• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Prinsip Kehati-hatian oleh Bank Umum dalam Produk Keuangan Non Konvensional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Prinsip Kehati-hatian oleh Bank Umum dalam Produk Keuangan Non Konvensional"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PENGATURAN PRODUK KEUANGAN NON KONVENSIONAL (STRUCTURED PRODUCT) DI INDONESIA

A. Pengertian Structured Product

Pasal 1 ayat (2) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 7/POJK.03/2016

tentang Prinsip Kehati-hatian Dalam Melaksanakan Kegiatan Structured Product

Bagi Bank Umum, menyebutkan bahwa Structured Productadalah produk bank

yang merupakan penggabungan 2 (dua) lebih instrumen keuangan berupa

instrumen keuangan non derivatif dengan derivatif atau derivatif dengan derivatif

, dan paling sedikit memiliki :

a. nilai atau arus kas yang timbul dari produk dikaitkan dengan satu atau

kombinasi variabel dasar seperti suku bunga, nilai tukar, komoditi,

dan/ atau ekuitas; dan

b. pola perubahan atas nilai atau arus kas produk bersifat tidak regular

apabila dibandingkan dengan pola perubahan variabel dasar

sebagimana dimaksud pada huruf a, sehingga mengakibatkan

perubahan nilai atau arus kas tidak mencerminkan keseluruhan

perubahan pola dari variabel dasar linear (asymmetric payoff), yang

antara lain ditandai dengan keberadaan:

1) optionality, seperti caps, floors, collars, step up/step down dan/atau

call/put features23

23

(2)

2) leverage24

3) barriers, seperti knock in/knock out; dan/atau ;

25

4) binary atau digital ranges

Pengertian derivatif dalam pengaturan tersebut mencakup derivatif

melekat ( embedded derivatives). Derivatif melekat merupakan komponen dari

instrumen yang digabungkan dimana didalamnya termasuk pula kontrak utama

non derivatif, yang mengakibatkan sebagian arus kas yang berasal dari instrumen

yang digabungkan bervariasi seperti derivatif yang berdiri sendiri.26Derivatif

melekat menyebabkan sebagian atau seluruh arus kas, yang dipersyaratkan dalam

kontrak tersebut, dimodifikasi menurut suku bunga, harga instrumen keuangan,

harga komoditas, nilai tukar mata uang asing, indeks harga atau indeks suku

bunga, peringkat kredit atau indeks kredit, atau variabel lainnya yang telah

ditentukan, sepanjang untuk variabel non keuangan bukan merupakan variabel

yang ditentukan secara khusus bagi para pihak dalam kontrak tersebut.27

Dalam pendefinisian, structured product mungkin agak sulit untuk

didefinisikan, karena banyaknya macam pengertian structured product itu yang

digunakan. Sama seperti Hedge Fund, hal ini juga di ungkapkan oleh George

Soros ketika ditanya disalah satu forum Internasional Conference di Amerika,

transaksi.Collars adalah kombinasi dari caps dan floors. Step up/step down artinya melangkah maju atau mengundurkan diri.Call/put features artinya meletakkan fitur. https://glosarid/index.php

/term /ekonomi-dan-bisnis (diakses pada tanggal 25 Mei Pukul 05:45 WIB).

24

Leverage adalahpenggunaan asset dan sumber dana (source of funds) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham, Agus Sartono, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi Empat (Yogyakarta: BPFE, 2008) hlm.257.

25

Barriers artinya hal yang menghalangi atau

menghambat

WIB).

adalah.xhtml (diaksespada tanggal 27 Mei 2017 Pukul 11:25 WIB).

27

(3)

beliau menjawab secara defenisi saya tidak bisa mendefinisikan, karena ini

berbagai macam struktur yang dilakukan.28

Akan tetapi Wikipedia mendefinisikan dengan “syinthetic investment

instrument specially created to meet specific needs that can not be met from the

standardized financial instruments available in the market”29

Potensi imbal hasil atau keuntungan yang dapat diperoleh dari structured

productakan dikaitkan dengan satu atau lebih variabel dasar yang diterapkan

seperti suku bunga, nilai tukar, komoditas, ekuitas, dan/atau indeks. Namun

demikian, kinerja yang dijanjikan daristructured product tidak selalu berbanding

lurus terhadap kinerja variabel dasarnya dan performa atau kinerja masa lalu dari

variabel dasar bukan merupakan indikasi atas potensi keuntungan atau kerugian

dari suatu structured product.

yaitu sintetik

instrumen investasi khusus diciptakan untuk memenuhi kebutuhan khusus yang

tidak dapat dipenuhi oleh instrumen keuangan standar yang tersedia dipasar.

30

Structured product ditujukan untuk calom pembeli yang memiliki

pengetahuan memadai tentang kondisi pasar keuangan, derivatif, dan memiliki

toleransi risiko (risk apertite) yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan calon

pembeli produk konvensional seperti tabungan, deposito dan giro.31

Yang dimaksud structured product adalah produk yang dikeluarkan bank

yang merupakan kombinasi suatu aset dengan derivatif dari mata uang valuta

asing terhadap mata uang rupiah, untuk tujuan mendapatkan tambahan

tanggal 25 April 2017 Pukul 08:00 WIB)

25 April 2017 Pukul 09:00 WIB).

31

(4)

income(return enhancement), yang dapat mendorong transaksi pembelian valuta

asing terhadap rupiah, dan dapat menimbulkan ketidakstabilan nilai rupiah.32

Instrumen keuangan non derivatif dengan derivatif atau derivatif dengan

derivatif di dalam structured product. Kontrak yang dimungkinkan diselesaikan

dengan menggunakan instrument tersebut yang diterbitkan oleh entitas. Instrumen

non derivatif yaitu dimana mewajibkan atau mungkin mewajibkan entitas itu

untuk menerima suatu jumlah yag bervariasi dari instrument ekuitas yang

diterbitkan atau instrument derivatif yaitu yang akan atau mungkin diselesaikan

selain mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau asset keuangan lainnya dalam

jumlah tetentu.33

a. Merupakan kegiatan usaha dikeluarkan dan dilaksanakan oleh bank.

