• Tidak ada hasil yang ditemukan

SALURAN PEMASARAN KOMODITAS LADA DI DESA BARUGA KECAMATAN TOWUTI KABUPATEN LUWU TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SALURAN PEMASARAN KOMODITAS LADA DI DESA BARUGA KECAMATAN TOWUTI KABUPATEN LUWU TIMUR"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

i

SALURAN PEMASARAN KOMODITAS LADA DI DESA BARUGA KECAMATAN TOWUTI KABUPATEN LUWU

TIMUR

RAMA PERMANA S 105961113616

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022

(2)

ii

SALURAN PEMASARAN KOMODITAS LADA DI DESA BARUGA KECAMATAN TOWUTI KABUPATEN LUWU

TIMUR

RAMA PERMANA S 105961113616

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pertanian Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Saluran Pemasaran Komoditas Lada di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur” adalah benar merupakan karya yang belum di ajukan sama sekali dalam bentuk apapun dan kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal dan dikutip dari karya yang diterbitkan alat atau tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Makassar, Agustus 2022

Rama Permana S 105961113616

(6)

vi ABSTRAK

Rama Permana S. 105961113616. Saluran Pemasaran Komoditas Lada Di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur. Di bimbing oleh KHAERIYAH DARWIS dan AMANDA PATAPPARI FIRMANSYAH.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran pemasaran lada dan aliran produk, aliran keuangan dan aliran informasi pada komoditas lada di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur.

Penentuan sampel petani dalam penelitian ini mengunakan metode purposive sampling dan snowball sampling. Sumber data penelitian ini ada dua yaitu data primer dan data sekunder. Teknik analisis data yang digunakan adalah data kualitatif dengan mereduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan verifikasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat satu saluran pemasaran di Desa Baruga Kecamatan Towuti yakni petani - pedagang pengepul - pedagang besar. Dalam aliran produk, aliran keuangan dan aliran informasi pada komoditas lada yaitu: aliran produk mengalir dari hulu sampai hilir dimana pedagang pengepul dengan sistem pemasaran pengambilan langsung sedangkan pada pedagang besar dengan sistem pengiriman barang. Aliran keuangan mengalir dari hilir ke hulu dengan menggunakan sistem pembayaran transaksi tunai dan transfer.

Sedangkan aliran informasi mengalir melalui kepercayaan dan kerjasama yang baik antara semua stakeholder baik dari pihak produsen - pedagang pengepul - pedagang besar.

Kata Kunci: Saluran Pemasaran, Aliran Produk, Aliran keuangan, Aliran informasi

(7)

vii ABSTRACT

Rama Permana S. 105961113616. Marketing Channels for Pepper Commodities in Baruga Village, Towuti District, East Luwu Regency. Supervised by KHAERIYAH DARWIS and AMANDA PATAPPARI FIRMANSYAH.

This study aims to determine the marketing channels of pepper and product flows, financial flows and information flows on pepper commodities in Baruga Village, Towuti District, East Luwu Regency.

Determination of the sample of farmers in this study using purposive sampling and snowball sampling. There are two sources of data in this study, namely primary data and secondary data. The data analysis technique used is qualitative data by reducing data, presenting data, and drawing verification conclusions.

The results showed that there was one marketing channel in Baruga Village, Towuti District, namely farmers - collectors - wholesalers. In product flow, financial flow and information flow on pepper commodities, namely:

product flow flows from upstream to downstream where collectors use a direct collection marketing system, while wholesalers use a goods delivery system.

Financial flows flow from downstream to upstream using cash transaction payment systems and transfers. Meanwhile, the flow of information flows through trust and good cooperation between all stakeholders, both from the producers - traders - wholesalers.

Keywords: Marketing Channel, Product Flow, Financial Flow, Information Flow

(8)

viii KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti di berikan kepada hamba-Nya.

Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasullullah SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Saluran Pemasaran Komoditas Lada di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Khaeriyah Darwis, S.P., M. Si selaku pembimbing utama dan Dr. Amanda Patappari Firmansyah, S.P., M.P selaku pembimbing pendamping yang senantiasa meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan.

2. Dr. Ir. Andi Khaeriyah, M. Pd selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Nadir, S.P., M. Si selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Kedua orang tua serta saudara dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan, baik moral maupun material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

(9)

ix 5. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada penulis.

6. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.

Akhir kata, penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Semoga skripsi ini bisa memberikan manfaat bagi kita semua.

Makassar, Agustus 2022

Rama Permana S

(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………... ii

HALAMAN PENGESAHAN………. iii

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI……….. iv

HALAMAN PERNYATAAN………. v

ABSTRAK……….………. vi

KATA PENGANTAR……… viii

DAFTAR ISI………... x

DAFTAR TABEL………... xii

DAFTAR GAMBAR……….. xiii

DAFTAR LAMPIRAN………... xiv

I. PENDAHULUAN………...…. 1

1.1 Latar Belakang……….. 1

1.2 Rumusan Masalah………. 3

1.3 Tujuan Penelitian……….. 4

1.4 Kegunaan Penelitian………. 4

II. TINJAUAN PUSTAKA……….. 5

2.1 Komoditas Lada………... 5

2.2 Saluran Pemasaran……….……….. 6

2.3 Konsep Pemasaran. ………. 8

2.4 Fungsi Pemasaran……… 9

2.5 Penelitian Terdahulu Yang Relevan……… 10

(11)

xi

2.6 Kerangka Pikir……… 13

III. METODE PENELITIAN………. 14

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian………. 14

3.2 Teknik Penentuan Sampel………... 14

3.3 Jenis dan Sumber Data……… 14

3.4 Teknik Pengumpulan Data………...… 15

3.5 Teknik Analisis Data……….... 15

3.6 Defenisi Operasional……… 17

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN……… 18

4.1 Luas dan Letak Geokrafi……… 18

4.2 Kondisi Demografis……… 18

4.3 Sarana dan Prasarana……….…… 23

V. HASIL DAN PEMBAHASAN………..… 24

5.1 Identitas Responden ………... 24

5.2 Saluran Pemasaran Lada………. 29

5.3 Mekanisme Aliran Produk, Aliran Keuangan dan Aliran Informasi Dalam Saluran Pemasaran Komoditas Lada di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur……… 31

VI. KESIMPULAN DAN SARAN………..… 35

6.1 Kesimpulan……….… 35

6.2 Saran……….……..… 35

DAFTAR PUSTAKA……….……..… 37

LAMPIRAN……….……….… 39

RIWAYAT HIDUP……….….… 50

(12)

xii DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Jumlah Produksi Tanaman Lada Indonesia ………...… 2 2. Penelitian Terdahulu Yang Relevan………...……….… 10 3. Jumlah Penduduk Pada Setiap Dusun Berdasarkan Jenis Kelamin

Di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu

Timur. ………...… 19 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia Di Desa Baruga Kecamatan Towuti

Kabupaten Luwu Timur ……….… 20

5. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Di Desa Baruga

Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur……… 21 6. Sarana Dan Prasarana Di Desa Baruga Kecamatan Towuti

Kabupaten Luwu Timur……….… 22 7. Jumlah Dan Persentase Kelompok Umur Petani Di Desa Baruga

Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur ……….… 25 8. Tingkat Pendidikan Petani Di Desa Baruga Kecamatan Towuti

Kabupaten Luwu Timur. ………...……….… 25 9. Pengalaman Berusahatani Di Desa Baruga Kecamatan Towuti

Kabupaten Luwu Timur ………..……….. 26 10. Karakteristik Petani Berdasarkan Luas Lahan Di Desa Baruga

Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur. ……… 27 11. Identitas Responden Pedagang Pengepul Di Desa Baruga Kecamatan

Towuti Kabupaten Luwu Timur………. 28 12. Identitas Responden Pedagang Besar Di Desa Baruga Kecamatan

Towuti Kabupaten Luwu Timur ……….………... 29

(13)

xiii DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Skema Kerangka Pikir Saluran Pemasaran Lada Di Desa Baruga

Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur. .………. 13 2. Saluran Pemasaran Komoditas Lada Di Desa Baruga Kecamatan Towuti

Kabupaten Luwu Timur.……….. 30 3. Mekanisme Aliran Produk, Aliran Keuangan Dan Aliran Informasi Pada

Saluran Pemasaran Di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten

Luwu Timur.……… 31

(14)

xiv 1. Kuisioner Penelitian Petani Lada.……….…. 40 2. Kuisioner Penelitian Pedagang Lada.……… 41 3. Identitas Responden Petani Lada Di Desa Baruga Kecamatan

Towuti Kabupaten Luwu Timur.……….….. 42 4. Identitas Responden Pedagang Pengepul Di Desa Baruga Kecamatan

Towuti Kabupaten Luwu Timur.……….…….. 43 5. Identitas Responden Pedagang Besar Di Desa Baruga Kecamatan

Towuti Kabupaten Luwu timur. .………. 43 6. Luas Lahan Pada Petani Lada Di Desa Baruga Kecamatan Towuti

Kabupaten Luwu Timur..………. 44 7. Peta Lokasi Penelitian..………..….. 45

.

