• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA PADA PENGUSAHA BATIK DI SENTRA KERAJINAN BATIK KOTA TASIKMALAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA PADA PENGUSAHA BATIK DI SENTRA KERAJINAN BATIK KOTA TASIKMALAYA."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Mira Nurfitriya, 2013

No.Daftar/FPEB/426/UN.40.7.D1/LT/2013

PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA

Pengusaha Batik Di Sentra Kerajinan Batik Kota Tasikmalaya

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada

Program Pendidikan Ekonomi

Oleh

Mira Nurfitriya 0904002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

(2)

Mira Nurfitriya, 2013

PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA

Pengusaha Batik Di Sentra Kerajinan Batik Kota Tasikmalaya

Oleh

Mira Nurfitriya 0904002

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Mira Nurfitriya 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

November 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Mira Nurfitriya, 2013

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA

Pengusaha Batik di Sentra Kerajinan Batik Kota Tasikmalaya

Bandung, November 2013

Skripsi ini disetujui oleh:

Pembimbing

Prof. Dr. H. Disman, MS NIP. 19590209 198412 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung

(4)

Mira Nurfitriya, 2013

ABSTRAK

“Pengaruh Sikap Kewirausahaan Terhadap Perkembangan Usaha Pada Pengusaha Batik Di Sentra Kerajinan Batik Kota Tasikmalaya”

di bawah bimbingan Prof. Dr. H. Disman, MS.

Oleh

Mira Nurfitriya 0904002

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu perkembangan usaha dalam bentuk laba para pengusaha batik di sentra kerajinan batik kota Tasikmalaya yang berfluktuasi mengalami naik turun dalam waktu 5 bulan terakhir. Hal ini terjadi karena kurangnya sikap mental positif yang dimiliki para pengusaha batik dalam bentuk sikap kewirausahaan yaitu sikap percaya diri, sikap berorientasi tugas dan hasil, sikap keberanian mengambil risiko, sikap kepemimpinan, sikap berorientasi ke masa depan, dan sikap keorisinilan (kreativitas dan inovasi) untuk meningkatkan perkembangan usahanya.

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian yaitu para pengusaha batik di sentra kerajinan batik kota Tasikmalaya. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 31 orang diambil dengan teknik sampling jenuh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survei eksplanatori dengan menggunakan angket sebagai alat pengumpul data dan teknik menggunakan regresi linier sederhana, dalam analisis data menggunakan bantuan program SPSS 11.5 for Windows.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh temuan bahwa secara parsial variabel sikap kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap perkembangan usaha usaha. Dari hasil penelitian juga diperoleh nilai R2 sebesar 74,1% yang menunjukkan bahwa pengaruh sikap kewirausahaan terhadap perkembangan usaha adalah sebesar 74.1%, artinya 74,1% perubahan laba pengusaha batik di sentra kerajinan batik kota Tasikmalaya dipengaruhi oleh sikap kewirausahaan dan sisanya 25,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

(5)

Mira Nurfitriya, 2013

ABSTRACT

“Influence of Entrepreneurship Attitude towards Business Development of Batik Entrepreneurs at Batik Craft Center in Tasikmalaya”

Under the guidance of Prof. Dr. H. Dirman, MS.

By:

Mira Nurfitriya 0904002

Problem in this research is the fluctuation of business development in the form of profit achievement by entrepreneurs at Batik craft centre in Tasikmalaya that occured in the last 5 months. This problem occured because of the lack of positive state of mind in entrepreneurship amongst the entrepreneurs, which are confidence, task and result oriented., courages of taking risks, leadership, future oriented, and originality (creativity and innovation) in developing their business.

Objects of study in this research are the entrepreneurs at batik craft centre in Tasikmalaya. Collected samples reached out at 31 samples of entrepreneurs, obtained by using saturated sampling technique. Using explanatory survey as research method, questionnaires are utilized as the tool for data collection, and analysis technique by using simple linear regression, by means of SPSS 11.5 for Windows.

According to the result of this research, partially attitudes of entrepreneurship variables have positive and significant influences towards business development. Also from this research has been obtained the value of R2 by 74,1% that shows influence of attitudes of entrepreneurship towards business development reached by 74,1% which means 74,1% of alteration of entrepreneurs' profit achievement has been influenced by attitudes of entrepreneurship and the remaining of 25,9% has been influenced by another factors.

(6)

Mira Nurfitriya, 2013

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.4 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Konsep Industri ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2 Konsep Perkembangan Usaha ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan usaha . Error! Bookmark not defined.

2.1.3 Konsep Laba... Error! Bookmark not defined.

2.1.3.1 Pengertian Laba ... Error! Bookmark not defined.

2.1.3.2 Teori-Teori Laba ... Error! Bookmark not defined.

2.1.3.3 Keseimbangan di Pasar Monopolistik ... Error! Bookmark not defined.

2.1.4 Konsep Sikap Kewirausahaan ... Error! Bookmark not defined.

2.1.4.1 Konsep Sikap ... Error! Bookmark not defined.

2.1.4.2 Konsep Kewirausahaan ... Error! Bookmark not defined.

2.1.4.3 Teori Sikap ... Error! Bookmark not defined.

2.1.5 Pengaruh Sikap Kewirausahaan Terhadap Perkembangan Usaha

Error! Bookmark not defined.

2.2 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

(7)

Mira Nurfitriya, 2013

2.4 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined.

3.1 Objek Penelitian... Error! Bookmark not defined.

3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.3 Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined.

3.3.1 Populasi ... Error! Bookmark not defined.

3.3.2 Sampel ... Error! Bookmark not defined.

3.4 Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined.

3.5 Sumber dan Jenis Data... Error! Bookmark not defined.

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

3.7 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.7.1 Tes Validitas... Error! Bookmark not defined.

3.7.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.

3.8 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

3.8.1 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.8.2 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

3.8.2.1 Koefisien Determinasi ... Error! Bookmark not defined.

3.8.2.2 Pengujian Secara Parsial (Uji t ) Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.2 Profil Responden ... Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan UmurError! Bookmark not defined.

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan PendidikanError! Bookmark not defined.

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... Error! Bookmark not defined.

4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Usaha.... Error! Bookmark not defined.

4.3 Gambaran Umum Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

(8)

Mira Nurfitriya, 2013

4.3.2 Sikap Kewirausahaan ... Error! Bookmark not defined.

4.4 Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

4.4.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined.

4.4.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.

4.5 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.5.1 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

4.5.1.1 Koefisien Determinasi ... Error! Bookmark not defined.

4.5.1.2 Pengujian Secara Parsial (Uji t) . Error! Bookmark not defined.

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.6.1 Pengaruh Sikap Kewirausahaan Terhadap Perkembangan Usaha

Error! Bookmark not defined.