Berdasarkan defenisi-defenisi tersebut, maka pengertian

mengandungstructured product. unsur-unsur sebagai berikut :

b. Merupakan kombinasi suatu aset dengan derivatif dari mata uang valuta

asing terhadap mata uang rupiah berupa instrumen keuangan non derivatif

dengan derivatif atau derivatif dengan derivatif.

c. Potensi imbal hasil atau keuntungan yang dapat diperoleh dikaitkan

dengan satu atau lebih variabel dasar yang diterapkan seperti suku bunga,

nilai tukar, komoditas, ekuitas, dan/atau indeks. Namun demikian, kinerja

yang dijanjikan tidak selalu berbanding lurus terhadap kinerja variabel

dasarnya dan performa atau kinerja masa lalu dari variabel dasar bukan

merupakan indikasi atas potensi keuntungan atau kerugian.

32

http://m.viva.co.id/kemenpar/read/13640-mengenal-jenis-jenis-produk -spekulatif (di akses pada tanggal 15 Mei 2017 Pukul 15:00 WIB).

(5)

d. Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

B. Bentuk Structured Product

Structured productmemiliki berbagai macam variasi fitur dan karakteristik

serta tujuan. Oleh karena itu, penilaian kesesuaian structured product harus

dievaluasi berdasarkan fitur dan karakteristik yang terdapat pada setiap structured

productyang ditawarkan.34

Pada umumnya structured productdapat dibagi ke dalam 4 kategori

sebagai berikut:35

1. Principal Protected

Principal Protectedstructured productmemberikan proteksi terhadap nilai

pokok awal investasi nasabah apabila produk tersebut disimpan sampai dengan

jatuh tempo. Sementara itu, walaupun pada umumnya potensi keuntungan atau

imbal hasil dari produk ini dapat lebih tinggi dari produk konvensional seperti

tabungan, giro atau deposito, namun tidak ada proteksi terhadap diterimanya

potensi atau imbal balik tersebut.Disamping itu, perlu diingat pula bahwa proteksi

yang diberikan terhadap nilai pokok awal investasi dapat hilang apabila produk

tersebut dihentikan sebelum jatuh tempo.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, principal protectedstructured product

ditujukan untuk nasabah yang memiliki toleransi risiko (risk apetie) yang relative

konservatif, tidak memerlukan likuiditas dalam rangka pendek, ingin memiliki

(6)

eksposur terhadap pasar namun secara bersamaan tetap keinginan untuk manjaga

keutuhan pokok investasi yang ditanamkan.

2. Non Principle Protected

Non principle protectedstructured productditujukan untuk nasabah yang

mempunyai toleransi risiko yang lebih tinggi dibanding dengan nasabah

konservatif. Structured product seperti ini memberikan potensi keuntungan atau

imbal hasil yang relatif lebih tinggi apabila dibandingkan dengan principal

protectedstructured product. Namun demikian, potensi hasil yang lebih tinggi

tersebut akan menggantikan proteksi yang diberikan terhadap pokok yang

diinvestasikan nasabah. Oleh karena itu, nasabah akan ter-ekspose secara

menyeluruh terhadap risiko kerugian dari produk tersebut sehingga dapat

mengalami kerugian baik terhadap sebagian ataupun keseluruhan investasi awal

nasabah.

Pembayaran terhadap pokok maupun potensi keuntungan atau imbal hasil

atas structured product jenis ini baru bisa ditentukan pada saat produk tersebut

jatuh tempo.

3. Leverage

Leveragestructured productditujukan untuk nasabah yang ingin menguasai

potensi keuntungan terkait dengan suatu pandangan, prediksi, dan/atau asumsi

yang dimilikinya terhadap pergerakan variabel dasar tertentu. Oleh karena itu,

Leveragestructured productditujukan untuk nasabah yang canggih (sophisticated),

memiliki strategi investasi yang agresif dan merupakan risk taker. Fitur dari

Leveraged structured product pun umumnya tidak bersifat generic, distruktur

(7)

Produk seperti ini dapat memberikan potensi keuntungan atau imbal hasil

yang berlipat (leveraged returns), walaupun penerbit pada umumnya akan

membatasi kumulatif potensi keuntungan yang mungkin akan diperoleh calon

pembeli dari produk tersebut. Namun demikian, konsekuensi dari tersedianya

potensi keuntungan atau imbal hasil yang berlipat adalah bahwa nasabah akan

ter-eksposesecara menyeluruh terhadap downside risk dari produk tersebut secara

berlipat pula. Oleh karena itu, Leveraged structured product tidak akan

memberikan proteksi terhadap nilai pokok awal investasi nasabah maupun potensi

keuntungan atau imbal hasil. Dari sisi risiko, terdapat pula kemungkinan bahwa

potensi kerugian yang akan dialami nasabah dapat melebihi nilai pokok investasi

nasabah sehingga dapat menimbulkan kewajiban nasabah kepada penerbit

structured product.

4. Callable Structures

Callable structures adalah fitur structured product yang memberikan opsi

kepada penerbit structured product untuk menghentikan dan menyelesaikan

transaksi sebelum jatuh tempo. Dalam pemberian opsi tersebut, nasabah

seolah-olah menerbitkan dan menjual opsi kepada penerbit produk. “Premi” yang

diterima nasabah dari penerbit atas penjualan opsi tersebut itulah yang akan

dijadikan sebagai bagian dari potensi keuntungan atau imbal hasil yang dapat

diperoleh nasabah. Hal ini mengakibatkan potensi keuntungan atau imbal hasil

yang mungkin diperoleh relatif lebih tinggi. Namun demikian, apabila opsi

tersebut digunakan oleh penerbit, maka potensi keuntungan nasabah dari transaksi

(8)

C. Pihak Yang Terlibat Dalam Structured Product

Untuk menjalankan kegiatan structured productdilakukan oleh penerbit

structured product dengan pembeli produk. Pihak yang terlibat structured product

dapat yaitu :

1. Bank dan Lembaga Keuangan Non-Bank

Bank dan Lembaga Keuangan Non-Bank merupakan penerbit structured

product yang melakukan kegiatan tersebut.

