• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LAYANAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI SMP NEGERI DI KABUPATEN SUBANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LAYANAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI SMP NEGERI DI KABUPATEN SUBANG."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Halaman

ABSTRAK …………... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ……….………. 6

C. Rumusan Masalah... 8

D. Tujuan Penelitian ... 9

1. Tujuan Umum……… 9

2. Tujuan Khusus……… 9

E. Manfaat Penelitian ... 10

1. Manfaat Teoretis ... 10

2. Manfaat Praktis …... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS……… 11

A. Kinerja Guru Pendidikan Jasmani... 11

1. Pengertian Kinerja Guru Pendidikan Jasmani... 11

2. Dimensi dan Indikator-Indikator Kinerja Guru Penjas... 13

B. Layanan Supervisi Kepala Sekolah... 15

1. Pengertian Layanan Supervisi Kepala Sekolah... 15

2. Fungsi dan Sasaran Supervisi Kepala Sekolah... 24

3. Supervisor………...………. 32

4. Fungsi Supervisor... 33

5. Dimensi dan Indikator-Indikator Layanan Supervisi Kepala Sekolah………. 37

C. Motivasi Berprestasi …………..……….…. 37

1. Pengertian Motivasi Berprestasi……….………..……… 37

2. Jenis, Alat dan Tujuan Motivasi... 41

3. Karakteristik Motivasi Berprestasi………... 42

4. Dimensi dan Indikator-indikator Motivasi Berprestasi…....…... 44

(2)

E. Asumsi-asumsi Penelitian... 49

F. Hipotesis Penelitian... 50

BAB III METODE PENELITIAN... 52

A. Pendekatan Penelitian……… 52

B. Populasi dan Sampel Penelitian... 53

1. Populasi ……….……… 53

2. Sampel Penelitian……… 55

C. Pengembangan Instrumen Penelitian... 58

D. Uji Validitas dan Uji Reliabelitas Instrumen... 63

1. Menguji Validitas... 63

2. Menguji Reliabilitas... 69

E. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis... 73

1. Pengujian Secara Individual... 75

2. Pengujian Secara Simultan (keseluruhan)... 75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 77

A. Hasil Penelitian ……... 77

1. Hasil Analisis Data Deskriptif... 77

2. Uji Persyaratan Analisis Korelasi dan Regresi……… 84

3. Pengujian Hipotesis... 94

4. Interpretasi Hasil Analisis Korelasi dan Regresi... 98

B. Pembahasan …….……….……... 99

1. Layanan Supervisi Kepala Sekolah ……… 99

2. Motivasi Berprestasi... 100

3. Kinerja Guru Penjas…... 100

4. Pengaruh Layanan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru Penjas…... 100

5. Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Guru …….. 104

6. Pengaruh Layanan Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Guru Penjas ………. 107

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……… 109

A. Kesimpulan... 109

B. Rekomendasi……….……….. 110

DAFTAR PUSTAKA ... 111

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………... 115

(3)

Nomor Judul Halaman

3.1. Jumlah Populasi ……….… 54

3.2. Jumlah Sampel ….……….. 57

3.3. Kisi-kisi Instrumen Variabel Layanan Supervisi Kepala Sekolah (X1)... 60

3.4. Kisi-kisi Instrumen Variabel Motivasi Berprestasi (X2) ... 60

3.5. Kisi-kisi Instrumen Variabel Kinerja Guru Penjas (Y)... 61

3.6. Uji Validitas Item Variabel Layanan Supervisi Kepala Sekolah (X1).. 65

3.7. Uji Validitas Item Variabel Motivasi Berprestasi (X2) ... 66

3.8. Uji Validitas Item Variabel Kinerja Guru Penjas (Y)... 68

3.9. Uji Reliabilitas Item Variabel Layanan Supervisi Kepala Sekolah (X1)……….… 71

3.10. Uji Reliabilitas Item Variabel Motivasi Berprestasi (X2) ... 72

3.11. Uji Reliabilitas Item Variabel Kinerja Guru Penjas (Y)………... 73

3.12. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r... 74

4.1. Kriteria Skor Rata-Rata Variabel... 78

4.2. Skor Rata-rata Variabel Layanan Supervisi Kepala Sekolah... 79

4.3. Rata-rata Variabel Motivasi berprestasi... 80

4.4. Skor Rata-rata Variabel Kinerja Guru Penjas... 82

4.5. Tests of Normality... 85

4.6. Descriptives... 85

4.7. Case Processing Summary... 86

4.8. Tests of Normality... 87

4.9. Descriptives... 87

4.10. Case Processing Summary... 87

4.11. Tests of Normality... 89

4.12. Descriptives... 89

4.13. Case Processing Summary... 89

4.14. Model Summary... 91

4.15. ANOVA... 91

4.16. Coefficients... 91

4.17. Model Summary... 92

4.18. ANOVA... 92

4.19. Coefficients... 93

4.20. Correlations... 94

4.21. Model Summary... 94

4.22. ANOVA... 95

(4)

Nomor Judul Halaman 2.1. Efek Bantuan Profesional terhadap Kinerja Guru... 23 2.2. Fungsi Sipervisor ………... 35

2.3. Paradigma Penelitian……… 51

4.1. Diagram Batang Alternatif Jawaban Responden Berdasarkan

Dimensi Layanan Supervisi Kepala Sekolah (X1)... 79

4.2. Diagram Batang Kriteria Skor Layanan Supervisi Kepala

Sekolah (X1)... 80

4.3. Diagram Batang Alternatif Jawaban Responden Berdasarkan

Dimensi Motivasi Berprestasi (X2)... 81

4.4. Diagram Batang Kriteria Skor Motivasi Berprestasi (X2)... 81

4.5. Diagram Batang Alternatif Jawaban Responden Berdasarkan

Dimensi Kinerja guru Penjas (Y)... 83 4.6. Diagram Batang Kriteria Skor Kinerja guru Penjas (Y)... 83 4.7. Diagram Normal Q-Q Plot dari Layanan Supervisi Kepala

Sekolah (X1)... 86

4.8. Diagram Penyebaran data Normal Q-Q Plot dari Layanan

Supervisi Kepala Sekolah (X1) ... 86

4.9. Diagram Normal Q-Q Plot dari Motivasi Berprestasi (X2)... 88

4.10. Diagram Penyebaran data Normal Q-Q Plot dari Motivasi

Berprestasi (X2)... 88

4.11. Diagram Normal Q-Q Plot dari Kinerja Guru Pendidikan

Jasmani (Y) ... 90 4.12. Diagram Penyebaran data Normal Q-Q Plot dari Kinerja Guru