4.7 Implikasi Pendidikan ... Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.

5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

(9)

Mira Nurfitriya, 2013

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Permasalahan dalam Industri Kecil Menengah Batik Kota Tasikmalaya 2013 ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 1.2 Rata-Rata Perkembangan Laba Pengusaha Kerajinan Batik Tasik Kota Tasikmalaya ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2.1 Perbandingan Model-Model Pasar ... 25

Tabel 3.1 Operasional Variabel ... 40

Tabel 4.1 Jumlah Pengusaha Batik Tasik Kota Tasikmalaya... 49

Tabel 4.2 Jumlah Pengusaha Batik Tasik Produktif ... 49

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 51

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 52

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 53

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Usaha ... 54

Tabel 4.7 Perkembangan Usaha (Laba) Pengusaha Batik di Sentra Kerajinan Batik Kota Tasikmalaya Bulan Juli 2013 ... 56

Tabel 4.8 Gambaran Perkembangan Usaha (Laba) Pengusaha Batik di Sentra Kerajinan Batik Kota Tasikmalaya ... 57

Tabel 4.9 Perkembangan Usaha (Laba) Pengusaha Batik di Sentra Kerajinan Batik Kota Tasikmalaya ... 57

Tabel 4.10 Sikap Percaya Diri ... 60

(10)

Mira Nurfitriya, 2013

Tabel 4.12 Sikap Kewirausahaan Berdasarkan Indikator Sikap Percaya Diri

... 61

Tabel 4.13 Sikap Berorientasi Tugas dan Hasil ... 62

Tabel 4.14 Gambaran Sikap Kewirausahaan Berdasarkan Indikator Berorientasi Tugas dan Hasil ... 63

Tabel 4.15 Sikap Kewirausahaan Berdasarkan Indikator Sikap Berorientasi Tugas dan Hasil ... 64

Tabel 4.16 Sikap Keberanian Mengambil Risiko... 65

Tabel 4.17 Gambaran Sikap Kewirausahaan Berdasarkan Indikator Sikap Keberanian Mengambil Risiko ... 66

Tabel 4.18 Sikap Kewirausahaan Berdasarkan Indikator Sikap Keberanian Mengambil Risiko ... 66

Tabel 4.19 Sikap Kepemimpinan ... 67

Tabel 4.20 Gambaran Sikap Kewirausahaan Berdasarkan Indikator Sikap Kepemimpinan ... 68

Tabel 4.21 Sikap Kewirausahaan Berdasarkan Indikator Sikap Kepemimpinan ... 68

Tabel 4.22 Sikap Berorientasi ke Masa Depan ... 69

Tabel 4.23 Gambaran Sikap Kewirausahaan Berdasarkan Indikator Sikap Berorientasi Ke Masa Depan ... 70

Tabel 4.24 Sikap Kewirausahaan Berdasarkan Indikator Sikap Berorientasi Ke Masa Depan ... 70

Tabel 4.25 Sikap Keorisinilan: Kreativitas dan Inovasi ... 71

Tabel 4.26 Gambaran Sikap Kewirausahaan Berdasarkan Indikator Sikap Keorisinilan: Kreativitas dan Inovasi ... 72

Tabel 4.27 Sikap Kewirausahaan Berdasarkan Indikator Sikap Keorisinilan: Kreativitas dan Inovasi ... 72

Tabel 4.28 Uji Validitas Sikap Kewirausahaan ... 74

Tabel 4.29 Uji Reliabilitas Sikap Kewirausahaan... 75

Tabel 4.30 Coefficientsa ... 76

Tabel 4.31 Koefisien Determinasi... 77

(11)

Mira Nurfitriya, 2013

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Rekapitulasi Data Perkembangan Potensi Industri Komoditi Unggulan Kota Tasikmalaya Tahun 2011-2012 ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2.1 Teori Tindakan Beralasan Fishbein dan Ajzen.(Azwar,2012:12)

... 32

Gambar 2.2 Paradigma Berfikir ... 36

Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 52

Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 53

(12)

Mira Nurfitriya, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dalam suatu perekonomian bisnis kecil mempunyai peranan yang sangat

penting terutama dalam meningkatkan kekuatan perekonomian negara dengan

penciptaan lapangan kerja baru. Sebagaimana yang dikatakan oleh Megginson

tentang pentingnya bisnis kecil yaitu: ‘The good health and strength of America’s

small Business are a vital key to the health and strength of our economy....’.

(Buchari Alma,2009:94)

Kunci utama untuk meningkatkan kekuatan ekonomi suatu negara adalah

dengan meningkatkan usaha bisnis kecil itu sendiri, bagaimana bisnis kecil bisa

tetap berjalan dengan sehat dan dapat bertahan seiring perkembangan ekonomi

suatu negara. Di negara berkembang peran bisnis kecil ini sangat populer, karena

dengan membuka bisnis kecil orang mendapat kebebasan dalam mengurus dan

memulai usahanya guna mendapat keuntungan sendiri dari usaha yang

dijalankannya. Dalam sejarah perkembangannya, kebanyakan bisnis besar dimulai

dari bisnis kecil yang semakin lama semakin besar dengan modal dan jumlah

karyawan yang semakin banyak. Dari jumlah unit bisnis yang sekarang ada di

masyarakat sedikit yang tergolong kepada bisnis besar, sebaliknya didomonasi

oleh bisnis kecil. Banyak bisnis besar yang tidak mungkin bisa sukses dan

berkembang tanpa bantuan bisnis kecil. Dengan demikian, bisnis kecil

mempunyai peranan yang sangat penting dalam semua kegiatan bisnis.

Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia bisnis kecil juga dikenal dengan

UKM (Usaha Kecil Menengah). Pengembangan UKM menjadi hal yang sangat

penting mengingat UKM mempunyai peranan yang besar dalam perekonomian.

Dewasa ini UKM dijadikan sebuah alat pemacu perekonomian oleh pemerintah

dan masyarakat, karena UKM menyumbang pembangunan dengan berbagai jalan,

(13)

2

Mira Nurfitriya, 2013

menyediakan fleksibilitas kebutuhan serta inovasi dalam perekonomian secara

keseluruhan. Sebagai ilustrasi yang dikutip dari sebuah jurnal yaitu:

UKM di Indonesia telah memberikan kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja sebesar 99,74% dari total serapan nasional dan memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar Rp 1.013,5 triliun atau 56,73%. Besarnya kontribusi ini, menunjukkan bahwa UKM mempunyai kemampuan untuk memperkuat struktur perekonomian nasional. (Prawirokusumo dalam Arief Rahmana,dkk.2012:14).

