No. Daftar FPIPS: 1650/UN. 40. 2. 7/PL/2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK
MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA
DALAM PEMBELAJARAN IPS
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan IPS
Oleh
NITA AWALITA SUNDARI
0901344
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK
MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM
PEMBELAJARAN IPS
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII E SMP Negeri 12
Bandung)
Oleh
Nita Awalita Sundari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Nita Awalita Sundari 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
ABSTRAK
Saat ini pelaksanaan pembelajaran di SMP khususnya mata pelajaran IPS masih dilakukan secara terpisah (parsial). Hasil observasi di kelas VIII E menunjukkan proses pembelajaran kurang dapat memfasilitasi siswa dalam mengeksplorasi kemampuan siswa baik secara lisan maupun tulisan, sehingga kreativitas siswa di kelas ini rendah. Hal ini disebabkan karena guru tidak mempunyai banyak waktu dalam membimbing siswa melakukan kegiatan yang dapat memacu kreativitasnya. Oleh karenanya diperlukan satu model pembelajaran yang dapat membantu guru mengintegrasikan materi sehingga waktu yang diperlukan guru di dalam kelas pun menjadi lebih singkat tetapi materi yang disampaikan lebih bermakna dan menyeluruh. Salah satunya yaitu model pembelajaran tematik. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana guru merencanakan, melaksanakan, merefleksikan, mengidentifikasi kendala, dan upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kendala dalam menerapkan model pembelajaran tematik untuk meningkatkan kreativitas siswa. Sejalan dengan permasalahan di atas, model pembelajaran tematik dalam penelitian ini berangkat dari tema yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Tema yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sosilaisasi, Cita-Cita, Pelaku Utama Perekonomian Indonesia, dan Pasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dilaksanakan dalam empat siklus. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah wawancara, observasi, dan catatan lapangan. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung. Data penelitian diolah dengan menggunakan teknik analisis data dengan menggunakan triangulasi, member check, dan expert opinion. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tematik dapat meningkatkan kreativitas siswa. Pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tematik guru dituntut untuk menentukan tema yang sesuai dengan kurikulum dan perkembangan siswa SMP. Pada siklus I kreativitas siswa terlihat dari dimensi proses dimana siswa dengan cepat menyelesaikan LKS mencari kata (creative learning). Siklus II kreativitas siswa lebih menonjol pada dimensi produk, siswa membuat lambang dan iklan lowongan kerja yang sesuai dengan cita-cita mereka. Dimensi proses lebih meningkat ketika siswa melakukan diskusi kelompok pada siklus III. Pada siklus IV siswa membuat sebuah produk yang bernilai ekonomis. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan untuk menerapkan model pembelajaran tematik pada tema yang berbeda sehingga pembelajaran IPS untuk tingkat SMP sesuai dengan tuntutan kurikulum yang menyatakan bahwa pembelajaran IPS pada tingkat SMP harus dilakukan secara integrasi sehingga dapat meningkatkan kreativitas siswa.
ABSTRACT
Today, the application of learning in Junior High School, especially IPS subject is still explained partially. The result observation at the eighth class E shows the process of educational activity cannot facilitate the student in exploring their capability whether spoken or written. So that, the student’s creativity is still low in this class. This is because of that the teachers have not got much time to guide the students to do the creative activities. That’s way, it will need a learning models which can assist the teachers to integrate the materials. Consequently, the time needed by the teachers at the class, become shorter and more. However, the explained materials are more meaningful and integrated. One of them is the thematic learning models. The problems formulation in this research are how the teacher planning, doing, reflecting obstruction, and solution to increase the students creativity. In accordance with the problems above, the research thematic learning models come from the theme of the everyday’s students activity. The used theme in this research are Socialization, Goals, Indonesia Economic Prime Behavior, and Market. The research uses the qualitative approaching with the classroom action research methods which are applied in four cycles. The adopted data collection technique by the writer is interviewing, observating and journal fields. The observation subject is the students of the eighth class E in SMP Negeri 12 Bandung. The observation data process uses the data analysis technique of triangulating application, member check and expert opinion. The observation result shows that the learning of thematic learning models application can increase the students creativity. Accordingly, the learning of thematic learning models usage insist the teachers to determine the suitable theme of curriculum and students development of SMP (Junior High School). On the other hands, the cycle I of students creativity can be seen from the dimension process where the students can finish LKS fast to find the words (creative learning). And the cycle II of students creativity are more dominant in the dimension product, where the students make the symbol and the job vacant advertisement that are suitable with their ambition. The dimension process will be increasing when the students discuss the problems in the group of cycle III. In cycle IV, the students create the valuable economic product. Based on the observation result, the teachers are suggested to apply thematic learning models to the different themes. So that, IPS learning for the students of Junior High School in accordance with curriculum insistence explanation that IPS learning in Junior High School level must be done properly to increase the students creativity.