Pendidikan Jasmani (Y)... 90 4.13. Diagram Garis Menunjukkan Arah Linieritas Data Variabel

Layanan supervisi kepala sekolah (X1) terhadap Kinerja guru

Penjas (Y)………

92

4.14. Diagram Garis Menunjukkan Arah Linieritas Data Variabel

Motivasi berprestasi (X2) terhadap Kinerja guru Penjas (Y)... 93

(5)

Nomor Judul Halaman

1 ANGKET UJI COBA ………..…… 115

2 ANGKET PENELITIAN……… 127

3 TABULASI DATA RESPONDEN……… 135

(6)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

(7)

keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Guru pendidikan jasmani dewasa ini menjadi pertanyaan besar, karena kontribusinya belum dapat dirasakan secara komprehensif oleh para siswa dan orang tua yang menitipkan anaknya di sekolah. Bahkan baru-baru ini terjadi kasus pembunuhan oleh guru penjas kepada anak didiknya. Semakin menambah kerunyaman yang disandang oleh profesi guru penjas ini. Sebagaimana diketahui bersama bahwa aktivitas fisik sudah menjadi kebutuhan primer untuk memperta-hankan eksistensi manusia sebagai sebuah sistem. Sesuai dengan Hak Asasi Manusia (HAM), setiap individu memiliki hak kebebasan untuk beraktivitas secara fisik. Atas dasar itu, setiap individu memiliki hak akses terhadap aktivitas jasmani untuk pengembangan pribadi seutuhnya. Aktivitas jasmani merupakan sekolah kehidupan karena dapat mengajarkan nilai-nilai berupa keterampilan hidup yang esensial untuk kehidupan manusia. Oleh karena itu, aktivitas jasmani difasilitasi oleh institusi pendidikan melalui pembelajaran pendidikan jasmani dari mulai taman kanak-kanak, pendidikan dasar, menengah hingga pendidikan tinggi. (Husdarta, 2007:2).

(8)

3

sering kali membuat guru putus semangat dan malas dalam mengajar. Hal ini tentunya harus dihindari oleh setiap guru. Bagi guru yang memiliki kinerja yang tinggi harus mampu menyusun tahapan belajar siswa untuk dapat belajar dengan menciptakan atmosfir belajar yang lebih kondusif dan positif. Hal tersebut menjadi isu yang amat kritis dalam konteks pendidikan di Sekolah Menegah Pertama (SMP), yang dipandang sebagai cerminan kualitas pendidikan masa depan. Secara profesi menurut Karsidi (2006:1) guru dituntut dengan sejumlah persyaratan minimal, yaitu: (1) memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang memadai, (2) memiliki kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang yang ditekuninya, dan (3) mempunyai etos kerja dan komitmen tinggi terhadap profesinya. Ketiga hal tersebut menjadi landasan utama dalam menentukan kualifikasi guru dalam konteks pendidikan di sekolah. Jadi, kedudukan guru dalam proses belajar mengajar khususnya di SMP sangatlah sentral. Setiap guru pendidikan jasmani di SMP perlu mengetahui, memahami, dan menghayati prinsip-prinsip pengelolaan pembelajaran. Lebih dari itu, keterampilan dan kiat penerapan prinsip-prinsip Proses Belajar Mengajar (PBM) itu sangat menentukan pencapaian efektivitas pengajaran pendidikan jasmani. Karakteristik guru yang berkinerja baik dalam PBM hendaknya mampu melakukan kegiatan belajar pendidikan jasmani dengan tingkat kesulitan yang sedikit. Selain itu juga, efektivitas pembelajaran pendidikan jasmani sangat ditentukan oleh kemahiran guru dalam merumuskan tujuan.

(9)

berdampak terhadap rendahnya disiplin dan hasil belajar siswa itu sendiri. Masalah rendahnya kinerja guru pendidikan jasmani di SMP telah menjadi pembahasan utama dalam Kongres dunia pendidikan jasmani di Berlin, Jerman pada tahun 1999. Sebagaimana yang dipaparkan Rusli Lutan (1999:1) bahwa, “Pendidikan jasmani mengalami ancaman dan tekanan yang serius dengan berbagai pertanda seperti dipandang sebagai bidang studi yang dikepinggirkan dan tidak penting bagi karier”.

Rendahnya kinerja guru tersebut, berdasarkan hasil survai pada tingkat global lebih disebabkan beberapa indikasi, seperti yang dikemukakan Rusli Lutan (1999:1) yaitu: “Mulai dari alokasi waktu yang terbatas, kelangkaan infrastruktur, kualifikasi tenaga yang tidak sesuai, hingga biaya yang sangat minim.”

(10)

5

Sejalan dengan hal tersebut perlu adanya kebijakan pemerintah demi terwujudnya kinerja guru yang diharapkan. Dalam pengelolaan sumber-daya manusia sekolah dasar, Dinas Pendidikan kabupaten atau kota sangat bertanggung jawab dalam pembinaannya. Kepala sekolah dapat melaksanakan wewenang dan tanggung jawab secara penuh dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Dalam implementasinya kesemuanya itu akan dipengaruhi oleh strategi layanan supervisi guru baik yang dilakukan kepala sekolah maupun dinas pendidikan kabupaten/kota. Khususnya layanan supervisi yang dilakukan dinas berupa pemberian pengawasan kepada guru di sekolah belum optimal. Hal ini disebabkan pengawas yang melakukan pengawasan tidak memiliki latar belakang pendidikan jasmani. Akibatnya guru belum dapat mengubah dirinya karena pengawasanya bukan dari orang olahraga.

(11)

wujud keberhasilan guru. Sedangkan kinerja guru sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti layanan supervisi dan motivasi berprestasi. Dengan dukungan inilah, kinerja guru pendidikan jasmani di tingkat sekolah dasar secara perlahan tetapi pasti dapat meningkat. Kondisi inilah yang diperlukan dalam mewujudkan efektivitas dan raihan tujuan pendidikan yang tertuang dalam kurikulum. Berkaitan dengan isu sentral tersebut, penulis mencoba untuk mengidentifikasi secara khusus faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru pendidikan jasmani sekolah dasar yang kemudian dijadikan variabel dalam penelitian ini.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis memilih judul: “Pengaruh Layanan Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru terhadap Kinerja Guru Pendidikan Jasmani SMP Negeri di Kabupaten Subang.” B. Identifikasi Masalah

Kajian realitas di lapangan telah memunculkan berbagai variabel yang mempengaruhi kinerja guru. Dari banyaknya variabel, maka Penulis mengiden-tifikasi dua variabel yang diduga mempengaruhi kinerja guru yaitu: (1) layanan supervisi dan (2) motivasi berprestasi.