Perkembangan dunia usaha dewasa ini mengalami peningkatan yang

semakin pesat yang kemudian berdampak kepada semakin besarnya persaingan di

dunia usaha tersebut. Para pengusaha semakin berlomba-lomba untuk

memperbesar keuntungannya, hal tersebut secara tidak langsung dapat menggeser

posisi pengusaha-pengusaha kecil. Oleh karena itu, pengusaha kecil dituntut untuk

bisa dan siap memasuki era persaingan yang kian ketat untuk mempertahankan

kelangsungan usahanya dengan memanfaatkan sebaik-baiknya sumberdaya yang

ada, baik sumberdaya alam atau sumberdaya manusianya.

Indonesia merupakan sebuah negara yang mempunyai sumberdaya yang

melimpah, baik sumberdaya manusia dan sumberdaya alam. Dimana kedua

sumberdaya merupakan potensi terbesar yang dimiliki Indonesia yang kemudian

harus dikembangkan, hal tersebut sudah tertulis dalam Masterplan Percepatan dan

Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Sangat besar potensi yang

dimiliki oleh Bangsa Indonesia, dengan memanfaatkan potensi sumberdaya yang

ada di Indonesia secara optimal bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang

mandiri, tidak harus bergantung dengan bangsa lain. Dengan sumberdaya alam

yang melimpah dan perkembangan perekonomian yang kian pesat tersebut,

masyarakat dituntut untuk lebih kreatif dalam mengembangkan potensi yang

dimiliki daerahnya masing-masing, secara tidak langsung sumberdaya

manusianya pun dituntut untuk lebih berkualitas mengimbangi perkembangan

yang terjadi.

Kota Tasikmalaya sebagai salah satu kota yang mempunyai sumber daya

(14)

3

Mira Nurfitriya, 2013

bordir, batik, kerajinan mendong, anyaman bambu, alas kaki/kelom geulis,

payung geulis, kerajinan kayu/meubel, konveksi, makanan olahan dan aneka

kerajinan lainnya. Hal ini cukup membuktikan bahwa masyarakat Kota

Tasikmalaya sangat kreatif terutama dalam usaha home industry.

Gambar 1.1 : Rekapitulasi Data Perkembangan Potensi Industri Komoditi Unggulan Kota Tasikmalaya Tahun 2011-2012

Sumber : Disperindag Kota Tasikmalaya (data diolah)

Berdasarkan data diatas, kota Tasikmalaya mempunyai beberapa potensi

komoditi unggulan, seperti bordir, kerajinan anyaman mendong, kerajinan

anyaman bambu, alas kaki (kelom dan sandal), kayu olahan, kerajinan batik,

payung geulis dan makanan olahan. Dalam perkembangannya, beberapa komoditi

unggulan tersebut ada yang mengalami peningkatan jumlah usaha dan

pengurangan jumlah usaha. Seperti kerajinan batik, dalam perkembangannya

jumlah unit usaha kerajinan batik mengalami penurunan dari tahun 2011 ke tahun

2012 yaitu penurunan dari angka 42 menjadi 32 unit usaha. Hal tersebut

disebabkan oleh beberapa permasalahan sebagaimana yang dipaparkan dalam data Bordir Kerajinan

Tahun 2011 1.264 176 76 495 253 42 5 485

Tahun 2012 1.317 173 75 504 202 32 4 516

(15)

4

Mira Nurfitriya, 2013

Disperindag Kota Tasikmalaya yaitu terkait masalah permodalan, teknik produksi,

penanganan limbah dan pemasaran. Sebagaimana terlihat dalam tabel 1.1 berikut.

Tabel 1.1

Permasalahan dalam Industri Kecil Menengah Batik Kota Tasikmalaya 2013

No Permasalahan

1 Permodalan 2 Teknik Produksi 3 Penanganan Limbah 4 Pemasaran

Sumber: Disperindag Kota Tasikmalaya 2013

Pertama masalah permodalan, masalah permodalan bagi para pengusaha

mikro menjadi masalah penting karena modal merupakan salah satu faktor

produksi yang menopang kegiatan produksi setiap perusahaan. Kedua adalah

masalah teknik produksi, teknik produksi termasuk didalamnya antara lain

diferensiasi produk, diversifikasi produk, penggunaan bahan baku dan teknologi

ataupun yang berkaitan dengan keterampilan pegawai. Ketiga masalah

penanganan limbah terkait dengan bahan zat pewarna yang alami yang tidak

mencemarkan lingkungan masih kurang digunakan. Dan yang keempat adalah

masalah pemasaran. Pemasaran merupakan faktor yang sangat penting dalam

mengembangkan usaha. Dengan pemasaran yang bagus, produk dapat lebih

dikenal dan pangsa pasar menjadi semakin luas.

Namun menginjak tahun 2013, unit usaha batik mengalami peningkatan

menjadi 37 unit usaha dengan penyerapan tenaga kerja sejumlah 551 orang, hal

tersebut dikarenakan industri kerajinan batik dewasa ini mempunyai daya tarik

tersendiri bagi para pengusaha baru karena batik merupakan salah satu komoditi

unggulan dan ciri khas dari Indonesia yang menarik minat para wisatawan, baik

dari dalam ataupun luar negeri. Batik juga sudah ditetapkan menjadi salah satu

warisan budaya oleh UNESCO. Namun seiring dengan perkembangannya, tentu

tidak luput dari berbagai permasalahan yang dihadapi para pengusaha batik dalam

(16)

5

Mira Nurfitriya, 2013

Sebagaimana yang kita ketahui, tujuan utama dari suatu perusahaan adalah

maksimalisasi keuntungan atau biasa dikenal dengan istilah profit oriented. Dalam

hal ini setiap pengusaha mempunyai latar belakang yang berbeda, baik dari segi

pendidikan, pengalaman, dan kemampuannya. Namun terdapat perbedaan

karakteristik antara pengusaha-pengusaha mikro di perkotaan dengan di pedesaan,

diantaranya perbedaan dalam latar belakang pendidikan,pengalaman usaha, dan

orientasi pasar.

Terdapat perbedaan-perbedaan antara pengusaha-pengusaha mikro dan

kecil yaitu: pertama, terkait perbedaan latar belakang pendidikan. Pengusaha di

pedesaan pada umumnya berpendidikan formal lebih rendah daripada rekan

mereka di perkotaan. Kedua, perbedaan pengalaman usaha pengusaha di pedesaan

yang substansial dibandingkan rekan mereka di perkotaan. Dan yang ketiga,

perbedaan dalam orientasi pasar, dari beberapa studi menemukan fakta bahwa

perusahaan-perusahaan di pedesaan tidak terlalu berorientasi pasar, baik untuk

output maupun input, dibandingkan rekan mereka di perkotaan yang lebih agresif

mencari atau berusaha memperluas pasar. (Liedholm dalam Tulus Tambunan,

2009: 27-28)

Dengan adanya perbedaan-perbedaan karakteristik tersebut,

masing-masing pengusaha mencapai tujuan utama usahanya dengan hasil yang berbeda

pula.

