• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS SPECIAL EVENT BERSIFAT EDUTAINMENT DALAM MENINGKATKAN PROSES KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE MUSEUM SRI BADUGA BANDUNG :Survei terhadap Wisatawan yang Berkunjung ke Museum Sri Baduga Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS SPECIAL EVENT BERSIFAT EDUTAINMENT DALAM MENINGKATKAN PROSES KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE MUSEUM SRI BADUGA BANDUNG :Survei terhadap Wisatawan yang Berkunjung ke Museum Sri Baduga Bandung."

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS SPECIAL EVENT BERSIFAT EDUTAINMENT DALAM MENINGKATKAN PROSES KEPUTUSAN BERKUNJUNG

KE MUSEUM SRI BADUGA BANDUNG

(Survey terhadap wisatawan yang berkunjung ke Museum Sri Baduga Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pariwisata Program Studi

Manajemen Pemasaran Pariwisata

Oleh :

Ninon Nur Ainun Nisa 0807186

PROGRAM STUDIMANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

EFEKTIVITAS SPECIAL EVENT BERSIFAT EDUTAINMENT DALAM MENINGKATKAN PROSES KEPUTUSAN BERKUNJUNG

KE MUSEUM SRI BADUGA BANDUNG

(Survey terhadap wisatawan yang berkunjung ke Museum Sri Baduga Bandung)

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Rini Andari, S.Pd.,SE.Par.,MM Marceilla Hidayat, BA (Hons), MM.Par

NIP. 198109162008122002 NIP.

197608262003122003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia

Heri Puspito Diyah Setyorini, MM. NIP. 197610312008122001

Tanggung Jawab Yuridis Ada pada penulis

(3)

Skripsi ini Diuji Pada :

.

Hari / Tanggal : Kamis, 27 Desember 2012 Waktu : Pkl. 08.00 s/d selesai

Tempat : Ruang 08 Lt.4 Gedung FPIPS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Panitia Ujian Terdiri dari :

Ketua : Prof. Dr. H. karim Suryadi., M.Si. Sekretaris : HP Diyah Setiyorini,. MM.

Anggota : Dewi Pancawati Novalita., S.Pd., MM. Penguji I : Ridwan Purnama, SH.,M.Si.

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul ”Efektivitas Special Event

Pameran Lokal/Keliling Bersifat Edutainment Dalam Meningkatkan Keputusan

Berkunjung ke Museum Sri Baduga Bandung” (Survei terhadap Wisatawan yang

Berkunjung ke Museum Sri Baduga Bandung) beserta seluruh isinya adalah

benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan

dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam

masyarakat keilmuan.

Berdasarkan pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi yang

dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran

etika-etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap

keaslian karya ini.

Bandung, November 2012

(5)

ABSTRAK

Ninon Nur Ainun Nisa, 0807186, Efektivitas Special Event Bersifat Edutainment Dalam Meningkatkan Proses Keputusan Berkunjung Ke Museum Sri Baduga Bandung (Survei terhadap Wisatawan yang Berkunjung ke Museum Sri Baduga Bandung), di bawah bimbingan Rini Andari, S.pd., SE.Par., MM. dan Marceilla Hidayat, BA (Hons), MM.Par.

Museum Negeri Provinsi Jawa Barat atau yang lebih dikenal dengan sebutan Museum Sri Baduga, merupakan salah satu Museum Karya Budaya mengenai Jawa Barat yang mendukung salah satu program pemerintah yaitu Visit Museum Year. Sebagai wisata sejarah, museum ini mengalami penurunan tingkat kunjungan pada tahun 2011. Beberapa upaya peningkatan kunjungan dilakukan salah satunya yaitu program special event yang rutin diadakan setiap tahunnya diharapkan dapat memiliki pengaruh yang efektif dalam meningkatkan jumlah kunjungan ke Museum Sri Baduga Bandung. Program kegiatan special event Museum Sri Baduga Bandung di adaptasi dari teori special event Donald Getz (2007:212) dengan dimensi yang digunakan adalah setting, theme and programme design, services, dan consumables. Teori proses keputusan berkunjung yang digunakan adalah menurut I. Gede Pitana dan Putu G. Gayatri (2005:72) dengan dimensi yang digunakan adalah kebutuhan atau keinginan untuk melakukan perjalanan, pencarian dan penilaian informasi, keputusan melakukan perjalanan wisata, persiapan perjalanan dan pengalaman wisata dan keputusan melakukan perjalanan wisata. Premis yang mendukung penelitian ini adalah Brown (2002), Journal Resource Guide to The Impact of Events (2007), Donald Getz (2007), Riset PPM Manajemen (2008), dan Kotler Keller (2012). Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan metode

explanatory survey. Sampel penelitian yaitu sebanyak 100 wisatawan dengan

menggunakan teknik penarikan sampel systematic sampling dan untuk teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa efektivitas special event berpengaruh sebesar 39,9% terhadap proses keputusan berkunjung ke Museum Sri Baduga Bandung. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS 16.0 for windows diperoleh persamaan regresi yaitu Y=7,234+0,494x1+0,474x2+(-0,127x3)+0,48x4. Secara simultan berdasarkan pengujian hipotesis menunjukkan efektivitas special event yang terdiri dari setting,

theme and programme design, services dan consumables berpengaruh signifikan

terhadap proses keputusan berkunjung ke Museum Sri Baduga Bandung, namun secara parsial dimensi services tidak berpengaruh signifikan terhadap proses keputusan berkunjung ke Museum Sri Baduga Bandung.

(6)

ABSTRACT

Ninon Nur Ainun Nisa, 0807186, Effectiveness of Edutainment Special Events in

Improving Purchase Decision Process to the Sri Baduga Museum Bandung

(Survey of Travelers Who Visited the Museum of Sri Baduga Bandung), under the guidance of Rini Andari, S.Pd., SE.Par ., MM. and Marceilla Hidayat, BA (Hons), MM.Par.

State Museum of West Java province, or better known as the Sri Baduga Museum, is one of the Museum's works on the culture of West Java that supports one of the government's programs Visit Museum Year. As a historical tour, museum visit rates decreased in 2011. Some efforts to increase visits were made one of which is a local exhibition program / roving which is regularly held every year, is expected to have an effective influence in increasing the number of visits to the Museum Sri Baduga Bandung. Program exhibitions of local/mobile Sri Baduga Museum Bandung adaptation of the theory of special event Donald Getz (2007:212) with the dimensions used is setting, theme and program design, services, and consumables. Decision theory been used is by I. Putu Gede Pitana and G. Gayatri (2005:72) with a dimension that is used is the need or desire to travel, search and assessment information, the decision to travel preparation, travel and tourism experience and the decision to travel. The premise of this research is supporting Brown (2002), Journal Resource Guide to The Impact of Events (2007), Donald Getz (2007), PPM Research Management (2008), Kotler and Keller (2012). This type of research is descriptive and verification using explanatory survey. Study sample as many as 100 travelers using systematic sampling techniques for sampling and data analysis techniques used in this study is multiple linear regressions. The results of this study stated that the effectiveness of special exhibition event / effect round by 39.9% against the decision to the Sri Baduga Museum Bandung. Based on the calculation of SPSS 16.0 for windows derived regression equation is Y = 7.234 +0.494 x1 +0.474 x2 + (x3 -0.127) +0.48 x4. Simultaneously based on hypothesis testing demonstrated the effectiveness of local special exhibition event / tour that consisted of setting, theme and program design, services and consumables significant effect to the decision of Sri Baduga Museum Bandung, however partial services dimension does not significantly influence the decision to the Sri Baduga Museum Bandung.

