• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Kapasitas Vital Paru pada Laki-Laki Dewasa dengan Aktivitas Fisik Ringan dan Berat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbedaan Kapasitas Vital Paru pada Laki-Laki Dewasa dengan Aktivitas Fisik Ringan dan Berat."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PARU PADA LAKI-LAKI DEWASA DENGAN AKTIVITAS FISIK RINGAN DAN BERAT

I Gusti Ayu Intan Maharani, 2015

Pembimbing I : Julia Windi G., dr., M.Kes. Pembimbing II : Sri Utami S., Dra., M.Kes

Latar Belakang Gaya hidup yang disertai dengan banyak kemudahan telah menjadikan masyarakat menjadi individu yang menjalani sedentary lifestyle. Menurunnya kesadaran individu akan pentingnya aktivitas fisik terhadap kesehatan khususnya kesehatan salah satu organ vital yaitu paru, telah mendorong penulis untuk meneliti pengaruh aktivitas fisik terhadap kapasitas vital paru. Tujuan Penelitian Mengetahui apakah kapasitas vital paru pada kelompok uji dengan aktivitas fisik berat lebih besar daripada kelompok uji dengan aktivitas fisik ringan.

Metode Penelitian Menggunakan rancangan cross sectional. Data yang diukur yaitu aktivitas fisik dalam kategori ringan dan berat yang didapat melalui kuesioner aktivitas fisik yaitu IPAQ (International Physical Activity Questionnaire) serta kapasitas vital paru dalam liter (L) yang diukur melalui metode spirometri. Analisis data menggunakan uji t tidak berpasangan dengan α = 0,05 dengan menggunakan program SPSS.

Hasil Aktivitas fisik berpengaruh secara signifikan terhadap kapasitas vital paru dengan p value = 0,014 (p value < 0,05). Rerata kapasitas vital paru pada kelompok uji aktivitas fisik ringan yaitu 3,28 L, sedangkan pada kelompok uji aktivitas fisik berat 3,65 L.

Simpulan Kapasitas vital paru pada kelompok uji dengan aktivitas fisik berat lebih besar daripada kelompok uji dengan aktivitas fisik ringan

Kata kunci: Kapasitas Vital Paru, Aktivitas Fisik Ringan dan Berat, IPAQ

(2)

ABSTRACT

THE DIFFERENCE OF VITAL CAPACITY IN ADULT MEN WITH LOW AND VIGOROUS ACTIVITY

I Gusti Ayu Intan Maharani, 2015 Tutor 1 : Julia Windi G., dr., M.Kes. Tutor 2 : Sri Utami S., Dra., M.Kes

Background Lifestyle that is accompanied with a lot of easiness has made the

society become an individual that has sedentary lifestyle. The decline in individual awareness on the importance of physical activity upon their health, especially in one of the vital organ which is lung, has encouraged the author to conduct a study on the effect of physical activity on lung vital capacity.

Objectives To determine whether lung vital capacity on vigorous activity’s group

was larger than low activity’s group.

Methods Using cross sectional design. Data measured was low and vigorous

physical activity collected through IPAQ (International Physical Activity Questionnaire) and lung vital capacity in liter (L) measured with spirometry. Data was analyzed using unpaired T test with α = 0,05 using SPSS programme.

Results Physical activity had a significant effect on lung vital capacity with p

value = 0,014 (p value < 0,05). The average lung vital capacity on low activity’s

group was 3,28 L, whereas vigorous activity’s group was 3,65 L.

Conclusion Lung vital capacity on vigorous activity’s group was larger than low

activity’s group.

(3)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN...ii

SURAT PERNYATAAN...iii

ABSTRAK...iv

ABSTRACT...v

KATA PENGANTAR...vi

DAFTAR ISI...viii

DAFTAR GAMBAR...xi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1

1.2 Identifikasi Masalah...2

1.3 Maksud dan Tujuan...3

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah...3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis...3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Sistem Pernapasan...5

2.1.1 Saluran Pernapasan...5

2.1.2 Rongga Toraks...6

2.1.3 Paru - Paru...7

2.1.4 Otot - Otot Pernapasan...9

2.2 Fisiologi Sistem Pernapasan...10

2.2.1 Mekanika Ventilasi Paru...10

2.2.2 Fisiologi Proses Respirasi...13

2.2.2.1 Pernapasan Costal...13

2.2.2.2 Pernapasan Diafragma...14

(4)

2.2.3 Volume dan Kapasitas Paru...14

2.2.4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kapasitas Vital Paru...17

