• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa Semester Satu Di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Tahun 2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa Semester Satu Di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Tahun 2014."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

iv

Abstrak

Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa Semester Satu di

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Tahun 2014.

Triadi Arif Maulana, 2015. Pembimbing I : dr. Stella Tinia Hasianna, M.Kes. Pembimbing II : dr. Ade Kurnia Surawijaya, Sp.KJ.

Mahasiswa kedokteran memiliki tingkat kecemasan yang tinggi karena beban

belajar yang berat disertai jadwal kuliah yang padat. Mahasiswa semester awal sedang mengalami perubahan lingkungan dari masa SMA ke jenjang kuliah sehingga harus beradaptasi terhadap lingkungan baru yang dapat menyebabkan kecemasan.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan,

perbandingkan persentase kecemasan antara pria dan wanita, dan gambaran faktor demografi dalam kecemasan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran semester satu.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan studi potong lintang,

dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranantha, Bandung. Subjek penelitian adalah mahasiswa semester satu Fakultas Kedokteran tahun 2014, menggunakan instrumen penelitian Zung Self-Rating Anxiety Scale.

Hasil penelitian menunjukkan dari 170 mahasiswa terdapat 43 mahasiswa

(25,29%) yang mengalami kecemasan, dengan tingkat ringan-sedang pada 38 subjek (22,35%), sedang-berat pada 3 subjek (1,76%), dan berat sekali/panik pada 2 subjek (1,18%). Sebanyak 26,32% dari total 57 pria mengalami cemas, sedangkan wanita sebanyak 24,78% dari total 113 wanita. Jenis kelamin, usia, suku bangsa, kota asal, tempat tinggal, jumlah saudara kandung, dan riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga memberikan gambaran yang bervariasi dalam kecemasan.

Simpulan dari penelitian ini adalah sebanyak 25,29% mahasiswa semester

pertama mengalami kecemasan dengan tingkat kecemasan terbanyak pada derajat ringan-sedang dan persentase kecemasan pada pria 1,54% lebih banyak dari wanita. Terdapat faktor-faktor demografi yang berperan dalam kecemasan.

(2)

v

Abstract

Description of Anxiety Level in Maranatha Christian University

Faculty of Medicine First Semester Students in 2014.

Triadi Arif Maulana, 2015. 1st tutor: dr. Stella Tinia Hasianna, M.Kes. 2nd tutor: dr. Ade Kurnia Surawijaya, Sp.KJ.

Medical students have a high level of anxiety because the hard study material along with dense lecture schedule. First semester students are having an environmental changes from High School to College environtment so they have to adapt to their new environmental changes that can couse anxiety.

Research’s objective was to discover the anxiety level description, anxiety percentage ratio between men and women, and demography in anxiety from first semester students in Faculty of Medicine.

This research is a descriptive with cross-sectional study research held in Maranatha Christian University Faculty of Medicine, Bandung. The subject is first semester medical student in 2014, using Zung Self-Rating Anxiety Scale instrument.

The result show that from 170 students, 43 students (25,29%) have anxiety. Students with mild to moderate anxiety level are 38 subject (22,35%), marked to severe anxiety level are 3 subject (1,76%), and extreme anxiety level are 2 subject (1,18%). There are 26,32% among 57 men have anxiety, whereas 24,78% among 113 women have anxiety. Gender, age, ethnic, hometown, residence place, number of siblings, and family history of anxiety disorders gave variety in anxiety.

Research’s conclusion is 25,29% of first semester students have anxiety, most of the students who have anxiety are on mild to moderate level and anxiety percentage on male is 1,54% higher than women. There are demographic factors that contribute to anxiety.

(3)

vi

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1Latar Belakang...1

1.2Identifikasi Masalah...3

1.3Maksud dan Tujuan...3

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah...4

1.4.1 Manfaat Praktis...4

1.4.2 Manfaat Akademis...4

1.5Landasan Teoritis...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...7

2.1 Pengertian Kecemasan...7

2.2 Epidemiologi...8

2.3 Gejala-gejala Kecemasan...10

2.4 Etiologi Kecemasan...15

2.5 Faktor Risiko Kecemasan...16

(4)

vii

2.6.1 Kecemasan Ringan...19

2.6.2 Kecemasan Sedang...20

2.6.3 Kecemasan Berat...20

2.6.4 Panik...20

2.6.5 Rentang Respon Kecemasan...21

2.7 Klasifikasi Kecemasan...21

2.7.1 Gangguan Panik dengan atau Tanpa Agoraphobia...22

2.7.2 Agorafobia Tanpa Gangguan Panik...24

2.7.3 Fobia Spesifik...24

2.7.4 Fobia Sosial...26

2.7.5 Gangguan Obsesif Komplusif...26

2.7.6 Gangguan Stress Pasca Trauma...28

2.7.7 Gangguan Stress Akut...29

2.7.8 Gagguan Kecemasan Menyeluruh...30

2.8 Proses Terjadinya Kecemasan...31

2.8.1 Kecemasan sebagai Proses Adaptif...31

2.8.2 Hubungan Stres dengan Kecemasan...32

2.8.3 Kecemasan Menurut Ilmu Psikologis...32

2.8.3.1 Teori Psikoanalitik... 33

2.8.3.2 Teori Perilaku... 33

2.8.3.3 Teori Eksistensial... 33

2.8.4 Kecemasan Menurut Ilmu Biologis... 34

2.8.4.1 Sistem Saraf Otonom...34

2.8.4.2 Neurotransmitter... 34

2.8.4.3 Norepinefrin... 34

2.8.4.4 Serotonin...35

2.8.4.5 Gamma-Aminobutryc Acid (GABA)...35

2.8.5 Efek Stress Terhadap Aktivitas Sistem Saraf Otonom...35

2.8.5.1 Efek Terhadap Kardiovaskular dan Pernafasan...36

2.8.5.2 Respon Metabolik dan Termoregulator...36

(5)

viii

Urinarius...37

2.8.5.4 Efek Terhadap Respon Imunologis...37

2.9 Instrumen Diagnosis Kecemasan...37

2.9.1 Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS)...37

2.9.2 Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS)...39

2.9.3 Taylor’s Manifest Anxiety Scale (TMAS)...41

2.9.4 Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS)...42

2.9.5 Beck’s Anxiety Inventory (BAI)...42

2.9.6 Depression Anxiety Stress Scales (DASS)...43

2.9.7 State-Trait Anxiety Inventory (STAI)...44

2.10 Penatalaksanaan Terapi Kecemasan...45

2.10.1 Psikoterapi...45

2.10.2 Psikofarmakologis...46

2.11 Kemahasiswaan...46

2.11.1 Tantangan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha…...46

2.11.2 Faktor Kecemasan yang Terjadi pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran...47

2.11.3 Pemilihan Populasi Objek Penelitian...48

2.12 Psikologi Perkembangan Masa Dewasa Dini...49

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN...50

3.1 Metode Penelitian ...50

3.2 Rancangan Penelitian...50

3.3 Teknik Pengambilan Data...50

3.4 Instrumen Penelitian...51

3.5 Subjek Penelitian...51

3.6 Kriteria Subjek Penelitian...52

(6)