Berdasarkan data yang diperoleh dari studi pendahuluan kepada para

pengusaha Batik Tasik diperoleh data rata-rata keuntungan pengusaha dari 5

(17)

6

Mira Nurfitriya, 2013

Tabel 1.2 : Rata-Rata Perkembangan Laba Pengusaha Kerajinan Batik Tasik Kota Tasikmalaya

Bulan Laba Total (Rp) Pertumbuhan

(%)

Sumber : Lampiran 001 (L.001)

Berdasarkan tabel 1.2 diatas terlihat bahwa perolehan laba pada pengusaha

kerajinan batik di Kota Tasikmalaya periode September 2012 – Januari 2013

mengalami fluktuasi. Pada bulan September diketahui jumlah laba pengusaha

kerajinan batik di Kota Tasikmalaya sebesar Rp. 9.471.567. Sedangkan pada

bulan Oktober dan Nopember mengalami penurunan yaitu masing-masing Rp.

9.391.203 dan Rp. 8.739.526. Kemudian mengalami kenaikan yang cukup tinggi

pada bulan Desember dan Januari yaitu masing-masing sebesar Rp. 9.902.642 dan

Rp. 16.716.370, hal tersebut disebabkan oleh semakin banyaknya permintaan

karena menjelang tahun baru banyak konsumen yang memesan batik untuk

acara-acara tertentu.

Pada dasarnya para pengusaha selalu ingin meningkatkan keuntungannya

dengan penjualan produknya sebanyak mungkin kepada konsumen. Hal ini sesuai

dengan yang dikemukakan oleh Sadono Sukirno (2002:188) bahwa “dalam teori

ekonomi, berbagai jenis perusahaan dipandang sebagai unit-unit badan usaha yang

mempunyai tujuan yang sama, yaitu mencapai keuntungan yang maksimum.”

Mereka akan melakukan kegiatan memproduksi sampai pada tingkat dimana

keuntungan mereka mencapai jumlah yang maksimum.

Dalam teori dinamis, Schumpeter mengemukakan bahwa untuk

memperoleh keuntungan yang maksimal, pengusaha harus menjadi yang terdepan.

Seorang pengusaha bisa mendapatkan laba yang besar apabila pengusaha tersebut

bisa menjadi yang terdepan diantara pesaingnya. Para pengusaha selalu

(18)

7

Mira Nurfitriya, 2013

berupa ide kreatif dan inovatif. Kreatif dan inovatif ini sangat penting dalam

keberhasilan usaha, karena dengan begitu mereka akan lebih unggul dari

pesaingnya sehingga mereka akan mendapatkan keuntungan melebihi pesaingnya.

Dengan kata lain, pengusaha harus mempunyai sikap mental yang positif, sikap

mental positif yang dimiliki oleh wirausaha dalam mengelola dan menjalankan

usahanya dengan suatu motif yang mendasarinya kemudian akan membentuk

suatu perilaku yang mendorong wirausaha untuk mengembangkan usahanya

menjadi wirausaha yang sukses dan berhasil sesuai dengan keinginannya.

Laba menjadi tujuan dari kegiatan usaha yang dilakukan para pengusaha

agar dapat menjaga kelangsungan bisnisnya. Namun tentunya dalam usaha

meningkatkan laba tersebut harus dibarengi dengan faktor-faktor pendukung yang

dapat mempengaruhinya. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, setiap

pengusaha mempunyai karakteristik dan latar belakang yang berbeda dalam

menjalankan usahanya, hal tersebut dapat menentukan seberapa mampu

pengusaha menjalankan usahanya sehingga dapat berkembang lebih baik lagi.

pengusaha mempunyai latar belakang pendidikan, pengalaman, dan kemampuan

yang berbeda-beda.

Edi Noersasongko dalam disertasinya (2005:5) mengatakan bahwa:

Tingkat pendidikan pengusaha merupakan salah satu unsur penting dalam perkembangan usaha kecil menengah, hal tersebut karena pendidikan merupakan salah satu unsur yang dapat merubah sikap dan perilaku, meningkatkan dan mengembangkan pola pikir, wawasan serta memudahkan pengusaha menyerap informasi yang sifatnya membawa pembaharuan dan kemajuan bagi usahanya.

Begitu pula dengan pengalaman, pengalaman mempunyai peranan yang

penting dalam pengembangan industri kecil menengah ini. Seseorang yang

berpengalaman akan lebih mudah memahami sesuatu dalam mencapai tujuan

yang diinginkan. Seorang individu yang mempunyai pengalaman yang baik akan

(19)

8

Mira Nurfitriya, 2013

melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, tugas dalam organisasi, berkomunikasi,

dan sebagainya.

Selain pengalaman, kemampuan juga merupakan hal yang harus dimiliki

oleh pengusaha dalam menjalankan usahanya agar berhasil. Perusahaan dapat

mencapai hasil yang maksimal tergantung dari kemampuan yang dimilikinya. Hal

ini juga senada dengan pandangan Thomas F. Zimmerer (Suryana,2006:27) yang

menyatakan karakteristik sikap dan perilaku wirausaha yang berhasil salah

satunya adalah leadership ability. “Leadership ability adalah kemampuan dalam

kepemimpinan. Wirausaha yang berhasil memiliki kemampuan untuk

menggunakan pengaruh tanpa kekuatan serta harus memiliki taktik mediator dan

negotiator daripada diktator.” Artinya seorang wirausaha harus mempunyai

kemampuan dalam berorganisasi, dapat mengatur tujuan, berorientasi hasil, dan

tanggung jawab terhadap kerja keras.

Dalam industri kerajinan batik Tasik ini juga, setiap pengusaha

mempunyai latar belakang pendidikan, pengalaman, dan kemampuan yang

berbeda. Namun dengan perbedaan dan keterbatasan pendidikan, pengalaman dan

kemampuan yang dimilki para pengusaha, serta dengan semakin banyaknya

pesaing terutama pengusaha-pengusaha besar tentu sangat mempengaruhi

perolehan pemasukan pengusaha-pengusaha kecil yang sudah lama membatik.

Seringkali pengusaha-pengusaha kecil kalah bersaing dalam pasar dan produknya

karena kurangnya pendidikan, pengalaman, dan kemampuan sehingga keuntungan

yang mereka peroleh semakin kecil.

Jika dilihat dari permasalahan diatas, selain persaingan yang semakin ketat

dalam industri batik, terdapat beberapa penyebab terjadinya penurunan

keuntungan. Seperti yang kita ketahui memasuki awal tahun 2013 tepatnya

memasuki musim hujan dan agenda tahunan yang menimpa Jakarta, yaitu banjir.