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Struktur Organisasi ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Tematik ... 10
B. Model Pembelajaran Tematik dalam Pembelajaran IPS ... 13
C. Tinjauan Tentang Kreativitas ... 23
D. Kreativitas dalam Pembelajaran IPS ... 30
E. Hubungan antara Pembelajaran Tematik dengan Kreativitas dalam Pembelajaran IPS ... 32
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 34
B. Jenis dan Desain Penelitian ... 34
D. Prosedur Penelitian ... 38
E. Instrumen Penelitian ... 42
F. Teknik Pengumpulan Data ... 44
G. Teknik Analisis dan Validitas Data ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Sekolah SMP Negeri 12 Bandung ... 48
B. Deskripsi Guru Mitra ... 57
C. Deskripsi Kelas VIII E ... 59
D. Deskripsi Siswa Kelas VIII E ... 59
E. Tahap Pembentukan Tema Pembelajaran IPS Kelas VIII ... 60
F. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 63
1. Tahap Orientasi Awal ... 63
2. Refleksi Temuan Awal Penelitian ... 68
3. Perencanaan ... 69
G. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan ... 71
1. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 ... 71
a. Deskripsi Observasi Tindakan ... 71
b. Refleksi ... 73
c. Perencanaan ... 78
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 ... 80
a. Deskripsi Observasi Tindakan ... 80
b. Refleksi ... 84
c. Perencanaan ... 89
3. Pelaksanaan Tindakan Siklus 3 ... 91
a. Deskripsi Observasi Tindakan ... 91
b. Refleksi ... 94
4. Pelaksanaan Tindakan Siklus 4 ... 99
a. Deskripsi Observasi Tindakan ... 99
b. Refleksi ... 100
H. Analisis Hasil Penelitian ... 104
I. Analisis Keterkaitan Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Kreativitas ... 125
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 131
B. Saran ... 133
DAFTAR PUSTAKA ... 135
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Dimensi Pendekatan Tematik dalam Pembelajaran IPS ... 29
4.1 Daftar Nama Kepala Sekolah yang Pernah Menjabat di SMP 12 Bandung ... 49
4.2 Data Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 12 Bandung ... 53
4.3 Pemetaan Tema Sosialisasi ... 60
4.4 Pemetaan Tema Cita-Cita ... 61
4.5 Pemetaan Tema Pelaku Utama Perekonomian Indonesia ... 61
4.6 Pemetaan Tema Pasar ... 62
4.7 Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Tematik yang Dilakukan Guru di dalam Kelas pada Siklus 1 …...……… 74
4.8 Hasil Observasi Keterlaksanaan Kreativitas pada Siklus 1 ..……….. 76
4.9 Hasil Kerja Siswa Tentang Klasifikasi Pekerjaan ... 83
4.10 Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Tematik yang Dilakukan Guru di dalam Kelas pada Siklus 2 ………...…. 85
4.11 Hasil Observasi Keterlaksanaan Kreativitas pada Siklus 2 ………….. 87
4.12 Hasil Presentasi Siswa (Siklus 3) ... 92
4.13 Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Tematik yang Dilakukan Guru di dalam Kelas pada Siklus 3 ….…………..…. 94
4.14 Hasil Observasi Keterlaksanaan Kreativitas pada Siklus 3 ………….. 96
4.15 Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Tematik yang Dilakukan Guru di dalam Kelas pada Siklus 4 ……… 101
4.16 Hasil Observasi Keterlaksanaan Kreativitas pada Siklus 4 …………. 102
4.18 Perbandingan Pelaksanaan Model Pembelajaran Tematik yang
Dilakukan Guru Pada Siklus Pertama sampai Siklus Keempat ... 108
4.19 Perbandingan Kreativitas yang Dilakukan Siswa
Pada Siklus Pertama sampai Siklus Keempat ... 110
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Langkah-Langkah PTK Model Kemmis dan Taggart ... 35
3.2 Pemetaan Tema Sosialisasi ... 37
4.1 Struktur Organisasi SMP Negeri 12 Bandung ... 49
4.2 Pemetaan Tema Sosialisasi ... 70
4.3 Pemetaan Tema Cita-Cita ... 79
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil observasi terhadap kelas VIII E
SMP Negeri 12 Bandung pada tanggal 29 Januari 2013. Berdasarkan hasil
observasi, peneliti menemukan permasalahan yang dihadapi selama proses
pembelajaran IPS di sekolah yaitu terlalu banyaknya konsep dalam materi
pembelajaran IPS, sehingga siswa lebih mementingkan pengetahuannya saja
dengan cara menghafal berbagai konsep dan siswa kurang mampu
mengembangkan konsep tersebut dengan kehidupan nyata yang mereka hadapi
sehari-hari. Sistem pendidikan seperti ini membuat anak berpikir secara parsial
dan terkotak-kotak, sehingga pada akhirnya dapat mematikan kreativitasnya.
Kreativitas siswa di SMP Negeri 12 Bandung khususnya kelas VIII E ini
rendah, hal ini disebabkan kerena siswa kurang mengekspresikan pengalamannya
baik secara lisan maupun tertulis. Siswa tidak pernah diberi kesempatan untuk
mengemukakan gagasan-gagasan yang baru. Pembelajaran pun lebih didominasi
oleh guru, sehingga siswa tidak pernah bertanya tentang materi yang belum
mereka pahami. Guru merasa tidak mempunyai banyak waktu dalam
mengembangkan kreativitas siswa ini sehingga tidak menjadi prioritas utama
dalam pembelajaran IPS.
Menurut Clark Moustakis (Munandar, 2009: 18) kreativitas adalah
pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam
bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan
orang lain. Kreativitas ini ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu
yang sebelumnya tidak ada dan dilakukan oleh seseorang atau adanya
kecenderungan untuk menciptakan sesuatu.
Pembelajaran IPS yang peneliti temukan saat ini masih bersifat tradisional,
dimana pusat pembelajaran hanya ada pada guru semata (teacher oriented). Siswa
tidak diberikan kesempatan untuk memilih pembelajaran seperti apa yang akan
2
secara lisan maupun tertulis menjadi kurang tereksplorasi di dalam kelas.
Permasalahan lain yang ditemukan oleh peneliti yaitu pada saat ini pelaksanaan
pembelajaran di SMP untuk mata pelajaran IPS masih dilakukan secara terpisah.
Kenyataan ini mendorong perlunya penerapan model pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan. Salah satu model pembelajaran yang dapat
meningkatkan kreativitas siswa dalam pelajaran IPS adalah model pembelajaran
tematik. Pembelajaran model ini akan lebih menarik dan bermakna bagi anak
karena model pembelajaran ini menyajikan tema-tema pembelajaran yang lebih
aktual dan kontekstual dalam kehidupan sehari-hari.
Model pembelajaran tematik yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu
pembelajaran yang dikemas dalam suatu tema atau bisa disebut dengan istilah
tematik yang berasal dari integrasi antara satu Kompetensi Dasar dengan
Kompetensi Dasar lainnya yang sesuai dengan silabus dan pembelajaran IPS.
Pendekatan tematik ini merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan
pengetahuan, kemahiran dan nilai pembelajaran serta pemikiran yang kreatif
dengan menggunakan tema. Dengan kata lain pembelajaran tematik adalah
pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa konsep
disiplin ilmu sosial sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi siswa.
Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik, siswa akan memahami
konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.
Model pembelajaran ini berangkat dari teori pembelajaran yang menolak
proses latihan/hafalan (drill) sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur
intelektual anak. Model pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan
konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing) (Trianto, 2011:
157). Tema yang dijadikan fokus pembelajaran diambil berdasarkan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang telah disusun oleh Badan Nasional
Standar Pendidikan (BSNP). Tema pada pembelajaran IPS kemudian
dikembangkan menjadi beberapa konsep dan ditindaklanjuti dengan berbagai
aktifitas belajar siswa yang mengarahkan pada peningkatan kreativitas siswa itu
3
Model pembelajaran tematik ini sangat cocok bagi siswa untuk
meningkatkan kreativitasnya. Setelah siswa menyelesaikan satu tema mereka
dapat memutuskan pemecahan masalah secara kreatif atau membuat produk
berupa rangkuman, kerajinan tangan, karya tulis sederhana, atau karya seni
lainnya yang dipresentasikan di depan kelas. Pembelajaran tematik juga memiliki
peluang untuk meningkatkan kreativitas akademik maupun non akademik. Hal ini
disebabkan model ini menekankan pada peningkatan kemampuan analitis
terhadap konsep-konsep yang dipadukan.