Structured product yang diterbitkan bank pada umumnya merupakan

gabungan antara produk konvensional bank, seperti tabungan atau deposito,

dengan instrumen keuangan lainnya. Bank adalah lembaga keuangan yang

menjadi tempat bagi orang perseorangan, badan-badan usaha swasta, badan-badan

usaha milik Negara, bahkan lembaga-lembaga pemerintahan menyimpan

dana-dana yang dimilikinya.36Bank sebagai suatu institusi yang mempunyai peran yang

besar dalam dunia komersil, yang mempunyai wewenang untuk menerima

deposito, memberikan pinjaman, dan menerbitkan promissory notes yang sering

disebut dengan bank bills atau bank notes.Namun demikian, fungsi bank yang

orisinil adalah hanya menerima deposito berupa uang logam, plate, emas, dan

lain-lain (Black Henry Campbell, 1968: 184).37

36

Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Ed. Rev .cet ke-6, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm. 7.

37

Munir Faudy, Hukum Perbankan Modern, buku kesatu, cet ke-2 ( Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003), hlm. 14.

Structured product yang diterbitkan oleh lembaga keuangan non-bank

pada umumnya berbentuk reksadana kontrak investasi kolektif yang ditawarkan

(9)

Reksadana yang ditawarkan biasanya memiliki fitur nilai pokok

terproteksi bila dicairkan pada saat jatuh tempo dan mamiliki jang waktu tertentu

(losed end).

Structured product diterbitkan oleh lembaga keungan non-bank dapat

dibeli di tempat manajer investasi atau melalui bank yang bertindak sebagai agen

jual.

2. Nasabah

Pada lembaga perbankan, nasabah memiliki peran penting.Nasabah bagai

nafas yang menentukan apakah siklus perbankan tetap berlanjut atau

tidak.Undang-Indang perbankan secara singkat merumuskan bahwa “nasabah

merupakan pihak yang menggunakan jasa bank”.

Dalam Pasal 1 ayat (3) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

7/POJK.03/2016 tentang Prinsip Kehati-hatian Dalam Melaksanakan Kegiatan

Structured Product Bagi Bank Umum menjelaskan pengertian dari nasabah.

Ketentuan tersebut mengemukakan bahwa:

“ Nasabah adalah:

a. Perseorangan atau badan yang menggunakan atau menerima fasilitas

Bank baik dalam bentuk produk dan/ atau jasa;

b. Perseorangan atau badan yang akan menggunakan atau diberikan

fasilitas oleh Bank baik dalam bentuk produk dan/ atau jasa”

Dalam melakukan kegiatan structured product bank wajib menetapkan

klasifikasi nasabah.38

38

Peraturan Otoritas Keuangan Nomor 7/POJK.03/2016 Tentang Prinsip Kehati-Hatian Dalam Melaksanakan Kegiatan Structured Product Bagi Bank Umum, Pasal 15 ayat (1).

(10)

7/POJK.03/2016 tentang Prinsip Kehati-hatian Dalam Melaksanakan Kegiatan

Structured Product Bagi Bank Umum, nasabah diklasifikasikan menjadi 3, yaitu :

a. Nasabah Profesional

Nasabah digolongkan sebagai nasabah professional apabila nasabah

tersebut memiliki pemahaman terhadap karakteristik, fitur dan risiko

daristructured product dan terdiri dari:

1) Perusahaan yang bergerak di bidang keuangan yang terdiri dari

bank, perusahaan efek, perusahaan pembiayaan atau pedagang

berjangka sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku di bidang perbankan, pasar

modal, lembaga pembiayaan dan perdagangan berjangka

komoditi yang berlaku.

2) Perusahaan dengan modal lebih dari Rp. 20.000.000.000,-(dua

puluh miliar rupiah) atau ekuivalennya dalam valuta asing dan

telah melakukan kegiatan usaha paling kurang 36 bulan

berturut-turut.

3) Pemerintah Republik Indonesia atau pemerintahan negara lain,

4) Bank central atau bank negara lain.

5) Bank atau lembaga pembangunan multilateral.

b. Nasabah Eligible

Nasabah digolongkan sebagai nasabah eligible apabila nasabah

tersebut memiliki pemahaman terhadap karakteristik, fitur, dan risiko

(11)

1) Perusahaan yang bergerak dibidang keungan berupa dana

pensiun atau perusahaan perasuransian sepanjang tidak

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan di bidang

dan pensiun dan usaha perasuransian yang berlaku.

2) Perusahaan dengan modal lebih dari Rp. 5.000.000.000,-(lima

miliar rupiah) atau ekuivalennya dalam valuta asing dan telah

melakukan kegiatan usaha paling kurang 12 bulan

berturut-turut.

3) Nasabah perorangan mempunyai portofolio asset berupa kas,

giro, tabungan paling kurang Rp. 5.000.000.000,-(lima miliar

rupiah).

c. Nasabah Retail

Nasabah retail adalah nasabah yang tidak termasuk dalam nasabah

professional dan eligible.

D. Pemasaran Dan Penawaran Structured Product

1. Pemasaran Structured Product

Dalam Pasal 21 ayat 1, 2, 3 dan 4 Peraturan Otoritas Keuangan Nomor

7/POJK. 03/2016 Tentang Prinsip Kehati-Hatian Dalam Melaksanakan Kegiatan

Structured Product Bagi Bank Umum diterapkan pemasaran structured product.

Pasal 21 ayat (1) mengemukakan bahwa:

“Bank dapat menggunakan media pemasaran dalam pemasaran Structured

(12)

Berdasarkan ketentuan Pasal 21 ayat (1) diatas, maka dalam pelaksanaan

kegiatan structured product dapat menggunakan media pemasaran antara lain

berupa iklan, brosur, leaflet, atau media pemasaran elektronik. Pemasaran yang

dimaksud adalah bentuk komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan

informasi kepada publik yang tidak selalu diikuti dengan kegiatan penawaran.