Industri kerajinan ini pun ikut terkena imbasnya, setelah melakukan studi

(20)

9

Mira Nurfitriya, 2013

berdasarkan wawancara dengan salah satu pengelola unit usaha kerajinan di

Rajapolah pada hari sabtu 16 Februari 2013 , beliau mengatakan bahwa:

..untuk beberapa bulan terakhir keuntungan yang diperoleh dari penjualan kerajinan-kerajinan di Rajapolah mengalami penurunan, hal tersebut turut dipengaruhi oleh bencana banjir yang terjadi di Jakarta. Hal tersebut dikarenakan wisatawan yang sebagian besar berasal dari ibukota turut berkurang kedatangannya.

Senada dengan hasil wawancara diatas, salah satu pengusaha batik Tasik

juga mengatakan bahwa: “pengusaha mengalami penurunan keuntungan yang

cukup besar ketika Jakarta banjir, karena sekitar 60% pemasarannya berada di

wilayah Jakarta. “

Dari segi permintaan, konsumen batik rata-rata merupakan karyawan atau

pegawai kantor, dimana ketika terdapat beberapa agenda kepegawaian yang

membutuhkan seragam batik tentu itu akan sangat menguntungkan bagi pengrajin,

akan tetapi sebaliknya ketika perkantoran tidak mengadakan suatu acara yang

membutuhkan seragam, hal tersebut sangat mengurangi pendapatan yang

diperoleh pengusaha sehingga keuntungan menjadi berkurang.

Berkurangnya keuntungan yang diperoleh juga diakibatkan oleh kenaikan

bahan baku untuk pembuatan batik meskipun pengaruhnya tidak cukup besar

karena kenaikannya pun tidak terlalu tinggi. Kemudian dari segi pemasaran, untuk

sebagian pengusaha yang nama dan produknya sudah dikenal tidak lagi menjadi

masalah dalam hal pemasaran, akan tetapi untuk sebagian pengusaha lainnya hal

tersebut sangat berpengaruh, dimana pemasaran merupakan salah satu kunci

dalam keberhasilan suatu usaha.

Penyebab lain penurunan keuntungan pengusaha batik adalah kurangnya

sikap positif pengusaha batik dalam mengembangkan usahanya. Sebagaimana

dijelaskan sebelumnya bahwa keberhasilan suatu usaha ditentukan oleh

(21)

10

Mira Nurfitriya, 2013

wirausaha sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik eksternal maupun

internal. Keberhasilan suatu usaha dipengaruhi oleh suatu tindakan yang positif

dalam menjalankan usahanya, tindakan atau perilaku tersebut dipengaruhi oleh

nilai-nilai kepribadian wirausaha seperti yang dikemukakan oleh Suryana

(2006:52), “yaitu nilai-nilai keberanian menghadapi risiko, sikap positif, optimis,

berani, mandiri, mampu memimpin, dan mau belajar dari pengalaman.”

Seringkali pengusaha-pengusaha kecil yang tidak bisa mengikuti industri ini

kurang optimis dan tidak mempunyai sikap yang positif dengan usaha yang

dijalaninya, hal tersebut disebabkan oleh munculnya pengusaha-pengusaha lain

yang lebih menguasai pasar sehingga menggeser posisi pengusaha kecil tersebut.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Sikap Kewirausahaan Terhadap

Perkembangan Usaha (Pengusaha Batik di Sentra Kerajinan Batik Kota Tasikmalaya)”.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Merujuk pada latar belakang diatas, terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi perkembangan suatu usaha. Perkembangan usaha sendiri diukur

dengan menggunakan laba. Banyak faktor yang mempengaruhi laba suatu usaha,

diantaranya sesuai dengan teori dinamis Schumpeter yang mengatakan bahwa

laba dapat diperoleh dari penemuan dari para pengusaha, dimana pengusaha

dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan sesuatu yang baru, hal

tersebut sesuai dengan sejauh mana kemampuan pengusaha yang selalu optimis

melihat ke depan, dan berfikir dengan penuh perhitungan. Oleh karena itu

pengusaha dituntut mempunyai sikap kewirausahaan yang kemudian akan di

aplikasikan dalan bentuk perilaku atau tindakan untuk mencapai sasaran atau

tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan laba.

Dari berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan usaha terkait

(22)

11

Mira Nurfitriya, 2013

diteliti, yaitu sikap kewirausahaan. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis

mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana gambaran perkembangan usaha dan sikap kewirausahaan

Kerajinan Batik Kota Tasikmalaya?

2. Bagaimana pengaruh sikap kewirausahaan terhadap perkembangan usaha

Kerajinan Batik Kota Tasikmalaya?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan usaha dan sikap

kewirausahaan Kerajinan Batik Kota Tasikmalaya.

2. Untuk mengetahui pengaruh sikap kewirausahaan terhadap perkembangan

usaha Pengusaha Kerajinan Batik Kota Tasikmalaya.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Secara teoritis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan

pemikiran untuk memperkaya pengetahuan ilmu ekonomi mikro, khususnya

terkait dengan sikap kewirausahaan guna meningkatkan perkembangan

usaha.

2. Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran serta

informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan usaha

Pengusaha Kerajinan Batik di Sentra Kerajinan Batik Kota Tasikmalaya.

Juga dapat memberikan masukan bagaimana seorang pengusaha kerajinan

(23)

Mira Nurfitriya, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 118), objek penelitian adalah variabel

penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Dalam

penelitian ini terdapat variabel dependen dan variabel independen. Dimana

perkembangan usaha sebagai variabel dependen, sedangkan sikap kewirausahaan

sebagai variabel independen. Variabel tersebut merupakan objek dari penelitian

ini. Adapun subjek dari penelitian ini yaitu Pengusaha Kerajinan Batik di Sentra

Kerajinan Batik Kota Tasikmalaya yang berjumlah 31 pengusaha.

3.2 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:2) mengatakan bahwa “metode penelitian pada

dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu”. Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang

akan dilakukan untuk mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah

atau menguji hipotesis. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode survei eksplanatori.

Adapun pengertian penelitian survey menurut Masri Singarimbun (1995:3)

adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan

kuesioner atau angket sebagai alat pengumpul data yang pokok. Adapun tujuan

survei yaitu bersifat menjelaskan atau menerangkan, yakni mempelajari fenomena

sosial dengan meneliti hubungan variabel penelitian.

Metode survei eksplanatori (explanatory methode) yaitu suatu metode

penelitian yang bermaksud menjelaskan hubungan antar variabel dengan

menggunakan pengujian hipotesis. Tujuan dari penelitian explanatory adalah

(24)

38

Mira Nurfitriya, 2013

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006:

173). Sedangkan menurut Sugiyono (2012:80), populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulan. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan

benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada

objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang

dimiliki oleh subjek atau objek tersebut. Dalam penelitian ini yang menjadi

populasi adalah Pengusaha Kerajinan Batik di Sentra Kerajinan Batik Kota

Tasikmalaya sebanyak 34 pengusaha.