Penelitian terdahulu yang menggunakan model pembelajaran tematik
adalah penelitian tesis karya Yulia Karahmatika (2009) dengan menggunakan
metode Penelitian Tindakan Kelas yang dipublikasikan oleh Jurusan Pendidikan
IPS Pasca Sarjana UPI dengan judul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Sosial
Siswa Melalui Model Pembelajaran Tematik”. Kesimpulan dari hasil penelitian
yaitu beliau telah berhasil mendeskripsikan penerapan model pembelajaran
tematik yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses hasil
belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMP terutama dalam
berketerampilan sosial. Keterampilan sosial yang dimaksud yaitu kemampuan
bekerja sama di dalam kelompok, menyumbangkan dan menerima pendapat di
dalam tugas dan diskusi, juga mengembangkan kepemimpinan siswa.
Penelitian lain juga dikemukakan oleh Setiana (2009) dengan judul “Pengaruh Implementasi Pendekatan Tematik Model Webbing Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Dan Kreativitas Siswa Dalam Pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial”. Penelitian ini adalah penelitian tesis dengan
menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dipublikasikan oleh Jurusan
Pendidikan IPS Pasca Sarjana UPI. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa
implementasi pendekatan tematik model webbing dapat berpengaruh secara
signifikan terhadap peningkatan pemahaman konsep oleh siswa kelas III dalam
pembelajaran IPS SD. Peningkatan pemahaman konsep sebagai dampak dari
implementasi pembelajaran tematik model webbing masih terbatas pada konsep
konkret yang mencapai penguasaan 80% sedangkan pada konkret abstrak
4
peningkatan kreativitas siswa kelas III pada pembelajaran IPS SD. Peningkatan
kreativitas siswa sebagai dampak atas implementasi pendekatan tematik model
webbing masih terbatas pada tahap, tingkat, dan derajat kreativitas tertentu.
Ditinjau dari aspek tahapan kreativitas, peningkatan secara signifikan hanya
terjadi pada tahap persiapan dan inkubasi. Ditinjau dari aspek tingkatan kreativitas
berdasarkan sudut pandang person, pendekatan pembelajaran tematik model
webbing mampu meningkatkan kreativitas anak secara signifikan pada tingkat
kelancaran dan kepraktisan. Ditinjau dari aspek produk kreativitas, pembelajaran
tematik model webbing mampu mengembangkan dimensi kreativitas praktis dan
berguna. Dari aspek derajat kreativitasnya, pendekatan pembelajaran tematik
model webbing ternyata mampu meningkatkan keseluruhan tingkat kreativitas
yakni rasa ingin tahu, suka meneliti/mengamati dan berkreasi sederhana.
Berdasarkan penelitian terdahulu di atas maka pembelajaran IPS
hendaknya dilaksanakan melalui pendekatan pembelajaran tematik baik secara
internal (disiplin ilmu) maupun eksternal (dikaitkan dengan mata pelajaran lain).
Oleh karena itu, saran dari penelitian di atas menyebutkan bahwa untuk peneliti
selanjutnya untuk lebih menitikberatkan pada strategi guru dan gaya guru untuk
meningkatkan dimensi kreativitas yang lebih tinggi dengan menggunakan model
pembelajaran tematik.
Menurut Depdikbud (1996: 3) model pembelajaran tematik adalah
pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual
maupun kelompok, aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip
secara holistik dan otentik. Namun demikian, masih banyak pihak yang belum
memahami dan mampu menerapkan model pembelajaran ini secara baik.
Kegiatan pembelajaran masih bepusat pada guru (teacher oriented). Serta
guru masih kesulitan untuk mengintegrasikan pembelajaran, karena background
guru yang bukan dari lulusan sarjana IPS. Hal ini menyebabkan siswa kurang
memahami materi secara keseluruhan yang mengakibatkan kurangnya
pemahaman konsep siswa terhadap mata pelajaran IPS, sehingga kreativitas siswa
5
Hal tersebut sejalan dengan hasil wawancara peneliti dengan guru mitra
Ibu Yani Chendrayani, S.Pd. Beliau merasa cukup kesulitan dalam
mengintegrasikan pelajaran IPS di SMP, karena Ibu ini lulusan dari pendidikan
sejarah, sehingga dalam pembelajaran IPS, konsep disiplin ilmu sejarah lebih
mendominasi dalam proses pembelajaran di kelas yang pada akhirnya
menyebabkan konsep IPS yang disampaikan guru menjadi terpisah-pisah.
Masalah rendahnya kreativitas siswa dalam pembelajaran IPS tersebut, terkait
langsung dengan kemampuan guru itu sendiri untuk berinovasi khususnya dalam
mengembangkan model pembelajaran. Latar belakang pendidikan ilmu sosial
pada guru IPS di tingkat SMP menjadi salah satu kendala bagi guru untuk
menyelenggarakan pendidikan secara terintegrasi.
Berangkat dari permasalahan tersebut, melalui penelitian ini diharapkan
dapat memperbaiki proses pembelajaran IPS. Karena penelitian ini dilakukan
secara kolaboratif yang menyertakan guru sebagai subjek penelitian, sehingga
pada akhirnya di samping memperkenalkan model pembelajaran tematik, juga
secara substansial dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPS terutama
untuk meningkatkan kreativitas siswa.
Dengan menyadari gejala-gejala atau kenyataan di atas, maka dalam
penelitian ini penulis mengambil judul “Penerapan Model Pembelajaran
Tematik Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Dalam Pembelajaran IPS
6
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka masalah yang diangkat pada penelitian
ini adalah seperti berikut:
1. Rumusan Masalah Umum
“Bagaimana penerapan model pembelajaran tematik untuk meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung?”
2. Rumusan Masalah Khusus
a. Bagaimana merencanakan model pembelajaran tematik dalam
meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS di kelas
VIII E SMP Negeri 12 Bandung?
b. Bagaimana melaksanakan model pembelajaran tematik dalam
meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS di kelas
VIII E SMP Negeri 12 Bandung?
c. Bagaimana merefleksikan model pembelajaran tematik dalam
meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS di kelas
VIII E SMP Negeri 12 Bandung?
d. Bagaimana kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan model
pembelajaran tematik untuk meningkatkan kreativitas siswa pada
pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung?
e. Bagaimana upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala
dalam menerapkan model pembelajaran tematik untuk
meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS di kelas
7
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
“Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran tematik dalam meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII E
SMP Negeri 12 Bandung”.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mengidentifikasi rancangan penerapan model pembelajaran tematik
dalam meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS di kelas
VIII E SMP Negeri 12 Bandung.
b. Mengeksplorasi model pembelajaran tematik dalam meningkatkan
kreativitas siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri
12 Bandung.
c. Merefleksikan model pembelajaran tematik dalam meningkatkan
kreativitas siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri
12 Bandung.
d. Mengidentifikasi kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan
model pembelajaran tematik untuk meningkatkan kreativitas siswa
pada pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung.
e. Menganalisis upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala
dalam menerapkan model pembelajaran tematik untuk meningkatkan
kreativitas siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri
12 Bandung.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
perkembangan dunia pendidikan terutama bagi peningkatan kualitas pembelajaran
8
2. Manfaat Praktis
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dan
kontribusi bagi berbagai pihak, terutama pihak-pihak yang berhubungan dengan
dunia pendidikan, seperti :
a. Bagi Siswa
1. Meningkatkan kreativitas sebagai dasar untuk mengembangkan
kemampuan berfikir kreatif.