ix

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...53

4.1 Hasil Penelitian...53

4.1.1 Gambaran Tingkat Kecemasan Mahasiswa...53

4.1.2 Demografi dan Persentase Kecemasan...54

4.1.2.a Jenis Kelamin Mahasiswa...54

4.1.2.b Usia Mahasiswa...54

4.1.2.c Suku Bangsa Mahasiswa...55

4.1.2.d Kota Asal...56

4.1.2.e Tempat Tinggal Mahasiswa...57

4.1.2.f Jumlah Saudara Kandung...57

4.1.2.g Riwayat Gangguan Kecemasan Dalam Keluarga...58

4.2. Pembahasan...59

4.2.1 Gambaran Tingkat Kecemasan Mahasiswa...59

4.2.2 Demografi dan Persentase Kecemasan...60

4.2.2.a Jenis Kelamin Mahasiswa...60

4.2.2.b Usia Mahasiswa...60

4.2.2.c Suku Bangsa Mahasiswa...61

4.2.2.d Kota Asal...62

4.2.2.e Tempat Tinggal Mahasiswa...62

4.2.2.f Jumlah Saudara Kandung...63

4.2.2.g Riwayat Gangguan Kecemasan Dalam Keluarga...63

BAB V SIMPULAN DAN SARAN...65

5.1 Simpulan...65

5.2 Saran...65

DAFTAR PUSTAKA...67

LAMPIRAN...71

(7)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tanda dan Gejala Cemas ...10

Tabel 2.2 Gangguan Medik Berhubungan Dengan Cemas...11

Tabel 2.3 Tanda dan Gejala Cemas...12

Tabel 2.4 Respon Perilaku, Kognitif, dan Afektif...13

Tabel 2.5 Klasifikasi Kecemasan...21

Tabel 2.6 Gejala Afektif dan Somatik dari Kecemasan Berdasarkan ZSAS...38

Tabel 4.1 Karakteristik mahasiswa berdasarkan jenis kelamin...54

Tabel 4.2 Karakteristik mahasiswa berdasarkan usia...54

Tabel 4.3 Karakteristik mahasiswa berdasarkan suku bangsa...55

Tabel 4.4 Karakteristik mahasiswa berdasarkan kota asal...56

Tabel 4.5 Karakteristik mahasiswa berdasarkan tempat tinggal...57

Tabel 4.6 Karakteristik mahasiswa berdasarkan jumlah saudara kandung...57

(8)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Hubungan antara tingkat rangsangan/kecemasan dengan

efisiensi performa...5

Gambar 2.1 Rentang Respon Kecemasan...21

Gambar 4.1 Gambaran tingkat kecemasan pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Maranatha 2014...53

Gambar 4.2 Kota asal luar bandung mahasiswa...56

(9)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kecemasan adalah perasaan ketakutan yang menyeluruh, tidak menyenangkan,

bersifat samar-samar, seringkali disertai gejala otonomik seperti nyeri kepala,

jantung berdebar, gangguan lambung ringan maupun berkeringat. Kecemasan juga

merupakan respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal

normal yang terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau

yang belum pernah dilakukan, serta dalam menentukan identitas diri dan arti

hidup (Sadock & Sadock, 2009).

Kecemasan adalah reaksi yang dapat dialami siapapun. Namun rasa cemas

yang berlebihan, apalagi yang sudah menjadi gangguan akan menghambat fungsi

seseorang dalam kehidupannya. Dalam kehidupan sehari-hari kita pasti pernah

merasa cemas, misalnya berdebar saat akan ujian, sakit perut saat akan berbicara

depan publik, dan lainnya.

Pada mahasiswa, masa kuliah adalah masa dimana seorang individu

mengalami suatu peralihan dari masa remaja menuju dewasa, termasuk

perkembangan secara psikologis. Mahasiswa memiliki tugas untuk belajar, namun

ia juga harus mulai memikirkan bagaimana kelangsungan hidupnya kelak. Semua

perubahan tersebut menyebabkan mahasiswa cukup rentan untuk mengalami

gangguan psikologis, salah satunya adalah gangguan kecemasan, terutama bagi

mahasiswa tingkat awal yang sedang mengalami masa transisi perkuliahan.

Menurut Dyah Chandratika dan Susy Purnawati (2014) mahasiswa sering

mengalami gangguan cemas, salah satunya adalah akibat dari faktor psikososial,

dimana mahasiswa tidak merespon secara tepat dan akurat terhadap stressor misalnya terhadap situasi lingkungan yang baru. Gangguan kecemasan dapat

mempengaruhi proses belajar mengajar pada mahasiswa karena pada gangguan ini

(11)

2

mengganggu kemampuan memusatkan perhatian, menurunkan daya ingat, dan

lain-lain. Sehingga dapat mengganggu proses belajar pada

mahasiswa(Chandratika & Purnawati, 2014).

Mahasiswa kedokteran memiliki tingkat kecemasan yang tinggi karena peran

pentingnya mahasiswa tersebut dalam bidangnya. Pada mahasiswa semester awal

diasumsikan bahwa mahasiswa sedang mengalami perubahan lingkungan dari

masa SMA ke jenjang kuliah sehingga harus beradaptasi terhadap lingkungan

baru (Chandratika & Purnawati, 2014).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Yeli Erna Fratiwi tahun 2010 terhadap

mahasiswa semester tiga Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha

Angkatan 2008, dikemukakan bahwa mahasiswa tanpa kecemasan sebanyak 40%,

kecemasan ringan 34%, kecemasan sedang 20%, kecemasan berat 4%, dan

mahasiswa dengan kecemasan sangat berat sebanyak 2% (Fratiwi, 2010).

Mahasiswa Fakultas Kedokteran harus mengikuti jadwal kuliah yang padat,

kegiatan tutorial, praktikum, skills lab, dan tuntutan untuk belajar mandiri di luar jam-jam tersebut sehingga tekanan dan beban terhadap kondisi fisik dan mental

mahasiswa relatif lebih berat dibandingkan bidang pendidikan yang lain. Dalam

penelitian ini, akan fokus pada mahasiswa tingkat awal yang sedang mengalami

masa transisi perkuliahan. Dalam hal mewujudkan pencapaian mengetahui

gambaran tingkat kecemasan, maka akan melakukan studi pada mahasiswa

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Angkatan 2014. Melalui studi

ini, maka dapat mengetahui jumlah dan presentase mahasiswa yang mengalami

gangguan kecemasan. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mengangkat

(12)

3

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, melalui studi pada mahasiswa

kedokteran angkatan 2014, maka identifikasi masalah yang akan diteliti adalah:

1. Bagaimana gambaran tingkat kecemasan dan berapa jumlah dan persentase

mahasiswa semester satu di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen

Maranatha tahun 2014 yang mengalami gangguan kecemasan.

2. Apakah ada perbedaan persentase kecemasan antara pria dan wanita pada

mahasiswa semester satu di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen

Maranatha tahun 2014.