3.3.2 Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 174), sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiyono (2012:81), sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh sebuah populasi.

Sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif (mewakili),

artinya apabila populasi terlalu besar, dan peneliti memiliki beberapa keterbatasan

untuk mengambil semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut yang mewakili

keseluruhan populasi.

Penelitian ini menggunakan Teknik Sampling Jenuh, dimana teknik

penentuan sampel ini dilakukan apabila semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel. Hal ini sering digunakan apabila jumlah populasi relatif kecil,

kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan

kesalahan yang sangat kecil. Karena jumlah populasi sangat banyak dan sulit

dimintai keterangan dengan berbagai alasan, seperti sibuk ataupun tidak mau

(25)

39

Mira Nurfitriya, 2013

waktu yang terbatas, maka untuk sampel diambil dengan menggunakan rumusdari

Taro Yamane (Riduwan, 2008: 44).

Dimana : n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d2 = Presisi yang ditetapkan

Dengan menggunakan rumus tersebut, didapat sampel pengusaha batik

sebagai berikut

dibulatkan 31

Sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 31

pengusaha batik.

3.4 Operasional Variabel

Untuk menguji hipotesis yang diajukan, dalam penelitian ini terlebih

dahulu setiap variabel didefinisikan, kemudian dijabarkan melalui operasionalisasi

variabel. Hal ini dilakukan agar setiap variabel dan indikator penelitian dapat

diketahui skala pengukurannya secara jelas. Operasionalisasi variabel penelitian

secara rinci diuraikan pada tabel berikut.

1

2

Nd

(26)

40

Mira Nurfitriya, 2013

Tabel 3.1

Operasional Variabel

Konsep Variabel Definisi Operasional Sumber Data

Sikap kewirausahaan

merupakan kecenderungan

berfikir (kognitif), merasa

(afektif), dan berperilaku

(konatif) dari seorang

wirausaha dalam bekerja yang

mengarah kepada upaya

mencari, menciptakan,

menerapkan cara kerja,

teknologi dan produk baru,

meningkatkan efisiensi, dan

memperoleh keuntungan yang

lebih besar.(Winarno,2004:8) Skala pengukuran likert

5 poin, dengan indikator:

 Sikap Percaya diri.

Perkembangan Usaha adalah

tingkat pencapaian hasil atau

pencapaian tujuan organisasi.

(Dwi Riyanti dalam Ajat

Munajat,2007:56)

Perkembangan usaha

menggunakan laba sebagai

indikatornya. Laba adalah

penerimaan bisnis yang

jumlahnya lebih besar

(27)

41

Mira Nurfitriya, 2013

3.5 Sumber dan Jenis Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:172) yang dimaksud dengan sumber

data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Adapun

sumber data yang diperoleh dari penelitian ini adalah pengusaha di Sentra

Kerajinan Batik Kota Tasikmalaya dan referensi studi pustaka, artikel, jurnal, dan

lain-lain.

Sedangkan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Data primer yang diperoleh dari pengrajin Kerajinan Batik Cigeureung

Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.

2) Data sekunder diperoleh dari Disperindag dan Internet.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dengan teknik tertentu sangat diperlukan dalam analisis

anggapan dasar dan hipotesis karena teknik-teknik tersebut dapat menentukan

lancar tidaknya suatu proses penelitian. Pengumpulan data diperlukan untuk

menguji anggapan dasar dan hipotesis. Untuk mendapatkan data yang diperlukan,

maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Angket, yaitu pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat pertanyaan

maupun pernyataan tertulis kepada responden yang menjadi anggota sampel

dalam penelitian.

2) Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan

studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan

juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih

mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

3) Studi Dokumentasi, yaitu studi yang digunakan untuk mencari dan

memperoleh hal-hal yang berupa catatan-catatan, laporan-laporan serta

dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

4) Studi literatur, yaitu teknik pengumpulan data dengan memperoleh data dari

(28)

42

Mira Nurfitriya, 2013

masalah yang diteliti, yaitu perkembangan usaha dengan laba sebagai

indikatornya.

3.7 Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian alat pengumpul data atau instrumen penelitian

akan menentukan data yang dikumpulkan dan menentukan kualitas penelitian.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket sikap

kewirausahaan dan perkembangan usaha

Skala yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah skala Likert

dan skala ratio. Menurut Sugiyono (2012:93) mengatakan bahwa skala Likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan menggunakan skala likert,

maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan

menjadi sub variabel, kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi

indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator-indikator-indikator yang terukur ini dapat

dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan atau

pernyataan yang perlu dijawab oleh responden. (Riduwan,2012:20)

Skala likert yaitu suatu skala yang terdiri dari sejumlah pertanyaan atau

pernyataan yang semuanya menunjukan sikap terhadap objek yang akan diukur.

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai

gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, adapun ketentuan skala jawaban

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Sangat Setuju : 5

Setuju : 4

Kurang Setuju : 3

Tidak Setuju : 2

(29)

43

Mira Nurfitriya, 2013

Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut :

1) Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu mengetahui pengaruh sikap

kewirausahaan terhadap perkembangan usaha.

2) Menjadikan objek yang menjadi responden yaitu pengusaha batik di Sentra

Kerajinan Batik Kota Tasikmalaya.

3) Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.

4) Memperbanyak angket.

5) Menyebarkan angket.

6) Mengelola dan menganalisis hasil angket.

Agar hipotesis yang telah dirumuskan dapat diuji, maka diperlukan

pembuktian melalui pengolahan data yang telah terkumpul. Jenis data yang

dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data ordinal, yaitu data dari variabel

sikap kewirausahaan sehingga data tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi

data interval dengan menggunakan Methods of Succesive Interval (MSI), dengan

bantuan program Microsoft Excel 2007, langkah-langkah sebagai berikut:

1. Untuk butir tersebut berupa banyak orang yang mendapatkan (menjawab)

skor 1,2,3,4,5 yang disebut frekuensi.

2. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut

Proporsi (P).

3. Tentukan proporsi kumulatif (PK) dengan cara menjumlah antara proporsi

yang ada dengan proporsi sebelumnya.

4. Dengan menggunakan tabel distribusi normal baku, tentukan nilai Z untuk

setiap kategori.

5. Tentukan nilai densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh dengan

menggunakan tabel ordinat distribusi normal.

6. Hitung SV (Scale of Value = nilai skala) dengan rumus sebagai berikut:

(30)

44

Mira Nurfitriya, 2013

7. Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus:

Y = SV + (1+ |SV min|)

Dimana nilai k = 1 + |SV min|

Selanjutnya agar hasil penelitian tidak bias dan diragukan kebenarannya

maka alat ukur tersebut harus valid dan reliabel. Untuk itulah terhadap angket

yang diberikan kepada responden dilakukan 2 (dua) macam tes, yaitu tes validitas

dan tes reliabilitas.