(7)

DAFTAR ISI 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 15

1.3 Tujuan Penelitian ... 15

1.4 Kegunaan Penelitian ... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka... ... 17

2.1.1 Special Event bagian dari Marketing Mix ... 17

2.1.1.1 Marketing Mix ... 17

2.1.1.2 Promotion Mix ... 22

2.1.1.3 Public Relations ... 28

2.1.1.4 Marketing Public Relations ... 36

2.1.1.5 Peranan Marketing Public Relations ... 37

2.1.1.6 Special Event……. ... 42

2.1.1.7 Dimensi Special Event ... 47

2.1.1.8 Konsep Edutainment ... 52

2.1.2 Museum Bagian dari Destinasi dan Pariwisata ... 55

2.1.2.1 Pariwisata……… ... 55

2.1.2.2 Destinasi Wisata ... 60

2.1.2.3 Museum……. ... 63

2.1.3 Efektivitas…………. ... 65

2.1.3.1 Karakteristik Efektivitas ... 70

2.1.5 Keputusan Berkunjung ... 73

2.1.5.1 Proses Keputusan Berkunjung ... 76

2.1.6 Efektivitas Special Event terhadap Keputusn Berkunjung ... 80

2.1.7 Orisinalitas Penelitian... 83

2.2 Kerangka Pemikiran ... 85

(8)

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian …… ... 92

3.2 Metode Penelitian…. ... 93

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 93

3.2.2 Operasional Variabel ... 94

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 98

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 100

3.2.4.1 Populasi ... 100

3.2.4.2 Sampel ... 100

3.2.4.3 Teknik Sampling ... 102

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 103

3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas... 105

3.2.6.1 Pengujian Validitas ... 106

3.2.6.2 Pengujian Reliabilitas ... 110

3.2.7 Rancangan Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 112

3.2.7.1 Rancangan Analisis Data Deskriptif ... 112

3.2.7.2 Rancangan Analisis Data Verifikatif ... 113

3.2.7.3 Pengujian Hipotesis ... 115

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil dan Pengunjung Museum Sri Baduga Bandung.…… ... 119

4.1.1 Profil Museum Sri Baduga Bandung ... 119

4.1.1.1 Identitas Museum ... 119

4.1.1.2 Struktur Organisasi ... 122

4.1.1.3 Sejarah Singkat Museum Sri Baduga Bandung ... 123

4.1.1.4 Produk dan Jasa yang Ditawarkan ... 124

4.1.2 Profil Wisatawan yang Berkunjung ke Museum Sri Baduga Bandung……... ... 127

4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 127

4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 128

4.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 130

4.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 132

4.1.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Rata-rata uang saku/pendapatan per Bulan ... 133

4.1.2.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Tinggal ... 135

4.1.2.7 Pengalaman Rsponden Berdasarkan Objek Wisata yang Sering Dikunjungi ... 137

4.1.2.8 Pengalaman Responden Berdasarkan Frekuensi Mengunjunggi Tempat Wisata dalam Satu Tahun ... 138

(9)

4.1.2.10 Pengalaman Responden Berdasarkan Objek Wisata

Museum yang Paling Disukai ... 141

4.2 Pelaksanaan Efektivitas Special Event Museum Sri Baduga Bandung.…… 143

4.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Setting ... 144

4.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Theme and Programme Design……… ... 146

4.2.3 Tanggapan Responden Terhadap Services ... 147

4.2.4 Tanggapan Responden Terhadap Consumables ... 149

4.2.5 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Efektivitas Special Event Museum Sri Baduga Bandung... ... 150

4.3 Pelaksanaan Proses keputusan berkunjung ke Museum Sri Baduga Bandung. 154 4.3.1 Tanggapan Responden Terhadap Kebutuhan atau Keinginan Untuk Melakukan Perjalanan ... 154

4.3.2 Tanggapan Responden Terhadap Pencarian dan Penilaian Informasi……. ... 155

4.3.3 Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Melakukan Perjalanan Wisata ... 156

4.3.4 Tanggapan Responden Terhadap Persiapan Perjalanan dan Pengalaman Wisata ... 157

4.3.5 Tanggapan Responden Terhadap Evaluasi Kepuasan Perjalanan Wisata………. ... 158

4.3.6 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Proses keputusan berkunjung ke Museum Sri Baduga Bandung ... 160

4.4 Hasil Uji Asusmsi Variabel. ... 163

4.4.1 Pengujian Asumsi Regresi ... 163

4.4.2 Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 168

4.4.3 Pengujian Hipotesis dan Uji Signifikansi Secara Simultan (Uji F)... ... 169

4.4.4 Pengujian Hipotesis dan Signifikansi Secara Parsial (Uji t) ... 170

4.4.5 Model Persamaan Regresi Pengaruh Efektivitas Special Event terhadap Proses keputusan berkunjung ke Museum Sri Baduga Bandung... ... 172

4.5 Implikasi Hasil Penelitian. ... 173

4.5.1 Temuan yang Bersifat Teorotik ... 173

4.5.1 Temuan yang Bersifat Empirik ... 174

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ……..…… ... 177

5.2 Rekomendasi…...…… ... 178

(10)

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

No Judul Tabel Hal

1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Provinsi Jawa Barat

Tahun 2008 – 2011 ……… 2

1.2 Objek Wisata di Jawa Barat ……….. 3

1.3 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung Tahun 2008-2011 ….. 4

1.4 Agenda Kegiatan Museum Sri Baduga Bandung Tahun 2009-2012 ...… 8

1.5 Jumlah Kunjungan Pameran Khusus/Temporer Museum Sri Baduga Bandung Tahun 2009-2011 ………... 11

2.1 Program Dalam Elemen Komunikasi ……… 24

2.2 Definisi Public Relations Menurut Para Ahli ………... 29

2.3 Beberapa Definisi Special Event Menurut Para Ahli ……… 43

2.4 Beberapa Definisi Pariwisata Menurut Para Ahli ………. 55

2.5 Tinjauan Antara Jenis Event dan Perspektif ……….. 80

2.6 Penelitian Terdahulu yang Berkaitan dengan Masalah Penelitian ……… 82

3.1 Operasionalisasi Variabel ……….. 94

3.2 Jenis dan Sumber Data Penelitian ………. 98

3.3 Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi ………... 106

3.4 Hasil Pengujian Validitas ……….. 107

3.5 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian ……… 110

3.6 Kriteria Penafsiran Hasil Perhitungan Responden ……… 112

4.1 Koleksi Museum Sri Baduga Bandung ………. 124

4.2 Fasilitas Museum Sri Baduga Bandung ……… 125

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 127

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ……….. 129

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 131

(11)

4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Rata-Rata Uang Saku/Pendapatan

Per Bulan ………... 134

4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Tinggal ... 135

4.9 Pengalaman Responden Berdasarkan Objek Wisata Yang Sering Dikunjungi ... 137

4.10 Pengalaman Responden Berdasarkan Frekuensi Mengunjungi Tempat Wisata Dalam Satu Tahun ………. 139

4.11 Pengalaman Responden Berdasarkan Frekuensi Mengunjungi Tempat Wisata Dalam Satu Tahun ………. 140

4.12 Pengalaman Responden Berdasarkan Objek Wisata Museum Yang Paling Disukai Di Destinasi Pariwisata Bandung ... 142

4.13 Tanggapan Responden Terhadap Setting ... 144

4.14 Tanggapan Responden Terhadap Theme And Programme Design ... 146

4.15 Tanggapan Responden Terhadap Services ... 148

4.16 Tanggapan Responden Terhadap Consumables ... 150

4.17 Rekapitulasi Skoring Tanggapan Responden Terhadap Efektivitas Special Event Museum Sri Baduga Bandung ... 151

4.18 Tanggapan Responden Terhadap Kebutuhan Atau Keinginan Untuk Melakukan Perjalanan ………... 155

4.19 Tanggapan Responden Terhadap Pencarian Dan Penilaian Informasi …. 156 4.20 Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Melakukan Perjalanan Wisata ……… 157

4.21 Tanggapan Responden Terhadap Persiapan Perjalanan Dan Pengalaman Wisata ……… 158 4.22 Tanggapan Responden Terhadap Evaluasi Kepuasan Perjalanan Wisata.. 159

(12)

4.24 Matrik Korelasi Antar Variabel Bebas ... 168

4.25 Efektivitas Special Event Terhadap Proses keputusan berkunjung ... 169

4.26 Anova ... 170

4.27 Koefisien ………... 172

(13)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Gambar Hal

1.1 Jumlah Pengunjung Pameran Khusus Museum Sri Baduga Bandung

Tahun 2009-2011 ……….. 7

2.1 Komponen Marketing Mix ……… 19

2.2 Elemen Marketing Mix Museum ……….. 21

2.3 Persepsi Pengunjung Terhadap Special Event ……….. 51

2.4 Elemen Geografi dari Pariwisata ………... 60

2.5 Kerangka Pemikiran Efektifitas Special Event Bersifat Edutainment Dalam Meningkatkan Proses keputusan berkunjung Museum Sri Baduga Bandung ……….………….. 87

2.6 Paradigma Penelitian Efektifitas Special Event Bersifat Edutainment Dalam Meningkatkan Proses keputusan berkunjung Museum Sri Baduga Bandung ………... 88