8. Dokumentasi Penelitian..……….. 46 9. Surat Izin Penelitian..……….……….. 49

xiv

(15)

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sektor perkebunan mempunyai peran yang sangat besar baik di pasaran nasional maupun internasional, sebagai salah satu komoditas pertanian yang unggul lada (Pipper nigrum linn) telah memberikan kontribusi nyata sebagai sumber devisa, penyedia lapangan pekerjaan, dan sumber pendapatan petani.

Disamping itu, pemanfaatan lada juga tidak terbatas hanya sebagai bumbu penyedap masakan, tetapi telah berkembang untuk berbagai kebutuhan industri farmasi dan industri kosmetik dengan demikian komoditi lada memiliki peluang yang stategis untuk tetap dikembangkan (Mardian, 2011).

Nilai ekspor rempah-rempah Indonesia sampai tahun 2014, menunjukkan arah perkembangan positif dan masih menjadi salah satu pangsa yang besar. Hal ini ditandai dengan masih besarnya peranan komoditi ini dalam ekspor Indonesia Indonesia yaitu sebesar 10,01% terhadap total ekspor pertanian. Pada tahun 2013 nilai ekspor rempah sebesar 555,3 juta dollar AS, maka pada tahun 2014 meningkat sebesar (4,025%) menjadi 577,6 juta dollar AS, dengan negara tujuan antaranya: Jepang, Singapura, Malaysia, China, Vietnam, India, Pakistan, Australia, New Zealand, Amerika dan lain-lain.

Salah satu daerah penghasil lada di Indonesia ialah Desa Baruga, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan dengan luas areal tanaman lada di Kabupaten Luwu Timur adalah yang terbesar di Sulawesi dengan seluas 5.926,13 hektar dengan jumlah produksi mencapai 4.174,36 ton dan produktivitas rata-rata tertinggi di Indonesia sebesar 1,5

(16)

2 ton/ha/tahun (dinas perkebunan provinsi sulsel, 2020). Produksi lada di Indonesia memiliki tren peningkatan yang cukup signifikan pada periode tahun 2015-2017.

Pada tahun 2016 produksi lada di Indonesia mencapai 86,3 ribu ton meningkat pesat sebesar 5.93% dari jumlah produksi pada tahun 2015 yaitu 81,5 ribu ton.

Pada tahun berikutnya di 2017 produksi lada di Indonesia memiliki peningkatan namun tidak sebesar tahun sebelumnya, yaitu 87.9 atau meningkat sebesar 1.92%.

Provinsi sulawesi selatan merupakan salah satu sentra penghasil lada dengan jumlah produksi tanaman lada pada tahun 2015 mencapai 5.067 ribu ton dan pada tahun 2016 mengalami peningkatan produksi mencapai angka 6.223 ribu ton dan di tahun 2017 angka produksi Sulawesi Selatan meningkat hanya 6.790 ribu ton dari hasil produksi sebelumnya.

Tabel 1. Jumlah produksi tanaman lada indonesia (Direktorat Jendral Perkebunan, 2020)

No Tahun

Lada Produksi

(Ton)

Produktifitas (%)

1 2015 81,50 4.8

2 2016 86.30 5.93

3 2017 87.9 1.92

Sumber: Dinas Perkebunan prov. Sulsel.2020

Dengan besarnya jumlah hasil prodoksi tanaman lada dalam negeri maka indonesia termasuk salah satu negera produsen sekaligus pengekspor lada terbesar di dunia setelah negara vietnam Berdasarkan data food and agriculture organization (FAO). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) sepanjang

tahun 2015-2017 nilai ekspor lada menunjukkan tren yang negatif. Volume ekspor lada mencapai 58,075 ton pada tahun 2015 hingga merosot menjadi 42,691 ton pada tahun 2017. Surplus tertinggi terjadi pada Tahun 2015 dengan neraca

(17)

3 perdagangan sebesar US$535 juta namun jumlah tersebut turun sebesar 36% dari capaian ekspor tahun 2017 dengan nilai US$235,962 juta.

Usahatani pada tanaman lada merupakan salah satu produk perkebunan yang bersifat tahan lama sekaligus sebagai penyumbang pendapatan dan devisa negara. Namun beberapa petani lada dalam hal pemasaran mengalami kendala karena dalam memasarkan hasil panen tidak di jual langsung kepada pedagang besar tetapi melalui pedagang pengepul, dengan kondisi yang demikian produsen atau petani lada dalam pemasaran memperoleh pendapatan yang rendah.

Sehubungan dengan permasalahan diatas maka peneliti mengambil judul “Saluran Pemasaran Komoditas Lada di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan yang di teliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana saluran pemasaran lada di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur?

2. Bagaimana aliran produk, aliran keuangan dan aliran informasi pada Komoditas Lada di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai ialah :

1. Untuk mengetahui saluran pemasaran komoditas lada di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur.

(18)

4 2. Untuk mengetahui aliran produk, aliran keuangan dan aliran informasi pada

komoditas lada di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat antara lain :

1. Bagi pengambilan kebijakan dalam hal ini pemerintah pusat maupun daerah atau pun instansi yang berkaitan dengan dunia pertanian bisa mengambil kebijakan melalui hasil penelitian ini sebagai masukan/saran dalam mendorong kegiatan pemasaran lada melalui sistem yang lebih efisiensi.

2. Bagi penulis penelitian ini merupakan sarana pengembangan wawasan dalam menganalisa permasalahan yang bekaitan dengan saluran pemasaran.

3. Bagi pihak lain hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai bench mark data dalam peningkatan mutu ilmu pengetahuan.

(19)

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komoditas Lada

Lada atau merica merupakan tumbuhan merambat yang hidup pada iklim tropis dimana bijinya sangat sering dimanfaatkan sebagai bumbu masakan. Aroma dan rasa lada sangat khas, sehingga terkadang menjadi bagian dari resep masakan.

Andalan (Mediatani, 2015). Tanaman lada berfamili dengan Piperaceae yang berasal dari india dan menyebar luas keberbagai benua terutama asia.

Tanaman lada menghasilkan dua jenis lada yaitu lada putih dan lada hitam, lada putih diperoleh dari buah lada yang dihilangkan kulitnya sedangkan lada hitam diperoleh dari buah lada yang kulitnya tidak dihilangkan (Tjitrosoepomo, 1994). Lada putih berguna untuk bumbu masak, sebagai penyedap dan pelesat, pengawet daging, campuran bahan obat-obatan tradisonal, dan dapat dijadikan minuman kesehatan, sedangkan lada hitam digunakan minyaknya yang wangi sebagai parfum (Sarpian,2004).

Pada umumnya pemamfaatan tanaman lada dalam skala rumah tangga hanya diolah dalam kemasan dalam bentuk bubuk lada untuk kebutuhan bumbu dapur. Namun dalam skala perusahaan lada banyak dimanfaatkan karena terdapat kandungan yang dapat diolah menjadi bahan obat-obatan dan bahan untuk produksi kosmetik, contoh kasus lada hitam yang di olah menjadi oleoresin yang dapat di peroleh dari ekstrasi menggunakan pelarut heksan dan aseton.