Pemasaran merupakan fungsi pokok bagi perusahaan.Semua perusahaan

berusaha memproduksi dan memasarkan produk atau jasa untuk memenuhi

kebutuhan konsumen.Pemasaran juga dapat diartikan sebagai upaya untuk

menciptakan dan menjual produk kepada berbagai pihak dengan maksud

tertentu.39

Menurut Kotler dan Amstrong, pemasaran adalah sebuah proses sosial dan

manajerialnya yang dengannya individu-individu dan kelompok-kelompok

memperoleh apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan dengan

menciptakan dan saling mempertukarkan produk-produk dan nilai satu sama

lain.40

Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis

yang ditunjuk untuk merencanakan, menentukan harga, mempreomosikan dan

mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada

pembeli yang ada maupun pembeli potensial.41

Dalam pemasaran produk diperlukan strategi pemasaran yang merupakan

suatu rancangan yang disusun dan ditentukan untuk mencapai tujuan perusahaan

agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

39

Kasmir Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: Kencana, 2004), Cet. Ke-2, hlm. 74.

40

Kotler dan Amstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi ke-3 Jilid 1 (Jakarta : Erlangga, 1997) , hlm. 3.

41

(13)

Bauran pemasaran merupakan alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagi

unsur suatu program pemasaran yang perlu di pertimbangkan agar strategi

pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses.42Bauran

pemasaran terdiri dari yaitu produk (product), harga (price), lokasi (place), dan

promosi (promotion).43

a. Produk (product), adalah setiap apa saja dapat ditawarkan di pasar untuk

mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian, atau konsumsi yang dapat

memenuhi keinginan atau kebutuhan manusia. Sebagian perusahaan mencari

strategi produk yang lebih mementingkan optimalisasi laba perusahaan, lebih

tepat lagi nilai saat ini dari arus kas ketimbang jangka panjang.44

Dalam dunia perbankan strategi produk yang dilakukan adalah

mengembangkan suatu produk adalah sebagai berikut:

Dengan

begitu dalam strategi pemasaran produk, perusahaan harus mengutamakan

kebutuhan konsumen agar terpenuhi dengan baik, mulai dari pelayanan jasa,

penentuan harga, dan promosi.

45

1) Penentuan logo dan moto

Logo merupakan ciri khas suatu bank sedangkan moto merupakan

serangkaian kata-kata yang berisikan misi dan visi bank dalam melayani

masyarakat. Ada isitilah baru melihat logonya saja orang sudah mengenal

bank tersebut.Atau dengan membaca moto saja sudah banyak orang

mengenalnya.Logo dan moto sering disebut sebagai cirri produk.Baik logo

42

Rambat Iupiyoa, A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), hlm. 70.

43

Sentot Iman Wahjono, Manajemen Pemasaran Bank, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), Cet ke 1, hlm. 126.

44

Warren J Keegan, Manejemen Pemasaran Global, (Jakarta: Prenhallindo, 1996), Jilid 2, hlm. 87.

45

(14)

maupun moto harus dirancang dengan benar. Pertimbangan logo dan moto

adalah sebagai berikut:

a) Memiliki arti (dalam arti positif).

b) Menarik perhatian.

c) Mudah diingat.

2) Menciptakan merek

Karena jasa memiliki beraneka ragam, maka setiap jasa harus

memiliki nama. Tujuannya agar mudah dikenal dan diingat pembeli. Nama

ini kita kenal dengan nama merek. Untuk berbagai jenis jasa bank yang

ada perlu diberikan merek tertentu.Merek merupakan sesuatu untuk

mengenal barang atau jasa yang ditawarkan.

3) Menarik kemasan

Kemasan merupakan pembungkus suatu produk.Dalam dunia

perbankan kemasan lebih diartikan kepada pemberian pelayanan atau jasa

kepada para nasabah disamping juga sebagai pembungkus untuk beberapa

jenis jasanya seperti buku tabungan, cek, bilyet giro atau kartu kredit.

4) Keputusan label

Label merupakan sesuatu yang dilengketkan pada produk yang

ditawarkan merupakan bagian dari kemasan. Di dalam label dijelaskan

siapa yang membuat, dimana dibuat, kapan dibuat, cara menggunakannya,

waktu kadaluwarsa, komposisi isi, dan informasi lainnya.

b. Harga (Price), adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk

memperoleh suatu produk. Harga sering merupakan elemen yang paling cepat

(15)

pemasaran. Harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat

harga sangat menentukan laku tidaknya produk dan jasa perbankan.

Tujuan dari penentuan harga ini adalah untuk menjadikan produk atau jasa

yang ditawarkan laku dipasaran dan juga dengan penentuan harga ini

diharapkan dapat meningkatkan jumlah nasabah.46

c. Lokasi (Place), jejaring dimana produk dan jasa bank disediakan dan

dimanfaatkan oleh nasabah. Oleh karena itu jejaring pemasaran bank tidak

haya berupa kantr bank sendiri dimana disediakan produk dan jasa bank

sendiri saja tetapi termasuk juga kantor bank lain bahkan mesin ATM bank

dimana produk dan jasa bank dapat dimanfaatkan.

Produk yang dikeluarkan

dan penetapan harga yang telah ditentukan agar dapat diterima masyarakat

atau nasabah dan dirasakan manfaatnya serta kelebihan produk pesaing tentu

harus dilakukan promosi dan sosialisasi.

d. Promosi (Promotion), bagaimana produk yang dipasrkan itu diketahui

konsumen, peran promosi dalam bauran promosi adalah menghasilkan

pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju melalui

penyampaian, informasi mendidik, membujuk, atau mengingatkan mereka

akan manfaat suatu organisasi atau suatu produk.

Dalam strategi pemasaran manajer produk menetapkan misi dan

pemasaran serta sasaran keuangan.Manajer juga mendefinisikan

kelompok-kelompok dan kebutuhan yang mau dipuaskan oleh tawaran pemasaran.