1. Layanan Supervisi

(12)

7

terutama pada pendidikan dasar, sebagai konsekuensi dari semakin terbukanya akses peserta didik terhadap sekolah. Oleh karena itu, peranan kepala sekolah dalam memberikan pembinaan kepada guru pendidikan jasmani sangat diperlukan, terutama untuk meningkatkan kinerjanya. Pelaksanaan pengawasan harus dilakukan secara sinergis antara pengawas, kepala sekolah, dan guru, sehingga tujuan yang dirumuskannyapun sebagai hasil bersama. Dengan demikian antara pengawas dan guru tidak akan ada yang merasa saling menekan tetapi sebaliknya akan lahir sikap terbuka satu sama lain demi kemaslahatan bersama. 2. Motivasi Berprestasi

(13)

tugasnya dalam proses belajar mengajarnya. Kesuksesan yang diraih dalam interaksinya dengan lingkungan belajar dapat menimbulkan rasa puas. Kondisi ini merupakan sumber motivasi. Apabila terus-menerus muncul pada diri guru, maka ia akan sanggup untuk melakukan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan akan berlangsung sepanjang hidupnya. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerja guru pendidikan jasmani variabel kedua variabel, yaitu: (1) layanan supervisi dan (2) motivasi berprestasi mutlak diperhatikan. Karena dalam operasional pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah memperlihatkan adanya sumbangan dalam meningkatkan kinerja guru.

C. Rumusan Masalah

Masalah yang menjadi rumusan utama yaitu " Bagaimana pengaruh layanan supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi secara simultan terhadap kinerja guru pendidikan jasmani SMP Negeri di Kabupaten Subang? Adapun rincian rumusan masalah diuraikan sebagai berikut.

1. Bagaimana gambaran layanan supervisi kepala sekolah di SMP Negeri di Kabupaten Subang?

2. Bagaimana gambaran motivasi berprestasi SMP Negeri di Kabupaten Subang? 3. Bagaimana gambaran kinerja guru pendidikan jasmani SMP Negeri di

Kabupaten Subang?

(14)

9

5. Bagaimana pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja guru pendidikan jasmani SMP Negeri di Kabupaten Subang?

6. Bagaimana pengaruh layanan supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi secara simultan terhadap kinerja guru pendidikan jasmani SMP Negeri di Kabupaten Subang?

D.Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Dalam penelitian ini, penulis menetapkan tujuan umum yang ingin diraih setelah penelitian ini dilakukan. Adapun tujuan umumnya adalah untuk menganalisis pengaruh layanan supervisi dan motivasi berprestasi secara simultan terhadap kinerja guru pendidikan jasmani.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran layanan supervisi kepala sekolah di SMP Negeri di Kabupaten Subang.

b. Mengetahui bagaimana gambaran motivasi berprestasi SMP Negeri di Kabupaten Subang.

c. Mengetahui gambaran kinerja guru pendidikan jasmani SMP Negeri di Kabupaten Subang.

d. Mengetahui pengaruh layanan supervisi terhadap kinerja guru pendidikan jasmani.

(15)

f. Mengetahui pengaruh layanan supervisi dan motivasi berprestasi secara simultan terhadap kinerja guru pendidikan jasmani.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan berharga bagi berbagai pihak yang berkepentingan terutama menyangkut kondisi kinerja guru pendidikan jasmani di SMP yang ada di lingkungan Kabupaten Subang.

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini secara teoretis dapat bermanfaat untuk mengkaji subtansi pengembangan sumber-daya manusia, khususnya manajemen sumber-daya guru dan memperkaya bidang akademik tentang faktor-faktor strategik yang mempengaruhi kinerja guru pendidikan jasmani di SMP.

2. Manfaat Praktis

(16)

52

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei deskriptif dengan penjelasan (explanatory survey method). Pendekatan kuantitatif melalui korelasi sederhana dan korelasi ganda. Analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya pengaruh yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi antar variabel layanan supervisi kepala sekolah (X1), motivasi berprestasi

(X2) terhadap kinerja guru pendidikan jasmani (Y). Adapun objek dan lokasi

penelitiannya adalah guru Penjas SMP Negeri di Kabupaten Subang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket.

(17)

cukup akurat. Sugiyono (2009:12-13) penelitian kuantitatif didasarkan kepada paradigma positivisme berdasarkan pada asumsi mengenai objek empiris, asumsi tersebut adalah: (1) objek/fenomena dapat diklasifikasi-kan menurut sifat, jenis, struktur, bentuk, warna dan sebagainya. Berdasarkan asumsi ini maka penelitian dapat memilih variabel tertentu sebagai objek penelitian dan (2) determinisme (hubungan sebab akibat), asumsi ini menyatakan bahwa setiap gejala ada penyebabnya. Berdasarkan asumsi pertama dan kedua tersebut, maka penelitian dapat memilih variabel yang diteliti dan hubungkan variabel satu dengan yang lainnya. Suatu gejala tidak akan meng-alami perubahan dalam waktu tertentu. Kalau gejala yang diteliti itu berubah terus maka akan sulit untuk dipelajari.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

(18)

54

Negeri di Kabupaten Subang dengan jumlah populasi 107 guru Penjas sebagai berikut.

Tabel 3.1. Jumlah Populasi

No Unit Kerja Populasi

24. SMP Negeri 1 Pusakanagara 1

25. SMP Negeri 2 Pusakanagara 1

(19)

1 2 3

44. SMP Negeri 1 Cipeundeuy 2

45. SMP Negeri 2 Cipeundeuy 1

46. SMP Negeri 1 Sagalaherang 2

47. SMP Negeri 1 Serangpanjang 2

48. SMP Negeri 1 Jalancagak 2

49. SMP Negeri 2 Jalancagak 4

50. SMP Negeri 1 Ciater 1

51. SMP Negeri 1 Kasomalang 2

52. SMP Negeri 1 Cisalak 2

53. SMP Negeri 1 Tanjungsiang 4

54. SMP Negeri 2 Tanjungsiang 1

55. SMP Negeri 1 Binong 3

56. SMP Negeri 1 Tambakdahan 3

57. SMP Negeri 1 Pamanukan 1

58. SMP Negeri Satu Atap 1 Kasomalang 1

59. SMP Negeri Satu Atap 1 Kalijati 1

Jumlah 107 Sumber Dinas Pendidikan Kabupaten Subang Tahun 2011

2. Sampel Penelitian

Pengertian sampel menurut Riduwan (2010a:56) mengatakan bahwa: “Sampel adalah bagian dari populasi.” Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjut-nya jika subjekSelanjut-nya besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih. Memperhatikan pernyataan tersebut, karena jumlah populasi lebih dari 100 orang, maka penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel secara acak (Random sampling). Sedangkan Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane atau Slovin dalam Riduwan (2010a:65) sebagai berikut.