2. Memberikan wawasan serta dapat mengembangkan kemampuan
serta kualitas siswa dalam pembelajaran IPS.
b. Bagi Guru
1. Melatih guru untuk meningkatkan kemampuan dalam
melaksanakan proses pembelajaran yang bersifat terpadu
(integrated) dengan menggunakan model pembelajaran tematik.
2. Meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.
c. Bagi Sekolah
1. Sekolah mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk
memajukan sekolahnya melalui penerapan model pembelajaran
tematik.
2. Sekolah diharapkan mampu mencermati kebutuhan siswa.
E. Struktur Organisasi
Skripsi ini tersusun dari lima bab dengan rincian sebagai berikut:
Bab I adalah bab pendahuluan, yang akan menguraikan secara umum
tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, serta struktur organisasi.
Bab II berisi kajian pustaka yang memuat pengertian dan konsep dasar
model pembelajaran tematik serta kajian tentang kreativitas. Pada bab ini juga
disampaikan mengenai bukti-bukti empirik yang berhubungan dengan konsep
9
Bab III merupakan metode penelitian yang mencakup lokasi dan subjek
penelitian, jenis dan desain penelitian, definisi operasional, prosedur penelitian,
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis dan validitas data.
Bab IV membahas laporan hasil penelitian yang meliputi observasi dan
refleksi awal, pelaksanaan tindakan yang akan menempuh beberapa siklus,
analisis hasil penelitian serta analisis keterkaitan penerapan model pembelajaran
tematik untuk meningkatkan kreativitas.
Bab V menguraikan tentang penutup yang mencakup kesimpulan dan
saran terhadap proses pembelajaran, pendidik, dan pemegang kebijakan yang
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMP Negeri 12 Bandung Jalan
Dr. Setiabudhi No. 195 untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VIII.
Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal semester 2 tahun ajaran 2012/2013,
yaitu bulan Januari sampai dengan Juni tahun 2013. Penentuan waktu penelitian
mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa
siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.
Penelitian ini dilaksanakan di Kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung, pada
Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 36 anak, terdiri dari
20 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki. Karakteristik siswa kelas VIII E
secara kemampuan merupakan kelas yang heterogen.
B. Jenis dan Desain Penelitian
Permasalahan inti dalam penelitian ini adalah penerapan model tematik
untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPS. Permasalahan ini
berkaitan dengan proses pembelajaran mata pelajaran IPS di Sekolah Menengah
Pertama. Hal ini berarti penelitian bertujuan untuk memecahkan permasalahan
dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu penelitian ini bersifat penelitian
tindakan kelas (classroom action research).
Secara esensial penelitian tindakan kelas adalah kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan menggunakan prosedur tertentu untuk mencari informasi
tentang pembelajaran yang dilakukan guru maupun siswa di kelas. Penelitian
tindakan kelas ini berupaya untuk memecahkan masalah pembelajaran dengan
melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata. Oleh karena itu
penelitian tindakan kelas sangat tepat dilakukan peneliti untuk mengetahui
kelemahan dan kekurangan dalam proses belajar mengajar, sehingga kekurangan
35
Penelitian ini akan dimulai dengan studi pendahuluan atau tahap orientasi
awal, temuan dari orientasi awal, kemudian dijadikan bahan refleksi bersama
antara peneliti dengan observer, untuk menentukan langkah-langkah kegiatan
selanjutnya (tindakan, observasi, refleksi, dan penyusunan rencana ulang) hingga
tujuan penelitian tercapai.
Desain Penelitian mengacu pada model Kemmis dan MC Taggart
(Arikunto, 2010: 16) yang terdiri atas 4 komponen, yaitu perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi. Rencana Tindakan dapat digambarkan pada Gambar 3.1
Gambar 3.1 Langkah-Langkah PTK Model Kemmis dan Taggart
(Sumber: Arikunto, 2010: 16)
Alasan peneliti memilih model Kemmis dan Taggart karena model ini
hanya membutuhkan satu kali tindakan pada setiap siklusnya. Langkah pertama
yaitu perencanaan, selanjutnya pelaksanaan, pengamatan, kemudian refleksi. Perencanaan
Pelaksanaan
Refleksi SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
36
Menurut Sanjaya (2011: 57) model ini memiliki unsur-unsur sebagai
berikut:
1. Adanya perencanaan, yakni kegiatan yang disusun sebelum tindakan
dimulai. Peneliti menyusun tindakan yang sesuai observasi awal,
kemudian setelah hasilnya diketahui bahwa kreativitas siswa kurang maka
peneliti merencanakan pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas
siswa baik dalam dimensi proses maupun dimensi produk.
2. Adanya tindakan itu sendiri, yakni perlakuan yang dilaksanakan oleh
peneliti sesuai dengan perencanaan yang disusun sebelumnya. Dalam
pelaksanaannya peneliti pun dibantu oleh guru mitra yang berperan
sebagai observer.
3. Observasi, yakni kegiatan yang dilakukan oleh pengamat (observer) untuk
mengumpulkan informasi tentang tindakan yang dilakukan peneliti
termasuk pengaruh yang ditimbulkan oleh perlakuan guru. Obervasi juga
dilakukan untuk mengamati kegiatan siswa selama penelitian berlangsung.
4. Refleksi, yakni kegiatan yang dilakukan untuk mengkaji dan menganalisis
hasil observasi, terutama untuk melihat berbagai kelemahan yang perlu
diperbaiki.
C. Definisi Operasional
Untuk memperoleh kesamaan pandangan dan menghindari perbedaan
dalam penelitian ini, penulis kemukakan beberapa istilah sebagai berikut:
1. Model Pembelajaran Tematik
Model pembelajaran tematik ini merupakan bagian dari pembelajaran
terpadu. Pembelajaran terpadu adalah pendekatan yang memungkinkan peserta
didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan
menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik (Depdikbud, 1996 :3).
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan model pembelajaran tematik
adalah model pembelajaran yang berangkat dari satu tema yang diambil dari
37
SMP/MTs yang diintegrasikan secara kreatif dan inovatif untuk memacu
semangat belajar siswa sehingga dapat meningkatkan kreativitasnya.