4.1 Struktur Organisasi Balai Pengembangan Museum Sri Baduga Bandung 121 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 127

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ……….. 130

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 132

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 133

4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Rata-Rata Uang Saku/Pendapatan Per Bulan ………... 134

4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Tinggal ... 136

4.8 Pengalaman Responden Berdasarkan Objek Wisata Yang Sering Dikunjungi ... 138

4.9 Pengalaman Responden Berdasarkan Frekuensi Mengunjungi Tempat Wisata Dalam Satu Tahun ………. 139

(14)

4.11 Pengalaman Responden Berdasarkan Objek Wisata Museum Yang

Paling Disukai Di Destinasi Pariwisata Bandung ... 143

4.12 Rekapitulasi Skoring Tanggapan Responden Terhadap Efektivitas Special Event Museum Sri Baduga Bandung .... 153

4.13 Rekapitulasi Skoring Tanggapan Responden Terhadap Proses keputusan berkunjung Ke Museum Sri Baduga Bandung ... 162

4.14 Normal Probability Plot ……… 164

4.15 Histogram Dependent Variable Keputuan Berkunjung ……… 165

(15)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian

Pertumbuhan bisnis di era globalisasi saat ini memacu negara-negara di dunia

untuk sebaik mungkin meningkatkan perekonomian negaranya. Diantaranya bisnis

yang berkembang saat ini adalah sektor industri pariwisata yang sedang dialami oleh

Indonesia. Indonesia memiliki potensi yang kompetitif dibandingkan dengan negara

lain dalam bidang industri pariwisata. Banyak keunikan dan keanekaragaman budaya

dan wisata yang dimiliki Indonesia. Keunikan sumber daya yang dimiliki oleh suatu

wilayah, adalah suatu anugrah yang apabila dikelola dengan baik dapat memberikan

keuntungan berbagi pihak. Faktor-faktor tersebut membuat pariwisata di Indonesia

mengalami peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang signifikan

pada setiap tahunnya.

Indonesia memiliki 33 destinasi wisata yang tersebar di seluruh pelosok

wilayah Republik Indonesia. Namun, pertumbuhan pariwisata di wilayah Indonesia

ini tidak merata. Tercatat bahwa hanya 16 daerah yang menyerap 90 persen

wisatawan domestik dan mancanegara. Ke-16 destinasi wisata itu adalah Bandung,

Jakarta, Yogyakarta, Batam, Bali, Toba, Karakatau, Tanah Toraja, Lombok,

Semarang, Jawa, Sumbar, Manado, Sangalaki, Komodo dan Kupang (Kemenbudpar,

2011). Untuk peringkat teratas dari ke-16 destinasi wisata ini, peringkat pertama

ditempati oleh Bali. Selain itu, Jawa juga merupakan salah satu destinasi wisata yang

(16)

secara historis Pulau Jawa dianggap sebagai jantung Indonesia. Jumlah kunjungan di

Pulau Jawa yang naik setiap tahunnya membuktikan bahwa potensi wisata Pulau

Jawa sangat baik, begitupun dengan Provinsi Jawa Barat yang pada tahun 2009

merupakan provinsi dengan jumlah kunjungannya terbanyak di peringkat 2 setelah

Jawa Timur (Badan Pusat Statistik, 2011). Hal ini terlihat dari jumlah wisatawan

yang datang ke Provinsi Jawa Barat. Berikut merupakan Tabel 1.1 mengenai jumlah

kunjungan wisatawan mancanegara ke Jawa Barat tahun 2008-2011.

TABEL 1.1

JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2011

Tahun Jumlah Kunjungan (per orang)

2008 27.646.002

2009 28.718.243

2010 34.807.302

2011 36.955.054

Sumber : BPS Jawa Barat, 2012

Dari Tabel 1.1 diatas dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan wisatawan

mancanegara ke Provinsi Jawa Barat mengalami kenaikan setiap tahunnya. Pada

tahun 2008 jumlah kunjungan ke Provinsi Jawa Barat sebanyak 27.646.002

kunjungan. Kemudian mengalami kenaikan di tahun 2009 menjadi 28.718.243

kunjungan. Di tahun 2010 naik kembali menjadi 34.807.302. dan terakhir di tahun

2011 mengalami kenaikan kembali menjadi 36.955.054 kunjungan. Jawa Barat

mendapat peringkat kunjungan ke-2 untuk jumlah wisatawan mancanegara dan

wisatawan domestik, akan tetapi Jawa Barat merupakan provinsi terbesar di pulau

(17)

memiliki daerah pegunungan yang luas, serta keindahan lembah puncak gunung

merapi. Iklimnya yang tropis menjadikan Provinsi Jawa Barat memiliki

keanekaragaman flora dan fauna yang indah. Selain itu, Jawa Barat pun memiliki

kekayaan dalam budaya. Adat budaya Sunda yang melekat menjadi daya tarik

tersendiri bagi wisatawan di Jawa barat. Berikut merupakan Tabel 1.2 mengenai

objek wisata yang ada di Jawa Barat.

TABEL 1.2

OBJEK WISATA DI JAWA BARAT Jenis

Pantai Pangandaran, Pantai Batu Hiu, Grand Canyon Pangandaran, Hutan Cagar Alam Pangandaran, Taman Safari Indonesia Cisarua Bogor, Kawah Tangkuban Perahu, Kebun Raya Bogor, Air Panas Ciater, Maribaya, Pasundan Plaza Bandung, Babakan Siliwangi Bandung, Kawah Kamojang, Kawah Papandayan, Kebun Raya Cibodas, Camping Area Racahan (Mandala Kitri), Gunung Gede, Pantai Pelabuhan Ratu, Pemandian Air, Panas Batu Kawang, Serang, Pulau Dua (Pulau Burung), Teluk Banten, Pantai Florida/Suralaya/Salira Indah Merak, Pantai Karang Bolong, Pantai Carita, Krakatau, Cagar Alam Ujung Kulon, Pulau Peucang & Handeuleum, Pemandian Air Panas Cipanas Garut, Cipari, Waduk Darma, Pemandian Cibulan, Kuningan, Taman Wisata, Linggar Jati, Taman Wisata Gungun Kunci Sumedang, Goa Sunyaragi Cirebon, Taman Rekreasi Pantai Tirtamaya Indramayu, Pulau Biawak, DAM Sebaguna Jatiluhur, Pantai Batu Karas, Pantai Karangrini, Taman Buah Mekar Sari Bogor, Taman Bunga Nusantara Bogor.

Wisata Budaya

Pusat Kerajinan Cibaduyut & Cihampelas Bandung, Galeri Iptek & Teater Kubah Bandung, Taman Budaya Jawa Barat Bandung, Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda, Masyarakat Badui (Rangkas Bitung), Masjid Agung Banten, Kraton Surosowan Banten, Kraton Kanoman Cirebon, Meriam Kuno Ki Amuk Banten, Pusat Industri Batik Trusmi Cirebon, Candi Cangkurang Garut, Kampung Naga Garut, Taman Makam Pahlawan Nasional Cut nyak Dhien Sumedang, Kraton Kasepuhan Cirebon, Teropong Bintang (Bosca), Pusat Kerajinan Raja Polah Tasik, Komplek Makam Sunan Gunung Jati Cirebon, Candi Cangkuang Banten

Wisata Sejarah

Museum Geologi Bandung, Museum Sri Baduga Bandung, Museum Konferensi Asia Afrika Bandung, Museum Mandala Wangsit Siliwangi Bandung, Museum Zoologi Bogor, Istana Presiden Cipanas Ethobotanic Bogor, Istana Presiden Bogor, Benteng Speelwijk Banten, Gedung Sate Bandung, Mercusuar Anyer Kidul, Museum Iptek, ITB Bandung, Museum Iptek Pariangan Bandung

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat (diolah peneliti), 2011

Dari Tabel 1.2 diatas dapat dilihat bahwa bahwa Provinsi Jawa Barat memiliki

(18)

menjadi potensi bagi Negara Indonesia. Ibu kota Provinsi Jawa Barat, yaitu Bandung

memiliki banyak daya tarik wisata. Dimulai dari wisata budaya, alam, religi, sejarah,

kuliner, hingga wisata belanjanya, banyak diminati oleh wisatawan, baik wisatawan

mancanegara ataupun wisatawan domestik. Tak heran bahwa jumlah kunjungan

wisatawannya pun mengalami peningkatan. Berikut merupakan Tabel 1.3 mengenai

perkembangan jumlah wisatawan Bandung dari tahun 2008 - 2011.

