BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kitin merupakan polimer berantai lurus tersusun atas residu N-asetil-D-glukosamin (GLcNAc) melalui ikatan ß-(1,4) kitin terdapat berlimpah di alam merupakan polimer terbanyak kedua setelah selulosa. Secara umum kitin banyak terdapat pada komponen eksoskeleton crustacea e, mollusca, coelenterata, dinding sel alga, arthropoda, actinomycetes, dan jamur (Gohel et al. 2006; Tsujibo et al. 1992). Degradasi kitin di lingkungan dilakukan oleh beberapa kelompok mikroorganisme penghasil enzim kitinase. Kitinase melisiskan dinding sel jamur yang umumnya mengandung kitin (Patil
et al. 2000).
Berbagai organisme termasuk mikroba dari tanah dan perairan diketahui mampu mensekresi kitinase dan memiliki peran sangat beragam (Suryanto & Munir 2006; Haliza & Suhartono 2012). Bakteri kitinolitik dalam mengendalikan jamur didasarkan kepada kemampuan mendegradasi dinding sel jamur. Kitinase menghidrolisis ikatan glikosidik -1,4 senyawa kitin sehingga terbentuk oligomer kitin yang lebih sederhana dan lebih mudah dihidrolisis. Salah satu mikroba penghasil enzim kitinase adalah Bacillus sp. BK17 yang berasal dari daerah Bangka, merupakan bakteri kitinolitik yang menunjukkan kemampuannya dalam menghambat pertumbuhan tanaman seperti: Fusarium oxysporum penyebab layu Fusa rium pada benih cabai merah (Asril 2011), Fusarium spp. penyebab layu Fusarium pada tanaman anggrek dan
Alternaria sp. penyebab busuk pangkal batang markisa (Suryanto et al. 2012), dan
Sclerotium rolfsii penyebab rebah kecambah pada kedelai (Malinda 2013).
Disamping sebagai agen pengendali hayati, terdapat juga enzim kitinase selain dari enzim kitinase Bacillus sp. BK 17 yang banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang biokimia, bioteknologi, kesehatan, industri, dan lingkungan (Muzzarelli 1985; Muzzarelli & Peter 1997; Kobayashi et al. 1997; Patil et al. 2000). Mengingat besarnya potensi kitinase perlu dilakukan penelitian untuk mengkarakterisasi enzim kitinase dari
Bacillus sp. BK17 yang belum dilakukan.
1.2Perumusan Masalah
Bacillus sp. BK17 telah diuji potensinya sebagai agen hayati namun belum diketahui kemampuan kitinasenya dalam mendegradasi kitin, untuk itu perlu dilakukan karakterisasi enzim kitinasenya.
1.3Tujuan Penelitian
1. Untuk mendapatkan enzim kitinase Bacillus sp. BK17 dari hasil presipitasi pada beberapa konsentrasi amonium sulfat.
2. Untuk mengetahui karakter enzim kitinase Bacillus sp. BK17.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Dengan mendapatkan enzim kitinase pada teknik presipitasi beberapa konsentrasi amonium sulfat dan mengetahui karakter kitinase Bacillus sp. BK17, diharapkan
dapat menjadi salah satu dasar pemilihan bakteri ini sebagai pengendali hayati jamur patogen.
2. Sebagai bahan informasi bagi penelitian selanjutnya.