkan oleh Thelan dan diperluas oleh Sharan. Dalam penerapannya, mahasiswa memilih topik untuk diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih itu.

4. Pembelajaran Kooperatif tipe Pendekatan Struktural

Pembelajaran ini dikembangkan oleh Spencer Kagen, dkk. Pendekatan ini memberikan penekanan pada struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi mahasiswa. Terdapat dua macam struktur PS yaitu:

1. Struktur Think-Pair-Share (TPS)

Struktur TPS memiliki langkah-langkah yang secara eksplisit memberi mahasiswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab dan saling mambantu satu sama lain. Adapun langkah-langkahnya adalah:

(14)

10 Langkah 1 : Thinking (berpikir) : Dosen memberikan pertanyaan atau isu yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari dan meminta mahasiswa untuk memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat.

Langkah 2 : Pairing (berpasangan) : Dosen memminta mahasiswa untuk berpasangan dengan mahasiswa lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap berpikir. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban jika telah diajukan pertanyaan atau berbagi ide jika suatu persoalan telah diidentifikasi. Biasanya Dosen memberi waktu 4-5 menit untuk berpasangan.

Langkah 3 : Sharing (berbagi) : Dosen meminta kepada pasangan untuk berbagi cara klasikal tentang apa yang telah mereka diskusikan.

Ini efektif dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi pasangan, sampai sekitar seperempat pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan

2. Struktur Numbered-Head-Together (NHT)

Struktur NHT biasanya juga disebut berpikir secara berkelompok adalah suatu pendekatan yang dikembangkan oleh Spencer Kagen.

NHT digunakan untuk melibatkan lebih banyak mahasiswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pembelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap inti pelajaran tersebut. Sebagai gantinya mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas. Langkah- langkahnya adalah :

Langkah 1 : Penomoran: Dosen membagi mahasiswa ke dalam kelompok beranggota 3-5 orang dan setiap anggota diberi nomor 1 sampai 5.

Langkah 2 : Mengajukan pertanyaan: Dosen mengajukan sebuah pertanyaan kepada mahasiswa. Pertanyaan ini bisa dalam bentuk kalimat tanya atau arahan.

Langkah 3 : Berpikir bersama : Mahasiswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan anggota dalam timnya mengetahui jawaban tersebut.

(15)

11 Langkah 4 : Menjawab : Dosen memanggil mahasiswa dengan nomor tertentu, kemudian dia menjawab pertanyaan Dosen untuk seluruh kelas.

3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Model ini dapat menyajikan masalah otentik dan bermakna sehingga mahasiswa dapat melakukan penyelidikan dan menemukan sendiri. Peranan Dosen dalam model ini adalah mengajukan masalah, memfasilitasi penyelidikan dan interaksi mahasiswa. Model ini berdasarkan pada psikologi kognitif dan pandangan konstruktif mengenai belajar. Model ini juga sesuai dengan prinsip- prinsip CTL, yakni inkuiri, konstruktivisme, dan menekankan pada berpikir tingkat tinggi. Metode yang dapat digunakan dalam model pembelajaran ini adalah dengan menggunakan metode apa saja yang sesuai dengan pokok pembahasan.

2.3. Penerapan Model dan Metode Pembelajaran di Perguruan Tinggi Pembelajaran merupakan kegiatan inti dari keseluruhan proses pendidikan di Perguruan Tinggi. Salah satu indikator mutu pendidikan di Perguruan Tinggi dapat dilihat dari hasil belajar mahasiswa dan kualitas hasil belajar akan dipengaruhi oleh kualitas proses pembelajarannya. Sistem pembelajaran yang berkualitas di Perguruan Tinggi dapat membantu mahasiswa mengembangkan diri secara optimal serta mampu mencapai tujuan-tujuan belajar karena pada hakekatnya proses pembelajaran berpusat kepada mahasiswa.