TABEL 1.3

JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA BANDUNG TAHUN 2008 – 2011

Tahun 2008 2009 2010 2011

Jumlah Kunjungan (per orang)

4.496.145 4.933.790 5.179.888 6.712.824

Sumber : BPS, Disbudpar Kota Bandung, diolah peneliti, 2012

Dari data Tabel 1.3 diatas, dapat dilihat bahwa kunjungan wisatawan ke Kota

Bandung secara keseluruhan mengalami peningkatan. Untuk kunjungan Wisatawan

nusantara, kenaikan secara terus – menerus terjadi dari tahun 2008 sebanyak

4.496.145 kunjungan menjadi 4.933.790 kunjungan di tahun 2009. Pada tahun 2010

mengalami kenaikan kembali menjadi 5.179.888. Sementara untuk kunjungan

wisatawan mancanegara sebanyak 6.712.824kunjungan terjadi di tahun 2011 .

Dalam hal ini, kita dapat mengatakan bahwa kota Bandung dapat memikat

wisatawan dengan pesonanya. Walaupun berbagai hal dapat menghambat

pertumbuhan pariwisata Bandung, tapi itu bukan suatu kendala yang berlarut-larut.

Banyak objek wisata yang terdapat di Bandung, salah satunya adalah Wisata sejarah

(19)

Visit Museum Year. Program ini dilakukan sebagai upaya melestarikan peninggalan

benda-benda bersejarah serta hasil perjuangan para pendahulu bangsa Indonesia.

Museum merupakan suatu badan tetap, tidak tergantung kepada siapa

pemiliknya melainkan harus tetap ada (wordpress.com, 2012). Museum memang

merupakan tempat koleksi benda-benda terdahulu, tapi keberadaannya tak harus

selalu identik dengan fosil, patung-patung, atau benda purbakala. Museum adalah

rekaman sejarah kebudayaan dan peradaban manusia dimana bangsa kita kaya dengan

karya budaya, dari Sabang sampai Merauke. Kekayaan ini harus dipelihara dan

dipertahankan. Oleh karena itu itu perlu adanya budaya museum, sehingga

masing-masing daerah memiliki museum yang mengoleksi kekayaan budaya mereka,

museum yang kukuh dan memiliki karakter. Tanpa hal ini, dikhawatirkan kekayaan

itu akan musnah terlempar oleh industrialisasi modern yang hampir seluruhnya

produk impor. Museum kebudayaan tak harus selalu berisi hasil pembangunan fisik.

Museum juga berisi hal-hal yang belum terjangkau oleh perkembangan ekonomi di

negeri ini, sehingga dapat berguna di kemudian hari, misalnya, dokumen kehidupan

nelayan atau petani di daerah tertentu.

Pemahaman museum yang demikian itu, menjadikan museum memiliki

makna humanis, lebih menyentuh persoalan sosial, ekonomi, budaya, dan politik

masyarakatnya. Hanya dengan makna yang demikian, museum akan lebih dikenal

masyarakat. Museum tak lagi menjadi rumah tua yang hanya berisi barang tua yang

(20)

akan menjadi tempat menarik untuk dikunjungi anak-anak, remaja, orangtua, juga

para ilmuwan, seniman, sejarawan, bahkan ahli hukum. Mereka bisa melakukan

penelitian, belajar tentang masa lalu, atau mengembara bersama nenek moyang.

Masyarakat kita benar-benar butuh sejumlah museum yang mampu memperluas

wawasan, memperkaya pengalaman, membangkitkan kesadaran, serta memberi

hiburan rohani.

Museum Negeri Provinsi Jawa Barat atau yang lebih dikenal dengan sebutan

Museum Sri Baduga, proses pendiriannya telah dimulai sejak tahun 1974. Proses

pembangunan museum itu baru dimulai sejak tahun 1980. Oleh karena adanya proses

otonomi daerah, Museum “Sri Baduga” yang tadinya merupakan bagian dari bidang

kebudayaan dalam lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan RI, kemudian

berubah menjadi lembaga di bawah naungan pemerintah daerah Propinsi Jawa Barat,

yaitu sebagai Unit Pelaksanan Teknis Daerah dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

Dengan adanya perubahan ini, museum Sri Baduga tampak mengemban misi ganda,

disamping masih mengemban misi pertama yaitu untuk pelestarian budaya dan

pendidikan bangsa, juga harus mengemban misi sebagai objek wisata yang harus bisa

menjadi salah satu sumber pemasukan bagi daerah Jawa Barat.

Museum Sri Baduga Bandung telah mengembangkan strategi pemasaran dan

pelayanannya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan pengetahuan mengenai

sejarah budaya Jawa Barat. Dalam hal ini, strategi yang dilaksanakan Museum Sri

(21)

jumlah pengunjung Museum Sri Baduga Bandung memiliki tingkat kunjungan yang

cukup baik. Berikut merupakan Gambar 1.1 mengenai Jumlah Pengunjung Museum

Sri Baduga Bandung.

Sumber : Museum Sri Baduga Bandung (diolah peneliti), 2012

GAMBAR 1.1

JUMLAH PENGUNJUNG MUSEUM SRI BADUGA BANDUNG TAHUN 2009-2011

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa jumlah wisatawan yang berkunjung ke

Museum Sri Baduga Bandung pada tahun 2009 adalah sebanyak 71.161 pengunjung,

pada tahun 2010 sebanyak 73.206 pengunjung, sedangkan pada tahun 2011 adalah

sebanyak 56.325. Pegunjung Museum Sri Baduga tersebut terdiri atas para pelajar

dan mahasiswa, wisatawan domestik serta wisatawan mancanegara. Terlihat bahwa

walaupun statistik kunjungan mengalami peningkatan pada tahun 2009 ke tahun

2010, tetapi statistik kunjungan mengalami penurunan sebanyak 16.881 pengunjung

dari tahun 2010 ke 2011. Penurunan kunjungan ini disebabkan karena kurangnya

71161 73206

(22)

kesadaran masyarakat akan pentingnya budaya Jawa Barat untuk tetap dilestarikan

dan dipelihara. Salah satu pemicunya adalah masuknya berbagai budaya negara lain

yang masuk ke Indonesia sehingga kesadaran akan pentingnya kebudayaan negara

Indonesia khususnya untuk budaya Jawa Barat sedikit demi sedikit terkikis dan lama

kelamaan akan terlupakan. Selain itu, penurunan kunjungan ini disebabkan oleh para

wisatawan yang lebih memilih objek wisata museum lainnya seperti Museum

Geologi dan Museum Konferensi Asia Afrika ataupun objek wisata lainnya seperti

objek wisata belanja karena Bandung sangat terkenal dengan objek wisata

belanjanya. Walapun demikian, wisata budaya seperti yang ditawarkan oleh Museum

Sri Baduga Bandung tentunya sangat menarik untuk diminati para wisatawan.

Museum Sri Baduga sebagai Museum Karya Budaya Jawa Barat mendukung

kegiatan pemerintah dalam melestarikan budaya Jawa Barat, melakukan berbagai

upaya dan kegiatan demi terpeliharanya budaya di Jawa Barat ini. Maka dari itu,

Museum Sri Baduga selalu mempersiapkan berbagai kegiatan agar karya budaya

Jawa Barat tidak hilang dan tetap lestari sehingga menarik minat masyarakat dalam

melestarikannya. Salah satunya adalah dengan melakukan berbagai upaya dan

kegiatan agar masyarakat dapat mengunjungi Museum Sri Baduga Bandung melalui

berbagai kegiatan yang dilakukan Museum Sri Baduga Bandung dalam meningkatkan

dan mempertahankan jumlah kunjungan. Berikut merupakan Tabel 1.6 mengenai

Agenda kegiatan Museum Sri Baduga Bandung dalam meningkatkan jumlah

(23)

TABEL 1.4

AGENDA KEGIATAN MUSEUM SRI BADUGA BANDUNG TAHUN 2010 - 2012

Tahun Nama Kegiatan

2010 - "Edutourism Fun Bike" di Bandung pada Maret

- Pameran keliling dan "workshop" Pengenalan Museum di bulan Juni. - Pameran Bersama Museum Khusus “SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM”

- Hingga Oktober, museum Sri Baduga akan mengadakan festival permainan anak, mengikuti pameran kain nusantara di Manado dan puncaknya adalah pameran ragam hias di Museum Nasional.