1 . 2 +

=

d N

N n

(20)

56

Keterangan: n = Jumlah sampel

N = Jumlah Populasi = 107 guru Penjas

d2 = Presisi (ditetapkan 10 % dengan tingkat kepercayaan 90%)

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel sebagai berikut. responden Negeri Kabupaten Subang sebagai berikut.

(21)

42 SMP Negeri 3 Purwadadi 2/ 107 x 52 = 1

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka sampel semula dihitung berjumlah 52 kemudian ditambah 7 menjadi 59 responden untuk memenuhi jumlah responden sesuai dengan sekolahnya secara proporsional seperti pada Tabel 3.2 sebagai berikut.

Tabel 3.2. Jumlah Sampel

(22)

58

C. Definisi Opersional dan Instrumen Penelitian

(23)

penelitian; (c) menyusun kisi-kisi instrumen; (d) melakukan uji coba instrumen; dan melakukan pengujian validitas dan reliabelitas instrumen.

Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti. Masri.S (2003:46-47) memberikan pengertian tentang definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel, dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel, yaitu

1. Layanan supervisi kepala sekolah adalah usaha memberi pelayanan agar guru menjadi lebih profesional dalam menjalankan tugas melayani siswa dengan prosedur yang benar.

2. Motivasi berprestasi adalah penggerak bagi guru baik didalam dirinya sendiri maupun dari orang lain untuk meningkatkan semangat kerja yang mengarah pada tujuan sekolah.

3. Kinerja guru pendidikan jasmani adalah hasil kerja guru dalam melaksanakan proses belajar.

a. Layanan Supervisi Kepala Sekolah (X1)

Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran interval mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala Likert dengan kisaran 1 – 5 dengan alternatif jawaban, yaitu:

1 = Sangat Tidak Baik/sangat tidak pernah/sangat tidak setuju/Sangat rendah 2 = Kurang Baik/tidak pernah/ kurang setuju/ rendah

3 = Tidak Tahu/kadang-kadang/ cukup setuju/cukup tinggi 4 = Baik/Sering/ setuju/ tinggi

(24)

60

Tabel 3.3.

Kisi-kisi Instrumen Variabel Layanan Supervisi Kepala Sekolah (X1)

Dimensi Indikator-indikator Item

1. Supervisi akademik

Kegiatan pembelajaran siswa 1-4

2. Supervisi administrasi

Mendukung dan terlaksananya pembelajaran 5-11

3. Inspeksi Kondisi sekolah: guru, siswa, kurikulum, tujuan belajar maupun pada metode mengjar

12-13

4. Penelitian Meneliti permasalahan yang sedang dihadapi 14-15 5. Pelatihan Pelatihan kepada guru dalam melaksanakan

pembelajaran

16-18

6. Bimbingan Melakukan berbagai perbaikan dalam menjalankan tugas guru

19-20

7. Penilaian Mengukur tingkat kemajuan sekolah. 21-23

Catatan: Konsep operasional layanan supervisi kepala sekolah dikembangkan dari Suharsimi Arikunto, (2004:35) Kimbal Wiles (1961:8) (Jam’an Satori 1999:2), Gregorio (1966:35) dan Suhardan, D. (2010:35-42).

b. Motivasi Berprestasi (X2)

Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran interval mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala Likert dengan kisaran 1 – 5 dengan alternatif jawaban, yaitu:

1 = Sangat Tidak Baik/sangat tidak pernah/sangat tidak setuju/Sangat rendah 2 = Kurang Baik/tidak pernah/ kurang setuju/ rendah

3 = Tidak Tahu/kadang-kadang/ cukup setuju/cukup tinggi 4 = Baik/Sering/ setuju/ tinggi

5 = Sangat Baik/Selalu/ sangat setuju/ sangat tinggi Tabel 3.4.

Kisi-kisi Instrumen Variabel Motivasi Berprestasi (X2)

Dimensi Indikator-indikator Item

1. Berhubungan dengan diri sendiri

1) Bertangggung jawab atas tindakan diri sendiri.

2) Berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan

3) Bersemangat, bekerja keras dalam mencapai tujuan.

4) Berpikir positif, optimis, dan percaya diri. 5) Tidak lekas puas terhadap hasil yang

(25)

6) Melakukan kegiatan untuk menambah pengalaman baru.

7) Mencari pemecahan masalah dengan kreatif dan inovatif.

8). Berorientasi ke masa depan dengan mengadakan antisipasi yang berencana.

9, 14

1) Belajar dari pengalaman orang lain. 2) Menyerap kritik untuk membangun. 3) Memilih mitra kerja untuk mencapai

keberhasilan.

3, 6 23 16, 18

Catatan. Konsep operasional motivasi berprestasi dikembangkan dari David C. McClelland (1961:112) dan Mangkunegara, (2001:103)

a. Kinerja Guru Pendidikan Jasmani (Y)

Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran interval mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala Likert dengan kisaran 1 – 5 dengan alternatif jawaban, yaitu:

1 = Sangat Tidak Baik/sangat tidak pernah/sangat tidak setuju/Sangat rendah 2 = Kurang Baik/tidak pernah/ kurang setuju/ rendah

3 = Tidak Tahu/kadang-kadang/ cukup setuju/cukup tinggi 4 = Baik/Sering/ setuju/ tinggi

5 = Sangat Baik/Selalu/ sangat setuju/ sangat tinggi

l

Tabel 3.5.

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Kinerja Guru Penjas (Y)

Variabel Dimensi Indikator-indikator No

Item

1 2 3 4

Kinerja

Guru (Y)

1. Pedagogik a.Dapat memahami dengan baik ciri-ciri peserta didik.

b.Dapat memahami potensi-potensi anak didik. c.Dapat menguasai berbagai model dan strategi

pembelajaran.

d.Dapat menguasai cara menerapkan ICT dalam PBM.

e.Dapat menguasai bahasa Indonesia yang baik sebagai medium of instruction yang efektif. f.Dapat menguasai pendekatan pedagogik dalam

permasalahan pembelajaran.

g.Dapat merancang PBM yang komprehensif.

h.Dapat menilai kemajuan belajar peserta didik secara total.

i.Dapat membimbing anak bila menghadapi persoalan dalam pembelajaran.

j.Dapat menguasai prinsip dan proses PBM.