(20)

6 2.2 Saluran Pemasaran

Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses untuk menjadikan barang atau jasa siap untuk digunakan dan dikonsumsi (Kotler, 2002). Sedangkan menurut (Saladin, 2002) saluran pemasaran adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai kekonsumen atau pemakai industri.

Saluran pemasaran merupakan serangkaian organisasai yang saling tergantung atau saling mendukung antara satu sama lain yang terlibat dalam proses penyediaan suatu produk atau pelayanan untuk dapat digunakan atau dikonsumsi. Saluran pemasaran atau saluran distribusi adalah organisasi yang terlibat dalam berbagai macam kegiatan yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status pemilikannya dari produsen ke konsumen (Thamrin dan Francis, 2012).

Saluran pemasaran adalah sebuah lembaga yang dilewati oleh arus atau aliran barang-barang dari produsen ke lembaga perantara seperti contohnya adalah pedagang tengkulak, pedagang besar dan pedagang pengecer dan akhirnya sampai ke konsumen. (Meitasari Yenni, 2011) menyatakan bahwa panjang pendeknya saluran pemasaran yang dilalui tergantung dari beberapa faktor, yaitu jarak antara produsen dan konsumen, cepat tidaknya produk rusak dan skala produksi.

Nofianto (2015) mengemukakan bahwa panjang atau pendeknya saluran pemasaran dapat dibagi kedalam beberapa tingkatan, yaitu:

(21)

7 1. Saluran nol tingkat

Saluran ini dapat disebut saluran pemasaran langsung yang terdiri dari seorang produsen yang menjual langsung kepada konsumen. Dua cara dalam saluran ini adalah penjualan dari rumah ke rumah dan penjualan lewat toko.

2. Saluran satu tingkat.

Saluran ini mempunyai satu perantara penjualan. Pada pasar konsumen, perantara merupakan pengecer maksudnya dari petani dijual ke pedagang pengecer.

3. Saluran dua tingkat

Saluran ini mempunyai dua perantara. Pada pasar konsumen, petani menjual ke tengkulak dan pedagang pengecer.

4. Saluran tiga tingkat

Saluran ini mempunyai tiga perantara, seorang pemborong berada di antara pedagang pengepul dan pedagang besar.

Dalam memasarkan produknya kepada konsumen, suatu perusahaan harus memilih saluran man yang paling efektif dan efisien yang dapat digunakan dalam proses pemasaran.

2.3 Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dari individu dan kelompok untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran (nilai) produk dengan yang lain untuk mencapai tujuan tersebut maka harus memperhatikan variabel yang dapat mempengaruhi pembeli yaitu: product, price, place, promotion. Product adalah pemilihan barang yang

(22)

8 ditawarkan secara tepat sehingga memberikan kepuasan. Price adalah proses penetapan harga produk sesuai dengan kualitas yang ditawarkan dan dapat dijangkau oleh konsumen. Place adalah kebijakan tempat saluran distribusi barang supaya sampai ke konsumen. Promotion adalah pemilihan kebijakan untuk memperkenalkan produk yang sesuai dengan yang dihasilkan (Philip Kotler, 2002).

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya untuk berkembang dan mendapatkan laba. Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung pada keahlian mereka di bidang pemasaran, produk, keuangan maupun bidang lain. Selain itu juga tergantung pada kemampuan mereka untuk mengkombinasi fungsi-fungsi tersebut agar organisasi dapat berjalan lancar.

2.4 Fungsi Pemasaran

pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Menurut Kotler (2011), pemasaran ialah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Proses penyampaian barang dari tingkat produsen ketingkat konsumen diperlukan berbagai kegiatan atau

(23)

9 tindakan-tindakan yang dapat mempelancar proses penyampaian barang atau jasa bersangkutan dan kegiatan tersebut dinamakan sebagai fungsi-fungsi pemasaran.

Fungsi-fungsi pemasaran tersebut dapat dikelompokkan atas tiga fungsi yaitu:

a. Fungsi pertukaran

Fungsi pertukaran merupakan kegiatan yang memperlancar perpindahan hak milik dari barang dan jasa yang dipasarkan.

b. Fungsi fisik

Fungsi fisik adalah semua tindakan yang berhubungan dengan barang dan jasa sehingga menimbulkan kegunaan tempat, kegunaan bentuk dan kegunaan waktu. Adapun fungsi fisik meliputi kegiatan: penyimpanan, pengolahan dan pengangkutan.

c. Fungsi fasilitas

Fungsi fasilitas adalah semua tindakan yang bertujuan untuk memperlancar kegiatan pertukaran yang terjadi antara produsen dan konsumen.

2.5 Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Penelitian terdahulu ini terkait dengan saluran pemasaran komoditas lada di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini, di cantumkan beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya.

(24)

10 Tabel 2. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

No Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil 1. Analisis Pemasaran

Lada Perdu (Studi Kasus Di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis). Krisnadi, E., Soetoro, S., &

Ramdan, M. (2017).

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode sensus di Desa Margamulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis, sedangkan untuk sampel lembaga pemasaran diambil dengan cara

Snowball Sampling

Dari hasil penelitian ini 1. Terdapat satu saluran pemasaran lada perdu dari petani sampai ke tangan konsumen akhir yaitu : 2. Pada saluran pemasaran lada perdu melibatkan tiga lembaga pemasaran yaitu pedagang pengumpul, pedagang besar dan pedagang pengecer. Besarnya total marjin pemasaran adalah Rp. 8.500,00 per kilogram dengan total biaya pemasaran sebesar Rp. 435,84 per kilogram sehingga total keuntungan pemasaran sebesar Rp. 8.064,16 per kilogram. 3.

Besarnya bagian harga yang diterima petani (farmer share) pada saluran pemasaran lada perdu adalah sebesar 85,47 persen.

2. Analisis saluran pemasaran lada putih (muntok white pepper) di Desa Bakam

Kecamatan Bakam Kabupaten Bangka Bahrudin, R. (2018).

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dan analisis yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dan statistik

deskriptif.

Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa (1) pola saluran pemasaran yang ada di Desa Bakam terdiri dari petani selaku produsen yang melakukan usaha tani lada putih,

pedagang pengepul yang ada di Desa Bakam sebanyak 3 orang selaku pedagang yang melakukan jual beli lada putih di Desa

(25)

11 Bakam dan pedagang besar yang ada di Kota Pangkal Pinang (2) marjin pemasaranantara petani dan pedagang pengepul di Desa Bakam yaitu sebesar Rp 3000/Kg. Keuntungan yang diterima petani lada putih di Desa Bakam adalah sebesar Rp 35.984.810 dalam satu kali produksi (3) peran pemerintah dalam membenahi saluran pemasaran di Desa Bakam adalah dalam bentuk pemberian bibit, pemberian pupuk, pemberian dalam penyuluhan dan monitoring langsung kepada petani.

3. Analisis Pemasaran Lada Putih (Piper Nigrum) Di

Kecamatan Simpang Pesak Kabupaten Belitung Timur Whardani, H., Sudrajat, I. S., &

Widiatmi, S. (2019).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode surveidengan analisis simple random sampling dan snowball sampling

penelitian menunjukkan bahwa ada 2 pemasaran saluran di simpang kecamatan yaitu Saluran I petani – pedagang, pedagang besar - pengecer, petani saluran II - pedagang besar - pengecer.

Hipotesa pengujian yang digunakan adalah uji determinasi, uji F dan uji t. Nilai tes dari penentuan margin pemasaran adalah 0,931 atau 93%, yang berarti bahwa variabel bebas dalam penelitian memberikan semua informasi yang

dibutuhkan oleh margin pemasaran (efek

signifikan). Nilai Uji F

(26)

12 pada margin pemasaran, yaitu keempat variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap pemasaran batas. Hasil analisis uji-t

menunjukkan bahwa terdapat dua variabel yang memiliki

berpengaruh signifikan terhadap marjin

pemasaran yaitu harga di tingkat petani dan jumlah lembaga pemasaran, sedangkan yang tidak berpengaruh signifikan adalah volume penjualan variabel dan biaya pemasaran.