Dengan demikian proses belajar mengajar perlu berorientasi pada kebutuhan dan kemampuan mahasiswanya. Kegiatan-kegiatan yang dirancang harus dapat memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan berguna bagi mahasiswa. Berdasarkan penjelasan tersebut, pada setiap tahap dosen perlu mengadakan keputusan-keputusan misalnya tentang model pembelajaran dan metode yang paling sesuai dengan karakteristik kurikulum serta karakteristik mahasiswa untuk membantu mahasiswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

(16)

12 2.3.1.1. Penerapan Model dan Metode Pembelajaran di Pendidikan

Ekonomi

Proses pembelajaran adalah suatu proses mentranformasikan ilmu pengetahuan dengan cara mengorganisasikan materi ajar dengan menggunakan metode yang akan digunakan sehingga peserta kuliah memahami materi secara efektif. Persoalan yang dihadapi pada proses pembelajaran adalah mahasiswa yang memiliki karakteristik dan kemampuan yang berbeda-beda, sehingga dosen pengajar perlu memperhatikan penggunaan model dan metode yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Sesuai dengan karakteristik mata kuliah Filsafat Ilmu pada program studi Pendikan Ekonomi UNS, baik yang bersifat teoritis maupun empiris maka ada beberapa metode pembelajaran yang harus diketahui dan dikuasai oleh seluruh mahasiswa dan dosen. Metode pembelajaran yang dimaksud meliputi:

1. Ceramah 2. Tanya Jawab 3. Presentasi 4. Penugasan 5. Diskusi 6. Debat Online

Pengenalan serta pemilihan model dan metode pembelajaran pada mata kuliah Filsafat Ilmu disesuaikan dengan karakteristik kurikulum dan karakteristik serta kemampuan mahasiswa program studi Pendidikan Ekonomi dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran.

Tujuan atau capaian pembelajaran mata kuliah Filsafat Ilmu pada program studi Pendidikan Ekonomi adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa mampu merumuskan dan memahami tentang pentingnya filsafat ilmu pada program magister secara baik.

2. Mahasiswa mampu merumuskan dan memahami ruang lingkup dan pengertian filsafat secara baik.

3. Mahasiswa mampu merumuskan dan menjelaskan sejarah perkembangan ilmu secara baik.

(17)

13 4. Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengidentifikasi objek (ontologi), metode (epistemologi), dan manfaat atau tujuan (aksiologi) ilmu pengetahuan sesuai prodi.

2.3.1.2. Perbandingan Penerapan Model dan Metode Pembelajaran di Berbagai Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia.

Tabel 1. Perbandingan Metode Pembelajaran yang Digunakan di UNS dengan UNY pada Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Universitas Sebelas Maret Universitas Negeri Yogyakarta - Ceramah

- Tanya jawab - Presentasi - Penugasan - Debat Online - Diskusi

- Ceramah - Penugasan

- Presentasi / diskusi

Berdasarkan tabel di atas, pemilihan metode pembelajaran di UNS lebih bervariasi bila dibandingkan dengan UNY.

Tabel 2. Perbandingan Metode Pembelajaran yang Digunakan di UNS dengan UNNES pada Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Universitas Sebelas Maret Universitas Negeri Semarang - Ceramah

- Tanya jawab - Presentasi - Penugasan - Debat Online - Diskusi

- Ceramah - Penugasan - Diskusi - Tanya Jawab

Berdasarkan tabel di atas, pemilihan metode pembelajaran di UNS lebih bervariasi bila dibandingkan dengan UNNES.

(18)

14 Tabel 3. Perbandingan Metode Pembelajaran yang Digunakan di UNS dengan

UNESA pada Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Universitas Sebelas Maret Universitas Negeri Surabaya - Ceramah

- Tanya jawab - Presentasi - Penugasan - Debat Online - Diskusi

- Ceramah - Penugasan

Berdasarkan tabel di atas, pemilihan metode pembelajaran di UNS lebih bervariasi bila dibandingkan dengan UNESA.

(19)

15 BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Usaha meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan kegiatan belajar mengajar yang baik. Dengan paradigma baru dan perubahan global dunia akhir-akhir ini maka pelaksanaan pembelajaran di Perguruan Tinggi harus dilakukan dengan pendekatan baru yaitu pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa. Berdasarkan hal tersebut berbagai metode pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa merupakan metode yang menjadi pilihan dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

Pada mata kuliah filsafat ilmu di program studi Pendidikan Ekonomi di Universitas Sebelas Maret telah menerapkan model dan metode pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa. Adapun metode pembelajaran yang digunakan antara lain: ceramah, tanya jawab, presentasi, penugasan, diskusi, dan debat online.