Ada beberapa tahapan-tahapan dalam strategi pemasaran yang dapat

mendukung mewujudkan visi dan misi suatu perusahaan, adalah:

46

(16)

a. Tahap perkenalan

Dalam meluncurkan produk baru, manajemen pemasaran dapat

menetapkan tingkat yang tinggi atau rendah untuk setiap variabel pemasaran,

seperti harga, promosi dan kualitas produk.47

Penentuan harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan

pemasaran.Harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga

sangat menentukan laku tidaknya produk dan jasa perbankan.Tujuan dari

penentuan harga ini adalah untuk menjadikan produk dan jasa yang

ditawarkan laku dipasaran dan juga dengan penentuan harga ini diharapkan

dapat meningkatkan jumlah nasabah.48

Produk yang dikeluarkan dan penetapan harga yang telah ditentukan

agar dapat diterima masyarakat atau nasabah dan dirasakan manfaatnya serta

kelebihan produk dari produk pesaing tentu harus dilakukan promosi dan

sosialisasi. Pada umumnya bauran promosi (promotion mix) terdiri dari:49

1) Periklanan (advertising)

Sarana promosi yang paling sering dilakukan oleh bank dalam

rangka mengkomunikasikan produk dan jasa bank. Promosi yang

dilakukan dalam bentuk tayangan atau gambar atau kata-kata yang

tertuang spanduk, brosur, billboard, koran, majalah, televisi atau

radio-radio.

2) Promosi Penjualan (Sales Promotion)

47

Ibid.

48

Kamsir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Cet ke VI ,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2008), , hlm. 135.

49

(17)

Kegiatan promosi yang dilakukan dengan menjual secara langsung

kepada pelanggan. Kegiatan promosi penjualan bias berupa pemberian

diskon, pemberian voucher belanja produl, pemberian hadiah langsung,

sample (contoh produk) atau dengan kegiatan kontes.

3) Publisitas (Publicity)

Bentuk promosi yang ditunjukan untuk meningkatkan citra

perusahaan dengan memberikan atau menyiarkan kegiatan positif

perusahaan melalui sponsorship atau melalui kegiatan-kegiatan amal dan

sosial.

4) Penjualan Pribadi (Personal Selling)

Kegiatan promosi yang dilakukan penjualan secara pribadi kepada

pelanggan.

b. Tahap Pertumbuhan

Tahap pertumbuhan ditandai dengan lonjakan cepat dalam

penjualan.Hal ini dilihat dari pertumbuhan dan perkembangan bank yang

semakin banyak diminati oleh nasabah. Dalam tahapan ini perusahaan harus

dapat menahan cepatnya pertumbuhan pasar selama mungkin, dengan cara

yakni:

1) Meningkatkan kualitas produk dan menambahkan cirri baru pada produk

dan peningkatan gaya.

2) Memasuki segmen pasar.

3) Lebih meningkatkan sosialisasi atau promosi atau memberikan

pemahaman yang lebih pada nasabah dan calon nasabah.50

50

(18)

Semua ini dilakukan dengan masukan dari bidang oragnisasi lain, seperti

pembelian, pembuatan, penjualan, keuangan, sumber daya manusia, untuk

memastikan bahwa perusahaan dapat memberikan dukungan yang tepat bagi

implementasi yang efektif. Strategi pemasaran harus spesifik tentang strategi

penentuan merek dan strategi pelanggan yang akan di tempuh.

Menurut Philip Kotler kunci pemasaran professional adalah memenuhi apa

yang sebenarnya diperlukan pelanggan lebih baik dari saingannya.51

Transparansi informasi mengenai produk bank sangat diperlukan untuk

memberikan kejelasan pada nasabah mengenai berbagai karakteristik yang ada di

dalam produk tersebut.Penyampaian informasi secara transparan juga merupakan

salah satu upaya untuk meningkatkan good governance pada industri perbankan

dan memberdayakan konsumen. Sesuai dengan teori perlindungan konsumen, Selanjutnya dalam ketentuan Pasal 21 ayat (2), (3) dan (4) terkandung arti

dalam memasarkan structured product harus memenuhi prinsip- prinsip

transparansi informasi produk. Ketentuan tersebut mengemukakan bahwa :

Pasal 21 ayat (2):

“Dalam memasarkan Structured Product sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), Bank wajib memastikan bahwa informasi yang disampaikan melalui

media pemasaran telah memenuhi prinsip-prinsip transparansi informasi

sebagimana yang dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2), Pasal 18, dan Pasal

19.”

Pasal 21 ayat (3):

“Penyajian informasiyang disampaikan oleh Bank sebagaimana pada ayat

(2) dapat disesuaikan dengan media pemasaran yang digunakan tanpa

mengurangi substansi informasi yang disajikan.”

51

(19)

transparansi juga sangat diperlukan untuk meningkatkan perlindungan terhadap

hak-hak pribadi nasabah dalam sehubungan dengan bank. Pada Pasal 4

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen disebutkan hak

konsumen diantaranya hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai

kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa.

Transparansi kepada nasabah yang dimaksud alah berupa penyampaian

mengenai informasi apa saja yang harus diketahui oleh nasabah mengenai suatu

produk structured product. Informasi yang harus diketahui nasabah pada produk

structured product tidak hanya pada saat nasabah tersebut telah memilih untuk

membeli atau mengikuti salah satu produknya. Tetapi penyampaian informasi

yang transparan harus secara jelas disampaikan oleh staf structured product

sebelum dilakukannya persetujuan pembelian atau keikutsertaan nasabah atas

suatu produk structured product. Informasi ini dapat memberikan dampak yang

signifikan untuk meningkatkan efisiensi dari konsumen dalam memilih produk

serta meningkatkan kesetiaannya terhadap produk tertentu, sehingga akan

memberikan keuntungan bagi perusahaan yang memenuhi kebutuhannya. 52

1) Nama Produk Bank

Dengan demikian, pemenuhan hak ini akan menguntungkan baik konsumen

maupun produsen.

Penyampaian informasi yang dimaksud harus disampaikan secara

transparan sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 7/6/PBI/2005 tentang

Transparansi Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah

meliputi :

52

(20)

2) Jenis Produk Bank

3) Manfaat dan Risiko yang melekat pada Produk Bank

4) Persyaratan dan tata cara penggunaan Produk Bank

5) Biaya-biaya yang melekat pada Produk Bank

6) Perhitungan bunga/bagi hasil/margin keuntungan

7) Jangka waktu berakunya produk serta

8) Penerbitan Produk Bank

Dan informasi yang disampaikan dalam pemasaran structured

productwajib menggunakan bahasa Indonesia. Yang dicantumkan pada Pasal 21

ayat (4) mengemukakan bahwa:

“Informasi yang disampaikan oleh Bank sebagaimana dimaksud pada ayat

(3) wajib disajikan dalam bahasa Indonesia.”