4 Analisis Saluran Pemasaran Kedelai (Studi Kasus Pada Kelompoktani Munding Bule Di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsai

Kabupaten Ciamis) Kurnia, R., Rusman, Y., & Hardiyanto, T.

(2017).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode surveidengan analisis simple random sampling dan snowball sampling

penelitian menunjukan bahwa terdapat 3 saluran pemasaran dari produsen sampai ke konsumen.Biaya pemasaran pad a saluran 1 adalah Rp 783,96,- per ikat, saluran 2 Rp 710,94,- per kilogram, saluran 3 Rp 439,18,- per

kilogram sedangkan marjin pemasaran pada saluran 1 Rp 1.314,06,- per ikat, saluran 2 Rp 1.500,- per kilogram, saluran 3 sebesar Rp 1.000,- per kilogram dengan keuntungan pemasaran pada saluran 1 sebesar Rp 530,10,- per ikat, saluran 2 Rp 789,06,- per kilogram, saluran 3 Rp 560,82,- 3.

farmer’s share saluran 1 sebesar 12,39 persen,

(27)

13 saluran 2 sebesar 81,25, dan saluran 3 sebesar 86,67 persen dari harga yang dibayarkan konsumen.Kata kunci : Pemasaran, Kedelai

2.6 Kerangka Pikir

Kerangka Pikir adalah pola pikir yang dikonsep untuk mendapat gambaran dalam penelitian, maka kerangka pikir pada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Saluran Pemasaran Lada Di Desa Baruga KecamatanTowuti Kabupaten Luwu Timur

-Aliran informasi -Aliran Keuangan -Aliran Produk Saluran Pemasaran

-Pedagang Pengepul -pedagang Besar -pedagang Pengecer

Konsumen Petani Lada

(28)

14

Luwu Timur, Yang berlangsung dari bulan Januari sampai Februari 2022. Lokasi dipertimbangkan karena di daerah tersebut adalah salah satu sentra penghasil lada.

3.2 Teknik Penentuan Sampel

Penentuan sampel petani dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling dan snowball sampling. Puposive sampling yaitu penentuan

dan menentukan sumber-sumber informasi yang ada sampel informasi ditentukan melalui survei tidak sengaja (Accidental Survei) dari hilir sampai ke hulu.

Sedangkan snowball sampling (bola salju) yaitu mengambil sampel dengan cara mengikuti alur dan jalur pemasaran lada yang ada di lokasi penelitian (Wiartha, 2006).

3.3 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder adalah sebagai berikut:

1. Data primer mengikuti aliran komoditi pemasaran lada dengan cara wawancara secara langsung dengan responden yang memiliki kompetensi usaha dan terlibat pada aktifitas pemasaran. Data primer yang dihimpun merupakan data karakteristik responden, kondisi pemasaran, harga disetiap anggota, biaya pemasaran, nilai output dan input. Hal ini bertujuan untuk

(29)

15 memperoleh gambaran sistem saluran pemasaran lada dari produsen hingga konsumen.

2. Data sekunder digunakan sebagai pelengkap dalam penelitian yang diperoleh berdasarkan penelitian terdahulu atau literatur terkait. Adapun data sekunder diperoleh dari laporan penelitian, jurnal, Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Luwu Timur.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.

1. Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti dengan cara mencatat secara sistematis terhadap gejala-gejala yang terkait dengan penelitian.

2. Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan kepada responden yang berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.

3. Dokumentasi adalah teknik ini dilakukan melalui teknik pencatatan data yang diperlukan baik dari responden maupun dari Instansi terkait yang ada hubungannya dengan penelitian ini.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif yaitu prosedur pencatatan untuk

(30)

16 menggambarkan dan melukiskan keadaan objek yang diteliti berdasarkan fakta yang ada (Budiman, 2013). Adapun proses penelitian dalam analisis kualitatif menurut Miles and Huberman (1992) yaitu reduksi data, penyajian data, dan menarik Kesimpulan/Verifikasi.

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus-menerus selama proyek yang berorientasi penelitian kualitatif berlangsung. Antisipasi akan adanya reduksi data sudah tampak waktu penelitiannya memutuskan (seringkal tanpa disadari sepenuhnya) kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan penelitian, dan pendekatan pengumpulan data mana yang dipilihnya.

2. Penyajian Data

Penyajian adalah sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Mereka meyakini bahwa penyajian-penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid, yang meliputi: berbagai jenis matrik, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih. Dengan demikian seorang penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang dikisahkan oleh penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna.

(31)

17 3. Menarik Kesimpulan

Penarikan kesimpulan adalah hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran penganalisis (peneliti) selama dia menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin menjadi begitu seksama dan menghabiskan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran di antara teman sejawat untuk mengembangkan kesepakatan intersubjektif atau juga upaya- upaya yang luas untuk menempatkan suatu temuan dalam seperangkat data.

3.6 Definisi Operasional

1. Lada (Pipper nigrum linn) merupakan salah satu komoditas subsektor tanaman rempah-rempah yang di budidayakan petani di Desa Baruga

2. Saluran pemasaran adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang sampai kekonsumen.

3. Petani lada adalah orang yang memproduksi lada dari proses penanaman hingga penjualan.

4. Aliran produk adalah aliran barang dari produsen hingga kekonsumen yang mengalir dari hulu ke hilir.

5. Aliran keuangan adalah aliran yang mengalir dari hilir ke hulu terkait dengan segala macam transaksi yang melibatkan uang maupun transaksi pembelian dan transaksi penjualan.

6. Aliran informasi berkaitan dengan penyediaan produk, penawaran dan permintaan.

(32)

18

wilayah ± 22 km2 berjarak 300 m dari ibukota kecamatan, kurang lebih 60 Km dari ibukota Kabupaten provinsi.

Secara administratif, Desa Baruga, terdiri dari 5 Dusun yaitu:

a. Dusun Hasanuddin b. Dusun Apundi c. Dusun Baruga d. Dusun Ampuli e. Dusun Wawomeusa

Sedangkan batas-batas Desa Baruga sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Wawondula b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Sultra

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Langkea raya d. Sebelah Barat berbtasan dengan Lioka

4.2 Kondisi Demografis

Penduduk merupakan salah satu syarat bagi terbentuknya suatu Negara atau wilayah dan sekaligus sebagai aset atau modal suksesnya di segala aspek bidang bahkan suksesnya pembangunan disegala bidang dalam Negara tidak bisa dipisahkan dengan peran penduduk. Oleh karena itu kehadiran dan peranannya sangat menentukan bagi perkembangan suatu wilayah, baik dalam skala kecil

(33)

19 maupun besar, sehingga dibutuhkan data atau potensi kependudukan yang tertib dan terukur.

a. Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Data yang diperoleh di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur memiliki jumlah penduduk sebanyak 2.362 jiwa yang terdiri dari laki-laki 1.276 jiwa dan perempuan 1.086 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 682 yang tersebar dalam 5 Dusun, terlihat pada Tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 3. Jumlah Penduduk Pada Setiap Dusun Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur.

No Lingkungan/Desa Jumlah Jiwa

L P KK

1.

2.

3.

4.

5.

Hasanuddin Apundi Baruga Ampuli Wawomeusa

352 320 173 215 213

313 279 159 159 161

191 154 98 130 109

Jumlah 1.276 1.086 682

Sumber: Kantor Desa Baruga dalam angka, 2020.

Tabel 3 di atas menjelaskan bahwa di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur memiliki jumlah penduduk dengan perincian yaitu 1.276 jiwa penduduk yang berjenis kelamin laki-laki dan 1.086 jiwa penduduk yang berjenis kelamin perempuan. Dari data tersebut menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dibanding jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan.