3.7.1 Tes Validitas

Validitas menunjukkan kemampuan instrumen penelitian mengukur

dengan tepat atau benar apa yang hendak diukur. (Kusnendi,2008:94). Suatu tes

dikatakan memiliki validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi

ukurnya atau memberikan hasil dengan maksud digunakannya tes tersebut.Dalam

uji validitas ini digunakan teknik korelasi Product Moment dengan rumus :

Item pertanyaan atau pernyataan diindikasikan memiliki validitas apabila

item tersebut memiliki kesesuaian dengan fungsi kuesioner secara keseluruhan,

yaitu mengukur konstruk atau variabel yang diukur.

Dengan menggunakan taraf signifikan

= 0,05 koefisien korelasi yang

diperoleh dari hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai dari tabel korelasi nilai

r dengan derajat kebebasan (n-2), dimana n menyatakan jumlah banyaknya

responden. Peneliti mengunakan program Microsoft Excel 2007, dalam

pengolahan data.

Jika r hitung > r 0,05 dikatakanvalid, sebaliknya jika r hitung r 0,05 tidak

valid.Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks

korelasinya, (Riduwan, 2008: 217).

(31)

45

Mira Nurfitriya, 2013

Antara 0,200 – 0,399 : rendah

Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah (tidak valid)

3.7.2 Uji Reliabilitas

Tes reliabilitas adalah tes yang digunakan dalam penelitian untuk

mengetahui apakah alat pengumpul data yang digunakan menunjukan tingkat

ketepatan, tingkat keakuratan, kestabilan, dan konsistensi dalam mengungkapkan

gejala dari sekelompok individu walaupun dilaksanakan pada waktu yang

berbeda.

Untuk menghitung uji reliabilitas, peneliti menggunakan bantuan program

Microsoft Excel 2007, dengan rumus alpha dari Cronbach, sebagaimana berikut:

2

Dimana; r11 = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pernyataan atau banyaknya soal

n2 = Jumlah varians butir

t2 = varians total

Kriteria pengujiannya adalah jika r hitung lebih besar dari r tabel dengan

taraf signifikansi pada

= 0,05, maka instrumen tersebut adalah reliabel,

sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka instrumen tidak reliabel.

3.8 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

3.8.1 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, menganalisis data akan menggunakan analisis regresi

linier sederhana. Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linier

antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Tujuannya

untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen, apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel

(32)

46

Mira Nurfitriya, 2013

Alat bantu analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan program

komputer SPSS versi 11.5.

Model analisa data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara

variabel independen terhadap variabel dependen dan untuk menguji kebenaran

dari dugaan sementara digunakan model Persamaan Regresi Linier sederhana,

sebagai berikut:

Y = a + bX

Dimana :

Y = Perkembangan usaha/ Laba

a = Konstanta (nilai Y apabila X=0)

b = Koefisien regresi

X = Sikap Kewirausahaan

3.8.2 Pengujian Hipotesis

3.8.2.1 Koefisien Determinasi

Menurut Gujarati (2001:98) dijelaskan bahwa koefisien determinasi (R2) yaitu angka yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan

variabel bebas terhadap variabel terikat dari fungsi tersebut. Koefisien

determinasi sebagai alat ukur kebaikan dari persamaan regresi yaitu memberikan

proporsi atau presentase variasi total dalam variabel tidak bebas Y yang

dijelaskan oleh variabel bebas X.

Pengujian ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana perubahan variabel

terikat dijelaskan oleh variabel bebasnya, untuk menguji hal ini digunakan

rumus koefisien determinasi sebagai berikut:

(33)

47

Mira Nurfitriya, 2013

Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0 < R2 < 1), dengan ketentuan sebagai berikut :

 Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat/dekat, atau dengan kata lain model

tersebut dapat dinilai baik.

 Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat jauh/tidak erat, atau dengan kata lain model tersebut

dapat dinilai kurang baik.

3.8.2.2 Pengujian Secara Parsial (Uji t )

Pengujian ini dilakukan untuk menguji hipotesis:

Ho : variabel X secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel Y

Hi : variabel X secara parsial berpengaruh terhadap variabel Y

Untuk menguji rumusan hipotesis diatas digunakan uji t dengan rumus:

t =

Se

Kaidah keputusan:

(34)

Mira Nurfitriya, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah

dikemukakan tentang pengaruh sikap kewirausahaan terhadap perkembangan

usaha pengusaha batik di sentra kerajinan batik kota Tasikmalaya, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran mengenai perkembangan usaha terkait laba pengusaha batik di

sentra kerajinan batik kota Tasikmalaya sebagian besar masih tergolong

memperoleh laba yang rendah yaitu sebanyak 24 orang (77%) dari 31

pengusaha. Laba yang diperoleh pengusaha dari hasil produksi akan

digunakan untuk mengembangkan perusahaan, yaitu dengan

menginvestasikan kembali laba tersebut dalam bentuk pabrik dan peralatan

baru, digunakan untuk membeli perusahaan lain, atau digunakan sebagai

investasi keuangan oleh perusahaan. Namun melihat perolehan laba

pengusaha batik di sentra kerajinan batik kota Tasikmalaya ini yang masih

tergolong rendah, perkembangan usaha industri batik ini masih kurang

berkembang. Sedangkan umum sikap kewirausahaan yang dimiliki para

pengusaha batik di sentra kerajinan batik kota Tasikmalaya masih tergolong

rendah, hal tersebut terlihat dari jawaban responden dan perhitungan terkait

indikator-indikator sikap kewirausahaan yang masih tergolong ke dalam

kategori rendah. Rendahnya sikap kewirausahaan yang dimiliki pengusaha

batik disebabkan karena mereka tidak mendapatkan pendidikan dan

pengetahuan yang cukup mengenai cara berwirausaha yang baik.