- Pameran seluruh museum se-Indonesia yang akan dilaksanakan pada Oktober di Museum Nasional. - Tuan rumah festival museum dan Pameran Mitra Praja Ulu yang akan dihadiri oleh para Gubernur

daerah peserta pameran kepurbakalaan dan kemuseuman.

- Event Nasional : Pameran Alat Musik Tradisional yang akan digelar di Jakarta

2011 - Milangkala Museum Negeri Sri Baduga Bandung ke 31 pada tanggal 5 Juni 2011 di Museum Sri Banduga Bandung

- Lomba menulis artikel dalam rangka Milangkala Museum Negeri Sri Baduga Bandung ke 31 “Menelusuri Tinggalan Sri Baduga Meningkatkan Cinta Museum”

- Pameran Koleksi Museum Negeri Sri Baduga Bandung “Awi Goes to Mall” pada tanggal 11 Oktober sampai 18 Oktober bertempat di Mall Bandung Indah Plaza (BIP)

- Transliterasi dan Deskripsi Naskah Kuno

- Pameran Kepurbakalaan dan Pemuseuman Anggota MPU di Prov. DKI Jakarta - Pameran Nasional Keragaman Alat Musik Nusantara di Prov. Jambi

- Pameran Kain Nusantara di Museum Negeri Prov. Sulawesi Tenggara - Pameran Keliling di Subang

- Pameran Intercity di Mall Bandung

- pameran Regional Museum se-Jawa Bali dan NTB kain tenun Nusantara 2012 - Pagelaran seni dan budaya di Museum Sri Baduga Bandung 27-29 Februari 2012

- Pameran dan Pagelaran Seni Bandung Lautan Api (24 Maret 2012) - Pameran Seni menyambut Hari Kartini (21 April 2012)

- Pagelaran seni dan Pameran di Gedung Sate bandung dalam rangka hari anak (Juli 2012) - Pameran keliling di Sumedang dengan tema Kebudayaan Kota Sumedang (April 2012)

- Milangkala Museum Sri Baduga Bandung ke 32 tanggal 5 Juni 2012 dengan kegiatan Pameran Koleksi Museum dan Pagelaran Seni di Museum Sri Baduga Bandung

- Pameran keliling di Garut dan di Karawang

- Pameran Keliling di Lampung dengan tema kain Tradisional (Agustus 2012) - Pameran Keliling di NTB dengan tema Alat Musik Tradisional (September 2012) Sumber : www.sribadugamuseum.com

Dari data Tabel 1.4 dapat dilihat agenda kegiatan yang dilakukan Museum Sri

Baduga merupakan agenda kegiatan yang dilakukan secara berkala setiap tahunnya

dalam menarik jumlah kunjungan ke Museum Sri Baduga Bandung. Agenda kegiatan

tersebut adalah pameran yang merupakan kegiatan utama yang dilakukan Museum

(24)

Pameran Museum Sri Baduga Bandung terdiri atas Pameran Tetap dan Pameran

Khusus / Temporer. Berikut merupakan Gambar 1.2 mengenai Pameran yang

dilaksanakan Museum Sri Baduga Bandung.

Sumber : Museum Sri Baduga Bandung 2012

GAMBAR 1.2

PAMERAN MUSEUM SRI BADUGA BANDUNG

Pameran tetap atau permanent exhibition merupakan bentuk tata pameran

benda koleksi pada sebuah museum yang setiap hari terbuka untuk pengunjung.

Selain itu, penataan ulang hanya dilakukan dalam periode waktu paling cepat 4-5

tahun. Sedangkan pameran khusus / temporer adalah pameran yang diselenggarakan

oleh Museum Sri Baduga atau pameran bersama dengan museum lain dalam jangka

waktu tertentu. Pameran khusus / temporer itu sendiri terbagi terbagi kembali menjadi

dua jenis pameran. Yang pertama adalah Pameran Lokal / Keliling dimana pameran

ini diselenggarakan di luar lokasi museum. Tujuan dari kegiatan pameran ini untuk

meningkatkan apresiasi dan pengetahuan masyarakat daerah setempat terhadap

aspek-aspek budaya yang di pamerkan. Sedangkan yang kedua adalah Pameran

Pameran Museum Sri

Baduga Bandung

Pameran Tetap (Permanent Exhibition)

Pameran Khusus/ Temporer

Pameran Lokal/ Keliling

(25)

Regional / Nasional dimana pameran ini diselenggarakan oleh beberapa museum di

tingkat regional di seluruh Indonesia dengan mengetengahkan suatu tema yang

bersifat regional dan nasional. Adapun berikut merupakan Tabel 1.5 mengenai

Jumlah Pengunjung Pameran Khusus Museum Sri Baduga Bandung.

TABEL 1.5

JUMLAH KUNJUNGAN PAMERAN KHUSUS/TEMPORER MUSEUM SRI BADUGA BANDUNG TAHUN 2009-2011

Tahun Pameran Khusus/Temporer Total

Pameran Lokal/Keliling (kunjungan per orang)

Pameran Regional/Nasional (kunjungan per orang)

2009 44.089 41.234 85.323

2010 46.100 40.843 86.943

2011 36.554 55.132 91.686

Sumber : Museum Sri Baduga Bandung, 2012

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa jumlah wisatawan yang berkunjung ke

Pameran Khusus Museum Sri Baduga Bandung pada tahun 2009 adalah sebanyak

44.089 pengunjung pameran lokal/keliling dan 41.234 pengunjung pameran

regional/nasional, pada tahun 2010 sebanyak 46.100 pengunjung pada pameran

lokal/keliling dan 40.843 pengunjung pada pameran regional/nasional, sedangkan

pada tahun 2011 adalah sebanyak 36.554 pengunjung pada pameran lokal/keliling

dan 55.132 pengunjung pada pameran regional/nasional. Dalam hal ini pengunjung

pameran khusus Museum Sri Baduga tersebut terdiri para pengunjung yang

mengunjungi pameran lokal/keliling dan para pengunjung yang mengunjungi

pameran regional/nasional. Terlihat bahwa statistik kunjungan terus mengalami

peningkatan dari tahun 2009 ke tahun 2010, serta dari tahun 2010 ke tahun 2011.

(26)

menerapkan konsep dalam penyelenggaraan pameran tersebut. Konsep yang

digunakan Pameran Tetap adalah tata pameran yang menampilkan koleksi

peninggalan sejarah dan budaya Provinsi Jawa Barat (Museum Sri Baduga Bandung,

2012). Sedangkan untuk pameran khusus/ temporer lebih menekankan pada konsep

event dimana event dilakukan sebagai kegiatan pemasaran agar dikenal khalayak,

dimana event ini dinaungi oleh Integrated Marketing Communication.

Pemasaran yang terintegrasi merupakan konsep manajerial yang

menghubungkan faktor utama pemasaran yang memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap customer dan perantara marketing.

Konsep integrated marketing tersebut terdiri atas kegiatan promosi yang disebut bauran promosi yang terdiri atas advertising, sales promotion, public

relations dan direct marketing. Sedangkan event merupakan ruang lingkup

dari public relations dimana event yang dilaksanakan memiliki tujuan untuk mengkomunikasikan atau menyampaikan suatu hal kepada target audience (Kotler, Neil, and Wendy 2008).

Selain itu event juga digunakan oleh perusahaan untuk memberikan perhatian terhadap produk baru, atau kegiatan perusahaan lainnya yang dikemas dalam

special event seperti seminar, news conferences, exhibition, kontes dan

kompetisi, perayaan hari jadi, serta sponsorship kegiatan budaya dan olahraga (Kotler and Keller, 2009).

Konsep special event itu sendiri telah dikemukakan dan dikembangkan oleh

beberapa ahli. Menurut Any Noor (2009:9), special event juga meliputi semua

aktivitas hidup manusia, special event merupakan kegiatan yang sangat besar dan

kompleks. Berdasarkan jenis kegiatannya, maka setiap event yang memiliki kekhasan

tersendiri dari event dapat mendukung terselenggaranya special event. Kennedy dan

(27)

tiga tahap perubahan sikap, yaitu cognitive, afeksi, conative. Special event merupakan

salah satu ruang lingkup kerja Public Relation (PR) dan alat dari Marketing Public

Relations (MPR) dimana dalam konsep MPR, pemasaran dan PR dijalin dan

dipadukan untuk mencapai tujuan pemasaran produk. Sehingga dari kegiatan special

event mampu meningkatkan pengetahuan (knowledge), kesadaran (awareness), upaya

pemenuhan selera (pressure), dan menarik simpati atau empati sehingga mampu

menumbuhkan saling perhatian bagi kedua belah pihak. Special event yang dilakukan

oleh Museum Sri Baduga Bandung ini akan menjadi peluang yang besar dan unik

dalam aktivitas Public Relations karena event ini dapat berinteraksi langsung dengan

konsumen dan produk yang ditawarkan dapat ditingkatkan jumlah kunjungan ke

Museum Sri Baduga Bandung.