3. Bagaimana gambaran faktor-faktor demografi yang berperan dalam

kecemasan pada mahasiswa semester satu di Fakultas Kedokteran Universitas

Kristen Maranatha tahun 2014.

1.3 Maksud dan Tujuan

Tujuan dari karya tulis ilmiah ini adalah:

1. Mengetahui gambaran tingkat kecemasan, jumlah, dan persentase mahasiswa

semester satu di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha tahun

2014 yang mengalami gangguan kecemasan.

2. Mengetahui perbedaan persentase kecemasan antara pria dan wanita pada

mahasiswa semester satu di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen

Maranatha tahun 2014.

3. Mengetahui gambaran faktor-faktor demografi yang berperan dalam

kecemasan pada mahasiswa semester satu di Fakultas Kedokteran Universitas

(13)

4

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat karya tulis ilmiah Gambaran Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa

Kedokteran adalah sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Praktis

Manfaat melakukan penelitian ini adalah untuk memberikan informasi

kepada masyarakat, dosen Fakultas kedokteran, dan mahasiswa tentang tingkat

kecemasan pada mahasiswa semester satu Fakultas Kedokteran Universitas

Kristen Maranatha sehingga dapat memberikan bantuan pada mahasiswa yang

mengalami kecemasan serta mengurangi tingkat kecemasan pada mahasiswa

Fakultas Kedokteran.

Selain itu, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi

Dekan Fakultas Kedokteran untuk dapat membuat sistem perkuliahan yang

tidak membuat cemas mahasiswa, namun tetap efektif.

1.4.2 Manfaat Akademis

Mengetahui bagaimana gambaran kecemasan pada mahasiswa semester satu

di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha tahun 2014 sehingga

dapat bermanfaat bagi kemajuan ilmu kedokteran khususnya pada bidang

kejiwaan dan menjadi landasan untuk penelitian-penelitian lain yang terkait

dengan kecemasan serta dapat berguna dalam aplikasi secara klinis.

1.5 Landasan Teoritis

Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul

karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi sumbernya

sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam (Departemen Kesehatan RI,

1990).

Menurut Casle & Bassett (2009), penyebab kecemasan dapat berasal dari fisik

dan psikiatrik, dimana penyebab fisik terbagi atas eksogen dan endogen. (Castle

(14)

5

psikologis yang menyebutkan bahwa kecemasan terjadi karena kurangnya

pengetahuan seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap pertumbuhan dan

perkembangan lingkungan sosial, kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar,

dan tidak mampu menyesuaikan diri terhadap tekanan yang ada (Migwar, 2006).

Kecemasan terbagi menjadi 4 tingkat dimulai dari Kecemasan ringan, sedang,

berat, hingga panik dimana pada masing-masing tingkatan terdapat 3 gejala utama

(fisiologis, kognitif, dan afektif) yang akan semakin berat dan nampak pada

tingkat kecemasan yang semakin berat (Stuart & Sundeen, 1998).

Sebenarnya kecemasan yang rendah normal bagi manusia, bahkan untuk

memberikan performa yang optimal dalam situasi tertentu, kita membutuhkan

kecemasan/rangsangan dalam jumlah yang cukup. Terkadang dorongan

kecemasan yang besar dibutuhkan dalam menghadapi situasi yang mengancam

jiwa sebagai respon yang disebut fight or flight. Namun kecemasan yang terlalu tinggi menyebabkan kelumpuhan dalam menghadapi masalah bahkan

menyebabkan disorganisasi seperti yang dijelaskan oleh kurva Yerkes-Dodson

pada gambar 1.1 (Castle & Bassett, 2010).

Gambar 1.1 Hubungan antara tingkat rangsangan/kecemasan dengan efisiensi performa

(Sumber: http://nicksorrelltraining.com/wp-content/uploads/2014/09/stress1.gif)

Gejala pada gangguan kecemasan meliputi ketakutan yang ekstrim, nafas

(15)

6

Sensasi kecemasan ditandai oleh rasa ketakutan yang difus, tidak menyenangkan,

dan samar-samar yang sering kali disertai oleh gejala otonomik. Gejala otonomik

yang timbul seperti nyeri kepala, berkeringat, palpitasi, rasa sesak pada dada,

gangguan lambung ringan, dan kegelisahan yang ditandai dengan kesulitan untuk

duduk atau berdiri tetap dalam waktu yang lama. Manifestasi perifer dari

kecemasan yaitu adanya diare, pusing, perasaan seperti melayang, hiperhidrosis,

hiper refleksia, hipertensi, palpitasi, midriasis pupil, gelisah, sinkop, takikardia,

rasa gatal pada anggota gerak badan, tremor, gangguan lambung, dan frekuensi

berkemih meningkat, hesitansi, urgensi. Kumpulan gejala tertentu yang ditemukan

selama kecemasan cenderung bervariasi dari orang ke orang. (Sadock & Sadock,

(16)

65

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal,

yaitu:

1. Mahasiswa semester satu Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha

tahun 2014 yang tanpa kecemasan (normal) sebanyak 127 orang (74,71%)

dan terdapat 43 mahasiswa (25,29%) yang mengalami kecemasan, dengan

kecemasan tingkat ringan-sedang sebanyak 38 orang (22,35%), dengan

kecemasan tingkat sedang-berat sebanyak 3 orang (1,76%), dan mahasiswa

dengan kecemasan tingkat berat sekali/panik sebanyak 2 orang (1,18%).

2. Persentase kecemasan pada pria 1,54% lebih banyak dari wanita. Pria yang

mengalami kecemasan berjumlah 15 orang (26,32%) dari total 57 pria,

sedangkan wanita sedikit lebih rendah dengan jumlah 28 orang (24,78%) dari

total 113 wanita.

3. Faktor-faktor demografi seperti jenis kelamin, usia, suku bangsa, kota asal,

tempat tinggal, jumlah saudara kandung, dan riwayat gangguan kecemasan

dalam keluarga turut berperan dalam kecemasan.

5.2 Saran

1. Perlu penanganan lebih lanjut terhadap mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Maranatha yang mengalami tingkat kecemasan

ringan-sedang dan ringan-sedang-berat salah satunya dengan pemberian konseling, relaksasi

(yoga, meditasi) dan tambahan psikofarmakologis dalam pengawasan dokter

(17)

66

2. Perlu diberikan pembekalan bagi setiap mahasiswa baru Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Maranatha tentang tekanan yang akan dihadapi selama

pendidikan dan cara menghadapinya sehingga mahasiswa dapat beradaptasi

lebih cepat dan baik terhadap lingkungan Fakultas Kedokteran.

3. Sebaiknya sistem perkuliahan pada Fakultas Kedokteran dapat diperbarui dan

dikembangkan sehingga mahasiswa Fakultas Kedokteran tidak mengalami

kecemasan yang berlebih, namun tetap efektif.