2. Penawaran Structured Product

Secara umum produk adalah sesuatau yang dapat ditawarkan kepasar

untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, yang digunakan atau dikonsumsi, yang

dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.53

Penawaran dalam ilmu ekonomi didefinisikan sebagai jumlah produk baik

berupa barang maupun jasa yang ditawarkan oleh penjual atau produsen pada

berbagai tingkat harga dalam kurun waktu tertentu.Dengan demikian dalam

definisi penawaran yang pertama adanya produk yang ditawarkan, yang kediua Dari pengertian tersebut dapat

disimpulkan bahwa produk sesuatu yang memberikan manfaat dalam hal

memenuhi kebutuhan sehari-hari atau sesuatu yang ingin dimiliki oleh konsumen.

53

(21)

tingkat harga (produk yang ditawarkan mempunyai harga tertentu), dan ketiga

adanya kurun waktu tertentu, bias perhari, perbulan dan sebagainya.54

(1) Bank wajib memperhatikan kesesuaian antara tingkat risiko Structured

Product (Structured Product risk level assessment) dengan profil

Nasabah dalam menawarkan dan melakukan transaksi Structured

Product dengan Nasabah.

Penawaran structured product dimana telah diatur ketentuan tersebut di

dalam Pasal 22, 23 dan 24 Perauran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 7/

POJK.03/2016 Tentang Prinsip kehati-hatian Dalam Melaksanakan Kegiatan

Structured Product Bagi Bank Umum mengatur terhadap bagaimana prose

penawaran structured productdan hal yang dilarang dilakukan dari kegiatan

structured product.

Ketentuan yang dilarang dalam menawarkan dan melakukan

penawaran structured product yang di atur dalam Pasal 22. Ketentuan tersebut

mengemukakan bahwa:

Pasal 22:

(2) Bank dilarang menawarkan dan melakukan transaksi structured

productdengan Nasabah yang diklasifikasikan sebagai Nasabah retail

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (5).

(3) Larangan menawarkan dan melakukan transaksi Structured

Productdengan Nasabahyang diklasifikasikan sebagai Nasabah retail

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikecualikan Nasabah yang

diklasifikasikan sebagai Nasabah retail sebagaimana dimaksud yang

54

Pengertian Penawaran Dan Faktor Yang Mempengaruhinya,

(22)

terbitkan oleh Bank disertai dengan proteksi penuh atas pokok dalam

mata uang asal pada saat jatuh tempo.

(4) Bank dilarang menawarkan dan melakukan transaksi Structured

Productdengan yang diklasifikasikan sebagai Nasabaheligible

sebagimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (4) dalam hal Structured

Productmemenuhi paling sedikit 1 (satu) dari persyaratan:

a. dapat menimbulkan potensi kerugian melebihi pokok yang

ditanamkan Nasabah;dan/atau

b. Structured Productyang merupakan penggabungan antara derivatif

dengan derivatif.

(5) Bank dilarang menggunakan Bank lain untuk bertindak sebagai agen

penjual Structured Product yang diterbitkan oleh Bank.

Dalam melakukan kegiatan penawaran structured product bank wajib

melakukan pertemuan langsung dengan calon Nasabah yang akan ditawarkan

produk tersebut. Bank juga wajib menetapkan secara khusus pegawai yang dapat

bertindak untuk dan atas nama bank dalam melakukan hubungan dan/atau

komunikasi dengan Nasabah dalam melakukan kegiatan penawaran structured

product. Pengawai yang dimaksud wajib memenuhi persyaratan yaitu merupakan

pegawai tetap bank dan telah diberikan pelatihan yang memadai mengenai

structured product. Ketentuan tersebut terdapat pada pasal 23 POJK

NO.7/POJK.03/2016.

Dalam melakukan melakukan kegiatan penawaran structured product,

bank wajib memastikan bahwa informasi yang disampaikan dalam penawaran

telah memenuhi prinsip-prinsip transparansi informasi. Penerapan transparansi

(23)

a. Mengungkapkan informasi yang lengkap, benar, dan tidak menyesatkan

kepada nasabah;

b. Memastikan pemberian informasi yang berimbang antara potensi manfaat

yang mungkin diperoleh dengan risiko yang mungkin timbul bagi nasabah

dari transaksi structured product;

c. Memastikan informasi yang disampaikan tidak menyamarkan,

mengurangi, atau menutupi hal-hal yang penting terkait risiko yang

mungkin timbul dari transaksi structured product.

Bank wajib mendokumentasikan penjelasan secara lisan yang disampaikan

bank kepada nasabah dalam melakukan penawaranstructured productbeserta

tanggapan yang diberikan nasabah. Selain itu, bank wajib menyampaikan kepada

nasabah dokumen tertulis yang paling sedikit mencakup yaitu prospectus atau

term sheet dan product highlightsheet yang dokumen tersebut disajikan dalam

bahasa Indonesia. Ketentuan-ketentuan tersebut yang diatur dalam Pasal 24 POJK

NO.7/POJK.03/2016.

E. Mekanisme Transaksi Structured Product

Sebagian besar structured product ini diperdagangkan industri nasional

adalah produk yang berasal dari luar negeri. Salah satu Contoh investasi yang

berbau structured product yang ditawarkan oleh perusahaaan HSBC yaitu Dual

Currency Investments(DCI). Dual currency investments(DCI) adalah produk

investasi jangka pendek dengan dihubungkan terhadap dua jenis mata uang asing

yang di pilih yang didalamnya terdapat kemungkinan terjadi konversi antara

(24)

pergerakan kurs dari dua mata uang tersebut. Investor akan mendapatkan kembali

pokok isnvestasinya ditambah dengan pendapatan bunga dalam mata uang dasar

atau mata uang alternatif yang telah ditentukan pada awal pembelian produk

sesuai dengan hasil ketika tanggal penentuan.55

Nasabah yang dapat berinvestasi dengan Dual currency investments(DCI)

merupakan investor yang memiliki ketertarikan pada tren nilai tukar atau deposito

valuta asing atau mencari investasi jangka pendek di pasar valuta asing yang

menawarkan potensi keuntungan lebih dari keuntungan yang ditawarkan oleh

instrumen pasar uang. Sesuai peraturan Bank Indonesia, nasabah yang

berinvestasi dengan DCI adalah nasabah perorangan yang memiliki asset dalam

bentui tunai, rekening giro, rekening tabungan, atau deposito berjangka senilai

Rp.5.000.000.000 (lima milliyar rupiah) atau jumlah yang setara dalam mata uang

asing.56

Mekanisme transaksi dari produk DCI tersebut,yakni :57

1. Pilih mata uang dasar yang digunakan sebagai penempatan investasi awal

nasabah;

2. Pilih mata uang alternatif untuk alternatif pembayatan investasi nasabah

pada saat jatuh tempo dan ditentukan jangka waktu investasi;

3. Pilih dan disepakati nilai konversi mata uang58 dan tenor59

55

https:www.hsbc.co.id/1/2/id/personal/wealth-management/investasi/structured-products-dual-currency-investments (diakses pada tanggal 18 April 2017 Pukul 09:45WIB).