(26)

62

1 2 3 4

2. Kepribadian a. Dapat memiliki komitmen dan kemauan tinggi dalam melakukan tugasnya sebagai guru profesional.

b. Dapat memiliki rasa kasih sayang kepada peserta didik tanpa membeda bedakan. c. Dapat memiliki rasa tanggung jawab yang

kokoh dalam melaksanakan fungsinya sebagai guru.

11

12

13

3. Profesional a. Mampu menguasai substansi atau materi atau isi teaching subjects atau mata pelajaran yang menjadi bidang keahlian.

b. Mampu menguasai learning equipment dan

learning resources yang diperlukan dalam

proses belajar mengajar.

c. Mampu menguasai bagaimana mengolah

learning resources dari lingkungan hidup

sehingga dapat dipergunakan untuk mendu-kung proses pembelajaran.

d. Mampu menguasai bagaimana menerapkan teknologi informasi dalam upaya meningkat-kan efektivitas belajar anak.

e. Mampu menguasai bagaimana menyusun ren-cana pelajaran yang mengemas isi, media teknologi dan values dalam setiap proses pembelajaran.

4. Sosial a. Mampu memahami berbagai faktor yang berpengaruh dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung PBM.

b. Dapat mengerti berbagai faktor sosial-kultural dan ekonomi yang berpengaruh terhadap proses pendidikan peserta didik. d. Mampu memahami pentingnya hubungan antara sekolah dengan orang tua dan tokoh masyarakat yang berpengaruh terhadap proses pendidikan anak di sekolah.

e. Dapat mengerti nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dan dijunjung tinggi oleh masyarakat

f. Dapat menguasai dan memahami perubahan-perubahan akibat dampak globalisasi

19

20

21

22

23

Catatan: Konsep operasional kinerja guru dikembangkan dari (pasal 8, UUGD 14/2005).

(27)

mendapatkan petunjuk mengenai mutu penelitian. Keandalan menunjukkan ketepatan, kemantapan, dan homogenitas alat ukur yang dipakai.

D. Uji Validitas dan Uji Reliabelitas Instrumen

Pengujian validitas dan reliabilitas ini bertujuan untuk mendapatkan petunjuk mengenai mutu penelitian. Keandalan menunjukkan ketepatan, keman-tapan, dan homogenitas alat ukur (instrument) yang dipakai.

1. Menguji Validitas

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen menurut Riduwan (2010b:97-118) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment adalah.

(

Kaidah keputusan :

(28)

64

r hitung < r tabel berarti tidak valid. Sumber: Riduwan (2010b:118)

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut:

Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 – 0,799 : tinggi

Antara 0,400 – 0,599 : cukup Antara 0,200 – 0,399 : rendah

Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah (tidak valid).

a. Layanan Supervisi Kepala Sekolah (X1)

Dari hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel layanan supervisi kepala sekolah (X1) diperoleh kesimpulan bahwa dari 30 item tersebut yang

dinyatakan valid ada 23 item, yaitu item No 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 27, 29, dan 30. Sedangkan yang tidak valid

sebanyak 7 item, yaitu item No: 3, 6, 10, 12, 21, 23, 26 dan 28.

Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid harus dibuktikan dengan perhitungan. Untuk mengetahui tingkat validitas perhatikan angka pada Corrected Item-Total Correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor

total item (nilai r hitung) di bandingkan dengan nilai r Tabel. Jika nilai r hitung lebih

besar dari nilai r Tabel atau nilai r hitung > nilai r tabel, maka item tersebut adalah

valid dengan menggunakan distribusi (Tabel r) untuk α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk=n–1 = 30 – 1= 29) sehingga didapat r tabel = 0,367. Contoh korelasi

(29)

Tabel 3.6.

Uji Validitas Item Variabel Layanan Supervisi Kepala Sekolah (X1)

ITEM r hitung r Tabel

α = 0,05; n=30

dk=n-1=30-1=29

Keputusan

No.1 0,739 0,367 Valid

No.2 0,715 0,367 Valid

No.3 -0,203 0,367 Tidak Valid

No.4 0,747 0,367 Valid

No.5 0,647 0,367 Valid

No.6 0,274 0,367 Tidak Valid

No.7 0,857 0,367 Valid

No.8 0,857 0,367 Valid

No.9 0,739 0,367 Valid

No.10 -0,076 0,367 Tidak Valid

No.11 0,857 0,367 Valid

No.12 -0,076 0,367 Tidak Valid

No.13 0,766 0,367 Valid

No.14 0,747 0,367 Valid

No.15 0,857 0,367 Valid

No.16 0,584 0,367 Valid

No.17 0,647 0,367 Valid

No.18 0,742 0,367 Valid

No.19 0,517 0,367 Valid

No.20 0,699 0,367 Valid

No.21 -0,199 0,367 Tidak Valid

No.22 0,731 0,367 Valid

No.23 0,857 0,367 Valid

No.24 0,699 0,367 Valid

No.25 0,783 0,367 Valid

No.26 -0,203 0,367 Tidak Valid

No.27 0,819 0,367 Valid

No.28 -0,203 0,367 Tidak Valid

No.29 0,647 0,367 Valid

(30)

66

b. Motivasi Berprestasi (X2)

Bedasarkan hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel motivasi

berprestasi (X2) diperoleh kesimpulan bahwa dari 30 item tersebut yang

dinyatakan valid ada 23 item, yaitu item No 1, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 27, 29 dan 30. Sedangkan yang tidak valid sebanyak 7 item, yaitu item No: 2, 6, 11, 13, 22, 26 dan 28.

Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid harus dibuktikan dengan perhitungan. Untuk mengetahui tingkat validitas perhatikan angka pada Corrected Item-Total Correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor

total item (nilai r hitung) di bandingkan dengan nilai r tabel. Jika nilai r hitung lebih

besar dari nilai r Tabel atau nilai r hitung > nilai r tabel, maka item tersebut adalah

valid dengan menggunakan distribusi (Tabel r) untuk α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk=n–1 = 30 – 1= 29) sehingga didapat r tabel = 0,367. Contoh korelasi

item No.1 = 0,828; item No.2 = 0,083 dan seterusnya sampai item No.30 = 0,566. Keputusannya dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut.