Dalam hal ini, peneliti mengadakan penelitian terkait program special event

yang didalamnya terdapat pameran khusus/temporer yang dilakukan Museum Sri

Baduga Bandung sebagai kegiatan dalam meningkatkan jumlah kunjungan ke

Museum Sri Baduga Bandung. Kegiatan special event ini pun lebih difokuskan pada

kegiatan yang didalamnya terdapat kegiatan kesatuan event, seperti adanya kegiatan

exhibition seperti pameran koleksi museum, seminar, ataupun workshop, serta adanya

acara hiburan seperti lomba-lomba, ataupun pagelaran kesenian. Kegiatan event ini

merupakan agenda kegiatan Museum Sri Baduga Bandung yang selalu dilaksanakan

setiap tahunnya. Diadakannya kegiatan ini setiap tahunnya, penulis ingin mengetahui

(28)

kunjungan pameran khusus di Jawa Barat oleh Museum Sri Baduga Bandung.

Konsep event yang dilakukan Museum Sri Baduga Bandung sebagai kegiatan

museum dinilai mempunyai nilai guna yang tinggi sehingga informasi yang ingin

disampaikan kepada masyarakat lebih tersampaikan. Seluruh kegiatan pameran yang

dilakukan Museum Sri Baduga Bandung bersifat edutainment. Konsep tersebut

menggabungkan muatan edukasi dengan hiburan rekreatif bagi pengunjungnya

sehingga mampu meningkatkan minat untuk berkunjung (Hawkey, 2004). Hal ini

didukung dengan hasil penelitian PPM Manajemen bahwa salah satu keunggulan dari

event adalah event menjadi sarana edukasi tentang produk ke masyarakat. Kegiatan

edukasi tersebut dapat berupa ceramah, pemutaran film, ataupun bimbingan edukatif.

Berdasarkan uraian diatas berkaitan dengan special event yang dilakukan oleh

Museum Sri Baduga Bandung, bahwa peneliti ingin mengetahui efek perilaku

pengunjung yaitu efek kognisi, efek afeksi, dan efek konasi terhadap pameran yang

dilaksanakan. Untuk itu, peneliti ingin menggali efektivitas special event yang

dilakukan oleh Museum Sri Baduga Bandung.

Bertitik tolak dari masalah tersebut, maka peneliti merasa perlu untuk

(29)

1.1Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan

diteliti sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran efektivitas special event bersifat edutainment yang

dilakukan oleh Museum Sri Baduga Bandung

2. Bagaimana gambaran tingkat proses keputusan berkunjung di Museum Sri

Baduga Bandung

3. Bagaimana pengaruh efektivitas special event bersifat edutainment dalam

meningkatkan proses keputusan berkunjung ke Museum Sri Baduga Bandung

1.2Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

dimaksudkan untuk:

1. Untuk memperoleh temuan mengenai efektivitas special event bersifat

edutainment yang dilakukan oleh Museum Sri Baduga Bandung

2. Untuk memperoleh temuan mengenai tingkat proses keputusan berkunjung di

Museum Sri Baduga Bandung

3. Untuk memperoleh temuan mengenai pengaruh efektivitas special event

bersifat edutainment dalam meningkatkan proses keputusan berkunjung ke

(30)

1.3Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara teoritis

maupun praktis sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan aspek teoritis

(keilmuan) yaitu sebagai kajian pengembangan ilmu pemasaran dalam hal ini

produk dan dalam penelitian ini lebih memfokuskan pada produk yang berupa

special event. Kegunaan lainnya yaitu hasil penelitian ini diharapkan dapat

melengkapi kepustakaan khususnya mengenai materi yang berkaitan dengan

salah satu industri yang bergerak dalam bidang jasa yaitu destinasi.

2. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan dalam aspek

praktis (guna laksana) yaitu untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi

Museum Sri Baduga Bandung dalam memberikan persepsi mengenai

efektivitas special event bersifat edutainment terhadap proses keputusan

(31)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menganalisis tentang bagaimana efektivitas special event yang

diselenggarakan Museum Sri Baduga Bandung sebagai event yang diadakan setiap

tahunnya dan bagaimana pengaruhnya terhadap proses keputusan berkunjung ke

Museum Sri Baduga Bandung. Adapun yang menjadi objek penelitian sebagai

variabel bebas (independent) adalah Efektivitas Special Event yang terdiri dari Setting

(X1), Theme and Programme Design (X2), Services (X3) dan Consumable (X4).

Sedangkan untuk variabel terikat (dependent) adalah Proses keputusan berkunjung

(purchase decision). Responden dalam penelitian ini adalah wisatawan yang

berkunjung ke Museum Sri Baduga Bandung.

Berdasarkan objek di atas, maka dilakukan penelitian mengenai efektivitas

special event terhadap proses keputusan berkunjung wisatawan ke Museum Sri

Baduga Bandung. Penelitian ini dilakukan pada kurun waktu tertentu, oleh karena itu

metode yang digunakan adalah cross section method yaitu metode penelitian yang

mempelajari objek, dalam kurun waktu tertentu (Sugiyono, 2008:5). Pada penelitian

dengan menggunakan metode ini, informasi dari sebagian populasi dikumpulkan

langsung ditempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat

(32)

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan suatu tujuan dan kegunaan tertentu. Menurut Sugiyono (2008:2) yang

dimaksud dengan metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaaan tertentu.

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan

Berdasarkan variabel-variabel yang diteliti maka jenis penelitian ini adalah

penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2011:21) menjelaskan bahwa

penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk menggambarkan atau

menganalisis suatu statistik hasil penelitian, tetapi tidak digunakan untuk membuat

kesimpulan yang lebih luas (generalisasi/inferensi). Artinya penelitian didesain untuk

menyajikan aspek yang bersifat tentatif dan spekulatif dalam suatu cakupan/bahasan.

Melalui jenis penelitian deskriptif, maka dapat diperoleh gambaran mengenai

efektivitas special event Museum Sri Baduga Bandung serta tingkat kunjungan

wisatawan Museum Sri Baduga Bandung. Sedangkan jenis penelitian verifikatif yaitu

menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan data di

lapangan, data penelitian verifikatif dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana

efektivitas special event terhadap proses keputusan berkunjung wisatawan Museum

(33)

Berdasarkan jenis penelitian di atas, yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif,

maka metode yang digunakan adalah explanatory survey. Menurut Ker Linger dalam

Sugiyono (2008:7) bahwa metode explanatory survey merupakan metode penelitian

yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah

data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan deskripsi

dan hubungan-hubungan antar variabel.

3.2.2 Operasionalisai Variabel

Variabel-variabel yang akan diteliti pada penelitian ini terdiri dari dua

variabel diantaranya yaitu 1) Efektivitas special event (X) yang terdiri dari keputusan

setting, theme and programme design, services, dan consumable. 2) Proses

Keputusan Berkunjung (Y) yang terdiri dari kebutuhan atau keinginan untuk

melakukan perjalanan, pencarian dan penilaian informasi, keputusan melakukan

perjalanan wisata, persiapan perjalanan dan pengalaman wisata, serta evaluasi

kepuasan perjalanan wisata. Berikut merupakan Tabel 3.1 mengenai operasionalisasi

(34)

TABEL 3.1 khusus dan estetis.

(35)
(36)
(37)

Evaluasi kepuasan

Sumber : Pengolahan Data 2012

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian merupakan subyek dari mana data dapat

diperoleh. Menurut Hermawan (2005:168) berdasarkan sumbernya data dibedakan

menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Menurut Sugiyono (2010:402) data primer merupakan data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data. Data primer adalah responden

individu, kelompok khusus dan panel yang secara khusus ditentukan oleh

peneliti yang diperoleh dari tangan pertama untuk dianalisis berikutnya untuk

(38)

2. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2010:402) data sekunder merupakan data yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain

atau lewat dokumen. Selain itu, data sekunder merupakan informasi yang

tidak secara langsung diperoleh dari responden, tetapi dari pihak ketiga

(Wardianta, 2006:28). Penggunaan data sekunder akan menguntungkan

peneliti karena akan menghemat waktu, tenaga, dan dana.