56

Ibid.

57

Ibid.

58

Konversi mata uang adalah suatu perubahan yang terjadi pada nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya., http://www.pengertianmenurutparaahli.com/pengertian-konversi/ (diakses pada tanggal 18 April 2017 Pukul 12:00 WIB)

, dengan

(25)

a. Nilai konversi, nasabah dapat memilih konversi sesuai dengan kondisi

pasar yang berlaku,

b. Tenor, jangka waktu 1 minggu hingga 3 bulan,

c. Jumlah investasi minimum US$20.000atau jumlah setara dalam valuta

asing.

4. Pada saat jatuh tempo nasabah akan menerima dana pokok dan bunga

dalam mata uang pilihan nasabah dengan nilai tukar yang disepakati

sebelumnya, berdasarkan target nilai tukar dengan nilai tukar pasar pada

saat tanggal penetuan (fising date).

DCI berbeda dan tidak bisa diperlakukan sebagai pengganti deposito

berjangka reguler. Keuntungan yang akan nasabah peroleh tergantung pada

kondisi pasar selama periode nasabah berinvestasi dengan DCI. Pergerakan antara

dua mata uang asing yang terkait dengan penempatan DCI nasabah dapat

mempengaruhi hasil pengembalian produk DCI.Jika hasil investasi nasabah ke

dalam mata uang dasar nasabah pada saat jatuh tempo, maka nasabah berpotensi

mengalami kerugian, tergantung pada fluktuasi (keadaan turun naiknya harga)

nilai tukar pada saat itu.60

Pertimbangan secara matang kesesuaian produk ini dengan kemampuan

nasabah menanggung risiko, pengalaman, dan tujuan investasi.DCI adalah produk

terstruktur yang melibatkan produk turunan.Keputusan investasi memang menjadi

tanggung jawab nasabah sepenuhnya, namun dapat dipastikan keputusan yang

sudah nasabah ambil dibuat dalam kondisi yang lebih dahulu mempertimbangkan

59

Tenor adalah masa pelunasan pinjaman, dinyatakan dalam hari, bulan atau

tahun.

60

(26)

informasi lengkap dari pihak penjual, termasuk kesesuaian produk ini. Adapun

potensi risiko yang terdapat dalam produk ini yaitu risiko penerbit, yang mana

nasabah percaya sepenuhnya pada kemampuan penerbit mengelola investasi.

Produk ini berganti pada ukuran sebenarnya dan perkiraan kelayakan kredit bank

namun tidak ada jaminan perlindungan apabila bank gagal bayar. Pada

kemungkinan terburuk (misalnya Bank mengalami pailit), nasabah nisa jadi

mengalami kerugian investasi hinggal 100% dan tidak menerima kupon apapun.61

1. Pengawasan aktif Direksi dan Dewan Komisaris,

Berdasarkan ketentuan Pasal 8Peraturan Otoritas Keuangan Nomor

7/POJK.03/2016 Tentang Prinsip Kehati-Hatian Dalam Melaksanakan Kegiatan

Structured Product Bagi Bank Umum bahwa bank wajib menerapkan manajemen

risiko secara efektif dalam melakukan kegiatan structured product. Penerapan

manajemen risiko secara efektif dalam melakukan kegiatan structured product

paling sedikit mencakup :

2. Kecukupan kebijakan dan prosedur,

3. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan

pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko, dan

4. Sistem pengendalian intern.

Structured product sangat mengandung risiko, risiko utama yang terdapat

pada Structured product antara lain :62

1. Risiko kredit

Structured product merupakan bentuk kewajiban “unsecured” dari

penerbit. Hal itu berarti bahwa pengembalian pokok maupun pembayaran atas

61

Ibid.

62

(27)

potensi keuntungan atau imbal hasil yang diperoleh akan sanagat bergantung

kepada kemampuan penerbit structured product tersebut untuk memenuhi

kewajibannya. Oleh karena itu, kelayakan dan kemampuan penerbit, terutama dari

sisi keungan merupakan hal utama yang wajib dipertimbangkan dalam menilai

kualitas dari structured product yang ditawarkan, walaupun jenis produk yang

ditawarkan memiliki fitur perlindungan terhadap pokok yang diinvestasikan.

2. Risiko likuiditas

Structured product pada umumnya tidak diperdagangkan di bursa umum

apabila diperdagangkan, volume perdagangan produk tersebut relatif tidak

signifikan. Konsekuensi dari hal tersebut adalah tidak adanya pasar sekunder

(secondary market) untuk structured product. Hal ini mengakibatkan structured

product pada umumnya bersifat tidak likuid sehingga akan menyulitkan nasabah

apabila nasabah ingin menjual produk tersebut sebelum jatuh tempo. Dalam hal

nasabah dapat me-redeem produk tersebut kepada penerbit, maka nasabah akan

dihadapkan pada kondisi dimana pengembalian yang diberikan (apabila ada) akan

lebih kecil dar nilai investasi awal disamping akan dikenakan biaya yang terkait

dengan penghentian transaksi. Oleh karena itu, nasabah yang ingin melakukan

investasi structured product harus memiliki kemampuan untuk dapat

memegangnya sampai dengan jatuh tempo.