2.3 Spirometer...19

2.4 Aktivitas Fisik...21

2.4.1 Definisi Aktivitas Fisik...21

2.4.2 Manfaat Aktivitas Fisik...22

2.4.3 Tipe Aktivitas Fisik...22

2.4.4 Cara Pengukuran Aktivitas Fisik...23

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian...25

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian...25

3.3 Subjek Penelitian...25

3.4 Metode Penelitian...26

3.5 Prosedur Penelitian...26

3.5.1 Kuesioner Aktivitas Fisik...26

3.5.2 Pemeriksaan Kapasitas Vital Paru...27

3.6 Variabel Penelitian...27

3.7 Analisis Data...28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dan Pembahasan...29

4.2 Pembahasan...31

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian...32

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan...34

5.2 Saran...34

(5)

x DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Informed Consent...38

LAMPIRAN 2 Analisis Statistik Hasil Penelitian...39

LAMPIRAN 3 Tabel Karakteristik Subjek Penelitian...40

LAMPIRAN 4 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian...42

LAMPIRAN 5 Kuesioner IPAQ (International Physical Activity Questionnaire)...43

RIWAYAT HIDUP...48

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Paru merupakan salah satu organ vital yang menunjang kehidupan tubuh manusia. Fungsi utama paru ialah berperan dalam proses pertukaran antara gas O2 dari udara luar ke dalam sel tubuh dengan gas CO2 ke luar sel yang merupakan hasil metabolisme. Uji fungsi paru secara fisiologis adalah dengan mengukur kapasitas vital paru (Wilson, 2005). Metode sederhana untuk mempelajari kapasitas vital paru adalah dengan mencatat volume udara yang masuk dan keluar paru, suatu proses yang disebut spirometri (Guyton & Hall, 2014).

Berbagai faktor dapat memengaruhi kapasitas vital paru diantaranya ialah umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, posisi tubuh, kekuatan otot-otot pernafasan, kebiasaan merokok atau menghirup polusi udara serta aktivitas fisik. Aktivitas fisik ialah berbagai macam latihan atau pergerakan tubuh yang memerlukan energi seperti berjalan, berlari, naik turun tangga, aktivitas olahraga dan lain-lain. Semakin berat aktivitas yang dilakukan, semakin banyak energi yang diperlukan untuk melakukan aktivitas tersebut (Khumaidi,1989).

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tak pernah terlepas dari aktivitas fisik. Berbagai macam aktivitas fisik yang dilakukan masing-masing individu menyebabkan perbedaan kualitas hidup individu tersebut. Tak hanya memengaruhi kualitas hidup, aktivitas fisik pun memiliki beberapa manfaat lainnya seperti membentuk dan mempertahankan tubuh ideal, menjaga body mass index dalam rentang normal, serta menurunkan faktor risiko terkena penyakit

(7)

2

RI, 2006 ). Garcia et al. (2006) mengatakan bahwa penelitian mengenai perngaruh aktivitas fisik terhadap fungsi paru lebih sedikit bila dibandingkan dengan penelitian mengenai pengaruh aktivitas fisik terhadap fungsi cardiovascular.

Klasifikasi aktivitas fisik oleh International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) terbagi menjadi aktivitas fisik ringan, sedang, dan berat berdasarkan nilai Metabolic Equivalent of Task (METs). Dikatakan aktivitas fisik ringan bila

didapatkan nilai METs kurang dari 600 METs/minggu, aktivitas sedang bila antara 600 – 3000 METs/minggu, serta dikatakan aktivitas berat bila lebih dari 3000 METs/minggu (Craig et al., 2003).

Gaya hidup dengan aktivitas fisik yang kurang disebut sebagai sedentary lifestyle (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011). Survei kesehatan

nasional oleh Badan Litbang Kesehatan (2004) menunjukkan bahwa prevalensi penduduk Indonesia yang kurang melakukan aktivitas fisik sebesar 72,9%. Pada tahun 2007, prevalensi kurangnya aktivitas fisik di Jawa Barat sebesar 52,4%.

Provinsi yang penduduknya paling rendah dalam aktivitas fisik secara teratur adalah Kalimantan Timur yaitu sebesar 61,7% (Badan Litbang Kesehatan, 2008).

Tingginya prevalensi penduduk dengan sedentary lifestyle serta kurangnya penelitian mengenai hubungan aktivitas fisik dengan fungsi paru, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian mengenai ada atau tidaknya perbedaan kapasitas vital paru antara kelompok dengan aktivitas ringan dan kelompok dengan aktivitas berat.

1.2Identifikasi Masalah

Apakah kapasitas vital paru pada kelompok uji dengan aktivitas fisik berat lebih besar daripada kelompok uji dengan aktivitas fisik ringan.