4. Untuk penelitian lanjutan perlu dilakukan analisis hubungan antara demografi

dengan kecemasan, penelitian untuk mencari faktor penyebab kecemasan

pada mahasiswa Fakultas Kedokteran, jenis-jenis psikoterapi yang dapat

(18)

71

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Triadi Arif Maulana

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 26 Agustus 1993

Alamat : Jalan Ir. H. Juanda nomor 344/8, Bandung

Email : triadiarif@gmail.com

Agama : Islam

Riwayat Pendidikan :

 Tahun 2004 : Lulus Sekolah Dasar Banjarsari, Bandung.  Tahun 2007 : Lulus Sekolah Menengah Pertama Negeri 2,

Bandung.

 Tahun 2010 : Lulus Sekolah Menengah Atas Negeri 3, Bandung.  2010 – sekarang : Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen

(19)

GAMBARAN TINGKAT KECCEMASAN PADA MAHASISWA SEMESTER SATU DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

KRISTEN MARANATHA TAHUN 2014.

DESCRIPTION OF ANXIETY LEVEL IN MARANATHA CHRISTIAN UNIVERSITY FACULTY OF MEDICINE FIRST SEMESTER STUDENTS

IN 2014.

Stella Tinia Hasianna1, Ade Kurnia Surawijaya2, Triadi Arif Maulana3 1

Bagian Ilmu Faal, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, 2

Bagian Kedokteran Jiwa, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, 3

Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha

Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia

ABSTRAK

Mahasiswa kedokteran memiliki tingkat kecemasan yang tinggi karena beban belajar yang berat disertai jadwal kuliah yang padat. Mahasiswa semester awal sedang mengalami perubahan lingkungan dari masa SMA ke jenjang kuliah sehingga harus beradaptasi terhadap lingkungan baru yang dapat menyebabkan kecemasan.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan, perbandingkan

persentase kecemasan antara pria dan wanita, dan gambaran faktor demografi dalam kecemasan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran semester satu.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan studi potong lintang, dilakukan di

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranantha, Bandung. Subjek penelitian adalah mahasiswa semester satu Fakultas Kedokteran tahun 2014, menggunakan instrumen penelitian Zung Self-Rating Anxiety Scale.

Hasil penelitian menunjukkan dari 170 mahasiswa terdapat 43 mahasiswa (25,29%) yang

mengalami kecemasan, dengan tingkat ringan-sedang pada 38 subjek (22,35%), sedang-berat pada 3 subjek (1,76%), dan berat sekali/panik pada 2 subjek (1,18%). Sebanyak 26,32% dari total 57 pria mengalami cemas, sedangkan wanita sebanyak 24,78% dari total 113 wanita. Jenis kelamin, usia, suku bangsa, kota asal, tempat tinggal, jumlah saudara kandung, dan riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga memberikan gambaran yang bervariasi dalam kecemasan.

Simpulan dari penelitian ini adalah sebanyak 25,29% mahasiswa semester pertama mengalami

kecemasan dengan tingkat kecemasan terbanyak pada derajat ringan-sedang dan persentase kecemasan pada pria 1,54% lebih banyak dari wanita. Terdapat faktor-faktor demografi yang berperan dalam kecemasan.

Kata kunci: kecemasan, mahasiswa kedokteran, semester satu, Zung, maranatha

ABSTRACT

Medical students have a high level of anxiety because the hard study material along with dense lecture schedule. First semester students are having an environmental changes from High School to College environtment so they have to adapt to their new environmental changes that can couse anxiety.

(20)

This research is a descriptive with cross-sectional study research held in Maranatha Christian University Faculty of Medicine, Bandung. The subject is first semester medical student in 2014, using Zung Self-Rating Anxiety Scale instrument.

The result show that from 170 students, 43 students (25,29%) have anxiety. Students with mild to moderate anxiety level are 38 subject (22,35%), marked to severe anxiety level are 3 subject (1,76%), and extreme anxiety level are 2 subject (1,18%). There are 26,32% among 57 men have anxiety, whereas 24,78% among 113 women have anxiety. Gender, age, ethnic, hometown, residence place, number of siblings, and family history of anxiety disorders gave variety in anxiety.

Research’s conclusion is 25,29% of first semester students have anxiety, most of the students who have anxiety are on mild to moderate level and anxiety percentage on male is 1,54% higher than women. There are demographic factors that contribute to anxiety.

Keyword: anxiety, medical student, first semester, Zung, maranatha

PENDAHULUAN

Kecemasan adalah perasaan ketakutan yang menyeluruh, tidak menyenangkan, bersifat samar-samar, seringkali disertai gejala otonomik seperti nyeri kepala, jantung berdebar, gangguan lambung ringan maupun berkeringat. Kecemasan juga merupakan respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal normal yang terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan, serta dalam menentukan identitas diri dan arti hidup (Sadock & Sadock, 2009).

Kecemasan adalah reaksi yang dapat dialami siapapun. Namun rasa cemas yang berlebihan, apalagi yang sudah menjadi gangguan akan menghambat fungsi seseorang dalam kehidupannya. Dalam kehidupan sehari-hari kita pasti pernah merasa cemas, misalnya berdebar saat akan ujian, sakit perut saat akan berbicara depan publik, dan lainnya.

Pada mahasiswa, masa kuliah adalah masa dimana seorang individu mengalami suatu peralihan dari masa remaja menuju dewasa, termasuk perkembangan secara psikologis. Mahasiswa memiliki tugas untuk belajar, namun ia juga harus mulai memikirkan bagaimana kelangsungan hidupnya kelak. Semua perubahan tersebut menyebabkan mahasiswa cukup rentan untuk mengalami gangguan psikologis, salah satunya adalah gangguan kecemasan, terutama bagi mahasiswa tingkat awal yang sedang mengalami masa transisi perkuliahan.

Menurut Dyah Chandratika dan Susy Purnawati (2014) mahasiswa sering mengalami gangguan cemas, salah satunya adalah akibat dari faktor psikososial, dimana mahasiswa tidak merespon secara tepat dan akurat terhadap stressor misalnya terhadap situasi lingkungan yang baru. Gangguan kecemasan dapat mempengaruhi proses belajar mengajar pada mahasiswa karena pada gangguan ini seseorang akan mengalami distorsi pemrosesan informasi. Hal ini dapat mengganggu kemampuan memusatkan perhatian, menurunkan daya ingat, dan lain-lain. Sehingga dapat mengganggu proses belajar pada mahasiswa(Chandratika & Purnawati, 2014). Mahasiswa kedokteran memiliki tingkat kecemasan yang tinggi karena peran pentingnya mahasiswa tersebut dalam bidangnya. Pada mahasiswa semester awal diasumsikan bahwa mahasiswa sedang mengalami perubahan lingkungan dari masa SMA ke jenjang kuliah sehingga harus beradaptasi terhadap lingkungan baru (Chandratika & Purnawati, 2014).

(21)

Mahasiswa Fakultas Kedokteran harus mengikuti jadwal kuliah yang padat, kegiatan tutorial, praktikum, skills lab, dan tuntutan untuk belajar mandiri di luar jam-jam tersebut sehingga tekanan dan beban terhadap kondisi fisik dan mental mahasiswa relatif lebih berat dibandingkan bidang pendidikan yang lain. Dalam penelitian ini, akan fokus pada mahasiswa tingkat awal yang sedang mengalami masa transisi perkuliahan. Dalam hal mewujudkan pencapaian mengetahui gambaran tingkat kecemasan, maka akan melakukan studi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Angkatan 2014. Melalui studi ini, maka dapat mengetahui jumlah dan presentase mahasiswa yang mengalami gangguan kecemasan. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mengangkat judul “Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa Semester Satu di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Tahun 2014”.