3. Risiko pasar

Sebagaimana diketahui, nilai atau arus kas structured product akan

dikaitkan dengan satu atau lebih variabel dasar seperti nilai tukar, suku bunga, dan

(28)

pergerakan maupun volatilitasnya, akan mempengaruhi nilai(baik pokok maupun

potensi keuntungan atau imbal hasil) dari structured product. Berdasarkan hal

tersebut, terdapat probabilitas bahwa structured producttidak akan memberikan

pendapatan bunga atau imbal hasil (atau dalam hal member pendapatan bunga

atau imbal hasil, arus kas dari pendapatan atau imbal hasil tersebut dapat bersifat

tidak reguler) apabila variabel dasar yang dikaitkan terhadap produk mengalami

kinerja yang negatif. Oleh karena itu, structured productpada umumnya tidak

akan sesuai bagi nasabah yang mencari pendapatan bunga atau imbal hasil yang

stabil.

4. Risiko hukum

Structured product bukanlah produk keungan yang bersifat konvensional

dan sedarhana. Oleh karena itu, dari aspek hukum terutama yang terkait

persyaratan dan informasi yang terkandung dalam dokumen/kontrak yang

dijadikan basis transaksi structured product merupakan hal yang wajib

diperhatikan.

Kompleksitas dari structured product juga akan membawa konsekuensi

semakin kompleknya faktor-faktor yang harus diperhatikan nasabah dalam hal

terjadi perselisihan atau sengketa yang terkait dengan transaksi yang dilakukan.

Sebagai contoh, tidak semua structured product menggunakan domisili hukum

domestik sebagai tempat penyelesaian perselisihan atau sengketa yang terjadi

terkait dengan transaksi yang dilakukan.

Disamping ke empat risiko utama tersebut, terdapat pula jenis risiko lain

yang harus diperhatikan nasabah yang terkait dengan structured productseperti :

(29)

2. Risiko prepayment, risiko dieksekusinya opsi atas produk yang

mengakibatkan penghentian produk sebelum jatuh tempo. Hal ini

mengakibatkan berkurangnya potensi keuntungan atau imbal hasil yang

dapat diterima.

F. Perjanjian Structured Product

Suatu perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada

seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu

hal. Dari peristiwa ini, timbul suatu hubungan antara dua orang tersebut yang

dinamakan perikatan.Perjanjian itu menerbitkan perikatan antara dua orang yang

membuatnya.Dalam bentuknya, perjanjian itu berupa rangkaian perkataan yang

mengandung janji-janji atau kesanggupan yang diucapkan atau ditulis.63

1. Adanya sepakat dari mereka yang mengikatkan diri,

Suatu perjanjian mempunyai kekuatan hukum harus memenuhi syarat

sahnya perjanjian yang terdapat dalam pasal 1320 kitab Undang-Undang Hukum

Perdata, yakni;

2. Adanya kecakapan untuk membuat perjanjian,

3. Adanya suatu hal/objek tertentu,dan

4. Adanya suatu sebab yang halal.

Dalam melakukan kegiatan structured product tahapan dilakukan

perjanjian merupakan tahapan yang utama dalam melakukan kegiatan structured

product. Dikarenakan pernjanjian structured product adalah mengenai ketentuan

63

(30)

risiko yang akan ditanggung nasabah. Pada dasarnya produk structured product

merupakan varian dari produk derivatif yang memiliki risiko-risiko.64

1. Kesepakatan antara bank dengan nasabah dalam melakukan transaksi

structured product wajib dituangkan dalam perjanjian tertulis.

Berdasarkan ketentuan Pasal 27 ayat (1), (2), (3), (4), dan (5)Peraturan

Otoritas Keuangan Nomor 7/POJK. 03/2016 Tentang Prinsip Kehati-Hatian

Dalam Melaksanakan Kegiatan Structured Product Bagi Bank Umum bahwa

kesepakatan antara bank dengan nasabah melakukan transaksi wajib dituangkan

dalam perjanjian yaitu dengan mengemukakan bahwa :

2. Dalam hal bank dan nasabah sepakat mengenai kemungkinan

penghentian transaksi structured product sebelum jatuhtempo (early

termination), klausula penghentian transaksi structured product

sebelum jatuh tempo (early termination) wajib dicantumkan dalam

perjanjian structured product.

3. Perjanjian tertulis yang telah disepakati antara bank dengan nasabah

dalam melakukan transaksi structured product wajib dituangkan dalam

perjanjian tertulis wajib disajikan dalam bahasa Indonesia dan

ditandatangani oleh para pihak dengan menggunakan tanda tangan

basah.

4. Bank wajib memastikan bahwa pihak yang menandatangani perjanjian

tertulis tersebut merupakan pihak yang mempunyai kewenangan secara

hukum.

64

Structured Product,

(31)

5. Dokumen tertulis yaitu prospektus atau term sheet dan product

highlight sheet yang ditawarkan oleh nasabah yang disajikan dalam

bahasa Indonesia, dan ditanda tangani oleh nasabah dengan

menggunakan tanda tangan basah merupakan bagian yang tidak

Referensi

Dokumen terkait

Para pemuka agama harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi, di saat banyaknya bermunculan beberapa oknum yang dianggap sebagai tokoh agama dengan eksis

tinggi dibandingkan dengan sistem konvensional (Madau 2007). Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah sistem organic farming ini mampu bertahan dan secara ekonomis efisien dan dapat

Buku ini disusun dengan tujuan untuk membantu para praktisi, dosen, dan mahasiswa yang terlibat dalam permasalahan rekayasa geoteknik, khususnya masalah perbaikan tanah pada

Responden menyatakan setuju bahwa Oppo smartphone mempunyai RAM yang besar, hal tersebut terbukti dengan hasil rata-rata skor sebesar 3,8 yang masuk dalam

Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada Penulis sehingga dapat dijadikan bekal

You need to answer all 40 questions on the Extended (Core and Supplement) syllabus content.. Each question will have four options to

Gambar 5: Petunjuk kursi untuk orang hamil, lansia, cacat dan orang cedera. Gambar 6 : Antrian di luar, untuk mau masuk restoran sekitar

Saat siswa mulai tertarik pada perbedaan reaksi tersebut, siswa akan disuruh untuk membuat rumusan masalah,.. mempelajari masalah, menganalisis beberapa peran yang