Dengan demikian yang dimaksud dengan upaya meningkatkan kreativitas
siswa melalui model pembelajaran tematik pada penelitian ini adalah proses
pembelajaran IPS dengan menggunakan tema-tema tertentu untuk meningkatkan
kreativitas siswa sekolah menengah pertama khususnya siswa SMP Negeri 12
Bandung kelas VIII E.
Salah satu tema yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sosialisasi.
Berikut adalah gambar pemetaan tema yang digunakan dalam penelitian:
Gambar 3.2 Pemetaan Tema Sosialisasi
Indikator model pembelajaran tematik yang peneliti lakukan diadaptasi
dari pendapat Kunandar (2009: 335) tentang karakteristik-karakteristik
pembelajaran tematik, yaitu:
a. Berpusat pada siswa
b. Memberikan pengalaman langsung
c. Pemisahan antar disiplin ilmu sosial tidak begitu jelas
d. Menyajikan konsep dari berbagai disiplin ilmu sosial
e. Bersifat fleksibel
f. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
g. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
38
2. Kreativitas
Menurut Clark Moustakis (Munandar, 2009: 18) kreativitas adalah
pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam
bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan
orang lain. Kreativitas yang dimaksud dalam penelitian ini dilihat dari aspek
proses dan produk dari kreativitas itu sendiri yang ditandai oleh adanya kegiatan
menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada maupun hal-hal yang sudah ada
sebelumnya dan dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk
menciptakan sesuatu.
Kreativitas sebagai fokus penelitian ini terutama kemampuan untuk:
a. Berani mengemukakan pendapat dengan gagasan-gagasan baru.
b. Menghasilkan suatu produk atau karya nyata yang kreatif yang sesuai
dengan tema pembelajaran.
c. Mampu mengekspresikan kemampuannya baik secara lisan maupun
tertulis. Contohnya dapat menceritakan atau menulis cerita imajinatif.
d. Berani mengajukan pertanyaan.
e. Mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi.
f. Percaya diri
g. Toleran terhadap perbedaan pendapat
Metode belajar yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran IPS
diantaranya metode berkelompok, diskusi, dan tanya jawab dengan harapan akan
meningkatkan kreativitas siswa SMP pada mata pelajaran IPS. Prinsip belajar
sambil bermain pun dilakukan dalam penelitian ini yang bertujuan untuk mamacu
kreativitas siswa dalam proses pembelajaran.
D. Prosedur Penelitian
1. Observasi Awal
Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini, mengembangkan
sebagaimana lazimnya dalam penelitian tindakan yaitu berbentuk siklus.
Penelitian ini dilaksanakan tidak hanya dalam satu siklus saja, melainkan
39
Sebelum tahap-tahap siklus dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan studi
kelayakan penelitian pendahuluan (orientasi) untuk mengidentifikasi dan
mengangkat masalah dan ide yang tepat dalam kemampuan guru mengembangkan
atau meningkatkan kreativitas siswa pada mata pelajaran IPS di Sekolah
Menengah Pertama dengan menggunakan model pembelajaran tematik. Pada
kegiatan ini, guru sudah terlibat secara aktif dan intensif dalam rangkaian kegiatan
penelitian.
Observasi awal dilakukan dengan pengamatan dan wawancara.
Wawancara dilakukan terhadap guru mata pelajaran IPS Ibu Yani Chendrayani,
S.Pd. (YC) dan pengamatan dilakukan terhadap proses pembelajaran, semuanya
dilakukan untuk mengumpulkan informasi awal mengenai kondisi awal siswa dan
untuk mengetahui kekurangan-kekurangan selama proses pembelajaran IPS yang
berlangsung di kelas VIII E SMPN 12 Bandung.
2. Refleksi Awal
Berdasarkan hasil observasi awal, memunculkan permasalahan yang akan
ditindaklanjuti dengan memberikan tindakan yang menjawab permasalahan.
Tindakan yang dipilih merupakan tindakan yang akan memberikan dampak positif
terhadap permasalahan yang ada.
a. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas
Perencanaan tindakan disusun berdasarkan masalah-masalah yang
ditemukan selama tahap pendahuluan. Berdasarkan permasalahan-permasalahan
tersebut, diperlukan persiapan pelaksanaan penelitian pada setiap siklus.
Sebelum pelaksanaan PTK dibuat berbagai input instrumental yang akan
digunakan untuk memberikan perlakuan dalam PTK, yaitu Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang akan dijadikan PTK, yaitu dengan menggunakan tema
Sosialisasi dengan Kompetensi Dasar (KD) yang diintegrasikan, yaitu: a.
Mendeskripsikan bentuk-bentuk hubungan sosial; b. Mendeskripsikan
pelaku-pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia Selain itu, juga akan
dibuat perangkat pembelajaran yang berupa: 1) lembar kegiatan siswa; 2) lembar
40
b. Siklus Pertama
1) Tahap Rencana Tindakan
Tahap rencana tindakan pada siklus 1 juga menyangkut rencana penelitian.
Persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
a) Mengadakan pertemuan, peneliti dan guru pengamat berdiskusi
tentang persiapan penelitian.
b) Menyusun jadwal penelitian tindakan kelas.
c) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan tema
Sosialisasi.
d) Menyusun lembar kegiatan siswa yang dapat memicu kreativitas siswa
dengan tema Sosialisasi. Kreativitas yang dimaksud dalam penelitian
ini yaitu:
(1) Siswa diminta untuk mencari kata (creative learning) yang
berhubungan dengan tema Sosialisasi.
(2) Siswa diminta untuk membuat karangan (cerita kreatif) tentang
hubungan sosial yang pernah mereka alami sehari-hari baik itu di
rumah, sekolah, maupun lingkungan sekitar siswa.
(3) Siswa diminta untuk menganalisis masalah yang bersumber dari
media cetak (koran) kemudian siswa membuat solusi kreatif dalam
memecahkan masalah tersebut.
e) Menyusun lembar observasi mengenai kemampuan kreativitas siswa.
f) Menyusun lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran
tematik.
g) Menyusun lembar catatan lapangan.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan perencanaan
tindakan yang telah disiapkan sebelumnya. Pelaksanaan tindakan ini
menggunakan perangkat pembelajaran yang telah disusun pada perencanaan
41
Pada tahap ini, siswa mulai diberi tindakan-tindakan untuk merumuskan
tema apa yang akan dipelajarinya. Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan
perangkat pembelajaran yang telah disusun sebelumnya yaitu model pembelajaran
tematik. Adapun tahapannya sebagai berikut.
a) Pemetaan Kompetensi Dasar
Pada tahap ini guru melakukan pemetaan pada semua Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar bidang kajian IPS yang dapat dipadukan. Kegiatan
ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh.