(34)

20 b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

Usia dijadikan patokan untuk menggambarkan produktivitas. Pada dasarnya usia produktif ialah antara 15-59 tahun dan usian non produktif adalah 0-14 tahun serta usia diaatas 60 tahun. Usia sangat berpengaruh dalam segala aktivitas kegiatan usahatani. Jumlah penduduk berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut:

Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur

Sumber: Kantor Desa Baruga Dalam Angka, 2020.

Tabel 4. di atas menjelaskan bahwa jumlah penduduk berdasarkan kelompok usia diatas 60 tahun menduduki peringkat terendah dengan jumlah 255 jiwa dengan persentase 11,26 % dan di usia 15-29 tahun dengan jumlah 521 jiwa dengan persentase 23,01% di usia 30-44 tahun dengan jumlah 472 jiwa dengan persentase 20,84% lalu pada usia 45-59 tahun dengan jumlah 225 jiwa dengan persentase 11,26%, sedangkan jumlah jiwa tertinggi 0-14 tahun dengan jumlah 622 jiwa dengan persentase 27,47%.

No Usia (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. 0 – 14 622 27,47

2. 15 – 29 521 23,01

3. 30 – 44 472 20,84

4. 45 – 59 394 17,40

5. Diatas 60 255 11,26

Jumlah 2264 100

(35)

21 c. Keadaaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Mata pencaharian merupakan sumber pendapatan utama bagi masyarakat, dimana umumnya bagi penduduk di Desa Baruga dalam memenuhi kebutuhan

hidup Sehari-harinya mereka senantiasa melaksanakan berbagai aktifitas baik di segi sektor pertanian, industri, kantor, dan market, terlihat pada Tabel 5 sebagai

berikut:

Tabel 5. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur.

No Mata Pencaharian Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. Karyawan Swasta 80 11,31

2. PNS 23 3,25

3. Petani 95 13,43

4. Wiraswasta 126 17,82

5. Polri 3 0,42

6. Perawat Swasta 11 1,55

7. Bidan Swasta 4 0,56

8. Dokter Swasta 1 0,14

9. Montir 3 0,42

10. PengusahaKecil

Menengah 28 3,96

11. Kontraktor 321 45,40

12. Guru 12 1,69

Jumlah 707 100

Sumber: Kantor Desa Baruga Dalam Angka, 2020.

Tabel 5. di atas menjelaskan bahwa keadaan penduduk berdasarkan mata pencaharian yang ada di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur sudah cukup memadai dengan perincian yaitu Karyawan Swasta sebesar 80 orang, Pegawai Negeri Sipil Petani sebesar 23 orang, Petani sebesar 95 orang,

(36)

22 Wiraswasta sebesar 125 orang, Polri sebesar 3 orang, Perawat Swasta sebesar 11 orang, Bidan Swasta sebesar 4 orang, Dokter Swasta sebesar 1 orang, Montir sebesar 3 orang, Pengusaha Kecil Menengah sebesar 28 orang, Kontraktor sebesar 321 orang, dan Guru sebesar 12 orang. Dari data tersebut keadaan penduduk berdasarkan mata pencaharian yang lebih dominan terbanyak yaitu bidang Kontraktor.

4.3 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penting dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat, karena amat berhubungan dengan berbagai segi kehidupan jasmani maupun rohani. Ketersediaan sarana dan prasarana tersebut tentu memperlancar kegiatan masyarakat yang di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur. Untuk lebih jelasnya rincian sarana dan prasarana yang ada di di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur dapat kita lihat pada Tabel 6 sebagai berikut:

Tabel 6. Sarana dan Prasarana di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur.

No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah Unit Persentase (%)

1 SDN 270 Matompi 1 12,5

2 Gereja Toraja 1 12,5

3 Poskesdes 1 12,5

4 Pusyandu 1 12,5

5 Baruga Paripurna 1 12,5

6 Gedung BBI 1 12,5

7 Lapangan Voli 1 12,5

8 Sekolah Minggu 1 12,5

Jumlah 8 100

Sumber: Kantor Desa Baruga, 2020.

(37)

23 Tabel 6. di atas menjelaskan bahwa sarana dan prasarana yang ada di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur sudah cukup memadai, seperti terdapatnya sarana dan prasarana di bidang pendidikan SDN 270 Matompi, Gereja Toraja, Poskesdes, Pusyandu, Baruga Paripurna, Gedung BBI, Lapangan Voli, Sekolah Minggu. Hal ini mengetahui bahwa sarana dan prasarana sudah cukup terpenuhi di dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

(38)

24

dan lembaga pemasaran terkait di Desa Baruga, Kecamatan Towuti. Responden pada penelitian ini akan diuraikan ke dalam pembahasan saluran pemasaran lada yang menggambarkan berbagai aspek yakni umur, pengalaman berusahatani, pendidikan terakhir, luas lahan, serta identitas responden lembaga pemasaran.

Adapun karakteristik responden sebagai berikut:

1. Identitas Petani Lada

Petani adalah seseorang atau sekelompok yang bekerja dengan bercocok tanam hasil bumi atau memanfaatkannya guna untuk memperoleh kehidupan dari kegiatan tersebut.

a. Umur Responden

Salah satu faktor yang memengaruhi kemampuan kerja petani dalam melaksanakan aktivitas bertaninya ialah umur. Apabila petani memiliki umur produktif, ia akan lebih baik dan maksimal dalam beraktivitas dibandingkan dengan petani usia non produktif. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh menunjukkan bahwa umur responden berkisar antara 31 tahun sampai 71 tahun dapat dilihat pada Tabel 7 sebagai berikut:

(39)

25 Tabel 7. Jumlah dan Persentase Kelompok Umur Petani di Desa Baruga

Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur

Sumber: Data Primer Setelah di Olah, 2022

Tabel 7 di atas menjelaskan bahwa jumlah responden tertinggi berada di umur 31-40 dan 41-50 tahun, dengan masing-masing berpersentase 37 %, sementara itu untuk responden dengan usia 51-60 sebanyak 16% dan responden dengan usia 61-71 sebanyak 10%.

b. Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor dalam suatu bidang dan menjadi tolak ukur keberhasilan dalam menjalankan suatu profesi, ini dapat dilihat pada Tabel 8 sebagai berikut:

Tabel 8. Tingkat Pendidikan Petani di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase (%)

1. SD 8 42

2. SMP/Sederajat 4 21

3. SMA/Sederajat 7 37

Jumlah 19 100

Sumber: Data Primer Setelah di Olah, 2022

Tabel 8 di atas menunjukkan bahwa jumlah responden yang paling banyak adalah dengan pendidikan SD di mana responden berjumlah 8 orang No. Tingkat Umur Jumlah Responden Persentase (%)

1. 31-40 7 37

2. 41-50 7 37

3. 51-60 3 16

4. 61-71 2 10

Jumlah 19 100

(40)

26 dengan presentase 42% lalu di tingkat pendidikan SMA berjumlah 7 orang dengan presentase 37% dan presentase pendidikan dengan 21% ialah SMP sebanyak 4 orang.

c. Pengalaman Berusahatani

Pengalaman berusahatani merupakan suatu faktor pengaruh terhadap tingkat keberhasilan dalam kegiatan produksi dalam pertanian. Dengan pengalaman bertani yang lebih lama cenderung lebih baik di bandingkan dengan petani yang belum memiliki pengalaman berusahatani, dapat dilihat pada Tabel 9 sebagai berikut:

Tabel 9. Pengalaman Berusahatani di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur.

No.

Pengalaman Bertani (Tahun)

Jumlah Responden Persentase (%)

1. 5 – 10 5 26

2. 11- 20 10 53

3. 21 – 30 3 16

4. 31 – 40 1 5

Jumlah 19 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2022

Tabel 9 diatas menunjukkan bahwa pengalaman berusahatani petani lada tertinggi berkisar 11-20 tahun sebanyak 10 orang dengan presentase 53%, sedang kisaran 5-10 tahun sebanyak 5 orang dengan presentase 26%, lalu di kisaran 21- 30 tahun berjumlah 3 orang dengan presentase 1% dan tingkat pengalaman berusahatani terendah berkisaran 31-40 tahun sebanyak 1 orang dengan presentase

(41)

27

5%. Hal inilah yang menjadi tolak ukur penglaman berusahatani perlu di kembangkan pada wilayah sektor lada di Desa baruga Kecamatan Towuti.

d. Luas lahan

Luas lahan merupakan area yang di manfaatkan bagi tumbuhan, hewan ternak dan aktivitas kehidupan lainnya. Dalam bidang pertanian luas lahan sangat berpengaruh bagi petani karena semakin luas area lahan garap maka akan mempengaruhi seluruh aspek baik bibit, pupuk, tenaga kerja dan hasil produksi.