TUJUAN PENELITIAN

untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan, perbandingkan persentase kecemasan antara pria dan wanita, dan gambaran faktor demografi dalam kecemasan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran semester satu.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang dipakai pada

penelitian ini adalah deskriptif dengan studi potong lintang melalui kuesioner.

Instrumen penelitian yang digunakan adalah data hasil survey melalui kuesioner yang diedarkan di kalangan mahasiswa semester satu di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha tahun 2014. Kuesioner yang diedarkan merupakan skala yang dirancang oleh William W.K Zung dan dikembangkan berdasarkan gejala kecemasan dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM-III) yang

disebut dengan Zung-Self Rating Anxiety Scale (ZSAS). Skala ini berfokus pada gangguan yang paling umum terjadi pada kecemasan umum. Terdapat 20 pertanyaan dimana setiap pertanyaan dinilai 1-4 (1: tidak pernah, 2: kadang-kadang, 3: sebagian waktu, 4: hampir setiap waktu). Pada skala ZSAS ini terdapat 5 pertanyaan mengarah pada gejala afektif kecemasan dan 15 pertanyaan mengarah pada gejala psikologik kecemasan (McDowell, 2006).

Pengumpulan data pada penelitian ini berupa kuesioner. Dari penelitian dengan menggunakan menggunakan instrumen Zung Self Rating Anxiety Scale (ZSAS) ini dihasilkan skor (dengan rentang antara 20-80) yang akan dibagi dengan 0,8. Skor hasil pembagian tersebut selanjutnya akan mengindikasikan kriteria tingkat kecemasan masing-masing mahasiswa berdasarkan kategori sebagai berikut:

25-44 untuk nilai normal

45-59 untuk nilai kecemasan ringan-sedang 60-74 untuk nilai kecemasan sedang-berat

≥75 untuk nilai kecemasan berat sekali (panik)

(McDowell, 2006).

Subjek penelitian diperoleh dari data hasil survey kuisioner yang diedarkan di kalangan mahasiswa semester satu di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Tahun 2014, dengan metode pengambilan sampel secara whole sampling pada periode November 2014-Desember 2014. Dari 176 subjek yang terdaftar, yang bersedia mengisi kuesioner untuk penelitian berjumlah 170 orang (96,59%).

(22)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Tingkat Kecemasan Mahasiswa

Dari 170 mahasiswa didapatkan hasil sesuai pada gambar 1 yaitu: Mahasiswa tanpa kecemasan (normal) sebanyak 127 orang (74,71%), mahasiswa dengan kecemasan tingkat ringan-sedang sebanyak 38 orang (22,35%), mahasiswa dengan kecemasan tingkat sedang-berat sebanyak 3 orang (1,76%), dan mahasiswa dengan kecemasan tingkat berat sekali/panik sebanyak 2 orang (1,18%).

Hasil diatas menunjukkan bahwa angka kecemasan pada mahasiswa cukup rendah. Hasil ini berlainan dengan hasil yang didapat pada penelitian Fratiwi (2010) yang menunjukkan bahwa 60% mahasiswa Fakultas Kedokteran mengalami kecemasan, terdiri atas 34% kecemasan ringan, 20% kecemasan sedang, 4% kecemasan berat, dan 2% kecemasan berat sekali. Penelitian oleh Fratiwi ini dilakukan pada mahasiswa semester tiga, maka hasil penelitian ini dapat berbeda dikarenakan masa studi yang telah dilalui subjek dalam Fakultas Kedokteran dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian Fratiwi.

Pada Penelitian yang dilakukan oleh Phillippa Lally dalam waktu yang dibutuhkan untuk mengadaptasikan sesuatu hal, sebagai contoh mengubah kebiasaan yang baik menjadi kebiasaan yang buruk, dibutuhkan waktu paling sedikit 66 hari untuk mengadaptasi suatu kebiasaan yang baik, namun semakin kompleks suatu hal yang dilakukan, akan semakin lama waktu yang dibutuhkan mengadaptasikan kebiasaan tersebut (Lally, Jaarsveld, Potts, & Wardle, 2010).

Berdasarkan teori yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa 127 mahasiswa yang tidak memiliki kecemasan dapat beradaptasi dengan baik dengan lingkungan baru, namun 43 mahasiswa mengalami kesulitan untuk beradaptasi meskipun jangka waktu mereka hidup dalam dunia kuliah telah lebih dari 66 hari. Hal ini mungkin disebabkan karena bagi 43 mahasiswa tersebut, hal yang perlu diadaptasikan dalam dunia kuliah terlalu kompleks, sehingga mahasiswa belum dapat beradaptasi dengan baik dan membutuhkan waktu lebih banyak untuk beradaptasi.

Gambar 1 Gambaran tingkat kecemasan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

(23)

Demografi dan Persentase Kecemasan Jenis Kelamin Mahasiswa

Dari 170 mahasiswa didapatkan hasil dengan jenis kelamin yang terbanyak adalah wanita sebanyak 113 orang (66,47%). Pada data sesuai Tabel 1 didapatkan hasil yang tidak jauh berbeda antara kecemasan pria dan wanita. Pria (26,32%) sedikit lebih

banyak dibandingkan wanita (24,78%). Hasil tersebut berbeda dengan teori yang dikemukakan oleh Stuart & Sundeen dan Kaplan & Saddock yang menyebutkan bahwa angka kejadian pada wanita lebih tinggi dibandingkan pria.

Tabel 1 Karakteristik mahasiswa berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Mahasiswa Jumlah Persentase Cemas Tidak cemas

n % N %

Mahasiswa Pria 57 33,53% 15 26,32% 42 73,68%

Mahasiswa Wanita 113 66,67% 28 24,78% 85 75,22%

Jumlah 170 100 %

Penelitian yang dilakukan oleh Riskesdas (2013) menyatakan bahwa angka kejadian gangguan mental emosional pada wanita lebih tinggi dibandingkan pria. Stuart dan Sundeen (2000) menyatakan bahwa jenis kelamin wanita merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecemasan. Sadock dan Sadock (2009) juga menyebutkan bahwa angka kejadian gangguan kecemasan pada wanita dua kali lebih banyak daripada pria, hal ini mungkin disebabkan karena wanita memiliki kepribadian yang lebih labil, juga adanya peran hormon yang mempengaruhi kondisi emosi sehingga lebih meluap, mudah cemas, dan curiga.