Kegiatan ini pun dilakukan bersama-sama siswa, sehingga proses
pembelajaran pun melibatkan siswa secara langsung.
b) Penentuan Topik/Tema
Setelah pemetaan Kompetensi Dasar selesai, langkah selanjutnya
dilakukan penentuan topik/tema. Topik/tema yang ditentukan harus
relevan dengan Kompetensi Dasar yang telah dipetakan. Dengan
demikian, dalam satu mata pelajaran IPS pada satu tingkatan kelas
terdapat beberapa topik yang akan dibahas. Tema juga dipilih berdasarkan
konsensus antar siswa, misal dari buku-buku bacaan, pengalaman, minat,
dan isu-isu yang sedang berkembang di mayarakat.
c) Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Guru menyampaikan kepada siswa tentang kegiatan-kegiatan belajar yang
harus ditempuh siswa dalam mempelajari tema/topik atau materi
pembelajaran terpadu.
d) Membimbing siswa melakukan kegiatan kreatif
Guru membimbing siswa untuk melakukan kegiatan kreatif setelah mereka
memahami satu tema yang sebelumnya telah dibahas bersama-sama.
Contohnya seperti curah pendapat tentang tema yang telah ditentukan,
menceritakan atau menulis cerita imajinatif dan membuat sebuah karya
42
e) Membimbing siswa mengembangkan dan memamerkan hasil karya
Guru membimbing siswa untuk melaporkan hasil karyanya di depan kelas
dalam bentuk presentasi. Setiap individu mendapatkan kesempatan untuk
mempresentasikan hasil karyanya tersebut.
f) Mengevaluasi dan menganalisis proses kegiatan belajar mengajar
Guru bersama siswa mengkaji ulang proses kegiatan belajar mengajar
yang telah dilakukan. Apakah karya yang siswa hasilkan sesuai dengan
tema yang telah ditentukan sebelumnya atau tidak. Pada tahap ini siswa
diminta melakukan refleksi dengan menjawab pertanyaan yang diajukan.
3) Tahap Pengamatan (Observasi)
Dalam penelitian ini pelaksanaan observasi dilaksanakan bersamaan
dengan pelaksanaan pembelajaran. Observasi dilakukan oleh observer, dalam hal
ini yaitu guru mitra. Observasi dilakukan dalam upaya pengumpulan data. Data
yang dikumpulkan adalah data deskriptif kualitatif.
4) Tahap refleksi
Hasil analisis data digunakan sebagai bahan refleksi yaitu merupakan
kegiatan analisis dan interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari
pelaksanaan tindakan. Tahap refleksi menghasilkan hal positif (kelebihan) dan hal
negatif (kekurangan) tentang kreativitas siswa, maupun keterlaksanaan
pembelajaran dengan model pembelajaran tematik.
Hal positif (kelebihan) terus dilanjutkan pada siklus selanjutnya. Observer
sekaligus peneliti mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang
ditemukan dan diterapkan pada siklus berikutnya.
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti sendirilah yang menjadi instrumen utama
yang turun ke lapangan untuk mengumpulkan data sesuai dengan keperluan
penelitian. Dengan posisi sebagai instrumen utama, peneliti juga menggunakan
43
lapangan, lembar panduan observasi, pedoman wawancara, profil sekolah dan
dokumentasi.
1. Lembar Observasi
Lembar observasi kreativitas dilakukan untuk melihat kreativitas siswa
yang muncul dalam proses pembelajaran di kelas. Pelaksanaan observasi
dilakukan dengan memberikan komentar dan tanda ceklis (√) pada keterlaksanaan
model pembelajaran tematik dan kreativitas yang dilakukan oleh siswa. Lembar
observasi keterlaksanaan proses pembelajaran dengan model pembelajaran
tematik dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kesesuaian antara
perencanaan yang dilakukan guru sebelum mengajar dengan keterlaksanaan di
dalam kelas.
Instrumen ini digunakan observer untuk mengamati peneliti dan aktivitas
siswa pada saat pembelajaran atau tindakan berlangsung. Panduan observasi
dalam mengamati keterlaksanaan model pembelajaran tematik yaitu guru
melakukan pemetaan kompetensi dasar, menentukan topik/tema yang sesuai
dengan kompetensi dasar, menentukan tema sesuai dengan isu sentral yang
sedang berkembang saat ini, mengembangkan pembelajaran melalui tema yang
telah ditentukan, mengintegrasikan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan
mata pelajaran yang lainnya, menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan
menyenangkan, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, dan
memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Panduan observasi dalam aspek
kreativitas yaitu berani mengemukakan pendapat dengan gagasan-gagasan baru,
menghasilkan suatu produk atau karya nyata yang kreatif yang sesuai dengan
tema pembelajaran, mampu mengekspresikan kemampuannya baik secara lisan
maupun tertulis. Contohnya dapat menceritakan atau menulis cerita imajinatif,
berani mengajukan pertanyaan, mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, percaya
diri, dantoleran terhadap perbedaan pendapat
2. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan rekaman kejadian yang dilakukan oleh
observer maupun peneliti sendiri untuk menuliskan hal-hal yang terjadi selama
44
terhadap keterlaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran tematik dan
kreativitas siswa.
3. Lembar Wawancara
Menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui pendapat atau sikap
siswa tentang model pembelajaran tematik. Serta untuk mengetahui kualitas guru
dalam melaksanakan model pembelajaran di kelas dalam meningkatkan
kreativitas siswa.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas peserta didik selama
kegiatan pembelajaran, sebagai upaya untuk mengetahui kesesuaian antara
perencanaan dan pelaksanaan tindakan. Observasi dilaksanakan secara
menyeluruh di dalam kelas.
Observasi dilakukan oleh peneliti dan guru mitra yang berlaku sebagai
observer dengan berpedoman pada instrumen atau lembar observasi. Pengamat
dapat mengamati aspek-aspek yang sesuai dengan yang tertera pada lembar
observasi sehingga dapat mengukur atau menilai proses belajar antara lain:
tingkah laku peserta didik pada waktu belajar, kegiatan kreatif yang dilakukan
peserta didik, partisipasi peserta didik pada saat presentasi hasil karyanya. Jadi
melalui pengamatan dapat diketahui bagaimana sikap dan perilaku peserta didik,
kegiatan yang dilakukan, tingkat partisipasi saat melakukan kegiatan, proses
kegiatan yang dilakukan, bahkan hasil yang diperoleh dari kegiatan. Observasi
dilakukan pada saat proses kegiatan itu berlangsung.
2. Catatan lapangan
Catatan lapangan dilakukan untuk mendeskripsikan kegiatan
pembelajaran. Adapun tujuannya untuk memperoleh data secara obyektif, yang
tidak tertulis dalam lembar observasi selama pemberian tindakan. Catatan
lapangan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk penyempurnaan pada
45
Peneliti menyusun catatan lapangan yang berkaitan dengan kondisi
pembelajaran atau iklim pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 12
Bandung. Semua data atau temuan di lapangan yang berkaitan dengan suasana
belajar di kelas VIII E pada saat pembelajaran IPS, pengelolaan kelas, kegiatan
guru atau kegiatan siswa dicatat dalam catatan lapangan (field notes). Catatan
lapangan ini juga berisi tentang komentar sebagian siswa di kelas VIII E dan guru.