Tabel 3.7

Uji Validitas Item Variabel Motivasi Berprestasi (X2)

ITEM r hitung r Tabel

α = 0,05; n=30

dk=n-1=30-1=29

Keputusan

1 2 3 4

No.1 0,828 0,367 Valid

No.2 0,083 0,367 Tidak Valid

No.3 0,759 0,367 Valid

No.4 0,663 0,367 Valid

No.5 0,759 0,367 Valid

No.6 0,083 0,367 Tidak Valid

(31)

1 2 3 4

No.8 0,759 0,367 Valid

No.9 0,739 0,367 Valid

No.10 0,700 0,367 Valid

No.11 0,070 0,367 Tidak Valid

No.12 0,828 0,367 Valid

No.13 0,083 0,367 Tidak Valid

No.14 0,828 0,367 Valid

No.15 0,828 0,367 Valid

No.16 0,482 0,367 Valid

No.17 0,759 0,367 Valid

No.18 0,523 0,367 Valid

No.19 0,508 0,367 Valid

No.20 0,566 0,367 Valid

No.21 0,700 0,367 Valid

No.22 -0,163 0,367 Tidak Valid

No.23 0,577 0,367 Valid

No.24 0,815 0,367 Valid

No.25 0,739 0,367 Valid

No.26 -0,047 0,367 Tidak Valid

No.27 0,739 0,367 Valid

No.28 -0,129 0,367 Tidak Valid

No.29 0,739 0,367 Valid

No.30 0,566 0,367 Valid

c. Kinerja Guru Pendidikan Jasmani (Y)

Dari hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel kinerja guru

pendidikan jasmani (Y) diperoleh kesimpulan bahwa dari 26 item tersebut yang

dinyatakan valid ada 23 item, yaitu item No 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, dan 26. Sedangkan yang tidak valid

(32)

68

Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid harus dibuktikan dengan perhitungan. Untuk mengetahui tingkat validitas perhatikan angka pada Corrected Item-Total Correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor

total item (nilai r hitung) di bandingkan dengan nilai r Tabel. Jika nilai r hitung lebih

besar dari nilai r Tabel atau nilai r hitung > nilai r tabel, maka item tersebut adalah

valid dengan menggunakan distribusi (Tabel r) untuk α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk=n–1 = 30 – 1= 29) sehingga didapat r Tabel = 0,367. Contoh korelasi

item No.1 = 0,805; item No.2 = 0,684 dan seterusnya sampai item No.26=-0,779.

Keputusannya dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut. Tabel 3.8.

Uji Validitas Item Variabel Kinerja Guru Pendidikan Jasmani (Y) ITEM r hitung r Tabel

α = 0,05; n=30

dk=n-1=30-1=29

Keputusan

1 2 3 4

No.1 0,805 0,367 Valid

No.2 0,684 0,367 Valid

No.3 -0,085 0,367 Tidak Valid

No.4 0,684 0,367 Valid

No.5 0,721 0,367 Valid

No.6 0,611 0,367 Valid

No.7 0,653 0,367 Valid

No.8 0,611 0,367 Valid

No.9 0,846 0,367 Valid

No.10 0,684 0,367 Valid

No.11 0,765 0,367 Valid

No.12 0,759 0,367 Valid

No.13 0,769 0,367 Valid

No.14 0,834 0,367 Valid

No.15 -0,047 0,367 Tidak Valid

(33)

1 2 3 4

2. Menguji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keter-andalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus alpha. Metode mencari reliabilitas internal yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah Alpha sebagai berikut:

Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha sebagai berikut.

Langkah 1: Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus:

Keterangan : Si = Varians skor tiap-tiap item

ΣXi2 = Jumlah kuadrat item Xi

(ΣXi)2 = Jumlah item Xi dikuadratkan N = Jumlah responden

(34)

70

Langkah 3: Menghitung Varians total dengan rumus:

Keterangan : St = Varians total

ΣXt2 = Jumlah kuadrat X total (ΣXt)2 = Jumlah X total dikuadratkan N = Jumlah responden

Langkah 4: Masukkan nilai Alpha dengan rumus :

Kemudian diuji dengan Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus Korelasi Pearson Product Moment dengan teknik belah dua awal-akhir yaitu:

(

= (Riduwan 2010a:115-116)

Harga rXY atau rb ini baru menunjukkan reliabilitas setengah tes. Oleh karenya disebut rawal-akhir. Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus

Spearman Brown yakni:

(35)

a. Layanan Supervisi Kepala Sekolah (X1)

Pengujian reliabilitas dapat dilihat nilai korelasi Guttman Split-Half Coefficient = 0,909. Nilai korelasi tersebut, berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan r Tabel (0,367) maka r hitung lebih besar dari r Tabel. Dengan

demikian bisa disimpulkan bahwa item layanan supervisi kepala sekolah (X1) tersebut adalah reliabel. seperti Tabel 3.9 sebagai berikut.

Tabel 3.9

Uji Reliabilitas Item Layanan Supervisi Kepala Sekolah (X1)

b. Motivasi Berprestasi (X2)

Pengujian reliabilitas dapat dilihat nilai korelasi Guttman Split-Half Coefficient = 0,878. Nilai korelasi tersebut, berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan r Tabel (0,367) maka r hitung lebih besar dari r Tabel. Dengan

(36)

72

Tabel 3.10.

Uji Reliabilitas Item Motivasi Berprestasi (X1)

c. Kinerja Guru Pendidikan Jasmani (Y)

Pengujian reliabilitas dapat dilihat nilai korelasi Guttman Split-Half Coefficient= 0,918. Nilai korelasi tersebut, berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan r Tabel (0,367) maka r hitung lebih besar dari r Tabel. Dengan

demikian bisa disimpulkan bahwa item kinerja guru pendidikan jasmani (Y) tersebut adalah reliabel. seperti Tabel 3.11 sebagai berikut.

Tabel 3.11

(37)

E. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis

Kegiatan yang cukup penting dalam keseluruhan proses penelitian adalah pengolahan data. Dengan pengolahan data dapat diketahui tentang makna dari data yang berhasil dikumpulkan. Dengan demikian hasil penelitianpun akan segera diketahui. Analisis yang digunakan adalah korelasi Pearson Product Moment dan korelasi ganda, namun dalam pelaksanaannya,

pengolahan data dilakukan melalui bantuan komputer dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 17.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi pearson product moment dan korelasi ganda. Analisis ini akan digunakan dalam

menguji besarnya pengaruh variabel X1, dan X2 terhadap Y. Analisis ini untuk

mengetahui pengaruh layanan supervisi kepala sekolah (X1) dan motivasi

berprestasi (X2) terhadap kinerja guru pendidikan jasmani (Y), baik secara

bersama-sama maupun secara individu. Rumus analisis korelasi Pearson Product Moment (PPM) adalah sebagai berikut.

(38)

74

Tabel 3.12.

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Pengaruh

0,80 – 1,000

Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna pengaruh variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji dengan Uji Signifikansi dengan rumus :

Keterangan : t hitung = Nilai t

r = Nilai Koefisien Korelasi n = Jumlah sampel

Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan. Koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi PPM yang dikalikan dengan 100%. Dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel X mempunyai sumbangan atau ikut menentukan variabel Y. Sumbangan dicari dengan menggunakan rumus:

Keterangan : KD = Nilai Koefisien Diterminan (Pengaruh antar variabel) r = Nilai Koefisien Korelasi.