Namun pendapat lain mengungkapkan bahwa Kemungkinan terjadinya gangguan kecemasan pada pria dapat sama dengan wanita, hal ini diakibatkan karena wanita umumnya bersifat ekstrovert yang berpengaruh dalam mereduksi terjadinya gangguan kecemasan. Tidak demikian halnya pria yang kebanyakan bersifat introvert (Fratiwi, 2010). Hal tersebut menyebabkan pria lebih cenderung untuk memendam kecemasannya dan tidak menceritakan kepada orang lain sehingga kurang mendapat dukungan atau bantuan dari lingkungan sekitarnya. tahun masing-masing berjumlah 1 orang (0,93%).

Pada data didapatkan bahwa 100% mahasiswa yang berusia <17 tahun

mengalami kecemasan, kedua tertinggi adalah masiswa yang berusia kisaran 20-22 tahun yaitu 37,50%. Namun mahasiswa dengan usia >22 tahun tidak ada yang mengalami kecemasan (0%). Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi usia seseorang semakin rendah risiko mengalami kecemasan.

Tabel 2 Karakteristik mahasiswa berdasarkan usia

Usia Mahasiswa Jumlah Persentase Cemas Tidak Cemas

(24)

Usia mempengaruhi psikologi seseorang, semakin tinggi usia semakin baik tingkat kematangan emosi seseorang serta kemampuan dalam menghadapi berbagai persoalan (Stuart & Sundeen, 2000).

Menurut hasil penelitian ini, rata-rata mahasiswa berumur antara 18-22 tahun. Kisaran umur ini bila dilihat dari pembagian kelompok umur menurut Harlock termasuk

pada kelompok masa dewasa dini (early adulthood) (Hurlock,1980).

Pada masa dewasa dini ini harapan dapat hidup mandiri dan banyaknya tuntutan beban terhadap ekspektasi terhadap diri sendiri dapat menjadi faktor-faktor yang berakibat pada terjadinya gangguan pada kejiwaannya (Sadock & Sadock, 2009).

Suku Bangsa Mahasiswa

Berdasarkan suku bangsa yang terdapat di Indonesia, dari 170 mahasiswa yang mengisi kuesioner, terdapat 16 suku bangsa yang berbeda. Suku bangsa terbanyak yaitu Tionghoa sebanyak 57 orang (33,53%), diikuti dengan suku bangsa Sunda sejumlah 49 (28,82%), dan Jawa 30 (17,65%). Sedangkan suku bangsa dengan jumlah terendah terdapat pada Ambon, Palembang, Baduy, Papua, Inggris, dan Jerman dengan masing-masing sebanyak 1 orang (0,59%). Berdasarkan hasil yang diperoleh, dari 16 suku bangsa pada mahasiswa, 11 suku

bangsa diantaranya mengalami gangguan kecemasan dengan jumlah yang berbeda-beda. Persentase yang mengalami kecemasan pada masing-masing suku bangsa dimulai dari yang tertinggi yaitu Papua dan bangsa yang tidak mengalami kecemasan diantaranya yaitu: Melayu, Ambon, Palembang, Baduy, dan Inggris.

Tabel 3 Karakteristik mahasiswa berdasarkan suku bangsa

Suku Bangsa Mahasiswa Jumlah Persentase Cemas Tidak Cemas

(25)

Inggris 1 0,59% 0 0,00% 1 100,00%

Jerman 1 0,59% 1 100,00% 0 0,00%

Jumlah 170 100,00%

Suku bangsa berhubungan dengan lingkungan sekitar masing-masing individu yang mempengaruhi cara berpikir seseorang. Hal ini disebabkan karena pengaruh

keluarga baik secara positif maupun negatif dapat berdampak pada kerentanan seseorang untuk mengalami kecemasan (Stuart & Sundeen, 2000).

Kota Asal

Kota asal mahasiswa dibagi berdasarkan kategori Bandung, dan luar Bandung dengan yang terbanyak berasal dari luar Bandung 97 orang (57,06%), sedangkan mahasiswa yang berasal dari Bandung, tempat Universitas

Maranatha berada, hanya berjumlah 73 orang (42,94%).

Pada data didapatkan hasil yang tidak jauh berbeda jumlah kecemasan antara mahasiswa yang berasal dari kota Bandung (26,03%) dan luar Bandung (24,74%).

Tabel 4 Karakteristik mahasiswa berdasarkan kota asal Kota Asal

Mahasiswa

Jumlah Persentase Cemas Tidak Cemas

n % n %

Bandung 73 42,94% 19 26,03% 54 73,97%

Luar Bandung 97 57,06% 24 24,74% 73 75,26%

Jumlah 170 100,00%

Kota asal mahasiswa mungkin dapat menyebabkan timbulnya kecemasan pada mahasiswa. Bagi mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari luar kota, ada kemungkinan terjadinya culture shock. Peristiwa ini terjadi karena belum terbiasanya dalam menjalani budaya dan kondisi lingkungan setempat.

Bagi mahasiswa dalam kota Bandung tidak mengalami culture shock sehingga proses adaptasi menjadi lebih mudah. Berdasarkan hal tersebut angka kejadian gangguan kecemasan pada mahasiswa dari

luar kota seharusnya akan lebih tinggi dibandingkan dari kota Bandung.

Namun berdasarkan hasil penelitian, mahasiswa yang berasal dari luar kota Bandung mungkin telah beradaptasi dengan kultur Bandung dengan baik sehingga jumlah mahasiswa yang mengalami kecemasan tidak jauh berbeda dengan yang berasal dari kota Bandung. Hal ini disebabkan karena mahasiswa rata-rata telah tinggal di bandung dengan waktu yang cukup lama sejak kuliah semester satu dimulai yaitu pada bulan Juli 2014 sehingga proses adaptasi telah terjadi.

Tempat Tinggal Mahasiswa

Mahasiswa paling banyak bertempat tinggal tidak bersama orang tuanya, yaitu di rumah kos sejumlah 94 orang (55,29%), diikuti dengan mahasiswa yang tinggal di rumah orang tuanya sebanyak 69 orang (40,59%). Selain itu mahasiswa juga ada yang tinggal di rumah saudaranya sebanyak 6 orang (3,53%) dan jumlah paling sedikit

bertempat tinggal di apartemen hanya 1 orang (0,59%).

(26)

mahasiswa tersebut harus hidup terpisah dari orang tua dan mengalami berbagai masalah yang dialami tanpa bantuan orang tua (Haryono, 2011).

Tabel 5 Karakteristik mahasiswa berdasarkan tempat tinggal Tempat Tinggal

Mahasiswa

Jumlah Persentase Cemas Tidak Cemas

n % n % Andreas Haryono (2011) terhadap mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura didapatkan hubungan yang bermakna antara tempat tinggal dengan tingkat gejala kecemasan (p = 0,047) dimana 56,4% mahasiswa yang bertempat tinggal di kos mengalami kecemasan.

Kepadatan asrama/kos, kurangnya privasi, harus berbagi kamar mandi dan dapur, serta interaksi sosial dengan orang yang mereka tidak sukai dalam asrama/kos merupakan sumber stres yang mempengaruhi timbulnya kecemasan pada mahasiswa (Ayers, 2007).