Beberapa kejadian yang terjadi dalam proses belajar mengajar, dicatat dalam
catatan lapangan sebagai bahan refleksi dan analisis.
3. Wawancara
Untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan penerapan model
pembelajaran tematik. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan untuk
memperoleh data tentang sejauh mana dukungan sekolah dan lingkungan terhadap
peningkatan kualitas proses belajar, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini terhadap guru mitra
dan beberapa orang siswa.
Pada tahap penelitian, peneliti melakukan wawancara dengan guru mitra
yang mengajar IPS di kelas VIII E. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui
latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar, metode pada saat mengajar IPS
dan kegiatan pendidikan yang pernah diikuti baik pelatihan, lokakarya, maupun
seminar. Wawancara juga dilakukan dengan beberapa siswa di kelas VIII E,
tujuannya untuk mengetahui sikap mereka terhadap pelajaran IPS, cara guru
mengajar, (performance) guru dan sikap siswa terhadap guru. Informasi yang
diperoleh melalui wawancara awal tersebut membantu penulis untuk melihat serta
memperoleh gambaran awal pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 12
46
G. Teknik Analisis dan Validitas Data
1. Rencana Analisis Data
Semua data yang terkumpul melalui observasi, mengalami proses analisis
sebagai berikut triangulasi, penyederhanaan data, dan menyimpulkan data. Data
yang terkumpul terdiri dari kreativitas siswa dianalisis secara deskriptif
berdasarkan karya yang dihasilkan oleh siswa itu sendiri (produk) yang muncul
atau dimiliki oleh siswa pada saat proses pembelajaran. Kreativitas siswa yang
diamati yaitu melalui pengamatan tentang kreativitas siswa yang muncul baik
dalam dimensi proses maupun dalam dimensi produk.
2. Kegiatan Validitas Data
Dalam kegiatan validitas data pada penelitian tindakan kelas ini
menggunakan teknik triangulasi, member check, dan expert opinion.
a. Triangulasi
Menurut Lexy J. Moleong (2012: 330) triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Teknik
triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber
lainnya.
Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan
melalui sumber lainnya. Teknik triangulasi yaitu suatu cara untuk mendapatkan
informasi yang akurat dengan menggunakan berbagai metode agar informasi itu
dapat dipercaya kebenarannya sehingga peneliti tidak salah mengambil keputusan
(Sanjaya, 2011: 117)
Menurut Wina Sanjaya (2011: 112) terdapat beberapa cara menggunakan
triangulasi, yaitu :
1) Dengan menggunakan waktu yang cukup dalam proses penelitian.
2) Dengan membandingkan teori-teori yang relevan dengan masalah
penelitian. Artinya peneliti melakukan perbandingan antarteori.
3) Dengan cara mencari data dari berbagai suasana, waktu, dan tempat
sehingga peneliti dapat melakukan pengecekan atau dapat membandingkan
47
4) Dengan cara mengamati objek yang sama dalam berbagai situasi. Artinya
peneliti perlu mengembangkan berbagai instrumen untuk mendapatkan
informasi yang sama.
5) Mencari data dari berbagai sumber.
6) Menggunakan berbagai metode dan teknik analisis data.
b. Member Check (Pengecekan anggota)
Pengecekan anggota dilakukan dengan cara mendiskusikan hasil penelitian
kepada sumber-sumber data yang telah memberikan data, yaitu siswa, guru, dan
kolabolator. Kegiatan ini penulis lakukan dengan cara menanyakan kembali
informasi yang disampaikan sebagian siswa kelas VIII E dan Ibu YC pada waktu
yang berbeda.
c. Expert Opinion
Expert opinion yaitu meminta nasehat dari pakar atau ahli. Pada penelitian
tindakan kelas ini, expert opinion dilakukan dengan meminta saran atau nasehat
dari dosen pembimbing. Dalam kegiatan ini peneliti mengkonsultasikan temuan
peneliti kepada Dr. Eded Tarmedi, M.A selaku pembimbing I dan kepada Yeni
Kurniawati, M.Pd selaku pembing II, untuk memperoleh arahan dan masukan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Umum
Penerapan model pembelajaran tematik dalam meningkatkan kreativitas
siswa pada pembelajaran IPS di Sekolah Menengah Pertama Negeri 12 Bandung
kelas VIII E sangat membantu siswa dalam memahami konsep dan generalisasi
masing-masing disiplin ilmu sosial yang berbeda dengan menggunakan sebuah
tema dalam proses pembelajaran. Siswa lebih memahami makna keterpaduan
materi IPS yang berasal dari berbagai disiplin ilmu sosial yaitu, sejarah, geografi,
ekonomi, dan sosiologi. Pengembangan kreativitas siswa pun lebih meningkat
karena guru mampu menggunakan prinsip belajar sambil bermain sehingga dalam
proses pembelajaran pun siswa tidak dibatasi ruang geraknya dalam
mengeksplorasi kemampuan baik secara tertulis maupun secara lisan, yang pada
akhirnya pembelajaran IPS pun jauh lebih bermakna.
Penerapan model ini dimaksudkan untuk menjembatani antara banyaknya
disiplin ilmu sosial yang harus dipelajari siswa SMP dengan keterbatasan guru
dalam mengembangkan kreativitas siswa di dalam kelas. Meskipun disiplin ilmu
sosial yang harus dipelajari siswa sangat banyak, melalui model pembelajaran
tematik ini, kesulitan siswa tersebut dapat diatasi dengan baik bahkan guru pun
mampu mengembangkan kreativitas siswa melalui model pembelajaran tematik
ini.
B. Kesimpulan Khusus
1. Perencanaan yang dilakukan guru dalam menerapkan model
pembelajaran tematik untuk meningkatkan kreativitas siswa terdapat
empat tahap, yaitu pemetaan Kompetensi Dasar, penentuan
Topik/tema, penjabaran (perumusan) Kompetensi Dasar ke dalam
indikator sesuai topik/tema, dan pengembangan silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran. Dalam hal ini perencanaan yang matang
dalam membentuk sebuah tema yang sesuai dengan Standar
132
kreatif juga dalam mengemas tema pembelajaran yang menarik bagi
siswa. Guru juga memilih metode, media, sumber, dan evaluasi belajar
yang lebih kreatif dan inovatif sehingga dapat meningkat kreativitas
siswa pada mata pelajaran IPS.