(8)

1.3Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah aktivitas fisik memengaruhi kapasitas vital paru manusia.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kapasitas vital paru pada kelompok uji dengan aktivitas fisik berat lebih besar daripada kelompok uji dengan aktivitas fisik ringan sehingga masyarakat dapat melakukan perubahan perilaku dan menghindari sedentary lifestyle.

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat akademik

Memberi informasi pada masyarakat mengenai aktivitas fisik dan hubungannya dengan kapasitas vital paru terutama pada laki-laki dewasa.

1.4.2 Manfaat praktis

Memberi informasi pada masyarakat mengenai pengaruh aktivitas fisik terhadap kapasitas vital paru sehingga dapat lebih memerhatikan pola aktivitas fisik yang teratur dan menghindari sedentary lifestyle.

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

(9)

4

mempermudah pertukaran gas. Fungsi paru dapat diketahui melalui pencatatan volume paru dan kapasitas vital paru dengan alat spirometer. Beberapa hal dapat memengaruhi kapasitas vital paru, salah satunya ialah aktivitas fisik. Aktivitas fisik ialah berbagai macam latihan atau pergerakan tubuh yang memerlukan energi. Latihan fisik dapat melatih otot menjadi lebih kuat termasuk otot pernapasan (Adriskanda, 1997).

Dengan melakukan aktivitas fisik secara teratur, maka terjadi peningkatan kemampuan otot pernapasan berupa hipertrofi, peningkatan jumlah mitokondria, enzim oksidatif, dan mioglobin. Contoh aktivitas fisik ringan ialah aktivitas perkantoran atau berjalan santai, sedangkan yang termasuk aktivitas fisik berat ialah melakukan pekerjaan kuli bangunan atau kegiatan latihan fisik seorang atlet.

Latihan fisik akan menyebabkan daya tahan dan kekuatan otot pernafasan meningkat sehingga kemampuan mengembang paru-paru bertambah. Selain itu, latihan fisik akan mengakibatkan peningkatan kemampuan otot pernafasan untuk mengatasi resistensi aliran udara pernafasan. Hal ini mengakibatkan peningkatan volume udara (Guyton & Hall, 2014).

Sebuah penelitian membuktikan bahwa dengan meningkatkan aktivitas fisik maka terjadi perkembangan sistem transfer oksigen sehingga membantu memenuhi kebutuhan oksigen pada otot termasuk otot pernapasan. Dapat diartikan bahwa dengan meningkatkan aktivitas fisik serta intensitas latihan fisik maka dapat meningkatkan kapasitas vital paru (Miller et al, 1977).

1.5.2 Hipotesis

Kapasitas vital paru pada kelompok uji dengan aktivitas fisik berat lebih besar daripada kelompok uji dengan aktivitas fisik ringan.

(10)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa kapasitas vital paru pada kelompok uji dengan aktivitas fisik berat lebih besar daripada kelompok uji dengan aktivitas fisik ringan.

5.2 Saran

 Percobaan ini dapat digunakan sebagai dasar penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh aktivitas fisik terhadap kapasitas vital paru dengan menggunakan subjek penelitian dengan jumlah yang lebih banyak sehingga diharapkan hasil yang didapatkan lebih signifikan.

 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan subjek penelitian berjenis kelamin wanita.

(11)

35

DAFTAR PUSTAKA

Adisapoetra. 2005. Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Status Kegemukan pada Kohort Anak Tahun 2011 di Kota Bogor. Tesis Fakultas Masyarakat UI.

Adriskanda, B., Yunus, F., Setiawan. 1997. Perbandingan nilai kapasitas difusi paru antara orang yang terlatih dan tidak terlatih. Jurnal Respirologi Indonesia, 17: 76– 83.

Badan Litbang Kesehatan. 2004. Survei Kesehatan Nasional, Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2004 Vol. 2 Status Kesehatan Masyarakat Indonesia. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Badan Litbang Kesehatan. 2008, Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Riskesdas Indonesia Tahun 2007. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Constanzo, L. S. 2002. Physiology. Philadelphia : Elsevier

Cooper, K. H. 1983. Aerobik (5 ed.). Jakarta : PT. Gramedia

Craig, C. L., Marshall, A. L., Sjostrom, M., Bauman, A. E., Booth, M. L., Ainsworth, B. E., et al. 2003. International physical activity questionnaire: 12-country reliability and validity. Med Sci Sports Exerc, 35 : 1381-95.

Daniel, S.W., Widjaya, P. 2007. Anatomi Tubuh Manusia. Bandung: Graha Ilmu Publishing

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Retrieved from http://www.gizi.depkes.go.id

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pusat Promosi Kesehatan Indonesia. Jakarta. Retrieved from http://www.gizi.depkes.go.id

Drake et al. 2007. Gray’s Anatomy for Student (2 ed.). Canada : Churchill Livingstone Elsevier

Ganong, William. 2003. Review of Medical Physiology (21 ed.). India : The McGraw-Hill.