Oleh karenanya itu lahan menjadi salah satu objek penting dalam bidang pertanian.

Tabel 10. Karakteristik Petani Berdasarkan Luas Lahan di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur

No Luas Lahan (Ha) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 1 - 1,5 14 73,68

2 1,5 - 2 5 26,31

Total 19 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2022

Tabel 10 diatas menjelaskan bahwa petani yang memiliki luas luas lahan 1-1,5 ha sebanyak 14 orang dengan persentase 73,68% dan petani dengan luas lahan 1,5-2 ha berjumlah 5 orang denga persentase 26,31%, maka semakin luas lahan milik petani maka produksi lada yang dihasilkan semakin banyak.

2. Identitas Responden Lembaga Pemasaran

Lembaga pemasaran atau pedagang merupakan seseorang yang terlibat dalam saluran pemasaran lada di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur yaitu pedagang pengumpul. Identitas responden dalam penelitian ini meliputi: nama, umur, jenis pedagang, tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan, dapat dilihat pada Tabel 11 sebagai berikut:

(42)

28 Tabel 11. Identitas Responden Pedagang Pengepul di Desa Baruga Kecamatan

Towuti Kabupaten Luwu Timur.

No Nama Jenis kelamin

Umur (Tahun)

Tingkat Pendidikan

Pengalaman Berdagang

(tahun)

Jenis Pedagang

1 Iwan L 35 SD 6 P.Pengepul

2 Safaruddin L 41 SMA 3 P.Pengepul

3 Sahar L 29 SMA 5 P. Pengepul

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2022

Tabel 11 diatas menunjukkan bahwa identitas responden pedagang pengepul di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur sebanyak 3 orang. Tingat pendidikan pedagang pengepul dalam dalam objek perdagangan baik dengan petani maupun pedagang besar sangat berpengaruh, dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi pedagang dapat menganalisa pasar yang dapat meningkatkan keuntungan atau dapat merugikan.Dalam berusahatani pengalaman yang dimiliki akan mempengaruhi rangkaian pemasaran, semakin lama pengalaman berdagang maka semakin mudah dalam mengelola informasi dan mengelola produk yang akan di pasarkan baik ke pedagang besar maupun konsumen.

Tabel 12. Identitas Responden Pedagang Besar di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur.

No Nama Jenis kelamin

Umur (Tahun)

Tingkat Pendidikan

Pengalaman Berdagang

(tahun)

Jenis Pedagang

1 Hj. Ani P 47 SMA 7 P. Besar

2 Munir L 37 SMP 5 P. Besar

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2022

Tabel 12 diatas menunjukkan bahwa identitas responden pedagang besar di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur sebanyak 2 orang

(43)

29 dengan tingkat pendidikan adalah SMP dan SMA. Pada usia 37-47 ini pedagang masih produktif sehingga masih mampu bekerja dengan baik dalam melakukan perdagangan lada sehingga peran dalam pemasaran dari produsen hingga ke konsumen lancar.

Pedagang besar di Desa Baruga yaitu pedagang yang membeli lada dalam volume yang relatif banyak dan memiliki modal yang cukup besar. Biasanya pedagang besar membeli lada dari produsen di dalam wilayah maupun luar wilayah Desa Baruga dan dari pedagang pengepul di luar Desa Baruga. Dalam perdagangan para pedagang besar mendapat produk lada dengan melakukan pembelian di Desa Baruga melalui cara beli lewat perantara pedagang pengepul yang mana nanti produk akan di kirim kegudang pedagang besar.

5.2 Saluran Pemasaran Lada

Saluran pemasaran komoditas lada merupakan suatu perpindahan produk dari tangan produsen hingga konsumen akhir. Aliran pemasara lada di Desa Baruga Kecamata Towuti Kabupaten Luwu Timur diketahui dengan melihat arus pemasaran lada tersebut dimulai dari produsen hingga sampai ke konsumen akhir, dalam aktivitas pemasaran peran lemabaga pemasaran atau pedagang perantara yang memiliki peran cukup penting dalam menyalurkan produk. Panjang pendeknya saluran pemasaran suatu produk, ditandai dengan banyaknya saluran pemasaran yang dilalui oleh produk tersebut mulai dari produsen hingga ke konsumen akhir.

Dalam suatu kegiatan pemasaran terdapat lembaga pemasaran yang menghubungkan semua stakeholder dari produsen ke konsumen akhir dalam

(44)

30 menyampaikan hasil produksi, terdapat satu saluran pemasaran di Desa Baruga Kecamatan Towuti, yaitu:

1.

Gambar 2. Saluran Pemasaran lada Di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur

Pada gambar 2 pada saluran pemasaran ini hanya menggunakan pola satu saluran pemasaran yang berawal produsen - pedagang pengepul - pedagang besar. Pada alur saluran pemasaran berawal dari hulu hingga ke hilir dimana produsen sebagai sumber pemasok produk lada yang berada di Desa Baruga di dalam proses pemasaran produk, produsen menghubungi pedagang pengepul yang berda di Kecamatan Towuti akan ketersediaan hasil panen yang mana transaksi harga dan barang berlangsung di tempat produsen pada pengambilan produk harga lada sebesar Rp. 74.000/kg setelah transaksi pembelian produk maka produk akan di angkut ke gudang pedagang pengepul yang berada di Kecamatan Towuti sebelum akan di salurkan lagi ke pedagang besar. Dalam pengambilan produk pedagang besar yang berada di wilayah Kota Makassar melakukan pembelian produk dengan cara menghubungi pedagang pengepul terkait ketersedian produknya dalam bentuk jumlah lalu kesepakatan akan tercipta bilamana berat produk dan biaya transportasi sudah di sepakati antara stakeholder maka akan didapatkan harga sebesar Rp.78.000/kg dengan metode pembayaran transfer (non tunai).

Produsen Pedagang Pengepul Pedagang Besar

(45)

31 5.3 Mekanisme Aliran Produk, Aliran Keuangan dan Aliran Informasi Dalam Saluran Pemasaran Komoditas lada di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur.

Dalam saluran pemasaran komoditas lada di Desa Baruga menggambarkan aliran produk, aliran keuangan dan aliran informasi dapat dilihat pada gambar 1 sebagai berikut:

Keterangan: = Aliran Produk Lada

= Aliran Keuangan

= Aliran Informasi

Gambar 3. Mekanisme Aliran Produk, Aliran Keuangan dan Aliran Informasi Pada Saluran Pemasaran Komoditas Lada di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur

Pada gambar 3 Aliran produk di wilayah Desa Baruga dalam saluran pemasaran yaitu: petani (produsen) di Desa Baruga yang memproduksi lada

selanjutnya dijual kepada pedagang pengepul di Kecamatan Towuti lalu ke pedagang besar kemudian dari pedagang besar ke pedagang pengecer hingga

sampai kepada konsumen.

1. Aliran Produk

Aliran produk lada yaitu dari produsen sampai konsumen melalui saluran pemasaran produk lada dimana produk mengalir dari hulu ke hilir dimulai dari pemasok berperan sebagai produsen yang menjual produk lada ke pedagang pengepul dengan sistem pengambilan langsung. Setelah pedagang pengepul produk lada akan dikirim ke gudang pedagang besar dimana pedagang pengecer

Produsen Pedagang Pengepul Pedagang Besar

(46)

32 akan melakukan transaksi untuk mendapatkan produk lada hingga akhirnya sampai ke tangan konsumen.