2. Pelaksanaan model pembelajaran tematik untuk meningkatkan
kreativitas siswa dalam proses pembelajaran di kelas pada mata
pelajaran IPS dilakukan guru dengan melaksanakan tiga tahap
pelaksanaan, yaitu tahap kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
akhir. Kreativitas siswa pun dikembangkan melalui dua dimensi
kreativitas yaitu dimensi proses dan dimensi produk. Pelaksanaan
model pembelajaran tematik pun dapat membantu guru dalam
mengembangkan pembelajaran IPS yang lebih bermakna bagi siswa.
3. Refleksi yang dilakukan guru lebih kepada untuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan dalam penerapan model pembelajaran
tematik, yaitu dalam hal pengembangan tema pembelajaran. Guru
harus mampu membuka wawasannya dalam mengembangkan sebuah
tema yang ada kaitannya dengan masing-masing disiplin ilmu sosial
seperti ekonomi, sosiologi, sejarah, dan sosiologi.
4. Kendala yang dihadapi oleh guru untuk meningkatkan kreativitas
siswa melalui model pembelajaran tematik pada pembelajaran IPS,
bersifat relatif dan lebih menekankan pada keterbatasan waktu
dikaitkan dengan luasnya permasalahan nyata serta luasnya materi
yang harus dipelajari siswa. Keterbatasan guru dalam mengembangkan
tema menjadi kendala utama selain kendala yang lain muncul dari segi
siswa, bahwa siswa belum terbiasa menggunakan model pembelajaran
tematik sebagai model yang digunakan ketika proses belajar mengajar
pada pembelajaran IPS, sehingga siswa merasa bingung ketika guru
memulai pembelajaran dari sebuah tema yang sebetulnya tidak ada
dalam buku paket yang dipegang siswa. Siswa terlalu fokus kepada
sumber belajar yaitu buku paket yang diberikan pihak sekolah. Buku
133
menyulitkan guru dalam memberi pengertian kepada siswa bahkan
sebetulnya buku paket itu hanya sebagai acuan dalam proses
pembelajaran.
5. Upaya yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kreativitas siswa
melalui model pembelajaran tematik pada pembelajaran IPS yaitu guru
harus lebih mengembangkan kemampuannya dalam mengintegrasikan
masing-masing disiplin ilmu sosial menjadi sebuah tema sehingga
dapat memacu kreativitas dan pemahaman siswa tentang model
pembelajaran tematik. Dengan demikian peran guru di dalam kelas
tidak terlalu mendominasi karena hampir seluruh aktifitas di kelas
dilakukan oleh siswa.
C. Saran
Beberapa saran yang dapat disampaikan peneliti kepada pihak yang akan
melaksanakan penelitian sejenis sehubungan dengan hasil penelitian adalah
sebagai berikut.
1. Bagi peneliti khususnya, upaya meningkatkan kreativitas siswa melalui model
pembelajaran tematik pada pembelajaran IPS di Sekolah Menengah Pertama
dapat dikembangkan pada penelitian lebih lanjut dengan menggunakan tema
yang berbeda dengan tujuan peningkatan kualitas proses pembelajaran.
2. Peningkatan kreativitas dalam dimensi proses dengan menggunakan model
pembelajaran tematik dalam penelitian ini masih rendah, maka untuk
penelitian selanjutnya yang berkenaan dengan kreativitas hendaknya
dititikberatkan pada strategi dan gaya guru untuk meningkatkan kreativitas
khususnya dimensi proses.
3. Bagi pendidik yang ingin menerapkan model pembelajaran tematik supaya
menentukan tema yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa dan tema
yang dipilih lebih beragam lagi. Sehingga dapat meningkatkan profesional
guru SMP serta diharapkan guru lebih kreatif dan inovatif dalam mengemas
134
4. Bagi pemegang kebijakan, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
salah satu masukan khususnya bagi Dinas Pendidikan yang ada di Kota
Bandung, umumnya bagi Dinas Pendidikan yang ada di seluruh Indonesia
untuk lebih mensosialisasikan model pembelajaran tematik pada guru SMP
khususnya mata pelajaran IPS. Dengan demikian kinerja guru dalam proses
pembelajaran pun dapat meningkat seiring dengan pemahaman guru IPS
tentang keterpaduan materi yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Daties, M. (2010). Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran IPS Kelas VII Pokok Bahasan Kreativitas dalam Tindakan Ekonomi di SMP Negeri 143 Jakarta Utara). Tesis tidak diterbitkan. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.
Depdikbud. (1996). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Puskur Balitbang Depdiknas Prov. Jabar.
Depdiknas. (2007). Naskah Kajian Kurikulum Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan (IPS). Departemen Pendidikan Nasional: Badan Penelitian dan Sosial Pengembangan Pusat Kurikulum.
Filsaime, D. K., (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Karahmatika, Y. (2009). Upaya Meningkatkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Melalui Model Pembelajaran Tematik (Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran IPS Kelas VIII SMP Negeri 3 Lembang). Tesis tidak diterbitkan. Bandung. Jurusan Pendidikan IPS SPs UPI.
Kunandar. (2009). Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Moleong, J. (2012). Metotodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. (2005). Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT. Rosdakarya.
Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Mustolikh. (2012). Model Pembelajaran Tematik Kebencanaan Berbasis Konstruktivistik Dalam Ilmu Pengetahuan Sosial. Makalah yang dipaparkan pada Seminar Nasional Inovasi Pembelajaran IPS. UPI Bandung.
136
NCSS. (1994). “Curriculum Standar for Social Studies, Expection for Excelence”. Washington: NCSS.
Nurhasanah. (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Tematik Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa. Tesis tidak diterbitkan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Peraturan Menteri No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Rachmawati, Y dan Kurniati, E (2010). Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak. Jakarta: Kencana.
Ruhimat, M. (2011). Proceeding International Seminar: Developing Social Skill and Characters in Teaching Social Studies in School. Bandung: FPIPS UPI.
Sanjaya, W. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.
Sapriya. (2012). Pendidikan IPS: Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Setiana, N (2009). Pengaruh Implementasi Pendekatan Tematik Model Webbing Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Dan Kreativitas Siswa Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas III Sekolah Dasar di Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Tesis tidak diterbitkan. Bandung. Jurusan Pendidikan IPS SPs UPI.
Supardan, D. (2000). Kreativitas Guru Sejarah dalam Pembelajaran Sejarah (Studi Deskriptif-Analitis terhadap Guru dan Implikasinya untuk Program Pengembangan Kreativitas Guru Sejarah Sekolah Menengah Umum di Kotamadya Bandung). Tesis tidak diterbitkan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
(2011). Pengembangan Kreativitas Guru Dalam Pembelajaran Sejarah. Makalah dipaparkan pada Seminar Nasional Pendidikan Sejarah. UPI Bandung.
Supriadi, D. (2001). Kreativitas, Kebudayaan & Perkembangan Iptek. Bandung: Alfabeta.
Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.