2. Sikap kewirausahaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

(35)

85

Mira Nurfitriya, 2013

Square (R2) menunjukkan bahwa besarnya pengaruh variabel sikap kewirausahaan terhadap variabel perkembangan usaha adalah sebesar 0,741

atau sebesar 74,1%. Artinya bahwa 74,1% perubahan laba pengusaha batik di

sentra kerajinan batik kota Tasikmalaya dapat ditentukan atau dijelaskan oleh

variabel sikap kewirausahaan, sedangkan sisanya 25,9% dipengaruhi oleh

faktor-faktor lain. Hal tersebut juga berarti semakin tinggi sikap

kewirausahaan yang dimiliki oleh pengusaha maka dapat meningkatkan laba

yang diperoleh pengusaha tersebut sehingga perkembangan usahanya juga

meningkat. Ketika seorang pengusaha mempunyai sikap kewirausahaan yang

positif, maka keuntungan yang diperoleh akan meningkat sehingga

perkembangan usahanya akan meningkat pula, sebaliknya ketika seorang

pengusaha tidak mempunyai sikap kewirausahaan yang positif, maka

keuntungan yang diperoleh tidak akan meningkat dan perkembangan

usahanya tidak akan meningkat pula.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya dan

kesimpulan yang diperoleh, maka ada beberapa saran yang penulis berikan yaitu

sebagai berikut:

1. Sebelum melakukan usaha alangkah baiknya para pengusaha membuat

perencanaan usaha dan strategi usaha untuk memudahkan dalam menjalankan

usahanya. Kemudian setelah melakukan kegiatan usaha para pengusaha

membuat laporan keuangan tertulis atau dalam sistem komputer untuk

memudahkan pengaturan keuangan sehingga pemasukan yang di dapat dari

hasil produksi tidak terpakai untuk hal yang bersifat pribadi. Selain itu,

pendidikan formal ataupun pelatihan sangat diperlukan untuk menambah

wawasan dan keterampilan pengusaha dalam mengembangkan usahanya.

Melalui pendidikan formal pengusaha dapat memiliki pengetahuan,

kemampuan dan keterampilan dalam menjalankan usahanya terkait

(36)

86

Mira Nurfitriya, 2013

2. Memperbaiki sikap kewirausahaan, seorang wirausaha yang sukses harus

mempunyai sikap mental yang positif dalam berusaha. Mereka harus berani

menghadapi tantangan yang datang, mencari peluang dan memanfaatkan

peluang yang ada dan memahami kondisi pasar dan persaingannya untuk

mengembangkan usahanya. Mereka harus mempunyai sikap yang kreatif dan

inovatif sehingga akan tercipta keunggulan tersendiri yang dimiliki oleh

(37)

Mira Nurfitriya, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari.(2009). Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta.

_____, Buchari. (2009). Pengantar Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Ahman, Eeng dan Yana R. (2007). Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Bandung: Laboratorium EKOP UPI.

Ardiansyah, Adi.(2012). Skripsi: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laba. Bandung: UPI.

Azwar, Saifuddin. (2012). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto,Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bangun, Wilson. (2010). Teori Ekonomi Mikro. Bandung: Refika Aditama.

Burhan, Bungin. (2005). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Edisi pertama. Jakarta: Kencana.

Damodar, Gujarati. (2001). Ekonometrika Dasar, Jakarta: Erlangga.

Khairina. (2011). Skripsi: Pengaruh Sikap Kewirausahaan Terhadap Prestasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Sumatera Barat. Padang: Universitas Andalas.

Kusnendi. (2008). Model-Model Persamaan Struktural Satu dan Multigroup Sampel Dengan LISREL. Bandung: Alfabeta.

M. Machfoedz. (2005). Kewirausahaan : Metode, Manajemen dan Implementasi. Yogyakarta: BPFE.

(38)

88

Mira Nurfitriya, 2013

Munajat, Ajat. (2007). Hubungan Perilaku Kewirausahaan dengan Keberhasilan Usaha. Skripsi: Universitas Pendidikan Indonesia.

Noersasongko, Edi. (2005). Disertasi: Analisis Pengaruh Karakteristik Individu, Kewirausahaan, dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kemampuan Usaha Serta Keberhasilan Usaha Pada Usaha Kecil Batik Di Jawa Tengah. Malang: Universitas Merdeka Malang.

Notoatmodjo,Soekidjo. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta:RINEKA CIPTA.

Novamauludi. (2009). Skripsi: Hubungan Sikap Kewirausahaan dengan Keberhasilan Usaha Pedagang Bunga Hias Pada Kelompok Tani Mekarsari Putra di Kampung Kancah Desa Cihideung. Bandung: UNIKOM.

Rahmana, Arief. (2012). Strategi Pengembangan Usaha Kecil Menengah Sektor Industri Pengolahan. Universitas Widyatama.

Riduwan. (2008). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Riduwan dan Engkos Achmad K. (2012). Cara Menggunakan dan Memaknai Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung: Alfabeta.

Samuelson, Paul A & Nordhaus, William. (1999). Mikro Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Singarimbun, M. dan Sofyan, E. (1995). Metode Penelitian Survei Edisi Revisi. Yogyakarta: LP3ES.

Sudjana. (1996). Teknik Analisis Regresi Dan Korelasi. Bandung:Tarsito.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukirno, Sadono. (2002). Pengantar Teori Mikroekonomi. Jakarta: Rajawali Pers.

Suryana. (2006). Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.

Tambunan, Tulus. (2009). UMKM di Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia.

(39)

89

Mira Nurfitriya, 2013

Widarjono, Agus. (2005). Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: EKONISIA FE UII.

Winarno. (2011). Pengembangan Sikap Entrepreneurship dan Intrapreneurship. Jakarta: Indeks.

______. (2004). Studi Korelasional Budaya Perusahaan Dengan Sikap Kewirausahaan Karyawan (Intrapreneurship) di Penerbit Gramedia Group. Universitas Multimedia Nusantara.

______. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah 2012. Bumi Siliwangi: Universitas pendidikan Indonesia.

www.google.com

Gambar

Gambar 1.1          Rekapitulasi Data Perkembangan Potensi Industri Komoditi
Gambar 1.1 : Rekapitulasi Data Perkembangan Potensi Industri Komoditi
Tabel 3.1

Referensi

Dokumen terkait

Integritas terjadi ketika implementasi tindakan yang dilakukan konsisten dengan prinsip moral yang digunakan sebagai pegangan dalam membuat keputusan di tahap penalaran etis yang

pengertian judul secara keseluruhan ialah bagaimana pengaruh dari pelaksanaan Manajemen Pergudangan yang bai k dan sesuai untuk perusahaan P.T Multi Wasa Baya

Setelah mendapatkan hasil akhir dari proses pembobotan dengan menggunakan WRM dan WAQ, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah pemilihan detail mapping tools yang tepat sesuai

Analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis yang diajukan yaitu ada tidaknya pengaruh yang signifikan latihan variasi tiang rintang terhadap keterampilan akurasi

30 bayi BBLR diambil dengan teknik probability VDPSOLQJ ,QWHUYHQVL VWLPXODVL WDNWLO NLQHVWHWLN GLODNXNDQ VHNDOL GDODP VHKDUL VHODPD KDUL /HPEDU REVHUYDVL GDQ SURVHGXU

PEMBAGIAN TERSEBUT MELALUI KELOMPOK MASYARAKAT DENGAN MEMBUAT REKENING YANG

” Analisis Nilai-Nilai Pendidikan pada Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata”.. e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa

Retribusi Ijin Trayek Angkutan Darat yang selanjutnya dapat disebut retribusi adalah pembayaran atas pemberian ijin kepada orang atau badan untuk menyediakan