Untuk mengetahui jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini

dapat dilihat pada Tabel 3.2 :

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA PENELITIAN

No. Data Jenis Data Sumber Data

1. Jumlah wisatawan mancanegara di Jawa Barat dan objek wisata di Jawa Barat

Sekunder Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat

2. Jumlah Wisatawan ke Kota Bandung Sekunder BPS Disbudpar kota Bandung

3. Profil Museum Sri Baduga Bandung Sekunder Museum Sri Baduga Bandung

4. Tingkat Kunjungan Pameran Khusus Museum Sri Baduga Bandung tahun 2009-2011

Sekunder Mueum Sri Baduga Bandung

5. Agenda Kegiatan Museum Sri Baduga Bandung tahun 2009-2011

Sekunder Museum Sri Baduga Bandung 6. Tanggapan wisatawan mengenai

efektivitas special event Museum Sri Baduga Bandung

Primer Wisatawan yang berkunjung ke Museum

Sri Baduga Bandung

7. Tanggapan Pengunjung mengenai Proses keputusan berkunjung ke Museum Sri Baduga Bandung

Primer Wisatawan yang berkunjung ke Museum

Sri Baduga Bandung

(39)

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

3.2.4.1 Populasi

Saiki Danyi (2008:33) mengungkapkan bahwa “Population is all elements or individuals that are interest to research for spesific study”. Secara sederhana, Ulber Silalahi (2009: 253) mengungkapkan bahwa “Populasi adalah seluruh unit-unit yang

darinya sampel dipilih”.

Sugiyono (2011:61) menyatakan bahwa populasi merupakan wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan

benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada

obyek/ subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang

dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti itu.

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan yang

berkunjung ke Museum Sri Baduga Bandung dalam kurun waktu tahun 2011

sebanyak 56.325 pengunjung. Penentuan populasi tersebut dilakukan karena sesuai

dengan metode penelitian yang digunakan yaitu cross sectional method.

3.2.4.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2011:62) sampel adalah bagian dari jumlah dan

(40)

mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Untuk itu, sampel yang diambil

dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Menurut Simon Hudson (2008: 135) “Sample is a part of population that must be surveyed in order to obtain accurate response”. Menurut Malhotra (2005:364),

agar diperoleh sampel yang representatif dari populasi maka setiap subjek diupayakan

untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel.

Husein Umar (2003:141) mengemukakan bahwa untuk menghitung besarnya

ukuran sampel, maka dapat dilakukan dengan menggunakan teknik Slovin dengan

rumus :

2

1 n

e

  

Keterangan :

n: ukuran sampel

N: ukuran populasi

e: taraf kesalahan (0,12)

Berdasarkan rumus di atas, maka ukuran sampel pada penelitian ini adalah

sebagai berikut :

56325 n =

1 + (35546 x (0,1)2)

(41)

Jadi dari perhitungan tersebut, jumlah sampel minimal yang diteliti adalah

berjumlah 100 wisatawan Museum Sri Baduga Bandung.

3.2.4.3 Teknik Sampling

Sugiyono (2010:62) mengemukakan bahwa teknik sampling adalah

merupakan teknik pengambilan sampel. Pada dasarnya ada dua tipologi dari teknik

pengambilan sampel yaitu probability sampling dan nonprobability sampling (Ulber

Silalahi, 2009:257). Probability sampling meliputi simple random sampling,

proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan area random. Sedangkan nonprobability sampling meliputi sampling sistematis, sampling

kuota, sampling aksidental/insidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan

snowball sampling.

Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah sampling

sistematis yang merupakan anggota dari nonprobability sampling. Sugiyono

(2011:66) menyatakan bahwa sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel

berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. William G.

Cohran dalam Ating Soemantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:74) mengatakan

bahwa sampling sistematis berbeda dengan sampling acak sederhana. Unit-unit

populasi dicatat seluruhnya secara tersusun. Untuk seleksi unit-unit yang dijadikan

(42)

cara seleksi acak, untuk unit terpiilih yang kedua dan seterusnya menggunakan aturan

sistematis. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Menentukan populasi sasaran. Dalam hal ini populasi sasaran adalah

pengunjung Museum Ssri Baduga Bandung.

2. Menentukan sebuah check point pada objek yang akan diteliti, dalam hal ini

check pointnya adalah Museum Sri Baduga Bandung.

3. Menentukan waktu yang akan digunakan untuk menentukan sampling. Dalam

penelitian ini waktu konkrit yang digunakan peneliti adalah pukul 09.00-14.00

WIB (rentang waktu kepadatan pengunjung).

4. Melakukan orientasi secara cermat terhadap check point, dengan

memperhatikan secara cermat berapa jumlah pengunjung yang datang.

5. Menentukan ukuran kecukupan sampel yang diambil.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data untuk

kepentingan penelitian. Menurut Sugiyono (2008:193) menjelaskan bahwa terdapat

dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu, kualitas

instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian

berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data

berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang diguanakan untuk mengumpulkan data.

(43)

1. Kuesioner/Angket

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertuis kepada responden

untuk dijawabnya. Jenis kuesioner yang digunakan adalah jenis kuesioner

tertutup dimana telah disediakan jawaban sehingga responden hanya tinggal

memilih jawaban yang sesuai dengan persepsi masing-masing. Keuntungan

dari kuesioner adalah tidak memerlukan hadirnya peneliti, dapat dibagikan

secara serentak kepada banyak responden, dapat dijawab oleh responden

menurut kecepatannya masing-masing, menurut apa yang responden rasakan,

dan menurut waktu kesenggangan responden, dapat dibuat terstandar sehingga

bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama. Dalam

hal ini responden adalah wisatawan yang berkunjung ke Museum Sri Baduga

Bandung yang sebelumnya telah menghadiri event Museum Sri Baduga

Bandung.

2. Wawancara

Sugiyono (2008:194) mengemukakan bahwa wawancara digunakan sebagai

teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan

untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dan jumlah respondennya

sedikit/kecil. Pada penelitian ini, wawancara dilakukan dengan pihak Bidang

(44)

data jumlah kunjungan wisatawan ke Museum Sri Baduga, program bidang

Karya Budaya Jawa Barat Museum Sri Baduga Bandung dalam menarik

minat berkunjung wisatawan ke Museum Sri Baduga Bandung.

3. Observasi

Observasi dilakukan dengan meninjau serta melakukan pengamatan langsung

terhadap obyek yang diteliti yaitu Museum Sri Baduga Bandung khususnya

mengenai special event yang diselenggarakan Museum Sri Baduga Bandung.

4. Studi Literatur

Teknik pengumpulan data juga dilakukan dengan studi literatur yaitu

pengumpulan data sekunder dengan cara mempelajari buku atau jurnal, home

page atau website guna memperoleh informasi yang berhubungan dengan

teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah penelitian.

3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Pada suatu penelitian, data merupakan hal yang sangat penting karena data

merupakan gambaran dari variabel yang diteliti serta berfungsi membentuk hipotesis.

Oleh sebab itu benar atau tidaknya data akan sangat menentukan mutu hasil

penelitian. Sedangkan benar atau tidaknya tergantung dari baik tidaknya instrument

pengumpulan data. Instrument yang baik, harus memenuhi dua persyaratan penting

(45)

3.2.6.1 Pengujian Validitas

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi

pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono,

2011:455). Dengan demikian, data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara

data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek

penelitian.

Menurut Suharsimi (2008:168) validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukan kevalidandari suatu instrument. Suatu instrumen yang valid atau sahih

yang mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang memiliki

validitas rendah. Keputusan pengujian validitas item instrumen, adalah sebagai

berikut :

1. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika r hitung > dari r tabel.

2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika r hitung < dari r tabel.