2. Aliran Keuangan

Aliran keuangan pada saluran pemasaran lada di Desa Baruga mengalir dari hilir ke hulu dengan metode pembayaran yang dilakukan yaitu sistem tunai (cash) dan sistem transfer melalui bank. Dalam aliran keuangan ini konsumen ke pengecer menggunakan metode tunai (cash) atau langsung, dan dari pedagang pengecer ke pedagang besar menggunakan metode pembayaran transfer bank, pada pedagang besar ke pedagang pengepul menggunakan sistem transfer bank, sedangkan di pedagang pengepul menggunakan sistem tunai (cash).

Untuk mendapatkan lada pedagang pengepul membeli produk dari produsen lada dengan harga Rp.74.000/kg secara tunai setelah membeli produk lada kemudian memindahkannya ke dalam karung ukuran 50 kg dan menyimpan produk lada di gudang sebelum didistribusikan. Pedagang besar membeli produk dari pedagang pengepul dengan harga Rp.78.000/kg.

3. Aliran Informasi

Aliran distribusi informasi merupakan komponen yang sangat penting untuk diperhatikan guna mencapai tujuan dari saluran pemasaran. Distribusi yang baik diantara semua pelaku aliran dapat menciptakaan suatu hubungan yang baik apabila transparansi sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dan komitmen dalam menjalankan hubungan kerja sama. Aliran informasi harus dikelola dengan baik secara bersama untuk menghindari ketidak selarasan. Aliran informasi dalam saluran pemasaran terdiri dari informasi ketersediaan produk,

(47)

33 kebutuhan produk dan harga dari produk yang meliputi skema saluran sasaran akhir (konsumen). Informasi yang diperoleh dari pedagang meliputi informasi terhadap perubahan permintaan kualitas produk dan kuantitas produk Penyampaian informasi berlangsung pada saat pembelian produk dari produsen.

Informasi pasar sangat penting terutama dari konsumen akhir yang menyangkut standar kualitas produk. Bentuk informasi yang diperoleh dari pedagang besar ke pedagang pengepul yaitu informasi terhadap perubahan harga dan perubahan kuantitas permintaan. Informasi terhadap perubahan harga sangat penting bagi pedagang pengepul untuk pembelian produk lada di produsen, kemudian untuk produsen informasi yang diberikan oleh pedagang pengepul berupa perubahan harga. Aliran informasi pada saluran pemasaran produk lada dapat dikategorikan lancar dengan jenis informasi bersifat keselarasan (berimbang). Aliran informasi pada pedagang Pengepul dan pedagang besar sudah berjalan dengan lancar karena aliran informasi antara semua stakeholder yang terkait baik dengan jumlah dari permintaan konsumen maupun terhadap jumlah ketersediaan produk, kebutuhan produk dan harga di pasaran pada semua stakeholder yang terkait baik berada hulu atau hilir dan sebaliknya setiap pelaku saluran yang terlibat dalam saluran pemasaran telah mendapatkan informasi.

(48)

34 VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian yang telah di uraikan maka di peroleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Saluran pemasaran lada yang terjadi di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur memiliki satu saluran pemasaran yang digunakan oleh responden (petani) yaitu: produsen - pedagang pengepul - pedagang besar.

2. aliran produk mengalir dari hulu sampai hilir menjelaskan pedagang pengepul dengan sistem pemasaran pengambilan langsung sedangkan pada pedagang besar dan pedagang pengecer dengan sistem pengiriman barang. Aliran keuangan mengalir dari hilir ke hulu dan menggunakan sistem pembayaran transaksi chas dan transfer. Sedangkan aliran informasi mengalir melalui kepercayaan dan kerjasama yang baik antara semua stakeholder dari pihak produsen - pedagang pengepul - pedagang besar.

6.2. Saran

Adapun saran penelitian ini adalah:

1. Kepada pihak instansi yang terkait agar memperhatikan penyaluran hasil panen petani lada agar dapat tercipta kesejahteraan petani lada di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur.

2. Diharapkan bagi pemerintah untuk mengoptimalkan stabilitas harga pada petani lada di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur.

(49)

35 DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Thamrin dan Francis Tantri. 2012. Manajemen Pemasaran. Depok: PT Raja Grafindo Persada

Budiman Evander. (2013). Evaluasi Kinerja Supply Chain Pada UD. Maju Jaya di Desa Tiwoho Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal EMBA. ISSN 2303-

1174. Vol.1 No.4 Desember 2013, Hal. 443-452.

Bahrudin, R. (2018). Analisis saluran pemasaran lada putih (muntok white pepper) di Desa Bakam Kecamatan Bakam Kabupaten Bangka (Doctoral dissertation, Universitas Bangka Belitung).

Direktorat Jendral Perkebunan, (2020). Jumlah Prduksi Tanaman Lada Indonesia Daud, S., Boekoesoe, Y., & Saleh, Y. (2018). Analisis Pemasaran Cabai Rawit Di Desa Sosial Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo. Agrinesia:

Jurnal Ilmiah Agribisnis, 2(3), 232-241.

Firdaus, Muhammad.2008. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Bumi Aksara

Kolter, & Amstrong, (2004). Dasar-Dasar Pemasaran. Eid ke-9. Jakarta: PT.

Indek kelompok Gramedia.

Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Prenhallindo.

Kotler dan Philip. (2011). Manajemen Pemasaran di Indonesia (edisi 1). Jakarta:

Salemba Empat.

Krisnadi, E., Soetoro, S., & Ramdan, M. (2017). Analisis Pemasaran Lada Perdu. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh, 1(2), 103-108.

Kurnia, R., Rusman, Y., & Hardiyanto, T. (2017). Analisis Saluran Pemasaran Kedelai (Studi Kasus Pada Kelompoktani Munding Bule Di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh, 3(2), 256-265.

Mardian, Novira Kusrini, dan Maswadi. (2011). Analisis Rantai Nilai (value chain) pada Komoditas Lada di Desa Trigadu Kecamatan Galing Kabupaten Sambas. Penelitian Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak. Pontianak.

(50)

36 Mediatani. (2015). Cara Sukses Menanam Lada Dengan Mudah. http://

mediatani.com/cara-sukses-menanam-lada/. Diakses tanggal 26 Maret 2019.

Meitasari, Y. 2011. Studi Tata Niaga Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) di Kota Samarinda. Jurnal Agribisnis, Vol. 8 (2): 48 – 56. https://

agribisnisfpumjurnal.files.wordpress.com/2012/03/jurnal-vol-8-no-2- yenni.pdf (diakses pada 30 Mei 2016).

Miles, Matthew B., A. Michael Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif: buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Terj. Tjetjep Rohendi Rohadi.

Jakarta: UI Press.

Sarpian, T. (2004). Lada: Mempercepat Berbuah, Meningkatkan Produksi, Memperpanjang Umur. Penebar Swadaya. Jakarta. 1-2 hal.

Saladin, Djaslim, 2002. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengendalian. Penerbit Linda Karya Bandung.

Setiawan, Rangga; Susilowati, Dwi; Sudjoni, M. N., (2020). Analisis Efisiensi Pemasaran Cabai Merah Di Desa Jetak Ngasri Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis 8.3.

Tri. Nofianto., 2015. Analisis Tata Niaga Kubis (Brassica Oleraceae) Di Desa Deles Kecamatan Bawang Kabupaten Batang. Vol. 11 No.1 Hal 23-24 Tjitrosoepomo, G. (1994). Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada. University Press.

Yogyakarta. 25-26 hal.

Wiartha, I Made, (2006). Metodologi Penilitian Sosial Ekonomi, Penerbit Andi.

Yogyakarta.

Wulandari, D., Qurniati, R., & Herwanti, S. (2018). Efisiensi Pemasaran Durian (Durio Zibethinus) di Desa Wisata Durian Kelurahan Sumber Agung (Durian Marketing Efficiency in Durian Tourism Village in Sumber Agung). Jurnal Sylva Lestari, 6(2), 68-76.