Mengetahui pengaruh antara variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y

(39)

Analisis lanjut digunakan teknik korelasi baik sederhana maupun ganda. Kemudahan dalam perhitungan digunakan jasa komputer berupa software dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) Windows Version 17.

1. Pengujian Secara Individual

a. Layanan supervisi kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru pendidikan jasmani

Uji secara individual. Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan. Ho : rx1y = 0

Ha : rx1y≠ 0

Hipotesis bentuk kalimat

Ho: Layanan supervisi kepala sekolah tidak berpengaruh signifikan terhadap

kinerja guru pendidikan jasmani.

Ha : Layanan supervisi kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap

kinerja guru pendidikan jasmani.

b. Motivasi berprestasi berpengaruh terhadap kinerja guru pendidikan

jasmani.

Uji secara individual. Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan. Ho : rx2y = 0

Ha : rx2y ≠ 0

Hipotesis bentuk kalimat

Ho: Motivasi berprestasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru

pendidikan jasmani.

Ha : Motivasi berprestasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru

pendidikan jasmani.

2. Pengujian secara simultan (bersama-sama)

Uji secara keseluruhan ditunjukkan pada hipotesis statistik dirumuskan: Ho : Rx1x2y = 0

(40)

76

Hipotesis bentuk kalimat.

Ho: Layanan supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi secara simultan

tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru pendidikan jasmani. Ha : Layanan supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru pendidikan jasmani.

Selanjutnya, untuk mengetahui signifikansi analisis korelasi, maka dibandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut.

a) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. b) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas

(41)

109 BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang merujuk kepada hipotesis penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Hasil deskriptif variabel layanan supervisi kepala sekolah diinformasikan bahwa skor yang paling kecil adalah penilaian, karena disebabkan antara lain (a) lemah dalam mengadakan test; (b) guru kurang mampu menilai kemajuan belajar siswa; dan (c) guru masih melihat perkembangan hasil penilaian sekolah dengan setengah hati.

2. Hasil deskriptif variabel motivasi berprestasi diinformasikan bahwa skor yang paling kecil adalah berhubungan dengan diri sendiri hal ini dikarenakan: (a) kurang bertangggung jawab atas tindakan diri sendiri; (b) kurang berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan; (c) kurang bersemangat, bekerja keras dalam mencapai tujuan; (d) kurang berpikir positif, optimis, dan percaya diri; (e) lekas puas terhadap hasil yang diperoleh; (f) kurang melakukan kegiatan untuk menambah pengalaman baru; (g) kurang mencari pemecahan masalah dengan kreatif dan inovatif; dan (h) kurang berorientasi ke masa depan dengan mengadakan antisipasi yang berencana.

(42)

110

membeda bedakan; dan (c) kurang memiliki rasa tanggung jawab yang kokoh dalam melaksanakan fungsinya sebagai guru.

4. Layanan supervisi kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru Penjas dan pengaruhnya tinggi. Dengan demikian layanan supervisi kepala sekolah merupakan faktor penting dalam meningkatkan kinerja guru Penjas. 5. Motivasi berprestasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru Penjas dan

pengaruhnya tinggi. Dengan demikian motivasi berprestasi merupakan faktor strategis dalam meningkatkan kinerja guru Penjas.

6. Layanan supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru Penjas dan pengaruhnya tergolong tinggi).

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka peneliti memberikan beberapa direkomendasi sebagai berikut.

1. Sebaiknya kepala sekolah memberikan layanan supervisi kepada guru yang mana frekuensinya ditingkatkan melalui Penataran, seminar, lokakarya, dan Diklat agar kinerja guru lebih meningkat lagi dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik di tingkat SMP.

2. Motivasi berprestasi harus terus dipelihara oleh setiap guru Penjas agar pengajaran lebih efektif dan efisien, melalui pemberian reword atau hadiah kepada kepala sekolag dan guru yang berprestasi dan memberikan sanksi kepada kepala sekolah dan guru yang tidak disiplin.

(43)

111

DAFTAR PUSTAKA

Buku-buku

Abu Ahmadi. (1999). Psikologi Sosial. Edisi ke-2. Jakarta: PT. Rineka Cipta Arikunto, S. (2004). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

_____ (2004). Dasar-Dasar Supervisi. Buku Pegangan Kuliah, Jakarta. Rineka Cipta.

ASCD (1987) Reading In Educational Supervision . Vol 2. Library Congres. Depdiknas (2004). Peningkatan Kinerja Kepala Sekolah. London: Depdiknas

Dirjen Dikdasman

Djam’an Satori, (1999). Pengawas Sekolah dan Pengelolaan Sekolah. Makalah. Bandung: dalam acara Diklat Calon Pengawas Sekolah.

______ (1997), Studi Evaluatif Efektivitas Pengelolaan Gugus SD, Laporan Penelitian, Bandung: FIP IKIP Bandung.

Engkoswara, (1987), Dasar-dasar Administrasi Pendidikan, Jakarta, Depdikbud, Ditjen Dikti, P2LPTK.

_____ (1999), Paradigma Manajemen Pendidikan: Menyongsong Otonomi Daerah, Edisi ke-2, Bandung, Yayasan Amal Keluarga.

_____ (2004). Budaya dan Pendidikan Harus Lebih Baik. H.U. Pikiran Rakyat. Senin 4 Oktober 2004

Fattah, N. (2000). Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Gregorio. (1966). School Administration And Supervision. Quezon. Garcia.

Handoko, T. Hani, (2003), Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: BPFE.

Husdarta, JS. (2007). Hubungan Kepemimpinan dan motivasi Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru Penjas. Penelitian Dana Rutin UPI. Lemlit UPI. Bandung.

______ (2008). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Bandung: Dewa Ruchi.

______ (2009) Manajemen Pendidikan Jasmani, Bandung: Alfabeta.

Ikke Dewi Sartika (1999) “Mutu Total STPDN: Pengaruh Budaya Organisasi Yang berorientasi Manajemen Mutu Total, Kepuasan Kerja dan Tahapan Mutu terhadap Kinerja Pengelola Dosen Tetap STPDN.” Disertasi, FPS IKIP Bandung, tidak diterbitkan.

(44)

112

Lembaga Administrasi Negara. (2004). Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Jakarta.