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung kevalidan dari suatu

instrumen adalah rumus Korelasi Product Moment, yang dikemukakan oleh Pearson

(46)

r = koefisien korelasi antara variabel x dan y , dua variable yang dikorelasikan

X = skor yang diperoleh subyek dari seluruh item

Y = skor total

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y = jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2

= jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y2

= jumlah kuadrat dalam skor didtribusi Y

n = banyaknya responden

Peneliti dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya suatu hubungan dengan

melihat besarnya koefisien korelasi. Berikut ini adalah pedoman untuk memberikan

interpretasi terhadap koefisien korelasi :

TABEL 3.3

INTERPRETASI BESARNYA KOEFISIEN KORELASI

Besarnya Nilai Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Sangat Tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Cukup Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah

Sumber : Suharsimi Arikunto (2009:164)

Setelah melakukan analisis faktor dengan cara mengkorelasikan jumlah skor

faktor dengan skor total, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perbandingan

antara rhitung dengan rtabel. Berikut ini keputusan pengujian validitas instrumen:

1. Jika rhitung > rtabel, maka instrumen dikatakan valid.

(47)

Sedangkan pengujian keberartiankoefisien korelasi (r) dilakukan taraf

signifikansi 5%. Rumus uji t yang digunakan sebagai berikut :

t = ; db = n-2

Keputusan pengujian validitas item instrumen, adalah sebagai berikut:

1. Nilai r dibandingkan dengan harga rtabel dengan dk= n-2 dan taraf signifikansi α =

0,05

2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika rhitung > rtabel

3. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika rhitung < rtabel

Pengujian validitas item instrument dilakukan dengan bantuan SPSS

(Statistical Product for Service Solution) 16 for Windows. Output yang dihasilkan

dari pengolahan SPSS merupakan data rhitung. Sedangkan untuk mengetahui apakah

nilainya signifikan atau tidak, maka dilakukan uji korelasi dengan membandingkan

rhitung dengan rtabel. Agar memperoleh nilai yang signifikan, maka rhitung harus lebih

besar dari rtabel (dilihat dari tabel r product moment dengan taraf signifikasi 5% dan

derajat kebebasan n-2, dimana n-2 merupakan jumlah respnden).

Berikut hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS (Statistical Product

for Service Solution) 16 for Windows. Berikut uji validitas instrument penelitian:

TABEL 3.4

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS

NO Pernyataan r hitung r tabel Ket

SETTING 1 Kemenarikan tata ruang dan dekorasi dari venue

yang disediakan

0.856 0.374 Valid

2 Kemenarikan atmosfer dari elemen teknik dan 0.832 0.374 Valid 2

1 2

r n r

(48)

stimulasi sensor (pencahayaan, suara, warna, seni) 3 Kemudahan aksesibilitas termasuk dalam

mendapatkan informasi dan arah special event

0.649 0.374 Valid

4 Ketersediaan fasilitas interaktif dalam special event

0.786 0.374 Valid

THEME AND PROGRAMME DESIGN

5 Kemenarikan tema special event 0.647 0.374 Valid 6 Kesesuaian produk pameran dengan tema special

event yang dielenggarakan

0.575 0.374 Valid

7 Kemenarikan aktivitas yang dilakukan selama acara special event berlangsung

0.649 0.374 Valid

8 Ketepatan waktu (durasi acara) diselenggarakannya special event

0.642 0.374 Valid

SERVICES 9 Kualitas pelayanan yang diberikan selama special

event berlangsung

0.750 0.374 Valid

10 Kemanan dan kenyamanan bagi pengunjung 0.825 0.374 Valid 11 Keterlibatan staf dan relawan dalam menciptakan

pengalaman berkunjung

0.661 0.374 Valid

12 CONSUMABLES

13 Ketersediaan gift sebagai pengalaman yang didapat oleh pengunjung

0.913 0.374 Valid

14 Ketersediaan fasilitas pendukung lainnya seperti area parkir kendaraan, ataupun toilet dan tempai ibadah

0.864 0.374 Valid

15 Ketersediaan pusat informasi bagi wisatawan (tourist information centre)

0.935 0.374 Valid

NO PERNYATAAN r hitung r tabel Ket

Kebutuhan Atau Keinginan Untuk Melakukan Perjalanan

16 Keinginan mengunjungi Museum Sri Baduga Bandung

0.829 0.374 Valid

Pencarian dan Penilaian Informasi

17 Kemudahan mendapatkan informasi Museum Sri Baduga Bandung

0.755 0.374 Valid

Keputusan Melakukan Perjalanan Wisata

18 Pemilihan Museum Sri Baduga Bandung sebagai pilihan utama dalam melakukan kunjungan

0.863 0.374 Valid

Persiapan Perjalanan dan Pengalaman Wisata

19 Persiapan dalam mengunjungi Museum Sri Baduga Bandung

0.781 0.374 Valid

Evaluasi Kepuasan Perjalanan Wisata

20 Kepuasan setelah mengunjungi Museum Sri Baduga Bandung

0.497 0.374 Valid

(49)

Museum Sri Baduga Bandung

22 Keinginan mengunjungi kembali Museum Sri Baduga Bandung

0.797 0.374 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan data 2012

Dari Tabel 3.4 diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 22 item pertanyaan

dikatakan valid karena skor rhitung lebih besar dari skor rtabel. Skor rhitung terbesar

tedapat pada item pertanyaan ketersediaan pusat informasi bagi wisatawan sebesar

0.935, sedangkan skor rhitung terkecil terdapat pada item pertanyaan kepuasan setelah

mengunjungi Museum Sri Baduga Bandung sebesar 0.497. Walaupun demikian,

keseluruhan item pertanyaan dikatakan valid.

3.2.6.2 Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan bahwa suatu

instrument cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpulan

data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjukkan tingkat

keterandalan tertentu (Suharsimi Arikunto, 2010:221).

Menurut Sugiyono (2008:268), reliabilitas berkenaan dengan derajat

konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Dalam pandangan positifistik, suatu data

dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama

menghasilkan data yang sama atau peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan

data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukkan data

(50)

Pengujian reliabilitas instrumen dengan rentang skor atara 1-5 menggunakan

rumus Cronbach alpha (Husein Umar, 2006:146) yaitu :

r11 = __k__ 1- ∑σb2_

k – 1 σ12

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan σ12

= Varians total ∑σb2

= Jumlah varian butir

Jumlah varian butir dapat dicari dengan cara mencari nilai varians tiap butir,

kemudian jumlahkan seperti berikut ini:

(Husein Umar, 2006:147)

Pengujian reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

software computer SPSS (Statistical Product for Service Solution) 16 for Windows.

Menurut Sekaran dalam jurnal Oka (2009:42), teknik pengujian reliablitas

menggunakan koefisien alpha cronbach dengan taraf nyata 5%, jika koefisien korelasi

lebih besar dari nilai kritis atau jika nilai alpha cronbach lebih besar daripada 0,6

maka item tersebut dinyatakan reliabel, koefisien alpha kurang dari 0,6 menunjukan

relibilitas yang buruk, angka sekitar 0,7 menunjukan reliabilitas dapat diterima dan

angka diatas 0,8 menunjukan reliabilitas yang baik. Berikut merupakan Tabel uji

Gambar

TABEL 1.1 JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA
TABEL 1.2 OBJEK WISATA DI JAWA BARAT
TABEL 1.3 JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA BANDUNG
TABEL 1.4 AGENDA KEGIATAN MUSEUM SRI BADUGA BANDUNG
+7

Referensi

Dokumen terkait

Audit manajemen sumber daya manusia merupakan penilaian dan analisis yang komprehensif terhadap program-program sumber daya manusia yang menekankan penilaian (evaluasi)

Made Ossy Supaynarta, A.A Sagung Kartika Dewi, 2010, Pengaruh Insentif Finansial dan Lingkungan Kerja Fisik terhadap Loyalitas Karyawan, Jurnal Ekonomi No 1, Vol

Magetan/ Jawa Timur/ Rabu 20 mei 2009// Semenjak awal tahun/ hingga saat ini sudah terjadi tiga kasus jatuhnya pesawat milik militer// 6 April lalu/ Fokker 27 TNI- AU

Sahabat MQ/ Lagi lagi kita ditunjukkan dengan bukti betapa buruknya alat utama sistem persenjataan – alutsista- TNI dengan insiden jatuhnya pesawat Hercules di

历史分析法。.

Karet adalah salah satu jenis tanaman perkebunan yang tumbuh subur

Hal ini ditunjukkan dengan signifikansi perbedaan perilaku konsumtif ditinjau dari tipe kepribadian introvert dan ekstrovert sebesar 0,030 dengan p &lt; 0,05

Upaya keluar dari keterpenjaraan oleh tokoh perempuan tidak dicapai tetapi, dalam masyarakat dengan nilai dan aturan yang cenderung berorientasi patriarki, keputusan untuk