3.2. Saran

Model dan metode pembelajaran serta capaian pembelajaran mata kuliah Filsafat Ilmu pada program studi Pendidikan Ekonomi telah disusun oleh dosen pengampu sesuai pendekatan baru yaitu menggunakan metode pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa. Oleh karena itu, diharapkan adanya kerjasama yang baik antara dosen dan mahasiswa agar proses pembelajaran berjalan dengan baik serta dapat melampaui tujuan atau capaian pembelajaran yang telah ditetapkan.

(20)

16 DAFTAR PUSTAKA

Arends, R. I. 2007. Learning to teach. New York: McGraw Hill Companies.

Beattie, S. 2005. Active Teaching Strategies. Baker College.

Daniel, M. & David, R. 2008. Effective Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Djamarah, S. B. 2008. Strategi belajar Mengajar.Bandung: Rineka Cipta.

Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Bandung.

Kaufman, dkk. Three Approaches to Cooperative Learning in Higher education.

The Canadian Journal of Higher Education. Vol XXVII. NO. 2,3 p. 37-66.

Keyser, M.W. Active Learning and Cooperative Learning: Understanding the difference and usingboth styles effectively. Research strategies. Vol. 17, p.

35-44.

Ledlow, S. 1999. Cooperative Learning in Higher Education. Center for Learning and Teaching excellence. Arizona state University.

Ragains, P. 199., Four Variations on Druke’s Active learning Paradigm. Research Strategies 13, p. 40-50.

Rosita, L., & Nuranisa, N. 2019. Efektifitas Model Pembelajaran Inquiry Based Learning dalam Proses Pembelajaran Pada Mahasiswa. Jurnal Dosen Universitas PGRI Palembang.

Sagala, S. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Smith, P. L., & Ragan, T. L. 2007. Instructional Design. Third Edition. John Wiley & Sons, Inc.

Suherman, E. dkk. 2003. Strategi pembelajaran Aktif Kontemporer. Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia.

Suryana. 2010. Model Pembelajaran Efektif. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

(21)

17 Suyanta. 2014. Paradigma dalam Pembelajaran di Perguruan Tinggi.

Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Trianto. (2007). Model –Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Winarsih, Sri. (2017). Kebijakan dan Implementasi Manajemen Pendidikan Tinggi dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Kebumen : Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama.

Zakaria, E & Iksan, Z. 2007. Promoting Learning in Science and Mathmatics Education: A Malaysian Perspective. Eurasia Journal of Mathematics, Science, and Technology Education, Vol. 3, p. 35-39.

Referensi

Dokumen terkait

Mempunyai pengalaman di bidang pekerjaan yang dimaksud (dijelaskan secara detil termasuk nama proyek, nilai proyek, jangka waktu, pemilik proyek dan kontak person). Calon

Analisis Pengaruh Komunikasi Organisasi (X1) dan Kompensasi (X2) terhadap Kepuasan Kerja Guru (Y) Pada Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah Swasta di Cimahi

secara berkelompok untuk menjawab pertanyaan tentang pengertian, jenis, karakteristik, lingkup usaha jasa wisata; serta hubungan antara berbagai usaha jasa wisata guna

morfologi yang diamati dari 12 jenis tanaman yang diteliti adalah cara percabangan batang, arah tum- buh batang, pangkal batang, permukaan batang, susunan daun, tata letak

tingkat pengangguran, dan terciptanya keterkaitan sektoral ( backward dan forward linkages ). Hal ini menjadi dilema yang sangat besar bagi Indonesia, oleh karena itu

Hari Senin tanggal 21 Juli 2014, Yasmin bermain di area membaca, dia memegang buku dan hanya menatapnya. Yasmin bahkan tidak menjawab ketika Alisha menanyakan tentang buku

Berdasarkan beberapa identifikasi permsalahan di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah: Belum optimalnya penerapan belajar organisasi pada lembaga

perusahaan publik yang dikendalikan oleh kelurga bisa juga menyebabkan anggota keluarga untuk meyakini bahwa mereka adalah free ride dan tidak berkaitan dengan