Garcia, J. A., Lange, P., Benet, M., Schnohr, P., Anto, J. M. 2006. Regular physical activity reduces hospital admission and mortality in chronis obstructive pulmonary disease : a population based cohort study. Thorax, 61 : 772-778

(12)

Gibney, M. J. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC

Guyton, A. C., & Hall, J. E. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (11 ed.). Philadelphia: Elsevier.

Johns, D. P., & Pierce, R. 2011. Pocket Guide to Spirometry. New York: McGraw-Hill.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Kegemukan dan Obesitas pada Anak Sekolah. Jakarta :

Kementerian Kesehatan RI. Retrieved from

http://gizi.depkes.go.id/download/Pedoman%20Gizi/Obesitas.pdf

Khumaidi, M. 1989. Gizi Masyarakat. Bogor : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat antar Universitas Pangan dan Gizi, IPB.

Kirera. 2009. Surface Anatomy of Lungs. Retrieved from https://www.studyblue.com/notes/note/n/lung-anatomy--clinical-stuff-dr-nunn/deck/12544129.

Marcos, V.O., Viviane, M.S., Thelma, L.A., Nirla, G.G., Larissa, C.G., Iane, X.T. 2015. Instrument for evaluation of sedentary lifestyle in patients with high blood pressure. Rev Bras Enferm, 68(3) : 445-51.

Miller, G.J., Saunders, M.J., Gilson, R.J.C., Ashcroft, M.T. 1977. Lung function of healthy boys and girls in Jamaica in relation to ethnic composition, test exercise performance, and habitual physical activity.Thorax, 32: 486-496.

Nozari, N. 2009. Comparison spirometry test with related factors on pulmonary complications in exposed persons to mustard gas. Shiraz E-Medical Journal.

Patriana, R., Khairunnisa, B., Sholeha, T.U. 2013. Perbedaan kapasitas vital paru dan volume ekspirasi paksa satu detik antara siswa anggota tim basket dan siswa yang bukan anggota tim basket. Jurnal Kedokteran Unila, 3(1).

Siswanto, A., 2014. Hubungan antara Latihan Fisik dan Kapasitas Vital Paru pada Siswa Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate di Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Retrieved from

http://eprints.ums.ac.id/28149/23/NASKAH_PUBLIKASI.pdf

Suma’mur, P.K. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Gunung Agung.

(13)

37

Taylor, T. 2015. Anatomy and Physiology Instructor. Los Angeles. Retrieved from http://www.innerbody.com/anatomy/respiratory.

Tortora, G.J. dan Derrickson, B.H. 2009. Principles of Anatomy and Physiology (12 ed.). Asia: Wiley

.

Wardani, N.E., Roosita, K. 2008. Aktivitas Fisik, Asupan Energi, dan Produktivitas Kerja Laki-laki Dewasa: Studi Kasus di Perkebunan Teh Malabar PTPN VIII Bandung, Jawa Barat. Jurnal Gizi dan Pangan, 3 (2) :

71-78. Retrieved from

http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/52962.pdf

WHO. 1985. Physical Activity. Retrieved from http://www.who.int

Wilson, L., Price, S. 2005. Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC. p759-760.

Referensi

Dokumen terkait

Penyebaran keruangan dari sumber daya alam perlu diketahui untuk dapat dilakukan penataan ruang untuk berbagai perencanaan pada wilayah yang sesuai dengan penyebaran sumberdaya

terdegradasi, mereview program dan kegiatan pemulihan kawasan lindung yang terdegradasi, melanjutkkan pembangunan kawasan lindung di kawasan hutan dan di luar

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengembangan Nilai-nilai Integrasi Sosial Berbasis Kearifan Lokal Minangkabau dalam pendidikan karakter pada pembelajaran

ABSTRAK Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk (1) mengembangkan dan (2) mengetahui kualitas lembar kerja siswa berbasis student centered untuk pembelajaran kimia pada

Landers (2001: 106) states that translating literature, the translator should not forget about the fluency, accuracy, register, a feeling for style on

Secara teknis, ada sejumlah peran penting dari buku teks pelajaran diantaranya adalah (1) pengetahuan, ketrampilan, wawasan dan nilai-nilai positif bagi siswa, (2)

Modulasi yang menyatakan sinyal digital 1 sebagai suatu nilai tegangan dengan frekuensi tertentu, sementara sinyal digital 0 dinyatakan sebagai suatu nilai tegangan dengan

During that same year, his wife Karina Jett who is also a professional Poker player, made the same final table as did Chip at the Old Billings Gate Market Open Event in London.. Born