Whardani, H., Sudrajat, I. S., & Widiatmi, S. (2019). Analisis pemasaran lada putih (Piper Nigrum) di Kecamatan Simpang Pesak Kabupaten Belitung Timur.

(51)

39

L A M

P

I

R

A

N

(52)

40 Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Petani Lada

KUISIONER PENELITIAN

1. Identitas responden a. Nama Petani :

b. Umur petani : tahun c. Pendidikan :

d. Tanggungan keluarga : jiwa e. Luas lahan : Hektar f. Pengalaman bertani : tahun 2. Pertanyaan petani lada

a. Berapa Kg hasil produksi lada permusim?

b. Berapa harga 1 Kg lada yang Bapak/Ibu jual?

c. Apakah Bapak/ibu yang mendatangi pedagang atau pedagang yang mendatangi Bapak/ibu?

d. Dari mana informasi mengenai harga yang diperoleh?

e. Bagaimana proses penjualan lada yang Bapak/ibu Lakukan?

f. Jenis pembayaran seperti apa yang yang Bapak/ibu gunakan?

(53)

41 Lampiran 2. Kuisioner Penelitian Pedagang Lada

1. Identitas responden a. Nama pedagang :

b. Umur pedagang : tahun c. Pendidikan :

d. Tanggungan Keluarga : jiwa e. Jenis pedagang :

f. Pengalaman berdagang : tahun 2. Pertanyaan Pedagang Lada

a. Berapa harga beli lada Bapak/ibu?

b. Berapa harga jual lada Bapak/ibu?

c. Lada dibeli dari mana?

Aktor Jumlah (Kg) Harga (Rp) Total

d. Lada di jual kemana?

Aktor Jumlah (Kg) Harga (Rp) Total

e. Dari mana informasi harga yang diperoleh?

f. Bagaimaan sifat pembelian produk yang dilakukan? (borongan/bertahap)?

g. Bagaimana cara membeli lada apakah Bapak/ibu datang langsung ke petani atau melalui perantara pedagang lain?

(54)

42 Lampiran 3. Identitas Responden Petani Lada di Desa Baruga Kecamatan Towuti

Kabupaten Luwu Timur

No Nama Jenis

kelamin

Umur (Tahun)

Tanggugan keluarga

Pengalam Bertani (Tahun)

Tingkat Pendidikan 1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14 15.

16.

17.

18.

19.

Samrin Mulyani

Sahril Bram Sesa Tonis

M. Hanif Ladesi Sudirman

Junaidi H. Sudir Badu

Idil Firman m.s

Amir Haji Alexander Rut Palobo Daniel Suteng

Yosepinah Palindangan

Dahri Jusri Tulak Simun Mundu

Benyamin Kabanga

L P L L L L L L L L L L L L P L L L L

40 41 36 31 46 41 47 69 52 71 52 52 49 48 48 32 31 35 39

2 5 1 1 2 3 1 1 4 3 8 2 9 5 3 4 5 5 3

12 6 11

6 12 12 40 19 5 23 23 25 15 5 20

6 20 12 15

SD SMP

SD SMP SMA SMA SMP SMA SMA SMA SD SD SD SMA SMA SD SMP

SD SD

(55)

43 Lampiran 4. Identitas Responden Pedagang Pengepul di Desa Baruga Kecamatan

Towuti Kabupaten Luwu Timur No. Nama Jenis

kelamin Umur Tanggungan

Keluarga Pendidikan Lama Berdagang

1. Iwan L 35 2 SD 6

2. Safaruddin L 41 5 SMA 7

3. Sahar L 29 2 SMA 5

Lampiran 5. Identitas Responden Pedagang Besar di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur

No. Nama Jenis kelamin

Umur (tahun)

Tanggungan

Keluarga Pendidikan Lama Berdagang

1. Hj. Ani P 47 4 SMA 7

2. Munir L 37 2 SMP 5

(56)

44 Lampiran 6. Luas lahan pada petani lada di Desa Baruga Kecamatan Towuti

Kabupaten Luwu Timur

No. Nama Responden Luas lahan (ha)

Jumlah Produksi (kg/musim)

1. Samrin 1 200

2. Mulyani 1 150

3. Sahril 1 300

4. Bram Sesa Tonis 1 200

5. M. Hanif Ladesi 2 400

6. Sudirman 1,5 200

7. Junaidi 1,5 100

8. H. Sudir Badu 1,5 200

9. Idil 1 150

10. Firman m. s 2 250

11. Amir Haji 1,5 250

12. Alexander 1 150

13. Rut palobo 2 350

14. Daniel Suteng 1 150

15. Yosepinah Palindangan 1 100

16. Dahri 1,5 350

17. Jusri Tulak 1 200

18. Simun Mundu 2 350

19. Benyamin Kabanga 1 200

Jumlah 25.5 4.250

Rata-rata 1.34 223.68

(57)

45 Lampiran 7. Peta Lokasi Penelitian

(58)

46 Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Wawancara Dengan Responden Petani.

Gambar 2. Wawancara Dengan Responden Petani.

(59)

47 Gambar 3. Wawancara dengan responden pedagang pengepul.

Gambar 4. Proses pengukuran berat lada petani di pedagang pengepul.

(60)

48 Gambar 5. Lada yang siap diangkut ke pedagang besar.

Gambar 6. Pengangkutan lada dari pedagang pengepul ke pedagang besar.

(61)

49 Lampiran 9. Surat izin penelitian

(62)

50

(63)

51

(64)

52

(65)

53

(66)

54

(67)

55

(68)

56

(69)

57 RIWAYAT HIDUP

Rama Permana S, lahir di Desa Ledu-Ledu Kecamatan Wasuponda Kabupaten Luwu Timur pada tanggal 02 Desember 1997 dari Ayah Sabrum dan Ibu Hasriani dan merupakan anak ke 2 dari 5 bersaudara.

Penulis mengawali pendidikan formal di SDN 251 Pae- Pae pada tahun 2004 dan lulus pada tahun 2010 lalu melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Wasuponda dan lulus pada tahun 2013.

Kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Wasuponda dan lulus pada tahun 2016, Pada tahun yang sama penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar Fakultas Pertanian Program Studi Agribisnis.

Selama mengikuti perkuliahan penulis juga aktif organisasi baik internal kampus yakni sebagai Sekretaris Umum Ukm Lpm Corong periode 2019-2020, dan eksternal kampus yakni Ipma Lutim dan Kapatra Makassar.

Tugas akhir dalam pendidikan tinggi atau proses perkuliahan di selesaikan dengan menulis skripsi dimana penulis memilih mengangkat judul skripsi yaitu

“Saluran Pemasaran Komoditas Lada di Desa Baruga Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur”.

Referensi

Dokumen terkait

Saluran Pemasaran Komoditas Pandanwagi Saluran pemasaran komoditas Pandanwangi yang ada di Desa Bunikasih Kecamatan Warungkondang adalah : saluran pemasaran nol

Dari tabel tersebut diatas dapat dilihat bahwa penutup kotak berhias akan terbuka secara otomatis jika objek yang terdeteksi oleh sensor berada pada jarak kurang dari sama

Pada tanggal 12 Juni 2020, penulis melakukan pencarian tempat kerja magang dilakukan dua bulan lebih awal dari syarat melakukan kegiatan magang yang diberikan oleh pihak

3) Hydraulic Jack diletakkan tepat di tengah-tengah test pile. Sewaktu jack bekerja maka jack akan menekan test beam ke atas sehingga akan ada reaksi tekan ke tiang

Rencana penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2017/2018 yaitu pada bulan Oktober-November 2017 dengan menyesuaikan jam pelajaran

Metode penelitian yang saya gunakan adalah metode studi kasus dimana sampel alga Padina australis (Gambar 1) yang diambil dari alam kemudian di tempatkan ke dalam

Desa wisata Sidoakur merupakan desa wisata yang terletak di 22 Km kearah selatan Kota Kabupaten Sleman yakni didesa Sidokarto, Kecamatan Godean, Kabupaten

Menyadari akan bahaya keberadaan logam berat terhadap organisme yang ada di daerah muara sungai maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang kandungan logam berat