Jumlah Saudara Kandung

Pada jumlah saudara kandung yang dimiliki oleh masing-masing mahasiswa, jumlah tertinggi pada kisaran 3-5 saudara kandung yaitu 86 orang (50,59%), diikuti oleh yang memiliki kurang dari 3 saudara kandung sebanyak 83 orang (48,82%), dan yang paling sedikit adalah mahasiswa yang memiliki lebih dari 5 saudara kandung (8 orang) sebanyak 1 orang (0,59%).

Pada data didapatkan jumlah mahasiswa yang mengalami kecemasan terbanyak pada

mahasiswa yang memiliki 3 sampai 5 saudara kandung (31,40%). Jumlah saudara kandung yang dimiliki oleh masing-masing individu dapat mempengaruhi variasi tingkat kecemasan. Hal ini dapat disebabkan karena tekanan yang dialami ketika individu memiliki banyak saudara kandung dalam beban tanggung jawabnya, kompetisi masing-masing individu dengan saudara kandungnya, dan kasih sayang orang tua yang terbagi.

Tabel 6 Karakteristik mahasiswa berdasarkan jumlah saudara kandung Jumlah Saudara

Kandung

Jumlah Persentase Cemas Tidak Cemas

n % n % selalu terjadi kompetisi antara anak-anak tersebut. Kompetisi ini bisa dalam hal merebut kasih sayang orangtuanya, bisa pula dalam hal pelajaran sekolah, yaitu kompetisi untuk memperoleh angka-angka yang baik

(27)

Riwayat Gangguan Kecemasan Dalam Keluarga

Hanya sedikit mahasiswa yang memiliki riwayat gangguan kecemasan dalam keluarganya yaitu sebanyak 20 orang (11,76%), dan sisanya sebanyak 150 orang (88,24%) tidak memiliki riwayat gangguan kecemasan dalam keluarganya.

Pada data didapatkan bahwa mahasiswa yang memiliki riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga memiliki persentase kecemasan yang lebih tinggi (60%) dibandingkan dengan yang tidak memiliki riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga (20,67%).

Tabel 7 Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga Ada Tidaknya

Riwayat Dalam Keluarga

Jumlah Persentase Cemas Tidak Cemas

n % n %

Ya 20 11,76% 12 60% 8 40%

Tidak 150 88,24% 31 20,67% 119 79,33%

Jumlah 170 100,00%

Riwayat kecemasan keluarga berpengaruh penting pada kecemasan. Penelitian genetik telah menghasilkan bukti kuat bahwa setidaknya beberapa komponen genetik berkontribusi terhadap perkembangan gangguan kecemasan. Keturunan telah diakui sebagai faktor predisposisi dalam pengembangan gangguan kecemasan. Hampir setengah dari semua pasien dengan gangguan panik memiliki setidaknya satu kerabat dengan gangguan kecemasan (Hadyan,2013).

Pada salah satu penelitian terhadap keluarga yang terkontrol dengan subtipe gangguan kecemsasan yang spesifik menunjukkan adanya peningkatan risiko 3 sampai 5 kali lebih besar pada individu yang memiliki riwayat kecemasan dalam keluarga (Merikangas & Pine, 2002).

Penelitian terhadap saudara kembar telah menunjukkan bahwa genetik memegang peranan penting terhadap gejala dan gangguan kecemasan (Kendler, Neale, & Heath, 1994).

SIMPULAN

sebanyak 25,29% mahasiswa semester pertama mengalami kecemasan dengan tingkat kecemasan terbanyak pada derajat ringan-sedang dan persentase kecemasan pada pria 1,54% lebih banyak dari wanita. Terdapat faktor-faktor demografi yang berperan dalam kecemasan.

DAFTAR PUSTAKA

Ayers S, et al. Cambridge handbook of psychology, health and medicine. Cambridge: Cambridge University Press, 2007.

Chandratika, D., & Purnawati, S. 2014." Gangguan Cemas Pada Mahasiswa Semester I DAN VII Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana". e-Jurnal Medika Udayana , 403-414.

Departemen Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Depkes RI. Jakarta.

Fratiwi, Yeli Erna. 2010. “Gambaran Gangguan Kecemasan pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Angkatan 2008”. Program Studi Kedokteran: Universitas Kristen Maranatha Bandung.

(28)

Hadyan, Najma (G2A009082). 2013. “HUBUNGAN ANTARA BODY MASS INDEX (BMI) DENGAN

KECEMASAN” Universitas

Diponegoro

Haryono, A (11107030). 2011. "Hubungan Karakteristik Mahasiswa dengan Tingkat Gejala Anxietas pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Angkatan 2006, 2007, 2008, Dan 2009". Universitas Tanjungpura Pontianak.

Hurlock, E. B. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Hidup. Jakarta: Erlangga

Kaplan, H. I., & Sadock, B. J. 1998. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta: Widya Medika.

Kendler KS, Eaves LJ, Walters EE, et al. 1996. “The Identification and Validation of Distinct Depressive Syndromes in a Population Based are habits formed: Modelling habit formation in the real world”. Eur. J. Soc. Psychol., 40: 998–1009. doi: 10.1002/ejsp.674

McDowell, I. 2006. Measuring Health: A Guide to Rating Scales and Questionnaires, Third Edition. New York: Oxford University Press, inc.

Merikangas, K.R., & Pine, D. 2002. “Genetic and Other Vulnerability Factors For Anxiety And Stress Disorders”.

Neuropsychopharmacology: The Fifth Generation of Progress, 867-882

Sadock, B.J., & Sadock, V.A. 2009. Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatric Nursing, 8th edition. St. Louis: Mosby Book Inc Buku Kedokteran Jiwa. Jakarta: EGC.

(29)

67

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Y.M.A. (G0006171). 2010. "Perbedaan Kecemasan Antara Anak Tunggal dengan Anak yang Memiliki Saudara Kandung di Universitas Sebelas Maret Surakarta". Universitas Sebelas Maret Surakarta.

American Psychiatric Association. 2000. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder IV-TR. American Psychiatric Association.

Ayers S, et al. Cambridge handbook of psychology, health and medicine. Cambridge: Cambridge University Press, 2007.

Beck, A. T., Epstein, N., Brown, G., & Steer, R. A. 1988. An Inventory for Measuring Clinical Anxiety. Journal of Consulting and Clinical Psychology; 56, 893-897.

Beck, A. T., Steer, R. A. 1990. Beck Anxiety Inventory Manual. 1st ed. San Antonio, TX: Psychological Corporation.

Buckingham, J.C., Gillies, G.E., & Cowell, A.M. 1997. Stress, Stress Hormones, and the Immune System. New York: Wiley.

Castle, D., & Bassett, D. 2010. A Primer of Clinical Psychiatry. Chatswood: Elsevier.

Chandratika, D., & Purnawati, S. 2014." Gangguan Cemas Pada Mahasiswa Semester I DAN VII Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana". e-Jurnal Medika Udayana , 403-414.