Lipham, James M dan Hoeh. (1974). The Principal Ship; Foundation and Functions. New York: Harper and Row Publishers

Mangkunegara, A.A.A.P.(2001). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Marwansyah dan Mukaram. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: Pusat Penerbit Administrasi Niaga

Mitchel, T. R. dan Larson (1982). People and Organization; An Introduction to Organizational Behavior, Singapore: Mc Graw Hill Inc

Mitchel, T. R. dan Larson (1987). People and Organization; An Introduction to Organizational Behavior. Singapore: Mc Graw Hill Inc

Mulyasa. E. (2005).Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mondy,W., and Noe, R,M. (1993). Human Resource Management. Texas: Prentice Hall, Inc.

Nawawi, Hadari. (2008). Administrasi Pendidikan, Jakarta: CV Haji Masagung Nursih (2010) Pengaruh Layanan Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi

Berprestasi Terhadap Kinerja Guru Pendidikan Jasmani (Studi tentang Persepsi Guru pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Majalengka) UPI Bandung: Tesis Tidak Diterbitkan.

Riduwan-Adun-Enas (2011). Cara Mudah Belajar SPSS 17.0 sdan Aplikasi Statistik Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Riduwan (2010a). Metode & Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

______ (2010b). Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Riduwan dan Sunarto (2010). Pengantar Statistika (untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis). Bandung: Alfabeta.

_____ (2009a). Cara Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung: Alfabeta

_____ (2009b). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Rivai, M. (2002) Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. Jilid 1.Bagian Administrasi Bandung. Yenmars

Rusli Lutan (2000). Manajemen Penjaskes. Jakarta: Buku Materi Pokok, Depdikbud-Dikdasmen.

(45)

Rusli Lutan, & Cholik, T. (1999). Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Buku Materi Pokok, Depdikbud-Dikdasmen, BP2MG Penjaskes Setara D-II, Universitas Terbuka, Jakarta.

Sallis & Edward (1994). Total Quality Management in Education. London: Kogan Page Limited

Schuler, Randall S. dan Jackson, Susan E. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia; Menghadapi Abad Ke- 21 . Edisi Ke-Enam, Jakarta: Erlangga

Schumacker, Randal E & Richard G. Lomax.(1999) A Beginner’s Guide to SEM. Mahwah. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates. Inc.Pub.

Siagian, Sondang P. (2004). Filsafat Administrasi. Jakarta: Gunung Agung. Singarimbun. M. dan Effendi.(2003). Metode Penelitian Survai. (Jakarta: LP3ES). Smith J.L. & Rusell J.P., (1982) “The Quality Audit Handbook.” Wisconsin:

ASQC.

Soetisna Oteng. (1982). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis dan Praktis Profesional. Bandung: Angkasa.

_____(1999). Pendidikan dan Pembangunan, Bandung: Ganaco. Sudjana, (2004). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono, (2009). Metodologi Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta. Suhardan, Dadan (2010). Supervisi Profesional (Layanan dalam Meningkatkan

Mutu Pembelajaran di Era Otonomi Daerah). Bandung: CV Alfabeta.

Sukardi. (2005). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Sutermeister, Robert. A. (1976). People and Productivity. New York: McGraw-Hill.

Terry George R. (1998). Asas-asas Manajemen. Bandung: Alumni

Tohari, Ahmad. (2002). Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: Mandar Maju

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. BP. Restindo Mediatama.

Wiles Kimbal (1961) Supervision For Better School.New York. Prentice Hall Inc. Yukl, Gary. (1997). Leadership in Organization (Terjemahan). Edisi ke-3,

(46)

114

JURNAL

Quality Assurance In Education (1999) Assuring Quality and Standards In Globalised Higher Education. Vol 7 No 1. MCB University Press

---(1996) Quality Of Teaching and Learning.

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan (2001) Analisis Komparatif Antara Sekolah Efektif dengan Tidak Efektif. No 31 Thn ke 7.

Jurnal Of Leadership Education (2003) Supervisory Oftion For Instructional Leaders In Education. Vol 2. Number 2.

IDRC (1990) Educational Change In Indonesia.A Cace Study Of Three Innovations.IDRC. October 1990.

Jurnal Administrasi Pendidikan (2005) Kepemimpinan Dan Budaya Sekolah. Vol 3 No 1 2005.

______ (2004) Manajemen Implementasi KBK.Vol 2 No 1 tahun 2004. ______ (2002)Manajmen Berbasis Sekolah. No 1 Vol 1. 2002.

Jurnal Pendidikan Dasar Dan Menengah (1992)Memantapkan Pendidikan Dasar. No 1 Thn 1 1992

Jurnal Pendidikan (1998) Pendidikan Dan Citra Guru. No3 Thn 1998.

http://www.minocw.nl./englishoud/guaran/chap 34.html (2004) Supervision In Publik administration and Educations In Nederlands. Education Inspector Nederlands.

http://www.ericfasility.net/ericdugests/ed344873.html (1992)Supervison Of

student Teacher. ERIC Digest.

http:// ip.univ.szczecin.pl/-edipp (2003.20.10)Model for the Supervison of The Prospective Teacher in The Unistates of america. Utica College of Siracuse University.

http://www.ssw.pdx.edu./pqfiled.supervison frame work.shtml. (2004)

Aframework For Supervision : 10 Key Komponen. MSW Field Education Program.

http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/36/mencari-pijakan-awal-sistem-pend-htm (2002) Mencari Pijakan Awal Sistem Pendidikan Mengawali otonomi Daerah.

Gambar

Tabel 3.1. Jumlah Populasi
Tabel 3.2 sebagai berikut.
Tabel 3.3.   Kisi-kisi Instrumen Variabel Layanan Supervisi Kepala Sekolah (X
Tabel 3.5.   l  Kisi-kisi Instrumen  Penelitian Variabel Kinerja Guru Penjas (Y)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh market timing ability , stock selection skill, expense ratio dan tingkat risiko terhadap kinerja reksa dana saham di

Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang I(awasan Jakarta,7. Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak,

Maka yang menjadi permasalahannya adalah bagaimana usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan dalam meningkatkan kedisiplinan karyawan.Dengan mewujudkan rasa disiplin kerja

Program Bimbingan Pribadi – Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu. Bagaimanakah

Antrian yang terlalu panjang mengakibatkan nasabah meninggalkan antrian, dalam teori antrian hal ini disebut dengan istilah balking Dengan menggunakan data jumlah kedatangan

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN MENELITI PESERTA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) BIOLOGI.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Multimedia yang digunakan adalah Flash 5.0 yang merupakan salah satu software multimedia keluaran Macromedia yang dapat menggabungkan suara, animasi grafik, dan video, sehingga

2.Untuk mengetahui langkah-langkah penerapan metode bercerita dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak TK kelompok B di TK Al-Huda Kecamatan Cangkuang Kabupaten