Departemen Kesehatan RI. 1990. Ilmu Kesehatan Jiwa. Jakarta

Departemen Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Depkes RI. Jakarta.

djatmiko, Prianto. 2009. Rekapan : Grafik 10 Penyakit Terbanyak Rawat Jalan dan Rawat Inap RSJ Dr. Soeharto Heerdjan

(30)

68

Fratiwi, Yeli Erna. 2010. “Gambaran Gangguan Kecemasan pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Angkatan 2008”. Program Studi Kedokteran: Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Gunarsa, Singgih D. 2008. Psikologi Perawatan. Jakarta: Gunung Mulia.

Gunarsa, S.D., Yulia. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Cetakan ke-13. Jakarta : BPK Gunung Mulia, p : 170.

Hadyan, Najma (G2A009082). 2013. “HUBUNGAN ANTARA BODY MASS INDEX (BMI) DENGAN KECEMASAN” Universitas Diponegoro

Haryadi, D. 2007. Perilaku Bermasalah Remaja Muncul Lebih Dini. http://www.duniaguru.com. (19 desember 2014).

Haryono, A (11107030). 2011. "Hubungan Karakteristik Mahasiswa dengan Tingkat Gejala Anxietas pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Angkatan 2006, 2007, 2008, Dan 2009". Universitas Tanjungpura Pontianak.

Hurlock, E. B. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Hidup. Jakarta: Erlangga

Kaplan, H. I., & Sadock, B. J. 1998. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta: Widya Medika.

Kendler KS, Eaves LJ, Walters EE, et al. 1996. “The Identification and Validation of Distinct Depressive Syndromes in a Population Based sample of Female Twins”. Arch Gen Psychiatry.

Kendler KS, Neale MC, Heath AC, et al. 1994. A Twin-Family Study of Alcoholism in Women. Am J Psychiatry,707-715

Lally, P., van Jaarsveld, C. H. M., Potts, H. W. W. and Wardle, J. 2010. “How are habits formed: Modelling habit formation in the real world”. Eur. J. Soc. Psychol., 40: 998–1009. doi: 10.1002/ejsp.674

Lubis, Namora Lumongga. 2009. Depresi, Tinjauan Psikologis. Jakarta: Kencana

Maulana, Arief. 2012. Cara Instant Menyusun Skripsi. Jakarta Timur: New Agogos.

(31)

69

Merikangas, K.R., & Pine, D. 2002. “Genetic and Other Vulnerability Factors For Anxiety And Stress Disorders”. Neuropsychopharmacology: The Fifth Generation of Progress, 867-882

Merikangas K, & Swendsen J. 1999. Contributions of Epidemiology to the Neurobiology of Mental Illness. In Charney D, Nestler E, Bunney S, eds. Neurobiology of mental illness. New York: Oxford

Migwar. (2006). Psikologi remaja. Bandung : CV Pustaka Setia

Prabowo, Paramitha Sulistiaji (0410167). 2009. “Gambaran Gangguan Kecemasan pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Angkatan 2007”. Program Studi Kedokteran: Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Rakel, C & Andrianto, P. 1990. Terapi Mutakhir. Jakarta: EGC, p: 1013-1015.

Rochman, Kholil Lur. 2010. Kesehatan Mental. Purwokerto: Fajar Media Press.

Sadock, B.J., & Sadock, V.A. 2009. Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry,10th Edition. (Philadelphia: LIPPINCOTT WILLIAMS & WILKINS)

Sarwono, S. W. (1978). Perbedaan Antara Pemimpin dan Aktivis dalam Gerakan Protes Mahasiswa (Cet. 1. ed.). Jakarta: Bulan Bintang.

Savitri Ramaiah. 2003. Kecemasan Bagaimana Mengatasi Penyebabnya. Jakarta: Pustaka Populer Obor.

Siswoyo, Dwi. (2007). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Pers.

Soliman, M. 2014. Perception of stress and coping strategies by medical students. Journal of Taibah University Medical Sciences , 30-35.

Stuart, G. W. & Laraia, M. T. 2001. Principles and Practice of Psychiatric Nursing. USA: Mosby Company.

Stuart, G. W. & Laraia, M. T. 2005. Principles and Practice of Psychiatric Nursing, 8th edition. St. Louis: Mosby Book Inc

Stuart, G. W. & Sundeen, S. J. 1995. Pocket Guide to Psychiatric Nursing. St. Louis: Mosby Year Book.

(32)

70

Stuart, G. W. & Sundeen, S .J. 1998. Principles and Practice of Psychiatric Nursing. (6 th ed.). St. Louis: Mosby Year Book.

Stuart, G. W. & Sundeen, S. J. 2000. Buku Saku Keperatawan Jiwa. Edisi 5. Buku Kedokteran Jiwa. Jakarta: EGC.

Stuart, G. W. & Sundeen, S. J. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. (Edisi 5). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Suliswati. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Taylor, JA. 1953. A Personality Scale of Manifest Anxiety. J Abnorm Soc Psychol 1953;48:285–290.

Tomb, D. 2003. Buku Saku Psikiatri. Jakarta: EGC.

Vitaliano, P.P, et al. 1984. Medical school pressures and their relationship to

anxiety. J Nerv Ment Dis.

Wibawa, Rona Eka. 2008. “Gambaran Gangguan Kecemasan pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Angkatan 2006”. Program Studi Kedokteran: Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Wiramihardja, Sutardjo. (2005). Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung: Refika Aditama.

Gambar

Gambar 1.1 Hubungan antara tingkat rangsangan/kecemasan dengan efisiensi performa
Gambar 1  Gambaran tingkat kecemasan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha 2014
Tabel 1 Karakteristik mahasiswa berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Mahasiswa Jumlah  Persentase
Tabel 3 Karakteristik mahasiswa berdasarkan suku bangsa Suku Bangsa Mahasiswa Jumlah Persentase
+4

Referensi

Dokumen terkait

Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda centang ( √ ) pada kolom atau tempat yang

Interaksi sosial yang terjadi di SMK Muhammadiyah 2 Sumberrejo bojonegoro dapat dikatakan baik, hal ini dapat dilihat dari kedekatan siswa baik dengan sesama teman maupun dengan

Berdasarkan hasil dari rumus Manning, didapatkan suatu fakta bahwa pada kondisi 10% debit maksimum dan 20% debit maksimum nilai faktor gesekan untuk pola penempatan

Faktor Sistem Manajemen Perusahaan dapat meliputi jadwal penerbangan yang telah ditentukan atau diatur oleh perusahaan perusahaan (operator) harus berdasarkan ketentuan

1) Wajib pajak membuat surat permohonan ijin reklame dengan melampirkan denah lokasi dan data teknis. 2) Untuk perijinan pemasangan reklame kain/umbul-umbul, wajib

Dengan kata lain, bimbingan tentang KIA yang dilakukan oleh dokter dan bidan efektif dalam meningkatkan pengetahuan dukun bayi tentang berbagai aspek pelayanan KIA,

Siswa beraktivitas dengan bebas, mengerjakan tugas yang belum selesai, makan bersama, dan berkumpul. Melalui kegiatan observasi di kelas, mahasiswa praktikan dapat.

acutatum yang berasal dari berbagai daerah dalam penelitian ini menunjukkan tingkat homologi yang tinggi tetapi memiliki variasi virulensi yang ditunjukkan